2. Lanjut usia (lansia) → kelompok penduduk yang berusia 60 tahun
ke atas
Secara biologis → lansia → orang yang mengalami proses penuaan,
ditandai dengan penurunan fungsi organ, termasuk tulang dan otot.
Penurunan massa tulang dan otot menyebabkan penurunan
kemampuan lansia untuk menjaga keseimbangan sehingga berisiko
terjatuh dan terganggu dalam melakukan kegiatan sehari-hari
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
3. Kebugaran jasmani → kesanggupan untuk melakukan kerja secara
efisien, tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti
Lansia >60 tahun, masih mampu melakukan pekerjaan dan
kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa, tanpa
menimbulkan kelelahan yang berarti apabila mempunyai tingkat
kebugaran jasmani yang baik, tapi ada pula yang sudah tidak
berdaya sehingga hidup bergantung dengan orang lain
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
4. Kebugaran jasmani pada lansia → kebugaran yang berhubungan
dengan kesehatan yaitu kebugaran jantung & paru, kebugaran
peredaran darah, kekuatan otot, kelenturan sendi.
Fungsi kebugaran lansia → untuk menunjang kesanggupan dan
kemampuan setiap manusia yang berguna dalam mempertinggi
produktivitas, terutama aktivitas sehari-hari yang didukung oleh
kardio-respirasi yang baik, kekuatan otot, ketahanan otot,
kelenturan otot dan komposisi badan yang seimbang
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
5. Latihan fisik → segala upaya yang dilaksanakan untuk
meningkatkan kebugaran jasmani dan kondisi fisik lansia
kebugaran jasmani memberikan kesanggupan kepada seseorang
untuk melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa adanya kelelahan
yang berlebihan dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk
menikmati waktu senggangnya dengan baik atau melakukan
pekerjaan yang mendadak
Tujuan Latihan fisik → meningkatkan kekuatan, daya tahan
kardiorespirasi, kecepatan, keterampilan, dan kelenturan.
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
6. Penyebab gangguan kebugaran pada lansia → kurangnya
berolahraga, nutrisi atau makanan yang tidak sesuai, gangguan
tidur, dan stress.
Faktor risiko terjadinya gangguan kebugaran pada lansia dapat
dilihat dari umur, genetic, makanan, dan rokok
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
7. Daya tahan paru-jatung menurun → menurunnya kemampuan
paru-jantung menyuplai oksigen untuk kerja otot dalam jangka
waktu lama
Daya tahan kardiorespirasi menurun → menurunnya kemampuan
dari jantung, paru, pembuluh darah untuk melakukan Latihan
yang keran dalam jangka waktu lama seperti jalan cepat, jogging,
senam → daya tahan kardiorespirasi merupakan komponen
terpenting dari kebugaran fisik
Daya tahan otot menurun → penurunan kemampuan otot-otot
kerangka badan untuk menggunakan kekuatan (tidak perlu
maksimal) dalam jangka waktu tertentu
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
8. Kekuatan otot menurun → melawan beban dalam satu usaha, otot
yang kuat dapat melindungi persendian yang dikelilingi dan
mengurangi kemungkinan terjadinya cedera karena aktivitas fisik
Kelenturan otot menurun → erat hubungannya dengan kemampuan
otot-otot kerangka tubuh secara alamiah dan yang telah
dimantapkan kondisinya diregang melampaui Panjang normal
waktu istirahat. Pembatasan ROM banyak terjadi pada usia lanjut,
sering sebagai akibat kekuatan otot dan tendon dibanding sebagai
akibat kontraktur sendi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
9. 6MWT → suatu tes yang aman, mudah dilakukan dan tes
submaksimal untuk menilai kapasitas dan daya tahan latihan
aerobic serta memperdiksi kebugaran fisik seseorang.
Jarak yang ditempuh dalam waktu 6 menit digunakan sebagai hasil
untuk membandingkan perubahan kapasitas kinerja
6MWT pada orang sehat dipengaruhi beberapa factor yaitu usia,
jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, aktivitas fisik, dan indeks
massa tubuh
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
14. Menggunakan
pakaian yang
nyaman
Mengenakan sepatu
yang nyaman untuk
berjalan
Menggunakan alat
bantu jalan seperti
biasa (cane, walker,
etc)
Diperkenankan
mengkonsumsi obat
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
22. Catat post walk borg dyspnea dan tingkat kelelahan
Catat jumlah putaran dari penghitung
Ukur SP02 dan denyut nadi dari oksimeter
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
25. Harvard Step Test → tes ketahanan (endurance) terhadap kinerja
jantung dan paru
Tes ini dapat menghitung kemampuan daya tahan seseorang untuk
melakukan aktivitas fisik secara terus menerus dalam jangka
waktu yang lama tanpa Lelah.
Tujuan tes ini untuk menganalisa tingkat kebugaran jantung-paru
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
26. Bangku Harvard modifikasi (17 inci)
Pengukur waktu (arloji/stopwatch)
Metronome ketukan 120x/menit
Sfigmomanometer dan stetoskop
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
28. Contoh:
Nama : Kevin
TB : 168 cm
BB : 60 kg
Denyut nadi awal : 72
Lama naik turun bangku : 1 menit 45 detik
Rumus pendek =
105 𝑥 100
5,5 𝑥 80
=
10.500
440
= 23,9
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
29. Olahraga → untuk mencapai kesehatan, termasuk pada lansia →
pertimbangkan olahraga yang cocok untuk lansia → misalnya
aktivitas aerobik
Aktivitas aerobic → aktivitas fisik disertai dengan latihan
kekuatan, terutama punggung, kaki, lengan, dan perut
Latihan kelenturan → untuk memperbaiki dan memelihara daerah
gerak dan aktivitas untuk melatih keseimbangan serta koordinasi
Bermanfaat atau tidaknya program olahraga yang dilakukan oleh
lansia bergantung dari program yang dijalankan, sebaiknya
memenuhi konsep FITT
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
31. Frekuensi → banyaknya unit latihan persatuan waktu, untuk meningkatkan
kebugaran perlu latihan 3-5x/minggu. Lansia dapat melakukan latihan minimal
3x/minggu dengan memilih Latihan yang disukai
Intensitas → menunjukkan derajat kualitas Latihan → intensitas diukur dengan
kenaikan detak jantung (Latihan untuk peningkatan daya tahan paru-jantung
pada intensitas 75%-85% detak jantung maksimal, pembakaran lemak 65%-75%
detak jantung maksimal).
Intensitas latihan lansia tetap harus memperhatikan factor keterlatihan →
pemula (mulai dari intensitas paling ringan) → naikkan bertahap sesuai dengan
adaptasi dari masing-masing lansia.
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
32. Time (durasi) → lama setiap sesi Latihan, untuk meningkatkan
kebugaran lasia perlu 20-60 menit/sesi. Hasil Latihan akan tampak
setelah 8-12 minggu dan akan stabil setelah 20 minggu
Type (model Latihan) → tidak semua tipe latihan cocok untuk
meningkatkan semua komponen kebugaran namun perlu
disesuaikan dengan tujuan latihan → lansia harus memilih latihan
yang sesuai dengan kemampuannya → aerobik
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
34. Setiap jenis latihan fisik sebaiknya dilaksanakan melalui tahap
pemanasan, Latihan inti, dan tahap pendinginan
Pemanasan → memberi dorongan agar bersemangat, memanaskan
jaringan tubuh supaya tidak kaku akibat lama tidak bergerak dan
mencegah cedera yang mungkin timbul akibat gerakan lebih lanjut,
memperkecil deficit oksigen, dan menyiapkan system humoral
pengontrol respirasi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
35. Sifat Gerakan pemanasan mudah dilakukan, melibatkan banyak
sendi dan otot yang berhubungan dengan Gerakan inti.
Gerakan dimulai dari bagian proksimal ke distal, tidak membebani
sendi, dan disertai peregangan
Pemanasan akan meningkatkan denyut jantung, tekanan darah,
konsumsi oksigen, dilatasi pembuluh darah, dan meningkatkan
suhu otot yang aktif
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
36. Pemanasan harus meliputi dua komponan → (1) Latihan aerobic
yang bertahap, seperti jalan atau Gerakan senam yang berirama
lambat → (2) Latihan kelenturan (flexibility) sesuai dengan
aktivitas yang akan dilakukan
Otot yang panas lebih mudah diregang daripada otot yang dingin.
Oleh karena itu, Latihan kelenturan diberikan lima sampai delapan
menit setelah melakukan Latihan aerobic dengan intensitas rendah
(aerobic low impact)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
37. Gerakan inti sangat bergantung pada sasaran Latihan yang
diinginkan
Untuk meningkatkan kebugaran, lebih cocok aerobic
Untuk meningkatkan kekuatan otot, lebih cocok anaerobic
Untuk meningkatkan daya tahan, lebih baik Latihan dengan
pengulangan gerak tinggi dan beban rendah
Untuk meningkatkan kelenturan sendri dengan rileksasi
Untuk meningkatkan ketangkasan/keterampilan lebih cocok
dengan senam
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
38. Pendinginan sama pentingnya dengan pemanasan
Oleh karena itu, setiap Latihan harus diakhiri dengan pendinginan
Otot-otot tubuh setelah melakukan Gerakan Latihan yang berat
akan menghasilkan sisa pembakaran dan menimbulakn rangsang
pada impuls saraf sehingga otot tetap terpacu untuk berkontraksi
dan untuk menghentikannya perlu dilakukan rileksasi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
39. Pendinginan juga dapat menurunkan kerja jantung secara perlahan
dan keseluruhan proses metabolism yang meningkat selama
latihan.
Keuntungan pendinginan → mencegah pengumpulan darah dalam
vena dan memastikan cukupnya aliran darah dalam otot rangka,
jantung, dan otak; mencegah kekakuan dan nyeri otot; mengurangi
timbulnya pingsan/pusing setelah Latihan; mengganti deficit
oksigen; dan mengonversi asam laktat.
Pendinginan berupa Latihan aerobic dengan intensitas rendah
diiukuti dengan beberapa menit peregangan pada otot-otot yang
aktif digunakan selama Latihan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
40. 30-60 menit, usia 60 tahun berlatih dalam denyut nadi 112-
136/menit, 3-5x seminggu
30-40 menit dengan intensitas minimal 50% VO2max atau 60%
Hrmax 1x seminggu selama 5 minggu atau 8-12 minggu
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
41. Latihan erobic memberikan pengaruh → menurunkan risiko
terhadap penyakit jantung, menurunkan tekanan darah bagi
penderita hipertensi, menurunkan kadar lemak tubuh,
menurunkan depresi dan kecemasan, menanggulangi penyakit
mental, serta mengurangi risiko penyakit tulang dan memiliki efek
yang signifikan bagi pengembangan kebugaran lansia
30-40 menit dengan intensitas minimal 50% VO2max atau 60%
Hrmax, 3,5 jam 2 atau 3 kali seminggu
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Disarankan untuk tidak melakukan pemanasan sebelum tes
Minta pasien duduk diam selama 10 menit tepat di depan garis start
Pada keadaan ini, pastikan kondisi pasien baik, tekanan darah, denyut nadi, saturasi oksigen kondisi oke
Pastikan pakaian dan sepatu yang dikenakan
Minta pasien untuk berdiri
Lakukan pengukuran awal dyspnea dan kelelahan keseluruhan dengan borg scale
Setel penghitung putaran ke nol dan timer ke 6 menit
Mintalah pasien berjalan dengan kecepatan yang nyaman
Rekam setiap putaran
Jika pasien lelah saat berjalan, diperbolehkan istirahat, pengatur waktu tidak dihentikan
Pasien diberitahu tentang setiap menit yang lewat
Tidak ada kata-kata penyemangat atau instruksi untuk bergegas yang diberikan kepada pasien
Tidak ada kata-kata penyemangat atau instruksi untuk bergegas yang diberikan kepada pasien
Setelah timer berdering di akhir 6 menit
Minta pasien untuk berhenti dan duduk di lokasi tersebut
Pemanasan ringan selama 5 menit sebelum mulai
Px berdiri menghadap bangku sambil mendengarkan detakan metronome berfrekuensi 120x/menit
Detakan 1, px menaikkan kaki kanan ke atas bangku
Detakan 2, px menaikkan kaki kiri ke atas bangku
Detakan 3, px menurunkan kaki kanan ke lantai
Detakan 4, px menurunkan kaki kiri ke lantai
Ulangi siklus ini sampai px tidak kuat lagi tapi durasi test hanya 5 menit
Catat berapa lama px bertahan