SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
ASSALAMU ALAIKUM W.W.
ANTIKANKER
PENDAHULUAN
• Kanker ialah suatu penyakit sel
dengan ciri gangguan atau kegagalan
mekanisme pengatur multiplikasi dan
fungsi homeostasis lainnya
pada organisme multiseluler.
PENDAHULUAN …
Sifat umum dari kanker ialah sbb:
(1) pertumbuhan berlebihan umumnya berbtk tumor;
(2) gangguan diferensiasi dr sel dan jaringan shg mirip
jaringan mudigah;
(3) bersifat invasif, mampu tumbuh di jaringan sekitarnya
(perbedaan pokok dg jaringan normal);
(4) bersifat metastatik, menyebar ke tempat lain dan
menyebabkan pertumbuhan baru;
(5) memiliki heriditas bawaan yaitu turunan sel kanker
juga dpt menimbulkan kanker;
(6) pergeseran metabolisme ke arah pembtkan
makromolekul dr nukleosida dan asam amino serta
peningkatan katabolisme karbohidrat utk energi sel.
PENDAHULUAN …
Sel kanker mengganggu tuan rumah karena
menyebabkan :
(1) desakan akibat pertumbuhan tumor;
(2) penghancuran jaringan tempat tumor
berkembang atau bermetastasis; dan
(3) gangguan sistemik lain sebagai akibat
sekunder dari pertumbuhan sel kanker.
PENDAHULUAN …
• Kanker merupakan penyebab kematian kedua
setelah penyakit kardiovaskular.
• Kanker merpkan penyebab utama kematian pd
wanita 30-54 th dan anak-anak 3-14 th.
• Dg metode pengobatn pd saat ini, 1/3 jml pasien
tertolong melalui pembedahan dan terapi radiasi.
• Kesembuhan hampir seluruhnya terjadi pd
pasien yg penyakitnya belum menyebar pd saat
pembedahan.
• Diagnosis lbh dini makin meningkatkan
penyembuhan.
PENDAHULUAN …
• Perlu ditekankn bhw penyembuhan dg kemoterapi
saja baru dpt tercapai pd tumor yg jarang dijumpai.
• Pada kanker payudara stadium II dan sarkoma
osteogenik, kombinasi p’mbedahn dan kemoterapi
sangat bermanfaat, pada kasus dmk, kemoterapi
ajuvan dpt memberi remisi jangka panjang.
• Setelah terjadi metastasis dibutuhkan pendekatan
sistemik melalui kemoterapi kanker, di samping
pembedahan, radiasi dan kemoterapi ajuvan. Pd
keadaan ini, pengobatan tdk m’nyembuhkn tetapi
hanya bersifat paliatif thd gejala, p’ncegahan
komplikasi, support psikologik dan perpanjangan
hidup yg berarti.
PENDAHULUAN …
• Antikanker diharapkan memiliki toksisitas selektif
artinya menghancurkan sel kanker tanpa merusak
sel jaringan normal.
• Pd umumnya antineoplastik menekan p’rtumbuhan
atau proliferasi sel dan menimbulkan toksisitas,
karena menghambat pembelahan sel normal yg
proliferasinya cepat misalnya sumsum tulang,
epitel germinativum, mukosa saluran cerna, folikel
rambut dan jaringan limfosit.
• Terapi dikatakan berhasil baik, bila dosis yg
digunakan dpt mematikan sel tumor yg ganas dan
tdk mengganggu sel normal yg berproliferasi.
PENDAHULUAN …
• Informasi baru mengenai kinetik sel dan massa
sel tumor dpt menjelaskan keterbatasan efektivitas
kebanyakan antikanker karena prinsip total cell-
killed sangat penting dlm keberhasilan terapi
keganasan ini.
• Matinya sel tumor oleh antikanker mengikuti
kinetik orde pertama artinya obat tsb membasmi
sel sebanyak persentase tertentu setiap kalinya.
• Misalnya pd pasien kanker metastatik mungkin tdp
lbh dr 1012
sel kanker dan sekiranya suatu
antikanker dpt membasmi 99,99% sel kanker
maka masih tertinggal sebanyak 108
sel kanker.
• Berbeda dg infeksi bakteri, sisa sel kanker yg tdk
terbasmi ini tdk dpt diatasi oleh faktor pertahanan
tbh dan dpt menyebabkan relaps.
PENDAHULUAN …
• Pasien yg keadaan umumnya masih baik, paling
mendapat manfaat dr pengobatan, sedangkan yg
keadaan umumnya buruk, paling sedikit.
• Status imunologik pasien khususnya imunitas selular
berkorelasi baik dengan hasil pengobatan.
• Pasien yg imunitas selularnya tdk terganggu
memberikn respons baik thd pengobatan, sebaliknya
yg imunokompetensinya rendah menunjukkan
respons buruk.
• Hasil pengobatan ulang umumnya lbh buruk
daripada pengobatan terdahulu.
PILAHAN OBAT ANTIKANKER
GOLONGAN SUB
GOLONGAN
OBAT
Mustar Nitrogen Mekloretamin
Siklofosfamid
Melfalan
Mustar urasil
Derivat
Etilenamin
Trietilenmelamin (TEM)
Trietilentriofosformelamid (tio-TEPA)
Alkil Sulfonat Busulfan
I. Alkilator
Nitrosourea Karmustin (BCNU)
Lomustin (CCNU)
Semujstin (metal CCNU)
Analog Pirimidin 5-fluorourasil
Sitarabin
6-Azauridin
Floksuridin (FUDR)
Analog Purin 6-Merkaptopurin
6-Tioguanid (T6)
II. Anti Metabolit
Antagonis Folat Metotreksat
Alkaloid Vinka Vinblastin (VLB)
Vinkristin (VCR)
Antibiotik Daktinomisin
Mitomisin
Antrasiklin: Daunorubisin
Doksorubisin
Mitramisin
Bleomisin
III. Produk Alamiah
Enzim L-asparaginase
PILAHAN OBAT ANTIKANKER…
GOLONGAN SUB
GOLONGAN
OBAT
Hormon adreno-
kortikosteroid
Prednison
Progestin Hidroksiprogesteron kaproat
Hidroksiprogesteron asetat
Magestreol asetat
Estrogen Dietilstilbestrol
Etinil estradiol
IV. Hormon
Androgen Testosteron propionate
Fluoksimesteron
Fosfor Natrium fosfat (P32
)V. Isotop Radioaktif
Iodium Natrium Iodida (I131
)
Substitusi urea Hidroksi ureaVI. Lain-lain
Derivat
metilhidrazin
Prokarbazin
MEKANISME KERJA
• HUBUNGAN KERJA ANTIKANKER DG SIKLUS
SEL KANKER
Sel tumor dapat berada dalam 3 keadaan:
(1) yang sedang membelah (siklus proliferatif)
(2) yang dlm keadaan istirahat (tdk membelah, Go)
(3) yang secara permanen tidak membelah.
Sel tumor yg sedang membelah tdp dlm beberapa
fase:
– fase mitosis (M),
– pascamitosis (G1),
– fase sintesis DNA (fase S),
– fase pramitosis (G2).
MEKANISME KERJA…
• Pd akhir fase G1 terjadi peningkatan RNA disusul dg fase S yg
merpkan saat terjadinya replikasi DNA.
• Setelah fase S berakhir sel masuk dlm fase pramitosis (G2) dg
ciri: sel berbtk tetraploid, mengandung DNA dua kali lbh banyak
dp sel fase lain dan masih berlangsungnya sintesis RNA dan
protein.
• Sewaktu mitosis berlangsung (fase M) sintesis protein dan RNA
berkurang secara tiba-tiba, dan terjadi pembelahan menjadi 2 sel.
• Setelah itu sel dapat memasuki interfase untuk kembali memasuki
fase G1, saat sel berproliferasi atau memasuki fase istirahat (Go).
• Sel dlm fase Go yg masih potensial utk berproliferasi disebut sel
klonogenik atau sel induk (stem cell).
• Jadi yg menambah jml sel kanker ialah sel yg dlm siklus
proliferasi dan dlm fase Go.
MEKANISME KERJA…
Ditinjau dari siklus sel, obat dpt digolongkan dlm 2 gol:
1) Yg memperlihatkan toksisitas selektif thd fase ttt dr siklus
sel dan disbt zat cell cycle specific (CSS), misl vinkristin,
vinblastin, merkaptopurin, hidroksiurea, metotreksat dan
asparaginase. Zat CSS ini efektif thd kanker yg
berproliferasi tinggi misal kanker sel darah.
2) Zat cell cycle-nonspecific (CCNS) misal zat alkilator,
antibiotik antikanker (daktinomisin, daunorubisin,
doksorubisin, plikamisin, mitomisin), sisplatin, prokarbazin
dan nitrosourea.
Dlm penelitian didptkan bhw terjadi sinergisme antara
vinblastin dan sitarabin yg diberikan 16 jam kmd pd tikus dg
sel leukemik L 1210. Sinergisme tdk terlihat bila obat
diberikan serentak.
• Hal tsb disebabkan vinblastin menghentikan aktivitas sel pd
fase M dg akibat populasi sel berada dlm fase yg sama
yaitu fase M. Kira2 16 jam setelah vinblastin diberikan,
semua sel berada dlm fase S yg sensitif thd sitarabin.
MEKANISME KERJA…
MEKANISME KERJA…
KERJA ANTIKANKER PADA PROSES DALAM SEL
• Kerja antikanker berdasarkan atas gangguan pd salah satu
proses sel yg esensial. Karena tdk ada perbedaan kualitatif
antara sel kanker dg sel normal maka semua antikanker
bersifat mengganggu sel normal, bersifat sitotoksik dan bukan
kankerosid atau kankerotoksik yg selektif.
ALKILATOR.
• Berbagai alkilator menunjukkan persamaan cara kerja yi
melalui pembtkan ion karbonium atau kompleks lain yg sangat
reaktif. lkatan kovalen (alkilasi) akan terjadi dg berbagai
nukleofilik penting dlm tbh misal fosfat, amino, sulfhidril,
hidroksil, karboksil atau gugus imidazol. Efek sitostatik maupun
efek sampingnya berhubungan langsung dg terjadinya alkilasi
DNA ini.
• Alkilator yg bifungsional misal mustar nitrogen dpt berikatan
kovalen dg 2 gugus asam nukleat pd rantai yg berbeda membtk
cross-linking shg terjadi kerusakan pd fungsi DNA. Hal ini dpt
menerangkan sifat sitotoksik dan mutagenik dr alkilator.
MEKANISME KERJA…
ANTIMETABOLIT.
• Antipurin dan antipirimidin mengambil tempat purin dan
pirimidin dlm pembtkan nukleosida, shg mengganggu berbagai
reaksi penting dlm tubuh. Penggunaannya sbg obat kanker
didasarkan atas kenyataan bhw metabolisme purin dan
pirimidin lbh tinggi pd sel kanker dr sel normal. Dg dmk,
penghambatan sintesis DNA sel kanker lbh dr thd sel normal.
• Antagonis pirimidin misal 5-fluorourasil, dlm tubuh diubah
menjadi 5-fluoro-2-deoksiuridin 5'-monofosfat (FdUMP) yg
menghambat timidilat sintetase dg akibat hambatan sintesis
DNA. Fluorourasil juga diubah menjadi fluorouridin monofosfat
(FUMP) yg langsung mengganggu sintesis RNA. Sitarabin
diubah menjadi nukleosida yg berkompetisi dg metabolit normal
utk diinkorporasikan ke dlm DNA. Obat ini bersifat cell cycle
specific yg spesifik utk fase S dan tdk berefek thd sel yg tdk
berproliferasi.
MEKANISME KERJA…
• Antagonis purin misal merkaptopurin merpkan antagonis
kompetitif dr enzim yg menggunakan senyawa purin sbg
substrat. Suatu alternatif lain dr mekanisme kerjanya ialah
pembentukan 6-metil merkaptopurin (MMPR), yg menghambat
biosintesis purin, akibatnya sintesis RNA, CoA, ATP dan DNA
dihambat.
• Antagonis folat misalnya metotreksat menghambat
dihidrofolat reduktase dg kuat dan berlangsung lama.
Dihidrofolat reduktase ialah enzim yg mengkatalisis dihidrofolat
(FH2) menjadi tetrahidrofolat (FH4). Tetrahidrofolat merpkan
metabolit aktif dr asam folat yg berperan sbg kofaktor penting
dlm berbagai reaksi transfer satu atom karbon pd sintesis
protein dan asam nukleat. Efek penghambatan ini tdk dpt
diatasi dg pemberian asam folat, tetapi dpt diatasi dg leukovorin
(asam folinat) yg tersedia sbg kalsium leukovorin. Antagonis
folat membasmi sel dlm fase S, terutama pd fase pertubuhan
yg pesat. Namun dg efek penghambatan thd sintesis RNA dan
protein, metotreksat menghambat sel memasuki fase S, shg
bersifat swabatas (self limiting) thd efek sitotoksiknya.
MEKANISME KERJA…
• ALKALOID VINKA. Zat ini berikatan secara spesifik dg tubulin,
komponen protein mikrotubulus, spindle mitotik, dan memblok
polimerisasinya. Akibatnya terjadi disolusi mikrotubulus, shg sel
terhenti dlm metafase (spindle poison).
• ANTIBIOTIK. Antrasiklin berinteraksi dg DNA, shg fungsi DNA
sbg template dan pertukaran sister chromatid terganggu dan
pita DNA putus. Antrasiklin juga bereaksi dg sitokrom P450
reduktase yg dg adanya MADPH membtk zat perantara, yg
kmd bereaksi dg oksigen menghasilkan radikal bebas yg
menghancurkan sel. Pembtkan radikal bebas in dirangsang
oleh adanya Fe.
• Aktinomisin memblok polimerase RNA yg dependen thd DNA,
karena terbtknya kompleks antara obat dg DNA.
• Bleomisin bersifat sitotoksik berdasarkan daya memecah DNA
• Asparaginase. Obat ini ialah suatu enzim katalisator yg
berperan dlm hidrolisis asparagin menjadi asam aspartat dan
amonia. Dg dmk sel kanker kekurangan asparagin yg berakibat
kematian.
MEKANISME KERJA…
EFEK NONTERAPI
• Antikanker merupakan obat yang indeks terapinya
sempit. Semuanya dapat menyebabkan efek toksik
berat, yang mungkin sampai menyebabkan kematian
secara langsung maupun tidak langsung.
• Karena antikanker umumnya bekerja pada sel yang
sedang aktif, maka efek sampingnya juga terutama.
mengenai jaringan dengan proliferasi tinggi yaitu:
sistem hemopoetik dan gastrointestinal.
MEKANISME KERJA…
Efek nonterapi khusus dari beberapa antikanker
• Alkilator dpt menyebabkan depresi hemopoetik yg ireversibel,
terutama bila diberikan setelah pengobatan antikanker lain atau
setelah radiasi. Siklofosfamid paling kurang menyebabkan
trombositopenia dibanding dg alkilator lain.
• Antimetabolit, selain menyebabkan depresi hemopoetik dan
gangguan saluran cerna, sering menyebabkan stomatitis
aftosa. Efek samping ini paling sering terjadi setelah pemberian
metotreksat, fluorourasil dan sesekali setelah pemberian
merkaptopurin.
• Antimetabolit dikontraindikasikan pd pasien dg status gizi
buruk, leukopenia berat atau trombosifopenia. Kondisi ini
cenderung terjadi pd pasien yg baru mengalami pembedahan,
radiasi atau akibat pengobatan dg sitostatik.
• Asparaginase toksik thd hati, ginjal, pankreas, SSP dan
mekanisme pembekuan darah. Gangguan pd hati terjadi pada
50% kasus. L-asparaginase menekan sistem imun dan terlihat
dr hambatannya pd sintesis antibodi dan proses imun lainnya.
BEBERAPA ANTIKANKER UTAMA
1. KLORAMBUSIL
• Klorambusil (Leukeran) merpkan mustar nitrogen yg kerjanya
paling lambat dan paling tidak toksik.
• Obat ini berguna utk pengobatan paliatif leukemia limfositik
kronik dan penyakit Hodgkin (stadium III dan IV), limfoma non-
Hodgkin, mieloma multipel makroglobulinemia primer
(Waldenstrom), dan dlm kombinasi dg metotreksat atau
daktinomisin pd karsinoma testis dan ovarium.
• Depresi sumsum tulang terjadi pada pengobatan jangka
panjang secara bertahap berupa leukopenia, trombositopenia
dan anemia. Mielosupresi ini umumnya bersifat reversibel.
2. SIKLOFOSFAMID
• Siklofosfamid, alkilator yang paling banyak
digunakan,ialah ester fosfamid siklik mekloretamin.
• Obat Ini bersifat nonspesifik thd siklus sel dan efektif
thd penyakit Hodgkin stadium III dan IV, serta limfoma
non-Hodgkin terutama dlm kombinasi dg kortikosteroid
dan vinkristin.
• Siklofosfamid merupakan salah satu obat primer
terhadap neuroblastoma pada anak dan sering
dikombinasikan dengan antikanker lain untuk
leukemia limfoblastik pada anak. Kombinasinya
dengan daktinomisin dan vinkristin efektif thd
rabdomiosarkoma dan tumor Ewing.
• Siklofosfamid bersifat paliatif thd karsinoma mama,
ovarium dan paru, serta menghasilkan remisi pd
mieloma multipel.
BEBERAPA ANTIKANKER UTAMA
MEKANISME KERJA
3. BUSULFAN
• Busulfan, suatu alkilator, merupakan obat paliatif pilihan pada
leukemla mielositik kronik dan leukemia granulositik kronik.
Juga berguna pada polisitemia vera dan mielofibrosis dengan
metaplasia mieloid. Obat ini tidak elektif terhadap krisis blastik.
• Busulfan merpkan antikanker yg unik, krn tdk memperlihatkan
efek farmakodinamik lain kecuali mielosupresi. Berdasarkan hal
ini digunakan utk pengobatan mieloablatif pd persiapan
transplantasi sumsum tulang. Pd dosis rendah, depresi selektif
terlihat pd granulositopoesis dan trombopoesis, sedangkan
efek thd eritropoesis terlihat pd dosis yg lbh tinggi. Efek toksik
ini tdk mengenai jaringan limfoid dan epitel gastrointestinal.
• Depresi sumsum tulang paling sering terjadi sehingga
pemeriksaan darah harus sering dilakukan. Hiperpigmentasi
dapat terjadi pada pengobatan jangka panjang.
BEBERAPA ANTIKANKER UTAMA
MEKANISME KERJA
4. FLUOROURASIL
• Pada saat ini, fluorourasil dan derivat deoksiribosanya yaitu
floksuridin (FUDR) banyak digunakan sebagai terapi paliatif
untuk karsinoma kolorektal diseminata dan karsinoma mama.
• Obat in hanya berguna pada tumor padat (solid). Sebagai obat
tunggal, respons untuk kedua kanker tersebut hanya 20 dan
30% .
• Bila diberikan dalam regimen CMF (sikiofoslamid, metotreksat,
fluorourasil) atau CAF (siklofosfamid, adriamisin, fluorourasil),
fluorourasil merupakan pilihan kemoterapi ajuvant untuk
karsinoma mama.
• Fluorourasil juga berguna pada karsinoma ovarium, prostat,
kepala, leher, pankreas, esotagus dan hepatoma.
BEBERAPA ANTIKANKER UTAMA
MEKANISME KERJA
5. SITARABIN
• Sitarabin ialah suatu nukleosid sintetik yang merupakan analog
pirimidin. Berbeda dengan nukleosid alami, gugus gulanya
bukan ribosa atau de-oksiribosa melainkan arabinosid. Dalam
tubuh, sitarabin diubah menjadi derivat nukleosid trifosfa!
(araCTP) yang menghambat enzim DNA polymerase dan di-
inkorporasikan ke dalam DNA, sehingga terjadi terminasi
pembentukan rantai DNA. Efek in terjadi pada fase S dalam
siklus sel.
• Sitarabin efektif untuk induksi dari remisi leukemia mielositik
akut pada orang dewasa maupun anak, dan untuk lirntoma
non-Hodgkin dalam kombinasi dengan obat lain. Untuk
leukemia limfositik akut pada anak, obat ini merupakan pilihan
kedua.
• Obat ini juga berguna dalam krisis blastik leukemia mielositik
kronik. Remisi umumnya berlangsung selama 3 bulan dan bila
diberikan terapi penunjang dapat berlangsung 5-8 bulan. Untuk
leukemia mielositik akut biasa dikombinasi dengan
doksorubisin atau daunorubisin dan tioguanid.
BEBERAPA ANTIKANKER UTAMA
MEKANISME KERJA
6. METOTREKSAT
• Metotreksat ialah analog 4-amino, N10-metil asam folat.
Metotreksat sangat efektif pd koriokarsinoma, korioadenoma
destruens dan mola hidatidosa.
• Kombinasi metotreksat dg klorambusil dan daktinomisin efektif
thd karsinoma testis, limfoma limfositik stadium III dan IV
terutama pd anak, dan memberikan remisi temporer pd mikosis
fungoides.
• Dlm kombinasi dg berbagai antikanker, metotreksat digunakan
pd karsinoma mama, paru dan ovarium, timfoma Burkitt dan
limfoma non-Hodgkin.
• Pd leukemia limfoblastik akut pada anak, metotreksat sebagai
obat tunggal memberikan remisi lengkap pada 20% pasien; dlm
kombinasi dg prednison remisi lengkap mencapai 80%.
• Utk terapi penunjang leukemia limfositik akut, metotreksat dlm
kombinasi dengan markaptopurin merpkan obat terpilih.
Metotreksat ialah obat primer untuk limfoma sel T kulit dan
meduloblastoma.
BEBERAPA ANTIKANKER UTAMA
MEKANISME KERJA
7. VINKRISTIN
• Vinkristin bersama dengan vinblastin merupakan alkaloid murni
dari tanaman Vinca rosea.
• Obat ini terutama berguna pada leukemia limfoblastik akut
dan leukemia sel induk (stem cell); limfoma malignum (penyakit
Hodgkin, limfoma non-Hodgkin dan limfoma Burkitt) dan
neoplasma pada anak (neuroblastoma, rabdomiosarkoma,
tumor Wilms, sarkoma Ewing dan retinoblastoma).
• Vinkristin sering digunakan dalam kombinasi dengan antikanker
lain karena jarang menyebabkan depresi hematologik; bila
digunakan sebagai obat tunggal cepat menimbulkan relaps.
• Pemberian vinkristin sebagai obat tunggal pada leukemia
limfoblastik akut pada anak memberikan remisi lengkap pada
50-60% kasus dalam 3-4 minggu.
• Dlm kombinasi dg prednison remisi meningkat sampai 90%,
sebanding dg yg dicapai oleh kombinasi prednison-metotreksat
atau dg merkaptopurin.
BEBERAPA ANTIKANKER UTAMA
MEKANISME KERJA
8. BLEOMISIN
• Bleomisin merupakan sekelompok glukopeptida yang
dihasilkan dan Streptomyces verticilius.
• Efek sitotoksiknya berdasarkan hambatan sintesis DNA.
• Obat ini memperlihatkan efek paliatif pada beberapa karsinoma
sel skuamosa kulit, leher dan kepala (selaput lendir bukal, lidah,
tonsil dan faring) serta karsinoma paru; dmk juga pd karsinoma
di testis, serviks dan esofagus serta limfoma malignum.
• Untuk karsinoma testis, respons penyembuhan 30% dan
meningkat menjadi 90% bila dikombinasi dengan vinblastin.
Ditambah dengan sisplastin, remisi lengkap terjadi dan
berlangsung beberapa tahun.
• Berbeda dengan antikanker lainnya obat in sedikit sekali
menyebabkan depresi sumsum tulang sehingga masih boleh
digunakan walaupun ada depresi sumsum tulang atau
digabung dengan obat yang menyebabkan depresi sumsum
tulang untuk mendapatkan remisi.
BEBERAPA ANTIKANKER UTAMA
MEKANISME KERJA
9. DOKSORUBISIN
• Doksorubisin (Adriamisin) diisolasi dari Streptomyces peucetius
var. caesius, dan bersama daunorubisin termasuk antibiotik
antrasiklin.
• Regresi sel kanker terjadi setelah pemberian obat ini dlm
kombinasi dg berbagai sitostatik lain pd leukemia limfositik dan
mielositik akut, tumor Wilms, neuroblastoma, sarkoma
osteogenik dan sarkoma jaringan lunak; karsinoma mama,
bronkogenik, sel transisional kandung kemih, ovarium,
endometrium, serviks, prostat, dan testis; limftoma Hodgkin dan
limfoma non-Hodgkin; karsinoma skuamosa leher dan kepala
dan hepatoma.
• Efek toksiknya meliputi sistem hematopoetik, jantung, kulit dan
pencernaan.
BEBERAPA ANTIKANKER UTAMA
MEKANISME KERJA
10. PROKARBAZIN
• Prokarbazin ialah suatu derivat metilhidrazin yang struktur
kimianya tidak mirip dengan salah satu antikanker lain.
• Mekanisme kerjanya belum diketahui, diduga berdasarkan
alkilasi asam nukleat. Prokarbazin bersifat nonspesifik thd
siklus sel. Indikasi primernya ialah untuk pengobatan penyakit
Hodgkin stadium IIIB dan IV, terutama dalam kombinasi dg
mekloretamin, vinkristin dan prednison (MOPP regimen).
• Prokarbazin hanya diberikan pada pasien yang sebelumnya
tidak mendapat kemoterapi. Remisi yang didapat sama dengan
yang dicapai dengan pengobatan vinblastin dan alkilator.
• Mual dan muntah yang merupakan efek samping tersering
pada pemberian prokarbazin biasanya berkurang setelah 1
minggu pengobatan. Anoreksia, stomatitis, disfagia dan diare
lebih jarang terjadi. Pada pemberian jangka panjang depresi
sumsum tulang sering terjadi, Perdarahan dapat terjadi akibat
trombositopenia yaitu berupa patekia, purpura, epistaksis,
hemoptisis, hematemesis dan melena.
BEBERAPA ANTIKANKER UTAMA
3. PRINSIP KEMOTERAPI KANKER
• Suatu tumor ganas hrs dianggap sbg sejml sel yg seluruhnya
hrs dibasmi (total cell-killed). Perpanjangan hidup pasien
berbanding langsung dg jml sel yg berhasil dibasmi dg
pengobatan.
Hal-hal yg perlu dipertimbangkan dlm perencanaan pengobatan.
(1) Kanker baru dapat dideteksi bila jumlah sel kanker kira-kira
109
. Jml yg dpt dibasmi diperkirakan 99,9% jadi sel kanker yg
tersisa sekurang-kurangnya 106
sel. Jelas sulit mencapai
pembasmian total, karena itu diperlukan pengobatan jangka
panjang. Untuk membasmi sel tumor sampai jumlahnya cukup
dpt dikendalikan oleh mekanisme pertahanan tubuh (105
).
(2) Adanya hubungan dosis-respons yg jelas. Berkurangnya sel
kanker ternyata berbanding lurus dg dosis. Di lain pihak, efek
non terapi juga berbanding lurus dg dosis. Pertimbangan
untung rugi harus dilakukan secara sangat cermat.
3. PRINSIP KEMOTERAPI KANKER
(3) Diperlukan jadwal pengobatan yang tepat. Untuk dosis total
yang sama, pemberian dosis besar secara intermiten
memberikan hasil yang lebih baik dan imunosupresi yang lebih
ringan, dibandingkan dengan pemberian dosis kecil setiap hari.
Jaringan normal memiliki kapasitas pemulihan yang lebih besar
daripada jaringan tumor. Dengan dosis besar intermiten, dapat
dibasmi sejumlah sel tertentu dengan pengaruh minimal
terhadap jaringan sehat. Dosis ulang diberikan segera setelah
terjadi pemulihan pasien dari etek samping antikanker.
(4) Kemoterapi harus dimulai sedini mungkin. Hal ini didasarkan
atas kenyataan bahwa pada keadaan dini jumlah sel kanker
lebih sedikil dan fraksi sel kanker yg dlm pertumbuhan (yg
sensitif thd obat) lbh besar. Selain itu kemungkinan terdptnya
klonus resisten thd obat (drug resistant clonus) lbh kecil; obat
lbh sukar mencapai bagian dlm tumor yg besar karena
buruknya vaskularisasi; dan pasien dg tumor yg kecil umumnya
masih berada dlm kondisi umum yg baik shg lbh tahan thd efek
samping kemoterapi dan sistem pertahanan tubuhnya masih
utuh.
3. PRINSIP KEMOTERAPI KANKER
(5) Kemoterapi harus tertuju kepada sel kanker tanpa
menyebabkan gangguan menetap pada jaringan normal. Obat
kanker yg ada pd saat in umumnya bersifat sitotoksik, baik thd
sel normal maupun sel kanker. Toksisitas thd sel normal selalu
terjadi. Tetapi kenyataan bhw kemoterapi dpt menghasilkan
pemulihan jangka panjang pd leukemia limfositik akut
membuktikan bhw penyembuhan kanker dpt dicapai dg
kemoterapi. Sel-sel yg cepat berproliferasi peka thd
pengobatan, tetapi untunglah kira-kira 15% sel sumsum tulang
berada dlm keadaan istirahat shg tdk peka thd obat.
(6) Sifat pertumbuhan tumor ganas harus menjadi pertimbangan.
Pertumbuhan tumor mengikuti fungsi Gompertzian, mula-mula
bersifat eksponensial kmd bersifat lambat (banyak sel berada
dalam Go). Apabila populasi tumor dikurangi misalnya dg
radiasi atau penyinaran maka sel sisa berkembang secara
eksponensial kembali dan menjadi lebih peka thd kemoterapi.
Protokol pengobatan atas dasar tsb telah diterapkan pd
manusia.
3. PRINSIP KEMOTERAPI KANKER
(7) Beberapa sitostatik dan hormon memperlihatkan efek selektif
relatif terhadap sel dengan tipe histologik tertentu.
5- fluorourasil lebih efektif terhadap tumor gastrointestinal dp
thd tumor payudara, dan bleomisin terutama efektif thd kanker
kulit. Hormon kelamin terutama efektif thd tumor payudara,
tumor prostal dan tumor endometrium yg fisiologik dipengaruhi
hormon tsb; dmk juga kortikosteroid thd tumor limfoid.
(8) Terapi kombinasi. Dasar pemberian dua atau lebih antikanker
ialah utk mendptkan sinergisme tanpa menambah toksisitas.
Selain meningkatkan indeks terapi, kemoterapi kombinasi juga
dpt mencegah atau menunda terjadinya resistensi thd obat ini.
Utk mencapai hasil yg baik terapi kombinasi hrs memenuhi
syarat-syarat sbb:
• masing-masing obat hrs memiliki mekanisme kerja yg berbeda,
• efek toksik masing-masing obat hrs berbeda, shg dpt
digunakan dg dosis maks yg masih dpt diterima pasien, dan
• masing-masing obat hrs diberikan pd masa siklus sel, di mana
obatnya paling efektif.
3. PRINSIP KEMOTERAPI KANKER
• Kemoterapi kombinasi telah terbukti efektif pada leukemia
akut, penyakit Hodgkin, limfoma non-Hodgkin, karsinoma
mama, karsinoma testis, karsinoma ovarium, karsinoma
saluran cerna, neuroblasloma pada anak, tumor Wilms dan
sarcoma osteogenik. Alkilator (klorambusil) dan vinblastin
memberikan efek aditif atau sinergistik pada penyakit Hodgkin.
• Kombinasi tioguanin dan sitosin arabinosid atau metotreksat
dan sitosin arabinosid bekerja sinergistik untuk mengobati
leukemia. Pd kombinasi ini jarak waktu antara pemberian
kedua obat sangat kritis (penting) utk mencapai efek maks.
Jarak waktunya tdk boleh melebihi beberapa jam saja.
• Satu contoh lagi di mana jarak waktu sangat penting ialah
kombinasi antara metotreksat dan asparaginase. Bilamana
asparaginase diberikan 24 jam setelah metotreksat, diternukan
efek antikanker yang sinergistik terhadap beberapa tumor
limfoid eksperimental dan leukemia limfosit akut pd manusia.
• ok
WASSALAMU ALAIKUM W.W.

More Related Content

What's hot

1. pengantar farmakologi
1. pengantar farmakologi1. pengantar farmakologi
1. pengantar farmakologitarmizitaher
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotikrula25
 
Farmakoterapi pendahuluan
Farmakoterapi pendahuluanFarmakoterapi pendahuluan
Farmakoterapi pendahuluanDnr Creatives
 
Dosis efek
Dosis efekDosis efek
Dosis efekmozhy
 
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...Sainal Edi Kamal
 
Farmakologi antihipertensi
Farmakologi antihipertensiFarmakologi antihipertensi
Farmakologi antihipertensi4nakmans4
 
Penatalaksanaan Lupus Eritematosus Sistemik
Penatalaksanaan Lupus Eritematosus SistemikPenatalaksanaan Lupus Eritematosus Sistemik
Penatalaksanaan Lupus Eritematosus SistemikRachmat Gunadi Wachjudi
 
Farmakologi obat kanker 2015
Farmakologi obat kanker 2015Farmakologi obat kanker 2015
Farmakologi obat kanker 2015Alief Reza
 
Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2husnul khotimah
 
Evaluasi ekonomi kesehatan
Evaluasi ekonomi kesehatanEvaluasi ekonomi kesehatan
Evaluasi ekonomi kesehatanHamzah B
 
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITASKURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITASTri Setyo Ningsih
 
Farmakokinetik Klinik Fenitoin
Farmakokinetik Klinik FenitoinFarmakokinetik Klinik Fenitoin
Farmakokinetik Klinik FenitoinTaofik Rusdiana
 
Soal semester 1 farmakologi kelas xi
Soal semester 1 farmakologi kelas xiSoal semester 1 farmakologi kelas xi
Soal semester 1 farmakologi kelas xiapotek agam farma
 

What's hot (20)

Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
1. pengantar farmakologi
1. pengantar farmakologi1. pengantar farmakologi
1. pengantar farmakologi
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
 
Anti inflamasi
Anti inflamasiAnti inflamasi
Anti inflamasi
 
Pengembangan obat herbal
Pengembangan obat herbalPengembangan obat herbal
Pengembangan obat herbal
 
Ekskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjalEkskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjal
 
Farmakoterapi pendahuluan
Farmakoterapi pendahuluanFarmakoterapi pendahuluan
Farmakoterapi pendahuluan
 
Dosis efek
Dosis efekDosis efek
Dosis efek
 
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
 
Farmakologi antihipertensi
Farmakologi antihipertensiFarmakologi antihipertensi
Farmakologi antihipertensi
 
Penatalaksanaan Lupus Eritematosus Sistemik
Penatalaksanaan Lupus Eritematosus SistemikPenatalaksanaan Lupus Eritematosus Sistemik
Penatalaksanaan Lupus Eritematosus Sistemik
 
Farmakologi obat kanker 2015
Farmakologi obat kanker 2015Farmakologi obat kanker 2015
Farmakologi obat kanker 2015
 
Obat makrolides
Obat makrolidesObat makrolides
Obat makrolides
 
Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Farmakologi arv
Farmakologi arvFarmakologi arv
Farmakologi arv
 
Evaluasi ekonomi kesehatan
Evaluasi ekonomi kesehatanEvaluasi ekonomi kesehatan
Evaluasi ekonomi kesehatan
 
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITASKURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
 
Farmakokinetik Klinik Fenitoin
Farmakokinetik Klinik FenitoinFarmakokinetik Klinik Fenitoin
Farmakokinetik Klinik Fenitoin
 
Soal semester 1 farmakologi kelas xi
Soal semester 1 farmakologi kelas xiSoal semester 1 farmakologi kelas xi
Soal semester 1 farmakologi kelas xi
 

Viewers also liked

Viewers also liked (6)

Askep vomitus
Askep  vomitusAskep  vomitus
Askep vomitus
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit ISPA
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit ISPAPharmaceutical Care Untuk Penyakit ISPA
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit ISPA
 
Obat kardiovaskuler
Obat kardiovaskulerObat kardiovaskuler
Obat kardiovaskuler
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin
 
Muntah pada Anak
Muntah pada AnakMuntah pada Anak
Muntah pada Anak
 
Farmakologi kardiovaskuler
Farmakologi kardiovaskulerFarmakologi kardiovaskuler
Farmakologi kardiovaskuler
 

Similar to 07antikanker

Hallmark-of-Cancer slide baru silahkan dibaca
Hallmark-of-Cancer slide baru silahkan dibacaHallmark-of-Cancer slide baru silahkan dibaca
Hallmark-of-Cancer slide baru silahkan dibacalenovo12iau7pidy
 
Patologi veteriner blok 10
Patologi veteriner blok 10Patologi veteriner blok 10
Patologi veteriner blok 10ardhie_phylami
 
Kimed antikanker
Kimed antikankerKimed antikanker
Kimed antikankerrani silvia
 
Dasar dasar radioterapi
Dasar dasar radioterapiDasar dasar radioterapi
Dasar dasar radioterapidadupipa
 
Respon imun thdp kanker
Respon imun thdp kankerRespon imun thdp kanker
Respon imun thdp kankerROSFI HUZAIMA
 
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptxMATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptxJulfiana Mardatillah
 
Anti kanker likopen sbgai_solusi_kanker_kulit - Muhammad Sobri Maulana
Anti kanker likopen sbgai_solusi_kanker_kulit - Muhammad Sobri MaulanaAnti kanker likopen sbgai_solusi_kanker_kulit - Muhammad Sobri Maulana
Anti kanker likopen sbgai_solusi_kanker_kulit - Muhammad Sobri MaulanaMuhammad sobri maulana
 
Pertemuan keempat belas (a) kanker-ppt.ppt
Pertemuan keempat belas (a) kanker-ppt.pptPertemuan keempat belas (a) kanker-ppt.ppt
Pertemuan keempat belas (a) kanker-ppt.pptKelasBiologi2
 
Kimia dalam kesehatan versi 2016
Kimia dalam kesehatan versi 2016Kimia dalam kesehatan versi 2016
Kimia dalam kesehatan versi 2016aditya rakhmawan
 
Introducing neoplasma
Introducing neoplasmaIntroducing neoplasma
Introducing neoplasmaYosi Safitri
 
Mollecular BASIS OF CANCER.pptx
Mollecular BASIS OF CANCER.pptxMollecular BASIS OF CANCER.pptx
Mollecular BASIS OF CANCER.pptxDiahKusumawardani5
 
Ppt leukimia
Ppt leukimiaPpt leukimia
Ppt leukimiaandalizah
 

Similar to 07antikanker (20)

Hallmark-of-Cancer slide baru silahkan dibaca
Hallmark-of-Cancer slide baru silahkan dibacaHallmark-of-Cancer slide baru silahkan dibaca
Hallmark-of-Cancer slide baru silahkan dibaca
 
Hallmark of cancer
Hallmark of cancerHallmark of cancer
Hallmark of cancer
 
Ppt karsinogenik
Ppt karsinogenikPpt karsinogenik
Ppt karsinogenik
 
Patologi veteriner blok 10
Patologi veteriner blok 10Patologi veteriner blok 10
Patologi veteriner blok 10
 
Kimed antikanker
Kimed antikankerKimed antikanker
Kimed antikanker
 
Kemoterapi
KemoterapiKemoterapi
Kemoterapi
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
pleno dmf2 tumor jinak odontogen
pleno dmf2 tumor jinak odontogenpleno dmf2 tumor jinak odontogen
pleno dmf2 tumor jinak odontogen
 
Dasar dasar radioterapi
Dasar dasar radioterapiDasar dasar radioterapi
Dasar dasar radioterapi
 
Onkogenesis
OnkogenesisOnkogenesis
Onkogenesis
 
Onkogenesis
Onkogenesis Onkogenesis
Onkogenesis
 
Respon imun thdp kanker
Respon imun thdp kankerRespon imun thdp kanker
Respon imun thdp kanker
 
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptxMATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptx
 
Anti kanker likopen sbgai_solusi_kanker_kulit - Muhammad Sobri Maulana
Anti kanker likopen sbgai_solusi_kanker_kulit - Muhammad Sobri MaulanaAnti kanker likopen sbgai_solusi_kanker_kulit - Muhammad Sobri Maulana
Anti kanker likopen sbgai_solusi_kanker_kulit - Muhammad Sobri Maulana
 
Pertemuan keempat belas (a) kanker-ppt.ppt
Pertemuan keempat belas (a) kanker-ppt.pptPertemuan keempat belas (a) kanker-ppt.ppt
Pertemuan keempat belas (a) kanker-ppt.ppt
 
Kimia dalam kesehatan versi 2016
Kimia dalam kesehatan versi 2016Kimia dalam kesehatan versi 2016
Kimia dalam kesehatan versi 2016
 
Introducing neoplasma
Introducing neoplasmaIntroducing neoplasma
Introducing neoplasma
 
Penggolongan obat
Penggolongan obatPenggolongan obat
Penggolongan obat
 
Mollecular BASIS OF CANCER.pptx
Mollecular BASIS OF CANCER.pptxMollecular BASIS OF CANCER.pptx
Mollecular BASIS OF CANCER.pptx
 
Ppt leukimia
Ppt leukimiaPpt leukimia
Ppt leukimia
 

07antikanker

  • 1.
  • 4. PENDAHULUAN • Kanker ialah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostasis lainnya pada organisme multiseluler.
  • 5. PENDAHULUAN … Sifat umum dari kanker ialah sbb: (1) pertumbuhan berlebihan umumnya berbtk tumor; (2) gangguan diferensiasi dr sel dan jaringan shg mirip jaringan mudigah; (3) bersifat invasif, mampu tumbuh di jaringan sekitarnya (perbedaan pokok dg jaringan normal); (4) bersifat metastatik, menyebar ke tempat lain dan menyebabkan pertumbuhan baru; (5) memiliki heriditas bawaan yaitu turunan sel kanker juga dpt menimbulkan kanker; (6) pergeseran metabolisme ke arah pembtkan makromolekul dr nukleosida dan asam amino serta peningkatan katabolisme karbohidrat utk energi sel.
  • 6. PENDAHULUAN … Sel kanker mengganggu tuan rumah karena menyebabkan : (1) desakan akibat pertumbuhan tumor; (2) penghancuran jaringan tempat tumor berkembang atau bermetastasis; dan (3) gangguan sistemik lain sebagai akibat sekunder dari pertumbuhan sel kanker.
  • 7. PENDAHULUAN … • Kanker merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit kardiovaskular. • Kanker merpkan penyebab utama kematian pd wanita 30-54 th dan anak-anak 3-14 th. • Dg metode pengobatn pd saat ini, 1/3 jml pasien tertolong melalui pembedahan dan terapi radiasi. • Kesembuhan hampir seluruhnya terjadi pd pasien yg penyakitnya belum menyebar pd saat pembedahan. • Diagnosis lbh dini makin meningkatkan penyembuhan.
  • 8. PENDAHULUAN … • Perlu ditekankn bhw penyembuhan dg kemoterapi saja baru dpt tercapai pd tumor yg jarang dijumpai. • Pada kanker payudara stadium II dan sarkoma osteogenik, kombinasi p’mbedahn dan kemoterapi sangat bermanfaat, pada kasus dmk, kemoterapi ajuvan dpt memberi remisi jangka panjang. • Setelah terjadi metastasis dibutuhkan pendekatan sistemik melalui kemoterapi kanker, di samping pembedahan, radiasi dan kemoterapi ajuvan. Pd keadaan ini, pengobatan tdk m’nyembuhkn tetapi hanya bersifat paliatif thd gejala, p’ncegahan komplikasi, support psikologik dan perpanjangan hidup yg berarti.
  • 9. PENDAHULUAN … • Antikanker diharapkan memiliki toksisitas selektif artinya menghancurkan sel kanker tanpa merusak sel jaringan normal. • Pd umumnya antineoplastik menekan p’rtumbuhan atau proliferasi sel dan menimbulkan toksisitas, karena menghambat pembelahan sel normal yg proliferasinya cepat misalnya sumsum tulang, epitel germinativum, mukosa saluran cerna, folikel rambut dan jaringan limfosit. • Terapi dikatakan berhasil baik, bila dosis yg digunakan dpt mematikan sel tumor yg ganas dan tdk mengganggu sel normal yg berproliferasi.
  • 10. PENDAHULUAN … • Informasi baru mengenai kinetik sel dan massa sel tumor dpt menjelaskan keterbatasan efektivitas kebanyakan antikanker karena prinsip total cell- killed sangat penting dlm keberhasilan terapi keganasan ini. • Matinya sel tumor oleh antikanker mengikuti kinetik orde pertama artinya obat tsb membasmi sel sebanyak persentase tertentu setiap kalinya. • Misalnya pd pasien kanker metastatik mungkin tdp lbh dr 1012 sel kanker dan sekiranya suatu antikanker dpt membasmi 99,99% sel kanker maka masih tertinggal sebanyak 108 sel kanker. • Berbeda dg infeksi bakteri, sisa sel kanker yg tdk terbasmi ini tdk dpt diatasi oleh faktor pertahanan tbh dan dpt menyebabkan relaps.
  • 11. PENDAHULUAN … • Pasien yg keadaan umumnya masih baik, paling mendapat manfaat dr pengobatan, sedangkan yg keadaan umumnya buruk, paling sedikit. • Status imunologik pasien khususnya imunitas selular berkorelasi baik dengan hasil pengobatan. • Pasien yg imunitas selularnya tdk terganggu memberikn respons baik thd pengobatan, sebaliknya yg imunokompetensinya rendah menunjukkan respons buruk. • Hasil pengobatan ulang umumnya lbh buruk daripada pengobatan terdahulu.
  • 12. PILAHAN OBAT ANTIKANKER GOLONGAN SUB GOLONGAN OBAT Mustar Nitrogen Mekloretamin Siklofosfamid Melfalan Mustar urasil Derivat Etilenamin Trietilenmelamin (TEM) Trietilentriofosformelamid (tio-TEPA) Alkil Sulfonat Busulfan I. Alkilator Nitrosourea Karmustin (BCNU) Lomustin (CCNU) Semujstin (metal CCNU) Analog Pirimidin 5-fluorourasil Sitarabin 6-Azauridin Floksuridin (FUDR) Analog Purin 6-Merkaptopurin 6-Tioguanid (T6) II. Anti Metabolit Antagonis Folat Metotreksat Alkaloid Vinka Vinblastin (VLB) Vinkristin (VCR) Antibiotik Daktinomisin Mitomisin Antrasiklin: Daunorubisin Doksorubisin Mitramisin Bleomisin III. Produk Alamiah Enzim L-asparaginase
  • 13. PILAHAN OBAT ANTIKANKER… GOLONGAN SUB GOLONGAN OBAT Hormon adreno- kortikosteroid Prednison Progestin Hidroksiprogesteron kaproat Hidroksiprogesteron asetat Magestreol asetat Estrogen Dietilstilbestrol Etinil estradiol IV. Hormon Androgen Testosteron propionate Fluoksimesteron Fosfor Natrium fosfat (P32 )V. Isotop Radioaktif Iodium Natrium Iodida (I131 ) Substitusi urea Hidroksi ureaVI. Lain-lain Derivat metilhidrazin Prokarbazin
  • 14. MEKANISME KERJA • HUBUNGAN KERJA ANTIKANKER DG SIKLUS SEL KANKER Sel tumor dapat berada dalam 3 keadaan: (1) yang sedang membelah (siklus proliferatif) (2) yang dlm keadaan istirahat (tdk membelah, Go) (3) yang secara permanen tidak membelah. Sel tumor yg sedang membelah tdp dlm beberapa fase: – fase mitosis (M), – pascamitosis (G1), – fase sintesis DNA (fase S), – fase pramitosis (G2).
  • 15. MEKANISME KERJA… • Pd akhir fase G1 terjadi peningkatan RNA disusul dg fase S yg merpkan saat terjadinya replikasi DNA. • Setelah fase S berakhir sel masuk dlm fase pramitosis (G2) dg ciri: sel berbtk tetraploid, mengandung DNA dua kali lbh banyak dp sel fase lain dan masih berlangsungnya sintesis RNA dan protein. • Sewaktu mitosis berlangsung (fase M) sintesis protein dan RNA berkurang secara tiba-tiba, dan terjadi pembelahan menjadi 2 sel. • Setelah itu sel dapat memasuki interfase untuk kembali memasuki fase G1, saat sel berproliferasi atau memasuki fase istirahat (Go). • Sel dlm fase Go yg masih potensial utk berproliferasi disebut sel klonogenik atau sel induk (stem cell). • Jadi yg menambah jml sel kanker ialah sel yg dlm siklus proliferasi dan dlm fase Go.
  • 16. MEKANISME KERJA… Ditinjau dari siklus sel, obat dpt digolongkan dlm 2 gol: 1) Yg memperlihatkan toksisitas selektif thd fase ttt dr siklus sel dan disbt zat cell cycle specific (CSS), misl vinkristin, vinblastin, merkaptopurin, hidroksiurea, metotreksat dan asparaginase. Zat CSS ini efektif thd kanker yg berproliferasi tinggi misal kanker sel darah. 2) Zat cell cycle-nonspecific (CCNS) misal zat alkilator, antibiotik antikanker (daktinomisin, daunorubisin, doksorubisin, plikamisin, mitomisin), sisplatin, prokarbazin dan nitrosourea. Dlm penelitian didptkan bhw terjadi sinergisme antara vinblastin dan sitarabin yg diberikan 16 jam kmd pd tikus dg sel leukemik L 1210. Sinergisme tdk terlihat bila obat diberikan serentak. • Hal tsb disebabkan vinblastin menghentikan aktivitas sel pd fase M dg akibat populasi sel berada dlm fase yg sama yaitu fase M. Kira2 16 jam setelah vinblastin diberikan, semua sel berada dlm fase S yg sensitif thd sitarabin.
  • 18. MEKANISME KERJA… KERJA ANTIKANKER PADA PROSES DALAM SEL • Kerja antikanker berdasarkan atas gangguan pd salah satu proses sel yg esensial. Karena tdk ada perbedaan kualitatif antara sel kanker dg sel normal maka semua antikanker bersifat mengganggu sel normal, bersifat sitotoksik dan bukan kankerosid atau kankerotoksik yg selektif. ALKILATOR. • Berbagai alkilator menunjukkan persamaan cara kerja yi melalui pembtkan ion karbonium atau kompleks lain yg sangat reaktif. lkatan kovalen (alkilasi) akan terjadi dg berbagai nukleofilik penting dlm tbh misal fosfat, amino, sulfhidril, hidroksil, karboksil atau gugus imidazol. Efek sitostatik maupun efek sampingnya berhubungan langsung dg terjadinya alkilasi DNA ini. • Alkilator yg bifungsional misal mustar nitrogen dpt berikatan kovalen dg 2 gugus asam nukleat pd rantai yg berbeda membtk cross-linking shg terjadi kerusakan pd fungsi DNA. Hal ini dpt menerangkan sifat sitotoksik dan mutagenik dr alkilator.
  • 19. MEKANISME KERJA… ANTIMETABOLIT. • Antipurin dan antipirimidin mengambil tempat purin dan pirimidin dlm pembtkan nukleosida, shg mengganggu berbagai reaksi penting dlm tubuh. Penggunaannya sbg obat kanker didasarkan atas kenyataan bhw metabolisme purin dan pirimidin lbh tinggi pd sel kanker dr sel normal. Dg dmk, penghambatan sintesis DNA sel kanker lbh dr thd sel normal. • Antagonis pirimidin misal 5-fluorourasil, dlm tubuh diubah menjadi 5-fluoro-2-deoksiuridin 5'-monofosfat (FdUMP) yg menghambat timidilat sintetase dg akibat hambatan sintesis DNA. Fluorourasil juga diubah menjadi fluorouridin monofosfat (FUMP) yg langsung mengganggu sintesis RNA. Sitarabin diubah menjadi nukleosida yg berkompetisi dg metabolit normal utk diinkorporasikan ke dlm DNA. Obat ini bersifat cell cycle specific yg spesifik utk fase S dan tdk berefek thd sel yg tdk berproliferasi.
  • 20. MEKANISME KERJA… • Antagonis purin misal merkaptopurin merpkan antagonis kompetitif dr enzim yg menggunakan senyawa purin sbg substrat. Suatu alternatif lain dr mekanisme kerjanya ialah pembentukan 6-metil merkaptopurin (MMPR), yg menghambat biosintesis purin, akibatnya sintesis RNA, CoA, ATP dan DNA dihambat. • Antagonis folat misalnya metotreksat menghambat dihidrofolat reduktase dg kuat dan berlangsung lama. Dihidrofolat reduktase ialah enzim yg mengkatalisis dihidrofolat (FH2) menjadi tetrahidrofolat (FH4). Tetrahidrofolat merpkan metabolit aktif dr asam folat yg berperan sbg kofaktor penting dlm berbagai reaksi transfer satu atom karbon pd sintesis protein dan asam nukleat. Efek penghambatan ini tdk dpt diatasi dg pemberian asam folat, tetapi dpt diatasi dg leukovorin (asam folinat) yg tersedia sbg kalsium leukovorin. Antagonis folat membasmi sel dlm fase S, terutama pd fase pertubuhan yg pesat. Namun dg efek penghambatan thd sintesis RNA dan protein, metotreksat menghambat sel memasuki fase S, shg bersifat swabatas (self limiting) thd efek sitotoksiknya.
  • 21. MEKANISME KERJA… • ALKALOID VINKA. Zat ini berikatan secara spesifik dg tubulin, komponen protein mikrotubulus, spindle mitotik, dan memblok polimerisasinya. Akibatnya terjadi disolusi mikrotubulus, shg sel terhenti dlm metafase (spindle poison). • ANTIBIOTIK. Antrasiklin berinteraksi dg DNA, shg fungsi DNA sbg template dan pertukaran sister chromatid terganggu dan pita DNA putus. Antrasiklin juga bereaksi dg sitokrom P450 reduktase yg dg adanya MADPH membtk zat perantara, yg kmd bereaksi dg oksigen menghasilkan radikal bebas yg menghancurkan sel. Pembtkan radikal bebas in dirangsang oleh adanya Fe. • Aktinomisin memblok polimerase RNA yg dependen thd DNA, karena terbtknya kompleks antara obat dg DNA. • Bleomisin bersifat sitotoksik berdasarkan daya memecah DNA • Asparaginase. Obat ini ialah suatu enzim katalisator yg berperan dlm hidrolisis asparagin menjadi asam aspartat dan amonia. Dg dmk sel kanker kekurangan asparagin yg berakibat kematian.
  • 22. MEKANISME KERJA… EFEK NONTERAPI • Antikanker merupakan obat yang indeks terapinya sempit. Semuanya dapat menyebabkan efek toksik berat, yang mungkin sampai menyebabkan kematian secara langsung maupun tidak langsung. • Karena antikanker umumnya bekerja pada sel yang sedang aktif, maka efek sampingnya juga terutama. mengenai jaringan dengan proliferasi tinggi yaitu: sistem hemopoetik dan gastrointestinal.
  • 23. MEKANISME KERJA… Efek nonterapi khusus dari beberapa antikanker • Alkilator dpt menyebabkan depresi hemopoetik yg ireversibel, terutama bila diberikan setelah pengobatan antikanker lain atau setelah radiasi. Siklofosfamid paling kurang menyebabkan trombositopenia dibanding dg alkilator lain. • Antimetabolit, selain menyebabkan depresi hemopoetik dan gangguan saluran cerna, sering menyebabkan stomatitis aftosa. Efek samping ini paling sering terjadi setelah pemberian metotreksat, fluorourasil dan sesekali setelah pemberian merkaptopurin. • Antimetabolit dikontraindikasikan pd pasien dg status gizi buruk, leukopenia berat atau trombosifopenia. Kondisi ini cenderung terjadi pd pasien yg baru mengalami pembedahan, radiasi atau akibat pengobatan dg sitostatik. • Asparaginase toksik thd hati, ginjal, pankreas, SSP dan mekanisme pembekuan darah. Gangguan pd hati terjadi pada 50% kasus. L-asparaginase menekan sistem imun dan terlihat dr hambatannya pd sintesis antibodi dan proses imun lainnya.
  • 24. BEBERAPA ANTIKANKER UTAMA 1. KLORAMBUSIL • Klorambusil (Leukeran) merpkan mustar nitrogen yg kerjanya paling lambat dan paling tidak toksik. • Obat ini berguna utk pengobatan paliatif leukemia limfositik kronik dan penyakit Hodgkin (stadium III dan IV), limfoma non- Hodgkin, mieloma multipel makroglobulinemia primer (Waldenstrom), dan dlm kombinasi dg metotreksat atau daktinomisin pd karsinoma testis dan ovarium. • Depresi sumsum tulang terjadi pada pengobatan jangka panjang secara bertahap berupa leukopenia, trombositopenia dan anemia. Mielosupresi ini umumnya bersifat reversibel.
  • 25. 2. SIKLOFOSFAMID • Siklofosfamid, alkilator yang paling banyak digunakan,ialah ester fosfamid siklik mekloretamin. • Obat Ini bersifat nonspesifik thd siklus sel dan efektif thd penyakit Hodgkin stadium III dan IV, serta limfoma non-Hodgkin terutama dlm kombinasi dg kortikosteroid dan vinkristin. • Siklofosfamid merupakan salah satu obat primer terhadap neuroblastoma pada anak dan sering dikombinasikan dengan antikanker lain untuk leukemia limfoblastik pada anak. Kombinasinya dengan daktinomisin dan vinkristin efektif thd rabdomiosarkoma dan tumor Ewing. • Siklofosfamid bersifat paliatif thd karsinoma mama, ovarium dan paru, serta menghasilkan remisi pd mieloma multipel. BEBERAPA ANTIKANKER UTAMA
  • 26. MEKANISME KERJA 3. BUSULFAN • Busulfan, suatu alkilator, merupakan obat paliatif pilihan pada leukemla mielositik kronik dan leukemia granulositik kronik. Juga berguna pada polisitemia vera dan mielofibrosis dengan metaplasia mieloid. Obat ini tidak elektif terhadap krisis blastik. • Busulfan merpkan antikanker yg unik, krn tdk memperlihatkan efek farmakodinamik lain kecuali mielosupresi. Berdasarkan hal ini digunakan utk pengobatan mieloablatif pd persiapan transplantasi sumsum tulang. Pd dosis rendah, depresi selektif terlihat pd granulositopoesis dan trombopoesis, sedangkan efek thd eritropoesis terlihat pd dosis yg lbh tinggi. Efek toksik ini tdk mengenai jaringan limfoid dan epitel gastrointestinal. • Depresi sumsum tulang paling sering terjadi sehingga pemeriksaan darah harus sering dilakukan. Hiperpigmentasi dapat terjadi pada pengobatan jangka panjang. BEBERAPA ANTIKANKER UTAMA
  • 27. MEKANISME KERJA 4. FLUOROURASIL • Pada saat ini, fluorourasil dan derivat deoksiribosanya yaitu floksuridin (FUDR) banyak digunakan sebagai terapi paliatif untuk karsinoma kolorektal diseminata dan karsinoma mama. • Obat in hanya berguna pada tumor padat (solid). Sebagai obat tunggal, respons untuk kedua kanker tersebut hanya 20 dan 30% . • Bila diberikan dalam regimen CMF (sikiofoslamid, metotreksat, fluorourasil) atau CAF (siklofosfamid, adriamisin, fluorourasil), fluorourasil merupakan pilihan kemoterapi ajuvant untuk karsinoma mama. • Fluorourasil juga berguna pada karsinoma ovarium, prostat, kepala, leher, pankreas, esotagus dan hepatoma. BEBERAPA ANTIKANKER UTAMA
  • 28. MEKANISME KERJA 5. SITARABIN • Sitarabin ialah suatu nukleosid sintetik yang merupakan analog pirimidin. Berbeda dengan nukleosid alami, gugus gulanya bukan ribosa atau de-oksiribosa melainkan arabinosid. Dalam tubuh, sitarabin diubah menjadi derivat nukleosid trifosfa! (araCTP) yang menghambat enzim DNA polymerase dan di- inkorporasikan ke dalam DNA, sehingga terjadi terminasi pembentukan rantai DNA. Efek in terjadi pada fase S dalam siklus sel. • Sitarabin efektif untuk induksi dari remisi leukemia mielositik akut pada orang dewasa maupun anak, dan untuk lirntoma non-Hodgkin dalam kombinasi dengan obat lain. Untuk leukemia limfositik akut pada anak, obat ini merupakan pilihan kedua. • Obat ini juga berguna dalam krisis blastik leukemia mielositik kronik. Remisi umumnya berlangsung selama 3 bulan dan bila diberikan terapi penunjang dapat berlangsung 5-8 bulan. Untuk leukemia mielositik akut biasa dikombinasi dengan doksorubisin atau daunorubisin dan tioguanid. BEBERAPA ANTIKANKER UTAMA
  • 29. MEKANISME KERJA 6. METOTREKSAT • Metotreksat ialah analog 4-amino, N10-metil asam folat. Metotreksat sangat efektif pd koriokarsinoma, korioadenoma destruens dan mola hidatidosa. • Kombinasi metotreksat dg klorambusil dan daktinomisin efektif thd karsinoma testis, limfoma limfositik stadium III dan IV terutama pd anak, dan memberikan remisi temporer pd mikosis fungoides. • Dlm kombinasi dg berbagai antikanker, metotreksat digunakan pd karsinoma mama, paru dan ovarium, timfoma Burkitt dan limfoma non-Hodgkin. • Pd leukemia limfoblastik akut pada anak, metotreksat sebagai obat tunggal memberikan remisi lengkap pada 20% pasien; dlm kombinasi dg prednison remisi lengkap mencapai 80%. • Utk terapi penunjang leukemia limfositik akut, metotreksat dlm kombinasi dengan markaptopurin merpkan obat terpilih. Metotreksat ialah obat primer untuk limfoma sel T kulit dan meduloblastoma. BEBERAPA ANTIKANKER UTAMA
  • 30. MEKANISME KERJA 7. VINKRISTIN • Vinkristin bersama dengan vinblastin merupakan alkaloid murni dari tanaman Vinca rosea. • Obat ini terutama berguna pada leukemia limfoblastik akut dan leukemia sel induk (stem cell); limfoma malignum (penyakit Hodgkin, limfoma non-Hodgkin dan limfoma Burkitt) dan neoplasma pada anak (neuroblastoma, rabdomiosarkoma, tumor Wilms, sarkoma Ewing dan retinoblastoma). • Vinkristin sering digunakan dalam kombinasi dengan antikanker lain karena jarang menyebabkan depresi hematologik; bila digunakan sebagai obat tunggal cepat menimbulkan relaps. • Pemberian vinkristin sebagai obat tunggal pada leukemia limfoblastik akut pada anak memberikan remisi lengkap pada 50-60% kasus dalam 3-4 minggu. • Dlm kombinasi dg prednison remisi meningkat sampai 90%, sebanding dg yg dicapai oleh kombinasi prednison-metotreksat atau dg merkaptopurin. BEBERAPA ANTIKANKER UTAMA
  • 31. MEKANISME KERJA 8. BLEOMISIN • Bleomisin merupakan sekelompok glukopeptida yang dihasilkan dan Streptomyces verticilius. • Efek sitotoksiknya berdasarkan hambatan sintesis DNA. • Obat ini memperlihatkan efek paliatif pada beberapa karsinoma sel skuamosa kulit, leher dan kepala (selaput lendir bukal, lidah, tonsil dan faring) serta karsinoma paru; dmk juga pd karsinoma di testis, serviks dan esofagus serta limfoma malignum. • Untuk karsinoma testis, respons penyembuhan 30% dan meningkat menjadi 90% bila dikombinasi dengan vinblastin. Ditambah dengan sisplastin, remisi lengkap terjadi dan berlangsung beberapa tahun. • Berbeda dengan antikanker lainnya obat in sedikit sekali menyebabkan depresi sumsum tulang sehingga masih boleh digunakan walaupun ada depresi sumsum tulang atau digabung dengan obat yang menyebabkan depresi sumsum tulang untuk mendapatkan remisi. BEBERAPA ANTIKANKER UTAMA
  • 32. MEKANISME KERJA 9. DOKSORUBISIN • Doksorubisin (Adriamisin) diisolasi dari Streptomyces peucetius var. caesius, dan bersama daunorubisin termasuk antibiotik antrasiklin. • Regresi sel kanker terjadi setelah pemberian obat ini dlm kombinasi dg berbagai sitostatik lain pd leukemia limfositik dan mielositik akut, tumor Wilms, neuroblastoma, sarkoma osteogenik dan sarkoma jaringan lunak; karsinoma mama, bronkogenik, sel transisional kandung kemih, ovarium, endometrium, serviks, prostat, dan testis; limftoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin; karsinoma skuamosa leher dan kepala dan hepatoma. • Efek toksiknya meliputi sistem hematopoetik, jantung, kulit dan pencernaan. BEBERAPA ANTIKANKER UTAMA
  • 33. MEKANISME KERJA 10. PROKARBAZIN • Prokarbazin ialah suatu derivat metilhidrazin yang struktur kimianya tidak mirip dengan salah satu antikanker lain. • Mekanisme kerjanya belum diketahui, diduga berdasarkan alkilasi asam nukleat. Prokarbazin bersifat nonspesifik thd siklus sel. Indikasi primernya ialah untuk pengobatan penyakit Hodgkin stadium IIIB dan IV, terutama dalam kombinasi dg mekloretamin, vinkristin dan prednison (MOPP regimen). • Prokarbazin hanya diberikan pada pasien yang sebelumnya tidak mendapat kemoterapi. Remisi yang didapat sama dengan yang dicapai dengan pengobatan vinblastin dan alkilator. • Mual dan muntah yang merupakan efek samping tersering pada pemberian prokarbazin biasanya berkurang setelah 1 minggu pengobatan. Anoreksia, stomatitis, disfagia dan diare lebih jarang terjadi. Pada pemberian jangka panjang depresi sumsum tulang sering terjadi, Perdarahan dapat terjadi akibat trombositopenia yaitu berupa patekia, purpura, epistaksis, hemoptisis, hematemesis dan melena. BEBERAPA ANTIKANKER UTAMA
  • 34. 3. PRINSIP KEMOTERAPI KANKER • Suatu tumor ganas hrs dianggap sbg sejml sel yg seluruhnya hrs dibasmi (total cell-killed). Perpanjangan hidup pasien berbanding langsung dg jml sel yg berhasil dibasmi dg pengobatan. Hal-hal yg perlu dipertimbangkan dlm perencanaan pengobatan. (1) Kanker baru dapat dideteksi bila jumlah sel kanker kira-kira 109 . Jml yg dpt dibasmi diperkirakan 99,9% jadi sel kanker yg tersisa sekurang-kurangnya 106 sel. Jelas sulit mencapai pembasmian total, karena itu diperlukan pengobatan jangka panjang. Untuk membasmi sel tumor sampai jumlahnya cukup dpt dikendalikan oleh mekanisme pertahanan tubuh (105 ). (2) Adanya hubungan dosis-respons yg jelas. Berkurangnya sel kanker ternyata berbanding lurus dg dosis. Di lain pihak, efek non terapi juga berbanding lurus dg dosis. Pertimbangan untung rugi harus dilakukan secara sangat cermat.
  • 35. 3. PRINSIP KEMOTERAPI KANKER (3) Diperlukan jadwal pengobatan yang tepat. Untuk dosis total yang sama, pemberian dosis besar secara intermiten memberikan hasil yang lebih baik dan imunosupresi yang lebih ringan, dibandingkan dengan pemberian dosis kecil setiap hari. Jaringan normal memiliki kapasitas pemulihan yang lebih besar daripada jaringan tumor. Dengan dosis besar intermiten, dapat dibasmi sejumlah sel tertentu dengan pengaruh minimal terhadap jaringan sehat. Dosis ulang diberikan segera setelah terjadi pemulihan pasien dari etek samping antikanker. (4) Kemoterapi harus dimulai sedini mungkin. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa pada keadaan dini jumlah sel kanker lebih sedikil dan fraksi sel kanker yg dlm pertumbuhan (yg sensitif thd obat) lbh besar. Selain itu kemungkinan terdptnya klonus resisten thd obat (drug resistant clonus) lbh kecil; obat lbh sukar mencapai bagian dlm tumor yg besar karena buruknya vaskularisasi; dan pasien dg tumor yg kecil umumnya masih berada dlm kondisi umum yg baik shg lbh tahan thd efek samping kemoterapi dan sistem pertahanan tubuhnya masih utuh.
  • 36. 3. PRINSIP KEMOTERAPI KANKER (5) Kemoterapi harus tertuju kepada sel kanker tanpa menyebabkan gangguan menetap pada jaringan normal. Obat kanker yg ada pd saat in umumnya bersifat sitotoksik, baik thd sel normal maupun sel kanker. Toksisitas thd sel normal selalu terjadi. Tetapi kenyataan bhw kemoterapi dpt menghasilkan pemulihan jangka panjang pd leukemia limfositik akut membuktikan bhw penyembuhan kanker dpt dicapai dg kemoterapi. Sel-sel yg cepat berproliferasi peka thd pengobatan, tetapi untunglah kira-kira 15% sel sumsum tulang berada dlm keadaan istirahat shg tdk peka thd obat. (6) Sifat pertumbuhan tumor ganas harus menjadi pertimbangan. Pertumbuhan tumor mengikuti fungsi Gompertzian, mula-mula bersifat eksponensial kmd bersifat lambat (banyak sel berada dalam Go). Apabila populasi tumor dikurangi misalnya dg radiasi atau penyinaran maka sel sisa berkembang secara eksponensial kembali dan menjadi lebih peka thd kemoterapi. Protokol pengobatan atas dasar tsb telah diterapkan pd manusia.
  • 37. 3. PRINSIP KEMOTERAPI KANKER (7) Beberapa sitostatik dan hormon memperlihatkan efek selektif relatif terhadap sel dengan tipe histologik tertentu. 5- fluorourasil lebih efektif terhadap tumor gastrointestinal dp thd tumor payudara, dan bleomisin terutama efektif thd kanker kulit. Hormon kelamin terutama efektif thd tumor payudara, tumor prostal dan tumor endometrium yg fisiologik dipengaruhi hormon tsb; dmk juga kortikosteroid thd tumor limfoid. (8) Terapi kombinasi. Dasar pemberian dua atau lebih antikanker ialah utk mendptkan sinergisme tanpa menambah toksisitas. Selain meningkatkan indeks terapi, kemoterapi kombinasi juga dpt mencegah atau menunda terjadinya resistensi thd obat ini. Utk mencapai hasil yg baik terapi kombinasi hrs memenuhi syarat-syarat sbb: • masing-masing obat hrs memiliki mekanisme kerja yg berbeda, • efek toksik masing-masing obat hrs berbeda, shg dpt digunakan dg dosis maks yg masih dpt diterima pasien, dan • masing-masing obat hrs diberikan pd masa siklus sel, di mana obatnya paling efektif.
  • 38. 3. PRINSIP KEMOTERAPI KANKER • Kemoterapi kombinasi telah terbukti efektif pada leukemia akut, penyakit Hodgkin, limfoma non-Hodgkin, karsinoma mama, karsinoma testis, karsinoma ovarium, karsinoma saluran cerna, neuroblasloma pada anak, tumor Wilms dan sarcoma osteogenik. Alkilator (klorambusil) dan vinblastin memberikan efek aditif atau sinergistik pada penyakit Hodgkin. • Kombinasi tioguanin dan sitosin arabinosid atau metotreksat dan sitosin arabinosid bekerja sinergistik untuk mengobati leukemia. Pd kombinasi ini jarak waktu antara pemberian kedua obat sangat kritis (penting) utk mencapai efek maks. Jarak waktunya tdk boleh melebihi beberapa jam saja. • Satu contoh lagi di mana jarak waktu sangat penting ialah kombinasi antara metotreksat dan asparaginase. Bilamana asparaginase diberikan 24 jam setelah metotreksat, diternukan efek antikanker yang sinergistik terhadap beberapa tumor limfoid eksperimental dan leukemia limfosit akut pd manusia.