SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Dasar Pelaksanaan
Pelaksanaan praktek lapang berdasarkan pada kurikulum Jurusan
Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Makassar yang dialokasikan waktunya pada Semester Genap (Semester II).
Pelaksanaan Praktek Lapang ini wajib diikuti oleh semua Mahasiswa yang
memprogram mata kuliah Hidrologi Dasar. Praktek ini disinergikan antara teori
yang diterima Mahasiswa dalam ruangan kelas dengan kondisi nyata di
lapangan.
I.2 Tujuan Praktek Lapangan
Adapun tujuan pelaksanaan praktek lapangan ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum Praktek Lapangan
Dilaksanaan praktek lapangan ini bertujuan untuk melatih
mahasiswa menerapkan dan membandingkan antara teori dengan kerja
nyata di lapangan dan terampil dalam memecahkan masalah yang
berhubungan dengan mata kuliah Hidrologi Dasar.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Pelaksanaan praktek lapangan ini diharapkan :
a. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran kedalaman sungai di
lapangan.
b. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran terhadap lebar serta luas
penampang basah sungai di Lapangan.
c. Mahasiswa dapat mengukur kecepatan arus sungai di Lapangan.
d. Mahasiswa dapat mengukur Debit sungai di Lapangan.
e. Mahasiswa dapat mengukur kemiringan dasar sungai di Lapangan.
f. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengukuran manual, dengan
menggunakan rumus Umum, rumus Chezy dan rumus Manning.
g. Mahasiswa dapat menentukan koefisien yang digunakan dalam
perumusan mencari debit, baik untuk rumus Cehzy maupun Manning,
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 2
I.3 Lokasi Praktek Lapangan
Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar dilaksanakan
di Kabupaten Gowa daerah DAM Bili-Bili, dekat Sungai Jeneberang.
I.4 Waktu Pelaksanaan Praktek Lapangan
Praktek Lapangan Hidrologi Dasar dilaksanakan pada;
Hari/Tanggal : Sabtu, 6 Juni 2015
Pukul : 09.00 WITA – 13.00 WITA
1.4 Jadwal Kegiatan
Hari/Tanggal Pukul Kegiatan
Sabtu, 6 Juni 21015 08.30 WITA
09.00 WITA
11.10 WITA
11.15 WITA
11.25 WITA
12.30 WITA
12.35 WITA
12.50 WITA
02.05 WITA
Berkumpul di Jurusan dan
persiapan untuk berangkat
Praktek Lapang.
Berangkat ke Lokasi
Praktek Lapang.
Sampai di Lokasi Praktek
Lapang
Pemasangan alat ukur di
Lapangan
Melakukan Pengukuran di
Lapangan
Selesai melakukan
Pengukuran
Istirahat dan Persiapan
untuk kembali ke kampus
Kembali ke kampus
Sampai di Kampus
I.6 Peserta Praktek Lapangan
Adapun Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi diikuti oleh 27
Mahasiswa dan didampingi oleh 1 orang Dosen.
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 3
I.7 Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan saat melakukan pengukuran di
Lapangan adalah sebagai berikut :
1. Roll Meter
2. Bambu 6 batang dengan panjang 1,5 meter
3. Botol Aqua 3 buah
4. Selang 25 meter
5. Stopwatch dalam hal ini HP 3 buah
6. Tali 13 meter
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan Praktek Lapangan
Hidrologi dasar adalah sebagai berikut :
1. Kertas Grafik
2. Kertas Catatan
3. Pulpen/pensil
4. Mistar
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 4
BAB II
KAJIAN TEORI
II.1 Daerah Aliran Sungai
Menurut I made sandy (1985) seorang guru besar geografi Universitas
Indonesia :
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah bagian dari muka bumi , yang
airnya mengalir kedalam sungai yang bersangkutan, apabila hujan jatuh .
sebuah pulau selamanya terbagi habis kedalam daerah-daerah aliran sungai.
Istilah asing untuk daerah aliran sungai adalah drainase area atau river basin.
Tetapi akhir-akhir ini untuk drainage area atau daerah aliran sungai dipakai
juga istilah watershed. Meskipun pada awalnya istilah watershed itu berarti
hanya rangkaian punggung gunung , atau bagian-bagian yang tertinggi saja
dari drainage area.
Kemampuan air mengalir untuk melakukan fungsi merubah batuan
dan bentuk muka bumi tersebut ditentukan oleh kemampuanya untuk
mengikis , mengangkut, dan mengedapkan batuan. Jadi fungsi air yang
mengalis adalah mengikis batuan; sehingga di muka bumi terjadi ngarai dan
lembah sebagai hasil erosi, bukit dan gunung sebagai sisa erosi dan dataran-
dataran baru sebagai hasil pengedapan.
II.2 Pengumpulan Data Tinggi Muka Air
Tinggi muka air sungai adalah tinggi permukaan air yang diukut dari
titik tertentu yang telah ditetapkan. Tinggi muka air dinyatakan dalam satuan
meter (m) atau centimeter (cm). Titik nol duga air ditentukan pada suatu titik
tetap dari ketinggian muka air laut rata-rataa atau suatu titik referensi tertentu
yang dipilih, ini dimaksudkan untuk keseragaman penggunaan data tinggi
muka air tersebut. Untuk menhindari adanya nilai tinggi muka air negatif
maka sebaliknya titik nol duga air ditempatkan kira-kira 10 sampai 20 cm di
bawah permukaan air terendah. Titik nol harus dijaga sedapat mungkin
jangan sampai berubah-ubah selama pos duga air itu berfungsi dengan
membuat patok tetap dari berton atau besi.
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 5
II.3 Pengukuran Penampang Basah
1. Pengukuran Lebar Sungai
Pengukuran Lebar sungai dilakukan dengan menggunakan alat
ukur lebar. Jenis alat ukur lebar harus disesuaikan dengan lebar
penampang basah dan saranan penunjang yang tersedia.
2. Pengukuran kedalaman sungai
Pengukuran kedalaman sungai dilkasnakan dengan menggunakan
alat ukur kedalaman di setiap vertical yang telah diukur jaraknya. Jarak
setiap vertical harus diusahakan serapat mungkin agar debit tiap sub
bagian penampang tidak lebih dari 5% dari debit seluruh penampang
basah. Pengukuran kedalaman dengan menggunakan kabel dan pemberat
diperlukan koreksi kedalaman, apabila posisi kabel membuat sudut lebih
besar dari apda 5° terhadap garis vertikal.
II.4 Pengukuran Kecepatan Aliran
Kecepatan aliran rata-rata di suatu penampang basah diperoleh dari
hasil pengukuran kecepatan rata-rata dibeberapa vertikal. Kecepatan rata-rata
di suatu vertikal diperoleh dari hasil pengukuran kecepatan aliran satu titik,
dua titik, tiga titik atau lebih banyak titik, yang pelaksanaannya tergantung
pada kedalaman aliran, lebar aliran dan sarana tersedia. Jenis cara pengukuran
tersebut adalah :
a. Pengukuran kecepatan aliran satu titik, dilaksanakan pada
kedalaman (d) 0,6 atau 0,2 d dari permukaan air.
1. Ada 0,6 d, dilakukan apabila kedalaman air kurang dari 0,75 m
2. Pada 0,2d, biasanya dilakukan untuk mengukur debit banjir
apabila pada 0,2d, 0,8d, tidak dapat dilaksanakan.
b. Pengukuran kecepatan aliran dua titik dilaksanakan pada 0,2d dan
0,8d dari permukaan air, apabila kedalaman air lebih dari 0,75 m,
dan kecpatan rata-ratanya dinyatakan dengan rumus :
V =
(V0,2 + V0,8)
2
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 6
Keterangan :
V = Kecepatan aliran rata-rata pada suatu vertikal (m/detik)
V0,2 = Kecepatan pada titik 0,2d (m/detik)
V0,8 = Kecepatan pada titik 0,8d (m/detik)
c. Pengukuran kecepatan aliran dengan tiga titik, dilaksanakan pada
titik 0,2d, 0,6d, dan 0,8d dari permukaan air dan kecepatan aliran
rata-ratanya dinyatakan dengan rumus :
V =
(V0,2 + V0,8)
2
V0,6 x 0,5
Keterangan :
V = Kecepatan aliran rata-rata pada suatu vertikal (m/detik)
V0,2 = Kecepatan pada titik 0,2d (m/detik)
V0,8 = Kecepatan pada titik 0,8d (m/detik)
V0,6 = Kecepatan pada titik 0,6d (m/detik)
Pengukuran kecepatan aliran dibanyak titik kedalaman,
dilaksanakan pada banyak titik dengan jarak antara 1/10 bagian
dari kedalaman mulai dari titik 0,1d sampai 0,9d dan kecepatan
rata-ratanya dapat dihitung secara grafis.
II.5 Pengukuran Debit Sungai
Menurut Soemarto (1987) debit diartikan sebagai volume air yang
mengalir per satuan waktu melewati suatu penampang melintang palung
sungai, pipa, pelimpah, akuifer dan sebagainya. Data debit diperlukan untuk
menentukan volume aliran atau perubahan-perubahannya dalam suatu system
DAS. Data debit diperoleh dengan cara pengukuran debit langsung dan
pengkuran debit tidak langsung (Sri Harto, 2000).
Berdasarkan keterangan dari Balai Perencanaan Sumber Daya Air
Purwokerto pengukuran debit di sungai Banjaran menggunakan pengukuran
tidak langsung, yaitu dengan menggunakan liku kalibrasi. Liku Kalibrasi
menurut Sri Harti (2000) adaah hubungan Grafi antara tinggi muka air dengan
debit. Liku kalibrasi diperoleh dengan sejumlah pengukuran yang terencana
dan menkolerasikan dua variable yaitu tinggi muka air dan debit disuatu
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 7
stasiun hidrometri. Hubungan garis antara variable tinggi muka air dan debit
dapat dilakukan dengan menghubungkan titik-titik pengukuran dengan garis
lengkung diatas kertas logaritmik. Perhitungan debit aliran menggunakan liku
kalibrasi diperoleh dengan persamaan sebagai berikut (Sri Harto 2000).
Prinsip pelaksanaan pengukuran debit sungai adalah mengukur luas
penampang Basah, kecepatan Aliran dan tinggi muka air sungai tersebut.
Debit dapat dihitung dengan Rumus Umum :
Q = A x V
Keterangan :
Q = Debit (m3/detik)
A = Luas bagian penampang Basah (m2)
V = Kecepatan Aliran Rata-rata pada luas bagian Penampang
Basah (m/detik)
Perhitungan Debit dengan Rumus Manning :
Q =
1
n
AR
2
3 S
1
2
Keterangan :
Q = Debit (m3/detik)
n = Koefisien Kekasaran Manning
A = Luas Bagian Penampang Basah (m2)
R = Radius Hidrolik (m)
S = Kemiringan dasar sungai
Perhitungan Debit dengan Rumus Chezy :
Q = AC√RS
Keterangan :
Q = Debit (m3/detik)
A = Luas Bagian Penampang Basah (m2)
R = Radius Hidrolik (m)
S = Kemiringan dasar sungai
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 8
Dari ketiga rumus tersebut dapat dilakukan permbandingan hasil dari
masing-masing rumus yang digunakan. Apakah cocok untuk digunakan
dalam pengukuran Debit Sungai secara umum. Untuk membandingkan dari
ketiga rumus tersebut akan dipaparkan dalam pembahasan selanjutnya
dengan menggunakan data hasil pengukuran di lapangan.
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 9
BAB III
METODE PRAKTEK LAPANG
III.1 Pengukuran Lebar Sungai
Dalam Pengukuran lebar sungai dapat dilakukan dengan cara manual
sebagai beriku :
1. Siapkan tali dengan panjang melebihi perkiraan lebar Sungai,
2. Kemudian bentangkan tali dari sisi kanan sungai sebagai titik acuan
hingga sisi kiri sungai
3. Dalam membentangkan tali, diharapkan tali tersebut tegak lurus
dengan sisi sungai.
4. Setelah itu pertahankan posisi tali tersebut, bisa dengan dipegang,
maupun dipatok untuk lebih memudahkan dalam pengukuran.
5. Setelah posisi tali telah stabil dan tegak lurus dengan kedua sisi
sungai, maka lakukan pengukuran sesuai dengan lebar sungai yang
dialiri air.
6. Untuk lebih jelasnya bisa memperhatikan gambar berikut;
III.2 Pengukuran Kedalaman Sungai
Dalam melakukan pengukuran kedalaman sungai, secara manualnya
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut;
1. Siapkan tiang dalam hal ini kayu atau bambu yang lurus sebanyak
5 buah dengan panjang minimal 1,5 meter atau 2 meter.
Disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Gambar 1.1 Ilustrasi Pengukuran Lebar Sungai
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 10
2. Setelah itu, pasang tiang tersebut setiap titik sepanjang lebar
sungai, sehingga membagi sungai menjadi 6 bagian.
3. Kemudian, lakukan pengukuran pada tiang tersebut.
4. Pengukuran bisa dilakukan secara langsung dengan mengukur
kedalam sungai dengan cara menggunakan meteran, dengan
mengukur dasar tiang hingga bagian tiang yang sejajar dengan
aliran permukaan air.
5. Pengukuran bisa juga dilakukan dengan menandai tiang sesuai
dengan tinggi aliran permukaan sungai, kemudian mengukurnya
ditempat lain, cara ini bisa lebih efisien dan lebih pasti dan tentu
saja lebih mudah.
6. Pengukuran dilakukan untuk setiap tiang yang dipasang.
7. Gambaran pengukuran bisa dilihat seperti gambar berikut ini.
III.3 Pengukuran Kecepatan Aliran Sungai
Untuk melakukan pengukuran Kecepatan Aliran Sungai, dalam
Praktek Lapangan ini menggunakan metode Pelampung, dengan cara
dijelaskan sebagai berikut;
1. Siapkan tiga pelampung dalam hal ini botol dengan kapasitas 500
ml, kemudian isi botol tersebut dengan air setengah dari kapasitas
botol tersebut. Hal ini bertujuan agar botol ini dapat mengapung
dengan adanya udara dalam botol tersebut.
2. Kemudian tentukan tiga titik sepanjang lebar sungai tersebut.
3. Setelah itu siapkan ketiga botol tersebut, masing-masing setiap
titik tadi.
Gambar 1.2 Ilustrasi Pengukuran Kedalaman Sungai
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 11
4. Dalam pengukuran, tentukan panjang lintasan yang akan dilalui
oleh botol tersebut. Misalkan 20 meter dari panjang sungai
tersebut. Titik mulai adalah titik 0 meter dari sungai yang telah
ditentukan. Dan akhir dari perhitungan adalah setelah botol sampai
pada titik ke 20 meter dari panjang sungai.
5. Untuk mengukur kecepatan sungai, data yang diperlukan adalah
panjang lintasan, dan berapa lama waktu yang digunakan oleh
masing-masing botol untuk sampai pada jarak yang telah
ditentukan.
6. Maka dibutuhkanlah alat pengukur waktu atau stopwatch.
7. Pengkuruan dilakukan dengan mengukur lamanya waktu yang
digunakan oleh botol tersebut sesaat setelah dilepaskan, maka
stopwatch diaktifkan. Hingga botol sampai pada garis akhir, dan
perhitungan stopwatch dihentikan.
8. Kemudian catat masing-masing waktu yang digunakan setiap
botol.
9. Cara ini dilakukan sebanyak minimal 3 kali, untuk mendapatkan
data yang lebih akurat.
10. Ilustrasi dalam pengukurannya dapat dilihat pada gambar berikut;
Gambar 1.3 Ilustrasi Pengukuran Kecepatan Aliran Sungai
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 12
III.4 Pengukuran Debit Sungai
Pengukuran Debit Sungai dapat dilaksanakan apabila data Lebar dan
Kedalaman sungai telah didapatkan guna untuk mendapatkan Luas
Penampang Basah Sungai. Selain itu diperlukan juga data Kecepatan Aliran
Sungai. Pembahasan mengenai Pengukuran Debit Sungai akan dibahas pada
Bab berikut.
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengukuran
1. Lebar Sungai (L)
Dari hasil pengukuran dari pinggir sungai terhitung lebar sungai
hingga 6 m atau 600 cm
2. Panjang Sungai (P)
Pengukuran panjang sungai ditentukan untuk memudahkan dalam
pengukuran bagian-bagian sungai lainnya. Dalam hal ini panjang sungai
ditentukan hingga 20 meter dari bagian sungai.
3. Kedalaman Sungai menggunakan Patok (d)
Dalam pengukuran kedalaman sungai digunakan sebanyak 5 patok.
Dan hasil pengukuran sebagai berikut :
a. d1 = 69 cm atau 0,69 m
b. d2 = 111 cm atau 1,11 m
c. d3 = 110 cm atau 1,10 m
d. d4 = 111 cm atau 1,11 m
e. d5 = 87 cm atau 0,87 m
4. Kecepatan Aliran dengan menggunakan Pelampung (Botol) (t)
Tabel 1. Hasil Pengukuran Waktu Pelampung Mencapai 20 m
Percobaan
Waktu Laju Botol sepanjang 20 m (detik)
Botol 1 Botol 2 Botol 3
I 19 17 20
II 15 16 21
III 16 15 26
IV 15 17 17
5. Kemiringan Sungai
Dari hasil pengukuran, pada patok I yang merupakan titik awal,
ketinggian air pada selang tersebut 71 cm dan pada patok II atau patok
pembanding, tinggi air pada selang mencapai 76 cm.
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 14
Gambar 2.1 Kedalaman dan Lebar Sungai
Gambar 2.2 Kecepatan Aliran Sungai
Gambar 2.3 Kemiringan Sungai
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 15
Gambar 2.4 Data Kemiringan Sungai
IV.2 Pembahasan Pengolahan Data
1. Luas Penampang Basah (A)
Atotal = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 + A8 + A9 + A10
A1 =
1
2
a x t
=
1
2
1 x 0,69
=
1
2
x 0,69
= 0,35 m2
A2 = P x L
= 1 x 0,69
= 0,69 m2
A3 =
1
2
a x t
=
1
2
1 x (1,11 − 0,69)
=
1
2
0,42
= 0,21 m2
A4 = P x L
= 1 x 1,1
= 1,1 m2
A5 =
1
2
a x t
=
1
2
1 x (1,11 − 1,10)
=
1
2
0,01
= 0,005 atau 0,01 m2
A6 = P x L
= 1 x 1,1
= 1,1 m2
A1 A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
A10
c c
c
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 16
A7 =
1
2
a x t
=
1
2
1 x (1,11− 1,10)
=
1
2
0,01
= 0,005 atau 0,01 m2
A8 = P x L
= 1 x 0,87
= 0,87 m2
A9 =
1
2
a x t
=
1
2
1 x (1,11 − 0,87)
=
1
2
0,24
= 0,12 m2
A10 =
1
2
a x t
=
1
2
1 x 0,87
=
1
2
0,87
= 0,44 m2
𝐀𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 + A8 + A9 + A10
= 0,35 + 0,69 + 0,21 + 1,1 + 0,01 + 1,1 + 0,01 + 0,87 + 0,12
+ 0,44
= 4,9 m2
2. Kecepatan Aliran Sungai (V)
Botol 1 Botol 2 Botol 3
t1 = 19 detik
t2 = 15 detik
t3 = 16 detik
t4 = 15 detik
t1 = 17 detik
t2 = 16 detik
t3 = 15 detik
t4 = 17 detik
t1 = 20 detik
t2 = 21 detik
t3 = 26 detik
t4 = 17 detik
t1total = 65 detik t2total = 65 detik t3total = 84 detik
t1R =
65
4
= 16,25 detik
t2R =
65
4
= 16,25 detik
t3R =
84
4
= 21 detik
t rata− rata =
t1R + t2R + t3R
3
=
16,25 detik + 16,25 detik + 21 detik
3
=
53,5
3
= 17,83 detik
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 17
Untuk mencari kecepatan aliran sungai dapat menggunakan persamaan sebagai
berikut :
V =
x
t
Keterangan :
V = Kecepatan Aliran Sungai (m/s)
x = Jarak Tempuh (m)
t = Waktu Tempuh (s)
Jadi apabila dimasukkan kedalam persamaan tersebut, jika
diketahui jarak tempuh yang telah ditentukan adalah 20 meter, maka
diperoleh;
V =
x
t
=
20 meter
17,83 detik
V = 1,12 meter/detik
Jadi kecepatan aliran sungai di Lokasi Praktek Lapangan adalah
1,12 m/s.
3. Radius Hidrolik (R)
Radius Hidrolik merupakan data luas penampang basah dibagi
dengan panjang dasar sungai berdasarkan lebar sungai.
Data radius hidrolik dapat ditemukan dengan menggunakan rumus
Phytagoras, dengan menggunakan data lebar dan kedalaman sungai.
?
0,69 m 1,11 m 1,10 m 1,11 m 0,87 m
1 m 1 m 1 m 1 m 1 m 1 m
I
II
III IV
V
VI
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 18
I2
I2
I2
I
I
II2
II2
II2
II
II
= A1
2 + B1
2
= 12 + 0,692
= 1 + 0,48
= √1,48
= 1,2 m
= A2
2 + B2
2
= 12 + (1,11-0,69)2
= 1 + 0,18
= √1,18
= 1,1 m
III2
III2
III2
III
III
IV2
IV2
IV2
IV
IV
= A3
2 + B3
2
= 12 + (1,11-1,10)2
= 1 + 0,0001
= √1,0001
= 1 m
= A4
2 + B4
2
= 12 + (1,11-1,10)2
= 1 + 0,0001
= √1,0001
= 1 m
V2
V2
V2
V
V
= A5
2 + B5
2
= 12 + (1,11-0,87)2
= 1 + 0,06
= √1,06
= 1,03 m
VI2
VI2
VI2
VI
VI
= A6
2 + B6
2
= 12 + 0,872
= 1 + 0,8
= √1,8
= 1,3 m
Untuk menemukan data Radius Hidrolik (R) maka digunakan
rumusan:
R =
A
P
P = I + II + III + IV + V + VI
= (1,2 + 1,1 + 1 + 1 + 1,03 + 1,3) m
= 6,63 m
R =
A
P
=
4,9 m2
6,63 m
= 0,74 m
I
II
III
A1
B1
A2
B2
A3
B3
A6
IV
V
VI
A4
A5
B4
B5
B6
Keterangan :
R = Radius Hidrolik (m)
A = Luas Penampang Basah (m2
)
P = Keliling Basah (m)
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 19
Jadi Radius Hidrolik pada Sungai tersebut dari hasil pengukuran
adalah sepanjang 0,74 m.
4. Kemiringan Dasar Sungai (S)
Untuk mendapatkan data kemiringan sungai dapat menggunakan
rumusan sebagai berikut yang diperoleh dari ilustrasi gambar hasil
pengukruan :
Maka untuk mendapatkan nilai ∝ dapat dihitung dengan cara :
∝ =
5
2000
= 0,0025
Jadi nilai ∝ adalah sebesar 0,0025, dengan kata lain Kemiringan
Dasar Sungai (S) sebesar 0,0025.
5. Debit Sungai (Q)
Debit Sungai dapat dihitung dengan Rumus :
Q = A x V (Rumus Umum)
Q = A x
1
n
R
2
3 S
1
2 (Rumus Manning)
Q = A x C √R S (Rumus Chezy)
Dengan rumus tersebut kita akan membandingkan hasil tiap-tiap
perhitungan menggunakan ketiga rumus tersebut. Data yang akan
dimasukkan kedalam rumus tersebut telah tersedia dipembahasan
sebelumnya dilaporan ini.
1. Menggunakan Rumus Umum
Q = A x V
= 4,9 m2 x 1,12 m.s-2
= 5,5 m3.s-2
5 cm
2000 cm
∝
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 20
2. Menggunakan Rumus Manning
Q = A x
1
n
R
2
3 S
1
2 Ket. Menggunakan Koef. 0,03 (Maksimum)
= 4,9 x
1
𝟎,𝟎𝟑
0,74
2
3 0,0025
1
2
= 4,9 x 33,33 x 0,740,67 x √0,0025
= 163,32 x 0,82 x 0,05
= 6,7 m3.s-2
Q = A x
1
n
R
2
3 S
1
2 Ket. Menggunakan Koef. 0,017(Minimum)
= 4,9 x
1
𝟎,𝟎𝟏𝟕
0,74
2
3 0,0025
1
2
= 4,9 x 58,82 x 0,740,67 x √0,0025
= 288,23 x 0,82 x 0,05
= 11,81 m3.s-2
Perlu diketahui bahwa n sudah tersedia ketentuan untuk nilai
koefisiennya. Untuk nilai koefisien Manning seperti pada lokasi
Praktek Lapangan, Sungai yang Berbatu Pecah dan disemen,
Koefisiennya adalah 0,03. Perumusan di atas hanya untuk
membandingkan hasil dari penggunaan koefisien yang sedikit
berbeda.
3. Menggunakan Rumus Chezy
Q = A x C √R S
Sebelumnya kita harus mengetahui nilai C. Nilai C dapat
diperoleh dari rumus
C =
157,6
1,81+
𝑚
√ 𝑅
atau
87
1+
𝛾
√ 𝑅
[Dengan cara Bazin (1897)]
𝛾 =
𝑚
1,81
C =
23+
0,00155
𝑆
+
1
𝑁
1+
𝑁
√ 𝑅
(23+
0,00155
𝑆
)
[Dengan cara Kutter (1869)]
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 21
Catatan :
Dengan menggunakan Rumus Bazin, untuk mendapatkan nilai C,
dapat dilihat dibawah ini;
Rumus C I Rumus C II
C =
157,6
1,81+
𝑚
√ 𝑅
=
157,6
1,81+
0,83
√0,74
=
157,6
1,81+
0,83
0,82
=
157,6
1,81+ 1,012
=
157,6
2,82
= 55,89
C =
87
1+
𝛾
√ 𝑅
=
87
1+
𝛾
√ 𝑅
=
87
1+
0,46
√0,74
=
87
1+
0,46
0,82
=
87
1+ 0,6
=
87
1,06
= 54,4
𝛾 =
𝑚
1,81
=
0,83
1,81
= 0,46
Q = A x C √R S Ket. Menggunakan Hasil Rumus C I
= 4,9 x 55,89 √0,74 𝑥 0,0025
= 4,9 x 55,89 x 0,04
= 10,95 m3.s-2
Q = A x C √R S Ket. Menggunakan Hasil Rumus C II
= 4,9 x 54,4 √0,74 𝑥 0,0025
= 4,9 x 54,4 x 0,04
= 10,66 m3.s-2
Koefisien Kekasaran Manning
(n) (Pasangan batu disemen
pecah)
Minimum = 0,017
Medium = 0,025
Maksimun = 0,030
Koefisien Kekasaran Bazin (m)
(Pasangan batu disemen pecah)
= 0,83
Koefisien Kutter (N) (pasangan
batu disemen pecah)
= 0,025
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 22
Dengan menggunakan Rumus Kutter, dapat dilihat sebagai berikut;
C =
23 +
0,00155
S
+
1
N
1 +
N
√R
(23 +
0,00155
S
)
=
23 +
0,00155
0,0025
+
1
𝟎,𝟎𝟐𝟓
1 +
0,025
√0,74
(23 +
0,00155
0,0025
)
=
23 + 0,62 + 40
1+
0,025
0 ,82
(23+ 0,62)
=
23 + 0,62 + 40
1 + 0,03 (23+ 0,62)
=
63,62
1,7
= 37,42
Maka didapatkan nilai C sebesar 37,42. Dan apabila dimasukkan
kedalam rumus,
Q = A x C √R S Ket. Menggunakan Koef. 0,025
= 4,9 x 37,42 √0,74 𝑥 0,0025
= 4,9 x 37,42 x 0,04
= 7,33 m3.s-2
Rumus yang sama, dengan koefisien yang berbeda;
C =
23 +
0,00155
S
+
1
N
1 +
N
√R
(23 +
0,00155
S
)
=
23 +
0,00155
0,0025
+
1
𝟎,𝟎𝟏𝟓
1 +
0,015
√0,74
(23 +
0,00155
0,0025
)
=
23 + 0,62 + 66,67
1+
0,015
0 ,82
(23+ 0,62)
=
23 + 0,62 + 66,67
1 + 0,02 (23+ 0,62)
=
90,29
1,47
= 61,42
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 23
Maka didapatkan nilai C sebesar 61,42. Dan apabila dimasukkan
kedalam rumus,
Q = A x C √R S Ket. Menggunakan Koef. 0,015
= 4,9 x 61,42 √0,74 𝑥 0,0025
= 4,9 x 61,42 x 0,04
= 12,04 m3.s-2
Jika tiap hasil perhitungan debit dibandingkan, maka dapat dilihat
sebagai berikut:
Rumus Umum : 5,5 m3.s-2 √
Rumus Manning : 6,7 m3.s-2 (Koef. 0,030) √
: 11,81 m3.s-2 (Koef. 0,017)
Rumus Chezy : 7,33 m3.s-2 (Koef. 0,025) √
: 12,04 m3.s-2 (Koef. 0,015)
: 10,66 m3.s-2 (Rumus I)
: 10,95 m3.s-2 (Rumus II)
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Struktur atau bentuk serta Bahan
penyusun permukaan saluran sangat mempengaruhi nilai debit suatu
sungai. Dan dari ketiga rumus tersebut, dapat digunakan dalam
perkiraan debit aliran sungai, karena nilai debit hasil pengukuran yang
tidak terlalu jauh. Dengan syarat, teliti dalam penentuan nilai koefisien
masing-masing rumus yang akan digunakan.
Untuk nilai koefisien yang lebih lengkap, dapat dilihat di tabel
koefisien masing-masing rumus pada lampiran laporan.
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 24
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penyusunan laporan ini
adalah sebagai berikut:
1. Dalam penentuan Luas penampang basah suatu sungai, dapat dicari
dengan mengukur lebar dan kedalaman sungai.
2. Kecepatan aliran sungai sangat dipengaruhi oleh luas, kemiringan
sungai tersebut.
3. Dalam perhitungan debit dapat digunakan 3 rumus yaitu, rumus yang
umum digunakan dengan hasil perkalian kecepatan dan luas
penampang basah, dengan menggunakan rumus kecepatan oleh
Manning, serta dengan menggunakan rumus kecepatan oleh Chezy.
4. Dalam penentuan koefisien tiap-tiap rumus, harus ditentukan dengan
teliti dengan memperhatikan kondisi lapangan yang diukur.
5. Untuk mendapatkan data yang akurat dari hasil pengukuran.
Pengukuran tidak hanya dilakukan satu kali saja, melainka untuk
beberapa kali, untuk mendapatkan nilai yang pasti.
V.2 Saran
1. Saran kepada Pengurus Laboratorium
Saya berharap kepada seluru jajaran yang bertanggung jawab
terhadap kepengurusan Lab terkhusus terhadap alat-alat yang ada
didalamnya, untuk memaksimalkan pemfasilitasan alat-alat yang akan
digunakan dalam melaksanakan Praktek Lapang untuk Mahasiswa.
Agar Mahasiswa dapat mengetahui tentang penggunaan alat tersebut,
dan dimudahkan dalam pelaksanaan Praktek Lapang. Dan untuk alat
yang rusak agar segera diperbaiki.
2. Saran kepada Pembimbing (Dosen)
Saya berharap agar Dosen dalam pemberian penjelasan
materinya untuk ditingkatkan untuk semua pembelajaran baik saat
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 25
praktikum maupun saat teori sehingga Mahasiswa dapat lebih mudah
dalam Pemahaman Materi.
3. Saran kepada Peserta Praktek Lapang (Mahasiswa)
Saya berharap kepada peserta praktek Lapang untuk lebih aktif
dan totalitas dalam melaksanakan praktek ini, demi kepentingan
bersama. Sehingga tidak ada salah satu dari peserta yang lainnya yang
terbebani dengan bekerja secara individual yang seharusnya dikerjakan
bersama/kelompok. Sehingga setiap peserta dapat mengetahui prosedur
dalam melakukan pengukuran, baik secara teori maupun praktik.
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 26
DAFTAR PUSTAKA
Karnisah, Iin. 2010. Hidrolika Terapan Bagian 2: Aliran Dalam Saluran
Terbuka. Halaman 9 – 16.
Tim Dosen. 2014. Hidrologi : Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi.
Halaman 37 – 41.
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 27
LAMPIRAN
Gambar 3.1 Foto Saat Pengukuran Lebar Sungai
Gambar 3.2 Foto Saat Pengukuran Kedalaman Sungai
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 28
Tabel 2.1 Koefisien Kekasaran Kutter (N)
Tabel 2.2 Koefisien Bazin (m)
Tabel 2.3 Nilai Koefisien Kekasaran (n)
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 29
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 30
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 31
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 32
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 33
Nurul Afdal Haris - 1415141002
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 34
Lokasi Praktek
Lapang
Gambar 3.3 Foto Tangkapan Google Earth Lokasi Praktek Lapang

More Related Content

What's hot

Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMarfizal Marfizal
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendungironsand2009
 
Kuliah 1 siklus hidrologi
Kuliah 1 siklus hidrologiKuliah 1 siklus hidrologi
Kuliah 1 siklus hidrologiRamal Sihombing
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyaFitria Anggrainy
 
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipaAliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipacahpati138
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYAAristo Amir
 
1. mekanika tanah 1
1. mekanika tanah 11. mekanika tanah 1
1. mekanika tanah 1fahmi09
 
mineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanmineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanALAM SEKITAR
 
Materi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiMateri Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Modul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjangModul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjangafadliansyah
 
Kebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian airKebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian airMunzirkamala
 
Proses terjadinya sedimentasi ppt
Proses terjadinya sedimentasi pptProses terjadinya sedimentasi ppt
Proses terjadinya sedimentasi pptluhutmanahan
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitRpbowo
 
Makalah Teknik Jalan Raya
Makalah Teknik Jalan RayaMakalah Teknik Jalan Raya
Makalah Teknik Jalan RayaUmmu Suaiba
 
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahLaboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahReski Aprilia
 

What's hot (20)

3 pumping test
3 pumping test3 pumping test
3 pumping test
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
Kuliah 1 siklus hidrologi
Kuliah 1 siklus hidrologiKuliah 1 siklus hidrologi
Kuliah 1 siklus hidrologi
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannya
 
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipaAliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
1. mekanika tanah 1
1. mekanika tanah 11. mekanika tanah 1
1. mekanika tanah 1
 
mineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanmineral-dan-batuan
mineral-dan-batuan
 
Prinsip mekanika tanah
Prinsip mekanika tanahPrinsip mekanika tanah
Prinsip mekanika tanah
 
Materi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiMateri Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
 
Modul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjangModul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjang
 
Kebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian airKebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian air
 
2.morfometri das
2.morfometri das2.morfometri das
2.morfometri das
 
Proses terjadinya sedimentasi ppt
Proses terjadinya sedimentasi pptProses terjadinya sedimentasi ppt
Proses terjadinya sedimentasi ppt
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
 
Makalah Teknik Jalan Raya
Makalah Teknik Jalan RayaMakalah Teknik Jalan Raya
Makalah Teknik Jalan Raya
 
Hidrolika
HidrolikaHidrolika
Hidrolika
 
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahLaboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
 
Muara Sungai
Muara SungaiMuara Sungai
Muara Sungai
 

Viewers also liked

Materi Siklus Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Siklus Hidrologi Mata Kuliah HidrologiMateri Siklus Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Siklus Hidrologi Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanahedhie noegroho
 
Mata Kuliah Hidrologi : Sungai
Mata Kuliah Hidrologi : SungaiMata Kuliah Hidrologi : Sungai
Mata Kuliah Hidrologi : SungaiReni Aryanti
 
Contoh penulisan laporan hasil kegiatan
Contoh penulisan laporan hasil kegiatanContoh penulisan laporan hasil kegiatan
Contoh penulisan laporan hasil kegiatanAmaq Kangkung
 
BAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGIBAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGIEDIS BLOG
 
A sample of the propasals i do
A sample of the propasals i doA sample of the propasals i do
A sample of the propasals i doDaniel Kimotho
 
Strategic Case Study: Investment Optimisation for Executives using Big Data, ...
Strategic Case Study: Investment Optimisation for Executives using Big Data, ...Strategic Case Study: Investment Optimisation for Executives using Big Data, ...
Strategic Case Study: Investment Optimisation for Executives using Big Data, ...Innovation Enterprise
 
CleverAdvice Company Profile it
CleverAdvice Company Profile it CleverAdvice Company Profile it
CleverAdvice Company Profile it Silvia Aronadio
 
оценка конкурентоспособности продукта, содержащего оис
оценка конкурентоспособности продукта, содержащего оисоценка конкурентоспособности продукта, содержащего оис
оценка конкурентоспособности продукта, содержащего оисВиктория Лабецкая
 
24 27 ◄ الحديث ◄ الفصول 24 الى 27
24 27 ◄ الحديث ◄ الفصول 24 الى 2724 27 ◄ الحديث ◄ الفصول 24 الى 27
24 27 ◄ الحديث ◄ الفصول 24 الى 27Ibn taymyya
 
Hezkuntza Deialdia
Hezkuntza DeialdiaHezkuntza Deialdia
Hezkuntza Deialdiaeuskaleskola
 

Viewers also liked (18)

Hidrologi
HidrologiHidrologi
Hidrologi
 
Materi Siklus Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Siklus Hidrologi Mata Kuliah HidrologiMateri Siklus Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Siklus Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
 
Mata Kuliah Hidrologi : Sungai
Mata Kuliah Hidrologi : SungaiMata Kuliah Hidrologi : Sungai
Mata Kuliah Hidrologi : Sungai
 
Contoh penulisan laporan hasil kegiatan
Contoh penulisan laporan hasil kegiatanContoh penulisan laporan hasil kegiatan
Contoh penulisan laporan hasil kegiatan
 
BAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGIBAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGI
 
A sample of the propasals i do
A sample of the propasals i doA sample of the propasals i do
A sample of the propasals i do
 
Hp NLB Singaopre
Hp NLB SingaopreHp NLB Singaopre
Hp NLB Singaopre
 
GreenFidic
GreenFidicGreenFidic
GreenFidic
 
Patricia Ellen Vazquez
Patricia Ellen VazquezPatricia Ellen Vazquez
Patricia Ellen Vazquez
 
Strategic Case Study: Investment Optimisation for Executives using Big Data, ...
Strategic Case Study: Investment Optimisation for Executives using Big Data, ...Strategic Case Study: Investment Optimisation for Executives using Big Data, ...
Strategic Case Study: Investment Optimisation for Executives using Big Data, ...
 
CleverAdvice Company Profile it
CleverAdvice Company Profile it CleverAdvice Company Profile it
CleverAdvice Company Profile it
 
оценка конкурентоспособности продукта, содержащего оис
оценка конкурентоспособности продукта, содержащего оисоценка конкурентоспособности продукта, содержащего оис
оценка конкурентоспособности продукта, содержащего оис
 
Pedestriantv media-kit-2013
Pedestriantv media-kit-2013Pedestriantv media-kit-2013
Pedestriantv media-kit-2013
 
24 27 ◄ الحديث ◄ الفصول 24 الى 27
24 27 ◄ الحديث ◄ الفصول 24 الى 2724 27 ◄ الحديث ◄ الفصول 24 الى 27
24 27 ◄ الحديث ◄ الفصول 24 الى 27
 
Paralect
ParalectParalect
Paralect
 
Pb
PbPb
Pb
 
Hezkuntza Deialdia
Hezkuntza DeialdiaHezkuntza Deialdia
Hezkuntza Deialdia
 

Similar to Laporan Hidrologi Dasar

Tugas kelompok sugai
Tugas kelompok sugaiTugas kelompok sugai
Tugas kelompok sugaiHendrizal
 
Pengukuran debit dan pengambilan
Pengukuran debit dan pengambilanPengukuran debit dan pengambilan
Pengukuran debit dan pengambilanaditya
 
Studi evaluasi-normalisasi-saluran-drainase-tanjung-sadari-krembangan-surabay...
Studi evaluasi-normalisasi-saluran-drainase-tanjung-sadari-krembangan-surabay...Studi evaluasi-normalisasi-saluran-drainase-tanjung-sadari-krembangan-surabay...
Studi evaluasi-normalisasi-saluran-drainase-tanjung-sadari-krembangan-surabay...Elma Puspaningtyas
 
2. HIDROMETRI dan Debit ANDALAN.ppt
2. HIDROMETRI dan Debit ANDALAN.ppt2. HIDROMETRI dan Debit ANDALAN.ppt
2. HIDROMETRI dan Debit ANDALAN.pptSalmanAP2
 
REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOK
REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOKREDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOK
REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOKDebora Elluisa Manurung
 
Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013
Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013
Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013Mega Dharma Putra
 
Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)
Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)
Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)afifsalim12
 
Tugas terjemahan survey hidrografi
Tugas terjemahan survey hidrografiTugas terjemahan survey hidrografi
Tugas terjemahan survey hidrografiAgita Herwanda
 
PPT Seminar Proposal.pptx
PPT Seminar Proposal.pptxPPT Seminar Proposal.pptx
PPT Seminar Proposal.pptxRazgriz3
 
LAPORAN REKAYASA HIDROLOGI.pdf
LAPORAN REKAYASA HIDROLOGI.pdfLAPORAN REKAYASA HIDROLOGI.pdf
LAPORAN REKAYASA HIDROLOGI.pdfAkmalFikri22
 
Pertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptx
Pertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptxPertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptx
Pertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptxErniMulyandari1
 
BAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGIBAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGIEDIS BLOG
 
Presentation wahyu.pptx
Presentation wahyu.pptxPresentation wahyu.pptx
Presentation wahyu.pptxWahyu358704
 

Similar to Laporan Hidrologi Dasar (20)

Tugas Sugai
Tugas SugaiTugas Sugai
Tugas Sugai
 
Tugas kelompok sugai
Tugas kelompok sugaiTugas kelompok sugai
Tugas kelompok sugai
 
Pengukuran debit dan pengambilan
Pengukuran debit dan pengambilanPengukuran debit dan pengambilan
Pengukuran debit dan pengambilan
 
Studi evaluasi-normalisasi-saluran-drainase-tanjung-sadari-krembangan-surabay...
Studi evaluasi-normalisasi-saluran-drainase-tanjung-sadari-krembangan-surabay...Studi evaluasi-normalisasi-saluran-drainase-tanjung-sadari-krembangan-surabay...
Studi evaluasi-normalisasi-saluran-drainase-tanjung-sadari-krembangan-surabay...
 
current meter
current meter current meter
current meter
 
1.pdf
1.pdf1.pdf
1.pdf
 
2. HIDROMETRI dan Debit ANDALAN.ppt
2. HIDROMETRI dan Debit ANDALAN.ppt2. HIDROMETRI dan Debit ANDALAN.ppt
2. HIDROMETRI dan Debit ANDALAN.ppt
 
REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOK
REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOKREDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOK
REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOK
 
Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013
Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013
Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013
 
Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)
Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)
Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)
 
Tugas terjemahan survey hidrografi
Tugas terjemahan survey hidrografiTugas terjemahan survey hidrografi
Tugas terjemahan survey hidrografi
 
PPT Rekayasa Hidrologi [TM11].pdf
PPT Rekayasa Hidrologi [TM11].pdfPPT Rekayasa Hidrologi [TM11].pdf
PPT Rekayasa Hidrologi [TM11].pdf
 
PPT Seminar Proposal.pptx
PPT Seminar Proposal.pptxPPT Seminar Proposal.pptx
PPT Seminar Proposal.pptx
 
Jurnal hendra
Jurnal hendraJurnal hendra
Jurnal hendra
 
LAPORAN REKAYASA HIDROLOGI.pdf
LAPORAN REKAYASA HIDROLOGI.pdfLAPORAN REKAYASA HIDROLOGI.pdf
LAPORAN REKAYASA HIDROLOGI.pdf
 
Perencanaan hidrology
Perencanaan hidrologyPerencanaan hidrology
Perencanaan hidrology
 
Pertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptx
Pertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptxPertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptx
Pertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptx
 
PPT S1.ppt
PPT S1.pptPPT S1.ppt
PPT S1.ppt
 
BAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGIBAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGI
 
Presentation wahyu.pptx
Presentation wahyu.pptxPresentation wahyu.pptx
Presentation wahyu.pptx
 

More from Nurul Afdal Haris

Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019Nurul Afdal Haris
 
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasarFormat Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasarNurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Nurul Afdal Haris
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Nurul Afdal Haris
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Nurul Afdal Haris
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Nurul Afdal Haris
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...Nurul Afdal Haris
 
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi TanahLaporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi TanahNurul Afdal Haris
 
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinMateri MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinNurul Afdal Haris
 
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber DayaLaporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber DayaNurul Afdal Haris
 
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalPerubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalNurul Afdal Haris
 
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah HidrologiMateri Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 

More from Nurul Afdal Haris (20)

Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
 
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasarFormat Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
 
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
 
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi TanahLaporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
 
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinMateri MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
 
Laporan Kartografi Dasar
Laporan Kartografi DasarLaporan Kartografi Dasar
Laporan Kartografi Dasar
 
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber DayaLaporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
 
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalPerubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
 
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah HidrologiMateri Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
 
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
 

Recently uploaded

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 

Recently uploaded (20)

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 

Laporan Hidrologi Dasar

  • 1. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Dasar Pelaksanaan Pelaksanaan praktek lapang berdasarkan pada kurikulum Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar yang dialokasikan waktunya pada Semester Genap (Semester II). Pelaksanaan Praktek Lapang ini wajib diikuti oleh semua Mahasiswa yang memprogram mata kuliah Hidrologi Dasar. Praktek ini disinergikan antara teori yang diterima Mahasiswa dalam ruangan kelas dengan kondisi nyata di lapangan. I.2 Tujuan Praktek Lapangan Adapun tujuan pelaksanaan praktek lapangan ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Praktek Lapangan Dilaksanaan praktek lapangan ini bertujuan untuk melatih mahasiswa menerapkan dan membandingkan antara teori dengan kerja nyata di lapangan dan terampil dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan mata kuliah Hidrologi Dasar. 2. Tujuan Intruksional Khusus Pelaksanaan praktek lapangan ini diharapkan : a. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran kedalaman sungai di lapangan. b. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran terhadap lebar serta luas penampang basah sungai di Lapangan. c. Mahasiswa dapat mengukur kecepatan arus sungai di Lapangan. d. Mahasiswa dapat mengukur Debit sungai di Lapangan. e. Mahasiswa dapat mengukur kemiringan dasar sungai di Lapangan. f. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengukuran manual, dengan menggunakan rumus Umum, rumus Chezy dan rumus Manning. g. Mahasiswa dapat menentukan koefisien yang digunakan dalam perumusan mencari debit, baik untuk rumus Cehzy maupun Manning,
  • 2. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 2 I.3 Lokasi Praktek Lapangan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar dilaksanakan di Kabupaten Gowa daerah DAM Bili-Bili, dekat Sungai Jeneberang. I.4 Waktu Pelaksanaan Praktek Lapangan Praktek Lapangan Hidrologi Dasar dilaksanakan pada; Hari/Tanggal : Sabtu, 6 Juni 2015 Pukul : 09.00 WITA – 13.00 WITA 1.4 Jadwal Kegiatan Hari/Tanggal Pukul Kegiatan Sabtu, 6 Juni 21015 08.30 WITA 09.00 WITA 11.10 WITA 11.15 WITA 11.25 WITA 12.30 WITA 12.35 WITA 12.50 WITA 02.05 WITA Berkumpul di Jurusan dan persiapan untuk berangkat Praktek Lapang. Berangkat ke Lokasi Praktek Lapang. Sampai di Lokasi Praktek Lapang Pemasangan alat ukur di Lapangan Melakukan Pengukuran di Lapangan Selesai melakukan Pengukuran Istirahat dan Persiapan untuk kembali ke kampus Kembali ke kampus Sampai di Kampus I.6 Peserta Praktek Lapangan Adapun Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi diikuti oleh 27 Mahasiswa dan didampingi oleh 1 orang Dosen.
  • 3. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 3 I.7 Alat dan Bahan a. Alat Adapun alat yang digunakan saat melakukan pengukuran di Lapangan adalah sebagai berikut : 1. Roll Meter 2. Bambu 6 batang dengan panjang 1,5 meter 3. Botol Aqua 3 buah 4. Selang 25 meter 5. Stopwatch dalam hal ini HP 3 buah 6. Tali 13 meter b. Bahan Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan Praktek Lapangan Hidrologi dasar adalah sebagai berikut : 1. Kertas Grafik 2. Kertas Catatan 3. Pulpen/pensil 4. Mistar
  • 4. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 4 BAB II KAJIAN TEORI II.1 Daerah Aliran Sungai Menurut I made sandy (1985) seorang guru besar geografi Universitas Indonesia : Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah bagian dari muka bumi , yang airnya mengalir kedalam sungai yang bersangkutan, apabila hujan jatuh . sebuah pulau selamanya terbagi habis kedalam daerah-daerah aliran sungai. Istilah asing untuk daerah aliran sungai adalah drainase area atau river basin. Tetapi akhir-akhir ini untuk drainage area atau daerah aliran sungai dipakai juga istilah watershed. Meskipun pada awalnya istilah watershed itu berarti hanya rangkaian punggung gunung , atau bagian-bagian yang tertinggi saja dari drainage area. Kemampuan air mengalir untuk melakukan fungsi merubah batuan dan bentuk muka bumi tersebut ditentukan oleh kemampuanya untuk mengikis , mengangkut, dan mengedapkan batuan. Jadi fungsi air yang mengalis adalah mengikis batuan; sehingga di muka bumi terjadi ngarai dan lembah sebagai hasil erosi, bukit dan gunung sebagai sisa erosi dan dataran- dataran baru sebagai hasil pengedapan. II.2 Pengumpulan Data Tinggi Muka Air Tinggi muka air sungai adalah tinggi permukaan air yang diukut dari titik tertentu yang telah ditetapkan. Tinggi muka air dinyatakan dalam satuan meter (m) atau centimeter (cm). Titik nol duga air ditentukan pada suatu titik tetap dari ketinggian muka air laut rata-rataa atau suatu titik referensi tertentu yang dipilih, ini dimaksudkan untuk keseragaman penggunaan data tinggi muka air tersebut. Untuk menhindari adanya nilai tinggi muka air negatif maka sebaliknya titik nol duga air ditempatkan kira-kira 10 sampai 20 cm di bawah permukaan air terendah. Titik nol harus dijaga sedapat mungkin jangan sampai berubah-ubah selama pos duga air itu berfungsi dengan membuat patok tetap dari berton atau besi.
  • 5. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 5 II.3 Pengukuran Penampang Basah 1. Pengukuran Lebar Sungai Pengukuran Lebar sungai dilakukan dengan menggunakan alat ukur lebar. Jenis alat ukur lebar harus disesuaikan dengan lebar penampang basah dan saranan penunjang yang tersedia. 2. Pengukuran kedalaman sungai Pengukuran kedalaman sungai dilkasnakan dengan menggunakan alat ukur kedalaman di setiap vertical yang telah diukur jaraknya. Jarak setiap vertical harus diusahakan serapat mungkin agar debit tiap sub bagian penampang tidak lebih dari 5% dari debit seluruh penampang basah. Pengukuran kedalaman dengan menggunakan kabel dan pemberat diperlukan koreksi kedalaman, apabila posisi kabel membuat sudut lebih besar dari apda 5° terhadap garis vertikal. II.4 Pengukuran Kecepatan Aliran Kecepatan aliran rata-rata di suatu penampang basah diperoleh dari hasil pengukuran kecepatan rata-rata dibeberapa vertikal. Kecepatan rata-rata di suatu vertikal diperoleh dari hasil pengukuran kecepatan aliran satu titik, dua titik, tiga titik atau lebih banyak titik, yang pelaksanaannya tergantung pada kedalaman aliran, lebar aliran dan sarana tersedia. Jenis cara pengukuran tersebut adalah : a. Pengukuran kecepatan aliran satu titik, dilaksanakan pada kedalaman (d) 0,6 atau 0,2 d dari permukaan air. 1. Ada 0,6 d, dilakukan apabila kedalaman air kurang dari 0,75 m 2. Pada 0,2d, biasanya dilakukan untuk mengukur debit banjir apabila pada 0,2d, 0,8d, tidak dapat dilaksanakan. b. Pengukuran kecepatan aliran dua titik dilaksanakan pada 0,2d dan 0,8d dari permukaan air, apabila kedalaman air lebih dari 0,75 m, dan kecpatan rata-ratanya dinyatakan dengan rumus : V = (V0,2 + V0,8) 2
  • 6. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 6 Keterangan : V = Kecepatan aliran rata-rata pada suatu vertikal (m/detik) V0,2 = Kecepatan pada titik 0,2d (m/detik) V0,8 = Kecepatan pada titik 0,8d (m/detik) c. Pengukuran kecepatan aliran dengan tiga titik, dilaksanakan pada titik 0,2d, 0,6d, dan 0,8d dari permukaan air dan kecepatan aliran rata-ratanya dinyatakan dengan rumus : V = (V0,2 + V0,8) 2 V0,6 x 0,5 Keterangan : V = Kecepatan aliran rata-rata pada suatu vertikal (m/detik) V0,2 = Kecepatan pada titik 0,2d (m/detik) V0,8 = Kecepatan pada titik 0,8d (m/detik) V0,6 = Kecepatan pada titik 0,6d (m/detik) Pengukuran kecepatan aliran dibanyak titik kedalaman, dilaksanakan pada banyak titik dengan jarak antara 1/10 bagian dari kedalaman mulai dari titik 0,1d sampai 0,9d dan kecepatan rata-ratanya dapat dihitung secara grafis. II.5 Pengukuran Debit Sungai Menurut Soemarto (1987) debit diartikan sebagai volume air yang mengalir per satuan waktu melewati suatu penampang melintang palung sungai, pipa, pelimpah, akuifer dan sebagainya. Data debit diperlukan untuk menentukan volume aliran atau perubahan-perubahannya dalam suatu system DAS. Data debit diperoleh dengan cara pengukuran debit langsung dan pengkuran debit tidak langsung (Sri Harto, 2000). Berdasarkan keterangan dari Balai Perencanaan Sumber Daya Air Purwokerto pengukuran debit di sungai Banjaran menggunakan pengukuran tidak langsung, yaitu dengan menggunakan liku kalibrasi. Liku Kalibrasi menurut Sri Harti (2000) adaah hubungan Grafi antara tinggi muka air dengan debit. Liku kalibrasi diperoleh dengan sejumlah pengukuran yang terencana dan menkolerasikan dua variable yaitu tinggi muka air dan debit disuatu
  • 7. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 7 stasiun hidrometri. Hubungan garis antara variable tinggi muka air dan debit dapat dilakukan dengan menghubungkan titik-titik pengukuran dengan garis lengkung diatas kertas logaritmik. Perhitungan debit aliran menggunakan liku kalibrasi diperoleh dengan persamaan sebagai berikut (Sri Harto 2000). Prinsip pelaksanaan pengukuran debit sungai adalah mengukur luas penampang Basah, kecepatan Aliran dan tinggi muka air sungai tersebut. Debit dapat dihitung dengan Rumus Umum : Q = A x V Keterangan : Q = Debit (m3/detik) A = Luas bagian penampang Basah (m2) V = Kecepatan Aliran Rata-rata pada luas bagian Penampang Basah (m/detik) Perhitungan Debit dengan Rumus Manning : Q = 1 n AR 2 3 S 1 2 Keterangan : Q = Debit (m3/detik) n = Koefisien Kekasaran Manning A = Luas Bagian Penampang Basah (m2) R = Radius Hidrolik (m) S = Kemiringan dasar sungai Perhitungan Debit dengan Rumus Chezy : Q = AC√RS Keterangan : Q = Debit (m3/detik) A = Luas Bagian Penampang Basah (m2) R = Radius Hidrolik (m) S = Kemiringan dasar sungai
  • 8. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 8 Dari ketiga rumus tersebut dapat dilakukan permbandingan hasil dari masing-masing rumus yang digunakan. Apakah cocok untuk digunakan dalam pengukuran Debit Sungai secara umum. Untuk membandingkan dari ketiga rumus tersebut akan dipaparkan dalam pembahasan selanjutnya dengan menggunakan data hasil pengukuran di lapangan.
  • 9. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 9 BAB III METODE PRAKTEK LAPANG III.1 Pengukuran Lebar Sungai Dalam Pengukuran lebar sungai dapat dilakukan dengan cara manual sebagai beriku : 1. Siapkan tali dengan panjang melebihi perkiraan lebar Sungai, 2. Kemudian bentangkan tali dari sisi kanan sungai sebagai titik acuan hingga sisi kiri sungai 3. Dalam membentangkan tali, diharapkan tali tersebut tegak lurus dengan sisi sungai. 4. Setelah itu pertahankan posisi tali tersebut, bisa dengan dipegang, maupun dipatok untuk lebih memudahkan dalam pengukuran. 5. Setelah posisi tali telah stabil dan tegak lurus dengan kedua sisi sungai, maka lakukan pengukuran sesuai dengan lebar sungai yang dialiri air. 6. Untuk lebih jelasnya bisa memperhatikan gambar berikut; III.2 Pengukuran Kedalaman Sungai Dalam melakukan pengukuran kedalaman sungai, secara manualnya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut; 1. Siapkan tiang dalam hal ini kayu atau bambu yang lurus sebanyak 5 buah dengan panjang minimal 1,5 meter atau 2 meter. Disesuaikan dengan kondisi lapangan. Gambar 1.1 Ilustrasi Pengukuran Lebar Sungai
  • 10. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 10 2. Setelah itu, pasang tiang tersebut setiap titik sepanjang lebar sungai, sehingga membagi sungai menjadi 6 bagian. 3. Kemudian, lakukan pengukuran pada tiang tersebut. 4. Pengukuran bisa dilakukan secara langsung dengan mengukur kedalam sungai dengan cara menggunakan meteran, dengan mengukur dasar tiang hingga bagian tiang yang sejajar dengan aliran permukaan air. 5. Pengukuran bisa juga dilakukan dengan menandai tiang sesuai dengan tinggi aliran permukaan sungai, kemudian mengukurnya ditempat lain, cara ini bisa lebih efisien dan lebih pasti dan tentu saja lebih mudah. 6. Pengukuran dilakukan untuk setiap tiang yang dipasang. 7. Gambaran pengukuran bisa dilihat seperti gambar berikut ini. III.3 Pengukuran Kecepatan Aliran Sungai Untuk melakukan pengukuran Kecepatan Aliran Sungai, dalam Praktek Lapangan ini menggunakan metode Pelampung, dengan cara dijelaskan sebagai berikut; 1. Siapkan tiga pelampung dalam hal ini botol dengan kapasitas 500 ml, kemudian isi botol tersebut dengan air setengah dari kapasitas botol tersebut. Hal ini bertujuan agar botol ini dapat mengapung dengan adanya udara dalam botol tersebut. 2. Kemudian tentukan tiga titik sepanjang lebar sungai tersebut. 3. Setelah itu siapkan ketiga botol tersebut, masing-masing setiap titik tadi. Gambar 1.2 Ilustrasi Pengukuran Kedalaman Sungai
  • 11. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 11 4. Dalam pengukuran, tentukan panjang lintasan yang akan dilalui oleh botol tersebut. Misalkan 20 meter dari panjang sungai tersebut. Titik mulai adalah titik 0 meter dari sungai yang telah ditentukan. Dan akhir dari perhitungan adalah setelah botol sampai pada titik ke 20 meter dari panjang sungai. 5. Untuk mengukur kecepatan sungai, data yang diperlukan adalah panjang lintasan, dan berapa lama waktu yang digunakan oleh masing-masing botol untuk sampai pada jarak yang telah ditentukan. 6. Maka dibutuhkanlah alat pengukur waktu atau stopwatch. 7. Pengkuruan dilakukan dengan mengukur lamanya waktu yang digunakan oleh botol tersebut sesaat setelah dilepaskan, maka stopwatch diaktifkan. Hingga botol sampai pada garis akhir, dan perhitungan stopwatch dihentikan. 8. Kemudian catat masing-masing waktu yang digunakan setiap botol. 9. Cara ini dilakukan sebanyak minimal 3 kali, untuk mendapatkan data yang lebih akurat. 10. Ilustrasi dalam pengukurannya dapat dilihat pada gambar berikut; Gambar 1.3 Ilustrasi Pengukuran Kecepatan Aliran Sungai
  • 12. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 12 III.4 Pengukuran Debit Sungai Pengukuran Debit Sungai dapat dilaksanakan apabila data Lebar dan Kedalaman sungai telah didapatkan guna untuk mendapatkan Luas Penampang Basah Sungai. Selain itu diperlukan juga data Kecepatan Aliran Sungai. Pembahasan mengenai Pengukuran Debit Sungai akan dibahas pada Bab berikut.
  • 13. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 13 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Pengukuran 1. Lebar Sungai (L) Dari hasil pengukuran dari pinggir sungai terhitung lebar sungai hingga 6 m atau 600 cm 2. Panjang Sungai (P) Pengukuran panjang sungai ditentukan untuk memudahkan dalam pengukuran bagian-bagian sungai lainnya. Dalam hal ini panjang sungai ditentukan hingga 20 meter dari bagian sungai. 3. Kedalaman Sungai menggunakan Patok (d) Dalam pengukuran kedalaman sungai digunakan sebanyak 5 patok. Dan hasil pengukuran sebagai berikut : a. d1 = 69 cm atau 0,69 m b. d2 = 111 cm atau 1,11 m c. d3 = 110 cm atau 1,10 m d. d4 = 111 cm atau 1,11 m e. d5 = 87 cm atau 0,87 m 4. Kecepatan Aliran dengan menggunakan Pelampung (Botol) (t) Tabel 1. Hasil Pengukuran Waktu Pelampung Mencapai 20 m Percobaan Waktu Laju Botol sepanjang 20 m (detik) Botol 1 Botol 2 Botol 3 I 19 17 20 II 15 16 21 III 16 15 26 IV 15 17 17 5. Kemiringan Sungai Dari hasil pengukuran, pada patok I yang merupakan titik awal, ketinggian air pada selang tersebut 71 cm dan pada patok II atau patok pembanding, tinggi air pada selang mencapai 76 cm.
  • 14. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 14 Gambar 2.1 Kedalaman dan Lebar Sungai Gambar 2.2 Kecepatan Aliran Sungai Gambar 2.3 Kemiringan Sungai
  • 15. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 15 Gambar 2.4 Data Kemiringan Sungai IV.2 Pembahasan Pengolahan Data 1. Luas Penampang Basah (A) Atotal = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 + A8 + A9 + A10 A1 = 1 2 a x t = 1 2 1 x 0,69 = 1 2 x 0,69 = 0,35 m2 A2 = P x L = 1 x 0,69 = 0,69 m2 A3 = 1 2 a x t = 1 2 1 x (1,11 − 0,69) = 1 2 0,42 = 0,21 m2 A4 = P x L = 1 x 1,1 = 1,1 m2 A5 = 1 2 a x t = 1 2 1 x (1,11 − 1,10) = 1 2 0,01 = 0,005 atau 0,01 m2 A6 = P x L = 1 x 1,1 = 1,1 m2 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 c c c
  • 16. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 16 A7 = 1 2 a x t = 1 2 1 x (1,11− 1,10) = 1 2 0,01 = 0,005 atau 0,01 m2 A8 = P x L = 1 x 0,87 = 0,87 m2 A9 = 1 2 a x t = 1 2 1 x (1,11 − 0,87) = 1 2 0,24 = 0,12 m2 A10 = 1 2 a x t = 1 2 1 x 0,87 = 1 2 0,87 = 0,44 m2 𝐀𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 + A8 + A9 + A10 = 0,35 + 0,69 + 0,21 + 1,1 + 0,01 + 1,1 + 0,01 + 0,87 + 0,12 + 0,44 = 4,9 m2 2. Kecepatan Aliran Sungai (V) Botol 1 Botol 2 Botol 3 t1 = 19 detik t2 = 15 detik t3 = 16 detik t4 = 15 detik t1 = 17 detik t2 = 16 detik t3 = 15 detik t4 = 17 detik t1 = 20 detik t2 = 21 detik t3 = 26 detik t4 = 17 detik t1total = 65 detik t2total = 65 detik t3total = 84 detik t1R = 65 4 = 16,25 detik t2R = 65 4 = 16,25 detik t3R = 84 4 = 21 detik t rata− rata = t1R + t2R + t3R 3 = 16,25 detik + 16,25 detik + 21 detik 3 = 53,5 3 = 17,83 detik
  • 17. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 17 Untuk mencari kecepatan aliran sungai dapat menggunakan persamaan sebagai berikut : V = x t Keterangan : V = Kecepatan Aliran Sungai (m/s) x = Jarak Tempuh (m) t = Waktu Tempuh (s) Jadi apabila dimasukkan kedalam persamaan tersebut, jika diketahui jarak tempuh yang telah ditentukan adalah 20 meter, maka diperoleh; V = x t = 20 meter 17,83 detik V = 1,12 meter/detik Jadi kecepatan aliran sungai di Lokasi Praktek Lapangan adalah 1,12 m/s. 3. Radius Hidrolik (R) Radius Hidrolik merupakan data luas penampang basah dibagi dengan panjang dasar sungai berdasarkan lebar sungai. Data radius hidrolik dapat ditemukan dengan menggunakan rumus Phytagoras, dengan menggunakan data lebar dan kedalaman sungai. ? 0,69 m 1,11 m 1,10 m 1,11 m 0,87 m 1 m 1 m 1 m 1 m 1 m 1 m I II III IV V VI
  • 18. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 18 I2 I2 I2 I I II2 II2 II2 II II = A1 2 + B1 2 = 12 + 0,692 = 1 + 0,48 = √1,48 = 1,2 m = A2 2 + B2 2 = 12 + (1,11-0,69)2 = 1 + 0,18 = √1,18 = 1,1 m III2 III2 III2 III III IV2 IV2 IV2 IV IV = A3 2 + B3 2 = 12 + (1,11-1,10)2 = 1 + 0,0001 = √1,0001 = 1 m = A4 2 + B4 2 = 12 + (1,11-1,10)2 = 1 + 0,0001 = √1,0001 = 1 m V2 V2 V2 V V = A5 2 + B5 2 = 12 + (1,11-0,87)2 = 1 + 0,06 = √1,06 = 1,03 m VI2 VI2 VI2 VI VI = A6 2 + B6 2 = 12 + 0,872 = 1 + 0,8 = √1,8 = 1,3 m Untuk menemukan data Radius Hidrolik (R) maka digunakan rumusan: R = A P P = I + II + III + IV + V + VI = (1,2 + 1,1 + 1 + 1 + 1,03 + 1,3) m = 6,63 m R = A P = 4,9 m2 6,63 m = 0,74 m I II III A1 B1 A2 B2 A3 B3 A6 IV V VI A4 A5 B4 B5 B6 Keterangan : R = Radius Hidrolik (m) A = Luas Penampang Basah (m2 ) P = Keliling Basah (m)
  • 19. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 19 Jadi Radius Hidrolik pada Sungai tersebut dari hasil pengukuran adalah sepanjang 0,74 m. 4. Kemiringan Dasar Sungai (S) Untuk mendapatkan data kemiringan sungai dapat menggunakan rumusan sebagai berikut yang diperoleh dari ilustrasi gambar hasil pengukruan : Maka untuk mendapatkan nilai ∝ dapat dihitung dengan cara : ∝ = 5 2000 = 0,0025 Jadi nilai ∝ adalah sebesar 0,0025, dengan kata lain Kemiringan Dasar Sungai (S) sebesar 0,0025. 5. Debit Sungai (Q) Debit Sungai dapat dihitung dengan Rumus : Q = A x V (Rumus Umum) Q = A x 1 n R 2 3 S 1 2 (Rumus Manning) Q = A x C √R S (Rumus Chezy) Dengan rumus tersebut kita akan membandingkan hasil tiap-tiap perhitungan menggunakan ketiga rumus tersebut. Data yang akan dimasukkan kedalam rumus tersebut telah tersedia dipembahasan sebelumnya dilaporan ini. 1. Menggunakan Rumus Umum Q = A x V = 4,9 m2 x 1,12 m.s-2 = 5,5 m3.s-2 5 cm 2000 cm ∝
  • 20. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 20 2. Menggunakan Rumus Manning Q = A x 1 n R 2 3 S 1 2 Ket. Menggunakan Koef. 0,03 (Maksimum) = 4,9 x 1 𝟎,𝟎𝟑 0,74 2 3 0,0025 1 2 = 4,9 x 33,33 x 0,740,67 x √0,0025 = 163,32 x 0,82 x 0,05 = 6,7 m3.s-2 Q = A x 1 n R 2 3 S 1 2 Ket. Menggunakan Koef. 0,017(Minimum) = 4,9 x 1 𝟎,𝟎𝟏𝟕 0,74 2 3 0,0025 1 2 = 4,9 x 58,82 x 0,740,67 x √0,0025 = 288,23 x 0,82 x 0,05 = 11,81 m3.s-2 Perlu diketahui bahwa n sudah tersedia ketentuan untuk nilai koefisiennya. Untuk nilai koefisien Manning seperti pada lokasi Praktek Lapangan, Sungai yang Berbatu Pecah dan disemen, Koefisiennya adalah 0,03. Perumusan di atas hanya untuk membandingkan hasil dari penggunaan koefisien yang sedikit berbeda. 3. Menggunakan Rumus Chezy Q = A x C √R S Sebelumnya kita harus mengetahui nilai C. Nilai C dapat diperoleh dari rumus C = 157,6 1,81+ 𝑚 √ 𝑅 atau 87 1+ 𝛾 √ 𝑅 [Dengan cara Bazin (1897)] 𝛾 = 𝑚 1,81 C = 23+ 0,00155 𝑆 + 1 𝑁 1+ 𝑁 √ 𝑅 (23+ 0,00155 𝑆 ) [Dengan cara Kutter (1869)]
  • 21. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 21 Catatan : Dengan menggunakan Rumus Bazin, untuk mendapatkan nilai C, dapat dilihat dibawah ini; Rumus C I Rumus C II C = 157,6 1,81+ 𝑚 √ 𝑅 = 157,6 1,81+ 0,83 √0,74 = 157,6 1,81+ 0,83 0,82 = 157,6 1,81+ 1,012 = 157,6 2,82 = 55,89 C = 87 1+ 𝛾 √ 𝑅 = 87 1+ 𝛾 √ 𝑅 = 87 1+ 0,46 √0,74 = 87 1+ 0,46 0,82 = 87 1+ 0,6 = 87 1,06 = 54,4 𝛾 = 𝑚 1,81 = 0,83 1,81 = 0,46 Q = A x C √R S Ket. Menggunakan Hasil Rumus C I = 4,9 x 55,89 √0,74 𝑥 0,0025 = 4,9 x 55,89 x 0,04 = 10,95 m3.s-2 Q = A x C √R S Ket. Menggunakan Hasil Rumus C II = 4,9 x 54,4 √0,74 𝑥 0,0025 = 4,9 x 54,4 x 0,04 = 10,66 m3.s-2 Koefisien Kekasaran Manning (n) (Pasangan batu disemen pecah) Minimum = 0,017 Medium = 0,025 Maksimun = 0,030 Koefisien Kekasaran Bazin (m) (Pasangan batu disemen pecah) = 0,83 Koefisien Kutter (N) (pasangan batu disemen pecah) = 0,025
  • 22. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 22 Dengan menggunakan Rumus Kutter, dapat dilihat sebagai berikut; C = 23 + 0,00155 S + 1 N 1 + N √R (23 + 0,00155 S ) = 23 + 0,00155 0,0025 + 1 𝟎,𝟎𝟐𝟓 1 + 0,025 √0,74 (23 + 0,00155 0,0025 ) = 23 + 0,62 + 40 1+ 0,025 0 ,82 (23+ 0,62) = 23 + 0,62 + 40 1 + 0,03 (23+ 0,62) = 63,62 1,7 = 37,42 Maka didapatkan nilai C sebesar 37,42. Dan apabila dimasukkan kedalam rumus, Q = A x C √R S Ket. Menggunakan Koef. 0,025 = 4,9 x 37,42 √0,74 𝑥 0,0025 = 4,9 x 37,42 x 0,04 = 7,33 m3.s-2 Rumus yang sama, dengan koefisien yang berbeda; C = 23 + 0,00155 S + 1 N 1 + N √R (23 + 0,00155 S ) = 23 + 0,00155 0,0025 + 1 𝟎,𝟎𝟏𝟓 1 + 0,015 √0,74 (23 + 0,00155 0,0025 ) = 23 + 0,62 + 66,67 1+ 0,015 0 ,82 (23+ 0,62) = 23 + 0,62 + 66,67 1 + 0,02 (23+ 0,62) = 90,29 1,47 = 61,42
  • 23. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 23 Maka didapatkan nilai C sebesar 61,42. Dan apabila dimasukkan kedalam rumus, Q = A x C √R S Ket. Menggunakan Koef. 0,015 = 4,9 x 61,42 √0,74 𝑥 0,0025 = 4,9 x 61,42 x 0,04 = 12,04 m3.s-2 Jika tiap hasil perhitungan debit dibandingkan, maka dapat dilihat sebagai berikut: Rumus Umum : 5,5 m3.s-2 √ Rumus Manning : 6,7 m3.s-2 (Koef. 0,030) √ : 11,81 m3.s-2 (Koef. 0,017) Rumus Chezy : 7,33 m3.s-2 (Koef. 0,025) √ : 12,04 m3.s-2 (Koef. 0,015) : 10,66 m3.s-2 (Rumus I) : 10,95 m3.s-2 (Rumus II) Jadi dapat disimpulkan bahwa, Struktur atau bentuk serta Bahan penyusun permukaan saluran sangat mempengaruhi nilai debit suatu sungai. Dan dari ketiga rumus tersebut, dapat digunakan dalam perkiraan debit aliran sungai, karena nilai debit hasil pengukuran yang tidak terlalu jauh. Dengan syarat, teliti dalam penentuan nilai koefisien masing-masing rumus yang akan digunakan. Untuk nilai koefisien yang lebih lengkap, dapat dilihat di tabel koefisien masing-masing rumus pada lampiran laporan.
  • 24. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 24 BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut: 1. Dalam penentuan Luas penampang basah suatu sungai, dapat dicari dengan mengukur lebar dan kedalaman sungai. 2. Kecepatan aliran sungai sangat dipengaruhi oleh luas, kemiringan sungai tersebut. 3. Dalam perhitungan debit dapat digunakan 3 rumus yaitu, rumus yang umum digunakan dengan hasil perkalian kecepatan dan luas penampang basah, dengan menggunakan rumus kecepatan oleh Manning, serta dengan menggunakan rumus kecepatan oleh Chezy. 4. Dalam penentuan koefisien tiap-tiap rumus, harus ditentukan dengan teliti dengan memperhatikan kondisi lapangan yang diukur. 5. Untuk mendapatkan data yang akurat dari hasil pengukuran. Pengukuran tidak hanya dilakukan satu kali saja, melainka untuk beberapa kali, untuk mendapatkan nilai yang pasti. V.2 Saran 1. Saran kepada Pengurus Laboratorium Saya berharap kepada seluru jajaran yang bertanggung jawab terhadap kepengurusan Lab terkhusus terhadap alat-alat yang ada didalamnya, untuk memaksimalkan pemfasilitasan alat-alat yang akan digunakan dalam melaksanakan Praktek Lapang untuk Mahasiswa. Agar Mahasiswa dapat mengetahui tentang penggunaan alat tersebut, dan dimudahkan dalam pelaksanaan Praktek Lapang. Dan untuk alat yang rusak agar segera diperbaiki. 2. Saran kepada Pembimbing (Dosen) Saya berharap agar Dosen dalam pemberian penjelasan materinya untuk ditingkatkan untuk semua pembelajaran baik saat
  • 25. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 25 praktikum maupun saat teori sehingga Mahasiswa dapat lebih mudah dalam Pemahaman Materi. 3. Saran kepada Peserta Praktek Lapang (Mahasiswa) Saya berharap kepada peserta praktek Lapang untuk lebih aktif dan totalitas dalam melaksanakan praktek ini, demi kepentingan bersama. Sehingga tidak ada salah satu dari peserta yang lainnya yang terbebani dengan bekerja secara individual yang seharusnya dikerjakan bersama/kelompok. Sehingga setiap peserta dapat mengetahui prosedur dalam melakukan pengukuran, baik secara teori maupun praktik.
  • 26. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 26 DAFTAR PUSTAKA Karnisah, Iin. 2010. Hidrolika Terapan Bagian 2: Aliran Dalam Saluran Terbuka. Halaman 9 – 16. Tim Dosen. 2014. Hidrologi : Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi. Halaman 37 – 41.
  • 27. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 27 LAMPIRAN Gambar 3.1 Foto Saat Pengukuran Lebar Sungai Gambar 3.2 Foto Saat Pengukuran Kedalaman Sungai
  • 28. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 28 Tabel 2.1 Koefisien Kekasaran Kutter (N) Tabel 2.2 Koefisien Bazin (m) Tabel 2.3 Nilai Koefisien Kekasaran (n)
  • 29. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 29
  • 30. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 30
  • 31. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 31
  • 32. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 32
  • 33. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 33
  • 34. Nurul Afdal Haris - 1415141002 Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Hidrologi Dasar | 34 Lokasi Praktek Lapang Gambar 3.3 Foto Tangkapan Google Earth Lokasi Praktek Lapang