SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
KONSEP DASAR “REMOTE
SENSING”
remote sensing DASAR
REMOTE SENSING
DOSEN : AMAL ARFAN
Pengertian Remote Sensing
 remote sensing adalah ilmu dan seni untuk
mendapatkan data/informasi dari objek atau
fenomena tanpa melakukan kontak langsung
dengan objek tersebut.
 Dalam sistem remote sensing (inderaja)
terdapat 4 komponen utama yaitu:
(1)Sumber energi,
(2)Interaksi energi dengan atmosfer,
(3) sensor sebagai alat mendeteksi informasi
(4) objek yang menjadi sasaran pengamatan.
 Data Remote Sensing
1. Perekaman obyek dilakukan menggunakan tenaga
elektromagnetik
2. Tenaga pantulan dan pancaran tersenut direkam oleh alat
yang disimpan oleh wahana
3. Data hasil perekaman tersebut menghasilkan 2 jenis data
yaitu : (1) data visula (citra) dan (2) data numerik
 Interpretasi Citra
Dalam interpretasi, maka interpreter atau penafsir citra
melakukan beberapa penalaran dengan tahapan :
1. Deteksi
2. Identifikasi
3. Klasifikasi
4. Menilai arti pentingnya
Beberapa keuntungan penggunaan remote sensing
1. Citra menggambarkan obyek, daerah dan gejala di permukaan bumi
dengan wujud dan letak obyek yang mirip dengan wujud dan letaknya di
permukaan bumi, relative lengkap, permanen dan meliputi daerahyang
sangat luas.
2. Karakteristik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentuk
citra, sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya
3. Jumah data yang dapat diambil dalam waktu sekali pengambilan data
sangat banyak yang tidak akan tertandingi oleh metode lain.
4. Pengambilan data di wilayah yang sama dapat dilakukan berulang-ulang
sehingga analisis data dapat dilakukan tidak saja berdasarkan variasi
spasial tetapi juga berdasarkan variasi temporal
5. Citra dapat dibuat secara tepat, meskipun untuk daerah yang sulit
dijelajahi secara teresterial.
6. Merupakan satu-satunya cara untuk memetakan daerah bencana.
7. Periode pembuatan citra relatif pendek
 Adapun kelemahan teknologi remote sensing yaitu:
1. Tidak semua parameter kelautan dan wilayah pesisir
dapat dideteksi dengan teknologi penginderaan jauh. Hal
ini disebabkan karena gelombang elektromagnetik
mempunyai keterbatasan dalam membedakan benda
yang satu dengan benda yang lain, tidak dapat
menembus benda padat yang tidak transparan, daya
tembus terhadap air yang terbatas.
2. Akurasi data lebih rendah dibandingkan dengan metode
pendataan lapangan (survey in situ) yang disebabkan
karena keterbatasan sifat gelombang elektromagnetik
dan jarak yang jauh antara sensor dengan benda yang
diamati.
 Sistem Tenaga
1.Tenaga yang digunakan adalah tenaga
matahari dalam bentuk tenaga elektromagnetik
membentuk berbagai panjang gelombang
1.Radiasi matahari memancar ke bumi
terhambat oleh atmosfer bumi, dan
dipantulkan kembali, dihamburkan, dan diserap
dan diteruskan
1.Penginderaan jauh dalam perekamannya
menggunakan radiasi matahari (sistem pasif)
dan tenaga buatan yang disebut pulsa
(sistem aktif).
 Sensor Satelit dan resolusi
Perkembangan sensor satelit ditunjukkan dengan semakin
meningkatnya mutu data yang dihasilkan oleh sensor tersebut.
Data satelit secara umum disebut sebagai citra satelit (image),
walaupun memang ada satelit yang bukan citra satelit. Kualitas
citra yang berarti juga kualitas atau mutu sensor ditentukan oleh
resolusinya. Ada beberapa jenis resolusi yang dapat menentukan
kualitas sensor satelit.
Beberapa jenis resolusi tersebut yaitu :
1. Resolusi spasial,
2. resolusi temporal,
3. resolusi spektral
4. resolusi radiometrik
1. Resolusi spasial,
Resolusi spasial dapat dipahami dari dua sudut pandang atau definisi.
Sudut pandang pertama mendefinisikan resolusi spasial sebagai luasan
daerah dipermukaan bumi yang diwakili oleh satuan terkecil data sensor
(pixel). Jika satu pixel mewakili daerah yang lebih luas di permukaan bumi
maka sensor tersebut mempunyai resolusi yang lebih rendah dan
sebaliknya.
Pada pengertian ini maka satuan resolusi spasial adalah satuan luas (m2
atau km2).
Sudut pandang ke dua mendefinisikan resolusi spasial sebagai jarak
terdekat dari dua benda berbeda di permukaan bumi yang masih dapat
dideteksi sebagai dua benda oleh sensor.
Pada pengertian kedua ini, satuan resolusi spasial adalah satuan jarak (m
atau km).
2. Resolusi temporal,
Resolusi temporal diartikan sebagai lamanya
waktu bagi sensor satelit untuk mengindera
daearah yang sama untuk yang kedua kalinya.
Satuannya biasanya adalah hari. Semakin
banyak jumlah hari yang diperlukan untuk
mengindera daerah yang sama maka semakin
rendah resolusi temperolanya, dan sebaliknya
3. Resolusi spektral
Resolusi spektral dapat diartikan sebagai julat (range) spektrum
elektromagnetik yang dipergunakan oleh perangkat pengindera.
Suatu sensor yang mempunyai lebar band yang lebih kecil dari sensor yang
lain maka sensor tersebut dapat dikatakan mempunyai resolusi spektral yang
lebih tinggi
.Secara sederhana, spektrum elektromagnetik yang dimanfaatkan untuk
mengindera permukaan bumi terdiri dari :
spektrum sinar tampak (ungu=0.440-0.446;
biru=.0446-.500;
hijau=0.500-0.578;
kuning=0.578-0.592;
jingga=0.592-0.620; merah=0.620-0.700),
infra merah dekat (reflektif),
infra merah tengah (inframerah gelombang pendek/reflektif dan emisif),
infra merah termal (emisif) dan gelombang mikro, juga LASER dan LIDAR.
Pada beberapa kasus, spektrum tersebut masih dibagi lagi menjadi julat yang
lebih sempit.
4. Resolusi radiometrik
Resolusi radiometrik dapat diartikan sebagai julat
(range) representasi/kuantisasi data, yang biasanya
dipergunakan untuk format raster. Julat tersebut dapat
berupa 2 bit (0-1), 3 bit (0- 3), 4 bit (0-15), 5 bit (0-31),
6 bit (0-63), 7 bit (0-127), 8 bit (0-255), 10 bit (0-1023),
16 bit (0- 65535). Semakin besar bit yang dimiliki oleh
suatu sensor, maka sesnsor tersebut dapat dikatakan
mempunyai resolusi radiometrik yang tinggi.
Konsep dan Komponen Remote Sensing
Penginderaan jauh sangat tergantung dari energi gelombang
elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik dapat berasal dari banyak hal,
akan tetapi gelombang elektromagnetik yang terpenting pada penginderaan
jauh adalah sinar matahari.
Banyak sensor menggunakan energi pantulan sinar matahari sebagai
sumber gelombang elektromagnetik, akan tetapi ada beberapa sensor
penginderaan jauh yang menggunakan energi yang dipancarkan oleh bumi
dan yang dipancarkan oleh sensor itu sendiri.
Sensor yang memanfaatkan energi dari pantulan cahaya matahari atau
energi bumi dinamakan sensor pasif, sedangkan yang memanfaatkan
energi dari sensor itu sendiri dinamakan sensor aktif.
Gambar Energi yang dipantulkan dan dipancarkan oleh sensor penginderaan jauh
(Karle el al., 2004)
Sumber utama energi dalam
penginderaan jauh adalah radiasi
gelombang elektromagnetik (GEM).
GEM adalah suatu bentuk dari energi
yang hanya dapat diamati melalui
interaksinya dengan suatu obyek.
Wujud dari energi ini dikenal sebagai
sinar tampak, sinar X, inframerah dan
gelombang mikro.
GEM merupakan bagian dari
spectrum yang kontinyu. GEM
dibentuk oleh dua komponen
sekaligus yaitu, komponen listrik dan
komponen magnetik (Gambar ..)
serta dipengaruhi oleh sifat elektrik
dan magnetik dari obyek yang
berinteraksi dengan GEM tersebut.
 Ada dua hipotesa yang umum digunakan untuk menjelaskan
sifat dari GEM yakni model gelombang dan model partikel.
GEM sebagai gelombang bergerak dengan kecepatan
tertentu yang bergantung kepada panjang gelombang Pada
setiap gelombang elektromagnetik berlaku persamaan
berikut:
 Besarnya nilai persentase pantulan objek akan mencerminkan warna
dari suatu objek.
 Untuk vegetasi akan terlihat pada spektrum cahaya tampak antara 0.4
– 0.7 μm, dengan nilai 0.4 – 0.5 μm untuk daun yang sehat yaitu pada
kisaran warna biru dan hijau (sebagian besar gelombang
elektromagnetik diserap oleh khlorofil) dan jika warna daun yang
merah akan terlihat pada 0,65 μm.
 Persentase pantulan dari daerah yang tertutup vegetasi berkisar
antara 5 – 50% tergantung kerapatan dan jenis vegetasi yang
menutupi daerah tersebut. Untuk tanah kering yang terbuka akan
terlihat coklat abu-abu dengan pantulan berkisar antara 5 – 45%.
 Sedangkan air yang jernih spektrum cahayanya akan terdapat pada
panjang gelombang 0.4 0.78 μm dengan pantulan yang rendah
kurang dari 5%. Skema dari spektrum elektromagnetik dapat dilihat
pada Gambar
Besarnya GEM yang dipantulkan kembali oleh
obyek bergantung kepada jenis dan kondisi obyek.
Demikian juga halnya jika panjang gelombang yang
berbeda mengenai obyek yang sama, kan
memeberikan pantulan yang berbeda pula.
Sifat ini menjadi dasar pengenalan suatu obyek
dengan penginderaan jauh. Jumlah energi yang
dipantulkan suatu obyek pada panjang gelombang
yang berbeda-beda relative terhadap energi yang
diterima disebut spectrum reflectance.
Berdasarkan Gambar 8 jelas
terlihat bahwa obyek yang sama
mempunyai nilai pantulan yang
berbeda pada panjang
gelombang yang berbeda.
Misalnya pada vegetasi, pada
panjang gelombang 0.4 – 0.7 µm
(visible) nilai pantulannya adalah
sekitar 10%, namun pada
panjang gelombang 0.8 – 1.3 µm
(inframerah), pantulannya sekitar
50%. Pada panjang gelombang
yang sama namun dengan obyek
yang berbeda akan memantulkan
energi yang berbeda. Adanya
perbedaan pantulan tersebut
disebabkan materi yang
dikandung oleh masingmasing
obyek berbeda sehingga daya
pantulnya juga berbeda.
Spektrum reflektance dari tanah, vegetasi dan air
Interaksi GEM dengan Atmosfer
Sebelum GEM berinteraksi dengan obyek di
permukaan bumi, GEM melewati atmosfer dimana
terdapat moleku-molekul atmosferik dan aerosol.
Jenis-jenis molekul atmosferik adalah seperti CO2,
ozon, gas nitrogen, dan lainlain, sedangkan jenis
aerosol seperti uap air, kabut, asap, abu dan lain-
lain. GEM berinterkasi dengan molekul atmosferik
dan aerosol sehingga terjadi proses hamburan
(scattering) atau absorbsi yang mempengaruhi
intensitas GEM yang ditransmisikan melalui
atmosfer.
Proses scattering merupakan penyebaran GEM oleh
partikel-partikel di atmosfer ke segala arah. Ada tiga
jenis scattering yaitu:
1. Raleigh scattering
Scattering ini diakibatkan oleh partikel halus di
atmosfer yang mempunyai diameter lebih kecl dari
panjang gelombang tersebut. Raleigh scattering
sering juga disebut sebagai molecular scattering.
Penghamburan ini terutama terjadi pada panjang
gelombang yang sangat pendek , khususnya pada
sinar biru yang termasuk dalam spektrum sinar
tampak. fenomena langit cerah yang kelihatan biru
atau warna air laut yang jenrih terlihat biru
merupakan hasil dari hamburan Raleigh ini.
2. Mie Scattering
Scattering ini diakibatkan oleh partikel diatmosfer yang mempunyai
diameter sama atau sedikit lebih besar dari panjang gelombang
elektromagnetik yang mengenainya. Penghamburan ini dapat terjadi pada
panjang ultra-violet hingga infra merah dekat, walaupun lebih banyak
terjadi pada panjang gelombang yang lebih besar
3. Non Selective Scattering.
Scattering ini terjadi diakibatkan oleh partikel atomsfer yang dimeternya
beberapa kali lebih besar dari panjang gelombang yang mengenainya.
Partikel ini terutama adalah titik air atau embun yang ada di atmosfer.
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")

More Related Content

What's hot

Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSbramantiyo marjuki
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Luhur Moekti Prayogo
 
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangPertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangWachidatin N C
 
Penginderaan Jauh
Penginderaan JauhPenginderaan Jauh
Penginderaan Jauhjasa16
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Nurul Afdal Haris
 
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslPurwandaru Widyasunu
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyaFitria Anggrainy
 
Radiasi surya
Radiasi suryaRadiasi surya
Radiasi suryaNeno II
 
Laporan kemiringan lereng
Laporan kemiringan lerengLaporan kemiringan lereng
Laporan kemiringan lerengandini rambe
 
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISTiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISbramantiyo marjuki
 
52 pengukuran-sudut-jarak
52 pengukuran-sudut-jarak52 pengukuran-sudut-jarak
52 pengukuran-sudut-jarakFalih Azmi
 
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Wachidatin N C
 

What's hot (20)

Bilangan Formzahl
Bilangan FormzahlBilangan Formzahl
Bilangan Formzahl
 
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
 
Laporan kalibrasi kamera
Laporan kalibrasi kameraLaporan kalibrasi kamera
Laporan kalibrasi kamera
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
 
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangPertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
 
Makalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaMakalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsia
 
Penginderaan Jauh
Penginderaan JauhPenginderaan Jauh
Penginderaan Jauh
 
komposit warna
komposit warnakomposit warna
komposit warna
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
 
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
 
Echosounder
EchosounderEchosounder
Echosounder
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannya
 
Radiasi surya
Radiasi suryaRadiasi surya
Radiasi surya
 
1. geom konsep dasar)
1. geom konsep dasar)1. geom konsep dasar)
1. geom konsep dasar)
 
Laporan kemiringan lereng
Laporan kemiringan lerengLaporan kemiringan lereng
Laporan kemiringan lereng
 
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3ºTRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
 
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISTiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
 
Teori perhitungan teodolith
Teori perhitungan teodolithTeori perhitungan teodolith
Teori perhitungan teodolith
 
52 pengukuran-sudut-jarak
52 pengukuran-sudut-jarak52 pengukuran-sudut-jarak
52 pengukuran-sudut-jarak
 
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
 

Viewers also liked

Presentasi algortima inderaja kelautan
Presentasi algortima inderaja kelautanPresentasi algortima inderaja kelautan
Presentasi algortima inderaja kelautanmulkan nuzapril
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Nurul Afdal Haris
 
LATIHAN INTERPRETASI CITRA (GEOGRAFI SMA XII)
LATIHAN INTERPRETASI CITRA (GEOGRAFI SMA XII)LATIHAN INTERPRETASI CITRA (GEOGRAFI SMA XII)
LATIHAN INTERPRETASI CITRA (GEOGRAFI SMA XII)Agnes Yodo
 
Pengantar Arcview
Pengantar ArcviewPengantar Arcview
Pengantar Arcviewlodzi
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...Nurul Afdal Haris
 
Hasil Survei Status Populasi dan Pemanfaatan Biota Bambu Laut di Perairan Kon...
Hasil Survei Status Populasi dan Pemanfaatan Biota Bambu Laut di Perairan Kon...Hasil Survei Status Populasi dan Pemanfaatan Biota Bambu Laut di Perairan Kon...
Hasil Survei Status Populasi dan Pemanfaatan Biota Bambu Laut di Perairan Kon...Didi Sadili
 
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasarFormat Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasarNurul Afdal Haris
 
Tutorial map info | UTS Komputer Reschi
Tutorial map info | UTS Komputer ReschiTutorial map info | UTS Komputer Reschi
Tutorial map info | UTS Komputer ReschiReschi Situmorang
 
Panduan membuat kontur dengan map info
Panduan membuat kontur dengan map info Panduan membuat kontur dengan map info
Panduan membuat kontur dengan map info ronimputra
 
Pemilihan lokasi pelabuhan di pantai utara jateng
Pemilihan lokasi pelabuhan di pantai utara jatengPemilihan lokasi pelabuhan di pantai utara jateng
Pemilihan lokasi pelabuhan di pantai utara jatengMasri Mochtar
 
Modul 2 pengenalan map info
Modul 2 pengenalan map infoModul 2 pengenalan map info
Modul 2 pengenalan map infovibul_pipil
 
Croping citra satelit menggunakan global mapper versi 14
Croping citra satelit menggunakan global mapper versi 14Croping citra satelit menggunakan global mapper versi 14
Croping citra satelit menggunakan global mapper versi 14National Cheng Kung University
 
Membuat Proyeksi Peta dengan Global mapper
Membuat Proyeksi Peta dengan Global mapperMembuat Proyeksi Peta dengan Global mapper
Membuat Proyeksi Peta dengan Global mapperMartin M. Baihaqi
 
Fotogrametri
FotogrametriFotogrametri
Fotogrametriodemigo
 
Modul Praktikum GIS Menggunakan ArcView 3.3
Modul Praktikum GIS Menggunakan ArcView 3.3Modul Praktikum GIS Menggunakan ArcView 3.3
Modul Praktikum GIS Menggunakan ArcView 3.3Septiana Dewi Andriana
 
MAPINFO PROJECT
MAPINFO PROJECTMAPINFO PROJECT
MAPINFO PROJECTGargi Sen
 

Viewers also liked (20)

Pengindraan jauh
Pengindraan jauhPengindraan jauh
Pengindraan jauh
 
Pengindraan jauh
Pengindraan jauhPengindraan jauh
Pengindraan jauh
 
Presentasi algortima inderaja kelautan
Presentasi algortima inderaja kelautanPresentasi algortima inderaja kelautan
Presentasi algortima inderaja kelautan
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
 
LATIHAN INTERPRETASI CITRA (GEOGRAFI SMA XII)
LATIHAN INTERPRETASI CITRA (GEOGRAFI SMA XII)LATIHAN INTERPRETASI CITRA (GEOGRAFI SMA XII)
LATIHAN INTERPRETASI CITRA (GEOGRAFI SMA XII)
 
Pengantar Arcview
Pengantar ArcviewPengantar Arcview
Pengantar Arcview
 
Satelit Penginderaan Jauh: Geosat
Satelit Penginderaan Jauh: GeosatSatelit Penginderaan Jauh: Geosat
Satelit Penginderaan Jauh: Geosat
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
 
Hasil Survei Status Populasi dan Pemanfaatan Biota Bambu Laut di Perairan Kon...
Hasil Survei Status Populasi dan Pemanfaatan Biota Bambu Laut di Perairan Kon...Hasil Survei Status Populasi dan Pemanfaatan Biota Bambu Laut di Perairan Kon...
Hasil Survei Status Populasi dan Pemanfaatan Biota Bambu Laut di Perairan Kon...
 
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasarFormat Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
 
Tutorial map info | UTS Komputer Reschi
Tutorial map info | UTS Komputer ReschiTutorial map info | UTS Komputer Reschi
Tutorial map info | UTS Komputer Reschi
 
Panduan membuat kontur dengan map info
Panduan membuat kontur dengan map info Panduan membuat kontur dengan map info
Panduan membuat kontur dengan map info
 
Pemilihan lokasi pelabuhan di pantai utara jateng
Pemilihan lokasi pelabuhan di pantai utara jatengPemilihan lokasi pelabuhan di pantai utara jateng
Pemilihan lokasi pelabuhan di pantai utara jateng
 
Modul 2 pengenalan map info
Modul 2 pengenalan map infoModul 2 pengenalan map info
Modul 2 pengenalan map info
 
Croping citra satelit menggunakan global mapper versi 14
Croping citra satelit menggunakan global mapper versi 14Croping citra satelit menggunakan global mapper versi 14
Croping citra satelit menggunakan global mapper versi 14
 
Membuat Proyeksi Peta dengan Global mapper
Membuat Proyeksi Peta dengan Global mapperMembuat Proyeksi Peta dengan Global mapper
Membuat Proyeksi Peta dengan Global mapper
 
Tutorial MapInfo
Tutorial MapInfoTutorial MapInfo
Tutorial MapInfo
 
Fotogrametri
FotogrametriFotogrametri
Fotogrametri
 
Modul Praktikum GIS Menggunakan ArcView 3.3
Modul Praktikum GIS Menggunakan ArcView 3.3Modul Praktikum GIS Menggunakan ArcView 3.3
Modul Praktikum GIS Menggunakan ArcView 3.3
 
MAPINFO PROJECT
MAPINFO PROJECTMAPINFO PROJECT
MAPINFO PROJECT
 

Similar to Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")

Citra penginderaan jauh dan contohnya
Citra penginderaan jauh dan contohnyaCitra penginderaan jauh dan contohnya
Citra penginderaan jauh dan contohnyaAgus Candra
 
Makalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaMakalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaWarnet Raha
 
Konsep penginderaan jauh (remote sensing)
Konsep penginderaan jauh (remote sensing)Konsep penginderaan jauh (remote sensing)
Konsep penginderaan jauh (remote sensing)chairuddin8
 
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptxBAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptxELLYAMUTHIARAMADHANI
 
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxPenginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxMelisaRonaFitri
 
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxPenginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxSyamsulAmrie1
 
Aplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektral
Aplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektralAplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektral
Aplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektralRetno Pratiwi
 
Sig part-4
Sig part-4Sig part-4
Sig part-4hedi0001
 
Optical instrumentation system
Optical instrumentation systemOptical instrumentation system
Optical instrumentation systemayu bekti
 
iv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptxiv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptxrioprayogo2
 
Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)faizul_hisham
 
Bab vi spektro
Bab vi spektroBab vi spektro
Bab vi spektrothia_tiunk
 
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikDenz Kyodensu
 

Similar to Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing") (20)

Makalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaMakalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsia
 
Citra penginderaan jauh dan contohnya
Citra penginderaan jauh dan contohnyaCitra penginderaan jauh dan contohnya
Citra penginderaan jauh dan contohnya
 
Pengindraan Jauh..pptx
Pengindraan Jauh..pptxPengindraan Jauh..pptx
Pengindraan Jauh..pptx
 
Makalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaMakalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsia
 
Konsep penginderaan jauh (remote sensing)
Konsep penginderaan jauh (remote sensing)Konsep penginderaan jauh (remote sensing)
Konsep penginderaan jauh (remote sensing)
 
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptxBAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
 
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxPenginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
 
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxPenginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
 
118 343-3-pb
118 343-3-pb118 343-3-pb
118 343-3-pb
 
Penginderaan Jauh.ppt
Penginderaan Jauh.pptPenginderaan Jauh.ppt
Penginderaan Jauh.ppt
 
Jl
JlJl
Jl
 
Aplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektral
Aplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektralAplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektral
Aplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektral
 
Sig part-4
Sig part-4Sig part-4
Sig part-4
 
Pengindraan Jauh
Pengindraan JauhPengindraan Jauh
Pengindraan Jauh
 
Optical instrumentation system
Optical instrumentation systemOptical instrumentation system
Optical instrumentation system
 
iv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptxiv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptx
 
Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)
 
Bab vi spektro
Bab vi spektroBab vi spektro
Bab vi spektro
 
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik
 
geometeri
geometerigeometeri
geometeri
 

More from Nurul Afdal Haris

Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Nurul Afdal Haris
 
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi TanahLaporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi TanahNurul Afdal Haris
 
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinMateri MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinNurul Afdal Haris
 
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber DayaLaporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber DayaNurul Afdal Haris
 
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalPerubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalNurul Afdal Haris
 
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah HidrologiMateri Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Materi Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiMateri Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah HidrologiMateri Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Materi Jaringan Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Jaringan Hidrologi Mata Kuliah HidrologiMateri Jaringan Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Jaringan Hidrologi Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiMateri Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 

More from Nurul Afdal Haris (20)

Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
 
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
 
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi TanahLaporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
 
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinMateri MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
 
Laporan Kartografi Dasar
Laporan Kartografi DasarLaporan Kartografi Dasar
Laporan Kartografi Dasar
 
Laporan Hidrologi Dasar
Laporan Hidrologi DasarLaporan Hidrologi Dasar
Laporan Hidrologi Dasar
 
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber DayaLaporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
 
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalPerubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
 
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah HidrologiMateri Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
 
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
 
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
 
Materi Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiMateri Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
 
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah HidrologiMateri Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
 
Materi Jaringan Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Jaringan Hidrologi Mata Kuliah HidrologiMateri Jaringan Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Jaringan Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
 
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiMateri Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
 

Recently uploaded

KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakAjiFauzi8
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")

  • 1. KONSEP DASAR “REMOTE SENSING” remote sensing DASAR REMOTE SENSING DOSEN : AMAL ARFAN
  • 2. Pengertian Remote Sensing  remote sensing adalah ilmu dan seni untuk mendapatkan data/informasi dari objek atau fenomena tanpa melakukan kontak langsung dengan objek tersebut.  Dalam sistem remote sensing (inderaja) terdapat 4 komponen utama yaitu: (1)Sumber energi, (2)Interaksi energi dengan atmosfer, (3) sensor sebagai alat mendeteksi informasi (4) objek yang menjadi sasaran pengamatan.
  • 3.  Data Remote Sensing 1. Perekaman obyek dilakukan menggunakan tenaga elektromagnetik 2. Tenaga pantulan dan pancaran tersenut direkam oleh alat yang disimpan oleh wahana 3. Data hasil perekaman tersebut menghasilkan 2 jenis data yaitu : (1) data visula (citra) dan (2) data numerik  Interpretasi Citra Dalam interpretasi, maka interpreter atau penafsir citra melakukan beberapa penalaran dengan tahapan : 1. Deteksi 2. Identifikasi 3. Klasifikasi 4. Menilai arti pentingnya
  • 4.
  • 5. Beberapa keuntungan penggunaan remote sensing 1. Citra menggambarkan obyek, daerah dan gejala di permukaan bumi dengan wujud dan letak obyek yang mirip dengan wujud dan letaknya di permukaan bumi, relative lengkap, permanen dan meliputi daerahyang sangat luas. 2. Karakteristik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentuk citra, sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya 3. Jumah data yang dapat diambil dalam waktu sekali pengambilan data sangat banyak yang tidak akan tertandingi oleh metode lain. 4. Pengambilan data di wilayah yang sama dapat dilakukan berulang-ulang sehingga analisis data dapat dilakukan tidak saja berdasarkan variasi spasial tetapi juga berdasarkan variasi temporal 5. Citra dapat dibuat secara tepat, meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara teresterial. 6. Merupakan satu-satunya cara untuk memetakan daerah bencana. 7. Periode pembuatan citra relatif pendek
  • 6.
  • 7.  Adapun kelemahan teknologi remote sensing yaitu: 1. Tidak semua parameter kelautan dan wilayah pesisir dapat dideteksi dengan teknologi penginderaan jauh. Hal ini disebabkan karena gelombang elektromagnetik mempunyai keterbatasan dalam membedakan benda yang satu dengan benda yang lain, tidak dapat menembus benda padat yang tidak transparan, daya tembus terhadap air yang terbatas. 2. Akurasi data lebih rendah dibandingkan dengan metode pendataan lapangan (survey in situ) yang disebabkan karena keterbatasan sifat gelombang elektromagnetik dan jarak yang jauh antara sensor dengan benda yang diamati.
  • 8.  Sistem Tenaga 1.Tenaga yang digunakan adalah tenaga matahari dalam bentuk tenaga elektromagnetik membentuk berbagai panjang gelombang 1.Radiasi matahari memancar ke bumi terhambat oleh atmosfer bumi, dan dipantulkan kembali, dihamburkan, dan diserap dan diteruskan 1.Penginderaan jauh dalam perekamannya menggunakan radiasi matahari (sistem pasif) dan tenaga buatan yang disebut pulsa (sistem aktif).
  • 9.
  • 10.  Sensor Satelit dan resolusi Perkembangan sensor satelit ditunjukkan dengan semakin meningkatnya mutu data yang dihasilkan oleh sensor tersebut. Data satelit secara umum disebut sebagai citra satelit (image), walaupun memang ada satelit yang bukan citra satelit. Kualitas citra yang berarti juga kualitas atau mutu sensor ditentukan oleh resolusinya. Ada beberapa jenis resolusi yang dapat menentukan kualitas sensor satelit. Beberapa jenis resolusi tersebut yaitu : 1. Resolusi spasial, 2. resolusi temporal, 3. resolusi spektral 4. resolusi radiometrik
  • 11. 1. Resolusi spasial, Resolusi spasial dapat dipahami dari dua sudut pandang atau definisi. Sudut pandang pertama mendefinisikan resolusi spasial sebagai luasan daerah dipermukaan bumi yang diwakili oleh satuan terkecil data sensor (pixel). Jika satu pixel mewakili daerah yang lebih luas di permukaan bumi maka sensor tersebut mempunyai resolusi yang lebih rendah dan sebaliknya. Pada pengertian ini maka satuan resolusi spasial adalah satuan luas (m2 atau km2). Sudut pandang ke dua mendefinisikan resolusi spasial sebagai jarak terdekat dari dua benda berbeda di permukaan bumi yang masih dapat dideteksi sebagai dua benda oleh sensor. Pada pengertian kedua ini, satuan resolusi spasial adalah satuan jarak (m atau km).
  • 12. 2. Resolusi temporal, Resolusi temporal diartikan sebagai lamanya waktu bagi sensor satelit untuk mengindera daearah yang sama untuk yang kedua kalinya. Satuannya biasanya adalah hari. Semakin banyak jumlah hari yang diperlukan untuk mengindera daerah yang sama maka semakin rendah resolusi temperolanya, dan sebaliknya
  • 13. 3. Resolusi spektral Resolusi spektral dapat diartikan sebagai julat (range) spektrum elektromagnetik yang dipergunakan oleh perangkat pengindera. Suatu sensor yang mempunyai lebar band yang lebih kecil dari sensor yang lain maka sensor tersebut dapat dikatakan mempunyai resolusi spektral yang lebih tinggi .Secara sederhana, spektrum elektromagnetik yang dimanfaatkan untuk mengindera permukaan bumi terdiri dari : spektrum sinar tampak (ungu=0.440-0.446; biru=.0446-.500; hijau=0.500-0.578; kuning=0.578-0.592; jingga=0.592-0.620; merah=0.620-0.700), infra merah dekat (reflektif), infra merah tengah (inframerah gelombang pendek/reflektif dan emisif), infra merah termal (emisif) dan gelombang mikro, juga LASER dan LIDAR. Pada beberapa kasus, spektrum tersebut masih dibagi lagi menjadi julat yang lebih sempit.
  • 14. 4. Resolusi radiometrik Resolusi radiometrik dapat diartikan sebagai julat (range) representasi/kuantisasi data, yang biasanya dipergunakan untuk format raster. Julat tersebut dapat berupa 2 bit (0-1), 3 bit (0- 3), 4 bit (0-15), 5 bit (0-31), 6 bit (0-63), 7 bit (0-127), 8 bit (0-255), 10 bit (0-1023), 16 bit (0- 65535). Semakin besar bit yang dimiliki oleh suatu sensor, maka sesnsor tersebut dapat dikatakan mempunyai resolusi radiometrik yang tinggi.
  • 15. Konsep dan Komponen Remote Sensing Penginderaan jauh sangat tergantung dari energi gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik dapat berasal dari banyak hal, akan tetapi gelombang elektromagnetik yang terpenting pada penginderaan jauh adalah sinar matahari. Banyak sensor menggunakan energi pantulan sinar matahari sebagai sumber gelombang elektromagnetik, akan tetapi ada beberapa sensor penginderaan jauh yang menggunakan energi yang dipancarkan oleh bumi dan yang dipancarkan oleh sensor itu sendiri. Sensor yang memanfaatkan energi dari pantulan cahaya matahari atau energi bumi dinamakan sensor pasif, sedangkan yang memanfaatkan energi dari sensor itu sendiri dinamakan sensor aktif.
  • 16. Gambar Energi yang dipantulkan dan dipancarkan oleh sensor penginderaan jauh (Karle el al., 2004)
  • 17. Sumber utama energi dalam penginderaan jauh adalah radiasi gelombang elektromagnetik (GEM). GEM adalah suatu bentuk dari energi yang hanya dapat diamati melalui interaksinya dengan suatu obyek. Wujud dari energi ini dikenal sebagai sinar tampak, sinar X, inframerah dan gelombang mikro. GEM merupakan bagian dari spectrum yang kontinyu. GEM dibentuk oleh dua komponen sekaligus yaitu, komponen listrik dan komponen magnetik (Gambar ..) serta dipengaruhi oleh sifat elektrik dan magnetik dari obyek yang berinteraksi dengan GEM tersebut.
  • 18.  Ada dua hipotesa yang umum digunakan untuk menjelaskan sifat dari GEM yakni model gelombang dan model partikel. GEM sebagai gelombang bergerak dengan kecepatan tertentu yang bergantung kepada panjang gelombang Pada setiap gelombang elektromagnetik berlaku persamaan berikut:
  • 19.
  • 20.  Besarnya nilai persentase pantulan objek akan mencerminkan warna dari suatu objek.  Untuk vegetasi akan terlihat pada spektrum cahaya tampak antara 0.4 – 0.7 μm, dengan nilai 0.4 – 0.5 μm untuk daun yang sehat yaitu pada kisaran warna biru dan hijau (sebagian besar gelombang elektromagnetik diserap oleh khlorofil) dan jika warna daun yang merah akan terlihat pada 0,65 μm.  Persentase pantulan dari daerah yang tertutup vegetasi berkisar antara 5 – 50% tergantung kerapatan dan jenis vegetasi yang menutupi daerah tersebut. Untuk tanah kering yang terbuka akan terlihat coklat abu-abu dengan pantulan berkisar antara 5 – 45%.  Sedangkan air yang jernih spektrum cahayanya akan terdapat pada panjang gelombang 0.4 0.78 μm dengan pantulan yang rendah kurang dari 5%. Skema dari spektrum elektromagnetik dapat dilihat pada Gambar
  • 21.
  • 22.
  • 23. Besarnya GEM yang dipantulkan kembali oleh obyek bergantung kepada jenis dan kondisi obyek. Demikian juga halnya jika panjang gelombang yang berbeda mengenai obyek yang sama, kan memeberikan pantulan yang berbeda pula. Sifat ini menjadi dasar pengenalan suatu obyek dengan penginderaan jauh. Jumlah energi yang dipantulkan suatu obyek pada panjang gelombang yang berbeda-beda relative terhadap energi yang diterima disebut spectrum reflectance.
  • 24. Berdasarkan Gambar 8 jelas terlihat bahwa obyek yang sama mempunyai nilai pantulan yang berbeda pada panjang gelombang yang berbeda. Misalnya pada vegetasi, pada panjang gelombang 0.4 – 0.7 µm (visible) nilai pantulannya adalah sekitar 10%, namun pada panjang gelombang 0.8 – 1.3 µm (inframerah), pantulannya sekitar 50%. Pada panjang gelombang yang sama namun dengan obyek yang berbeda akan memantulkan energi yang berbeda. Adanya perbedaan pantulan tersebut disebabkan materi yang dikandung oleh masingmasing obyek berbeda sehingga daya pantulnya juga berbeda.
  • 25. Spektrum reflektance dari tanah, vegetasi dan air
  • 26. Interaksi GEM dengan Atmosfer Sebelum GEM berinteraksi dengan obyek di permukaan bumi, GEM melewati atmosfer dimana terdapat moleku-molekul atmosferik dan aerosol. Jenis-jenis molekul atmosferik adalah seperti CO2, ozon, gas nitrogen, dan lainlain, sedangkan jenis aerosol seperti uap air, kabut, asap, abu dan lain- lain. GEM berinterkasi dengan molekul atmosferik dan aerosol sehingga terjadi proses hamburan (scattering) atau absorbsi yang mempengaruhi intensitas GEM yang ditransmisikan melalui atmosfer.
  • 27. Proses scattering merupakan penyebaran GEM oleh partikel-partikel di atmosfer ke segala arah. Ada tiga jenis scattering yaitu: 1. Raleigh scattering Scattering ini diakibatkan oleh partikel halus di atmosfer yang mempunyai diameter lebih kecl dari panjang gelombang tersebut. Raleigh scattering sering juga disebut sebagai molecular scattering. Penghamburan ini terutama terjadi pada panjang gelombang yang sangat pendek , khususnya pada sinar biru yang termasuk dalam spektrum sinar tampak. fenomena langit cerah yang kelihatan biru atau warna air laut yang jenrih terlihat biru merupakan hasil dari hamburan Raleigh ini.
  • 28. 2. Mie Scattering Scattering ini diakibatkan oleh partikel diatmosfer yang mempunyai diameter sama atau sedikit lebih besar dari panjang gelombang elektromagnetik yang mengenainya. Penghamburan ini dapat terjadi pada panjang ultra-violet hingga infra merah dekat, walaupun lebih banyak terjadi pada panjang gelombang yang lebih besar 3. Non Selective Scattering. Scattering ini terjadi diakibatkan oleh partikel atomsfer yang dimeternya beberapa kali lebih besar dari panjang gelombang yang mengenainya. Partikel ini terutama adalah titik air atau embun yang ada di atmosfer.