SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
MUARA SUNGAI
Elis Wahyuni (121910301069)
MUARA SUNGAI
Muara sungai adalah bagian hilir dari sungai
yang berhubungan dengan laut.
Muara sungai berfungsi sebagai pengeluaran/
pembuangan debit sungai ke laut, terutama
pada waktu banjir.
Mulut sungai adalah bagian paling hilir yang
langsung bertemu dengan laut.
Estuari adalah bagian dari sungai yang
dipengaruhi oleh pasang surut.
Pokok Pembahasan
1. Morfologi Muara Sungai
2. Prisma Pasang Surut
3. Sifat Morfologi Muara Sungai
4. Stabilitas Mulut Sungai
5. Strategi Pengelolaan Muara Sungai
6. Tinjauan Dampak Lingkungan
7. Sirkulasi Aliran di Estuari
8. Klasifikasi Estuari Menurut Struktur Salinitas
Morfologi Muara Sungai
Morfologi muara sungai dibedakan dalam 3 kelompok yang
tergantung pada faktor dominan yang mempengaruhinya.
a. Muara yang didominasi gelombang laut
Gelombang besar yang terjadi pada pantai berpasir
dapat menimbulkan angkutan (transpor) sedimen
(pasir), baik dalam arah tegak lurus maupun
sejajar/sepanjang pantai.
Transpor sedimen sepanjang pantai terdiri dari dua
komponen yaitu transpor sedimen dalam bentuk mata
gergaji di garis pantai dan transpor sepanjang pantai di
surf zone.
Pola
sedimentasi
muara sungai
yang
didominasi
gelombang
Proses
pembentukan
endapan di
mulut sungai
Morfologi Muara Sungai
b. Muara yang didominasi debit sungai
Muara ini terjadi pada sungai dengan debit sepanjang
tahun cukup besar yang bermuara di laut dengan
gelombang relatif kecil. Sungai tersebut membawa
angkutan sedimen dari hulu cukup besar.
Saat air surut sedimen terdorong ke muara dan
menyebar di laut, sebagian suspensi mengendap. Saat air
pasang, kecepatan aliran bertambah besar dan sebagian
suspensi dari laut masuk kembali ke sungai bertemu
sedimen yang berasal dari hulu.
Morfologi Muara Sungai
Di alur sungai, saat surut sebagian sedimen yang telah
diendapkan tererosi kembali. Namun di depan muara,
aliran kecil sehingga tidak mampu mengerosi semua
sedimen yang telah diendapkan, sehingga terjadi
pengendapan di depan mulut sungai. Proses tersebut
terjadi terus menerus sehingga muara sungai akan maju
ke arah laut dan membentuk delta
Morfologi Muara Sungai
c. Muara yang didominasi pasang surut
Saat tinggi pasang surut cukup besar, volume air pasang
yang masuk ke sungai sangat besar dan berakumulasi
dengan air hulu sungai. Pada saat surut, volume air
mengalir keluar dalam periode waktu tertentu. sehingga
kecepatan arus selama air surut dapat membentuk
muara sungai.
Muara ini berbentuk corong atau lonceng.
Pola sedimentasi muara sungai yang didominasi pasang surut
Prisma Pasang Surut
Prisma pasang surut (tidal prism) yaitu volume air dari laut
yang masuk ke atau keluar dari sungai melalui mulut sungai
antara titik balik air surut (low water slack) dan titik balik air
pasang (high water slack) berikutnya atau sebaliknya.
Apabila tidak ada debit dari hulu sungai, maka volume air
yang masuk ke sungai pada saat air pasang dan yang keluar
pada saat air surut adalah sama
Sifat Morfologi Muara Sungai
Pada periode pasang muara sungai menerima debit aliran
yang ditimbulkan oleh pasang surut. Dalam satu periode
pasang (6 atau 12 jam), di estuari terkumpul massa air
dalam jumlah besar.
Pada periode surut volume air dikeluarkan ke laut sehingga
menyebabkan kecepatan aliran yang besar.
Proses ini berlangsung terus menerus sehingga morfologi
estuari akan menyesuaikan diri dengan gaya-gaya
hidrodinamis yang bekerja padanya.
Tampang aliran estuari menjadi lebih besar. Kedalaman dan
lebar estuari lebih besar daripada di daerah sebelah
hulunya (sungai).
Stabilitas Mulut Sungai
Faktor yang menentukan pembentukan mulut sungai adalah
prisma pasang surut dan transpor sedimen sepanjang
pantai total yang dinyatakan dalam bentuk P/Mtot.
Mtot adalah jumlah transpor sedimen netto dari berbagai
arah gelombang datang di pantai yang ditinjau dari berbagai
arah gelombang datang.
S = P/Mtot Stabilitas
S > 150 Kondisi relatif baik, bar kecil dan pengglontoran baik
100 < S < 150 Kondisi kurang baik, pembentukan offshore bar lebih berat
50 < S < 100 Bar dapat lebih besar, tetapi terdapat alur melalui bar
20 < S < 50 Mulut sungai tertutup pada musim kemarau dan terbuka
musim penghujan
S < 20 Mulut sungai tidak stabil dan sangat sering tertutup
Strategi Pengelolaan Muara Sungai
Pendangkalan mulut sungai banyak terjadi di sungai yang
bermuara di pantai berpasir dengan gelombang besar,
terutama jika variasi debit musimannya besar.
Masalah akibat pendangkalan:
a) Ketidaklancaran pembuangan debit banjir ke laut
sehingga terjadi luapan air di daerah hulu.
b) Terganggunya kapal-kapal yang memanfaatkan mulut
sungai sebagai pelayaran.
Strategi Pengelolaan Muara Sungai
Beberapa alternatif pengelolaan muara sungai:
a) Mulut sungai selalu terbuka
Agar mulut sungai selalu terbuka diperlukan dua buah
jetty panjang untuk menghindari sedimentasi di dalam
alur dan pembentukan sand bar. Jetty dibuat panjang
menjorok ke laut sampai ujungnya berada pada
kedalaman (diluar gelombang pecah) dimana tidak
terjadi gerak sedimen.
b) Mulut sungai boleh tertutup
Pada alternatif ini terdapat dua pilihan yaitu mulut
sungai tetap (tidak berbelok) atau boleh berpindah.
Strategi Pengelolaan Muara Sungai
Pembelokan muara sungai dapat menyebabkan sungai
bertambah panjang sehingga dapat mengurangi
kemampuannya untuk melewatkan debit. Selain itu dapat
mengerosi daerah yang berada pada alur sungai yang
berbelok tersebut.
Untuk menahan pembelokan muara sungai perlu dibuat
jetty sedang atau pendek, bangunan di tebing mulut sungai,
atau pengerukan rutin endapan menggunakan alat berat.
Tinjauan Dampak Lingkungan
a) Pengaruh pembangunan jetty terhadap pantai sekitar
Di pantai pesisir pembuatan jetty yang menjorok jauh
ke laut menyebabkan terhalangnya transpor sedimen
sepanjang pantai. Akibatnya sedimen yang bergerak
terhalang oleh jetty sehingga pengendapan akan terjadi
di daerah tersebut.
Di daerah yang lain gelombang yang datang membentuk
sudut terhadap garis pantai menyebabkan terjadinya
arus sepanjang pantai dengan mengangkut sedimen.
Akibatnya pantai mengalami erosi.
Untuk melindungi pantai tersebut dapat dibangun
revetmen, groin, pemecah gelombang sejajar pantai.
Pengaruh pembangunan jetty terhadap pantai di sekitarnya
Tinjauan Dampak Lingkungan
b) Pengaruh pembangunan jetty terhadap sungai bagian hulu
Setelah dibangun jetty, mulut sungai bebas endapan
sehingga aliran menjadi lancar. Kedalaman di sepanjang
sungai berkurang dan kecepatan aliran semakin besar
sehingga terjadi degradasi dasar sungai akibat morfologi.
Hal tersebut membahayakan bangunan sepanjang sungai.
Dengan demikian perlu dilakukan antisipasi berupa
pembuatan ground sill di dasar sungai untuk mencegah
erosi dasar.
Pengaruh pembangunan jetty terhadap hulu sungai
Sirkulasi Aliran di Estuari
Sirkulasi aliran di estuari dipengaruhi oleh sifat-sifat
morfologi estuari, pasang surut dan debit aliran dari hulu
(debit sungai). Sirkulasi tersebut meliputi penjalaran
gelombang pasang surut, pencampuran (mixing) antara air
tawar dan air asin, gerak sedimen, polutan (biologis,
kimiawi, dan fisis), dsb.
Pengaruh debit aliran lebih dominan di bagian hulu estuari
daripada sebelah hilir. Saat banjir debit sungai mendorong
polutan ke laut sehingga batas intrusi air asin dan
kekeruhan terdorong lebih ke hilir, sedang pada debit kecil
polutan bergerak lebih ke hulu.
Sirkulasi Aliran di Estuari
Pasang surut menyebabkan gerakan periodik air dan
menimbulkan debit aliran yang besar. Arus pasang surut
mempengaruhi pergeseran salinitas dan kekeruhan di
sepanjang estuari. Pada saat titik balik (slack), dimana
kecepatan aliran kecil, sebagian besar sedimen mengendap.
Saat setengah periode air surut dan air pasang, dimana
kecepatan aliran besar, sedimen yang tadinya mengendap
akan tererosi kembali.
Klasifikasi Estuari Menurut Struktur Salinitas
a. Estuari Sudut Asin
Apabila debit air tawar besar dibandingkan dengan
debit yang ditimbulkan oleh pasang surut, air tawar dan
air asin akan terpisah dengan air tawar yang mengalir
menuju laut berada di atas dan lapisan air asin mengalir
di bawah dengan membentuk sudut.
Salinitas di lapisan bawah sama dengan salinitas air,
sedangkan lapis atas merupakan air tawar.
Posisi sudut asin dapat berubah, yang bisa bergerak ke
hulu pada saat pasang dan ke hilir pada waktu surut.
Klasifikasi Estuari Menurut Struktur Salinitas
b. Estuari Tercampur Sebagian
Apabila pasang surut lebih besar, pencampuran yang
lebih baik terjadi antara air asin dan air tawar.
Salinitas bervariasi dalam arah memanjang dan vertikal.
Dalam arah memanjang salinitas berkurang dari mullut
sungai, sedang dalam arah vertikal berkurang dari dasar
ke permukaan.
Klasifikasi Estuari Menurut Struktur Salinitas
c. Estuari Dengan Stratifikasi Lateral
Pada estuari yang sangat besar, gaya Corilis dapat
menimbulkan gradien lateral dari salinitas. Salinitas
berubah dalam arah memanjang dan lateral.
Distribusi salinitas dalam arah vertikal dapat bervariasi
atau tidak, bergantung pada kedalaman estuari.
Klasifikasi Estuari Menurut Struktur Salinitas
d. Estuari Tercampur Sempurna
Apabila pasang surut besar dan debit sungai kecil, akan
terjadi percampuran yang lebih baik lagi. Tidak terjadi
batas antara air asin dan air tawar.
Distribusi salinitas dalam arah vertikal adalah sama.
Variasi salinitas hanya terjadi sepanjang estuari tanpa
stratifikasi vertikal dan lateral.

More Related Content

What's hot

Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendungironsand2009
 
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
 
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip currentpenyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip currentVeronika Pohan
 
Pertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdf
Pertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdfPertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdf
Pertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdfPIPITSPP1
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1infosanitasi
 
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.Ari Panggih Nugroho
 
Rencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal Tanker
Rencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal TankerRencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal Tanker
Rencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal TankerHaqiqi Muchammad
 
laporan Tugas Rencana Garis
laporan Tugas Rencana Garislaporan Tugas Rencana Garis
laporan Tugas Rencana GarisNisa Rofiah
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMarfizal Marfizal
 
Tata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseTata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseinfosanitasi
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergIwan Sutriono
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYAAristo Amir
 
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatanAdunk Putra
 

What's hot (20)

Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
current meter
current meter current meter
current meter
 
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
 
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip currentpenyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
 
Pertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdf
Pertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdfPertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdf
Pertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdf
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
 
Debit banjir
Debit banjirDebit banjir
Debit banjir
 
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
 
Rencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal Tanker
Rencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal TankerRencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal Tanker
Rencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal Tanker
 
8. pemecah gelombang
8. pemecah gelombang8. pemecah gelombang
8. pemecah gelombang
 
Pengaruh kadar air terhadap beton
Pengaruh kadar air terhadap betonPengaruh kadar air terhadap beton
Pengaruh kadar air terhadap beton
 
laporan Tugas Rencana Garis
laporan Tugas Rencana Garislaporan Tugas Rencana Garis
laporan Tugas Rencana Garis
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
 
Tata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseTata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainase
 
Mekanika fluida 2 ok
Mekanika fluida 2 okMekanika fluida 2 ok
Mekanika fluida 2 ok
 
Bab 3 geser langsung
Bab 3 geser langsungBab 3 geser langsung
Bab 3 geser langsung
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas Atterberg
 
Bentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvialBentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvial
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatan
 

Viewers also liked

Karakteristik sungai
Karakteristik sungaiKarakteristik sungai
Karakteristik sungaiCahaya Hari
 
2014 - SKL Kimia dan contoh soal serta pembahasannya
2014 - SKL Kimia dan contoh soal serta pembahasannya2014 - SKL Kimia dan contoh soal serta pembahasannya
2014 - SKL Kimia dan contoh soal serta pembahasannyaAgust Wahyu
 
Produktivitas Alat Berat Dozer
Produktivitas Alat Berat DozerProduktivitas Alat Berat Dozer
Produktivitas Alat Berat DozerElis Wahyuni
 
Analisa biaya penggunaan alat berat
Analisa biaya penggunaan alat beratAnalisa biaya penggunaan alat berat
Analisa biaya penggunaan alat beratAbdulRohmanHadi
 

Viewers also liked (7)

Korosi 2
Korosi 2Korosi 2
Korosi 2
 
Karakteristik sungai
Karakteristik sungaiKarakteristik sungai
Karakteristik sungai
 
Korosi pada besi
Korosi pada besiKorosi pada besi
Korosi pada besi
 
Kuliah 5 penentuan umur
Kuliah 5   penentuan umurKuliah 5   penentuan umur
Kuliah 5 penentuan umur
 
2014 - SKL Kimia dan contoh soal serta pembahasannya
2014 - SKL Kimia dan contoh soal serta pembahasannya2014 - SKL Kimia dan contoh soal serta pembahasannya
2014 - SKL Kimia dan contoh soal serta pembahasannya
 
Produktivitas Alat Berat Dozer
Produktivitas Alat Berat DozerProduktivitas Alat Berat Dozer
Produktivitas Alat Berat Dozer
 
Analisa biaya penggunaan alat berat
Analisa biaya penggunaan alat beratAnalisa biaya penggunaan alat berat
Analisa biaya penggunaan alat berat
 

Similar to MUARA SUNGI

Badan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi pptBadan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi pptSitimeymeii
 
Istilah Penting dalam Proses Sedimentologi
Istilah Penting dalam Proses SedimentologiIstilah Penting dalam Proses Sedimentologi
Istilah Penting dalam Proses SedimentologiLuhur Moekti Prayogo
 
Kuliah 9 - GEOMORFOLOGI LEMBANGAN SALIRAN
Kuliah 9 - GEOMORFOLOGI LEMBANGAN SALIRANKuliah 9 - GEOMORFOLOGI LEMBANGAN SALIRAN
Kuliah 9 - GEOMORFOLOGI LEMBANGAN SALIRANAsmawi Abdullah
 
Daerah aliran sungai (SMA kelas X)
Daerah aliran sungai (SMA kelas X)Daerah aliran sungai (SMA kelas X)
Daerah aliran sungai (SMA kelas X)Alex Susanto
 
Geografi - Gelombang & Arus Laut
Geografi - Gelombang & Arus LautGeografi - Gelombang & Arus Laut
Geografi - Gelombang & Arus LautRamadhani Sardiman
 
Rekayasa Sungai
Rekayasa Sungai Rekayasa Sungai
Rekayasa Sungai Baladewa10
 
Geografi fizikal- faktor yang mempengaruhi hakisan permukaan
Geografi fizikal- faktor yang mempengaruhi hakisan permukaanGeografi fizikal- faktor yang mempengaruhi hakisan permukaan
Geografi fizikal- faktor yang mempengaruhi hakisan permukaanNaznur Farahani Md Yusof
 
Pertemuan Kuliah ke 2 - Karakteristik Sungai.ppt
Pertemuan Kuliah ke 2 - Karakteristik Sungai.pptPertemuan Kuliah ke 2 - Karakteristik Sungai.ppt
Pertemuan Kuliah ke 2 - Karakteristik Sungai.pptPIPITSPP1
 
Hidrosfer
HidrosferHidrosfer
Hidrosferdepag
 
geo fizikal bab 9
geo fizikal bab 9geo fizikal bab 9
geo fizikal bab 9Ne Qiela
 

Similar to MUARA SUNGI (20)

ALIRAN SUNGAI .HIDROLOGI
ALIRAN SUNGAI .HIDROLOGIALIRAN SUNGAI .HIDROLOGI
ALIRAN SUNGAI .HIDROLOGI
 
Badan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi pptBadan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi ppt
 
Istilah Penting dalam Proses Sedimentologi
Istilah Penting dalam Proses SedimentologiIstilah Penting dalam Proses Sedimentologi
Istilah Penting dalam Proses Sedimentologi
 
Kuliah 9 - GEOMORFOLOGI LEMBANGAN SALIRAN
Kuliah 9 - GEOMORFOLOGI LEMBANGAN SALIRANKuliah 9 - GEOMORFOLOGI LEMBANGAN SALIRAN
Kuliah 9 - GEOMORFOLOGI LEMBANGAN SALIRAN
 
Daerah aliran sungai (SMA kelas X)
Daerah aliran sungai (SMA kelas X)Daerah aliran sungai (SMA kelas X)
Daerah aliran sungai (SMA kelas X)
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
Dinamika Hidrosfer
Dinamika HidrosferDinamika Hidrosfer
Dinamika Hidrosfer
 
Geografi - Gelombang & Arus Laut
Geografi - Gelombang & Arus LautGeografi - Gelombang & Arus Laut
Geografi - Gelombang & Arus Laut
 
Rekayasa Sungai
Rekayasa Sungai Rekayasa Sungai
Rekayasa Sungai
 
5.a. geom proses fluvial (2)
5.a. geom proses fluvial (2)5.a. geom proses fluvial (2)
5.a. geom proses fluvial (2)
 
Air laut
Air lautAir laut
Air laut
 
Geografi fizikal- faktor yang mempengaruhi hakisan permukaan
Geografi fizikal- faktor yang mempengaruhi hakisan permukaanGeografi fizikal- faktor yang mempengaruhi hakisan permukaan
Geografi fizikal- faktor yang mempengaruhi hakisan permukaan
 
Pertemuan Kuliah ke 2 - Karakteristik Sungai.ppt
Pertemuan Kuliah ke 2 - Karakteristik Sungai.pptPertemuan Kuliah ke 2 - Karakteristik Sungai.ppt
Pertemuan Kuliah ke 2 - Karakteristik Sungai.ppt
 
Geografi presentation
Geografi presentationGeografi presentation
Geografi presentation
 
Pantaiss
PantaissPantaiss
Pantaiss
 
Bentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvialBentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvial
 
Perairan laut dan potensinya
Perairan laut dan potensinyaPerairan laut dan potensinya
Perairan laut dan potensinya
 
Hidrosfer
HidrosferHidrosfer
Hidrosfer
 
geo fizikal bab 9
geo fizikal bab 9geo fizikal bab 9
geo fizikal bab 9
 
Hidrologi
Hidrologi Hidrologi
Hidrologi
 

MUARA SUNGI

  • 1. MUARA SUNGAI Elis Wahyuni (121910301069)
  • 2. MUARA SUNGAI Muara sungai adalah bagian hilir dari sungai yang berhubungan dengan laut. Muara sungai berfungsi sebagai pengeluaran/ pembuangan debit sungai ke laut, terutama pada waktu banjir. Mulut sungai adalah bagian paling hilir yang langsung bertemu dengan laut. Estuari adalah bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut.
  • 3. Pokok Pembahasan 1. Morfologi Muara Sungai 2. Prisma Pasang Surut 3. Sifat Morfologi Muara Sungai 4. Stabilitas Mulut Sungai 5. Strategi Pengelolaan Muara Sungai 6. Tinjauan Dampak Lingkungan 7. Sirkulasi Aliran di Estuari 8. Klasifikasi Estuari Menurut Struktur Salinitas
  • 4. Morfologi Muara Sungai Morfologi muara sungai dibedakan dalam 3 kelompok yang tergantung pada faktor dominan yang mempengaruhinya. a. Muara yang didominasi gelombang laut Gelombang besar yang terjadi pada pantai berpasir dapat menimbulkan angkutan (transpor) sedimen (pasir), baik dalam arah tegak lurus maupun sejajar/sepanjang pantai. Transpor sedimen sepanjang pantai terdiri dari dua komponen yaitu transpor sedimen dalam bentuk mata gergaji di garis pantai dan transpor sepanjang pantai di surf zone.
  • 7. Morfologi Muara Sungai b. Muara yang didominasi debit sungai Muara ini terjadi pada sungai dengan debit sepanjang tahun cukup besar yang bermuara di laut dengan gelombang relatif kecil. Sungai tersebut membawa angkutan sedimen dari hulu cukup besar. Saat air surut sedimen terdorong ke muara dan menyebar di laut, sebagian suspensi mengendap. Saat air pasang, kecepatan aliran bertambah besar dan sebagian suspensi dari laut masuk kembali ke sungai bertemu sedimen yang berasal dari hulu.
  • 8. Morfologi Muara Sungai Di alur sungai, saat surut sebagian sedimen yang telah diendapkan tererosi kembali. Namun di depan muara, aliran kecil sehingga tidak mampu mengerosi semua sedimen yang telah diendapkan, sehingga terjadi pengendapan di depan mulut sungai. Proses tersebut terjadi terus menerus sehingga muara sungai akan maju ke arah laut dan membentuk delta
  • 9. Morfologi Muara Sungai c. Muara yang didominasi pasang surut Saat tinggi pasang surut cukup besar, volume air pasang yang masuk ke sungai sangat besar dan berakumulasi dengan air hulu sungai. Pada saat surut, volume air mengalir keluar dalam periode waktu tertentu. sehingga kecepatan arus selama air surut dapat membentuk muara sungai. Muara ini berbentuk corong atau lonceng.
  • 10. Pola sedimentasi muara sungai yang didominasi pasang surut
  • 11. Prisma Pasang Surut Prisma pasang surut (tidal prism) yaitu volume air dari laut yang masuk ke atau keluar dari sungai melalui mulut sungai antara titik balik air surut (low water slack) dan titik balik air pasang (high water slack) berikutnya atau sebaliknya. Apabila tidak ada debit dari hulu sungai, maka volume air yang masuk ke sungai pada saat air pasang dan yang keluar pada saat air surut adalah sama
  • 12. Sifat Morfologi Muara Sungai Pada periode pasang muara sungai menerima debit aliran yang ditimbulkan oleh pasang surut. Dalam satu periode pasang (6 atau 12 jam), di estuari terkumpul massa air dalam jumlah besar. Pada periode surut volume air dikeluarkan ke laut sehingga menyebabkan kecepatan aliran yang besar. Proses ini berlangsung terus menerus sehingga morfologi estuari akan menyesuaikan diri dengan gaya-gaya hidrodinamis yang bekerja padanya. Tampang aliran estuari menjadi lebih besar. Kedalaman dan lebar estuari lebih besar daripada di daerah sebelah hulunya (sungai).
  • 13. Stabilitas Mulut Sungai Faktor yang menentukan pembentukan mulut sungai adalah prisma pasang surut dan transpor sedimen sepanjang pantai total yang dinyatakan dalam bentuk P/Mtot. Mtot adalah jumlah transpor sedimen netto dari berbagai arah gelombang datang di pantai yang ditinjau dari berbagai arah gelombang datang. S = P/Mtot Stabilitas S > 150 Kondisi relatif baik, bar kecil dan pengglontoran baik 100 < S < 150 Kondisi kurang baik, pembentukan offshore bar lebih berat 50 < S < 100 Bar dapat lebih besar, tetapi terdapat alur melalui bar 20 < S < 50 Mulut sungai tertutup pada musim kemarau dan terbuka musim penghujan S < 20 Mulut sungai tidak stabil dan sangat sering tertutup
  • 14. Strategi Pengelolaan Muara Sungai Pendangkalan mulut sungai banyak terjadi di sungai yang bermuara di pantai berpasir dengan gelombang besar, terutama jika variasi debit musimannya besar. Masalah akibat pendangkalan: a) Ketidaklancaran pembuangan debit banjir ke laut sehingga terjadi luapan air di daerah hulu. b) Terganggunya kapal-kapal yang memanfaatkan mulut sungai sebagai pelayaran.
  • 15. Strategi Pengelolaan Muara Sungai Beberapa alternatif pengelolaan muara sungai: a) Mulut sungai selalu terbuka Agar mulut sungai selalu terbuka diperlukan dua buah jetty panjang untuk menghindari sedimentasi di dalam alur dan pembentukan sand bar. Jetty dibuat panjang menjorok ke laut sampai ujungnya berada pada kedalaman (diluar gelombang pecah) dimana tidak terjadi gerak sedimen. b) Mulut sungai boleh tertutup Pada alternatif ini terdapat dua pilihan yaitu mulut sungai tetap (tidak berbelok) atau boleh berpindah.
  • 16. Strategi Pengelolaan Muara Sungai Pembelokan muara sungai dapat menyebabkan sungai bertambah panjang sehingga dapat mengurangi kemampuannya untuk melewatkan debit. Selain itu dapat mengerosi daerah yang berada pada alur sungai yang berbelok tersebut. Untuk menahan pembelokan muara sungai perlu dibuat jetty sedang atau pendek, bangunan di tebing mulut sungai, atau pengerukan rutin endapan menggunakan alat berat.
  • 17. Tinjauan Dampak Lingkungan a) Pengaruh pembangunan jetty terhadap pantai sekitar Di pantai pesisir pembuatan jetty yang menjorok jauh ke laut menyebabkan terhalangnya transpor sedimen sepanjang pantai. Akibatnya sedimen yang bergerak terhalang oleh jetty sehingga pengendapan akan terjadi di daerah tersebut. Di daerah yang lain gelombang yang datang membentuk sudut terhadap garis pantai menyebabkan terjadinya arus sepanjang pantai dengan mengangkut sedimen. Akibatnya pantai mengalami erosi. Untuk melindungi pantai tersebut dapat dibangun revetmen, groin, pemecah gelombang sejajar pantai.
  • 18. Pengaruh pembangunan jetty terhadap pantai di sekitarnya
  • 19. Tinjauan Dampak Lingkungan b) Pengaruh pembangunan jetty terhadap sungai bagian hulu Setelah dibangun jetty, mulut sungai bebas endapan sehingga aliran menjadi lancar. Kedalaman di sepanjang sungai berkurang dan kecepatan aliran semakin besar sehingga terjadi degradasi dasar sungai akibat morfologi. Hal tersebut membahayakan bangunan sepanjang sungai. Dengan demikian perlu dilakukan antisipasi berupa pembuatan ground sill di dasar sungai untuk mencegah erosi dasar.
  • 20. Pengaruh pembangunan jetty terhadap hulu sungai
  • 21. Sirkulasi Aliran di Estuari Sirkulasi aliran di estuari dipengaruhi oleh sifat-sifat morfologi estuari, pasang surut dan debit aliran dari hulu (debit sungai). Sirkulasi tersebut meliputi penjalaran gelombang pasang surut, pencampuran (mixing) antara air tawar dan air asin, gerak sedimen, polutan (biologis, kimiawi, dan fisis), dsb. Pengaruh debit aliran lebih dominan di bagian hulu estuari daripada sebelah hilir. Saat banjir debit sungai mendorong polutan ke laut sehingga batas intrusi air asin dan kekeruhan terdorong lebih ke hilir, sedang pada debit kecil polutan bergerak lebih ke hulu.
  • 22. Sirkulasi Aliran di Estuari Pasang surut menyebabkan gerakan periodik air dan menimbulkan debit aliran yang besar. Arus pasang surut mempengaruhi pergeseran salinitas dan kekeruhan di sepanjang estuari. Pada saat titik balik (slack), dimana kecepatan aliran kecil, sebagian besar sedimen mengendap. Saat setengah periode air surut dan air pasang, dimana kecepatan aliran besar, sedimen yang tadinya mengendap akan tererosi kembali.
  • 23. Klasifikasi Estuari Menurut Struktur Salinitas a. Estuari Sudut Asin Apabila debit air tawar besar dibandingkan dengan debit yang ditimbulkan oleh pasang surut, air tawar dan air asin akan terpisah dengan air tawar yang mengalir menuju laut berada di atas dan lapisan air asin mengalir di bawah dengan membentuk sudut. Salinitas di lapisan bawah sama dengan salinitas air, sedangkan lapis atas merupakan air tawar. Posisi sudut asin dapat berubah, yang bisa bergerak ke hulu pada saat pasang dan ke hilir pada waktu surut.
  • 24. Klasifikasi Estuari Menurut Struktur Salinitas b. Estuari Tercampur Sebagian Apabila pasang surut lebih besar, pencampuran yang lebih baik terjadi antara air asin dan air tawar. Salinitas bervariasi dalam arah memanjang dan vertikal. Dalam arah memanjang salinitas berkurang dari mullut sungai, sedang dalam arah vertikal berkurang dari dasar ke permukaan.
  • 25. Klasifikasi Estuari Menurut Struktur Salinitas c. Estuari Dengan Stratifikasi Lateral Pada estuari yang sangat besar, gaya Corilis dapat menimbulkan gradien lateral dari salinitas. Salinitas berubah dalam arah memanjang dan lateral. Distribusi salinitas dalam arah vertikal dapat bervariasi atau tidak, bergantung pada kedalaman estuari.
  • 26. Klasifikasi Estuari Menurut Struktur Salinitas d. Estuari Tercampur Sempurna Apabila pasang surut besar dan debit sungai kecil, akan terjadi percampuran yang lebih baik lagi. Tidak terjadi batas antara air asin dan air tawar. Distribusi salinitas dalam arah vertikal adalah sama. Variasi salinitas hanya terjadi sepanjang estuari tanpa stratifikasi vertikal dan lateral.