SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
1 | P a g e
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karuania, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Bentuklahan Bentukan Asal Angin.
Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
wawasan kegeografian kita. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan sran
serta usulan demi perbaikan makalah yang kami buat di masa yang akan dating,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun bagi orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila ada salah kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa mendatang.
Makassar, 5 Mei 2015
Penyusun,
Kelompok VI
2 | P a g e
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................3
I.1 Latar Belakang....................................................................................3
I.2 Rumusan Masalah..............................................................................4
I.3 Tujuan Masalah..................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................5
II.1 Bentuklahan Bentukan Asal Angin...................................................5
II.2 Proses Terbentuknya Lahan Aeolin ..................................................5
II.3 Jenis-jenis Bentuklahan Bentukan Asal Angin ...............................8
BAB III PENUTUP..........................................................................................13
III.1 Kesimpulan......................................................................................13
III.2 Saran................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................14
3 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk
permukaan bumi sebagai akibat adanya pengaruh tenaga asal dalam dan tenaga
asal luar bumi termasuk angin, hujan, penyinaran dan pemanasan matahari,
benturan benda asal ruang angakasa serta aliran air dan gletser yang
menghasilkan proses-proses geomorfik yang mengakibatkan terubahnya
bentuk-bentuk permukaan bumi. Objek utama geomorfologi adalah bentuk
lahan, proses geomorfologi, genesa dan evolusi pertumbuhan bentuk lahan,
beserta hubungannya dengan aspek lingkungan. Dalam hal ini utamanya
mengupas tentang berbagai bentuklahan dari bentukan berbagai asal proses
yang berbeda. Bentanglahan merupakan kombinasi atau gabungan dari
bentuklahan. Mengacu pada deginisi bentanglahan tersebut, maka dapat
dimengerti bahwa unit analasis yang sesuai adalah unit bentuklahan. Oleh
karena itu, untuk menganalisis dan mengklasifikasikan bentanglahan selalu
mendasarkan pada kerangka kerja bentuklahan. Bentuklahan adalah bagian dari
permukaan bumi yang memiliki bentuk topografis khas, akibat pengaruh kuat
dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan, dalam skala ruang
dan waktu kronologis tertentu. Geomorfologi adalah studi yang
mendeskripsikan bentuklahan serta menyelidiki hubungan timbal balik antara
bentuklahan dan proses-proses tersebut dalam susunan keruangan.
Oleh karena itu untuk menganalisis bentanglahan lebih sesuai dengan
didasarkan pada bentuklahan, maka klasifikasi bentanglahan juga akan lebih
sesuai jika didasarkan pada unit-unit bentuklahan penyusunnya. Verstappen
(1983) mengklasifikasikan baentuklahan berdasarkan genesisnya menjadi
sepuluh macam bentuklahan asal proses yaitu, asal proses volkanik, structural,
fluvial, solusional, denudasional, eolin, marine, glasial, organic, dan
antropogenik.
4 | P a g e
Dalam makalah ini aan membahas tentang bentuklahan aeolin.
Bentuklahan eolin adalah bentukan lahan oleh proses eksogenik dengna angina
sebagai agen pembentuk utamanya.
I.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang di angkat dalam penulisan makalah ini berupa :
1. Bagaimanakah Bentuklahan bentukan asal angin ?
2. Bagaimanakah proses-proses terbentuknya Bentuklahan bentukan asal
angin?
3. Bagaimanakah jenis-jenis Bentuklahan bentukan asal angin?
I.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu agar Mahasiswa dapat :
1. Bentuklahan bentukan asal angina
2. Proses-proses terbentuknya bentuklahan bentukan asal angin
3. Jenis-jenis bentuklahan bentukan asal angin
5 | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Bentuklahan bentukan asal angin
Bentuklahan asal proses angina/eolin adalah bentuklahan oleh proses
ekosgenik dengan angin sebagai agen pembentuk utamanya, yakni dengan
membentuk endapan oleh adanya pengikisan, pengangkutan dan pengendapan
bahan-bahan tidak kompak oleh angin. Hakekatnya bentuklahan eolin terdiri
dari tiga proses yakni :
1. Erosional (pengikisan)
2. Deposisional (pengangkutan)
3. Sedimentasi (pengendapan)
Eolin dapat berkembang dengan baik apabila terpenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1. Tersedia material berukuran pasir halus hingga kasar dalam
jumlah yang banyak
2. Adanya priode kering yang panjang dan tegas
3. Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan
bahan pasir tersebut
4. Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun
objek lain.
II.1 Proses Terbentuknya Lahan Aeolin
1. Pengikisan oleh angin
Angin mengikis permukaan bumi melalui deflasi, eddy turbulensi,
dan abrasi.
a. Deflasi
Proses deflasi merupakan gerakan tiupan angin yang
membawa materi batuan, baik berupa debu halus, pasir, maupun
6 | P a g e
materi yang kasar dan berat. Proses ini sering terjadi di daerah
yang merupakan tempat terkumpulnya pasir, semisal basin kecil
atau bukit pasir. Deflasi cenderung mengakibatkan terbentuknya
formasi-formasi baru di daerah depresi. Dibandingkan dengan erosi
air atau sungai keadaannya berlawanan, erosi air di daerah yang
berelief tinggi sangat kuat, sebaliknya erosi angin didaerah
ckungan/basing sangat kuat.
Deflasi hanya dapat terjadi setelah materi batuan
mengalami pencucian dan kemudian dibawa ke tempat yang lebih
rendah. Materi yang diendapkan tersebut pada umumnya berupa
butiran halus sehingga mudah mengalami deflasi.
b. Korasi
Korasi angin dapat menimbulkan beberapa bentuk atau
bentang alam yang sangat luas. Gerakannya hanya dapat terjadi di
dekat permukaan tanah. Ini terjadi arena angin tidak dapat
mengangkut pasir ketempat yang lebih tinggi.
Berdasarkan kerjanya korasi dapat dibedakan menjadi :
a) Polishing dan Pitting
Gerakan angin yang membawa/disertai pasir disebut
dengan polishing. Gerakan angin yang membawa pasir
yang mempunyai kemampuan untuk melubangi pasir
disebut Pitting.
b) Grooving dan Shaping
Batuan yang telah berlubang sebagai akibat
kekuatan Pitting akan terus mengalami pembentukan
lubang sehingga makin lama makin besar dan dalam.
Proses melubangi secara terus-menerus menghasilkan
lubang yang besar dan dalam disebut Grooving. Batuan
yang berlubang-lubang besar tersebut kemudian berubah
menjadi pecah-pecah dan berkeping-keping. Proses
terjadinya pecahan dan kepingan ini disebut Shaping.
7 | P a g e
c) Faceting
Batuan yang telah berkeping-keping berubah
menjadi lebih kecil lagi, proses inilah yang disebut dengan
Faceting.
2. Pengangkutan oleh angin
Materi batuan yang mudah terangkut oleh angin adalah materi-
materi halus, misalhnya debu. Materi yang halus ini akan diterbangkan
oleh angin sampai ke tempat yang cukup jauh. Adapun jneis-jenis gerakan
pengangkutan materi oleh angin adalah :
a. Suspensi
Merupakan gerakan vertikan tiupan angin yang mampu
mengangkut materi-materi halus ke tempat yang lebih jauh. Gerakan
ini tidak beasr peranannya dalam mengangkut pasir karena
kemampuan mengangkat ke atas sangat terbatas.
Pada saat angin mengangkut debu kadang-kadang disertai
dengan gerakan turbuler. Kecepatan angin tidak selalu tetap tetapi
selalu mengalami variasi periode yang pendek sehingga menyebabkan
adanya tekanan angin. Tekanan angin ini mneyebabkan udara berputar
ke segala arah, putaran udara ke segala arah inilah yang dapat
menyebabkan terjadinya gerakan suspensi .
b. Saltasi
Yaitu gerakan meloncat materi butiran yang disebabkan oleh
tabrakan dan pantulan angin yang bermuatan pasir. Gerakan saltasi
secara langsung disebabkan tekanan angin terhadap butiran pasir, pasir
yang ditiup angin pada umumnya mempunyai gerakan saltasi.
c. Rayapan permukaam
Gerakan rayapan permukaan disebabkan oleh karena tubrukan
materi butiran oleh gerakan saltasi. Terjadinya tubrukan materi butiran
ini secara teratur, tetapi kadang-kadang juga tersebar menjadi pecahan-
pecahan diatas tempat jatuhnya pasir. Oleh karena benturan ini,
gerakan materi butiran menjadi lambat yang selanjutnya menjadi
8 | P a g e
rayapan permukaan. Kadang-kadang angin yang mengangkut debu
atau pasir bergerak berputar seperti spiral, gerakan seperti ini disebut
dengan badai debu.
3. Pengendapan oleh Angin
Proses pengendapan ini terjadi apabila butiran yang telah terbawa
oleh angin tadi jatuh setelah gerakan menjadi lambat. Selain karena
kecepatan yang menjadi lambat, pengendapatn juga terjadi karena butiran
yang terbawa oleh angin mengalami benturan terhadap permukaan
kejadian ini sebagai hasil dair proses saltasi dan rayapan tanah. Apabila
butiran tersebut tidak membentur permukaan dan terus terbawa angin,
maka butiran tersebut akan mengalami gerakan sepanjang permukaan
hingga permukaan tempat pemberhentian tersebut berupa cekungan.
Bentuk endapan dari proses ini tidak datar atau halus tetapi bergelombang.
Setelah mengendap butiran-butiran tersebut mengumpul menjadi suatu
bentuk lahan yang baru.
II.3 Jenis-jenis bentuklahan bentukan asal angin.
1. Hasil erosi Angin
a. Desert Pavement
Yaitu permukaan yang terdiri atas batuan kerikil dan kerakal di
daerah gurun, sebagai akibat bahan-bahan halus mengalami deflasi.
9 | P a g e
b. Blowout
Cekungan di daerah gurun sebagai akibat deflasi pada materi hasil
pelapukan dipermukaan yang berukuran halus.
c. Ventifact
Permukaan batuan yang menjadi rata karena korasi, terutama yang
berukuran halus yang terbawa oleh angin.
d. Dreikanter
Seperti ventifact namun bentuknya piramida karena arah angin
berubah-ubah.
10 | P a g e
e. Groove
Merupakan alur-alur memanjang pada permukaan batuan karena
erosi angin.
f. Yardang
Merupakan pegunungan memanjang dan parallel dengna tinggi
kurang dari 10 meter dan panjang kuran 100 m yang berkembang di
daerah bebatuan lunak.
2. Bentuklahan pengendapan angin
a. Loess
11 | P a g e
Bentuklahan asal proses aeolin yang terbentukd ari bahan endapan
angin yang berukuran debu oleh erosi angin yang berasal dari daerah
gurun dan pada umumnya tidak berlapis. Bentuk lahan ini
kemungkinan juga mengandung pasir halus dan liat. Bahan seperti
loess ini menutupi 1/10 daratan di muka bumi.
b. Gumuk Pasir
a) Tipe Barchan
Gumuk pasir ini bentuknya menyerupai bulan sabit dan
terbentuk pada derah yang tidak memiliki barrier atau penghalang.
Besarnya kemiringan lereng daerah yang menhadap angin lebih
landau dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang
membelakangi angin, sehingga apabila dibuat penampang
melintang tidak simetri. Ketinggian gumuk pasir barchans
umumnya antara 5-15 meter.
b) Tipe Melintang / Transverse
Gumuk pasir ini terbentuk di daerah yang tidak
berpenghalang dan banyak cadangan pasirnya. Bentuk gumuk pasir
melintang menyerupai ombak dan tegak lurus terhadap arah angin.
12 | P a g e
c) Tipe Parabolik
Hamper sama dengan tipe barchans akan tetapi yang
membedakan adalah arah angin. Gumuk pasri parabolic arahnya
berhadapan dengan datangnya angin.
d) Tipe Memanjang / Longitudinal
Gumuk pasir yang berbentuk lurus dan sejajar satusama
lain. Arah dari gumuk pasir tersebut searah dengan gerakan angin.
e) Tipe Bintang / Star
Gumuk pasir yang dibentuk sebagai hasil kerja angin yang
bertumbukan.
13 | P a g e
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Bentuklahan asal proses aeolin merupakan bentukan lahan oleh proses
eksogenik dengan angin sebagai agen pembentuk utamanya, yakni
dengan membentuk endapan.
2. Bentukan lahan ini dapat terbentuk melalui tiga proses yaitu proses
pengikisan atau erosi, pengangkutan, pengendapan.
3. Adapun hasil pengikisan berupa lahan seperti Desert pavement, blowout,
ventifact, dreikanter, groove, dan yardang.
4. Adapun hasil pengendapan berupa lahan Loess dan gumuk pasir.
III.2 Saran
Gumuk pasir merupakan satu dari sekian banyak anugerah yang ada.
Sudah seharusnya kita menjaga agar keberadaanya tetap lestari. Bukan
gumuk pasir saja melainkan juga setiap titik di lingkungan kita, karena kita
hidup di alam. Alam akan memberikan apa yang kita berikan pada alam.
Ketika kita melestarikan alam maka alam akan memberikan kehidupan
yang baik bagi kita.
14 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. http://adityamulawardhani.blogspot.com/ . Bentang alam Eolin.
Diakses pada 5 Mei 2015.
Anonim. 2013. http://berliansuryarimbani.wordpress.com/ Bentuk Lahan Aeolin.
Diakses pada 5 Mei 2015.
Anonim. http://id.wikipedia.org/. Diakses pada 5 Mei 2015.

More Related Content

What's hot

Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikInri Pata'dungan
 
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorfniaramadanti1
 
Batuan piroklastik
Batuan piroklastikBatuan piroklastik
Batuan piroklastikyadil142
 
Struktur Geology Unconformity
Struktur Geology UnconformityStruktur Geology Unconformity
Struktur Geology UnconformityIpung Noor
 
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional 'Oke Aflatun'
 
140710080104 2 1192
140710080104 2 1192140710080104 2 1192
140710080104 2 1192kerong
 
Pembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detilPembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detiloilandgas24
 
Bab 4+proses+proses+geologi
Bab 4+proses+proses+geologiBab 4+proses+proses+geologi
Bab 4+proses+proses+geologiDimaz Gunawan
 
Identifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuIdentifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuadbel Edwar
 
bentuklahan karst
bentuklahan karstbentuklahan karst
bentuklahan karstnur wulan
 
153800318 van-zuidam
153800318 van-zuidam153800318 van-zuidam
153800318 van-zuidamStella Putri
 
deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen Wahidin Zuhri
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...
 Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog... Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...Mario Yuven
 
GeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan LerengGeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan LerengAyu Kuleh Putri
 
Tugas kelompok satuan bentuk lahan vulkanik
Tugas kelompok satuan bentuk lahan vulkanikTugas kelompok satuan bentuk lahan vulkanik
Tugas kelompok satuan bentuk lahan vulkanikjariri arroah manda
 
Migrasi hidrokarbon
Migrasi hidrokarbonMigrasi hidrokarbon
Migrasi hidrokarbonKhemenk
 

What's hot (20)

Batuan sedimen
Batuan sedimenBatuan sedimen
Batuan sedimen
 
Bentang Alam Eolian
Bentang Alam EolianBentang Alam Eolian
Bentang Alam Eolian
 
Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisik
 
Kekar
KekarKekar
Kekar
 
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
 
Batuan piroklastik
Batuan piroklastikBatuan piroklastik
Batuan piroklastik
 
Struktur Geology Unconformity
Struktur Geology UnconformityStruktur Geology Unconformity
Struktur Geology Unconformity
 
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional
 
140710080104 2 1192
140710080104 2 1192140710080104 2 1192
140710080104 2 1192
 
Pembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detilPembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detil
 
Bab 4+proses+proses+geologi
Bab 4+proses+proses+geologiBab 4+proses+proses+geologi
Bab 4+proses+proses+geologi
 
Geologi Irian Jaya (Papua)
Geologi Irian Jaya (Papua)Geologi Irian Jaya (Papua)
Geologi Irian Jaya (Papua)
 
Identifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuIdentifikasi batuan beku
Identifikasi batuan beku
 
bentuklahan karst
bentuklahan karstbentuklahan karst
bentuklahan karst
 
153800318 van-zuidam
153800318 van-zuidam153800318 van-zuidam
153800318 van-zuidam
 
deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...
 Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog... Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...
 
GeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan LerengGeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan Lereng
 
Tugas kelompok satuan bentuk lahan vulkanik
Tugas kelompok satuan bentuk lahan vulkanikTugas kelompok satuan bentuk lahan vulkanik
Tugas kelompok satuan bentuk lahan vulkanik
 
Migrasi hidrokarbon
Migrasi hidrokarbonMigrasi hidrokarbon
Migrasi hidrokarbon
 

Viewers also liked

Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)Nurul Afdal Haris
 
LETAK GEOMORFOLOGIS TERHADAP POTENSI FISIK WILAYAH INDONESIA
LETAK GEOMORFOLOGIS TERHADAP POTENSI FISIK WILAYAH INDONESIALETAK GEOMORFOLOGIS TERHADAP POTENSI FISIK WILAYAH INDONESIA
LETAK GEOMORFOLOGIS TERHADAP POTENSI FISIK WILAYAH INDONESIANesha Mutiara
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)Nurul Afdal Haris
 
Geomorfologi jawa timur zona tengah
Geomorfologi jawa timur zona tengahGeomorfologi jawa timur zona tengah
Geomorfologi jawa timur zona tengahHasan Nur Aminudin
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)Nurul Afdal Haris
 
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi TanahLaporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi TanahNurul Afdal Haris
 

Viewers also liked (13)

1.b. geom proses glasial
1.b. geom proses glasial1.b. geom proses glasial
1.b. geom proses glasial
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
 
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
 
LETAK GEOMORFOLOGIS TERHADAP POTENSI FISIK WILAYAH INDONESIA
LETAK GEOMORFOLOGIS TERHADAP POTENSI FISIK WILAYAH INDONESIALETAK GEOMORFOLOGIS TERHADAP POTENSI FISIK WILAYAH INDONESIA
LETAK GEOMORFOLOGIS TERHADAP POTENSI FISIK WILAYAH INDONESIA
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
 
5.a. geom proses fluvial (2)
5.a. geom proses fluvial (2)5.a. geom proses fluvial (2)
5.a. geom proses fluvial (2)
 
Geomorfologi indonesia
Geomorfologi indonesiaGeomorfologi indonesia
Geomorfologi indonesia
 
Geomorfologi jawa timur zona tengah
Geomorfologi jawa timur zona tengahGeomorfologi jawa timur zona tengah
Geomorfologi jawa timur zona tengah
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
 
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi TanahLaporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
 
Laporan krl
Laporan krlLaporan krl
Laporan krl
 

Similar to BENTUKLAHAN AEOLIN

Geomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologi
Geomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologiGeomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologi
Geomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologiIsaacHamonangan
 
denudasional (tenaga eksogen)
denudasional (tenaga eksogen)denudasional (tenaga eksogen)
denudasional (tenaga eksogen)CorNelis P'riSai
 
Tenaga eksogen
Tenaga eksogenTenaga eksogen
Tenaga eksogenMell Ward
 
1052147 634431066424712500
1052147 6344310664247125001052147 634431066424712500
1052147 634431066424712500fidiprathama
 
Tugas Geologi Dasar (Tektonisme)
Tugas Geologi Dasar (Tektonisme)Tugas Geologi Dasar (Tektonisme)
Tugas Geologi Dasar (Tektonisme)Nurul Afdal Haris
 
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)Ppt landform oleh angin (kelompok 6)
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)deyanakanos
 
Power poit geografi_pengaruh_eksogen
Power poit geografi_pengaruh_eksogenPower poit geografi_pengaruh_eksogen
Power poit geografi_pengaruh_eksogenMuhammad Naufal
 
Bentuk Lahan EOLIN.ppt
Bentuk Lahan EOLIN.pptBentuk Lahan EOLIN.ppt
Bentuk Lahan EOLIN.pptichsan41
 
Tugas Komputer Nufail Ahmad Fauzan
Tugas Komputer Nufail Ahmad FauzanTugas Komputer Nufail Ahmad Fauzan
Tugas Komputer Nufail Ahmad Fauzanopelnufail
 
Pengertian ilmu geologi lingkungan beserta sejarahnya
Pengertian ilmu geologi lingkungan beserta sejarahnyaPengertian ilmu geologi lingkungan beserta sejarahnya
Pengertian ilmu geologi lingkungan beserta sejarahnyaFauzan Barnanda
 
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATSTRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATmahviro vivi
 
Geografi Kelas 10 - Litosfer, Pedosfer, Atmosfer
Geografi Kelas 10 - Litosfer, Pedosfer, AtmosferGeografi Kelas 10 - Litosfer, Pedosfer, Atmosfer
Geografi Kelas 10 - Litosfer, Pedosfer, AtmosferYudistira Ydstr
 
Analisa patahan lembang
Analisa patahan lembangAnalisa patahan lembang
Analisa patahan lembangAwang Deswari
 

Similar to BENTUKLAHAN AEOLIN (20)

Geomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologi
Geomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologiGeomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologi
Geomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologi
 
denudasional (tenaga eksogen)
denudasional (tenaga eksogen)denudasional (tenaga eksogen)
denudasional (tenaga eksogen)
 
Tenaga eksogen
Tenaga eksogenTenaga eksogen
Tenaga eksogen
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Tugas Geologi dan Ilmu Tanah
Tugas Geologi dan Ilmu TanahTugas Geologi dan Ilmu Tanah
Tugas Geologi dan Ilmu Tanah
 
1052147 634431066424712500
1052147 6344310664247125001052147 634431066424712500
1052147 634431066424712500
 
Tugas Geologi Dasar (Tektonisme)
Tugas Geologi Dasar (Tektonisme)Tugas Geologi Dasar (Tektonisme)
Tugas Geologi Dasar (Tektonisme)
 
Geostruk
GeostrukGeostruk
Geostruk
 
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)Ppt landform oleh angin (kelompok 6)
Ppt landform oleh angin (kelompok 6)
 
Power poit geografi_pengaruh_eksogen
Power poit geografi_pengaruh_eksogenPower poit geografi_pengaruh_eksogen
Power poit geografi_pengaruh_eksogen
 
Bentuk Lahan EOLIN.ppt
Bentuk Lahan EOLIN.pptBentuk Lahan EOLIN.ppt
Bentuk Lahan EOLIN.ppt
 
Tugas Komputer Nufail Ahmad Fauzan
Tugas Komputer Nufail Ahmad FauzanTugas Komputer Nufail Ahmad Fauzan
Tugas Komputer Nufail Ahmad Fauzan
 
Pengertian ilmu geologi lingkungan beserta sejarahnya
Pengertian ilmu geologi lingkungan beserta sejarahnyaPengertian ilmu geologi lingkungan beserta sejarahnya
Pengertian ilmu geologi lingkungan beserta sejarahnya
 
Tenaga Eksogen
Tenaga EksogenTenaga Eksogen
Tenaga Eksogen
 
Tenaga eksogen
Tenaga eksogenTenaga eksogen
Tenaga eksogen
 
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATSTRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
 
Geografi Kelas 10 - Litosfer, Pedosfer, Atmosfer
Geografi Kelas 10 - Litosfer, Pedosfer, AtmosferGeografi Kelas 10 - Litosfer, Pedosfer, Atmosfer
Geografi Kelas 10 - Litosfer, Pedosfer, Atmosfer
 
Geologi lingkungan
Geologi lingkunganGeologi lingkungan
Geologi lingkungan
 
Analisa patahan lembang
Analisa patahan lembangAnalisa patahan lembang
Analisa patahan lembang
 
Susunan muka bumi
Susunan muka bumiSusunan muka bumi
Susunan muka bumi
 

More from Nurul Afdal Haris

Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019Nurul Afdal Haris
 
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasarFormat Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasarNurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Nurul Afdal Haris
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Nurul Afdal Haris
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Nurul Afdal Haris
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Nurul Afdal Haris
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...Nurul Afdal Haris
 
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber DayaLaporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber DayaNurul Afdal Haris
 
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalPerubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalNurul Afdal Haris
 
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah HidrologiMateri Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Materi Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiMateri Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah HidrologiMateri Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Materi Jaringan Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Jaringan Hidrologi Mata Kuliah HidrologiMateri Jaringan Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Jaringan Hidrologi Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiMateri Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Materi Siklus Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Siklus Hidrologi Mata Kuliah HidrologiMateri Siklus Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Siklus Hidrologi Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Aneka Pandangan Geografi pada Abad ke-19
Aneka Pandangan Geografi pada Abad ke-19Aneka Pandangan Geografi pada Abad ke-19
Aneka Pandangan Geografi pada Abad ke-19Nurul Afdal Haris
 

More from Nurul Afdal Haris (20)

Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
 
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasarFormat Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
 
Laporan Kartografi Dasar
Laporan Kartografi DasarLaporan Kartografi Dasar
Laporan Kartografi Dasar
 
Laporan Hidrologi Dasar
Laporan Hidrologi DasarLaporan Hidrologi Dasar
Laporan Hidrologi Dasar
 
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber DayaLaporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
 
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalPerubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
 
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah HidrologiMateri Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
 
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
 
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
 
Materi Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiMateri Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
 
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah HidrologiMateri Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
 
Materi Jaringan Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Jaringan Hidrologi Mata Kuliah HidrologiMateri Jaringan Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Jaringan Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
 
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiMateri Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
 
Materi Siklus Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Siklus Hidrologi Mata Kuliah HidrologiMateri Siklus Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Siklus Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
 
Aneka Pandangan Geografi pada Abad ke-19
Aneka Pandangan Geografi pada Abad ke-19Aneka Pandangan Geografi pada Abad ke-19
Aneka Pandangan Geografi pada Abad ke-19
 

Recently uploaded

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 

Recently uploaded (20)

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 

BENTUKLAHAN AEOLIN

  • 1. 1 | P a g e KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karuania, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Bentuklahan Bentukan Asal Angin. Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah wawasan kegeografian kita. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan sran serta usulan demi perbaikan makalah yang kami buat di masa yang akan dating, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun bagi orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila ada salah kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa mendatang. Makassar, 5 Mei 2015 Penyusun, Kelompok VI
  • 2. 2 | P a g e DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................................................1 DAFTAR ISI....................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN .................................................................................3 I.1 Latar Belakang....................................................................................3 I.2 Rumusan Masalah..............................................................................4 I.3 Tujuan Masalah..................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................5 II.1 Bentuklahan Bentukan Asal Angin...................................................5 II.2 Proses Terbentuknya Lahan Aeolin ..................................................5 II.3 Jenis-jenis Bentuklahan Bentukan Asal Angin ...............................8 BAB III PENUTUP..........................................................................................13 III.1 Kesimpulan......................................................................................13 III.2 Saran................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................14
  • 3. 3 | P a g e BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk permukaan bumi sebagai akibat adanya pengaruh tenaga asal dalam dan tenaga asal luar bumi termasuk angin, hujan, penyinaran dan pemanasan matahari, benturan benda asal ruang angakasa serta aliran air dan gletser yang menghasilkan proses-proses geomorfik yang mengakibatkan terubahnya bentuk-bentuk permukaan bumi. Objek utama geomorfologi adalah bentuk lahan, proses geomorfologi, genesa dan evolusi pertumbuhan bentuk lahan, beserta hubungannya dengan aspek lingkungan. Dalam hal ini utamanya mengupas tentang berbagai bentuklahan dari bentukan berbagai asal proses yang berbeda. Bentanglahan merupakan kombinasi atau gabungan dari bentuklahan. Mengacu pada deginisi bentanglahan tersebut, maka dapat dimengerti bahwa unit analasis yang sesuai adalah unit bentuklahan. Oleh karena itu, untuk menganalisis dan mengklasifikasikan bentanglahan selalu mendasarkan pada kerangka kerja bentuklahan. Bentuklahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan, dalam skala ruang dan waktu kronologis tertentu. Geomorfologi adalah studi yang mendeskripsikan bentuklahan serta menyelidiki hubungan timbal balik antara bentuklahan dan proses-proses tersebut dalam susunan keruangan. Oleh karena itu untuk menganalisis bentanglahan lebih sesuai dengan didasarkan pada bentuklahan, maka klasifikasi bentanglahan juga akan lebih sesuai jika didasarkan pada unit-unit bentuklahan penyusunnya. Verstappen (1983) mengklasifikasikan baentuklahan berdasarkan genesisnya menjadi sepuluh macam bentuklahan asal proses yaitu, asal proses volkanik, structural, fluvial, solusional, denudasional, eolin, marine, glasial, organic, dan antropogenik.
  • 4. 4 | P a g e Dalam makalah ini aan membahas tentang bentuklahan aeolin. Bentuklahan eolin adalah bentukan lahan oleh proses eksogenik dengna angina sebagai agen pembentuk utamanya. I.2 Rumusan Masalah Adapun masalah yang di angkat dalam penulisan makalah ini berupa : 1. Bagaimanakah Bentuklahan bentukan asal angin ? 2. Bagaimanakah proses-proses terbentuknya Bentuklahan bentukan asal angin? 3. Bagaimanakah jenis-jenis Bentuklahan bentukan asal angin? I.3 Tujuan Masalah Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu agar Mahasiswa dapat : 1. Bentuklahan bentukan asal angina 2. Proses-proses terbentuknya bentuklahan bentukan asal angin 3. Jenis-jenis bentuklahan bentukan asal angin
  • 5. 5 | P a g e BAB II PEMBAHASAN II.1 Bentuklahan bentukan asal angin Bentuklahan asal proses angina/eolin adalah bentuklahan oleh proses ekosgenik dengan angin sebagai agen pembentuk utamanya, yakni dengan membentuk endapan oleh adanya pengikisan, pengangkutan dan pengendapan bahan-bahan tidak kompak oleh angin. Hakekatnya bentuklahan eolin terdiri dari tiga proses yakni : 1. Erosional (pengikisan) 2. Deposisional (pengangkutan) 3. Sedimentasi (pengendapan) Eolin dapat berkembang dengan baik apabila terpenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Tersedia material berukuran pasir halus hingga kasar dalam jumlah yang banyak 2. Adanya priode kering yang panjang dan tegas 3. Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir tersebut 4. Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun objek lain. II.1 Proses Terbentuknya Lahan Aeolin 1. Pengikisan oleh angin Angin mengikis permukaan bumi melalui deflasi, eddy turbulensi, dan abrasi. a. Deflasi Proses deflasi merupakan gerakan tiupan angin yang membawa materi batuan, baik berupa debu halus, pasir, maupun
  • 6. 6 | P a g e materi yang kasar dan berat. Proses ini sering terjadi di daerah yang merupakan tempat terkumpulnya pasir, semisal basin kecil atau bukit pasir. Deflasi cenderung mengakibatkan terbentuknya formasi-formasi baru di daerah depresi. Dibandingkan dengan erosi air atau sungai keadaannya berlawanan, erosi air di daerah yang berelief tinggi sangat kuat, sebaliknya erosi angin didaerah ckungan/basing sangat kuat. Deflasi hanya dapat terjadi setelah materi batuan mengalami pencucian dan kemudian dibawa ke tempat yang lebih rendah. Materi yang diendapkan tersebut pada umumnya berupa butiran halus sehingga mudah mengalami deflasi. b. Korasi Korasi angin dapat menimbulkan beberapa bentuk atau bentang alam yang sangat luas. Gerakannya hanya dapat terjadi di dekat permukaan tanah. Ini terjadi arena angin tidak dapat mengangkut pasir ketempat yang lebih tinggi. Berdasarkan kerjanya korasi dapat dibedakan menjadi : a) Polishing dan Pitting Gerakan angin yang membawa/disertai pasir disebut dengan polishing. Gerakan angin yang membawa pasir yang mempunyai kemampuan untuk melubangi pasir disebut Pitting. b) Grooving dan Shaping Batuan yang telah berlubang sebagai akibat kekuatan Pitting akan terus mengalami pembentukan lubang sehingga makin lama makin besar dan dalam. Proses melubangi secara terus-menerus menghasilkan lubang yang besar dan dalam disebut Grooving. Batuan yang berlubang-lubang besar tersebut kemudian berubah menjadi pecah-pecah dan berkeping-keping. Proses terjadinya pecahan dan kepingan ini disebut Shaping.
  • 7. 7 | P a g e c) Faceting Batuan yang telah berkeping-keping berubah menjadi lebih kecil lagi, proses inilah yang disebut dengan Faceting. 2. Pengangkutan oleh angin Materi batuan yang mudah terangkut oleh angin adalah materi- materi halus, misalhnya debu. Materi yang halus ini akan diterbangkan oleh angin sampai ke tempat yang cukup jauh. Adapun jneis-jenis gerakan pengangkutan materi oleh angin adalah : a. Suspensi Merupakan gerakan vertikan tiupan angin yang mampu mengangkut materi-materi halus ke tempat yang lebih jauh. Gerakan ini tidak beasr peranannya dalam mengangkut pasir karena kemampuan mengangkat ke atas sangat terbatas. Pada saat angin mengangkut debu kadang-kadang disertai dengan gerakan turbuler. Kecepatan angin tidak selalu tetap tetapi selalu mengalami variasi periode yang pendek sehingga menyebabkan adanya tekanan angin. Tekanan angin ini mneyebabkan udara berputar ke segala arah, putaran udara ke segala arah inilah yang dapat menyebabkan terjadinya gerakan suspensi . b. Saltasi Yaitu gerakan meloncat materi butiran yang disebabkan oleh tabrakan dan pantulan angin yang bermuatan pasir. Gerakan saltasi secara langsung disebabkan tekanan angin terhadap butiran pasir, pasir yang ditiup angin pada umumnya mempunyai gerakan saltasi. c. Rayapan permukaam Gerakan rayapan permukaan disebabkan oleh karena tubrukan materi butiran oleh gerakan saltasi. Terjadinya tubrukan materi butiran ini secara teratur, tetapi kadang-kadang juga tersebar menjadi pecahan- pecahan diatas tempat jatuhnya pasir. Oleh karena benturan ini, gerakan materi butiran menjadi lambat yang selanjutnya menjadi
  • 8. 8 | P a g e rayapan permukaan. Kadang-kadang angin yang mengangkut debu atau pasir bergerak berputar seperti spiral, gerakan seperti ini disebut dengan badai debu. 3. Pengendapan oleh Angin Proses pengendapan ini terjadi apabila butiran yang telah terbawa oleh angin tadi jatuh setelah gerakan menjadi lambat. Selain karena kecepatan yang menjadi lambat, pengendapatn juga terjadi karena butiran yang terbawa oleh angin mengalami benturan terhadap permukaan kejadian ini sebagai hasil dair proses saltasi dan rayapan tanah. Apabila butiran tersebut tidak membentur permukaan dan terus terbawa angin, maka butiran tersebut akan mengalami gerakan sepanjang permukaan hingga permukaan tempat pemberhentian tersebut berupa cekungan. Bentuk endapan dari proses ini tidak datar atau halus tetapi bergelombang. Setelah mengendap butiran-butiran tersebut mengumpul menjadi suatu bentuk lahan yang baru. II.3 Jenis-jenis bentuklahan bentukan asal angin. 1. Hasil erosi Angin a. Desert Pavement Yaitu permukaan yang terdiri atas batuan kerikil dan kerakal di daerah gurun, sebagai akibat bahan-bahan halus mengalami deflasi.
  • 9. 9 | P a g e b. Blowout Cekungan di daerah gurun sebagai akibat deflasi pada materi hasil pelapukan dipermukaan yang berukuran halus. c. Ventifact Permukaan batuan yang menjadi rata karena korasi, terutama yang berukuran halus yang terbawa oleh angin. d. Dreikanter Seperti ventifact namun bentuknya piramida karena arah angin berubah-ubah.
  • 10. 10 | P a g e e. Groove Merupakan alur-alur memanjang pada permukaan batuan karena erosi angin. f. Yardang Merupakan pegunungan memanjang dan parallel dengna tinggi kurang dari 10 meter dan panjang kuran 100 m yang berkembang di daerah bebatuan lunak. 2. Bentuklahan pengendapan angin a. Loess
  • 11. 11 | P a g e Bentuklahan asal proses aeolin yang terbentukd ari bahan endapan angin yang berukuran debu oleh erosi angin yang berasal dari daerah gurun dan pada umumnya tidak berlapis. Bentuk lahan ini kemungkinan juga mengandung pasir halus dan liat. Bahan seperti loess ini menutupi 1/10 daratan di muka bumi. b. Gumuk Pasir a) Tipe Barchan Gumuk pasir ini bentuknya menyerupai bulan sabit dan terbentuk pada derah yang tidak memiliki barrier atau penghalang. Besarnya kemiringan lereng daerah yang menhadap angin lebih landau dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin, sehingga apabila dibuat penampang melintang tidak simetri. Ketinggian gumuk pasir barchans umumnya antara 5-15 meter. b) Tipe Melintang / Transverse Gumuk pasir ini terbentuk di daerah yang tidak berpenghalang dan banyak cadangan pasirnya. Bentuk gumuk pasir melintang menyerupai ombak dan tegak lurus terhadap arah angin.
  • 12. 12 | P a g e c) Tipe Parabolik Hamper sama dengan tipe barchans akan tetapi yang membedakan adalah arah angin. Gumuk pasri parabolic arahnya berhadapan dengan datangnya angin. d) Tipe Memanjang / Longitudinal Gumuk pasir yang berbentuk lurus dan sejajar satusama lain. Arah dari gumuk pasir tersebut searah dengan gerakan angin. e) Tipe Bintang / Star Gumuk pasir yang dibentuk sebagai hasil kerja angin yang bertumbukan.
  • 13. 13 | P a g e BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan 1. Bentuklahan asal proses aeolin merupakan bentukan lahan oleh proses eksogenik dengan angin sebagai agen pembentuk utamanya, yakni dengan membentuk endapan. 2. Bentukan lahan ini dapat terbentuk melalui tiga proses yaitu proses pengikisan atau erosi, pengangkutan, pengendapan. 3. Adapun hasil pengikisan berupa lahan seperti Desert pavement, blowout, ventifact, dreikanter, groove, dan yardang. 4. Adapun hasil pengendapan berupa lahan Loess dan gumuk pasir. III.2 Saran Gumuk pasir merupakan satu dari sekian banyak anugerah yang ada. Sudah seharusnya kita menjaga agar keberadaanya tetap lestari. Bukan gumuk pasir saja melainkan juga setiap titik di lingkungan kita, karena kita hidup di alam. Alam akan memberikan apa yang kita berikan pada alam. Ketika kita melestarikan alam maka alam akan memberikan kehidupan yang baik bagi kita.
  • 14. 14 | P a g e DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. http://adityamulawardhani.blogspot.com/ . Bentang alam Eolin. Diakses pada 5 Mei 2015. Anonim. 2013. http://berliansuryarimbani.wordpress.com/ Bentuk Lahan Aeolin. Diakses pada 5 Mei 2015. Anonim. http://id.wikipedia.org/. Diakses pada 5 Mei 2015.