Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
PPT S1.ppt
1. ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE
DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMPUNG
(STUDI KASUS ZONA IV : WILAYAH GSG - RUSUNAWA UNIVERSITAS LAMPUNG)
(SKRIPSI)
ARIEF RACHMAT DWI PUTRA
1315011015
DOSEN PEMBIMBING I : Ofik Taufik Purwadi, S.T., M.T.
DOSEN PEMBIMBING II : Ir. Geleng Perangin Angin, M.T.
DOSEN PENGUJI : Ir. Maryanto, M.T.
Oleh
4. Latar Belakang Masalah
Universitas Lampung sebagai salah satu
universitas negeri pertama dan tertua di Provinsi
Lampung yang merupakan salah satu universitas
terbaik di regional Sumatera dan terus
meningkatkan kualitas akademiknya sehingga
mampu memperoleh Akreditasi A, oleh karena itu
peningkatan fasilitas dan infrastruktur terus
dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas
akademik maupun nonakademik.
Banjir disebabkan oleh air hujan yang tergenang dan
mengganggu aktifitas sosial maupun ekonomi.
Permasalahan muncul ketika air tersebut tidak masuk
ke dalam tanah, tidak dialirkan dan mengakibatkan
timbulnya genangan atau dalam kapasitas besarnya
disebut banjir. Maka, perencanaan jaringan drainase
yang baik dilakukan untuk mengatasi permasalahan
tersebut.
5. Identifikasi Masalah
Pada penelitian ini masalah yang muncul adalah perencanaan sistem
drainase dilingkungan Universitas Lampung. Dengan melakukan
survey maka didapatkan data berupa ukuran penampang drainase
eksisting yang diambil tiap stasioning yang direncanakan dan
pengambilan data curah hujan dari stasiun terdekat di Universitas
Lampung dengan data curah hujan dalam kurun waktu 10 tahun
yang akan digunakan untuk merencanakan saluran drainase
eksisting bila memang terbukti hasil debit rencana lebih besar dari
kapasitas saluran drainase eksisting.
6. Perumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi sistem drainase eksisting di daerah sepanjang
GSG Unila – Rusunawa Universitas Lampung ?
2. Bagaimana desain sistem drainase yang baik di daerah sepanjang
GSG Unila – Rusunawa Universitas Lampung ?
3. Bagaimana desain sumur resapan di wilayah sekitaran GSG Unila –
Rusunawa Universitas Lampung sehingga dapat membantu kinerja
drainase untuk mengatasi limpasan air yang ada?
7. Tujuan Penelitian
• Mengetahui titik genangan banjir yang terjadi di lingkungan
Universitas Lampung
• Mengetahui arah aliran drainase eksisting di Universitas Lampung.
• Mengetahui kapasitas drainase eksisting di lingkungan Universitas
Lampung.
• Mendesain arah aliran.
• Mendesain saluran drainase sesuai dengan debit yang direncanakan.
8. Batasan Masalah
• Data penampang drainase eksisting yang di survey di lingkungan
Universitas Lampung.
• Desain penampang baru sesuai kaidah yang berlaku dan mendesain
arah salurannya.
• Studi kasus pada penelitian ini berada di zona II yaitu meliputi
Wilayah GSG, Lapangan Sepakbola, Kolam Renang, dan Rusunawa
Universitas Lampung
9. Manfaat Penelitian
• Sebagai bahan evaluasi sistem drainase di Lingkungan Universitas
Lampung.
• Memberikan desain penampang drainase yang baru kepada civitas
akademik Universitas Lampung agar menjadi masukan dan
pertimbangan yang bisa langsung dikerjakan dan
berkesinambungan.
• Menjadi bahan pembelajaran dan referensi untuk penelitian
selanjutnya terutama dalam bidang perencanaan drainase
perkotaan.
10. II. TINJAUAN PUSTAKA
Intensitas Curah Hujan
Definisi Drainase
Data Hujan Yang Hilang
Analisis Hidrologi
Dasar-dasar Kriteria
Perencanaan Drainase
Data Curah Hujan
Curah Hujan Rata-rata
Analisis Frekuensi dan
Probabilitas Hujan
Debit Banjir Rencana
Koefisien Pengaliran
Kecepatan Aliran
Penampang Saluran
Drainase
Kapasitas Saluran
Waktu Konsentrasi
11. Definisi Drainase
Drainase berasal dari bahasa inggris yaitu drainage yang artinya mengalirkan, menguras,
membuang atau mengalihkan air. Drainase yaitu suatu cara pembuangan kelebihan air
yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penanggulangan akibat yang
ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. (Suhardjono, 1948).
Secara umum sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air
yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan
atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
12. Dasar-dasar Kriteria Perencanaan Drainase
Tujuan perencanaan drainase adalah untuk mengalirkan genangan air sesaat yang terjadi
pada musim hujan serta dapat mengalirkan hasil buangan air kotor.
Pada daerah perkotaan, kelebihan air terjadi oleh air hujan. Kapasitas infiltrasi pada daerah
perkotaan sangat kecil sehingga terjadi limpasan air sesaat setelah hujan turun.
Kriteria dalam perencanaan dan perancangan drainase perkotaan secara umum yaitu
(Suripin, 2004) :
1. Perencanaan drainase haruslah sedemikian rupa sehingga fungsi fasilitas drainase
sebagai penampung, pembagi dan pembuang air dapat sepenuhnya berdaya guna.
2. Pemilihan dimensi drainase harus diperkirakan keamanan dan keekonomisannya.
3. Perencanaan drainase haruslah mempertimbangkan dari segi kemudahan dan nilai
ekonomis dari pemeliharaan sistem drainase.
13. Analisis Hidrologi
Analisis hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena hidrologi
(Suripin, 2004). Fenomena hidrologi seperti besarnya curah hujan, temperature,
penguapan, lama penyinaran matahari, kecepatan angin, debit sungai, tinggi muka air,
dan akan selalu berubah menurut waktu.
14. Data Curah Hujan
Data curah hujan merupakan data berupa jumlah besaran hujan
dalam satuan tinggi (mm) yang jatuh ke permukaan tanah yang
terakumulatif dalam periode waktu tertentu.
15. Data Hujan Yang Hilang
Data yang ideal adalah data yang untuk dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Tetapi
dalam praktek sangat sering dijumpai data yang tidak lengkap (incomplete record) hal
ini dapat disebabkan beberapa hal, antara lain yaitu kerusakan alat, kelalaian petugas,
penggantian alat, bencana (pengerusakan) dan sebagainya.
Dalam memperkirakan besarnya data yang hilang, harus diperhatikan pula pola
penyebaran hujan pada stasiun yang bersangkutan maupun stasiun-stasiun sekitarnya.
16. Curah Hujan Rata-rata
Curah hujan diperlukan untuk menentukan besarnya intensitas yang
digunakan sebagai prediksi timbulnya aliran permukaan wilayah. Untuk
memperkirakan hujan rata-rata DAS dapat dilakukan dengan beberapa
metode sebagai berikut ini (Soewarno, 1995).
1. Metode Aritmatik
Metode Aritmatik adalah metode yang paling sederhana dari ketiga metode di
atas. Metode Aritmatik dilakukan dengan menjumlahkan seluruh data hujan
harian di masing-masing stasiun dan membaginya dengan jumlah stasiun.
2. Metode Polygon Thiessen
Dalam menghitung curah hujan harian dengan metode Polygon Thiessen,
stasiun-stasiun hujan yang ada di dalam DAS dihubungkan satu sama lain
sehingga membentuk polygon. Dari polygon-polygon tersebut akan
membentuk daerah-daerah hujan yang diwakili oleh satu stasiun.
3. Metode Isohyet
Dalam perhitungan hujan rata-rata DAS dengan metode Isohyet, DAS dibagi
menjadi daerah-daerah hujan yang dibatasi oleh garis kontur yang
menggambarkan variasi curah hujan di DAS
17. Analisis Frekuensi dan Probabilitas Hujan
Analisis frekuensi digunakan untuk menetapkan besaran hujan atau debit dengan kala
ulang tertentu. Analisis frekuensi dapat dilakukan untuk seri data yang diperoleh dari
rekaman data baik data hujan atau debit, dan didasarkan pada sifat statistik data yang
tersedia untuk memperoleh probabilitas besaran hujan atau debit di masa yang akan
datang (Sri Harto, 1993).
18. Intensitas Curah Hujan
Intensitas curah hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu. Sifat
umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung
makin tinggi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya.
19. Debit Banjir Rencana
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan debit banjir rancangan
adalah metode rasional. Metode ini banyak digunakan untuk analisis debit banjir
rancangan dengan daerah pengaliran yang relatif sempit dirumuskan sebagai
berikut :
Q = 0,2778 x C x I x A
Luas DAS (ha)
Periode Ulang
(Tahun)
Metode perhitungan
Debit banjir
< 10 2 Rasional
10 – 100 2 – 5 Rasional
101 – 500 5 – 20 Rasional
> 500 10 – 25 Hidrograf Satuan
Tabel 2.5. Standar Metode Debit Rencana untuk Saluran Drainase
Sumber : Suripin, 2004
20. Waktu Konsentrasi
Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air dari titik yang
paling jauh pada aliran ke titik kontrol yang ditentukan pada sebuah aliran. Pada
prinsipnya waktu konsentrasi dibagi menjadi :
• Inlet time ( to ), yaitu waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir di permukaan
tanah menuju saluran drainase.
• Conduit time ( td ), yaitu waktu yang diperlukan air untuk mengalir di sepanjang
saluran sampai titik yang ditentukan.
• Waktu konsentrasi ( tc ) ditentukan dengan rumus : Tc = to + td.
21. Koefisien Pengaliran
Koefisien pengaliran (runoff coefficient) adalah perbandingan antara jumlahair
hujan yang mengalir atau melimpas di atas permukaan tanah (surface runoff)
dengan jumlah air hujan yang jatuh dari atmosfer. Nilai koefisen pengaliran
berkisar antara 0 sampai 1 dan bergantung dari jenis tanah, jenis vegetasi,
karakteristik tataguna lahan dan konstruksi yang ada di permukaan tanah
seperti jalan aspal, atap bangunan, dan lain-lain yang menyebabkan air hujan
tidak dapat sampai secara langsung ke permukaan tanah
22. Kecepatan Aliran
Kecepatan dalam saluran biasanya sangat bervariasi dari satu titik ke titik lainnya. Hal ini
disebabkan adanya tegangan geser di dasar saluran, dinding saluran dan keberadaan
permukaan bebas.
Penentuan kecepatan aliran air di dalam saluran yang direncanakan didasarkan pada
kecepatan minimum yang diperbolehkan agar konstruksi saluran tetap aman. Persamaan
Manning sebagai berikut (Hasmar, 2012) : V = 1/n x R2/3 x S1/2
23. Penampang Saluran Drainase
Saluran untuk drainase tidak terlampau jauh berbeda dengan saluran air lainnya pada
umumnya. Dalam perancangan dimensi saluran harus diusahakan dapat memperoleh
dimensi tampang yang ekonomis. Dimensi saluran yang terlalu besar berarti tidak
ekonomis, sebaliknya dimensi saluran yang terlalu kecil tingkat kerugian akan besar.
24. Kapasitas Saluran
Penentuan dimensi saluran yang akan direncanakan berdasarkan debit maksimum yang
akan dialirkan. Untuk menghitung kapasitas saluran tersebut digunakan persamaan
kontinuitas dan rumus Manning (Triatmodjo, 2008) : Q = A x v
26. Lokasi Penelitian
• Penelitian ini akan dilakukan di jaringan
drainase yang terletak di sekitaran
Wilayah GSG, Lapangan Sepakbola, Kolam
Renang, dan Rusunawa Universitas
Lampung.
27. Data yang digunakan
• Data Primer :
a. Dimensi drainase dan arah aliran.
b. Data material dasar saluran untuk
mengetahui koefisien manning yang
digunakan.
c. Pengukuran topografi (elevasi).
d. Titik banjir daerah studi kasus.
• Data Sekunder :
a. Data topografi.
b. Data curah hujan dari stasiun hujan
yang berpengaruh pada aliran sistem
drainase.
c. Peta masterplan Universitas Lampung.
29. Langkah Pengerjaan
• Pengumpulan data dan survey.
• Menganalisa pola arah aliran drainase eksisting.
• Merencanakan pola arah saluran.
• Perhitungan debit rencana.
• Pemeriksaan penampang saluran eksisting dengan program HEC-
RAS.
• Perhitungan penampang saluran drainase baru.
• Penggambaran desain penampang baru dan rancangan anggaran
biaya
30. Mulai
Data Hidrologi Data Topografi Data Saluran Eksisting
- Data Curah Hujan
- Curah Hujan Rerata
- Curah Hujan Maksimum
- Curah Hujan Rencana
- Intensitas Hujan
- Panjang Saluran
- Elevasi Kontur
- Luasan Area Tangkapan
- Long Section dan Cross Section
Debit Banjir Rancangan (Qr)
- Ukuran Penampang
- Koefisien Kekasaran (n)
- Arah Aliran
- Debit Saluran (Qs)
- Dimensi Drainase Eksisting
Qr < Qs
Redesain sistem drainase
penampang baru
Selesai
Tidak
ya
Permodelan dengan Program
HEC-RAS
31. Daftar Pustaka
Berli Ardian, Riko. Studi System Drainase di Fakultas Teknik Universitas Lampung.
Unila Offset. Bandar Lampung.
Gupta, Ram S. 1989. Hydrology and hydraulic systems. Prentice Hall PTR. Amerika
Serikat.
Harto, Sri. 1993. Analisis Hidrologi. Gramedia Pustaka Utama. Yogyakarta.
Hasmar, Halim. 2012. Drainase Terapa. UII Preaa. Yogyakarta.
Mulyono. 2011. Evaluasi dan Perencanaan Sistem Drainase yang Berwawasan
Lingkungan Kampus Universitas Lampung. Unila Offset. Bandar Lampung.
32. Daftar Pustaka
Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data. Nova.
Bandung.
Soewarno. 2000. Hidrologi Operasional Jilid Kesatu. PT. Aditya Bakti. Bandung.
Suhardjono. 1948. Drainase Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Malang.
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Andi Offset. Yogyakarta.
Triadmodjo, Bambang. 2008. Hidrologi Terapan. Beta Offset. Yogyakarta
Wesli. 2008. Drainase Perkotaan. Graha Ilmu. Yogyakarta.