1. BAHRUR ROSYIDI | DEVELOP ASSESSMENT INSTRUMENTS 1
LANGKAH KE-6
DEVELOP ASSESSMENT INSTRUMENTS
(MENGEMBANGKAN INSTRUMENT PENILAIAN)
https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/
PENDAHULUAN
Konsep baru dalam pengukuran proses pembelajaran yang berpusat pada pembelajar
(learned-centered) adalah penilaian yang berpusat pada pembelajar (learner-centered
assessment ). Definisi learner-centered assessment sejajar dengan definisi tradisional test
acuan patokan, sebagai element inti dari pembelajaran yang didesain secara sistematis.
Tipe test ini penting untuk mengevaluasi perkembangan pebelajar dan kualitas
pembelajaran. Hasil dari tes acuan patokan memberikan indikasi instuktur seberapa baik
pebelajar mampu mencapai setiap tujuan pembelajaran, dan mengindikasikan komponen
mana dari pembelajaran yang bisa berjalan dengan baik, dan komponen mana yang perlu
direvisi.Selain itu juga, tes acuan patokan memungkinkan pebelajar untuk merefleksikan diri
dengan mengaplikasikan kriteria untuk menilai hasil kerja mereka sendiri.
Berhubungan dengan hal tersebut di atas perlu dibahas bagaimana menyusun dan
membangun aspek penilaian dalam pembelajaran yang mencakup semua jenis kegiatan
yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik setelah menyelesaikan unit
pembelajaran.
KONSEP PENGEMBANGAN
Pengembangan tes muncul di point ini dan bukannya di setelah pembelajaran karena tes
harus sesuai dengan tujuan performance.Performance yang ingin dicapai dalam tujuan
harus sesuai dengan performance yang ingin dicapai dalam tes atau penugasan. Penilaian
acuan patokan terbentuk dari item-item atau tugas-tugas performance yang langsung
mengukur ketrampilan yang dideskripsikan dalam satu atau lebih tujuan performance.
Empat Tipe Tes yang dapat digunakan.
1) Entry behaviors test
Tes ini diberikan kepada pebelajar sebelum memulai pembelajaran. Tes ini berguna
untuk mengukur ketrampilan syarat atau ketrampilan yang harus sudah dikuasai
sebelum pembelajaran dimulai. Keterampilan syarat akan muncul di bawah garis
entry behavior.
2) Pretest
Tes ini dilakukan pada awal pembelajaran untuk mengetahui apakah pebelajar
sudah menguasai beberapa atau semua ketrampilan yang akan diajarkan.
Tujuannya adalah untuk efisiensi.Jika semua ketrampilan sudah dikuasai maka tidak
perlu ada pembelajaran.Namun jika hanya sebagian materi yang sudah dikuasai
maka data tes ini memungkinkan desainer untuk lebih efisien. Mungkin hanya review
atau pengingat yang dibutuhkan.
Biasanya pretest dan entry behavior test dijadikan satu. Hasil dari tes entry behavior
dapat digunakan desainer untuk mengetahui apakah pebelajar siap memulai
2. BAHRUR ROSYIDI | DEVELOP ASSESSMENT INSTRUMENTS 2
pembelajaran, sedangkan dari hasil pretest desainer dapat memutuskan apakah
pembelajaran akan menjadi terlalu mudah untuk pebelajar.
3) Practice test
Tujuan tes ini adalah untuk membuat pebelajar lebih aktif berpartisipasi selama
pembelajaran. Tes ini memungkinkan pebelajar untuk menampilkan pengetahuan
dan ketrampilan baru dan untuk refleksi diri sampai level berapa ketrampilan dan
pengetahuan mereka. Tes ini berisi ketrampilan yang lebih sedikit dan lebih fokus
pada materi per pertemuan daripada per unit.Hasil tes ini digunakan instruktur untuk
memberikan feedback dan untuk memonitor pembelajaran.
4) Posttest
Tes ini paralel dengan pretes.Sama dengan pretes, posttest mengukur tujuan
pembelajaran.Postest harus menilai semua objektif dan terutama fokus pada objektif
terakhir.Namun jika waktu tidak memungkinkan, maka hanya tujuan akhir dan
ketrampilan penting saja yang diujikan.
Postest mungkin digunakan untuk menilai performance pebelajar dan untuk memberi kredit
karena telah menyelesaikan program.Tujuan yang terutama dari tes ini adalah agar desainer
dapat mengidentifikasi area pembelajaran yang tidak bisa dilakukan dengan baik. Jika
pebelajar gagal dalam tes, desainer harus dapat mengidentifikasi dalam proses
pembelajaran yang mana tidak dimengerti oleh siswa.
Test Type Designers decicion Objectives Typically Tested
Tes entry
behavior
Apakah siswa siap mengikuti
pembelajaran?
Apakah siswa telah memiliki
ketrampilan prasarat?
Ketrampilan prasarat atau
keterampilan yang ditandai dalam
analisis pembelajaran
Pretest Apakah pembelajar menguasai
materi sebelumnya ?
Ketrampilan manakah yang
sebelumnya dikuasai ?
Bagaimana dapat efesian
mengembangkan pembelajaran ?
Objek akhir
Langkah utama dari analisis tujuan
Practice test Apakah siswa memiliki
pengetahuan dan ketrampilan?
Apakah kesalahan dan
miskonsepsi mereka bentuk?
Apakah pembelajaran cukup
kluster?
Apakah langkah pembelajaran
cukup bagi pembelajar?
Pengetahuan dan ketrampilan sub
objek tanpa tujuan
Tipe skop pada pelajaran
3. BAHRUR ROSYIDI | DEVELOP ASSESSMENT INSTRUMENTS 3
Posttest Apakah pembelajar telah mencapai
tujuan?
Apaka pembelajaran lebih efektif
pada setisp lsngkah ketrampilan
subordinate?
Apakah pembelajaran perlu
direvisi?
Apakah pembelajar menguasai
ketrampilan dan sikap ?
Tujuan akhir
Langkah utama dan ketrampilan
subordinate
Mendesain Tes
Pertimbangan pertama adalah menyesuaikan bidang pelajaran dengan item atau tipe tugas
penilaian.Verbal information biasanya di tes dengan objectif tes.Tes bentuk objektif meliputi
format seperti jawaban singkat, jawaban alternatif, mencocokkan, dan pilihan ganda.
Objektif untuk intelektual skill lebih kompleks dan biasanya menggunakan model objektif,
kreasi produk atau pertunjukan langsung.
Penilaian untuk ranah afektif juga kompleks. Biasanya tidak ada cara langsung untuk
mengukur tingkah laku seseorang. Penilaian di ranah ini biadanya dilakukan dengan
observasi.
Penilaian ranah psikomotor biasanya dilakukan dengan mendemonstrasikan tugas.Untuk
melihat apakah setiap langkah telah dilakukan dengan baik oleh pebelajar, guru membuat
check-list atau rating-scale.
Menentukan Level Penguasaan
Peneliti yang meneliti sistem penguasaan pelajaran menyarankan bahwa penguasaan
equivalent dengan level keberhasilan yang diharapkan dari pebelajar yang terbaik. Metode
untuk menentukan level penguasaan menggunakan acuan norma.
Pendekatan yang kedua, bisa digunakan cara statistik. Jika desainer ingin memastikan
bahwa pebelajar benar-benar mengerti ketrampilan sebelum mereka melanjutkan tahap
pembelajaran selanjutnya, maka kemungkinan-kemungkinan harus disediakan untuk
menampilkan ketrampilan sehingga hampir tidak mungkin keberhasilan menjadi hasil
utama.Jika menggunakan soal pilihan ganda sangat mudah untuk menghitung probabilitas
kesempatan keberhasilan. Dengan tipe soal yang lain, lebih sulit dilakukan penghitungan
tapi lebih mudah untuk meyakinkan orang lain bahwa keberhasilan bukan sekedar
kesempatan saja
Menulis Item Tes
Ada empat kategori tes yang berkualitas, yaitu:
a) Berpusat pada Tujuan (Goal-Centered Criteria)
Soal tes dan penugasan harus sesuai dengan tujuan utama pembelajaran.Soal dan
penugasan harus sesuai dengan perilaku termasuk konsep dan action.Untuk
menyesuaikan jawaban soal tes dengan perilaku yang diharapkan dalam tujuan,
4. BAHRUR ROSYIDI | DEVELOP ASSESSMENT INSTRUMENTS 4
desainer harus mempertimbangkan tugas belajar atau kata kerja yang ditunjukkan
dalam tujuan.Butir soal harus mengukur perilaku yang sesungguhnya yang
dideskripsikan dalam tujuan.
b) Berpusat pada Pebelajar (Learner-Centered Criteria)
Tes item dan penilaian tugas harus disesuaikan dengan kharakteristik dan
kebutuhan siswa, meliputi kosa kata, bahasa, tingkat kompleksitas tugas, motivasi
siswa, dan tingkat ketertarikan siswa, pengalaman siswa, dan latar belakang siswa
serta kebutuhan khusus siswa.
c) Berpusat pada Kontek (Context-Centered Criteria)
Dalam membuat tes item dan penilaian tugas, desainer harus mempertimbangkan
seting kinerja dan juga lingkungan belajar atau lingkungan kelas. Tes item dan tugas
harus realistis atau relevan dengan seting kinerja. Kriteria ini membantu untuk
memastikan transfer pengetahuan dan skill dari belajar ke dalam lingkungan kinerja.
d) Berpusat pada Penilaian (Assessment-Centered Criteria)
Siswa akan merasa cemas selama assessment, penyusunan tes item dan penilaian
tugas yang baik dapat menghilangkan rasa cemas siswa. Cetakan tes yang
berkualitas meliputi kebahasaan baik, pengucapan dan tanda baca tepat dan tulisan
jelas, petunjuk jelas, sumber materi dan pertanyaan jelas.Kriteria ini membantu siswa
untuk melakukan dengan tenang.
Seting Penguasaan Kriteria
Terdapat beberapa saran yang dapat membantu anda dalam menentukan berapa banyak
tes item pilihan yang diperlukan. Jika tes item memerlukan sebuah format respon yang
memungkinkan siswa dapat menebak jawaban dengan benar anda dapat memasukkan
beberapa tes item paralel untuk tujuan yang sama jika kemungkinan menebak jawaban yang
benar kecil kemungkinan, anda dapat memutuskan satu atau dua item untuk menentukan
kemampuan siswa
Jenis-jenis Item
Pertanyaan penting lainnya adalah jenis tes item atau penilaian tugas apa yang paling baik
dalam menilai kinerja siswa? Perilaku tertentu dalam objektif memberikan point-point penting
terhadap jenis item atau tugas yang dapat digunakan untuk menguji perilaku.
Contoh, jika point penting yang ditanyakan kepada siswa adalah mengingat fakta, maka
tanyakan kepada siswa tersebut dengan jawaban siswa yang menyatakan fakta-fakta
daripada memberikan pertanyaan yang meminta reaksi siswa seperti pada pertanyaan
pilihan ganda.gunakan objektif sebagai guide, dalam menyeleksi jenis tes item yang
memberi kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan kinerja tertentu yang
terdapat dalam objektif. Setiap jenis test items mempunyai kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Untuk meyeleksi jenis tes items yang baik dari beberapa format test item
yang ada, pertimbangkan beberapa faktor seperti faktor waktu yang diperlukan oleh siswa
dalam memberikan respon, waktu penilaian yang diperlukan untuk menganalisis dan
memutuskan jawaban, suasana ujian, dan kemungkinan dalam menebak jawaban yang
benar.
Menulis Petunjuk
5. BAHRUR ROSYIDI | DEVELOP ASSESSMENT INSTRUMENTS 5
Test harus terdapat petunjuk yang jelas, singkat. Permulaan tes biasanya menyebabkan
kecemasan pada siswa yang akan dinilai. Oleh karena itu tes seharusnya mengurangi
keraguan pada pikiran siswa mengenai apa yang akan mereka kerjakan dalam
menyelesaikan test.
Dibawah ini informasi petunjuk test yang biasanya ditemukan dalam test :
a. Judul test seharusnya memberikan kesan kepada siswa mengenai content atau isi
daripada kata-kata sederhana seperti Pretest atau Test I
b. Pernyataan singkat yang menerangkan objective atau performance yang diujikan.
c. Siswa diberitahu untuk menebak jawaban jika mereka tidak yakin dengan jawaban
yang benar.
d. Petunjuk khusus seharusnya diucapkan dengan benar.
e. Siswa diberitahu agar menulis nama mereka atau identitas mereka.
f. Siswa seharusnya diberitahu mengenai penggunaan perlengkapan khusus dalam
menyelesaikan test seperti penggunan pensil, lembar jawaban mesin, teks-teks
tertentu atau perlengkapan khusus lainnya.
Mengevaluasi Test dan Item Test
Arah dan uji test item untuk tes objektif harus diujicobakan terlebih dulu sebelum digunakan
untuk evaluasi formatif. Agar tidak terjadi kesalahan pada instrumen tes , perancang harus
memastikan hal hal berikut:
1. arah tes jelas, sederhana, dan mudah diikuti;
2. masing-masing item tes jelas dan menyampaikan kepada peserta didik yang
dimaksud dipembentukan atau stimulus;
3. kondisi-kondisi dimana dibuat tanggapan yang realistis;
4. metode respon jelas bagi peserta didik; dan
5. ruang yang tepat, waktu, dan peralatan yang tersedia .
Test item yang tidak terjawab oleh sebagian besar pelajar harus dianalisis, direvisi, atau
bahkan diganti sebelum tes diberikan lagi. Ketika membangun item tes, dan tes pada
umumnya, perancang harus diingat bahwa tes mengukur kecukupan
a) pengujian itu sendiri,
b) bentuk tanggapan,
c) bahan-bahan pengajaran,
d) lingkungan pengajaran dan situasi, dan
e) pencapaian pelajar.
DAFTAR PUSTAKA
Dick Walter, Carey Lou dan Carey James. 2001. The Systematic Design Of Instruction.
Addison-Wesley Educational Publishers. New York.