SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
MENGENAL ASSESMEN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
TUGAS ASSESMEN PENDIDIKAN MATEMATIKA
DOSEN PEMBIMBING
Dr. H. Baso Amri, M.Si
Dr. Sukayasa, M.Pd
Dr. Mustamin Idris, M.Si
OLEH
I Made Rai Adnyana ( A 231 12 039 )
Kelas A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
Februari, 2015
BAB I
PENDAHULUAN
Assesmen merupakan bagian yang sangat penting dan tidak bisa
dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Tujuan utama dari assesmen adalah untuk
meningkatkan kualitas belajar siswa, bukan sekedar untuk penentuan skor
(grading). Oleh karena itu assesmen dimaksudkan sebagai suatu strategi dalam
pemecahan masalah pembelajaran melalui berbagai cara pengumpulan dan
penganalisisan informasi untuk pengambilan keputusan (tindakan) berkaitan
dengan semua aspek pembelajaran (Cole & Chan, 1994). Proses dari assesmen
biasanya memerlukan tingkat pemikiran analitis lebih tinggi daripada pengukuran
kemampuan.
Assesmen pembelajaran biasanya memerlukan serangkaian upaya untuk
menjawab pertanyaan yang spesifik. Misalnya, seorang guru ingin mengungkap
permasalahan matematika apa yang dihadapi oleh seorang siswa, dan bagaimana
cara membantu siswa tersebut agar kemampuannya dapat berkembang secara
optimal. Tentu saja guru itu harus mengumpulkan banyak informasi mengenai
siswa tersebut seotentik mungkin melalui proses assesmen. Informasi seperti ini
sangat membantu guru mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi siswa
sebelum ia memutuskan tindakan yang akan dilakukan untuk membantu siswa
tersebut (Herman, 2010).
Di lain pihak, assesmen dipandang sebagai kegiatan yang biasa dilakukan
terpisah dari pembelajaran dan umumnya dilakukan melalui tes pencapaian
(achievement test). Tes seperti ini biasanya dilakukan di akhir kegiatan
pembelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa. Banyak argumen yang
menyatakan bahwa tes pencapaian sampai sekarang ini masih relevan untuk
mengukur hasil dari proses belajar dan menentukan siswa dalam kegiatan
remediasi sebagai upaya penuntasan belajar (Herman, 2010).
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam proses pembelajaran, penilaian (Assesmen) merupakan bagian yang
sangat penting dan tidak bisa lepas dari kegiatan pembelajaran itu sendiri.
Sejatinya tujuan penilaian adalah untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas
belajar siswa. Jadi penilaian bukan sekedar untuk menentukan rangking atau skor
siswa yang pada akhirnya justru dapat menjadi penghalang bagi peningkatan
kualitas belajar. Tambahan lagi bahwa penilaian bukan akhir dari pembelajaran
tapi yang paling utama adalah balikan dari proses belajar yang telah berlangsung.
Menurut de Lange (dalam Herman) terdapat lima prinsip utama yang melandasi
assesmen dalam pembelajaran, kelima prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Prinsip pertama: Assesmen harus ditujukan untuk meningkatkan
kualitas belajar dan pengajaran. Walaupun ide ini bukan hal yang
baru, akan tetapi maknanya sering disalahartikan dalam proses belajar
mengajar. Assesmen seringkali dipandang sebagai produk akhir dari
suatu proses pembelajaran yang tujuan utamanya untuk memberikan
penilaian bagi masing-masing siswa. Makna yang sebenarnya dari
Assesmen tidak hanya menyangkut penyedian informasi tentang hasil
belajar dalam bentuk nilai, akan tetapi yang terpenting adalah adanya
balikan tentang proses belajar yang telah terjadi.
2. Prinsip kedua: Metode assesmen harus dirancang sedemikian rupa
sehingga memungkinkan siswa mampu mendemonstrasikan apa yang
mereka ketahui bukan mengungkap apa yang tidak diketahui.
Berdasarkan pengalaman assesmen sering diartiakan sebagai upaya
untuk mengungkap aspek-aspek yang belum diketahui siswa.
Walaupun hal ini tidak sepenuhnya salah, tetapi pendekatan yang
digunakan lebih bersifat negatif, karena tidak memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menunjukkan kemampuan yang sudah mereka
miliki. Jika pendekatan negatif yang cenderung digunakan, maka
siswa akan kehilangan rasa percaya diri.
3. Prinsip ketiga: Assesmen harus bersifat operasional untuk mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran. Dengan demikian alat assesmen yang
digunakan tentunya tidak hanya mencakup tingkatan tertentu saja,
melainkan harus mencakup ketiga tingkatan assesmen, yaitu: rendah,
menengah dan tinggi. Karena kemampuan berpikir tingkat tinggi lebih
sulit untuk diases, maka seperangkat alat assesmen harus mencakup
berbagai variasi yang bisa secara efektif mengungkap kemampuan
yang dimiliki siswa.
4. Prinsip keempat: Kualitas alat assesmen tidak ditentukan oleh
mudahnya pemberian skor secara objektif. Umumnya pemberian skor
secara objektif bagi setiap siswa menjadi faktor yang sangat dominan
manakala dilakukan assesmen terhadap kualitas suatu tes. Akibat dari
penerapan pandangan ini adalah bahwa suatu alat assesmen hanya
terdiri atas sejumlah soal dengan tingkatan rendah yang memudahkan
dalam melakukan penskoran. Walaupun untuk menyusun alat
assesmen dengan tingkatan tinggi lebih sulit, pengalaman
menunjukkan bahwa tugas-tugas yang ada didalamnya memiliki
banyak keunggulan. Salah satu keunggulannya siswa memiliki
kebebasan untuk mengekspresikan ide-idenya sehingga jawaban yang
diberikan mereka biasanya sangat bervariasi. Selain itu guru
dimungkinkan untuk melihat secara mendalam proses berpikir yang
digunakan siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.
5. Prinsip kelima: Alat Assesmen hendaknya bersifat praktis. Dengan
demikian konstruksi tes dapat disusun dengan format yang berbeda-
beda sesuai dengan kebutuhan serta pencapaian tujuan yang ingin
diungkap.
Sementara itu dalam Permendikbud No.66 tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan disebutkan bahwa penilaian hasil peserta didik didasarkan
prinsip objektif, terpadu, ekonomis, transparan, akuntabel dan edukatif (Sigit,
2014).
Pengertian assesmen Menurut Poerwanti secara umum, assesmen dapat
diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang
dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang
menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun
kebijakan-kebijakan sekolah. Keputusan tentang siswa ini termasuk bagaimana
guru mengelola pembelajaran di kelas, bagaimana guru menempatkan siswa pada
program-program pembelajaran yang berbeda, tingkatan tugas-tugas untuk siswa
yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing, bimbingan dan
penyuluhan, dan saran untuk studi lanjut.
Sementara menurut Robert M. Smith (2002) dalam Mawardi (2011) suatu
penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatan yang mana hasil keputusannya dapat digunakan untuk
layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu
rancangan pembelajaran.
Sedangkan Akhmad (2008) menyebutkan bahwa assesmen atau penilaian
adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau
ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.
Berdasarkan pengertian assesmen dari 3 ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa assesmen merupakan kegiatan guru selama rentang pembelajaran untuk
mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar
pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta didik. Dari
paparan pengertian assesmen itu dapat pula ditarik prinsip assesmen bahwa
assesmen hendaknya dilakukan secara komprehensif, terpadu, dan berkelanjutan
(Virnayani, 2014).
Assesmen juga memiliki tujuan yang mana tujuan dari assesmen secara
umum adalah melakukan assesmen dalam proses pembelajaran adalah untuk
memperoleh informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian proses
pembelajaran (Koyan, 2011:12). Berdasarkan tujuan tersebut dapat dilakukan
tindak lanjut yang merupakan fungsi assesmen, yang dapat berupa: (1)
penempatan yang tepat, (2) pemberian umpan balik, (3) diagnosis kesuitan
belajar, (4) penentuan kenaikan tingkat atau kelulusan pendidikan pada jenjang
pendidikan tertentu.
Setelah mengetahui tujuan dan fungsi dari assesmen, assesmen ternyata juga
memiliki manfaat bagi berbagai pihak diantaranya:
a. Bagi peserta didik, dapat mengetahui hasil dari kompetensi yang telah dicapai
maupun belum dicapai. Berdasarkan informasi itu dapat memberikan motivasi
bagi peserta didik yang belum mencapai kompetensi minimal serta bagi peserta
didik yang sudah dapat mencapai kompetensi minimal akan berupaya
mempertahankan prestasinya.
b. Bagi pendidik, hasil dari belajar peserta didik dapat memberikan gambaran
tentang keadaan peserta didik, materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan
sistem evaluasi yang digunakan.
c. Bagi sekolah, tergantung pada proses pembelajaran yang telah terjadi.
Sekolah dapat melakukan instrospeksi diri, apakah kondisi pembelajaran telah
sesuai dengan standar pelayanan minimal sekolah atau belum.
d. Bagi orang tua peserta didik, laporan hasil belajar yang tercermin dalam buku
rapor akan memberikan informasi yang cukup bagi orang tua tentang tingkat
keberhasilan anaknya disekolah.
Assesmen memiliki 2 kompenen yang saling berkaitan. Komponen
pertama adalah mengumpulkan dan mencatat/merekam informasi tenang
perkembangan belajar anak. Sebagai contoh misalnya dengan mengumpulkan dan
mencatat apa yang dilakukan anak. Informasi ini dapat diperoleh dari
pemangamatan, komunikasi, wawancara, portofolio, proyek, tes, checklis, hasil
gambar/tulisan anak, foto, maupun rekaman suara. Melalui penggalian informasi
yang dilakukan secara bertahap dengan pemangamatan, komunikasi, wawancara,
portofolio, proyek, tes, checklis, hasil gambar/tulisan anak, foto, maupun rekaman
suara yang tidak hanya menggunakan nilai akhir saja maka mengetahui hasil
belajar siswa dengan assesmen sudah dilakukan. Sebab penilaian dari hasil belajar
siswa tidak hanya dilakukakn dengan cara evaluasi atau ulangan semester saja
melainkan secara bertahap.
Komponen kedua adalah menginterpretasi dan mengevaluasi semua
informasi yang diperoleh. Hal ini bermenfaat dalam mebuat semacam keputusan
atau penilaian tentang perkembangan anak. Misalnya apakah anak berada dalam
tahap perkembangan atau telah mencapai perkembangan tertentu. Sehingga
melalui komponen kedua ini kita sudah bisa mengambil keputusan tentang
bagaimana hasil belajar siswa yang sebelumnya sudah kita nila secara bertahap
dan berkelanjutan melalui penggalian informasi pada komponen pertama.
Kedua komponen diatas satu sama lain saling berkaitan, sebab melalui
komponen pertama kita bisa melakukan komponen kedua yang nantinya akan
membantu kita menarik kesimpulan apakah siswa sudah mengerti dan memahami
pelajaran yang diajarkan atau tidak (Virnayani, 2014).
Assesmen dapat dilakukan dengan dua pendekatan cara, yaitu dengan
assesmen formal dan assesmen informal. Assesmen formal adalah assesmen
dengan menggunakan tes standar atau tes baku yang sudah disusun sedemikian
rupa oleh para ahli sehingga memiliki standar tertentu, sedangkan tes informal
adalah penilaian dengan menganalisis hasil pekerjaan siswa atau dengan tes
buatan guru .
Assesmen Formal
Assesmen formal adalah assesmen standar atau assesmen yang menggunakan
instrumen baku, misalnya WISC (tes kecerdasan), PMC, Basal Reading Tes
Minosetta, dll. Instrumen tersebut telah mengalami standarisasi melalui
eksperimen yang ketat dengan jumlah sampel yang sangat banyak.
Assesmen Informal
Assesmen informal adalah assesmen yang dibuat dan dikembangkan oleh guru
berdasarkan aspek-aspek perkembangan atau kurikulum yang berkaitan dengan
kemampuan belajar anak. Misalnya wawancara, observasi, skala atau ranting
skale, cheklist, dll (Kusumah, 2012).
Instrumen assesmen yang digunakan dalam penilaian meliputi tes dan
nontes. langkah-langkah penyusunan instrumen disesuaikan dengan karakteristik
teknik dan bentuk butir instrumennya (Ayuni, 2012).
a. Penyusunan tes tertulis
1. Memperhatikan persyaratan penyusunan tes tertulis.
2. Mengacu pada indikator pencapaian.
3. Memilih bentuk butir yang sesuai dengan indikator.
4. Membuat kunci jawaban.
b. Penyusunan pedoman observasi
1. Mengacu pada indikator pencapaian.
2. Mengidentifikasi perilaku atau langkah kegiatan yang diobservasi.
3. Menentukan model skala yang dipakai. yakni skala penilaian (rating
scale) atau daftar cek (check list).
4. Membuat rubrik/pedoman penskoran.
c. Penyusunan penugasan (tugas rumah/proyek)
1. Mengacu pada indikator pencapaian.
2. Mengacu pada jenis tugas yang dikerjakan.
3. Membentuk rubrik.
d. Penyusunan Instrumen Nontes
Instrumen nontes dapat berupa pedoman wawancara/invetor. langkah - langkah
penyusunan pedoman wawancara dan inventori adalah sebagai berikut :
1. Mengacu pada indikator pencapaian. misalnya, dalam menilai akhlak
peserta didik dilakukan melalui indikator antara lain : kedisiplinan
(seperti kepatuhan kepada tata tertib), kejujuran (seperti kejujuran dalam
perkataan dan perbuatan), tanggung jawab (seperti kesadaran untuk
melaksanakan tugas), sopan santun (seperti sikap hormat kepada orang
lain), hubungan sosial (seperti kemampuan dalam berinteraksi sosial
dengan orang lain), percaya diri (seperti perilaku berani menyatakan
pendapat), harga diri (seperti perilaku tidak mudah menyerah), motivasi
diri (seperti perilaku kemampuan untuk maju), saling menghargai (seperti
perilaku mau menerima pendapat), kompetisi (seperti perilaku ketegaran
menghadapi kesulitan).
2. Memilih pertanyaan/pernyataan yang tidak menuntut respons yang
mengandung keberpihakan sosial (social desirability) yang tinggi.
3. Menyediakan pernyataan yang tidak merujuk pada hal-hal yang benar
atau salah.
4. Menentukan jenis skala yang dipilih dan pedoman penskorsnya.
Tujuan utama dari assesmen menurut Clarke (1996) untuk memodelkan
pembelajaran yang efektif, memotitor perkembangan kemampuan siswa, dan
menginformasikan tindakan yang diperlukan dalam pembelajaran. Keberhasilan
proses pembelajaran tidak terlepas dari peran assesmen. Melalui assesmen guru
agar terpandu menentukan metode atau pendekatan yang harus dilakukan agar
pembelajaran efektif dan memiliki nilai tambah bagi siswa. Proses untuk
mendapatkan pembelajaran efektif akan ditemukan melalui pengamatan dan
refleksi dari kegiatan yang dilakukan. Semua informasi yang diperoleh dari
berbagai sumber dan melalui berbagai teknik assesmen dijadikan acuan untuk
menentukan jenis dan bentuk tindakan pembelajaran.
Jika kita perhatikan tujuan diberikannya matematika di sekolah, maka akan
muncul berbagai tingkatan berbeda dari alat assesmen yang dikembangkan.
Berdasrkan kategorisasai dari de Lange (1994), terdapat tiga tingkatan berbeda
yakni: tingkat rendah, tingkat menengah dan tingkat tinggi didasarkan kepada
tujuan yang ingin dicapai. Karena assesmen bertujuan untuk merefleksikan hasil
belajar, maka kategori ini dapat digunakan baik untuk tujuan-tujuan yang
berkenaan dengan pendidikan matematika secara umum maupun untuk
kepentingan assesmen.
Alasan utama dan yang sangat penting mengapa guru melaksanakan
perubahan dalam assesmen adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai
tingkat ketercapaian tujuan kurikulum, keberhasilan metode pembelajaran, dan
ketepatan praktek assesmen sendiri. Melalui praktek assesmen ini guru dapat
menggambarkan kesimpulan mengenai hal-hal yang diperlukan dalam
pembelajaran, progres dalam mencapai tujuan kurikulum, dan efektivitas program
matematika yang dilaksanakan. Tingkat kebermaknaan dari assesmen akan
bergantung dari keselarasan antara metode assesmen dengan kurikulum. Apabila
assesmen yang dilakukan tidak merefleksikan tujuan, maksud, dan isi dari
kurikulum, maka informasi mengenai apa yang telah dimiliki siswa akan sangat
minim.
.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asesmen merupakan kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan
pembelajaran. Informasi yang terkumpul melalui kegiatan asesmen sangat
diperlukan dalam mengambil keputusan pada saat pembelajaran dan memonitor
perkembangan siswa. Semua itu dilakukan tidak lain untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghimpun informasi dari
kegiatan pembelajaran, mulai dari pengamatan informal sampai ke pengukuran
formal melalui tes kemampuan. Menghimpun informasi mengenai kegiatan siswa
belajar hanyalah salah satu tujuan. Hal lain yang juga penting adalah untuk
memperoleh informasi mengenai disposisi siswa terhadap matematika. Semua
informasi ini perlu dicatat agar lebih mudah dianalisis dan selanjutnya untuk
ditindaklanjuti.
Asesmen dapat dimanfaatkan untuk beragam kepentingan terutama yang
berkaitan upaya meningkatkan kualitas kegiatan siswa belajar matematika. Guru
dapat menggunakannya untuk hal yang positif seperti mendorong siswa menjadi
pembelajar.
B. Saran
Agar pembaca dapat memperoleh informasi yang berdaya guna dan
berhasil guna maka dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan
dengan assesmen pendidikan matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Ayuni Nur. 2012. Makalah Asessmen Pembelajaran. (Online).
(http://ayyundud.blogspot.com/2012/04/makalah-asessmen-
pembelajaran.html). Diakses pada tanggal 10 Februari 2015.
Herman Tatang. 2014. Asesmen dalam Pembelajaran Matematika, Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia (Online).
(http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/1962
10111991011-TATANG_HERMAN/Artikel/Artikel6.pdf). Diakses pada
tanggal 10 Februari 2015.
Koyan, I Wayan. 2011. Asesmen Dalam Pendidikan. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha.
Kusumah Darma. 2012. Asesmen Pendidikan. (Online).
(http://dakubelajar.blogspot.com/2012/09/asesmen-abk.html) Diakses pada
tanggal 10 Februari 2015.
Sigit. 2014. Contoh Penerapan Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran
Matematika. (Online).
(http://118.97.20.61/btkpdiy/img/download/Penilaian%20autentik%20-
%20Materi%20Bapak%20Sigit%20P4TK%20Matematika.pdf). Diakses
pada tanggal 10 Februari 2015.
Virnayani Agung. 2014. Asesmen Sebagai Media Untuk Mengetahui Hasil
Belajar Siswa. (Online). (http://virnayani.blogspot.com/2014/01/asesmen-
sebagai-media-untuk-mengetahui.html). Diakses pada tanggal 10 Februari
2015.

More Related Content

What's hot

Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)hairina wasliah
 
Power point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelasPower point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelasremintha
 
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitastrategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitaTjoetnyak Izzatie
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
 
Teori belajar vygotsky
Teori belajar vygotskyTeori belajar vygotsky
Teori belajar vygotskyhasanah sn
 
Makalah psikologi perkembangan pada masa bayi
Makalah psikologi perkembangan pada masa bayiMakalah psikologi perkembangan pada masa bayi
Makalah psikologi perkembangan pada masa bayiZulfa Meizanita
 
Motivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikan
Motivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikanMotivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikan
Motivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikanelmabb
 
Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...
Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...
Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...Rina Rahmawati
 
Model Pembelajaran PAUD
Model Pembelajaran PAUDModel Pembelajaran PAUD
Model Pembelajaran PAUDanarizka3
 
Psikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikePsikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikeHilmawanAan
 
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikProses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikDeep Walker
 
Learning Object: Apa dan Bagaimana?
Learning Object: Apa dan Bagaimana?Learning Object: Apa dan Bagaimana?
Learning Object: Apa dan Bagaimana?Uwes Chaeruman
 
faktor faktor yg mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar
faktor faktor yg mempengaruhi keberhasilan belajar mengajarfaktor faktor yg mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar
faktor faktor yg mempengaruhi keberhasilan belajar mengajarYuli Yanti
 
Pendekatan dalam bimbingan dan perkembangan anak usia dini
Pendekatan dalam bimbingan dan perkembangan anak usia dini Pendekatan dalam bimbingan dan perkembangan anak usia dini
Pendekatan dalam bimbingan dan perkembangan anak usia dini Mitha Ye Es
 

What's hot (20)

Makalah autis
Makalah autisMakalah autis
Makalah autis
 
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
 
Power point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelasPower point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelas
 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
 
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitastrategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
 
kompetensi pembelajaran
kompetensi pembelajarankompetensi pembelajaran
kompetensi pembelajaran
 
Pendidikan kewarganegaraan di malaysia
Pendidikan kewarganegaraan di malaysiaPendidikan kewarganegaraan di malaysia
Pendidikan kewarganegaraan di malaysia
 
Teori belajar vygotsky
Teori belajar vygotskyTeori belajar vygotsky
Teori belajar vygotsky
 
Makalah psikologi perkembangan pada masa bayi
Makalah psikologi perkembangan pada masa bayiMakalah psikologi perkembangan pada masa bayi
Makalah psikologi perkembangan pada masa bayi
 
Motivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikan
Motivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikanMotivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikan
Motivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikan
 
Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...
Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...
Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...
 
Model Pembelajaran PAUD
Model Pembelajaran PAUDModel Pembelajaran PAUD
Model Pembelajaran PAUD
 
Psikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikePsikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndike
 
Laporan refleksi
Laporan refleksiLaporan refleksi
Laporan refleksi
 
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikProses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
 
Learning Object: Apa dan Bagaimana?
Learning Object: Apa dan Bagaimana?Learning Object: Apa dan Bagaimana?
Learning Object: Apa dan Bagaimana?
 
PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
PENDIDIKAN DAN MASYARAKATPENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
 
faktor faktor yg mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar
faktor faktor yg mempengaruhi keberhasilan belajar mengajarfaktor faktor yg mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar
faktor faktor yg mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar
 
Pendekatan dalam bimbingan dan perkembangan anak usia dini
Pendekatan dalam bimbingan dan perkembangan anak usia dini Pendekatan dalam bimbingan dan perkembangan anak usia dini
Pendekatan dalam bimbingan dan perkembangan anak usia dini
 

Viewers also liked

Viewers also liked (6)

Teknik Assesmen
Teknik AssesmenTeknik Assesmen
Teknik Assesmen
 
Konsep Dasar Asesmen Pembelajaran
Konsep Dasar Asesmen PembelajaranKonsep Dasar Asesmen Pembelajaran
Konsep Dasar Asesmen Pembelajaran
 
Jenis dan bentuk tes
Jenis dan bentuk tesJenis dan bentuk tes
Jenis dan bentuk tes
 
Makalah Asesmen
Makalah AsesmenMakalah Asesmen
Makalah Asesmen
 
Assessment individu berdasarkan kompetensi
Assessment individu berdasarkan kompetensiAssessment individu berdasarkan kompetensi
Assessment individu berdasarkan kompetensi
 
Ppt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranPpt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaran
 

Similar to Mengenal Asesmen

22 article text-47-2-10-20200803
22 article text-47-2-10-2020080322 article text-47-2-10-20200803
22 article text-47-2-10-20200803Ian Andrian
 
Slide analisis butir tes dan nontes
Slide analisis butir tes dan nontesSlide analisis butir tes dan nontes
Slide analisis butir tes dan nontesSmansabihu Aeknabara
 
EVALUASI_PENDIDIKAN_KUALITATIF_dan_EVALU.docx
EVALUASI_PENDIDIKAN_KUALITATIF_dan_EVALU.docxEVALUASI_PENDIDIKAN_KUALITATIF_dan_EVALU.docx
EVALUASI_PENDIDIKAN_KUALITATIF_dan_EVALU.docxandiyuliyanto1
 
52-50-2-PB.pdf
52-50-2-PB.pdf52-50-2-PB.pdf
52-50-2-PB.pdfFariqNafis
 
Pengertian evaluasi pendidikan
Pengertian evaluasi pendidikanPengertian evaluasi pendidikan
Pengertian evaluasi pendidikanHanapi Hasan
 
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKnMengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKnHadi Wahyono
 
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docxDESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docxmas iwan
 
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiMakalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiSeptian Muna Barakati
 
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiMakalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiWarnet Raha
 
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiMakalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiOperator Warnet Vast Raha
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...Haristian Sahroni Putra
 
PPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptxPPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptxGABerkatLaSe
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxZukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfZukét Printing
 

Similar to Mengenal Asesmen (20)

22 article text-47-2-10-20200803
22 article text-47-2-10-2020080322 article text-47-2-10-20200803
22 article text-47-2-10-20200803
 
Slide analisis butir tes dan nontes
Slide analisis butir tes dan nontesSlide analisis butir tes dan nontes
Slide analisis butir tes dan nontes
 
Evaluasi
EvaluasiEvaluasi
Evaluasi
 
EVALUASI_PENDIDIKAN_KUALITATIF_dan_EVALU.docx
EVALUASI_PENDIDIKAN_KUALITATIF_dan_EVALU.docxEVALUASI_PENDIDIKAN_KUALITATIF_dan_EVALU.docx
EVALUASI_PENDIDIKAN_KUALITATIF_dan_EVALU.docx
 
52-50-2-PB.pdf
52-50-2-PB.pdf52-50-2-PB.pdf
52-50-2-PB.pdf
 
Pengertian evaluasi pendidikan
Pengertian evaluasi pendidikanPengertian evaluasi pendidikan
Pengertian evaluasi pendidikan
 
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKnMengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
 
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docxDESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
 
Evaluasi
EvaluasiEvaluasi
Evaluasi
 
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiMakalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
 
Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaranEvaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
 
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiMakalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
 
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiMakalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi paiMakalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi paiMakalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
 
PPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptxPPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptx
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
 
Evaluasiprogrampengajaran
EvaluasiprogrampengajaranEvaluasiprogrampengajaran
Evaluasiprogrampengajaran
 

Recently uploaded

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Recently uploaded (20)

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

Mengenal Asesmen

  • 1. MENGENAL ASSESMEN a. b. c. d. e. f. TUGAS ASSESMEN PENDIDIKAN MATEMATIKA DOSEN PEMBIMBING Dr. H. Baso Amri, M.Si Dr. Sukayasa, M.Pd Dr. Mustamin Idris, M.Si OLEH I Made Rai Adnyana ( A 231 12 039 ) Kelas A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO Februari, 2015
  • 2. BAB I PENDAHULUAN Assesmen merupakan bagian yang sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Tujuan utama dari assesmen adalah untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, bukan sekedar untuk penentuan skor (grading). Oleh karena itu assesmen dimaksudkan sebagai suatu strategi dalam pemecahan masalah pembelajaran melalui berbagai cara pengumpulan dan penganalisisan informasi untuk pengambilan keputusan (tindakan) berkaitan dengan semua aspek pembelajaran (Cole & Chan, 1994). Proses dari assesmen biasanya memerlukan tingkat pemikiran analitis lebih tinggi daripada pengukuran kemampuan. Assesmen pembelajaran biasanya memerlukan serangkaian upaya untuk menjawab pertanyaan yang spesifik. Misalnya, seorang guru ingin mengungkap permasalahan matematika apa yang dihadapi oleh seorang siswa, dan bagaimana cara membantu siswa tersebut agar kemampuannya dapat berkembang secara optimal. Tentu saja guru itu harus mengumpulkan banyak informasi mengenai siswa tersebut seotentik mungkin melalui proses assesmen. Informasi seperti ini sangat membantu guru mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi siswa sebelum ia memutuskan tindakan yang akan dilakukan untuk membantu siswa tersebut (Herman, 2010). Di lain pihak, assesmen dipandang sebagai kegiatan yang biasa dilakukan terpisah dari pembelajaran dan umumnya dilakukan melalui tes pencapaian (achievement test). Tes seperti ini biasanya dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa. Banyak argumen yang menyatakan bahwa tes pencapaian sampai sekarang ini masih relevan untuk mengukur hasil dari proses belajar dan menentukan siswa dalam kegiatan remediasi sebagai upaya penuntasan belajar (Herman, 2010).
  • 3. BAB II PEMBAHASAN Dalam proses pembelajaran, penilaian (Assesmen) merupakan bagian yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kegiatan pembelajaran itu sendiri. Sejatinya tujuan penilaian adalah untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas belajar siswa. Jadi penilaian bukan sekedar untuk menentukan rangking atau skor siswa yang pada akhirnya justru dapat menjadi penghalang bagi peningkatan kualitas belajar. Tambahan lagi bahwa penilaian bukan akhir dari pembelajaran tapi yang paling utama adalah balikan dari proses belajar yang telah berlangsung. Menurut de Lange (dalam Herman) terdapat lima prinsip utama yang melandasi assesmen dalam pembelajaran, kelima prinsip tersebut adalah sebagai berikut: 1. Prinsip pertama: Assesmen harus ditujukan untuk meningkatkan kualitas belajar dan pengajaran. Walaupun ide ini bukan hal yang baru, akan tetapi maknanya sering disalahartikan dalam proses belajar mengajar. Assesmen seringkali dipandang sebagai produk akhir dari suatu proses pembelajaran yang tujuan utamanya untuk memberikan penilaian bagi masing-masing siswa. Makna yang sebenarnya dari Assesmen tidak hanya menyangkut penyedian informasi tentang hasil belajar dalam bentuk nilai, akan tetapi yang terpenting adalah adanya balikan tentang proses belajar yang telah terjadi. 2. Prinsip kedua: Metode assesmen harus dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa mampu mendemonstrasikan apa yang mereka ketahui bukan mengungkap apa yang tidak diketahui. Berdasarkan pengalaman assesmen sering diartiakan sebagai upaya untuk mengungkap aspek-aspek yang belum diketahui siswa. Walaupun hal ini tidak sepenuhnya salah, tetapi pendekatan yang digunakan lebih bersifat negatif, karena tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuan yang sudah mereka
  • 4. miliki. Jika pendekatan negatif yang cenderung digunakan, maka siswa akan kehilangan rasa percaya diri. 3. Prinsip ketiga: Assesmen harus bersifat operasional untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Dengan demikian alat assesmen yang digunakan tentunya tidak hanya mencakup tingkatan tertentu saja, melainkan harus mencakup ketiga tingkatan assesmen, yaitu: rendah, menengah dan tinggi. Karena kemampuan berpikir tingkat tinggi lebih sulit untuk diases, maka seperangkat alat assesmen harus mencakup berbagai variasi yang bisa secara efektif mengungkap kemampuan yang dimiliki siswa. 4. Prinsip keempat: Kualitas alat assesmen tidak ditentukan oleh mudahnya pemberian skor secara objektif. Umumnya pemberian skor secara objektif bagi setiap siswa menjadi faktor yang sangat dominan manakala dilakukan assesmen terhadap kualitas suatu tes. Akibat dari penerapan pandangan ini adalah bahwa suatu alat assesmen hanya terdiri atas sejumlah soal dengan tingkatan rendah yang memudahkan dalam melakukan penskoran. Walaupun untuk menyusun alat assesmen dengan tingkatan tinggi lebih sulit, pengalaman menunjukkan bahwa tugas-tugas yang ada didalamnya memiliki banyak keunggulan. Salah satu keunggulannya siswa memiliki kebebasan untuk mengekspresikan ide-idenya sehingga jawaban yang diberikan mereka biasanya sangat bervariasi. Selain itu guru dimungkinkan untuk melihat secara mendalam proses berpikir yang digunakan siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. 5. Prinsip kelima: Alat Assesmen hendaknya bersifat praktis. Dengan demikian konstruksi tes dapat disusun dengan format yang berbeda- beda sesuai dengan kebutuhan serta pencapaian tujuan yang ingin diungkap.
  • 5. Sementara itu dalam Permendikbud No.66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan disebutkan bahwa penilaian hasil peserta didik didasarkan prinsip objektif, terpadu, ekonomis, transparan, akuntabel dan edukatif (Sigit, 2014). Pengertian assesmen Menurut Poerwanti secara umum, assesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Keputusan tentang siswa ini termasuk bagaimana guru mengelola pembelajaran di kelas, bagaimana guru menempatkan siswa pada program-program pembelajaran yang berbeda, tingkatan tugas-tugas untuk siswa yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing, bimbingan dan penyuluhan, dan saran untuk studi lanjut. Sementara menurut Robert M. Smith (2002) dalam Mawardi (2011) suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang mana hasil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran. Sedangkan Akhmad (2008) menyebutkan bahwa assesmen atau penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Berdasarkan pengertian assesmen dari 3 ahli diatas dapat disimpulkan bahwa assesmen merupakan kegiatan guru selama rentang pembelajaran untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta didik. Dari paparan pengertian assesmen itu dapat pula ditarik prinsip assesmen bahwa assesmen hendaknya dilakukan secara komprehensif, terpadu, dan berkelanjutan (Virnayani, 2014).
  • 6. Assesmen juga memiliki tujuan yang mana tujuan dari assesmen secara umum adalah melakukan assesmen dalam proses pembelajaran adalah untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian proses pembelajaran (Koyan, 2011:12). Berdasarkan tujuan tersebut dapat dilakukan tindak lanjut yang merupakan fungsi assesmen, yang dapat berupa: (1) penempatan yang tepat, (2) pemberian umpan balik, (3) diagnosis kesuitan belajar, (4) penentuan kenaikan tingkat atau kelulusan pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu. Setelah mengetahui tujuan dan fungsi dari assesmen, assesmen ternyata juga memiliki manfaat bagi berbagai pihak diantaranya: a. Bagi peserta didik, dapat mengetahui hasil dari kompetensi yang telah dicapai maupun belum dicapai. Berdasarkan informasi itu dapat memberikan motivasi bagi peserta didik yang belum mencapai kompetensi minimal serta bagi peserta didik yang sudah dapat mencapai kompetensi minimal akan berupaya mempertahankan prestasinya. b. Bagi pendidik, hasil dari belajar peserta didik dapat memberikan gambaran tentang keadaan peserta didik, materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan sistem evaluasi yang digunakan. c. Bagi sekolah, tergantung pada proses pembelajaran yang telah terjadi. Sekolah dapat melakukan instrospeksi diri, apakah kondisi pembelajaran telah sesuai dengan standar pelayanan minimal sekolah atau belum. d. Bagi orang tua peserta didik, laporan hasil belajar yang tercermin dalam buku rapor akan memberikan informasi yang cukup bagi orang tua tentang tingkat keberhasilan anaknya disekolah. Assesmen memiliki 2 kompenen yang saling berkaitan. Komponen pertama adalah mengumpulkan dan mencatat/merekam informasi tenang perkembangan belajar anak. Sebagai contoh misalnya dengan mengumpulkan dan mencatat apa yang dilakukan anak. Informasi ini dapat diperoleh dari
  • 7. pemangamatan, komunikasi, wawancara, portofolio, proyek, tes, checklis, hasil gambar/tulisan anak, foto, maupun rekaman suara. Melalui penggalian informasi yang dilakukan secara bertahap dengan pemangamatan, komunikasi, wawancara, portofolio, proyek, tes, checklis, hasil gambar/tulisan anak, foto, maupun rekaman suara yang tidak hanya menggunakan nilai akhir saja maka mengetahui hasil belajar siswa dengan assesmen sudah dilakukan. Sebab penilaian dari hasil belajar siswa tidak hanya dilakukakn dengan cara evaluasi atau ulangan semester saja melainkan secara bertahap. Komponen kedua adalah menginterpretasi dan mengevaluasi semua informasi yang diperoleh. Hal ini bermenfaat dalam mebuat semacam keputusan atau penilaian tentang perkembangan anak. Misalnya apakah anak berada dalam tahap perkembangan atau telah mencapai perkembangan tertentu. Sehingga melalui komponen kedua ini kita sudah bisa mengambil keputusan tentang bagaimana hasil belajar siswa yang sebelumnya sudah kita nila secara bertahap dan berkelanjutan melalui penggalian informasi pada komponen pertama. Kedua komponen diatas satu sama lain saling berkaitan, sebab melalui komponen pertama kita bisa melakukan komponen kedua yang nantinya akan membantu kita menarik kesimpulan apakah siswa sudah mengerti dan memahami pelajaran yang diajarkan atau tidak (Virnayani, 2014). Assesmen dapat dilakukan dengan dua pendekatan cara, yaitu dengan assesmen formal dan assesmen informal. Assesmen formal adalah assesmen dengan menggunakan tes standar atau tes baku yang sudah disusun sedemikian rupa oleh para ahli sehingga memiliki standar tertentu, sedangkan tes informal adalah penilaian dengan menganalisis hasil pekerjaan siswa atau dengan tes buatan guru . Assesmen Formal Assesmen formal adalah assesmen standar atau assesmen yang menggunakan instrumen baku, misalnya WISC (tes kecerdasan), PMC, Basal Reading Tes
  • 8. Minosetta, dll. Instrumen tersebut telah mengalami standarisasi melalui eksperimen yang ketat dengan jumlah sampel yang sangat banyak. Assesmen Informal Assesmen informal adalah assesmen yang dibuat dan dikembangkan oleh guru berdasarkan aspek-aspek perkembangan atau kurikulum yang berkaitan dengan kemampuan belajar anak. Misalnya wawancara, observasi, skala atau ranting skale, cheklist, dll (Kusumah, 2012). Instrumen assesmen yang digunakan dalam penilaian meliputi tes dan nontes. langkah-langkah penyusunan instrumen disesuaikan dengan karakteristik teknik dan bentuk butir instrumennya (Ayuni, 2012). a. Penyusunan tes tertulis 1. Memperhatikan persyaratan penyusunan tes tertulis. 2. Mengacu pada indikator pencapaian. 3. Memilih bentuk butir yang sesuai dengan indikator. 4. Membuat kunci jawaban. b. Penyusunan pedoman observasi 1. Mengacu pada indikator pencapaian. 2. Mengidentifikasi perilaku atau langkah kegiatan yang diobservasi. 3. Menentukan model skala yang dipakai. yakni skala penilaian (rating scale) atau daftar cek (check list). 4. Membuat rubrik/pedoman penskoran. c. Penyusunan penugasan (tugas rumah/proyek) 1. Mengacu pada indikator pencapaian. 2. Mengacu pada jenis tugas yang dikerjakan. 3. Membentuk rubrik.
  • 9. d. Penyusunan Instrumen Nontes Instrumen nontes dapat berupa pedoman wawancara/invetor. langkah - langkah penyusunan pedoman wawancara dan inventori adalah sebagai berikut : 1. Mengacu pada indikator pencapaian. misalnya, dalam menilai akhlak peserta didik dilakukan melalui indikator antara lain : kedisiplinan (seperti kepatuhan kepada tata tertib), kejujuran (seperti kejujuran dalam perkataan dan perbuatan), tanggung jawab (seperti kesadaran untuk melaksanakan tugas), sopan santun (seperti sikap hormat kepada orang lain), hubungan sosial (seperti kemampuan dalam berinteraksi sosial dengan orang lain), percaya diri (seperti perilaku berani menyatakan pendapat), harga diri (seperti perilaku tidak mudah menyerah), motivasi diri (seperti perilaku kemampuan untuk maju), saling menghargai (seperti perilaku mau menerima pendapat), kompetisi (seperti perilaku ketegaran menghadapi kesulitan). 2. Memilih pertanyaan/pernyataan yang tidak menuntut respons yang mengandung keberpihakan sosial (social desirability) yang tinggi. 3. Menyediakan pernyataan yang tidak merujuk pada hal-hal yang benar atau salah. 4. Menentukan jenis skala yang dipilih dan pedoman penskorsnya. Tujuan utama dari assesmen menurut Clarke (1996) untuk memodelkan pembelajaran yang efektif, memotitor perkembangan kemampuan siswa, dan menginformasikan tindakan yang diperlukan dalam pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari peran assesmen. Melalui assesmen guru agar terpandu menentukan metode atau pendekatan yang harus dilakukan agar pembelajaran efektif dan memiliki nilai tambah bagi siswa. Proses untuk mendapatkan pembelajaran efektif akan ditemukan melalui pengamatan dan refleksi dari kegiatan yang dilakukan. Semua informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dan melalui berbagai teknik assesmen dijadikan acuan untuk menentukan jenis dan bentuk tindakan pembelajaran.
  • 10. Jika kita perhatikan tujuan diberikannya matematika di sekolah, maka akan muncul berbagai tingkatan berbeda dari alat assesmen yang dikembangkan. Berdasrkan kategorisasai dari de Lange (1994), terdapat tiga tingkatan berbeda yakni: tingkat rendah, tingkat menengah dan tingkat tinggi didasarkan kepada tujuan yang ingin dicapai. Karena assesmen bertujuan untuk merefleksikan hasil belajar, maka kategori ini dapat digunakan baik untuk tujuan-tujuan yang berkenaan dengan pendidikan matematika secara umum maupun untuk kepentingan assesmen. Alasan utama dan yang sangat penting mengapa guru melaksanakan perubahan dalam assesmen adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat ketercapaian tujuan kurikulum, keberhasilan metode pembelajaran, dan ketepatan praktek assesmen sendiri. Melalui praktek assesmen ini guru dapat menggambarkan kesimpulan mengenai hal-hal yang diperlukan dalam pembelajaran, progres dalam mencapai tujuan kurikulum, dan efektivitas program matematika yang dilaksanakan. Tingkat kebermaknaan dari assesmen akan bergantung dari keselarasan antara metode assesmen dengan kurikulum. Apabila assesmen yang dilakukan tidak merefleksikan tujuan, maksud, dan isi dari kurikulum, maka informasi mengenai apa yang telah dimiliki siswa akan sangat minim. .
  • 11. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Asesmen merupakan kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Informasi yang terkumpul melalui kegiatan asesmen sangat diperlukan dalam mengambil keputusan pada saat pembelajaran dan memonitor perkembangan siswa. Semua itu dilakukan tidak lain untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghimpun informasi dari kegiatan pembelajaran, mulai dari pengamatan informal sampai ke pengukuran formal melalui tes kemampuan. Menghimpun informasi mengenai kegiatan siswa belajar hanyalah salah satu tujuan. Hal lain yang juga penting adalah untuk memperoleh informasi mengenai disposisi siswa terhadap matematika. Semua informasi ini perlu dicatat agar lebih mudah dianalisis dan selanjutnya untuk ditindaklanjuti. Asesmen dapat dimanfaatkan untuk beragam kepentingan terutama yang berkaitan upaya meningkatkan kualitas kegiatan siswa belajar matematika. Guru dapat menggunakannya untuk hal yang positif seperti mendorong siswa menjadi pembelajar. B. Saran Agar pembaca dapat memperoleh informasi yang berdaya guna dan berhasil guna maka dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan assesmen pendidikan matematika.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Ayuni Nur. 2012. Makalah Asessmen Pembelajaran. (Online). (http://ayyundud.blogspot.com/2012/04/makalah-asessmen- pembelajaran.html). Diakses pada tanggal 10 Februari 2015. Herman Tatang. 2014. Asesmen dalam Pembelajaran Matematika, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (Online). (http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/1962 10111991011-TATANG_HERMAN/Artikel/Artikel6.pdf). Diakses pada tanggal 10 Februari 2015. Koyan, I Wayan. 2011. Asesmen Dalam Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Kusumah Darma. 2012. Asesmen Pendidikan. (Online). (http://dakubelajar.blogspot.com/2012/09/asesmen-abk.html) Diakses pada tanggal 10 Februari 2015. Sigit. 2014. Contoh Penerapan Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Matematika. (Online). (http://118.97.20.61/btkpdiy/img/download/Penilaian%20autentik%20- %20Materi%20Bapak%20Sigit%20P4TK%20Matematika.pdf). Diakses pada tanggal 10 Februari 2015. Virnayani Agung. 2014. Asesmen Sebagai Media Untuk Mengetahui Hasil Belajar Siswa. (Online). (http://virnayani.blogspot.com/2014/01/asesmen- sebagai-media-untuk-mengetahui.html). Diakses pada tanggal 10 Februari 2015.