Dokumen tersebut membahas pengembangan sistem pembelajaran jarak jauh berbasis intranet untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Sistem ini diharapkan dapat melengkapi sistem tatap muka secara konvensional dengan memanfaatkan infrastruktur jaringan komputer yang sudah ada. Dokumen juga membahas tahapan pengembangan sistem pembelajaran jarak jauh berbasis intranet dan pengelolaannya.
1. PENINGKATAN MUTU LAYANAN DISTANCE LEARNING
BERMEDIA INTRANET UNTUK PERATAAN KUALITAS
HASIL BELAJAR PADA MATAKULIAH
KOMPUTER PEMBELAJARAN
Henry Praherdhiono, S.Si
Eka Pramono Adi, S.IP, M.Si
Mahmuddin Yunus, S.Kom
Abstrak : Untuk menunjang penyebaran ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada para
mahasiswa dapat dilakukan dengan cara seperti yang selama ini telah dilakukan berupa
tatap muka langsung antar dosen dan mahasiswa. Namun sistem pembelajaran seperti ini
dapat dikatakan kurang efektif dan efisien dalam meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan terutama untuk kelas-kelas besar, dimana kelas akan terisi oleh banyak
mahasiswa. Proses Belajar Mengajar (PBM) yang masih konvensional selama ini juga
memperlambat kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi permasalahan tersebut adalah dengan
mengembangkan suatu altematif pembelajaran yang lain, yaitu sistem pembelajaran jarak
jauh bermedia intranet. Upaya ini memungkinkan dilakukan sistem pembelajaran jarak
jauh dimana para mahasiswa tidak perlu datang ke kelas, namun bisa di ruang-ruang atau
tempat-tempat lain untuk mengikuti perkuliahan. Sementara itu, di Jurusan Teknologi
Pendidikan FIP UM dewasa ini telah terdapat infrastruktur jaringan komputer yang sudah
dirintis tetapi belum termanfa'atkan secara optimal. Dengan memanfa'atkan infrastruktur
ini diharapkan dapat melengkapi sistem pembelajaran konvensional sehingga akan dapat
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran secara keseluruhan.
Untuk mengembangkan distance learning berbasis intranet, terlebih dahulu perlu
dilakukan pengkajian atas seluruh unsur dan aspek, sehingga bisa didapatkan pedoman
sebagai bahan pengambilan keputusan dalam mengembangkan sistem pembelajaran
berbasis intranet. Disamping itu juga diperlukan pertimbangan dan penilaian atas beberapa
hal yang tidak kalah pentingnya, yaitu antara lain:
Sejauh mana sistem akan memberikan keuntungan bagi institusi, staf pengajar,
pengelola, dan terutama keuntungan yang akan diperoleh intranet dalam meningkatkan
kualitas mereka apabila dibandingkan dengan penyelenggaraan pembelajaran tatap
muka secara konvensional.
Biaya yang diperlukan untuk mengembangkan infrastruktur, mengadakan peralatan
serta.
Biaya operasional dan perawatan
Untuk mengembangkan dan mengelola jaringan dan sistem pembelajaran, diperlukan
sejumlah sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi.
Dalam hal ini termasuk dosen-dosen yang harus memahami prinsip mengajar melalui
intranet.
Yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan pula, ialah mengetahui sejauh mana
kesiapan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan intranet yang
akan diselenggarakan.
2. Perintisan pemanfaatan pembelajaran jarak jauh bermedia internet di Jurusan
Teknologi Pendidikan FIP Universitas Negeri Malang dapat ditindaklanjuti dengan
mengembangkan pembelajaran serupa tetapi dengan teknologi intranet, untuk membantu
Proses Belajar Mengajar kelas besar. Mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan di ruang-
ruang di dalam kampus yang menyediakan fasilitas jaringan komputer. Sementara itu, di
Jurusan Teknologi Pendidikan FIP UM dewasa ini telah terdapat infrastruktur jaringan
komputer yang sudah dirintis tetapi belum termanfa'atkan secara optimal. Dengan
memanfa'atkan infrastruktur ini diharapkan dapat melengkapi sistem pembelajaran
konvensional sehingga akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran
secara keseluruhan.
Di sisi lain, pembelajaran jarak jauh bermedia intemet telah dimulai
pemanfaatannya di Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas Negeri Malang, melalui
penyelenggaraan "e-Learning". Namun pemanfaatannya bagi proses belajar mengajar di
lingkungan Jurusan Teknologi Pendidikan FIP UM sendiri belum dilakukan secara
bersama dan terkoordinasi. Sementara itu banyak kelas-kelas dengan jumlah peserta didik
yang banyak, tempat dan staff pengajar terbatas, serta belum adanya kurikulum dan bahan
ajar berbasis e-Learning. Oleh karena itu para Dosen perlu dilatih untuk menyusun bahan
ajar tersebut.
Berdasarkan hal-hal tersebut, perintisan pemanfaatan Distance Learning melalui
pembelajaran jarak jauh bermedia intranet di Jurusan Teknologi Pendidikan FIP UM dapat
dilakukan untuk membantu Proses Belajar Mengajar kelas besar. Dan selanjutnya,
kurikulum dan bahan ajar untuk pembelajaran jarak jauh bermedia intranet (Distance
Learning) perlu disusun oleh para Dosen Jurusan Teknologi Pendidikan. Hasil penelitian
ini nantinya diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
dari Pembelajaran Jarak jauh bermedia intranet ini.
Subjek penelitian adalah mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan (TEP) FIP
Universitas Negeri Malang, peserta mata kuliah Komputer Pembelajaran, pada semester
Genap 2004/2005. Jumlah subjek penelitian secara keseluruhan sebanyak 32 orang
mahasiswa, yaitu seluruh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Komputer Pembelajaran.
Langkah-langkah pengembangan media berbasis web adalah sebagai berikut ini.
1. Tahap I: Persiapan
Tahap ini terdiri atas (1) penyusunan Web dan (2) menyiapkan bahan ajar, video dan
materi yang selanjutnya di-upload sebagai bahan ajar ke Web yang telah disusun.
2. Tahap II: Pelaksanaan
Pada tahap ini mahasiswa diarahkan masuk pada forum maya untuk melihat materi,
mendiskusikan, meng-upload tugas dan men-download bahan ajar yang disediakan oleh
dosen di setiap pertemuan. Langkah-langkah pelaksanaan adalah sebagai berikut:
1) Pengenalan (Introduction). Sebuah skenario untuk menunjukkan poin atau konsep
kunci untuk menyiapkan mahasiswa dalam mengajukan pertanyaan.
2) Tugas (Task). Para mahasiswa mengidentifikasi masalah-masalah atau isu-isu dan
menyusun pertanyaan untuk diajukan,
3) Proses (Process). Dalam kelompok, para mahasiswa melakukan peran-peran dan mulai
mengidentifikasi prosedur-prosedur yang mereka ikuti untuk mengumpulkan informasi
atau pesan-pesan guna menjawab pertanyaan-pertanyaan,
4) Sumber-sumber (Sources). Sumber-sumber diidentifikasi oleh dosen dan mahasiswa
untuk mengadakan investigasi berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan. Hal ini
3. merupakan sebuah area dimana dosen membantu para pebelajar dalam memberikan
koneksi (links) ke situs web dan untuk memberikan akses pada bahan-bahan cetak
yang ada baik yang tersdia di komputer maupun di perpustakaan.
5) Kesimpulan (Conclusion). Tahap ini merupakan tahap akhir pertanyaan, tetapi tahap
ini meminta mahasiswa untuk melanjutkan investigasi terhadap masalah-masalah yang
dihadapi, atau mungkin masalah-masalah lain yang berkaitan. Pertanyaan sering
diakhir dengan sebuah evaluasi proses yang dipakai oleh mahasiswa berkenaan dengan
standar prestasi.
3. Tahap III: Penilaian Efektifitas Penyajian Bahan Ajar melalui Web
Pada tahap ketiga dilakukan penilaian terhadap implementasi pembelajaran,
dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang seberapa jauhkah tingkat
kemenarikan, kesesuaian bahan dan tujuan, kemudahan mengakses pesan, dan
efektivitas strategi penyajian bahan.
Analisis Data
Data yang dikumpulkan melalui penelitian ini berupa data tentang: 1) kemanarikan
program sajian bagi mahasiswa, 2) relevansi bahan yang dipelajari, 3) kebermanfaatan
media dan bahan yang dipelajari, dan 4) kesesuian bahan yang dipelajari dengan
kemudahan mengakses bahan oleh mahasiswa. Data tersebut dianalisis dengan
menggunakan statistik deskriptif yang penyajiannya dalam bentuk persentase.
Membangun Jaringan Intranet
Intranet menghubungkan berbagai servers, klien, database, dan program aplikasi.
Intranet dikembangkan dengan protokol TCP/IP yang sama dengan Internet, namun
intranet beroperasi sebagai jaringan pribadi dengan akses terbatas. Hanya pihak tertentu
yang berotorisasi yang dapat menggunakannya. Karena adanya firewalls yang dapat
melindungi intranet dari akses luar yang tidak terotorisasi, maka intranet bisa digunakan
untuk meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antar dosen, karyawan, dan mahasiswa
yang tentu saja harus terotorisasi atau berhak mengaksesnya. Karena intranet bisa diakses
melalui Internet, maka tidak dibutuhkan tambahan implementasi jaringan khusus di luar
itu. Konektivitas yang terbuka dan fleksibel ini merupakan kapabilitas dan keunggulan
utama intranet.
Klien
en
Servers
- M
empG
BP-
On-
line
- F
lowch
art
- F
rames
bang
kan
Materi
ke
Internet
(Offline
Program
Aplikasi
Legacy
Systems
INTRANET
Blog
Server
Database
Produk
Web
Server
Firewalls
Pemakai
Internet
Eksterna
l
4. Untuk mengembangkan, mengoperasikan dan merawat infrastruktur intranet perlu
diperhatikan empat aspek dari faktor teknologi yaitu client (software dan hardware), server
(software dan hardware), mode distribusi dan dukungan teknik.
1. Client (software dan hardware)
Konfigurasi minimal komputer yang dipergunakan, meliputi kemampuan prosesor,
memory, kapasitas penyimpanan, monitor dan kartu jaringan
Program (operating sytem) yang akan dipergunakan
Software Internet (browser) yang akan dipergunakan
Software lain yang akan dipergunakan untuk mendukung penyelenggaraan
pembelajaran berbasis internet
Pengaturan waktu maupun lama pengaksesan oleh setiap pengguna
2. Server (software dan hardware)
Apakah akan dipergunakan satu server untuk menangani semua kegiatan, ataukah
akan menggunakan lebih dari satu server untuk menangani setiap jenis kegiatan
(file server, web server, e-mail server, web-course server dan lain-lain)
Konfigurasi minimal komputer yang dipergunakan sebagi server, meliputi
kemampuan prosesor, memory, kapasitas penyimpanan, monitor, kartu jaringan dan
peralatan pendukung seperti switch, modem, router dan lain-lain
Program (operating sytem) dan server management yang akan dipergunakan
Software Internet (browser) yang akan dipergunakan.
Software lain yang akan dipergunakan untuk mendukung penyelenggaraan
pembelajaran berbasis intranet
Software pelindung dari serangan virus maupun cracker atau hacker yang handal
Pengaturan level of scurity, waktu maupun lama pengaksesan oleh setiap pengguna
3. Mode distribusi
Apakah komunikasi dalam rangka pembelajaran akan dilakukan secara on-line, off-
line atau kombinasi on-line dan off-line
Seberapa cepat akses yang diperlukan
Lebar pita hubungan ditentukan apa saja yang akan didistrubusikan (teks, grafik,
audio, video)
Hubungan dari jaringan ke ISP, bisa digunakan dengan cara dial-up melalui
sambungan telepon biasa, lease-line, radio, ataupun satelit. Pemilihannya tentu saja
disesuaikan dengan jenis komunikasi yang akan dilakukan, materi yang akan
didistribusikan, dan tentu saja dana yang tersedia
4. Dukungan Teknik
Dukungan ini lebih bersifat kepada penyediaan sumberdaya manusia yang
bertanggung jawab terhadap berfungsinya sistem dan memberikan bantuan apabila
Dosen maupun mahasiswa mengalami kesulitan berkaitan dengan perangkat keras
maupun perangkat lunak, dalam pelaksanaan penyelenggaraan pembelajaran
berbasis internet.
Sumber daya manusia minimal yang diperlukan paling tidak terdiri dari:
Administrator jaringan
Administrator Web Course
Teknisi komputer
5. Sumberdaya manusia tersebut bisa direkrut secara khusus tenaga yang sudah
memiliki kualifikasi untuk itu, ataupun dengan memberikan pelatihan khusus
kepada beberapa orang yang mempunyai minat dan dedikasi ke arah itu.
Pengelolaan Pendidikan Distance Learning
Pada umumnya proses pendidikan dimulai dari pengenalan lembaga penyelenggara
pendidikan, proses registrasi untuk mendaftarkan diri, proses belajar mengajar, kelulusan
dan kontak alumni. Proses tersebut harus dikelola dengan baik, apalagi untuk model
pendidikan jarakjauh berbasis Internet ini. Pengelolaan tersebut meliputi administratif,
proses belajar mengajar, pembentuk atmosfir ilmiah hingga masalah keuangan.
Oleh karena model ini tidak mengikat peserta didik baik waktu belajar, maupun
lama pendidikan, maka pengelola harus mampu untuk membuat sistem yang sesuai dengan
dinamika tersebut. Namun juga diharapkan bahwa sistem itu dapat memacu peserta didik
untuk mengikuti pendidikan secara teratur.
Secara rinci proses demi proses itu harus didefinisikan dan disusun dalam suatu
sistem informasi yang sederhana dan sistematis.
1. Pengelolaan administratif meliputi data staf edukatif, karyawan, kurikulum, mata
kuliah, data siswa, nilai, data pustaka dan sistem perpustakaan, sistem administrasi
pembayaran dan lain sebagainya.
2. Proses belajar mengajar meliputi up-load dan down-load materi pendidikan, proses
pemeliharaannya, konsultasi, bimbingan paper atau tugas akhir, ujian, dan lain
sebagainya. Juga yang tidak kalah penting adalah bagaimana menggantikan kegiatan
praktikum dalam sistem pendidikan berbasis Intranet ini. Tentu saja perlu perumusan
yang konkrit tentang pemodelan praktikum melalui Intranet ini.
3. Pembentukan atmosfir ilmiah merupakan faktor yang paling sulit. Bagaimana
menyusun materi pendidikan yang menarik, menciptakan suasana belajar yang
kompetitif, menyajikan studi kasus yang menantang dan memacu belajar, pembentukan
forum-forum diskusi ilmiah, penciptaan topik-topik penelitian dan sistem penilaian
yang memotivasi siswa untuk belajar lebih baik lagi menjadi tantangan yang berat bagi
pengelola pendidikan jarak jauh. Hal ini sangat penting. Bila atmosfir ini tidak
terbentuk, maka semangat belajar siswa sulit untuk dipertahankan.
Materi Distance Learning
Materi disajikan dengan menggunakan alur tertentu seperti yang tercantum pada
lampiran 1. Berikut ini beberapa contoh tampilan materi disctance learning yang
dijalankan pada jaringan intranet, secara lengkap program tertulis pada lampiran 2
Gambar 4.1 Tampilan muka
6. Tampilan muka digunakan untuk memberikan gambaran utuh mengenai materi yang akan
disajikan berisi menu materi dan vitur
Gambar 4.2 Materi Perkuliahan
Materi perkuliahan merupakan sajian materi yang disajikan dalam komputer pembelajaran
Gambar 4.3 Forum Maya
Forum ini disediakan untuk memberikan ruang maya bagi pengajar dan mahasiswa untuk
saling berdiskusi.
Gambar 4.4 Video Pembelajaran
7. Video Pembelajaran pembelajaran merupakan materi yang disajikan dalam bentuk video
streaming dalam web komputer pembelajaran
Gambar 4.4 Teks Pembelajaran
Teks Pembelajaran pembelajaran merupakan materi yang disajikan dalam bentuk Teks
dalam web komputer pembelajaran
Penutup
Untuk mengembangkan distance learning berbasis intranet, terlebih dahulu perlu
dilakukan pengkajian atas seluruh unsur dan aspek, sehingga bisa didapatkan pedoman
sebagai bahan pengambilan keputusan dalam mengembangkan sistem pembelajaran
berbasis intranet. Disamping itu juga diperlukan pertimbangan dan penilaian atas beberapa
hal yang tidak kalah pentingnya, yaitu antara lain:
Keuntungan
Sejauh mana sistem akan memberikan keuntungan bagi institusi, staf pengajar,
pengelola, dan terutama keuntungan yang akan diperoleh intranet dalam meningkatkan
kualitas mereka apabila dibandingkan dengan penyelenggaraan pembelajaran tatap
muka secara konvensional.
Biaya pengembangan infrastruktur serta pengadaan peralatan dan software
Biaya yang diperlukan untuk mengembangkan infrastruktur, mengadakan peralatan
serta software tidaklah sedikit. Untuk itu perlu dipertimbangkan hal-hal seperti, apakah
akan membangun suatu jaringan secara penuh ataukah secara bertahap, apakah akan
mengadakan peralatan yang sama sekali baru ataukah meng-upgrade yang sudah ada.
Juga perlu diperhatikan bahwa software yang asli (bukan bajakan) harganya cukup
mahal. Untuk itu kemampuan menyediakan dana perlu menjadi pertimbangan dalam
mengambil keputusan.
Biaya operasional dan perawatan
Suatu sistem akan berjalan apabila dikelola secara baik. Demikian pula dengan sistem
pembelajaran berbasis intranet ini, juga diperlukan biaya operasional dan perawatan
yang tentunya tidak sedikit. Sedangkan biaya perawatan termasuk penggantian suku
cadang yang mengalami kerusakan baik karena umur maupun kesalahan prosedur
pemakaian.
Sumberdaya manusia
Untuk mengembangkan dan mengelola jaringan dan sistem pembelajaran, diperlukan
sejumlah sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi.
8. Dalam hal ini termasuk dosen-dosen yang harus memahami prinsip mengajar melalui
intranet.
Untuk itu perlu dilakukan identifikasi dan kemudian dipersiapkan tenaga-tenaga
tersebut. Untuk membekali tenaga-tenaga tersebut perlu diberikan pelatihan, untuk itu
perlu diperhitungkan lama waktu pelatihan, tempat pelatihan dan cara pelatihan agar
bisa dihasilkan tenaga yang memenuhi kualifikasi.
Mahasiswa
Yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan pula, ialah mengetahui sejauh mana
kesiapan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan intranet yang
akan diselenggarakan. Kalau intranet merupakan sesuatu yang baru bagi sebagian besar
mahasiswa, tentunya perlu dilakukan serangkaian upaya untuk mengkondisikan agar
mereka siap berpartisipasi secara aktif dalam sistem pengajaran yang baru tersebut.
Adalah hal yang tidak mudah untuk merubah kebiasaan mereka yang telah terbiasa
belajar secara tatap muka secara konvensional selama bertahun-tahun, yang tentunya
telah menjadi gaya belajar atau kebiasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Alhabshi, Syed Othman. (2002). “e-Learning: A Malaysian Case Study”. A Paper
presented at the Africa-Asia Workshop on Promoting Cooperation in Information
and Communication Technologies Development, organized by United Nations
Development Program (UNDP) and the Government of Malaysia at the National
Institute of Public Administration (INTAN) on 26 March 2002, in Kuala Lumpur.
Anggoro, Mohammad Toha. 2001. “Tutorial Elektronik melalui Internet dan Fax Internet”
dalam Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 2, No. 1, Maret 2001.
Tangerang: Universitas Terbuka.
Bates, A. W. (1995). Technology, Open Learning and Distance Education. London:
Routledge.
Brown, Mary Daniels. 2000. Education World: Technology in the Classroom: Virtual High
Schools, Part 1, The Voices of Experience (sumber dari internet 16 September
2002: http://www.education-world.com/a_tech/tech052.shtml)
Collier, Geoff. 2002. E-Learning in Australia (sumber dari internet:
http://www.eduworks.com).
Concord Consortium. 2002. (sumber dari internet: http://www.govhs.org/)
Daniel, Sir John. 2000. Inventing the Online University. An Address on the occasion of the
opening of the Open University of Hong Kong Learning Center on 4 December
2000, in Hong Kong.
Dowling, James, et.al. 2002. “The e-Learning Hype Cycle” in e-LearningGuru.com
(sumber dari internet: http://www.w-learningguru.com/articles)
9. Downer, Alexander. 2001. The Virtual Colombo Plan-Bringing the Digital Divide.
(sumber dari internet: http://www.ausaid.gov.au/)
Feasey, Dave. 2001. E-Learning. Eyepoppingraphics, Inc. (sumber dari Internet tanggal 20
Agustus 2002: http://eyepopping.manilasites.com/profiles/)
Gibbon, Heather S. 2002. Process for Motivating Online Learners from Recruitment
through Degree Completion. Brenau University. (sumber dari Internet 20
September 2002).
Hardhono, A.P. 2002. „Potensi Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam Mendukung
Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh di Indonesia‟ dalam Jurnal Pendidikan
Terbuka dan Jarak Jauh Vol. 3, No. 1 Maret 2002. Tangerang: Pusat Studi
Indonesia, Lembaga Penelitian Universitas Terbuka.
Lewis, Diane E. 2002. “A Departure from Training by the Book, More Companies Seeing
Benefits of E-Learning”, The Boston Globe, Globe Staff, 5/26/02 (sumber
Internet: http://bostonworks.boston.com/globe/articles/052602/elearn.html)
Loftus, Margaret. 2001. But What‟s It Like? Special Report on E-Learning (sumber
Internet: 20 Agustus 2002:
http://www.usnews.com/edu/elearning/articles/020624elearning.htm)
McCracken, Holly. 2002. “The Importance of Learning Communities in Motivating and
Retaining Online Learners”. University of Illinois at Springfield.
Newsletter of Open and Distance Learning Quality Council, October 2001 (sumber dari
internet: 16 September 2002 http://www.odlqc.org.uk/odlqc/n19-e.html)
Pethokoukis, James M. 2002. E-Learn and Earn. (sumber dari Internet: 20 Agustus 2002.
http://www.usnews.com/edu/elearning/articles/020624elearning.htm
Prabandari, dkk. 1998. Process Evaluation of An Internet-based Education on Hospital and
Health Service Management at Gajah Mada University, Yogyakarta, A Paper
presented in the 4th International Symposium on on Open and Distance Learning.
Rankin, Walter P. 2002. “Maximal Interaction in the Virtual Classroom: Establishing
Connections with Adult Online Learners” (sumber dari internet: 16 September
2002).
Reddy, V. Venugopal and Manjulika, S. 2002. From Face-to-Face to Virtual Tutoring:
Exploring the potentials of E-learning Support. Indira Gandhi National Open
University (sumber Internet, September 2002).
Siahaan, Sudirman. 2002. “Studi Penjajagan tentang Kemungkinan Pemanfaatan Internet
untuk Pembelajaran di SLTA di Wilayah Jakarta dan Sekitarnya” dalam Jurnal
10. Pendidikan dan Kebudayaan, Tahun Ke-8, No. 039, November 2002. Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan-Departemen Pendidikan Nasional.
Soekartawi. 2002a. “Prospek Pembelajaran Jarak Jauh Melalui Internet”. Invited Papers.
Disajikan pada Seminar Nasional Teknologi Pendidikan pada tanggal 18-19 Juli
2002 di Jakarta.
Soekartawi. 2002b. “E-learning, Kampus Virtual Masa Depan” dalam Harian Pelita, 29
Juli 2002.
Tucker, Bill. 2000. E-learning and Non-Profit Sector, White Paper Discussion of the
Potential of E-Learning to Improve Non-Profit management Training,
Washington, SmarterOrg, Inc., (sumber dari internet: www.smarterorg.com).
Waller, Vaughan and Wilson, Jim. 2001. A Definition for E-Learning” in Newsletter of
Open and Distance Learning Quality Control. October 2001. (sumber dari
internet: 16 September 2002 http://www.odlqc.org.uk/odlqc/n19-e.html).
Website e-learners.com on: http:/www.elearners.com/services/faq/glossary.htm
Website kudos on “What is e-learning?” (sumber Website: http://www.kudos-
idd.com/learning_solutions/definition).
Wildavsky, Ben. 2001. “Want More From High School?” Special Report: E-Learning
10/15/01, Sumber: http://www.usnews/edu/elearning/articles).
Wulf, K. (1996). Training via the Internet: Where are We? Training and Development 50
No. 5. (sumber dari Internet: 20 September 2002).