SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 1
MANAJEMEN FORUM
(TEKNIK DISKUSI & PERSIDANGAN)
https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/
PENDAHULUAN
Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau
lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa
salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa
pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya
disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada
akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.
Istilah ”Sidang” sebenarnya tidaklah menjadi hal yang asing ditelinga kita,
karena hampir setiap waktu kita mendengar istilah itu, sebut saja sebagai contoh kita
akrab dengan ungkapan ”sidang Pengadilan”, ”Sidang Istimewa”, ” sidang Rakyat”,
”Sidang Majelis”,”Sidang Dewan juri”, dan berbagai jenis sidang lainnya. Bahkan
mungkin saja kita sering (minimal pernah) menjadi subyek pelaku yang terlibat aktif
dalam sebuah proses persidangan. Apalagi bagi kita yang berkecimpung dalam
dunia akademis, bahkan seorang aktifis mahasiswa, kita sebenarnya tealah menjadi
bagian dari persidangan itu sejak lama.
Persidangan adalah adalah suatu pertemuan formil antara bebarapa orang
guna membicarakan sesuatu permasalahan untuk melahirkan keputusan. Dalam
pengertian lain Persidangan merupakan salah satu sarana musyawarah dalam
rangka pengambilan keputusan dengan menggunakan aturan-aturan yang jelas serta
dikelola dengan manajemen yang baik. Jadi Pesidangan dapat disimpulkan bahwa
sidang merupakan pertemuan formal yang dilakukan untuk mengambil suatu
keputusan dengan aturan-aturan yang jelas.
Sidang atau persidangan adalah salah satu kelengkapan organisasi yang
mutlak harus dimiliki oleh setiap organisasi dimanapun dan apapun, karena ditangan
persidangan inilah arah dan tujuan organisasi tersebut ditentukan. Melalui sidang
pulalah baik buruknya sebuah laju organisasi dapat dievaluasi, sehingga lazimnya
bagi sebuah organisasi, sidang memiliki kekuatan hukum tertinggi dibandingkan
dengan kelengkapan organisasi yang lainnya.
PENGERTIAN DAN TUJUAN DISKUSI
Diskusi juga dapat diartikan sebagai sebuah proses tukar menukar
informasi, pendapat, dan unsur unsur pengalaman secara teratur dengan maksud
untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas, lebih teliti tentang sesuatu
atau untuk mempersiapkan dan merampungkan.
Diskusi adalah suatu cara bertukar pikiran antara 2 orang atau lebih
mengenai suatu topik tertentu. Yang terjadi dalam suatu diskusi adalah keadaan
yang cukup menyenangkan, di mana para peserta mengutarakan pendapatnya
masing-masing mengenai suatu subjek tertentu. Sifatnya berbentuk intelektual dan
emosi tidak banyak berperan dalam bentuk bertukar pikiran ini.
Diskusi adalah percakapan yang komunikatif antara dua orang atau lebih
tentang menyepakati “make a deal” mengenai suatu topik pembicaraan . Diskusi
adalah sebuah perdebatan yang bersifat informal
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 2
Menurut saya Diskusi Adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang
atau lebih/kelompok dalam proses tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur
unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapatkan pengertian
bersama yang lebih jelas.
PERSYARATAN DISKUSI
1. Berkomunikasi dalam kelompok dengan catatan :Tata tertib tidak ketat,
setiap orang diberi kesempatan berbicara, Kesediaan untuk berkompromi
2. Bagi peserta diskusi : Pengertian yang menyeluruh tentang pokok
pembicaraan, Sanggup berpikir bebas dan lugas, Pandai mendengar,
menjabarkan dan menganalisa, Mau menerima pendapat orang lain yang
benar, Pandai bertanya dan menolak secara halus pendapat lain.
3. Bagi pemimpin diskusi :Sikap hati-hati,cerdas,tanggap, Pandai
menyimpulkan, Sikap tidak memihak
POLA-POLA DISKUSI
1. Prasarana
Penyajian bahan pokok oleh satu atau beberapa orang pembicara dengan
prasaran tertulis (makalah, kertas kerja), Tanggapan terhadap bahan pokok
oleh pembicara lain (penyanggah / pembahas) Tanggapan peserta diskusi
(forum) terhadap bahan pokok
2. Ceramah
Seorang / lebih penceramah menguraikan bahan pokok, Tanggapan,
sanggahan atau pertanyaan dari forum untuk meminta penjelasan yang lebih
teliti.
3. Diskusi Panel
Bahan pokok disajikan oleh beberapa panelis. Panelis meninjau masalah dari
segi tertentu, Tanggapan, sanggahan atau pertanyaan forum untuk meminta
penjelasan dari panelis.
4. Brainstorming
Bahan pokok yang dipersiapkan ditawarkan kepada peserta diskusi oleh
pimpinan, Tiap peserta diminta pendapat dan gagasannya. Sebanyak
mungkin orang diajak bicara dan setiap ide dicatat, Berbagai ide disimpulkan
dan ditarik benang merahnya. Kesimpulan ini kemudian dijadikan kerangkan
pembicaraan dan pembahasan lebih lanjut.
PENGERTIAN DAN TUJUAN SIDANG
Sidang menurut saya hanyalah kata lain (sinonim) dari beberapa istilah
yang senada dan sudah akrab ditelinga kita, seperti kata rapat, pertemuan (meeting),
atau bahkan musyawarah, karena secara prinsipil istilah ini punya substansi yang
sama. Persidangan dengan segala macam unsurnya adalah suatu pengetahuan
dan wawasan yang harus dimiliki oleh para aktifis, organisatoris, fungsionaris, juga
orang banyak berhadapan dengan situasi formal. Maka ketika kita mendefinisikan
persidangan, tidak bisa dilepaskan dari makna yang terkandung dari kata
rapat/pertemaun atau musyawarah.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:1984) mendefinisikan sidang
sebagai sebuah kegiatan berkumpulnya sekelompok orang untuk membicarakan
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 3
sesuatu permasalahan. Selanjutnya Hornby Oxford Dictionary (1087:529)
mendefinisikan meeting dengan coming together of a number of persons at certain
time and place, esp. For discussion a certain topic (berkumpulnya sekelompok orang
pada suatu waktu dan tempat, biasanya untuk mendiskusikan suatu permasalahan).
Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa persidangan adalah pertemuan
formal organisasi guna membahas masalah tertentu dalam upaya untuk
menghasilkan keputusan yang dijadikan sebagai sebuah Ketetapan. Keputusan dari
persidangan ini akan mengikat kepada seluruh elemen organisasi selama belum
diadakan perubahan atas ketetapan tersebut. Ketetapan ini sifatnya final sehingga
berlaku bagi yang setuju ataupun yang tidak, hadir ataupun tidak hadir ketika
persidangan berlangsung.
Secara umum sidang sendiri memiliki pengertian berkumpul,
bermusyawarah dan berunding (Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia),
sedangkan secara khusus pengertian sidang dapat lebih dispesifikkan lagi
tergantung siapa dan apa tujuan diadakan persidangan. Bagi IMM Sidoarjo sidang
secara formal dilakukan minimal setahun sekali guna melaporkan Laporan
Pertanggungjawaban Pengurus, Menentukan ketua baru pada Musyawarah Cabang
(musycab) dll.
Hal yang seirama dengan sidang yaitu rapat meskipun tidak sama persis.
Dibawah ini ada beberapa pengertian rapat dari beberapa sumber, Namun pada
dasarnya memiliki makna yang sama, Antara lain :
1. Rapat adalah pertemuan atau Kumpulan dalam suatu organisasi,
perusahaan, instansi pemerintah baik dalam situasi formal maupun nonformal
untuk membicarakan, merundingkan dan memutuskan suatu masalah
berdasarkan hasil kesepakatan bersama
2. Rapat (pengertian luas) rapat dapat menjadi sebuah permusyawaratan,
yang melibatkan banyak peserta dan membahas banyak permasalahan
penting.
3. Rapat (pengertian sempit) dapat berupa diskusi yang hanya melibatkan
beberapa peserta dengan pembahasan yang lebih sederhana. Dalam Sub
bab ini hal-hal yang berkaitan dengan permusyawaratan tidak lagi diuraikan,
dan lebih kepada rapat dalam pengertian umum/sederhana secara teknis.
4. Rapat merupakan suatu bentuk media komunikasi kelompok resmi yang
bersifat tatap muka, yang sering diselenggarakan oleh banyak organisasi,
baik swasta maupun pemerintah.
5. Rapat merupakan alat untuk mendapatkan mufakat, melalui musyawarah
kelompok.
6. Rapat merupakan media yang dapat dipakai unttuk pengambilan keputusan
secara musyawarah untuk mufakat.
Jadi Rapat adalah forum yang bersifat formal bagi pengambilan kebijakan
organisasi dalam bentuk keputusan, kesepakatan atau lainnya tanpa harus didahului
oleh konflik.
Musyawarah adalah forum informal sebagai sarana pengambil keputusan,
kesepakatan, penyebaran informasi atau lainnya dalam sebuah institusi tanpa harus
didahului oleh konflik
Pelaksanaannya, untuk sidang umum maksimal 1 kali dalam satu periode
kepengurusan, sedangkan untuk sidang-sidang yang lain dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan organisasi tersebut.
Contoh Rapat :Rapat kerja (Raker), Munas, Muktamar, Mubes, Musda dan
lain sebagainya.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 4
JENIS-JENIS SIDANG
1. Sidang
Merupakan pertemuan formal untuk menghasilkan sutau putusan dengan
menggunakan aturan-aturan yang jelas. Sidang dilakukan dalam sebuah
rungan, yang dipimpin oleh pimpinan sidang yang disebut dengan presidium.
2. Musyawarah
Pertemuan formal yang didalam pelaksanaanya mencakup didalamnya
rapat, sidang dan diskusi.
3. Diksusi
Pertemuan dua orang atau lebih membicarakan sesuatu. Bisa dilakukan
dimana saja.
4. Rapat
Pertemuan formal membicarakan rencana-rencana yang berkaitan dengan
kepentingan organisasi atau sesuatu hal yang akan dikerjakana bersama-
sama kedepanya. Dipimpin oleh pimpinan rapat, bisa dilakukan dalam
ruangan atau lapangan terbuka.
KLASIFIKASI PERSIDANGAN
A. Ditinjau dari segi peserta
1. Sidang paripurna
sidang yang dihadiri seluruh komponen peserta sidang.
2. Sidang Komisi
 Sidang ini hanya diikuti oleh anggota komisi saja untuk memudahkan
perumusan dan pengambilan kebijakan sementara sehingga
pembahasan bidang yang telah ditentukan lebih terfokus. Keputusan
pada sidang komisi bersifat non permanen (dapat berubah) kemudian
dibawa kedalam sidang pleno untuk mendapat keputusan terakhir.
 Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisi
 Anggota masing-masing Komisi adalah peserta dan peninjau yang
ditentukan oleh Sidang Pleno
 Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang
Sekretaris Sidang Komisi
 Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam
Komisi tersebut
 Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari Komisi
yang bersangkutan
3. Sidang Pleno
Biasa disebut sidang besar yang diikuti oleh seluruh peserta sidang tanpa
kecuali. Sidang pleno dilakukan untuk memberi keputusan final agenda
sidang yang telah dirumuskan sebelumnya pada sidang komisi. Pembahasan
agenda, tatib, dan LPJ menggunakan sidang jenis ini.
4. Sidang istimewa
sidang yang membahas al-hal yang krusial atau mendesak dalam organisasi.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 5
B. Ditinjau dari Keputusan
a. Kongres/Munas/Muktamar
b. Konferensi/Muscab
c. Musyawarah daerah
d. Rapat Anggota
C. Ditinjau dari Jabatan Peserta Sidang
a. Rapat presidium
b. Rapat pengurus
c. Rapat pleno
d. Rapat bagian/dept./sie
e. Rapat Pimpinan
BENTUK –BENTUK PERSIDANGAN
1. Sidang Terbuka : sebuah forum persidangan yang dihadiri oleh berbagai
kalangan, misal para undangan, peserta siding, panitia pelaksana(Organizing
Committee (OC) dan Steering Committee(SC))
2. Sidang Tertutup yaitu forum persidangan yang dibuka hanya untuk kalangan
tetentu saja, misalnya khusus dihadiri oleh peserta sidang dan Steering
Committee
FORMASI PERSIDANGAN
Formasi persidangan yang sering digunakan yaitu :
1. Formasi lingkaran
2. Formasi U
3. Formasi segi empat
4. Formasi bangku sekolah
5. Formasi sejajar
6. dan lain-lain.
TEMPAT PERSIDANGAN
Dalam persidangan dibutuhkan tempat yang kondusif bagi kelancaran sidang. Syarat
tempat persidangan yaitu:
 Cukup luas dan menampung semua peserta
 Sistem sirkulasi yang baik, dianjurkan diruangan AC
 Ruangan bersih dan sehat
 Nyaman
 Keamanan terjamin
 Cukup air dan terdapat WC yang layak
 Ada tempat untuk sholat
 Memiliki ruang untuk sidang-sidang komisi
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 6
PERSIAPAN DALAM PERSIDANGAN
1. Agenda
2. Kertas kerja
3. Tatib
4. Peserta sidang
WAKTU SIDANG
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengukur waktu sidang, yaitu:
 Memperhitungkan kesempatan para peserta untuk hadir
 Jadual bersidang tergantung pada besarnya masalah
 Tidak mengganggu waktu sholat
 Memperhitungkan waktu istirahat
 Pemakaian waktu seefisien mungkin
 Tentuksn batas waktu berakhirnya persidangan
 Diberitahukan kepada semua peserta, sehingga dapat lebih memperhatikan
waktu
ALAT DALAM PERSIDANGAN
1. Palu Merupakan suatu alat yang penting dalam melaksanakan sebuah
persidangan. Palu berfungsi sebagai pengontrol utama sebuah sidang.
2. Papan tulis
3. Proyektor jika dibutuhkan
4. Pengeras suara
BEBERAPA MACAM SIDANG
1. Sidang Komisi
 Sidang ini hanya diikuti oleh anggota komisi saja untuk memudahkan
perumusan dan pengambilan kebijakan sementara sehingga pembahasan
bidang yang telah ditentukan lebih terfokus serta untuk pematangan materi
sebelum diplenokan (membahas lebih spesifik,rinci,detail pada pokok
permasalahan masing-masing komisi yang telah ditentukan pada sidang
pleno).
 Dipimpin oleh Ketua komisi serta dibantu sekretaris.
 Ketua komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam Komisi tersebut
 Sidang komisi beranggotakan peserta dan peninjau yang ditentukan oleh
sidang pleno
 Keputusan pada sidang komisi bersifat non permanen (dapat berubah)
kemudian dibawa kedalam sidang pleno untuk mendapat keputusan
terakhir.
2. Sidang sub komisi
Sidang ini lebih terbatas dalam sidang komisi guna mematangkan materi lanjut.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 7
3. Sidang Pleno
 Biasa disebut sidang besar yang diikuti oleh seluruh peserta sidang tanpa
kecuali (peserta dan peninjau).
 Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang
 Sidang Pleno biasanya dipandu oleh Steering Committee
 Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang
berhubungan dengan Permusyawaratan
 Sidang pleno dilakukan untuk memberi keputusan final agenda sidang
yang telah dirumuskan sebelumnya pada sidang komisi.
 Termasuk kedalam kategori sidang ini adalah Sidang pendahuluan yang
biasanya untuk menetapkan jadual, tata tertib, pembahasan agenda dan
pemilihan presidium sidang. Sidang mengesahkan laporan pertanggung
jawabanyang dipimpin oleh presidium sidang.
4. Sidang paripurna
 Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau
Permusyawaratan
 Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang
 Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan yang
berhubungan dengan Permusyawaratan
 biasanya berisi tentang pengesahan akhir hasil-hasil sidang
UNSUR & KELENGKAPAN SIDANG
Untuk melaksanakan sidang dibutuhkan beberapa kelengkapan, seperti :
1. Pimpinan Sidang
Pimpinan sidang adalah orang yang bertindak memimpin persidangan,
ia wajib mengatur jalannya persidangan. Seorang pemimpin sidang dituntut
untuk bersikap adil dan bijaksana dalam menyikapi pendapat-pendapat yang
berkembang dalam persidangan. Ditangannyalah kesepakatan-kesepakatan
dalam persidangan ditetapkan.
Jumlah pimpinan sidang haruslah berjumlah ganjil, karena adakalanya
forum membutuhkan suara pimpinan sidang dalam pengambilan keputusan,
jumlah minimal 3 orang dan maksimal berapapun asalkan ganjil dan sesuai
kesepakatan peserta sidang. Pimpinan sidang memiliki hak yang sama
dengan peserta sidang. Satu sebagai notulen dan dua orang pimpinan sidang
yang lain secara bergantian memimpin sidang sesuai kesepakatan. Seorang
pimpinan rapat atau presidium sidang harus mempunyai sikap sebagai
berikut :
a. Aktif serta mampu memberikan bimbingan yang tegas.
b. Diterima oleh peserta sebagai pimpinan sidang
c. Bisa berbicara dengan jelas dan terarah serta tegas dan keras
d. Mempunyai keterampilan yang tinggi dalam memimpin rapat atau
sidang.
e. Sikap dan penampilan yang cerah.
f. Pandangan mata yang merata pada semua peserta.
g. Memperhatikan nada dan kalimat dari pembicara.
h. Tidak terlalu tegang dan terlalu serius.
i. Tidak memancing perdebatan tapi harus bisa menyimpulkan suatu
masalah jika terjadi perdebatan
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 8
Pemilihan pimpinan sidang:
a. Dipilih oleh peserta sidang
b. Karena jabatan/kedudukan
Tugas dan Kewajiban seorang pimpinan sidang adalah :
a. Mengarahkan jalannya sidang untuk menyelesaikan permasalahan
b. Sebagai penengah pertengkaran jika terjadi.
c. Sebagai pencari alternatif jika pembicaraan mengalami kebuntuan.
d. Sebagai pemberi semangat jika peserta lesu.
e. Sebagai penyimpul akhir dari keputusan sidang.
f. Meminta persetujuan peserta sidang untuk menyusun agenda tata tertib
g. Menjelaskan masalah yang dibahas
h. Manjaga kelancaran dan ketertiban sidang
i. Memberikanmasalah, menyalurkan/mengarahkan
pendapat/pembicaraan peserta.
j. Menyimpulkan hasil pembicaraan dan menjelaskan kembali
k. Mengusahakan agar mendapatkan kesepakatan dan keputusan.
Syarat-syarat pimpinan sidang :
a. Mempunyai jiwa kepemimpinan (leadership)
b. Berpengetahuan luas.
c. Mengetahui tata cara sidang.
d. Berpengalaman.
e. Bijaksana.
f. Bertanggung jawab
g. Penyabar.bersikap adil.
h. Disiplin.
i. Simpatik dan menarik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memimpin sidang :
a. Menghindari pembahasan yang berulang
b. Menfokuskan permasalahan hanya pada satu permasalahan
c. Memahami dan menganalisis sumber permasalahan
d. Menghindari kata-kata yang memberikan tawaran luas kepada kepada
forum sidang, seperti: Bagaimana?
2. Peserta Sidang
Peserta sidang adalah orang yang memiliki kepentingan untuk
bersidang, berkewajiban untuk mengikuti dan menjaga kelancaran jalannya
persidangan (mentaati tata tertib). Peserta sidang berhak mengajukan
pertanyaan, pernyataan, penolakan dan meminta penjelasan, klarifikasi
mengenai suatu hal. Selain itu peserta sidang berhak pula untuk
menggunakan suaranya dalam pengambilan keputusan. Dengan kata lain
segala sesuatu dapat terjadi dalam persidangan asalkan atas kesepakatan
peserta sidang, karena segala keputusan ada ditangan peserta sidang.
Peserta sidang ditentukan berdasarkan tata tertib yang telah
disepakati. Biasanya terdiri dari peserta aktif dan peserta peninjau. Seluruh
hak dan kewajiban peserta diatur di tatib. Harus ikut berpartisipasi dalam
mencari penyelesaian permasalahan yang dibicarakan serta ikut serta dalam
menyumbangkan buah fikiran yang positif dan bermanfaat.
Cara memberikan pendapat atau argumentasi yang baik :
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 9
a. Amati masalah yang akan dibahas.
b. Susun pertanyaan atau argumentasi atas masalah yang ada.
c. Kemukakan alas an yang logis dan dapat diterima peserta lain.
d. Hati-hati dalam merangkum pendapat.
e. Tidak berbelit-belit.
f. Tenang dan tidak emosi.
g. Sabar menunggu giliran berbicara.
h. Suara jelas dan terarah
3. Peninjau
Peninjau adalah orang yang hadir dalam persidangan kecuali peserta
dan pimpinan sidang. Peninjau memiliki kewajiban yang sama dengan
peserta sidang. Peninjau memiliki hak yang sama dengan peserta sidang.
Tetapi peninjau tidak dapat menggunakan hak suaranya dalam pengambilan
keputusan.
4. Palu Sidang
Palu sidang adalah palu yang digunakan untuk menetapkan suatu
keputusan, palu sidang merupakan nyawa dari persidangan, karena
walaupun keputusan telah disepakati, tidak akan sah apabila tidak ada palu
sidang untuk menetapkannya.
5. Draft Sidang
Draft sidang adalah draft yang berisi permasalahan-permasalahan dan
bahan yang akan dibahas dalam persidangan. Biasanya terdiri dari draft tatib,
AD/ART, PPO, GBHK, dll yang disusun sebelumnya oleh tim perumus sidang
atau panitia khusus.
6. Konsideran
Lembar konsideran adalah kertas yang berisi lembaran keputusan-
keputusan apa saja yang akan diambil dalam persidangan.
Namun, selain hal-hal diatas masih ada beberapa kelengkapan yang
diperlukan dalam persidangan, seperti ruangan, kursi, meja, taplak serta
kelengkapan lain yang dibutuhkan.
7. Quorum & Pengambilan Keputusan
Quorum adalah syarat sahnya sidang untuk dapat diadakn, karena
tingkat qauorum menunjukkan sejauh mana tingkat representasi dari peserta
sidang. Semakin tinggi jumlah quorum, semakin tinggi pula tingkat
representasi dari sidang tersebut.
Persidangan dinyatakan syah/quorum apabila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya ½ + 1 dari peserta yang terdaftar pada Panitia (bisa juga
ditentukan melalui konsensus)
Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan
jika tidak berhasil diambil melalui suara terbanyak (½ + 1) dari peserta yang
hadir di persidangan
Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak terjadi
suara seimbang, maka dilakukan lobbying sebelum dilakukan pemungutan
suara ulang sampai menemukan selisih
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 10
8. Notulensi
Bertugas untuk mencatat jalannya persidangan. Mencatat setiap
usulan dan keputusan serta merekapitulasi catatan sidang. Biasa ditugaskan
pada presidium sidang III atau petugas khusus.
KETENTUAN SIDANG
Dalam persidangan ada beberapa ketentuan mendasar yang harus dipahami
oleh pimpinan, peserta dan peninjau sidang, diantaranya :
1. Serah Terima Pimpinan Sidang
Dalam serah terima tersebut kedua belah pihak berdiri berhadapan,
kemudian pihak yang menyerahkan mengetuk palu sidang kemeja 1 kali
kemudian berkata “dengan mengucap Bismillahirrohmannirrahim palu sidang
saya serahkan”. Kemudian pihak penerima menerima palu sidang lalu mengetuk
palu sidang kemeja 1 kali lalu berkata “dengan mengucap
Bismillahirrohmannirrahim palu sidang saya terima”. Selanjutnya sidang dapat
dilanjutkan kembali.
2. Penggunaan Palu Sidang
a. Cara mengetuk palu sidang
Cara mengetuk palu sidang adalah palu sidang diangkat setinggi kurang lebih
10-15 cm dari meja dengan sudut kemiringan kira-kira 50°-60°, kemudian
diketuk dengan suara kira-kira dapat terdengar oleh seluruh orang yang hadir.
b. Jumlah ketukan
 1 kali ketukan :
 serah terima pimpinan sidang
 pengesahan keputusan
 Menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya tidak
terlalu lama (biasanya skor 1X??menit, dll) sehingga peserta sidang tidak
perlu meninggalkan tempat sidang.
 2 kali ketukan :
 pembukaan dan pencabutan skorsing
 melakukan lobying
 3 kali ketukan :
 pembukaan dan penutupan sidang
 pembukaan dan penutupan sidang pleno
 pengesahan ketetapan final /akhir hasil sidang
 Ketukan Berkali-kali (lebih dari tiga)
 Peringatan atau meminta perhatian peserta rapat
3. Interupsi
Interupsi adalah menyela atau meminta waktu kepada pimpinan sidang
untuk berbicara dan menemukakan pendapat. Dalam persidangan, umumnya
terdapat beberapa jenis tingkatan interupsi, yaitu :
1. Interupsi point of order : Digunakan untuk berbicara (mengemukakan
pendapat) bersifat umum mengenai suatu hal, juga dapat digunakan untuk
bertanya dan meminta kejelasan.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 11
2. Interupsi Point of information : Digunakan apabila ingin memberikan suatu
informasi yang berkaitan dengan permasalah yang sedang dibahas. Interupsi
ini memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari yang pertama.
3. Interupsi Point of justification : Digunakan apabila menyatakan kesepakatan
/ setuju pada sebuah argumentasi.
4. Interupsi point of clarification : Digunakan apabila ingin mengklarifikasi suatu
permasalahan. Interupsi ini memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari yang
kedua.
5. Interupsi point of privillage : Digunakan apabila akan mengajukan
ketersinggungan terhadap seseorang ataupun sesuatu hal. Interupsi ini
memiliki tingkatan yang tertinggi, dengan kata lain siapapun yang
mengajukan interupsi ini harus lebih diperhatikan
6. Interruption of explanation : Bentuk interupsi untuk menjelaskan suatu
pernyataan yang kita sampaikan agar tidak ditangkap keliru oleh peserta lain
atau suatu pelurusan terhadap pernyataan kita.
7. Interruption of personal : Bentuk interupsi yang disampaikan bila pernyataan
yang disampaikan oleh peserta lain sudah diluar pokok masalah dan
cenderung menyerang secara pribadi.
Pelaksanaan Interupsi :
Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan
berbicara setelah mendapat ijin dari Presidium Sidang
Interupsi diatas interupsi hanya berlaku selama tidak menggangu
persidangan.
Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai
dan mengendalikan jalannya persidangan, maka Panitia Pengarah (SC)
diberikan wewenang untuk mengambil alih jalannya persidangan, atas
permintaan Presidium Sidang dan atau Peserta Sidang
4. Skorsing
Skorsing adalah pengambilan waktu rehat dalam persidangan untuk
keperluan tertentu, misalkan terjadi dead lock (kebuntuan) dalam persidangan
dan untuk meencairkan suasana diamblilah langkah skorsing. Lamanya skorsing
ditentukan oleh pimpinan sidang atas persetujuan peserta sidang dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Skorsing terbatas,
Skorsing yang lama waktunya ditentukan, contohnya 2×2,5 menit, 2×5, 2×10
menit, dan seterusnya tergantung kebutuhannya. Untuk skorsing terbatas ini
lazimnya diawali dengan perkataan “skorsing 2x…menit dibuka” atauapabila
waktu skorsing yang disepakati terhitung lama boleh juga menggunakan
“skorsing sampai…dibuka”.
b. Skorsing tak terbatas,
Skorsing diambil disebabkan oleh suatu hal darurat yang terjadi dalam
persidangan, sehingga menyebabkan lamanya waktu skorsing tidak dapat
ditentukan. Lazimnya diawali dengan perkataan “skorsing untuk waktu yang
tidak terbatas dibuka”.
5. Lobbying
Lobbying adalah penentuan jalan tengah atas konflik dengan skorsing
waktu untuk
menyatukan pandangan melalui obrolan antara dua pihak atau lebih yang
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 12
bersebrangan secara
informal. suatu merupakan suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan
perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan.
6. Peninjauan Kembali (PK)
mekanisme yang digunakan untuk mengulang kembali pembahasan/
putusan yang telah ditetapkan
7. Pembekuan Sidang
Langkah yang diambil apabila sidang, dikarenakan suatu hal terus
menerus mengalami kebuntuan ( dead lock terus-menerus) dan setelah melalui
jalan skorsing tak terbataspun tetap saja mengalami kebuntuan. Bila hal ini
terjadi, pimpinan sidang atas persetujuan peserta sidang berhak membekukan
sidang, dengan catatan ini adalah langkah terakhir yang diambil setelah semua
usaha yang dilakukan tetap tidak membuahkan hasil. Apabila hal ini
dilaksanakan (sidang dibekukan), maka secara otomatis organisasi yang
bersangkutan pun akan ikut membeku.
8. Hak dan kewajiban Peserta, Peninjau, Presidum sidang
 Peserta Penuh
o Hak peserta penuh :
 Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan
mengajukan usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis
 Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan
keputusan
 Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses
pemilihan
 Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan
o Kewajiban peserta penuh :
 Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
 Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
 Peserta Peninjau
 Hak Peninjau: Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapatdan
menajukan usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis
 Kewajiban Peninjau:
 Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
 Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
 Presidium Sidang
Presidium Sidang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan peserta
penuh ditambah dengan ketentuan sebagai berikut :
 Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui
Sidang Pleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah
 Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya
persidangan seperti aturan yang disepakati peserta
 Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib
persidangan
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 13
 Syarat-syarat Presidium Sidang :
 Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung jawab
 Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan dan wawasan luas
 Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritis
 Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi persidangan
 cerdik
 Sikap Presidium Sidang :
 Simpatik, menarik, tegas dan disiplin
 Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan
 Adil, bijaksana dan menghargai pendapat peserta
 Kharisma
 Tata Tertib
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat
persidangan dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai
universal dimasyarakat.
 Sanksi-sanksi
 Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan
dalam tata tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan
mempertimbangkan saran, dan usulan peserta siding yang lain.
 Biasanya, mekanisme dalam pemberian sanksi didahului oleh peringatan
kepada peserta (biasanya sampai 3 kali), kemudian dengan kesepakatan
bersama, presidium sidang boleh mengeluarkan peserta tersebut dari forum,
atau mengambil kebijakan lain dengan atau tanpa kesepakatan peserta
sidang yang lain.
ETIKA PERSIDANGAN
Karena persidangan dimaksudkan untuk pemecahan masalah demi
kepentingan bersama, maka semua komponen yang terlibat dalam prosesi
persidangan semestinya menghormati beberapa etika yang berlaku dalam
persidangan atau musyawarah. WAMY (World Assembly Moslem Youth)
memberikan beberapa etika yang perlu kita ingat dalam prosesi persidangan, antara
lain:
a. Memulai dengan niat yang baik
b. Menciptakan suasana yang kondusif
c. Mengakui adanya perbedaan pendapat
d. Tidak mendominasi pembicaraan
b. Mendengarkan dengan baik
c. Berbicara singkat dan jelas
d. Memperhatikan titik persamaan
e. Tidak fanatik dengan diri sendiri dan mengakui kesalahan
f. Menahan amarah
g. Tidak menyerang dan mematahkan
h. Merendahkan suara
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 14
PANDUAN BAGI PENYELENGGARA SIDANG
1. Hari- hari sebelum sidang
a. Atur peran dan pembagian tugas dengan jelas
b. Sebarkan undangan kesemua peserta sidang
c. Persiapkan dan cek semua peralatan dan kebutuhan yang perlukan
seoptimal mungkin (buat daftar check list)
d. Siapkan semua dokumen/referendi yang diperlukan, antara lain:
 Kamus besar bahasa indonesia
 Peraturan/hukum yang digunakan
 Draft konsideran
 Draft masalah yang akan dibahas
 Daftar hadir peserta sidang
2. Sebelum memulai sidang
a. Draft masalah yang akan dibahas
b. Draft konsideran
c. Draft hadir peserta sidang
3. Saat pelaksanaan sidang
a. Kontrol waktu / ingatkan pimpinana sidang
b. Menyediakan semua kebutuhan sidang
4. Selesai sidang
Setelah selesai persidangan, penyelenggara harus kembali merapikan dan
memberikan laporan hasil persidangan.
MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Persidangan dinyatakan syah/quorum apabila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya ½ n + 1 dari peserta yang terdaftar pada Panitia (OC) dan Setiap
keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak berhasil
diambil melalui suara terbanyak (½ + 1) dari peserta yang hadir di persidangan.
Proses pengambilan keputusan bisa bersifat:
a. Kualitatif
Yaitu Saling menyatakan pendapat masing-masing peserta
b. Interpretasi
Yaitu penafsiran pendapat agar dapat pengertian yang jelas
c. Diferensiasi
Yaitu terdapat perbedaan pendapat secara perorangan
d. Motifikasi
Yaitu motif pendapat yang sama dikumpulkan, sehingga diperoleh gambaran
yang jelas.
e. Polsrisasi
Yaitu pendapat yang sama dikumpulkan, sehingga diperoleh gambaran yang
lebih jelas.
f. Kontradiksi
Yaitu terjadi konflik akibat perbedaan pendapat yang menajam
g. Integrasi
Pernyataan semua pendapat yang merupakan simpulan yang dapat diterima
oleh semua peserta.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 15
Lazim berlaku dalam banyak persidangan bahwa untuk mengambil sebuah
keputusan, mereka melewati langkah-langkah berikut:
a. Mengambil keputusan dengan ”musyawarah mufakat”
Hal ini adalah mekanisme yang paling baik dimanan semua orang yang hadir
sama-sama setuju dengan keputusan yang akan diambil tanpa adanya
paksaan dari orang lain.
b. Mengambil keputusan dengan suara terbanyak (Vooting)
Tidak jarang terjadi kebuntuan peserta sidang tentang suatu permasalahan
yang seharusnya segera diputuskan. Artinya ada banyak pendapat tentang
permasalahan tersebut, maka ketika ”musyawarah mufakat” sudah
diusahakan secara maksimal, termasuk Lobying namun ternyata gagal (tidak
bisa lagi dicapai), maka tidak ada pilihan lain kecuali keputusan harus diambil
dengan cara pemungutan suara (Vooting). Karena ini adalah mekanisme
yang telah disepakati, bagi pihak yang tidak memiliki suara tyerbanyak harus
(kalah vooting) harus tetap konsisten dan menghormati keputusan tersebut.
ISTILAH DALAM PERSIDANGAN
 Skorsing. Menghentikan karena ada sesuatu yang perlu atau penundaan
acara sidang untuk sementara waktu atau dalam waktu tertentu pada waktu
sidang berlangsung.
 Lobby. Suatu cara untuk mempengaruhi lawan ataupun kawan dalam
mengambil keputusan atau menyepakati suatu masalah/persoalan guna
mencapai hasil yang diinginkan atau penentuan jalan tengah atas konflik
dengan skorsing waktu untuk menyatukan pandangan melalui obrolan antara
dua pihak atau lebih yang berseberangan secara informal. Lobby terbagi
dua,yaitu : Lobby dalam persidangan dan Lobby diluar persidangan.
 Pending : memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan tujuan
tertentu seperti istirahat, lobby, penundaan sidang.
 PK (Peninjauan Kembali) : mekanisme yang digunakan untuk mengulang
kembali pembahasan/putusan yang telah ditetapkan
 Mohon bicara : meminta izin untuk memberikan pendapat.
 Kliring : memotong pembicaraan diatas interupsi.
 Interupsi : Memotong pembicaraan/menyela pembicaraandikarenakan ada
hal-hal yang sangat penting untuk diungkapkan.
 Quorum Adalah syarat sahnya sidang untuk dapat diadakan, karena tingkat
quorum menunjukkan sejauh mana tingkat representasi dari peserta sidang.
Semakin tinggi jumlah quorum, semakin tinggi pula tingkat representasi dari
sidang tersebut.
 Draft Materi Sidang Meliputi bahan-bahan yang akan dibahas dalam
persidangan. Biasanya terdiri dari draft Tatib, AD/ART, PPO, GBHK, dll yang
disusun sebelumnya oleh tim perumus sidang atau panitia khusus.
 Notulis adalah Orang yang mencatat setiap persitiwa selama proses
persidangan berlangsung.
 Kualifikasi adalah kesempatan untuk saling berargumentasi antar peserta
sidang terhadap suatu persoalan.
 Interpretasi adalah Penjelasan terhadap permasalahan agar mendapatkan
informasi yang lebih tepat dan tema yang berkembang menjadi dimengerti.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 16
 Debat adalah suatu bentuk tukar pikiran dengan tanpa aturan tertentu yang
masing-masing peserta tidak mau menerima pendapat orang lain.
 Kontradiksi ialah perbedaan pendapat yang menajam sehingga terkadang
diskusi harus diskors (diberhentikan sementara waktu).
 Aklamasi adalah kesepakatan dalam suatu sidang/rapat dengan suara bulat
persetujuan yang tidak lagi memerlukan pemungutan suara.
 Mosi ialah usul untuk merubah sesuatu atau meniadakan sama sekali suatu
keputusan sidang mengenai suatu masalah setelah diperdebatkan dan
disahkan.
 Amandemen ialah perubahan yang diajukan terhadap suatu usul.
 Musyawarah mufakat, yaitu pengambilan keputusan berdasarkan
kesepakatan bersama secara aklamasi.
 Voting, yaitu pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak. Bisa
dilakukan secara terbuka atau tertutup.
 Formatur, yaitu peserta sidang yang dipilih untuk membantu tugas ketua
terpilih dalam menyusun kepengurusan
 Dead Lock, yaitu suasana musyawarah yang macet akibat masing-masing
pihak berpegang kukuh pada argumentasinya, tidak ada yang mengalah,
maka sidang dihentikan.
 Walk Out, yaitu peserta sidang meninggalkan acara sidang sebagai protes
atau ketidaksetujuan atas jalannya persidangan.
 One Man One Vote, yakni setiap peserta memiliki hak satu suara dalam
pengambilan keputusan secara voting
 One Delegation One Vote, yaitu setiap delegasi/tim memiliki hak satu suara
dalam pengambilan keputusan secara voting.
CONTOH KALIMAT YANG DIPAKAI OLEH PRESIDIUM SIDANG
 Membuka sidang
“Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim, sidang pleno I saya
nyatakan dibuka. ” tok…….tok…….tok
 Menutup sidang
“Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil „Alamin, sidang pleno I saya
nyatakan ditutup.” Tok……..tok……..tok
 Mengalihkan pimpinan sidang
“Dengan ini pimpinan sidang saya alihkan kepada pimpinan sidang
berikutnya” tok.
 Mengambil alih pimpinan sidang
“Dengan ini pimpinan sidang saya ambil alih ” tok
 Menskorsing sidang
“Dengan ini sidang saya skorsing selama 15 menit” tok……….tok.
 Mencabut skorsing
“Dengan ini skorsing 15 menit saya cabut dan saya nyatakan sidang
dilanjutkan” tok…….tok.
 Memberi peringatan kepada peserta sidang
Tok………. “Peserta sidang harap tenang !”
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 17
PERBEDAAN ANTARA SIDANG DENGAN DISKUSI
1. Waktu Perencanaan (Sidang terencana sedangkan diskusi lebih bersifat
insidental)
2. Jenis dan Kuantitas Peserta (Sidang harus memenuhi syarat-syarat sahnya
sidang
3. Materi (sidang terdiri dari 1 jenis materi, sedangkan diskusi tidak terbatas)
4. Kekuatan hukum. (Sidang lebih memiliki kekuatan hukum)
PENUTUP
Kepiawaian dalam memimpin sidang maupun kemampuan dalam berdiskusi
tidak dapat hanya dengan membaca dan memahami materi ini, tetapi dibutuhkan
pengalaman, oleh karena itu sangat perlu bagi seseorang mengasah dirinya dan
berpartisipasi aktif dalam setiap pertemuan formal maupun informal di setiap
organisasi.
Semoga materi ini bermanfaat bagi rekan-rekan dalam menjalani kehidupan
organisasi dimana saja. Tinggilah Imanmu, Tinggilah Ilmumu, Tinggilah
Pengabdianmu, Agar semua menjadi satu.
Keterangan : Diolah dari berbagai sumber sesuai kebutuhan

More Related Content

What's hot

Metode & pendekatan dakwah
Metode & pendekatan dakwahMetode & pendekatan dakwah
Metode & pendekatan dakwahfdik
 
Teknik pengumpulan data penelitian kualitatif
Teknik pengumpulan data penelitian kualitatifTeknik pengumpulan data penelitian kualitatif
Teknik pengumpulan data penelitian kualitatifAun Falestien Faletehan
 
Metode Penelitian Kualitatif Untuk Studi Ilmu Komunikasi
Metode Penelitian Kualitatif Untuk Studi Ilmu KomunikasiMetode Penelitian Kualitatif Untuk Studi Ilmu Komunikasi
Metode Penelitian Kualitatif Untuk Studi Ilmu KomunikasiAngga Prawadika Aji
 
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitianpycnat
 
Lestari (Ppt presentasi negosiasi)
Lestari (Ppt presentasi negosiasi)Lestari (Ppt presentasi negosiasi)
Lestari (Ppt presentasi negosiasi)Lestari_tari01
 
Filsafat ilmu
Filsafat  ilmu Filsafat  ilmu
Filsafat ilmu Ram Dhany
 
6 a etika terapan by Margono Mitrohardjono
6 a  etika terapan by Margono Mitrohardjono6 a  etika terapan by Margono Mitrohardjono
6 a etika terapan by Margono MitrohardjonoHM Mitrohardjono
 
Pengantar semiotika: Ferdinand De Saussure dan Charles Sanders Peirce
Pengantar semiotika: Ferdinand De Saussure dan Charles Sanders PeircePengantar semiotika: Ferdinand De Saussure dan Charles Sanders Peirce
Pengantar semiotika: Ferdinand De Saussure dan Charles Sanders PeirceToto Haryadi
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiAlwiAssegaf
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiFaatihah Abwabarrizqi
 
Teknik analisis semiotika
Teknik analisis semiotikaTeknik analisis semiotika
Teknik analisis semiotikapycnat
 
Filsafat Rasionalisme dan Empirisme
Filsafat Rasionalisme dan EmpirismeFilsafat Rasionalisme dan Empirisme
Filsafat Rasionalisme dan EmpirismeTania Mayendri
 

What's hot (20)

Metode Filsafat Dakwah
Metode Filsafat DakwahMetode Filsafat Dakwah
Metode Filsafat Dakwah
 
Metode & pendekatan dakwah
Metode & pendekatan dakwahMetode & pendekatan dakwah
Metode & pendekatan dakwah
 
Teknik pengumpulan data penelitian kualitatif
Teknik pengumpulan data penelitian kualitatifTeknik pengumpulan data penelitian kualitatif
Teknik pengumpulan data penelitian kualitatif
 
Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : FenomenologiDesai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
 
Metode Penelitian Kualitatif Untuk Studi Ilmu Komunikasi
Metode Penelitian Kualitatif Untuk Studi Ilmu KomunikasiMetode Penelitian Kualitatif Untuk Studi Ilmu Komunikasi
Metode Penelitian Kualitatif Untuk Studi Ilmu Komunikasi
 
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
 
Lestari (Ppt presentasi negosiasi)
Lestari (Ppt presentasi negosiasi)Lestari (Ppt presentasi negosiasi)
Lestari (Ppt presentasi negosiasi)
 
Filsafat ilmu
Filsafat  ilmu Filsafat  ilmu
Filsafat ilmu
 
Metode kefilsafatan
Metode kefilsafatanMetode kefilsafatan
Metode kefilsafatan
 
Ppt komunikasi
Ppt komunikasiPpt komunikasi
Ppt komunikasi
 
Hukum Islam
Hukum IslamHukum Islam
Hukum Islam
 
6 a etika terapan by Margono Mitrohardjono
6 a  etika terapan by Margono Mitrohardjono6 a  etika terapan by Margono Mitrohardjono
6 a etika terapan by Margono Mitrohardjono
 
Pengantar semiotika: Ferdinand De Saussure dan Charles Sanders Peirce
Pengantar semiotika: Ferdinand De Saussure dan Charles Sanders PeircePengantar semiotika: Ferdinand De Saussure dan Charles Sanders Peirce
Pengantar semiotika: Ferdinand De Saussure dan Charles Sanders Peirce
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
 
Ppt penalaran
Ppt penalaranPpt penalaran
Ppt penalaran
 
Negosiasi
NegosiasiNegosiasi
Negosiasi
 
Makalah penelitian survei
Makalah penelitian surveiMakalah penelitian survei
Makalah penelitian survei
 
Teknik analisis semiotika
Teknik analisis semiotikaTeknik analisis semiotika
Teknik analisis semiotika
 
Filsafat Rasionalisme dan Empirisme
Filsafat Rasionalisme dan EmpirismeFilsafat Rasionalisme dan Empirisme
Filsafat Rasionalisme dan Empirisme
 

Viewers also liked (20)

Makalah SIL
Makalah SILMakalah SIL
Makalah SIL
 
RPP Bahasa Indonesia XII/1
RPP Bahasa Indonesia XII/1RPP Bahasa Indonesia XII/1
RPP Bahasa Indonesia XII/1
 
5 pilar manajemen organisasi
5 pilar manajemen organisasi5 pilar manajemen organisasi
5 pilar manajemen organisasi
 
Langkah 11 revising introduction
Langkah 11 revising introductionLangkah 11 revising introduction
Langkah 11 revising introduction
 
Sosial inquiry
Sosial inquirySosial inquiry
Sosial inquiry
 
Social simulation
Social simulationSocial simulation
Social simulation
 
Manajemen kesekretariatan
Manajemen kesekretariatanManajemen kesekretariatan
Manajemen kesekretariatan
 
Manajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasiManajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasi
 
Evaluasi peogram psg
Evaluasi peogram psgEvaluasi peogram psg
Evaluasi peogram psg
 
Contigency management
Contigency managementContigency management
Contigency management
 
Kamus istilah komputer
Kamus istilah komputerKamus istilah komputer
Kamus istilah komputer
 
Manajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuanManajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuan
 
Copywriting
CopywritingCopywriting
Copywriting
 
Kepemimpinan pendidikan
Kepemimpinan pendidikanKepemimpinan pendidikan
Kepemimpinan pendidikan
 
Makalah ict
Makalah ictMakalah ict
Makalah ict
 
3 juknis smp_020209
3 juknis smp_0202093 juknis smp_020209
3 juknis smp_020209
 
Kurikulum LKMM
Kurikulum LKMMKurikulum LKMM
Kurikulum LKMM
 
Teamwork dalam organisasi
Teamwork dalam  organisasiTeamwork dalam  organisasi
Teamwork dalam organisasi
 
Memory Principles I & II
Memory Principles I & IIMemory Principles I & II
Memory Principles I & II
 
Scientific inquiry
Scientific inquiryScientific inquiry
Scientific inquiry
 

Similar to MANAJEMEN FORUM

Diskusi dialog-debat
Diskusi dialog-debatDiskusi dialog-debat
Diskusi dialog-debatIlham Ismail
 
slideshow-170215130708 (2).pdf
slideshow-170215130708 (2).pdfslideshow-170215130708 (2).pdf
slideshow-170215130708 (2).pdfUtamiAndriani
 
MATERI TEKS DISKUSI, PENGERTIAN, JENIS, DLL
MATERI TEKS DISKUSI, PENGERTIAN, JENIS, DLLMATERI TEKS DISKUSI, PENGERTIAN, JENIS, DLL
MATERI TEKS DISKUSI, PENGERTIAN, JENIS, DLLdesti73
 
Power point Teks Diskusi
Power point Teks DiskusiPower point Teks Diskusi
Power point Teks Diskusicindy maharani
 
diskusi.pdfknnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
diskusi.pdfknnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnndiskusi.pdfknnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
diskusi.pdfknnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnovriwaldi31
 
Mempersiapkan Rapat
Mempersiapkan RapatMempersiapkan Rapat
Mempersiapkan RapatSri Lestari
 
Modul Pert 2.docx
Modul Pert 2.docxModul Pert 2.docx
Modul Pert 2.docxFransMuji
 
KD 10.1 DISKUSI (macam macam)
KD 10.1 DISKUSI (macam macam)KD 10.1 DISKUSI (macam macam)
KD 10.1 DISKUSI (macam macam)Phaphy Wahyudhi
 
Ppt kelompok 1
Ppt kelompok 1Ppt kelompok 1
Ppt kelompok 1hfggs
 
Materi berbicara (diskusi dan ceramah)
Materi berbicara (diskusi dan ceramah)Materi berbicara (diskusi dan ceramah)
Materi berbicara (diskusi dan ceramah)nadialutvia
 
TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...
TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...
TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...eddy sanusi silitonga
 
Memperkenalkan diri dan orang lain dalam forum resmi (1)
Memperkenalkan diri dan orang lain dalam forum resmi (1)Memperkenalkan diri dan orang lain dalam forum resmi (1)
Memperkenalkan diri dan orang lain dalam forum resmi (1)sofyanania87
 

Similar to MANAJEMEN FORUM (20)

Teknik memimpin rapat
Teknik memimpin rapatTeknik memimpin rapat
Teknik memimpin rapat
 
Teknik berdikusi dan berdebat,
Teknik berdikusi dan berdebat,Teknik berdikusi dan berdebat,
Teknik berdikusi dan berdebat,
 
Diskusi dialog-debat
Diskusi dialog-debatDiskusi dialog-debat
Diskusi dialog-debat
 
slideshow-170215130708 (2).pdf
slideshow-170215130708 (2).pdfslideshow-170215130708 (2).pdf
slideshow-170215130708 (2).pdf
 
MATERI TEKS DISKUSI, PENGERTIAN, JENIS, DLL
MATERI TEKS DISKUSI, PENGERTIAN, JENIS, DLLMATERI TEKS DISKUSI, PENGERTIAN, JENIS, DLL
MATERI TEKS DISKUSI, PENGERTIAN, JENIS, DLL
 
Power point Teks Diskusi
Power point Teks DiskusiPower point Teks Diskusi
Power point Teks Diskusi
 
diskusi.pdfknnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
diskusi.pdfknnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnndiskusi.pdfknnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
diskusi.pdfknnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
 
Mempersiapkan Rapat
Mempersiapkan RapatMempersiapkan Rapat
Mempersiapkan Rapat
 
Modul Pert 2.docx
Modul Pert 2.docxModul Pert 2.docx
Modul Pert 2.docx
 
KD 10.1 DISKUSI (macam macam)
KD 10.1 DISKUSI (macam macam)KD 10.1 DISKUSI (macam macam)
KD 10.1 DISKUSI (macam macam)
 
Ppt kelompok 1
Ppt kelompok 1Ppt kelompok 1
Ppt kelompok 1
 
Materi berbicara (diskusi dan ceramah)
Materi berbicara (diskusi dan ceramah)Materi berbicara (diskusi dan ceramah)
Materi berbicara (diskusi dan ceramah)
 
D i s k u r s u s
D i s k u r s u sD i s k u r s u s
D i s k u r s u s
 
8 komunikasi lisan_kelompok
8 komunikasi lisan_kelompok8 komunikasi lisan_kelompok
8 komunikasi lisan_kelompok
 
TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...
TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...
TEKNIK NEGOSIASI RANGKUMAN LOBI NEGOSIASI & MEMPENGARUHI ORANG LAIN SECEPAT K...
 
Memperkenalkan diri dan orang lain dalam forum resmi (1)
Memperkenalkan diri dan orang lain dalam forum resmi (1)Memperkenalkan diri dan orang lain dalam forum resmi (1)
Memperkenalkan diri dan orang lain dalam forum resmi (1)
 
Negosiasi
NegosiasiNegosiasi
Negosiasi
 
Rangkuman Teknik Negosiasi
Rangkuman Teknik NegosiasiRangkuman Teknik Negosiasi
Rangkuman Teknik Negosiasi
 
20100601 diskusi
20100601 diskusi20100601 diskusi
20100601 diskusi
 
Metode Persidangan
Metode PersidanganMetode Persidangan
Metode Persidangan
 

More from EDUCATIONAL TECHNOLOGY (20)

Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3
 
Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9
 
Bahan ajar TIK
Bahan ajar TIKBahan ajar TIK
Bahan ajar TIK
 
Artikel henry
Artikel henryArtikel henry
Artikel henry
 
Artikel paulina jd
Artikel paulina jdArtikel paulina jd
Artikel paulina jd
 
Kumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibranKumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibran
 
Pengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan OrganisasiPengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan Organisasi
 
Manajemen waktu
Manajemen waktuManajemen waktu
Manajemen waktu
 
Manajemen organisasi
Manajemen organisasiManajemen organisasi
Manajemen organisasi
 
Manajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasiManajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasi
 
Manajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasiManajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasi
 
Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasiKomunikasi organisasi
Komunikasi organisasi
 
Kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasionalKepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasional
 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku  organisasiKepemimpinan dan perilaku  organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
 
Iklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasiIklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasi
 
Efektivitas organisasi
Efektivitas organisasiEfektivitas organisasi
Efektivitas organisasi
 
Dinamika kelompok dalam organisasi
Dinamika kelompok dalam organisasiDinamika kelompok dalam organisasi
Dinamika kelompok dalam organisasi
 
Personal blog
Personal blogPersonal blog
Personal blog
 
Model pembelajaran
Model pembelajaranModel pembelajaran
Model pembelajaran
 
Gaya belajar visual
Gaya belajar visualGaya belajar visual
Gaya belajar visual
 

MANAJEMEN FORUM

  • 1. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 1 MANAJEMEN FORUM (TEKNIK DISKUSI & PERSIDANGAN) https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/ PENDAHULUAN Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut. Istilah ”Sidang” sebenarnya tidaklah menjadi hal yang asing ditelinga kita, karena hampir setiap waktu kita mendengar istilah itu, sebut saja sebagai contoh kita akrab dengan ungkapan ”sidang Pengadilan”, ”Sidang Istimewa”, ” sidang Rakyat”, ”Sidang Majelis”,”Sidang Dewan juri”, dan berbagai jenis sidang lainnya. Bahkan mungkin saja kita sering (minimal pernah) menjadi subyek pelaku yang terlibat aktif dalam sebuah proses persidangan. Apalagi bagi kita yang berkecimpung dalam dunia akademis, bahkan seorang aktifis mahasiswa, kita sebenarnya tealah menjadi bagian dari persidangan itu sejak lama. Persidangan adalah adalah suatu pertemuan formil antara bebarapa orang guna membicarakan sesuatu permasalahan untuk melahirkan keputusan. Dalam pengertian lain Persidangan merupakan salah satu sarana musyawarah dalam rangka pengambilan keputusan dengan menggunakan aturan-aturan yang jelas serta dikelola dengan manajemen yang baik. Jadi Pesidangan dapat disimpulkan bahwa sidang merupakan pertemuan formal yang dilakukan untuk mengambil suatu keputusan dengan aturan-aturan yang jelas. Sidang atau persidangan adalah salah satu kelengkapan organisasi yang mutlak harus dimiliki oleh setiap organisasi dimanapun dan apapun, karena ditangan persidangan inilah arah dan tujuan organisasi tersebut ditentukan. Melalui sidang pulalah baik buruknya sebuah laju organisasi dapat dievaluasi, sehingga lazimnya bagi sebuah organisasi, sidang memiliki kekuatan hukum tertinggi dibandingkan dengan kelengkapan organisasi yang lainnya. PENGERTIAN DAN TUJUAN DISKUSI Diskusi juga dapat diartikan sebagai sebuah proses tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas, lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan. Diskusi adalah suatu cara bertukar pikiran antara 2 orang atau lebih mengenai suatu topik tertentu. Yang terjadi dalam suatu diskusi adalah keadaan yang cukup menyenangkan, di mana para peserta mengutarakan pendapatnya masing-masing mengenai suatu subjek tertentu. Sifatnya berbentuk intelektual dan emosi tidak banyak berperan dalam bentuk bertukar pikiran ini. Diskusi adalah percakapan yang komunikatif antara dua orang atau lebih tentang menyepakati “make a deal” mengenai suatu topik pembicaraan . Diskusi adalah sebuah perdebatan yang bersifat informal
  • 2. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 2 Menurut saya Diskusi Adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok dalam proses tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas. PERSYARATAN DISKUSI 1. Berkomunikasi dalam kelompok dengan catatan :Tata tertib tidak ketat, setiap orang diberi kesempatan berbicara, Kesediaan untuk berkompromi 2. Bagi peserta diskusi : Pengertian yang menyeluruh tentang pokok pembicaraan, Sanggup berpikir bebas dan lugas, Pandai mendengar, menjabarkan dan menganalisa, Mau menerima pendapat orang lain yang benar, Pandai bertanya dan menolak secara halus pendapat lain. 3. Bagi pemimpin diskusi :Sikap hati-hati,cerdas,tanggap, Pandai menyimpulkan, Sikap tidak memihak POLA-POLA DISKUSI 1. Prasarana Penyajian bahan pokok oleh satu atau beberapa orang pembicara dengan prasaran tertulis (makalah, kertas kerja), Tanggapan terhadap bahan pokok oleh pembicara lain (penyanggah / pembahas) Tanggapan peserta diskusi (forum) terhadap bahan pokok 2. Ceramah Seorang / lebih penceramah menguraikan bahan pokok, Tanggapan, sanggahan atau pertanyaan dari forum untuk meminta penjelasan yang lebih teliti. 3. Diskusi Panel Bahan pokok disajikan oleh beberapa panelis. Panelis meninjau masalah dari segi tertentu, Tanggapan, sanggahan atau pertanyaan forum untuk meminta penjelasan dari panelis. 4. Brainstorming Bahan pokok yang dipersiapkan ditawarkan kepada peserta diskusi oleh pimpinan, Tiap peserta diminta pendapat dan gagasannya. Sebanyak mungkin orang diajak bicara dan setiap ide dicatat, Berbagai ide disimpulkan dan ditarik benang merahnya. Kesimpulan ini kemudian dijadikan kerangkan pembicaraan dan pembahasan lebih lanjut. PENGERTIAN DAN TUJUAN SIDANG Sidang menurut saya hanyalah kata lain (sinonim) dari beberapa istilah yang senada dan sudah akrab ditelinga kita, seperti kata rapat, pertemuan (meeting), atau bahkan musyawarah, karena secara prinsipil istilah ini punya substansi yang sama. Persidangan dengan segala macam unsurnya adalah suatu pengetahuan dan wawasan yang harus dimiliki oleh para aktifis, organisatoris, fungsionaris, juga orang banyak berhadapan dengan situasi formal. Maka ketika kita mendefinisikan persidangan, tidak bisa dilepaskan dari makna yang terkandung dari kata rapat/pertemaun atau musyawarah. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:1984) mendefinisikan sidang sebagai sebuah kegiatan berkumpulnya sekelompok orang untuk membicarakan
  • 3. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 3 sesuatu permasalahan. Selanjutnya Hornby Oxford Dictionary (1087:529) mendefinisikan meeting dengan coming together of a number of persons at certain time and place, esp. For discussion a certain topic (berkumpulnya sekelompok orang pada suatu waktu dan tempat, biasanya untuk mendiskusikan suatu permasalahan). Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa persidangan adalah pertemuan formal organisasi guna membahas masalah tertentu dalam upaya untuk menghasilkan keputusan yang dijadikan sebagai sebuah Ketetapan. Keputusan dari persidangan ini akan mengikat kepada seluruh elemen organisasi selama belum diadakan perubahan atas ketetapan tersebut. Ketetapan ini sifatnya final sehingga berlaku bagi yang setuju ataupun yang tidak, hadir ataupun tidak hadir ketika persidangan berlangsung. Secara umum sidang sendiri memiliki pengertian berkumpul, bermusyawarah dan berunding (Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia), sedangkan secara khusus pengertian sidang dapat lebih dispesifikkan lagi tergantung siapa dan apa tujuan diadakan persidangan. Bagi IMM Sidoarjo sidang secara formal dilakukan minimal setahun sekali guna melaporkan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus, Menentukan ketua baru pada Musyawarah Cabang (musycab) dll. Hal yang seirama dengan sidang yaitu rapat meskipun tidak sama persis. Dibawah ini ada beberapa pengertian rapat dari beberapa sumber, Namun pada dasarnya memiliki makna yang sama, Antara lain : 1. Rapat adalah pertemuan atau Kumpulan dalam suatu organisasi, perusahaan, instansi pemerintah baik dalam situasi formal maupun nonformal untuk membicarakan, merundingkan dan memutuskan suatu masalah berdasarkan hasil kesepakatan bersama 2. Rapat (pengertian luas) rapat dapat menjadi sebuah permusyawaratan, yang melibatkan banyak peserta dan membahas banyak permasalahan penting. 3. Rapat (pengertian sempit) dapat berupa diskusi yang hanya melibatkan beberapa peserta dengan pembahasan yang lebih sederhana. Dalam Sub bab ini hal-hal yang berkaitan dengan permusyawaratan tidak lagi diuraikan, dan lebih kepada rapat dalam pengertian umum/sederhana secara teknis. 4. Rapat merupakan suatu bentuk media komunikasi kelompok resmi yang bersifat tatap muka, yang sering diselenggarakan oleh banyak organisasi, baik swasta maupun pemerintah. 5. Rapat merupakan alat untuk mendapatkan mufakat, melalui musyawarah kelompok. 6. Rapat merupakan media yang dapat dipakai unttuk pengambilan keputusan secara musyawarah untuk mufakat. Jadi Rapat adalah forum yang bersifat formal bagi pengambilan kebijakan organisasi dalam bentuk keputusan, kesepakatan atau lainnya tanpa harus didahului oleh konflik. Musyawarah adalah forum informal sebagai sarana pengambil keputusan, kesepakatan, penyebaran informasi atau lainnya dalam sebuah institusi tanpa harus didahului oleh konflik Pelaksanaannya, untuk sidang umum maksimal 1 kali dalam satu periode kepengurusan, sedangkan untuk sidang-sidang yang lain dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Contoh Rapat :Rapat kerja (Raker), Munas, Muktamar, Mubes, Musda dan lain sebagainya.
  • 4. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 4 JENIS-JENIS SIDANG 1. Sidang Merupakan pertemuan formal untuk menghasilkan sutau putusan dengan menggunakan aturan-aturan yang jelas. Sidang dilakukan dalam sebuah rungan, yang dipimpin oleh pimpinan sidang yang disebut dengan presidium. 2. Musyawarah Pertemuan formal yang didalam pelaksanaanya mencakup didalamnya rapat, sidang dan diskusi. 3. Diksusi Pertemuan dua orang atau lebih membicarakan sesuatu. Bisa dilakukan dimana saja. 4. Rapat Pertemuan formal membicarakan rencana-rencana yang berkaitan dengan kepentingan organisasi atau sesuatu hal yang akan dikerjakana bersama- sama kedepanya. Dipimpin oleh pimpinan rapat, bisa dilakukan dalam ruangan atau lapangan terbuka. KLASIFIKASI PERSIDANGAN A. Ditinjau dari segi peserta 1. Sidang paripurna sidang yang dihadiri seluruh komponen peserta sidang. 2. Sidang Komisi  Sidang ini hanya diikuti oleh anggota komisi saja untuk memudahkan perumusan dan pengambilan kebijakan sementara sehingga pembahasan bidang yang telah ditentukan lebih terfokus. Keputusan pada sidang komisi bersifat non permanen (dapat berubah) kemudian dibawa kedalam sidang pleno untuk mendapat keputusan terakhir.  Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisi  Anggota masing-masing Komisi adalah peserta dan peninjau yang ditentukan oleh Sidang Pleno  Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang Sekretaris Sidang Komisi  Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam Komisi tersebut  Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari Komisi yang bersangkutan 3. Sidang Pleno Biasa disebut sidang besar yang diikuti oleh seluruh peserta sidang tanpa kecuali. Sidang pleno dilakukan untuk memberi keputusan final agenda sidang yang telah dirumuskan sebelumnya pada sidang komisi. Pembahasan agenda, tatib, dan LPJ menggunakan sidang jenis ini. 4. Sidang istimewa sidang yang membahas al-hal yang krusial atau mendesak dalam organisasi.
  • 5. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 5 B. Ditinjau dari Keputusan a. Kongres/Munas/Muktamar b. Konferensi/Muscab c. Musyawarah daerah d. Rapat Anggota C. Ditinjau dari Jabatan Peserta Sidang a. Rapat presidium b. Rapat pengurus c. Rapat pleno d. Rapat bagian/dept./sie e. Rapat Pimpinan BENTUK –BENTUK PERSIDANGAN 1. Sidang Terbuka : sebuah forum persidangan yang dihadiri oleh berbagai kalangan, misal para undangan, peserta siding, panitia pelaksana(Organizing Committee (OC) dan Steering Committee(SC)) 2. Sidang Tertutup yaitu forum persidangan yang dibuka hanya untuk kalangan tetentu saja, misalnya khusus dihadiri oleh peserta sidang dan Steering Committee FORMASI PERSIDANGAN Formasi persidangan yang sering digunakan yaitu : 1. Formasi lingkaran 2. Formasi U 3. Formasi segi empat 4. Formasi bangku sekolah 5. Formasi sejajar 6. dan lain-lain. TEMPAT PERSIDANGAN Dalam persidangan dibutuhkan tempat yang kondusif bagi kelancaran sidang. Syarat tempat persidangan yaitu:  Cukup luas dan menampung semua peserta  Sistem sirkulasi yang baik, dianjurkan diruangan AC  Ruangan bersih dan sehat  Nyaman  Keamanan terjamin  Cukup air dan terdapat WC yang layak  Ada tempat untuk sholat  Memiliki ruang untuk sidang-sidang komisi
  • 6. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 6 PERSIAPAN DALAM PERSIDANGAN 1. Agenda 2. Kertas kerja 3. Tatib 4. Peserta sidang WAKTU SIDANG Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengukur waktu sidang, yaitu:  Memperhitungkan kesempatan para peserta untuk hadir  Jadual bersidang tergantung pada besarnya masalah  Tidak mengganggu waktu sholat  Memperhitungkan waktu istirahat  Pemakaian waktu seefisien mungkin  Tentuksn batas waktu berakhirnya persidangan  Diberitahukan kepada semua peserta, sehingga dapat lebih memperhatikan waktu ALAT DALAM PERSIDANGAN 1. Palu Merupakan suatu alat yang penting dalam melaksanakan sebuah persidangan. Palu berfungsi sebagai pengontrol utama sebuah sidang. 2. Papan tulis 3. Proyektor jika dibutuhkan 4. Pengeras suara BEBERAPA MACAM SIDANG 1. Sidang Komisi  Sidang ini hanya diikuti oleh anggota komisi saja untuk memudahkan perumusan dan pengambilan kebijakan sementara sehingga pembahasan bidang yang telah ditentukan lebih terfokus serta untuk pematangan materi sebelum diplenokan (membahas lebih spesifik,rinci,detail pada pokok permasalahan masing-masing komisi yang telah ditentukan pada sidang pleno).  Dipimpin oleh Ketua komisi serta dibantu sekretaris.  Ketua komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam Komisi tersebut  Sidang komisi beranggotakan peserta dan peninjau yang ditentukan oleh sidang pleno  Keputusan pada sidang komisi bersifat non permanen (dapat berubah) kemudian dibawa kedalam sidang pleno untuk mendapat keputusan terakhir. 2. Sidang sub komisi Sidang ini lebih terbatas dalam sidang komisi guna mematangkan materi lanjut.
  • 7. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 7 3. Sidang Pleno  Biasa disebut sidang besar yang diikuti oleh seluruh peserta sidang tanpa kecuali (peserta dan peninjau).  Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang  Sidang Pleno biasanya dipandu oleh Steering Committee  Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan Permusyawaratan  Sidang pleno dilakukan untuk memberi keputusan final agenda sidang yang telah dirumuskan sebelumnya pada sidang komisi.  Termasuk kedalam kategori sidang ini adalah Sidang pendahuluan yang biasanya untuk menetapkan jadual, tata tertib, pembahasan agenda dan pemilihan presidium sidang. Sidang mengesahkan laporan pertanggung jawabanyang dipimpin oleh presidium sidang. 4. Sidang paripurna  Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan  Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang  Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan yang berhubungan dengan Permusyawaratan  biasanya berisi tentang pengesahan akhir hasil-hasil sidang UNSUR & KELENGKAPAN SIDANG Untuk melaksanakan sidang dibutuhkan beberapa kelengkapan, seperti : 1. Pimpinan Sidang Pimpinan sidang adalah orang yang bertindak memimpin persidangan, ia wajib mengatur jalannya persidangan. Seorang pemimpin sidang dituntut untuk bersikap adil dan bijaksana dalam menyikapi pendapat-pendapat yang berkembang dalam persidangan. Ditangannyalah kesepakatan-kesepakatan dalam persidangan ditetapkan. Jumlah pimpinan sidang haruslah berjumlah ganjil, karena adakalanya forum membutuhkan suara pimpinan sidang dalam pengambilan keputusan, jumlah minimal 3 orang dan maksimal berapapun asalkan ganjil dan sesuai kesepakatan peserta sidang. Pimpinan sidang memiliki hak yang sama dengan peserta sidang. Satu sebagai notulen dan dua orang pimpinan sidang yang lain secara bergantian memimpin sidang sesuai kesepakatan. Seorang pimpinan rapat atau presidium sidang harus mempunyai sikap sebagai berikut : a. Aktif serta mampu memberikan bimbingan yang tegas. b. Diterima oleh peserta sebagai pimpinan sidang c. Bisa berbicara dengan jelas dan terarah serta tegas dan keras d. Mempunyai keterampilan yang tinggi dalam memimpin rapat atau sidang. e. Sikap dan penampilan yang cerah. f. Pandangan mata yang merata pada semua peserta. g. Memperhatikan nada dan kalimat dari pembicara. h. Tidak terlalu tegang dan terlalu serius. i. Tidak memancing perdebatan tapi harus bisa menyimpulkan suatu masalah jika terjadi perdebatan
  • 8. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 8 Pemilihan pimpinan sidang: a. Dipilih oleh peserta sidang b. Karena jabatan/kedudukan Tugas dan Kewajiban seorang pimpinan sidang adalah : a. Mengarahkan jalannya sidang untuk menyelesaikan permasalahan b. Sebagai penengah pertengkaran jika terjadi. c. Sebagai pencari alternatif jika pembicaraan mengalami kebuntuan. d. Sebagai pemberi semangat jika peserta lesu. e. Sebagai penyimpul akhir dari keputusan sidang. f. Meminta persetujuan peserta sidang untuk menyusun agenda tata tertib g. Menjelaskan masalah yang dibahas h. Manjaga kelancaran dan ketertiban sidang i. Memberikanmasalah, menyalurkan/mengarahkan pendapat/pembicaraan peserta. j. Menyimpulkan hasil pembicaraan dan menjelaskan kembali k. Mengusahakan agar mendapatkan kesepakatan dan keputusan. Syarat-syarat pimpinan sidang : a. Mempunyai jiwa kepemimpinan (leadership) b. Berpengetahuan luas. c. Mengetahui tata cara sidang. d. Berpengalaman. e. Bijaksana. f. Bertanggung jawab g. Penyabar.bersikap adil. h. Disiplin. i. Simpatik dan menarik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memimpin sidang : a. Menghindari pembahasan yang berulang b. Menfokuskan permasalahan hanya pada satu permasalahan c. Memahami dan menganalisis sumber permasalahan d. Menghindari kata-kata yang memberikan tawaran luas kepada kepada forum sidang, seperti: Bagaimana? 2. Peserta Sidang Peserta sidang adalah orang yang memiliki kepentingan untuk bersidang, berkewajiban untuk mengikuti dan menjaga kelancaran jalannya persidangan (mentaati tata tertib). Peserta sidang berhak mengajukan pertanyaan, pernyataan, penolakan dan meminta penjelasan, klarifikasi mengenai suatu hal. Selain itu peserta sidang berhak pula untuk menggunakan suaranya dalam pengambilan keputusan. Dengan kata lain segala sesuatu dapat terjadi dalam persidangan asalkan atas kesepakatan peserta sidang, karena segala keputusan ada ditangan peserta sidang. Peserta sidang ditentukan berdasarkan tata tertib yang telah disepakati. Biasanya terdiri dari peserta aktif dan peserta peninjau. Seluruh hak dan kewajiban peserta diatur di tatib. Harus ikut berpartisipasi dalam mencari penyelesaian permasalahan yang dibicarakan serta ikut serta dalam menyumbangkan buah fikiran yang positif dan bermanfaat. Cara memberikan pendapat atau argumentasi yang baik :
  • 9. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 9 a. Amati masalah yang akan dibahas. b. Susun pertanyaan atau argumentasi atas masalah yang ada. c. Kemukakan alas an yang logis dan dapat diterima peserta lain. d. Hati-hati dalam merangkum pendapat. e. Tidak berbelit-belit. f. Tenang dan tidak emosi. g. Sabar menunggu giliran berbicara. h. Suara jelas dan terarah 3. Peninjau Peninjau adalah orang yang hadir dalam persidangan kecuali peserta dan pimpinan sidang. Peninjau memiliki kewajiban yang sama dengan peserta sidang. Peninjau memiliki hak yang sama dengan peserta sidang. Tetapi peninjau tidak dapat menggunakan hak suaranya dalam pengambilan keputusan. 4. Palu Sidang Palu sidang adalah palu yang digunakan untuk menetapkan suatu keputusan, palu sidang merupakan nyawa dari persidangan, karena walaupun keputusan telah disepakati, tidak akan sah apabila tidak ada palu sidang untuk menetapkannya. 5. Draft Sidang Draft sidang adalah draft yang berisi permasalahan-permasalahan dan bahan yang akan dibahas dalam persidangan. Biasanya terdiri dari draft tatib, AD/ART, PPO, GBHK, dll yang disusun sebelumnya oleh tim perumus sidang atau panitia khusus. 6. Konsideran Lembar konsideran adalah kertas yang berisi lembaran keputusan- keputusan apa saja yang akan diambil dalam persidangan. Namun, selain hal-hal diatas masih ada beberapa kelengkapan yang diperlukan dalam persidangan, seperti ruangan, kursi, meja, taplak serta kelengkapan lain yang dibutuhkan. 7. Quorum & Pengambilan Keputusan Quorum adalah syarat sahnya sidang untuk dapat diadakn, karena tingkat qauorum menunjukkan sejauh mana tingkat representasi dari peserta sidang. Semakin tinggi jumlah quorum, semakin tinggi pula tingkat representasi dari sidang tersebut. Persidangan dinyatakan syah/quorum apabila dihadiri oleh sekurang- kurangnya ½ + 1 dari peserta yang terdaftar pada Panitia (bisa juga ditentukan melalui konsensus) Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak berhasil diambil melalui suara terbanyak (½ + 1) dari peserta yang hadir di persidangan Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak terjadi suara seimbang, maka dilakukan lobbying sebelum dilakukan pemungutan suara ulang sampai menemukan selisih
  • 10. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 10 8. Notulensi Bertugas untuk mencatat jalannya persidangan. Mencatat setiap usulan dan keputusan serta merekapitulasi catatan sidang. Biasa ditugaskan pada presidium sidang III atau petugas khusus. KETENTUAN SIDANG Dalam persidangan ada beberapa ketentuan mendasar yang harus dipahami oleh pimpinan, peserta dan peninjau sidang, diantaranya : 1. Serah Terima Pimpinan Sidang Dalam serah terima tersebut kedua belah pihak berdiri berhadapan, kemudian pihak yang menyerahkan mengetuk palu sidang kemeja 1 kali kemudian berkata “dengan mengucap Bismillahirrohmannirrahim palu sidang saya serahkan”. Kemudian pihak penerima menerima palu sidang lalu mengetuk palu sidang kemeja 1 kali lalu berkata “dengan mengucap Bismillahirrohmannirrahim palu sidang saya terima”. Selanjutnya sidang dapat dilanjutkan kembali. 2. Penggunaan Palu Sidang a. Cara mengetuk palu sidang Cara mengetuk palu sidang adalah palu sidang diangkat setinggi kurang lebih 10-15 cm dari meja dengan sudut kemiringan kira-kira 50°-60°, kemudian diketuk dengan suara kira-kira dapat terdengar oleh seluruh orang yang hadir. b. Jumlah ketukan  1 kali ketukan :  serah terima pimpinan sidang  pengesahan keputusan  Menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya tidak terlalu lama (biasanya skor 1X??menit, dll) sehingga peserta sidang tidak perlu meninggalkan tempat sidang.  2 kali ketukan :  pembukaan dan pencabutan skorsing  melakukan lobying  3 kali ketukan :  pembukaan dan penutupan sidang  pembukaan dan penutupan sidang pleno  pengesahan ketetapan final /akhir hasil sidang  Ketukan Berkali-kali (lebih dari tiga)  Peringatan atau meminta perhatian peserta rapat 3. Interupsi Interupsi adalah menyela atau meminta waktu kepada pimpinan sidang untuk berbicara dan menemukakan pendapat. Dalam persidangan, umumnya terdapat beberapa jenis tingkatan interupsi, yaitu : 1. Interupsi point of order : Digunakan untuk berbicara (mengemukakan pendapat) bersifat umum mengenai suatu hal, juga dapat digunakan untuk bertanya dan meminta kejelasan.
  • 11. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 11 2. Interupsi Point of information : Digunakan apabila ingin memberikan suatu informasi yang berkaitan dengan permasalah yang sedang dibahas. Interupsi ini memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari yang pertama. 3. Interupsi Point of justification : Digunakan apabila menyatakan kesepakatan / setuju pada sebuah argumentasi. 4. Interupsi point of clarification : Digunakan apabila ingin mengklarifikasi suatu permasalahan. Interupsi ini memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari yang kedua. 5. Interupsi point of privillage : Digunakan apabila akan mengajukan ketersinggungan terhadap seseorang ataupun sesuatu hal. Interupsi ini memiliki tingkatan yang tertinggi, dengan kata lain siapapun yang mengajukan interupsi ini harus lebih diperhatikan 6. Interruption of explanation : Bentuk interupsi untuk menjelaskan suatu pernyataan yang kita sampaikan agar tidak ditangkap keliru oleh peserta lain atau suatu pelurusan terhadap pernyataan kita. 7. Interruption of personal : Bentuk interupsi yang disampaikan bila pernyataan yang disampaikan oleh peserta lain sudah diluar pokok masalah dan cenderung menyerang secara pribadi. Pelaksanaan Interupsi : Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara setelah mendapat ijin dari Presidium Sidang Interupsi diatas interupsi hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan. Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan mengendalikan jalannya persidangan, maka Panitia Pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil alih jalannya persidangan, atas permintaan Presidium Sidang dan atau Peserta Sidang 4. Skorsing Skorsing adalah pengambilan waktu rehat dalam persidangan untuk keperluan tertentu, misalkan terjadi dead lock (kebuntuan) dalam persidangan dan untuk meencairkan suasana diamblilah langkah skorsing. Lamanya skorsing ditentukan oleh pimpinan sidang atas persetujuan peserta sidang dengan ketentuan sebagai berikut : a. Skorsing terbatas, Skorsing yang lama waktunya ditentukan, contohnya 2×2,5 menit, 2×5, 2×10 menit, dan seterusnya tergantung kebutuhannya. Untuk skorsing terbatas ini lazimnya diawali dengan perkataan “skorsing 2x…menit dibuka” atauapabila waktu skorsing yang disepakati terhitung lama boleh juga menggunakan “skorsing sampai…dibuka”. b. Skorsing tak terbatas, Skorsing diambil disebabkan oleh suatu hal darurat yang terjadi dalam persidangan, sehingga menyebabkan lamanya waktu skorsing tidak dapat ditentukan. Lazimnya diawali dengan perkataan “skorsing untuk waktu yang tidak terbatas dibuka”. 5. Lobbying Lobbying adalah penentuan jalan tengah atas konflik dengan skorsing waktu untuk menyatukan pandangan melalui obrolan antara dua pihak atau lebih yang
  • 12. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 12 bersebrangan secara informal. suatu merupakan suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan. 6. Peninjauan Kembali (PK) mekanisme yang digunakan untuk mengulang kembali pembahasan/ putusan yang telah ditetapkan 7. Pembekuan Sidang Langkah yang diambil apabila sidang, dikarenakan suatu hal terus menerus mengalami kebuntuan ( dead lock terus-menerus) dan setelah melalui jalan skorsing tak terbataspun tetap saja mengalami kebuntuan. Bila hal ini terjadi, pimpinan sidang atas persetujuan peserta sidang berhak membekukan sidang, dengan catatan ini adalah langkah terakhir yang diambil setelah semua usaha yang dilakukan tetap tidak membuahkan hasil. Apabila hal ini dilaksanakan (sidang dibekukan), maka secara otomatis organisasi yang bersangkutan pun akan ikut membeku. 8. Hak dan kewajiban Peserta, Peninjau, Presidum sidang  Peserta Penuh o Hak peserta penuh :  Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis  Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan  Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan  Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan o Kewajiban peserta penuh :  Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan  Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan  Peserta Peninjau  Hak Peninjau: Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapatdan menajukan usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis  Kewajiban Peninjau:  Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan  Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan  Presidium Sidang Presidium Sidang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan peserta penuh ditambah dengan ketentuan sebagai berikut :  Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui Sidang Pleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah  Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya persidangan seperti aturan yang disepakati peserta  Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib persidangan
  • 13. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 13  Syarat-syarat Presidium Sidang :  Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung jawab  Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan dan wawasan luas  Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritis  Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi persidangan  cerdik  Sikap Presidium Sidang :  Simpatik, menarik, tegas dan disiplin  Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan  Adil, bijaksana dan menghargai pendapat peserta  Kharisma  Tata Tertib Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat persidangan dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dimasyarakat.  Sanksi-sanksi  Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran, dan usulan peserta siding yang lain.  Biasanya, mekanisme dalam pemberian sanksi didahului oleh peringatan kepada peserta (biasanya sampai 3 kali), kemudian dengan kesepakatan bersama, presidium sidang boleh mengeluarkan peserta tersebut dari forum, atau mengambil kebijakan lain dengan atau tanpa kesepakatan peserta sidang yang lain. ETIKA PERSIDANGAN Karena persidangan dimaksudkan untuk pemecahan masalah demi kepentingan bersama, maka semua komponen yang terlibat dalam prosesi persidangan semestinya menghormati beberapa etika yang berlaku dalam persidangan atau musyawarah. WAMY (World Assembly Moslem Youth) memberikan beberapa etika yang perlu kita ingat dalam prosesi persidangan, antara lain: a. Memulai dengan niat yang baik b. Menciptakan suasana yang kondusif c. Mengakui adanya perbedaan pendapat d. Tidak mendominasi pembicaraan b. Mendengarkan dengan baik c. Berbicara singkat dan jelas d. Memperhatikan titik persamaan e. Tidak fanatik dengan diri sendiri dan mengakui kesalahan f. Menahan amarah g. Tidak menyerang dan mematahkan h. Merendahkan suara
  • 14. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 14 PANDUAN BAGI PENYELENGGARA SIDANG 1. Hari- hari sebelum sidang a. Atur peran dan pembagian tugas dengan jelas b. Sebarkan undangan kesemua peserta sidang c. Persiapkan dan cek semua peralatan dan kebutuhan yang perlukan seoptimal mungkin (buat daftar check list) d. Siapkan semua dokumen/referendi yang diperlukan, antara lain:  Kamus besar bahasa indonesia  Peraturan/hukum yang digunakan  Draft konsideran  Draft masalah yang akan dibahas  Daftar hadir peserta sidang 2. Sebelum memulai sidang a. Draft masalah yang akan dibahas b. Draft konsideran c. Draft hadir peserta sidang 3. Saat pelaksanaan sidang a. Kontrol waktu / ingatkan pimpinana sidang b. Menyediakan semua kebutuhan sidang 4. Selesai sidang Setelah selesai persidangan, penyelenggara harus kembali merapikan dan memberikan laporan hasil persidangan. MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN Persidangan dinyatakan syah/quorum apabila dihadiri oleh sekurang- kurangnya ½ n + 1 dari peserta yang terdaftar pada Panitia (OC) dan Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak berhasil diambil melalui suara terbanyak (½ + 1) dari peserta yang hadir di persidangan. Proses pengambilan keputusan bisa bersifat: a. Kualitatif Yaitu Saling menyatakan pendapat masing-masing peserta b. Interpretasi Yaitu penafsiran pendapat agar dapat pengertian yang jelas c. Diferensiasi Yaitu terdapat perbedaan pendapat secara perorangan d. Motifikasi Yaitu motif pendapat yang sama dikumpulkan, sehingga diperoleh gambaran yang jelas. e. Polsrisasi Yaitu pendapat yang sama dikumpulkan, sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas. f. Kontradiksi Yaitu terjadi konflik akibat perbedaan pendapat yang menajam g. Integrasi Pernyataan semua pendapat yang merupakan simpulan yang dapat diterima oleh semua peserta.
  • 15. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 15 Lazim berlaku dalam banyak persidangan bahwa untuk mengambil sebuah keputusan, mereka melewati langkah-langkah berikut: a. Mengambil keputusan dengan ”musyawarah mufakat” Hal ini adalah mekanisme yang paling baik dimanan semua orang yang hadir sama-sama setuju dengan keputusan yang akan diambil tanpa adanya paksaan dari orang lain. b. Mengambil keputusan dengan suara terbanyak (Vooting) Tidak jarang terjadi kebuntuan peserta sidang tentang suatu permasalahan yang seharusnya segera diputuskan. Artinya ada banyak pendapat tentang permasalahan tersebut, maka ketika ”musyawarah mufakat” sudah diusahakan secara maksimal, termasuk Lobying namun ternyata gagal (tidak bisa lagi dicapai), maka tidak ada pilihan lain kecuali keputusan harus diambil dengan cara pemungutan suara (Vooting). Karena ini adalah mekanisme yang telah disepakati, bagi pihak yang tidak memiliki suara tyerbanyak harus (kalah vooting) harus tetap konsisten dan menghormati keputusan tersebut. ISTILAH DALAM PERSIDANGAN  Skorsing. Menghentikan karena ada sesuatu yang perlu atau penundaan acara sidang untuk sementara waktu atau dalam waktu tertentu pada waktu sidang berlangsung.  Lobby. Suatu cara untuk mempengaruhi lawan ataupun kawan dalam mengambil keputusan atau menyepakati suatu masalah/persoalan guna mencapai hasil yang diinginkan atau penentuan jalan tengah atas konflik dengan skorsing waktu untuk menyatukan pandangan melalui obrolan antara dua pihak atau lebih yang berseberangan secara informal. Lobby terbagi dua,yaitu : Lobby dalam persidangan dan Lobby diluar persidangan.  Pending : memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan tujuan tertentu seperti istirahat, lobby, penundaan sidang.  PK (Peninjauan Kembali) : mekanisme yang digunakan untuk mengulang kembali pembahasan/putusan yang telah ditetapkan  Mohon bicara : meminta izin untuk memberikan pendapat.  Kliring : memotong pembicaraan diatas interupsi.  Interupsi : Memotong pembicaraan/menyela pembicaraandikarenakan ada hal-hal yang sangat penting untuk diungkapkan.  Quorum Adalah syarat sahnya sidang untuk dapat diadakan, karena tingkat quorum menunjukkan sejauh mana tingkat representasi dari peserta sidang. Semakin tinggi jumlah quorum, semakin tinggi pula tingkat representasi dari sidang tersebut.  Draft Materi Sidang Meliputi bahan-bahan yang akan dibahas dalam persidangan. Biasanya terdiri dari draft Tatib, AD/ART, PPO, GBHK, dll yang disusun sebelumnya oleh tim perumus sidang atau panitia khusus.  Notulis adalah Orang yang mencatat setiap persitiwa selama proses persidangan berlangsung.  Kualifikasi adalah kesempatan untuk saling berargumentasi antar peserta sidang terhadap suatu persoalan.  Interpretasi adalah Penjelasan terhadap permasalahan agar mendapatkan informasi yang lebih tepat dan tema yang berkembang menjadi dimengerti.
  • 16. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 16  Debat adalah suatu bentuk tukar pikiran dengan tanpa aturan tertentu yang masing-masing peserta tidak mau menerima pendapat orang lain.  Kontradiksi ialah perbedaan pendapat yang menajam sehingga terkadang diskusi harus diskors (diberhentikan sementara waktu).  Aklamasi adalah kesepakatan dalam suatu sidang/rapat dengan suara bulat persetujuan yang tidak lagi memerlukan pemungutan suara.  Mosi ialah usul untuk merubah sesuatu atau meniadakan sama sekali suatu keputusan sidang mengenai suatu masalah setelah diperdebatkan dan disahkan.  Amandemen ialah perubahan yang diajukan terhadap suatu usul.  Musyawarah mufakat, yaitu pengambilan keputusan berdasarkan kesepakatan bersama secara aklamasi.  Voting, yaitu pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak. Bisa dilakukan secara terbuka atau tertutup.  Formatur, yaitu peserta sidang yang dipilih untuk membantu tugas ketua terpilih dalam menyusun kepengurusan  Dead Lock, yaitu suasana musyawarah yang macet akibat masing-masing pihak berpegang kukuh pada argumentasinya, tidak ada yang mengalah, maka sidang dihentikan.  Walk Out, yaitu peserta sidang meninggalkan acara sidang sebagai protes atau ketidaksetujuan atas jalannya persidangan.  One Man One Vote, yakni setiap peserta memiliki hak satu suara dalam pengambilan keputusan secara voting  One Delegation One Vote, yaitu setiap delegasi/tim memiliki hak satu suara dalam pengambilan keputusan secara voting. CONTOH KALIMAT YANG DIPAKAI OLEH PRESIDIUM SIDANG  Membuka sidang “Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim, sidang pleno I saya nyatakan dibuka. ” tok…….tok…….tok  Menutup sidang “Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil „Alamin, sidang pleno I saya nyatakan ditutup.” Tok……..tok……..tok  Mengalihkan pimpinan sidang “Dengan ini pimpinan sidang saya alihkan kepada pimpinan sidang berikutnya” tok.  Mengambil alih pimpinan sidang “Dengan ini pimpinan sidang saya ambil alih ” tok  Menskorsing sidang “Dengan ini sidang saya skorsing selama 15 menit” tok……….tok.  Mencabut skorsing “Dengan ini skorsing 15 menit saya cabut dan saya nyatakan sidang dilanjutkan” tok…….tok.  Memberi peringatan kepada peserta sidang Tok………. “Peserta sidang harap tenang !”
  • 17. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | MANAJEMEN FORUM 17 PERBEDAAN ANTARA SIDANG DENGAN DISKUSI 1. Waktu Perencanaan (Sidang terencana sedangkan diskusi lebih bersifat insidental) 2. Jenis dan Kuantitas Peserta (Sidang harus memenuhi syarat-syarat sahnya sidang 3. Materi (sidang terdiri dari 1 jenis materi, sedangkan diskusi tidak terbatas) 4. Kekuatan hukum. (Sidang lebih memiliki kekuatan hukum) PENUTUP Kepiawaian dalam memimpin sidang maupun kemampuan dalam berdiskusi tidak dapat hanya dengan membaca dan memahami materi ini, tetapi dibutuhkan pengalaman, oleh karena itu sangat perlu bagi seseorang mengasah dirinya dan berpartisipasi aktif dalam setiap pertemuan formal maupun informal di setiap organisasi. Semoga materi ini bermanfaat bagi rekan-rekan dalam menjalani kehidupan organisasi dimana saja. Tinggilah Imanmu, Tinggilah Ilmumu, Tinggilah Pengabdianmu, Agar semua menjadi satu. Keterangan : Diolah dari berbagai sumber sesuai kebutuhan