SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
BAHRUR ROSYIDI | AWARENESS TRAINING 1
MODEL PEMBELAJARAN
PELATIHAN KESADARAN DIRI
(AWARENESS TRAINING)
Initiators :
Fritz Perts & William Schutz
https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/
SEKENARIO
“ Saya ingin kalian membentuk sebuah lingkaran”, permintaan Mr. Homulka yang
ditujukan kepada 6 orang. Dan siswa berdiri di tengah kelas setelah meja disingkirkan untuk
membuat ruangan terbuka. Semunya bergandengan tangan. “sekarang, Tommy dan
Marrion, cobalah untuk masuk ke dalam lingkaran, dan sisanya dari kalian mencoba untuk
menjaga mereka agar tidak bisa masuk dalam lingkaran. Kalian harus menjaga tangan
kalian dan memperkuat lingkaran agar mereka tidak bisa masuk”.
Semua siswa terlihat sedikit bingung.
“Oke, sekarang,” katanya kepada Tommy dan Marion, “mari kita mulai”.
Tommy dan Marrion mulai ragu-ragu. Mereka mendapatkan sisi yang berlawanan
dengan lingkaran dan mulai mendorong siswa lain. Ketika lingkaran tetap kuat mereka
mendorong dengan lebih kuat. Tommy mencoba masuk di bawah lengan mereka, tetapi
tidak ada tempat untuk masuk ke dalam lingkaran. Perjuangan berlangsung selama
beberapa menit. Kemudian Mr. Homulka mengakhiri permainan tersebut.
Tommy dan Marrion menunjukkan ekspresi marah di wajah mereka, dan siswa
lainnya sedikit bingung.
"mari kita mulai dengan beberapa pengamat," saran Pak Homulka "apa yang kau
lihat?".
" kami melihat mereka mencoba untuk masuk," siswa satu.
"mulai lembut pada awalnya, tapi mereka semua benar-benar mendorong di akhir."
menjelang akhir semua orang terlihat marah. "
"bagaimana perasaanmu?" meminta salah satu siswa di lingkaran
"bagaimana perasaan Anda, Jane?" Mr Homulka mengarahkan pertanyaan ini pada salah
satu gadis dalam lingkaran.
"baik, pada awalnya saya pikir itu agak konyol, tapi kemudian saya mulai mendorong lebih
keras dan saya benar-benar tidak ingin mereka untuk masuk ke dalam saya pikir itu adalah
masalah ketika mereka masuk ke dalam lingkaran.."
Marion setuju, "itulah yang saya pikir Anda merasa kami adalah teman sekolah
kalian semua dan aku tidak bisa mengerti mengapa Anda ingin membuat saya keluar.."
begitu pula saya, "kata sally sambil menggeleng." itu seperti yang kita lakukan ini perasaan
yang datang bersama dengan itu
"itulah yang saya rasakan," mengangguk tommy. "pada awalnya saya pikir itu hanya konyol
dan kemudian saya tidak mengerti mengapa Anda ingin mereka membuat saya keluar saya
masih merasa marah tentang itu.."
para siswa mengeksplorasi hubungan manusia. Bapak Homulka menggunakan salah satu
dari serangkaian pelatihan kesadaran diri. Latihan dirancang untuk membantu siswa
mengeksplorasi perasaan eksklusif dan memiliki dan jenis-jenis perilaku manusia yang
membuat orang lain merasa lebih dan kurang diterima. banyak latihan, seperti dalam kasus
ini, adalah simulasi dari apa yang terjadi di dunia nyata. Menarik, perasaan umum dialami
BAHRUR ROSYIDI | AWARENESS TRAINING 2
dalam situasi sosial yang normal timbul dalam simulasi juga. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan pemahaman diri dan kesadaran perilaku sendiri dan orang lain, dan juga
untuk membantu siswa mengembangkan pola alternatif bagi pengembangan pribadi dan
sosial.
ORIENTASI MODEL
Tujuan dan Asumsi
Model Pembelajaran Pelatihan Kesadaran merupakan model pembelajaran yang
ditujukan untuk meningkatkan kesadaran manusia. Model ini dikembangkan oleh Milliam
Schutz. Ia menekankan pentingnya pelatihan interpersonal sebagai sarana peningkatan
kesadaran pribadi (pemahaman diri individu).
Schutz berpendapat ada empat jenis pengembangan yang diperlukan untuk merealisasi
potensi individu:
a. Fungsi tubuh
b. fungsi personal (termasuk akuisisi pengetahuan dan pengalaman, pengembangan
pemikiran yang logis dan berpikir kreatif, dan integrasi perkembangan intelektual).
c. pengembangan interpersonal,
d. hubungan individu dengan lembaga sosial, organisasi sosial, dan budaya. itu adalah
Pada hal yang ketiga (pengembangan interpersonal) yang akan lebih dijelaskan
pada bab ini.
Kesadaran menjadi sebuah kendala dalam pengembangan interpersonal.
Kebanyakan orang tidak bisa mengendalikan emosinya. Selain itu tidak menyadari apa yang
sebenarnya dirasakan dan bagaimana berperilaku. Schutz akhirnya merancang kegiatan
pembelajaran yang memfasilitasi respons emosional masyarakat. Melalui pengalaman
belajar ini, orang menjadi sadar bagaimana mereka bereaksi dan menangani situasi: apa
yang membuat mereka takut dan bagaimana mereka mengekspresikan ketakutan ini? apa
yang menyenangkan dan bagaimana kesenangan mereka dikomunikasikan? . Model ini
dirancang untuk menimbulkan perasaan dan untuk membantu orang mengenali mereka.
menurut Schutz salah satu cara utama adalah mengungkapkan perasaan adalah
melalui tubuh (nada suara, gerak tubuh, postur, ekspresi wajah dan otot). Dengan model ini
diharapkan akan mampu memberi kesadaran pada seseorang tentang perilakunya dan
emosi yang ada dibalik perilakunya. Selain itu, kita akan mampu membaca perasaan orang
lain sehingga kita bisa menempatkan diri kita ketika berhubungan dengan orang lain.
Dalam hubungan individu memiliki tiga kebutuhan dasar:
a. kebutuhan untuk inklusi : mengacu pada kebutuhan seseorang yang akan dirasakan,
diperhatikan, dan diberi perhatian yang wajar oleh orang lain. Bagian dari kebutuhan ini
diwujudkan oleh kebutuhan seseorang untuk mengidentifikasi dan berempati dengan dia
sebagai makhluk sesama.
b. kontrol adalah kebutuhan dasar kedua: kebutuhan untuk kontrol bervariasi sepanjang
kontinum dari keinginan untuk kekuasaan, otoritas dan kontrol atas orang lain.
Kebutuhan untuk dikendalikan dan memiliki tanggung jawab
c. kasih sayang, kita semua memiliki kebutuhan yang kuat untuk merasakan kasih sayang
dan untuk mengekspresikan dan menerima setiap kali kita dengan orang lain.
Kebutuhan dasar inilah yang harus terpenuhi sehingga kita bisa meningkatkan
pengembangan interpersonal. Jika salah satu kebutuhan tidak terpenuhi akan menimbulkan
masalah.
Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan inklusi mereka mungkin menunjukkan
perilaku yang asosial, sosial, atau oversocial. Orang asosial dan oversocial keduanya
memiliki takut diabaikan dan ditinggalkan. Orang asosial lebih suka menyendiri, jauh,
introvert, dan menarik diri, sementara orang oversocial adalah yang mencari orang dan tidak
dapat berdiri sendirian. Orang yang memiliki masalah dengan kontrol tidak nyaman dengan
BAHRUR ROSYIDI | AWARENESS TRAINING 3
kekuasaan dan pengambilan keputusan. Yang mendasari kesulitan mereka adalah takut
tidak kompeten, tak berdaya, atau tidak bertanggung jawab. Kebutuhan bervariasi dari
kebutuhan untuk mengendalikan orang lain dengan kebutuhan untuk dikendalikan oleh
orang lain. Kemerdekaan dan pemberontakan dapat mewakili kurangnya kemauan untuk
dikendalikan, sementara kepatuhan, ketundukan, dan pengarahan berikut menunjukkan
ketidakinginan untuk menerima kontrol. Orang yang takut kasih sayang tetap jauh dan
dangkal dalam hubungan mereka dengan orang lain. Mereka melihat diri mereka sebagai
penolakan dicintai dan ketakutan.
Strategi Encounter : permainan eksplorasi
Encounter adalah metode berhubungan manusia didasarkan pada keterbukaan dan
kejujuran, kesadaran diri, tanggung jawab, kesadaran tubuh, perhatian terhadap perasaan .
Biasanya terjadi dalam kelompok pengaturan. Strategi ini bebas tergantung bagaimana
menciptakan situasi sosial. Dalam permainan ini diberi kesempatan untuk memberlakukan
pola biasa agar mengalami perilaku dan menyertai emosi. Permainan menghasilkan konten
untuk diskusi kemudian ketika peserta dapat berbagi pikiran dan perasaan mereka. Mereka
juga menerima umpan balik dari orang lain dan, melalui pertemuan aturan, dibantu dalam
ekspresi langsung dari perasaan mereka.
Ada dua kelompok yaitu kelompok kesadaran dan kelompok pertemuan(encounter).
Dalam sebuah kelompok kesadaran permainan eksplorasi menghasilkan konten untuk
diskusi, yang terutama berbagi kesadaran. Dalam sebuah kelompok pertemuan itu kontak
sosial kurang terstruktur. Anggota berkumpul bersama dan bereaksi terhadap satu masalah
lain atau untuk dibawa oleh individu ke grup. Secara umum, kelompok kesadaran mulai
dengan langkah oleh guru (konselor, terapis, pemimpin kelompok) yang menimbulkan
masalah atau memberikan tugas. Ini memberikan seluruh kelompok atau mungkin, individu
yang dipilih, dengan kesempatan untuk menemukan daerah interpersonal dalam
pertumbuhan yang diinginkan (inklusi, mengendalikan, atau kasih sayang).
Contoh :
Dalam sebuah kelas berukuran rata-rata dua belas siswa secara diam-diam
berseliweran dengan mata tertutup, secara bergantian melakukan kontak dengan satu orang
dan kemudian bergeser ke yang lain, semua tanpa kata-kata. Kadang-kadang siswa akan
tinggal dengan orang yang mereka sentuh. Lebih sering mereka berkomunikasi nonverbal
yaitu dengan jabat tangan, beradu kepalan tangan dengan yang lain, dan kemudian pindah
ke orang lain. Kadang-kadang mereka "memperkenalkan" dua orang untuk satu sama lain.
Itu sulit dilakukan tanpa kata-kata. Kelompok itu diatur dalam lingkaran. Kebanyakan orang
yang terhubung ke orang-orang di kedua sisi. Beberapa tidak.
Beberapa saat kemudian, pemimpin-fasilitator meminta semua orang untuk membuka
matanya dan duduk di lantai dalam lingkaran kecil. Dia mulai dengan berbagi beberapa
pengamatan dengan kelompok. Dari situ kita belajar bahwa setiap orang telah diberi nomor
rahasia dan tugasnya adalah untuk menemukan nomor yang masuk di kedua sisi mereka.
Mereka juga diberikan batasan bahwa ini harus dilakukan tanpa kata-kata.
Pemimpin mengamati bahwa beberapa orang sangat energik dalam mencari orang lain dan
dalam perjodohan. Orang lain berdiri menunggu untuk ditemukan. Fasilitator meminta
semua orang untuk menjelaskan pengalamannya dalam permainan eksplorasi. Beberapa
orang berbicara tentang perasaannya. Orang lain merasa marah ketika mereka terganggu
oleh peserta lain sementara "berkomunikasi" dengan orang lain. Yang lain menyatakan
kepuasan setelah mereka menemukan pasangan mereka. Beberapa orang suka bertemu
banyak orang. Segera orang bicara bolak-balik satu sama lain, mengomentari bagaimana
kontak tertentu merasa, apa gerak tubuh tertentu dimaksud dan bagaimana mereka
menafsirkan. Beberapa anggota dalam lingkaran sangat mengartikulasikan tentang
pengalaman mereka. Lainnya adalah umum dan kabur: dan pemimpin-fasilitator mendorong
BAHRUR ROSYIDI | AWARENESS TRAINING 4
mereka untuk menggambarkan perasaan atau menjadi lebih spesifik. Secara bertahap
sebagian besar orang telah mengidentifikasi gaya perilaku mereka, terutama dalam
menanggapi perasaan-perasaan tertentu.
Urutan kegiatan di dalam kelas ini adalah khas dari model pelatihan kesadaran.
Peserta pertama terlibat dalam permainan tugas atau eksplorasi, kemudian mereka
mendiskusikan reaksi mereka terhadap kegiatan tersebut. Dalam diskusi mereka didorong
untuk bertanggung jawab atas perasaan mereka dan perilaku, untuk tinggal dengan
deskripsi perasaan, dan saling memberikan umpan balik pada apa yang mereka alami.
Ketiga, mengambil tanggung jawab untuk diri sendiri; fokus dan perasaan; dan terlibat dalam
umpan balik membentuk aturan dasar untuk sesi pertemuan.
Guru-fasilitator perlu menyadari hubungan antara bahasa siswa dan konsep
tanggung jawab.
Fokus dan perasaan aturan kedua pertemuan menyangkut penekanan pada perasaan.
Tujuan luas dari permainan eksplorasi adalah melibatkan orang dalam situasi yang biasanya
memprovokasi reaksi emosional dan memiliki orang-orang menyadari perasaan itu.
Akibatnya, diskusi harus fokus dan perasaan dan pengalaman langsung bukan pada pikiran
dan alasan. Guru-fasilitator perlu waspada terhadap intelektualisasi, mendorong siswa untuk
kembali ke perasaan mereka. Sekali lagi, bahasa merupakan salah satu indikator apakah
orang yang berhubungan dengan perasaan mereka.
Model Pembelajaran
Model Pelatihan Kesadaran (Awareness Training) bervariasi dari satu pemimpin ke
yang lain dan dari satu kelompok ke kelompok yang lain. model ini meningkatkan minat
siswa dalam proses terbuka dan fleksibel. Adanya diskusi adalah untuk kejujuran dan
ekspresi terbuka. Model juga menggunakan permainan eksplorasi. Terlepas dari gaya,
mereka menekankan membuka potensi individu masing-masing dan memanfaatkan
kemungkinan unik dari kelompok.
Syntax
Jarang ada struktur yang jelas untuk menghadapi sesi kelompok, mereka umumnya terdiri
dari dua tahap: pertama, berpose dan menyelesaikan tugas dan kedua, membahas atau
menganalisis tahap satu.
Tahap satu: berpose dan menyelesaikan
tugas
Tahap kedua: diskusi atau analisis tahap
satu
memberikan arah.
memastikan lingkungan hidup yang aman
bagi peserta
menekankan tanggung jawab, perasaan, dan
umpan balik
fokus di sini dan sekarang.
mempromosikan kejujuran dan keterbukaan
Sosial sistem
Kelompok Encounter benar-benar sebuah pertemuan sosial yang semua tergantung
pada iklim sosial yang dihasilkan-kemauan untuk mengeksplorasi diri sendiri; rasa tanggung
jawab dalam membantu orang lain untuk mengeksplorasi diri mereka sendiri, keterbukaan
untuk berinteraksi atas masalah. sebuah perhatian atas kebutuhan sendiri untuk
pertumbuhan. Pengakuan atas kebutuhan bersama untuk bekerja sama bagi seseorang
sebagai individu dan kelompok.
BAHRUR ROSYIDI | AWARENESS TRAINING 5
Prinsip Reaksi
Pemimpin penjaga anggota kelompok rentan terhadap over pertukaran kepada
seluruh kelompok. Namun, secara umum membantu individu mendapatkan wawasan ke
dalam perilaku mereka sendiri dan mengembangkan alat konseptual untuk menggambarkan
perilaku mereka.
Pekerjaan pemimpin utama untuk menjaga keterbukaan setiap saat. Dia mencoba untuk
berkomunikasi dengan keterusterangan dan kejujuran dan eksplorasi tanpa hambatan
perasaan seseorang dan reaksi. Pemimpin waspada terhadap kedua ungkapan verbal dan
nonverbal dari perasaan. Fasilitator juga waspada terhadap penggunaan bahasa, terutama
ketika mengungkapkan kurangnya tanggung jawab, intelektualisasi, dan menghindari
perasaan.
Dukungan Sistem
Untuk model ini pemimpin perlu akses terhadap berbagai permainan eksplorasi
yang berhubungan dengan bidang interpersonal inklusi, kontrol, dan kasih sayang. Dia juga
membutuhkan kompetensi dalam mengenali perasaan (dan menghindari perasaan) dan
dalam memfasilitasi lingkungan.
Aplikasi
Beberapa sekolah berusaha untuk meningkatkan kesadaran pribadi dan kesuksesan
interpersonal siswa. Dalam sepuluh tahun terakhir desainer pendidikan, pengembang
kurikulum, dan guru telah mengeksplorasi cara menggabungkan pendidikan afektif dengan
metode bervariasi. Tingkat Kelas 6 SD kurikulum yang dikembangkan oleh Harold Bessell
dan Jack Palomares, kurikulum Pembangunan manusia, menyediakan kegiatan dan metode
yang dapat digunakan di kelas untuk waktu yang singkat setiap hari. Meskipun tidak secara
khusus didasarkan pada model pelatihan kesadaran, mereka berbagi fitur tertentu, dan
memiliki sebagai tujuan utama pendidikan emosional siswa.
Dampak Instruksional dan Pengiring
Pelatihan kesadaran dirancang khusus untuk membantu orang menyadari diri mereka
sendiri secara lebih lengkap. Namun, tujuan utama dari pelatihan kesadaran adalah
membuka kemungkinan untuk individu mereka untuk pembangunan, untuk meningkatkan
kesadaran diri dan kemungkinan mereka di dalamnya serta hubungan interpersonal yang
mungkin mereka miliki dengan orang lain.
Meskipun pelatih sangat sedikit kesadaran akan mau mempekerjakan model mereka untuk
mengajar mata pelajaran sekolah, kebanyakan akan mengakui bahwa pelatihan kesadaran
mungkin akan mengakibatkan peningkatan belajar di sekolah. Namun, tujuan model adalah
untuk fokus pada membuka orang untuk pengembangan pribadi lebih besar.
BAHRUR ROSYIDI | AWARENESS TRAINING 6
DAFTAR PUSTAKA
Joyce, B. & Weil, M. 1980. Models of Teaching (2nd
). USA: Prentice-Hall, Inc.
Joyce, B. dkk. 2009. Models of Teaching (Edisi kedelapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar:

More Related Content

What's hot

Teori pembelajaran sosial (EDU 3103)
Teori pembelajaran sosial (EDU 3103)Teori pembelajaran sosial (EDU 3103)
Teori pembelajaran sosial (EDU 3103)
Noorezayu Mohd Said
 
Teori pembelajaran
Teori pembelajaranTeori pembelajaran
Teori pembelajaran
Eyzan Rashid
 
Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi
firo HAR
 
Kelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran
Kelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas PembelajaranKelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran
Kelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran
Arif Wicaksono
 

What's hot (20)

teori belajar sosial dan humanistik
teori belajar sosial dan humanistikteori belajar sosial dan humanistik
teori belajar sosial dan humanistik
 
teori pembelajaran sosial
teori pembelajaran sosialteori pembelajaran sosial
teori pembelajaran sosial
 
Teori Albert Bandura
Teori Albert BanduraTeori Albert Bandura
Teori Albert Bandura
 
Teori pembelajaran sosial (EDU 3103)
Teori pembelajaran sosial (EDU 3103)Teori pembelajaran sosial (EDU 3103)
Teori pembelajaran sosial (EDU 3103)
 
Synectic
SynecticSynectic
Synectic
 
TEORI BELAJAR SOSIAL.pdf
TEORI BELAJAR SOSIAL.pdfTEORI BELAJAR SOSIAL.pdf
TEORI BELAJAR SOSIAL.pdf
 
Teori pembelajaran
Teori pembelajaranTeori pembelajaran
Teori pembelajaran
 
TEORI PEMBELAJARAN SOSIAL
TEORI PEMBELAJARAN SOSIALTEORI PEMBELAJARAN SOSIAL
TEORI PEMBELAJARAN SOSIAL
 
Konsep albert bandura (Belajar Sosial)
Konsep albert bandura (Belajar Sosial)Konsep albert bandura (Belajar Sosial)
Konsep albert bandura (Belajar Sosial)
 
Teori bandura : teori pembelajaran
Teori bandura : teori pembelajaranTeori bandura : teori pembelajaran
Teori bandura : teori pembelajaran
 
Bab 4 pbkk 3193 aplikasi teori pembelajaran sosial dalam bimbingan dan kaun...
Bab 4   pbkk 3193 aplikasi teori pembelajaran sosial dalam bimbingan dan kaun...Bab 4   pbkk 3193 aplikasi teori pembelajaran sosial dalam bimbingan dan kaun...
Bab 4 pbkk 3193 aplikasi teori pembelajaran sosial dalam bimbingan dan kaun...
 
Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura
Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan BanduraMakalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura
Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura
 
Teori belajar bandura
Teori belajar banduraTeori belajar bandura
Teori belajar bandura
 
Modul ppg 2_pkb_3103
Modul ppg 2_pkb_3103Modul ppg 2_pkb_3103
Modul ppg 2_pkb_3103
 
Model pembelajaran
Model pembelajaranModel pembelajaran
Model pembelajaran
 
KB 4 Teori Belajar Humanistik
KB 4 Teori Belajar HumanistikKB 4 Teori Belajar Humanistik
KB 4 Teori Belajar Humanistik
 
Behavioral (and Social Cognitive) by Maulana Husada
Behavioral (and Social Cognitive) by Maulana HusadaBehavioral (and Social Cognitive) by Maulana Husada
Behavioral (and Social Cognitive) by Maulana Husada
 
Masalah utama dalam pengelolaan kelas
Masalah utama dalam pengelolaan kelasMasalah utama dalam pengelolaan kelas
Masalah utama dalam pengelolaan kelas
 
Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi
 
Kelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran
Kelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas PembelajaranKelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran
Kelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran
 

Viewers also liked (12)

Advance organizer
Advance organizerAdvance organizer
Advance organizer
 
Evaluasiprogrampengajaran
EvaluasiprogrampengajaranEvaluasiprogrampengajaran
Evaluasiprogrampengajaran
 
Langkah 6 developing assessment instruments
Langkah 6  developing assessment instrumentsLangkah 6  developing assessment instruments
Langkah 6 developing assessment instruments
 
Kumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibranKumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibran
 
Langkah 1 identifying instructional goal
Langkah 1  identifying instructional goalLangkah 1  identifying instructional goal
Langkah 1 identifying instructional goal
 
Paket pembelajaran tik
Paket pembelajaran tikPaket pembelajaran tik
Paket pembelajaran tik
 
Prinsip visual
Prinsip visualPrinsip visual
Prinsip visual
 
Manajemen waktu
Manajemen waktuManajemen waktu
Manajemen waktu
 
epilepsy in IEM
epilepsy in IEMepilepsy in IEM
epilepsy in IEM
 
Manajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasiManajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasi
 
Teamwork dalam organisasi
Teamwork dalam  organisasiTeamwork dalam  organisasi
Teamwork dalam organisasi
 
RPP EKONOMI SMA X kd 3.7
RPP EKONOMI SMA X kd 3.7RPP EKONOMI SMA X kd 3.7
RPP EKONOMI SMA X kd 3.7
 

Similar to Awareness

Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Warnet Raha
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Operator Warnet Vast Raha
 
Perkembangan Sosial.pptx
Perkembangan Sosial.pptxPerkembangan Sosial.pptx
Perkembangan Sosial.pptx
ArfindaR1
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Septian Muna Barakati
 
Neo freudianisme
Neo freudianismeNeo freudianisme
Neo freudianisme
elmakrufi
 
Sosiologi. interaksi sosial
Sosiologi. interaksi sosialSosiologi. interaksi sosial
Sosiologi. interaksi sosial
Poltekes TNI AU
 
Face negotiation theory
Face negotiation theoryFace negotiation theory
Face negotiation theory
Ronzzy Kevin
 

Similar to Awareness (20)

Kesadaran Diri dan Afek Emosi Manusia
Kesadaran Diri dan Afek Emosi ManusiaKesadaran Diri dan Afek Emosi Manusia
Kesadaran Diri dan Afek Emosi Manusia
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
 
Jurnal Peerbedaan Penampilan dikalangan remaja salinan.docx
Jurnal Peerbedaan Penampilan dikalangan remaja salinan.docxJurnal Peerbedaan Penampilan dikalangan remaja salinan.docx
Jurnal Peerbedaan Penampilan dikalangan remaja salinan.docx
 
BODY SHAMING SEBAGAI PENCETUS KONFLIK DI KALANGAN REMAJA.docx
BODY SHAMING SEBAGAI PENCETUS KONFLIK DI KALANGAN REMAJA.docxBODY SHAMING SEBAGAI PENCETUS KONFLIK DI KALANGAN REMAJA.docx
BODY SHAMING SEBAGAI PENCETUS KONFLIK DI KALANGAN REMAJA.docx
 
Tugas rangkuman ilmu pendidikan ibu titin
Tugas rangkuman ilmu pendidikan ibu titinTugas rangkuman ilmu pendidikan ibu titin
Tugas rangkuman ilmu pendidikan ibu titin
 
Dimensions of the self
Dimensions of the selfDimensions of the self
Dimensions of the self
 
Kesadaran Diri dan Afek Emosi Manusia
Kesadaran Diri dan Afek Emosi ManusiaKesadaran Diri dan Afek Emosi Manusia
Kesadaran Diri dan Afek Emosi Manusia
 
Perkembangan Sosial.pptx
Perkembangan Sosial.pptxPerkembangan Sosial.pptx
Perkembangan Sosial.pptx
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
 
Interaksi sosial
Interaksi sosialInteraksi sosial
Interaksi sosial
 
Pengendalian sosial
Pengendalian sosialPengendalian sosial
Pengendalian sosial
 
Neo freudianisme
Neo freudianismeNeo freudianisme
Neo freudianisme
 
PRESENTASI TRAIT AND FACTOR
PRESENTASI TRAIT AND FACTORPRESENTASI TRAIT AND FACTOR
PRESENTASI TRAIT AND FACTOR
 
SELF AWARNESS (dady).ppt
SELF AWARNESS (dady).pptSELF AWARNESS (dady).ppt
SELF AWARNESS (dady).ppt
 
INTERAKSI_SOSIAL_(7).ppt
INTERAKSI_SOSIAL_(7).pptINTERAKSI_SOSIAL_(7).ppt
INTERAKSI_SOSIAL_(7).ppt
 
Sosiologi. interaksi sosial
Sosiologi. interaksi sosialSosiologi. interaksi sosial
Sosiologi. interaksi sosial
 
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELINGPETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
 
Face negotiation theory
Face negotiation theoryFace negotiation theory
Face negotiation theory
 

More from EDUCATIONAL TECHNOLOGY

More from EDUCATIONAL TECHNOLOGY (20)

Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3
 
Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9
 
Kamus istilah komputer
Kamus istilah komputerKamus istilah komputer
Kamus istilah komputer
 
Bahan ajar TIK
Bahan ajar TIKBahan ajar TIK
Bahan ajar TIK
 
Artikel henry
Artikel henryArtikel henry
Artikel henry
 
Artikel paulina jd
Artikel paulina jdArtikel paulina jd
Artikel paulina jd
 
Pengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan OrganisasiPengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan Organisasi
 
Manajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuanManajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuan
 
Manajemen organisasi
Manajemen organisasiManajemen organisasi
Manajemen organisasi
 
Manajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasiManajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasi
 
Manajemen forum
Manajemen forumManajemen forum
Manajemen forum
 
Manajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasiManajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasi
 
Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasiKomunikasi organisasi
Komunikasi organisasi
 
Kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasionalKepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasional
 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku  organisasiKepemimpinan dan perilaku  organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
 
Iklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasiIklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasi
 
Efektivitas organisasi
Efektivitas organisasiEfektivitas organisasi
Efektivitas organisasi
 
Dinamika kelompok dalam organisasi
Dinamika kelompok dalam organisasiDinamika kelompok dalam organisasi
Dinamika kelompok dalam organisasi
 
5 pilar manajemen organisasi
5 pilar manajemen organisasi5 pilar manajemen organisasi
5 pilar manajemen organisasi
 
Personal blog
Personal blogPersonal blog
Personal blog
 

Recently uploaded

Recently uploaded (20)

Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 

Awareness

  • 1. BAHRUR ROSYIDI | AWARENESS TRAINING 1 MODEL PEMBELAJARAN PELATIHAN KESADARAN DIRI (AWARENESS TRAINING) Initiators : Fritz Perts & William Schutz https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/ SEKENARIO “ Saya ingin kalian membentuk sebuah lingkaran”, permintaan Mr. Homulka yang ditujukan kepada 6 orang. Dan siswa berdiri di tengah kelas setelah meja disingkirkan untuk membuat ruangan terbuka. Semunya bergandengan tangan. “sekarang, Tommy dan Marrion, cobalah untuk masuk ke dalam lingkaran, dan sisanya dari kalian mencoba untuk menjaga mereka agar tidak bisa masuk dalam lingkaran. Kalian harus menjaga tangan kalian dan memperkuat lingkaran agar mereka tidak bisa masuk”. Semua siswa terlihat sedikit bingung. “Oke, sekarang,” katanya kepada Tommy dan Marion, “mari kita mulai”. Tommy dan Marrion mulai ragu-ragu. Mereka mendapatkan sisi yang berlawanan dengan lingkaran dan mulai mendorong siswa lain. Ketika lingkaran tetap kuat mereka mendorong dengan lebih kuat. Tommy mencoba masuk di bawah lengan mereka, tetapi tidak ada tempat untuk masuk ke dalam lingkaran. Perjuangan berlangsung selama beberapa menit. Kemudian Mr. Homulka mengakhiri permainan tersebut. Tommy dan Marrion menunjukkan ekspresi marah di wajah mereka, dan siswa lainnya sedikit bingung. "mari kita mulai dengan beberapa pengamat," saran Pak Homulka "apa yang kau lihat?". " kami melihat mereka mencoba untuk masuk," siswa satu. "mulai lembut pada awalnya, tapi mereka semua benar-benar mendorong di akhir." menjelang akhir semua orang terlihat marah. " "bagaimana perasaanmu?" meminta salah satu siswa di lingkaran "bagaimana perasaan Anda, Jane?" Mr Homulka mengarahkan pertanyaan ini pada salah satu gadis dalam lingkaran. "baik, pada awalnya saya pikir itu agak konyol, tapi kemudian saya mulai mendorong lebih keras dan saya benar-benar tidak ingin mereka untuk masuk ke dalam saya pikir itu adalah masalah ketika mereka masuk ke dalam lingkaran.." Marion setuju, "itulah yang saya pikir Anda merasa kami adalah teman sekolah kalian semua dan aku tidak bisa mengerti mengapa Anda ingin membuat saya keluar.." begitu pula saya, "kata sally sambil menggeleng." itu seperti yang kita lakukan ini perasaan yang datang bersama dengan itu "itulah yang saya rasakan," mengangguk tommy. "pada awalnya saya pikir itu hanya konyol dan kemudian saya tidak mengerti mengapa Anda ingin mereka membuat saya keluar saya masih merasa marah tentang itu.." para siswa mengeksplorasi hubungan manusia. Bapak Homulka menggunakan salah satu dari serangkaian pelatihan kesadaran diri. Latihan dirancang untuk membantu siswa mengeksplorasi perasaan eksklusif dan memiliki dan jenis-jenis perilaku manusia yang membuat orang lain merasa lebih dan kurang diterima. banyak latihan, seperti dalam kasus ini, adalah simulasi dari apa yang terjadi di dunia nyata. Menarik, perasaan umum dialami
  • 2. BAHRUR ROSYIDI | AWARENESS TRAINING 2 dalam situasi sosial yang normal timbul dalam simulasi juga. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman diri dan kesadaran perilaku sendiri dan orang lain, dan juga untuk membantu siswa mengembangkan pola alternatif bagi pengembangan pribadi dan sosial. ORIENTASI MODEL Tujuan dan Asumsi Model Pembelajaran Pelatihan Kesadaran merupakan model pembelajaran yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran manusia. Model ini dikembangkan oleh Milliam Schutz. Ia menekankan pentingnya pelatihan interpersonal sebagai sarana peningkatan kesadaran pribadi (pemahaman diri individu). Schutz berpendapat ada empat jenis pengembangan yang diperlukan untuk merealisasi potensi individu: a. Fungsi tubuh b. fungsi personal (termasuk akuisisi pengetahuan dan pengalaman, pengembangan pemikiran yang logis dan berpikir kreatif, dan integrasi perkembangan intelektual). c. pengembangan interpersonal, d. hubungan individu dengan lembaga sosial, organisasi sosial, dan budaya. itu adalah Pada hal yang ketiga (pengembangan interpersonal) yang akan lebih dijelaskan pada bab ini. Kesadaran menjadi sebuah kendala dalam pengembangan interpersonal. Kebanyakan orang tidak bisa mengendalikan emosinya. Selain itu tidak menyadari apa yang sebenarnya dirasakan dan bagaimana berperilaku. Schutz akhirnya merancang kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi respons emosional masyarakat. Melalui pengalaman belajar ini, orang menjadi sadar bagaimana mereka bereaksi dan menangani situasi: apa yang membuat mereka takut dan bagaimana mereka mengekspresikan ketakutan ini? apa yang menyenangkan dan bagaimana kesenangan mereka dikomunikasikan? . Model ini dirancang untuk menimbulkan perasaan dan untuk membantu orang mengenali mereka. menurut Schutz salah satu cara utama adalah mengungkapkan perasaan adalah melalui tubuh (nada suara, gerak tubuh, postur, ekspresi wajah dan otot). Dengan model ini diharapkan akan mampu memberi kesadaran pada seseorang tentang perilakunya dan emosi yang ada dibalik perilakunya. Selain itu, kita akan mampu membaca perasaan orang lain sehingga kita bisa menempatkan diri kita ketika berhubungan dengan orang lain. Dalam hubungan individu memiliki tiga kebutuhan dasar: a. kebutuhan untuk inklusi : mengacu pada kebutuhan seseorang yang akan dirasakan, diperhatikan, dan diberi perhatian yang wajar oleh orang lain. Bagian dari kebutuhan ini diwujudkan oleh kebutuhan seseorang untuk mengidentifikasi dan berempati dengan dia sebagai makhluk sesama. b. kontrol adalah kebutuhan dasar kedua: kebutuhan untuk kontrol bervariasi sepanjang kontinum dari keinginan untuk kekuasaan, otoritas dan kontrol atas orang lain. Kebutuhan untuk dikendalikan dan memiliki tanggung jawab c. kasih sayang, kita semua memiliki kebutuhan yang kuat untuk merasakan kasih sayang dan untuk mengekspresikan dan menerima setiap kali kita dengan orang lain. Kebutuhan dasar inilah yang harus terpenuhi sehingga kita bisa meningkatkan pengembangan interpersonal. Jika salah satu kebutuhan tidak terpenuhi akan menimbulkan masalah. Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan inklusi mereka mungkin menunjukkan perilaku yang asosial, sosial, atau oversocial. Orang asosial dan oversocial keduanya memiliki takut diabaikan dan ditinggalkan. Orang asosial lebih suka menyendiri, jauh, introvert, dan menarik diri, sementara orang oversocial adalah yang mencari orang dan tidak dapat berdiri sendirian. Orang yang memiliki masalah dengan kontrol tidak nyaman dengan
  • 3. BAHRUR ROSYIDI | AWARENESS TRAINING 3 kekuasaan dan pengambilan keputusan. Yang mendasari kesulitan mereka adalah takut tidak kompeten, tak berdaya, atau tidak bertanggung jawab. Kebutuhan bervariasi dari kebutuhan untuk mengendalikan orang lain dengan kebutuhan untuk dikendalikan oleh orang lain. Kemerdekaan dan pemberontakan dapat mewakili kurangnya kemauan untuk dikendalikan, sementara kepatuhan, ketundukan, dan pengarahan berikut menunjukkan ketidakinginan untuk menerima kontrol. Orang yang takut kasih sayang tetap jauh dan dangkal dalam hubungan mereka dengan orang lain. Mereka melihat diri mereka sebagai penolakan dicintai dan ketakutan. Strategi Encounter : permainan eksplorasi Encounter adalah metode berhubungan manusia didasarkan pada keterbukaan dan kejujuran, kesadaran diri, tanggung jawab, kesadaran tubuh, perhatian terhadap perasaan . Biasanya terjadi dalam kelompok pengaturan. Strategi ini bebas tergantung bagaimana menciptakan situasi sosial. Dalam permainan ini diberi kesempatan untuk memberlakukan pola biasa agar mengalami perilaku dan menyertai emosi. Permainan menghasilkan konten untuk diskusi kemudian ketika peserta dapat berbagi pikiran dan perasaan mereka. Mereka juga menerima umpan balik dari orang lain dan, melalui pertemuan aturan, dibantu dalam ekspresi langsung dari perasaan mereka. Ada dua kelompok yaitu kelompok kesadaran dan kelompok pertemuan(encounter). Dalam sebuah kelompok kesadaran permainan eksplorasi menghasilkan konten untuk diskusi, yang terutama berbagi kesadaran. Dalam sebuah kelompok pertemuan itu kontak sosial kurang terstruktur. Anggota berkumpul bersama dan bereaksi terhadap satu masalah lain atau untuk dibawa oleh individu ke grup. Secara umum, kelompok kesadaran mulai dengan langkah oleh guru (konselor, terapis, pemimpin kelompok) yang menimbulkan masalah atau memberikan tugas. Ini memberikan seluruh kelompok atau mungkin, individu yang dipilih, dengan kesempatan untuk menemukan daerah interpersonal dalam pertumbuhan yang diinginkan (inklusi, mengendalikan, atau kasih sayang). Contoh : Dalam sebuah kelas berukuran rata-rata dua belas siswa secara diam-diam berseliweran dengan mata tertutup, secara bergantian melakukan kontak dengan satu orang dan kemudian bergeser ke yang lain, semua tanpa kata-kata. Kadang-kadang siswa akan tinggal dengan orang yang mereka sentuh. Lebih sering mereka berkomunikasi nonverbal yaitu dengan jabat tangan, beradu kepalan tangan dengan yang lain, dan kemudian pindah ke orang lain. Kadang-kadang mereka "memperkenalkan" dua orang untuk satu sama lain. Itu sulit dilakukan tanpa kata-kata. Kelompok itu diatur dalam lingkaran. Kebanyakan orang yang terhubung ke orang-orang di kedua sisi. Beberapa tidak. Beberapa saat kemudian, pemimpin-fasilitator meminta semua orang untuk membuka matanya dan duduk di lantai dalam lingkaran kecil. Dia mulai dengan berbagi beberapa pengamatan dengan kelompok. Dari situ kita belajar bahwa setiap orang telah diberi nomor rahasia dan tugasnya adalah untuk menemukan nomor yang masuk di kedua sisi mereka. Mereka juga diberikan batasan bahwa ini harus dilakukan tanpa kata-kata. Pemimpin mengamati bahwa beberapa orang sangat energik dalam mencari orang lain dan dalam perjodohan. Orang lain berdiri menunggu untuk ditemukan. Fasilitator meminta semua orang untuk menjelaskan pengalamannya dalam permainan eksplorasi. Beberapa orang berbicara tentang perasaannya. Orang lain merasa marah ketika mereka terganggu oleh peserta lain sementara "berkomunikasi" dengan orang lain. Yang lain menyatakan kepuasan setelah mereka menemukan pasangan mereka. Beberapa orang suka bertemu banyak orang. Segera orang bicara bolak-balik satu sama lain, mengomentari bagaimana kontak tertentu merasa, apa gerak tubuh tertentu dimaksud dan bagaimana mereka menafsirkan. Beberapa anggota dalam lingkaran sangat mengartikulasikan tentang pengalaman mereka. Lainnya adalah umum dan kabur: dan pemimpin-fasilitator mendorong
  • 4. BAHRUR ROSYIDI | AWARENESS TRAINING 4 mereka untuk menggambarkan perasaan atau menjadi lebih spesifik. Secara bertahap sebagian besar orang telah mengidentifikasi gaya perilaku mereka, terutama dalam menanggapi perasaan-perasaan tertentu. Urutan kegiatan di dalam kelas ini adalah khas dari model pelatihan kesadaran. Peserta pertama terlibat dalam permainan tugas atau eksplorasi, kemudian mereka mendiskusikan reaksi mereka terhadap kegiatan tersebut. Dalam diskusi mereka didorong untuk bertanggung jawab atas perasaan mereka dan perilaku, untuk tinggal dengan deskripsi perasaan, dan saling memberikan umpan balik pada apa yang mereka alami. Ketiga, mengambil tanggung jawab untuk diri sendiri; fokus dan perasaan; dan terlibat dalam umpan balik membentuk aturan dasar untuk sesi pertemuan. Guru-fasilitator perlu menyadari hubungan antara bahasa siswa dan konsep tanggung jawab. Fokus dan perasaan aturan kedua pertemuan menyangkut penekanan pada perasaan. Tujuan luas dari permainan eksplorasi adalah melibatkan orang dalam situasi yang biasanya memprovokasi reaksi emosional dan memiliki orang-orang menyadari perasaan itu. Akibatnya, diskusi harus fokus dan perasaan dan pengalaman langsung bukan pada pikiran dan alasan. Guru-fasilitator perlu waspada terhadap intelektualisasi, mendorong siswa untuk kembali ke perasaan mereka. Sekali lagi, bahasa merupakan salah satu indikator apakah orang yang berhubungan dengan perasaan mereka. Model Pembelajaran Model Pelatihan Kesadaran (Awareness Training) bervariasi dari satu pemimpin ke yang lain dan dari satu kelompok ke kelompok yang lain. model ini meningkatkan minat siswa dalam proses terbuka dan fleksibel. Adanya diskusi adalah untuk kejujuran dan ekspresi terbuka. Model juga menggunakan permainan eksplorasi. Terlepas dari gaya, mereka menekankan membuka potensi individu masing-masing dan memanfaatkan kemungkinan unik dari kelompok. Syntax Jarang ada struktur yang jelas untuk menghadapi sesi kelompok, mereka umumnya terdiri dari dua tahap: pertama, berpose dan menyelesaikan tugas dan kedua, membahas atau menganalisis tahap satu. Tahap satu: berpose dan menyelesaikan tugas Tahap kedua: diskusi atau analisis tahap satu memberikan arah. memastikan lingkungan hidup yang aman bagi peserta menekankan tanggung jawab, perasaan, dan umpan balik fokus di sini dan sekarang. mempromosikan kejujuran dan keterbukaan Sosial sistem Kelompok Encounter benar-benar sebuah pertemuan sosial yang semua tergantung pada iklim sosial yang dihasilkan-kemauan untuk mengeksplorasi diri sendiri; rasa tanggung jawab dalam membantu orang lain untuk mengeksplorasi diri mereka sendiri, keterbukaan untuk berinteraksi atas masalah. sebuah perhatian atas kebutuhan sendiri untuk pertumbuhan. Pengakuan atas kebutuhan bersama untuk bekerja sama bagi seseorang sebagai individu dan kelompok.
  • 5. BAHRUR ROSYIDI | AWARENESS TRAINING 5 Prinsip Reaksi Pemimpin penjaga anggota kelompok rentan terhadap over pertukaran kepada seluruh kelompok. Namun, secara umum membantu individu mendapatkan wawasan ke dalam perilaku mereka sendiri dan mengembangkan alat konseptual untuk menggambarkan perilaku mereka. Pekerjaan pemimpin utama untuk menjaga keterbukaan setiap saat. Dia mencoba untuk berkomunikasi dengan keterusterangan dan kejujuran dan eksplorasi tanpa hambatan perasaan seseorang dan reaksi. Pemimpin waspada terhadap kedua ungkapan verbal dan nonverbal dari perasaan. Fasilitator juga waspada terhadap penggunaan bahasa, terutama ketika mengungkapkan kurangnya tanggung jawab, intelektualisasi, dan menghindari perasaan. Dukungan Sistem Untuk model ini pemimpin perlu akses terhadap berbagai permainan eksplorasi yang berhubungan dengan bidang interpersonal inklusi, kontrol, dan kasih sayang. Dia juga membutuhkan kompetensi dalam mengenali perasaan (dan menghindari perasaan) dan dalam memfasilitasi lingkungan. Aplikasi Beberapa sekolah berusaha untuk meningkatkan kesadaran pribadi dan kesuksesan interpersonal siswa. Dalam sepuluh tahun terakhir desainer pendidikan, pengembang kurikulum, dan guru telah mengeksplorasi cara menggabungkan pendidikan afektif dengan metode bervariasi. Tingkat Kelas 6 SD kurikulum yang dikembangkan oleh Harold Bessell dan Jack Palomares, kurikulum Pembangunan manusia, menyediakan kegiatan dan metode yang dapat digunakan di kelas untuk waktu yang singkat setiap hari. Meskipun tidak secara khusus didasarkan pada model pelatihan kesadaran, mereka berbagi fitur tertentu, dan memiliki sebagai tujuan utama pendidikan emosional siswa. Dampak Instruksional dan Pengiring Pelatihan kesadaran dirancang khusus untuk membantu orang menyadari diri mereka sendiri secara lebih lengkap. Namun, tujuan utama dari pelatihan kesadaran adalah membuka kemungkinan untuk individu mereka untuk pembangunan, untuk meningkatkan kesadaran diri dan kemungkinan mereka di dalamnya serta hubungan interpersonal yang mungkin mereka miliki dengan orang lain. Meskipun pelatih sangat sedikit kesadaran akan mau mempekerjakan model mereka untuk mengajar mata pelajaran sekolah, kebanyakan akan mengakui bahwa pelatihan kesadaran mungkin akan mengakibatkan peningkatan belajar di sekolah. Namun, tujuan model adalah untuk fokus pada membuka orang untuk pengembangan pribadi lebih besar.
  • 6. BAHRUR ROSYIDI | AWARENESS TRAINING 6 DAFTAR PUSTAKA Joyce, B. & Weil, M. 1980. Models of Teaching (2nd ). USA: Prentice-Hall, Inc. Joyce, B. dkk. 2009. Models of Teaching (Edisi kedelapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar: