SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
By : SRI ASIH GAHAYU


Pasien,
Setiap orang yang melakukan
konsultasi masalah kesehatannya
untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang diperlukan baik
secara langsung maupun tidak langsung
kepada dokter atau dokter gigi.



Dokter dan dokter gigi,
Dokter dan dokter gigi
sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran adalah
dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan
dokter gigi spesialis lulusan pendidikan
kedokteran atau kedokteran gigi, baik
di dalam maupun di luar negeri yang
diakui Pemerintah Republik Indonesia
sesuai dengan peraturan perundang–
undangan.
 Komunikasi

dokter-pasien,

Hubungan yang berlangsung antara
dokter/dokter gigi dengan pasiennya selama
proses pemeriksaan/pengobatan/perawatan yang
terjadi di ruang praktik
perorangan, poliklinik, rumah sakit, dan
puskesmas dalam rangka membantu
menyelesaikan masalah kesehatan pasien.

 Komunikasi

pasien,

efektif dokter-

Pengembangan hubungan dokter-pasien secara
efektif yang berlangsung secara efisien, dengan
tujuan utama penyampaian informasi atau
pemberian penjelasan yang diperlukan dalam
rangka membangun kerja sama antara dokter
dengan pasien .
 Cara/Teknik

Komunikasi,

Pengetahuan dan keterampilan
mengenai komunikasi yang mengikuti
langkah-langkah komunikasi yaitu
memberi perhatian, membuka
dialog, mencari solusi atau alternative
pemecahan masalah, dan
menyimpulkan hasilnya.

 Media

Pendukung
Komunikasi,
media cetak, elektronik, dan peraga yang
bisa berupa model atau contoh nyata
Anamnesis,
Proses penggalian riwayat penyakit pasien
oleh dokter. Anamnesis merupakan bagian
dari komunikasi dokter gigi -pasien


Dalam profesi kedokteran, komunikasi dokter
gigi -pasien merupakan salah satu
kompetensi yang harus dikuasai dokter
gigi.



Kompetensi komunikasi menentukan
keberhasilan dalam membantu penyelesaian
masalah kesehatan pasien.



Selama ini kompetensi komunikasi dapat
dikatakan terabaikan, baik dalam pendidikan
maupun dalam praktik
kedokteran/kedokteran gigi.


Sebagian dokter merasa tidak
mempunyai waktu yang cukup untuk
berbincang-bincang dengan
pasiennya, sehingga hanya bertanya
seperlunya. Akibatnya, dokter bisa
saja tidak mendapatkan keterangan
yang cukup untuk menegakkan
diagnosis dan menentukan perencanaan
dan tindakan lebih lanjut.



Dari sisi pasien, umumnya pasien
merasa dalam posisi lebih rendah di
hadapan dokter (superior-inferior),
sehingga takut bertanya dan
bercerita atau hanya menjawab sesuai
pertanyaan dokter saja.


Komunikasi yang baik dan berlangsung dalam
kedudukan setara (tidak superior-inferior)
sangat diperlukan agar pasien mau/dapat
menceritakan sakit/keluhan yang dialaminya
secara jujur dan jelas.



Komunikasi efektif mampu mempengaruhi
emosi pasien dalam pengambilan
keputusan tentang rencana tindakan
selanjutnya, sedangkan komunikasi tidak
efektif akan mengundang masalah.
 Pasien

merasa dokter menjelaskan
keadaannya sesuai tujuannya berobat.

 Berdasarkan

pengetahuannya tentang kondisi
kesehatannya, pasien pun mengerti anjuran
dokter, misalnya jangan kumur sehabis cabut
gigi, jangan merokok minum atau
menggunakan obat secara teratur, melakukan
pemeriksaan foto/rontgendan memeriksakan
diri sesuai jadwal, memperhatikan kegiatan
(menghindari kerja berat, istirahat cukup, dan
sebagainya).






Pasien memahami dampak yang menjadi
konsekuensi dari penyakit yang dideritanya
(membatasi diri, biaya pengobatan), sesuai
penjelasan dokter.
Pasien merasa dokter mendengarkan
keluhannya dan mau memahami keterbatasan
kemampuannya lalu bersama mencari
alternatif sesuai kondisi dan situasinya, dengan
segala konsekuensinya.
Pasien mau bekerja sama dengan dokter
dalam menjalankan semua upaya
pengobatan/perawatan kesehatannya.
 Pasien


tetap tidak mengerti

Pasien merasa dokter tidak memberinya
kesempatan untuk bicara atau Ia merasa
usahanya sia-sia karena sepulang dari
dokter ia tetap tidak tahu apaapa, hanya mendapat resep saja.
 Pasien

merasa tidak dipahami dan
diperlakukan semata sebagai objek, bukan
sebagai subjek yang memiliki tubuh yang
sedang sakit.
 Pasien ragu, apakah ia harus mematuhi
anjuran dokter atau tidak.
 Pasien memutuskan untuk pergi ke dokter
lain.
 Pasien memutuskan untuk pergi ke
pengobatan alternative atau komplementer
atau menyembuhkan sendiri (self therapy).
 Komunikasi

efektif diharapkan dapat
mengatasi kendala yang ditimbulkan oleh
kedua pihak, pasien dan dokter.

 Opini

yang menyatakan bahwa
mengembangkan komunikasi dengan pasien
hanya akan menyita waktu
dokter, tampaknya harus diluruskan, bila
dokter dapat membangun hubungan
komunikasi yang efektif dengan
pasiennya, banyak hal-hal negatif dapat
dihindari.


Dokter dapat mengetahui dengan baik
kondisi pasien dan keluarganya dan pasien
pun percaya sepenuhnya kepada dokter.



Pasien merasa tenang dan aman ditangani
oleh dokter sehingga akan patuh
menjalankan petunjuk dan nasihat dokter
karena yakin bahwa semua yang dilakukan
adalah untuk kepentingan dirinya.



Kondisi ini amat berpengaruh pada proses
penyembuhan pasien selanjutnya.
 Pada

dasarnya, setiap orang memerlukan
komunikasi sebagai salah satu alat bantu
dalam kelancaran bekerja sama dengan
orang lain dalam bidang apapun.
 Komunikasi berbicara tentang cara
menyampaikan dan menerima pikiranpikiran, informasi, perasaan, dan bahkan
emosi seseorang, sampai pada titik
tercapainya pengertian yang sama antara
penyampai pesan dan penerima pesan.
 Mengingat

kesenjangan informasi dan
pengetahuan yang ada antara dokter dan
pasien, dokter perlu mengambil peran aktif.
Ketika pasien dalam posisi sebagai penerima
pesan, dokter perlu secara proaktif
memastikan apakah pasien benar- benar
memahami pesan yang telah
disampaikannya.
 Dalam penyampaian ini, dokter
bertanggung jawab untuk memastikan
pasien memahami apa yang disampaikan.
 Keberhasilan

komunikasi antara dokter dan
pasien pada umumnya akan melahirkan
kenyamanan dan kepuasan bagi kedua belah
pihak, khususnya menciptakan satu kata
tambahan bagi pasien yaitu empati.

 Empati

itu sendiri dapat dikembangkan
apabila dokter memiliki ketrampilan
mendengar dan berbicara yang keduanya
dapat dipelajari dan dilatih.
Berdasarkan hari penelitian, manfaat komunikasi
efektif dokter-pasien di antaranya:
 (1) Meningkatkan kepuasan pasien dalam
menerima pelayanan medis dari dokter atau
institusi pelayanan medis.
 (2) Meningkatkan kepercayaan pasien kepada
dokter yang merupakan dasar hubungan dokterpasien yang baik.
 (3) Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi
dan tindakan medis.
 (4) Meningkatkan kepercayaan diri dan
ketegaran pada pasien fase terminal dalam
menghadapi penyakitnya.


Ada empat langkah yang terangkum
dalam satu kata untuk melakukan
komunikasi, yaitu SAJI
(Poernomo, Ieda SS,
Program Family Health Nutrition, Depkes RI, 1999).

S
A
J
I

= Salam
= Ajak Bicara
= Jelaskan
= Ingatkan
[S] Salam

Beri salam, sapa dia, tunjukkan bahwa
Anda bersedia meluangkan waktu
untuk berbicara dengannya.
[A] Ajak Bicara
 Usahakan berkomunikasi secara dua arah.
 Jangan bicara sendiri.
 Dorong agar pasien mau dan dapat
mengemukakan pikiran dan
perasaannya.
 Tunjukkan bahwa dokter menghargai
pendapatnya, dapat memahami
kecemasannya, serta mengerti
perasaannya. Dokter dapat menggunakan
pertanyaan terbuka maupun tertutup
dalam usaha menggali informasi.
[J] Jelaskan
 Beri

penjelasan mengenai hal-hal yang
menjadi perhatiannya, yang ingin
diketahuinya, dan yang akan
dijalani/dihadapinya agar ia tidak
terjebak oleh pikirannya sendiri.
 Luruskan persepsi yang keliru. Berikan
penjelasan mengenai penyakit, terapi, atau
apapun secara jelas dan detil.
[I] Ingatkan




Percakapan yang dokter lakukan bersama
pasien mungkin memasukkan berbagai
materi secara luas, yang tidak mudah
diingatnya kembali.
Di bagian akhir percakapan, ingatkan dia
untuk hal-hal yang penting dan koreksi
untuk persepsi yang keliru.
 Pada

kode etik kedokteran dan kedokteran
gigi secara tersirat tidak tercantum etika
berkomunikasi.
 Secara tersurat dikatakan setiap dokter
dan dokter gigi dituntut melaksanakan
profesinya sesuai dengan standar profesi
yang tertinggi atau menjalankannya secara
optimal.
 Pada

Undang-Undang Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 35
disebutkan kompetensi dalam praktik
kedokteran antara lain dalam hal
kemampuan mewawancarai pasien.
 Peraturan yang mengatur tentang
tanggung jawab etik dari seorang dokter
adalah Kode Etik Kedokteran Indonesia.
 Kode Etik adalah pedoman perilaku dokter.


Pelanggaran terhadap butir-butir Kode Etik
Kedokteran Indonesia ada yang merupakan
pelanggaran etik semata-mata dan ada pula
yang merupakan pelanggaran etik dan sekaligus
pelanggaran hukum.


Ketidakmampuan dokter untuk melakukan
komunikasi yang baik dengan
pasien, sedikitnya melanggar etika profesi
kedokteran dan kedokteran gigi serta lebih
lanjut dapat melanggar disiplin
kedokteran, apabila ketidakmampuan
berkomunikasinya berdampak pada
ketidakmampuan dokter dalam membuat
persetujuan tindakan kedokteran dan rekam
medis.
 Hubungan

antara dokter dengan pasien yang
seimbang atau setara dalam ilmu hukum
disebut hubungan kontraktual.
 Hubungan kontraktual atau kontrak
terapeutik terjadi karena para
pihak, yaitu dokter dan pasien masingmasing diyakini mempunyai kebebasan dan
mempunyai kedudukan yang setara.
 Peranan tersebut berupa hak dan kewajiban.
 Persetujuan

tindakan kedokteran atau

informed consent harus
didasarkan atas informasi dari dokter
berkaitan dengan penyakit.
 Hal ini diatur dalam Undang-Undang
Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran, Paragraf 2, Pasal 45.
Contoh : inform concern
SURAT PERSETUJUAN/PENOLAKAN MEDIS KHUSUS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
:................................................................(L/P)
Umur/Tgl Lahir : ...................................................................
Alamat
: .....................................................................
Telp
: ......................................................................
Menyatakan dengan sesungguhnya dari saya sendiri/*sebagai orang tua/*suami/*istri/*anak/*wali dari :
Nama
: ..............................................................(L/P)
Umur/Tgl Lahir
: ...................................................................
Dengan ini menyatakan SETUJU/MENOLAK untuk dilakukan Tindakan Medis gigi,
berupa……………………………………………………………………............................................................................
....................
Dari penjelasan yang diberikan, telah saya mengerti segala hal yang berhubungan dengan penyakit tersebut,
serta tindakan medis gigi yang akan dilakukan dan Kemungkinan pasca tindakan yang dapat terjadi sesuai
penjelasan yang diberikan.
Pekanbaru,………………….20……
Dokter gigi /Pelaksana,
Ttd
(……………………)

Yang membuat pernyataan,
ttd
( ………………………..)
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIEN

More Related Content

What's hot

Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Indri Yanti
 
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kananhasril hasanuddin
 
Endodontic 8
Endodontic 8Endodontic 8
Endodontic 8RSIGM
 
gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapikaa388
 
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitaskaries gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitasfirman putra sujai
 
Kebutuhan dasar manusia dalam keperawatan gigi dan mulut
Kebutuhan dasar manusia dalam keperawatan gigi dan mulutKebutuhan dasar manusia dalam keperawatan gigi dan mulut
Kebutuhan dasar manusia dalam keperawatan gigi dan mulutAlva Cherry Mustamu
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1hasril hasanuddin
 
Endodontic 3
Endodontic 3Endodontic 3
Endodontic 3RSIGM
 
Atraumatic restorative treatment (art)
Atraumatic restorative treatment (art)Atraumatic restorative treatment (art)
Atraumatic restorative treatment (art)wahyuni majid
 
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityVina Widya Putri
 
Rekam Medik Gigi " Odontogram " Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008
Rekam Medik Gigi " Odontogram "  Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008Rekam Medik Gigi " Odontogram "  Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008
Rekam Medik Gigi " Odontogram " Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008asih gahayu
 
9. morfologi gigi permanent rahang atas
9. morfologi gigi permanent rahang atas9. morfologi gigi permanent rahang atas
9. morfologi gigi permanent rahang atashasril hasanuddin
 
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre KlinikAlat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre Klinikwahyuni majid
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiVina Widya Putri
 
Alat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikAlat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikERA MULIANA SADARI
 
Minimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigiMinimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigiasih gahayu
 

What's hot (20)

Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2
 
7. anomali gigi
7. anomali gigi7. anomali gigi
7. anomali gigi
 
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
 
Endodontic 8
Endodontic 8Endodontic 8
Endodontic 8
 
gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkap
 
Gic
Gic Gic
Gic
 
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitaskaries gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
 
8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full
 
Kebutuhan dasar manusia dalam keperawatan gigi dan mulut
Kebutuhan dasar manusia dalam keperawatan gigi dan mulutKebutuhan dasar manusia dalam keperawatan gigi dan mulut
Kebutuhan dasar manusia dalam keperawatan gigi dan mulut
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
 
Endodontic 3
Endodontic 3Endodontic 3
Endodontic 3
 
Atraumatic restorative treatment (art)
Atraumatic restorative treatment (art)Atraumatic restorative treatment (art)
Atraumatic restorative treatment (art)
 
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
 
Rekam Medik Gigi " Odontogram " Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008
Rekam Medik Gigi " Odontogram "  Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008Rekam Medik Gigi " Odontogram "  Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008
Rekam Medik Gigi " Odontogram " Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008
 
Tugas laporan tutorial
Tugas laporan tutorialTugas laporan tutorial
Tugas laporan tutorial
 
9. morfologi gigi permanent rahang atas
9. morfologi gigi permanent rahang atas9. morfologi gigi permanent rahang atas
9. morfologi gigi permanent rahang atas
 
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre KlinikAlat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
 
Alat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikAlat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrik
 
Minimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigiMinimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigi
 

Similar to KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIEN

Komunikasi efektif drg pasien
Komunikasi efektif drg pasienKomunikasi efektif drg pasien
Komunikasi efektif drg pasienasih gahayu
 
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptxkomunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptxanditia3
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiNur Fadillah
 
Komunikasi dokter pasien
Komunikasi dokter pasienKomunikasi dokter pasien
Komunikasi dokter pasienRonika Hutagaol
 
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-pptYeniRimadeni
 
KONSELING (1).pptx
KONSELING (1).pptxKONSELING (1).pptx
KONSELING (1).pptxArjunKahut
 
KONSELING pada pasien dengan komunikasi 2 arah
KONSELING pada pasien dengan komunikasi 2 arahKONSELING pada pasien dengan komunikasi 2 arah
KONSELING pada pasien dengan komunikasi 2 arahyerna2193
 
kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)
kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)
kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)fikri asyura
 
INTERPROFESSIONAL COMUNICATION.ppt
INTERPROFESSIONAL COMUNICATION.pptINTERPROFESSIONAL COMUNICATION.ppt
INTERPROFESSIONAL COMUNICATION.pptCliveSteward1
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutikwahyuni majid
 
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan ProfesionalIssue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesionalpjj_kemenkes
 
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan ProfesionalIssue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesionalpjj_kemenkes
 
13. patient provider communication
13. patient   provider communication13. patient   provider communication
13. patient provider communicationAgus Candra
 
Makalah hukum kesehatan
Makalah hukum kesehatanMakalah hukum kesehatan
Makalah hukum kesehatanMeisin Rahman
 
KOMUNIKASI INTERPROFESI
KOMUNIKASI  INTERPROFESIKOMUNIKASI  INTERPROFESI
KOMUNIKASI INTERPROFESISofiaNofianti
 
Komunikasi Dktr Profesi Lain
Komunikasi Dktr Profesi LainKomunikasi Dktr Profesi Lain
Komunikasi Dktr Profesi LainFkunand2010
 
Komunikasi dktr profesi lain
Komunikasi dktr profesi lainKomunikasi dktr profesi lain
Komunikasi dktr profesi lainFkunand2010
 

Similar to KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIEN (20)

Komunikasi efektif drg pasien
Komunikasi efektif drg pasienKomunikasi efektif drg pasien
Komunikasi efektif drg pasien
 
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptxkomunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
Komunikasi dokter pasien
Komunikasi dokter pasienKomunikasi dokter pasien
Komunikasi dokter pasien
 
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
 
Bab i kelompok
Bab i kelompokBab i kelompok
Bab i kelompok
 
KONSELING (1).pptx
KONSELING (1).pptxKONSELING (1).pptx
KONSELING (1).pptx
 
KONSELING pada pasien dengan komunikasi 2 arah
KONSELING pada pasien dengan komunikasi 2 arahKONSELING pada pasien dengan komunikasi 2 arah
KONSELING pada pasien dengan komunikasi 2 arah
 
Meningkatkan Komunikasi Efektif
Meningkatkan Komunikasi EfektifMeningkatkan Komunikasi Efektif
Meningkatkan Komunikasi Efektif
 
kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)
kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)
kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)
 
INTERPROFESSIONAL COMUNICATION.ppt
INTERPROFESSIONAL COMUNICATION.pptINTERPROFESSIONAL COMUNICATION.ppt
INTERPROFESSIONAL COMUNICATION.ppt
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik
 
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan ProfesionalIssue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
 
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan ProfesionalIssue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
 
13. patient provider communication
13. patient   provider communication13. patient   provider communication
13. patient provider communication
 
Makalah hukum kesehatan
Makalah hukum kesehatanMakalah hukum kesehatan
Makalah hukum kesehatan
 
KOMUNIKASI INTERPROFESI
KOMUNIKASI  INTERPROFESIKOMUNIKASI  INTERPROFESI
KOMUNIKASI INTERPROFESI
 
Komunikasi Dktr Profesi Lain
Komunikasi Dktr Profesi LainKomunikasi Dktr Profesi Lain
Komunikasi Dktr Profesi Lain
 
Komunikasi dktr profesi lain
Komunikasi dktr profesi lainKomunikasi dktr profesi lain
Komunikasi dktr profesi lain
 

More from asih gahayu

Manajemen Mutu PKP
Manajemen Mutu PKP Manajemen Mutu PKP
Manajemen Mutu PKP asih gahayu
 
Kerjasama Tim Pelatihan Tim Gerak Cepat TGC
Kerjasama Tim Pelatihan Tim Gerak Cepat TGCKerjasama Tim Pelatihan Tim Gerak Cepat TGC
Kerjasama Tim Pelatihan Tim Gerak Cepat TGCasih gahayu
 
Rencana Pembelajaran Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Rencana Pembelajaran  Pelatihan Tenaga Pelatih KesehatanRencana Pembelajaran  Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Rencana Pembelajaran Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatanasih gahayu
 
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPK
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPKEvaluasi Pembelajaran Pelatihan TPK
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPKasih gahayu
 
Manajemen Kelas Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Manajemen Kelas Pelatihan Tenaga Pelatih KesehatanManajemen Kelas Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Manajemen Kelas Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatanasih gahayu
 
Materi Karya Tulis Ilmiah KTI Pelatihan jabatan Fungsional
Materi Karya Tulis Ilmiah KTI Pelatihan jabatan FungsionalMateri Karya Tulis Ilmiah KTI Pelatihan jabatan Fungsional
Materi Karya Tulis Ilmiah KTI Pelatihan jabatan Fungsionalasih gahayu
 
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt  Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt asih gahayu
 
Study Kualitatif PHBS
Study Kualitatif PHBS Study Kualitatif PHBS
Study Kualitatif PHBS asih gahayu
 
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakat
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakatPenelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakat
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakatasih gahayu
 
Share anti korupsi dan integritas.pptx
Share  anti korupsi dan  integritas.pptxShare  anti korupsi dan  integritas.pptx
Share anti korupsi dan integritas.pptxasih gahayu
 
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepalaasih gahayu
 
5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligiasih gahayu
 
5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligiasih gahayu
 
2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..asih gahayu
 
1. dental anatomi
1. dental anatomi1. dental anatomi
1. dental anatomiasih gahayu
 
Etika Kedokteran Gigi 2018
Etika Kedokteran Gigi 2018Etika Kedokteran Gigi 2018
Etika Kedokteran Gigi 2018asih gahayu
 
Kesehatan gigi anak prasekolah
Kesehatan gigi anak prasekolahKesehatan gigi anak prasekolah
Kesehatan gigi anak prasekolahasih gahayu
 

More from asih gahayu (20)

Manajemen Mutu PKP
Manajemen Mutu PKP Manajemen Mutu PKP
Manajemen Mutu PKP
 
Kerjasama Tim Pelatihan Tim Gerak Cepat TGC
Kerjasama Tim Pelatihan Tim Gerak Cepat TGCKerjasama Tim Pelatihan Tim Gerak Cepat TGC
Kerjasama Tim Pelatihan Tim Gerak Cepat TGC
 
Rencana Pembelajaran Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Rencana Pembelajaran  Pelatihan Tenaga Pelatih KesehatanRencana Pembelajaran  Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Rencana Pembelajaran Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
 
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPK
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPKEvaluasi Pembelajaran Pelatihan TPK
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPK
 
Manajemen Kelas Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Manajemen Kelas Pelatihan Tenaga Pelatih KesehatanManajemen Kelas Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Manajemen Kelas Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
 
Materi Karya Tulis Ilmiah KTI Pelatihan jabatan Fungsional
Materi Karya Tulis Ilmiah KTI Pelatihan jabatan FungsionalMateri Karya Tulis Ilmiah KTI Pelatihan jabatan Fungsional
Materi Karya Tulis Ilmiah KTI Pelatihan jabatan Fungsional
 
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt  Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt
 
Study Kualitatif PHBS
Study Kualitatif PHBS Study Kualitatif PHBS
Study Kualitatif PHBS
 
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakat
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakatPenelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakat
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakat
 
Share anti korupsi dan integritas.pptx
Share  anti korupsi dan  integritas.pptxShare  anti korupsi dan  integritas.pptx
Share anti korupsi dan integritas.pptx
 
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
 
5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi
 
5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi
 
4.oklusi
4.oklusi4.oklusi
4.oklusi
 
2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..
 
1. dental anatomi
1. dental anatomi1. dental anatomi
1. dental anatomi
 
UKGM
UKGM UKGM
UKGM
 
Etika Kedokteran Gigi 2018
Etika Kedokteran Gigi 2018Etika Kedokteran Gigi 2018
Etika Kedokteran Gigi 2018
 
Samuri
SamuriSamuri
Samuri
 
Kesehatan gigi anak prasekolah
Kesehatan gigi anak prasekolahKesehatan gigi anak prasekolah
Kesehatan gigi anak prasekolah
 

Recently uploaded

1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 

Recently uploaded (20)

1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 

KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIEN

  • 1. By : SRI ASIH GAHAYU
  • 2.  Pasien, Setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.  Dokter dan dokter gigi, Dokter dan dokter gigi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang– undangan.
  • 3.  Komunikasi dokter-pasien, Hubungan yang berlangsung antara dokter/dokter gigi dengan pasiennya selama proses pemeriksaan/pengobatan/perawatan yang terjadi di ruang praktik perorangan, poliklinik, rumah sakit, dan puskesmas dalam rangka membantu menyelesaikan masalah kesehatan pasien.  Komunikasi pasien, efektif dokter- Pengembangan hubungan dokter-pasien secara efektif yang berlangsung secara efisien, dengan tujuan utama penyampaian informasi atau pemberian penjelasan yang diperlukan dalam rangka membangun kerja sama antara dokter dengan pasien .
  • 4.  Cara/Teknik Komunikasi, Pengetahuan dan keterampilan mengenai komunikasi yang mengikuti langkah-langkah komunikasi yaitu memberi perhatian, membuka dialog, mencari solusi atau alternative pemecahan masalah, dan menyimpulkan hasilnya.  Media Pendukung Komunikasi, media cetak, elektronik, dan peraga yang bisa berupa model atau contoh nyata
  • 5. Anamnesis, Proses penggalian riwayat penyakit pasien oleh dokter. Anamnesis merupakan bagian dari komunikasi dokter gigi -pasien
  • 6.  Dalam profesi kedokteran, komunikasi dokter gigi -pasien merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai dokter gigi.  Kompetensi komunikasi menentukan keberhasilan dalam membantu penyelesaian masalah kesehatan pasien.  Selama ini kompetensi komunikasi dapat dikatakan terabaikan, baik dalam pendidikan maupun dalam praktik kedokteran/kedokteran gigi.
  • 7.  Sebagian dokter merasa tidak mempunyai waktu yang cukup untuk berbincang-bincang dengan pasiennya, sehingga hanya bertanya seperlunya. Akibatnya, dokter bisa saja tidak mendapatkan keterangan yang cukup untuk menegakkan diagnosis dan menentukan perencanaan dan tindakan lebih lanjut.  Dari sisi pasien, umumnya pasien merasa dalam posisi lebih rendah di hadapan dokter (superior-inferior), sehingga takut bertanya dan bercerita atau hanya menjawab sesuai pertanyaan dokter saja.
  • 8.  Komunikasi yang baik dan berlangsung dalam kedudukan setara (tidak superior-inferior) sangat diperlukan agar pasien mau/dapat menceritakan sakit/keluhan yang dialaminya secara jujur dan jelas.  Komunikasi efektif mampu mempengaruhi emosi pasien dalam pengambilan keputusan tentang rencana tindakan selanjutnya, sedangkan komunikasi tidak efektif akan mengundang masalah.
  • 9.  Pasien merasa dokter menjelaskan keadaannya sesuai tujuannya berobat.  Berdasarkan pengetahuannya tentang kondisi kesehatannya, pasien pun mengerti anjuran dokter, misalnya jangan kumur sehabis cabut gigi, jangan merokok minum atau menggunakan obat secara teratur, melakukan pemeriksaan foto/rontgendan memeriksakan diri sesuai jadwal, memperhatikan kegiatan (menghindari kerja berat, istirahat cukup, dan sebagainya).
  • 10.    Pasien memahami dampak yang menjadi konsekuensi dari penyakit yang dideritanya (membatasi diri, biaya pengobatan), sesuai penjelasan dokter. Pasien merasa dokter mendengarkan keluhannya dan mau memahami keterbatasan kemampuannya lalu bersama mencari alternatif sesuai kondisi dan situasinya, dengan segala konsekuensinya. Pasien mau bekerja sama dengan dokter dalam menjalankan semua upaya pengobatan/perawatan kesehatannya.
  • 11.  Pasien  tetap tidak mengerti Pasien merasa dokter tidak memberinya kesempatan untuk bicara atau Ia merasa usahanya sia-sia karena sepulang dari dokter ia tetap tidak tahu apaapa, hanya mendapat resep saja.
  • 12.  Pasien merasa tidak dipahami dan diperlakukan semata sebagai objek, bukan sebagai subjek yang memiliki tubuh yang sedang sakit.  Pasien ragu, apakah ia harus mematuhi anjuran dokter atau tidak.  Pasien memutuskan untuk pergi ke dokter lain.  Pasien memutuskan untuk pergi ke pengobatan alternative atau komplementer atau menyembuhkan sendiri (self therapy).
  • 13.  Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi kendala yang ditimbulkan oleh kedua pihak, pasien dan dokter.  Opini yang menyatakan bahwa mengembangkan komunikasi dengan pasien hanya akan menyita waktu dokter, tampaknya harus diluruskan, bila dokter dapat membangun hubungan komunikasi yang efektif dengan pasiennya, banyak hal-hal negatif dapat dihindari.
  • 14.  Dokter dapat mengetahui dengan baik kondisi pasien dan keluarganya dan pasien pun percaya sepenuhnya kepada dokter.  Pasien merasa tenang dan aman ditangani oleh dokter sehingga akan patuh menjalankan petunjuk dan nasihat dokter karena yakin bahwa semua yang dilakukan adalah untuk kepentingan dirinya.  Kondisi ini amat berpengaruh pada proses penyembuhan pasien selanjutnya.
  • 15.  Pada dasarnya, setiap orang memerlukan komunikasi sebagai salah satu alat bantu dalam kelancaran bekerja sama dengan orang lain dalam bidang apapun.  Komunikasi berbicara tentang cara menyampaikan dan menerima pikiranpikiran, informasi, perasaan, dan bahkan emosi seseorang, sampai pada titik tercapainya pengertian yang sama antara penyampai pesan dan penerima pesan.
  • 16.  Mengingat kesenjangan informasi dan pengetahuan yang ada antara dokter dan pasien, dokter perlu mengambil peran aktif. Ketika pasien dalam posisi sebagai penerima pesan, dokter perlu secara proaktif memastikan apakah pasien benar- benar memahami pesan yang telah disampaikannya.  Dalam penyampaian ini, dokter bertanggung jawab untuk memastikan pasien memahami apa yang disampaikan.
  • 17.  Keberhasilan komunikasi antara dokter dan pasien pada umumnya akan melahirkan kenyamanan dan kepuasan bagi kedua belah pihak, khususnya menciptakan satu kata tambahan bagi pasien yaitu empati.  Empati itu sendiri dapat dikembangkan apabila dokter memiliki ketrampilan mendengar dan berbicara yang keduanya dapat dipelajari dan dilatih.
  • 18. Berdasarkan hari penelitian, manfaat komunikasi efektif dokter-pasien di antaranya:  (1) Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan medis dari dokter atau institusi pelayanan medis.  (2) Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter yang merupakan dasar hubungan dokterpasien yang baik.  (3) Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medis.  (4) Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pasien fase terminal dalam menghadapi penyakitnya.
  • 19.  Ada empat langkah yang terangkum dalam satu kata untuk melakukan komunikasi, yaitu SAJI (Poernomo, Ieda SS, Program Family Health Nutrition, Depkes RI, 1999). S A J I = Salam = Ajak Bicara = Jelaskan = Ingatkan
  • 20. [S] Salam Beri salam, sapa dia, tunjukkan bahwa Anda bersedia meluangkan waktu untuk berbicara dengannya.
  • 21. [A] Ajak Bicara  Usahakan berkomunikasi secara dua arah.  Jangan bicara sendiri.  Dorong agar pasien mau dan dapat mengemukakan pikiran dan perasaannya.  Tunjukkan bahwa dokter menghargai pendapatnya, dapat memahami kecemasannya, serta mengerti perasaannya. Dokter dapat menggunakan pertanyaan terbuka maupun tertutup dalam usaha menggali informasi.
  • 22. [J] Jelaskan  Beri penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi perhatiannya, yang ingin diketahuinya, dan yang akan dijalani/dihadapinya agar ia tidak terjebak oleh pikirannya sendiri.  Luruskan persepsi yang keliru. Berikan penjelasan mengenai penyakit, terapi, atau apapun secara jelas dan detil.
  • 23. [I] Ingatkan   Percakapan yang dokter lakukan bersama pasien mungkin memasukkan berbagai materi secara luas, yang tidak mudah diingatnya kembali. Di bagian akhir percakapan, ingatkan dia untuk hal-hal yang penting dan koreksi untuk persepsi yang keliru.
  • 24.  Pada kode etik kedokteran dan kedokteran gigi secara tersirat tidak tercantum etika berkomunikasi.  Secara tersurat dikatakan setiap dokter dan dokter gigi dituntut melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi atau menjalankannya secara optimal.
  • 25.  Pada Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 35 disebutkan kompetensi dalam praktik kedokteran antara lain dalam hal kemampuan mewawancarai pasien.  Peraturan yang mengatur tentang tanggung jawab etik dari seorang dokter adalah Kode Etik Kedokteran Indonesia.  Kode Etik adalah pedoman perilaku dokter.
  • 26.  Pelanggaran terhadap butir-butir Kode Etik Kedokteran Indonesia ada yang merupakan pelanggaran etik semata-mata dan ada pula yang merupakan pelanggaran etik dan sekaligus pelanggaran hukum.
  • 27.  Ketidakmampuan dokter untuk melakukan komunikasi yang baik dengan pasien, sedikitnya melanggar etika profesi kedokteran dan kedokteran gigi serta lebih lanjut dapat melanggar disiplin kedokteran, apabila ketidakmampuan berkomunikasinya berdampak pada ketidakmampuan dokter dalam membuat persetujuan tindakan kedokteran dan rekam medis.
  • 28.  Hubungan antara dokter dengan pasien yang seimbang atau setara dalam ilmu hukum disebut hubungan kontraktual.  Hubungan kontraktual atau kontrak terapeutik terjadi karena para pihak, yaitu dokter dan pasien masingmasing diyakini mempunyai kebebasan dan mempunyai kedudukan yang setara.  Peranan tersebut berupa hak dan kewajiban.
  • 29.  Persetujuan tindakan kedokteran atau informed consent harus didasarkan atas informasi dari dokter berkaitan dengan penyakit.  Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, Paragraf 2, Pasal 45.
  • 30. Contoh : inform concern SURAT PERSETUJUAN/PENOLAKAN MEDIS KHUSUS Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :................................................................(L/P) Umur/Tgl Lahir : ................................................................... Alamat : ..................................................................... Telp : ...................................................................... Menyatakan dengan sesungguhnya dari saya sendiri/*sebagai orang tua/*suami/*istri/*anak/*wali dari : Nama : ..............................................................(L/P) Umur/Tgl Lahir : ................................................................... Dengan ini menyatakan SETUJU/MENOLAK untuk dilakukan Tindakan Medis gigi, berupa……………………………………………………………………............................................................................ .................... Dari penjelasan yang diberikan, telah saya mengerti segala hal yang berhubungan dengan penyakit tersebut, serta tindakan medis gigi yang akan dilakukan dan Kemungkinan pasca tindakan yang dapat terjadi sesuai penjelasan yang diberikan. Pekanbaru,………………….20…… Dokter gigi /Pelaksana, Ttd (……………………) Yang membuat pernyataan, ttd ( ………………………..)