4. drg. SRI ASIH GAHAYU,M.Kes,PhD
drg.ASIH
• Dosen FKG Baiturahmah 1992 -1993
• Dosen Keperawatan gigi Jambi 1993 - 1996
• Widyaiswara Bapelkes Prov,Riau 1999 –
2015
• Dosen Kesmas dan Tehnik Gigi Stikes Hang
Tuah Pekanbaru 2003 - 2015
• Wadir Medik Keperawatan RS Jiwa Tampan
Prov.Riau 15 -18
• Widyaiswara Madya ( IV.c ) BBPK Ciloto
Kemenkes RI
• S1 : Kedokteran Gigi USU 1992
• S2 : Magister Kesehatan, FKM –UI 2003
• S3 : PhD Health Management Universiti
Selangor - Malaysia
Organisasi :
• PDGI Cab.Pekanbaru,
• PDGI Riau
• MKEKG - PB PDGI
5. BBPK Ciloto
Widyaiswara adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang,
untuk mendidik, mengajar, melatih (DIKJARTIH) serta melaksanakan evaluasi dan pengembangan
Pelatihan
BBPK Ciloto memiliki Sumber Daya
Manusia sebagai institusi Pelatihan yang
terdiri atas :
a. Bagian Tata Usaha;
b. Bidang Pelatihan Manajemen dan
Teknis Nonkesehatan;
c. Bidang Pelatihan Teknis dan
Fungsional; dan
d. Kelompok Jabatan Fungsional
yaitu Widyaiswara
6. WIDYAISWARA
1. Widyaiswara ahli pertama, mampu melaksanakan kegiatan
Dikjartih dengan metode pembelajaran yang benar
2. Widyaiswara ahli muda, mampu melaksanakan kegiatan-
kegiatan Dikjartih dengan pengembangan metode pembelajaran
yang lebih komprehensif dan inovatif dan mempuat program
Pelatihan.
3. Widyaiswara ahli madya, mampu menyusun proposal
penelitian dan melakukan penelitian.
4. Widyaiswara ahli utama, mampu menjadi konsultan
Pelatihan
7. 01
Sebagai kontribusi kepada
instansi BBPK Ciloto sebagai
konsep pemikiran dalam bentuk
pengkonsultasian pelatihan
Tujuan
02
Mengkaji program pelatihan
pada BBPK Ciloto tentang cara
yang efektif dalam pencapaian
tujuan pelatihan Nusantara
Sehat Tim.
03
Sebagai masukan bagi kepala BBPK
Ciloto dalam penyegaran program
pelatihan Nusantara Sehat Tim
04
Sebagai panduan dalam
pelaksanaan perkonsultasian
program pelatihan
05 Content 5
06 Content 6
8. Pelatihan Nusantara Sehat
Tim
Program Nusantara Sehat bertujuan
untuk menguatkan Yankes primer melalui
peningkatan akses dan kualitas Yankes das di
Daerah Terpencil Perbatasan Kepulauan (DTPK)
mempunyai tujuan menjaga keberlangsungan
pelayanan kesehatan, menggerakan pemberdayaan
masyarakat dan dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang terintegrasi serta meningkatkan
retensi tenaga kesehatan.
Pelatihan Nusantara sehat tim adalah
pelatihan teknis kesehatan sejak tahun 2015, namun
dalam pelaksanaanya berdasarkan data evaluasi
pelatihan yang dilakukan dengan beberapa kali
pertemuan dengan tenaga pengajar dan
penyelenggara dari program Kemenkes RI serta data
Evaluasi Pasca Pelatihan yang dilakukan pada akhir
tahun 2019, ditemukan beberapa permasalahan
program pelatihan yang sebaiknya diperbaharui.
Permasalahan tersebut diantaranya adalah : Peran Widyaiswawara belum optimal dalam
evaluasi program pelatihan, Materi Pelatihan belum optimal menunjang kompetensi Tenaga Kesehatan di
Puskesmas, Metode pelatihan lebih banyak diberikan dalam model konvensional, Waktu pelatihan yang
terlalu lama (On class = 35 hari ), Widyaiswara tidak terlibat dalam proses tatap muka dalam pemberian
materi pelatihan, Modul pelatihan tidak tersedia, dan pelaksanaan Evaluasi pasca pelatihan belum optimal
9. Ruang Lingkup
Optimalisasi Peran Widyaiswara
dalam evaluasi Program Pelatihan
Nusantara Sehat Berdasarkan
Kompetensi Tenaga Kesehatan di
Puskesmas pada Balai Besar
Pelatihan Kesehatan Ciloto –
Kementerian Kesehatan RI.
10. (BBPK) CILOTO
Visi BBPK Ciloto
“ Menjadi Institusi berstandar
Internasional bagi Aparatur
dan Tenaga Kesehatan yang
bermutu “
Misi BBPK Ciloto
1. Menyelenggarakan diklat Aparatur dan
Tenaga Kesehatan yang Bermutu
2. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas SDM
3. Menerapkan Tata Kelola Kediklatan yang
bersih
Tujuan
BBPK Ciloto, mempunyai tujuan :
"Mewujudkan Masyarakat Berdaya Saing
melalui Pendidikan dan pelatihan
Sumberdaya Manusia Kesehatan yang
Bermutu"
Nilai-nilai : "Bekerja adalah Ibadah, Ikhlas
dalam merengkuh Capaian”
Motto : “Utama dalam kualitas, Prima dalam
Pelayanan”
Falsafah : “….Sesungguhnya Allah Tidak akan
merubah Keadaan Suatu Kaum, Sehingga
Mereka Merubah Keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri (Q.S Ar Rad 11)
11. Faktor SWOT dari RAK
BBPK Ciloto
NO Faktor
Strentgh (Kekuatan)
1 Tingginya komitmen dari sumberdaya manusia yang ada untuk memajukan organisasi
2 Sudah memiliki SOP, baik untuk kegiatan administrasi maupun teknis;
3 Pengalaman organisasi dalam menyelenggarakan Pelatihan, baik Pelatihan teknis, manajemen maupun fungsional;
4 Organisasi telah terakreditasi sebagai lembaga Pelatihan oleh lembaga yang berwenang memberikan akreditasi dan sertifikasi
5 Memiliki nilai dan falsafah pelayanan pelatihan
6 Terselenggaranya tata kelola keuangan yang transparan dan akuntabel
7 Komitmen seluruh jajaran untuk anti korupsi, kolusi dan nepotisme.
8 Secara geografis terletak di daerah wisata dengan kondisi alam pegunungan yang sejuk;
9 Tersedia sarana dan prasarana Pelatihan yang memadai;
12. SWOT
NO Faktor
Weakness (Kelemahan )
1 Belum optimalnya peran pengendalian mutu Pelatihan dan lembaga Pelatihan;
2 Pelayanan pelatihan belum mengacu pada SOP secara optimal;
3 Rencana pengembangan organisasi dan sumberdayanya belum didasarkan
pada dokumen rencana pengembangan yang ada;
4 Masih lemahnya koordinasi antar unit yang ada dalam menentukan jenis dan
sasaran Pelatihan yang akan diselenggarakan;
5 Belum terlaksana secara optimal analisis kebutuhan pelatihan dan evaluasi sistem
pelatihan.
13. SWOT
NO Faktor
Opprtunities (Kesempatan)
1 Tuntutan bahwa setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk selalu meningkatkan kompetensi melalui Pelatihan yang
diselenggarakan di lembaga Pelatihan yang terakreditasi;
2 Tuntutan untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan aparatur, sesuai indikator pencapaian sasaran Renstra
Kemenkes Tahun 2015-2019
3 Kebijakan otonomi daerah yang memberi peluang untuk menyelenggarakan kerjasama di bidang Pelatihan
dengan lembaga Pelatihan yang telah terakreditasi;
4 Adanya kerjasama dengan lembaga pendidikan untuk meningkatkan kompetensi;
5 Kerjasama dengan unit program di lingkungan Kementerian Kesehatan untuk pengembangan Pelatihan teknis dan
fungsional;
6 Berkembangnya teknologi informasi terkait pelatihan;
14. SWOT
NO
Faktor
Threat (Ancaman)
1
Banyaknya pelatihan luncuran dari unit-unit program, tanpa disertai dengan pengelolaan sumber daya
yang baik akan berdampak pada penurunan mutu penyelennggaraan Pelatihan;
2
Perkembangan kebijakan dan teknis program yang sangat cepat akan berdampak pada berubahnya
komponen Pelatihan (GBPP, Kurikulum dan Modul) dan metodologi Pelatihan.
3
Ilmu yang diperoleh peserta Pelatihan belum bisa diterapkan oleh organisasi tempat bekerja akibat terns
bertambahnya beban kerja;
4
Perkembangan teknologi yang terlalu cepat, sehingga peralatan menjadi ketinggalan jaman.
5
Kondisi geografis dan cuaca yang ekstreem berdampak pada menurunnya ketahanan umur pakai sarana dan
prasarana yang tersedia
15. ANALISA SWOT
NO Faktor
Threat (Ancaman)
1 Banyaknya pelatihan luncuran dari unit-unit program, tanpa disertai dengan pengelolaan sumber daya yang
baik akan berdampak pada penurunan mutu penyelennggaraan Pelatihan;
2 Perkembangan kebijakan dan teknis program yang sangat cepat akan berdampak pada berubahnya komponen
Pelatihan (GBPP, Kurikulum dan Modul) dan metodologi Pelatihan.
3 Ilmu yang diperoleh peserta Pelatihan belum bisa diterapkan oleh organisasi tempat bekerja akibat terns
bertambahnya beban kerja;
4 Perkembangan teknologi yang terlalu cepat, sehingga peralatan menjadi ketinggalan jaman.
5 Kondisi geografis dan cuaca yang ekstreem berdampak pada menurunnya ketahanan umur pakai sarana dan
prasarana yang tersedia
16. 1. Belum optimalnya peran
pengendalian mutu Pelatihan dan
lembaga Pelatihan;
2. Pelayanan pelatihan belum
mengacu pada Standar
Operasional Prosedur (SOP) secara
optimal;
3. Rencana pengembangan organisasi
dan sumberdayanya belum
didasarkan pada dokumen rencana
pengembangan yang ada;
4. Lemahnya koordinasi antar unit
yang ada dalam menentukan
jenis dan sasaran pelatihan
yang akan diselenggarakan;
5. Belum terlaksana secara optimal
analisis kebutuhan pelatihan dan
evaluasi sistem pelatihan.
Identifikasi Masalah dari RAK BBPK Ciloto
17. Metode USG
No Masalah U S G Total
UXSXG
1 Belum optimalnya peran pengendalian mutu Pelatihan dan lembaga
Pelatihan;
4 3 5 60
2 Pelayanan pelatihan belum mengacu pada SOP secara optimal; 4 4 3 48
3 Rencana pengembangan organisasi dan sumberdayanya belum
didasarkan pada dokumen rencana pengembangan yang ada;
4 4 3 48
4 Lemahnya koordinasi antar unit yang ada dalam menentukan
jenis dan sasaran Pelatihan yang akan diselenggarakan;
5 4 4 80
5 Belum terlaksana secara optimal analisis kebutuhan pelatihan dan
evaluasi sistem pelatihan.
4 3 3 36
Matriks pemecahan masalah dengan metode USG
18. Teknik 5 Why Analysis
Evaluasi sistem pelatihan
belum berjalan efektif
Komitmen terhadap pedoman
tidak berjalan
Ketidak patuhan terhadap
Standar Operating Prosedur
Komitmen terhadap pedoman
tidak berjalan
Ketidak patuhan terhadap
Standar Operating Prosedur
(SOP)
Sistem perencanaan pelatihan
belum efektif
Lemahnya koordinasi antar unit dalam
penentuan jenis dan sasaran
Pelatihan.
Sistem perencanaan pelatihan
belum efektif
Evaluasi sistem pelatihan
belum berjalan efektif
Belum optimalnya peran
Widyaiswara dalam sistem
evaluasi program pelatihan
19. Teori tapisan Mc.Namara
(EKB)
No Kelemahan
Kriteria Total
Nilai
Ranking
Prioritas
Efektifitas Kemanfaatan Biaya
1
Otimalisasi Peran Widyaiswara dalam Penyusunan
Program Pelatihan Pembekalan Nusantara sehat
Tim
1 2 3 6 3
2
Optimalisasi Peran Widyaiswara dalam
Pelaksanaan Program Pelatihan Pembekalan
Nusantara Sehat Tim
2 3 2 7 2
3
Optimalisasi Peran Widyaiswara dalam Evaluasi
Program Pelatihan Pembekalan Nusantara Sehat
Tim
3 3 2 8 1
Analisis Alternatif
20. 01
Alasan adanya
permasalahan sesuai USG
RENCANA TINDAK LANJUT
02 Lokasi : BBPK Ciloto
03
Waktu : Pebruari s.d
September 2020
04 Content 4
05 Content 5
06 Content 6
Optimalisasi Peran Widyaiswara dalam evaluasi Program Pelatihan Nusantara Sehat Berdasarkan
Puskesmas Daerah Terpencil Perbatasan Kepulauan (DTPK)
21. Stake holder
terkait
1. Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto
2. Widyaiswara
3. Kepala Bidang 1 : Pelatihan Manajemen &
Teknis Nonkesehatan;
4. Kepala Bidang 2 : Pelatihan Teknis &Fungsional
5. Kepala tata Usaha
6. Kepala Seksi pada Bidang 1 dan Bidang 2
7. Kepala Seksi pada Tata Usaha
8. Staf Bidang 1 dan Bidang 2
9. Pemegang Program Kesehatan Kementerian
Kesehatan
10. Organisasi Profesi Kesehatan
24. MODEL ADDIE
• Identifikasi
Masalah
• Analisis
Masalah
• Prioritas
Masalah
“Belum
optimalnya
peran
Widyaiswara
dalam evaluasi
Program
Pelatihan ”
• Rekomendasi
penyelesaian
Evaluasi
Program
Pelatihan
Nusantara
Sehat
ANALYSIS
DESIGN
DEVELOPMENT
IMPLEMENTATION
EVALUATION
ANALYSIS
Evaluasi Program Pelatihan Pembekalan Nusantara Sehat Tim dapat menerapkan model ADDIE
25. PELAKSANAAN ADDIE
Kegiatan ini meliputi analisis permasalahan yang ada berdasarkan hasil
laporan evaluasi Pelatihan Nusantara Sehat tahun 2019 dan Evaluasi Pasca
Pelatihan yang sudah dilakukan tahun 2019. Kegiatan ini diharapkan dapat
memberikan hasil analisis tentang kebutuhan evaluasi program pelatihan
pembekalan Nusantara Sehat Tim
26. PELAKSANAAN ADDIE
Terjadinya perubahan krn adanya Pandemi Covid19, disain kurikulum
Pelatihan yang seharusnya KLASIKAL menjadi Daring dan klasikal serta
dengan tambahan OJT (On Job Training), dimana Widyaiswara ikut jad
pembimbing langsung di lokasi Piskesmas DTPK
. Implementation
28. PELAKSANAAN ADDIE
Pelaksanaan pelatihan Nusantara Sehat Tim dengan model
kurikulum dan struktur program di era pandemic Covid19,
dilakukan untuk NS Tim 15 dan NS Tim batch 16.
29. PELAKSANAAN ADDIE
Evaluasi pelaksanaan pelatihan Nusantara Sehat Tim dengan model kurikulum dan
struktur program di era pandemic Covid19, belum dilakukan, namun ini sgt terkait
dengan KTI Orasi Ilmiah yg berjudul “
“Analisis Hasil Evaluasi Pasca Pelatihan Nusantara Sehat
Team Based Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pelatihan “
30. 1.Adanya pandemi Covid
19, menyulitkan
melakukan Koordinasi
dan komunikasi karena
sebagian Staf dan
Karyawan melakukan WFH
2.Ketersediaan waktu yang
cukup bagi pejabat
terkait
3.Ketersediaan alokasi
anggaran pada BBPK Ciloto
Kendala
31. 1. Laporan kegiatan perkonsultasian dapat dijadikan bahan
masukan kepada BBPK Ciloto untuk menjadikan
Widyaiswara terlibat dan berperan dalam semua kegiatan
semua program pelatihan yang akan dilaksanakan ,
khususnya untuk pelatihan pembekalan NST sudah dilakukan
evaluasi pasca pelatihan.
2. Evaluasi Program Pelatihan yang akan difasilitasi
menggunakan model ADDIE.
3. Evaluasi Program pelatihan Pembekalan Nusantara Sehat
Tim harus sesuai dengan kebutuhan program di Puskesmas
DTPK
4. Program pelatihan diharapkan akan mengatasi berbagai
permasalahan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas sesuai
dengan tujuan program kesehatan yaitu meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat untuk hidup mandiri dan hidup
sehat.
KESIMPULAN
32. SARAN
1. Perlunya di evaluasi kurikulum Pelatihan NST di era Pandemi
Covid19 yang baru ini secara detail oleh tim BBPK Ciloto dengan
melibatkan widyaiswara sbg leadernya.
2. Perlunya upaya koordinasi tim teknis penyusun kurikulum secara
lintas program dan lintas setoral dengan keterlibatan widyaiswara
secara penuh.
3. Mengharapkan adanya dukungan, dan komitmen bersama dari
Kepala BBPK Ciloto dan jajarannya bersama widyaiswara untuk
mendukung kegiatan perkonsultasian ini.
4. Mengharapkan adanya dukungan dan komitmen dari seluruh
pejabat yang akan menjadi stakeholders internal maupun
eksternal dari pihak terkait dalam pelatihan pembekalan NST