SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Komunikasi Efektif Dokter gigi dan Pasien

SRI ASIH GAHAYU


Pasien,
Setiap orang yang melakukan konsultasi
masalah kesehatannya untuk memperoleh
pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara
langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau
dokter gigi.



Dokter dan dokter gigi,
Dokter dan dokter gigi sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran adalah dokter, dokter
spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis lulusan
pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi, baik
di dalam maupun di luar negeri yang diakui
Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan
peraturan perundang– undangan.


Komunikasi dokter-pasien,
Hubungan yang berlangsung antara dokter/dokter
gigi dengan pasiennya selama proses
pemeriksaan/pengobatan/perawatan yang terjadi
di ruang praktik perorangan, poliklinik, rumah
sakit, dan puskesmas dalam rangka membantu
menyelesaikan masalah kesehatan pasien.



Komunikasi efektif dokter-pasien,
Pengembangan hubungan dokter-pasien secara
efektif yang berlangsung secara efisien, dengan
tujuan utama penyampaian informasi atau pemberian
penjelasan yang diperlukan dalam rangka
membangun kerja sama antara dokter dengan
pasien .




Cara/Teknik Komunikasi,
Pengetahuan dan keterampilan mengenai
komunikasi yang mengikuti langkah-langkah
komunikasi yaitu memberi perhatian, membuka
dialog, mencari solusi atau alternative
pemecahan masalah, dan menyimpulkan
hasilnya.



Media Pendukung Komunikasi,
Media pendukung komunikasi dapat berbentuk
media cetak, elektronik, dan peraga yang bisa
berupa model atau contoh nyata untuk kesamaan
persepsi yang menghasilkan pemahaman yang
sama dalam komunikasi.
 Anamnesis,

Proses penggalian riwayat penyakit pasien
oleh dokter. Anamnesis merupakan bagian
dari komunikasi dokter gigi -pasien


Dalam profesi kedokteran, komunikasi dokter
gigi -pasien merupakan salah satu kompetensi
yang harus dikuasai dokter gigi.



Kompetensi komunikasi menentukan
keberhasilan dalam membantu penyelesaian
masalah kesehatan pasien.



Selama ini kompetensi komunikasi dapat
dikatakan terabaikan, baik dalam pendidikan
maupun dalam praktik kedokteran/kedokteran
gigi.


Sebagian dokter merasa tidak mempunyai waktu
yang cukup untuk berbincang-bincang dengan
pasiennya, sehingga hanya bertanya
seperlunya. Akibatnya, dokter bisa saja tidak
mendapatkan keterangan yang cukup untuk
menegakkan diagnosis dan menentukan
perencanaan dan tindakan lebih lanjut.



Dari sisi pasien, umumnya pasien merasa dalam
posisi lebih rendah di hadapan dokter (superiorinferior), sehingga takut bertanya dan
bercerita atau hanya menjawab sesuai
pertanyaan dokter saja.


Untuk menggali keterangan dari perlu
dibangun hubungan saling percaya yang
dilandasi keterbukaan, kejujuran dan
pengertian akan
kebutuhan, harapan, maupun kepentingan
masing-masing.



Dengan terbangunnya hubungan saling
percaya, pasien akan memberikan
keterangan yang benar dan lengkap
sehingga dapat membantu dokter dalam
mendiagnosis penyakit pasien secara baik
dan memberi obat yang tepat bagi pasien.


Komunikasi yang baik dan berlangsung dalam
kedudukan setara (tidak superior-inferior)
sangat diperlukan agar pasien mau/dapat
menceritakan sakit/keluhan yang dialaminya
secara jujur dan jelas.



Komunikasi efektif mampu mempengaruhi
emosi pasien dalam pengambilan
keputusan tentang rencana tindakan
selanjutnya, sedangkan komunikasi tidak
efektif akan mengundang masalah.
 Pasien

merasa dokter menjelaskan
keadaannya sesuai tujuannya berobat.
 Berdasarkan pengetahuannya tentang
kondisi kesehatannya, pasien pun mengerti
anjuran dokter, misalnya jangan kumur
sehabis cabut gigi, jangan merokok minum
atau menggunakan obat secara
teratur, melakukan pemeriksaan
foto/rontgendan memeriksakan diri sesuai
jadwal, memperhatikan kegiatan
(menghindari kerja berat, istirahat
cukup, dan sebagainya).






Pasien memahami dampak yang menjadi
konsekuensi dari penyakit yang dideritanya
(membatasi diri, biaya pengobatan), sesuai
penjelasan dokter.
Pasien merasa dokter mendengarkan
keluhannya dan mau memahami keterbatasan
kemampuannya lalu bersama mencari
alternatif sesuai kondisi dan situasinya, dengan
segala konsekuensinya.
Pasien mau bekerja sama dengan dokter
dalam menjalankan semua upaya
pengobatan/perawatan kesehatannya.



Pasien tetap tidak mengerti
Pasien merasa dokter tidak memberinya
kesempatan untuk bicara atau Ia merasa
usahanya sia-sia karena sepulang dari
dokter ia tetap tidak tahu apaapa, hanya mendapat resep saja.
 Pasien

merasa tidak dipahami dan
diperlakukan semata sebagai objek, bukan
sebagai subjek yang memiliki tubuh yang
sedang sakit.
 Pasien ragu, apakah ia harus mematuhi
anjuran dokter atau tidak.
 Pasien memutuskan untuk pergi ke dokter
lain.
 Pasien memutuskan untuk pergi ke
pengobatan alternative atau komplementer
atau menyembuhkan sendiri (self therapy).
 Komunikasi

efektif diharapkan dapat
mengatasi kendala yang ditimbulkan oleh
kedua pihak, pasien dan dokter.

 Opini

yang menyatakan bahwa
mengembangkan komunikasi dengan pasien
hanya akan menyita waktu
dokter, tampaknya harus diluruskan, bila
dokter dapat membangun hubungan
komunikasi yang efektif dengan
pasiennya, banyak hal-hal negatif dapat
dihindari.


Dokter dapat mengetahui dengan baik
kondisi pasien dan keluarganya dan pasien
pun percaya sepenuhnya kepada dokter.



Pasien merasa tenang dan aman ditangani
oleh dokter sehingga akan patuh
menjalankan petunjuk dan nasihat dokter
karena yakin bahwa semua yang dilakukan
adalah untuk kepentingan dirinya.



Kondisi ini amat berpengaruh pada proses
penyembuhan pasien selanjutnya.
 Pada

dasarnya, setiap orang memerlukan
komunikasi sebagai salah satu alat bantu
dalam kelancaran bekerja sama dengan
orang lain dalam bidang apapun.
 Komunikasi berbicara tentang cara
menyampaikan dan menerima pikiranpikiran, informasi, perasaan, dan bahkan
emosi seseorang, sampai pada titik
tercapainya pengertian yang sama antara
penyampai pesan dan penerima pesan.
 Mengingat

kesenjangan informasi dan
pengetahuan yang ada antara dokter dan
pasien, dokter perlu mengambil peran aktif.
Ketika pasien dalam posisi sebagai penerima
pesan, dokter perlu secara proaktif
memastikan apakah pasien benar- benar
memahami pesan yang telah
disampaikannya.
 Dalam penyampaian ini, dokter
bertanggung jawab untuk memastikan
pasien memahami apa yang disampaikan.
 Keberhasilan

komunikasi antara dokter dan
pasien pada umumnya akan melahirkan
kenyamanan dan kepuasan bagi kedua belah
pihak, khususnya menciptakan satu kata
tambahan bagi pasien yaitu empati.

 Empati

itu sendiri dapat dikembangkan
apabila dokter memiliki ketrampilan
mendengar dan berbicara yang keduanya
dapat dipelajari dan dilatih.
Berdasarkan hari penelitian, manfaat komunikasi
efektif dokter-pasien di antaranya:
 (1) Meningkatkan kepuasan pasien dalam
menerima pelayanan medis dari dokter atau
institusi pelayanan medis.
 (2) Meningkatkan kepercayaan pasien kepada
dokter yang merupakan dasar hubungan dokterpasien yang baik.
 (3) Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi
dan tindakan medis.
 (4) Meningkatkan kepercayaan diri dan
ketegaran pada pasien fase terminal dalam
menghadapi penyakitnya.


Ada empat langkah yang terangkum
dalam satu kata untuk melakukan
komunikasi, yaitu SAJI
(Poernomo, Ieda SS,
Program Family Health Nutrition, Depkes RI, 1999).

S
A
J
I

= Salam
= Ajak Bicara
= Jelaskan
= Ingatkan
[S] Salam

Beri salam, sapa dia, tunjukkan bahwa
Anda bersedia meluangkan waktu
untuk berbicara dengannya.
[A] Ajak Bicara
 Usahakan berkomunikasi secara dua arah.
 Jangan bicara sendiri.
 Dorong agar pasien mau dan dapat
mengemukakan pikiran dan
perasaannya.
 Tunjukkan bahwa dokter menghargai
pendapatnya, dapat memahami
kecemasannya, serta mengerti
perasaannya. Dokter dapat menggunakan
pertanyaan terbuka maupun tertutup
dalam usaha menggali informasi.
[J] Jelaskan
 Beri

penjelasan mengenai hal-hal yang
menjadi perhatiannya, yang ingin
diketahuinya, dan yang akan
dijalani/dihadapinya agar ia tidak
terjebak oleh pikirannya sendiri.
 Luruskan persepsi yang keliru. Berikan
penjelasan mengenai penyakit, terapi, atau
apapun secara jelas dan detil.
[I] Ingatkan




Percakapan yang dokter lakukan bersama
pasien mungkin memasukkan berbagai
materi secara luas, yang tidak mudah
diingatnya kembali.
Di bagian akhir percakapan, ingatkan dia
untuk hal-hal yang penting dan koreksi
untuk persepsi yang keliru.
 Pada

kode etik kedokteran dan kedokteran
gigi secara tersirat tidak tercantum etika
berkomunikasi.
 Secara tersurat dikatakan setiap dokter
dan dokter gigi dituntut melaksanakan
profesinya sesuai dengan standar profesi
yang tertinggi atau menjalankannya secara
optimal.
 Pada

Undang-Undang Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 35
disebutkan kompetensi dalam praktik
kedokteran antara lain dalam hal
kemampuan mewawancarai pasien.
 Peraturan yang mengatur tentang
tanggung jawab etik dari seorang dokter
adalah Kode Etik Kedokteran Indonesia.
 Kode Etik adalah pedoman perilaku dokter.


Pelanggaran terhadap butir-butir Kode Etik
Kedokteran Indonesia ada yang merupakan
pelanggaran etik semata-mata dan ada pula
yang merupakan pelanggaran etik dan sekaligus
pelanggaran hukum.


Ketidakmampuan dokter untuk melakukan
komunikasi yang baik dengan
pasien, sedikitnya melanggar etika profesi
kedokteran dan kedokteran gigi serta lebih
lanjut dapat melanggar disiplin
kedokteran, apabila ketidakmampuan
berkomunikasinya berdampak pada
ketidakmampuan dokter dalam membuat
persetujuan tindakan kedokteran dan rekam
medis.
 Hubungan

antara dokter dengan pasien yang
seimbang atau setara dalam ilmu hukum
disebut hubungan kontraktual.
 Hubungan kontraktual atau kontrak
terapeutik terjadi karena para
pihak, yaitu dokter dan pasien masingmasing diyakini mempunyai kebebasan dan
mempunyai kedudukan yang setara.
 Peranan tersebut berupa hak dan kewajiban.
 Persetujuan

tindakan kedokteran atau

informed consent harus
didasarkan atas informasi dari dokter
berkaitan dengan penyakit.
 Hal ini diatur dalam Undang-Undang
Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran, Paragraf 2, Pasal 45.

More Related Content

What's hot

Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiHildaHerman1
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaChusna Wardani
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada RemajaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remajapjj_kemenkes
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutikwahyuni majid
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1hasril hasanuddin
 
Alat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikAlat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikERA MULIANA SADARI
 
Lesi rongga mulut
Lesi rongga mulutLesi rongga mulut
Lesi rongga mulutpremaysari
 
Pulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaaPulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaa07051994
 
Makalah kebersihan gigi dan mulut
Makalah kebersihan gigi dan mulutMakalah kebersihan gigi dan mulut
Makalah kebersihan gigi dan mulutTiara Ramadhania
 
Buku rekam-medik-kg-20141
Buku rekam-medik-kg-20141Buku rekam-medik-kg-20141
Buku rekam-medik-kg-20141maulidenil gebi
 
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & ErosiLaporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & ErosiVina Widya Putri
 
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kananhasril hasanuddin
 
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaanAsuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaanAlex Susanto
 
Makalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikMakalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikWarnet Raha
 
Evidence Based Dentistry
Evidence Based DentistryEvidence Based Dentistry
Evidence Based Dentistryhmpkgums
 
Tentang Dental Unit
Tentang Dental UnitTentang Dental Unit
Tentang Dental UnitDzul Fiqri
 
Tugas drg berlian
Tugas drg berlianTugas drg berlian
Tugas drg berliansaktiirdi19
 

What's hot (20)

Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psa
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada RemajaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
 
Alat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikAlat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrik
 
inlay
inlayinlay
inlay
 
Lesi rongga mulut
Lesi rongga mulutLesi rongga mulut
Lesi rongga mulut
 
Pulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaaPulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaa
 
Makalah kebersihan gigi dan mulut
Makalah kebersihan gigi dan mulutMakalah kebersihan gigi dan mulut
Makalah kebersihan gigi dan mulut
 
Buku rekam-medik-kg-20141
Buku rekam-medik-kg-20141Buku rekam-medik-kg-20141
Buku rekam-medik-kg-20141
 
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & ErosiLaporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
 
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
 
Dental asistant ii
Dental asistant iiDental asistant ii
Dental asistant ii
 
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaanAsuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
 
Makalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikMakalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutik
 
Ohi s
Ohi sOhi s
Ohi s
 
Evidence Based Dentistry
Evidence Based DentistryEvidence Based Dentistry
Evidence Based Dentistry
 
Tentang Dental Unit
Tentang Dental UnitTentang Dental Unit
Tentang Dental Unit
 
Tugas drg berlian
Tugas drg berlianTugas drg berlian
Tugas drg berlian
 

Viewers also liked

Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienzulindarisma
 
Pemeriksaan Fisik Gigi dan Mulut by Rachel Sagrim dkk
Pemeriksaan Fisik Gigi dan Mulut by Rachel Sagrim dkkPemeriksaan Fisik Gigi dan Mulut by Rachel Sagrim dkk
Pemeriksaan Fisik Gigi dan Mulut by Rachel Sagrim dkkdr. Rachel Sagrim
 
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitaskaries gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitasfirman putra sujai
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Tenri Ashari Wanahari
 
Rekam Medik Gigi " Odontogram " Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008
Rekam Medik Gigi " Odontogram "  Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008Rekam Medik Gigi " Odontogram "  Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008
Rekam Medik Gigi " Odontogram " Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008asih gahayu
 

Viewers also liked (6)

Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
Pemeriksaan Fisik Gigi dan Mulut by Rachel Sagrim dkk
Pemeriksaan Fisik Gigi dan Mulut by Rachel Sagrim dkkPemeriksaan Fisik Gigi dan Mulut by Rachel Sagrim dkk
Pemeriksaan Fisik Gigi dan Mulut by Rachel Sagrim dkk
 
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitaskaries gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
 
Rekam Medik Gigi " Odontogram " Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008
Rekam Medik Gigi " Odontogram "  Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008Rekam Medik Gigi " Odontogram "  Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008
Rekam Medik Gigi " Odontogram " Permenkes NOMOR 269 / MENKES / PER / III / 2008
 
Contoh Format lembaran rm
Contoh Format lembaran rmContoh Format lembaran rm
Contoh Format lembaran rm
 

Similar to Komunikasi efektif drg pasien

Komunikasi dokter pasien
Komunikasi dokter pasienKomunikasi dokter pasien
Komunikasi dokter pasienRonika Hutagaol
 
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-pptYeniRimadeni
 
kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)
kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)
kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)fikri asyura
 
Tugas Komunikasi Terapeutik.ppt
Tugas Komunikasi Terapeutik.pptTugas Komunikasi Terapeutik.ppt
Tugas Komunikasi Terapeutik.pptAlfino3
 
Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Rusli Unci
 
Strategi Menanggapi Emosi Pasien.pdf
Strategi Menanggapi Emosi Pasien.pdfStrategi Menanggapi Emosi Pasien.pdf
Strategi Menanggapi Emosi Pasien.pdfpapahku123
 
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptxkomunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptxanditia3
 
BAB II TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdf
BAB II  TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdfBAB II  TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdf
BAB II TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdfAnneOrizaBolqia
 
13. patient provider communication
13. patient   provider communication13. patient   provider communication
13. patient provider communicationAgus Candra
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiNur Fadillah
 
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1vhyapriscilla
 
makalah komunikasi dengan pasien
makalah komunikasi dengan pasienmakalah komunikasi dengan pasien
makalah komunikasi dengan pasienrnrhy
 
KOMUNIKASI INTERPROFESI
KOMUNIKASI  INTERPROFESIKOMUNIKASI  INTERPROFESI
KOMUNIKASI INTERPROFESISofiaNofianti
 
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdf
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdfkomunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdf
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdfMarwahzahrah
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikedhaBulu
 
INTERPROFESSIONAL COMUNICATION.ppt
INTERPROFESSIONAL COMUNICATION.pptINTERPROFESSIONAL COMUNICATION.ppt
INTERPROFESSIONAL COMUNICATION.pptCliveSteward1
 

Similar to Komunikasi efektif drg pasien (20)

Komunikasi dokter pasien
Komunikasi dokter pasienKomunikasi dokter pasien
Komunikasi dokter pasien
 
Bab i kelompok
Bab i kelompokBab i kelompok
Bab i kelompok
 
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
 
kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)
kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)
kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tugas Komunikasi Terapeutik.ppt
Tugas Komunikasi Terapeutik.pptTugas Komunikasi Terapeutik.ppt
Tugas Komunikasi Terapeutik.ppt
 
Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1
 
Strategi Menanggapi Emosi Pasien.pdf
Strategi Menanggapi Emosi Pasien.pdfStrategi Menanggapi Emosi Pasien.pdf
Strategi Menanggapi Emosi Pasien.pdf
 
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptxkomunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
 
BAB II TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdf
BAB II  TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdfBAB II  TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdf
BAB II TINJAUAN PUSTAKA komnikasi taraupetik.pdf
 
13. patient provider communication
13. patient   provider communication13. patient   provider communication
13. patient provider communication
 
Meningkatkan Komunikasi Efektif
Meningkatkan Komunikasi EfektifMeningkatkan Komunikasi Efektif
Meningkatkan Komunikasi Efektif
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
 
makalah komunikasi dengan pasien
makalah komunikasi dengan pasienmakalah komunikasi dengan pasien
makalah komunikasi dengan pasien
 
KOMUNIKASI INTERPROFESI
KOMUNIKASI  INTERPROFESIKOMUNIKASI  INTERPROFESI
KOMUNIKASI INTERPROFESI
 
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdf
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdfkomunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdf
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdf
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
INTERPROFESSIONAL COMUNICATION.ppt
INTERPROFESSIONAL COMUNICATION.pptINTERPROFESSIONAL COMUNICATION.ppt
INTERPROFESSIONAL COMUNICATION.ppt
 
Summary penelitian ilya_putri
Summary penelitian ilya_putriSummary penelitian ilya_putri
Summary penelitian ilya_putri
 

More from asih gahayu

Manajemen Mutu PKP
Manajemen Mutu PKP Manajemen Mutu PKP
Manajemen Mutu PKP asih gahayu
 
Kerjasama Tim Pelatihan Tim Gerak Cepat TGC
Kerjasama Tim Pelatihan Tim Gerak Cepat TGCKerjasama Tim Pelatihan Tim Gerak Cepat TGC
Kerjasama Tim Pelatihan Tim Gerak Cepat TGCasih gahayu
 
Rencana Pembelajaran Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Rencana Pembelajaran  Pelatihan Tenaga Pelatih KesehatanRencana Pembelajaran  Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Rencana Pembelajaran Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatanasih gahayu
 
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPK
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPKEvaluasi Pembelajaran Pelatihan TPK
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPKasih gahayu
 
Manajemen Kelas Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Manajemen Kelas Pelatihan Tenaga Pelatih KesehatanManajemen Kelas Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Manajemen Kelas Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatanasih gahayu
 
Materi Karya Tulis Ilmiah KTI Pelatihan jabatan Fungsional
Materi Karya Tulis Ilmiah KTI Pelatihan jabatan FungsionalMateri Karya Tulis Ilmiah KTI Pelatihan jabatan Fungsional
Materi Karya Tulis Ilmiah KTI Pelatihan jabatan Fungsionalasih gahayu
 
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt  Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt asih gahayu
 
Study Kualitatif PHBS
Study Kualitatif PHBS Study Kualitatif PHBS
Study Kualitatif PHBS asih gahayu
 
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakat
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakatPenelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakat
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakatasih gahayu
 
Share anti korupsi dan integritas.pptx
Share  anti korupsi dan  integritas.pptxShare  anti korupsi dan  integritas.pptx
Share anti korupsi dan integritas.pptxasih gahayu
 
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepalaasih gahayu
 
5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligiasih gahayu
 
5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligiasih gahayu
 
3.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi23.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi2asih gahayu
 
2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..asih gahayu
 
1. dental anatomi
1. dental anatomi1. dental anatomi
1. dental anatomiasih gahayu
 
Etika Kedokteran Gigi 2018
Etika Kedokteran Gigi 2018Etika Kedokteran Gigi 2018
Etika Kedokteran Gigi 2018asih gahayu
 

More from asih gahayu (20)

Manajemen Mutu PKP
Manajemen Mutu PKP Manajemen Mutu PKP
Manajemen Mutu PKP
 
Kerjasama Tim Pelatihan Tim Gerak Cepat TGC
Kerjasama Tim Pelatihan Tim Gerak Cepat TGCKerjasama Tim Pelatihan Tim Gerak Cepat TGC
Kerjasama Tim Pelatihan Tim Gerak Cepat TGC
 
Rencana Pembelajaran Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Rencana Pembelajaran  Pelatihan Tenaga Pelatih KesehatanRencana Pembelajaran  Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Rencana Pembelajaran Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
 
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPK
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPKEvaluasi Pembelajaran Pelatihan TPK
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPK
 
Manajemen Kelas Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Manajemen Kelas Pelatihan Tenaga Pelatih KesehatanManajemen Kelas Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Manajemen Kelas Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
 
Materi Karya Tulis Ilmiah KTI Pelatihan jabatan Fungsional
Materi Karya Tulis Ilmiah KTI Pelatihan jabatan FungsionalMateri Karya Tulis Ilmiah KTI Pelatihan jabatan Fungsional
Materi Karya Tulis Ilmiah KTI Pelatihan jabatan Fungsional
 
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt  Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt
 
Study Kualitatif PHBS
Study Kualitatif PHBS Study Kualitatif PHBS
Study Kualitatif PHBS
 
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakat
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakatPenelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakat
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakat
 
Share anti korupsi dan integritas.pptx
Share  anti korupsi dan  integritas.pptxShare  anti korupsi dan  integritas.pptx
Share anti korupsi dan integritas.pptx
 
7. anomali gigi
7. anomali gigi7. anomali gigi
7. anomali gigi
 
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
 
5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi
 
5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi
 
4.oklusi
4.oklusi4.oklusi
4.oklusi
 
3.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi23.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi2
 
2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..
 
1. dental anatomi
1. dental anatomi1. dental anatomi
1. dental anatomi
 
UKGM
UKGM UKGM
UKGM
 
Etika Kedokteran Gigi 2018
Etika Kedokteran Gigi 2018Etika Kedokteran Gigi 2018
Etika Kedokteran Gigi 2018
 

Komunikasi efektif drg pasien

  • 1. Komunikasi Efektif Dokter gigi dan Pasien SRI ASIH GAHAYU
  • 2.  Pasien, Setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.  Dokter dan dokter gigi, Dokter dan dokter gigi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang– undangan.
  • 3.  Komunikasi dokter-pasien, Hubungan yang berlangsung antara dokter/dokter gigi dengan pasiennya selama proses pemeriksaan/pengobatan/perawatan yang terjadi di ruang praktik perorangan, poliklinik, rumah sakit, dan puskesmas dalam rangka membantu menyelesaikan masalah kesehatan pasien.  Komunikasi efektif dokter-pasien, Pengembangan hubungan dokter-pasien secara efektif yang berlangsung secara efisien, dengan tujuan utama penyampaian informasi atau pemberian penjelasan yang diperlukan dalam rangka membangun kerja sama antara dokter dengan pasien . 
  • 4.  Cara/Teknik Komunikasi, Pengetahuan dan keterampilan mengenai komunikasi yang mengikuti langkah-langkah komunikasi yaitu memberi perhatian, membuka dialog, mencari solusi atau alternative pemecahan masalah, dan menyimpulkan hasilnya.  Media Pendukung Komunikasi, Media pendukung komunikasi dapat berbentuk media cetak, elektronik, dan peraga yang bisa berupa model atau contoh nyata untuk kesamaan persepsi yang menghasilkan pemahaman yang sama dalam komunikasi.
  • 5.  Anamnesis, Proses penggalian riwayat penyakit pasien oleh dokter. Anamnesis merupakan bagian dari komunikasi dokter gigi -pasien
  • 6.  Dalam profesi kedokteran, komunikasi dokter gigi -pasien merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai dokter gigi.  Kompetensi komunikasi menentukan keberhasilan dalam membantu penyelesaian masalah kesehatan pasien.  Selama ini kompetensi komunikasi dapat dikatakan terabaikan, baik dalam pendidikan maupun dalam praktik kedokteran/kedokteran gigi.
  • 7.  Sebagian dokter merasa tidak mempunyai waktu yang cukup untuk berbincang-bincang dengan pasiennya, sehingga hanya bertanya seperlunya. Akibatnya, dokter bisa saja tidak mendapatkan keterangan yang cukup untuk menegakkan diagnosis dan menentukan perencanaan dan tindakan lebih lanjut.  Dari sisi pasien, umumnya pasien merasa dalam posisi lebih rendah di hadapan dokter (superiorinferior), sehingga takut bertanya dan bercerita atau hanya menjawab sesuai pertanyaan dokter saja.
  • 8.  Untuk menggali keterangan dari perlu dibangun hubungan saling percaya yang dilandasi keterbukaan, kejujuran dan pengertian akan kebutuhan, harapan, maupun kepentingan masing-masing.  Dengan terbangunnya hubungan saling percaya, pasien akan memberikan keterangan yang benar dan lengkap sehingga dapat membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit pasien secara baik dan memberi obat yang tepat bagi pasien.
  • 9.  Komunikasi yang baik dan berlangsung dalam kedudukan setara (tidak superior-inferior) sangat diperlukan agar pasien mau/dapat menceritakan sakit/keluhan yang dialaminya secara jujur dan jelas.  Komunikasi efektif mampu mempengaruhi emosi pasien dalam pengambilan keputusan tentang rencana tindakan selanjutnya, sedangkan komunikasi tidak efektif akan mengundang masalah.
  • 10.  Pasien merasa dokter menjelaskan keadaannya sesuai tujuannya berobat.  Berdasarkan pengetahuannya tentang kondisi kesehatannya, pasien pun mengerti anjuran dokter, misalnya jangan kumur sehabis cabut gigi, jangan merokok minum atau menggunakan obat secara teratur, melakukan pemeriksaan foto/rontgendan memeriksakan diri sesuai jadwal, memperhatikan kegiatan (menghindari kerja berat, istirahat cukup, dan sebagainya).
  • 11.    Pasien memahami dampak yang menjadi konsekuensi dari penyakit yang dideritanya (membatasi diri, biaya pengobatan), sesuai penjelasan dokter. Pasien merasa dokter mendengarkan keluhannya dan mau memahami keterbatasan kemampuannya lalu bersama mencari alternatif sesuai kondisi dan situasinya, dengan segala konsekuensinya. Pasien mau bekerja sama dengan dokter dalam menjalankan semua upaya pengobatan/perawatan kesehatannya.
  • 12.   Pasien tetap tidak mengerti Pasien merasa dokter tidak memberinya kesempatan untuk bicara atau Ia merasa usahanya sia-sia karena sepulang dari dokter ia tetap tidak tahu apaapa, hanya mendapat resep saja.
  • 13.  Pasien merasa tidak dipahami dan diperlakukan semata sebagai objek, bukan sebagai subjek yang memiliki tubuh yang sedang sakit.  Pasien ragu, apakah ia harus mematuhi anjuran dokter atau tidak.  Pasien memutuskan untuk pergi ke dokter lain.  Pasien memutuskan untuk pergi ke pengobatan alternative atau komplementer atau menyembuhkan sendiri (self therapy).
  • 14.  Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi kendala yang ditimbulkan oleh kedua pihak, pasien dan dokter.  Opini yang menyatakan bahwa mengembangkan komunikasi dengan pasien hanya akan menyita waktu dokter, tampaknya harus diluruskan, bila dokter dapat membangun hubungan komunikasi yang efektif dengan pasiennya, banyak hal-hal negatif dapat dihindari.
  • 15.  Dokter dapat mengetahui dengan baik kondisi pasien dan keluarganya dan pasien pun percaya sepenuhnya kepada dokter.  Pasien merasa tenang dan aman ditangani oleh dokter sehingga akan patuh menjalankan petunjuk dan nasihat dokter karena yakin bahwa semua yang dilakukan adalah untuk kepentingan dirinya.  Kondisi ini amat berpengaruh pada proses penyembuhan pasien selanjutnya.
  • 16.  Pada dasarnya, setiap orang memerlukan komunikasi sebagai salah satu alat bantu dalam kelancaran bekerja sama dengan orang lain dalam bidang apapun.  Komunikasi berbicara tentang cara menyampaikan dan menerima pikiranpikiran, informasi, perasaan, dan bahkan emosi seseorang, sampai pada titik tercapainya pengertian yang sama antara penyampai pesan dan penerima pesan.
  • 17.  Mengingat kesenjangan informasi dan pengetahuan yang ada antara dokter dan pasien, dokter perlu mengambil peran aktif. Ketika pasien dalam posisi sebagai penerima pesan, dokter perlu secara proaktif memastikan apakah pasien benar- benar memahami pesan yang telah disampaikannya.  Dalam penyampaian ini, dokter bertanggung jawab untuk memastikan pasien memahami apa yang disampaikan.
  • 18.  Keberhasilan komunikasi antara dokter dan pasien pada umumnya akan melahirkan kenyamanan dan kepuasan bagi kedua belah pihak, khususnya menciptakan satu kata tambahan bagi pasien yaitu empati.  Empati itu sendiri dapat dikembangkan apabila dokter memiliki ketrampilan mendengar dan berbicara yang keduanya dapat dipelajari dan dilatih.
  • 19. Berdasarkan hari penelitian, manfaat komunikasi efektif dokter-pasien di antaranya:  (1) Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan medis dari dokter atau institusi pelayanan medis.  (2) Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter yang merupakan dasar hubungan dokterpasien yang baik.  (3) Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medis.  (4) Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pasien fase terminal dalam menghadapi penyakitnya.
  • 20.  Ada empat langkah yang terangkum dalam satu kata untuk melakukan komunikasi, yaitu SAJI (Poernomo, Ieda SS, Program Family Health Nutrition, Depkes RI, 1999). S A J I = Salam = Ajak Bicara = Jelaskan = Ingatkan
  • 21. [S] Salam Beri salam, sapa dia, tunjukkan bahwa Anda bersedia meluangkan waktu untuk berbicara dengannya.
  • 22. [A] Ajak Bicara  Usahakan berkomunikasi secara dua arah.  Jangan bicara sendiri.  Dorong agar pasien mau dan dapat mengemukakan pikiran dan perasaannya.  Tunjukkan bahwa dokter menghargai pendapatnya, dapat memahami kecemasannya, serta mengerti perasaannya. Dokter dapat menggunakan pertanyaan terbuka maupun tertutup dalam usaha menggali informasi.
  • 23. [J] Jelaskan  Beri penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi perhatiannya, yang ingin diketahuinya, dan yang akan dijalani/dihadapinya agar ia tidak terjebak oleh pikirannya sendiri.  Luruskan persepsi yang keliru. Berikan penjelasan mengenai penyakit, terapi, atau apapun secara jelas dan detil.
  • 24. [I] Ingatkan   Percakapan yang dokter lakukan bersama pasien mungkin memasukkan berbagai materi secara luas, yang tidak mudah diingatnya kembali. Di bagian akhir percakapan, ingatkan dia untuk hal-hal yang penting dan koreksi untuk persepsi yang keliru.
  • 25.  Pada kode etik kedokteran dan kedokteran gigi secara tersirat tidak tercantum etika berkomunikasi.  Secara tersurat dikatakan setiap dokter dan dokter gigi dituntut melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi atau menjalankannya secara optimal.
  • 26.  Pada Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 35 disebutkan kompetensi dalam praktik kedokteran antara lain dalam hal kemampuan mewawancarai pasien.  Peraturan yang mengatur tentang tanggung jawab etik dari seorang dokter adalah Kode Etik Kedokteran Indonesia.  Kode Etik adalah pedoman perilaku dokter.
  • 27.  Pelanggaran terhadap butir-butir Kode Etik Kedokteran Indonesia ada yang merupakan pelanggaran etik semata-mata dan ada pula yang merupakan pelanggaran etik dan sekaligus pelanggaran hukum.
  • 28.  Ketidakmampuan dokter untuk melakukan komunikasi yang baik dengan pasien, sedikitnya melanggar etika profesi kedokteran dan kedokteran gigi serta lebih lanjut dapat melanggar disiplin kedokteran, apabila ketidakmampuan berkomunikasinya berdampak pada ketidakmampuan dokter dalam membuat persetujuan tindakan kedokteran dan rekam medis.
  • 29.  Hubungan antara dokter dengan pasien yang seimbang atau setara dalam ilmu hukum disebut hubungan kontraktual.  Hubungan kontraktual atau kontrak terapeutik terjadi karena para pihak, yaitu dokter dan pasien masingmasing diyakini mempunyai kebebasan dan mempunyai kedudukan yang setara.  Peranan tersebut berupa hak dan kewajiban.
  • 30.  Persetujuan tindakan kedokteran atau informed consent harus didasarkan atas informasi dari dokter berkaitan dengan penyakit.  Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, Paragraf 2, Pasal 45.