SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2 BLOK 11
PENYAKIT JARINGAN KERAS
Tutor
drg. Sari Lukita M.Kes
Disusun Oleh
Ketua: Rika Widya Kartika J2A017016
Scrable Ketik: Vina Widya Putri J2A017017
Scrable Tulis: Finandia Laras Saputri J2A017043
Anggota: Amalia Asri Ayuningtyas J2A017020
Melinda Savira Ayudyawati J2A017022
Syarafina Ummu Salamah J2A017023
Sahara Sa’adillah Isri J2A017026
Ovie Luksita Lathifa J2A017039
Resty Annisya J2A017040
Briliana Ikrimazahra J2A017044
Raissa Ridha Rahmandhiya J2A017046
Arkhamatus Wafiroh J2A017049
Idzhar Qolby Fatichin J2A017050
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena
dengan pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Skenario 2
Blok 11 yang berjudul “Gigiku Terkikis”.
Laporan ini kami susun untuk memenuhi tugas Tutorial. Dalam laporan ini
dibahas mengenai Atrisi, Abrasi dan Abfraksi. Dengan selesainya laporan ini, maka
tidak lupa kami mengucapkan terima kasih khususnya kepada drg. Sari Lukita
M.Kes selaku Tutor Tutorial Blok 11 SGD 3, teman-teman yang sudah memberi
masukan baik langsung maupun tidak langsung, juga pihak-pihak yang
menyediakan sumber yang telah kami satukan.
Demikian laporan ini kami selesaikan, semoga dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Mohon maaf apabila masih terdapat kekurangan disana-sini. Saran-saran
serta kritik yang konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca guna
peningkatan pembuatan laporan pada tugas yang lain di waktu mendatang. Akhir
kata, kami mengucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Semarang, 12 Mei 2019
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………….i
DAFTAR ISI ……………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………….. 1
1.2 Skenario 2 Blok 11 …………………………………………………………… 4
1.3 Rumusan Masalah ……………………………………………………………. 4
1.4 Tujuan ………………………………………………………………………... 5
1.5 Manfaat ………………………………………………………………………. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mapping ……………………………………………………………………… 6
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Definisi Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi …………………………………... 7
3.2 Etiologi Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi …………………………………... 7
3.3 Gambaran Klinis Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi ………………………… 9
3.4 Perawatan Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi ……………………………….. 11
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………......... 13
4.2 Kritik dan Saran ……………………………………………………………... 13
4.3 Ayat / Hadist Terkait ………………………………………………………... 14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………... 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rongga mulut merupakan bagian tubuh yang tersusun antara lain oleh bibir,
palatum, lidah dan gigi geligi. Gigi memiliki peran penting dalam tubuh manusia.
Kesehatan gigi merupakan investasi bagi masa depan sehingga kita harus benar-
benar menjaga kesehatan gigi. Gigi memiliki banyak fungsi sebagaimana organ-
organ keras tubuh kita lainnya. Beberapa fungsi dari gigi yang harus kita ketahui
antara lain:
a. Mengunyah makanan (Mastikasi).
Makanan sebelum ditelan harus dikunyah terlebih dahulu, hal ini berguna
untuk menghancurkan makanan hingga lembut dan memudahkan untuk
ditelan serta membantu proses pencernaan di lambung dan usus, karena
meringankan beban kerja lambung dan usus dalam mencerna makanan.
b. Mengucapkan kata-kata dengan jelas (Artikulasi).
c. Membentuk wajah menjadi harmonis serta untuk kecantikan dan
penampilan yang lebih baik (Estetik).
Gigi sebagai salah satu struktur jaringan keras mempunyai bagian-bagian, antara
lain:
Struktur Gigi.
2
a. Enamel / Email
Enamel merupakan struktur gigi yang paling keras, terdiri dari 96% mineral,
sisanya 4% merupakan air dan material organic. Mineral penyusun enamel
terutama adalah hidroksiapatit yang penting untuk kekuatan dan brittleness
enamel. Meskipun merupakan substansi yang keras, enamel tidak kebal
terhadap atrisi selama mastikasi. Enamel tidak mengandung kolagen, tetapi
mengandung dua jenis protein yang khas yaitu amelsenins dan enamelins.
Walaupun peranan protein ini belum dimengerti sepenuhnya, tetapi
diperkirakan berperan dalam perkembangan enamel. Warna enamel
bervariasi, mulai dari kuning sampai putih keabu-abuan. Ketebalan enamel
bervariasi, bagian yang paling tebal terdapat pada ujung tonjol, yaitu
mencapai 2,5 mm, dan yang paling tipis terdapat pada daerah tepi, yaitu
pada Cemento Enamel Junction (CEJ).
b. Dentin
Dentin merupakan lapisan di bawah enamel, dan menyusun sebagian besar
gigi. Dentin dilapisi oleh odontoblas. Pembentukan dentin dikenal sebagai
dentinogenesis. Dentin terdiri dari 70% kristal hidroksiapatit inorganik,
sisanya 30% merupakan organik yang tersusun dari kolagen, substansi dasar
mukopolisakarida, dan air. Karena itu dentin lebih lunak daripada enamel,
dan lebih rentan untuk terjadinya karies. Walaupun demikian, dentin masih
berperan sebagai lapisan pelindung dan pendukung mahkota gigi. Tipe
modifikasi dari dentin dikenal sebagai reparative dentin atau dentin
sekunder. Reparative dentin akibat respon terhadap atrisi, karies, prosedur
operatif, atau stimulus kerusakan lain biasanya mempunyai beberapa atau
lebih tubulus dentin irregular daripada dentin yang dihasilkan sebagai akibat
penuaan.
c. Sementum
Sementum adalah lapisan tulang yang membungkus akar gigi. Sementum
terdiri dari 45% material inorganik terutama hidroksiapatit, 33% material
organik terutama kolagen, dan 22% air, sementum dibentuk oleh
sementoblas di dalam akar gigi dan bagian sementum yang paling tebal
terdapat pada apeks akar. Warna sementum kekuning-kuningan dan
3
sementum lebih lunak daripada dentin dan enamel. Peran utama sementum
adalah sebagai medium untuk perlekatan ligamen periodontal ke gigi untuk
kestabilan.
d. Pulpa
Pulpa gigi hanya merupakan jaringan nonmineralisasi. Pulpa merupakan
jaringan ikat lunak, terbuat dari sel, substansi interselular, dan cairan
jaringan. Jaringan pulpa pada gigi yang lebih muda mempunyai sel dan
substansi interselular yang lebih banyak daripada gigi yang lebih tua. Pulpa
terdiri dari dua bagian, yaitu kamar pulpa yang terdapat di dalam mahkota
gigi dan saluran akar yang terdapat di dalam akar gigi. Pulpa gigi merupakan
bagian pusat gigi yang berisi jaringan ikat lunak. Jaringan ini terdiri dari
pembuluh darah dan saraf yang masuk ke gigi melalui apeks gigi. Sepanjang
batas antara dentin dan pulpa terdapat odontoblas, yang mengawali
pembentukan dentin. Sel lain yang terdapat pada pulpa yaitu fibroblas,
preodontoblas, makrofag, dan T limfosit.
Patologi pada gigi terbagi menjadi dua yakni karies dan non-karies. Asam yang
berasal dari bakteri merupakan penyebab terjadinya karies, sedangkan proses
kimiawi zat yang bersifat asam tanpa adanya peran bakteri menjadi penyebab
penyakit non karies.
Penyakit non karies merujuk pada suatu kondisi yang ditandai dengan
hilangnya struktur jaringan keras gigi karena proses fisik maupun kimiawi, yang
mana bukan sebagai hasil dari proses karies dan sering disebut juga dengan
Keausan Gigi atau Tooth Wear. Keausan gigi dapat dikategorikan menjadi:
a. Atrisi
b. Abrasi
c. Abfraksi
d. Erosi
4
1.2 Skenario 2 Blok 11
“GIGIKU TERKIKIS”
Seorang laki-laki usia 32 tahun datang dengan keluhan gigi belakangnya
sering terasa ngilu, terutama saat minum minuman dingin. Berdasarkan keterangan
dari keluarga pasien memiliki kebiasaasn sering menggesek-gesekkan giginya saat
tidur. Pasien memiliki kebiasaan merokok dan minuman bersoda. Pemeriksaan IO
gigi 31,32,33 permukaan incisal gigi yang rata dengan kedalaman dentin pada gigi
geliginya ditunjukkan dengan foto. Pemeriksaan vitalitas: CE (+), Sondasi (+),
Perkusi (-), Palpasi (-). Berdasarkan data yang didapat drg. Memutuskan untuk
memperkirakan etiologi serta rencana perawatan dari kasus tersebut.
Keyword: kavitas servikal kedalaman dentin, menggesek-gesekkan gigi saat tidur.
Identifikasi kata sulit:
1. CE (Chlor Ethyl)
Termasuk salah satu tes thermal dingin untuk memeriksa vitalitas dari pulpa
gigi, terasa dingin atau tidak.
1.3 Rumusan Masalah
1. Definisi Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi.
2. Etiologi Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi.
3. Gambaran Klinis Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi.
4. Perawatan Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi.
5
1.4 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan pembuatan laporan ini adalah
sebagai berikut.
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan gambaran klinis Atrisi, Abrasi, Abfraksi
dan Erosi.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan perawatan Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan
Erosi.
1.5 Manfaat
1. Untuk menambah wawasan.
2. Untuk mengetahui hal-hal mengenai Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi.
3. Untuk memperkaya penulisan dalam bidang Kedokteran/Kesehatan
khususnya mengenai Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi.
4. Dapat dijadikan sebagai bahan untuk pembuatan laporan kedepannya yang
lebih luas dan mendalam.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Mapping
Laki-laki usia 32 tahun datang ke Dokter Gigi
Pemeriksaan Subjektif:
rasa ngilu
Pemeriksaan Intra Oral
Sondasi (+)
Perkusi (-)
CE (+)
Palpasi (-)
Tanpa
Mikroorganisme
Dengan
Mikroorganisme
PENYAKIT
JARINGAN KERAS
Atrisi
Abrasi
Abfraksi
Erosi
Karies
Definisi
Etiologi
Tanda & Gejala
Patofisiologi
Rencana
Perawatan
7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1Definisi Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi
a. Atrisi
Merupakan keausan mekanis dari permukaan incisal/oklusal gigi yang mana
sebagai hasil dari kontak gigi geligi pada aktivitas fungsional atau
parafungsional.
b. Abrasi
Hilangnya permukaan atau struktur gigi yang abnormal akibat dari gaya
gesekan/friksi langsung antara gigi dengan benda asing yang mempunyai
efek atau daya abrasif terhadap gigi, atau dikarenakan kontak berulang
antara gigi dengan benda atau zat asing, misalnya karena bulu sikat gigi
yang kasar, penggunaan pasta gigi yang sangat abrasif, penggunaan
toothpowder.
c. Abfraksi
Defek berbentuk irisan/takik pada daerah servikal gigi yang disebabkan oleh
pemberian beban atau kekuatan yang abnormal pada oklusal gigi yang
kemudian terjadi flexure/fleksi pada gigi yang mana selanjutnya dapat
sebabkan microfracture enamel dan terjadi keausan pada gigi.
d. Erosi
Keausan atau hilangnya struktur permukaan gigi secara bertahap karena
proses kimia berupa asam, bukan asam dari bakteri.
3.2Etiologi Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi
a. Atrisi
 Fisiologis
Mastikasi (makan makanan yang kasar atau keras), usia/penuaan,
jumlah gigi yang masih ada, aliran saliva (karena aliran saliva yang
8
sedikit dapat meningkatkan gesekan saat kontak gigi geligi),
maloklusi.
 Patologis
Aktivitas parafungsional seperti bruxism (clenching & grinding),
kebiasaan mengunyah.
b. Abrasi
 Praktik menjaga kebersihan mulut yang salah
Teknik menyikat gigi secara horizontal dan dengan frekuensi
berlebihan, serta waktu dan pemberian tekanan atau tenaga ekstra
saat menyikat dapat sebabkan abrasi.
 Terkait pekerjaan
Cekukan pada gigi incisivus sentral maksila biasanya terlihat pada
tukang kayu, tukang sol sepatu, penjahit yang mana terbiasa
menyelipkan paku atau jarum di antara gigi incisivusnya.
 Produk kebersihan mulut
Kekerasan dan bentuk bulu sikat gii, pH dan jumlah pasta gigi yang
digunakan, penggunaan toothpowder yang mana lebih abrasif
daripada pasta gigi.
 Abrasi pada bagian servikal di permukaan proksimal dari gigi
karena gesekan dari benda-benda seperti tusuk gigi, sikat
interproximal.
 Klamer/clasp pada gigi tiruan sebagian/partial denture dapat
sebabkan lesi abrasi yang terlokalisasi.
 Personal habit
Menggigit-gigit kuku, menggigit benang, pipe smoking, mengupas
biji menggunakan gigi.
c. Abfraksi
 Dampak dari tekanan akibat mastikasi / maloklusi.
 Efek biomekanik dari beban oklusal yang menghasilkan flexure
enamel dan dentin, yang mengarah pada kehilangan patologis dari
jaringan keras di dekat Cemento Enamel Junction (CEJ).
9
 Pemberian kekuatan pada oklusal secara ekstrinsik (tidak wajar),
seperti saat bruxism (adanya arah bolak-balik yang diberikan pada
oklusal sehingga berusaha untuk membengkokkan gigi, sebabkan
kelelahan pada sisi-sisi gigi dan terjadi microfracture pada area gigi
yang mengalami flexure di area servikal).
d. Erosi
Berdasarkan sumber zat kimia, yaitu berupa asam, dapat dibagi menjadi:
 Ekstrinsik
Termasuk intake makanan atau minuman yang asam (soft drink,
buah-buahan asam), konsumsi obat-obatan dengan pH rendah.
Selain itu lingkungan kerja juga dapat menghasilkan atmosfer yang
asam, seperti pabrik batrai atau yang bekerja sebagai tukang patri,
dan lain-lain.
 Intrinsik
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), gangguan psikosomatis
(misalnya nervous vomiting, anorexia nervosa, bulimia), dan lain-
lain.
3.3Gambaran Klinis Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi
a. Atrisi
 Permukaan oklusal atau tepi incisal
1) Cusp rata, dapat sebabkan hilangnya dimensi vertikal dari
gigi.
Perbedaan Atrisi, Abfraksi, Erosi dan Abrasi.
10
2) Over closure / penutupan berlebihan selama gerakan
fungsional dari mandibula yang mana dapat timbulkan
ketegangan atau ketidakseimbangan pada sistem
stomatognatik, sehingga sebabkan penurunan kemampuan
dari gigi dan masalah pada TMJ.
3) Cheek biting.
4) Gigi sensitif, karena terpaparnya dentin, terlihat halus,
concave/cekung.
5) Tepi enamel terlihat tajam dan bergerigi, fraktur cusp.
 Permukaan proximal (Proximal Surface Faceting)
1) Berkurangnya dimensi mesio-distal dari gigi, yang
mengarah pada drifting gigi dan pengurangan panjang
lengkung gigi.
2) Berkurangnya dimensi ruang interproksimal, sehingga
mengganggu fisiologi papilla interdental, serta sulitnya
mengontrol plak yang mana sebabkan masalah periodontal.
b. Abrasi
 Cekukan/Takik/Defek berbentuk V
Merupakan abrasi yang oblik oklusal dan dinding servikal
bersilangan pada kedalaman tertentu, dengan tanpa dinding axial
yang pasti antara keduanya.
 Defek berbentuk C
Penampang dari defek berbentuk C dengan lantai membulat.
 Undercut cekung
Oklusal dan dinding servikal bersinggungan dengan dinding axial
yang pasti antara keduanya.
 Kotak divergen
Terdapat dinding axial yang pasti, dengan oklusal dan dinding
servikal menyebar kea rah permukaan.
 Lesi lebih ke arah lebar daripada dalam.
 Biasa terjadi pada gigi caninus dan premolar.
11
c. Abfraksi
Lesi yang dihasilkan akibat flexure gigi memiliki karakteristik, antara lain:
 Terletak pada atau didekat fulcrum.
 Bentuk khasnya yaitu berupa irisan dengan sudut garis/line angle
yang tajam. Faktor lokal seperti abrasi dan asam dari erosi dapat
memodifikasi bentuk lesinya, tetapi secara keseluruhan lesinya
berbentuk irisan.
 Ukuran dari lesi ditentukan oleh besarnya dan frekuensi kekuatan
atau beban yang diberikan terhadap gigi.
 Lesinya dalam, sempit, dan terdapat cekukan/takik berbentuk V.
 Mempengaruhi area servikal pada permukaal bukal dan labial.
 Umumnya terjadi pada satu gigi yang terkena kekuatan atau beban
oklusan eksentrik (tidak wajar).
d. Erosi
 Lesi erosi umumnya luas, tetapi dangkal atau terdapat depresi pada
enamel atau dentin, tanpa sudut garis/line angle yang tajam dan margin
yang kurang jelas.
 Enamel yang terkikis terlihat halus dan mengkilap.
 Hipersensitivitas gigi sebagai keluhan utama pasien.
3.4Perawatan Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi
a. Atrisi
 Jika terdapat masalah pada TMJ harus di diagnose dan diselesaikan
terlebih dahulu.
 Aktivitas parafungsional seperti bruxism dapat dikontrol dengan
occlusal adjustments dan penggunaan night guard.
 Area sensitive yang terpapar seperti dentin, harus dilindungi dengan
penggunaan larutan fluoride atau agen bonding untuk dentin.
 Tindakan restoratif seperti penempatan mahkota, dapat
dipertimbangkan jika diperlukan.
12
 Gigi dengan atrisi yang parah (hingga ke pulpa) harus menjalani
perawatan endodontik/Perawatan Saluran Akar (PSA) atau di ekstraksi,
sesuai kemampuan gigi tersbeut untuk di rehabilitasi atau dipulihkan
kembali.
b. Abrasi
Perawatan dilakukan setelah menetapkan diagnosis. Perawatan terhadap
abrasi antara lain:
 Menyikat gigi dengan teknik horizontal seharusnya dihindari.
Menyikat gigi haruslah dilakukan dengan lembut sambal memindahkan
sikat gigi dari gusi ke gusi dengan gerakan vertikal (Teknik Modified
Stillman).
 Menggunakan sikat gigi dengan bulu yang lembut serta menggunakan
pasta gigi, bukan toothpowder.
 Menggunakan bahan restorative seperti GIC, GIC modifikasi resin,
atau resin komposit untuk menutup defek.
 Agen desensitisasi seperti pasta gigi dan mouthwash dapat diresepkan
sebagai perawatan di rumah.
c. Abfraksi
 Secara selektif membentuk ulang/me re-contour gigi sehingga kekuatan
oklusal diarahkan ke sumbu panjang tengah/long axis gigi.
 Penyesuaian oklusal dan manajemen kebiasaan parafungsional, seperti
penggunaan night guard pada pasien bruxism.
 Restorasi dari defek abfraksi dengan bahan restorasi yang cocok,
seperti resin komposit.
d. Erosi
 Langkah pertama yaitu mencoba menghilangkan penyebabnya, seperti
masalah GERD atau modifikasi makanan yang dikonsumsi.
 Restorasi sewarna gigi, full coverage crown dengan atau tanpa PSA.
 Jika meminum minuman yang asam makan dapat menggunakan
sedotan dan tidak menahan minuman tersebut berlama-lama di rongga
mulut.
13
BAB IV
PENUTUP
4.1Kesimpulan
Keausan gigi adalah suatu kondisi yang ditandai dengan hilangnya jaringan
keras gigi karena proses fisik maupun kimiawi, bukan proses karies (lesi non
karies). Keausan gigi dapat diklasifikasikan menjadi empat tipe, yaitu atrisi,
abrasi, erosi, dan abfraksi. Keempat tipe tersebut memiliki penyebab,
karakteristik, dan pola keausan yang berbeda beda.
Atrisi merupakan kerusakan pada permukaan gigi atau restorasi akibat
kontak antar gigi geligi selama pengunyahan atau karena adanya
parafungsi/kelainan fungsi, seperti bruksism. Abrasi adalah kerusakan pada
jaringan gigi akibat benda asing, seperti sikat gigi dan pasta gigi. Abfraksi
merupakan kerusakan permukaan gigi pada daerah servikal akibat tekanan
tensile dan kompresif selama gigi mengalami flexure atau melengkung. Erosi
adalah kerusakan yang parah pada jaringan keras gigi sebagai akibat dari proses
kimia tetapi tidak disebabkan oleh aktivitas bakteri.
4.2Kritik dan Saran
Skenario yang diberikan sudah cukup jelas dan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Selain itu, kasus yang digunakan dalam scenario juga mudah
untuk ditelaah dan dipahami. Semoga di skenario berikutnya juga dipermudah
dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
14
4.3Ayat / Hadist Terkait
Q.S. At-Tin ayat 4
Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.”
Sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Katsir Rahimahullah dalam
Tafsirnya (4/680).
Imam Al Qurthubi Rahimahullah berkata: “Yang dimaksud dengan (‫ي‬ ‫ف‬ ‫سن‬ ‫أح‬
‫م‬ ‫قوي‬ ‫)ت‬ adalah: memberikannya keseimbangan dan menyempurnakannya.
Demikianlah yang dikatakan oleh kebanyakan ahli tafsir. Dan manusialah
sebaik-baik apa yang diciptakan; Karena sesungguhnya Allah Ta’ala
menciptakan segala sesuatu itu diletakkan di atas wajahnya, dan Dia
menciptakan manusia sejajar berdiri tegap dan baginya lisan, tangan dan jari-
jemari yang dipergunakan untuk menggenggam. Abu Bakar bin Thohir berkata:
Manusia dihiasi dengan Akal, yang dipergunakan untuk menjalankan perintah,
bisa membedakan baik dan buruk dengan petunjuk, postur yang tinggi tegap,
dia bisa meraih makanan dengan tangannya” dikutip dari Tafsir Al Qurthubi
(20/105).
Hal ini tidak menyebabkan seseorang terlarang memeriksakan gigi-giginya,
merapikan yang tidak rata dan bengkok, sebagaimana tidak ada larangan
baginya untuk mengobati penyakit-penyakitnya yang lain, dan yang terpenting
adalah dia melakukan ini semua bukan semata-mata untuk mempercantik dan
memperindah gigi saja. Karena hal ini masuk dalam ketentuan umum tentang
hukum memperindah anggota tubuh. Adapun jika proses perbaikan tersebut
untuk menghilangkan cacat atau rasa sakit, maka tidak ada larangan untuk itu,
akan tetapi jika hanya untuk hiasan dan mempercantik saja maka hal tersebut
dilarang.
15
DAFTAR PUSTAKA
Dhaduk, Rushik. 2012. Essentials of Dentistry Quick Review and Examination
Preparation. New Delhi: Jaypee.
Gorg, Nisha dan Gorg, Amit. 2017. Textbook of Preclinical Conservative
Dentistry. New Delhi: Jaypee.
Mjor, luar A. 2002. Pulp-Dentin Biology in Restorative Dentistry. Ganesville:
Quintessence Publishing Co, Inc.
Singh, Harpet. 2013. Essentials of Preclinical Conservative Dentistry. New Delhi:
Wolters Kluwer Helath (India).

More Related Content

What's hot

Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)Vina Widya Putri
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiFerdiana Agustin
 
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraPresentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraWilli Fragcana Putra
 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4RSIGM
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalDellery Usman
 
Tugas drg berlian
Tugas drg berlianTugas drg berlian
Tugas drg berliansaktiirdi19
 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelVina Widya Putri
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1hasril hasanuddin
 
Pulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibelPulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibelDedy Purnama
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaChusna Wardani
 
Pulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaaPulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaa07051994
 
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityVina Widya Putri
 
endodontic 2
endodontic 2endodontic 2
endodontic 2RSIGM
 
Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Indri Yanti
 
3.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi23.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi2asih gahayu
 

What's hot (20)

Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
 
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraPresentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
 
Tugas drg berlian
Tugas drg berlianTugas drg berlian
Tugas drg berlian
 
Dental asistant ii
Dental asistant iiDental asistant ii
Dental asistant ii
 
7. anomali gigi
7. anomali gigi7. anomali gigi
7. anomali gigi
 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
 
Pulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibelPulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibel
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psa
 
Pulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaaPulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaa
 
inlay
inlayinlay
inlay
 
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
 
prinsip preparasi
prinsip preparasiprinsip preparasi
prinsip preparasi
 
endodontic 2
endodontic 2endodontic 2
endodontic 2
 
Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2
 
desain gtl
desain gtldesain gtl
desain gtl
 
3.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi23.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi2
 

Similar to Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi

Laporan Komuda Penyuluhan dan Pemeriksaan Gigi
Laporan Komuda Penyuluhan dan Pemeriksaan GigiLaporan Komuda Penyuluhan dan Pemeriksaan Gigi
Laporan Komuda Penyuluhan dan Pemeriksaan GigiAlninda Hutami
 
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6RSIGM
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2RSIGM
 
struktur gigi dan karies gigi
struktur gigi dan karies gigistruktur gigi dan karies gigi
struktur gigi dan karies gigiFerdiana Agustin
 
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347CabutgigiPromo
 
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347ScalinggigiSurabaya
 
Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...
Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...
Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...ScalingGigiMalang
 
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347ScalinggigiSurabaya
 
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigiKerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigiPebrian Prestya
 
1. dental anatomi
1. dental anatomi1. dental anatomi
1. dental anatomiasih gahayu
 
Buku Panduan Dokter Gigi cilik.docx
Buku Panduan Dokter Gigi cilik.docxBuku Panduan Dokter Gigi cilik.docx
Buku Panduan Dokter Gigi cilik.docxekaindriani13
 
Skripsi aal analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
Skripsi aal  analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...Skripsi aal  analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
Skripsi aal analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...Yasirecin Yasir
 
y PPT pertumbuhan-dan-perkembangan-gigi-geligi.ppt
y PPT pertumbuhan-dan-perkembangan-gigi-geligi.ppty PPT pertumbuhan-dan-perkembangan-gigi-geligi.ppt
y PPT pertumbuhan-dan-perkembangan-gigi-geligi.pptNisaNafiahOktaviani
 

Similar to Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi (20)

Nurwanti membersikan mult dan gigi
Nurwanti membersikan mult dan gigiNurwanti membersikan mult dan gigi
Nurwanti membersikan mult dan gigi
 
Makalah Karies Gigi
Makalah Karies GigiMakalah Karies Gigi
Makalah Karies Gigi
 
Laporan Komuda Penyuluhan dan Pemeriksaan Gigi
Laporan Komuda Penyuluhan dan Pemeriksaan GigiLaporan Komuda Penyuluhan dan Pemeriksaan Gigi
Laporan Komuda Penyuluhan dan Pemeriksaan Gigi
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
 
struktur gigi dan karies gigi
struktur gigi dan karies gigistruktur gigi dan karies gigi
struktur gigi dan karies gigi
 
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
 
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
 
Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...
Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...
Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...
 
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
 
Sarman obat mulut AKPER PEMKAB MUNA
Sarman obat mulut AKPER PEMKAB MUNASarman obat mulut AKPER PEMKAB MUNA
Sarman obat mulut AKPER PEMKAB MUNA
 
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigiKerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
 
Rongga mulut
Rongga mulutRongga mulut
Rongga mulut
 
1. dental anatomi
1. dental anatomi1. dental anatomi
1. dental anatomi
 
Buku Panduan Dokter Gigi cilik.docx
Buku Panduan Dokter Gigi cilik.docxBuku Panduan Dokter Gigi cilik.docx
Buku Panduan Dokter Gigi cilik.docx
 
Makalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigiMakalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigi
 
Skripsi aal analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
Skripsi aal  analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...Skripsi aal  analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
Skripsi aal analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
 
y PPT pertumbuhan-dan-perkembangan-gigi-geligi.ppt
y PPT pertumbuhan-dan-perkembangan-gigi-geligi.ppty PPT pertumbuhan-dan-perkembangan-gigi-geligi.ppt
y PPT pertumbuhan-dan-perkembangan-gigi-geligi.ppt
 

More from Vina Widya Putri

Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaLesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaVina Widya Putri
 
Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa Rekuren
Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa RekurenReccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa Rekuren
Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa RekurenVina Widya Putri
 
Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...
Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...
Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...Vina Widya Putri
 
Lesi Rongga Mulut Akibat Virus
Lesi Rongga Mulut Akibat VirusLesi Rongga Mulut Akibat Virus
Lesi Rongga Mulut Akibat VirusVina Widya Putri
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatVina Widya Putri
 
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...Vina Widya Putri
 
Tutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & CrossbiteTutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & CrossbiteVina Widya Putri
 
Tutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management AnakTutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management AnakVina Widya Putri
 
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAKLaporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAKVina Widya Putri
 
Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Laporan tutorial skenario 2 blok 7Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Laporan tutorial skenario 2 blok 7Vina Widya Putri
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiVina Widya Putri
 
Premolar kedua rahang atas
Premolar kedua rahang atasPremolar kedua rahang atas
Premolar kedua rahang atasVina Widya Putri
 
Premolar pertama rahang atas
Premolar pertama rahang atasPremolar pertama rahang atas
Premolar pertama rahang atasVina Widya Putri
 
Laporan Tutorial (Bakteri, Infeksi dan Inflamasi)
Laporan Tutorial (Bakteri, Infeksi dan Inflamasi)Laporan Tutorial (Bakteri, Infeksi dan Inflamasi)
Laporan Tutorial (Bakteri, Infeksi dan Inflamasi)Vina Widya Putri
 
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam DarahLaporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam DarahVina Widya Putri
 
Laporan Pendidikan Kewarganegaraan (Persepsi dan Penerapan Wawasan Nusantara ...
Laporan Pendidikan Kewarganegaraan (Persepsi dan Penerapan Wawasan Nusantara ...Laporan Pendidikan Kewarganegaraan (Persepsi dan Penerapan Wawasan Nusantara ...
Laporan Pendidikan Kewarganegaraan (Persepsi dan Penerapan Wawasan Nusantara ...Vina Widya Putri
 
Indonesia Bebas Karies 2020
Indonesia Bebas Karies 2020Indonesia Bebas Karies 2020
Indonesia Bebas Karies 2020Vina Widya Putri
 
Tugas Bahasa Indonesia Diksi
Tugas Bahasa Indonesia DiksiTugas Bahasa Indonesia Diksi
Tugas Bahasa Indonesia DiksiVina Widya Putri
 

More from Vina Widya Putri (20)

Infeksi Odontogenik
Infeksi OdontogenikInfeksi Odontogenik
Infeksi Odontogenik
 
Lesi Pigmentasi
Lesi PigmentasiLesi Pigmentasi
Lesi Pigmentasi
 
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaLesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
 
Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa Rekuren
Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa RekurenReccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa Rekuren
Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa Rekuren
 
Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...
Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...
Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...
 
Lesi Rongga Mulut Akibat Virus
Lesi Rongga Mulut Akibat VirusLesi Rongga Mulut Akibat Virus
Lesi Rongga Mulut Akibat Virus
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
 
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
 
Tutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & CrossbiteTutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & Crossbite
 
Tutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management AnakTutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management Anak
 
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAKLaporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
 
Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Laporan tutorial skenario 2 blok 7Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Laporan tutorial skenario 2 blok 7
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
 
Premolar kedua rahang atas
Premolar kedua rahang atasPremolar kedua rahang atas
Premolar kedua rahang atas
 
Premolar pertama rahang atas
Premolar pertama rahang atasPremolar pertama rahang atas
Premolar pertama rahang atas
 
Laporan Tutorial (Bakteri, Infeksi dan Inflamasi)
Laporan Tutorial (Bakteri, Infeksi dan Inflamasi)Laporan Tutorial (Bakteri, Infeksi dan Inflamasi)
Laporan Tutorial (Bakteri, Infeksi dan Inflamasi)
 
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam DarahLaporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
 
Laporan Pendidikan Kewarganegaraan (Persepsi dan Penerapan Wawasan Nusantara ...
Laporan Pendidikan Kewarganegaraan (Persepsi dan Penerapan Wawasan Nusantara ...Laporan Pendidikan Kewarganegaraan (Persepsi dan Penerapan Wawasan Nusantara ...
Laporan Pendidikan Kewarganegaraan (Persepsi dan Penerapan Wawasan Nusantara ...
 
Indonesia Bebas Karies 2020
Indonesia Bebas Karies 2020Indonesia Bebas Karies 2020
Indonesia Bebas Karies 2020
 
Tugas Bahasa Indonesia Diksi
Tugas Bahasa Indonesia DiksiTugas Bahasa Indonesia Diksi
Tugas Bahasa Indonesia Diksi
 

Recently uploaded

SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxhellokarin81
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungHalo Docter
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxDwiDamayantiJonathan1
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxLintangDwiCandra1
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptssuserbb0b09
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxssuser981dcb
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxIrfanNersMaulana
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxcholiftiara1
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaYosuaNatanael1
 

Recently uploaded (20)

SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 

Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi

  • 1. LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2 BLOK 11 PENYAKIT JARINGAN KERAS Tutor drg. Sari Lukita M.Kes Disusun Oleh Ketua: Rika Widya Kartika J2A017016 Scrable Ketik: Vina Widya Putri J2A017017 Scrable Tulis: Finandia Laras Saputri J2A017043 Anggota: Amalia Asri Ayuningtyas J2A017020 Melinda Savira Ayudyawati J2A017022 Syarafina Ummu Salamah J2A017023 Sahara Sa’adillah Isri J2A017026 Ovie Luksita Lathifa J2A017039 Resty Annisya J2A017040 Briliana Ikrimazahra J2A017044 Raissa Ridha Rahmandhiya J2A017046 Arkhamatus Wafiroh J2A017049 Idzhar Qolby Fatichin J2A017050 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2019
  • 2. i KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Skenario 2 Blok 11 yang berjudul “Gigiku Terkikis”. Laporan ini kami susun untuk memenuhi tugas Tutorial. Dalam laporan ini dibahas mengenai Atrisi, Abrasi dan Abfraksi. Dengan selesainya laporan ini, maka tidak lupa kami mengucapkan terima kasih khususnya kepada drg. Sari Lukita M.Kes selaku Tutor Tutorial Blok 11 SGD 3, teman-teman yang sudah memberi masukan baik langsung maupun tidak langsung, juga pihak-pihak yang menyediakan sumber yang telah kami satukan. Demikian laporan ini kami selesaikan, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca. Mohon maaf apabila masih terdapat kekurangan disana-sini. Saran-saran serta kritik yang konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan laporan pada tugas yang lain di waktu mendatang. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Semarang, 12 Mei 2019 Penyusun
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ……………………………………………….i DAFTAR ISI ……………………………………………………….. ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………….. 1 1.2 Skenario 2 Blok 11 …………………………………………………………… 4 1.3 Rumusan Masalah ……………………………………………………………. 4 1.4 Tujuan ………………………………………………………………………... 5 1.5 Manfaat ………………………………………………………………………. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mapping ……………………………………………………………………… 6 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Definisi Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi …………………………………... 7 3.2 Etiologi Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi …………………………………... 7 3.3 Gambaran Klinis Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi ………………………… 9 3.4 Perawatan Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi ……………………………….. 11 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………......... 13 4.2 Kritik dan Saran ……………………………………………………………... 13 4.3 Ayat / Hadist Terkait ………………………………………………………... 14 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………... 15
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rongga mulut merupakan bagian tubuh yang tersusun antara lain oleh bibir, palatum, lidah dan gigi geligi. Gigi memiliki peran penting dalam tubuh manusia. Kesehatan gigi merupakan investasi bagi masa depan sehingga kita harus benar- benar menjaga kesehatan gigi. Gigi memiliki banyak fungsi sebagaimana organ- organ keras tubuh kita lainnya. Beberapa fungsi dari gigi yang harus kita ketahui antara lain: a. Mengunyah makanan (Mastikasi). Makanan sebelum ditelan harus dikunyah terlebih dahulu, hal ini berguna untuk menghancurkan makanan hingga lembut dan memudahkan untuk ditelan serta membantu proses pencernaan di lambung dan usus, karena meringankan beban kerja lambung dan usus dalam mencerna makanan. b. Mengucapkan kata-kata dengan jelas (Artikulasi). c. Membentuk wajah menjadi harmonis serta untuk kecantikan dan penampilan yang lebih baik (Estetik). Gigi sebagai salah satu struktur jaringan keras mempunyai bagian-bagian, antara lain: Struktur Gigi.
  • 5. 2 a. Enamel / Email Enamel merupakan struktur gigi yang paling keras, terdiri dari 96% mineral, sisanya 4% merupakan air dan material organic. Mineral penyusun enamel terutama adalah hidroksiapatit yang penting untuk kekuatan dan brittleness enamel. Meskipun merupakan substansi yang keras, enamel tidak kebal terhadap atrisi selama mastikasi. Enamel tidak mengandung kolagen, tetapi mengandung dua jenis protein yang khas yaitu amelsenins dan enamelins. Walaupun peranan protein ini belum dimengerti sepenuhnya, tetapi diperkirakan berperan dalam perkembangan enamel. Warna enamel bervariasi, mulai dari kuning sampai putih keabu-abuan. Ketebalan enamel bervariasi, bagian yang paling tebal terdapat pada ujung tonjol, yaitu mencapai 2,5 mm, dan yang paling tipis terdapat pada daerah tepi, yaitu pada Cemento Enamel Junction (CEJ). b. Dentin Dentin merupakan lapisan di bawah enamel, dan menyusun sebagian besar gigi. Dentin dilapisi oleh odontoblas. Pembentukan dentin dikenal sebagai dentinogenesis. Dentin terdiri dari 70% kristal hidroksiapatit inorganik, sisanya 30% merupakan organik yang tersusun dari kolagen, substansi dasar mukopolisakarida, dan air. Karena itu dentin lebih lunak daripada enamel, dan lebih rentan untuk terjadinya karies. Walaupun demikian, dentin masih berperan sebagai lapisan pelindung dan pendukung mahkota gigi. Tipe modifikasi dari dentin dikenal sebagai reparative dentin atau dentin sekunder. Reparative dentin akibat respon terhadap atrisi, karies, prosedur operatif, atau stimulus kerusakan lain biasanya mempunyai beberapa atau lebih tubulus dentin irregular daripada dentin yang dihasilkan sebagai akibat penuaan. c. Sementum Sementum adalah lapisan tulang yang membungkus akar gigi. Sementum terdiri dari 45% material inorganik terutama hidroksiapatit, 33% material organik terutama kolagen, dan 22% air, sementum dibentuk oleh sementoblas di dalam akar gigi dan bagian sementum yang paling tebal terdapat pada apeks akar. Warna sementum kekuning-kuningan dan
  • 6. 3 sementum lebih lunak daripada dentin dan enamel. Peran utama sementum adalah sebagai medium untuk perlekatan ligamen periodontal ke gigi untuk kestabilan. d. Pulpa Pulpa gigi hanya merupakan jaringan nonmineralisasi. Pulpa merupakan jaringan ikat lunak, terbuat dari sel, substansi interselular, dan cairan jaringan. Jaringan pulpa pada gigi yang lebih muda mempunyai sel dan substansi interselular yang lebih banyak daripada gigi yang lebih tua. Pulpa terdiri dari dua bagian, yaitu kamar pulpa yang terdapat di dalam mahkota gigi dan saluran akar yang terdapat di dalam akar gigi. Pulpa gigi merupakan bagian pusat gigi yang berisi jaringan ikat lunak. Jaringan ini terdiri dari pembuluh darah dan saraf yang masuk ke gigi melalui apeks gigi. Sepanjang batas antara dentin dan pulpa terdapat odontoblas, yang mengawali pembentukan dentin. Sel lain yang terdapat pada pulpa yaitu fibroblas, preodontoblas, makrofag, dan T limfosit. Patologi pada gigi terbagi menjadi dua yakni karies dan non-karies. Asam yang berasal dari bakteri merupakan penyebab terjadinya karies, sedangkan proses kimiawi zat yang bersifat asam tanpa adanya peran bakteri menjadi penyebab penyakit non karies. Penyakit non karies merujuk pada suatu kondisi yang ditandai dengan hilangnya struktur jaringan keras gigi karena proses fisik maupun kimiawi, yang mana bukan sebagai hasil dari proses karies dan sering disebut juga dengan Keausan Gigi atau Tooth Wear. Keausan gigi dapat dikategorikan menjadi: a. Atrisi b. Abrasi c. Abfraksi d. Erosi
  • 7. 4 1.2 Skenario 2 Blok 11 “GIGIKU TERKIKIS” Seorang laki-laki usia 32 tahun datang dengan keluhan gigi belakangnya sering terasa ngilu, terutama saat minum minuman dingin. Berdasarkan keterangan dari keluarga pasien memiliki kebiasaasn sering menggesek-gesekkan giginya saat tidur. Pasien memiliki kebiasaan merokok dan minuman bersoda. Pemeriksaan IO gigi 31,32,33 permukaan incisal gigi yang rata dengan kedalaman dentin pada gigi geliginya ditunjukkan dengan foto. Pemeriksaan vitalitas: CE (+), Sondasi (+), Perkusi (-), Palpasi (-). Berdasarkan data yang didapat drg. Memutuskan untuk memperkirakan etiologi serta rencana perawatan dari kasus tersebut. Keyword: kavitas servikal kedalaman dentin, menggesek-gesekkan gigi saat tidur. Identifikasi kata sulit: 1. CE (Chlor Ethyl) Termasuk salah satu tes thermal dingin untuk memeriksa vitalitas dari pulpa gigi, terasa dingin atau tidak. 1.3 Rumusan Masalah 1. Definisi Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi. 2. Etiologi Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi. 3. Gambaran Klinis Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi. 4. Perawatan Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi.
  • 8. 5 1.4 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi. 3. Mahasiswa mampu menjelaskan gambaran klinis Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi. 4. Mahasiswa mampu menjelaskan perawatan Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi. 1.5 Manfaat 1. Untuk menambah wawasan. 2. Untuk mengetahui hal-hal mengenai Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi. 3. Untuk memperkaya penulisan dalam bidang Kedokteran/Kesehatan khususnya mengenai Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi. 4. Dapat dijadikan sebagai bahan untuk pembuatan laporan kedepannya yang lebih luas dan mendalam.
  • 9. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Mapping Laki-laki usia 32 tahun datang ke Dokter Gigi Pemeriksaan Subjektif: rasa ngilu Pemeriksaan Intra Oral Sondasi (+) Perkusi (-) CE (+) Palpasi (-) Tanpa Mikroorganisme Dengan Mikroorganisme PENYAKIT JARINGAN KERAS Atrisi Abrasi Abfraksi Erosi Karies Definisi Etiologi Tanda & Gejala Patofisiologi Rencana Perawatan
  • 10. 7 BAB III PEMBAHASAN 3.1Definisi Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi a. Atrisi Merupakan keausan mekanis dari permukaan incisal/oklusal gigi yang mana sebagai hasil dari kontak gigi geligi pada aktivitas fungsional atau parafungsional. b. Abrasi Hilangnya permukaan atau struktur gigi yang abnormal akibat dari gaya gesekan/friksi langsung antara gigi dengan benda asing yang mempunyai efek atau daya abrasif terhadap gigi, atau dikarenakan kontak berulang antara gigi dengan benda atau zat asing, misalnya karena bulu sikat gigi yang kasar, penggunaan pasta gigi yang sangat abrasif, penggunaan toothpowder. c. Abfraksi Defek berbentuk irisan/takik pada daerah servikal gigi yang disebabkan oleh pemberian beban atau kekuatan yang abnormal pada oklusal gigi yang kemudian terjadi flexure/fleksi pada gigi yang mana selanjutnya dapat sebabkan microfracture enamel dan terjadi keausan pada gigi. d. Erosi Keausan atau hilangnya struktur permukaan gigi secara bertahap karena proses kimia berupa asam, bukan asam dari bakteri. 3.2Etiologi Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi a. Atrisi  Fisiologis Mastikasi (makan makanan yang kasar atau keras), usia/penuaan, jumlah gigi yang masih ada, aliran saliva (karena aliran saliva yang
  • 11. 8 sedikit dapat meningkatkan gesekan saat kontak gigi geligi), maloklusi.  Patologis Aktivitas parafungsional seperti bruxism (clenching & grinding), kebiasaan mengunyah. b. Abrasi  Praktik menjaga kebersihan mulut yang salah Teknik menyikat gigi secara horizontal dan dengan frekuensi berlebihan, serta waktu dan pemberian tekanan atau tenaga ekstra saat menyikat dapat sebabkan abrasi.  Terkait pekerjaan Cekukan pada gigi incisivus sentral maksila biasanya terlihat pada tukang kayu, tukang sol sepatu, penjahit yang mana terbiasa menyelipkan paku atau jarum di antara gigi incisivusnya.  Produk kebersihan mulut Kekerasan dan bentuk bulu sikat gii, pH dan jumlah pasta gigi yang digunakan, penggunaan toothpowder yang mana lebih abrasif daripada pasta gigi.  Abrasi pada bagian servikal di permukaan proksimal dari gigi karena gesekan dari benda-benda seperti tusuk gigi, sikat interproximal.  Klamer/clasp pada gigi tiruan sebagian/partial denture dapat sebabkan lesi abrasi yang terlokalisasi.  Personal habit Menggigit-gigit kuku, menggigit benang, pipe smoking, mengupas biji menggunakan gigi. c. Abfraksi  Dampak dari tekanan akibat mastikasi / maloklusi.  Efek biomekanik dari beban oklusal yang menghasilkan flexure enamel dan dentin, yang mengarah pada kehilangan patologis dari jaringan keras di dekat Cemento Enamel Junction (CEJ).
  • 12. 9  Pemberian kekuatan pada oklusal secara ekstrinsik (tidak wajar), seperti saat bruxism (adanya arah bolak-balik yang diberikan pada oklusal sehingga berusaha untuk membengkokkan gigi, sebabkan kelelahan pada sisi-sisi gigi dan terjadi microfracture pada area gigi yang mengalami flexure di area servikal). d. Erosi Berdasarkan sumber zat kimia, yaitu berupa asam, dapat dibagi menjadi:  Ekstrinsik Termasuk intake makanan atau minuman yang asam (soft drink, buah-buahan asam), konsumsi obat-obatan dengan pH rendah. Selain itu lingkungan kerja juga dapat menghasilkan atmosfer yang asam, seperti pabrik batrai atau yang bekerja sebagai tukang patri, dan lain-lain.  Intrinsik Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), gangguan psikosomatis (misalnya nervous vomiting, anorexia nervosa, bulimia), dan lain- lain. 3.3Gambaran Klinis Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi a. Atrisi  Permukaan oklusal atau tepi incisal 1) Cusp rata, dapat sebabkan hilangnya dimensi vertikal dari gigi. Perbedaan Atrisi, Abfraksi, Erosi dan Abrasi.
  • 13. 10 2) Over closure / penutupan berlebihan selama gerakan fungsional dari mandibula yang mana dapat timbulkan ketegangan atau ketidakseimbangan pada sistem stomatognatik, sehingga sebabkan penurunan kemampuan dari gigi dan masalah pada TMJ. 3) Cheek biting. 4) Gigi sensitif, karena terpaparnya dentin, terlihat halus, concave/cekung. 5) Tepi enamel terlihat tajam dan bergerigi, fraktur cusp.  Permukaan proximal (Proximal Surface Faceting) 1) Berkurangnya dimensi mesio-distal dari gigi, yang mengarah pada drifting gigi dan pengurangan panjang lengkung gigi. 2) Berkurangnya dimensi ruang interproksimal, sehingga mengganggu fisiologi papilla interdental, serta sulitnya mengontrol plak yang mana sebabkan masalah periodontal. b. Abrasi  Cekukan/Takik/Defek berbentuk V Merupakan abrasi yang oblik oklusal dan dinding servikal bersilangan pada kedalaman tertentu, dengan tanpa dinding axial yang pasti antara keduanya.  Defek berbentuk C Penampang dari defek berbentuk C dengan lantai membulat.  Undercut cekung Oklusal dan dinding servikal bersinggungan dengan dinding axial yang pasti antara keduanya.  Kotak divergen Terdapat dinding axial yang pasti, dengan oklusal dan dinding servikal menyebar kea rah permukaan.  Lesi lebih ke arah lebar daripada dalam.  Biasa terjadi pada gigi caninus dan premolar.
  • 14. 11 c. Abfraksi Lesi yang dihasilkan akibat flexure gigi memiliki karakteristik, antara lain:  Terletak pada atau didekat fulcrum.  Bentuk khasnya yaitu berupa irisan dengan sudut garis/line angle yang tajam. Faktor lokal seperti abrasi dan asam dari erosi dapat memodifikasi bentuk lesinya, tetapi secara keseluruhan lesinya berbentuk irisan.  Ukuran dari lesi ditentukan oleh besarnya dan frekuensi kekuatan atau beban yang diberikan terhadap gigi.  Lesinya dalam, sempit, dan terdapat cekukan/takik berbentuk V.  Mempengaruhi area servikal pada permukaal bukal dan labial.  Umumnya terjadi pada satu gigi yang terkena kekuatan atau beban oklusan eksentrik (tidak wajar). d. Erosi  Lesi erosi umumnya luas, tetapi dangkal atau terdapat depresi pada enamel atau dentin, tanpa sudut garis/line angle yang tajam dan margin yang kurang jelas.  Enamel yang terkikis terlihat halus dan mengkilap.  Hipersensitivitas gigi sebagai keluhan utama pasien. 3.4Perawatan Atrisi, Abrasi, Abfraksi dan Erosi a. Atrisi  Jika terdapat masalah pada TMJ harus di diagnose dan diselesaikan terlebih dahulu.  Aktivitas parafungsional seperti bruxism dapat dikontrol dengan occlusal adjustments dan penggunaan night guard.  Area sensitive yang terpapar seperti dentin, harus dilindungi dengan penggunaan larutan fluoride atau agen bonding untuk dentin.  Tindakan restoratif seperti penempatan mahkota, dapat dipertimbangkan jika diperlukan.
  • 15. 12  Gigi dengan atrisi yang parah (hingga ke pulpa) harus menjalani perawatan endodontik/Perawatan Saluran Akar (PSA) atau di ekstraksi, sesuai kemampuan gigi tersbeut untuk di rehabilitasi atau dipulihkan kembali. b. Abrasi Perawatan dilakukan setelah menetapkan diagnosis. Perawatan terhadap abrasi antara lain:  Menyikat gigi dengan teknik horizontal seharusnya dihindari. Menyikat gigi haruslah dilakukan dengan lembut sambal memindahkan sikat gigi dari gusi ke gusi dengan gerakan vertikal (Teknik Modified Stillman).  Menggunakan sikat gigi dengan bulu yang lembut serta menggunakan pasta gigi, bukan toothpowder.  Menggunakan bahan restorative seperti GIC, GIC modifikasi resin, atau resin komposit untuk menutup defek.  Agen desensitisasi seperti pasta gigi dan mouthwash dapat diresepkan sebagai perawatan di rumah. c. Abfraksi  Secara selektif membentuk ulang/me re-contour gigi sehingga kekuatan oklusal diarahkan ke sumbu panjang tengah/long axis gigi.  Penyesuaian oklusal dan manajemen kebiasaan parafungsional, seperti penggunaan night guard pada pasien bruxism.  Restorasi dari defek abfraksi dengan bahan restorasi yang cocok, seperti resin komposit. d. Erosi  Langkah pertama yaitu mencoba menghilangkan penyebabnya, seperti masalah GERD atau modifikasi makanan yang dikonsumsi.  Restorasi sewarna gigi, full coverage crown dengan atau tanpa PSA.  Jika meminum minuman yang asam makan dapat menggunakan sedotan dan tidak menahan minuman tersebut berlama-lama di rongga mulut.
  • 16. 13 BAB IV PENUTUP 4.1Kesimpulan Keausan gigi adalah suatu kondisi yang ditandai dengan hilangnya jaringan keras gigi karena proses fisik maupun kimiawi, bukan proses karies (lesi non karies). Keausan gigi dapat diklasifikasikan menjadi empat tipe, yaitu atrisi, abrasi, erosi, dan abfraksi. Keempat tipe tersebut memiliki penyebab, karakteristik, dan pola keausan yang berbeda beda. Atrisi merupakan kerusakan pada permukaan gigi atau restorasi akibat kontak antar gigi geligi selama pengunyahan atau karena adanya parafungsi/kelainan fungsi, seperti bruksism. Abrasi adalah kerusakan pada jaringan gigi akibat benda asing, seperti sikat gigi dan pasta gigi. Abfraksi merupakan kerusakan permukaan gigi pada daerah servikal akibat tekanan tensile dan kompresif selama gigi mengalami flexure atau melengkung. Erosi adalah kerusakan yang parah pada jaringan keras gigi sebagai akibat dari proses kimia tetapi tidak disebabkan oleh aktivitas bakteri. 4.2Kritik dan Saran Skenario yang diberikan sudah cukup jelas dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, kasus yang digunakan dalam scenario juga mudah untuk ditelaah dan dipahami. Semoga di skenario berikutnya juga dipermudah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
  • 17. 14 4.3Ayat / Hadist Terkait Q.S. At-Tin ayat 4 Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Katsir Rahimahullah dalam Tafsirnya (4/680). Imam Al Qurthubi Rahimahullah berkata: “Yang dimaksud dengan (‫ي‬ ‫ف‬ ‫سن‬ ‫أح‬ ‫م‬ ‫قوي‬ ‫)ت‬ adalah: memberikannya keseimbangan dan menyempurnakannya. Demikianlah yang dikatakan oleh kebanyakan ahli tafsir. Dan manusialah sebaik-baik apa yang diciptakan; Karena sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan segala sesuatu itu diletakkan di atas wajahnya, dan Dia menciptakan manusia sejajar berdiri tegap dan baginya lisan, tangan dan jari- jemari yang dipergunakan untuk menggenggam. Abu Bakar bin Thohir berkata: Manusia dihiasi dengan Akal, yang dipergunakan untuk menjalankan perintah, bisa membedakan baik dan buruk dengan petunjuk, postur yang tinggi tegap, dia bisa meraih makanan dengan tangannya” dikutip dari Tafsir Al Qurthubi (20/105). Hal ini tidak menyebabkan seseorang terlarang memeriksakan gigi-giginya, merapikan yang tidak rata dan bengkok, sebagaimana tidak ada larangan baginya untuk mengobati penyakit-penyakitnya yang lain, dan yang terpenting adalah dia melakukan ini semua bukan semata-mata untuk mempercantik dan memperindah gigi saja. Karena hal ini masuk dalam ketentuan umum tentang hukum memperindah anggota tubuh. Adapun jika proses perbaikan tersebut untuk menghilangkan cacat atau rasa sakit, maka tidak ada larangan untuk itu, akan tetapi jika hanya untuk hiasan dan mempercantik saja maka hal tersebut dilarang.
  • 18. 15 DAFTAR PUSTAKA Dhaduk, Rushik. 2012. Essentials of Dentistry Quick Review and Examination Preparation. New Delhi: Jaypee. Gorg, Nisha dan Gorg, Amit. 2017. Textbook of Preclinical Conservative Dentistry. New Delhi: Jaypee. Mjor, luar A. 2002. Pulp-Dentin Biology in Restorative Dentistry. Ganesville: Quintessence Publishing Co, Inc. Singh, Harpet. 2013. Essentials of Preclinical Conservative Dentistry. New Delhi: Wolters Kluwer Helath (India).