1. Pasar tradisional di Kabupaten Majalengka mengalami berbagai permasalahan seperti kurangnya fasilitas, daya saing yang menurun akibat minimarket, serta rendahnya kualitas produk dan layanan.
2. Beberapa penyebab utama permasalahan tersebut adalah kurangnya pendidikan pedagang, lemahnya pengawasan, serta kurangnya sarana prasarana pendukung.
3. Pembinaan yang diperlukan antara l
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Pembinaan Pasar
1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN KERANGKA PENGEMBANGAN
PEMBINAAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL
KABUPATEN MAJALENGKA
YAYASAN LEMBAGA BANTUAN KONSUMEN (YLBK) KABUPATEN MAJALENGKA
Juli, 2017
2. Ylbk Majalengka Akte Notaris; Tina Siti Nadlrah Zen Aris, S.H. SK Menkeh RI Nomor ; C.1702 HT.03.01 Th. 1999 Tgl 18 Agustus 1999. Sekretariat; Jl.
Babakan No. 292 Majalengka 45411. Tlp/Fax : 0233-281236, HP 085335941999. Email; ylbk_mjl@yahoo.com http;//www.konsumencerdas.co.cc
A. Kondisi Pasar Majalengka Hari Ini
Sektor perdagangan di Kabupaten Majalengka merupakan salah satu sektor yang berperan sangat
penting dalam bidang perekonomian, yaitu sebagai salah satu motor penggerak bagi pembangunan dan
pertumbuhan perekonomian daerah untuk memperkuat pembangunan nasional. Saat ini posisi yang paling
strategis dalam sektor perdagangan adalah pasar tradisional, karena pasar tradisonal sudah menjadi bagian
dari masyarakat yang sudah mengakar sebagai unsur budaya sejak dahulu kala.
Menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Perdagangan No 53/M-DAG/PER/12/2008 tentang Pedoman
Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, Pengertian Pasar adalah
area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat
perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun
sebutan lainnya. Sedangkan dalam angka 2 disebutkan bahwa Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun
dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik
Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang
dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil,
modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar
Ylbk Majalengka. 2017. Identifikasi Masalah dan Kerangka Pengembangan Pembinaan Pedagang Pasar Tradisional Kabupaten Majalengka
2
3. Seiring dengan pengembangan visi Majalengka sebagai Kota Pariwisata dan Penerbangan, maka
keberadaan pencapaiannya akan sia-sia, manakala sektor perdagangan terabaikan. Sehingga ”Perdagangan
merupakan kunci pertama yang membuka pintu gerbang ke arah visi Majalengka sebagai Kota Pariwisata
dan Penerbangan”.
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya
transaksi penjual pembeli secara langsung yang memiliki ciri-ciri adanya proses tawar-menawar, harga yang
bervariasi, satuan sampai ke partais besar dan dengan bentuk bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau
gerai, los dan dasaran (lapak) terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan
menjual kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat seperti bahan-bahan makanan berupa: beras, ikan, buah,
sayur-sayuran, telur, daging, dan lain-lain.
Keberadaan pasar tradisional di Majalengka salah satunya Pasar Sindangkasih Cigasong Majalengka
merupakan pasar tradisional terencana masa depan dilihat dari strategi penataan letaknya. Maka pada
kondisi sekarang masih belum strategis, karena keberadaannya belum tepat berada di jantung kota, masih
cukup jauh dari kawasan padat penduduk, keramaian dan perkantoran, untuk menuju pasar masih
dibutuhkan sarana akomodasi. Beberapa permasalahan yang muncul dengan kesenjangan ini menimbulkan
fluktuatifnya pertumbuhan pasar yang tidak konsekuen. Pasar hanya aktif dan ramai di saat konsumen
pengguna pasar tradisional berbelanja pada saat waktu tertentu pada saat perayaan hari-hari besar, liburan,
dan berbelanja saat ada keperluan kegiatan acara.
Ylbk Majalengka. 2017. Identifikasi Masalah dan Kerangka Pengembangan Pembinaan Pedagang Pasar Tradisional Kabupaten Majalengka
3
4. B. Pasar dalam Ranah Budaya dan Peradaban
Pasar tradisional dari segi budaya bisa dilihat dari segi bangunan pasar tradisional yang mempunyai
keunikan tersendiri sebagai ciri khas pasar tradisional dan sebagai pusat keramaian yang sering dijadikan
sebagai tempat pertunjukan budaya daerah. Dengan berjalannya waktu, pasar tradisional yang selama ini
menjadi pusat kegiatan perdagangan bagi masyarakat saat ini lambat laun mulai mengalami kemunduran
yang ditunjukkan dengan semakin berkurangnya jumlah pasar tradisional yang ada, kondisi bangunan pasar
tradisional yang sudah tua, kurangnya fasilitas pendukung dan ditambah dengan kondisi lingkungan pasar
tradisional yang tidak tertata membuat pasar tradisional memiliki kesan kotor, kumuh dan jorok di mata
masyarakat. Idealnya pemerintah harus mampu mengelola pasar tradisional agar dapat kembali bangkit,
salah satunya bisa dengan
1. pengelolaan manajemen pasar
2. melakukan rehabilitasi fisik bangunan pasar tradisional
3. pemberian bantuan pinjaman modal bagi pedagang kecil
4. penataan atau klasifikasi kios-kios pedagang
5. pengadaan fasilitas pendukung
Ylbk Majalengka. 2017. Identifikasi Masalah dan Kerangka Pengembangan Pembinaan Pedagang Pasar Tradisional Kabupaten Majalengka
4
5. 6. penyediaan lahan parkir
7. pengelolaan kebersihan yang baik
C. Pasar Tradisional Versus Minimarket
Perlu adanya upaya agar masyarakat tetap tertarik untuk berkunjung dan berbelanja di pasar
tradisional, tetapi saat ini pasar-pasar tradisional yang masih bertahan hanya beberapa saja yang mampu
berkembang mengikuti perkembangan jaman dan keinginan masyarakat yang semakin kompleks. Sebagian
lainnya pasar tradisional hanya stagnan bahkan dikhawatirkan jumlahnya akan terus berkurang.
Keberadaan minimarket di sisi lain telah memonopoli pasokan kebutuhan penduduk, yang sebagian
besar selalu lebih cerdas terletak strategis pada titik kepadatan penduduk yang lebih mudah dijangkau
daripada pasar tradisional. Minimarket menjajakan produk yang lebih unggul dengan fasilitas menarik, dan
menawarkan harga brandol yang tetap tanpa adanya tawaran, demikian pula dengan minimarket lainnya.
Sehingga bandrol harga yang diketahui masyarakat mengkerucut membentuk suatu opini sebagai suatu
standar harga dalam konteks persepsi masyarakat.
Stigma pasar tradisional yang kumuh, kualitas barang minimalis dan terlalu jauhnya jarak dengan
permukiman membuat pasar tradisional semakin tergeser. Manakala pembeli datang jauh-jauh untuk
pembelian suatu produk harus mengalami kesulitan untuk langsung menuju suatu objek penjual. Akhirnya
Ylbk Majalengka. 2017. Identifikasi Masalah dan Kerangka Pengembangan Pembinaan Pedagang Pasar Tradisional Kabupaten Majalengka
5
6. menimbulkan waktu yang lebih lama dalam berbelanja yang kurang efektif bagi pembeli yang memiliki
kepentingan cepat.
Sebagian pembelaja yang memiliki banyak waktu luang untuk memilih-memilih barang yang akan
dibelinya dengan senang (pleasure) merupakan otentikasi ciri khas pasar tradisional yang tidak dimiliki oleh
minimarket. Jika hal ini dikembangkan maka sebagai suatu keungggulan yang memiliki dauya saing terhadap
mini market. Maka tentu saja keberadaan pasar tradisional perlu dikembangkan dengan produk tradisional
pula yang menjjajakan barang tradisi, khas dan asli aset masyarakat sekitar yang melimpah.
D. Pembinaan Pasar Tradisional dalam Sisi Sosial Konsumen
Pasar tradisional tidak sekedar sebagai tempat untuk kegiatan jual-beli, selain sebagai fungsi ekonomi
pasar tradisional juga memegang fungsi sosial dan budaya. Pasar tradisional sebagai fungsi sosial bisa dilihat
dengan adanya interaksi antar masyarakat seperti dalam kegiatan tawar-menawar harga dimana terjadi
komunikasi antara penjual dan pembeli secara aktif sehingga antara penjual dan pembeli dapat saling
mengenal yang dapat memunculkan rasa percaya dan kepuasan tersendiri
Pasar tradisional berlakunya hukum pranata dan nilai sosial terhadap pelaku manusia yang terlibat di
dalamnya. Beberapa pelaku ekonomi yang pasar tradisional diantaranya membagi beberapa hal seperti
Ylbk Majalengka. 2017. Identifikasi Masalah dan Kerangka Pengembangan Pembinaan Pedagang Pasar Tradisional Kabupaten Majalengka
6
7. pengelola pasar, pedagang, pemasok barang ke pedagang (distributior), tukang angkut, juru parkir dan
lainnya.
Analisis Masalah
Sepak terjang pelaku dan ruang gerak konsumen pembeli dalam area pasar bekontribusi terhadap
pembentukan interaksi lingkungan pasar. Opini-opmi yang muncul dalam konteks kelemahan pasar terhadap
sekelumit permasalahan konsumen diantaranya:
1. Keraguan kualitas barang dengan harga yang ditawarkan
2. Kecemburuan terhadap penjual untuk mengambil keuntungan yang besar
3. Persepsi produk dengan kualitas minimal yang tidak menjangkau kalangan menengah dan atas
4. Kurangnyamannya berbelanja yang terlalu sempit
5. Konotasi rawannya kejahatan pasar
6. Kesalahan faktur belanja
7. Kurangnya syarat kesehatan dan penyakit
8. Rendahnya mutu produk
9. Kurang menariknya pasar
10. Kurangnya motivasi pedagang
Ylbk Majalengka. 2017. Identifikasi Masalah dan Kerangka Pengembangan Pembinaan Pedagang Pasar Tradisional Kabupaten Majalengka
7
8. Rasionalitas dan Identifikasi Penyebab Kelemahan
Sebagai identifikasi atas kelemahan dari permasalahan konsumen maka dapat dirumuskan beberapa
dasar penyebab dan alasan sebagai berikut :
1. Keraguan kualitas barang dengan harga yang ditawarkan dapat terjadi disaat munculnya anggapan
barang yang dikonsumsi kurang sesuai, seperti barang baru pakai rusak, buah yang seharusnya manis tarasa
masam, dan lainnya. Kondisi ini dapat terjadi disebabkan tidak adanya kejelasan informasi dan bentuk
komitmen kualitas produk
2. Kecemburuan terhadap penjual untuk mengambil keuntungan besar, dapat terlihat di saat barang yang
melimpah banyak tetapi harganya melambung, jenis barang yang mudah diperoleh di lingkungan pembeli
tetapi harga mahal, ditemukan kemudian saat membeli barang sejenis di toko atau minimarket ternyata di
pasar jauh lebih tinggi. Kondisi ini terjadi sebagai akibat kurangnya publikasi atas kejelasan informasi harga
yangh up to date
3. Persepsi produk dengan kualitas minimal tidak menjangkau kalangan menengah dan atas, dapat terjadi di
saat pembeli mencari barang bagus, memiliki contoh modelnya namun tidak diperolehnya di pasar, adanya
temuan pembelian barang kualitas murah seharga kualitas tinggi, atau harga kualitas rendah dan tinggi
Ylbk Majalengka. 2017. Identifikasi Masalah dan Kerangka Pengembangan Pembinaan Pedagang Pasar Tradisional Kabupaten Majalengka
8
9. disamaratakan. Keadaan ini terjadi sebagai akibat rendahnya pendidikan dan kurangnya pengetahuan
kelas pedagang.
4. Kurangnyamannya berbelanja, dapat terjadi karena interaksi jual beli yang terlalu sempit, tidak adanya
ruang gerak pembeli untuk bertransaksi secara nyaman, maupun bertransaksi dengan berdiri di gang lalu
lalang yang saling bersenggolan. Keadaan ini terjadi sebagai akibat tidak adanya batas antara gang untuk
pejalan laki dengan lahan pembeli untuk bertransaksi
5. Konotasi rawannya kejahatan pasar, dapat muncul manakala adanya pencopet, pencuri, gendam/hipnotis,
pelecahan seksual, dan lainnya. Keadaan ini dapat terjadi sebagai akibat kurangya daya dukung
pengawasan kontrol sosial, ketertiban dan keamanan.
6. Kesalahan faktur belanja, atau salah perhitungan keuangan dapat terjadi karena kelalaian kedua belah
pihak pedagang maupun pembeli, kekurang jelian pedagang yang menimvbulkan kerugian, nakalnya
pedagang dalam memanipulasi, kurangnya keahliaan menghitung dan lainnya. Keadaan ini dapat terjadi
sebagai akibat kurangnya pemanfaatan pengggunaan alat-alat maupun media perdagangan
terstandarisasi
7. Kurangnya syarat kesehatan dan penyakit, dapat terjadi di saat lokasi kios kotor, banyaknya lalat, bak
sampah terbuka, munculnya aroma yang tidak sedap, udara pengap, panas, bising suara, pedagang
berpenyakit tetap berjualan (TBC, penyakit kulit, dll). Keadaan ini dapat terjadi sebagai akibat kurangnya
upaya sanitasi, konseling, maupun penerapan standar like sehat
Ylbk Majalengka. 2017. Identifikasi Masalah dan Kerangka Pengembangan Pembinaan Pedagang Pasar Tradisional Kabupaten Majalengka
9
10. 8. Rendahnya mutu produk, dapat terlihat di saat produk dengan kemasan rusak masih dijual, barang tidak
jelas kadaluarsanya, barang yang djual tidak sesuai spesifikasi seperti berubah warna, barang tidak higienis
atau terinkubasi. Keadaan ini terjadi sebagai akibat lemahnya pengontrolan langsung yang tidak berjalan
secara lancar dan pemeriksaan pasokan barang masuk dan keluar
9. Kurang menariknya pasar, dapat terlihat dari jumlah pengunjung pasar, jumlah pelaku pedagang lebih
banyak dibandingkan pembeli. Dapat terjadi sebagai akibat terbatasnya akses sarana, prasarana,
akomodasi dan informasi.
10. Kurangnya motivasi pedagang dapat terjadi sebagai akibat kongkrit sulit berkembangnya usaha, akses
permodalan sulit, tidak kongkrit dengan penuruna mental akibat kondisi pailit, trauma kerugian penipuan,
kebangkrutan usaha akibat persaingan dan lainnya. Dapat terjadi sebagai akibat kurangnya dorongan
usaha maupun pembinaan dan pengakuan publik terhadap citra pasar tradisional
Ylbk Majalengka. 2017. Identifikasi Masalah dan Kerangka Pengembangan Pembinaan Pedagang Pasar Tradisional Kabupaten Majalengka
10
11. Intevensi Daya Dukung Pembinaan
Pemecahan masalah urgensi hasil identifikasi dalam kajian ini hanya sebagian kecil dari sisi
konsumerisme. Pendekatan yang dilakukan hanya berupa perbaikan dan koreksi program tanpa adanya
mengubah paradigma konsep tradisional dengan skala prioritas upaya berikut ini
1. Mengupayakan kejelasan informasi produk dan bentuk komitmen kualitas produk.
2. Mengakomodir publikasi massa dalam menginformasikan harga yang up to date
3. Meningkatkan pendidikan dan pengetahuan pedagang
4. Memfasilitasi sarana gang melalui marka pemisah antara jalur pejalan kaki gang dengan area transaksi
pembelian
5. Mengupayakan pengawasan kontrol sosial pemeriksaan rutin, maupun peningkatan ketertiban dan
keamanan terhadap tindak kriminal.
6. Memobilisasi pemeberdayaan penggunaan alat-alat maupun media perdagangan terstandarisasi
7. Mengupayakan sanitasi, konseling, maupun penerapan standar like sehat
8. Mengembangkan asosiasi manajemen yang handal dalam pemeriksaan pasokan barang masuk dan keluar
terstandarisasi
9. Mengembangkan akses sarana melalui rehabilitasi, melengkapi prasarana, akomodasi dan informasi.
Ylbk Majalengka. 2017. Identifikasi Masalah dan Kerangka Pengembangan Pembinaan Pedagang Pasar Tradisional Kabupaten Majalengka
11
12. 10. Mendorong usaha dan mengupayakan pembinaan yang diakui oleh masyarakat secara positif dengan citra
yang lebih baik
Inventarisir Hasil
Sebagai inventarisir masalah dan temuan distimulasikan dalam perencanaan pembinaan pada tabel
berikut :
Objek Masalah Rasionalitas Penyebab Intervensi Contoh Upaya Keterangan
1. Keraguan
kualitas barang
dengan harga
yang ditawarkan
1. Anggapan
barang yang
dikonsumsi kurang
sesuai, seperti
barang baru pakai
rusak, buah yang
seharusnya manis
tarasa masam, dan
lainnya.
1. Tidak
adanya
kejelasan
informasi dan
bentuk
komitmen
kualitas
produk
1. Mengupayakan
kejelasan informasi
produk dan bentuk
komitmen kualitas
produk melalui
media plang, dsb.
- Medi
a Informasi
Produk setiap
unit kios
- Medi
a produk satuan
kios pedagang
Plang Unit ;
”SENTRA
DAGING’,”SENTRAS
AYURAN”, ”SENTRA
IKAN ASIN:, DLL
Plan Kios
”HALAL”, “IMPOR”
2. Kecemburuan
terhadap penjual
untuk mengambil
2. Barang yang
melimpah banyak
tetapi harganya
2. kurangn
ya publikasi
atas kejelasan
2. Mengakomodir
publikasi massa
dalam
- Medi
a Publikasi
Harga Up to
Papan besar publik
”KISARAN HARGA
Tomat .. Rp 0 – Rp 1
Ylbk Majalengka. 2017. Identifikasi Masalah dan Kerangka Pengembangan Pembinaan Pedagang Pasar Tradisional Kabupaten Majalengka
12
13. Objek Masalah Rasionalitas Penyebab Intervensi Contoh Upaya Keterangan
keuntungan yang
besar
melambung, jenis
barang yang
mudah diperoleh di
lingkungan
pembeli tetapi
harga mahal,
ditemukan
kemudian saat
membeli barang
sejenis di toko atau
minimarket
ternyata di pasar
jauh lebih tinggi
informasi
harga yang
up to date
menginformasikan
harga yang up to
date
date dan
Publikasi
Standar Level
Harga (Kisaran)
- Publi
kasi promo kios
Bawang : Rp 0 – Rp
1, dll
Papan unit kios
Di kios ini
“Sarung Discouint
50%”
3. Persepsi
produk dengan
kualitas minimal
yang tidak
menjangkau
kalangan
menengah dan
atas
3. Pembeli mencari
barang bagus,
memiliki contoh
modelnya namun
tidak diperolehnya
di pasar, adanya
pembelian barang
kualitas murah
3. rendahn
ya pendidikan
dan
kurangnya
pengetahuan
pedagang.
3. Meningkatkan
pendidikan dan
pengetahuan
pedagang melalui
pendidikan,
pelatihan seminar
maupun workshop..
- Pelat
ihan edukasi
promo
pedagang
ampar/lapak
- Work
shop Kios Sukses
- Pelat
Bentukan Kelompok
pedagang/suku
Ylbk Majalengka. 2017. Identifikasi Masalah dan Kerangka Pengembangan Pembinaan Pedagang Pasar Tradisional Kabupaten Majalengka
13
14. Objek Masalah Rasionalitas Penyebab Intervensi Contoh Upaya Keterangan
seharga kualitas
tinggi, atau harga
kualitas rendah
dan tinggi
disamaratakan.
ihan Pedagang
Sayur Higienis
4. Kurangnyama
nnya berbelanja
yang terlalu
sempit
4. Interaksi jual beli
yang terlalu sempit,
tidak adanya
ruang gerak
pembeli untuk
bertransaksi secara
nyaman, maupun
bertransaksi
dengan berdiri di
gang lalu lalang
yang saling
bersenggolan.
Keadaan ini terjadi
sebagai akibat
4. Tidak
adanya batas
antara gang
untuk pejalan
laki dengan
lahan pembeli
unt
4. Memfasilitasi
sarana gang melalui
marka pemisah
antara jalur pejalan
kaki gang dengan
area transaksi
pembelian
- Pem
buatan marka
- Peng
ecatan saf gang
jeda ½ meter
dari tepi kios
Marka besi, talang,
cat saf dll
Ylbk Majalengka. 2017. Identifikasi Masalah dan Kerangka Pengembangan Pembinaan Pedagang Pasar Tradisional Kabupaten Majalengka
14
15. Objek Masalah Rasionalitas Penyebab Intervensi Contoh Upaya Keterangan
5. Konotasi
rawannya
kejahatan pasar
5. Adanya pencopet,
pencuri,
gendam/hipnotis,
pelecahan seksual,
dan bencana.
5. kurangy
a daya
dukung
pengawasan
kontrol sosial,
ketertiban
dan
keamanan
5. Mengupayakan
pengawasan kontrol
sosial pemeriksaan
rutin, maupun
peningkatan
ketertiban dan
keamanan terhadap
tindak kriminal.
- Eduk
asi perlijndungan
didir, kios dari
kebakaran, dll
Safe kit
6. Kesalahan
faktur belanja
6. Kelalaian kedua
belah pihak
pedagang maupun
pembeli, kekurang
jelian pedagang
yang
menimvbulkan
kerugian, nakalnya
pedagang dalam
memanipulasi,
kurangnya
6. Kurangn
ya
pemanfaatan
pengggunaan
alat-alat
maupun
media
perdagangan
terstandarisasi
.
6. Memobilisasi
pemberdayaan
pemanfaatan
penggunaan alat-
alat maupun media
perdagangan
terstandarisasi dan
penyuluhan
- Inspe
ksi timbangan
dan penggunaan
alat serta
penyuluhan
Bimbingan
berdagang syar’i
Ylbk Majalengka. 2017. Identifikasi Masalah dan Kerangka Pengembangan Pembinaan Pedagang Pasar Tradisional Kabupaten Majalengka
15
16. Objek Masalah Rasionalitas Penyebab Intervensi Contoh Upaya Keterangan
keahliaan
menghitung dan
lainnya.
7. Kurangnya
syarat kesehatan
dan penyakit
7. Lokasi kios kotor,
banyaknya lalat,
bak sampah
terbuka,
munculnya aroma
yang tidak sedap,
udara pengap,
panas, bising suara,
pedagang
berpenyakit tetap
berjualan (TBC,
penyakit kulit, dll).
Keadaan ini dapat
terjadi sebagai
akibat
7. kurangn
ya upaya
sanitasi,
konseling,
maupun
penerapan
standar like
sehat
7. Mengupayakan
sanitasi, konseling,
maupun penerapan
standar like sehat
- Pem
binaan, kontrol
lokasi,
penyuluhan
edukasi standar
like sehat
Penyuluhan
kesehatan
lingkungan
Ylbk Majalengka. 2017. Identifikasi Masalah dan Kerangka Pengembangan Pembinaan Pedagang Pasar Tradisional Kabupaten Majalengka
16
17. Objek Masalah Rasionalitas Penyebab Intervensi Contoh Upaya Keterangan
8. Rendahnya
mutu produk
8. Produk dengan
kemasan rusak
masih dijual,
barang tidak jelas
kadaluarsanya,
barang yang djual
tidak sesuai
spesifikasi seperti
berubah warna,
barang tidak
higienis atau
terinkubasi.
8. Lemahny
a
pengontrolan
langsung yang
tidak berjalan
secara lancar
dan
pemeriksaan
pasokan
barang
masuk dan
keluar
8. Mengembangka
n asosiasi
manajemen yang
handal dalam
pemeriksaan
pasokan barang
masuk dan keluar
terstandarisasi
- Surv
ey harga per
bulan
- Inspe
ksi mutu produk
triwulan
- Sida
k
- Eval
uasi catatan
agen
perusahaan
pemasok dan
jumlah distribusi
produk masuk
Point: Mekanisme
proses pasokan
barang :
Distributor lapor,
diperiksa, evaluasi
dan tindak lanjut
9. Kurang
menariknya pasar
9. Jumlah pengunjung
pasar, jumlah
pelaku pedagang
lebih banyak
dibandingkan
pembeli.
9. Terbatas
nya
pengembang
an akses
sarana,
prasarana,
9. Mengembangka
n akses sarana
melalui rehabilitasi,
melengkapi
prasarana,
akomodasi dan
- Rebili
tasi bangunan
dan lahan parkir
- Pem
butaan akses
publikasi
- Webs
ite :
pasarsindangkasi
h.co.id
- Lom
a kios terbersih
Ylbk Majalengka. 2017. Identifikasi Masalah dan Kerangka Pengembangan Pembinaan Pedagang Pasar Tradisional Kabupaten Majalengka
17
18. Objek Masalah Rasionalitas Penyebab Intervensi Contoh Upaya Keterangan
akomodasi
dan informasi.
informasi. promosi - Lom
a pedagang
terbaik
10. Kurangnya
motivasi
pedagang
10. Secara kongkrit
sulit
berkembangnya
usaha, akses
permodalan sulit,
secara tidak
kongkrit dengan
penuruna mental
akibat kondisi
pailit, trauma
kerugian penipuan,
kebangkrutan
usaha akibat
persaingan dan
lainnya.
10. Dapat
terjadi
sebagai
akibat
kurangnya
dorongan
usaha
maupun
pembinaan
dan
pengakuan
publik
terhadap citra
pasar
tradisional
10. Mendorong
pelaku usaha dan
mengupayakan
pembinaan yang
diakui oleh
masyarakat secara
positif dengan citra
yang lebih baik
- Perrt
unjukan seni
budaya asli
Majalengka di
kawasan pasar
(termnal)
- Akses
koperasi dan
permodalan
- Page
laran Sampyong,
Rudat,
Bobodoran,Sintr
en, Tari Topeng,
Kuda Lumping
dll
-
Ylbk Majalengka. 2017. Identifikasi Masalah dan Kerangka Pengembangan Pembinaan Pedagang Pasar Tradisional Kabupaten Majalengka
18
19. Ylbk Majalengka. 2017. Identifikasi Masalah dan Kerangka Pengembangan Pembinaan Pedagang Pasar Tradisional Kabupaten Majalengka
19
20. Ylbk Majalengka. 2017. Identifikasi Masalah dan Kerangka Pengembangan Pembinaan Pedagang Pasar Tradisional Kabupaten Majalengka
20
21. Ylbk Majalengka. 2017. Identifikasi Masalah dan Kerangka Pengembangan Pembinaan Pedagang Pasar Tradisional Kabupaten Majalengka
21
22. Ylbk Majalengka. 2017. Identifikasi Masalah dan Kerangka Pengembangan Pembinaan Pedagang Pasar Tradisional Kabupaten Majalengka
22