SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar adalah salah satu kegiatan perdagangan yang tidak bisa terlepas
dari kegiatan sehari - hari manusia. Dengan semakin pesatnya perkembangan
penduduk maka semakin besar pula tuntutan kebutuhan akan pasar baik secara
kuantitas maupun kualitas. Keberadaan pasar tradisional dan pasar modern
sudah menjadi bagian yang tidak terlepaskan dalam kehidupan masyarakat
perkotaan. Beberapa pendapat mengungkapkan bahwa dengan semakin
berkembangnya pasar modern, mengakibatkan pasar tradisional menjadi
semakin terpinggirkan keberadaannya.
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli
serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan
biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios
atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu
pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-
bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian
barang elektronik, kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar tradisional selama
ini kebanyakan terkesan kumuh, kotor, semrawut, bau dan seterusnya yang
merupakan stigma buruk yang dimilikinya, namun demikian sampai saat ini di
kebanyakan tempat masih memiliki pengunjung atau pembeli yang masih setia
berbelanja di pasar tradisional.Memang tidak dapat dipungkiri bahwa banyak
juga pasar tradisional yang dalam perkembangannya menjadi sepi, ditinggalkan
oleh pengunjung atau pembelinya yang beralih ke pasar modern.
Keberadaan pasar modern di Kabupaten Karanganyar secara signifikan
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Keberadaan pasar modern di
Kabupaten Karanganyar mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dari tahun
2003, terdapat 4 pasar modern dan sampai saat ini meningkat menjadi 10 buah
pada tahun 2008. Hal tersebut menunjukkan perkembangan pasar modern
semakin meningkat di Kabupaten Karanganyar. Namun disisi lain, Kabupaten
Karanganyar juga terkenal sebagai tempat wisata alam hal tersebut ditunjang
2
dengan melestarikan pasar tradisional sebagai salah satu tujuan destinasi. Bagi
masyarakat Kabupaten Karanganyar tradisional bukan sekedar sebagai tempat
jual beli semata, namun lebih dari itu pasar terkait dengan konsepsi hidup dan
sosial budaya. Pasar tradisional tidak semata-mata mewadahi kegiatan
ekonomi, akan tetapi pelaku juga dapat mencapai tujuan-tujuan lain. Melihat
peran pasar tradisional yang begitu besar namun keberadaanya semakin
terancam dengan maraknya pasar modern maka muncul gagasan untuk
mengkaji bagaimana eksistensi pasar tradisional di Kabupaten Karanganyar.
Pasar Kebakkramat merupakan pasar yang terletak di Pulosari,
KebakKramat, Kabupaten Karanganyar. Pasar Kebakkramat menempati lahan
seluas 4.300 m². Lokasi yang sangat strategis inilah yang menjadikan Pasar
Kebakkramat menjadi salah satu pusat perekonomian bagi masyarakat.
Meskipun Pasar Kebakkramat merupakan pasar tradisional, namun keramaian
dari pasar ini tak kalah dengan pasar modern. Pasar Kebakkramat buka
sewaktu-waktu tergantung kondisi hidup pasar dan pedagangnya.
Maraknya perkembangan pasar modern dapat memberikan ancaman
bagi pasar tradisional, namun keberadaan pasar tradisional juga tidak dapat
digeser dengan mudahnya oleh pasar modern karena ketergantungan
masyarakat Indonesia pada pasar tradisional yang masih dominan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mayoritas penduduk Indonesia
kalangan menengah ke bawah masih membutuhkan pasar tradisional yang
dapat menciptakan adanya persaingan antar pasar tradisional untuk berlomba-
lomba menarik minat konsumen berbelanja di pasar tradisional. Persaingan
pasar tradisional memerlukan adanya manajemen strategi untuk
memaksimalkan potensi-potensi apa saja yang dapat dikembangkan pada pasar
tradisional tertentu untuk menghadapi persaingan tersebut. Oleh karena itu
praktikum manajemen strategi perlu dilakukan terhadap tiap pasar tradisional
untuk melihat kondisi dari masing-masing pasar tradisional sehingga dapat
menentukan strategi apa yang tepat diberikan untuk pasar tradisional tertentu.
Pemilihan satu pasar utama dijadikan sebagai patokan untuk membandingkan
dengan pasar lainnya sehingga terlihat apa yang menjadi potensi maupun
3
kelemahan dari pasar tersebut yang menghambat perkembangan pasar
tradisional. Analisis ini menggunakan alat bantu yaitu analisis SWOT
(kuantitatif dan kualitatif) dan QSPM (Quantitative Strategic Planning
Matrix).
B. Permasalahan
Permasalahan yang perlu dibahas dalam Praktikum Manajemen Strategi
Agribisinis mengenai manajemen strategi pasar tradisional antara lain:
1. Bagaimana merumuskan strategi pengembangan pasar tradisional pada
pasar Kebakkramat?
2. Bagaimana mengoperasikan Matriks SWOT (kuantitatif dan kualitatif) dan
Matriks QSP sebagai alat–alat analisis manajemen strategi dalam
pengembangan pasar tradisional pada pasar Kebakkramat?
C. Tujuan dan Keguanaan
1. Tujuan
Tujuan dari diadakannya praktikum Manajemen Strategi Agribisnis
mengenai strategi pengembangan pasar tradisional adalah, sebagai berikut :
a. Memberikan pengalaman praktis bagi mahasiswa dalam perumusan
strategi. Pada praktikum ini akan mengambil tema pokok pengembangan
strategi pasar tradisional.
b. Memberikan pengalaman mengoperasionalkan alat-alat analisis
manajemen strategi. Pada praktikum ini alat analisis yang digunakan
adalah Matriks SWOT (kuantitatif dan kualitatif) dan Matriks QSP.
2. Kegunaan
Kegunaan dari diadakannya praktikum Manajemen Strategi
Agribisnis mengenai strategi pengembangan pasar tradisional adalah :
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dengan mengikutinya praktikum ini dapat
memberikan kontribusi yang nyata mengenai permasalahan pasar
tradisional. Selain itu praktikum ini juga merupakan pelengkap mata
kuliah Manajemen Strategi Agribisnis yang dilaksanakan pada Program
4
Sarjana Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret.
b. Bagi Pasar Kebakkramat
Diharapakan dengan adanya praktikum ini dapat memberikan
informasi mengenai pentingnya manajemen strategi dalam
pengembangan pasar tradisional untuk menghadapi persaingan. Selain
itu juga sebagai masukan atau bahan pertimbangan dalam
mengembangkan pasar tradisional. Sebagai bahan pembangunan prasar
Kebakkramat dalam meningkatkan efektivitas usaha.
c. Bagi Pemerintah
Diharapkan hasil praktikum ini mampu memberikan informasi
tambahan mengenai masalah manajemen strategi dalam persaingan
pasar tradisional. Sehingga dapat sebagai bahan referensi pemerintah
dalam menata kembali pasar tradisional. Selain itu juga membantu
pemerintah tentang analisis pasar tradisional dalam menghadapi pasar
modern.
5
II. LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian strategi pengembangan pasar tradisional dilakukan oleh Luh
Kadek Budi Martini dan tim di sembilan kabupaten/kota di Bali. Sampel
penelitian 18 orang, yaitu kepala dan sekretaris pasar serta pedagang di
masing-masing kabupaten/kota. Hasil penelitian menemukan, bahwa peluang
pasar tradisional di masa yang akan datang adalah kebijakan revitalisasi pasar
pasar tradisional, stabilitas keamanan yang kondusif dan kepedulian social
terhadap pasar tradisional, sedangkan unsur yang menjadi ancaman adalah
lemahnya adopsi teknologi informasi. Kekuatan-kekuatan di masa akan datang
adalah mutu produk, lokasi pasar yang strategis, dan ketersediaan area parkir,
penetapan harga fleksibel. Kelemahan yang dimiliki proses transaksi yang
cepat, promosi dan kerjasama dengan industri pariwisata. Strategi
pengembangan pasar tradisonal adalah strategi pertumbuhan (Martini et al.,
2016).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Susanti, Dwi Putra
Darmawan dan Sri Astiti (2014), mengenai strategi pengembangan pasar
tradisisonal Kertha, Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur diperoleh hasil
bahwa faktor internal dan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
keberadaan Pasar Tradisional Kertha yaitu faktor internal terdiri dari
aksesibilitas, lokasi pasar, masyarakat sebagai konsumen, harga produk
kompetitif, budaya tawar-menawar, variasi komoditi, sikap masyarakat
terhadap pasar tradisional, ikatan kekeluargaan antara penjual dan pembeli,
layanan pegawai pasar, sarana dan prasarana, jaminan kualitas produk yang
dijual, kebersihan lingkungan pasar, modal pedagang, kualitas sumber daya
manusia (pedagang), keamanan pasar. Sedangkan, faktor eksternal yaitu
dampak positif pasar tradisional terhadap pendapatan masyarakat sekitar pasar
dan konservasi pasar tradisional, kebijakan pemda terhadap pasar tradisional
dan pasar modern, kedatangan wisatawan mancanegara, kerjasama pemerintah
dan masyarakat, pertumbuhan ekonomi, semakin tingginya pertumbuhan
UMKM, semakin banyaknya penawaran modal untuk UMKM, pertumbuhan
6
pasar modern, kestabilan harga produk di pasar modern, kualitas produk yang
dijual di pasar modern. Alternatif strategi pengembangan Pasar Tradisional
Kertha yaitu strategi “memperbarui manajemen Pasar Tradisional Kertha”,
“meningkatkan promosi Pasar Tradisional Kertha”, “kemitraan antara
pengelola pasar Tradisional Kertha, pedagang dan koperasi” dan “penyuluhan
untuk para pedagang”. Prioritas strategi pengembangan Pasar Tradisional
Kertha yaitu “memperbarui manajemen Pasar Tardisional Kertha”. Pembaruan
ini, meliputi pemberitahuan mengenai job description pegawai, hak, kewajiban,
sanksi bagi para pegawai, pengelolaan sampah dan kebersihan, pelatihan bagi
para pegawai, memperlakukan perjanjian kontrak sewa antara pihak pasar dan
pedagang, serta pelaksanaan rapat antara pedagang dan pihak pengelola
mengenai kenaikan dan pembayaran.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fifyanita dan Mustafa (2012),
menunjukkan bahwa harga, kualitas produk, dan lokasi berpengaruh terhadap
keputusan pembelian konsumen. Variabel lokasi mempunyai pengaruh yang
paling besar yaitu lokasi dengan nilai koefisien sebesar 0,329. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Raharjani (2005), strategi lokasi adalah
salah satu determinan yang paling penting dalam perilaku pembelian
konsumen, pengecer harus memilh lokasi yang strategis dalam menempatkan
tokonya. Dapat disimpulkan bahwa variablel lokasi adalah hal yang
dipertimbangkan oleh konsumen. Kemudian diikuti oleh variabel kualitas
produk dengan nilai koefisien sebesar 0,323. Sedangkan variabel harga
mempunyai nilai koefisien yang paling rendah dibandingkan variabel lain yaitu
sebesar 0,242.
Alat analisis yang dapat digunakan dalam manjemen strategi ada
beberapa alat, diantaranya adalah matriks QSPM dan juga CPM. Matriks
QSPM menentukan strategi yang paling tepat berdasarkan alternatif diajukan.
Tujuan utamanya adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif dari strategi-
strategi yang bervariasi yang telah diformulasikan, untuk menentukan strategi
mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan selanjutnya. Matriks
CPM dihitung dengan berdasarkan faktor-faktor penentu keberhasilan (Critical
7
Success Factors) untuk persaingan perusahaan dengan perusahaan pesaing.
Hasil analisis dari matriks CPM dalam penelitian strategi pengembangan bisnis
garment di CV. M2Tech adalah perbandingan persaingan antara CV. M2Tech
dan perusahaan pesaing. Berdasarkan hasil matriks CPM, dapat disimpulkan
bahwa CV. M2Tech masih menduduki peringkat kedua diantara para
pesaingnya. Peringkat pertama masih dimiliki oleh Ocean Seven dimana
perusahaan ini memang lebih baikdalam teknologi, loyalitas pelanggan,
manajemen dan kualitas SDM
(Didien S, dkk, 2014) .
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
Luh
Kadek
Budi
M,Putu
Kepramar
eni,
A.A.Dwi
Widyani
(2016)
Strategi
Pengemban
gan Pasar
Tradisional
Dalam
Upaya
Mengantisip
asi
Pertumbuha
n Pasar
Modern di
Bali
Analisis
SWOT
Analisis Matrik
Eksternal
(EFAS),
Internal (IFAS)
Strategi pengembangan pasar
tradisional : Strategi Pertumbuhan
(Growth Strategy) dengan beberapa
alternatif, seperti integrasi vertikal,
pengembangan pasar, penetrasi
pasar dan pengembangan produk.
Susanti,
Dwi., Dwi
Putra
Darmawan
, NW. Sri
Astiti
Strategi
Pengemban
gan Pasar
tradisional
Kertha,
Desa
Analisis
Analytic
Hierarchy
Process (AHP)
Analisis
SWOT
Alternatif strategi pengembangan
Pasar Tradisional Kertha : strategi
“memperbarui manajemen Pasar
Tradisional Kertha”,
“meningkatkan promosi Pasar
Tradisional Kertha”, “kemitraan
8
(2014) Kesiman
Kertalangu,
Kecamatan
Denpasar
Timur
antara pengelola pasar Tradisional
Kertha, pedagang dan koperasi”
dan “penyuluhan untuk para
pedagang”. Prioritas strategi
pengembangan Pasar Tradisional
Kertha yaitu “memperbarui
manajemen Pasar Tardisional
Kertha”. meliputi pemberitahuan
mengenai job description pegawai,
hak, kewajiban, sanksi bagi para
pegawai, pengelolaan sampah dan
kebersihan, pelatihan bagi para
pegawai,
Fifyanita
Ghanimata
dan
Mustafa
Kamal
(2012)
Analisis
Harga,
Kualitas
Produk, dan
Lokasi
Terhadap
Keputusan
pembelian
Analisis
lingkungan
eksternal dan
internal,
matriks IFE,
matriks EFE
dan analisis
QSPM
Harga, kualitas produk, dan lokasi
berpengaruh terhadap keputusan
pembelian konsumen. Variabel
lokasi mempunyai pengaruh yang
paling besar yaitu lokasi dengan
nilai koefisien sebesar 0,329. Hal
ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Raharjani (2005)
strategi lokasi adalah salah satu
determinan yang paling penting
dalam perilaku pembelian
konsumen, pengecer harus memilh
lokasi yang strategis dalam
menempatkan tokonya.
Didien S,
Dimas
Januar R.
Strategi
Pengemban
gan Bisnis
matriks QSPM
dan matriks
CPM
CV. M2Tech masih menduduki
peringkat kedua diantara para
pesaingnya. Peringkat pertama
9
(2014) Garment di
CV.
M2Tech
masih dimiliki oleh Ocean Seven
dimana perusahaan ini memang
lebih baikdalam teknologi, loyalitas
pelanggan, manajemen dan kualitas
SDM
B. Tinjauan Pustaka
1. Pasar Tradisional
Pasar tradisional adalah sebuah tempat yang terbuka di mana terjadi
proses transaksi jual beli yang dimungkinkan proses tawar-menawar. Di
pasar tradisional pengunjung tidak selalu menjadi pembeli, namun ia bisa
juga menjadi penjual. Bahkan setiap orang bisa menjual barang
dagangannya di pasar tradisional. Inilah yang membedakan pasar tradisional
dengan pasar modern. Secara fisik, pasar tradisional dianggap lebih kumuh
dari pasar modern. Hal ini dirasa dapat mengakibatkan orang enggan
membeli dipasar tradisional dan beralih ke pasar modern yang lebih
nyamanan (Masitoh, 2013).
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli
serta ditandai dengan adanya transaksi secara langsung dan biasanya ada
proses tawar-menawar. Bangunan pasar biasanya terdiri atas kios-kios atau
gerai, los dan dasaran terbuka yang disediakan oleh penjual maupun suatu
pengelola pasar. Pasar ini kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti
bahan-bahan makanan ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain,
pakaian, dan lain-lain. Kebanyakan pengunjung pasar tradisional adalah ibu
rumah tangga yang hendak membeli sayur mayur untuk kebutuhan sehari-
hari. Barang-barang yang dijual di pasar tradisional umumnya barang lokal
dan dari segi kualitas tidak ada penyortiran yang ketat. Dari segi kuantitas,
jumlah barang yang disediakan tidak terlalu banyak, sehingga apabila ada
barang yang tidak ditemukan di kios tertentu, pembeli dapat mencari di kios
yang lain (Malano, 2011).
10
Peraturan Pemerintah (PP) No 112/2007 tentang Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko modern dan
Permendag N0 53/2008 tentang Pedoman Penataan Pembinaan Pasar
Tradisional. Dalam peraturan pemerintah tersebut menjelaskan perbedaan
pendirian pasar tradisional dan pendirian pasar modern, bertujuan agar
keberadaan pasar modern tidak mengganggu keberadaan pasar tradisional.
Karena sebelum adanya peraturan pemerintah (PP) No. 112/2007,
pembangunan Pasar Modern tidak memperhatikan keberadaan pasar
tradisional. Di tengah persaingan pasar, para produsen perlu memperhatikan
perilaku konsumen sebagai pembelajaran untuk senantiasa melakukan
inovasi. Inovasi harus dilakukan demi mengimbangi hegemoni pedahang
besar (Hutomo et al, 2012).
Menurut Aryani (2011), pasar tradisional dikelola oleh Dinas Pasar
yang mengatur pedagang yang jumlahya sangat banyak, dengan berbagai
macam barang jualan yang berbeda jenisnya, berbeda penjualnya, berbeda
karakternya, sehingga kurang bisa mengarahkan bagaimana menjual yang
baik (pelayanan), jenis barang yang berkualitas, menata barang agar lebih
menarik konsumen. Menurut Indiastuti (2008), sepertiga jumlah pasar
tradisional yang tidak berkembang karena ditinggal pembelinya, dapat
diberdayakan melalui realisasi revitalisasi dengan fokus menghilangkan
pembelinya, dapat diberdayakan melalui realisasi revitalisasi denganfokus
menghilangkan kelemahan yang melekat yaitu produk yang dijual belum
memenuhi standar kualitas, kurang memiliki daya tarik seperti kurang
bersih, kurang nyaman, dan minim fasilitas publik serta pedagang dan
manajemen pasar belum mengimplementasikan praktik pelayanan yang
memunculkan lebih dalam berbelanja. Belakangan terjadi pergeseran
eksistensi pasar tradisional oleh hadirnya pasar modern. Akhirnya pedagang
pasar tradisional cenderung berpindah ke pasar agobis dan pasar modern dan
juga mengacu pada persoalan sosial ekonomi zaman ini tidak hanya
berperan dalam gambaran teoritis saja tetapi perlu suatu sikap kritis dalam
11
menanggapi gejala tertentu maka kegiatan-kegiatan penyelidikan
dibutuhkan (Dagun, 2013).
2. Tantangan ke Depan Pasar Tradisional
Saat ini jaringan peritel modern telah memukul mundur pasar
tradisional. Ekspansi esar-esaran pasar modern di daerah-daerah telah
menghadapkan para pedagang kecil pada persaingan terbuka yang keras.
Hal tersebutlah yang membuat pasar tradisional mengalami banyak
tantangan. Peritel modern telah menguasai pasar hampir di seluruh daerah di
Indonesia, mulai dari tingkat provinsi hingga dusun-dusun. Persaingan
menjadi tidak seimbang karena perbedaan modal antara pedagang di pasar
tradisional dengan peritel modern Modal para pedagang tradisional,
umumnya berasal dari individu dan kecil. Sedangkan modal para peritel
modern besar dan menggunakan sistem jejaring. Sistem jejaring inilah yang
membuat para peritel modern kembali diuntungkan dari segi harga
(Masitoh, 2013)
Menjamurnya jaringan pasar modern yang bergerak di bidang ritel,
seperti hipermarket, supermarket dan minimarket, di khawatirkan akan
menjadi ancaman serius bagi keberadaan pasar tradisional. Kehadiran pasar
modern, dengan sistem waralaba yang sudah merambah hingga
perkampungan sangat berpotensi meminggirkan keberadaan pasar
tradisional. Bahkan tidak mustahil pada saatnya akan memusnahkan
eksistensi pasar tradisional (Radhi, 2008).
Setelah adanya relokasi dan pemangunan pasar modern, pedagang
tradisional yang semula bertempat di pasar tradisional ada yang bertempat di
pasar agrobis, pasar modern dan ada pedagang yang berada diluar area pasar
baik di pasar modern maupun di pasar agrobis. Selain itu, tantangan yan lain
juga mengacu pada pesoalan sosial ekonomi zaman ini tidak hanya berperan
dalam gambaran teoritis saja tetapi perlu suatu sikap kritis dalam
menanggapi gejala tertentu, maka kegiatan-kegiatan penyelidikan itu
dibutuhkan. Citra pasar tradisional yang kurang baik itu hauslah mendapat
12
perhatian seriusdari pemerintah karena menyangkut hajat hidup orang
banyak (Zunaidi, 2013).
Menurunnya kinerja pasar tradisional selain disebabkan oleh adanya pasar
modern, penurunannya justru lebih disebabkan oleh lemahnya daya saing
para peritel tradisional. Kondisi pasar tradisional pada umumnya
memprihatinkan. Banyak pasar tradisional yang tidak terawat sehingga
dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh pasar modern kini pasar
tradisional terancam oleh keberadaan pasar modern. Kelemahan pada pasar
tradisional tersebut telah menjadi karakter dasar yang sangat sulit di ubah.
Faktor desain dan tampilan pasar, atmosfir, tata ruang, tata letak, keragaman
dan kualitas barang, promosi pengeluaran, jam operasional pasar yang
terbatas, serta optimalisasi pemanfaatan ruang jual merupakan kelemahan
terbesar pasar tradisional dalam menghadapi persaingan dengan pasar
modern. Faktor lain yang juga menjadi penyebab kurang berkembangnya
pasar tradisional adalah minimnya daya dukung karakteristik pedagang
tradisional, yakni strategi perencanaan yang kurang baik, terbatasnya akses
permodalan yang disebabkan jaminan (collateral) yang tidak mencukupi,
tidak adanya skala ekonomi (economies of scale), tidak ada jalinan kerja
sama dengan pemasok besar, buruknya manajemen pengadaan, dan
ketidakmampuan untuk menyesuaikan dengan keinginan konsumen.
Penyebab utama kalah bersaingnya pasar tradisional dengan supermarket
adalah lemahnya manajemen dan buruknya infrastruktur pasar tradisional,
bukan semata-mata karena keberadaan supermarket. Supermarket
sebenarnya mengambil keuntungan dari kondisi buruk yang ada di pasar
tradisional (Wildan, 2007).
3. Faktor Keberhasilan Penting
Harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang
dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau
penggunaan suatu barang atau jasa. Besar kecilnya akan mempengaruhi
banyak sedikitnya permintaan dari konsumen, disisi lain produsen tidak bisa
sembarangan menetapkan harga karena konsumen seringkali
13
menghubungkan harga dengan kualitas. Kualitas adalah kemampuan suatu
produk untuk memenuhi fungsinya, dimensinya meliputi daya tahan,
keandalan (kemampuan selalu dalam keadaan baik atau siap pakai), presisi,
kemudahan pengoperasian dan mereparasi, serta atribut-atribut lain yang
bernilai. Performance berhubungan dengan aspek fungsional dari produk itu
sendiri dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan
ketika membeli suatu produk selain itu dari segi pelayanan, yang berkaitan
dengan kecepatan, keramahan atau kesopanan, kompetensi, kemudahan
serta akurasi dalam perbaikan. Dimensi paling utama untuk membuat suatu
produk baru menuju kesuksesan adalah keunikan produk. Keunikan atau
keistimewaan yang ada dalam suatu produk ini memberikan manfaat kepada
konsumen antara lain, memberikan fitur-fitur yang tidak ada pada produk
pesaing, memungkinkan konsumen untuk mengurangi biaya, dan memiliki
kualitas yang lebih baik dari pesaing (Anggipura, 2012).
Promosi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang dilakukan
perusahaan untuk mencoba menyusun komunikasi antara kebaikan
produknya dan membujuk para pelanggan serta konsumen sasaran untuk
membeli produk itu. Promosi dan produk tidak dapat dipisahkan, ini dua
sejoli yang saling berangkulan untuk menuju suksesnya pemasaran. Di sini
harus ada keseimbangan, produk baik sesuai dengan selera konsumen,
dibarengi dengan teknik promosi yang tepat akan sangat membantu
suksesnya usaha marketing. Lokasi adalah keputusan yang dibuat
perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan staffnya akan ditempatkan.
Sedangkan pelayanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan
suatu pihak pada pihak lain yang tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apapun produksi layanan bisa berhubungan dengan produksi
fisik maupun tidak. Semua faktor-faktor seperti lokasi, fasilitas, harga,
pelayanan dan promosi diharapkan mampu menarik minat konsumen untuk
mengunjungi swalayan yang merupakan senjata andalan dari pihak
manajemen untuk memenuhi kebutuhan konsumennya (Tan, 2011).
14
Dewasa ini hampir pada keseluruhan institusi kepekaan dan
kepedulian terhadap para pelanggan melalui pelayan terbaik, merupakan
penting keberhasilan usaha. Kualitas pelayanan tidak sepenuhnya ditentukan
dengan kualitas SDM nya. SDM adalah salah satu faktor pendukung yang
sangat dominan dalam mewujudkannya (Ma’ruf, 2006).
Faktor pasar yang perlu diperhatikan yaitu harga, promosi, tempat,
pelayanan, keamanan, kebersihan, kemudahan akses transportasi, luas pasar,
kenyamanan, jam operasional pasar, jumlah jenis produk yang ditawarkan,
jumlah produk yang ditawarkan, dan kualitas produk yang ditawarkan.
Konsep dasar dari evaluasi alternatif salah satunya adalah pemasar perlu
mengetahui penilaian pilihan yaitu bagaimana konsumen memproses
informasi untuk sampai pada merek pilihannya. Masing-masing konsumen
mempunyai cara memandang atribut mana yang relevan dan mereka akan
membayar atribut yang paling menarik berkaitan dengan kebutuhan dan
keinginannya. Atribut produk juga memberikan perusahaan alat untuk
mendiferensiasikan produknya dari produk pesaing, sehingga perusahaan
harus membuat atribut produk yang relevan dengan produknya sendiri
(Ginting dan Nembah, 2011).
4. Manajemen Strategi
Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan
manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka
panjang.Termasuk didalamnya pengamatan lingkungan (eksternal maupun
internal), perumusan strategi (perencanaan jangka panjang), implementasi
strategi, evaluasi, serta pengendalian. Bidang ilmu manajemen strategis
menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang (opportunities) dan
ancaman (threats) lingkungan dengan melihat kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weaknesses) perusahaan. Manajemen strategis pada prinsipnya
merupakan pengambilan keputusan yang akan menentukan apakah suatu
organisasi itu unggul, dapat bertahan hidup, atau menghadapi kematiannya.
Tugas dari manajemen strategis adalah menggunakan sebaik-baiknya
15
sumberdaya organisasi dalam lingkungan yang berubah-ubah
(Samuelson, 2012).
Manajemen strategi mencakup perencanaan, pengarahan,
pengorganisasian, dan pengendalian atas keputusan dan tindakan terkait
strategi perusahaan. Strategi bagi para manajer adalah rencana berskala
besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi
persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan. Strategi merupakan rencana
permainan perusahaan. Meskipun tidak merinci seluruh pemanfaatan
(manusia, keuangan, dan material) dimasa depan, rencana tersebut menjadi
kerangka bagi keputusan manajerial. Strategi mencerminkan pengetahuan
perusahan mengenai bagaimana, kapan, dan dimana perusahaan akan
bersaing, dengan siapa perusahaan sebaiknya bersaing, dan untuk tujuan apa
perusahaan harus bersaing (Sanjaya, 2015).
Penerapan manajemen strategi dalam perusahaan memiliki manfaat
langsung dan tidak langsung terhadap semua aspek perusahaan, terutama
kedalam kinerja aspek keuangan dan bisnis. Secara umum manfaat yang
diperoleh menurut Hutabarat et al (2006), antara lain:
1. Dapat meningkatkan performa perusahaan, baik dalam hal profitabilitas
maupun keberhasilan lainnya.
2. Memperbaiki proses manajemen dan partisipasi di dalam organisasi.
3. Memperbaiki pengambilan keputusan.
4. Memperbaiki sikap, disiplin, dan motivasi individu di dalam organisasi.
5. Memperbaiki antisipasi dan kepedulian terhadap masa depan dan peluang
yang terjadi.
Manajemen strategi menanamkan suatu mekanisme tata kerja organisasi
secara simultan dengan memadukan seluruh komponen organisasi untuk
mencapai misi organisasi. Berdasarkan definisi tersebut, terdapat beberapa
hal penting yang dapat disimpulkan berkaitan dengan manajemen strategi
adalah pembuatan strategi yang meliputi misi dan tujuan jangka panjang,
mengidentifikasi peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan
kelemahan perusahaan pengembangan alternatif strategi dan penentuan
16
strategi yang sesuai untuk diadopsi. Penerapan strategi meliputi sasaran
operasional tahunan, kebijakan perusahaan, memotivasi karyawan dan
mengalokasikan sumber daya agar strategi yang ditetapkan dan dapat
diimplementasikan. Evaluasi atau kontrol strategi mencakup usaha-usaha
untuk memonitor seluruh dari hasil-hasil pembuatan dan penerapan strategi,
termasuk mengukur kinerja individu, perusahaan dan mengambil langkah
perbaikan jika diperlukan. Manajemen strategi memfokuskan pada
penyatuan atau penggabungan aspek-aspek, pemasaran, riset, dan
pengembangan, keuangan dan akuntansi serta produksi atau operasional dari
seluruh bisnis (Budasih et al, 2014).
5. Matriks SWOT
SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan strategik yang penting
untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan
internal organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari external.
Identifikasi analisa eksternal dan internal organisasi berdasar SWOT
analisis, yaitu :
1) Strenght (kekuatan),
2) Weakness (kelemahan),
3) Opportunities (peluang),
4) Treats (ancaman) (Rohman, 2016).
Analisis SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting guna
membantu manajer dalam mengembangkan empat jenis strategi Stengths-
Oportunities (SO), strategi Weaknesses-Oprtunities (WO), strategi
Strengths-Threats (ST) atau strategi Weaknesses-Threats (WT) yang
disesuaikan dengan keadaan perusahaan. Analisis SWOT adalah proses
analisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman) dalam kondisi saat ini. Analisis ini didasarkan pada logika
yang berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan
usaha untuk pengambilan keputusan strategi yang terbaik. Analisis SWOT
ini menganalisis adanya dua faktor lingkungan usaha, menurut Rangkuti
(2013) lingkungan itu berupa :
17
a. Lingkungan internal merupakan suatu kekuatan, suatu kondisi, suatu
keadaan, suatu peristiwa yang saling berhubungan dimana organisasi atau
perusahaan mempunyai kemampuan untuk mengendalikannya.
b. Lingkungan eksternal merupakan suatu kekuatan, suatu kondisi, suatu
keadaan, suatu peristiwa yang saling berhubungan dimana organisasi/
perusahaan tidak mempunyai kemampuan atau sedikit kemampuan untuk
mengendalikan atau mempengaruhinya.
Matriks SWOT adalah alat yang digunakan untuk menyusun faktor-
faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT Matrik ini dapat
menghasilkan empat set kemungkinan alternative strategis.
a. Strategi SO, hal ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi ST, hal ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang
dimiliki perusahaan untukmengatasi ancaman.
c. Strategi WO, hal ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang
ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT, hal ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif
dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman (Wijaya et al, 2017).
Menurut David (2011) terdapat beberapa langkah penyusunan
matriks SWOT:
a. Menentukan faktor-faktor peluang eksternal perusahaan
b. Menentukan faktor-faktor ancaman eksternal perusahaan
c. Menentukan faktor-faktor kekuatan internal perusahaan
d. Menentukan faktor-faktor kelemahan internal perusahaan
e. Menyesuaikan kekuatan internal perusahaan dengan peluang eksternal
perusahaan untuk menghasilkan strategi SO yang tepat
f. Menyesuaikan kekuatan internal perusahaan dengan ancaman
eksternal perusahaan untuk menghasilkan strategi ST yang tepat.
18
g. Menyesuaikan kelemahan internal perusahaan dengan peluang eksternal
perusahaan untuk menghasilkan strategi WO yang tepat
h. Menyesuaikan kelemahan internal perusahaan dengan ancaman
eksternal perusahaan untuk menghasilkan strategi WT yang tepat.
6. Matriks QSP
QSPM merupakan hasil keputusan strategis setelah menilai skor
kemenarikan (Attractiveness Score atau AS). Skor kemenarikan dinilai
berdasarkan setiap faktor strategis baik faktor internal maupun eksternal
yang telah dilakukan sebelumnya dalam fungsi manajemen perusahaan. Dari
hasil skor pembobotan dikalikan tingkat kemenarikan akan diperoleh skor
kemenarikan total (Total Attractiveness Score) (Nurhayati 2008).
QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks) adalah alat yang
memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi
alternative secara objektif, berdasarkan faktor- faktor keberhasilan penting
eksternal dan internal yang diidentifikasi sebelumnya. Tujuan QSPM adalah
untuk menentukan alternatif strategi pemasaran yang paling baik atau yang
menjadi prioritas untuk dijalankan perusahaan. Seperti alat analisis lainnya,
QSPM juga membutuhkan intuitif judgment yang baik. Dalam beberapa hal,
QSPM memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu : (1) strategi
dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan; (2) tidak ada batas
jumlah strategi yang dapat diperiksa atau dievaluasi; (3) membutuhkan
ketelitian dalam memadukan faktor-faktor eksternal dan inernal yang terkait
dalam proses keputusan (Ramadhan dan Sofiyah, 2013).
Menurut Kuncoro (2003), ada 6 langkah yang harus diikuti untuk
membuat matriks QSPM, yaitu:
a. Membuat daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sama
dengan matriks SWOT.
b. Memberikan bobot untuk masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman. Bobot ini sama dengan bobot yang diberikan pada matriks
IFE dan EFE.
c. Menuliskan alternatif strategi yang akan dievaluasi.
19
d. Menetapkan nilai daya tarik (AS) yang berkisar antara 1 sampai 4. Nilai
1 = tidak memiliki daya tarik, nilai 2 = daya tariknya rendah, nilai 3 =
daya tariknya sedang dan nilai 4 = daya tariknya tinggi. Bila tidak ada
pengaruhnya terhadap alternatif strategi yang sedang dipertimbangkan
tidak diberikan nilai AS.
e. Menghitung Total Atractiveness Score (TAS). Selanjutnya mengalikan
bobot dengan nilai daya tarik (AS) pada masing – masing faktor eksternal
atau internal pada setiap strategi.
f. Menghitung jumlah total nilai daya tarik. Alternatif strategi yang
memiliki nilai total terbesar merupakan strategi yang paling baik.
Teknik QSPM ini menunjukkan strategi alternatif mana yang paling
baik untuk dipilih. QSPM adalah alat yang direkomendasikan para ahli
strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara obyektif,
berdasarkan key success factors internal-eksternal yang telah
diidentifikasikan sebelumnya. Rangkaian strategi alternatif dapat
dimasukkan kedalam QSPM dan berapa pun strategi dapat dimasukkan
dalam setiap rangkaian tersebut. Akan tetapi, hanya strategi-strategi di
dalam rangkaian tertentu yang dievaluasi relatif satu terhadap yang lain
(Umar, 2003).
20
III. METODOLOGI
A. Metode Dasar
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
analitis yaitu penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah yang
terjadi saat ini, data dijelaskan dan dianalisis. Penentuan atau penetapan sampel
pada penelitian ini dilakukan dengan cara undian. Lokasi penelitian
dilaksanakan di Pasar Kebak Kramat yang terletak di daerah Kecamatan
KebakKramat, Karanganyar. Lokasi tersebut sudah memiliki kriteria dalam
pelaksanaan praktikum ini. Penelitian ini berfokus pada objek kondisi pasar,
manajemen pasar, serta manajemen strategi pasar guna mencapai tujuan yang
diinginkan.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam praktikum Manajemen Strategi
Agribisnis ini dilakukan melalui beberapa teknik sebagai berikut :
1. Observasi
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi adalah
melakukan pengamatan langsung ke lapangan dengan melihat objek
penelitian. Praktikan melakukan pengamatan secara langsung atas keadaan
di pasar serta keadaan yang terjadi di daerah penelitian atau praktikum.
Teknik ini bisa dilakukan dengan menggunakan media catatan oleh
mahasiswa atau praktikan mengenai data atau informasi penting yang
diperoleh dari narasumber atau objek penelitian. Pencatatan data dapat
dilakukan dengan mencatat data dari brosur, papan informasi ataupun
buku-buku yang tersedia di perusahaan tersebut.
2. Wawancara
Teknik wawancara atau interview ini digunakan sebagai
pengumpulan data primer, dengan menggunakan daftar pertanyaan yang
sudah dipersiapkan sebelumnya. Wawancara dilakukan melalui tatap muka
dengan narasumber yang berkaitan. Data penunjang dapat diperoleh dari
pasar yang bersangkutan baik mengenai sejarah pasar dan mengenai
mengenai kondisi pasar.
20
21
3. Pencatatan
Pencatatan dilakukan dengan maksud untuk membuat arsip
mengenai informasi atau hal-hal penting yang telah didapatkan di
lapangan. Catatan yang dimaksud mengenai data atau informasi penting
yang diperoleh dari narasumber atau objek penelitian. Pencatatan data
dapat dilakukan dengan mencatat data dari brosur, papan informasi
ataupun buku-buku yang tersedia di pasar tersebut..
C. Metode Analisis Data
Data yang sudah terkumpul dari hasil wawancara serta pengamatan yang
dilakukan ditempat praktikum dianalisis dengan tabulasi persentatif. Data
adalah informasi tentang sesuatu. Data yang dikumpulkan berapapun
banyaknya, bukanlah merupakan tujuan dari penelitian. Akan tetapi data dapat
merupakan sarana untuk memudahkan penafsiran dan memahami maknanya.
Jadi pengambilan (pengumpulan) data merupakan langkah yang penting dalam
penelitian. Agar memudahkan untuk penafsiran, data yang sudah terkumpul
harus ditabulasikan.
Cara-cara tabulasi data dapat dipelajari saat kita mempelajari Statistik.
Data yang sudah ditabulasi, jika diperhatikan dengan cermat dan sungguh-
sungguh menimbulkan sejumlah pertanyaan, atau dapat mengungkapkan hal-
hal tertentu. Kemungkinan, kita akan melihat sejumlah keganjilan atau
penyimpangan sehingga menimbulkan pertanyaan mengapa bisa terjadi
demikian. Meskipun tanpa atau belum menggunakan perhitungan-perhitungan
statistik, hanya menggunakan pikiran, imajinasi dan kecermatan pengamatan
kita dapat mendekati makna data yang kita hadapi.
Menggunakan pertanyaan-pertanyaan dapat membuat kita mencoba
berusaha memperoleh jawaban dari data itu. Menggunakan statistik, data dapat
diolah dengan lebih eksak. Statistik mungkin pula dapat mengungkapkan
aspek-aspek baru, sehingga dapat memancing pemahaman baru yang dapat
membantu kita dalam menelaah data yang kita hadapi.
22
1. Analisis IFE dan EFE
Dalam IFE matriks sebuah usaha akan menganalisa dua variable dari
SWOT yaitu, Strength (kekuatan) apa saja yang dimiliki oleh sebuah
perusahaan dan Weakness (kelemahan) yang ada dalam internal perusahaan
itu sendiri. Dalam analisa kedua variable tersebut kami telah memberikan
bobot nilai yang relevan sesuai dengan data yang ada. Tujuan audit eksternal
adalah untuk mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang yang
dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Audit eksternal
dilakukan melalui Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE). Analisis ini
dilakukan dengan memasukan hasil data yang didapatkan mengenai faktor-
faktor eksternal dari usaha pedagang atau UMKM yang telah diwawancarai,
dengan memberikan nilai dan rating untuk masing-masing faktor dari skala
1 yang berarti buruk sampai dengan 4 yang berarti sangat baik. Dalam
analisis ini juga diidentifikasi kekuatan, kelemahan, kesempatan dan
ancaman.
2. Analisis Matriks SWOT Kuantitatif
Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi Kekuatan (Strength), Kelemahan
(Weakness), Peluang (Opportunity), dan Ancaman (Threat) yang terjadi
dalam dalam proyek atau di sebuah usaha bisnis, atau mengevaluasi lini-lini
produk sendiri maupun pesaing. Untuk melakukan analisis, ditentukan
tujuan usaha atau mengidentifikasi objek yang akan dianalisis. Kekuatan
dan Kelemahan dikelompokkan ke dalam faktor Internal, sedangkan
Peluang dan Ancaman diidentifikasi sebagai faktor Eksternal.
Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan
antara S dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena
diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang
tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman
yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus
selalu memiliki satu pasangan Weaknes (W) dan setiap satu rumusan
Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan satu Threath (T). Kemudian
23
setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah
selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan
cara memberikan skor pada masing-masing subkomponen, dimana satu
subkomponen dibandingkan dengan subkomponen yang lain dalam
komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang
lebih menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih
besar. Standar penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk
mengurangi kadar subyektifitas penilaian.
3. Analisis Matriks SWOT Kualitatif
Analisis SWOT kualitatif dikembangkan oleh Kearns. Analisis SWOT
kualitatif menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak
faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri
adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelemahan). Empat kotak lainnya
merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan
antara faktor-faktor internal dan eksternal.
Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda
jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara
keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari masing-masing
komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap subkomponen S memiliki
pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen O memiliki pasangan
satu subkomponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi.
Selain itu, SubKomponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T)
adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti
model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena mungkin
saja misalnya, subkomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara
subkomponen W hanya 6 buah. Sebagai alat analisa, analisa SWOT
berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat
peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana
harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat
ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika
24
tujuan telah ditetapkan. Bagaimana menetapkan tujuan adalah bahasan
selanjutnya yaitu membangun visi-misi organisasi atau program.
4. Analisis Matriks QSP
QSPM merupakan alat analisis yang digunakan untuk memutuskan
strategi yang akan digunakan berdasarkan dari kemenarikan alternatif-
alternatif strategi yang ada. QSPM adalah alat yang memungkinkan
penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif,
berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Seperti alat analisis perumusan-strategi lainnya,
QSPM membutuhkan penilaian intuitif yang baik.
Perhitungan QSPM didasarkan kepada input dari bobot matriks internal
ekternal, serta alaternatif strategi pada tahap pencocokan. Pada kerangka
perumusan strategi komprehensif QSPM menggunakan input dari analisis
Tahap 1 dan hasil pencocokan dari analisis Tahap 2 untuk menentukan
secara objektif di antara alternatif strategi. Alternatif strateginya yaitu,
Matriks EFE, Matriks IFE, yang membentuk Tahap 1, digabung dengan
Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks IE, Matriks Grand Strategy, yang
membentuk dalam Tahap 2, memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
membuat QSPM ( Tahap 3).
25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Pasar Kebakkramat
Pasar Kebakkramat merupakan pasar yang terletak di Pulosari,
KebakKramat, Kabupaten Karanganyar. Pasar Kebakkramat menempati
lahan seluas 4.300 m². Lokasi yang sangat strategis inilah yang
menjadikan Pasar Kebakkramat menjadi salah satu pusat perekonomian
bagi masyarakat. Meskipun Pasar Kebakkramat merupakan pasar
tradisional, namun keramaian dari pasar ini tak kalah dengan pasar
modern. Pasar Kebakkramat buka sewaktu-waktu tergantung kondisi hidup
pasar dan pedagangnya.
Berbagai macam barang dagangan dapat ditemukan di Pasar
Kebakkramat ini, mulai dari kebutuhan pokok, kebutuhan rumah tangga,
bumbu rempah- rempah dan lain sebagainya. Penyuplai pedagang dari
pasar ini berasal dari Tawangmangu, Yogyakarta, dan Boyolali, karena
dianggap lebih efisien dan lebih murah. Pasar Kebakkramat terdiri dari dua
lantai. Lantai pertama merupakan tempat dan kios-kios para pedagang
untuk berjualan serta kamar mandi. Lantai ke dua dikhususkan untuk
kantor pasar. Kondisi pasar padat kios dengan jalan kecil antar kios.
Terdapat 2 titik lokasi kamar mandi yang tersebar di seluruh pasar.
Keadaan pasar cukup kotor, karena kurangnya petugas kebersihan untuk
membersihkannya. Keamanan pasar terdapat petugas yang berjaga, tetapi
tidak menyediakan pos untuk petugas karena belum ada tempatnya.
Terdapat 2 tempat parkir di Pasar Kebakkramat ini, yang dimana berada di
depan pasar yang mempunyai ijin dan di belakang yang tidak punya ijin.
Kebijakan Pemerintah bagi para pedagang adalah kios-kios di pasar ini
tidak diperdagangkan, hanya diberikan ijin tempat saja. Bantuan yang
telah diberikan oleh Pemerintah pada Pasar KebekKramat yaitu
membangun kios sebanyak 34 kios. Pengurus pada Pasar KebakKramat
terdiri dari 5 pengurus yaitu 3 orang PNS dan 2 orang HR.
25
26
B. Faktor Internal Pasar Kebakkramat
Faktor internal merupakan faktor-faktor dari dalam suatu perusahaan
atau organisasi yang memiliki dampak terbesar pada kepuasan pelanggan
dan loyalitas pelanggan serta efektifitas dan efisiensi. Faktor internal
perusahaan mencakup kelemahan dan kelebihan dari dalam diri
perusahaan terutama yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.
Secara umum, mengembangkan sasaran dan ukuran untuk faktor-faktor
seperti kualitas, waktu siklus, produktivitas, biaya dapat membantu
mengembangkan faktor internal dari suatu perusahaan. Faktor internal
yang dianalisis dalam praktikum manajemen strategi ini adalah keadaan
pasar, pedagang, sarana dan prasarana, pemasaran.
1. Keadaan Pasar
Keadaan Pasar Kebakkramat secara umum dilihat dari beberapa
aspek seperti keadaan fisik dan keadaan manajemen, Keadaan pasar
merupakan faktor internal yang berpangaruh terhadap kinerja pasar.
Keadaan pasar terlibat langsung dalam proses kinerja pasar sehingga
pengaruhnya juga dapat berpengaruh langsung terhadap kinerja pasar.
Keadaan Pasar Kebakkramat sendiri sangat baik, dimana Pasar
Kebakkramat merupakan salah satu pasar yang dijadikan sebagai
penopang perekonomian oleh masyarakat sekitar daerah Kebakkramat.
Diketahui keadaan pasar Kebakkramat yang mudah diakses oleh
semua kalangan masyarakat karena terletak di jalur Karanganyar-
Sragen dan terletak di dekat perkampungan warga, menjadi keunggulan
pasar Kebakkramat. Hal ini merupakan salah satu daya tarik dari pasar
Kebakkramat. Daya tarik inilah yang dapat dijadikan kekuatan dari
pasar Kebakkramat itu sendiri.
2. Pedagang
Pedagang merupakan salah satu faktor internal dalam
manajemen pemasaran pada suatu pasar. Pedagang memiliki kedudukan
didalam lingkup pasar sehingga digolongkan dalam faktor internal.
Pedagang yang ada di pasar Kebakkramat sendiri memiliki pengaruh
27
terhadap kelemahan dan kekuatan dari faktor internal pasar
Kebakkramat.
Kekuatan yang dapat diangkat oleh Pasar Kebakkramat yaitu
keadaan pedagang yang memiliki interaksi sosial yang tinggi dengan
para pembelinya. Terjalinnya suatu interaksi sosial yang tinggi antara
penjual dan pembeli inilah yang dijadikan kekuatan tersendiri, karena
hal ini tidak terjadi disemua pasar. Pasar ini terdapat 157 kios yang
dimana pedagangnya sebagian besar dari daerah Kebakkramat sendiri.
3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana dalam suatu pasar juga merupakan salah
satu faktor internal yang mempengaruhi kinerja pasar tersebut. Sarana
dan prasarana tentunya kita ketahui bersama akan saling mendukung
dengan kegiatan yang dilakukan dalam pasar. Sarana dan prasarana
yang kurang baik akan menghambat proses kinerja pasar. Sebaliknya
sarana dan prasarana yang baik tentunya akan mempermudah kinerja
pasar tersebut.
Keadaan sarana dan prasarana di pasar Kebakkramat yaitu
masih kurangnya fasilitas umum menimbulkan satu kelemahan
tersendiri. Ditambah lagi dengan masih kurangnya tenaga pengangkut
kebersihan atau pengangkut sampah sehingga menimbulkan
penumpukan sampah diareal pasar juga membuat nilai kelemahan dari
pasar Kebakkramat meningkat. Hal terakhir yang perlu diperhatikan
dari kelemahan pasar Kebakkramat sendiri yaitu masih kurangnya
keamanan pasar.
4. Pemasaran
Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-
kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial. Kegiatan promosi dilakukan untuk mengenalkan produk atau
pasar kepada konsumen atau masyarakat. Promosi yang dilakukan pasar
28
tradisional biasanya relatif rendah. Pasar Kebakkramat merupakan pasar
tradisional dimana pemasaran yang dilakukan seperti promosi sangat
minim. Promosi hanya dilakukan dari mulut ke mulut saja yang
dilakukan penjual, pembeli, dan pegawai pasar. Minimnya promosi
tersebut membuat pasar Kebakkramat masih belum diketahui
masyarakat secara luas.
C. Faktor Eksternal Pasar Kebakkramat
Faktor eksternal merupakan lingkungan bisnis yang melengkapi operasi
perusahaan yang dari padanya muncul peluang dan ancaman. Faktor ini
mencakup lingkungan industri dan lingkungan bisnis makro, yang membentuk
keadaan dalam organisasi di mana organisasi ini hidup. Secara singkatnya
faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar dimana sebuah pasar
atau organisasi harus menghadapi berbagai ancaman yang berasal dari luar
pasar atau organisasi yang memiliki cakupan yang luas. Mengatasi ancaman
yaitu dengan menemukan berbagai peluang diluar sana untuk menutupi
ancaman yang dihadapi. Faktor eksternal yang berada diluar kendali dan
merupakan faktor pengaruh akan dating yakni pasar, pesaing, regulasi,
pemasok, sistem ekonomi, teknologi, dan konsumen atau pengguna jasa.
Faktor eksternal yang dianalisis dalam praktikum manajemen strategi ini
adalah kondisi perekonomian, sosial budaya, sarana transportasi, konsumen,
persaingan, dan peran pemerintah.
1. Kondisi Perekonomian
Menurut Sumardi (2011), kondisi sosial ekonomi adalah suatu
kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada
posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai dengan
seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh orang yang
membawa status tersebut. Kondisi ekonomi merupakan keadaan baik atau
lancar dan tersendatnya perjalanan ekonomi. Kondisi perekonomian
berpengaruh terhadap penentuan jumlah permintaan produk dan besarnya
biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk dalam pasar serta harga
produk dalam pasar.
29
Pasar Kebakkramat merupakan pasar tradisional di Kabupaten
Karanganyar yang memiliki kondisi perekonomian yang baik. Kondisi
perekonomian yang baik dibuktikan dengan ramainya pengunjung pasar
atau konsumen yang berbelanja di Pasar Kebakkramat. Banyaknya jenis
produk yang di pasarkan di Pasar Kebakkramat dapat menjadi faktor
banyaknya konsumen yang datang dan harga barang yang relatif murah.
Banyaknya produk yang dipasarkan dapat meningkatkan kondisi
perekonomian di Pasar Kebakkramat dan memberikan peluang kepada
pedagang untuk meningkatkan keberagaman jenis produk yang dipasarkan.
2. Sosial Budaya
Sosial adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat
atau kemasyarakatan. Budaya diartikan sebagai segala sesuatu yang dibuat
oleh manusia berdasarkan pikiran dan akal budinya yang mengandung cinta,
rasa, dan karsa. Sosial Budaya merupakan segala hal yang diciptakan oleh
manusia dengan pikiran dan budinya dalam kehidupan bermasyarakat.
Faktor sosial budaya cukup berpengaruh terhadap Pasar Kebakkramat
dikarenakan mencakup hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan, nilai,
sikap, opini yang berkembang dan gaya hidup dari orang-orang di
lingkungan sekitar. Interaksi antara penjual dan pembeli di Pasar
Kebakkramat bisa dikatakan baik. Penjual memberikan pelayanan yang baik
kepada pembeli, sehingga pembeli merasa nyaman dan yakin untuk
berbelanja di Pasar Kebakkramat. Masyarakat di sekitar Pasar Kebakkramat
juga masih menggantungkan hidupnya di pasar tradisional walaupun sudah
banyaknya pasar-pasar modern yang ada di sekitar Pasar Kebakkramat. Hal
tersebut menunjukkan peluang bagi Pasar Kebakkramat karena banyaknya
kesamaan sosial budaya pasar antara penjual dan pembeli.
3. Konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,
orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Konsumen menjadi faktor yang sangat penting terhadap keberlangsungan
30
suatu bisnis perusahaan, tanpa ada konsumen perusahaan tidak akan
berjalan. Tanpa adanya konsumen, pasar tidak akan pernah ada.
Konsumen di Pasar Kebakkramat mayoritas merupakan masyarakat
di sekitar Pasar Kebakkramat itu sendiri. Pasar Kebakkramat yang berada di
tengah kampung dan cukup dengan dengan pinggir jalan raya serta banyak
dilalui oleh transportasi umum, merupakan salah satu penyebab Pasar
Kebakkramat bisa dikatakan ramai oleh pembeli. Keadaan tersebut
memberikan peluang kepada Pasar Kebakkramat dalam kegiatan pemasaran.
Hal tersebut didukung dengan karakteristik konsumen yang masih
mempunyai rasa sosial budaya yang tinggi.
4. Persaingan
Adanya pesaing mengakibatkan banyak pendatang baru yang pada
akhirnya akan mengurangi profitabilitas. Ancaman pesaing perlu di
antisipasi dengan beberapa langkah. Misalnya dengan meningkatkan mutu
dan kualitas pasar dari segi sarana dan prasarana, harga komoditas, variasi
produk atau metode pemasaran yang lebih baik. Sedapat mungkin kita
meminimalkan kelemahan dan ancaman tetapi memperkuat kekuatan dan
potensi. Ancaman dari Pasar Kebakkramat sendiri yaitu masalah kebersihan
dan fasilitas yang tersedia. Bagian depan pasar terlihat rapi dan bersih,
namun setelah bangunan utama, kebersihan kurang terjaga, pada los milik
pemda sudah terdapat atap dan bangunan semi permanen sehingga kalau
hujan tidak terlindungi dan tidak becek, namun bagian belakang pasar
merupakan los berdikari sehingga kurang terjaga, bila hujan tidak
terlindungi dan tanah atau jalan akan becek. Fasilitas yang ada di pasar
kebakkramat terdapat 4 kamar mandi, 2 kamar mandi dibagian tengah pasar
dan 2 didepan pasar. Keadaan kamar mandi juga bersih dan layak, namun
hanya 2 kamar mandi yang dapat dipakai. Selain itu belum ada fasilitas
seperti mushola dan pos pengaman.
Peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pasar kebakkramat yaitu luas
pasar yang tergolong berukuran sedang dengan luas sekitar 4300 m2 yang
tergolong pasar kelas 2 atau pasar kecamatan. Keamanan pasar diserahkan
31
kepada 2 petugas keamanan pasar yang selalu berkeliling didalam
lingkungan pasar. Tata letak sudah baik terdiri dari bagian depan, setelah
masuk maka akan ada 3 jalur yang dapat dipilih, setiap lajur yang diperjual
belikan berbeda komoditas/barang. Akses pasar mudah dicapai dekat
dengan jalan raya, dan juga dekat dengan lingkungan rumah warga.
5. Peran Pemerintah
Peran pemerintah terhadap pasar sangatlah vital karena adanya peran
serta dalam pertumbuhan pasar menjadikan pasar tersebut bisa maju bila
didukung sepenuhnya oleh pemerintah seperti halnya dari segi peningkatan
saran dan prasana pasar atau fasilitas yang baik untuk menunjang jual beli di
suatu pasar tersebut. Peran serta pemerintah dalam kebijakan revitalisasi
Pasar Kebakkramat sendiri cukup baik, pemerintah daerah setempat
memberikan bantuan berupa peningkatan fasilitas untuk Pasar Kebakkramat
berupa membangun kios pemda dan los pemda juga sudah dilakukan
meskipun bertahap.
Ancamannya yaitu kelalaian pemerintah dalam mengelola pasar.
Pemerintah hanya memberikan 1 program bantuan dan seterusnya belum
dilakukan kembali padahal program yang sebelumnya terlaksana belum
sepenuhnya tuntas, sehingga program untuk revitalisasi untuk Pasar
Kebakkramat sendiri bertahap tapi lambat, sehingga antara peluang dan
ancaman ini tidak seimbang, jadi diharapkan pemerintah setempat lebih
memperhatikan kembali Pasar Kebakkramat agar banyak konsumen banyak
yang berbelanja di sana dan bisa bersaing dengan pasar modern bila
nantinya muncul lebih banyak.
D. Faktor Keberhasilan Penting Pasar Tradisional
Faktor keberhasilan penting di Pasar Kebakkramat meliputi dua faktor
yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal dan eksternal digunakan
untuk membuat dan menganalisis strategi yang akan digunakan oleh pasar.
Faktor- faktor inilah yang berpengaruh terhadap keberhasilan pasar tradisional
dalam mencapai tujuannya.
32
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam perusahaan
atau organisasi. Faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang
dapat mempengaruhi perusahaan atau organisasi. Faktor-faktor internal yang
terdapat di Pasar Kebakkramat antara lain sebagai berikut:
Tabel 4.1 Faktor Internal pada Pasar Kebakkramat
Faktor Internal Kekuatan Kelemahan
Keadaan Pasar - Akses ke pasar
tradisional mudah
- Banyak kios yang masih
kosong
- Lantai jika kena hujan
masih becek
Pedagang - Interaksi sosial yang
tinggi antara penjual
dan pembeli - Pedagang sering ngobrol
dengan pedagang lain
Sarana dan
Prasarana
- Keamanan pasar
tradisional semakin
baik
- Kamar mandi bersih
- Kondisi jalan didalam
pasar sempit dan kotor
- Tempat parkir kurang luas
- Belum ada pos satpam
- Tidak ada mushola
Pemasaran - Harga barang
terjangkau dan dapat
ditawar
- Mutu produk yang
ditawarkan beragam
- Tidak ada jaminan
kualitas produk
- Minim promosi
Sumber : Data Primer
Analisis faktor internal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi pengembangan pasar tradisional
Kebakkramat. Faktor internal yang dianalisis meliputi keadaan pasar,
pedagang, sarana dan prasarana, serta pemasaran. Faktor internal keadaan
pasar yaitu akses pasar yang mudah hal ini menjadi kekuatan karena dengan
mudahnya akses ke pasar semua kalangan mudah untuk mengakses ke
pasar, Pasar Kebakkramat tidak akan sepi pengunjung sehingga roda
kegiatan di Pasar Kebakkramat tidak akan berhenti dan akan terus berjalan.
Banyak kios yang masih kosong menjadi kelemahan tersendiri bagi pasar
Kebakkramat karena jika kios isi semua maka akan semakin beragam
33
barang barang yang dijual dan konsumen akan mudah mendapatkan segala
sesuatu yang dibutuhkan hanya disatu tempat saja. Kelemahan yang lain
dari Pasar Kebakkramat adalah jika musim penghujan lantai menjadi becek
karena dibagian atas tidak ada penutupnya.
Faktor internal pedagang yaitu terjadi interaksi sosial yang tinggi
antara penjual dan pembeli. Hal ini menjadi kekuatan bagi Pasar
Kebakkramat karena Pasar Kebakkramatmasih mempertahankan budaya
tawar menawar seperti pasar tradisional pada umumnya. Seringnya
pedagang mengobrol dengan pedagang lain juga menjadikan kelemahan
karena pembeli kurang diperhatikan.
Faktor internal sarana dan prasarana memiliki kelebihan dari segi
keamanan ditandai dengan adanya 2 orang satpam yang berkeliling ke pasar
dan menjaga di depan pintu namun belum adanya pos satpam juga
menjadikan kelemahan bagi pasar tersebut. Kekuatan lainnya yaitu kamar
mandi didalam pasar cukup bersih walaupun yang beeroperasi hanya 2 dari
4 kamar mandi yang ada. Kelemahan yang lain adalah jalan ditengah pasar
sempit dan kotor, hal tersebut bisa menimbulkan rasa ketidaknyamanan
pelanggan. Kelemahan lain yaitu tempat parkir kurang luas karena hanya
berada di depan pasar dan depan kios dipinggir jalan. Hal ini bisa
menyulitkan, selain membuat kemacetan, juga menyulitkan bagi truk /
mobil pemasok untuk menyalurkan barang, karena semua penuh untk
tempat parkir. Bagian dalam pasar juga belum ada mushola tapi di samping
pasar ada mushola dusun, yang bisa dimanfaatkan pedagang / pembeli /
karyawan untuk melakukan ibadah.
Faktor internal pemasaran memiliki kekuatan dan kelemahan.
Kekuatannya yaitu harga yang ditawarkan dalam pasar relatif rendah
dibandingkan dengan toko di luar maupun di swalayan sehingga banyak
masyarakat yang lebih memilih untuk berbelanja di pasar. Faktor internal
lainnya yaitu jumlah jenis barang yang ditawarkan relatif beragam jadi
mampu memberikan banyak pilihan yang mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat. Kelemahan yang ada dalam faktor internal pemasaran yaitu
34
tidak ada jaminan kualitas barang karena seperti pasar pada umumnya, Pasar
Kebakkramat tidak memberikan jaminan kualitas atau garansi pada barang
yang dijualnya, pembelilah yang harus mampu memilah dan memilih apa
yang mereka beli memiliki kondisi yang baik atau tidak. Faktor internal
lainnya yaitu minimnya promosi yang dilakukan. Hal ini menjadi
kelemahan bagi Pasar Kebakkramat karena pihak pengelola pasar tidak
melakukan promosi apapun yang mampu menarik pengunjung.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan
atau organisasi. Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman yang
dapat mempengaruhi perusahaan atau organisasi. Faktor-faktor eksternal
yang terdapat di Pasar Kebakkramat antara lain sebagai berikut :
Tabel 4.2 Faktor Eksternal pada Pasar Kebakkramat
Faktor Eksternal Peluang Ancaman
Kondisi Perekonomian - Banyak produk yang
dipasarkan
- Tidak adanya lembaga
keuangan yang menyokong
perekonomian
Sosial Budaya - Interaksi Antara
penjual dan pembeli
baik
- Budaya yang mulai
ditinggalkan
Konsumen - Tingkat pertumbuhan
penduduk tinggi
- Kebutuhan masyarakat
yang makin meningkat
- Perubahan gaya hidup modern
Persaingan - Penjual tidak hanya
bergantung pada satu
pemasok
- Peningkatan jumlah pasar
modern
Peran Pemerintah - Adanya kebijakan
revitalisas
- Kebijakan pemerintah yang
lamban
Sumber : Data Primer
Analisis faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-
faktor yang menjadi peluang dan ancaman bagi pengembangan pasar
tradisional Kebakkramat. Faktor eksternal yang dianalisis meliputi kondisi
perekonomian, sosial budaya, sarana transportasi, konsumen, persaingan,
dan peran pemerintah. Kondisi perekonomian di Pasar Kebakkramat adalah
banyaknya produk yang ditawarkan merupakan peluang yang bisa
dimanfaatkan sehingga konsumen mempunyai banyak pilihan berbelanja
35
disana. Tidak adanya lembaga keuangan menjadikan ancaman tersendiri
karena tidak ada yang menyokong dana pedagang.
Faktor eksternal sosial budaya yang menjadi peluang yaitu interaksi
Antara penjual dan pembeli yang baik. Ancamannya yaitu budaya
berbelanja ke pasar yang mulai ditinggalkan. Faktor eksternal konsumen
yang menjadi peluang yaitu tngkat pertumbuhan dan kebutuhan konsumen
yang meningkat yang memaksa mereka membeli kebutuhan yang memiliki
harga murah sehingga kebutuhannya terpenuhi. Ancamannya yaitu
perubahan gaya hidup konsumen kearah modern yang menyebabkan
konsumen lebih memilih berbelanja ke pasar modern daripada pasar
tradisional. Faktor eksternal persaingan yang dapat menghasilkan peluang
yaitu penjual yang tidak hanya bergantung pada satu pemasok saja, sehingga
jika yang satu bermasalah masih mendapatkan pasokan dari pemasok yang
lain. Faktor eksternal peran pemerintah yaitu adanya kebijakan revitalisasi
sehingga ada peluang pasar tradsional untuk berkembang, namun yang
menjadi ancaman yaitu kebijakan tersebut berlangsung lambat.
E. Rumusan Strategi
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke
depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi,
menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang
strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer
value terbaik. Rumusan strategi ini dibuat berdasarkan analisis faktor internal
dan faktor eksternal atau IFE dan EFE, selain itu juga menganalisis matriks
SWOT. Langkah selanjutnya yaitu membuat alternatif strategi yang diperoleh
dari analisis matriks SWOT dan yang terakhir yaitu menetapkan strategi
terpilih dengan menggunakan analisis matriks QSP.
1. Analisis IFE dan EFE
a. Matriks IFE
IFE matriks adalah sebuah usaha yang menganalisa dua variabel
dari SWOT yaitu, Strength (kekuatan) apa saja yang dimiliki oleh sebuah
perusahaan dan Weakness (kelemahan) yang ada dalam internal
36
perusahaan itu sendiri. Dalam analisa kedua variable tersebut kami telah
memberikan bobot nilai yang relevan sesuai dengan data yang ada.
Analisa variabel kekuatan dan kelemahan dari pasar KebakKramat di
Kabupaten Karangnyar akan terlihat di tabel Matriks IFE.
Tabel 4.3 Matriks IFE Pasar Kebakkramat di Kabupaten Karanganyar
Faktor Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan
1. Harga barang terjangkau dan dapat
ditawar 0,1241
3 0,3723
2. Mutu produk yang ditawarkan lebih
beragam 0,0937
3 0,2811
3. Interaksi sosial yang tinggi antara
penjual dan pembeli 0,1007
4 0,4028
4. Keamanan pasar tradisional semakin baik 0,0609 3 0,1827
5. Penopang perekonomian masyarakat 0,0703 4 0,2812
6. Akses ke pasar tradisional mudah 0,0937 3 0,2811
Jumlah skor kekuatan 1,8012
Kelemahan
1. Tidak ada jaminan kualitas produk 0,0890 3 0,2670
2. Tempat parkir kurang luas 0,0679 3 0,2037
3. Banyak kios yang masih kosong 0,0562 2 0,1124
4. Pengaturan layout pasar kurang baik 0,0726 2 0,1452
5. Fasilitas umum kurang terawatt 0,0796 2 0,1592
6. Kondisi jalan didalam pasar sempit dan
kotor 0,0913
3 0,2739
Jumlah skor kelemahan 1,1614
Selisih skor kekuatan dengan skor kelemahan 0,6398
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.3 Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)
untuk Pasar Tradisional KebakKramat di Kabupaten Karanganyar yaitu
terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Kekuatan memiliki skor 1,8012
sedangkan kelemahan memiliki skor 1,1614. Selisih Antara kekuatan dan
kelemahan adalah 0,6398. Kekuatan terdiri dari harga barang yang
ditawarkan dan terjangkau menurut pembeli baik dimana mutu produk
yang ditawarkan lebih beragam juga baik menurut pembeli. Hal tersebut
karena pasokan barang dagangan dinilai lebih baik dan masih segar.
Interaksi sosial antara penjual dan pembeli juga sangatlah baik. Tingkat
keamanan yang berada di pasar ini juga baik karena ada 2 personil
37
petugas keamanan yang berkeliling pasar untuk memastikan keadaan
pasar kondusif. Pasar KebakKramat dianggap sangatlah penting bagi
penompang perekonomian masyarakat. Akses ke pasar KebakKramat
juga mudah karena berdekatan dengan jalan raya.
Kelemahan yang dijabarkan dari matriks IFE antara lain tidak
adanya jaminan kualitas produk yang dirasa cukup kuat karena banyak
produk yang tidak terdapat label keamanan, hal tersebut dikarenakan
produk langsung dari produsen tanpa melalui proses sortasi ataupun
grading. Tempat parkir yang kurang luas juga menjadi salah satu
kelemahan yang paling terlihat karena pembeli mengeluhkan tentang
parkir yang sempit dan susah. Banyaknya kios kosong dan pengaturan
layout pasar dinilai lemah karena kios yang kosong hanya ada beberapa
hal itu disebabkan pengalihan kios dari pedagang lama ke pedagang baru.
Kondisi fasilitas umum yang tidak terawat juga dinilai rendah, karena
fasilitas umum yang tersedia cukup terawat walaupun jumlahnya yang
sedikit. Kondisi jalan didalam pasar yang rusak dan kotor dinilai kuat
karena yang tertutupi atap hanya beberapa titik yaitu yang merupakan
kios dari pemerintah, selain itu lantai pasar masih dari tanah sehingga
apabila hujan akan menimbulkan genangan air.
b. Matriks EFE
Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) merupakan salah satu
cara untuk melakukan audit eksternal. Analisis ini dilakukan dengan
memasukan hasil data yang didapatkan mengenai faktor-faktor eksternal
dari usaha pedagang atau UMKM yang telah diwawancarai, dengan
memberikan nilai dan rating untuk masing-masing faktor dari skala 1
yang berarti buruk sampai dengan 4 yang berarti sangat baik. Analisa
variabel peluang dan ancaman dari pasar KebakKramat di Kabupaten
Karangnyar akan terlihat di tabel Matriks EFE.
Tabel 4.4 Matriks EFE Pasar KebakKramat di Kabupaten Karanganyar
Faktor Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang
1. Adanya kebijakan revitalisasi 0,0847 2 0,1694
38
2. Penjual tidak hanya bergantung pada satu
pemasok 0,0896
3 0,2688
3. Kebutuhan masyrakat semakin meningkat 0,1211 3 0,3633
4. Tingkat pertumbuhan penduduk tinggi 0,1114 3 0,3342
5. Banyak lembaga keuangan yang
menawarkan bantuan modal 0,0702
3 0,2106
Jumlah skor peluang 1,3463
Ancaman
1. Perubahan gaya hidup modern 0,1308 2 0,2616
2. Kondisi perekonomian yang tidak stabil 0,1017 2 0,2034
3. Kebijakan pemerintah yang kurang
konsisten atas pasar tradisional 0,0969
4 0,3876
4. Kesan masyarakat terhadap pasar
tradisional relatif rendah 0,0799
2 0,1598
5. Peningkatan jumlah pasar modern 0,1138 2 0,2276
Jumlah skor ancaman 1,2400
Selisih skor peluang dengan skor ancaman 0,1063
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.4 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
untuk Pasar Tradisional KebakKramat di Kabupaten Karanganyar yaitu
terdiri dari peluang dan ancaman. Peluang memiliki skor 1,3463 dan
ancaman memiliki skor 1,2400, selisih keduanya yaitu 0,1063. Peluang
terdiri dari adanya kebijakan revitalisasi yang dinilai masih lemah karena
belum adanya kerja nyata bukti revatilisasi yang menyeluruh, penjual
tidak hanya bergantun pada satu pemasok dinilai kuat karena sudah
banyak penjual yang mendapatkan pasokan dari beberapa tempat
sekaligus. Kebutuhan masnyarakat yang semakin meningkat dinilai kuat
karena tingkat pertumbuhan peduduk yang tinggi. Banyaknya lembaga
keuangan yang menawarkan bantuan modal kepada penjual dinilai kuat
karena banyaknya koperasi yang berjalan di sekitar pasar KebakKramat.
Ancaman yang dapat terjadi diantara lain yaitu perubahan gaya
hidup modern yang dinilai lemah karena perubahan gaya hidup tidak
mempengaruhi pembelian di pasar tradisional, kondisi perekonomian
yang tidak stabil dinilai rendah karena pada kondisi perekonomian
apapun pasar tradisional akan tetap berjalan walaupun omset penjual
menurun karena daya beli konsumen yang ikut menurun. Kebijakan
39
pemerintah yang kurang konsisten atas pasar tradisional dinai sangat kuat
karena pemerintah tidak menangani revitalisasi pasar tradisional dengan
menyeluruh dimana yang dibenahi hanya bagian luarnya saja, namun
bagian dalam pasar masih tidak tertata dan juga kotor. Kesan masyarakat
terhadap pasar tradisional relatif rendah dinilai lemah karena masyarakat
masih memilih pasar tradisional menjadi salah satu tempat tujuan untuk
berbelanja kebutuhan sehari-hari yang berkaitan dengan pangan.
Peningkatan jumlah pasar modern didaerah KebakKramat dinilai rendah
karena memang belum ada pasar modern yang ada disekitar daerah
tersebut, yang ada hanya minimarket.
2. Analisis Matriks SWOT
Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi Kekuatan (Strength), Kelemahan
(Weakness), Peluang (Opportunity), dan Ancaman (Threat) yang terjadi
dalam dalam proyek atau di sebuah usaha bisnis, atau mengevaluasi lini-lini
produk sendiri maupun pesaing. Untuk melakukan analisis, ditentukan
tujuan usaha atau mengidentifikasi objek yang akan dianalisis. Kekuatan
dan Kelemahan dikelompokkan ke dalam faktor Internal, sedangkan
Peluang dan Ancaman diidentifikasi sebagai faktor Eksternal.
Opportunity
3
O
Ubah Strategi
2
Progresif
1
W (0,6398 ; 0,1063) S
Weakness -3 -2 -1 0 1 2 3 Strenght
-1
Strategi Bertahan -2 Diversifikasi Strategi
-3 T
Threath
Gambar 1. Kuadran SWOT Kuantitatif Pasar KebakKramat di Kabupaten
Karanganyar
40
Kuadran SWOT kuantitatif yang diperlihatkan diatas dihitung
dengan sebuah asumsi dasar dari model ini yaitu kondisi yang berpasangan
antara S dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena
diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang
tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman
yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus
selalu memiliki satu pasangan Weaknes (W) dan setiap satu rumusan
Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan satu Threath (T).Menurut
pehitungan dari matriks IFE dan matriks EFE maka diperoleh titik yaitu
0,6398 dan 0,1063, dimana titik tersebut berada di kuadran I. Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam kondisi
prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan
ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara
maksimal.
3. Alternatif Strategi
Alternatif strategi merupakan berbagai strategi yang dibangun
berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting internal dan eksternal.
Manfaat dari alternatif strategi yaitu untuk menetapkan kemenarikan relatif
dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah diformulasikan dan untuk
menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk
diimplementasikan selanjutnya.
41
Tabel 4.5 Matriks SWOT Kualitatif Pasar KebakKramat di Kabupaten Karanganyar
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Faktor
Internal
Faktor
Eksternal
1. Harga barang terjangkau dan
dapat ditawar
2. Mutu produk yang
ditawarkan lebih beragam
3. Interaksi sosial yang tinggi
antara penjual dan pembeli
4. Keamanan pasar tradisional
semakin baik
5. Penopang perekonomian
masyarakat
6. Akses ke pasar tradisional
mudah
1. Minimnya promosi yang
dilakukan
2. Tidak ada jaminan
kualitas produk
3. Tempat parkir kurang
luas
4. Banyak kios yang masih
kosong
5. Pengaturan layout pasar
kurang baik
6. Fasilitas umum kurang
terawat
7. Kondisi jalan didalam
pasar sempit dan kotor
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Adanya kebijakan
revitalisasi
2. Penjual tidak hanya
bergantung pada satu
pemasok
3. Kebutuhan masyarakat
semakin meningkat
4. Tingkat pertumbuhan
penduduk tinggi
5. Banyak lembaga keuangan
yang menawarkan bantuan
modal
1. Memperbaiki pengawasan
mutu produk ( S2-O2)
2. Membangun pos keamanan
dan fasilitas umum lainnya
(S4-O1)
3. Membagi pasar kedalam
beberapa bagian atau blok
(S3-O3)
4. Bantuan modal dari
pemerintah (S5-O5)
Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T
1. Perubahan gaya hidup
modern
2. Kondisi perekonomian
yang tidak stabil
3. Kebijakan pemerintah yang
kurang konsisten atas pasar
tradisional
4. Kesan masyarakat terhadap
pasar tradisional relatif
rendah
5. Peningkatan jumlah pasar
modern
Sumber : Analisis Data Primer, 2016
42
Dari analisis matriks SWOT yang sudah dilakukan maka dapat
ditentukan alternatif strategi apa yang cocok untuk dilakukan dengan
melihat dimana letak titik dalam kuadran matriks SWOT. Alternatif strategi
yang digunakan yaitu S-O atau kekuatan dan peluang. Terdapat 4 strategi
alternatif yang dapat digunakan untuk mengembangkan pasar KebakKramat,
antara lain yaitu : (1) Memperbaiki pengawasan mutu produk yaitu dengan
adanya inspeksi dari BPOM yang dilakukan secara berkala atau rutin untuk
memastikan bahwa produk yang dijual di pasar KebakKramat layak
dikonsumsi dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya. (2) Membangun
pos keamanan dan fasilitas umum lainnya, hal ini merupakan salah satu
upaya revitalisasi pasar dengan memperbaiki infrastruktur jalan baik yang
berada didalam pasar maupun jalan akses menuju pasar, membangun pos
keamanan untuk memudahkan pembeli atau penjual dalam mencari personil
keamanan dan juga fasilitas umum penunjang lainnya seperti kamar mandi
umum dan juga mushola. (3) Membagi pasar kedalam beberapa bagian atau
blok, hal ini untuk memudahkan masyarakat dalam membeli bahan pangan
yang ingin dibeli. (4) Bantuan modal dari pemerintah, hal ini dimaksudkan
agar mendorong para pelaku usaha untuk mudah dalam menjalani kegiatan
jual beli, hal ini dikarenakan kebutuhan masyarakat semakin tinggi.
4. Penetapan Strategi Terpilih
Penetapan strategi terpilih merupakan pemilihan atau penetapan
strategi yang diambil atau dipilih dari rumusan alternatif strategi yang
dibuat. Penetapan strategi terpilih ditentukan dengan matriks QSP yang
merupakan teknik yang secara objektif dapat menetapkan strategi alternatif
yang diprioritaskan. Matriks QSP atau Quantitative Strategic Planning
digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi strategi yang akan diterapkan
sehingga dapat mengoptimalkan hasil yang diperoleh.
43
Tabel 4.6 Matriks QSP Pasar Tradisional KebakKramat di Kabupaten Karanganyar
Faktor-Faktor Kunci Bobot
Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
1. Harga barang terjangkau dan dapat
ditawar
0,1241 2 0,2482 1 0,1241 4 0,4964 3 0,3723
2. Mutu produk yang ditawarkan lebih
beragam
0,0937 4 0,3748 1 0,0937 2 0,1874 3 0,2811
3. Interaksi sosial yang tinggi antara
penjual dan pembeli
0,1007 1 0,1007 2 0,2014 4 0,4028 3 0,3021
4. Keamanan pasar tradisional semakin
baik
0,0609 1 0,0609 4 0,2436 2 0,1218 3 0,1827
5. Penopang perekonomian masyarakat 0,0703 1 0,0703 2 0,1406 3 0,2109 4 0,2812
6. Akses ke pasartradisional mudah 0,0937 1 0,0937 4 0,3748 2 0,1874 3 0,2811
Kelemahan
1. Tidak ada jaminan kualitas produk 0,0890 1 0,0890 4 0,3560 2 0,1780 3 0,2670
2. Tempat parkir kurang luas 0,0679 4 0,2716 1 0,0679 2 0,1358 3 0,2037
3. Banyak kios yang masih kosong 0,0562 1 0,0562 4 0,2248 2 0,1124 3 0,1686
4. Pengaturan layout pasar kurang baik 0,0726 4 0,2904 2 0,1452 1 0,0726 3 0,2178
5. Fasilitas umum kurang terawatt 0,0796 4 0,3184 1 0,0796 3 0,2388 2 0,1592
6. Kondisi jalan didalam pasar sempit dan
kotor
0,0913 3 0,2739 2 0,1826 3 0,2739 3 0,2739
Jumlah 2,2481 2,2343 2,6182 2,9907
Peluang
1. Adanya kebijakan revitalisasi 0,0847 1 0,0847 4 0,3388 3 0,2541 2 0,1694
2. Penjual tidak hanya bergantung pada
satu pemasok
0,0896 1 0,0896 4 0,3584 2 0,1792 3 0,2688
3. Kebutuhan masyrakat semakin
meningkat
0,1211 1 0,1211 2 0,2422 4 0,4844 3 0,3633
4. Tingkat pertumbuhan penduduktinggi 0,1114 1 0,1114 2 0,3342 4 0,3342 3 0,3342
5. Banyak lembaga keuangan yang
menawarkan bantuan modal
0,0702 4 0,2808 3 0,2106 2 0,1404 1 0,0702
Ancaman
1. Perubahan gaya hidup modern 0,1308 4 0,5232 1 0,1308 2 0,2616 3 0,3924
2. Kondisi perekonomian yang tidak
stabil
0,1017 1 0,1017 2 0,2034 4 0,4068 3 0,3051
3. Kebijakan pemerintah yang kurang
konsisten atas pasartradisional
0,0969 1 0,0969 4 0,3876 2 0,1938 3 0,2907
4. Kesan masyarakat terhadap pasar
tradisional relatif rendah
0,0799 1 0,0799 4 0,3196 3 0,2397 2 0,1598
5. Peningkatan jumlah pasarmodern 0,1138 4 0,4552 1 0,1138 2 0,2276 3 0,3414
Jumlah 1,9445 2,6394 2,7218 2,7364
Total TAS 4,1926 4,8737 5,3400 5,7271
Sumber : Analisis Data Primer, 2016
44
Berdasarkan matriks QSP diatas diketahui bahwa ada 4 strategi
alternatif yang dapat digunakan untuk mengembangkan pasar tradisonal
KebakKramat, yakni (1) Memperbaiki pengawasan mutu produk; (2)
Membangun pos keamanan dan fasilitas umum pasar seperti mushola, toilet,
serta papan identitas pasar; (3) Membagi pasar kedalam beberapa bagian
(blok) sesuai dengan jenis produk yang ditawarkan; (4) Bantuan modal dari
pemerintah. Keempat strategi tersebut disusun berdasarkan atribut yang
paling lemah pada pasar KebakKramat dan diharapkan dengan pembuatan
strategi tersebut dapat memperbaiki atribut pasar tersebut sehingga pasar
KebakKramat dapat berkembang lebih baik lagi.
Berdasarkan analisis pengaruh atribut terhadap masing-masing
strategi yang ada didapatkan data bahwa yang memiliki total tertinggi
adalah strategi (4) yakni bantuan modal dari pemerintah sebesar 5,7271.
Kemudian secara berturut-turut diikuti oleh strategi (3) Membagi pasar
kedalam beberapa bagian (blok) sesuai dengan jenis produk yang
ditawarkan sebesar 5,3400; (2) Membangun pos keamanan dan fasilitas
umum pasar seperti mushola, toilet, serta papan identitas pasar sebesar
4,8737 dan terakhir (1) Memperbaiki pengawasan mutu produk sebesar
4,1926.
Alternatif strategi utama yang digunakan untuk mengembangkan
pasar tradisional KebakKramat adalah bantuan modal dari pemerintah,
dimana bantuan modal ini baik untuk penjual maupun berkaitan dengan
pembenahan atau revitalisasi pasar KebakKramat itu sendiri. Tak dapat
dipungkiri apabila bantuan modal sangat berpengaruh besar terhadap
kegiatan penjualan, karena para penjual sebagian besar meminjam modal
kerja kepada lembaga keungan ataupun perorangan yang kadang kala
memiliki bunga yang besar.
45
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan praktikum Manajemen
Strategis Agribisnis mengenai pengembangan pasar tradisional di Pasar
Kebakkramat adalah sebagai berikut :
1. Pasar Kebakkramat merupakan pasar yang terletak di Desa Pulosari,
Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar. Pasar Kebakkramat menempati
lahan seluas 4.300 m². Lokasi yang sangat strategis inilah yang
menjadikan Pasar Kebakkramat menjadi salah satu pusat perekonomian
bagi masyarakat. Meskipun Pasar Kebakkramat merupakan pasar
tradisional, namun keramaian dari pasar ini tak kalah dengan pasar
modern. Pasar Kebakkramat buka sewaktu-waktu tergantung kondisi
hidup pasar dan pedagangnya.
2. Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) untuk Pasar Tradisional
Kebakkramat di Kabupaten Karanganyar yaitu Kekuatan memiliki skor
1,8012 sedangkan kelemahan memiliki skor 1,1614. Selisih Antara
kekuatan dan kelemahan adalah 0,6398. Kekuatan terdiri dari harga barang
yang ditawarkan dan terjangkau menurut pembeli baik dimana mutu
produk yang ditawarkan lebih beragam juga baik menurut pembeli.
3. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) untuk Pasar Tradisional
Kebakkramat di Kabupaten Karanganyar yaitu terdiri dari peluang dan
ancaman. Peluang memiliki skor 1,3463 dan ancaman memiliki skor
1,2400, selisih keduanya yaitu 0,1063. Peluang terdiri dari adanya
kebijakan revitalisasi yang dinilai masih lemah karena belum adanya kerja
nyata bukti revatilisasi yang menyeluruh, penjual tidak hanya bergantun
pada satu pemasok dinilai kuat karena sudah banyak penjual yang
mendapatkan pasokan dari beberapa tempat sekaligus.
4. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, artinya
organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan
45
46
untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih
kemajuan secara maksimal.
5. Berdasarkan analisis pengaruh atribut terhadap masing-masing strategi
yang ada didapatkan data bahwa yang memiliki total tertinggi adalah
strategi (4) yakni bantuan modal dari pemerintah sebesar 5,7271.
Kemudian secara berturut-turut diikuti oleh strategi (3) Membagi pasar
kedalam beberapa bagian (blok) sesuai dengan jenis produk yang
ditawarkan sebesar 5,3400; (2) Membangun pos keamanan dan fasilitas
umum pasar seperti mushola, toilet, serta papan identitas pasar sebesar
4,8737 dan terakhir (1) Memperbaiki pengawasan mutu produk sebesar
4,1926.
B. Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diberikan dari kegiatan praktikum
Manajemen Strategis Agribisnis mengenai pengembangan pasar tradisional di
Pasar Kebakkramat adalah sebagai berikut :
1. Pasar tradisional pada Pasar Kebakkramat diharapkan dari analisis
manajemen strategis yang dilakukan mampu memberi pandangan pada
pasar dalam pengembangannya.
2. Perbaikan sarana, penunjang akses yang mudah, dukungan kebijakan
pemerintah, dan sumber daya manusia yang bagus diharapkan mampu
terus mendorong pengembangan pasar tradisional. Langkah analisis pasar
ini setidaknya mampu dijadikan acuan dalam penetapan strategi yang
tepat, sehingga mampu meningkatkan daya tarik masyarakat terhadap
pasar tradisional di Pasar Kebakkramat.
47
DAFTAR PUSTAKA
Anggipura, Ershandi Alllan. 2012. Analisis Pengaruh Atribut Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Motor Suzuki Satria FU 150 CC di Kota Malang.
Jurnal Ilmiah. Vol 5(2):1-2 Universitas Brawijaya Malang.
Budasih et all. 2014. Strategi Pemasaran Produk Olahan Jamur Tiram pada
Kelompok Wanita Tani (KWT) Spora Bali. Jurnal Manajemen Agribisnis
Vol. 2, No. 2, Hal 16-19. Bali.
Dagun, Save M. 2013. Ekonomi Analisis Eksistensi Kapitalisme dan Sosialisme.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
David, Fred, R. 2011. Strategic Management Manajemen Strategi Konsep. Edisi
12. Jakarta : Salemba Empat
Didien S, Dimas Januar R. 2014. Strategi Pengembangan Bisnis Garment di CV.
M2Tech. Jurnal Teknik Industri. Vol 4 No 3 Hal 223-233.
Fifyanita Ghanimata dan Mustafa Kamal. 2012. Analisis Harga, Kualitas Produk,
dan Lokasi Terhadap Keputusan pembelian. Diponegoro Journal of
Managemen Vol 1 (2) Hal 1-10.
Hartimbul Ginting, Nembah F. 2011. Manajemen Pemasaran. Bandung: CV
Yrama Widya.
Hutabarat, J dan M. Huseini. 2006. Pengantar Manajemen Strategik
Kontemporer: Strategik di Tengah Operasional.Jakarta : Elex Media
Komputindo.
Hutomo, Rubyah dan Renny Aprilliyani. 2012. Analisis Faktor Perilaku
Konsumen Pasar Tradisional. Jurnal Gemawisata Vol.10 No 1 Hal 38-53.
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta :
Erlangga
Ma’ruf, Muchtar. 2006. Panduan Praktis Strategi Memenangkan Persaingan
Usaha Dengan Menyusun Business Plan. Jakarta : Gramedia Pustaka.
Malano, herman. 2011. Selamatkan Pasar Tradisional : Potret Ekonomi Rakyat
Kecil. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Martini, Luh Kadek Budi, Putu Kepramerani, A.A Dwi Widyani. 2016. Strategi
Pengembangan Pasar Tradisional Dalam Upaya Mengantisipasi
Pertumbuhan Pasar Modern di Bali. Prosiding seminar nasional hasil
penelitian : inovasi iptek perguruan tinggi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
Masitoh, Eis Al. 2013. Upaya Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional: Studi
Revitalisasi Pasar Bantul. Jurnal PMI Vol. X No. 2 Hal 1-14.
Nurhayati, Siti. 2008. Pendekatan QSPM sebagai Dasar Perumusan Strategi
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Batang Jawa tengah.
Jurnal Ekonomi Pebangunan Vol 9 No 1 hal 72 – 82
Radhi, Fahmy. 2008. Kebijakan Ekonomi Pro Rakyat. Jakarta : Republika
48
Ramadhan, Ahmad dan Sofiyah, Fivi Rahmatus. 2013. Analis SWOT dalam
Menentukan Strategi Pemasaran (Studi McDonald’s Ring Road). Jurnal
Media Informasi Manajemen. Vol 1 No 4 Hal 71-72.
Rangkuti, Freddy. 2013. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta
:PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rohman, Saifu et al. 2016. Perencanaan Strategi Sstem Informasi. Jurnal PPKM
II ISSN: 2354-869X Vol 3 No 2 Hal 223-225. STMIK AMIKOM
Yogyakarta.
Samuelson, A.P. dan W.D. Nordhaus. 2012. Pengantar Teori Mikro Ekonomi.
Jakarta : Rajawali Press.
Sanjaya, Steven William. 2015. Analisis Strategi Bersaing Cv Haninda Eka Muda.
Jurnal AGORA Vol. 3, No. 2 Hal 600-603. Surabaya.
Susanti, Dwi., Dwi Putra Darmawan, NW. Sri Astiti. 2014. Strategi
Pengembangan Pasar tradisional Kertha, Desa Kesiman Kertalangu,
Kecamatan Denpasar Timur. Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 2 (1) Hal 1
– 11.
Tan, Erwin Rediono, 2011. Faktor Harga, Promosi, & Pelayanan Terhadap
Keputusan Konsumen Untuk Belanja di Alfamart Surabaya. ISSN 1978-
4724 jurnal Kewirausahawan Vol. 5 (2) Hal 87-89.
Umar, Husein. 2003. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, edisi
keenam. Jakarta: PT. Raya Grafindo.
Wijaya, Wayan et al. 2017. Strategi Pengembangan CV. Steba Advertising
Semarang dalam Meningkatan Pendapatan. Journal of Management ISSN :
2502-7689 Vol 3 No 3 Hal 81-84. Universitas Pandanaran Semarang.
Wildan, Ekapribadi. 2007. Pasar Modern : Ancaman Bagi Pasar Tradisional.
Jakarta: Wordpress.
Zunaidi, Muhammad. 2013. Kehidupan Sosial EkonomiPedagang di Pasar
Tradisional Pasca Relokasidan Pembangunan Pasar Modern. Jurnal
Sosiologi Islam, Vol 3, No 1 Hal 4-6.

More Related Content

What's hot

Bab 2 mengembangkan strategi dan rencana pemasaran
Bab 2 mengembangkan strategi dan rencana pemasaranBab 2 mengembangkan strategi dan rencana pemasaran
Bab 2 mengembangkan strategi dan rencana pemasaranJudianto Nugroho
 
1.manajemen operasional
1.manajemen operasional1.manajemen operasional
1.manajemen operasionalAsep suryadi
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iyalifadli98
 
TEKNOLOGI INFORMASI & BISNIS
TEKNOLOGI INFORMASI & BISNISTEKNOLOGI INFORMASI & BISNIS
TEKNOLOGI INFORMASI & BISNISWinata Syahdan
 
Makalah penilaian prestasi kerja
Makalah penilaian prestasi kerjaMakalah penilaian prestasi kerja
Makalah penilaian prestasi kerjaasri andayani
 
Kekuasaan, Kwewnangan, Tanggung Jawab dan Delegasi
Kekuasaan, Kwewnangan, Tanggung Jawab dan DelegasiKekuasaan, Kwewnangan, Tanggung Jawab dan Delegasi
Kekuasaan, Kwewnangan, Tanggung Jawab dan DelegasiSatya Pranata
 
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalContoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalLailiya NR
 
Manajemen strategik ppt
Manajemen strategik pptManajemen strategik ppt
Manajemen strategik pptNur Holiiffah
 
Pengertian pasar, pemasaran dan manajemen pemasaran
Pengertian pasar, pemasaran dan manajemen pemasaranPengertian pasar, pemasaran dan manajemen pemasaran
Pengertian pasar, pemasaran dan manajemen pemasaranIndra Diputra
 
Analisis visi misi pt telkom tbk
Analisis visi misi pt telkom tbkAnalisis visi misi pt telkom tbk
Analisis visi misi pt telkom tbkDesy Rahmawati
 
Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
Pengambilan keputusan dalam kondisi pastiPengambilan keputusan dalam kondisi pasti
Pengambilan keputusan dalam kondisi pastiindra wahyudi
 
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuanganSoal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuanganM Nasution
 
9. LANGKAH-LANGKAH MERUMUSKAN DAN MEMBUAT SISTEM KOMPENSASI
9. LANGKAH-LANGKAH MERUMUSKAN DAN MEMBUAT SISTEM KOMPENSASI9. LANGKAH-LANGKAH MERUMUSKAN DAN MEMBUAT SISTEM KOMPENSASI
9. LANGKAH-LANGKAH MERUMUSKAN DAN MEMBUAT SISTEM KOMPENSASISuryantiYusuf
 
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)Mang Engkus
 

What's hot (20)

Bab 2 mengembangkan strategi dan rencana pemasaran
Bab 2 mengembangkan strategi dan rencana pemasaranBab 2 mengembangkan strategi dan rencana pemasaran
Bab 2 mengembangkan strategi dan rencana pemasaran
 
1.manajemen operasional
1.manajemen operasional1.manajemen operasional
1.manajemen operasional
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan i
 
TEKNOLOGI INFORMASI & BISNIS
TEKNOLOGI INFORMASI & BISNISTEKNOLOGI INFORMASI & BISNIS
TEKNOLOGI INFORMASI & BISNIS
 
Makalah penilaian prestasi kerja
Makalah penilaian prestasi kerjaMakalah penilaian prestasi kerja
Makalah penilaian prestasi kerja
 
Kekuasaan, Kwewnangan, Tanggung Jawab dan Delegasi
Kekuasaan, Kwewnangan, Tanggung Jawab dan DelegasiKekuasaan, Kwewnangan, Tanggung Jawab dan Delegasi
Kekuasaan, Kwewnangan, Tanggung Jawab dan Delegasi
 
1.manajemen operasional
1.manajemen operasional1.manajemen operasional
1.manajemen operasional
 
Pp 2 penentuan lokasi pabrik
Pp 2 penentuan lokasi pabrikPp 2 penentuan lokasi pabrik
Pp 2 penentuan lokasi pabrik
 
Modul penganggaran perusahaan
Modul penganggaran perusahaanModul penganggaran perusahaan
Modul penganggaran perusahaan
 
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalContoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
 
Manajemen strategik ppt
Manajemen strategik pptManajemen strategik ppt
Manajemen strategik ppt
 
Pengertian pasar, pemasaran dan manajemen pemasaran
Pengertian pasar, pemasaran dan manajemen pemasaranPengertian pasar, pemasaran dan manajemen pemasaran
Pengertian pasar, pemasaran dan manajemen pemasaran
 
Analisis visi misi pt telkom tbk
Analisis visi misi pt telkom tbkAnalisis visi misi pt telkom tbk
Analisis visi misi pt telkom tbk
 
Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
Pengambilan keputusan dalam kondisi pastiPengambilan keputusan dalam kondisi pasti
Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
 
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuanganSoal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
 
9. LANGKAH-LANGKAH MERUMUSKAN DAN MEMBUAT SISTEM KOMPENSASI
9. LANGKAH-LANGKAH MERUMUSKAN DAN MEMBUAT SISTEM KOMPENSASI9. LANGKAH-LANGKAH MERUMUSKAN DAN MEMBUAT SISTEM KOMPENSASI
9. LANGKAH-LANGKAH MERUMUSKAN DAN MEMBUAT SISTEM KOMPENSASI
 
Strategi merek
Strategi merekStrategi merek
Strategi merek
 
Strategi bersaing
Strategi bersaingStrategi bersaing
Strategi bersaing
 
Msdm seleksi baru kelompok 6
Msdm seleksi baru kelompok 6Msdm seleksi baru kelompok 6
Msdm seleksi baru kelompok 6
 
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
 

Similar to Laporan Manajemen Strategi

Pasar Tradisional Vs Modern
Pasar Tradisional Vs ModernPasar Tradisional Vs Modern
Pasar Tradisional Vs ModernAbida Muttaqiena
 
Laporan observasi pasar tradisional dan pasar modern
Laporan observasi pasar tradisional dan pasar modernLaporan observasi pasar tradisional dan pasar modern
Laporan observasi pasar tradisional dan pasar modernfaisal maulana
 
Revitalisasi Pasar Tradisional
Revitalisasi Pasar TradisionalRevitalisasi Pasar Tradisional
Revitalisasi Pasar TradisionalRusman R. Manik
 
Analisis Prospektif, Retrospektif dan terintegritas Hal 5.docx
Analisis Prospektif, Retrospektif dan terintegritas Hal 5.docxAnalisis Prospektif, Retrospektif dan terintegritas Hal 5.docx
Analisis Prospektif, Retrospektif dan terintegritas Hal 5.docxANAS MULDER
 
survei pengembangan potensi pasar.pptx
survei pengembangan potensi pasar.pptxsurvei pengembangan potensi pasar.pptx
survei pengembangan potensi pasar.pptxAhmadAlfaaz
 
Analisis pasar tradisional ditengah maraknya
Analisis pasar tradisional ditengah maraknyaAnalisis pasar tradisional ditengah maraknya
Analisis pasar tradisional ditengah maraknyaNata praja
 
Pengaruh keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...
Pengaruh  keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...Pengaruh  keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...
Pengaruh keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...ROJIKIN AISH
 
pasar kaget di seginim
pasar kaget di seginimpasar kaget di seginim
pasar kaget di seginimSukman Umar
 
BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...
BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...
BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...yuwan ditra krahara
 
BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...
BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...
BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...yuwan ditra krahara
 
Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
 Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdfDedeDwika
 
Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
 Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdfDedeDwika
 
Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
 Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdfDedeDwika
 
Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
 Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdfDedeDwika
 
Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
 Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdfDedeDwika
 
Perbandingan antara pasar_moderen_dengan tradisional
Perbandingan antara pasar_moderen_dengan tradisionalPerbandingan antara pasar_moderen_dengan tradisional
Perbandingan antara pasar_moderen_dengan tradisionalNo Val
 

Similar to Laporan Manajemen Strategi (20)

Pengantar Manajemen
Pengantar ManajemenPengantar Manajemen
Pengantar Manajemen
 
Pengantar Manajemen
Pengantar ManajemenPengantar Manajemen
Pengantar Manajemen
 
Kajian pasar majalengka
Kajian pasar majalengkaKajian pasar majalengka
Kajian pasar majalengka
 
Pasar Tradisional Vs Modern
Pasar Tradisional Vs ModernPasar Tradisional Vs Modern
Pasar Tradisional Vs Modern
 
Laporan observasi pasar tradisional dan pasar modern
Laporan observasi pasar tradisional dan pasar modernLaporan observasi pasar tradisional dan pasar modern
Laporan observasi pasar tradisional dan pasar modern
 
Revitalisasi Pasar Tradisional
Revitalisasi Pasar TradisionalRevitalisasi Pasar Tradisional
Revitalisasi Pasar Tradisional
 
Analisis Prospektif, Retrospektif dan terintegritas Hal 5.docx
Analisis Prospektif, Retrospektif dan terintegritas Hal 5.docxAnalisis Prospektif, Retrospektif dan terintegritas Hal 5.docx
Analisis Prospektif, Retrospektif dan terintegritas Hal 5.docx
 
survei pengembangan potensi pasar.pptx
survei pengembangan potensi pasar.pptxsurvei pengembangan potensi pasar.pptx
survei pengembangan potensi pasar.pptx
 
Analisis pasar tradisional ditengah maraknya
Analisis pasar tradisional ditengah maraknyaAnalisis pasar tradisional ditengah maraknya
Analisis pasar tradisional ditengah maraknya
 
Pengaruh keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...
Pengaruh  keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...Pengaruh  keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...
Pengaruh keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...
 
pasar kaget di seginim
pasar kaget di seginimpasar kaget di seginim
pasar kaget di seginim
 
BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...
BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...
BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...
 
BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...
BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...
BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...
 
Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
 Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
 
Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
 Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
 
Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
 Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
 
Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
 Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
 
Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
 Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
Dede Dwika Firmansah_22035146 tugas ppt pertemuan 12.pdf
 
Laporan survey pasar
Laporan survey pasarLaporan survey pasar
Laporan survey pasar
 
Perbandingan antara pasar_moderen_dengan tradisional
Perbandingan antara pasar_moderen_dengan tradisionalPerbandingan antara pasar_moderen_dengan tradisional
Perbandingan antara pasar_moderen_dengan tradisional
 

Recently uploaded

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

Laporan Manajemen Strategi

  • 1. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar adalah salah satu kegiatan perdagangan yang tidak bisa terlepas dari kegiatan sehari - hari manusia. Dengan semakin pesatnya perkembangan penduduk maka semakin besar pula tuntutan kebutuhan akan pasar baik secara kuantitas maupun kualitas. Keberadaan pasar tradisional dan pasar modern sudah menjadi bagian yang tidak terlepaskan dalam kehidupan masyarakat perkotaan. Beberapa pendapat mengungkapkan bahwa dengan semakin berkembangnya pasar modern, mengakibatkan pasar tradisional menjadi semakin terpinggirkan keberadaannya. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan- bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar tradisional selama ini kebanyakan terkesan kumuh, kotor, semrawut, bau dan seterusnya yang merupakan stigma buruk yang dimilikinya, namun demikian sampai saat ini di kebanyakan tempat masih memiliki pengunjung atau pembeli yang masih setia berbelanja di pasar tradisional.Memang tidak dapat dipungkiri bahwa banyak juga pasar tradisional yang dalam perkembangannya menjadi sepi, ditinggalkan oleh pengunjung atau pembelinya yang beralih ke pasar modern. Keberadaan pasar modern di Kabupaten Karanganyar secara signifikan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Keberadaan pasar modern di Kabupaten Karanganyar mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dari tahun 2003, terdapat 4 pasar modern dan sampai saat ini meningkat menjadi 10 buah pada tahun 2008. Hal tersebut menunjukkan perkembangan pasar modern semakin meningkat di Kabupaten Karanganyar. Namun disisi lain, Kabupaten Karanganyar juga terkenal sebagai tempat wisata alam hal tersebut ditunjang
  • 2. 2 dengan melestarikan pasar tradisional sebagai salah satu tujuan destinasi. Bagi masyarakat Kabupaten Karanganyar tradisional bukan sekedar sebagai tempat jual beli semata, namun lebih dari itu pasar terkait dengan konsepsi hidup dan sosial budaya. Pasar tradisional tidak semata-mata mewadahi kegiatan ekonomi, akan tetapi pelaku juga dapat mencapai tujuan-tujuan lain. Melihat peran pasar tradisional yang begitu besar namun keberadaanya semakin terancam dengan maraknya pasar modern maka muncul gagasan untuk mengkaji bagaimana eksistensi pasar tradisional di Kabupaten Karanganyar. Pasar Kebakkramat merupakan pasar yang terletak di Pulosari, KebakKramat, Kabupaten Karanganyar. Pasar Kebakkramat menempati lahan seluas 4.300 m². Lokasi yang sangat strategis inilah yang menjadikan Pasar Kebakkramat menjadi salah satu pusat perekonomian bagi masyarakat. Meskipun Pasar Kebakkramat merupakan pasar tradisional, namun keramaian dari pasar ini tak kalah dengan pasar modern. Pasar Kebakkramat buka sewaktu-waktu tergantung kondisi hidup pasar dan pedagangnya. Maraknya perkembangan pasar modern dapat memberikan ancaman bagi pasar tradisional, namun keberadaan pasar tradisional juga tidak dapat digeser dengan mudahnya oleh pasar modern karena ketergantungan masyarakat Indonesia pada pasar tradisional yang masih dominan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mayoritas penduduk Indonesia kalangan menengah ke bawah masih membutuhkan pasar tradisional yang dapat menciptakan adanya persaingan antar pasar tradisional untuk berlomba- lomba menarik minat konsumen berbelanja di pasar tradisional. Persaingan pasar tradisional memerlukan adanya manajemen strategi untuk memaksimalkan potensi-potensi apa saja yang dapat dikembangkan pada pasar tradisional tertentu untuk menghadapi persaingan tersebut. Oleh karena itu praktikum manajemen strategi perlu dilakukan terhadap tiap pasar tradisional untuk melihat kondisi dari masing-masing pasar tradisional sehingga dapat menentukan strategi apa yang tepat diberikan untuk pasar tradisional tertentu. Pemilihan satu pasar utama dijadikan sebagai patokan untuk membandingkan dengan pasar lainnya sehingga terlihat apa yang menjadi potensi maupun
  • 3. 3 kelemahan dari pasar tersebut yang menghambat perkembangan pasar tradisional. Analisis ini menggunakan alat bantu yaitu analisis SWOT (kuantitatif dan kualitatif) dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). B. Permasalahan Permasalahan yang perlu dibahas dalam Praktikum Manajemen Strategi Agribisinis mengenai manajemen strategi pasar tradisional antara lain: 1. Bagaimana merumuskan strategi pengembangan pasar tradisional pada pasar Kebakkramat? 2. Bagaimana mengoperasikan Matriks SWOT (kuantitatif dan kualitatif) dan Matriks QSP sebagai alat–alat analisis manajemen strategi dalam pengembangan pasar tradisional pada pasar Kebakkramat? C. Tujuan dan Keguanaan 1. Tujuan Tujuan dari diadakannya praktikum Manajemen Strategi Agribisnis mengenai strategi pengembangan pasar tradisional adalah, sebagai berikut : a. Memberikan pengalaman praktis bagi mahasiswa dalam perumusan strategi. Pada praktikum ini akan mengambil tema pokok pengembangan strategi pasar tradisional. b. Memberikan pengalaman mengoperasionalkan alat-alat analisis manajemen strategi. Pada praktikum ini alat analisis yang digunakan adalah Matriks SWOT (kuantitatif dan kualitatif) dan Matriks QSP. 2. Kegunaan Kegunaan dari diadakannya praktikum Manajemen Strategi Agribisnis mengenai strategi pengembangan pasar tradisional adalah : a. Bagi Mahasiswa Diharapkan dengan mengikutinya praktikum ini dapat memberikan kontribusi yang nyata mengenai permasalahan pasar tradisional. Selain itu praktikum ini juga merupakan pelengkap mata kuliah Manajemen Strategi Agribisnis yang dilaksanakan pada Program
  • 4. 4 Sarjana Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. b. Bagi Pasar Kebakkramat Diharapakan dengan adanya praktikum ini dapat memberikan informasi mengenai pentingnya manajemen strategi dalam pengembangan pasar tradisional untuk menghadapi persaingan. Selain itu juga sebagai masukan atau bahan pertimbangan dalam mengembangkan pasar tradisional. Sebagai bahan pembangunan prasar Kebakkramat dalam meningkatkan efektivitas usaha. c. Bagi Pemerintah Diharapkan hasil praktikum ini mampu memberikan informasi tambahan mengenai masalah manajemen strategi dalam persaingan pasar tradisional. Sehingga dapat sebagai bahan referensi pemerintah dalam menata kembali pasar tradisional. Selain itu juga membantu pemerintah tentang analisis pasar tradisional dalam menghadapi pasar modern.
  • 5. 5 II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian strategi pengembangan pasar tradisional dilakukan oleh Luh Kadek Budi Martini dan tim di sembilan kabupaten/kota di Bali. Sampel penelitian 18 orang, yaitu kepala dan sekretaris pasar serta pedagang di masing-masing kabupaten/kota. Hasil penelitian menemukan, bahwa peluang pasar tradisional di masa yang akan datang adalah kebijakan revitalisasi pasar pasar tradisional, stabilitas keamanan yang kondusif dan kepedulian social terhadap pasar tradisional, sedangkan unsur yang menjadi ancaman adalah lemahnya adopsi teknologi informasi. Kekuatan-kekuatan di masa akan datang adalah mutu produk, lokasi pasar yang strategis, dan ketersediaan area parkir, penetapan harga fleksibel. Kelemahan yang dimiliki proses transaksi yang cepat, promosi dan kerjasama dengan industri pariwisata. Strategi pengembangan pasar tradisonal adalah strategi pertumbuhan (Martini et al., 2016). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Susanti, Dwi Putra Darmawan dan Sri Astiti (2014), mengenai strategi pengembangan pasar tradisisonal Kertha, Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur diperoleh hasil bahwa faktor internal dan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap keberadaan Pasar Tradisional Kertha yaitu faktor internal terdiri dari aksesibilitas, lokasi pasar, masyarakat sebagai konsumen, harga produk kompetitif, budaya tawar-menawar, variasi komoditi, sikap masyarakat terhadap pasar tradisional, ikatan kekeluargaan antara penjual dan pembeli, layanan pegawai pasar, sarana dan prasarana, jaminan kualitas produk yang dijual, kebersihan lingkungan pasar, modal pedagang, kualitas sumber daya manusia (pedagang), keamanan pasar. Sedangkan, faktor eksternal yaitu dampak positif pasar tradisional terhadap pendapatan masyarakat sekitar pasar dan konservasi pasar tradisional, kebijakan pemda terhadap pasar tradisional dan pasar modern, kedatangan wisatawan mancanegara, kerjasama pemerintah dan masyarakat, pertumbuhan ekonomi, semakin tingginya pertumbuhan UMKM, semakin banyaknya penawaran modal untuk UMKM, pertumbuhan
  • 6. 6 pasar modern, kestabilan harga produk di pasar modern, kualitas produk yang dijual di pasar modern. Alternatif strategi pengembangan Pasar Tradisional Kertha yaitu strategi “memperbarui manajemen Pasar Tradisional Kertha”, “meningkatkan promosi Pasar Tradisional Kertha”, “kemitraan antara pengelola pasar Tradisional Kertha, pedagang dan koperasi” dan “penyuluhan untuk para pedagang”. Prioritas strategi pengembangan Pasar Tradisional Kertha yaitu “memperbarui manajemen Pasar Tardisional Kertha”. Pembaruan ini, meliputi pemberitahuan mengenai job description pegawai, hak, kewajiban, sanksi bagi para pegawai, pengelolaan sampah dan kebersihan, pelatihan bagi para pegawai, memperlakukan perjanjian kontrak sewa antara pihak pasar dan pedagang, serta pelaksanaan rapat antara pedagang dan pihak pengelola mengenai kenaikan dan pembayaran. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fifyanita dan Mustafa (2012), menunjukkan bahwa harga, kualitas produk, dan lokasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Variabel lokasi mempunyai pengaruh yang paling besar yaitu lokasi dengan nilai koefisien sebesar 0,329. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Raharjani (2005), strategi lokasi adalah salah satu determinan yang paling penting dalam perilaku pembelian konsumen, pengecer harus memilh lokasi yang strategis dalam menempatkan tokonya. Dapat disimpulkan bahwa variablel lokasi adalah hal yang dipertimbangkan oleh konsumen. Kemudian diikuti oleh variabel kualitas produk dengan nilai koefisien sebesar 0,323. Sedangkan variabel harga mempunyai nilai koefisien yang paling rendah dibandingkan variabel lain yaitu sebesar 0,242. Alat analisis yang dapat digunakan dalam manjemen strategi ada beberapa alat, diantaranya adalah matriks QSPM dan juga CPM. Matriks QSPM menentukan strategi yang paling tepat berdasarkan alternatif diajukan. Tujuan utamanya adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif dari strategi- strategi yang bervariasi yang telah diformulasikan, untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan selanjutnya. Matriks CPM dihitung dengan berdasarkan faktor-faktor penentu keberhasilan (Critical
  • 7. 7 Success Factors) untuk persaingan perusahaan dengan perusahaan pesaing. Hasil analisis dari matriks CPM dalam penelitian strategi pengembangan bisnis garment di CV. M2Tech adalah perbandingan persaingan antara CV. M2Tech dan perusahaan pesaing. Berdasarkan hasil matriks CPM, dapat disimpulkan bahwa CV. M2Tech masih menduduki peringkat kedua diantara para pesaingnya. Peringkat pertama masih dimiliki oleh Ocean Seven dimana perusahaan ini memang lebih baikdalam teknologi, loyalitas pelanggan, manajemen dan kualitas SDM (Didien S, dkk, 2014) . Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Luh Kadek Budi M,Putu Kepramar eni, A.A.Dwi Widyani (2016) Strategi Pengemban gan Pasar Tradisional Dalam Upaya Mengantisip asi Pertumbuha n Pasar Modern di Bali Analisis SWOT Analisis Matrik Eksternal (EFAS), Internal (IFAS) Strategi pengembangan pasar tradisional : Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy) dengan beberapa alternatif, seperti integrasi vertikal, pengembangan pasar, penetrasi pasar dan pengembangan produk. Susanti, Dwi., Dwi Putra Darmawan , NW. Sri Astiti Strategi Pengemban gan Pasar tradisional Kertha, Desa Analisis Analytic Hierarchy Process (AHP) Analisis SWOT Alternatif strategi pengembangan Pasar Tradisional Kertha : strategi “memperbarui manajemen Pasar Tradisional Kertha”, “meningkatkan promosi Pasar Tradisional Kertha”, “kemitraan
  • 8. 8 (2014) Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur antara pengelola pasar Tradisional Kertha, pedagang dan koperasi” dan “penyuluhan untuk para pedagang”. Prioritas strategi pengembangan Pasar Tradisional Kertha yaitu “memperbarui manajemen Pasar Tardisional Kertha”. meliputi pemberitahuan mengenai job description pegawai, hak, kewajiban, sanksi bagi para pegawai, pengelolaan sampah dan kebersihan, pelatihan bagi para pegawai, Fifyanita Ghanimata dan Mustafa Kamal (2012) Analisis Harga, Kualitas Produk, dan Lokasi Terhadap Keputusan pembelian Analisis lingkungan eksternal dan internal, matriks IFE, matriks EFE dan analisis QSPM Harga, kualitas produk, dan lokasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Variabel lokasi mempunyai pengaruh yang paling besar yaitu lokasi dengan nilai koefisien sebesar 0,329. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Raharjani (2005) strategi lokasi adalah salah satu determinan yang paling penting dalam perilaku pembelian konsumen, pengecer harus memilh lokasi yang strategis dalam menempatkan tokonya. Didien S, Dimas Januar R. Strategi Pengemban gan Bisnis matriks QSPM dan matriks CPM CV. M2Tech masih menduduki peringkat kedua diantara para pesaingnya. Peringkat pertama
  • 9. 9 (2014) Garment di CV. M2Tech masih dimiliki oleh Ocean Seven dimana perusahaan ini memang lebih baikdalam teknologi, loyalitas pelanggan, manajemen dan kualitas SDM B. Tinjauan Pustaka 1. Pasar Tradisional Pasar tradisional adalah sebuah tempat yang terbuka di mana terjadi proses transaksi jual beli yang dimungkinkan proses tawar-menawar. Di pasar tradisional pengunjung tidak selalu menjadi pembeli, namun ia bisa juga menjadi penjual. Bahkan setiap orang bisa menjual barang dagangannya di pasar tradisional. Inilah yang membedakan pasar tradisional dengan pasar modern. Secara fisik, pasar tradisional dianggap lebih kumuh dari pasar modern. Hal ini dirasa dapat mengakibatkan orang enggan membeli dipasar tradisional dan beralih ke pasar modern yang lebih nyamanan (Masitoh, 2013). Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar. Bangunan pasar biasanya terdiri atas kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang disediakan oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Pasar ini kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian, dan lain-lain. Kebanyakan pengunjung pasar tradisional adalah ibu rumah tangga yang hendak membeli sayur mayur untuk kebutuhan sehari- hari. Barang-barang yang dijual di pasar tradisional umumnya barang lokal dan dari segi kualitas tidak ada penyortiran yang ketat. Dari segi kuantitas, jumlah barang yang disediakan tidak terlalu banyak, sehingga apabila ada barang yang tidak ditemukan di kios tertentu, pembeli dapat mencari di kios yang lain (Malano, 2011).
  • 10. 10 Peraturan Pemerintah (PP) No 112/2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko modern dan Permendag N0 53/2008 tentang Pedoman Penataan Pembinaan Pasar Tradisional. Dalam peraturan pemerintah tersebut menjelaskan perbedaan pendirian pasar tradisional dan pendirian pasar modern, bertujuan agar keberadaan pasar modern tidak mengganggu keberadaan pasar tradisional. Karena sebelum adanya peraturan pemerintah (PP) No. 112/2007, pembangunan Pasar Modern tidak memperhatikan keberadaan pasar tradisional. Di tengah persaingan pasar, para produsen perlu memperhatikan perilaku konsumen sebagai pembelajaran untuk senantiasa melakukan inovasi. Inovasi harus dilakukan demi mengimbangi hegemoni pedahang besar (Hutomo et al, 2012). Menurut Aryani (2011), pasar tradisional dikelola oleh Dinas Pasar yang mengatur pedagang yang jumlahya sangat banyak, dengan berbagai macam barang jualan yang berbeda jenisnya, berbeda penjualnya, berbeda karakternya, sehingga kurang bisa mengarahkan bagaimana menjual yang baik (pelayanan), jenis barang yang berkualitas, menata barang agar lebih menarik konsumen. Menurut Indiastuti (2008), sepertiga jumlah pasar tradisional yang tidak berkembang karena ditinggal pembelinya, dapat diberdayakan melalui realisasi revitalisasi dengan fokus menghilangkan pembelinya, dapat diberdayakan melalui realisasi revitalisasi denganfokus menghilangkan kelemahan yang melekat yaitu produk yang dijual belum memenuhi standar kualitas, kurang memiliki daya tarik seperti kurang bersih, kurang nyaman, dan minim fasilitas publik serta pedagang dan manajemen pasar belum mengimplementasikan praktik pelayanan yang memunculkan lebih dalam berbelanja. Belakangan terjadi pergeseran eksistensi pasar tradisional oleh hadirnya pasar modern. Akhirnya pedagang pasar tradisional cenderung berpindah ke pasar agobis dan pasar modern dan juga mengacu pada persoalan sosial ekonomi zaman ini tidak hanya berperan dalam gambaran teoritis saja tetapi perlu suatu sikap kritis dalam
  • 11. 11 menanggapi gejala tertentu maka kegiatan-kegiatan penyelidikan dibutuhkan (Dagun, 2013). 2. Tantangan ke Depan Pasar Tradisional Saat ini jaringan peritel modern telah memukul mundur pasar tradisional. Ekspansi esar-esaran pasar modern di daerah-daerah telah menghadapkan para pedagang kecil pada persaingan terbuka yang keras. Hal tersebutlah yang membuat pasar tradisional mengalami banyak tantangan. Peritel modern telah menguasai pasar hampir di seluruh daerah di Indonesia, mulai dari tingkat provinsi hingga dusun-dusun. Persaingan menjadi tidak seimbang karena perbedaan modal antara pedagang di pasar tradisional dengan peritel modern Modal para pedagang tradisional, umumnya berasal dari individu dan kecil. Sedangkan modal para peritel modern besar dan menggunakan sistem jejaring. Sistem jejaring inilah yang membuat para peritel modern kembali diuntungkan dari segi harga (Masitoh, 2013) Menjamurnya jaringan pasar modern yang bergerak di bidang ritel, seperti hipermarket, supermarket dan minimarket, di khawatirkan akan menjadi ancaman serius bagi keberadaan pasar tradisional. Kehadiran pasar modern, dengan sistem waralaba yang sudah merambah hingga perkampungan sangat berpotensi meminggirkan keberadaan pasar tradisional. Bahkan tidak mustahil pada saatnya akan memusnahkan eksistensi pasar tradisional (Radhi, 2008). Setelah adanya relokasi dan pemangunan pasar modern, pedagang tradisional yang semula bertempat di pasar tradisional ada yang bertempat di pasar agrobis, pasar modern dan ada pedagang yang berada diluar area pasar baik di pasar modern maupun di pasar agrobis. Selain itu, tantangan yan lain juga mengacu pada pesoalan sosial ekonomi zaman ini tidak hanya berperan dalam gambaran teoritis saja tetapi perlu suatu sikap kritis dalam menanggapi gejala tertentu, maka kegiatan-kegiatan penyelidikan itu dibutuhkan. Citra pasar tradisional yang kurang baik itu hauslah mendapat
  • 12. 12 perhatian seriusdari pemerintah karena menyangkut hajat hidup orang banyak (Zunaidi, 2013). Menurunnya kinerja pasar tradisional selain disebabkan oleh adanya pasar modern, penurunannya justru lebih disebabkan oleh lemahnya daya saing para peritel tradisional. Kondisi pasar tradisional pada umumnya memprihatinkan. Banyak pasar tradisional yang tidak terawat sehingga dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh pasar modern kini pasar tradisional terancam oleh keberadaan pasar modern. Kelemahan pada pasar tradisional tersebut telah menjadi karakter dasar yang sangat sulit di ubah. Faktor desain dan tampilan pasar, atmosfir, tata ruang, tata letak, keragaman dan kualitas barang, promosi pengeluaran, jam operasional pasar yang terbatas, serta optimalisasi pemanfaatan ruang jual merupakan kelemahan terbesar pasar tradisional dalam menghadapi persaingan dengan pasar modern. Faktor lain yang juga menjadi penyebab kurang berkembangnya pasar tradisional adalah minimnya daya dukung karakteristik pedagang tradisional, yakni strategi perencanaan yang kurang baik, terbatasnya akses permodalan yang disebabkan jaminan (collateral) yang tidak mencukupi, tidak adanya skala ekonomi (economies of scale), tidak ada jalinan kerja sama dengan pemasok besar, buruknya manajemen pengadaan, dan ketidakmampuan untuk menyesuaikan dengan keinginan konsumen. Penyebab utama kalah bersaingnya pasar tradisional dengan supermarket adalah lemahnya manajemen dan buruknya infrastruktur pasar tradisional, bukan semata-mata karena keberadaan supermarket. Supermarket sebenarnya mengambil keuntungan dari kondisi buruk yang ada di pasar tradisional (Wildan, 2007). 3. Faktor Keberhasilan Penting Harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Besar kecilnya akan mempengaruhi banyak sedikitnya permintaan dari konsumen, disisi lain produsen tidak bisa sembarangan menetapkan harga karena konsumen seringkali
  • 13. 13 menghubungkan harga dengan kualitas. Kualitas adalah kemampuan suatu produk untuk memenuhi fungsinya, dimensinya meliputi daya tahan, keandalan (kemampuan selalu dalam keadaan baik atau siap pakai), presisi, kemudahan pengoperasian dan mereparasi, serta atribut-atribut lain yang bernilai. Performance berhubungan dengan aspek fungsional dari produk itu sendiri dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika membeli suatu produk selain itu dari segi pelayanan, yang berkaitan dengan kecepatan, keramahan atau kesopanan, kompetensi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan. Dimensi paling utama untuk membuat suatu produk baru menuju kesuksesan adalah keunikan produk. Keunikan atau keistimewaan yang ada dalam suatu produk ini memberikan manfaat kepada konsumen antara lain, memberikan fitur-fitur yang tidak ada pada produk pesaing, memungkinkan konsumen untuk mengurangi biaya, dan memiliki kualitas yang lebih baik dari pesaing (Anggipura, 2012). Promosi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mencoba menyusun komunikasi antara kebaikan produknya dan membujuk para pelanggan serta konsumen sasaran untuk membeli produk itu. Promosi dan produk tidak dapat dipisahkan, ini dua sejoli yang saling berangkulan untuk menuju suksesnya pemasaran. Di sini harus ada keseimbangan, produk baik sesuai dengan selera konsumen, dibarengi dengan teknik promosi yang tepat akan sangat membantu suksesnya usaha marketing. Lokasi adalah keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan staffnya akan ditempatkan. Sedangkan pelayanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak pada pihak lain yang tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun produksi layanan bisa berhubungan dengan produksi fisik maupun tidak. Semua faktor-faktor seperti lokasi, fasilitas, harga, pelayanan dan promosi diharapkan mampu menarik minat konsumen untuk mengunjungi swalayan yang merupakan senjata andalan dari pihak manajemen untuk memenuhi kebutuhan konsumennya (Tan, 2011).
  • 14. 14 Dewasa ini hampir pada keseluruhan institusi kepekaan dan kepedulian terhadap para pelanggan melalui pelayan terbaik, merupakan penting keberhasilan usaha. Kualitas pelayanan tidak sepenuhnya ditentukan dengan kualitas SDM nya. SDM adalah salah satu faktor pendukung yang sangat dominan dalam mewujudkannya (Ma’ruf, 2006). Faktor pasar yang perlu diperhatikan yaitu harga, promosi, tempat, pelayanan, keamanan, kebersihan, kemudahan akses transportasi, luas pasar, kenyamanan, jam operasional pasar, jumlah jenis produk yang ditawarkan, jumlah produk yang ditawarkan, dan kualitas produk yang ditawarkan. Konsep dasar dari evaluasi alternatif salah satunya adalah pemasar perlu mengetahui penilaian pilihan yaitu bagaimana konsumen memproses informasi untuk sampai pada merek pilihannya. Masing-masing konsumen mempunyai cara memandang atribut mana yang relevan dan mereka akan membayar atribut yang paling menarik berkaitan dengan kebutuhan dan keinginannya. Atribut produk juga memberikan perusahaan alat untuk mendiferensiasikan produknya dari produk pesaing, sehingga perusahaan harus membuat atribut produk yang relevan dengan produknya sendiri (Ginting dan Nembah, 2011). 4. Manajemen Strategi Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.Termasuk didalamnya pengamatan lingkungan (eksternal maupun internal), perumusan strategi (perencanaan jangka panjang), implementasi strategi, evaluasi, serta pengendalian. Bidang ilmu manajemen strategis menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang (opportunities) dan ancaman (threats) lingkungan dengan melihat kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) perusahaan. Manajemen strategis pada prinsipnya merupakan pengambilan keputusan yang akan menentukan apakah suatu organisasi itu unggul, dapat bertahan hidup, atau menghadapi kematiannya. Tugas dari manajemen strategis adalah menggunakan sebaik-baiknya
  • 15. 15 sumberdaya organisasi dalam lingkungan yang berubah-ubah (Samuelson, 2012). Manajemen strategi mencakup perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengendalian atas keputusan dan tindakan terkait strategi perusahaan. Strategi bagi para manajer adalah rencana berskala besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan. Strategi merupakan rencana permainan perusahaan. Meskipun tidak merinci seluruh pemanfaatan (manusia, keuangan, dan material) dimasa depan, rencana tersebut menjadi kerangka bagi keputusan manajerial. Strategi mencerminkan pengetahuan perusahan mengenai bagaimana, kapan, dan dimana perusahaan akan bersaing, dengan siapa perusahaan sebaiknya bersaing, dan untuk tujuan apa perusahaan harus bersaing (Sanjaya, 2015). Penerapan manajemen strategi dalam perusahaan memiliki manfaat langsung dan tidak langsung terhadap semua aspek perusahaan, terutama kedalam kinerja aspek keuangan dan bisnis. Secara umum manfaat yang diperoleh menurut Hutabarat et al (2006), antara lain: 1. Dapat meningkatkan performa perusahaan, baik dalam hal profitabilitas maupun keberhasilan lainnya. 2. Memperbaiki proses manajemen dan partisipasi di dalam organisasi. 3. Memperbaiki pengambilan keputusan. 4. Memperbaiki sikap, disiplin, dan motivasi individu di dalam organisasi. 5. Memperbaiki antisipasi dan kepedulian terhadap masa depan dan peluang yang terjadi. Manajemen strategi menanamkan suatu mekanisme tata kerja organisasi secara simultan dengan memadukan seluruh komponen organisasi untuk mencapai misi organisasi. Berdasarkan definisi tersebut, terdapat beberapa hal penting yang dapat disimpulkan berkaitan dengan manajemen strategi adalah pembuatan strategi yang meliputi misi dan tujuan jangka panjang, mengidentifikasi peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan perusahaan pengembangan alternatif strategi dan penentuan
  • 16. 16 strategi yang sesuai untuk diadopsi. Penerapan strategi meliputi sasaran operasional tahunan, kebijakan perusahaan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya agar strategi yang ditetapkan dan dapat diimplementasikan. Evaluasi atau kontrol strategi mencakup usaha-usaha untuk memonitor seluruh dari hasil-hasil pembuatan dan penerapan strategi, termasuk mengukur kinerja individu, perusahaan dan mengambil langkah perbaikan jika diperlukan. Manajemen strategi memfokuskan pada penyatuan atau penggabungan aspek-aspek, pemasaran, riset, dan pengembangan, keuangan dan akuntansi serta produksi atau operasional dari seluruh bisnis (Budasih et al, 2014). 5. Matriks SWOT SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan strategik yang penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari external. Identifikasi analisa eksternal dan internal organisasi berdasar SWOT analisis, yaitu : 1) Strenght (kekuatan), 2) Weakness (kelemahan), 3) Opportunities (peluang), 4) Treats (ancaman) (Rohman, 2016). Analisis SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting guna membantu manajer dalam mengembangkan empat jenis strategi Stengths- Oportunities (SO), strategi Weaknesses-Oprtunities (WO), strategi Strengths-Threats (ST) atau strategi Weaknesses-Threats (WT) yang disesuaikan dengan keadaan perusahaan. Analisis SWOT adalah proses analisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi saat ini. Analisis ini didasarkan pada logika yang berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan usaha untuk pengambilan keputusan strategi yang terbaik. Analisis SWOT ini menganalisis adanya dua faktor lingkungan usaha, menurut Rangkuti (2013) lingkungan itu berupa :
  • 17. 17 a. Lingkungan internal merupakan suatu kekuatan, suatu kondisi, suatu keadaan, suatu peristiwa yang saling berhubungan dimana organisasi atau perusahaan mempunyai kemampuan untuk mengendalikannya. b. Lingkungan eksternal merupakan suatu kekuatan, suatu kondisi, suatu keadaan, suatu peristiwa yang saling berhubungan dimana organisasi/ perusahaan tidak mempunyai kemampuan atau sedikit kemampuan untuk mengendalikan atau mempengaruhinya. Matriks SWOT adalah alat yang digunakan untuk menyusun faktor- faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternative strategis. a. Strategi SO, hal ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. b. Strategi ST, hal ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untukmengatasi ancaman. c. Strategi WO, hal ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. d. Strategi WT, hal ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman (Wijaya et al, 2017). Menurut David (2011) terdapat beberapa langkah penyusunan matriks SWOT: a. Menentukan faktor-faktor peluang eksternal perusahaan b. Menentukan faktor-faktor ancaman eksternal perusahaan c. Menentukan faktor-faktor kekuatan internal perusahaan d. Menentukan faktor-faktor kelemahan internal perusahaan e. Menyesuaikan kekuatan internal perusahaan dengan peluang eksternal perusahaan untuk menghasilkan strategi SO yang tepat f. Menyesuaikan kekuatan internal perusahaan dengan ancaman eksternal perusahaan untuk menghasilkan strategi ST yang tepat.
  • 18. 18 g. Menyesuaikan kelemahan internal perusahaan dengan peluang eksternal perusahaan untuk menghasilkan strategi WO yang tepat h. Menyesuaikan kelemahan internal perusahaan dengan ancaman eksternal perusahaan untuk menghasilkan strategi WT yang tepat. 6. Matriks QSP QSPM merupakan hasil keputusan strategis setelah menilai skor kemenarikan (Attractiveness Score atau AS). Skor kemenarikan dinilai berdasarkan setiap faktor strategis baik faktor internal maupun eksternal yang telah dilakukan sebelumnya dalam fungsi manajemen perusahaan. Dari hasil skor pembobotan dikalikan tingkat kemenarikan akan diperoleh skor kemenarikan total (Total Attractiveness Score) (Nurhayati 2008). QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks) adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi alternative secara objektif, berdasarkan faktor- faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang diidentifikasi sebelumnya. Tujuan QSPM adalah untuk menentukan alternatif strategi pemasaran yang paling baik atau yang menjadi prioritas untuk dijalankan perusahaan. Seperti alat analisis lainnya, QSPM juga membutuhkan intuitif judgment yang baik. Dalam beberapa hal, QSPM memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu : (1) strategi dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan; (2) tidak ada batas jumlah strategi yang dapat diperiksa atau dievaluasi; (3) membutuhkan ketelitian dalam memadukan faktor-faktor eksternal dan inernal yang terkait dalam proses keputusan (Ramadhan dan Sofiyah, 2013). Menurut Kuncoro (2003), ada 6 langkah yang harus diikuti untuk membuat matriks QSPM, yaitu: a. Membuat daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sama dengan matriks SWOT. b. Memberikan bobot untuk masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Bobot ini sama dengan bobot yang diberikan pada matriks IFE dan EFE. c. Menuliskan alternatif strategi yang akan dievaluasi.
  • 19. 19 d. Menetapkan nilai daya tarik (AS) yang berkisar antara 1 sampai 4. Nilai 1 = tidak memiliki daya tarik, nilai 2 = daya tariknya rendah, nilai 3 = daya tariknya sedang dan nilai 4 = daya tariknya tinggi. Bila tidak ada pengaruhnya terhadap alternatif strategi yang sedang dipertimbangkan tidak diberikan nilai AS. e. Menghitung Total Atractiveness Score (TAS). Selanjutnya mengalikan bobot dengan nilai daya tarik (AS) pada masing – masing faktor eksternal atau internal pada setiap strategi. f. Menghitung jumlah total nilai daya tarik. Alternatif strategi yang memiliki nilai total terbesar merupakan strategi yang paling baik. Teknik QSPM ini menunjukkan strategi alternatif mana yang paling baik untuk dipilih. QSPM adalah alat yang direkomendasikan para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara obyektif, berdasarkan key success factors internal-eksternal yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Rangkaian strategi alternatif dapat dimasukkan kedalam QSPM dan berapa pun strategi dapat dimasukkan dalam setiap rangkaian tersebut. Akan tetapi, hanya strategi-strategi di dalam rangkaian tertentu yang dievaluasi relatif satu terhadap yang lain (Umar, 2003).
  • 20. 20 III. METODOLOGI A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis yaitu penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah yang terjadi saat ini, data dijelaskan dan dianalisis. Penentuan atau penetapan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara undian. Lokasi penelitian dilaksanakan di Pasar Kebak Kramat yang terletak di daerah Kecamatan KebakKramat, Karanganyar. Lokasi tersebut sudah memiliki kriteria dalam pelaksanaan praktikum ini. Penelitian ini berfokus pada objek kondisi pasar, manajemen pasar, serta manajemen strategi pasar guna mencapai tujuan yang diinginkan. B. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam praktikum Manajemen Strategi Agribisnis ini dilakukan melalui beberapa teknik sebagai berikut : 1. Observasi Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi adalah melakukan pengamatan langsung ke lapangan dengan melihat objek penelitian. Praktikan melakukan pengamatan secara langsung atas keadaan di pasar serta keadaan yang terjadi di daerah penelitian atau praktikum. Teknik ini bisa dilakukan dengan menggunakan media catatan oleh mahasiswa atau praktikan mengenai data atau informasi penting yang diperoleh dari narasumber atau objek penelitian. Pencatatan data dapat dilakukan dengan mencatat data dari brosur, papan informasi ataupun buku-buku yang tersedia di perusahaan tersebut. 2. Wawancara Teknik wawancara atau interview ini digunakan sebagai pengumpulan data primer, dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Wawancara dilakukan melalui tatap muka dengan narasumber yang berkaitan. Data penunjang dapat diperoleh dari pasar yang bersangkutan baik mengenai sejarah pasar dan mengenai mengenai kondisi pasar. 20
  • 21. 21 3. Pencatatan Pencatatan dilakukan dengan maksud untuk membuat arsip mengenai informasi atau hal-hal penting yang telah didapatkan di lapangan. Catatan yang dimaksud mengenai data atau informasi penting yang diperoleh dari narasumber atau objek penelitian. Pencatatan data dapat dilakukan dengan mencatat data dari brosur, papan informasi ataupun buku-buku yang tersedia di pasar tersebut.. C. Metode Analisis Data Data yang sudah terkumpul dari hasil wawancara serta pengamatan yang dilakukan ditempat praktikum dianalisis dengan tabulasi persentatif. Data adalah informasi tentang sesuatu. Data yang dikumpulkan berapapun banyaknya, bukanlah merupakan tujuan dari penelitian. Akan tetapi data dapat merupakan sarana untuk memudahkan penafsiran dan memahami maknanya. Jadi pengambilan (pengumpulan) data merupakan langkah yang penting dalam penelitian. Agar memudahkan untuk penafsiran, data yang sudah terkumpul harus ditabulasikan. Cara-cara tabulasi data dapat dipelajari saat kita mempelajari Statistik. Data yang sudah ditabulasi, jika diperhatikan dengan cermat dan sungguh- sungguh menimbulkan sejumlah pertanyaan, atau dapat mengungkapkan hal- hal tertentu. Kemungkinan, kita akan melihat sejumlah keganjilan atau penyimpangan sehingga menimbulkan pertanyaan mengapa bisa terjadi demikian. Meskipun tanpa atau belum menggunakan perhitungan-perhitungan statistik, hanya menggunakan pikiran, imajinasi dan kecermatan pengamatan kita dapat mendekati makna data yang kita hadapi. Menggunakan pertanyaan-pertanyaan dapat membuat kita mencoba berusaha memperoleh jawaban dari data itu. Menggunakan statistik, data dapat diolah dengan lebih eksak. Statistik mungkin pula dapat mengungkapkan aspek-aspek baru, sehingga dapat memancing pemahaman baru yang dapat membantu kita dalam menelaah data yang kita hadapi.
  • 22. 22 1. Analisis IFE dan EFE Dalam IFE matriks sebuah usaha akan menganalisa dua variable dari SWOT yaitu, Strength (kekuatan) apa saja yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan Weakness (kelemahan) yang ada dalam internal perusahaan itu sendiri. Dalam analisa kedua variable tersebut kami telah memberikan bobot nilai yang relevan sesuai dengan data yang ada. Tujuan audit eksternal adalah untuk mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Audit eksternal dilakukan melalui Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE). Analisis ini dilakukan dengan memasukan hasil data yang didapatkan mengenai faktor- faktor eksternal dari usaha pedagang atau UMKM yang telah diwawancarai, dengan memberikan nilai dan rating untuk masing-masing faktor dari skala 1 yang berarti buruk sampai dengan 4 yang berarti sangat baik. Dalam analisis ini juga diidentifikasi kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman. 2. Analisis Matriks SWOT Kuantitatif Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), dan Ancaman (Threat) yang terjadi dalam dalam proyek atau di sebuah usaha bisnis, atau mengevaluasi lini-lini produk sendiri maupun pesaing. Untuk melakukan analisis, ditentukan tujuan usaha atau mengidentifikasi objek yang akan dianalisis. Kekuatan dan Kelemahan dikelompokkan ke dalam faktor Internal, sedangkan Peluang dan Ancaman diidentifikasi sebagai faktor Eksternal. Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weaknes (W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan satu Threath (T). Kemudian
  • 23. 23 setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing-masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan dengan subkomponen yang lain dalam komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian. 3. Analisis Matriks SWOT Kualitatif Analisis SWOT kualitatif dikembangkan oleh Kearns. Analisis SWOT kualitatif menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelemahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara faktor-faktor internal dan eksternal. Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen O memiliki pasangan satu subkomponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, SubKomponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena mungkin saja misalnya, subkomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara subkomponen W hanya 6 buah. Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika
  • 24. 24 tujuan telah ditetapkan. Bagaimana menetapkan tujuan adalah bahasan selanjutnya yaitu membangun visi-misi organisasi atau program. 4. Analisis Matriks QSP QSPM merupakan alat analisis yang digunakan untuk memutuskan strategi yang akan digunakan berdasarkan dari kemenarikan alternatif- alternatif strategi yang ada. QSPM adalah alat yang memungkinkan penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Seperti alat analisis perumusan-strategi lainnya, QSPM membutuhkan penilaian intuitif yang baik. Perhitungan QSPM didasarkan kepada input dari bobot matriks internal ekternal, serta alaternatif strategi pada tahap pencocokan. Pada kerangka perumusan strategi komprehensif QSPM menggunakan input dari analisis Tahap 1 dan hasil pencocokan dari analisis Tahap 2 untuk menentukan secara objektif di antara alternatif strategi. Alternatif strateginya yaitu, Matriks EFE, Matriks IFE, yang membentuk Tahap 1, digabung dengan Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks IE, Matriks Grand Strategy, yang membentuk dalam Tahap 2, memberikan informasi yang dibutuhkan untuk membuat QSPM ( Tahap 3).
  • 25. 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Pasar Kebakkramat Pasar Kebakkramat merupakan pasar yang terletak di Pulosari, KebakKramat, Kabupaten Karanganyar. Pasar Kebakkramat menempati lahan seluas 4.300 m². Lokasi yang sangat strategis inilah yang menjadikan Pasar Kebakkramat menjadi salah satu pusat perekonomian bagi masyarakat. Meskipun Pasar Kebakkramat merupakan pasar tradisional, namun keramaian dari pasar ini tak kalah dengan pasar modern. Pasar Kebakkramat buka sewaktu-waktu tergantung kondisi hidup pasar dan pedagangnya. Berbagai macam barang dagangan dapat ditemukan di Pasar Kebakkramat ini, mulai dari kebutuhan pokok, kebutuhan rumah tangga, bumbu rempah- rempah dan lain sebagainya. Penyuplai pedagang dari pasar ini berasal dari Tawangmangu, Yogyakarta, dan Boyolali, karena dianggap lebih efisien dan lebih murah. Pasar Kebakkramat terdiri dari dua lantai. Lantai pertama merupakan tempat dan kios-kios para pedagang untuk berjualan serta kamar mandi. Lantai ke dua dikhususkan untuk kantor pasar. Kondisi pasar padat kios dengan jalan kecil antar kios. Terdapat 2 titik lokasi kamar mandi yang tersebar di seluruh pasar. Keadaan pasar cukup kotor, karena kurangnya petugas kebersihan untuk membersihkannya. Keamanan pasar terdapat petugas yang berjaga, tetapi tidak menyediakan pos untuk petugas karena belum ada tempatnya. Terdapat 2 tempat parkir di Pasar Kebakkramat ini, yang dimana berada di depan pasar yang mempunyai ijin dan di belakang yang tidak punya ijin. Kebijakan Pemerintah bagi para pedagang adalah kios-kios di pasar ini tidak diperdagangkan, hanya diberikan ijin tempat saja. Bantuan yang telah diberikan oleh Pemerintah pada Pasar KebekKramat yaitu membangun kios sebanyak 34 kios. Pengurus pada Pasar KebakKramat terdiri dari 5 pengurus yaitu 3 orang PNS dan 2 orang HR. 25
  • 26. 26 B. Faktor Internal Pasar Kebakkramat Faktor internal merupakan faktor-faktor dari dalam suatu perusahaan atau organisasi yang memiliki dampak terbesar pada kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan serta efektifitas dan efisiensi. Faktor internal perusahaan mencakup kelemahan dan kelebihan dari dalam diri perusahaan terutama yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri. Secara umum, mengembangkan sasaran dan ukuran untuk faktor-faktor seperti kualitas, waktu siklus, produktivitas, biaya dapat membantu mengembangkan faktor internal dari suatu perusahaan. Faktor internal yang dianalisis dalam praktikum manajemen strategi ini adalah keadaan pasar, pedagang, sarana dan prasarana, pemasaran. 1. Keadaan Pasar Keadaan Pasar Kebakkramat secara umum dilihat dari beberapa aspek seperti keadaan fisik dan keadaan manajemen, Keadaan pasar merupakan faktor internal yang berpangaruh terhadap kinerja pasar. Keadaan pasar terlibat langsung dalam proses kinerja pasar sehingga pengaruhnya juga dapat berpengaruh langsung terhadap kinerja pasar. Keadaan Pasar Kebakkramat sendiri sangat baik, dimana Pasar Kebakkramat merupakan salah satu pasar yang dijadikan sebagai penopang perekonomian oleh masyarakat sekitar daerah Kebakkramat. Diketahui keadaan pasar Kebakkramat yang mudah diakses oleh semua kalangan masyarakat karena terletak di jalur Karanganyar- Sragen dan terletak di dekat perkampungan warga, menjadi keunggulan pasar Kebakkramat. Hal ini merupakan salah satu daya tarik dari pasar Kebakkramat. Daya tarik inilah yang dapat dijadikan kekuatan dari pasar Kebakkramat itu sendiri. 2. Pedagang Pedagang merupakan salah satu faktor internal dalam manajemen pemasaran pada suatu pasar. Pedagang memiliki kedudukan didalam lingkup pasar sehingga digolongkan dalam faktor internal. Pedagang yang ada di pasar Kebakkramat sendiri memiliki pengaruh
  • 27. 27 terhadap kelemahan dan kekuatan dari faktor internal pasar Kebakkramat. Kekuatan yang dapat diangkat oleh Pasar Kebakkramat yaitu keadaan pedagang yang memiliki interaksi sosial yang tinggi dengan para pembelinya. Terjalinnya suatu interaksi sosial yang tinggi antara penjual dan pembeli inilah yang dijadikan kekuatan tersendiri, karena hal ini tidak terjadi disemua pasar. Pasar ini terdapat 157 kios yang dimana pedagangnya sebagian besar dari daerah Kebakkramat sendiri. 3. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana dalam suatu pasar juga merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi kinerja pasar tersebut. Sarana dan prasarana tentunya kita ketahui bersama akan saling mendukung dengan kegiatan yang dilakukan dalam pasar. Sarana dan prasarana yang kurang baik akan menghambat proses kinerja pasar. Sebaliknya sarana dan prasarana yang baik tentunya akan mempermudah kinerja pasar tersebut. Keadaan sarana dan prasarana di pasar Kebakkramat yaitu masih kurangnya fasilitas umum menimbulkan satu kelemahan tersendiri. Ditambah lagi dengan masih kurangnya tenaga pengangkut kebersihan atau pengangkut sampah sehingga menimbulkan penumpukan sampah diareal pasar juga membuat nilai kelemahan dari pasar Kebakkramat meningkat. Hal terakhir yang perlu diperhatikan dari kelemahan pasar Kebakkramat sendiri yaitu masih kurangnya keamanan pasar. 4. Pemasaran Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan- kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Kegiatan promosi dilakukan untuk mengenalkan produk atau pasar kepada konsumen atau masyarakat. Promosi yang dilakukan pasar
  • 28. 28 tradisional biasanya relatif rendah. Pasar Kebakkramat merupakan pasar tradisional dimana pemasaran yang dilakukan seperti promosi sangat minim. Promosi hanya dilakukan dari mulut ke mulut saja yang dilakukan penjual, pembeli, dan pegawai pasar. Minimnya promosi tersebut membuat pasar Kebakkramat masih belum diketahui masyarakat secara luas. C. Faktor Eksternal Pasar Kebakkramat Faktor eksternal merupakan lingkungan bisnis yang melengkapi operasi perusahaan yang dari padanya muncul peluang dan ancaman. Faktor ini mencakup lingkungan industri dan lingkungan bisnis makro, yang membentuk keadaan dalam organisasi di mana organisasi ini hidup. Secara singkatnya faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar dimana sebuah pasar atau organisasi harus menghadapi berbagai ancaman yang berasal dari luar pasar atau organisasi yang memiliki cakupan yang luas. Mengatasi ancaman yaitu dengan menemukan berbagai peluang diluar sana untuk menutupi ancaman yang dihadapi. Faktor eksternal yang berada diluar kendali dan merupakan faktor pengaruh akan dating yakni pasar, pesaing, regulasi, pemasok, sistem ekonomi, teknologi, dan konsumen atau pengguna jasa. Faktor eksternal yang dianalisis dalam praktikum manajemen strategi ini adalah kondisi perekonomian, sosial budaya, sarana transportasi, konsumen, persaingan, dan peran pemerintah. 1. Kondisi Perekonomian Menurut Sumardi (2011), kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh orang yang membawa status tersebut. Kondisi ekonomi merupakan keadaan baik atau lancar dan tersendatnya perjalanan ekonomi. Kondisi perekonomian berpengaruh terhadap penentuan jumlah permintaan produk dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk dalam pasar serta harga produk dalam pasar.
  • 29. 29 Pasar Kebakkramat merupakan pasar tradisional di Kabupaten Karanganyar yang memiliki kondisi perekonomian yang baik. Kondisi perekonomian yang baik dibuktikan dengan ramainya pengunjung pasar atau konsumen yang berbelanja di Pasar Kebakkramat. Banyaknya jenis produk yang di pasarkan di Pasar Kebakkramat dapat menjadi faktor banyaknya konsumen yang datang dan harga barang yang relatif murah. Banyaknya produk yang dipasarkan dapat meningkatkan kondisi perekonomian di Pasar Kebakkramat dan memberikan peluang kepada pedagang untuk meningkatkan keberagaman jenis produk yang dipasarkan. 2. Sosial Budaya Sosial adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat atau kemasyarakatan. Budaya diartikan sebagai segala sesuatu yang dibuat oleh manusia berdasarkan pikiran dan akal budinya yang mengandung cinta, rasa, dan karsa. Sosial Budaya merupakan segala hal yang diciptakan oleh manusia dengan pikiran dan budinya dalam kehidupan bermasyarakat. Faktor sosial budaya cukup berpengaruh terhadap Pasar Kebakkramat dikarenakan mencakup hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang dan gaya hidup dari orang-orang di lingkungan sekitar. Interaksi antara penjual dan pembeli di Pasar Kebakkramat bisa dikatakan baik. Penjual memberikan pelayanan yang baik kepada pembeli, sehingga pembeli merasa nyaman dan yakin untuk berbelanja di Pasar Kebakkramat. Masyarakat di sekitar Pasar Kebakkramat juga masih menggantungkan hidupnya di pasar tradisional walaupun sudah banyaknya pasar-pasar modern yang ada di sekitar Pasar Kebakkramat. Hal tersebut menunjukkan peluang bagi Pasar Kebakkramat karena banyaknya kesamaan sosial budaya pasar antara penjual dan pembeli. 3. Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Konsumen menjadi faktor yang sangat penting terhadap keberlangsungan
  • 30. 30 suatu bisnis perusahaan, tanpa ada konsumen perusahaan tidak akan berjalan. Tanpa adanya konsumen, pasar tidak akan pernah ada. Konsumen di Pasar Kebakkramat mayoritas merupakan masyarakat di sekitar Pasar Kebakkramat itu sendiri. Pasar Kebakkramat yang berada di tengah kampung dan cukup dengan dengan pinggir jalan raya serta banyak dilalui oleh transportasi umum, merupakan salah satu penyebab Pasar Kebakkramat bisa dikatakan ramai oleh pembeli. Keadaan tersebut memberikan peluang kepada Pasar Kebakkramat dalam kegiatan pemasaran. Hal tersebut didukung dengan karakteristik konsumen yang masih mempunyai rasa sosial budaya yang tinggi. 4. Persaingan Adanya pesaing mengakibatkan banyak pendatang baru yang pada akhirnya akan mengurangi profitabilitas. Ancaman pesaing perlu di antisipasi dengan beberapa langkah. Misalnya dengan meningkatkan mutu dan kualitas pasar dari segi sarana dan prasarana, harga komoditas, variasi produk atau metode pemasaran yang lebih baik. Sedapat mungkin kita meminimalkan kelemahan dan ancaman tetapi memperkuat kekuatan dan potensi. Ancaman dari Pasar Kebakkramat sendiri yaitu masalah kebersihan dan fasilitas yang tersedia. Bagian depan pasar terlihat rapi dan bersih, namun setelah bangunan utama, kebersihan kurang terjaga, pada los milik pemda sudah terdapat atap dan bangunan semi permanen sehingga kalau hujan tidak terlindungi dan tidak becek, namun bagian belakang pasar merupakan los berdikari sehingga kurang terjaga, bila hujan tidak terlindungi dan tanah atau jalan akan becek. Fasilitas yang ada di pasar kebakkramat terdapat 4 kamar mandi, 2 kamar mandi dibagian tengah pasar dan 2 didepan pasar. Keadaan kamar mandi juga bersih dan layak, namun hanya 2 kamar mandi yang dapat dipakai. Selain itu belum ada fasilitas seperti mushola dan pos pengaman. Peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pasar kebakkramat yaitu luas pasar yang tergolong berukuran sedang dengan luas sekitar 4300 m2 yang tergolong pasar kelas 2 atau pasar kecamatan. Keamanan pasar diserahkan
  • 31. 31 kepada 2 petugas keamanan pasar yang selalu berkeliling didalam lingkungan pasar. Tata letak sudah baik terdiri dari bagian depan, setelah masuk maka akan ada 3 jalur yang dapat dipilih, setiap lajur yang diperjual belikan berbeda komoditas/barang. Akses pasar mudah dicapai dekat dengan jalan raya, dan juga dekat dengan lingkungan rumah warga. 5. Peran Pemerintah Peran pemerintah terhadap pasar sangatlah vital karena adanya peran serta dalam pertumbuhan pasar menjadikan pasar tersebut bisa maju bila didukung sepenuhnya oleh pemerintah seperti halnya dari segi peningkatan saran dan prasana pasar atau fasilitas yang baik untuk menunjang jual beli di suatu pasar tersebut. Peran serta pemerintah dalam kebijakan revitalisasi Pasar Kebakkramat sendiri cukup baik, pemerintah daerah setempat memberikan bantuan berupa peningkatan fasilitas untuk Pasar Kebakkramat berupa membangun kios pemda dan los pemda juga sudah dilakukan meskipun bertahap. Ancamannya yaitu kelalaian pemerintah dalam mengelola pasar. Pemerintah hanya memberikan 1 program bantuan dan seterusnya belum dilakukan kembali padahal program yang sebelumnya terlaksana belum sepenuhnya tuntas, sehingga program untuk revitalisasi untuk Pasar Kebakkramat sendiri bertahap tapi lambat, sehingga antara peluang dan ancaman ini tidak seimbang, jadi diharapkan pemerintah setempat lebih memperhatikan kembali Pasar Kebakkramat agar banyak konsumen banyak yang berbelanja di sana dan bisa bersaing dengan pasar modern bila nantinya muncul lebih banyak. D. Faktor Keberhasilan Penting Pasar Tradisional Faktor keberhasilan penting di Pasar Kebakkramat meliputi dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal dan eksternal digunakan untuk membuat dan menganalisis strategi yang akan digunakan oleh pasar. Faktor- faktor inilah yang berpengaruh terhadap keberhasilan pasar tradisional dalam mencapai tujuannya.
  • 32. 32 1. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam perusahaan atau organisasi. Faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dapat mempengaruhi perusahaan atau organisasi. Faktor-faktor internal yang terdapat di Pasar Kebakkramat antara lain sebagai berikut: Tabel 4.1 Faktor Internal pada Pasar Kebakkramat Faktor Internal Kekuatan Kelemahan Keadaan Pasar - Akses ke pasar tradisional mudah - Banyak kios yang masih kosong - Lantai jika kena hujan masih becek Pedagang - Interaksi sosial yang tinggi antara penjual dan pembeli - Pedagang sering ngobrol dengan pedagang lain Sarana dan Prasarana - Keamanan pasar tradisional semakin baik - Kamar mandi bersih - Kondisi jalan didalam pasar sempit dan kotor - Tempat parkir kurang luas - Belum ada pos satpam - Tidak ada mushola Pemasaran - Harga barang terjangkau dan dapat ditawar - Mutu produk yang ditawarkan beragam - Tidak ada jaminan kualitas produk - Minim promosi Sumber : Data Primer Analisis faktor internal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi pengembangan pasar tradisional Kebakkramat. Faktor internal yang dianalisis meliputi keadaan pasar, pedagang, sarana dan prasarana, serta pemasaran. Faktor internal keadaan pasar yaitu akses pasar yang mudah hal ini menjadi kekuatan karena dengan mudahnya akses ke pasar semua kalangan mudah untuk mengakses ke pasar, Pasar Kebakkramat tidak akan sepi pengunjung sehingga roda kegiatan di Pasar Kebakkramat tidak akan berhenti dan akan terus berjalan. Banyak kios yang masih kosong menjadi kelemahan tersendiri bagi pasar Kebakkramat karena jika kios isi semua maka akan semakin beragam
  • 33. 33 barang barang yang dijual dan konsumen akan mudah mendapatkan segala sesuatu yang dibutuhkan hanya disatu tempat saja. Kelemahan yang lain dari Pasar Kebakkramat adalah jika musim penghujan lantai menjadi becek karena dibagian atas tidak ada penutupnya. Faktor internal pedagang yaitu terjadi interaksi sosial yang tinggi antara penjual dan pembeli. Hal ini menjadi kekuatan bagi Pasar Kebakkramat karena Pasar Kebakkramatmasih mempertahankan budaya tawar menawar seperti pasar tradisional pada umumnya. Seringnya pedagang mengobrol dengan pedagang lain juga menjadikan kelemahan karena pembeli kurang diperhatikan. Faktor internal sarana dan prasarana memiliki kelebihan dari segi keamanan ditandai dengan adanya 2 orang satpam yang berkeliling ke pasar dan menjaga di depan pintu namun belum adanya pos satpam juga menjadikan kelemahan bagi pasar tersebut. Kekuatan lainnya yaitu kamar mandi didalam pasar cukup bersih walaupun yang beeroperasi hanya 2 dari 4 kamar mandi yang ada. Kelemahan yang lain adalah jalan ditengah pasar sempit dan kotor, hal tersebut bisa menimbulkan rasa ketidaknyamanan pelanggan. Kelemahan lain yaitu tempat parkir kurang luas karena hanya berada di depan pasar dan depan kios dipinggir jalan. Hal ini bisa menyulitkan, selain membuat kemacetan, juga menyulitkan bagi truk / mobil pemasok untuk menyalurkan barang, karena semua penuh untk tempat parkir. Bagian dalam pasar juga belum ada mushola tapi di samping pasar ada mushola dusun, yang bisa dimanfaatkan pedagang / pembeli / karyawan untuk melakukan ibadah. Faktor internal pemasaran memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatannya yaitu harga yang ditawarkan dalam pasar relatif rendah dibandingkan dengan toko di luar maupun di swalayan sehingga banyak masyarakat yang lebih memilih untuk berbelanja di pasar. Faktor internal lainnya yaitu jumlah jenis barang yang ditawarkan relatif beragam jadi mampu memberikan banyak pilihan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Kelemahan yang ada dalam faktor internal pemasaran yaitu
  • 34. 34 tidak ada jaminan kualitas barang karena seperti pasar pada umumnya, Pasar Kebakkramat tidak memberikan jaminan kualitas atau garansi pada barang yang dijualnya, pembelilah yang harus mampu memilah dan memilih apa yang mereka beli memiliki kondisi yang baik atau tidak. Faktor internal lainnya yaitu minimnya promosi yang dilakukan. Hal ini menjadi kelemahan bagi Pasar Kebakkramat karena pihak pengelola pasar tidak melakukan promosi apapun yang mampu menarik pengunjung. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan atau organisasi. Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi perusahaan atau organisasi. Faktor-faktor eksternal yang terdapat di Pasar Kebakkramat antara lain sebagai berikut : Tabel 4.2 Faktor Eksternal pada Pasar Kebakkramat Faktor Eksternal Peluang Ancaman Kondisi Perekonomian - Banyak produk yang dipasarkan - Tidak adanya lembaga keuangan yang menyokong perekonomian Sosial Budaya - Interaksi Antara penjual dan pembeli baik - Budaya yang mulai ditinggalkan Konsumen - Tingkat pertumbuhan penduduk tinggi - Kebutuhan masyarakat yang makin meningkat - Perubahan gaya hidup modern Persaingan - Penjual tidak hanya bergantung pada satu pemasok - Peningkatan jumlah pasar modern Peran Pemerintah - Adanya kebijakan revitalisas - Kebijakan pemerintah yang lamban Sumber : Data Primer Analisis faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor- faktor yang menjadi peluang dan ancaman bagi pengembangan pasar tradisional Kebakkramat. Faktor eksternal yang dianalisis meliputi kondisi perekonomian, sosial budaya, sarana transportasi, konsumen, persaingan, dan peran pemerintah. Kondisi perekonomian di Pasar Kebakkramat adalah banyaknya produk yang ditawarkan merupakan peluang yang bisa dimanfaatkan sehingga konsumen mempunyai banyak pilihan berbelanja
  • 35. 35 disana. Tidak adanya lembaga keuangan menjadikan ancaman tersendiri karena tidak ada yang menyokong dana pedagang. Faktor eksternal sosial budaya yang menjadi peluang yaitu interaksi Antara penjual dan pembeli yang baik. Ancamannya yaitu budaya berbelanja ke pasar yang mulai ditinggalkan. Faktor eksternal konsumen yang menjadi peluang yaitu tngkat pertumbuhan dan kebutuhan konsumen yang meningkat yang memaksa mereka membeli kebutuhan yang memiliki harga murah sehingga kebutuhannya terpenuhi. Ancamannya yaitu perubahan gaya hidup konsumen kearah modern yang menyebabkan konsumen lebih memilih berbelanja ke pasar modern daripada pasar tradisional. Faktor eksternal persaingan yang dapat menghasilkan peluang yaitu penjual yang tidak hanya bergantung pada satu pemasok saja, sehingga jika yang satu bermasalah masih mendapatkan pasokan dari pemasok yang lain. Faktor eksternal peran pemerintah yaitu adanya kebijakan revitalisasi sehingga ada peluang pasar tradsional untuk berkembang, namun yang menjadi ancaman yaitu kebijakan tersebut berlangsung lambat. E. Rumusan Strategi Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik. Rumusan strategi ini dibuat berdasarkan analisis faktor internal dan faktor eksternal atau IFE dan EFE, selain itu juga menganalisis matriks SWOT. Langkah selanjutnya yaitu membuat alternatif strategi yang diperoleh dari analisis matriks SWOT dan yang terakhir yaitu menetapkan strategi terpilih dengan menggunakan analisis matriks QSP. 1. Analisis IFE dan EFE a. Matriks IFE IFE matriks adalah sebuah usaha yang menganalisa dua variabel dari SWOT yaitu, Strength (kekuatan) apa saja yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan Weakness (kelemahan) yang ada dalam internal
  • 36. 36 perusahaan itu sendiri. Dalam analisa kedua variable tersebut kami telah memberikan bobot nilai yang relevan sesuai dengan data yang ada. Analisa variabel kekuatan dan kelemahan dari pasar KebakKramat di Kabupaten Karangnyar akan terlihat di tabel Matriks IFE. Tabel 4.3 Matriks IFE Pasar Kebakkramat di Kabupaten Karanganyar Faktor Internal Bobot Rating Skor Kekuatan 1. Harga barang terjangkau dan dapat ditawar 0,1241 3 0,3723 2. Mutu produk yang ditawarkan lebih beragam 0,0937 3 0,2811 3. Interaksi sosial yang tinggi antara penjual dan pembeli 0,1007 4 0,4028 4. Keamanan pasar tradisional semakin baik 0,0609 3 0,1827 5. Penopang perekonomian masyarakat 0,0703 4 0,2812 6. Akses ke pasar tradisional mudah 0,0937 3 0,2811 Jumlah skor kekuatan 1,8012 Kelemahan 1. Tidak ada jaminan kualitas produk 0,0890 3 0,2670 2. Tempat parkir kurang luas 0,0679 3 0,2037 3. Banyak kios yang masih kosong 0,0562 2 0,1124 4. Pengaturan layout pasar kurang baik 0,0726 2 0,1452 5. Fasilitas umum kurang terawatt 0,0796 2 0,1592 6. Kondisi jalan didalam pasar sempit dan kotor 0,0913 3 0,2739 Jumlah skor kelemahan 1,1614 Selisih skor kekuatan dengan skor kelemahan 0,6398 Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.3 Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) untuk Pasar Tradisional KebakKramat di Kabupaten Karanganyar yaitu terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Kekuatan memiliki skor 1,8012 sedangkan kelemahan memiliki skor 1,1614. Selisih Antara kekuatan dan kelemahan adalah 0,6398. Kekuatan terdiri dari harga barang yang ditawarkan dan terjangkau menurut pembeli baik dimana mutu produk yang ditawarkan lebih beragam juga baik menurut pembeli. Hal tersebut karena pasokan barang dagangan dinilai lebih baik dan masih segar. Interaksi sosial antara penjual dan pembeli juga sangatlah baik. Tingkat keamanan yang berada di pasar ini juga baik karena ada 2 personil
  • 37. 37 petugas keamanan yang berkeliling pasar untuk memastikan keadaan pasar kondusif. Pasar KebakKramat dianggap sangatlah penting bagi penompang perekonomian masyarakat. Akses ke pasar KebakKramat juga mudah karena berdekatan dengan jalan raya. Kelemahan yang dijabarkan dari matriks IFE antara lain tidak adanya jaminan kualitas produk yang dirasa cukup kuat karena banyak produk yang tidak terdapat label keamanan, hal tersebut dikarenakan produk langsung dari produsen tanpa melalui proses sortasi ataupun grading. Tempat parkir yang kurang luas juga menjadi salah satu kelemahan yang paling terlihat karena pembeli mengeluhkan tentang parkir yang sempit dan susah. Banyaknya kios kosong dan pengaturan layout pasar dinilai lemah karena kios yang kosong hanya ada beberapa hal itu disebabkan pengalihan kios dari pedagang lama ke pedagang baru. Kondisi fasilitas umum yang tidak terawat juga dinilai rendah, karena fasilitas umum yang tersedia cukup terawat walaupun jumlahnya yang sedikit. Kondisi jalan didalam pasar yang rusak dan kotor dinilai kuat karena yang tertutupi atap hanya beberapa titik yaitu yang merupakan kios dari pemerintah, selain itu lantai pasar masih dari tanah sehingga apabila hujan akan menimbulkan genangan air. b. Matriks EFE Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) merupakan salah satu cara untuk melakukan audit eksternal. Analisis ini dilakukan dengan memasukan hasil data yang didapatkan mengenai faktor-faktor eksternal dari usaha pedagang atau UMKM yang telah diwawancarai, dengan memberikan nilai dan rating untuk masing-masing faktor dari skala 1 yang berarti buruk sampai dengan 4 yang berarti sangat baik. Analisa variabel peluang dan ancaman dari pasar KebakKramat di Kabupaten Karangnyar akan terlihat di tabel Matriks EFE. Tabel 4.4 Matriks EFE Pasar KebakKramat di Kabupaten Karanganyar Faktor Eksternal Bobot Rating Skor Peluang 1. Adanya kebijakan revitalisasi 0,0847 2 0,1694
  • 38. 38 2. Penjual tidak hanya bergantung pada satu pemasok 0,0896 3 0,2688 3. Kebutuhan masyrakat semakin meningkat 0,1211 3 0,3633 4. Tingkat pertumbuhan penduduk tinggi 0,1114 3 0,3342 5. Banyak lembaga keuangan yang menawarkan bantuan modal 0,0702 3 0,2106 Jumlah skor peluang 1,3463 Ancaman 1. Perubahan gaya hidup modern 0,1308 2 0,2616 2. Kondisi perekonomian yang tidak stabil 0,1017 2 0,2034 3. Kebijakan pemerintah yang kurang konsisten atas pasar tradisional 0,0969 4 0,3876 4. Kesan masyarakat terhadap pasar tradisional relatif rendah 0,0799 2 0,1598 5. Peningkatan jumlah pasar modern 0,1138 2 0,2276 Jumlah skor ancaman 1,2400 Selisih skor peluang dengan skor ancaman 0,1063 Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.4 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) untuk Pasar Tradisional KebakKramat di Kabupaten Karanganyar yaitu terdiri dari peluang dan ancaman. Peluang memiliki skor 1,3463 dan ancaman memiliki skor 1,2400, selisih keduanya yaitu 0,1063. Peluang terdiri dari adanya kebijakan revitalisasi yang dinilai masih lemah karena belum adanya kerja nyata bukti revatilisasi yang menyeluruh, penjual tidak hanya bergantun pada satu pemasok dinilai kuat karena sudah banyak penjual yang mendapatkan pasokan dari beberapa tempat sekaligus. Kebutuhan masnyarakat yang semakin meningkat dinilai kuat karena tingkat pertumbuhan peduduk yang tinggi. Banyaknya lembaga keuangan yang menawarkan bantuan modal kepada penjual dinilai kuat karena banyaknya koperasi yang berjalan di sekitar pasar KebakKramat. Ancaman yang dapat terjadi diantara lain yaitu perubahan gaya hidup modern yang dinilai lemah karena perubahan gaya hidup tidak mempengaruhi pembelian di pasar tradisional, kondisi perekonomian yang tidak stabil dinilai rendah karena pada kondisi perekonomian apapun pasar tradisional akan tetap berjalan walaupun omset penjual menurun karena daya beli konsumen yang ikut menurun. Kebijakan
  • 39. 39 pemerintah yang kurang konsisten atas pasar tradisional dinai sangat kuat karena pemerintah tidak menangani revitalisasi pasar tradisional dengan menyeluruh dimana yang dibenahi hanya bagian luarnya saja, namun bagian dalam pasar masih tidak tertata dan juga kotor. Kesan masyarakat terhadap pasar tradisional relatif rendah dinilai lemah karena masyarakat masih memilih pasar tradisional menjadi salah satu tempat tujuan untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari yang berkaitan dengan pangan. Peningkatan jumlah pasar modern didaerah KebakKramat dinilai rendah karena memang belum ada pasar modern yang ada disekitar daerah tersebut, yang ada hanya minimarket. 2. Analisis Matriks SWOT Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), dan Ancaman (Threat) yang terjadi dalam dalam proyek atau di sebuah usaha bisnis, atau mengevaluasi lini-lini produk sendiri maupun pesaing. Untuk melakukan analisis, ditentukan tujuan usaha atau mengidentifikasi objek yang akan dianalisis. Kekuatan dan Kelemahan dikelompokkan ke dalam faktor Internal, sedangkan Peluang dan Ancaman diidentifikasi sebagai faktor Eksternal. Opportunity 3 O Ubah Strategi 2 Progresif 1 W (0,6398 ; 0,1063) S Weakness -3 -2 -1 0 1 2 3 Strenght -1 Strategi Bertahan -2 Diversifikasi Strategi -3 T Threath Gambar 1. Kuadran SWOT Kuantitatif Pasar KebakKramat di Kabupaten Karanganyar
  • 40. 40 Kuadran SWOT kuantitatif yang diperlihatkan diatas dihitung dengan sebuah asumsi dasar dari model ini yaitu kondisi yang berpasangan antara S dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weaknes (W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan satu Threath (T).Menurut pehitungan dari matriks IFE dan matriks EFE maka diperoleh titik yaitu 0,6398 dan 0,1063, dimana titik tersebut berada di kuadran I. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. 3. Alternatif Strategi Alternatif strategi merupakan berbagai strategi yang dibangun berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting internal dan eksternal. Manfaat dari alternatif strategi yaitu untuk menetapkan kemenarikan relatif dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah diformulasikan dan untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan selanjutnya.
  • 41. 41 Tabel 4.5 Matriks SWOT Kualitatif Pasar KebakKramat di Kabupaten Karanganyar Kekuatan (S) Kelemahan (W) Faktor Internal Faktor Eksternal 1. Harga barang terjangkau dan dapat ditawar 2. Mutu produk yang ditawarkan lebih beragam 3. Interaksi sosial yang tinggi antara penjual dan pembeli 4. Keamanan pasar tradisional semakin baik 5. Penopang perekonomian masyarakat 6. Akses ke pasar tradisional mudah 1. Minimnya promosi yang dilakukan 2. Tidak ada jaminan kualitas produk 3. Tempat parkir kurang luas 4. Banyak kios yang masih kosong 5. Pengaturan layout pasar kurang baik 6. Fasilitas umum kurang terawat 7. Kondisi jalan didalam pasar sempit dan kotor Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O 1. Adanya kebijakan revitalisasi 2. Penjual tidak hanya bergantung pada satu pemasok 3. Kebutuhan masyarakat semakin meningkat 4. Tingkat pertumbuhan penduduk tinggi 5. Banyak lembaga keuangan yang menawarkan bantuan modal 1. Memperbaiki pengawasan mutu produk ( S2-O2) 2. Membangun pos keamanan dan fasilitas umum lainnya (S4-O1) 3. Membagi pasar kedalam beberapa bagian atau blok (S3-O3) 4. Bantuan modal dari pemerintah (S5-O5) Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T 1. Perubahan gaya hidup modern 2. Kondisi perekonomian yang tidak stabil 3. Kebijakan pemerintah yang kurang konsisten atas pasar tradisional 4. Kesan masyarakat terhadap pasar tradisional relatif rendah 5. Peningkatan jumlah pasar modern Sumber : Analisis Data Primer, 2016
  • 42. 42 Dari analisis matriks SWOT yang sudah dilakukan maka dapat ditentukan alternatif strategi apa yang cocok untuk dilakukan dengan melihat dimana letak titik dalam kuadran matriks SWOT. Alternatif strategi yang digunakan yaitu S-O atau kekuatan dan peluang. Terdapat 4 strategi alternatif yang dapat digunakan untuk mengembangkan pasar KebakKramat, antara lain yaitu : (1) Memperbaiki pengawasan mutu produk yaitu dengan adanya inspeksi dari BPOM yang dilakukan secara berkala atau rutin untuk memastikan bahwa produk yang dijual di pasar KebakKramat layak dikonsumsi dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya. (2) Membangun pos keamanan dan fasilitas umum lainnya, hal ini merupakan salah satu upaya revitalisasi pasar dengan memperbaiki infrastruktur jalan baik yang berada didalam pasar maupun jalan akses menuju pasar, membangun pos keamanan untuk memudahkan pembeli atau penjual dalam mencari personil keamanan dan juga fasilitas umum penunjang lainnya seperti kamar mandi umum dan juga mushola. (3) Membagi pasar kedalam beberapa bagian atau blok, hal ini untuk memudahkan masyarakat dalam membeli bahan pangan yang ingin dibeli. (4) Bantuan modal dari pemerintah, hal ini dimaksudkan agar mendorong para pelaku usaha untuk mudah dalam menjalani kegiatan jual beli, hal ini dikarenakan kebutuhan masyarakat semakin tinggi. 4. Penetapan Strategi Terpilih Penetapan strategi terpilih merupakan pemilihan atau penetapan strategi yang diambil atau dipilih dari rumusan alternatif strategi yang dibuat. Penetapan strategi terpilih ditentukan dengan matriks QSP yang merupakan teknik yang secara objektif dapat menetapkan strategi alternatif yang diprioritaskan. Matriks QSP atau Quantitative Strategic Planning digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi strategi yang akan diterapkan sehingga dapat mengoptimalkan hasil yang diperoleh.
  • 43. 43 Tabel 4.6 Matriks QSP Pasar Tradisional KebakKramat di Kabupaten Karanganyar Faktor-Faktor Kunci Bobot Alternatif Strategi Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS Kekuatan 1. Harga barang terjangkau dan dapat ditawar 0,1241 2 0,2482 1 0,1241 4 0,4964 3 0,3723 2. Mutu produk yang ditawarkan lebih beragam 0,0937 4 0,3748 1 0,0937 2 0,1874 3 0,2811 3. Interaksi sosial yang tinggi antara penjual dan pembeli 0,1007 1 0,1007 2 0,2014 4 0,4028 3 0,3021 4. Keamanan pasar tradisional semakin baik 0,0609 1 0,0609 4 0,2436 2 0,1218 3 0,1827 5. Penopang perekonomian masyarakat 0,0703 1 0,0703 2 0,1406 3 0,2109 4 0,2812 6. Akses ke pasartradisional mudah 0,0937 1 0,0937 4 0,3748 2 0,1874 3 0,2811 Kelemahan 1. Tidak ada jaminan kualitas produk 0,0890 1 0,0890 4 0,3560 2 0,1780 3 0,2670 2. Tempat parkir kurang luas 0,0679 4 0,2716 1 0,0679 2 0,1358 3 0,2037 3. Banyak kios yang masih kosong 0,0562 1 0,0562 4 0,2248 2 0,1124 3 0,1686 4. Pengaturan layout pasar kurang baik 0,0726 4 0,2904 2 0,1452 1 0,0726 3 0,2178 5. Fasilitas umum kurang terawatt 0,0796 4 0,3184 1 0,0796 3 0,2388 2 0,1592 6. Kondisi jalan didalam pasar sempit dan kotor 0,0913 3 0,2739 2 0,1826 3 0,2739 3 0,2739 Jumlah 2,2481 2,2343 2,6182 2,9907 Peluang 1. Adanya kebijakan revitalisasi 0,0847 1 0,0847 4 0,3388 3 0,2541 2 0,1694 2. Penjual tidak hanya bergantung pada satu pemasok 0,0896 1 0,0896 4 0,3584 2 0,1792 3 0,2688 3. Kebutuhan masyrakat semakin meningkat 0,1211 1 0,1211 2 0,2422 4 0,4844 3 0,3633 4. Tingkat pertumbuhan penduduktinggi 0,1114 1 0,1114 2 0,3342 4 0,3342 3 0,3342 5. Banyak lembaga keuangan yang menawarkan bantuan modal 0,0702 4 0,2808 3 0,2106 2 0,1404 1 0,0702 Ancaman 1. Perubahan gaya hidup modern 0,1308 4 0,5232 1 0,1308 2 0,2616 3 0,3924 2. Kondisi perekonomian yang tidak stabil 0,1017 1 0,1017 2 0,2034 4 0,4068 3 0,3051 3. Kebijakan pemerintah yang kurang konsisten atas pasartradisional 0,0969 1 0,0969 4 0,3876 2 0,1938 3 0,2907 4. Kesan masyarakat terhadap pasar tradisional relatif rendah 0,0799 1 0,0799 4 0,3196 3 0,2397 2 0,1598 5. Peningkatan jumlah pasarmodern 0,1138 4 0,4552 1 0,1138 2 0,2276 3 0,3414 Jumlah 1,9445 2,6394 2,7218 2,7364 Total TAS 4,1926 4,8737 5,3400 5,7271 Sumber : Analisis Data Primer, 2016
  • 44. 44 Berdasarkan matriks QSP diatas diketahui bahwa ada 4 strategi alternatif yang dapat digunakan untuk mengembangkan pasar tradisonal KebakKramat, yakni (1) Memperbaiki pengawasan mutu produk; (2) Membangun pos keamanan dan fasilitas umum pasar seperti mushola, toilet, serta papan identitas pasar; (3) Membagi pasar kedalam beberapa bagian (blok) sesuai dengan jenis produk yang ditawarkan; (4) Bantuan modal dari pemerintah. Keempat strategi tersebut disusun berdasarkan atribut yang paling lemah pada pasar KebakKramat dan diharapkan dengan pembuatan strategi tersebut dapat memperbaiki atribut pasar tersebut sehingga pasar KebakKramat dapat berkembang lebih baik lagi. Berdasarkan analisis pengaruh atribut terhadap masing-masing strategi yang ada didapatkan data bahwa yang memiliki total tertinggi adalah strategi (4) yakni bantuan modal dari pemerintah sebesar 5,7271. Kemudian secara berturut-turut diikuti oleh strategi (3) Membagi pasar kedalam beberapa bagian (blok) sesuai dengan jenis produk yang ditawarkan sebesar 5,3400; (2) Membangun pos keamanan dan fasilitas umum pasar seperti mushola, toilet, serta papan identitas pasar sebesar 4,8737 dan terakhir (1) Memperbaiki pengawasan mutu produk sebesar 4,1926. Alternatif strategi utama yang digunakan untuk mengembangkan pasar tradisional KebakKramat adalah bantuan modal dari pemerintah, dimana bantuan modal ini baik untuk penjual maupun berkaitan dengan pembenahan atau revitalisasi pasar KebakKramat itu sendiri. Tak dapat dipungkiri apabila bantuan modal sangat berpengaruh besar terhadap kegiatan penjualan, karena para penjual sebagian besar meminjam modal kerja kepada lembaga keungan ataupun perorangan yang kadang kala memiliki bunga yang besar.
  • 45. 45 V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan praktikum Manajemen Strategis Agribisnis mengenai pengembangan pasar tradisional di Pasar Kebakkramat adalah sebagai berikut : 1. Pasar Kebakkramat merupakan pasar yang terletak di Desa Pulosari, Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar. Pasar Kebakkramat menempati lahan seluas 4.300 m². Lokasi yang sangat strategis inilah yang menjadikan Pasar Kebakkramat menjadi salah satu pusat perekonomian bagi masyarakat. Meskipun Pasar Kebakkramat merupakan pasar tradisional, namun keramaian dari pasar ini tak kalah dengan pasar modern. Pasar Kebakkramat buka sewaktu-waktu tergantung kondisi hidup pasar dan pedagangnya. 2. Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) untuk Pasar Tradisional Kebakkramat di Kabupaten Karanganyar yaitu Kekuatan memiliki skor 1,8012 sedangkan kelemahan memiliki skor 1,1614. Selisih Antara kekuatan dan kelemahan adalah 0,6398. Kekuatan terdiri dari harga barang yang ditawarkan dan terjangkau menurut pembeli baik dimana mutu produk yang ditawarkan lebih beragam juga baik menurut pembeli. 3. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) untuk Pasar Tradisional Kebakkramat di Kabupaten Karanganyar yaitu terdiri dari peluang dan ancaman. Peluang memiliki skor 1,3463 dan ancaman memiliki skor 1,2400, selisih keduanya yaitu 0,1063. Peluang terdiri dari adanya kebijakan revitalisasi yang dinilai masih lemah karena belum adanya kerja nyata bukti revatilisasi yang menyeluruh, penjual tidak hanya bergantun pada satu pemasok dinilai kuat karena sudah banyak penjual yang mendapatkan pasokan dari beberapa tempat sekaligus. 4. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan 45
  • 46. 46 untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. 5. Berdasarkan analisis pengaruh atribut terhadap masing-masing strategi yang ada didapatkan data bahwa yang memiliki total tertinggi adalah strategi (4) yakni bantuan modal dari pemerintah sebesar 5,7271. Kemudian secara berturut-turut diikuti oleh strategi (3) Membagi pasar kedalam beberapa bagian (blok) sesuai dengan jenis produk yang ditawarkan sebesar 5,3400; (2) Membangun pos keamanan dan fasilitas umum pasar seperti mushola, toilet, serta papan identitas pasar sebesar 4,8737 dan terakhir (1) Memperbaiki pengawasan mutu produk sebesar 4,1926. B. Rekomendasi Rekomendasi yang dapat diberikan dari kegiatan praktikum Manajemen Strategis Agribisnis mengenai pengembangan pasar tradisional di Pasar Kebakkramat adalah sebagai berikut : 1. Pasar tradisional pada Pasar Kebakkramat diharapkan dari analisis manajemen strategis yang dilakukan mampu memberi pandangan pada pasar dalam pengembangannya. 2. Perbaikan sarana, penunjang akses yang mudah, dukungan kebijakan pemerintah, dan sumber daya manusia yang bagus diharapkan mampu terus mendorong pengembangan pasar tradisional. Langkah analisis pasar ini setidaknya mampu dijadikan acuan dalam penetapan strategi yang tepat, sehingga mampu meningkatkan daya tarik masyarakat terhadap pasar tradisional di Pasar Kebakkramat.
  • 47. 47 DAFTAR PUSTAKA Anggipura, Ershandi Alllan. 2012. Analisis Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Motor Suzuki Satria FU 150 CC di Kota Malang. Jurnal Ilmiah. Vol 5(2):1-2 Universitas Brawijaya Malang. Budasih et all. 2014. Strategi Pemasaran Produk Olahan Jamur Tiram pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Spora Bali. Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 2, No. 2, Hal 16-19. Bali. Dagun, Save M. 2013. Ekonomi Analisis Eksistensi Kapitalisme dan Sosialisme. Jakarta: PT. Rineka Cipta. David, Fred, R. 2011. Strategic Management Manajemen Strategi Konsep. Edisi 12. Jakarta : Salemba Empat Didien S, Dimas Januar R. 2014. Strategi Pengembangan Bisnis Garment di CV. M2Tech. Jurnal Teknik Industri. Vol 4 No 3 Hal 223-233. Fifyanita Ghanimata dan Mustafa Kamal. 2012. Analisis Harga, Kualitas Produk, dan Lokasi Terhadap Keputusan pembelian. Diponegoro Journal of Managemen Vol 1 (2) Hal 1-10. Hartimbul Ginting, Nembah F. 2011. Manajemen Pemasaran. Bandung: CV Yrama Widya. Hutabarat, J dan M. Huseini. 2006. Pengantar Manajemen Strategik Kontemporer: Strategik di Tengah Operasional.Jakarta : Elex Media Komputindo. Hutomo, Rubyah dan Renny Aprilliyani. 2012. Analisis Faktor Perilaku Konsumen Pasar Tradisional. Jurnal Gemawisata Vol.10 No 1 Hal 38-53. Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga Ma’ruf, Muchtar. 2006. Panduan Praktis Strategi Memenangkan Persaingan Usaha Dengan Menyusun Business Plan. Jakarta : Gramedia Pustaka. Malano, herman. 2011. Selamatkan Pasar Tradisional : Potret Ekonomi Rakyat Kecil. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Martini, Luh Kadek Budi, Putu Kepramerani, A.A Dwi Widyani. 2016. Strategi Pengembangan Pasar Tradisional Dalam Upaya Mengantisipasi Pertumbuhan Pasar Modern di Bali. Prosiding seminar nasional hasil penelitian : inovasi iptek perguruan tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Masitoh, Eis Al. 2013. Upaya Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional: Studi Revitalisasi Pasar Bantul. Jurnal PMI Vol. X No. 2 Hal 1-14. Nurhayati, Siti. 2008. Pendekatan QSPM sebagai Dasar Perumusan Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Batang Jawa tengah. Jurnal Ekonomi Pebangunan Vol 9 No 1 hal 72 – 82 Radhi, Fahmy. 2008. Kebijakan Ekonomi Pro Rakyat. Jakarta : Republika
  • 48. 48 Ramadhan, Ahmad dan Sofiyah, Fivi Rahmatus. 2013. Analis SWOT dalam Menentukan Strategi Pemasaran (Studi McDonald’s Ring Road). Jurnal Media Informasi Manajemen. Vol 1 No 4 Hal 71-72. Rangkuti, Freddy. 2013. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama. Rohman, Saifu et al. 2016. Perencanaan Strategi Sstem Informasi. Jurnal PPKM II ISSN: 2354-869X Vol 3 No 2 Hal 223-225. STMIK AMIKOM Yogyakarta. Samuelson, A.P. dan W.D. Nordhaus. 2012. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : Rajawali Press. Sanjaya, Steven William. 2015. Analisis Strategi Bersaing Cv Haninda Eka Muda. Jurnal AGORA Vol. 3, No. 2 Hal 600-603. Surabaya. Susanti, Dwi., Dwi Putra Darmawan, NW. Sri Astiti. 2014. Strategi Pengembangan Pasar tradisional Kertha, Desa Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur. Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 2 (1) Hal 1 – 11. Tan, Erwin Rediono, 2011. Faktor Harga, Promosi, & Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Belanja di Alfamart Surabaya. ISSN 1978- 4724 jurnal Kewirausahawan Vol. 5 (2) Hal 87-89. Umar, Husein. 2003. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, edisi keenam. Jakarta: PT. Raya Grafindo. Wijaya, Wayan et al. 2017. Strategi Pengembangan CV. Steba Advertising Semarang dalam Meningkatan Pendapatan. Journal of Management ISSN : 2502-7689 Vol 3 No 3 Hal 81-84. Universitas Pandanaran Semarang. Wildan, Ekapribadi. 2007. Pasar Modern : Ancaman Bagi Pasar Tradisional. Jakarta: Wordpress. Zunaidi, Muhammad. 2013. Kehidupan Sosial EkonomiPedagang di Pasar Tradisional Pasca Relokasidan Pembangunan Pasar Modern. Jurnal Sosiologi Islam, Vol 3, No 1 Hal 4-6.