Wahana Sindangkasih merupakan rekayasa pemanfaatan lahan terbuka bekas pasar lama Majalengka menjadi cagar budaya dan wisata edukatif berbasis legenda Babad Sindangkasih untuk memenuhi hak ruang umum masyarakat dan melestarikan budaya lokal.
Paparan lomba habitat 2015 taman cerdas Jebres kota SurakartaBagus ardian
Similar to 1REKAYASA PEMANFAATAN LAHAN TERBUKA HIJAU PASAR LAMA MAJALENGKA MELALUI UPAYA PEMBANGUNAN CAGAR BUDAYA BUATAN DALAM WISATA BABAD MAJALENGKA (20)
1REKAYASA PEMANFAATAN LAHAN TERBUKA HIJAU PASAR LAMA MAJALENGKA MELALUI UPAYA PEMBANGUNAN CAGAR BUDAYA BUATAN DALAM WISATA BABAD MAJALENGKA
1. 1
KAJIAN USULAN PROJECT
REKAYASA PEMANFAATAN LAHAN TERBUKA HIJAU
PASAR LAMA MAJALENGKA MELALUI UPAYA PEMBANGUNAN
CAGAR BUDAYA BUATAN DALAM WISATA BABAD MAJALENGKA
DAN KULINER DALAM PERSPEKTIF KONSUMEN YANG RAMAH
LINGKUNGAN PADA KONSEP PENGEMBANGAN CITY
BEAUTIFICATION PUBLIC AREAS
”WAHANA SINDANG KASIH”
JAGA BABAD SINDANGKASIH DARI KEPUNAHAN
Diterbitkan Oleh :
Yayasan Lembaga Bantuan Konsumen Majalengka
LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN
SWADAYA MASYARAKAT (LPKSM)
YAYASAN LEMBAGA BANTUAN KONSUMEN
(YLBK) MAJALENGKA, 2019
SK Menkeh RI No: C.1702 HT.03.01 Th. 1999, Kepmenhukham No.C-1590.HT.01.02 Th 2007, TD
LPKSM No: 517/860 Th 2007. Sekretariat : Jl. Babakan No. 292 Majalengka 45411 Tlp./HP. 085335941999
2. 2
”WAHANA SINDANG KASIH”
A. Rasionalitas
Hong, Bismilah ngawitan, Uga nitis tulis jagat ka sang hyang agung,
Sindangkasih sugih mukti, Ngupas kecap kalimusyada, Amarta beja sawarga
mandi loka, Kalayan ngalambang ngajadi nagri, Purna galih galuh tutugan
gunung cereme, Mekar sindanding kasih, Gending kasugihan karesidenan,
Kamukten bela hyang agung, Milambang kamulyan nyata, Bakal kakoncara ka
mayapada, Dumeh awitan geus tinulis, Bahagea rahayat sindang, Yen kami
bakal mibeja, Bukur catur kemitan jiwa, Mandito ratu sindangkasih dina
Amprah Wahana Sindangkasih, Carita Babad Nyi Ratu Ayu Rambut Kasih,
Dina Ajen Budaya Sunda Majalengka.
Kota Majalengka sampai saat ini masih minim pariwisata budaya yang
berkedudukan tepatnya di pusat kota. Hal ini menunjukkan kurangya identitas
budaya yang bercirikan secara khas masyarakat Kota angin ini. Majalengka
memiliki khazanah budaya yang perlu digali, salah satunya akar tradisi cerita
rakyat mengenai legenda Nyi Ratu Ayu Rambut Kasih. Pemeritah Majalengka
sedari dulu sudah berupaya menjadikan legenda tersebut sebagai suatu ceritera
yang mengisahkan lahirnya Kota Majalengka dalam Ceritera Babad
Sindangkasih ynag sellau dipergelarka setiap hari ulang tahun kota
Majalengka.. Namun seiring perkembangan zaman dalam pembangunan,
pergolakan politik, maupun era digital maka Babad Sindangkasih nyaris
kurang terdengar gaungnya. Keadaan ini beresiko buruk terhadap gejala
punahnya ledenda babad Sindangkasih yang hilang dari peredaran budaya di
kota angin ini sendiri.
Terlepas dari kebenaran babad tersebut sebagai suatu sejarah ataupun
hanya sebuah mitos yang fiktif maupun non fiktif, namun cerita tersebut
secara kolektif dalam khazanah budaya merupakan bagian adat budaya para
orang tua dahulu yang diwariskan secara turun temurun, sehingga tidak etis
3. 3
sekiranya diperdebatkan. Sehingga Babad Sindangkasih merupakan warisan
budaya khas Majalengka yang patut dilestarikan dan dipelihara agar setiap
generasi kahidupan tahu dan mengetahui tentang asal usul warisan budayanya.
Pada aspek lain kita berkaca mengenai tatanan pembangunan
Kabupaten Majalengka yang kian berkembang terutama di perkotaan. Salah
satunya alun-alun Kota Majalengka sebagai area publik yang sedari dulu
sering dijadikan tempat ajang hiburan ataupun acara masyarakat seperti 17-an,
hari jadi dll., termasuk di saat senggang tempat jalan-jalan sore keluarga,
tempat olahraga, maupun bermain anak-anak. Seiring perkembanga kebutuhan
lambat laun area alun-alun menjadi bagian dari pusat ekonomi para pedagang
kecil yaitu kaki lima untuk mengais sesuap rezeki, terutama di saat hari libur
dengan adanya Car Free Day yang diprogramkan pemerintah.
Kini alun-alun kota Majalengka sedang dibangun lagi untuk
peruntukan ruang terbuka hijau, namun dampaknya tidak main-main, selain
mayarakat tidak dapat berkunjung ke pusat kota, karena sedang dibangun, juga
para pedagang kecil terdampak menjerit karena aktivitas kehidupannya
terganggu dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Akhir-akhir ini para
pedagang yang semula ada di alun-alun banyak mengeluhkan karena mereka
harus pindah ke tempat lain, sedangkan di tempat lain mereka belum jelas atas
omset yang dihasilkan dari penjualannya, sehingga seringkali merugi.
Dari uraian tersebut terlihat bahwa kesan prosumen yaitu masyarakat
produksi para pedagang kaki lima yang semula gembira kini bermuram durja
dan berkeluh kesah karena pencaharian yang diaisnya terganggu, selain itu
masyarakat produktif pengunjung alun-alun yang dahulu manja dan tersenyum
kini cemberut karena mereka harus mencari tempat jalan-jalan keluarga
lainnya yang terjangkau, sedangkan di sekitar pusat kota area amatlah minim,
selain Bunderan Munjul Pesawat dan GGM.
Menyikapi hal tersebut dibutuhkan konsekuensi secra cepat, tepat dan
tanggap dalam merespon gejala masyarakat dalam perspektif konsumen. Salah
satunya melalui pengelolaan tata kota peruntukan kebutuhan area publik yang
4. 4
terjangkau sebagai suatu Hak masyarakat kota Majalengka yang harus
terpenuhi sesuai harapannya.
Hasil pemantauan konsumen area publik ruang terbuka hijau di kota
Majalengka yang belum tergali dan tersentuh amatlah banyak. Salah satunya
keberadaan pasar lama (pasar lawas/bekas pasar wetan) yang dijadikan solusi
alternatif sementara dalam menampung para pedagang dari alun-alun nyaris
kurang terurus dengan konotasi peletakan yang terkesan asal, sehingga banyak
para pedagang yang enggan beralih kesana, dan walaupun ada keadaannya
kurang tertata nyaris semrawut. Al hasil alternatif pasar lama terkesan
mangkrak karena kurtag memenuhi persyaratan konsumen dalam ruang
pelayanan konsumen. Lahan panas tanpa ada tumbuhan, area berdebu, lokasi
lahan semrawut, bangunan kurang proporsional dan hal lainnya yang
mengakibatkan tanda tanya masyarakat ; siapa yang akan berkunjung kesana
dan mau apa dan kalaupun sekedar membeli produk jajanjan kondisinya
amatlah kurang memuaskan, selain panas tanpa tempat teduh, dengan
konotasi makanan.minuman kurang higienis terlebih dengan produk jajanan
yang berisiko terkena debu.
Berkaca dalam persepktif konsumen dalam sektor perdagangan
disandingkan dengan budaya pariwisata daerah kota Majalnegka, kami
LPKSM Ylbk Majalengka tergerak untuk memanipulasi sebuah rekayasa tata
kelola area publik dalam cagar budaya buatan berdasarkan konsep City
Beautification bernama ”Wahana Sindangkasih/Wahana Nyi Rtau Ayu
Rambut Kasih”.
B. Definisi Program Pembangunan
1. Apakah Wahana Sindangkasih itu ?
Wahana sindangkasih merupakan komparasi gabungan pemanfaatan area
publik terbuka hijau peruntukan perdagangan masyarakat dan hiburan
dengan menyuguhkan edukasi budaya karakter khazanah hak kekayaan
intelektual budaya Majalengka yaitu Babad Sindangkasih sebagai suatu
cagar budaya buatan.
5. 5
2. Siapakah para penyelenggaranya ?
Para penyelenggara terdiri dari pemerintah selaku otoritas otonom
sehubungan dengan lahan kepemilikan pemerintah, para aparatur instansi
tergabung dari dinas perdagangan, dinas pariwisata budaya, dinas
perhubungan dan dinas lainnya, serta para pengelola sebegai pihak yang
bertanggung jawab dalam mengelola wahana.
3. Kapankah wahana dibangun?
Wahana perlu dibangun secepatnya di tahun 2020-2021 sebagai suatu
kewajiban pemerintah dalam memenuhi hak publik terhadap kebutuhan
masyarakat akan pemenuhan kebutuhan ruang terbuka hijau, ruang publik,
dan ruang edukasi budaya lokal yang berlisensi kekayanan intelektual
budaya daerah Kabupaten Majalengka.
4. Dimanakah lokasi wahana dibangun?
Wahana dibangun tepatnya di area terjangkau dan terdekat dengan pusat
kota yaitu area terbuka pasar lawas/pasar lama bekas pasar wetan dahulu
5. Bagaimana wahana itu diimplementasikan?
Wahana dibangun berdasarkan beberapa susunan struktur dasar norma dan
nilai:
a. Etika
Wahana dibangun dengan beberapa etika ; yaitu etika falsafah
Pancasila dan Kebhinnekaan, etika pemanfaatan pelayanan publik,
etika area terbuka hijau (penghijauan), etika edukasi budaya, etika
perdagangan unggul, dan etika promosi pariwisata.
b. Elemen
Wahana dibangun melalui susunan elemen, diantaranya elemen
aparatur kebijakan pemerintah, elemen masyarakat; meliputi tokoh
budaya, tokoh seniman, tokoh pariwisata, tokoh lingkungan hidup,
tokoh ekonom, maupun tokoh UMKM, selain itu elemen para pelaku
usaha dibawah naungan rumah konsumen dengan basis mengutamakan
perlindungan konsumen masyarakat
6. 6
c. Konsep
Wahana dibangun melalui konsep sesuai visi dan misi
Indonesia Maju,. Jabar Juara dan Majalengka Raharja
C. Fungsi-Fungsi Pemanfaatan
1. Fungsi Primer
Wahana sindangkasih merupakan suatu area publik terbuka hijau, sebagai
upaya cagar budaya buatan dalam bentuk destinasi rekayasa situs sejarah
masa lampau yang menceriterakan lahirnya kota Majalengka.
2. Fungsi Sekunder
Wahana sindangkasih dapat dijadikan sebagai
a. Tempat beristirahat dan berekreasi bagi seluruh masyarakat umum
pengunjung yang murah dan terjangkau
b. Tempat bermain bagi anak-anak yang aman
c. Tempat interaksi dan diskusi kelompok masyarakat yang nyaman
d. Tempat kuliner kaki lima yang sehat
e. Tempat pertunjukan dan kontes/lomba kreativitas, seni, dan budaya
yang berkarakter
D. Kemanfaatan Hasil
1. Dikenalnya Majalengka sebagai suatu kota yang memiliki kekayaan
intelektual budaya sunda luhur dan berkarakter
2. Diketahuinya cerita babad Majalengka sebagai asal usul berdirinya Kota
Majalengka bagi generasi penerus
3. Meningkatnya perkembangan promosi destionasi pariwisata dan budaya
Majalengka
4. Tumbuh dan berkembangnya aspek perekonomian masyarakat
7. 7
E. Basis Pengelolaan
1. Keuangan/Finanasial
a. Pembiayaan Aset Budaya Daerah Berkelanjutan
b. Ordinan properti asset Pemkab; Destinasi Alam, dan Cagar Budaya
Buatan
c. Ordinan komersil pihak stakeholder pengelola
d. Ordinan retribusi wisata dan parkir fines publik
2. Perlindungan konsumen
a. Asuransi keselamatan pengunjung
b. Area olah raga dan kesehatan
c. Produk dan barang like sehat dan higienis
d. Zona publik Anti Rokok, Anti Drug & Criminal
e. Akses Save children (area ramah anak)
f. Disability function
g. Area pendukung pelayanan; kebutuhan diri (toilet) dan rumah ibadah
3. Edukasi
a. Kawasan membaca (pro reading)
b. Peluang belajar budaya (culture opportunity)
c. Akses study tour dan wisata luar daerah
4. Promosi
a. Peningkatan Kunjungan Turis
b. Evet dan carnival (culture & Art)
c. Keindahan wahana (city beautificatuion)
d. Bisnis kuliner dan handycraft
5. Basis lain
a. Konservasi energi alam penghijauan
b. Kontrol polusi udara
c. Kenyamanan berkunjung
d. Keramahan pelayanan
8. 8
F. Struktur Arsitektur
1. Utama
a. Gada-Gada : Gapura Kamulyan Sindangkasih
b. Statue : Arca Kasih : Tilu Putri (3 Endang); Putri Halu, Putri Geugeus,
Putri Kendi. Filosofi lambang Sindang; Kasih, Sugih dan Mukti
c. Arcologis : Saung Lisung/ Saung Sindang tempat acara kegiatan
d. Gasebo : Saung Namprak dengan meja kursi tempat duduk kuliner
pengunjung
e. Arena : Palataran ruang terbuka tempat kegiatan dan hiburan
2. Pendukung
a. Penghijauan tanaman lokal : pohon Maja, pohon Cereme dan
Kawung/Curuluk
b. Air Mancur Putri Kamulyan Sindangkasih
c. Relief : pagar tembok ceritera bergambar babad sindangkasih (buah
Maja)
d. Area dan sarana bermain anak
e. Kavling para pelaku usaha kuliner dan handycraft (oleh-oleh)
3. Pelengkap Layanan
a. Sarana ibadah dan toilet pengunjung
b. Pos Jaga Keamanan
c. Pos Layanan Wisata dan Tamu Pengunjung
d. Fasilitas parkir kendaraan pengunjung
9. 9
G. Alokasi Anggaran
Taksiran alokasi anggaran dikeluarkan :
1. Pekerjaan Fisik 50%
2. Sumberdaya Manusia Seni & Culture 25%
3. Tenaga Kerja 25%
TAKSIRAN PEMBIAYAAN
No Biaya Utama Satuan Volume Jenis Total (Rp)
1 Gapura Wahana Sindangkasih 100,000,000 1 paket 100,000,000
2 Statuo Arca Putri 35,000,000 3 satuan 105,000,000
3 Air Mancur Kamulyan 75,000,000 1 paket 75,000,000
4 Saung Lisung 250,000,000 1 paket 250,000,000
5 Arena Palataran 50,000,000 1 paket 50,000,000
6 Penataan Penghijauan 25,000,000 1 paket 25,000,000
7 Sarana Bermain 15,000,000 2 paket 30,000,000
8 Sarana Ibadah & Toilet 50,000,000 1 paket 50,000,000
9 Penataan Kavling Kuliner 25,000,000 4 paket 100,000,000
10 Pos Jaga Wisata 25,000,000 2 paket 50,000,000
11 Instalasi Listrik 50,000,000 1 paket 50,000,000
12 Instalasi Air 50,000,000 1 paket 50,000,000
13 Gasebo Saung Kuliner 2,500,000 20 paket 50,000,000
14 Gudang & Sampah/Limbah 25,000,000 1 paket 25,000,000
15 Relief Tembok & Seni 100,000,000 1 paket 100,000,000
Jumlah (Rp) 1,110,000,000
Satu Milyar Seratus Sepuluh Juta Rupiah
No Biaya Umum Beban Pengelola
1 Mesin Parkir & Pos
2 Tenda-Tenda Kuliner
3 Aksesoris
4 Bak-bak sampah
5 Tagiahn Listrik
6 Tagihan Air
7 Pajak-pajak
10. 10
H. Pengampu Ajuan Rencana
Demikian project ini kami usulkan sebagai rencana dalam kontribusi
membantu terlaksananya pembangunan khususnya dalam sektor pelayanan
publik terkait dengan perdagangan dan pariwisata dan budaya di Kabupaten
Majalengka. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Majalengka, November 2019
Yayasan Lembaga Bantuan Konsumen
Kabupaten Majalengka
DEDE ARYANA SYUKUR, S.H.
Ketua
11. 11
I. Lisensi HAKI/Hak Cipta
Diterbitkan Oleh : Ylbk Majalengka
Ide dan Gagasan : Dede Aryana Syukur, SH.
Kreator Konsep : M. Shafari, S.Pd.I
Desain & Layout : Taufik Ma’ruf SE.
Judul : Rekayasa Pemanfaatan Lahan Terbuka Hijau Pasar Lama
Majalengka Melalui Upaya Pembangunan Cagar Budaya
Buatan Dalam Wisata Babad Majalengka Dan Kuliner
Dalam Perspektif Konsumen Yang Ramah Lingkungan
Pada Konsep Pengembangan City Beautification Public
Areas
Head Line : Wahana Sindang Kasih
Tagline : Jaga Babad Sindangkasih dari Kepunahan
Katalog jenis : Paper Konsumen
Buln Tahun Terbit : November 2019
Ukuran, Halaman : A4, 17 halaman
”JAGA BABAD SINDANGKASIH DARI KEPUNAHAN”
16. 16
DENAH DASARZONA AREA PENGEMBANGAN WAHANA SINDANGKASIH PASAR LAWAS
Parkir A Parkir B
Area
A
Kuli
ner &
Pro
duk
Area
D
Kuli
ner &
Pro
duk
Jalan Raya
Area B
Kuliner & Produk
Area C
Kuliner & Produk
Toilet
&
Ibadah
a
Toilet
&
Ibadah
a
Palataran
Area
Bermain
A
Area
Bermain
B
Pos
Wisata
n
Pos
Jaga
Saung Lisung
DINDING RELIEF CARITA BABAD SINDANGKASIH
17. 17
PLAGIARISME ADALAH TINDAKAN YANG TIDAK TERPUJI
”Dilarang melakukan pengutipan ide & konsep maupun melaksanakan
rancangan konsep ini tanpa seizin pemilik/pencipta”
Seluruh Konten Bagian Maupun Isi Sepenuhnya Milik Lpksm-Ylbk
Majalengka Untuk Diaplikasikan Bagi Kepentingan Masyarakat Melalui
Aparatur Pemerintah Kabupaten Majalengka
KETENTUAN HUKUM PIDANA UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA
Pasal 8
Hak ekonomi merupakan hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mendapatkan
manfaat ekonomi atas Ciptaan.
Pasal 9
1. Pencipta atau Pemegang Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 memiliki hak
ekonomi untuk melakukan:
a. penerbitan Ciptaan;
b. Penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya;
c. penerjemahan Ciptaan;
d. pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian Ciptaan;
e. Pendistribusian Ciptaan atau salinannya;
f. pertunjukan Ciptaan;
g. Pengumuman Ciptaan;
h. Komunikasi Ciptaan; dan
i. penyewaan Ciptaan.
2. Setiap Orang yang melaksanakan hak ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
mendapatkan izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta.
3. Setiap Orang yang tanpa izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta dilarang melakukan
Penggandaan dan/atau Penggunaan Secara Komersial Ciptaan.
Pasal 52
Setiap Orang dilarang merusak, memusnahkan, menghilangkan, atau membuat tidak berfungsi
sarana kontrol teknologi yang digunakan sebagai pelindung Ciptaan atau produk Hak Terkait serta
pengaman Hak Cipta atau Hak Terkait, kecuali untuk kepentingan pertahanan dan keamanan
negara, serta sebab lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, atau
diperjanjikan lain
Pasal 113
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan
dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
*****#$ (@ylbk mjl)$#*****