SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Tugas Akhir Semester
Mata Kuliah Globalisasi dan Sektor Publik
dosen pengampu: Drs. Subando Agus Margono, M.Si

Menurunnya Peran Pemerintah dalam Melindungi
Pasar Tradisional

disusun oleh:
Iqbal Natsir Assidiqi (11/317975/SP/24856)

JURUSAN MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013
Pendahuluan
Bangsa Indonesia sebelum dijajah oleh Belanda dikenal sebagai salah satu pusat
perdagangan dunia. Sejak berabad-abad lalu, berbagai bangsa telah singgah dan menetap baik
sementara maupun permanen di nusantara. Sebutlah bangsa China, India, hingga Eropa
pernah mencatatkan nama Indonesia dalam lembaran sejarah mereka. Letak geografis
Indonesia yang berada diantara Samudera Pasifik dan Hindia menjadikannya sebagai lokasi
strategis dalam pelayaran perdagangan. Terlebih lagi saat jalur darat perdagangan China
dengan India yang dikenal sebagai Jalur Sutra semakin tidak aman karena gangguan penjahat,
jalur perdagangan melalui lautpun menjadi pilihan utama. Semenjak itulah, bumi nusantara
semakin ramai akan kehadiran bangsa-bangsa yang berdagang dan muncullah pasar-pasar
tradisional sebagai tempat transaksi jual beli sekaligus pertukaran budaya antar bangsa.
Pasar-pasar tradisional tersebut hingga kini masih tetap ada. Bahkan tata cara maupun
kegiatan jual beli di dalamnya hampir tidak mengalami perubahan sejak dahulu hingga
sekarang, dimana para pedagang menjajakan barang dagangannya, sementara para pembeli
bisa memilih dan menawar harga barang tersebut. Proses interaksi antara penjual dengan
pembeli, seperti melakukan tawar menawar, adalah ciri khas tersendiri bagi pasar tradisional.
Secara langsung maupun tidak, akan banyak infromasi yang tersebar hanya karena seseorang
pergi berbelanja ke pasar tradisional. Selain itu, pasar tradisional juga merupakan salah satu
pilar perekonomian negeri ini. Arus perputaran uang di dalam pasar sangatlah cepat. Pasar
tradisional juga mampu menampung banyak pedagang, cukup untuk mengurangi angka
pengangguran.

Munculnya Pasar Modern
Namun seiring dengan perkembangan jaman, beberapa orang di dunia tidak terlalu
suka dengan proses interaksi yang dinilai bising dan tidak praktis. Hingga muncullah pasar
modern dimana pedagang telah menyediakan barang dagangan lengkap dengan harganya dan
sang pembeli tinggal memilih barang yang diperlukan lalu membayar harga barang tersebut
di kasir. Harga barang yang dijual dalam pasar modern memang lebih mahal dibanding yang
dijual di pasar tradisional. Ditambah dengan tidak adanya kesempatan untuk melakukan
tawar-menawar seperti di pasar tradisional. Meski begitu, masyarakat kini mulai beralih
untuk membeli kebutuhan mereka di pasar-pasar modern. Mereka tidak terlalu
mempermasalahkan harga, terutama bagi masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas.
Suasana di pasar modern yang bersih, nyaman, sejuk, jauh dari hingar-bingar pasar
tradisional menjadikan pasar modern menjadi pilihan utama. Apalagi kini kondisi
perekonomian masyarakat terus membaik dimana pendapatan yang diterima masyarakat juga
bertambah.
Kemunculan pasar modern tersebut mau tidak mau membuat orientasi pemikiran
masyarakat menjadi berubah. Faktor kenyamanan yang ditawarkan pada ternyata mampu
menarik minat dari masyarakat untuk memilih membeli di pasar modern daripada di pasar
tradisional. Memang, sejak dulu faktor kenyamanan menjadi aspek yang kurang diperhatikan
oleh pedagang maupun pengelola pasar tradisional. Berbeda dengan pasar modern dimana
kenyamanan pembeli merupakan salah satu poin penting yang harus tetap dijaga dan benarbenar diperhatikan oleh pedagang maupun pengelola di dalamnya.
Keberadaan pasar modern semakin lama justru mampu memikat hati masyarakat
dibanding dengan pasar tradisional. Alasannya sederhana, kenyamanan dan keamanan
menjadi faktor yang sangat diperhatikan meski harga barang yang ditawarkan menjadi sedikit
lebih mahal. Ditambah lagi, kualitas barang yang dijual di pasar modern juga telah diseleksi
sehingga benar-benar terbaik. Bahkan di banyak tempat, pasar modern ini melayani pejualan
selama 24 jam penuh dalam sehari. Hal-hal seperti inilah yang seringkali tidak ditemukan di
pasar tradisional. Berbagai alasan inilah yang membuat pasar modern dengan segera digemari
oleh masyarakat.
Selama satu dasawarsa terakhir, invasi pasar modern di Indonesia semakin tak
terkendali. Berbagai macam nama perusahaan pasar modern membanjiri Indonesia. Mulai
dari pasar berukuran besar macam supermarket dan hypermarket seperti Carrefour, dan
LotteMart, hingga yang berukuran kecil dengan konsep minimarket seperti Alfamart dan
Circle K. Tak hanya dari negara luar, franchise pasar modern dari dalam negeri juga dengan
cepat berkembang. Sebut saja Indomaret yang kini juga sudah menjamur seolah tak ingin
kalah oleh Alfamart.
Pertumbuhan pasar modern yang sedemikian cepat ini tentunya berimbas pada jumlah
pasar tradisional yang mengalami kemerosotan. Eksistensi akan keberadaan pasar tradisonal
juga ikut terancam. Di beberapa daerah di Indonesia, jumlah pasar tradisional mengalami
penurunan yang signifikan. Pasar tradisional yang menjadi tumpuan utama bagi sebagian
besar atau bahkan hapir seluruh warga masyakarat keberadaannya kini semakin terdesak oleh
kehadiran pasar modern. Tempat berbelanja yang nyaman, bersih, dan sejuk menjadi daya
tarik tersendiri bagi pasar modern untuk menarik pelanggan. Pasar tradisional memang belum
mampu memberikan fasilitas seperti di pasar modern. Kalaupun ada, jumlahnya masih sangat
sedikit dan hanya sebatas berada di kota-kota besar. Belum lagi kurangnya peran pemerintah
dalam menyusun aturan maupun regulasi yang membatasi pertumbuhan pasar modern
semakin memperparah keadaan. Perkembangan dan pertumbuhan pasar modern yang tak
terkendali menjadi ketakutan banyak pihak.
Pasar tradisional yang menjadi tumpuan utama bagi sebagian besar atau bahkan
hampir seluruh warga masyakarat, keberadaannya kini semakin terdesak oleh kehadiran pasar
modern. Tempat berbelanja yang nyaman, bersih, dan sejuk menjadi daya tarik tersendiri bagi
pasar modern untuk menarik pelanggan. Pasar tradisional memang belum mampu
memberikan fasilitas seperti di pasar modern. Kalaupun ada, jumlahnya masih sangat sedikit
dan hanya sebatas berada di kota-kota besar. Belum lagi kurangnya peran pemerintah dalam
menyusun aturan maupun regulasi yang membatasi pertumbuhan pasar modern semakin
memperparah keadaan. Perkembangan dan pertumbuhan pasar modern yang tak terkendali
menjadi ketakutan semua pihak.

Indonesia dalam Globalisasi
Ditengah tekanan global akan penghilangan batas-batas negara dalam menjaga
wilayah kedaulatannya, Indonesia tampaknya juga bersiap untuk membuka diri. Zona-zona
perekonomian dunia banyak terbentuk. Hubungan ekonomi seperti Economic Partnership
Agreement (EPA) antara dua negara juga kian berkembang. Hingga saat ini, Indonesia telah
terlibat kerjasama serta Joint Feasibility Study (JFS) Free Trade Agreement (FTA), baik
dalam konteks regional maupun bilateral, antara lain: ASEAN-AFTA; AFTA-Closer
Economic Relation (CER); ASEAN-China; ASEAN-India; ASEAN-Jepang; ASEANRepublik

Korea;

ASEAN3;

Indonesia-Jepang;

Indonesia-Chili;

Indonesia-Australia;

Indonesia-New Zealand; Indonesia-Turki; dan Indonesia-European Fre Trade Association
(EFTA)1. Semuanya berjumlah 13 JFS FTA. Itu semua belum termasuk JFS dengan Iran
yang merupakan penjajakan untuk melangkah lebih dalam.
Semakin terbukanya pasar Indonesia di dunia internasioanl tampaknya mulai
mengundang kekhawatiran. Bagaimana tidak? Pasar tradisional yang selama ini menjadi
1

Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan, Kementerian Luar Negeri. 2010. Penjajakan Free Trade
Agreement (FTA): Indonesia-Gulf Cooperation Council dalam Upaya Memperluas Peluang Pasar NonTradisional. Jakarta hal 52
penggerak ekonomi masyarakat mulai tergantikan dengan hadirnya pasar-pasar modern yang
notabene lebih dominan yang berasal dari luar negeri. Berikut adalah tabel pertumbuhan
pasar tradisional jenis minimarket di Indonesia tahun 2005 sampai dengan tahun 2010
berdasarkan riset dari Nielsen:
Tahun

Jumlah Minimarket

2005

6.465

2006

7.356

2007

8.889

2008

10.083

2009

11.927

2010

16.922

Tabel 1. Pertumbuhan minimarket dari tahun 2005-2010 berdasarkan riset Nielsen. Diolah dari berbagai sumber

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pertumbuhan minimarket di Indonesia selalu
mengalami peningkatan. Bahkan di tahun 2010, peningkatan yang dialami sangatlah
signifikan.

Dampak Pasar Modern
Meningkatnya jumlah pasar modern secara signifikan dan hampir tidak terkendali
tentu membawa efek negatif terhadap masyarakat. Perubahan perilaku masyarakat menjadi
lebih konsumtif adalah dampak negatif yang dapat dirasakan. Jika sebelumnya masyarakat
hanya membeli barang kebutuhan pokoknya di pasar tradisional, kini dengan membeli barang
kebutuhan di pasar modern membuat masyarakat menjadi lebih mudah untuk membeli barang
yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Model swalayan di pasar modern, yakni pembeli
bebas mengambil barang yang akan dibeli dan hanya tinggal membayar di kasir membuat
masyarakat menjadi ingin mencoba barang-barang baru yang kurang dibutuhkan. Mereka rela
mengeluarkan uang lebih demi menuruti keinginannya. Padahal perilaku konsumtif ini
apabila tidak segera dicari solusinya akan menjadi sesuatu yang sangat buruk. Apalagi jika
barang yang dibeli masyarakat adalah produk impor, bukan produk dalam negeri, maka
serbuan produk impor akan semakin kencang.
Kemunculan pasar modern yang letaknya bersebelahan dengan pasar tradisional tentu
akan membuat pasar tradisional menjadi tersaingi. Jika pemerintah tidak mengambil langkah
apapun, maka pasar tradisional-lah yang akan ambruk. Karena secara logika, setiap orang
pasti akan memilih untuk berbelanja di tempat yang nyaman, aman, dan bersih. Logika inilah
yang benar-benar dijaga oleh pengelola pasar modern. Tak hanya itu, data terakhir dari Ikatan
Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menunjukkan bahwa pertumbuhan pasar modern sebesar
31,4%. Hal ini berbanding terbalik dengan pertumbuhan pasar tradisional yang menurun
8,1%.2 Angka mengejutkan, karena pasar tradisional yang menjadi pilar ekonomi bangsa
semakin merosot jumlahnya.
Pasar modern baik berupa minimarket, supermarket, maupun hypermarket biasanya
hanya dikuasai oleh satu orang pengelola yang juga bertindak sebagai penjual. Sedangkan
untuk membantu menjalankan bisnisnya, pengelola pasar modern akan mempekerjakan
karyawan, meski jumlahnya juga tidak banyak. Dengan konsep seperti ini, pengelola pasar
akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar apabila pasarnya tersebut ramai dikunjungi
pengunjung. Sedangkan para karyawan tidak memperoleh hasil seperti yang diterima
pengelola. Mereka hanya mendapatkan gaji bulanan yang besarnya sama setiap bulannya.
Terakhir, kawasan di sekitar pasar modern kurang dapat berkembang. Kalaupun
memang bisa berkembang, maka tidak akan seperti kawasan di sekitar pasar tradisional. Hal
ini karena para pengembang di sekitar wilayah pasar modern harus ikut menerapkan pola
yang dianut oleh pengelola pasar modern agar menarik perhatian para pengunjung. Selain itu,
biasanya di dalam suatu mall yang sudah terdapat supermarket di dalamnya, barang-barang
yang dibuthkan sudah ada di dalam mall. Sehingga setelah selesai berbelanja di mall, para
pengunjung akan langsung pulang. Berbeda dengan di pasar tradisional, tidak semua barang
dijual disana. Hal ini mengakibatkan para pembeli akan mencari barang yang dibutuhkan di
sekitar pasar dan secara tidak langsung akan mengembangkan kawasan di sekitar pasar
tradisional tersebut.

Pasar Tradisional
Pasar tradisional merupakan tempat bagi masyarakat untuk menjual maupun membeli
barang-barang kebutuhan hidup sejak dulu hingga sekarang. Satu hal yang tidak dapat
dipungkiri, pasar ini menjadi roda penggerak ekonomi di semua daerah yang mampu
melawan krisis. Contohnya pada saat badai krisis ekonomi dan moneter yang melanda
Indonesia tahun 1997 silam. Krisis ini memberikan dampak yang luar biasa terhadap kondisi
perekonomian masyarakat. Ekonomi negara ambruk yang diperparah dengan anjloknya nilai
2

Data diperoleh dari web http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1954818/jumlah-pasar-tradisional-turun-81
diakses pada 18 Mei 2013 pukul 20.00
mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat. Gelombang PHK terjadi di banyak
tempat demi menyelamatkan perusahaan dari krisis tersebut, walau pada akhirnya banyak
pula perusahaan-perusahaan besar yang harus gulung tikar karena tidak mampu bertahan
dalam pusaran badai tersebut. Namun di tengah-tengah kondisi yang serba tidak menentu
tersebut, masih ada pelaku ekonomi yang mampu bertahan, meski tentu saja dengan
keuntungan yang menurun tajam. Pelaku ekonomi tersebut adalah pedagang pasar tradisional
dan pengusaha yang bergerak di bidang UMKM (Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro). Di
saat perusahaan raksasa kelas dunia satu persatu tumbang dan mengharapkan bantuan dari
pemerintah untuk bertahan, pedagang kecil dan pengusaha ini saling membantu untuk
bertahan dan memiliki inovasi lain yang tidak mampu dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
besar.
Pasar tradisional juga menjadi salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD)
yang cukup besar. Pasar tradisional dan PKL di Solo misalnya, pada tahun 2012 mampu
menyumbang PAD sebesar Rp 17 Miliar melalui retribusi. Jumlah tersebut jauh lebih besar
daripada kontribusi yang diberikan oleh hotel sebesar Rp 4 Miliar dan restoran sebesar Rp 2
Miliar3. Tidak hanya itu, pasar tradisional juga lebih banyak menyerap tenaga kerja
dibandingkan dengan pasar modern yang lebih memilih menggunakan perlatan berupa mesin
untuk membantu karyawan dalam bekerja sehingga mampu memangkas jumlah karyawan.
Efektif dan efisien memang, namun tenaga kerja yang terserap juga tidak optimal.
Membicarakan pasar tradisional tidak melulu hanya membahas mengenai pedagang
yang menjadi aktor utama. Dibalik semua itu, ada berbagai pihak yang menggantungkan
hidupnya pada pasar tradisional. Sebut saja para tengkulak yang menjadi pemasok bahanbahan kebutuhan, petani tradisional yang hasil panennya susah bersaing untuk masuk ke
pasar modern, pengrajin yang menjual produknya di pasar tradisional, hingga buruh gendong
semua menggantungkan hidupnya di pasar ini. Kementrian Perdagangan sendiri mencatat
terdapat 12 ribu pasar tradisional dengan jumlah pedagang mencapai 12,6 juta orang4. Itu
baru pedagangnya saja, belum mencakup anggota keluarga dan pihak-pihak lainnya yang ikut
‘meramaikan’ pasar tradisional.

3

Data diperoleh dari web http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/04/18/52322/RetribusiPasar-Tradisional-dan-PKL-Sumbang-PAD-Tertinggi diakses pada 19 Juni 2013 pukul 19.00
4
Data diperoleh dari web http://finance.detik.com/read/2013/02/05/145306/2161671/4/pedagang-khawatirpasar-tradisional-terkikis-pasar-moderen diakses pada 19 Juni 2013 pukul 20.30
Praktis, jika pada akhirnya pasar tradisional ini benar-benar tumbang oleh serbuan
pasar modern, tentu akan terbayang betapa besar dampaknya. Karena yang akan terjadi
adalah ‘efek domino’, dimana jika pedagang saja sudah tidak berjualan, maka para tengkulak
akan kehilangan pembeli, petani dan pengrajin kehilangan pedagang yang menjual produknya
dan kesulitan untuk memasarkan produknya. Belum lagi nasib anggota keluarga yang
menjadi tidak jelas.
Selain sebagai pusat perekonomian masyarakat, pasar tradisional juga berfungsi
sebagai sarana pemerataan pendapatan. Seperti yang telah dijelaskan diatas, para pedagang
bukanlah satu-satunya aktor yang memiliki peran disini, tetapi juga para tengkulak, petani,
pengrajin, dan orang-orang lainnya yang mengais rejeki di pasar ini. Disinilah fungsi pasar
untuk meratakan pendapatan di masyarakat dimana hasil penjualan tidak hanya dinikmati
oleh para pedagang, tapi juga pihak-pihak yang terkait lainnya. Terlebih lagi, di pasar
tradisional hampir tidak ada istilah monopoli perdagangan karena para persaingan disini lebih
terbuka dan mudah, sehingga siapapun bebas untuk mengadu nasib. Hal ini belum tentu
terjadi di pasar modern dimana konsep yang umum dipakai adalah distributor tunggal dari
berbagai macam barang kebutuhan. Sehingga efek dari keberadaan pasar modern hanya dapat
dirasakan oleh sebagian kecil orang, yakni pemilik toko dan distributor barang.
Sementara di bidang sosial budaya, hilangnya pasar tradisional tentu akan
menimbulkan efek yang tak kalah buruk. Satu hal yang pasti dari pasar tradisional adalah
proses interaksi antara penjual dan pembeli dimana biasanya tawar menawar harga terjadi
disitu. Saat proses itulah, terjadi pertukaran informasi yang secara tidak langsung juga terjadi
pertukaran budaya antara penjual dengan pembeli. Interaksi selama proses jual beli tersebut
juga akan membawa ikatan sosial yang kuat antara penjual dan pembeli. Bayangkan saja, jika
setiap 3 hari sekali mereka bertemu, maka dalam satu tahun minimal 120 kali pembeli
bertemu dengan penjual yang sama. Tentunya ikatan sosial tersebut secara tidak langsung
akan menjadikan hubungan baik antar warga masyarakat. Hubungan antar pedagang di pasar
tradisional juga cukup unik, mereka terbiasa untuk saling membantu jika ada pedagang yang
mengalami kesulitan. Hal inilah yang kemudian menjadi pendorong terbentuknya asosiasi
pedagang pasar tradisional yang bergerak di bidang sosial dan ekonomi. Jika pasar tradisional
ini hilang, maka yang terjadi adalah bubarnya asosiasi pedagang pasar tradisional dan
berganti menjadi persaingan usaha antar pedagang pasar modern. Aspek sosial dan budaya
inilah yang tidak dimiliki oleh pasar modern.
Peran pemerintah yang diharapkan mampu untuk mencegah atau setidaknya
mengurangi penetrasi dari pasar modern masih kurang. Terlambatnya pengesahan aturan
maupun regulasi yang mengatur mengenai pendirian pasar tradisional mampu dimanfaatkan
oleh para pemilik modal untuk mengembangkan investasi mereka. Selain itu, pertumbuhan
pasar modern yang sangat cepat menunjukkan bahwa pemerintah tidak siap dalam
menghadapi perdagangan di era globalisasi ini.
Jika pemerintah tidak segera mengambil tindakan, ketakutan terbesar akan hilangnya
pasar tradisional bisa menjadi kenyataan. Apalagi di tengah arus globalisasi yang sedemikian
kuat dan Indonesia saat ini tengah bersiap untuk menyambut suatu gelaran akbar yang bukan
main-main, ASEAN Community pada tahun 2015. Saat itulah, kekuatan asing dari negaranegara ASEAN akan berdatangan masuk ke Indonesia dengan gampangnya, semudah
membalik telapak tangan. Inilah yang menjadi kekhawatiran para pengamat ekonomi
terutama pemerhati pasar tradisional. Apabila masyarakat tidak siap bersaing, ASEAN
Community ini akan menjadi ‘kuburan’ bagi para pedagang dan pengusaha kecil.

Solusi dan Saran
Regulasi yang jelas dan tegas yang melarang penambahan pasar modern di beberapa
kota di Indonesia, itulah yang dibutuhkan saat ini. Bukan berarti keberadaan pasar modern
tidak penting, pasar modern masih tetap penting karena ada keunggulan tersendiri dan
membantu menyediakan barang kebutuhan yang tidak atau kurang mampu disediakan oleh
pasar tradisional. Namun jumlahnya haruslah dibatasi sehingga tidak membunuh dan
menggantikan pasar tradisional yang telah lama ada. Selain dibatasi dalam hal jumlah,
pembatasan pasar modern juga dilakukan dalam hal jarak antar pasar modern maupun jarak
antara pasar modern dengan pasar tradisional. Hal ini semata-mata bertujuan untuk
menghindari persaingan usaha yang terlalu frontal dan melindungi keberadaan pasar
tradisional. Salah satu daerah yang patut dicontoh untuk masalah pembatasan pasar modern
ini adalah Kabupaten Bantul. Di Kabupaten Bantul, pembatasan jumlah minimarket benarbenar diterapkan. Sehingga apabila datang ke Bantul, maka kita akan kesulitan untuk mencari
minimarket.
Pemerintah Indonesia tak perlu untuk mencabut atau membatalkan perjanjian
perdagangan bebas yang telah dijalin dengan negara maupun area tertentu. Meskipun hal ini
akan membuat serbuan kedatangan pasar modern dan barang dan jasa dari luar negeri
menjadi semakin kencang, tetapi jika regulasi diatas mampu diterapkan dengan baik pasti
pertumbuhan pasar modern yang sempat tidak terkendali akan kembali terkontrol. Tentu saja
diperlukan dukungan dari berbagai stakeholder untuk melaksanakan kebijakan tersebut agar
berhasil. Lagipula, adanya perjanjian perdagangan antara Indonesia dengan negara dan area
lainnya justru membawa keuntungan bagi warga Indonesia. Karena dengan adanya perjanjian
ini, maka hasil ekspor dari Indonesia menjadi lebih mudah untuk masuk ke pasar luar negeri.
Hasil ekspor tersebut tentunya akan mendatangkan devisa bagi Indonesia. Selain itu,
kedatangan pasar modern di Indonesia sebenarnya juga memiliki dampak positif. Antara lain
para pengusaha Indonesia dapat belajar untuk mengembangkan bisnis mereka dan
mendapatkan saingan dari luar negeri yang tentunya menjadi pembelajaran yang tak ternilai.
Akan tetapi tentu saja, keberadaan dan persebaran pasar modern harus tetap dijaga dan
diawasi agar tidak menjadi bom waktu bagi Indonesia.
Kebijakan pemerintah lainnya berupa bantuan renovasi dan revitalisasi pasar
tradisional mutlak diperlukan agar mampu bertahan dan bersaing dengan pasar modern. Para
pembeli tentu akan lebih memilih pasar dengan kondisi yang bersih dan nyaman
dibandingkan dengan pasar yang kondisinya tidak tertata. Selain itu, peremajaan fisik
bangunan pasar tradisional haruslah menjadi prioritas untuk kelangsungan hidupnya pasar ini.
Bantuan lain yang dapat diberikan pemerintah adalah modal bagi para pedagang pasar
tradisional agar tidak terjerat oleh para rentenir yang justru dapat mematikan usaha pedagang
tersebut.
Berbagai keunggulan yang dimiliki pasar tradisional dan tidak berlaku di pasar
modern merupakan suatu nilai tambah yang sangat bermanfaat. Kemampuan untuk bertahan
dalam badai, kedekatan antara pedagang dengan pembeli, sumbangan dan kontribusi yang
lebih besar dari pasar modern terhadap pendapatan daerah, serta penyerapan tenaga kerja
yang lebih banyak dari pasar modern kiranya cukup menjadi alasan untuk mempertahankan
eksistensi pasar tradisional dibanding menambah jumlah pasar modern.
Daftar Pustaka
Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan, Kementerian Luar Negeri. 2010.
Penjajakan Free Trade Agreement (FTA): Indonesia-Gulf Cooperation Council dalam
Upaya Memperluas Peluang Pasar Non-Tradisional. Jakarta
Sadilah, Emiliana. dkk. 2011. Eksistensi Pasar Tradisional, Relasi dan Jaringan Pasar
Tradisional di Kota Semarang – Jawa Tengah. Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah
dan Nilai Tradisional

Persada, Gading. 2010. Retribusi Pasar Tradisional dan PKL Sumbang PAD Tertinggi.
diakses dari web
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/04/18/52322/RetribusiPasar-Tradisional-dan-PKL-Sumbang-PAD-Tertinggi pada 19 Juni 2013 pukul 19.00
Rubiantoro, Yohan. 2011. Nielsen: Jumlah Minimarket Tumbuh 42% pada 2010. diakses dari
web http://www.indonesiafinancetoday.com/read/4689/Nielsen-Jumlah-MinimarketTumbuh-42-Pada-2010 pada 19 Juni 2013 pukul 21.00
Suhendra, Zulfi. 2013. Pedagang Khawatir Pasar Tradisional Terkikis Pasar Modern.
diakses dari http://finance.detik.com/read/2013/02/05/145306/2161671/4/pedagangkhawatir-pasar-tradisional-terkikis-pasar-moderen pada 19 Juni 2013 pukul 20.30
Suhendra. 2012. Miris! 10.000 Warung Tradisional di DKI Tutup Dilibas Minimarket.
diakses dari web http://finance.detik.com/read/2012/01/30/184311/1829774/4/miris10000-warung-tradisional-di-dki-tutup-dilibas-minimarket pada 19 Juni 2013 pukul
20.45
Sulistiyono, Seno Tri. 2013. Ayo Selamatkan Pasar Tradisional. diakes dari web
http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1954881/ayo-selamatkan-pasar-tradisional pada
18 Mei 2013 pukul 22.00
__________________. 2013. Jumlah Pasar Tradsional Turun 8,1%. diakses dari web
http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1954818/jumlah-pasar-tradisional-turun-81 pada
18 Mei 2013 pukul 20.00
Windarto. 2012. Pasar Tradisional: Kian Tua Kian Terdesak. diakses dari web
http://www.sindoweekly-magz.com/artikel/09/i/3-9-mei-2012/business/17/kian-tuakian-terdesak pada 18 Mei 2013 pukul 21.30

More Related Content

What's hot

KEWIRAUSAHAAN MENJAMURNYA MINIMARKET DIKALANGAN PEDAGANG KECIL
KEWIRAUSAHAAN MENJAMURNYA MINIMARKET DIKALANGAN PEDAGANG KECILKEWIRAUSAHAAN MENJAMURNYA MINIMARKET DIKALANGAN PEDAGANG KECIL
KEWIRAUSAHAAN MENJAMURNYA MINIMARKET DIKALANGAN PEDAGANG KECIL
Zulla Jolie
 
Rahasia bisnis minimarket
Rahasia bisnis minimarketRahasia bisnis minimarket
Rahasia bisnis minimarket
Arya Ningrat
 
Jenis Pasar, Latar Belakang Monopoli, Etika Dalam Pasar Kompetitif
Jenis Pasar, Latar Belakang Monopoli, Etika Dalam Pasar KompetitifJenis Pasar, Latar Belakang Monopoli, Etika Dalam Pasar Kompetitif
Jenis Pasar, Latar Belakang Monopoli, Etika Dalam Pasar Kompetitif
celinatavi
 
Pengantar ritel & waralaba
Pengantar ritel & waralabaPengantar ritel & waralaba
Pengantar ritel & waralaba
Dadang Gunawan
 

What's hot (20)

Pengantar Manajemen
Pengantar ManajemenPengantar Manajemen
Pengantar Manajemen
 
Analisis pasar tradisional ditengah maraknya
Analisis pasar tradisional ditengah maraknyaAnalisis pasar tradisional ditengah maraknya
Analisis pasar tradisional ditengah maraknya
 
Analisis toko klontong dan minimarket
Analisis toko klontong dan minimarketAnalisis toko klontong dan minimarket
Analisis toko klontong dan minimarket
 
KEWIRAUSAHAAN MENJAMURNYA MINIMARKET DIKALANGAN PEDAGANG KECIL
KEWIRAUSAHAAN MENJAMURNYA MINIMARKET DIKALANGAN PEDAGANG KECILKEWIRAUSAHAAN MENJAMURNYA MINIMARKET DIKALANGAN PEDAGANG KECIL
KEWIRAUSAHAAN MENJAMURNYA MINIMARKET DIKALANGAN PEDAGANG KECIL
 
Laporan Manajemen Strategi
Laporan Manajemen StrategiLaporan Manajemen Strategi
Laporan Manajemen Strategi
 
Rahasia bisnis minimarket
Rahasia bisnis minimarketRahasia bisnis minimarket
Rahasia bisnis minimarket
 
Business Environment - Retailer
Business Environment - RetailerBusiness Environment - Retailer
Business Environment - Retailer
 
Macam-Macam Pasar
Macam-Macam PasarMacam-Macam Pasar
Macam-Macam Pasar
 
Analisis industri ritel di indonesia
Analisis industri ritel di indonesiaAnalisis industri ritel di indonesia
Analisis industri ritel di indonesia
 
Jenis Pasar, Latar Belakang Monopoli, Etika Dalam Pasar Kompetitif
Jenis Pasar, Latar Belakang Monopoli, Etika Dalam Pasar KompetitifJenis Pasar, Latar Belakang Monopoli, Etika Dalam Pasar Kompetitif
Jenis Pasar, Latar Belakang Monopoli, Etika Dalam Pasar Kompetitif
 
Softskill 5
Softskill 5Softskill 5
Softskill 5
 
755-2214-1-PB.pdf
755-2214-1-PB.pdf755-2214-1-PB.pdf
755-2214-1-PB.pdf
 
Laporan survey pasar
Laporan survey pasarLaporan survey pasar
Laporan survey pasar
 
Deasy ti
Deasy tiDeasy ti
Deasy ti
 
Pengantar ritel & waralaba
Pengantar ritel & waralabaPengantar ritel & waralaba
Pengantar ritel & waralaba
 
Pengertian, fungsi dan jenis jenis pasar secara umum
Pengertian, fungsi dan jenis jenis pasar secara umumPengertian, fungsi dan jenis jenis pasar secara umum
Pengertian, fungsi dan jenis jenis pasar secara umum
 
Makalah agama: Etika Bisnis
Makalah agama: Etika BisnisMakalah agama: Etika Bisnis
Makalah agama: Etika Bisnis
 
Pasar dan Jenis-jenis Pasar
Pasar dan Jenis-jenis PasarPasar dan Jenis-jenis Pasar
Pasar dan Jenis-jenis Pasar
 
Dedy Ansari Harahap_Vol7 No3_Nov 2015.pdf
Dedy Ansari Harahap_Vol7 No3_Nov 2015.pdfDedy Ansari Harahap_Vol7 No3_Nov 2015.pdf
Dedy Ansari Harahap_Vol7 No3_Nov 2015.pdf
 
klasifikasi bisnis ritel
klasifikasi bisnis ritelklasifikasi bisnis ritel
klasifikasi bisnis ritel
 

Similar to Menurunnya Peran Pemerintah dalam Melindungi Pasar Tradisional

Analisis Prospektif, Retrospektif dan terintegritas Hal 5.docx
Analisis Prospektif, Retrospektif dan terintegritas Hal 5.docxAnalisis Prospektif, Retrospektif dan terintegritas Hal 5.docx
Analisis Prospektif, Retrospektif dan terintegritas Hal 5.docx
ANAS MULDER
 
Lulusan 2016 Telkom University
Lulusan 2016 Telkom UniversityLulusan 2016 Telkom University
Lulusan 2016 Telkom University
Fakhri Muhammad
 
Makalah ekonomi pembangunan
Makalah ekonomi pembangunanMakalah ekonomi pembangunan
Makalah ekonomi pembangunan
Hana Rosmawati
 
Revisi
RevisiRevisi
Kuliah 10 - PEMBANDARAN: JENIS DAN CIRI BANDAR SERTA PROSES PEMBANDARAN (URBA...
Kuliah 10 - PEMBANDARAN: JENIS DAN CIRI BANDAR SERTA PROSES PEMBANDARAN (URBA...Kuliah 10 - PEMBANDARAN: JENIS DAN CIRI BANDAR SERTA PROSES PEMBANDARAN (URBA...
Kuliah 10 - PEMBANDARAN: JENIS DAN CIRI BANDAR SERTA PROSES PEMBANDARAN (URBA...
Asmawi Abdullah
 

Similar to Menurunnya Peran Pemerintah dalam Melindungi Pasar Tradisional (20)

Analisis Prospektif, Retrospektif dan terintegritas Hal 5.docx
Analisis Prospektif, Retrospektif dan terintegritas Hal 5.docxAnalisis Prospektif, Retrospektif dan terintegritas Hal 5.docx
Analisis Prospektif, Retrospektif dan terintegritas Hal 5.docx
 
Kajian pasar majalengka
Kajian pasar majalengkaKajian pasar majalengka
Kajian pasar majalengka
 
134 262-1 pasar bebas-sm
134 262-1 pasar bebas-sm134 262-1 pasar bebas-sm
134 262-1 pasar bebas-sm
 
Lulusan 2016 Telkom University
Lulusan 2016 Telkom UniversityLulusan 2016 Telkom University
Lulusan 2016 Telkom University
 
Bisnis ritel di indonesia
Bisnis ritel di indonesiaBisnis ritel di indonesia
Bisnis ritel di indonesia
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Pengantar Manajemen
Pengantar ManajemenPengantar Manajemen
Pengantar Manajemen
 
Upaya pemerintah dalam menanggulangi pkl
Upaya pemerintah dalam menanggulangi pklUpaya pemerintah dalam menanggulangi pkl
Upaya pemerintah dalam menanggulangi pkl
 
Pkn globalisasi
Pkn  globalisasiPkn  globalisasi
Pkn globalisasi
 
suzila_ppt_teorips2.pptx
suzila_ppt_teorips2.pptxsuzila_ppt_teorips2.pptx
suzila_ppt_teorips2.pptx
 
(Sindonews.com) Opini ekonomi 5 desember 2015-17 Januari 2016
(Sindonews.com) Opini ekonomi 5 desember 2015-17 Januari 2016(Sindonews.com) Opini ekonomi 5 desember 2015-17 Januari 2016
(Sindonews.com) Opini ekonomi 5 desember 2015-17 Januari 2016
 
EKONOMI PEMBANGUNAN
EKONOMI PEMBANGUNANEKONOMI PEMBANGUNAN
EKONOMI PEMBANGUNAN
 
Apakah kita siap bersaing di dalam afta
Apakah kita siap bersaing di dalam aftaApakah kita siap bersaing di dalam afta
Apakah kita siap bersaing di dalam afta
 
4. PERAN PASAR.pptx
4. PERAN PASAR.pptx4. PERAN PASAR.pptx
4. PERAN PASAR.pptx
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Tugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan Internasional
Tugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan InternasionalTugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan Internasional
Tugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan Internasional
 
Makalah ekonomi pembangunan
Makalah ekonomi pembangunanMakalah ekonomi pembangunan
Makalah ekonomi pembangunan
 
Edisi4d subhanallahchciasjcxiosichczx sbckjs c cjks cjs cjks ckjsnciasocnaskc...
Edisi4d subhanallahchciasjcxiosichczx sbckjs c cjks cjs cjks ckjsnciasocnaskc...Edisi4d subhanallahchciasjcxiosichczx sbckjs c cjks cjs cjks ckjsnciasocnaskc...
Edisi4d subhanallahchciasjcxiosichczx sbckjs c cjks cjs cjks ckjsnciasocnaskc...
 
Revisi
RevisiRevisi
Revisi
 
Kuliah 10 - PEMBANDARAN: JENIS DAN CIRI BANDAR SERTA PROSES PEMBANDARAN (URBA...
Kuliah 10 - PEMBANDARAN: JENIS DAN CIRI BANDAR SERTA PROSES PEMBANDARAN (URBA...Kuliah 10 - PEMBANDARAN: JENIS DAN CIRI BANDAR SERTA PROSES PEMBANDARAN (URBA...
Kuliah 10 - PEMBANDARAN: JENIS DAN CIRI BANDAR SERTA PROSES PEMBANDARAN (URBA...
 

Recently uploaded

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Menurunnya Peran Pemerintah dalam Melindungi Pasar Tradisional

  • 1. Tugas Akhir Semester Mata Kuliah Globalisasi dan Sektor Publik dosen pengampu: Drs. Subando Agus Margono, M.Si Menurunnya Peran Pemerintah dalam Melindungi Pasar Tradisional disusun oleh: Iqbal Natsir Assidiqi (11/317975/SP/24856) JURUSAN MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2013
  • 2. Pendahuluan Bangsa Indonesia sebelum dijajah oleh Belanda dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan dunia. Sejak berabad-abad lalu, berbagai bangsa telah singgah dan menetap baik sementara maupun permanen di nusantara. Sebutlah bangsa China, India, hingga Eropa pernah mencatatkan nama Indonesia dalam lembaran sejarah mereka. Letak geografis Indonesia yang berada diantara Samudera Pasifik dan Hindia menjadikannya sebagai lokasi strategis dalam pelayaran perdagangan. Terlebih lagi saat jalur darat perdagangan China dengan India yang dikenal sebagai Jalur Sutra semakin tidak aman karena gangguan penjahat, jalur perdagangan melalui lautpun menjadi pilihan utama. Semenjak itulah, bumi nusantara semakin ramai akan kehadiran bangsa-bangsa yang berdagang dan muncullah pasar-pasar tradisional sebagai tempat transaksi jual beli sekaligus pertukaran budaya antar bangsa. Pasar-pasar tradisional tersebut hingga kini masih tetap ada. Bahkan tata cara maupun kegiatan jual beli di dalamnya hampir tidak mengalami perubahan sejak dahulu hingga sekarang, dimana para pedagang menjajakan barang dagangannya, sementara para pembeli bisa memilih dan menawar harga barang tersebut. Proses interaksi antara penjual dengan pembeli, seperti melakukan tawar menawar, adalah ciri khas tersendiri bagi pasar tradisional. Secara langsung maupun tidak, akan banyak infromasi yang tersebar hanya karena seseorang pergi berbelanja ke pasar tradisional. Selain itu, pasar tradisional juga merupakan salah satu pilar perekonomian negeri ini. Arus perputaran uang di dalam pasar sangatlah cepat. Pasar tradisional juga mampu menampung banyak pedagang, cukup untuk mengurangi angka pengangguran. Munculnya Pasar Modern Namun seiring dengan perkembangan jaman, beberapa orang di dunia tidak terlalu suka dengan proses interaksi yang dinilai bising dan tidak praktis. Hingga muncullah pasar modern dimana pedagang telah menyediakan barang dagangan lengkap dengan harganya dan sang pembeli tinggal memilih barang yang diperlukan lalu membayar harga barang tersebut di kasir. Harga barang yang dijual dalam pasar modern memang lebih mahal dibanding yang dijual di pasar tradisional. Ditambah dengan tidak adanya kesempatan untuk melakukan tawar-menawar seperti di pasar tradisional. Meski begitu, masyarakat kini mulai beralih untuk membeli kebutuhan mereka di pasar-pasar modern. Mereka tidak terlalu mempermasalahkan harga, terutama bagi masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas.
  • 3. Suasana di pasar modern yang bersih, nyaman, sejuk, jauh dari hingar-bingar pasar tradisional menjadikan pasar modern menjadi pilihan utama. Apalagi kini kondisi perekonomian masyarakat terus membaik dimana pendapatan yang diterima masyarakat juga bertambah. Kemunculan pasar modern tersebut mau tidak mau membuat orientasi pemikiran masyarakat menjadi berubah. Faktor kenyamanan yang ditawarkan pada ternyata mampu menarik minat dari masyarakat untuk memilih membeli di pasar modern daripada di pasar tradisional. Memang, sejak dulu faktor kenyamanan menjadi aspek yang kurang diperhatikan oleh pedagang maupun pengelola pasar tradisional. Berbeda dengan pasar modern dimana kenyamanan pembeli merupakan salah satu poin penting yang harus tetap dijaga dan benarbenar diperhatikan oleh pedagang maupun pengelola di dalamnya. Keberadaan pasar modern semakin lama justru mampu memikat hati masyarakat dibanding dengan pasar tradisional. Alasannya sederhana, kenyamanan dan keamanan menjadi faktor yang sangat diperhatikan meski harga barang yang ditawarkan menjadi sedikit lebih mahal. Ditambah lagi, kualitas barang yang dijual di pasar modern juga telah diseleksi sehingga benar-benar terbaik. Bahkan di banyak tempat, pasar modern ini melayani pejualan selama 24 jam penuh dalam sehari. Hal-hal seperti inilah yang seringkali tidak ditemukan di pasar tradisional. Berbagai alasan inilah yang membuat pasar modern dengan segera digemari oleh masyarakat. Selama satu dasawarsa terakhir, invasi pasar modern di Indonesia semakin tak terkendali. Berbagai macam nama perusahaan pasar modern membanjiri Indonesia. Mulai dari pasar berukuran besar macam supermarket dan hypermarket seperti Carrefour, dan LotteMart, hingga yang berukuran kecil dengan konsep minimarket seperti Alfamart dan Circle K. Tak hanya dari negara luar, franchise pasar modern dari dalam negeri juga dengan cepat berkembang. Sebut saja Indomaret yang kini juga sudah menjamur seolah tak ingin kalah oleh Alfamart. Pertumbuhan pasar modern yang sedemikian cepat ini tentunya berimbas pada jumlah pasar tradisional yang mengalami kemerosotan. Eksistensi akan keberadaan pasar tradisonal juga ikut terancam. Di beberapa daerah di Indonesia, jumlah pasar tradisional mengalami penurunan yang signifikan. Pasar tradisional yang menjadi tumpuan utama bagi sebagian besar atau bahkan hapir seluruh warga masyakarat keberadaannya kini semakin terdesak oleh kehadiran pasar modern. Tempat berbelanja yang nyaman, bersih, dan sejuk menjadi daya
  • 4. tarik tersendiri bagi pasar modern untuk menarik pelanggan. Pasar tradisional memang belum mampu memberikan fasilitas seperti di pasar modern. Kalaupun ada, jumlahnya masih sangat sedikit dan hanya sebatas berada di kota-kota besar. Belum lagi kurangnya peran pemerintah dalam menyusun aturan maupun regulasi yang membatasi pertumbuhan pasar modern semakin memperparah keadaan. Perkembangan dan pertumbuhan pasar modern yang tak terkendali menjadi ketakutan banyak pihak. Pasar tradisional yang menjadi tumpuan utama bagi sebagian besar atau bahkan hampir seluruh warga masyakarat, keberadaannya kini semakin terdesak oleh kehadiran pasar modern. Tempat berbelanja yang nyaman, bersih, dan sejuk menjadi daya tarik tersendiri bagi pasar modern untuk menarik pelanggan. Pasar tradisional memang belum mampu memberikan fasilitas seperti di pasar modern. Kalaupun ada, jumlahnya masih sangat sedikit dan hanya sebatas berada di kota-kota besar. Belum lagi kurangnya peran pemerintah dalam menyusun aturan maupun regulasi yang membatasi pertumbuhan pasar modern semakin memperparah keadaan. Perkembangan dan pertumbuhan pasar modern yang tak terkendali menjadi ketakutan semua pihak. Indonesia dalam Globalisasi Ditengah tekanan global akan penghilangan batas-batas negara dalam menjaga wilayah kedaulatannya, Indonesia tampaknya juga bersiap untuk membuka diri. Zona-zona perekonomian dunia banyak terbentuk. Hubungan ekonomi seperti Economic Partnership Agreement (EPA) antara dua negara juga kian berkembang. Hingga saat ini, Indonesia telah terlibat kerjasama serta Joint Feasibility Study (JFS) Free Trade Agreement (FTA), baik dalam konteks regional maupun bilateral, antara lain: ASEAN-AFTA; AFTA-Closer Economic Relation (CER); ASEAN-China; ASEAN-India; ASEAN-Jepang; ASEANRepublik Korea; ASEAN3; Indonesia-Jepang; Indonesia-Chili; Indonesia-Australia; Indonesia-New Zealand; Indonesia-Turki; dan Indonesia-European Fre Trade Association (EFTA)1. Semuanya berjumlah 13 JFS FTA. Itu semua belum termasuk JFS dengan Iran yang merupakan penjajakan untuk melangkah lebih dalam. Semakin terbukanya pasar Indonesia di dunia internasioanl tampaknya mulai mengundang kekhawatiran. Bagaimana tidak? Pasar tradisional yang selama ini menjadi 1 Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan, Kementerian Luar Negeri. 2010. Penjajakan Free Trade Agreement (FTA): Indonesia-Gulf Cooperation Council dalam Upaya Memperluas Peluang Pasar NonTradisional. Jakarta hal 52
  • 5. penggerak ekonomi masyarakat mulai tergantikan dengan hadirnya pasar-pasar modern yang notabene lebih dominan yang berasal dari luar negeri. Berikut adalah tabel pertumbuhan pasar tradisional jenis minimarket di Indonesia tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 berdasarkan riset dari Nielsen: Tahun Jumlah Minimarket 2005 6.465 2006 7.356 2007 8.889 2008 10.083 2009 11.927 2010 16.922 Tabel 1. Pertumbuhan minimarket dari tahun 2005-2010 berdasarkan riset Nielsen. Diolah dari berbagai sumber Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pertumbuhan minimarket di Indonesia selalu mengalami peningkatan. Bahkan di tahun 2010, peningkatan yang dialami sangatlah signifikan. Dampak Pasar Modern Meningkatnya jumlah pasar modern secara signifikan dan hampir tidak terkendali tentu membawa efek negatif terhadap masyarakat. Perubahan perilaku masyarakat menjadi lebih konsumtif adalah dampak negatif yang dapat dirasakan. Jika sebelumnya masyarakat hanya membeli barang kebutuhan pokoknya di pasar tradisional, kini dengan membeli barang kebutuhan di pasar modern membuat masyarakat menjadi lebih mudah untuk membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Model swalayan di pasar modern, yakni pembeli bebas mengambil barang yang akan dibeli dan hanya tinggal membayar di kasir membuat masyarakat menjadi ingin mencoba barang-barang baru yang kurang dibutuhkan. Mereka rela mengeluarkan uang lebih demi menuruti keinginannya. Padahal perilaku konsumtif ini apabila tidak segera dicari solusinya akan menjadi sesuatu yang sangat buruk. Apalagi jika barang yang dibeli masyarakat adalah produk impor, bukan produk dalam negeri, maka serbuan produk impor akan semakin kencang. Kemunculan pasar modern yang letaknya bersebelahan dengan pasar tradisional tentu akan membuat pasar tradisional menjadi tersaingi. Jika pemerintah tidak mengambil langkah apapun, maka pasar tradisional-lah yang akan ambruk. Karena secara logika, setiap orang
  • 6. pasti akan memilih untuk berbelanja di tempat yang nyaman, aman, dan bersih. Logika inilah yang benar-benar dijaga oleh pengelola pasar modern. Tak hanya itu, data terakhir dari Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menunjukkan bahwa pertumbuhan pasar modern sebesar 31,4%. Hal ini berbanding terbalik dengan pertumbuhan pasar tradisional yang menurun 8,1%.2 Angka mengejutkan, karena pasar tradisional yang menjadi pilar ekonomi bangsa semakin merosot jumlahnya. Pasar modern baik berupa minimarket, supermarket, maupun hypermarket biasanya hanya dikuasai oleh satu orang pengelola yang juga bertindak sebagai penjual. Sedangkan untuk membantu menjalankan bisnisnya, pengelola pasar modern akan mempekerjakan karyawan, meski jumlahnya juga tidak banyak. Dengan konsep seperti ini, pengelola pasar akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar apabila pasarnya tersebut ramai dikunjungi pengunjung. Sedangkan para karyawan tidak memperoleh hasil seperti yang diterima pengelola. Mereka hanya mendapatkan gaji bulanan yang besarnya sama setiap bulannya. Terakhir, kawasan di sekitar pasar modern kurang dapat berkembang. Kalaupun memang bisa berkembang, maka tidak akan seperti kawasan di sekitar pasar tradisional. Hal ini karena para pengembang di sekitar wilayah pasar modern harus ikut menerapkan pola yang dianut oleh pengelola pasar modern agar menarik perhatian para pengunjung. Selain itu, biasanya di dalam suatu mall yang sudah terdapat supermarket di dalamnya, barang-barang yang dibuthkan sudah ada di dalam mall. Sehingga setelah selesai berbelanja di mall, para pengunjung akan langsung pulang. Berbeda dengan di pasar tradisional, tidak semua barang dijual disana. Hal ini mengakibatkan para pembeli akan mencari barang yang dibutuhkan di sekitar pasar dan secara tidak langsung akan mengembangkan kawasan di sekitar pasar tradisional tersebut. Pasar Tradisional Pasar tradisional merupakan tempat bagi masyarakat untuk menjual maupun membeli barang-barang kebutuhan hidup sejak dulu hingga sekarang. Satu hal yang tidak dapat dipungkiri, pasar ini menjadi roda penggerak ekonomi di semua daerah yang mampu melawan krisis. Contohnya pada saat badai krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia tahun 1997 silam. Krisis ini memberikan dampak yang luar biasa terhadap kondisi perekonomian masyarakat. Ekonomi negara ambruk yang diperparah dengan anjloknya nilai 2 Data diperoleh dari web http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1954818/jumlah-pasar-tradisional-turun-81 diakses pada 18 Mei 2013 pukul 20.00
  • 7. mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat. Gelombang PHK terjadi di banyak tempat demi menyelamatkan perusahaan dari krisis tersebut, walau pada akhirnya banyak pula perusahaan-perusahaan besar yang harus gulung tikar karena tidak mampu bertahan dalam pusaran badai tersebut. Namun di tengah-tengah kondisi yang serba tidak menentu tersebut, masih ada pelaku ekonomi yang mampu bertahan, meski tentu saja dengan keuntungan yang menurun tajam. Pelaku ekonomi tersebut adalah pedagang pasar tradisional dan pengusaha yang bergerak di bidang UMKM (Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro). Di saat perusahaan raksasa kelas dunia satu persatu tumbang dan mengharapkan bantuan dari pemerintah untuk bertahan, pedagang kecil dan pengusaha ini saling membantu untuk bertahan dan memiliki inovasi lain yang tidak mampu dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar. Pasar tradisional juga menjadi salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup besar. Pasar tradisional dan PKL di Solo misalnya, pada tahun 2012 mampu menyumbang PAD sebesar Rp 17 Miliar melalui retribusi. Jumlah tersebut jauh lebih besar daripada kontribusi yang diberikan oleh hotel sebesar Rp 4 Miliar dan restoran sebesar Rp 2 Miliar3. Tidak hanya itu, pasar tradisional juga lebih banyak menyerap tenaga kerja dibandingkan dengan pasar modern yang lebih memilih menggunakan perlatan berupa mesin untuk membantu karyawan dalam bekerja sehingga mampu memangkas jumlah karyawan. Efektif dan efisien memang, namun tenaga kerja yang terserap juga tidak optimal. Membicarakan pasar tradisional tidak melulu hanya membahas mengenai pedagang yang menjadi aktor utama. Dibalik semua itu, ada berbagai pihak yang menggantungkan hidupnya pada pasar tradisional. Sebut saja para tengkulak yang menjadi pemasok bahanbahan kebutuhan, petani tradisional yang hasil panennya susah bersaing untuk masuk ke pasar modern, pengrajin yang menjual produknya di pasar tradisional, hingga buruh gendong semua menggantungkan hidupnya di pasar ini. Kementrian Perdagangan sendiri mencatat terdapat 12 ribu pasar tradisional dengan jumlah pedagang mencapai 12,6 juta orang4. Itu baru pedagangnya saja, belum mencakup anggota keluarga dan pihak-pihak lainnya yang ikut ‘meramaikan’ pasar tradisional. 3 Data diperoleh dari web http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/04/18/52322/RetribusiPasar-Tradisional-dan-PKL-Sumbang-PAD-Tertinggi diakses pada 19 Juni 2013 pukul 19.00 4 Data diperoleh dari web http://finance.detik.com/read/2013/02/05/145306/2161671/4/pedagang-khawatirpasar-tradisional-terkikis-pasar-moderen diakses pada 19 Juni 2013 pukul 20.30
  • 8. Praktis, jika pada akhirnya pasar tradisional ini benar-benar tumbang oleh serbuan pasar modern, tentu akan terbayang betapa besar dampaknya. Karena yang akan terjadi adalah ‘efek domino’, dimana jika pedagang saja sudah tidak berjualan, maka para tengkulak akan kehilangan pembeli, petani dan pengrajin kehilangan pedagang yang menjual produknya dan kesulitan untuk memasarkan produknya. Belum lagi nasib anggota keluarga yang menjadi tidak jelas. Selain sebagai pusat perekonomian masyarakat, pasar tradisional juga berfungsi sebagai sarana pemerataan pendapatan. Seperti yang telah dijelaskan diatas, para pedagang bukanlah satu-satunya aktor yang memiliki peran disini, tetapi juga para tengkulak, petani, pengrajin, dan orang-orang lainnya yang mengais rejeki di pasar ini. Disinilah fungsi pasar untuk meratakan pendapatan di masyarakat dimana hasil penjualan tidak hanya dinikmati oleh para pedagang, tapi juga pihak-pihak yang terkait lainnya. Terlebih lagi, di pasar tradisional hampir tidak ada istilah monopoli perdagangan karena para persaingan disini lebih terbuka dan mudah, sehingga siapapun bebas untuk mengadu nasib. Hal ini belum tentu terjadi di pasar modern dimana konsep yang umum dipakai adalah distributor tunggal dari berbagai macam barang kebutuhan. Sehingga efek dari keberadaan pasar modern hanya dapat dirasakan oleh sebagian kecil orang, yakni pemilik toko dan distributor barang. Sementara di bidang sosial budaya, hilangnya pasar tradisional tentu akan menimbulkan efek yang tak kalah buruk. Satu hal yang pasti dari pasar tradisional adalah proses interaksi antara penjual dan pembeli dimana biasanya tawar menawar harga terjadi disitu. Saat proses itulah, terjadi pertukaran informasi yang secara tidak langsung juga terjadi pertukaran budaya antara penjual dengan pembeli. Interaksi selama proses jual beli tersebut juga akan membawa ikatan sosial yang kuat antara penjual dan pembeli. Bayangkan saja, jika setiap 3 hari sekali mereka bertemu, maka dalam satu tahun minimal 120 kali pembeli bertemu dengan penjual yang sama. Tentunya ikatan sosial tersebut secara tidak langsung akan menjadikan hubungan baik antar warga masyarakat. Hubungan antar pedagang di pasar tradisional juga cukup unik, mereka terbiasa untuk saling membantu jika ada pedagang yang mengalami kesulitan. Hal inilah yang kemudian menjadi pendorong terbentuknya asosiasi pedagang pasar tradisional yang bergerak di bidang sosial dan ekonomi. Jika pasar tradisional ini hilang, maka yang terjadi adalah bubarnya asosiasi pedagang pasar tradisional dan berganti menjadi persaingan usaha antar pedagang pasar modern. Aspek sosial dan budaya inilah yang tidak dimiliki oleh pasar modern.
  • 9. Peran pemerintah yang diharapkan mampu untuk mencegah atau setidaknya mengurangi penetrasi dari pasar modern masih kurang. Terlambatnya pengesahan aturan maupun regulasi yang mengatur mengenai pendirian pasar tradisional mampu dimanfaatkan oleh para pemilik modal untuk mengembangkan investasi mereka. Selain itu, pertumbuhan pasar modern yang sangat cepat menunjukkan bahwa pemerintah tidak siap dalam menghadapi perdagangan di era globalisasi ini. Jika pemerintah tidak segera mengambil tindakan, ketakutan terbesar akan hilangnya pasar tradisional bisa menjadi kenyataan. Apalagi di tengah arus globalisasi yang sedemikian kuat dan Indonesia saat ini tengah bersiap untuk menyambut suatu gelaran akbar yang bukan main-main, ASEAN Community pada tahun 2015. Saat itulah, kekuatan asing dari negaranegara ASEAN akan berdatangan masuk ke Indonesia dengan gampangnya, semudah membalik telapak tangan. Inilah yang menjadi kekhawatiran para pengamat ekonomi terutama pemerhati pasar tradisional. Apabila masyarakat tidak siap bersaing, ASEAN Community ini akan menjadi ‘kuburan’ bagi para pedagang dan pengusaha kecil. Solusi dan Saran Regulasi yang jelas dan tegas yang melarang penambahan pasar modern di beberapa kota di Indonesia, itulah yang dibutuhkan saat ini. Bukan berarti keberadaan pasar modern tidak penting, pasar modern masih tetap penting karena ada keunggulan tersendiri dan membantu menyediakan barang kebutuhan yang tidak atau kurang mampu disediakan oleh pasar tradisional. Namun jumlahnya haruslah dibatasi sehingga tidak membunuh dan menggantikan pasar tradisional yang telah lama ada. Selain dibatasi dalam hal jumlah, pembatasan pasar modern juga dilakukan dalam hal jarak antar pasar modern maupun jarak antara pasar modern dengan pasar tradisional. Hal ini semata-mata bertujuan untuk menghindari persaingan usaha yang terlalu frontal dan melindungi keberadaan pasar tradisional. Salah satu daerah yang patut dicontoh untuk masalah pembatasan pasar modern ini adalah Kabupaten Bantul. Di Kabupaten Bantul, pembatasan jumlah minimarket benarbenar diterapkan. Sehingga apabila datang ke Bantul, maka kita akan kesulitan untuk mencari minimarket. Pemerintah Indonesia tak perlu untuk mencabut atau membatalkan perjanjian perdagangan bebas yang telah dijalin dengan negara maupun area tertentu. Meskipun hal ini akan membuat serbuan kedatangan pasar modern dan barang dan jasa dari luar negeri
  • 10. menjadi semakin kencang, tetapi jika regulasi diatas mampu diterapkan dengan baik pasti pertumbuhan pasar modern yang sempat tidak terkendali akan kembali terkontrol. Tentu saja diperlukan dukungan dari berbagai stakeholder untuk melaksanakan kebijakan tersebut agar berhasil. Lagipula, adanya perjanjian perdagangan antara Indonesia dengan negara dan area lainnya justru membawa keuntungan bagi warga Indonesia. Karena dengan adanya perjanjian ini, maka hasil ekspor dari Indonesia menjadi lebih mudah untuk masuk ke pasar luar negeri. Hasil ekspor tersebut tentunya akan mendatangkan devisa bagi Indonesia. Selain itu, kedatangan pasar modern di Indonesia sebenarnya juga memiliki dampak positif. Antara lain para pengusaha Indonesia dapat belajar untuk mengembangkan bisnis mereka dan mendapatkan saingan dari luar negeri yang tentunya menjadi pembelajaran yang tak ternilai. Akan tetapi tentu saja, keberadaan dan persebaran pasar modern harus tetap dijaga dan diawasi agar tidak menjadi bom waktu bagi Indonesia. Kebijakan pemerintah lainnya berupa bantuan renovasi dan revitalisasi pasar tradisional mutlak diperlukan agar mampu bertahan dan bersaing dengan pasar modern. Para pembeli tentu akan lebih memilih pasar dengan kondisi yang bersih dan nyaman dibandingkan dengan pasar yang kondisinya tidak tertata. Selain itu, peremajaan fisik bangunan pasar tradisional haruslah menjadi prioritas untuk kelangsungan hidupnya pasar ini. Bantuan lain yang dapat diberikan pemerintah adalah modal bagi para pedagang pasar tradisional agar tidak terjerat oleh para rentenir yang justru dapat mematikan usaha pedagang tersebut. Berbagai keunggulan yang dimiliki pasar tradisional dan tidak berlaku di pasar modern merupakan suatu nilai tambah yang sangat bermanfaat. Kemampuan untuk bertahan dalam badai, kedekatan antara pedagang dengan pembeli, sumbangan dan kontribusi yang lebih besar dari pasar modern terhadap pendapatan daerah, serta penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak dari pasar modern kiranya cukup menjadi alasan untuk mempertahankan eksistensi pasar tradisional dibanding menambah jumlah pasar modern.
  • 11. Daftar Pustaka Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan, Kementerian Luar Negeri. 2010. Penjajakan Free Trade Agreement (FTA): Indonesia-Gulf Cooperation Council dalam Upaya Memperluas Peluang Pasar Non-Tradisional. Jakarta Sadilah, Emiliana. dkk. 2011. Eksistensi Pasar Tradisional, Relasi dan Jaringan Pasar Tradisional di Kota Semarang – Jawa Tengah. Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Persada, Gading. 2010. Retribusi Pasar Tradisional dan PKL Sumbang PAD Tertinggi. diakses dari web http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/04/18/52322/RetribusiPasar-Tradisional-dan-PKL-Sumbang-PAD-Tertinggi pada 19 Juni 2013 pukul 19.00 Rubiantoro, Yohan. 2011. Nielsen: Jumlah Minimarket Tumbuh 42% pada 2010. diakses dari web http://www.indonesiafinancetoday.com/read/4689/Nielsen-Jumlah-MinimarketTumbuh-42-Pada-2010 pada 19 Juni 2013 pukul 21.00 Suhendra, Zulfi. 2013. Pedagang Khawatir Pasar Tradisional Terkikis Pasar Modern. diakses dari http://finance.detik.com/read/2013/02/05/145306/2161671/4/pedagangkhawatir-pasar-tradisional-terkikis-pasar-moderen pada 19 Juni 2013 pukul 20.30 Suhendra. 2012. Miris! 10.000 Warung Tradisional di DKI Tutup Dilibas Minimarket. diakses dari web http://finance.detik.com/read/2012/01/30/184311/1829774/4/miris10000-warung-tradisional-di-dki-tutup-dilibas-minimarket pada 19 Juni 2013 pukul 20.45 Sulistiyono, Seno Tri. 2013. Ayo Selamatkan Pasar Tradisional. diakes dari web http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1954881/ayo-selamatkan-pasar-tradisional pada 18 Mei 2013 pukul 22.00 __________________. 2013. Jumlah Pasar Tradsional Turun 8,1%. diakses dari web http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1954818/jumlah-pasar-tradisional-turun-81 pada 18 Mei 2013 pukul 20.00 Windarto. 2012. Pasar Tradisional: Kian Tua Kian Terdesak. diakses dari web http://www.sindoweekly-magz.com/artikel/09/i/3-9-mei-2012/business/17/kian-tuakian-terdesak pada 18 Mei 2013 pukul 21.30