SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
1
OLEH:
M. IRYADI FIRDAUS 3512100015
ARIF KURNIAWAN 3512100061
SATRIA PRAKASA 3512100065
ALDINO ZAKARIA 3512100086
PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN MINIMARKET
(STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER)
2
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan...............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................................4
1.3 Tujuan dan Sasaran..........................................................................................................4
1.4 Batasan Masalah..............................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................5
2.1 Pengertian Ritel ...............................................................................................................5
2.2 Klasifikasi Usaha Ritel....................................................................................................5
2.3 Pengertian Minimarket ....................................................................................................6
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi Minimarket ...............................7
2.5 Metode Penelitian AHP...................................................................................................9
2.6 Faktor –Faktor penentuan lokasi minimarket..................................................................10
BAB III METODOLOGI ......................................................................................................12
3.1 Lokasi Penelitian .............................................................................................................12
3.2 Data dan Peralatan...........................................................................................................12
3.3 Metodologi ......................................................................................................................13
BAB IV HASIL DAN ANALISA.........................................................................................16
4.1 Analytical Hierarchy Process (AHP)...............................................................................16
4.2 Hasil Pembobotan Menggunakan Expert Choice............................................................16
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................................21
5.1 Kesimpulan......................................................................................................................21
Daftar Pustaka .......................................................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perencanaan pembangunan untuk Negara berkembang, termasuk Indonesia, masih
mempunyai peranan yang sangat besar sebagai alat untuk mendorong dan mengendalikan
proses pembangunan secara lebih tepat dan terarah. Untuk mambangun perencanaan yang
baik maka diperlukan sebuh informasi secara spasial daerah yang akan direncanakan.
Informasi merupakan salah satu unsur penting yang sangat diperlukan dalam memecahkan
berbagai permasalahan. Informasi yang benar dan akurat akan turut menentukan berhasil
tidaknya suatu tindakan atau keputusan, terutama dalam memecahkan suatu persoalan. Selain
itu informasi juga merupakan satu hal yang sangat berpengaruh dalam menentukan pandangan
dan pemikiran terhadap suatu hal, yang pada akhirnya menentukan juga tindakan yang akan
diambil.
Dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan sumber
daya , pariwisata atau fasilitas perdagangan/jasa khususnya minimarket, juga sangat
diperlukan informasi yang akurat mengenai persebaran dan informasi minimarket itu sendiri.
Baik secara fisik maupun dari segi ekomoninya. Pola-pola hubungan yang terjadi antara unsur
fisik dan ekonomi dalam pengelolaan minimarket merupakan informasi yang sangat penting
untuk dipertimbangkan dalam memecahkan berbagai permasalahan seperti misalnya konflik
yang terjadi atau dalam pembuatan perencanaan dan perbaikan lahan.
Dalam hal ini informasi perencanaan yang benar dan akurat akan turut menentukan
sejauh mana permasalahan bisa diidentifikasi, dikaji, atau bahkan diramalkan. Kemudian hal-
hal tersebut akan menjadi dasar dalam menentukan cara-cara atau pertimbangan-
pertimbangan yang dilakukan dalam memecahkan permasalahan tadi. Di sini cara
mendapatkan dan mengambil informasi sangat menentukan informasi yang didapat.
Pengolahan informasi juga sangat berperan penting dalam mendukung terciptanya
pengambilan keputusan yang menyeluruh tadi. Karena pada proses inilah data dikumpukan,
diproses (diseleksi dan “dimanipulasi”) sesuai maksud dan tujuan pengambilan data, serta
pada akhirnya ditampilkan. Kemampuan pihak-pihak yang terlibat dalam mengolah data dan
informasi tersebut tentu saja sangat berpengaruh, bisa jadi informasi atau fakta penting pada
akhirnya bisa terlihat jadi tidak penting jika pengolahan data dan informasinya juga kurang
baik, begitu juga sebaliknya.
Dalam mewujudkan hal tersebut maka diperlukan sebuah sistem informasi
perencanaan tentang persebaran minimarket di kabupaten jember sebagai upaya untuk
4
memberikan informasi kepada masyarakat tentang persebaran minmarket tersebut sehingga
dapat digunakan dalam pengambilan keputusan atau pembuatan kebijakan yang lebih efektif
dan efisien.
1.2. Rumusah Masalah
1. Bagaimana mengelolah data persebaran minimarket di kabupaten jember?
2. Bagaimana menampilkan sistem informasi perencanaan persebaran minimarket
di kabupaten jember?
3. Bagaimana analisa persebaran minimarket di kabupaten jember?
1.3. Tujuan Dan Sasaran
 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan usulan lokasi yang potensial
untuk dibangun minimarket di kabupaten Jember.
 Sasaran
 Mingidentifikasi kondisi eksisting wilayah kabupaten Jember, terkait
dengan pengunaan lahannya serta posisi dari minimarket dan pasar
tradisonal yang sudah ada.
 Menentukan lokasi potensial untuk menjadi lokasi usulan
pembangunan minimarket dengan mengunakan variable seperti jumlah
penduduk pendukung, jenis pengunaan lahan, fungsi jalan, jarak
dengan minimarket lain dan jarak dengan pasar tradisonal.
1.4. Batasan Masalah
1. Lokasi penelitian adalah Kabupaten Jember.
2. Jangkauan pelayanan lokasi minimarket usulan tidak boleh beririsan dengan
minimarket dan pasar tradisonal yang sudah ada.
3. Penentuan lokasi minimarket yang baru terletak pada pinggir jalan umum
mulai dari jalan lokal sampai arteri.
4. Selain minimarket dan pasar tradisonal, variable dari kawasan perdagangan dan
jasa lainnya seperti pasar moderen (supermarket, hypermarket, Department
Store, dan perkulakan) serta toko-toko atau kios-kios kecil tidak masuk dalam
pertimbangan.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Ritel
Kata ritel berasal dari bahasa Perancis, ritellier, yang berarti memotong atau memecah
sesuatu. Usaha ritel atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang
terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk
penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis. Ritel juga merupakan perangkat dari
aktivitas-aktivitas bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan
layanan penjualan kepada para konsumen untuk penggunaan atau konsumsi perseorangan
maupun keluarga. Seringkali orang-orang beranggapan bahwa ritel hanya berarti menjual
produk-produk di toko. Tetapi, ritel juga melibatkan layanan jasa, seperti jasa layanan antar
(delivery service) ke rumah- rumah dan tidak semua ritel dilakukan di dalam toko.
(Utami2006, p4)
Menurut Berman dan Evans (2007, p4), ritel meliputi kegiatan usaha yang terlibat
dalam penjualan barang dan jasa kepada konsumen untuk keperluan pribadi, keluarga, atau
rumah tangga. Para peritel berupaya memuaskan kebutuhan konsumen dengan mencari
kesesuaian antara barang-barang yang dimilikinya dengan harga, tempat, dan waktu yang
diinginkan pelanggan. Ritel juga menyediakan pasar bagi para produsen untuk menjual
produk-produk mereka. Dengan demikian ritel adalah kegiatan terakhir dalam jalur
distribusi yang menghubungkan produsen dengan konsumen. Jalur distribusi adalah
sekumpulan atau beberapa perusahaan yang memudahkan penjualan kepada konsumen
sebagai tujuan akhir.
2.2. Klasifikasi Usaha Ritel
Klasifikasi usaha ritel berdasarkan skala usahanya, dapat dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu ritel besar (peritel berskala besar), dan ritel kecil (peritel berskala kecil).
A. Ritel Besar
Perdagangan ritel berskala besar menyediakan satu jenis barang ataupun berbagai barang
kepada sejumlah besar pelanggan dalam suatu toko besar. Dalam kegiatan usahanya, peritel
berskala besar menyediakan kenyamanan bagi pelanggan, baik berupa interior dan eksterior
toko, maupun keramahan pelayanan yang diberikan wiraniaganya. Produk yang biasa
ditawarkan oleh peritel berskala besar, antara lain pakaian, alat-alat elektronik, dan juga
produk-produk impor. Ciri-ciri peritel besar, antara lain:
6
· Membeli produk langsung dari produsen dalam jumlah besar, sehingga menghindari
penggunaan perantara dalam pembelian produknya,
· Menyediakan layanan kepada sejumlah besar pelanggan, misalnya dengan
memberikan layanan antar barang kerumah pelanggan,
· Ukuran tokonya lebih besar daripada ritel berskala kecil,
· Membutuhkan modal yang besar untuk memulai dan menjalankan usahanya.
Contoh dari toko ritel berskala besar adalah specialty store, department store, super
market, discount house, hypermarket, general store, dan chain store.
B. Ritel Kecil
Peritel berskala kecil disebut dengan ritel tradisional. Ragam produk yang ditawarkan
biasanya tidak sebanding yang ditawarkan peritel besar. Misalnya untuk produk sabun mandi,
jenis merek yang ditawarkan peritel kecil mungkin tidak terlalu banyak nilai dibandingkan
peritel besar. Usaha ritel kecil dapat dibagi menjadi dua, yaitu usaha ritel kecil berpangkal dan
tidak berpangkal.
1) Usaha Ritel Berpangkal
Usaha ritel berpangkal ini ada yang memiliki lokasi tetap, seperti warung, kios, atau
minimarket dan ada yang memiliki lokasi tidak tetap, seperti pedagang kaki
lima. Lokasi warung, kios, atau minimarket biasanya menjadi satu dengan tempat
tinggal pemiliknya, dengan luas yang tidak terlalu besar, sehingga pelanggan tidak
bisa memilih secara langsung barang yang akan dibeli. Sedangkan pedagang kaki lima
memiliki kegiatan usaha yang tidak terorganisir dengan baik, tidak memiliki surat ijin
usaha, biasanya bergerombol di trotoar jalanan.
2) Usaha Ritel Tidak Berpangkal
Jenis usaha ritel ini tidak memiliki suatu lokasi kusus dalam melakukan kegiatan
usahanya ( berpindah-pindah). Jenis usaha ritel ini menggunakan alat dalam kegiatan
usahanya, seperti roda dorong, sepeda, atau alat pikul. Produk yang ditawarkan
biasanya berupa buah-buahan dan sayur-mayur.
2.3. Pengertian Minimarket
Dalam dunia perdagangan saat ini, toko barang kebutuhan sehari-hari dengan ruangan
yang tidak terlalu luas (minimarket) bukan lagi merupakan istilah asing bagi masyarakat
umum, terutama yang tinggal dikota-kota besar.
7
Gambar 2.1 Ruangan didalam Minimarket
Minimarket merupakan perantara pemasar antara produsen dan konsumen akhir
dimana aktivitasnya adalah melaksanakan penjualan eceran. Menurut Hendri ma’ruf
(2005:84) pengertian minimarket adalah toko yang mengisi kebutuhan masyarakat akan
warung yang berformat modern yang dekat dengan permukiman penduduk sehingga dapat
mengungguli toko atau warung.
Sebagai minimarket yang menyediakan barang kebutuhan sehari-hari suasana dan
keseluruhan minimarket sangat memerlukan suatu penanganan yang profesional dan khusus
agar dapat menciptakan daya tarik pada minimarket. Tata letak minimarket dapat
mempengaruhi sirkulasi kembali untuk berbelanja. Kadang-kadang suasana yang nyaman
bersih dan segar lebih diutamakan dari pada hanya sekedar harga rendah yang belum tentu
dapat menjamin kelangsungan hidup dari minimarket tersebut.
2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi Minimarket
Lebih dari 90% penjualan ritel terjadi di toko. Dengan demikian, pemilihan lokasi
toko adalah salah satu keputusan strategis yang paling signifikan di ritel. Menurut Cox
dan Brittain (2004, p56), lokasi toko harus dipilih agar dapat mencerminkan
kebutuhan kelompok pelanggan yang telah didefinisikan sebelumnya.
(Berman dan Evans2007, p262) Keputusan lokasi sangatlah kompleks, biaya bisa
sangat tinggi, hanya sedikit fleksibilitas sesaat lokasi telah dipilih, dan atribut-atribut lokasi
mempunyai dampak yang besar terhadap strategi. Sehingga, lokasi ritel yang tepat
merupakan faktor penentu bagi keberhasilan peritel. Pemilihan lokasi memerlukan
8
pengambilan keputusan yang panjang karena dalam pemilihan lokasi terdapat banyak
kriteria yang harus dipertimbangkan, seperti:
 Ukuran dan ciri-ciri populasi
 Persaingan
 Akses Transportasi
 Ketersediaan Parkir
 Lingkungan di Sekitar Toko
 Biaya Properti
 Lama Perjanjian
Menurut Utami (2006, p104), hal yang membuat suatu lokasi memiliki daya tarik
secara spesifik adalah aksesibilitas. Aksesibilitas suatu lokasi adalah suatu kemudahan
bagi konsumen untuk masuk dan keluar dari lokasi tersebut. Analisis ini memiliki dua tahap,
yaitu:
1. Analisis Makro
Untuk mengukur aksesibilitas lokasi pada tingkat makro ritel secara bersamaan
mengevaluasi beberapa faktor seperti pola-pola jalan, kondisi jalan, dan
hambatannya.
2. Analisis Mikro
Analisis ini berkonsentrasi pada masalah-masalah pada sekitar lokasi, seperti
visibilitas, arus lalu lintas, parkir, keramaian, dan jalan masuk atau jalan
keluar.
Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) yang dikutip oleh Pujiastuti,
terdapat empat atribut utama dari dimensi lokasi yaitu waktu tempuh perjalanan menuju
tempat berbelanja, kelancaran arus lalu lintas, banyaknya sarana transportasi yang menunjang,
dan lingkungan sekitar yang aman.
Dalam makalah ini, dalam penentuan lokasi menggunakan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Aksesibilitas yang terdiri dari kepadatan lalu lintas, lahan parkir, dan jarak
terhadap permukiman.
2. Sosio-Ekonomi yang terdiri dari jumlah penduduk dan kesejahteraan penduduk.
3. Persaingan dilihat dari jarak terhadap pesaing terdekat, dan jarak terhadap pasar
tradisional.
9
2.5.Metode Penelitian AHP
2.5.1. Pengertian Metode Penelitian AHP
Analytical Hierarchy Process atau biasa disebut AHP dikembangkan oleh Prof.
Thomas L. Saaty, seorang Guru Besar Matematika dari University of Pittsburgh pada
tahun 1970. Metoda ini merupakan alat bantu sistem pendukung keputusan yang dinilai
luas untuk penyelesaian problem keputusan multikriteria. Metode ini mensintesis
perbandingan ‘judgement’ pengambil keputusan yang berpasangan pada setiap level
hirarki keputusan yang berpasangan pada setiap level hirarki keputusan. Caranya dengan
menetapkan bobot prioritas relatif setiap elemen keputusan, dimana bobot ini
merepresentasikan intensitas preferensi atas suatu keputusan (Saaty, 1993).
2.5.2. Prinsip Pokok Analytical Hierarchy Process (AHP)
Prinsip pokok AHP adalah prinsip berpikir analitis. Pengambilan keputusan
dalam metodologi AHP didasarkan pada tiga prinsip pokok, yaitu :
1. Penyusunan Hirarki
Penyusunan hirarki permasalahan merupakan langkah untuk mendefinisikan
masalah yang kompleks ke dalam sub sistem, elemen, sub elemen dan
seterusnya sehingga menjadi lebih jelas dan detail. Hirarki keputusan disusun
berdasarkan pandangan pihak-pihak yang memiliki keahlian (expert) dan
pengetahuan di bidang yang bersangkutan.
2. Penentuan Prioritas
Prioritas dari elemen-elemen kriteria dapat dipandang sebagai bobot atau
kontribusi elemen tersebut terhadap tujuan pengambilan keputusan. Prioritas
ini ditentukan berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-pihak yang
kepentingan terhadap keputusan tersebut, baik secara langsung (diskusi,
wawancara) maupun tidak langsung (kuesioner).
3. Konsistensi Logis
Konsistensi jawaban responden dalam menentukan prioritas elemen merupakan
prinsip pokok yang akan menentukan validitas data dan hasil pengambilan
keputusan. Menurut Saaty, hasil penilaian yang dapat diterima adalah yang
mempunyai rasio konsistensi lebih kecil atau sama dengan 10%. Jika lebih
besar dari itu berarti penilaian yang telah dilakukan ada yang random dengan
demikian perlu diperbaiki.
10
2.6.Sistem Informasi Geografis
A. Definisi Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang
memiliki informasi spasial (informasi keruangan). Dimana sistem ini adalah sistem
memasukkan, menyimpan, perencanaan, dan pengelolaan data bereferensi geografis, misalnya
data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Teknologi Sistem
Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber
daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa
membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat
terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang
membutuhkan perlindungan dari polusi. SIG didefiniskan lagi oleh beberapa ahli, sebagai
berikut:
a. SIG merupakan sistem penanganan data kerungan.
b. SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan,
mengelola, menganalisis, dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi
keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.
c. SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani
data bereferensi geografi yaitu pemasukkan data, manajemen data (penyimpanan dan
pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir
(output). Hasil akhir dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah
yang berhubungan dengan geografi.
d. SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia
(brainware), organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan,
menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di
permukaan bumi.
SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik
tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya memetakan hasilnya. Data
yang diolah pada SIG adalah data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan
merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya.
Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi, kondisi, tren, pola
dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya.
B. Komponen Sistem Informasi Geografis
11
Menurut John E. Harmon, Steven J. Anderson, 2003, secara rinci SIG dapat beroperasi
dengan komponen- komponen sebagai berikut:
a. Brainware atau orang yang menjalankan sistem meliputi orang yang mengoperasikan,
mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Kategori orang yang menjadi
bagian dari SIG beragam, misalnya operator, analis, programmer, database administrator
bahkan stakeholder.
b. Aplikasi merupakan prosedur yang digunakan untuk mengolah data menjadi informasi.
Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi geometri, query, overlay, buffer,
jointable, dsb.
c. Data yang digunakan dalam SIG dapat berupa data grafis dan data atribut.
- Data posisi/koordinat/grafis/ruang/spasial, merupakan data yang merupakan
representasi fenomena permukaan bumi/keruangan yang memiliki referensi (koordinat)
lazim berupa peta, foto udara, citra satelit dan sebagainya atau hasil dari interpretasi
data-data tersebut.
- Data atribut/non-spasial, data yang merepresentasikan aspek-aspek deskriptif dari
fenomena yang dimodelkannya. Misalnya data sensus penduduk, catatan survei, data
statistik lainnya.
d. Software adalah perangkat lunak SIG berupa program aplikasi yang memiliki kemampuan
pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan penayangan data spasial (contoh :
ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dll)
e. Hardware adalah perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem berupa
perangkat komputer, printer, scanner, digitizer, plotter dan perangkat pendukung lainnya.
Selain kelima komponen di atas, ada satu komponen yang sebenarnya tidak kalah
penting yaitu Metode. Sebuah SIG yang baik adalah apabila didukung dengan metode
perencanaan desain sistem yang baik dan sesuai dengan ‘’business rules’’ organisasi yang
menggunakan SIG.
Gambar 2.2 Komponen SIG
12
BAB III
METODOLOGI
3.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini mengambil studi di daerah kabupaten Jember yang secara
geografis terletak pada koordinat 6°27'29” - 7°14’35” Lintang Selatan dan 112°53' -
113°23' Bujur Timur. Secara administratif luas wilayah Kabupaten Jember adalah
3.293,34 km2
.
Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Jember
3.2. Data dan Peralatan
1. Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Data pasar tradisional kabupaten jember
- Peta RBI kabupaten jember
2. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
- ArcMAP
- Microsoft Office 2013
- Sistem Operasi Windows 10 Pro/ 64 bit
13
- Notebook Asus X200MA, RAM 4 Gb, Hard Disk 500 Gb
3.3. Metodologi
1. Tahap Penelitian
Tahapan yang dilaksanakan adalah:
Gambar 3.2 Diagram Tahapan Pelaksanaan
14
2. Pengolahan Data
Adapun diagram alir tahapan pengolahan data penelitian ini adalah sebagai berikut :
Mulai
Data Spasial
Data Non
Spasial
Data Pasar
Tradisional
Tidak
Ya
Peta RBI
Kabupaten
Jember
Pemilihan Data
Analisa
Spasial
Analisa
Sesuai
Perencanaan Lokasi Ritel
Selesai
Overlay
Gambar 3.3 Diagram Pengolahan Data
Penjelasan:
Adapun tahap penelitian digambarkan secara umum dengan penjelasan sebagai
berikut:
1. Tahap Persiapan
- Identifikasi Awal
Bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang diangkat sebagai tema
penelitian, objek penelitian dan daerah penelitian serta merumuskan cara
memecahkan permasalahan tersebut. Adapun permasalahan dalam penelitian ini
adalah perencanaan lokasi supermarket/ ritel di daerah kebupaten jember
- Studi Literatur
15
Studi Literatur dilakukan untuk mempelajari dan mengumpulkan referensi dan
hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan orang lain yang
berkaitan sebagai dasar teori mengenai masalah yang akan diteliti seperti teori
penentuan lokasi supermarket, aspek – aspek pengaruh persebaran perdagangan
dan literatur lainnya yang mendukung baik dari buku, jurnal, majalah, internet
dan lain sebagainya.
- Pengumpulan Data
Pengumpulan data berupa peta RBI kabupaten lumajang dan data pasar
tradisional kabupaten jember
2. Tahap Pengolahan Data
Pada tahap ini dilakukan pengolahan dari data yang telah diperoleh yaitu
melakukan proses pemilihan data dan overlay serta buffer.
3. Tahap Analisa
Data yang telah diolah kemudian dievaluasi sehingga di dapatkan suatu hasil yang
berupa perencanaan lokasi supermarket di daerah kabupaten jember
4. Tahap Akhir
Penyusunan laporan merupakan tahap akhir dari proses penelitian ini sebagai
laporan Tugas Besar.
16
Faktor Penentuan
Pemilihan Lokasi
Minimarket
Aksesibilitas
Jarak terhadap
permukiman
Kepadatan lalu lintas
Lahan parkir
Sosial Ekonomi
Jumlah penduduk
Kesejahteraan penduduk
Kepadatan penduduk
Pesaing
Jarak terhadap pasar
tradisional
Permintaan ekspor
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1. Analytical Hierarchy Process (AHP)
Metode/teknik pengambilan keputusan secara sistematis atas persoalan yang
kompleks. Tujuan dari AHP sendiri adalah untuk mendapatkan prioritas keputusan/faktor
utama yang mempengaruhi suatu keadaan yang ada. Dimana AHP juga merupakan sebuah
model yang dibuat menyerupai proses pengambilan keputusan manusia (human decision
process) (Saaty, 1980).
Gambar 4.1 Diagram Pohon Hierarki
4.2. Hasil Pembobotan Menggunakan Expert Choice
Hasil Penilaian Kriteria
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder berdasarkan penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa kriteria aksesibilitas menjadi kriteria yang paling
17
diperhitungkan dalam “Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Minimarket Di Kabupaten
Jember”. Dari hasil output didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria aksesibilitas sebesar
0,683, social ekonomi 0,243, pesaing 0,075. Sedangkan nilai inconsistency adalah 0,04 < 0,1
yang artinya hasil pembobotan tersebut telah valid.
Hasil Penelitian Alternatif dari Kriteria Aksesibilitas
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para ahli menunjukkan bahwa alternative
kepadatan lalu lintas menjadi alternatif yang paling diperhitungkan dalam “Fakor-faktor
Penentuan Pemilihan Lokasi Minimarket Kabupaten Jember” yang ada di kriteria
aksesibilitas. Dari hasil output didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria jarak terhadap
permukiman sebesar 0,263, kepadatan lalu lintas 0,673, lahan parkir 0,064. Sedangkan nilai
inconsistency adalah 0,07 < 0,1 yang artunya hasil pembobitan tersebut telah valid.
Hasil Penelitian Alternatif dari Kriteria Sosial Ekonomi
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para ahli menunjukkan bahwa alternative
jumlah penduduk menjadi alternatif yang paling diperhitungkan dalam “Fakor-faktor
Penentuan Pemilihan Lokasi Minimarket Di Kabupaten Jember” yang ada di kriteria social
ekonomi. Dari hasil output didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria jumlah penduduk
0,668, kesejahteraan penduduk 0,266, kepadatan penduduk 0,066. Sedangkan nilai
inconsistency adalah 0,06 < 0,1 yang artinya hasil pembobitan tersebut telah valid.
18
Hasil Penelitian Alternatif dari Kriteria Pesaing
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para ahli menunjukkan bahwa alternative
Jarak terhadap pasar tradisional menjadi alternatif yang paling diperhitungkan dalam “Fakor-
faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Minimarket Di Kabupaten Jember” yang ada di kriteria
pesaing. Dari hasil output didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria Jjarak terhadap pasar
tradisional 0,840, permintaan ekspor 0,160. Sedangkan nilai inconsistency adalah 0 < 0,1
yang artunya hasil pembobitan tersebut telah valid.
Dari hasil analisa AHP diatas telah ditemukan beberapa alternative kriteria yang
sangat dipertimbangkan dalam mandapatkan “Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi
Minimarket Di Kabupaten Jember” yaitu :
A. Kriteria
1. Aksesibilitas
a. Kepadatan lalu lintas
2. Sosial Ekonomi
a. Jumlah penduduk
3. Pesaing
a. Jarak terhadap pasar tradisional
Dari hasil analisa AHP diatas dapat disimpulkan bahwa kriteria variabel yang paling
berpengaruh dalam penelitian ini secara berurutan adalah asksesibilitas (0,683), social
19
ekonomi (0,243) dan pesaing (0,075), dengan alternative di tiap kriteria yakni kepadatan lalu
lintas (0,673), jumlah penduduk (0,668) dan jarak terhadap pesaing terdekat (0,840).
Pengeplotan dilakukan berdasarkan dekatnya jarak jaringan jalan, luas pemukiman,
dan jarak antara pesaing. Untuk tabel luas permukaan dapat dilihat pada gambar berikut.
Tabel 4.1. Luas Pemukiman
Dari hasil pembagian luas pemukiman tersebut dilakukan pengeplotan dengan
parameter dekat dengan jaringan jalan, jauh dari pesaing dengan ketentuan jarak 0,5 km, dan
dekat dengan pemukiman. Berikut adalah peta hasil plotting minimarket.
20
Gambar 4.2 Hasil Plotting Titik Perencanaan Minimarket
21
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan :
 Dalam penentuan lokasi persebaran minimarket di Kabupaten Jember dipengaruhi
oleh aksesbilitas lokasi, kondisi social-ekonomi lingkungan dan jarak terhadap
pesaing. Dimana yang paling berpengaruh adalah aksesbilitas lokasi yang mencapai
nilai 0.683 pada pengolahan metode AHP.
22
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Minimarket. http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl-
puryantini-16617-3-babii.pdf. Diakses pada 25 Maret 2016.
Anonim. 2012. Faktor dalam Bisnis Ritel. http://ootkhotijah.blogspot.com/2012/04/ritel.html.
Diakses pada 25 maret 2016.
Robinson, Tarigan. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Edisi Revisi.Industrial
Location; an Economic Geographical Analysis. David M. Smith, 1971.
Anonim. 2012. eprints.undip.ac.id/8134/1/7_Wini_Trisakti.doc. Diakses pada 25 Maret 2016.

More Related Content

What's hot

Pengaruh keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...
Pengaruh  keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...Pengaruh  keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...
Pengaruh keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...
ROJIKIN AISH
 
revitalisasi pasar
revitalisasi pasarrevitalisasi pasar
revitalisasi pasar
Ulin Lfc
 
Perbandingan antara pasar_moderen_dengan tradisional
Perbandingan antara pasar_moderen_dengan tradisionalPerbandingan antara pasar_moderen_dengan tradisional
Perbandingan antara pasar_moderen_dengan tradisional
No Val
 
KEWIRAUSAHAAN MENJAMURNYA MINIMARKET DIKALANGAN PEDAGANG KECIL
KEWIRAUSAHAAN MENJAMURNYA MINIMARKET DIKALANGAN PEDAGANG KECILKEWIRAUSAHAAN MENJAMURNYA MINIMARKET DIKALANGAN PEDAGANG KECIL
KEWIRAUSAHAAN MENJAMURNYA MINIMARKET DIKALANGAN PEDAGANG KECIL
Zulla Jolie
 
Kasus manajerial laundry laurent
Kasus manajerial laundry laurentKasus manajerial laundry laurent
Kasus manajerial laundry laurent
Najmy A'la
 
Pengenalan Sistem Informasi Pemasaran "SIP"
Pengenalan Sistem Informasi Pemasaran "SIP"Pengenalan Sistem Informasi Pemasaran "SIP"
Pengenalan Sistem Informasi Pemasaran "SIP"
Ikhsan Bz
 

What's hot (19)

Pengaruh keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...
Pengaruh  keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...Pengaruh  keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...
Pengaruh keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasa...
 
Analisis toko klontong dan minimarket
Analisis toko klontong dan minimarketAnalisis toko klontong dan minimarket
Analisis toko klontong dan minimarket
 
revitalisasi pasar
revitalisasi pasarrevitalisasi pasar
revitalisasi pasar
 
Revitalisasi Pasar Tradisional
Revitalisasi Pasar TradisionalRevitalisasi Pasar Tradisional
Revitalisasi Pasar Tradisional
 
Perbandingan antara pasar_moderen_dengan tradisional
Perbandingan antara pasar_moderen_dengan tradisionalPerbandingan antara pasar_moderen_dengan tradisional
Perbandingan antara pasar_moderen_dengan tradisional
 
Nurul
NurulNurul
Nurul
 
Pengantar Manajemen
Pengantar ManajemenPengantar Manajemen
Pengantar Manajemen
 
KEWIRAUSAHAAN MENJAMURNYA MINIMARKET DIKALANGAN PEDAGANG KECIL
KEWIRAUSAHAAN MENJAMURNYA MINIMARKET DIKALANGAN PEDAGANG KECILKEWIRAUSAHAAN MENJAMURNYA MINIMARKET DIKALANGAN PEDAGANG KECIL
KEWIRAUSAHAAN MENJAMURNYA MINIMARKET DIKALANGAN PEDAGANG KECIL
 
Menurunnya Peran Pemerintah dalam Melindungi Pasar Tradisional
Menurunnya Peran Pemerintah dalam Melindungi Pasar TradisionalMenurunnya Peran Pemerintah dalam Melindungi Pasar Tradisional
Menurunnya Peran Pemerintah dalam Melindungi Pasar Tradisional
 
Video pembelajaran ruang lingkup tataniaga hasil perikanan
Video pembelajaran ruang lingkup tataniaga hasil perikananVideo pembelajaran ruang lingkup tataniaga hasil perikanan
Video pembelajaran ruang lingkup tataniaga hasil perikanan
 
Kasus manajerial laundry laurent
Kasus manajerial laundry laurentKasus manajerial laundry laurent
Kasus manajerial laundry laurent
 
Sistem Informasi Pemasaran
Sistem Informasi PemasaranSistem Informasi Pemasaran
Sistem Informasi Pemasaran
 
Kajian pasar majalengka
Kajian pasar majalengkaKajian pasar majalengka
Kajian pasar majalengka
 
Sistem informasi pemasaran
Sistem informasi pemasaranSistem informasi pemasaran
Sistem informasi pemasaran
 
Sidak ramadhan usulan ditolak
Sidak ramadhan usulan ditolakSidak ramadhan usulan ditolak
Sidak ramadhan usulan ditolak
 
Pengenalan Sistem Informasi Pemasaran "SIP"
Pengenalan Sistem Informasi Pemasaran "SIP"Pengenalan Sistem Informasi Pemasaran "SIP"
Pengenalan Sistem Informasi Pemasaran "SIP"
 
Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan
Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi PerikananMakalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan
Makalah Kelembagaan Pemasaran Komoditi Perikanan
 
Deasy ti
Deasy tiDeasy ti
Deasy ti
 
Tataniaga Pertanian
Tataniaga PertanianTataniaga Pertanian
Tataniaga Pertanian
 

Viewers also liked

Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 BatuLaporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
National Cheng Kung University
 
Laporan Praktikum SIG Pembuatan Peta Persebaran Fasilitas Umum Berbasis SIG (...
Laporan Praktikum SIG Pembuatan Peta Persebaran Fasilitas Umum Berbasis SIG (...Laporan Praktikum SIG Pembuatan Peta Persebaran Fasilitas Umum Berbasis SIG (...
Laporan Praktikum SIG Pembuatan Peta Persebaran Fasilitas Umum Berbasis SIG (...
National Cheng Kung University
 
Transparan akuntansi 2 by diahandani.blogspot.com
Transparan akuntansi 2 by diahandani.blogspot.comTransparan akuntansi 2 by diahandani.blogspot.com
Transparan akuntansi 2 by diahandani.blogspot.com
Andani Abayz
 

Viewers also liked (20)

Analisa permasalahan Pada Pemetaan Partisipatif
Analisa permasalahan Pada Pemetaan PartisipatifAnalisa permasalahan Pada Pemetaan Partisipatif
Analisa permasalahan Pada Pemetaan Partisipatif
 
Manajemen Properti
Manajemen PropertiManajemen Properti
Manajemen Properti
 
Retail Management ( Kasus Indomaret )
Retail Management ( Kasus Indomaret )Retail Management ( Kasus Indomaret )
Retail Management ( Kasus Indomaret )
 
SOP TOKO MODERN / MINIMARKET
SOP TOKO MODERN / MINIMARKETSOP TOKO MODERN / MINIMARKET
SOP TOKO MODERN / MINIMARKET
 
Jual beli minimarket
Jual beli minimarketJual beli minimarket
Jual beli minimarket
 
Sistem informasi perencanaan [autosaved]1
Sistem informasi perencanaan [autosaved]1Sistem informasi perencanaan [autosaved]1
Sistem informasi perencanaan [autosaved]1
 
Sistem informasi Perencanaan Pembangunan Daerah
Sistem informasi Perencanaan Pembangunan DaerahSistem informasi Perencanaan Pembangunan Daerah
Sistem informasi Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Implementasi Metode AHP (Kasus : Smartphone)
Implementasi Metode AHP (Kasus : Smartphone)Implementasi Metode AHP (Kasus : Smartphone)
Implementasi Metode AHP (Kasus : Smartphone)
 
Marine Cadastre In Japan
Marine Cadastre In JapanMarine Cadastre In Japan
Marine Cadastre In Japan
 
Tugas Asistensi 3D Kadaster RUANG LABORATORIUM GEODESY DAN SURVEYING
Tugas Asistensi 3D Kadaster RUANG LABORATORIUM GEODESY DAN SURVEYINGTugas Asistensi 3D Kadaster RUANG LABORATORIUM GEODESY DAN SURVEYING
Tugas Asistensi 3D Kadaster RUANG LABORATORIUM GEODESY DAN SURVEYING
 
Visualisasi Basisdata Kadaster Laut dalam OpenJump, AutoCAD, QGIS (Studi Kasu...
Visualisasi Basisdata Kadaster Laut dalam OpenJump, AutoCAD, QGIS (Studi Kasu...Visualisasi Basisdata Kadaster Laut dalam OpenJump, AutoCAD, QGIS (Studi Kasu...
Visualisasi Basisdata Kadaster Laut dalam OpenJump, AutoCAD, QGIS (Studi Kasu...
 
Multi Layer 3D kadaster di Israel: Sebuah Rekomendasi Proyek, Penelitian dan ...
Multi Layer 3D kadaster di Israel: Sebuah Rekomendasi Proyek, Penelitian dan ...Multi Layer 3D kadaster di Israel: Sebuah Rekomendasi Proyek, Penelitian dan ...
Multi Layer 3D kadaster di Israel: Sebuah Rekomendasi Proyek, Penelitian dan ...
 
Sistem Informasi Pelayanan Publik Milik Pemerintah dan BUMN/Swasta
Sistem Informasi Pelayanan Publik Milik Pemerintah dan BUMN/SwastaSistem Informasi Pelayanan Publik Milik Pemerintah dan BUMN/Swasta
Sistem Informasi Pelayanan Publik Milik Pemerintah dan BUMN/Swasta
 
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 BatuLaporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
 
Trends sistem informasi pertanahan di australia
Trends sistem informasi pertanahan di australiaTrends sistem informasi pertanahan di australia
Trends sistem informasi pertanahan di australia
 
Perancangan sistem informasi berbasis web
Perancangan sistem informasi berbasis webPerancangan sistem informasi berbasis web
Perancangan sistem informasi berbasis web
 
Laporan Praktikum SIG Pembuatan Peta Persebaran Fasilitas Umum Berbasis SIG (...
Laporan Praktikum SIG Pembuatan Peta Persebaran Fasilitas Umum Berbasis SIG (...Laporan Praktikum SIG Pembuatan Peta Persebaran Fasilitas Umum Berbasis SIG (...
Laporan Praktikum SIG Pembuatan Peta Persebaran Fasilitas Umum Berbasis SIG (...
 
Transparan akuntansi 2 by diahandani.blogspot.com
Transparan akuntansi 2 by diahandani.blogspot.comTransparan akuntansi 2 by diahandani.blogspot.com
Transparan akuntansi 2 by diahandani.blogspot.com
 
Sistem informasi penjualan minimarket berintegrasi barcode reader menggunakan
Sistem informasi penjualan minimarket berintegrasi barcode reader menggunakanSistem informasi penjualan minimarket berintegrasi barcode reader menggunakan
Sistem informasi penjualan minimarket berintegrasi barcode reader menggunakan
 
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3ºTRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
 

Similar to PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN MINIMARKET (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER)

Manajemen retailsmk
Manajemen retailsmkManajemen retailsmk
Manajemen retailsmk
Agus Marhadi
 
PPT ALK KELOMPOK 8 BAB 8 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK INDUSTRI.pptx
PPT ALK KELOMPOK 8 BAB 8 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK INDUSTRI.pptxPPT ALK KELOMPOK 8 BAB 8 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK INDUSTRI.pptx
PPT ALK KELOMPOK 8 BAB 8 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK INDUSTRI.pptx
soundfreeforyou
 
Rahasia bisnis minimarket
Rahasia bisnis minimarketRahasia bisnis minimarket
Rahasia bisnis minimarket
Arya Ningrat
 
Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaranManajemen pemasaran
Manajemen pemasaran
Iin Wahyuni
 
Pengantar ritel & waralaba
Pengantar ritel & waralabaPengantar ritel & waralaba
Pengantar ritel & waralaba
Dadang Gunawan
 
zulkifli Pedagang eceran dan pedagang besar.ppt
zulkifli Pedagang eceran dan pedagang besar.pptzulkifli Pedagang eceran dan pedagang besar.ppt
zulkifli Pedagang eceran dan pedagang besar.ppt
ChoirulArif1
 

Similar to PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN MINIMARKET (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER) (20)

Manajemen retailsmk
Manajemen retailsmkManajemen retailsmk
Manajemen retailsmk
 
manajemen retail
manajemen retailmanajemen retail
manajemen retail
 
SCM Retail
SCM RetailSCM Retail
SCM Retail
 
Pengantar Manajemen
Pengantar ManajemenPengantar Manajemen
Pengantar Manajemen
 
Logistik pasar & ritel
Logistik pasar & ritelLogistik pasar & ritel
Logistik pasar & ritel
 
KWU USAHA RITEL
KWU USAHA RITELKWU USAHA RITEL
KWU USAHA RITEL
 
PPT ALK KELOMPOK 8 BAB 8 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK INDUSTRI.pptx
PPT ALK KELOMPOK 8 BAB 8 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK INDUSTRI.pptxPPT ALK KELOMPOK 8 BAB 8 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK INDUSTRI.pptx
PPT ALK KELOMPOK 8 BAB 8 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK INDUSTRI.pptx
 
Rahasia bisnis minimarket
Rahasia bisnis minimarketRahasia bisnis minimarket
Rahasia bisnis minimarket
 
Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaranManajemen pemasaran
Manajemen pemasaran
 
Upaya pemerintah dalam menanggulangi pkl
Upaya pemerintah dalam menanggulangi pklUpaya pemerintah dalam menanggulangi pkl
Upaya pemerintah dalam menanggulangi pkl
 
Logistik pasar & ritel
Logistik pasar & ritelLogistik pasar & ritel
Logistik pasar & ritel
 
Analisis industri ritel di indonesia
Analisis industri ritel di indonesiaAnalisis industri ritel di indonesia
Analisis industri ritel di indonesia
 
Analisis pasar tradisional ditengah maraknya
Analisis pasar tradisional ditengah maraknyaAnalisis pasar tradisional ditengah maraknya
Analisis pasar tradisional ditengah maraknya
 
Pengantar ritel & waralaba
Pengantar ritel & waralabaPengantar ritel & waralaba
Pengantar ritel & waralaba
 
zulkifli Pedagang eceran dan pedagang besar.ppt
zulkifli Pedagang eceran dan pedagang besar.pptzulkifli Pedagang eceran dan pedagang besar.ppt
zulkifli Pedagang eceran dan pedagang besar.ppt
 
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, pengembangan sistem, universitas merc...
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, pengembangan sistem, universitas merc...Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, pengembangan sistem, universitas merc...
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, pengembangan sistem, universitas merc...
 
Makalah_1 Makalah tugas agribisnis 7
Makalah_1 Makalah tugas agribisnis 7Makalah_1 Makalah tugas agribisnis 7
Makalah_1 Makalah tugas agribisnis 7
 
SAluran Distribusi Manajemen Pemasaran 1pdf
SAluran Distribusi Manajemen Pemasaran 1pdfSAluran Distribusi Manajemen Pemasaran 1pdf
SAluran Distribusi Manajemen Pemasaran 1pdf
 
BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...
BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...
BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...
 
BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...
BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...
BE-GG, Yuwan Ditra krahara, Hapzi Ali, Analisis Etika Bisnis dan manajemen ki...
 

More from National Cheng Kung University

3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
National Cheng Kung University
 

More from National Cheng Kung University (20)

Accuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical Camera
Accuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical CameraAccuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical Camera
Accuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical Camera
 
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
 
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
 
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
 
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
 
Handbook PPI Tainan Taiwan 2018
Handbook PPI Tainan Taiwan 2018Handbook PPI Tainan Taiwan 2018
Handbook PPI Tainan Taiwan 2018
 
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest NeighborSatellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
 
Optimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU Data
Optimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU DataOptimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU Data
Optimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU Data
 
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest NeighborSatellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
 
EKF and RTS smoother toolbox
EKF and RTS smoother toolboxEKF and RTS smoother toolbox
EKF and RTS smoother toolbox
 
Kalman Filter Basic
Kalman Filter BasicKalman Filter Basic
Kalman Filter Basic
 
A Method of Mining Association Rules for Geographical Points of Interest
A Method of Mining Association Rules for Geographical Points of InterestA Method of Mining Association Rules for Geographical Points of Interest
A Method of Mining Association Rules for Geographical Points of Interest
 
DSM Extraction from Pleiades Images Using RSP
DSM Extraction from Pleiades Images Using RSPDSM Extraction from Pleiades Images Using RSP
DSM Extraction from Pleiades Images Using RSP
 
Calibration of Inertial Sensor within Smartphone
Calibration of Inertial Sensor within SmartphoneCalibration of Inertial Sensor within Smartphone
Calibration of Inertial Sensor within Smartphone
 
Pengukuran GPS Menggunakan Trimble Secara Manual
Pengukuran GPS Menggunakan Trimble Secara ManualPengukuran GPS Menggunakan Trimble Secara Manual
Pengukuran GPS Menggunakan Trimble Secara Manual
 
Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...
Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...
Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...
 
Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...
Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...
Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...
 
Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...
Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...
Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...
 
The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...
The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...
The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...
 
SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...
SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...
SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...
 

Recently uploaded

Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
pkmcipakudrive
 
Electrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualElectrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manual
dendranov19
 
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakartaObat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Cytotec Asli Di jakarta
 
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953
 
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
adnijayautama
 
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang 082223109953 Jual obat aborsi
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
AhmadAffandi36
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
 
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai PenuhObat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli
 

Recently uploaded (16)

Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
 
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
 
Electrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualElectrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manual
 
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptxMakalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
 
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakartaObat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
 
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
 
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxPPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
 
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
 
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai PenuhObat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
 

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN MINIMARKET (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER)

  • 1. 1 OLEH: M. IRYADI FIRDAUS 3512100015 ARIF KURNIAWAN 3512100061 SATRIA PRAKASA 3512100065 ALDINO ZAKARIA 3512100086 PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN MINIMARKET (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER)
  • 2. 2 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan...............................................................................................................3 1.1 Latar Belakang.................................................................................................................3 1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................................4 1.3 Tujuan dan Sasaran..........................................................................................................4 1.4 Batasan Masalah..............................................................................................................4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................5 2.1 Pengertian Ritel ...............................................................................................................5 2.2 Klasifikasi Usaha Ritel....................................................................................................5 2.3 Pengertian Minimarket ....................................................................................................6 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi Minimarket ...............................7 2.5 Metode Penelitian AHP...................................................................................................9 2.6 Faktor –Faktor penentuan lokasi minimarket..................................................................10 BAB III METODOLOGI ......................................................................................................12 3.1 Lokasi Penelitian .............................................................................................................12 3.2 Data dan Peralatan...........................................................................................................12 3.3 Metodologi ......................................................................................................................13 BAB IV HASIL DAN ANALISA.........................................................................................16 4.1 Analytical Hierarchy Process (AHP)...............................................................................16 4.2 Hasil Pembobotan Menggunakan Expert Choice............................................................16 BAB V KESIMPULAN ........................................................................................................21 5.1 Kesimpulan......................................................................................................................21 Daftar Pustaka .......................................................................................................................22
  • 3. 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan untuk Negara berkembang, termasuk Indonesia, masih mempunyai peranan yang sangat besar sebagai alat untuk mendorong dan mengendalikan proses pembangunan secara lebih tepat dan terarah. Untuk mambangun perencanaan yang baik maka diperlukan sebuh informasi secara spasial daerah yang akan direncanakan. Informasi merupakan salah satu unsur penting yang sangat diperlukan dalam memecahkan berbagai permasalahan. Informasi yang benar dan akurat akan turut menentukan berhasil tidaknya suatu tindakan atau keputusan, terutama dalam memecahkan suatu persoalan. Selain itu informasi juga merupakan satu hal yang sangat berpengaruh dalam menentukan pandangan dan pemikiran terhadap suatu hal, yang pada akhirnya menentukan juga tindakan yang akan diambil. Dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya , pariwisata atau fasilitas perdagangan/jasa khususnya minimarket, juga sangat diperlukan informasi yang akurat mengenai persebaran dan informasi minimarket itu sendiri. Baik secara fisik maupun dari segi ekomoninya. Pola-pola hubungan yang terjadi antara unsur fisik dan ekonomi dalam pengelolaan minimarket merupakan informasi yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam memecahkan berbagai permasalahan seperti misalnya konflik yang terjadi atau dalam pembuatan perencanaan dan perbaikan lahan. Dalam hal ini informasi perencanaan yang benar dan akurat akan turut menentukan sejauh mana permasalahan bisa diidentifikasi, dikaji, atau bahkan diramalkan. Kemudian hal- hal tersebut akan menjadi dasar dalam menentukan cara-cara atau pertimbangan- pertimbangan yang dilakukan dalam memecahkan permasalahan tadi. Di sini cara mendapatkan dan mengambil informasi sangat menentukan informasi yang didapat. Pengolahan informasi juga sangat berperan penting dalam mendukung terciptanya pengambilan keputusan yang menyeluruh tadi. Karena pada proses inilah data dikumpukan, diproses (diseleksi dan “dimanipulasi”) sesuai maksud dan tujuan pengambilan data, serta pada akhirnya ditampilkan. Kemampuan pihak-pihak yang terlibat dalam mengolah data dan informasi tersebut tentu saja sangat berpengaruh, bisa jadi informasi atau fakta penting pada akhirnya bisa terlihat jadi tidak penting jika pengolahan data dan informasinya juga kurang baik, begitu juga sebaliknya. Dalam mewujudkan hal tersebut maka diperlukan sebuah sistem informasi perencanaan tentang persebaran minimarket di kabupaten jember sebagai upaya untuk
  • 4. 4 memberikan informasi kepada masyarakat tentang persebaran minmarket tersebut sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan atau pembuatan kebijakan yang lebih efektif dan efisien. 1.2. Rumusah Masalah 1. Bagaimana mengelolah data persebaran minimarket di kabupaten jember? 2. Bagaimana menampilkan sistem informasi perencanaan persebaran minimarket di kabupaten jember? 3. Bagaimana analisa persebaran minimarket di kabupaten jember? 1.3. Tujuan Dan Sasaran  Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan usulan lokasi yang potensial untuk dibangun minimarket di kabupaten Jember.  Sasaran  Mingidentifikasi kondisi eksisting wilayah kabupaten Jember, terkait dengan pengunaan lahannya serta posisi dari minimarket dan pasar tradisonal yang sudah ada.  Menentukan lokasi potensial untuk menjadi lokasi usulan pembangunan minimarket dengan mengunakan variable seperti jumlah penduduk pendukung, jenis pengunaan lahan, fungsi jalan, jarak dengan minimarket lain dan jarak dengan pasar tradisonal. 1.4. Batasan Masalah 1. Lokasi penelitian adalah Kabupaten Jember. 2. Jangkauan pelayanan lokasi minimarket usulan tidak boleh beririsan dengan minimarket dan pasar tradisonal yang sudah ada. 3. Penentuan lokasi minimarket yang baru terletak pada pinggir jalan umum mulai dari jalan lokal sampai arteri. 4. Selain minimarket dan pasar tradisonal, variable dari kawasan perdagangan dan jasa lainnya seperti pasar moderen (supermarket, hypermarket, Department Store, dan perkulakan) serta toko-toko atau kios-kios kecil tidak masuk dalam pertimbangan.
  • 5. 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Ritel Kata ritel berasal dari bahasa Perancis, ritellier, yang berarti memotong atau memecah sesuatu. Usaha ritel atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis. Ritel juga merupakan perangkat dari aktivitas-aktivitas bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan layanan penjualan kepada para konsumen untuk penggunaan atau konsumsi perseorangan maupun keluarga. Seringkali orang-orang beranggapan bahwa ritel hanya berarti menjual produk-produk di toko. Tetapi, ritel juga melibatkan layanan jasa, seperti jasa layanan antar (delivery service) ke rumah- rumah dan tidak semua ritel dilakukan di dalam toko. (Utami2006, p4) Menurut Berman dan Evans (2007, p4), ritel meliputi kegiatan usaha yang terlibat dalam penjualan barang dan jasa kepada konsumen untuk keperluan pribadi, keluarga, atau rumah tangga. Para peritel berupaya memuaskan kebutuhan konsumen dengan mencari kesesuaian antara barang-barang yang dimilikinya dengan harga, tempat, dan waktu yang diinginkan pelanggan. Ritel juga menyediakan pasar bagi para produsen untuk menjual produk-produk mereka. Dengan demikian ritel adalah kegiatan terakhir dalam jalur distribusi yang menghubungkan produsen dengan konsumen. Jalur distribusi adalah sekumpulan atau beberapa perusahaan yang memudahkan penjualan kepada konsumen sebagai tujuan akhir. 2.2. Klasifikasi Usaha Ritel Klasifikasi usaha ritel berdasarkan skala usahanya, dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu ritel besar (peritel berskala besar), dan ritel kecil (peritel berskala kecil). A. Ritel Besar Perdagangan ritel berskala besar menyediakan satu jenis barang ataupun berbagai barang kepada sejumlah besar pelanggan dalam suatu toko besar. Dalam kegiatan usahanya, peritel berskala besar menyediakan kenyamanan bagi pelanggan, baik berupa interior dan eksterior toko, maupun keramahan pelayanan yang diberikan wiraniaganya. Produk yang biasa ditawarkan oleh peritel berskala besar, antara lain pakaian, alat-alat elektronik, dan juga produk-produk impor. Ciri-ciri peritel besar, antara lain:
  • 6. 6 · Membeli produk langsung dari produsen dalam jumlah besar, sehingga menghindari penggunaan perantara dalam pembelian produknya, · Menyediakan layanan kepada sejumlah besar pelanggan, misalnya dengan memberikan layanan antar barang kerumah pelanggan, · Ukuran tokonya lebih besar daripada ritel berskala kecil, · Membutuhkan modal yang besar untuk memulai dan menjalankan usahanya. Contoh dari toko ritel berskala besar adalah specialty store, department store, super market, discount house, hypermarket, general store, dan chain store. B. Ritel Kecil Peritel berskala kecil disebut dengan ritel tradisional. Ragam produk yang ditawarkan biasanya tidak sebanding yang ditawarkan peritel besar. Misalnya untuk produk sabun mandi, jenis merek yang ditawarkan peritel kecil mungkin tidak terlalu banyak nilai dibandingkan peritel besar. Usaha ritel kecil dapat dibagi menjadi dua, yaitu usaha ritel kecil berpangkal dan tidak berpangkal. 1) Usaha Ritel Berpangkal Usaha ritel berpangkal ini ada yang memiliki lokasi tetap, seperti warung, kios, atau minimarket dan ada yang memiliki lokasi tidak tetap, seperti pedagang kaki lima. Lokasi warung, kios, atau minimarket biasanya menjadi satu dengan tempat tinggal pemiliknya, dengan luas yang tidak terlalu besar, sehingga pelanggan tidak bisa memilih secara langsung barang yang akan dibeli. Sedangkan pedagang kaki lima memiliki kegiatan usaha yang tidak terorganisir dengan baik, tidak memiliki surat ijin usaha, biasanya bergerombol di trotoar jalanan. 2) Usaha Ritel Tidak Berpangkal Jenis usaha ritel ini tidak memiliki suatu lokasi kusus dalam melakukan kegiatan usahanya ( berpindah-pindah). Jenis usaha ritel ini menggunakan alat dalam kegiatan usahanya, seperti roda dorong, sepeda, atau alat pikul. Produk yang ditawarkan biasanya berupa buah-buahan dan sayur-mayur. 2.3. Pengertian Minimarket Dalam dunia perdagangan saat ini, toko barang kebutuhan sehari-hari dengan ruangan yang tidak terlalu luas (minimarket) bukan lagi merupakan istilah asing bagi masyarakat umum, terutama yang tinggal dikota-kota besar.
  • 7. 7 Gambar 2.1 Ruangan didalam Minimarket Minimarket merupakan perantara pemasar antara produsen dan konsumen akhir dimana aktivitasnya adalah melaksanakan penjualan eceran. Menurut Hendri ma’ruf (2005:84) pengertian minimarket adalah toko yang mengisi kebutuhan masyarakat akan warung yang berformat modern yang dekat dengan permukiman penduduk sehingga dapat mengungguli toko atau warung. Sebagai minimarket yang menyediakan barang kebutuhan sehari-hari suasana dan keseluruhan minimarket sangat memerlukan suatu penanganan yang profesional dan khusus agar dapat menciptakan daya tarik pada minimarket. Tata letak minimarket dapat mempengaruhi sirkulasi kembali untuk berbelanja. Kadang-kadang suasana yang nyaman bersih dan segar lebih diutamakan dari pada hanya sekedar harga rendah yang belum tentu dapat menjamin kelangsungan hidup dari minimarket tersebut. 2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi Minimarket Lebih dari 90% penjualan ritel terjadi di toko. Dengan demikian, pemilihan lokasi toko adalah salah satu keputusan strategis yang paling signifikan di ritel. Menurut Cox dan Brittain (2004, p56), lokasi toko harus dipilih agar dapat mencerminkan kebutuhan kelompok pelanggan yang telah didefinisikan sebelumnya. (Berman dan Evans2007, p262) Keputusan lokasi sangatlah kompleks, biaya bisa sangat tinggi, hanya sedikit fleksibilitas sesaat lokasi telah dipilih, dan atribut-atribut lokasi mempunyai dampak yang besar terhadap strategi. Sehingga, lokasi ritel yang tepat merupakan faktor penentu bagi keberhasilan peritel. Pemilihan lokasi memerlukan
  • 8. 8 pengambilan keputusan yang panjang karena dalam pemilihan lokasi terdapat banyak kriteria yang harus dipertimbangkan, seperti:  Ukuran dan ciri-ciri populasi  Persaingan  Akses Transportasi  Ketersediaan Parkir  Lingkungan di Sekitar Toko  Biaya Properti  Lama Perjanjian Menurut Utami (2006, p104), hal yang membuat suatu lokasi memiliki daya tarik secara spesifik adalah aksesibilitas. Aksesibilitas suatu lokasi adalah suatu kemudahan bagi konsumen untuk masuk dan keluar dari lokasi tersebut. Analisis ini memiliki dua tahap, yaitu: 1. Analisis Makro Untuk mengukur aksesibilitas lokasi pada tingkat makro ritel secara bersamaan mengevaluasi beberapa faktor seperti pola-pola jalan, kondisi jalan, dan hambatannya. 2. Analisis Mikro Analisis ini berkonsentrasi pada masalah-masalah pada sekitar lokasi, seperti visibilitas, arus lalu lintas, parkir, keramaian, dan jalan masuk atau jalan keluar. Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) yang dikutip oleh Pujiastuti, terdapat empat atribut utama dari dimensi lokasi yaitu waktu tempuh perjalanan menuju tempat berbelanja, kelancaran arus lalu lintas, banyaknya sarana transportasi yang menunjang, dan lingkungan sekitar yang aman. Dalam makalah ini, dalam penentuan lokasi menggunakan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Aksesibilitas yang terdiri dari kepadatan lalu lintas, lahan parkir, dan jarak terhadap permukiman. 2. Sosio-Ekonomi yang terdiri dari jumlah penduduk dan kesejahteraan penduduk. 3. Persaingan dilihat dari jarak terhadap pesaing terdekat, dan jarak terhadap pasar tradisional.
  • 9. 9 2.5.Metode Penelitian AHP 2.5.1. Pengertian Metode Penelitian AHP Analytical Hierarchy Process atau biasa disebut AHP dikembangkan oleh Prof. Thomas L. Saaty, seorang Guru Besar Matematika dari University of Pittsburgh pada tahun 1970. Metoda ini merupakan alat bantu sistem pendukung keputusan yang dinilai luas untuk penyelesaian problem keputusan multikriteria. Metode ini mensintesis perbandingan ‘judgement’ pengambil keputusan yang berpasangan pada setiap level hirarki keputusan yang berpasangan pada setiap level hirarki keputusan. Caranya dengan menetapkan bobot prioritas relatif setiap elemen keputusan, dimana bobot ini merepresentasikan intensitas preferensi atas suatu keputusan (Saaty, 1993). 2.5.2. Prinsip Pokok Analytical Hierarchy Process (AHP) Prinsip pokok AHP adalah prinsip berpikir analitis. Pengambilan keputusan dalam metodologi AHP didasarkan pada tiga prinsip pokok, yaitu : 1. Penyusunan Hirarki Penyusunan hirarki permasalahan merupakan langkah untuk mendefinisikan masalah yang kompleks ke dalam sub sistem, elemen, sub elemen dan seterusnya sehingga menjadi lebih jelas dan detail. Hirarki keputusan disusun berdasarkan pandangan pihak-pihak yang memiliki keahlian (expert) dan pengetahuan di bidang yang bersangkutan. 2. Penentuan Prioritas Prioritas dari elemen-elemen kriteria dapat dipandang sebagai bobot atau kontribusi elemen tersebut terhadap tujuan pengambilan keputusan. Prioritas ini ditentukan berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-pihak yang kepentingan terhadap keputusan tersebut, baik secara langsung (diskusi, wawancara) maupun tidak langsung (kuesioner). 3. Konsistensi Logis Konsistensi jawaban responden dalam menentukan prioritas elemen merupakan prinsip pokok yang akan menentukan validitas data dan hasil pengambilan keputusan. Menurut Saaty, hasil penilaian yang dapat diterima adalah yang mempunyai rasio konsistensi lebih kecil atau sama dengan 10%. Jika lebih besar dari itu berarti penilaian yang telah dilakukan ada yang random dengan demikian perlu diperbaiki.
  • 10. 10 2.6.Sistem Informasi Geografis A. Definisi Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (informasi keruangan). Dimana sistem ini adalah sistem memasukkan, menyimpan, perencanaan, dan pengelolaan data bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi. SIG didefiniskan lagi oleh beberapa ahli, sebagai berikut: a. SIG merupakan sistem penanganan data kerungan. b. SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis, dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. c. SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukkan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. d. SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia (brainware), organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi. SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang diolah pada SIG adalah data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi, kondisi, tren, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya. B. Komponen Sistem Informasi Geografis
  • 11. 11 Menurut John E. Harmon, Steven J. Anderson, 2003, secara rinci SIG dapat beroperasi dengan komponen- komponen sebagai berikut: a. Brainware atau orang yang menjalankan sistem meliputi orang yang mengoperasikan, mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Kategori orang yang menjadi bagian dari SIG beragam, misalnya operator, analis, programmer, database administrator bahkan stakeholder. b. Aplikasi merupakan prosedur yang digunakan untuk mengolah data menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi geometri, query, overlay, buffer, jointable, dsb. c. Data yang digunakan dalam SIG dapat berupa data grafis dan data atribut. - Data posisi/koordinat/grafis/ruang/spasial, merupakan data yang merupakan representasi fenomena permukaan bumi/keruangan yang memiliki referensi (koordinat) lazim berupa peta, foto udara, citra satelit dan sebagainya atau hasil dari interpretasi data-data tersebut. - Data atribut/non-spasial, data yang merepresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya. Misalnya data sensus penduduk, catatan survei, data statistik lainnya. d. Software adalah perangkat lunak SIG berupa program aplikasi yang memiliki kemampuan pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan penayangan data spasial (contoh : ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dll) e. Hardware adalah perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem berupa perangkat komputer, printer, scanner, digitizer, plotter dan perangkat pendukung lainnya. Selain kelima komponen di atas, ada satu komponen yang sebenarnya tidak kalah penting yaitu Metode. Sebuah SIG yang baik adalah apabila didukung dengan metode perencanaan desain sistem yang baik dan sesuai dengan ‘’business rules’’ organisasi yang menggunakan SIG. Gambar 2.2 Komponen SIG
  • 12. 12 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini mengambil studi di daerah kabupaten Jember yang secara geografis terletak pada koordinat 6°27'29” - 7°14’35” Lintang Selatan dan 112°53' - 113°23' Bujur Timur. Secara administratif luas wilayah Kabupaten Jember adalah 3.293,34 km2 . Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Jember 3.2. Data dan Peralatan 1. Data Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: - Data pasar tradisional kabupaten jember - Peta RBI kabupaten jember 2. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: - ArcMAP - Microsoft Office 2013 - Sistem Operasi Windows 10 Pro/ 64 bit
  • 13. 13 - Notebook Asus X200MA, RAM 4 Gb, Hard Disk 500 Gb 3.3. Metodologi 1. Tahap Penelitian Tahapan yang dilaksanakan adalah: Gambar 3.2 Diagram Tahapan Pelaksanaan
  • 14. 14 2. Pengolahan Data Adapun diagram alir tahapan pengolahan data penelitian ini adalah sebagai berikut : Mulai Data Spasial Data Non Spasial Data Pasar Tradisional Tidak Ya Peta RBI Kabupaten Jember Pemilihan Data Analisa Spasial Analisa Sesuai Perencanaan Lokasi Ritel Selesai Overlay Gambar 3.3 Diagram Pengolahan Data Penjelasan: Adapun tahap penelitian digambarkan secara umum dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan - Identifikasi Awal Bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang diangkat sebagai tema penelitian, objek penelitian dan daerah penelitian serta merumuskan cara memecahkan permasalahan tersebut. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah perencanaan lokasi supermarket/ ritel di daerah kebupaten jember - Studi Literatur
  • 15. 15 Studi Literatur dilakukan untuk mempelajari dan mengumpulkan referensi dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan orang lain yang berkaitan sebagai dasar teori mengenai masalah yang akan diteliti seperti teori penentuan lokasi supermarket, aspek – aspek pengaruh persebaran perdagangan dan literatur lainnya yang mendukung baik dari buku, jurnal, majalah, internet dan lain sebagainya. - Pengumpulan Data Pengumpulan data berupa peta RBI kabupaten lumajang dan data pasar tradisional kabupaten jember 2. Tahap Pengolahan Data Pada tahap ini dilakukan pengolahan dari data yang telah diperoleh yaitu melakukan proses pemilihan data dan overlay serta buffer. 3. Tahap Analisa Data yang telah diolah kemudian dievaluasi sehingga di dapatkan suatu hasil yang berupa perencanaan lokasi supermarket di daerah kabupaten jember 4. Tahap Akhir Penyusunan laporan merupakan tahap akhir dari proses penelitian ini sebagai laporan Tugas Besar.
  • 16. 16 Faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Minimarket Aksesibilitas Jarak terhadap permukiman Kepadatan lalu lintas Lahan parkir Sosial Ekonomi Jumlah penduduk Kesejahteraan penduduk Kepadatan penduduk Pesaing Jarak terhadap pasar tradisional Permintaan ekspor BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode/teknik pengambilan keputusan secara sistematis atas persoalan yang kompleks. Tujuan dari AHP sendiri adalah untuk mendapatkan prioritas keputusan/faktor utama yang mempengaruhi suatu keadaan yang ada. Dimana AHP juga merupakan sebuah model yang dibuat menyerupai proses pengambilan keputusan manusia (human decision process) (Saaty, 1980). Gambar 4.1 Diagram Pohon Hierarki 4.2. Hasil Pembobotan Menggunakan Expert Choice Hasil Penilaian Kriteria Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kriteria aksesibilitas menjadi kriteria yang paling
  • 17. 17 diperhitungkan dalam “Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Minimarket Di Kabupaten Jember”. Dari hasil output didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria aksesibilitas sebesar 0,683, social ekonomi 0,243, pesaing 0,075. Sedangkan nilai inconsistency adalah 0,04 < 0,1 yang artinya hasil pembobotan tersebut telah valid. Hasil Penelitian Alternatif dari Kriteria Aksesibilitas Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para ahli menunjukkan bahwa alternative kepadatan lalu lintas menjadi alternatif yang paling diperhitungkan dalam “Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Minimarket Kabupaten Jember” yang ada di kriteria aksesibilitas. Dari hasil output didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria jarak terhadap permukiman sebesar 0,263, kepadatan lalu lintas 0,673, lahan parkir 0,064. Sedangkan nilai inconsistency adalah 0,07 < 0,1 yang artunya hasil pembobitan tersebut telah valid. Hasil Penelitian Alternatif dari Kriteria Sosial Ekonomi Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para ahli menunjukkan bahwa alternative jumlah penduduk menjadi alternatif yang paling diperhitungkan dalam “Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Minimarket Di Kabupaten Jember” yang ada di kriteria social ekonomi. Dari hasil output didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria jumlah penduduk 0,668, kesejahteraan penduduk 0,266, kepadatan penduduk 0,066. Sedangkan nilai inconsistency adalah 0,06 < 0,1 yang artinya hasil pembobitan tersebut telah valid.
  • 18. 18 Hasil Penelitian Alternatif dari Kriteria Pesaing Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para ahli menunjukkan bahwa alternative Jarak terhadap pasar tradisional menjadi alternatif yang paling diperhitungkan dalam “Fakor- faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Minimarket Di Kabupaten Jember” yang ada di kriteria pesaing. Dari hasil output didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria Jjarak terhadap pasar tradisional 0,840, permintaan ekspor 0,160. Sedangkan nilai inconsistency adalah 0 < 0,1 yang artunya hasil pembobitan tersebut telah valid. Dari hasil analisa AHP diatas telah ditemukan beberapa alternative kriteria yang sangat dipertimbangkan dalam mandapatkan “Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Minimarket Di Kabupaten Jember” yaitu : A. Kriteria 1. Aksesibilitas a. Kepadatan lalu lintas 2. Sosial Ekonomi a. Jumlah penduduk 3. Pesaing a. Jarak terhadap pasar tradisional Dari hasil analisa AHP diatas dapat disimpulkan bahwa kriteria variabel yang paling berpengaruh dalam penelitian ini secara berurutan adalah asksesibilitas (0,683), social
  • 19. 19 ekonomi (0,243) dan pesaing (0,075), dengan alternative di tiap kriteria yakni kepadatan lalu lintas (0,673), jumlah penduduk (0,668) dan jarak terhadap pesaing terdekat (0,840). Pengeplotan dilakukan berdasarkan dekatnya jarak jaringan jalan, luas pemukiman, dan jarak antara pesaing. Untuk tabel luas permukaan dapat dilihat pada gambar berikut. Tabel 4.1. Luas Pemukiman Dari hasil pembagian luas pemukiman tersebut dilakukan pengeplotan dengan parameter dekat dengan jaringan jalan, jauh dari pesaing dengan ketentuan jarak 0,5 km, dan dekat dengan pemukiman. Berikut adalah peta hasil plotting minimarket.
  • 20. 20 Gambar 4.2 Hasil Plotting Titik Perencanaan Minimarket
  • 21. 21 BAB V KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan :  Dalam penentuan lokasi persebaran minimarket di Kabupaten Jember dipengaruhi oleh aksesbilitas lokasi, kondisi social-ekonomi lingkungan dan jarak terhadap pesaing. Dimana yang paling berpengaruh adalah aksesbilitas lokasi yang mencapai nilai 0.683 pada pengolahan metode AHP.
  • 22. 22 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2014. Minimarket. http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/333/jbptunikompp-gdl- puryantini-16617-3-babii.pdf. Diakses pada 25 Maret 2016. Anonim. 2012. Faktor dalam Bisnis Ritel. http://ootkhotijah.blogspot.com/2012/04/ritel.html. Diakses pada 25 maret 2016. Robinson, Tarigan. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Edisi Revisi.Industrial Location; an Economic Geographical Analysis. David M. Smith, 1971. Anonim. 2012. eprints.undip.ac.id/8134/1/7_Wini_Trisakti.doc. Diakses pada 25 Maret 2016.