SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001
Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002
1111 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara)
ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI
1 Lingkup1 Lingkup1 Lingkup1 Lingkup
1.1 Umum1.1 Umum1.1 Umum1.1 Umum
Standar ini menetapkan persyaratan sistem manajemen
mutu, apabila sebuah organisasi:
a) perlu untuk mendemonstrasikan secara konsisten
kemampuannya dalam menyediakan produk yang
memenuhi persyaratan pelanggan, regulasi dan
peraturan perundangan,
b) dan bertujuan untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan melalui penerapan sistem yang efektif
termasuk proses untuk koreksi sistem secara
berkesinambungan dan jaminan kesesuaian dengan
persyaratan pelanggan, regulasi dan peraturan
perundangan yang berlaku.
CATATAN 1 Dalam Standar ini, istilah “produk” hanya
berlaku untuk
a) suatu produk diperuntukkan, atau dipersyaratkan
oleh pelanggan,
b) setiap keluaran yang diharapkan sebagai hasil dari
proses realisasi produk.
CATATAN 2 Persyaratan peraturan perundangan dan
regulasi, dapat dinyatakan sebagai persyaratan yang sah.
1 Ruang lingkup1 Ruang lingkup1 Ruang lingkup1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan sistem manajemen
lingkungan untuk memungkinkan organisasi mengem-
bangkan dan menerapkan kebijakan dan tujuan yang
memperhitungkan persyaratan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan lain yang diikuti organisasi dan
informasi mengenai aspek lingkungan penting. Standar ini
berlaku untuk aspek lingkungan yang diidentifikasi oleh
organisasi sebagai aspek yang dapat dikendalikan dan
aspek yang dapat dipengaruhi. Standar ini tidak
menetapkan kriteria kinerja lingkungan tertentu.
Standar ini berlaku untuk organisasi apapun yang
bermaksud untuk:
a) menetapkan, menerapkan, memelihara dan
meningkatkan sistem manajemen lingkungan;
b) memastikan kesesuaian organisasi dengan kebijakan
lingkungannya;
c) menunjukkan kesesuaian dengan standar ini melalui:
1. melakukan penetapan sendiri (self-determination)
dan swa-deklarasi (selfdeclaration); atau
2. memperoleh konfirmasi kesesuaian dari pihak-
pihak yang berkepentingan terhadap organisasi
tersebut, seperti pelanggan; atau
3. memperoleh konfirmasi terhadap swa-deklarasi
dari pihak eksternal; atau
4. memperoleh sertifikasi / registrasi untuk sistem
manajemen lingkungannya dari organisasi lain
Semua persyaratan dalam standar ini dimaksudkan untuk
digabungkan dengan sistem manajemen lingkungan yang
manapun. Cakupan penerapan standar ini akan
tergantung pada faktor-faktor seperti kebijakan
lingkungan organisasi, sifat kegiatan, produk dan jasa,
serta lokasi dan kondisi organisasi. Standar ini juga
memberikan panduan informative mengenai penggunaan
standar di Lampiran A.
1 Ruang lingkup1 Ruang lingkup1 Ruang lingkup1 Ruang lingkup
Seri persyaratan Penilaian Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (OHSAS) ini menyatakan persyaratan system
manajemen kesalamatan dan kesehatan kerja (K3), agar
organisasi mampu mengendalikan risiko-risiko K3 dan
meningkatkan kinerjanya. Secara spesifik persyaratan ini
tidak menyatakan kriteria kinerja, ataupun memberikan
persyaratan secara lengkap dalam merancang system
manajemen.
Persyaratan OHSAS ini dapat diaplikasikan kepada
organisasi yang berniat untuk:
1. membuat suatu sistem manajemen K3 untuk
menghilangkan atau meminimalkan risiko kepada
personel dan pihak-pihak terkait lain yang mungkin
ditimbulkan oleh risiko K3 yang terkait dengan
aktivitas kerja organisasi;
2. menerapkan, memelihara dan secara berkelanjutan
meningkatkan sistem manajemen K3;
3. menentukan persyaratan tersebut sesuai dengan
kebijakan K3 yang ditetapkan;
4. memperlihatkan kesesuaian dengan standar OHSAS:
a) menentukan sendiri ketentuan dan deklarasi
kesesuaian, atau
b) mendapatkan konfirmasi kesesuaiannya oleh
pihak lain yang mempunyai hubungan,
misalnya pelanggan, atau
c) mendapatkan pernyataan deklarasi sendiri
oleh pihak luar, atau
d) mendapatkan sertifikat atau registrasi atas
system manajemen K3 oleh organisasi
eksternal.
Semua persyaratan dalam Standar OHSAS ini
dimaksudkan agar dapat digabungkan dengan system
manajemen K3 apapun. Luasnya aplikasi akan tergantung
pada faktorfaktor seperti kebijakan K3 organisasi, sifat
dari aktivitas tersebut dan risiko-risiko serta kompleksitas
dari operasioperasinya.
Standar OHSAS ini ditujukan untuk mengelola aspek
kesehatan dan keselamatan kerja, dan bukan ditujukan
untuk mengelola area-area kesehatan dan keselamatan
lain seperti program-program kesejahteraan/kesehatan
karyawan, keselamatan produk, kerusakan property
ataupun dampak lingkungan.
4. Sistem manajemen mutu4. Sistem manajemen mutu4. Sistem manajemen mutu4. Sistem manajemen mutu
4.1 Persyaratan umum4.1 Persyaratan umum4.1 Persyaratan umum4.1 Persyaratan umum
Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan,
penerapan menerapkan, dan memelihara sistem
manajemen mutu dan terus menerus memperbaiki
efektifitasnya sesuai dengan persyaratan Standar ini.
Organisasi harus:
a) menentukan proses yang diperlukan untuk sistem
manajemen mutu dan aplikasinya pada seluruh organisasi
(lihat 1.2),
4 Persyaratan sistem manajemen lingkungan4 Persyaratan sistem manajemen lingkungan4 Persyaratan sistem manajemen lingkungan4 Persyaratan sistem manajemen lingkungan
4.1 Persyaratan umum4.1 Persyaratan umum4.1 Persyaratan umum4.1 Persyaratan umum
Organisasi harus menetapkan, men-dokumentasikan,
menerapkan, meme-lihara dan memperbaiki sistem
manajemen lingkungan secara berkelanjutan sesuai
dengan persyaratan standar ini dan menentukan
bagaimana organisasi akan memenuhi persyaratan
tersebut. Organisasi harus menetapkan dan men-
dokumentasikan lingkup sistem manajemen
lingkungannya.
4 Persyaratan sistem manajemen K34 Persyaratan sistem manajemen K34 Persyaratan sistem manajemen K34 Persyaratan sistem manajemen K3
4.1 Persyaratan umum4.1 Persyaratan umum4.1 Persyaratan umum4.1 Persyaratan umum
Organisasi harus membuat, men-dokumentasikan,
memelihara dan meningkatkan secara berkelanjutan
sistem manajemen K3 sesuai dengan persyaratan Standar
OHSAS ini dan menetapkan bagaimana memenuhi
persyaratanpersyaratan ini.
Organisasi harus menentukan dan men-dokumentasikan
ruang lingkup sistem manajemen K3 organisasi.
Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001
Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002
2222 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara)
ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI
b) menetapkan urutan dan interaksi proses tersebut,
c) menetapkan kriteria dan metode yang diperlukan
untuk memastikan bahwa baik operasi maupun kendali
proses tersebut efektif,
d) memastikan tersedianya sumber daya dan informasi
yang diperlukan untuk mendukung operasi dan
pemantauan proses tersebut,
e) memantau, mengukur bila dapat dilakukan, dan
menganalisis proses tersebut, dan menerapkan tindakan
yang diperlukan untuk mencapai hasil yang direncanakan
f) dan koreksi berkesinambungan dari proses tersebut.
Proses tersebut harus dikelola oleh organisasi sesuai
dengan persyaratan Standar ini.
Apabila organisasi memilih untuk menyerahkan kepada
pihak lain, proses apa pun yang mempengaruhi
kesesuaian produk terhadap persyaratan, maka organisasi
harus memastikan adanya kendali pada proses itu.
Jenis dan cakupan pengendalian dapat diterapkan
terhadap proses yang diserahkan kepada pihak lain harus
ditetapkan dalam sistem manajemen mutu.
CATATAN 1 Proses yang diperlukan untuk sistem
manajemen mutu yang disebutkan di atas mencakup
proses untuk kegiatan manajemen, penyediaan sumber
daya, realisasi produk, pengukuran, analisa dan koreksi.
CATATAN 2 “Suatu proses yang diserahkan kepada pihak
lain” adalah proses yang diperlukan organisasi untuk
sistem manajemen mutunya dan yang dipilih organisasi
untuk dilaksanakan oleh pihak luar.
CATATAN 3 Pemastian pengendalian atas proses yang
dilakukan pihak lain tidak melepaskan tanggung jawab
organisasi atas kesesuaian terhadap persyaratan
pelanggan, peraturan perundangan dan regulasi. Jenis dan
cakupan pengendalian yang akan diterapkan terhadap
proses yang diserahkan kepada pihak lain dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut;
a) dampak potensial proses yang diserahkan kepada pihak
lain terhadap kemampuan organisasi dalam menyediakan
produk yang sesuai dengan persyaratan,
b) tingkat pembagian pengendalian terhadap proses,
c) kemampuan untuk mencapai pengendalian yang
diperlukan melalui penerapan klausul 7.4.
5.1 Komitmen Manajemen5.1 Komitmen Manajemen5.1 Komitmen Manajemen5.1 Komitmen Manajemen
Pimpinan puncak harus memberi bukti komitmennya
pada penyusunan dan penerapan sistem manajemen mutu
serta efektifitas koreksi berkesinam-bungannya efektifitas
dengan:
a) mengkomunikasikan ke organisasi tentang pentingnya
memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan
perundangan,
b) menetapkan kebijakan mutu,
c) memastikan sasaran mutunya ditetapkan,
d) melakukan tinjauan manajemen, dan
4.2 Kebijakan lingkungan4.2 Kebijakan lingkungan4.2 Kebijakan lingkungan4.2 Kebijakan lingkungan
Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan
lingkungan organisasi dan memastikan bahwa kebijakan
dalam lingkup sistem manajemen lingkungannya:
a) sesuai dengan sifat, ukuran dan dampak lingkungan
dari kegiatan, produk dan jasanya;
b) mencakup komitmen pada perbaikan berkelanjutan
dan pencegahan pencemaran;
c) mencakup komitmen untuk menaati peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan persyaratan
lain yang diikuti organisasi, yang terkait dengan aspek
lingkungannya;
4.2 Kebijakan K34.2 Kebijakan K34.2 Kebijakan K34.2 Kebijakan K3
Manajemen puncak harus mendefinisikan dan menyetujui
kebijakan K3 dan memastikan bahwa di dalam ruang
lingkup dari sistem manajemen K3:
a. sesuai dengan sifat dan skala risiko-risiko K3
organisasi;
b. mencakup suatu komitmen untuk pencegahan cidera
dan sakit penyakit dan peningkatan berkelanjutan
manajemen dan kinerja K3;
c. mencakup suatu komitmen untuk paling tidak
mematuhi peraturan K3 dan persyaratan lain yang
relevan yang biasa dilakukan oleh organisasi yang
PanPanPanPanduan Komitmen dan Kebijakan K3LHduan Komitmen dan Kebijakan K3LHduan Komitmen dan Kebijakan K3LHduan Komitmen dan Kebijakan K3LH
Komitmen:Komitmen:Komitmen:Komitmen:
Organisasi harus menunjukkan komitmennya dengan:
− Struktur organisasi K3LH pada posisi yang dapat
menentukan keputusan;
− Penunjukkan personel penanggung jawab K3LH
(Sekretaris, dokter, paramedic, regu darurat, dll)
− Adanya fasilitas dan sarana bidang K3LH;
Kebijakan:Kebijakan:Kebijakan:Kebijakan:
Komitmen organiasi dapat terhadap K3LH dapat
dituangkan dengan membuat pernyataan secara tertulis
Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001
Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002
3333 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara)
ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI
e) memastikan tersedianya sumber daya.
5.3 Kebijakan mutu5.3 Kebijakan mutu5.3 Kebijakan mutu5.3 Kebijakan mutu
Pimpinan puncak harus memastikan bahwa kebijakan
mutu:
a) sesuai dengan sasaran organisasi,
b) mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan
dan terus-menerus memperbaiki efektifitas sistem
manajemen mutu,
c) menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan
meninjau sasaran mutu,
d) dikomunikasikan dan dipahami dalam organisasi, dan
e) ditinjau kesesuaiannya secara terus-menerus.
8.5.1 Perbaikan berkesinambungan8.5.1 Perbaikan berkesinambungan8.5.1 Perbaikan berkesinambungan8.5.1 Perbaikan berkesinambungan
Organisasi harus terus-menerus memperbaiki efektifitas
sistem manajemen mutu melalui penggunaan kebijakan
mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisis data, tindakan
korektif dan pencegahan dan tinjauan manajemen.
d) menyediakan kerangka untuk menentukan dan
mengkaji tujuan dan sasaran lingkungan;
e) didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara;
f) dikomunikasikan kepada semua orang yang bekerja
pada atau atas nama organisasi; dan
g) tersedia untuk masyarakat.
terkait dengan risiko-risiko K3;
d. memberikan kerangka kerja untuk menetapkan dan
meninjau tujuan-tujuan K3;
e. didokumentasikan, diterapkan, dan dipelihara;
f. dikomunikasikan ke seluruh personel dalam kendali
organisasi dengan tujuan bahwa personel menyadari
kewajiban K3 masing-masing;
g. tersedia untuk pihak-pihak terkait; dan
h. dikaji secara periodik untuk memastikan kebijakan
tetap relevan dan sesuai untuk organisasi.
(Kebijakan K3LH) yang ditanda tangani oleh direktur dan
perwakilan karyawan.
Kebijakan organisasi memuat komitmen untuk:
− pencegahan cidera dan sakit penyakit;
− mematuhi peraturan K3 atau lingkungan dan;
− persyaratan lain yang relevan yang biasa dilakukan
oleh organisasi yang terkait dengan risiko-risiko K3
dan aspek lingkungannya;
− peningkatan berkelanjutan sistem manajemen dan
kinerja K3, pencegahan pencemaran;
Kebijakan diinformasikan ke seluruh personel melalui
media yang tersedia (papan pengumuman, intranet,
safety meeting, dll), yang digunakan sebagai kerangka
untuk mengendalikan resiko dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan.
Kebijakan dikaji secara berkala untuk melihat apakah
masih tetap relevan dengan visi dan misi organisasi.
5.4 Perencanaan5.4 Perencanaan5.4 Perencanaan5.4 Perencanaan
5.2 Fokus pada pelanggan5.2 Fokus pada pelanggan5.2 Fokus pada pelanggan5.2 Fokus pada pelanggan
Pimpinan puncak harus memastikan bahwa persyaratan
pelanggan ditetapkan dan dipenuhi dengan sasaran untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan (lihat 7.2.1 dan 8.2.1).
7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan
produkprodukprodukproduk
Organisasi harus menetapkan:
a) persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggan,
termasuk persyaratan untuk penyerahan dan kegiatan
pasca penyerahan,
b) persyaratan yang tidak dinyatakan oleh pelanggan
tetapi perlu untuk penggunaan yang ditetapkan atau
yang dimaksudkan, bila diketahui,
c) persyaratan peraturan perundangan yang dapat
diterapkan terhadap produk, dan
d) persyaratan tambahan apa pun yang dianggap perlu
oleh organisasi.
CATATAN Kegiatan pasca penyerahan termasuk, sebagai
contoh, tindakan atas adanya jaminan, kewajiban dalam
kontrak seperti jasa pemeliharaan dan jasa tambahan
seperti daur ulang atau pembuangan akhir.
7.2.2 Ti7.2.2 Ti7.2.2 Ti7.2.2 Tinjauan persyaratan yang berkaitan dengannjauan persyaratan yang berkaitan dengannjauan persyaratan yang berkaitan dengannjauan persyaratan yang berkaitan dengan
produkprodukprodukproduk
Organisasi harus meninjau persyaratan berkaitan dengan
produk. Tinjauan ini harus dilakukan sebelum komitmen
organisasi untuk memasok produk kepada pelanggan
(misalnya penyampaian penawaran, penerimaan kontrak
atau pesanan, penerimaan perubahan pada kontrak atau
pesanan) dan harus memastikan bahwa:
a) persyaratan produk ditetapkan,
b) persyaratan kontrak atau pesanan yang berbeda dari
yang dinyatakan sebelumnya, diselesaikan, dan
c) Organisasi memiliki kemampuan untuk memenuhi
persyaratan yang ditetapkan.
Rekaman hasil tinjauan dan tindakan yang timbul dari
4.34.34.34.3 PERENCANAANPERENCANAANPERENCANAANPERENCANAAN
4.3.1 Aspek lingkungan4.3.1 Aspek lingkungan4.3.1 Aspek lingkungan4.3.1 Aspek lingkungan
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan
memelihara prosedur untuk:
a) mengidentifikasi aspek lingkungan kegiatan, produk
dan jasa dalam lingkup sistem manajemen
lingkungan, yang dapat dikendalikan dan yang dapat
dipengaruhi dengan memperhitungkan pem-
bangunan yang direncanakan atau baru; kegiatan,
produk dan jasa yang baru atau yang diubah; dan
b) Menentukan aspek yang mempunyai atau dapat
mempunyai dampak penting terhadap lingkungan
(yaitu aspek lingkungan penting).
Organisasi harus mendokumentasikan informasi ini dan
memelihara kemutakhirannya.
Organisasi harus memastikan bahwa aspek lingkungan
penting diperhitungkan dalam penetapan, penerapan dan
pemeliharaan sistem manajemen lingkungannya.
4.3 Perencanaan4.3 Perencanaan4.3 Perencanaan4.3 Perencanaan
4.3.1 Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan4.3.1 Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan4.3.1 Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan4.3.1 Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan
pengendalian.pengendalian.pengendalian.pengendalian.
Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara
prosedur untuk mengidentifikasi bahaya yang ada,
penilaian risiko, dan penetapan pengendalian yang
diperlukan.
Prosedur untuk mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko
harus memperhatikan:
a) aktivitas rutin dan tidak rutin;
b) aktivitas seluruh personel yang mempunyai akses ke
tempat kerja (termasuk kontraktor dan tamu);
c) perilaku manusia, kemampuan dan faktor-faktor
manusia lainnya;
d) bahaya-bahaya yang timbul dari luar tempat kerja
yang berdampak pada kesehatan dan keselamatan
personel di dalam kendali organsisasi di lingkungan
tempat kerja;
e) bahaya-bahaya yang terjadi di sekitar tempat kerja
hasil aktivitas kerja yang terkait di dalam kendali
organisasi;
CATATAN 1 akan lebih sesuai penilaian bahaya-
bahaya dinilai seperti aspek lingkungan.
f) Prasarana, peralatan dan material di tempat kerja,
yang disediakan baik oleh organisasi ataupun pihak
lain.
g) Perubahan-perubahan atau usulan perubahan di
dalam organisasi, aktivitas-aktivitas atau material;
h) modifikasi sistem manajemen K3, termasuk
perubahan sementara, dan dampaknya kepada
operasional, proses-proses dan aktivitas-aktivitas;
i) adanya kewajiban perundangan yang relevan terkait
dengan penilaian risiko dan penerapan pengendalian
yang dibutuhkan (lihat juga CATATAN 3.12)
j) rancangan area-area kerja, proses-proses, instalasi-
instalasi, mesin atau peralatan, prosedur operasional
dan organisasi kerja, termasuk adaptasinya kepada
Panduan IdPanduan IdPanduan IdPanduan Identifikasi Potensi Bahaya & Aspek Pentingentifikasi Potensi Bahaya & Aspek Pentingentifikasi Potensi Bahaya & Aspek Pentingentifikasi Potensi Bahaya & Aspek Penting
LingkunganLingkunganLingkunganLingkungan
Organisasi harus membuat prosedur untuk
mengidentifikasi potensi bahaya yang ada, penilaian
risiko, dan penetapan pengendalian yang diperlukan.
Potensi bahaya ini bisa berdampak terhadap berdampak
pada kesehatan dan keselamatan personel di dalam
kendali organsisasi di lingkungan tempat kerja (K3) dan
juga lingkungan sekitar organisasi (masyarakat).
Identifikasi potensi bahaya dilakukan terhadap pekerjaan
yang sifatnya rutin atau tidak rutin dalam kondisi normal,
abnormal maupun emergensi dengan mempertimbangkan
bahaya (pisik, kimia, biologi, psikologi) terhadap pekerja
dan dampak pada lingkungan (air, udara, tanah).
Identifikasi potensi bahaya sebaiknya mempertimbangkan
hal berikut:
1. Kegiatan rutin dan non rutin ( keadaan gawat
darurat, bencana alam, kegiatan pemeliharaan yg
diluar jadwal, pembersihan, pengoperasian mesin,shut
down/ start up, visit dari kontraktor/pelanggan,
keadaan lain yg memang tidak rutin dilakukan oleh
organisasi)
2. Semua kegiatan yang memungkinkan seluruh
pekerja/orang mempunyai akses masuk di area kerja
(termasuk kontraktor, tamu).
3. Perilaku manusia, kemampuan, dan juga faktor
manusia. (sifat, kesalahan dari pihak manusia,
perilaku, kebiasaan, stress dll).
4. Bahaya yang berasal dari luar tempat kerja yang
dapat menimbulkan efek buruk ke kesehatan dan
keselamatan pekerja di organisasi.
5. Hazard/bahaya yg timbul dari kegiatan yg berkaitan
dengan pekerjaan atau aktivitas yg berada dibawah
kendali dilingkungan kerja dan organisasi.
6. infrastruktur/sarana/prasarana, peralatan dan material
di tempat kerja, yg disediakan oleh pihak organisasi
Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001
Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002
4444 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara)
ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI
tinjauan harus dipelihara (lihat 4.2.4).
Apabila pelanggan tidak memberikan pernyataan tertulis
tentang persyaratan maka persyaratan pelanggan harus
ditegaskan oleh organisasi sebelum diterima.
Apabila persyaratan produk diubah, organisasi harus
memastikan bahwa dokumen yang sesuai diubah dan
personel yang sesuai dibuat peduli tentang persyaratan
yang diubah.
CATATAN Dalam beberapa hal, seperti penjualan melalui
internet, tinjauan resmi tidak dapat dipraktekan bagi tiap
pesanan.
Sebagai pengganti, tinjauan dapat mencakup informasi
produk yang sesuai seperti catalog atau bahan iklan.
kemampuan manusia.
Metodologi organisasi dalam melakukan identifikasi
bahaya dan penilaian risiko harus:
a) ditetapkan dengan memperhatikan ruang lingkup,
sifat dan waktu untuk memastikan metodenya
proaktif; dan
b) menyediakan identifikasi, prioritas dan dokumentasi
risiko-risiko, dan penerapan pengendalian, sesuai
keperluan.
Untuk mengelola perubahan, organisasi harus
mengidentifkasi bahaya-bahaya K3 dan risiko-risiko K3
terkait dengan perubahan di dalam organisasi, system
manajemen K3, atau aktivitas-aktivitasnya, sebelum
menerapkan perubahan tersebut.
Organisasi harus memastikan hasil dari penilaian ini
dipertimbangkan dalam menetapkan pengendalian.
Saat menetapkan pengendalian, atau mempertimbangkan
perubahan atas pengendalian yang ada saat ini,
pertimbangan harus diberikan untuk menurunkan risiko
berdasarkan hirarki berikut:
a) eliminasi;
b) substitusi;
c) pengendalian teknik;
d) rambu/peringatan dan/atau pengendalian
administrasi;
e) alat pelindung diri.
Organisasi harus mendokumentasikan dan memelihara
hasil identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan
pengendaian selalu terbaru.
Organisasi harus memastikan bahwa risiko-risiko K3 dan
penetapan pengendalian dipertimbangkan saat membuat,
menerapkan dan memelihara sistem manajemen K3
perusahaan
CATATAN – Pedoman lebih lanjut dalam identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko dapat
dilihat pada standar OHSAS 18002.
atau pihak luar.
7. perubahan atau rencana perubahan pada organisasi,
kegiatannya, dan bahan yg digunakan.
8. modifikasi dari SMK3, termasuk yg bersifat sementara,
dan pengaruhnya terhadap kegiatan operasi, proses
atau aktivitas.
9. Semua peraturan yg mengikat yg berkaitan dengan
penilaian risiko dan pengendalian yg dibutuhkan.
10. Disain dari area kerja, proses, instalasi,
mesin/peralatan, termasuk kemampuan adaptasi dari
pekerja/manusia
11. Pencemaran terhadap lingkungan (air, tanah, udara,
limbah B3)
12. Penggunaan bahan baku dan sumber daya alam,
13. Penggunaan energy.
Identifikasi potensi bahaya dan aspek penting lingkungan
yang dilakukan oleh organisasi dikaitkan dengan
peraturan perundangan yang relevan dengan risiko K3
dan aspek penting lingkungan.
Organisasi melakukan penilaian dan menetapkan
pengendalian dampak potensi bahaya dan aspek penting
lingkungan. Penentuan untuk pengendalian bahaya dan
risiko (mempertimbangkan hierarki dari pengendalian
(eliminasi, subtitusi, isolasi, engineering control,
penandaan / peringatan / administrative control, PPE).
Identifikasi potensi bahaya dan aspek penting lingkungan
yang dilakukan oleh organisasi dapat diintegrasikan
menjadi satu.
Identifikasi potensi bahaya dan aspek penting lingkungan
dikaji secara berkala minimal satu kali dalam setahun.
5.2 Fokus pada pelanggan5.2 Fokus pada pelanggan5.2 Fokus pada pelanggan5.2 Fokus pada pelanggan
Pimpinan puncak harus memastikan bahwa persyaratan
pelanggan ditetapkan dan dipenuhi dengan sasaran untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan (lihat 7.2.1 dan 8.2.1).
7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan
produkprodukprodukproduk
Organisasi harus menetapkan:
a) persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggan,
termasuk persyaratan untuk penyerahan dan kegiatan
pasca penyerahan,
b) persyaratan yang tidak dinyatakan oleh pelanggan
tetapi perlu untuk penggunaan yang dittapkan atau
yang dimaksudkan, bila diketahui,
c) persyaratan peraturan perundangan yang dapat
diterapkan terhadap produk, dan
d) persyaratan tambahan apa pun yang dianggap perlu
oleh organisasi.
4.3.2 Persyaratan peraturan perundang4.3.2 Persyaratan peraturan perundang4.3.2 Persyaratan peraturan perundang4.3.2 Persyaratan peraturan perundang----undangan danundangan danundangan danundangan dan
lainnylainnylainnylainnyaaaa
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan
memelihara prosedur untuk:
a) mengidentifikasi dan memperoleh informasi tentang
persyaratan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan persyaratan lainnya yang diikuti
organisasi, yang terkait dengan aspek lingkungannya;
dan
b) menentukan bagaimana persyaratan tersebut berlaku
terhadap aspek lingkungannya.
Organisasi harus memastikan bahwa persyaratan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
persyaratan lainnya yang diikuti organisasi tersebut
diperhitungkan dalam penetapan, penerapan dan
pemeliharaan sistem manajemen lingkungannya.
4.3.2 Peraturan perundangan dan persyaratan lain.4.3.2 Peraturan perundangan dan persyaratan lain.4.3.2 Peraturan perundangan dan persyaratan lain.4.3.2 Peraturan perundangan dan persyaratan lain.
Organisasi harus membuat, menerangkan dan memelihara
suatu prosedur untuk mengidentifikasi dan mengakses
peraturan perundangan dan persyaratan K3 lain yang
diaplikasikan untuk K3.
Organisasi harus memastikan bahwa peraturan
perundangan dan persyaratan lain yang relevan di mana
organisasi mendapatkannya harus dipertimbangkan dalam
membuat, menerapkan dan memelihara system
manajemen K3 organisasi.
Organisasi harus selalu memutakhirkan informasi ini.
Organisasi harus mengkomunikasikan peraturan
perundangan dan persyaratan lain yang relevan kepada
orang yang bekerja di dalam kendali organisasi dan pihak-
pihak terkait lain.
Panduan IdentiPanduan IdentiPanduan IdentiPanduan Identifikasi Peraturan Perundanganfikasi Peraturan Perundanganfikasi Peraturan Perundanganfikasi Peraturan Perundangan
Organisai harus membuat prosedur untuk mengakses
peraturan perundang-udangan dan persyaratan lain baik
K3 maupun lingkungan yang relevan dengan kegiatan
organisasi.
Prosedur harus mencakup bagaimana organisasi:
− Mengakses (mengidentifikasi dan memperoleh
informasi);
− Memelihara secara berkala (memutakhirkan
informasi);
− Menentukan relevansinya dengan potensi bahaya dan
aspek penting lingkungan.
Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001
Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002
5555 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara)
ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI
CATATAN Kegiatan pasca penyerahan termasuk, sebagai
contoh, tindakan atas adanya jaminan, kewajiban dalam
kontrak seperti jasa pemeliharaan dan jasa tambahan
seperti daur ulang atau pembuangan akhir.
5.4.1 Sasaran mutu5.4.1 Sasaran mutu5.4.1 Sasaran mutu5.4.1 Sasaran mutu
Pimpinan puncak harus memastikan bahwa sasaran mutu
termasuk yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan
produk [lihat 7.1 a)], ditetapkan pada fungsi dan tingkat
sesuai dalam organisasi. Sasaran mutu harus terukur dan
konsisten dengan kebijakan mutu.
5.4.2 Perencanaan sistem manajemen mutu5.4.2 Perencanaan sistem manajemen mutu5.4.2 Perencanaan sistem manajemen mutu5.4.2 Perencanaan sistem manajemen mutu
Pimpinan puncak harus memastikan bahwa:
a) perencanaan sistem manajemen mutu dilakukan
untuk memenuhi persyaratan yang diberikan dalam
4.1, seperti juga sasaran mutu, dan
b) apabila perubahan sistem manajemen mutu
direncanakan dan diterapkan maka integritas sistem
manajemen mutu dipelihara. penerapan diterapkan
8.5.1 Perbaikan berkesinambungan8.5.1 Perbaikan berkesinambungan8.5.1 Perbaikan berkesinambungan8.5.1 Perbaikan berkesinambungan
Organisasi harus terus-menerus memperbaiki efektifitas
sistem manajemen mutu melalui penggunaan kebijakan
mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisis data, tindakan
korektif dan pencegahan dan tinjauan manajemen.
4.3.3 Tujuan, sasaran dan program4.3.3 Tujuan, sasaran dan program4.3.3 Tujuan, sasaran dan program4.3.3 Tujuan, sasaran dan program
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan
memelihara tujuan dan sasaran lingkungan yang
terdokumentasi, pada fungsi dan tingkatan yang sesuai
dalam organisasi tersebut.
Tujuan dan sasaran tersebut harus dapat diukur bila
memungkinkan dan konsisten dengan kebijakan
lingkungannya, termasuk komitmen pada pencegahan
pencemaran, penaatan persyaratan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan persyaratan lainnya yang
diikuti organisasi, serta perbaikan berkelanjutan. Saat
menetapkan dan mengkaji tujuan dan sasaran, organisasi
harus memperhitungkan persyaratan peraturan
perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang
diikuti organisasi serta mempertimbangkan aspek
lingkungan penting, pilihan teknologi, keuangan,
persyaratan operasional dan bisnis; serta pandangan pihak
yang berkepentingan.
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan
memelihara program untuk mencapai tujuan dan
sasarannya. Program harus mencakup:
a) pemberian tanggungjawab untuk mencapai tujuan
dan sasaran pada fungsi dan tingkatan yang sesuai
dalam organisasi tersebut; dan
b) cara dan jangka waktu untuk mencapai tujuan dan
sasaran tersebut.
4.3.3 Tujuan dan program4.3.3 Tujuan dan program4.3.3 Tujuan dan program4.3.3 Tujuan dan program
Organsasi harus membuat, menerapkan dan memelihara
tujuan dan sasaran K3 yang tedokumentasi, pada setiap
fungsi dan tingkat yang relevan di dalam organisasi.
Tujuan-tujuan harus dapat diukur, bila memungkinkan,
dan konsisten dengan kebijakan K3, termasuk komitmen
untuk mencegah cidera dan sakit penyakit, memenuhi
peraturan perundangan yang relevan dan persyaratan lain
di mana organisasi mendapatkan dan untuk peningkatan
berkelanjutan.
Pada saat membuat dan meninjau tujuan-tujuan tersebut,
organisasi harus mem-pertimbangkan peraturan
perundangan dan persyaratan K3 lainnya di mana
organisasi mendapatkan, dan risiko-risiko K3. Juga
mempertimbangkan aspek teknologi, aspek keuangan,
persyaratan operasional dan bisnis, dan pandangan dari
pihak-pihak terkait.
Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara
suatu program untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Program minimum harus memasukkan:
a. penunjukan penanggung jawab dan kewenangan untuk
mencapai tujuan pada setiap fungsi dan tingkat organisasi;
dan
b. cara-cara dan jangka waktu untuk mencapai tujuan.
Program manajemen K3 harus dikaji pada interval waktu
yang teratur dan terencana, dan dirubah sesuai
kebutuhan, untuk memastikan tujuan-tujuan tercapai.
PanduanPanduanPanduanPanduan Tujuan, Sasaran dan ProgramTujuan, Sasaran dan ProgramTujuan, Sasaran dan ProgramTujuan, Sasaran dan Program
Organisasi harus menetapkan tujuan, sasaran dan
program sesuai dengan komitmen untuk perbaikan
berkelanjutan.
Penetapan TSP ini mempertimbangkan pilihan teknologi,
keuangan, kelangsungan bisnis, hasil identifikasi potensi
bahaya dan aspek lingkungan, analisa insiden, peraturan
perundangan, pandangan pihak yang berkepentingan,
serta metoda pengendalian risiko.
TSP yang ditetapkan harus dapat menjelaskan bagaimana
cara pencapaiannya, sumber daya yang diperlukan,
personel yang bertanggung jawab dan waktu pencapaian
TSP tersebut.
TSP sebaiknya jelas arahnya (spesifik), dapat diukur,
mudah dicapai, dapat dilaksanakan oleh personel yang
bertanggung jawab, waktu pelaksanaannya tidak terlalu
lama.
7 Realisasi produk7 Realisasi produk7 Realisasi produk7 Realisasi produk
5.5 Tanggung jawab, wewenang dan5.5 Tanggung jawab, wewenang dan5.5 Tanggung jawab, wewenang dan5.5 Tanggung jawab, wewenang dan
komunikasikomunikasikomunikasikomunikasi
5.5.1 Tanggung jawab dan wewenang5.5.1 Tanggung jawab dan wewenang5.5.1 Tanggung jawab dan wewenang5.5.1 Tanggung jawab dan wewenang
Pimpinan puncak harus memastikan bahwa tanggung
jawab dan wewenang ditetapkan dan dikomunikasikan
dalam organisasi.
5.5.2 Wakil manajemen5.5.2 Wakil manajemen5.5.2 Wakil manajemen5.5.2 Wakil manajemen
Pimpinan puncak harus menunjuk seorang anggota
manajemen organisasi yang di luar tanggung jawab lain,
harus memiliki tanggung jawab dan wewenang yang
meliputi:
a) memastikan proses yang diperlukan untuk sistem
manajemen mutu ditetapkan, diterapkan dan
dipelihara,
b) melaporkan kepada pimpinan puncak tentang kinerja
sistem manajemen mutunya dan kebutuhan apa pun
untuk koreksi, dan
c) memastikan promosi kepedulian tentang persyaratan
pelanggan di seluruh organisasi.
CATATAN Tanggung jawab wakil manajemen dapat
4.4 PENERAPAN & OPERASI4.4 PENERAPAN & OPERASI4.4 PENERAPAN & OPERASI4.4 PENERAPAN & OPERASI
4.4.1 Sumber daya, peran, tanggung jawab dan4.4.1 Sumber daya, peran, tanggung jawab dan4.4.1 Sumber daya, peran, tanggung jawab dan4.4.1 Sumber daya, peran, tanggung jawab dan
kewenangankewenangankewenangankewenangan
Manajemen harus memastikan ketersediaan sumberdaya
yang diperlukan untuk menetapkan, menerapkan,
memelihara dan meningkatkan sistem manajemen
lingkungan.
Sumberdaya termasuk sumberdaya manusia dan
ketrampilan khusus, sarana operasional, teknologi dan
sumberdaya keuangan.
Peran, tanggungjawab dan kewenangan harus ditentukan,
didokumentasikan dan dikomunikasikan guna
memfasilitasi manajemen lingkungan yang efektif.
Manajemen puncak organisasi harus menunjuk satu orang
atau lebih wakil manajemen tertentu, yang tidak
tergantung pada tanggungjawab lainnya, yang harus
mempunyai peran, tanggungjawab dan kewenangan yang
ditetapkan untuk:
a) memastikan bahwa sistem manajemen lingkungan
ditetapkan, diterapkan dan dipelihara sesuai dengan
persyaratan standar ini;
4.4 Penerapan dan operasi4.4 Penerapan dan operasi4.4 Penerapan dan operasi4.4 Penerapan dan operasi
4.4.1 Sumberdaya, peran, tanggung jawab, akuntabilitas4.4.1 Sumberdaya, peran, tanggung jawab, akuntabilitas4.4.1 Sumberdaya, peran, tanggung jawab, akuntabilitas4.4.1 Sumberdaya, peran, tanggung jawab, akuntabilitas
dan wewenangdan wewenangdan wewenangdan wewenang
Manajemen puncak harus menjadi penanggung jawab
tertinggi untuk sistem manajemen K3
Manajemen puncak harus memperlihatkan komitmennya
dengan:
a) memastikan ketersediaan sumberdaya yang esensial
untuk membuat, menerapkan, memelihara dan
meningkatkan system manajemen K3;
CATATAN 1 Sumberdaya termasuk sumberdaya
manusia dan ketrampilan khusus, infrastruktur,
teknologi dan finansial.
b) menetapkan peranperan, alokasi tanggung jawab dan
akuntabilitas, dan delegasi wewenang, untuk
memfasilitasi efektivitas sistem manajemen K3;
peran, tanggung jawab, akuntabilitas dan wewenang
harus didokumentasikan dan dikomunikasikan.
Organisasi harus menunjuk seorang anggota manajemen
puncak dengan tanggung jawab khusus K3, di luar
tanggung jawabnya, dan menetapkan peranperan dan
Panduan Sumber DayaPanduan Sumber DayaPanduan Sumber DayaPanduan Sumber Daya
Organisasi harus membuat prosedur untuk memantau dan
mengkomuni-kasikan setiap perubahan tanggung jawab
dan tanggung gugat.
Organisasi harus menetapkan uraian tugas & tanggung
jawab personel (job responsibility) dari setiap level fungsi
manajemen (MR, Manager, Supervisor, operator).
Organisasi harus menetapkan satu atau lebih wakil
manajemen untuk memastikan bahwa sistem manajemen
K3LH ditetapkan, diterapkan dan dipelihara.
Organisasi harus menyediakan prasaran yang diperlukan
oleh personel untuk mengelola sistem manajemen.
Organisasi harus melakukan pengukuran & pemantauan
terhadap lingkungan kerja.
Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001
Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002
6666 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara)
ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI
mencakup sebagai penghubung dengan pihak luar dalam
masalah yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu.
6.1 Penyediaan sumber daya6.1 Penyediaan sumber daya6.1 Penyediaan sumber daya6.1 Penyediaan sumber daya
Organisasi harus menetapkan dan menyediakan sumber
daya yang diperlukan:
a) untuk menerapkan dan memelihara sistem
manajemen mutu dan terus-menerus memperbaiki
efektifitas-nya, dan
b) untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan
memenuhi persyaratan pelanggan.
6.3 Prasarana6.3 Prasarana6.3 Prasarana6.3 Prasarana
Organisasi harus menetapkan, menyediakan dan
memelihara prasarana yang diperlukan untuk mencapai
kesesuaian pada persyaratan
produk. Prasarana mencakup, jika berlaku:
a) gedung, ruang kerja dan sarana penting terkait,
b) peralatan proses, (baik perangkat keras maupun
perangkat lunak), dan
c) jasa pendukung (seperti angkutan, komunikasi atau
sistem informasi).
6.4 Lingkungan kerja6.4 Lingkungan kerja6.4 Lingkungan kerja6.4 Lingkungan kerja
Organisasi harus menetapkan dan mengelola lingkungan
kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian
persyaratan produk.
CATATAN Istilah “lingkungan kerja” berhubungan
dengan kondisi dimana pekerjaan dilaksanakan termasuk
faktor fisik, lingkungan dan faktor lainnya (seperti suara,
suhu, kelembaban, pencahayaan atau cuaca).
b) melapor kepada manajemen puncak mengenai
kinerja sistem manajemen lingkungan untuk kajian,
termasuk rekomendasi perbaikan.
wewenang untuk:
a) menjamin sistem manajemen K3 dibuat, diterapkan,
dan dipelihara sesuai dengan standar OHSAS ini;
b) melaporkan kinerja sistem manajemen K3 kepada
manajemen puncak untuk dikaji dan sebagai dasar
untuk peningkatan system manajemen K3.
CATATAN 2 Anggota manajemen puncak yang ditunjuk
(mis. Dalam organisasi besar, seorang anggota Direksi atau
komite eksekutif) dapat mendelegasikan beberapa
tugastugasnya kepada wakil manajemen bawahannya
sementara tetap memegang akuntabilitasnya.
Penunjukan anggota manajemen puncak harus tersedia
kepada seluruh orang yang bekerja di dalam kendali
organisasi.
Semuanya dengan tanggung jawab manajemen harus
memperlihatkan komitmennya untuk meningkatkan
kinerja K3.
Organisasi harus memastikan bahwa - yang berada di
tempat kerja bertanggung jawab untuk aspekaspek K3 di
dalam kendali mereka, termasuk kepatuhan pada
persyaratan K3 organisasi yang relevan.
6.2.1 Umum6.2.1 Umum6.2.1 Umum6.2.1 Umum
Personel yang melaksanakan pekerjaan
yang mempengaruhi kesesuaian terhadap persyaratan
produk harus memiliki kompetensi atas dasar pendidikan,
pelatihan, ketrampilan dan pengalaman yang sesuai.
CATATAN Kesesuaian terhadap persyaratan produk dapat
dipengaruhi secara langsung maupun tidak langsung oleh
personel yang melaksanakan tugas dalam sistem
manajemen mutu.
6.2.2 Kompetensi, pelatihan, dan6.2.2 Kompetensi, pelatihan, dan6.2.2 Kompetensi, pelatihan, dan6.2.2 Kompetensi, pelatihan, dan
kepeduliankepeduliankepeduliankepedulian
Organisasi harus:
a) menetapkan kompetensi yang diperlukan bagi
personel yang melaksanakan pekerjaan yang
mempengaruhi kesesuaian terhadap persyaratan
produk,
b) bila diperlukan, menyediakan pelatihan atau
melakukan tindakan lain untuk mencapai kompetensi
yang diperlukan,
c) menilai efektifitas tindakan yang dilakukan,
d) memastikan bahwa personelnya peduli akan
kesesuaian dan pentingnya kegiatan mereka dan
bagaimana sumbangan mereka bagi pencapaian
sasaran mutu, dan
4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kesadaran4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kesadaran4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kesadaran4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kesadaran
Organisasi harus memastikan setiap orang yang bertugas
untuk atau atas nama organisasi yang berpotensi
menyebabkan satu atau lebih dampak lingkungan penting
yang diidentifikasi oleh organisasi, mempunyai
kompetensi yang berasal dari pendidikan, pelatihan atau
pengalaman yang memadai dan organisasi harus
menyimpan rekaman yang terkait dengan kompetensi
tersebut.
Organisasi harus mengidentifikasi keperluan pelatihan
yang terkait dengan aspek lingkungan dan sistem
manajemen lingkungan. Organisasi harus memberikan
pelatihan atau cara lain untuk memenuhi keperluan
tersebut dan menyimpan rekaman yang terkait.
Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan
memelihara prosedur untuk memastikan orang yang
bekerja untuk atau atas nama organisasi memahami
tentang:
a) pentingnya kesesuaian dengan kebijakan lingkungan
dan prosedur, serta dengan persyaratan sistem
manajemen lingkungan;
b) aspek lingkungan penting dan dampak yang nyata
atau potensial terjadi yang terkait dengan
pekerjaannya dan manfaat peningkatan kinerja
perorangan terhadap lingkungan;
4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kepedulian4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kepedulian4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kepedulian4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kepedulian
Organisasi harus memastikan bahwa setiap orang dalam
pengendalilannya yang melakukan tugas-tugas yang
mempunyai dampak pada K3 harus kompeten sesuai
dengan tingkat pendidikan, pelatihan
dan/ataupengalaman, dan menyimpan catatan-
catatannya.
Organisasi harus mengidentifikasi kebutuhan pelatihan
sesuai dengan risikorisiko K3 terkait dan system
manajemen K3. Organisasi harus menyediakan pelatihan
atau mengambil tindakan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, melakukan evaluasi efektivitas pelatihan atau
tindakan yang diambil, dan menyimpan catatan-
catatannya.
Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara
prosedur untuk memastikan semua orang yang bekerja
dalam pengendaliannya peduli akan:
a) konsekuensi-konsekuensi K3, yang aktual atau
potensial, kegiatan kerjanya, perilakunya, serta
manfaat-manfaat K3 untuk peningkatan kinerja
perorangan;
b) peranan dan tanggung jawabnya dan pentingnya
dalam mencapai kesesuaiannya dengan kebijakan dan
prosedur-prosedur K3 dan dengan persyaratan sistem
manajemen K3, termasuk persyaratan kesiapsiagaan
Panduan Kompetensi & PelatihanPanduan Kompetensi & PelatihanPanduan Kompetensi & PelatihanPanduan Kompetensi & Pelatihan
Organisasi harus membuat prosedur untuk
mengidentifikasi standar kompetensi & pelatihan terkait
dengan potensi bahaya/aspek lingkungan.
Organisasi harus mengidentifikasi kebutuhan pelatihan
yang diperlukan oleh personel yang bertanggung jawab
terkait dengan potensi bahaya dan aspek lingkungan.
Organisasi harus mengembangkan dan mengevaluasi
program pelatihan sesuai dengan hasil penilaian
identifikasi kebutuhan pelatihan.
Progam pelatihan seperti:
− Ahli K3, Operator forklift, Ahli K3 Kimia, Ahli K3
Listrik, Operator ketel uap, regu kebakaran, Dokter &
Paramedis Hiperkes, Auditor Internal, Alat Pelindung
Diri, P2K3, Proteksi Radiasi.
− Awarenes ISO 14001, Identifikasi bahaya, SMK3,
Emergensi respon, pengendalian dokumen, mapping
bisnis proses, identifikasi aspek & potensi bahaya, dll.
− Proses produksi, HRD
Organisasi harus mendokumentasikan catatan pelatihan
(matriks TNA, matriks kompetensi, materi, absensi,
evaluasi program pelatihan).
Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001
Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002
7777 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara)
ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI
e) memelihara rekaman yang sesuai tentang pendidikan,
pelatihan, ketrampilan dan pengalaman (lihat 4.2.4).
c) peran dan tanggungjawab mereka dalam mencapai
pemenuhan persyaratan sistem manajemen
lingkungan; dan
d) akibat yang mungkin terjadi bila prosedur tidak
dilaksanakan.
dan tanggap darurat (lihat 4.4.7);
c) konsekuensi potensial dari penyimpangan dari
prosedur yang telah ditetapkan.
Prosedur pelatihan harus mempertimbangkan tingkat
perbedaan dari:
a) tanggung jawab, kemampuan, bahasa dan
ketrampilan; dan
b) risiko
5.5.3 Komunikasi internal5.5.3 Komunikasi internal5.5.3 Komunikasi internal5.5.3 Komunikasi internal
Pimpinan puncak harus memastikan bahwa proses
komunikasi yang sesuai telah ditetapkan dalam organisasi
dan bahwa terjadi komunikasi mengenai efektifitas sistem
manajemen mutu.
7.2.3 Komunikasi pelanggan7.2.3 Komunikasi pelanggan7.2.3 Komunikasi pelanggan7.2.3 Komunikasi pelanggan
Organisasi harus menetapkan dan menerapkan
pengaturan yang efektif untuk komunikasi dengan
pelanggan berkaitan dengan:
a) informasi produk,
b) pertanyaan, penanganan kontrak atau pesanan,
termasuk perubahan, dan
c) umpan balik pelanggan, termasuk keluhan pelanggan.
4.4.3 Komunikasi4.4.3 Komunikasi4.4.3 Komunikasi4.4.3 Komunikasi
Berkaitan dengan aspek lingkungan dan sistem
manajemen lingkungan, organisasi harus menetapkan,
menerapkan dan memelihara prosedur untuk:
a) komunikasi internal antara tingkatan dan fungsi yang
beragam di organisasi tersebut;
b) menerima, mendokumentasikan dan menanggapi
komunikasi yang terkait dari pihak eksternal yang
berkepentingan.
Organisasi harus memutuskan apakah akan melaksanakan
komunikasi kepada pihak eksternal mengenai aspek
lingkungannya dan harus mendokumentasikan keputusan
tersebut. Bila keputusan organisasi adalah melaksanakan
komunikasi eksternal tersebut, maka organisasi harus
menetapkan dan menerapkan metode untuk komunikasi
eksternal tersebut.
4.4.3 Komunikasi, partisipasi da4.4.3 Komunikasi, partisipasi da4.4.3 Komunikasi, partisipasi da4.4.3 Komunikasi, partisipasi dan konsultasin konsultasin konsultasin konsultasi
4.4.3.1 Komunikasi4.4.3.1 Komunikasi4.4.3.1 Komunikasi4.4.3.1 Komunikasi
Sesuai dengan bahaya-bahaya K3 dan sistem manajemen
K3, organisasi harus membuat, menerapkan dan
memelihara prosedur untuk:
a) komunikasi internal antar berbagai tingkatan dan
fungsi dalam organisasi
b) komunikasi dengan para kontraktor dan tamu lainnya
ke tempat kerja
c) menerima, mendokumentasikan dan merespon
komunikasi yang relevan dari pihakpihak eksternal
terkait
4.4.3.2 Partisipasi dan konsultasi4.4.3.2 Partisipasi dan konsultasi4.4.3.2 Partisipasi dan konsultasi4.4.3.2 Partisipasi dan konsultasi
Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara
prosedur untuk:
a) partisipasi pekerja melalui:
− keterlibatannya dan identifikasi bahaya, penilaian
risiko dan penetapan pengendalian;
− keterlibatannya dalam penyelidikan insiden;
− keterlibatannya dalam pengembangan dan
peninjauan kebijakan dan tujuan K3;
− konsultasi di mana ada perubahan yang
berdampak pada K3;
− diwakilkan dalam hal-hal terkait K3.
b) Pekerja harus diinformasikan terkait pengaturan
partisipasi, termasuk siapa yang menjadi wakil mereka
dalam halhal terkait K3.
Konsultasi dengan para kontraktor atas
perubahanperubahan yang terjadi dan berdampak pada
K3.
Organisasi harus memastikan, sesuai keperluan,
pihakpihak terkait yang relevan dikonsultasikan terkait
hal-hal K3.
Panduan KomunikasiPanduan KomunikasiPanduan KomunikasiPanduan Komunikasi
Organisasi harus membuat prosedur komunikasi baik
secara internal maupun eksternal terkait bagaimana
informasi K3LH disampaikan ke seluruh tenaga kerja
mapun di luar perusahaan yang memerlukannya.
Komunikasi ditetapkan untuk menjalin manajemen,
tenaga kerja, dan kontraktor untuk saling terlibat dalam
pengendalian bahaya di tempat kerja.
Informasi disampaikan melalui berbagai media seperti
papan pengumuman, spanduk, pamflet, poster, foto, dll.
Informasi K3LH dapat berupa:
− Identifikasi bahaya atau aspek penting lingkungan;
− Peraturan perundangan K3LH;
− Hasil pemantauan & pengukuran lingkungan kerja;
− Hasil audit;
− Hasil kajian manajemen (P2K3/Safety meeting);
4.2 Persyaratan dokumentasi4.2 Persyaratan dokumentasi4.2 Persyaratan dokumentasi4.2 Persyaratan dokumentasi
4.2.1 Umum4.2.1 Umum4.2.1 Umum4.2.1 Umum
Dokumentasi sistem manajemen mutu harus mencakup:
a) pernyataan terdokumentasi dari kebijakan mutu dan
sasaran mutu,
b) pedoman mutu,
c) prosedur dan rekaman terdokumentasi yang
disyaratkan oleh Standar ini, dan
d) dokumen, termasuk rekaman yang ditetapkan oleh
organisasi perlu untuk memastikan efektifitas
perencanaan, operasi dan kendali prosesnya.
4.4.4 Dokumentasi4.4.4 Dokumentasi4.4.4 Dokumentasi4.4.4 Dokumentasi
Dokumentasi sistem manajemen lingkungan harus
mencakup:
a) kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan;
b) penjelasan lingkup sistem manajemen lingkungan;
c) penjelasan unsur-unsur utama sistem manajemen
lingkungan dan keterkaitannya serta rujukan kepada
dokumen terkait;
d) dokumen, termasuk rekaman, yang disyaratkan oleh
standar ini;
e) dokumen, termasuk rekaman, yang ditentukan oleh
organisasi sebagai dokumen penting untuk
4.4.4 Dokumentasi4.4.4 Dokumentasi4.4.4 Dokumentasi4.4.4 Dokumentasi
Dokumentasi sistem manajemen K3 harus termasuk:
a) kebijakan K3 dan sasaran-sasaran;
b) penjelasan ruang lingkup sistem manajemen K3;
c) penjelasan elemen-elemen inti system manajemen
dan interaksinya, dan rujukannya ke dokumen-
dokumen terkait;
d) dokumen - dokumen, termasuk catatan -catatan, yang
disyaratkan oleh Standar OHSAS ini;
e) dokumen - dokumen, termasuk catatan-catatan, yang
ditetapkan oleh organisasi yang dianggap penting
untuk memastikan perencanaan, operasi dan
Panduan DokumentasiPanduan DokumentasiPanduan DokumentasiPanduan Dokumentasi
Dokumentasi dibuat sesuai dengan keperluan organisasi
agar dapat digunakan, dikendalikan dan dipelihara secara
efektif.
Dokumentasi yang diperlukan dalam sistem manajemen
adalah:
1. Peraturan perundangan yang relevan dengan kegiatan
organisasi;
2. Persyaratan lain yang diacu oleh organisasi;
3. Kebijakan;
4. Manual K3LH;
Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001
Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002
8888 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara)
ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI
CATATAN 1 Bila dijumpai istilah “prosedur
terdokumentasi” dalam Standar ini, berarti bahwa
prosedur itu ditetapkan, didokumen-tasikan, dan
dipelihara. Satu dokumen mungkin memenuhi
persyaratan dari satu atau lebih prosedur. Suatu
persyaratan dari prosedur terdokumentasi mungkin dapat
dicakup oleh lebih dari satu dokumen.
CATATAN 2 Cakupan dokumentasi sistem manajemen
mutu dapat berbeda antara sebuah organisasi dengan
organisasi yang lain karena:
a) besarnya organisasi dan jenis kegiatannya,
b) kerumitan proses dan interaksinya, dan
c) kompetensi personelnya.
CATATAN 3 Dokumentasi dapat dalam bentuk atau jenis
media apapun.
memastikan perencanaan, operasi dan pengendalian
proses secara efektif, yang terkait dengan aspek
lingkungan penting.
pengendalian proses yang berhubungan dengan
pengendalian risiko-risiko K3 efektif.
CATATAN Penting diperhatikan bahwa dokumentasi
harus proporsional dilihat dari tingkat kompleksitas,
Bahaya-bahaya dan risiko-risiko dan dibuat seminimum
mungkin untuk efektivitas dan efisiensi.
5. Sasaran & Program K3LH;
6. Struktur organisasi;
7. Identifikasi potensial bahaya & aspek penting
lingkungan;
8. Tugas & tanggung jawab personel;
9. Prosedur/instruksi;
10. Rekaman hasil kegiatan (pemantauan, pengukuran,
inspeksi, kalibrasi, sertifikasi, pelatihan, pemeliharaan,
inciden, kesiagaan darurat, hasil audit, hasil safety
meeting, rapat P2K3, evaluasi penaatan, komunikasi
dengan pihak terkait, daftra hadir, materi pelatihan,
evaluasi pelatian, identifikasi kebutuhan pelatihan,
laporan, job des, dll).
4.2.3 Pengendalian dokumen4.2.3 Pengendalian dokumen4.2.3 Pengendalian dokumen4.2.3 Pengendalian dokumen
Dokumen yang disyaratkan oleh sistem manajemen mutu
harus dikendalikan. Rekaman adalah jenis khusus dari
dokumen dan harus dikendalikan menurut persyaratan
dalam 4.2.4. Harus dibuat suatu prosedur terdokumentasi
untuk menetapkan pengendalian yang diperlukan untuk:
a) menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan,
b) meninjau dan memutakhirkan seperlunya serta untuk
menyetujui ulang dokumen,
c) memastikan bahwa perubahan dan status revisi
terkini dari dokumen diidentifikasi,
d) memastikan bahwa versi yang sesuai dari dokumen
yang berlaku tersedia di tempat penggunaan,
e) memastikan dokumen selalu dapat dibaca dan
mudah dikenali,
f) memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar
yang ditetapkan oleh organisasi perlu untuk
perencanaan dan operasi dari sistem manajemen
mutu, diidentifikasi dan distribusinya dikendalikan,
dan
g) mencegah penggunaan dokumen kadaluarsa yang tak
disengaja dan memberi identifikasi sesuai dengan
dokumen tersebut, apabila disimpan untuk maksud
tertentu.
4.4.5 Pengendalian dokumen4.4.5 Pengendalian dokumen4.4.5 Pengendalian dokumen4.4.5 Pengendalian dokumen
Dokumen yang diperlukan oleh sistem manajemen
lingkungan dan standar ini harus dikendalikan. Rekaman
adalah jenis dokumen khusus dan harus dikendalikan
mengikuti persyaratan pada butir 4.5.4.
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan
memelihara prosedur untuk:
a) menyetujui dokumen sebelum diterbitkan;
b) meninjau dan memutakhirkan seperlunya serta
menyetujui-ulang (reapprove) dokumen;
c) memastikan agar perubahan dan status revisi
dokumen terakhir dapat diidentifikasi;
d) memastikan agar versi dokumen yang berlaku tersedia
di tempat penggunaan;
e) memastikan agar dokumen tetap terbaca dan dapat
segera diidentifikasi secara mudah;
f) memastikan agar dokumen yang berasal dari pihak
eksternal yang ditetapkan oleh organisasi sebagai
dokumen penting untuk perencanaan dan operasi
sistem manajemen lingkungan, diidentifikasi dan
penyebarannya dikendalikan;
g) mencegah penggunaan dokumen kadaluwarsa dan
menerapkan identifikasi yang cocok pada dokumen
tersebut bila masih disimpan untuk maksud tertentu.
4.4.5 Pengendalian dokumen4.4.5 Pengendalian dokumen4.4.5 Pengendalian dokumen4.4.5 Pengendalian dokumen
Dokumen-dokumen yang disyaratkan untuk system
manajemen K3 dan Standar OHSAS ini harus terkendali.
Catatan merupakan jenis khusus dokumen dan harus
terkendali sesuai dengan persyaratan yang dinyatakan di
4.5.4.
Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara
prosedur untuk:
a) menyetujui kecukupan - sebelum diterbitkan;
b) meninjau dokumen secara berkala, dirubah bila
diperlukan dan disetujui kecukupannya;
c) memastikan perubahan-perubahan dan status revisi
saat ini dalam dokumen terindetifikasi;
d) memastikan versi yang relevan dari dokumen yang
diterapkan tersedia di tempat penggunaan;
e) memastikan bahwa dokumen-dokumen dapat terbaca
dan dengan cepat teridentifikasi;
f) memastikan bahwa dokumen-dokumen yang berasal
dari luar dan dianggap penting oleh organisasi untuk
perencanaan dan operasi system manajemen K3
diidentifikasikan dan distribusinya terkendali; dan
g) mencegah penggunaan dokumen kadaluarsa dan
menetapkan identifikasi jika dipertahankan untuk
tujuan tertentu.
Panduan Pengendalian DokumenPanduan Pengendalian DokumenPanduan Pengendalian DokumenPanduan Pengendalian Dokumen
Organisasi harus membuat prosedur untuk mengendalikan
dokumen yang diperlukan dalam kegiatannya. Prosedur
mencakup bagaimana organisasi membuat, menyetujui,
meninjau ulang, memelihara dokumen tersebut.
Prosedur yang harus dibuat:
1. Prosedur pengendalian dokumen
2. Prosedur identifikasi bahaya & aspek penting
lingkungan, penilaian risiko dan pengendalian
bahaya;
3. Prosedur identifikasi peraturan perundangan K3LH;
4. Prosedur pelatihan & cara mengevaluasinya;
5. Prosedur komunikasi;
6. Prosedur pengendalian operasi;
7. Prosedur kesiaagaan & tanggap darurat;
8. Prosedur penanganan bahan (kebocoran, tumpahan,
kerusakan, kadaluarsa, dll);
9. Prosedur pengelolaan bahan berbahaya (penerimaan,
pemindahan, penyimpanan, pembuangan);
10. Prosedur pelaporan kecelakaan & penyakit akibat
kerja;
11. Prosedur penyelidikan kecelakaan & penyakit akibat
kerja yang diaporkan;
12. Prosedur pemeliharaan alat, sarana produksi;
13. Prosedur penjaminan sarana produksi dapat
digunakan dengan aman;
14. Prosedur kalibrasi alat yang digunakan untuk
melakukan pemeriksaan, ukur & uji mengenai K3;
15. Prosedur pamantauan & pengukuran;
16. Prosedur pengujian & inspeksi;
17. Prosedur pengendalian produk tidak sesuai;
18. Prosedur evaluai penaatan;
19. Prosedur tindakan pencegahan;
20. Prosedur tindakan perbaikan;
21. Prosedur pengendalian rekaman;
22. Prosedur audit internal;
7. Realisasi Produk7. Realisasi Produk7. Realisasi Produk7. Realisasi Produk 4.4.6 Pengendalian operasional4.4.6 Pengendalian operasional4.4.6 Pengendalian operasional4.4.6 Pengendalian operasional 4.4.6 Pengendalian operasional4.4.6 Pengendalian operasional4.4.6 Pengendalian operasional4.4.6 Pengendalian operasional Panduan pengendalian Operasional:Panduan pengendalian Operasional:Panduan pengendalian Operasional:Panduan pengendalian Operasional:
Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001
Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002
9999 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara)
ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI
7777....1111 PPPPeeeerrrreeeennnnccccaaaannnnaaaaaaaannnn RRRReeeeaaaalllliiiissssaaaassssiiii PPPPrrrroooodddduuuukkkk
7777....2222 PPPPrrrroooosssseeeessss yyyyaaaannnngggg BBBBeeeerrrrkkkkaaaaiiiittttaaaannnn ddddeeeennnnggggaaaannnn PPPPeeeellllaaaannnnggggggggaaaannnn
7777....3333 DDDDeeeessssaaaaiiiinnnn ddddaaaannnn PPPPeeeennnnggggeeeemmmmbbbbaaaannnnggggaaaannnn
7777....4444 PPPPeeeemmmmbbbbeeeelllliiiiaaaannnn
7777....5555 PPPPrrrroooodddduuuukkkkssssiiii ddddaaaannnn PPPPeeeennnnyyyyeeeeddddiiiiaaaaaaaannnn JJJJaaaassssaaaa
7777....6666 PPPPeeeennnnggggeeeennnnddddaaaalllliiiiaaaannnn SSSSaaaarrrraaaannnnaaaa PPPPeeeemmmmaaaannnnttttaaaauuuuaaaannnn ddddaaaannnn PPPPeeeennnngggguuuukkkkuuuurrrraaaannnn
Organisasi harus mengidentifikasi dan merencanakan
operasi yang terkait dengan aspek lingkungan penting
yang telah diidentifikasi, sesuai dengan kebijakan, tujuan
dan sasaran lingkungan agar operasi tersebut dilaksanakan
pada kondisi tertentu, dengan:
a) menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur
terdokumen-tasi untuk mengendalikan situasi yang
tidak sesuai dengan kebijakan, tujuan dan sasaran
lingkungan apabila prosedur tersebut tidak ada; dan
b) menetapkan kriteria operasi dalam prosedur; dan
c) menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur
yang terkait dengan aspek lingkungan penting yang
telah diidentifikasi pada barang dan jasa yang
digunakan oleh organisasi serta mengkomuni-kasikan
prosedur dan persyaratan yang berlaku kepada
pemasok, termasuk kontraktor.
Organisasi harus mengidentifikasi operasio-perasi dan
kegiatankegiatan yang berkaitan dengan bahaya-bahaya
yang teridentifikasi di mana kendali pengukuran perlu
dilakukan untuk mengendalian risikorisiko K3. Hal ini
harus termasuk manajemen perubahan (lihat 4.3.3).
Untuk operasioperasi dan kegiatan-kegiatan tersebut,
organisasi harus menerapkan dan memelihara:
a) kendali-kendali operasional, sesuai keperluan
organisasi dan aktivitas-aktivitasnya; organisasi harus
mengintegrasikan kendali-kendali operasionalnya ke
dalam sistem manajemen K3 secara keseluruhan;
b) pengendalian terkait pembelian material, peralatan
dan jasa-jasa;
c) pengendalian terkait para kontraktor dan tamu-tamu
lain ke tempat kerja;
d) mendokumentasikan prosedur-prosedur, mencakup
situasi-situasi di mana ketiadaannya dapat
menyebabkan penyimpangan-penyimpangan dari
kebijakan dan tujuan-tujuan K3;
e) kriteria - kriteria operasi yang telah ditetapkan di
mana ketiadaannya dapat menyebabkan
penyimpangan-penyimpangan dari kebijakan dan
tujuan-tujuan K3.
8.3 Pengendalian produk yang tidak8.3 Pengendalian produk yang tidak8.3 Pengendalian produk yang tidak8.3 Pengendalian produk yang tidak
sesuaisesuaisesuaisesuai
Organisasi harus memastikan bahwa produk yang tidak
sesuai dengan persyaratan produk diidentifikasi dan
dikendalikan untuk mencegah penggunaan atau
penyerahan yang tidak dikehendaki.
Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk
mendefinisikan pengendalian dan tanggung jawab terkait
dan kewenangan untuk menangani produk yang tidak
sesuai.
Apabila memungkinkan untuk diterapkan, organisasi
harus menangani produk yang tidak sesuai dengan satu
atau lebih dari cara berikut:
a) dengan melakukan tindakan untuk menghilangkan
ketidaksesuaian yang terdeteksi;
a) dengan membolehkan peng-gunaan, pelepasan atau
penerimaan melalui konsesi oleh pihak yang
berwenang dan apabila mungkin, oleh pelanggan;
b) dengan melakukan tindakan untuk mencegah
penggunaan atau aplikasi awal yang dimaksudkan;
b) dengan mengambil tindakan yang sesuai terhadap
pengaruh, atau pengaruh yang potensial, dari
ketidaksesuaian ketika produk yang tidak sesuai
dideteksi setelah penyerahan atau penggunaan telah
dimulai.
Apabila produk yang tidak sesuai dikoreksi maka harus
dilakukan verifikasi ulang untuk memperagakan
kesesuaian terhadap persyaratan tersebut.
Rekaman ketidaksesuaian dan tindakan berikutnya,
termasuk konsesi yang diperoleh, harus dipelihara (lihat
4.2.4).
4.4.7 Kesiagaan dan tanggap darurat4.4.7 Kesiagaan dan tanggap darurat4.4.7 Kesiagaan dan tanggap darurat4.4.7 Kesiagaan dan tanggap darurat
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan
memelihara prosedur untuk mengidentifikasi potensi
situasi darurat dan kecelakaan, yang dapat menimbulkan
dampak lingkungan serta bagaimana organisasi akan
menanggapinya.
Organisasi harus melakukan tindakan terhadap situasi
darurat dan kecelakaan yang terjadi serta mencegah atau
mengatasi dampak lingkungan negatif yang ditimbulkan.
Organisasi harus meninjau prosedur kesiagaan dan
tanggap darurat secara berkala dan apabila diperlukan
organisasi menyempurnakan prosedur tersebut, khususnya
setelah terjadinya kecelakaan atau situasi darurat.
Organisasi juga harus menguji prosedur tersebut secara
berkala apabila dapat dilaksanakan.
4.4.7 Kesiapsiagaan dan tanggap darurat4.4.7 Kesiapsiagaan dan tanggap darurat4.4.7 Kesiapsiagaan dan tanggap darurat4.4.7 Kesiapsiagaan dan tanggap darurat
Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara
prosedur:
a) untuk mengidentifikasi potensi keadaan darurat;
b) untuk menanggapi keadaan darurat.
Organisasi harus menanggapi keaadaan darurat actual dan
mencegah atau mengurangi akibat-akibat penyimpangan
terkait dengan dampakdampak K3.
Dalam perencanaan tanggap darurat organisasi harus
mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan pihak-pihak
terkait yang relevan, misal jasa keadaan darurat dan
masyarakat sekitar.
Organisasi harus pula secara berkala menguji prosedur
untuk menanggapi keadaan darurat, jika dapat dilakukan,
melibatkan pihak-pihak terkait yang relevan sesuai
keperluan.
Organisasi harus meninjau secara periodik dan, bila
diperlukan, merubah prosedur kesiap-siagaan dan tanggap
darurat, secara khusus, setelah pengujian periodik dan
setelah terjadinya keadaan darurat (lihat 4.5.3).
PandPandPandPanduan kesiagaan & Keadaan Daruratuan kesiagaan & Keadaan Daruratuan kesiagaan & Keadaan Daruratuan kesiagaan & Keadaan Darurat
Organisasi harus membuat prosedur untuk
mengidentifikasi bahaya dan kecelakaan, yang dampat
menimbulkan kerugian harta benda, sakit, dan kerusakan
lingkungan, cara penang-gulangan serta pemulihan
kondisi darurat.
Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001
Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002
10101010 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara)
ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI
7.6 Peng7.6 Peng7.6 Peng7.6 Pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuranendalian peralatan pemantauan dan pengukuranendalian peralatan pemantauan dan pengukuranendalian peralatan pemantauan dan pengukuran
Organisasi harus menetapkan pemantauan dan
pengukuran yang dilakukan dan peralatan pemantau dan
pengukur yang diperlukan untuk memberikan bukti
kesesuaian produk terhadap persyaratan yang ditetapkan.
Organisasi harus menetapkan proses untuk memastikan
bahwa pemantauan dan pengukuran dapat dilakukan dan
dilaksanakan dengan cara konsisten dengan persyaratan
pemantauan dan pengukuran.
Apabila diperlukan untuk memastikan keabsahan hasil,
peralatan pengukuran harus:
a) dikalibrasi atau diverifikasi atau keduanya pada selang
waktu tertentu, atau sebelum digunakan terhadap
standar pengukuran yang tertelusur ke standar
pengukuran internasional atau nasional; apabila
standar tersebut tidak ada, dasar yang digunakan
untuk kalibrasi atau verifikasi harus direkam (lihat
4.2.4);
b) disetel atau disetel ulang secukupnya;
c) memiliki identifikasi guna menetapkan status
kalibrasinya;
d) dijaga keamanannya dari penyetelan yang dapat
membuat hasil pengukurannya tidak sah;
e) dilindungi dari kerusakan dan penurunan mutu
selama penanganan, perawatan dan penyimpanan.
Selain itu, organisasi harus menilai dan merekam
keabsahan hasil pengukuran sebelumnya bila peralatan
ditemukan tidak memenuhi persyaratan. Organisasi harus
melakukan tindakan yang sesuai pada peralatan dan
setiap produk yang terpengaruh.
Rekaman hasil kalibrasi dan verifikasi harus dipelihara
(lihat 4.2.4).
Apabila digunakan dalam pemantauan dan pengukuran
persyaratan tertentu maka kemampuan perangkat lunak
computer untukmemenuhi maksud penggunaannya harus
dikonfirmasi.
Hal ini harus dilakukan sebelum penggunaan awal dan
dikonfirmasi ulang sesuai kebutuhan.
CATATAN Konfirmasi kemampuan perangkat lunak
komputer untuk memenuhi maksud penggunaannya
biasanya mencakup verifikasi dan manajemen konfigurasi
untuk memelihara kesesuaian penggunaan-nya.
8 Pengukuran, analisis, dan perbaikan8 Pengukuran, analisis, dan perbaikan8 Pengukuran, analisis, dan perbaikan8 Pengukuran, analisis, dan perbaikan
8.1 Umum8.1 Umum8.1 Umum8.1 Umum
Organisasi harus merencanakan dan menerapkan proses
pemantauan, pengukuran, analisis dan perbaikan yang
diperlukan untuk:
a) memperagakan kesesuaian terhadap persyaratan
produk,
b) memastikan kesesuaian sistem manajemen mutu, dan
c) terus-menerus memperbaiki efektifitas sistem
manajemen mutu.
Hal ini harus mencakup penetapan metode yang berlaku
4.5 Pemeriksaan4.5 Pemeriksaan4.5 Pemeriksaan4.5 Pemeriksaan
4.5.1 Pemantauan dan pengukuran4.5.1 Pemantauan dan pengukuran4.5.1 Pemantauan dan pengukuran4.5.1 Pemantauan dan pengukuran
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan
memelihara prosedur untuk secara berkala memantau dan
mengukur karakteristik pokok operasinya yang dapat
menimbulkan dampak lingkungan penting.
Prosedur tersebut harus termasuk pendokumentasian
informasi untuk memantau kinerja, pengendalian
operasional yang berlaku dan pemenuhan tujuan dan
sasaran lingkungan organisasi.
Organisasi harus memastikan agar peralatan pemantauan
dan pengukuran dikalibrasi atau diverifikasi, digunakan
dan dipelihara serta organisasi harus menyimpan rekaman
yang terkait.
4.5 Pemeriksaan4.5 Pemeriksaan4.5 Pemeriksaan4.5 Pemeriksaan
4.5.1 Pemantauan dan pengukuran kinerja4.5.1 Pemantauan dan pengukuran kinerja4.5.1 Pemantauan dan pengukuran kinerja4.5.1 Pemantauan dan pengukuran kinerja
Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara
prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja K3
secara teratur.
Prosedur ini harus dibuat untuk:
a) pengukuran kualitatif dan kuantitatif, sesuai dengan
keperluan organisasi;
b) memantau perluasan yang memungkinkan tujuan K3
organisasi tercapai;
c) memantau efektivitas pengendalian-pengendalian
(untuk kesehatan juga keselamatan);
d) mengukur kinerja secara proaktif untuk memantau
kesesuaian dengan program manajemen K3,
pengendalian dan kriteria operasional;
e) mengkur kinerja secara reaktif untuk memantau
kecelakaan, sakit penyakit, insiden (termasuk nyaris
terjadi, dll.) dan bukti catatan lain penyimpangan
kinerja K3;
f) mencatat data dan hasil pemantauan dan mengukur
kecukupan untuk melakukan analisis tindakan
perbaikan dan pencegahan lanjutan.
Jika peralatan pemantauan digunakan untuk mengukur
dan memantau kinerja, organisasi harus membuat dan
memelihara prosedur untuk kalibrasi dan pemeliharaan
peralatan tersebut, sesuai keperluan.
Catatan hasil kalibrasi dan pemeliharaan dan hasilhasil
harus disimpan.
PanduanPanduanPanduanPanduan PePePePemantauan, pengukuran,mantauan, pengukuran,mantauan, pengukuran,mantauan, pengukuran, Inspeksi danInspeksi danInspeksi danInspeksi dan
PengujianPengujianPengujianPengujian
Organisasi membuat prosedur pemantauan, pengukuran,
inspeksi & pengujian terhadap peralatan yang digunakan.
Alat pemantauan dan pengukuran yang dimaksud adalah
alat yang digunakan untuk menentukan kesesuaian
produk, dan alat pengukuran lingkungan kerja. Hampir
semua perusahaan manufaktur menggunakan alat ukur,
paling tidak alat ukur dimensi.
Persyaratan ini dapat dipenuhi dengan membuat
pengaturan tentang bagaimana mengkalibrasi atau
memverifikasi alat ukur, frekwensi kalibrasi, membari
penandaan alat ukur yang layak pakai, penggunaan,
penyimpanan dan memelihara alat ukur agar terhindar
dari kerusakan.
Bila waktu mengkalibrasi ternyata penyimpangan hasil
pengukuran terlalu jauh, organisasi harus melakukan
evaluasi dengan suatu cara terhadap hasil aktifitas
pengukuran yang sudah terlanjur dilakukan menggunakan
alat yang tidak layak tersebut dan mengambil tindakan
yang diperlukan, baik terhadap alat maupun terhadap
produk yang terlanjur diukur oleh alat tersebut.
Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001
Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002
11111111 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara)
ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI
termasuk teknik statistik dan cakupan penggunaannya.
8.2 Pemantauan dan8.2 Pemantauan dan8.2 Pemantauan dan8.2 Pemantauan dan pengukuranpengukuranpengukuranpengukuran
8.2.1 Kepuasan pelanggan8.2.1 Kepuasan pelanggan8.2.1 Kepuasan pelanggan8.2.1 Kepuasan pelanggan
Sebagai salah satu pengukuran kinerja sistem manajemen
mutu, organisasi harus memantau informasi berkaitan
dengan persepsi pelanggan apakah organisasi telah
memenuhi persyaratan pelanggan. Metode untuk
memperoleh dan menggunakan informasi ini harus
ditetapkan.
CATATAN Pemantauan persepsi pelanggan dapat
mencakup perolehan masukan dari sumber seperti survei
kepuasan pelanggan, data pelanggan atas kualitas produk
yang diserahkan, survei pendapat pengguna, analisis
kehilangan usaha, bonus (compliment),
klaim jaminan, dan laporan agen.
8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses
Organisasi harus menerapkan metode pemantauan yang
sesuai jika memungkinkan dilaksanakan dengan
pengukuran proses sistem manajemen mutu. Metode ini
harus memperagakan kemampuan proses untuk mencapai
hasil yang direncanakan. Apabila hasil yang direncanakan
tidak tercapai, harus dilakukan koreksi dan tindakan
korektif, seperlunya.
CATATAN Ketika menetapkan metode yang sesuai,
organisasi dianjurkan untukmempertimbangkan jenis dan
cakupan dari pemantauan atau pengukuran yang sesuai
untuk setiap proses dalam hubungannya dengan dampak
terhadap kesesuaian atas persyaratan produk dan
efektifitas dari sistem manajemen mutu.
8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk
Organisasi harus memantau dan mengukur karakteristik
produk untuk melakukan verifikasi bahwa persyaratan
produk tersebut terpenuhi. Hal ini harus dilakukan pada
tahap yang sesuai dari proses realisasi produk menurut
pengaturan yang sudah terencana (lihat 7.1).
Bukti atas kesesuaian dengan kriteria keberterimaan harus
dipelihara.
Rekaman harus menunjukkan personel yang berwenang
melepas produk untuk diserahkan kepada pelanggan
(lihat 4.2.4).
Pelepasan produk atau penyerahan jasa kepada
pelanggan tidak boleh dilanjutkan sampai semua
pengaturan yang direncanakan (lihat 7.1) diselesaikan
secara memuaskan, kecuali jika disetujui oleh yang
berwenang dan
apabila memungkinkan disetujui oleh pelanggan.
8.4 Analisis data8.4 Analisis data8.4 Analisis data8.4 Analisis data
Organisasi harus menetapkan, mengumpulkan, dan
menganalisis data yang sesuai untuk memperagakan
kesesuaian dan efektifitas sistem manajemen mutu serta
mengevaluasi apakah koreksi berkesinambungan dari
sistem manajemen mutu dapat dilakukan.
Hal ini harus mencakup data yang dihasilkan dari
Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001
Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002
12121212 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara)
ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI
pemantauan dan pengukuran serta sumber lain yang
sesuai.
Analisis data harus memberikan informasi yang berkaitan
dengan:
a) kepuasan pelanggan (lihat 8.2.1),
b) kesesuaian pada persyaratan produk (lihat 8.2.4)
c) karakteristik dan kecenderungan proses dan produk
termasuk peluang untuk tindakan pencegahan (lihat
8.2.3 dan 8.2.4), dan
d) pemasok (lihat 7.4).
8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses
Organisasi harus menerapkan metode pemantauan yang
sesuai jika memungkinkan dilaksanakan dengan
pengukuran proses sistem manajemen mutu. Metode ini
harus memperagakan kemampuan proses untuk mencapai
hasil yang direncanakan. Apabila hasil yang direncanakan
tidak tercapai, harus dilakukan koreksi dan tindakan
korektif, seperlunya.
CATATAN Ketika menetapkan metode yang sesuai,
organisasi dianjurkan untuk mempertimbangkan jenis dan
cakupan dari pemantauan atau pengukuran yang sesuai
untuk setiap proses dalam hubungannya dengan dampak
terhadap kesesuaian atas persyaratan produk dan
efektifitas dari sistem manajemen mutu.
8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk
Organisasi harus memantau dan mengukur karakteristik
produk untuk melakukan verifikasi bahwa persyaratan
produk tersebut terpenuhi. Hal ini harus dilakukan pada
tahap yang sesuai dari proses realisasi produk menurut
pengaturan yang sudah terencana (lihat 7.1).
Bukti atas kesesuaian dengan kriteria keberterimaan harus
dipelihara.
Rekaman harus menunjukkan personel yang berwenang
melepas produk untuk diserahkan kepada pelanggan
(lihat 4.2.4).
Pelepasan produk atau penyerahan jasa kepada
pelanggan tidak boleh dilanjutkan sampai semua
pengaturan yang direncanakan (lihat 7.1) diselesaikan
secara memuaskan, kecuali jika disetujui oleh yang
berwenang dan apabila memungkinkan disetujui oleh
pelanggan.
4.5.2 Evaluasi Penaatan4.5.2 Evaluasi Penaatan4.5.2 Evaluasi Penaatan4.5.2 Evaluasi Penaatan
Sesuai dengan komitmen terhadap penaatan, organisasi
harus menetapkan, menerapkan dan memelihara
prosedur untuk secara berkala mengevaluasi penaatan
terhadap persyaratan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Organisasi harus mengevaluasi penaatan terhadap
ketentuan lain yang diikuti organisasi.
Organisasi dapat menggabungkan evaluasi tersebut
dengan evaluasi terhadap penaatan peraturan perundang-
undangan, atau menetapkan prosedur yang terpisah.
Organisasi harus menyimpan rekaman hasil evaluasi
berkala tersebut.
4.5.2 Evaluasi kesesuaian4.5.2 Evaluasi kesesuaian4.5.2 Evaluasi kesesuaian4.5.2 Evaluasi kesesuaian
4.5.2.1 Konsisten dengan komitmen organisasi untuk
kepatuhan (lihat 4.2c)], organisasi harus menetapkan,
menerapkan dan memelihara prosedur untuk secara
periodik mengevaluasi kepatuhannya kepada peraturan
perundangan yang relevan (lihat 4.3.2).
Organisasi harus menyimpan catatan-catatan hasil dari
evaluasi kesesuaian periodiknya.
CATATAN Frekuensi evaluasi periodik bisa bervariasi
sesuai dengan peraturan perundangannya.
Organisasi harus mengevaluasi kepatuhannya dengan
persyaratan lain di mana mendapatkannya (lihat 4.3.2).
Organisasi dapat menggabungkan evaluasi ini dengan
evaluasi kepatuhannya kepada peraturan perundangan
sesuai dengan 4.5.2.1 atau membuat prosedur yang
terpisah.
Organisasi harus menyimpan catatan-catatan hasil dari
evaluasi periodiknya.
CATATAN Frekuensi evaluasi periodik bisa bervariasi
sesuai dengan persyaratan lain di mana organisasi
mendapatkannya.
Panduan Evaluasi PenaatanPanduan Evaluasi PenaatanPanduan Evaluasi PenaatanPanduan Evaluasi Penaatan
1. Evaluasi lingkungan dilakukan dengan
membandingkan hasil pemantauan dengan baku
mutu yang terdapat dalam peraturan lingkungan yang
relevan.
2. Evalluasi lkingkungan kerja juga harus dilakukan tidak
hanya mengenai lingkungan fisik saja, namun
termasuk juga pemenuhan secara administrasi.
3. Organisasi harus membuat prosedur untuk mengatur
bagaimana menangani produk yang tidak sesuai:
− Bagamina penandaan atau pemisahannya,
− kepada siapa harus dilaporkan, siapa yang
berwenang mengambil keputusan akhir
− apakah aproduk harus diperbaiki atau
disingkirkan atau digunakan dengan konsesi.
NNNNAAAA NNNNAAAA 4.5.3 Penyelidikan insiden, ketidaksesuaian, tindakan4.5.3 Penyelidikan insiden, ketidaksesuaian, tindakan4.5.3 Penyelidikan insiden, ketidaksesuaian, tindakan4.5.3 Penyelidikan insiden, ketidaksesuaian, tindakan
perbaikan dan pencegahanperbaikan dan pencegahanperbaikan dan pencegahanperbaikan dan pencegahan
4.5.3.1 Penyelidikan insiden4.5.3.1 Penyelidikan insiden4.5.3.1 Penyelidikan insiden4.5.3.1 Penyelidikan insiden
Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara
prosedur untuk mencatat, menyelidiki dan menganalisis
insiden-insiden untuk:
a) menetapkan penyebab penyimpangan K3 dan factor-
faktor lain yang dapat menyebabkan atau
berkontribusi atas terjadinya insiden;
b) mengidentifikasi kebutuhan untuk mengambil
tindakan perbaikan;
c) mengidentifikasi kesempatan melakukan tindakan
PanduanPanduanPanduanPanduan PPPPeeeennnnyyyyeeeelllliiiiddddiiiikkkkaaaannnn IIIInnnnssssiiiiddddeeeennnn
Organisasi harus membuat prosedur untuk menyelidiki,
menganalisa setiap kejadian kecelakaan untuk
menetapkan penyebab penyimpangan K3, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan dalam pengambilan keputusan
tindakan perbaikan.
Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001
Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002
13131313 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara)
ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI
pencegahan;
d) mengidentifikasi kesempatan untuk melakukan
peningkatan berkelanjutan;
e) mengkomunikasikan hasil-hasil dari penyelidikan.
Penyelidikan ini harus dilakukan dalam waktu yang
terukur. Setiap tindakan perbaikan yang diambil atau
kesempatan untuk melakukan tindakan pencegahan harus
terkait dan sesuai dengan 4.5.3.2.
Hasil dari penyelidikan insiden harus didokumentasikan
dan dipelihara.
8.4 Analisis data8.4 Analisis data8.4 Analisis data8.4 Analisis data
Organisasi harus menetapkan, mengumpulkan, dan
menganalisis data yang sesuai untuk memperagakan
kesesuaian dan efektifitas sistem manajemen mutu serta
mengevaluasi apakah koreksi berkesinambungan dari
sistem manajemen mutu dapat dilakukan.
Hal ini harus mencakup data yang dihasilkan dari
pemantauan dan pengukuran serta sumber lain yang
sesuai.
Analisis data harus memberikan informasi yang berkaitan
dengan:
e) kepuasan pelanggan (lihat 8.2.1),
f) kesesuaian pada persyaratan produk (lihat 8.2.4)
g) karakteristik dan kecenderungan proses dan produk
termasuk peluang untuk tindakan pencegahan (lihat
8.2.3 dan 8.2.4), dan
h) pemasok (lihat 7.4).
8.5.2 Tindakan Perbaikan8.5.2 Tindakan Perbaikan8.5.2 Tindakan Perbaikan8.5.2 Tindakan Perbaikan
Organisasi harus melakukan tindakan untuk
menghilangkan penyebab ketidaksesuaian untuk
mencegah keterulangannya. Tindakan korektif harus
sesuai dengan pengaruh ketidaksesuaian yang dihadapi.
Harus ditetapkan prosedur terdokumentasi untuk
menetapkan persyaratan bagi :
a) peninjauan ketidaksesuaian (termasuk keluhan
pelanggan),
b) penetapan penyebab ketidaksesuaian,
c) penilaian kebutuhan tindakan untuk memastikan
bahwa ketidaksesuaian tidak terulang,
d) penetapan dan penerapan tindakan yang diperlukan,
e) rekaman hasil tindakan yang dilakukan (lihat 4.2.4),
dan
f) peninjauan efektifitas tindakan korektif yang
dilakukan.
8.5.3 Tindakan pencegahan8.5.3 Tindakan pencegahan8.5.3 Tindakan pencegahan8.5.3 Tindakan pencegahan
Organisasi harus menetapkan tindakan untuk
menghilangkan penyebab ketidaksesuaian potensial untuk
mencegah terjadinya ketidaksesuaian. Tindakan
pencegahan harus sesuai dengan pengaruh masalah
potensial tersebut.
Harus ditetapkan prosedur terdokumentasi untuk
menetapkan persyaratan bagi:
a) penetapan ketidaksesuaian potensial dan
4.5.34.5.34.5.34.5.3 Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakanKetidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakanKetidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakanKetidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakan
pencegahanpencegahanpencegahanpencegahan
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan
memelihara prosedur untuk menangani ketidaksesuaian
yang potensial maupun yang nyata terjadi serta
melaksanakan tindakan perbaikan dan tindakan
pencegahan.
Prosedur tersebut harus menjelaskan persyaratan untuk:
a) mengidentifikasi dan melaksanakan koreksi terhadap
ketidaksesuaian dan melaksanakan tindakan untuk
mengatasi dampak lingkungan yang timbul;
b) menyelidiki ketidaksesuaian, menemukan penyebabnya
dan melaksanakan tindakan untuk menghindari
terulangnya ketidak sesuaian;
c) mengevaluasi keperluan untuk melaksanakan tindakan
pencegahan ketidaksesuaian dan menerapkan tindakan
yang memadai untuk menghindari terjadinya ketidak
sesuaian;
d) merekam hasil tindakan perbaikan dan tindakan
pencegahan yang telah dilaksanakan; dan
e) meninjau efektivitas tindakan perbaikan dan tindakan
pencegahan yang telah dilaksanakan.
Tindakan yang dilaksanakan harus memadai terkait
dengan besarnya masalah dan dampak lingkungan yang
dihadapi.
Organisasi harus memastikan agar dokumentasi sistem
manajemen lingkungan disesuaikan.
4.5.3.2 Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakan4.5.3.2 Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakan4.5.3.2 Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakan4.5.3.2 Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakan
pencegahanpencegahanpencegahanpencegahan
Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara
prosedur untuk menangani ketidaksesuaian-
ketidaksesuaian yang aktual dan potensial dan untuk
melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan.
Prosedur harus menetapkan persyaratan-persyaratan
untuk:
a) mengidentifikasi dan memperbaiki ketidaksesuan dan
mengambil tindakan perbaikan untuk mengurangi
dampak K3;
b) menyelidiki ketidaksesuaian, menetapkan penyebab-
penyebab dan mengambil tindakan-tindakan untuk
mencegah terjadi lagi;
c) evaluasi kebutuhan untuk melakukan tindakan
pencegahan dan menerapkan tindakan yang
dirancang untuk mencegah agar tidak terjadi;
d) mencatat dan mengkomunikasikan hasil-hasil tindakan
perbaikan dan tindakan pencegahan yang dilakukan;
e) meninjau efektivitas tindakan perbaikan dan tindakan
pencegahan yang dilakukan.
Bila tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan
menimbulkan adanya bahaya-bahaya baru atau yang
berubah atau perlu adanya pengendalian baru atau
diperbaiki, prosedur ini harus mensyaratkan bahwa
tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan sudah melalui
penilaian risiko sebelum diterapkan. Setiap tindakan
perbaikan dan tindakan pencegahan yang diambil untuk
menghilangkan akar penyebab ketidaksesuaian yang
aktual dan potensial harus sesuai dengan besarnya
masalah dan seimbang dengan risikorisiko K3 yang
dihadapi.
Organisasi harus memastikan bahwa setiap perubahan
yang timbul dari tindakan perbaikan dan pencegahan
dibuatkan dalam dokumentasi sistem manajemen K3.
PanduanPanduanPanduanPanduan Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan danKetidaksesuaian, tindakan perbaikan danKetidaksesuaian, tindakan perbaikan danKetidaksesuaian, tindakan perbaikan dan
tindatindatindatindakan pencegahankan pencegahankan pencegahankan pencegahan
Organisasi harus membuat prosedur untuk mengatur alur
tindakan koreksi dan pencegahan, dimulai dari munculnya
atau teridentifikasinya masalah / potensi masalah,
bagaimana mencari penyebab masalah / potensi masalah
sampai pada peninjauan efektifitas tindakan.
Perhatikan bahwa tindakan koreksi berbeda dengan
penanganan produk tidak sesuai yang dibahas pada
klausul 8.3.
Klausul 8.3 fokus pada bagaimana menangani produk
tidak sesuai (pemisahan, perbaikan produk) sedangkan
tindakan koreksi pada klausul 8.5.2 fokus pada
bagaimana agar, misalnya, tingkat produk tidak sesuai
yang berelebihan (tidak wajar) tidak terulang lagi di masa
depan.
Perhatikan pula bahwa dalam versi 2008, secara ekslisit
peninjauan harus dilakukan atas ‘efektifitas’ dari tindakan
koreksi, bukan lagi sekedar peninjauan ‘tindakan yang
dilakukan’.
Penanganan masalah yang efektif diperlukan agar suatu
masalah yang sama tidak berulang, tidak menjadi masalah
kronis yang menguras enerji dan sumber daya secara terus
menerus.
Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001
Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002
14141414 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara)
ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI
penyebabnya,
b) penilaian kebutuhan akan tindakan untuk mencegah
terjadinya ketidaksesuaian,
c) penetapan dan penerapan tindakan yang diperlukan,
d) rekaman hasil tindakan yang dilakukan (lihat 4.2.4),
dan
e) peninjauan efektifitas tindakan pencegahan yang
dilakukan.
4.2.44.2.44.2.44.2.4 Pengendalian rekamanPengendalian rekamanPengendalian rekamanPengendalian rekaman
Rekaman yang ditetapkan untuk memberikan bukti
kesesuaian dengan persyaratan dan beroperasinya sistem
manajemen mutu secara efektif harus dikendalikan.
Organisasi harus menetapkan prosedur
terdokumentasi untuk menentukan pengendalian yang
diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan,
perlindungan, pengambilan, masa simpan, dan
pemusnahan rekaman.
Rekaman harus tetap jelas dibaca, siap diidentifikasi,
mudah dicari dan didapatkan kembali.
4.5.4 Pengendalian rekaman4.5.4 Pengendalian rekaman4.5.4 Pengendalian rekaman4.5.4 Pengendalian rekaman
Organisasi harus menetapkan dan memelihara rekaman
yang diperlukan untuk menunjukkan pemenuhan
persyaratan sistem manajemen lingkungannya dan standar
ini, serta hasil yang dicapai.
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan
memelihara prosedur untuk pengidentifikasian,
penyimpanan, perlindungan, pengambilan, penahanan,
dan pembuangan rekaman.
Rekaman harus tetap terbaca, teridentifikasi dan terlacak.
4.5.4 Pengendalian catatan4.5.4 Pengendalian catatan4.5.4 Pengendalian catatan4.5.4 Pengendalian catatan
Organisasi harus membuat dan memelihara catatan sesuai
keperluan untuk memperlihatkan kesesuaian dengan
persyaratan sistem manajemen K3 organisasi dan Standar
OHSAS ini, serta hasil-hasil yang dicapai.
Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara
prosedur untuk mengidentifikasi, menyimpan,
melindungi, mengambil, menahan dan membuang
catatancatatan.
Catatan harus dan tetap dapat dibaca, teridentifikasi dan
dapat dilacak.
Panduan RekamanPanduan RekamanPanduan RekamanPanduan Rekaman
Organisasi harus membuat prosedur pengendalian
rekaman yang mencakup peng-identifikasian,
penyimpanan, perlindungan, pengambilan, penyimpanan
dan pembuangan rekaman.
Rekaman meliputi:
1. Peraturan perundangan yang relevan dengan kegiatan
organisasi;
2. Persyaratan lain yang diacu oleh organisasi;
3. Kebijakan;
4. Manual K3LH;
5. Sasaran & Program K3LH;
6. Struktur organisasi;
7. Identifikasi bahaya/aspek lingkungan;
8. Tugas & tanggungjawab personel;
9. Prosedur/instruksi;
10. Izin kerja;
11. Hasil kegiatan pelatihan; inspeksi; kalibrasi;
pemeliharaan; pengukuran & pemantauan; sertifikasi,
inciden, kesiagaant darurat, hasil audit, hasil safety
meeting, rapat P2K3, evaluasi penaatan, komunikasi
dengan pihak terkait, daftra hadir, materi pelatihan,
evaluasi pelatian, identifikasi kebutuhan pelatihan,
laporan’ dll.
8.2.2 Audit internal8.2.2 Audit internal8.2.2 Audit internal8.2.2 Audit internal
Organisasi harus melakukan audit internal pada selang
waktu terencana untuk menentukan apakah sistem
manajemen mutu
a) memenuhi pengaturan yang direncanakan (lihat 7.1),
terhadap persyaratan standar ini dan persyaratan
sistem manajemen mutu yang ditetapkan oleh
organisasi, dan
b) diterapkan dan dipelihara secara efektif.
Program audit harus direncanakan dengan
mempertimbangkan status serta pentingnya proses dan
area yang diaudit, termasuk hasil audit sebelumnya.
Kriteria, lingkup, frekuensi dan metode audit harus
ditetapkan. Pemilihan auditor dan pelaksanaan audit
harus memastikan objektifitas dan ketidakberpihakan
proses audit. Auditor tidak boleh mengaudit pekerjaan
mereka sendiri.
Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk
mendefiniskan tanggung jawab dan persyaratan untuk
perencanaan dan pelaksanaan audit, penetapan rekaman
dan pelaporan hasil.
4.5.5 Audit internal4.5.5 Audit internal4.5.5 Audit internal4.5.5 Audit internal
Organisasi harus memastikan bahwa audit internal
terhadap sistem manajemen lingkungan dilaksanakan
pada jangka waktu yang direncanakan untuk:
a) menentukan apakah sistem manajemen lingkungan:
1. memenuhi pengaturan yang direncanakan untuk
manajemen lingkungan termasuk persyaratan
standar ini; dan
2. telah diterapkan dan dipelihara secara memadai,
serta
b) menyediakan informasi hasil audit bagi manajemen.
Program audit harus direncanakan, ditetapkan, diterapkan
dan dipelihara oleh organisasi, dengan mempertim-
bangkan tingkat kepentingan berbagai operasi dari sisi
lingkungan serta hasil audit sebelumnya.
Prosedur audit harus ditetapkan, diterapkan dan
dipelihara, yang memuat:
− tanggungjawab dan persyaratan untuk perencanaan
dan pelaksanaan audit, pelaporan hasil dan penyimpanan
rekaman yang terkait;
− penentuan kriteria, lingkup, frekuensi dan metode
4.5.5 Audit internal4.5.5 Audit internal4.5.5 Audit internal4.5.5 Audit internal
Organisasi harus membuat dan memelihara program dan
prosedur untuk pelaksanaan audit sistem manajemen K3
secara berkala, agar dapat:
1. menentukan apakah sistem manajemen K3:
a) sesuai dengan pengaturan yang direncanakan
untuk manajemen K3, termasuk persyaratan
Standar OHSAS ini, dan
b) telah diterapkan dan dipelihara secara baik; dan
c) efektif memenuhi kebijakan dan tujuan-tujuan
organisasi;
2. memberikan informasi tentang hasil audit kepada
pihak manajemen.
a) Program audit harus direncanakan, dibuat,
diterapkan dan dipelihara oleh organisasi, sesuai
dengan hasil penilaian risiko dari aktivitas-
aktivitas organisasi, dan hasil audit waktu yang
lalu.
b) Prosedur audit harus dibuat, diterapkan dan
dipelihara yang menjelaskan:
− tanggung jawab, kompetensi, dan persyaratan
untuk merencanakan dan melaksanakan audit,
Panduan AuditPanduan AuditPanduan AuditPanduan Audit
Organisasi harus membuat prosedur audit yang
mencakup tujuan, ruang lingkup, tim audit, program/
jadual audit, metodologi audit, laporan audit, proses
verifikasi dan kaitan audit internal dengan tinjauan
manajemen, tanggungjawab dan persyaratan untuk
perencanaan dan pelaksanaan audit, pelaporan hasil dan
penyimpanan rekaman yang terkait; penentuan kriteria,
lingkup, frekuensi dan metode audit.
Membuat program audit dan jadual Program
menggambarkan ruang lingkup audit seperti departemen,
klausa Standar, prosedur yang harus diperiksa; tim auditor
dan auditee pada area yang diaudit, waktu pelaksanaan.
Membuat daftar periksa (check list) sebagai panduan bagi
tim auditor.
Membuat laporan audit, memantau tindak lanjut hasil
audit dan melaporkan dalam rapat tinjauan manajemen.
Audit dilakukan secara berkala dan minimal satu kali
dalam setahun. Pastikan bahwa auditor telah mempunyai
kompetensi untuk melakukan audit.
ISO Panduan

More Related Content

What's hot

Materi Training ISO 14001
Materi Training ISO 14001Materi Training ISO 14001
Materi Training ISO 14001Sri Sulastri
 
Check List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojo
Check List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojoCheck List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojo
Check List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojoDaniel Doni
 
dokumen wajib Iso 9001:2015
dokumen wajib Iso 9001:2015dokumen wajib Iso 9001:2015
dokumen wajib Iso 9001:2015Arfi Maulana
 
Keselamatan kerja mekanik dan listrik
Keselamatan kerja mekanik dan listrikKeselamatan kerja mekanik dan listrik
Keselamatan kerja mekanik dan listrikAriSetiawanshobirin
 
AWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptx
AWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptxAWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptx
AWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptxAliFRizaldi1
 
Analisa kecelakaan kerja
Analisa kecelakaan kerjaAnalisa kecelakaan kerja
Analisa kecelakaan kerjaBarry Dh
 
ISO 14001-2015.pptx
ISO 14001-2015.pptxISO 14001-2015.pptx
ISO 14001-2015.pptxrhamset
 
Ekoling6. sistem managemen lingkungan
Ekoling6. sistem managemen lingkunganEkoling6. sistem managemen lingkungan
Ekoling6. sistem managemen lingkunganWahyu Yuns
 
Rekling11 green manufacturing
Rekling11 green manufacturingRekling11 green manufacturing
Rekling11 green manufacturingArif Rahman
 
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptxPPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptxAlexBono3
 
ISO 45001:2018 Awareness & Upgrading
ISO 45001:2018 Awareness & UpgradingISO 45001:2018 Awareness & Upgrading
ISO 45001:2018 Awareness & UpgradingAli Fuad R
 
Materi 4. Pengenalan Audit Internal ISO 9001-2015.pptx
Materi 4. Pengenalan Audit Internal ISO 9001-2015.pptxMateri 4. Pengenalan Audit Internal ISO 9001-2015.pptx
Materi 4. Pengenalan Audit Internal ISO 9001-2015.pptxwindamarthalia
 
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan NyamukIndeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan NyamukNindya Harum Solicha
 
Klausul 5: Leadership (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEMEN MUTU"
Klausul 5:  Leadership (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEMEN MUTU"Klausul 5:  Leadership (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEMEN MUTU"
Klausul 5: Leadership (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEMEN MUTU"Kanaidi ken
 
kebisingan di tempat kerja
kebisingan di tempat kerjakebisingan di tempat kerja
kebisingan di tempat kerjaAndi amalia'Elf
 

What's hot (20)

Materi Training ISO 14001
Materi Training ISO 14001Materi Training ISO 14001
Materi Training ISO 14001
 
Check List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojo
Check List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojoCheck List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojo
Check List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojo
 
dokumen wajib Iso 9001:2015
dokumen wajib Iso 9001:2015dokumen wajib Iso 9001:2015
dokumen wajib Iso 9001:2015
 
Keselamatan kerja mekanik dan listrik
Keselamatan kerja mekanik dan listrikKeselamatan kerja mekanik dan listrik
Keselamatan kerja mekanik dan listrik
 
AWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptx
AWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptxAWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptx
AWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptx
 
13936461.ppt
13936461.ppt13936461.ppt
13936461.ppt
 
Analisa kecelakaan kerja
Analisa kecelakaan kerjaAnalisa kecelakaan kerja
Analisa kecelakaan kerja
 
ISO 14001-2015.pptx
ISO 14001-2015.pptxISO 14001-2015.pptx
ISO 14001-2015.pptx
 
K3-Modul 4 : Tanggap Darurat
K3-Modul 4 : Tanggap DaruratK3-Modul 4 : Tanggap Darurat
K3-Modul 4 : Tanggap Darurat
 
hazard di tempat kerja
hazard di tempat kerjahazard di tempat kerja
hazard di tempat kerja
 
Manajemen mutu
Manajemen mutuManajemen mutu
Manajemen mutu
 
Ekoling6. sistem managemen lingkungan
Ekoling6. sistem managemen lingkunganEkoling6. sistem managemen lingkungan
Ekoling6. sistem managemen lingkungan
 
Rekling11 green manufacturing
Rekling11 green manufacturingRekling11 green manufacturing
Rekling11 green manufacturing
 
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptxPPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
 
Resiko & peluang
Resiko & peluangResiko & peluang
Resiko & peluang
 
ISO 45001:2018 Awareness & Upgrading
ISO 45001:2018 Awareness & UpgradingISO 45001:2018 Awareness & Upgrading
ISO 45001:2018 Awareness & Upgrading
 
Materi 4. Pengenalan Audit Internal ISO 9001-2015.pptx
Materi 4. Pengenalan Audit Internal ISO 9001-2015.pptxMateri 4. Pengenalan Audit Internal ISO 9001-2015.pptx
Materi 4. Pengenalan Audit Internal ISO 9001-2015.pptx
 
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan NyamukIndeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
 
Klausul 5: Leadership (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEMEN MUTU"
Klausul 5:  Leadership (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEMEN MUTU"Klausul 5:  Leadership (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEMEN MUTU"
Klausul 5: Leadership (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEMEN MUTU"
 
kebisingan di tempat kerja
kebisingan di tempat kerjakebisingan di tempat kerja
kebisingan di tempat kerja
 

Viewers also liked

Integrasi SMK3 dan ISO dan OHSAS
Integrasi SMK3 dan ISO dan OHSASIntegrasi SMK3 dan ISO dan OHSAS
Integrasi SMK3 dan ISO dan OHSASAl Marson
 
Safety risk assesment sheet
Safety risk assesment sheetSafety risk assesment sheet
Safety risk assesment sheetpepemehmi
 
Penerapan SMK3 dan ISO 9001
Penerapan SMK3 dan ISO 9001Penerapan SMK3 dan ISO 9001
Penerapan SMK3 dan ISO 9001Al Marson
 
Asbabun nuzul imam al wahidi
Asbabun nuzul imam al wahidiAsbabun nuzul imam al wahidi
Asbabun nuzul imam al wahidielra
 
Hadist sahih imam muslim
Hadist sahih imam muslimHadist sahih imam muslim
Hadist sahih imam muslimAyenk Yenk
 
Performance Based Safety
Performance Based SafetyPerformance Based Safety
Performance Based Safetyvtsiri
 
Fuel saving operation guide Bulldozer@ctm
Fuel saving operation guide Bulldozer@ctmFuel saving operation guide Bulldozer@ctm
Fuel saving operation guide Bulldozer@ctmCatim Bintara
 
Hadits Shahih Imam Muslim
Hadits Shahih Imam MuslimHadits Shahih Imam Muslim
Hadits Shahih Imam MuslimAnggit T A W
 
Permen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
Permen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan HidupPermen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
Permen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan HidupDewi Hadiwinoto
 
Interpretasi Kriteria Audit SMK3
Interpretasi Kriteria Audit SMK3Interpretasi Kriteria Audit SMK3
Interpretasi Kriteria Audit SMK3Al Marson
 
Gugus Kendali Mutu Industri Kecil Menengah
Gugus Kendali Mutu Industri Kecil MenengahGugus Kendali Mutu Industri Kecil Menengah
Gugus Kendali Mutu Industri Kecil MenengahDede Firmansah
 
PP no. 50 tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3
PP no. 50 tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3PP no. 50 tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3
PP no. 50 tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3Arfian Pratama
 
Kriteria dan mekanisme proper (permen 06 2013)
Kriteria dan mekanisme proper (permen 06 2013)Kriteria dan mekanisme proper (permen 06 2013)
Kriteria dan mekanisme proper (permen 06 2013)Al Marson
 

Viewers also liked (20)

Integrasi SMK3 dan ISO dan OHSAS
Integrasi SMK3 dan ISO dan OHSASIntegrasi SMK3 dan ISO dan OHSAS
Integrasi SMK3 dan ISO dan OHSAS
 
e Commerce
e Commercee Commerce
e Commerce
 
Ebook - 7 Pola Struktur K3LH Safety Toon
Ebook - 7 Pola Struktur K3LH Safety ToonEbook - 7 Pola Struktur K3LH Safety Toon
Ebook - 7 Pola Struktur K3LH Safety Toon
 
modul K3
modul K3modul K3
modul K3
 
Safety risk assesment sheet
Safety risk assesment sheetSafety risk assesment sheet
Safety risk assesment sheet
 
Penerapan SMK3 dan ISO 9001
Penerapan SMK3 dan ISO 9001Penerapan SMK3 dan ISO 9001
Penerapan SMK3 dan ISO 9001
 
ASSESSMENT TRIVIA
ASSESSMENT TRIVIAASSESSMENT TRIVIA
ASSESSMENT TRIVIA
 
Dokumen SKPL SIPESTA
Dokumen SKPL SIPESTADokumen SKPL SIPESTA
Dokumen SKPL SIPESTA
 
Asbabun nuzul imam al wahidi
Asbabun nuzul imam al wahidiAsbabun nuzul imam al wahidi
Asbabun nuzul imam al wahidi
 
Hadist sahih imam muslim
Hadist sahih imam muslimHadist sahih imam muslim
Hadist sahih imam muslim
 
Performance Based Safety
Performance Based SafetyPerformance Based Safety
Performance Based Safety
 
Fuel saving operation guide Bulldozer@ctm
Fuel saving operation guide Bulldozer@ctmFuel saving operation guide Bulldozer@ctm
Fuel saving operation guide Bulldozer@ctm
 
Hadits Shahih Imam Muslim
Hadits Shahih Imam MuslimHadits Shahih Imam Muslim
Hadits Shahih Imam Muslim
 
Gambar teknik mesin
Gambar teknik mesinGambar teknik mesin
Gambar teknik mesin
 
Permen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
Permen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan HidupPermen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
Permen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
 
Interpretasi Kriteria Audit SMK3
Interpretasi Kriteria Audit SMK3Interpretasi Kriteria Audit SMK3
Interpretasi Kriteria Audit SMK3
 
Gugus Kendali Mutu Industri Kecil Menengah
Gugus Kendali Mutu Industri Kecil MenengahGugus Kendali Mutu Industri Kecil Menengah
Gugus Kendali Mutu Industri Kecil Menengah
 
Dasar hukum K3
Dasar hukum K3Dasar hukum K3
Dasar hukum K3
 
PP no. 50 tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3
PP no. 50 tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3PP no. 50 tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3
PP no. 50 tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3
 
Kriteria dan mekanisme proper (permen 06 2013)
Kriteria dan mekanisme proper (permen 06 2013)Kriteria dan mekanisme proper (permen 06 2013)
Kriteria dan mekanisme proper (permen 06 2013)
 

Similar to ISO Panduan

Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016
Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016 Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016
Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016 WQA APAC
 
Introduction to ISO 17025 - versi 2 (General)
Introduction to ISO 17025 - versi 2 (General)Introduction to ISO 17025 - versi 2 (General)
Introduction to ISO 17025 - versi 2 (General)Dwi Kurniawan
 
Klausul-dalam-ISO-9001.pdf
Klausul-dalam-ISO-9001.pdfKlausul-dalam-ISO-9001.pdf
Klausul-dalam-ISO-9001.pdfMuhamadZaenudin9
 
5. dokumentasi smm-2006
5. dokumentasi smm-20065. dokumentasi smm-2006
5. dokumentasi smm-2006Surya Adia
 
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja Manajemen
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja ManajemenAudit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja Manajemen
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja ManajemenYunita Tri Andra Yani
 
tinjauan persyaratan iso 9001
tinjauan persyaratan iso 9001 tinjauan persyaratan iso 9001
tinjauan persyaratan iso 9001 Faisal Syukrillah
 
AWARENESS TRAINING ISO 45001.pptx
AWARENESS TRAINING ISO 45001.pptxAWARENESS TRAINING ISO 45001.pptx
AWARENESS TRAINING ISO 45001.pptxkurniawanpriambodo1
 
Manajemen kualitas qms
Manajemen kualitas qmsManajemen kualitas qms
Manajemen kualitas qmsastanajava
 
Ohsas 18001 2007 dual language
Ohsas 18001 2007 dual languageOhsas 18001 2007 dual language
Ohsas 18001 2007 dual languageSumarlan Nugraha
 
Ohsas 18001 2007 dual language
Ohsas 18001 2007 dual languageOhsas 18001 2007 dual language
Ohsas 18001 2007 dual languagefrisca maulida
 
Audit-Lingkungan Environmental Auditing.ppt
Audit-Lingkungan Environmental Auditing.pptAudit-Lingkungan Environmental Auditing.ppt
Audit-Lingkungan Environmental Auditing.pptandreputra59
 
Bedah ISO 9000 14000
Bedah ISO 9000 14000Bedah ISO 9000 14000
Bedah ISO 9000 14000dian Paramita
 
Makalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-doc
Makalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-docMakalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-doc
Makalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-docEkaDeny
 
04.1 persyaratan standar iso 9001-2008
04.1 persyaratan  standar  iso 9001-200804.1 persyaratan  standar  iso 9001-2008
04.1 persyaratan standar iso 9001-2008gani_asa
 
Klausul iso-9001-2008
Klausul iso-9001-2008Klausul iso-9001-2008
Klausul iso-9001-2008Soni Sularso
 

Similar to ISO Panduan (20)

Pasal iso 9001 2008
Pasal iso 9001 2008Pasal iso 9001 2008
Pasal iso 9001 2008
 
Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016
Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016 Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016
Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016
 
Introduction to ISO 17025 - versi 2 (General)
Introduction to ISO 17025 - versi 2 (General)Introduction to ISO 17025 - versi 2 (General)
Introduction to ISO 17025 - versi 2 (General)
 
Klausul-dalam-ISO-9001.pdf
Klausul-dalam-ISO-9001.pdfKlausul-dalam-ISO-9001.pdf
Klausul-dalam-ISO-9001.pdf
 
5. dokumentasi smm-2006
5. dokumentasi smm-20065. dokumentasi smm-2006
5. dokumentasi smm-2006
 
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja Manajemen
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja ManajemenAudit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja Manajemen
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja Manajemen
 
tinjauan persyaratan iso 9001
tinjauan persyaratan iso 9001 tinjauan persyaratan iso 9001
tinjauan persyaratan iso 9001
 
Iso 9001
Iso 9001Iso 9001
Iso 9001
 
AWARENESS TRAINING ISO 45001.pptx
AWARENESS TRAINING ISO 45001.pptxAWARENESS TRAINING ISO 45001.pptx
AWARENESS TRAINING ISO 45001.pptx
 
Manajemen kualitas qms
Manajemen kualitas qmsManajemen kualitas qms
Manajemen kualitas qms
 
Ohsas 18001 2007 dual language
Ohsas 18001 2007 dual languageOhsas 18001 2007 dual language
Ohsas 18001 2007 dual language
 
Ohsas 180012007
Ohsas 180012007Ohsas 180012007
Ohsas 180012007
 
Ohsas 18001 2007 dual language
Ohsas 18001 2007 dual languageOhsas 18001 2007 dual language
Ohsas 18001 2007 dual language
 
Audit-Lingkungan Environmental Auditing.ppt
Audit-Lingkungan Environmental Auditing.pptAudit-Lingkungan Environmental Auditing.ppt
Audit-Lingkungan Environmental Auditing.ppt
 
iso mutu.pdf
iso mutu.pdfiso mutu.pdf
iso mutu.pdf
 
Bedah ISO 9000 14000
Bedah ISO 9000 14000Bedah ISO 9000 14000
Bedah ISO 9000 14000
 
Makalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-doc
Makalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-docMakalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-doc
Makalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-doc
 
04.1 persyaratan standar iso 9001-2008
04.1 persyaratan  standar  iso 9001-200804.1 persyaratan  standar  iso 9001-2008
04.1 persyaratan standar iso 9001-2008
 
Klausul iso-9001-2008
Klausul iso-9001-2008Klausul iso-9001-2008
Klausul iso-9001-2008
 
AWARENESS ISO 9001.ppt
AWARENESS ISO 9001.pptAWARENESS ISO 9001.ppt
AWARENESS ISO 9001.ppt
 

More from Al Marson

Install ODBC di Linux
Install ODBC di LinuxInstall ODBC di Linux
Install ODBC di LinuxAl Marson
 
Materi safety riding
Materi  safety ridingMateri  safety riding
Materi safety ridingAl Marson
 
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoIdentifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoAl Marson
 
prinsip k3 dalam tik
prinsip k3 dalam tikprinsip k3 dalam tik
prinsip k3 dalam tikAl Marson
 
Petunjuk teknis dekon proper 2014
Petunjuk teknis dekon proper 2014Petunjuk teknis dekon proper 2014
Petunjuk teknis dekon proper 2014Al Marson
 
Prinsip Dasar Proper
Prinsip Dasar ProperPrinsip Dasar Proper
Prinsip Dasar ProperAl Marson
 
Etika Bisnis dan e Commerce
Etika Bisnis dan e CommerceEtika Bisnis dan e Commerce
Etika Bisnis dan e CommerceAl Marson
 
PP no. 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3
PP no. 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3PP no. 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3
PP no. 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3Al Marson
 
Panduan Dasar K3
Panduan Dasar K3Panduan Dasar K3
Panduan Dasar K3Al Marson
 
Permen 09 th 2010
Permen 09 th 2010Permen 09 th 2010
Permen 09 th 2010Al Marson
 
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerjaUU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerjaAl Marson
 
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan KerjaPengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan KerjaAl Marson
 
Pengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaPengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaAl Marson
 
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekanPengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekanAl Marson
 
Pengawasan K3 Listrik
Pengawasan K3 ListrikPengawasan K3 Listrik
Pengawasan K3 ListrikAl Marson
 
Laporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 Umum
Laporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 UmumLaporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 Umum
Laporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 UmumAl Marson
 

More from Al Marson (20)

Install ODBC di Linux
Install ODBC di LinuxInstall ODBC di Linux
Install ODBC di Linux
 
Materi safety riding
Materi  safety ridingMateri  safety riding
Materi safety riding
 
Materi K3
Materi K3 Materi K3
Materi K3
 
K3
K3 K3
K3
 
K3
K3 K3
K3
 
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoIdentifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
 
Dasar K3
Dasar K3Dasar K3
Dasar K3
 
prinsip k3 dalam tik
prinsip k3 dalam tikprinsip k3 dalam tik
prinsip k3 dalam tik
 
Petunjuk teknis dekon proper 2014
Petunjuk teknis dekon proper 2014Petunjuk teknis dekon proper 2014
Petunjuk teknis dekon proper 2014
 
Prinsip Dasar Proper
Prinsip Dasar ProperPrinsip Dasar Proper
Prinsip Dasar Proper
 
Etika Bisnis dan e Commerce
Etika Bisnis dan e CommerceEtika Bisnis dan e Commerce
Etika Bisnis dan e Commerce
 
PP no. 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3
PP no. 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3PP no. 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3
PP no. 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3
 
Panduan Dasar K3
Panduan Dasar K3Panduan Dasar K3
Panduan Dasar K3
 
Permen 09 th 2010
Permen 09 th 2010Permen 09 th 2010
Permen 09 th 2010
 
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerjaUU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
 
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan KerjaPengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
 
Pengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaPengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan Kerja
 
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekanPengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan
 
Pengawasan K3 Listrik
Pengawasan K3 ListrikPengawasan K3 Listrik
Pengawasan K3 Listrik
 
Laporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 Umum
Laporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 UmumLaporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 Umum
Laporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 Umum
 

Recently uploaded

LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 

Recently uploaded (20)

LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 

ISO Panduan

  • 1. Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001 Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002 1111 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara) ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI 1 Lingkup1 Lingkup1 Lingkup1 Lingkup 1.1 Umum1.1 Umum1.1 Umum1.1 Umum Standar ini menetapkan persyaratan sistem manajemen mutu, apabila sebuah organisasi: a) perlu untuk mendemonstrasikan secara konsisten kemampuannya dalam menyediakan produk yang memenuhi persyaratan pelanggan, regulasi dan peraturan perundangan, b) dan bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan sistem yang efektif termasuk proses untuk koreksi sistem secara berkesinambungan dan jaminan kesesuaian dengan persyaratan pelanggan, regulasi dan peraturan perundangan yang berlaku. CATATAN 1 Dalam Standar ini, istilah “produk” hanya berlaku untuk a) suatu produk diperuntukkan, atau dipersyaratkan oleh pelanggan, b) setiap keluaran yang diharapkan sebagai hasil dari proses realisasi produk. CATATAN 2 Persyaratan peraturan perundangan dan regulasi, dapat dinyatakan sebagai persyaratan yang sah. 1 Ruang lingkup1 Ruang lingkup1 Ruang lingkup1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan persyaratan sistem manajemen lingkungan untuk memungkinkan organisasi mengem- bangkan dan menerapkan kebijakan dan tujuan yang memperhitungkan persyaratan peraturan perundang- undangan dan ketentuan lain yang diikuti organisasi dan informasi mengenai aspek lingkungan penting. Standar ini berlaku untuk aspek lingkungan yang diidentifikasi oleh organisasi sebagai aspek yang dapat dikendalikan dan aspek yang dapat dipengaruhi. Standar ini tidak menetapkan kriteria kinerja lingkungan tertentu. Standar ini berlaku untuk organisasi apapun yang bermaksud untuk: a) menetapkan, menerapkan, memelihara dan meningkatkan sistem manajemen lingkungan; b) memastikan kesesuaian organisasi dengan kebijakan lingkungannya; c) menunjukkan kesesuaian dengan standar ini melalui: 1. melakukan penetapan sendiri (self-determination) dan swa-deklarasi (selfdeclaration); atau 2. memperoleh konfirmasi kesesuaian dari pihak- pihak yang berkepentingan terhadap organisasi tersebut, seperti pelanggan; atau 3. memperoleh konfirmasi terhadap swa-deklarasi dari pihak eksternal; atau 4. memperoleh sertifikasi / registrasi untuk sistem manajemen lingkungannya dari organisasi lain Semua persyaratan dalam standar ini dimaksudkan untuk digabungkan dengan sistem manajemen lingkungan yang manapun. Cakupan penerapan standar ini akan tergantung pada faktor-faktor seperti kebijakan lingkungan organisasi, sifat kegiatan, produk dan jasa, serta lokasi dan kondisi organisasi. Standar ini juga memberikan panduan informative mengenai penggunaan standar di Lampiran A. 1 Ruang lingkup1 Ruang lingkup1 Ruang lingkup1 Ruang lingkup Seri persyaratan Penilaian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (OHSAS) ini menyatakan persyaratan system manajemen kesalamatan dan kesehatan kerja (K3), agar organisasi mampu mengendalikan risiko-risiko K3 dan meningkatkan kinerjanya. Secara spesifik persyaratan ini tidak menyatakan kriteria kinerja, ataupun memberikan persyaratan secara lengkap dalam merancang system manajemen. Persyaratan OHSAS ini dapat diaplikasikan kepada organisasi yang berniat untuk: 1. membuat suatu sistem manajemen K3 untuk menghilangkan atau meminimalkan risiko kepada personel dan pihak-pihak terkait lain yang mungkin ditimbulkan oleh risiko K3 yang terkait dengan aktivitas kerja organisasi; 2. menerapkan, memelihara dan secara berkelanjutan meningkatkan sistem manajemen K3; 3. menentukan persyaratan tersebut sesuai dengan kebijakan K3 yang ditetapkan; 4. memperlihatkan kesesuaian dengan standar OHSAS: a) menentukan sendiri ketentuan dan deklarasi kesesuaian, atau b) mendapatkan konfirmasi kesesuaiannya oleh pihak lain yang mempunyai hubungan, misalnya pelanggan, atau c) mendapatkan pernyataan deklarasi sendiri oleh pihak luar, atau d) mendapatkan sertifikat atau registrasi atas system manajemen K3 oleh organisasi eksternal. Semua persyaratan dalam Standar OHSAS ini dimaksudkan agar dapat digabungkan dengan system manajemen K3 apapun. Luasnya aplikasi akan tergantung pada faktorfaktor seperti kebijakan K3 organisasi, sifat dari aktivitas tersebut dan risiko-risiko serta kompleksitas dari operasioperasinya. Standar OHSAS ini ditujukan untuk mengelola aspek kesehatan dan keselamatan kerja, dan bukan ditujukan untuk mengelola area-area kesehatan dan keselamatan lain seperti program-program kesejahteraan/kesehatan karyawan, keselamatan produk, kerusakan property ataupun dampak lingkungan. 4. Sistem manajemen mutu4. Sistem manajemen mutu4. Sistem manajemen mutu4. Sistem manajemen mutu 4.1 Persyaratan umum4.1 Persyaratan umum4.1 Persyaratan umum4.1 Persyaratan umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, penerapan menerapkan, dan memelihara sistem manajemen mutu dan terus menerus memperbaiki efektifitasnya sesuai dengan persyaratan Standar ini. Organisasi harus: a) menentukan proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu dan aplikasinya pada seluruh organisasi (lihat 1.2), 4 Persyaratan sistem manajemen lingkungan4 Persyaratan sistem manajemen lingkungan4 Persyaratan sistem manajemen lingkungan4 Persyaratan sistem manajemen lingkungan 4.1 Persyaratan umum4.1 Persyaratan umum4.1 Persyaratan umum4.1 Persyaratan umum Organisasi harus menetapkan, men-dokumentasikan, menerapkan, meme-lihara dan memperbaiki sistem manajemen lingkungan secara berkelanjutan sesuai dengan persyaratan standar ini dan menentukan bagaimana organisasi akan memenuhi persyaratan tersebut. Organisasi harus menetapkan dan men- dokumentasikan lingkup sistem manajemen lingkungannya. 4 Persyaratan sistem manajemen K34 Persyaratan sistem manajemen K34 Persyaratan sistem manajemen K34 Persyaratan sistem manajemen K3 4.1 Persyaratan umum4.1 Persyaratan umum4.1 Persyaratan umum4.1 Persyaratan umum Organisasi harus membuat, men-dokumentasikan, memelihara dan meningkatkan secara berkelanjutan sistem manajemen K3 sesuai dengan persyaratan Standar OHSAS ini dan menetapkan bagaimana memenuhi persyaratanpersyaratan ini. Organisasi harus menentukan dan men-dokumentasikan ruang lingkup sistem manajemen K3 organisasi.
  • 2. Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001 Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002 2222 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara) ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI b) menetapkan urutan dan interaksi proses tersebut, c) menetapkan kriteria dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa baik operasi maupun kendali proses tersebut efektif, d) memastikan tersedianya sumber daya dan informasi yang diperlukan untuk mendukung operasi dan pemantauan proses tersebut, e) memantau, mengukur bila dapat dilakukan, dan menganalisis proses tersebut, dan menerapkan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang direncanakan f) dan koreksi berkesinambungan dari proses tersebut. Proses tersebut harus dikelola oleh organisasi sesuai dengan persyaratan Standar ini. Apabila organisasi memilih untuk menyerahkan kepada pihak lain, proses apa pun yang mempengaruhi kesesuaian produk terhadap persyaratan, maka organisasi harus memastikan adanya kendali pada proses itu. Jenis dan cakupan pengendalian dapat diterapkan terhadap proses yang diserahkan kepada pihak lain harus ditetapkan dalam sistem manajemen mutu. CATATAN 1 Proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu yang disebutkan di atas mencakup proses untuk kegiatan manajemen, penyediaan sumber daya, realisasi produk, pengukuran, analisa dan koreksi. CATATAN 2 “Suatu proses yang diserahkan kepada pihak lain” adalah proses yang diperlukan organisasi untuk sistem manajemen mutunya dan yang dipilih organisasi untuk dilaksanakan oleh pihak luar. CATATAN 3 Pemastian pengendalian atas proses yang dilakukan pihak lain tidak melepaskan tanggung jawab organisasi atas kesesuaian terhadap persyaratan pelanggan, peraturan perundangan dan regulasi. Jenis dan cakupan pengendalian yang akan diterapkan terhadap proses yang diserahkan kepada pihak lain dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut; a) dampak potensial proses yang diserahkan kepada pihak lain terhadap kemampuan organisasi dalam menyediakan produk yang sesuai dengan persyaratan, b) tingkat pembagian pengendalian terhadap proses, c) kemampuan untuk mencapai pengendalian yang diperlukan melalui penerapan klausul 7.4. 5.1 Komitmen Manajemen5.1 Komitmen Manajemen5.1 Komitmen Manajemen5.1 Komitmen Manajemen Pimpinan puncak harus memberi bukti komitmennya pada penyusunan dan penerapan sistem manajemen mutu serta efektifitas koreksi berkesinam-bungannya efektifitas dengan: a) mengkomunikasikan ke organisasi tentang pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan perundangan, b) menetapkan kebijakan mutu, c) memastikan sasaran mutunya ditetapkan, d) melakukan tinjauan manajemen, dan 4.2 Kebijakan lingkungan4.2 Kebijakan lingkungan4.2 Kebijakan lingkungan4.2 Kebijakan lingkungan Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan lingkungan organisasi dan memastikan bahwa kebijakan dalam lingkup sistem manajemen lingkungannya: a) sesuai dengan sifat, ukuran dan dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasanya; b) mencakup komitmen pada perbaikan berkelanjutan dan pencegahan pencemaran; c) mencakup komitmen untuk menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dan persyaratan lain yang diikuti organisasi, yang terkait dengan aspek lingkungannya; 4.2 Kebijakan K34.2 Kebijakan K34.2 Kebijakan K34.2 Kebijakan K3 Manajemen puncak harus mendefinisikan dan menyetujui kebijakan K3 dan memastikan bahwa di dalam ruang lingkup dari sistem manajemen K3: a. sesuai dengan sifat dan skala risiko-risiko K3 organisasi; b. mencakup suatu komitmen untuk pencegahan cidera dan sakit penyakit dan peningkatan berkelanjutan manajemen dan kinerja K3; c. mencakup suatu komitmen untuk paling tidak mematuhi peraturan K3 dan persyaratan lain yang relevan yang biasa dilakukan oleh organisasi yang PanPanPanPanduan Komitmen dan Kebijakan K3LHduan Komitmen dan Kebijakan K3LHduan Komitmen dan Kebijakan K3LHduan Komitmen dan Kebijakan K3LH Komitmen:Komitmen:Komitmen:Komitmen: Organisasi harus menunjukkan komitmennya dengan: − Struktur organisasi K3LH pada posisi yang dapat menentukan keputusan; − Penunjukkan personel penanggung jawab K3LH (Sekretaris, dokter, paramedic, regu darurat, dll) − Adanya fasilitas dan sarana bidang K3LH; Kebijakan:Kebijakan:Kebijakan:Kebijakan: Komitmen organiasi dapat terhadap K3LH dapat dituangkan dengan membuat pernyataan secara tertulis
  • 3. Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001 Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002 3333 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara) ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI e) memastikan tersedianya sumber daya. 5.3 Kebijakan mutu5.3 Kebijakan mutu5.3 Kebijakan mutu5.3 Kebijakan mutu Pimpinan puncak harus memastikan bahwa kebijakan mutu: a) sesuai dengan sasaran organisasi, b) mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan dan terus-menerus memperbaiki efektifitas sistem manajemen mutu, c) menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran mutu, d) dikomunikasikan dan dipahami dalam organisasi, dan e) ditinjau kesesuaiannya secara terus-menerus. 8.5.1 Perbaikan berkesinambungan8.5.1 Perbaikan berkesinambungan8.5.1 Perbaikan berkesinambungan8.5.1 Perbaikan berkesinambungan Organisasi harus terus-menerus memperbaiki efektifitas sistem manajemen mutu melalui penggunaan kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisis data, tindakan korektif dan pencegahan dan tinjauan manajemen. d) menyediakan kerangka untuk menentukan dan mengkaji tujuan dan sasaran lingkungan; e) didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara; f) dikomunikasikan kepada semua orang yang bekerja pada atau atas nama organisasi; dan g) tersedia untuk masyarakat. terkait dengan risiko-risiko K3; d. memberikan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau tujuan-tujuan K3; e. didokumentasikan, diterapkan, dan dipelihara; f. dikomunikasikan ke seluruh personel dalam kendali organisasi dengan tujuan bahwa personel menyadari kewajiban K3 masing-masing; g. tersedia untuk pihak-pihak terkait; dan h. dikaji secara periodik untuk memastikan kebijakan tetap relevan dan sesuai untuk organisasi. (Kebijakan K3LH) yang ditanda tangani oleh direktur dan perwakilan karyawan. Kebijakan organisasi memuat komitmen untuk: − pencegahan cidera dan sakit penyakit; − mematuhi peraturan K3 atau lingkungan dan; − persyaratan lain yang relevan yang biasa dilakukan oleh organisasi yang terkait dengan risiko-risiko K3 dan aspek lingkungannya; − peningkatan berkelanjutan sistem manajemen dan kinerja K3, pencegahan pencemaran; Kebijakan diinformasikan ke seluruh personel melalui media yang tersedia (papan pengumuman, intranet, safety meeting, dll), yang digunakan sebagai kerangka untuk mengendalikan resiko dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kebijakan dikaji secara berkala untuk melihat apakah masih tetap relevan dengan visi dan misi organisasi. 5.4 Perencanaan5.4 Perencanaan5.4 Perencanaan5.4 Perencanaan 5.2 Fokus pada pelanggan5.2 Fokus pada pelanggan5.2 Fokus pada pelanggan5.2 Fokus pada pelanggan Pimpinan puncak harus memastikan bahwa persyaratan pelanggan ditetapkan dan dipenuhi dengan sasaran untuk meningkatkan kepuasan pelanggan (lihat 7.2.1 dan 8.2.1). 7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan produkprodukprodukproduk Organisasi harus menetapkan: a) persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggan, termasuk persyaratan untuk penyerahan dan kegiatan pasca penyerahan, b) persyaratan yang tidak dinyatakan oleh pelanggan tetapi perlu untuk penggunaan yang ditetapkan atau yang dimaksudkan, bila diketahui, c) persyaratan peraturan perundangan yang dapat diterapkan terhadap produk, dan d) persyaratan tambahan apa pun yang dianggap perlu oleh organisasi. CATATAN Kegiatan pasca penyerahan termasuk, sebagai contoh, tindakan atas adanya jaminan, kewajiban dalam kontrak seperti jasa pemeliharaan dan jasa tambahan seperti daur ulang atau pembuangan akhir. 7.2.2 Ti7.2.2 Ti7.2.2 Ti7.2.2 Tinjauan persyaratan yang berkaitan dengannjauan persyaratan yang berkaitan dengannjauan persyaratan yang berkaitan dengannjauan persyaratan yang berkaitan dengan produkprodukprodukproduk Organisasi harus meninjau persyaratan berkaitan dengan produk. Tinjauan ini harus dilakukan sebelum komitmen organisasi untuk memasok produk kepada pelanggan (misalnya penyampaian penawaran, penerimaan kontrak atau pesanan, penerimaan perubahan pada kontrak atau pesanan) dan harus memastikan bahwa: a) persyaratan produk ditetapkan, b) persyaratan kontrak atau pesanan yang berbeda dari yang dinyatakan sebelumnya, diselesaikan, dan c) Organisasi memiliki kemampuan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Rekaman hasil tinjauan dan tindakan yang timbul dari 4.34.34.34.3 PERENCANAANPERENCANAANPERENCANAANPERENCANAAN 4.3.1 Aspek lingkungan4.3.1 Aspek lingkungan4.3.1 Aspek lingkungan4.3.1 Aspek lingkungan Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk: a) mengidentifikasi aspek lingkungan kegiatan, produk dan jasa dalam lingkup sistem manajemen lingkungan, yang dapat dikendalikan dan yang dapat dipengaruhi dengan memperhitungkan pem- bangunan yang direncanakan atau baru; kegiatan, produk dan jasa yang baru atau yang diubah; dan b) Menentukan aspek yang mempunyai atau dapat mempunyai dampak penting terhadap lingkungan (yaitu aspek lingkungan penting). Organisasi harus mendokumentasikan informasi ini dan memelihara kemutakhirannya. Organisasi harus memastikan bahwa aspek lingkungan penting diperhitungkan dalam penetapan, penerapan dan pemeliharaan sistem manajemen lingkungannya. 4.3 Perencanaan4.3 Perencanaan4.3 Perencanaan4.3 Perencanaan 4.3.1 Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan4.3.1 Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan4.3.1 Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan4.3.1 Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan pengendalian.pengendalian.pengendalian.pengendalian. Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi bahaya yang ada, penilaian risiko, dan penetapan pengendalian yang diperlukan. Prosedur untuk mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko harus memperhatikan: a) aktivitas rutin dan tidak rutin; b) aktivitas seluruh personel yang mempunyai akses ke tempat kerja (termasuk kontraktor dan tamu); c) perilaku manusia, kemampuan dan faktor-faktor manusia lainnya; d) bahaya-bahaya yang timbul dari luar tempat kerja yang berdampak pada kesehatan dan keselamatan personel di dalam kendali organsisasi di lingkungan tempat kerja; e) bahaya-bahaya yang terjadi di sekitar tempat kerja hasil aktivitas kerja yang terkait di dalam kendali organisasi; CATATAN 1 akan lebih sesuai penilaian bahaya- bahaya dinilai seperti aspek lingkungan. f) Prasarana, peralatan dan material di tempat kerja, yang disediakan baik oleh organisasi ataupun pihak lain. g) Perubahan-perubahan atau usulan perubahan di dalam organisasi, aktivitas-aktivitas atau material; h) modifikasi sistem manajemen K3, termasuk perubahan sementara, dan dampaknya kepada operasional, proses-proses dan aktivitas-aktivitas; i) adanya kewajiban perundangan yang relevan terkait dengan penilaian risiko dan penerapan pengendalian yang dibutuhkan (lihat juga CATATAN 3.12) j) rancangan area-area kerja, proses-proses, instalasi- instalasi, mesin atau peralatan, prosedur operasional dan organisasi kerja, termasuk adaptasinya kepada Panduan IdPanduan IdPanduan IdPanduan Identifikasi Potensi Bahaya & Aspek Pentingentifikasi Potensi Bahaya & Aspek Pentingentifikasi Potensi Bahaya & Aspek Pentingentifikasi Potensi Bahaya & Aspek Penting LingkunganLingkunganLingkunganLingkungan Organisasi harus membuat prosedur untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang ada, penilaian risiko, dan penetapan pengendalian yang diperlukan. Potensi bahaya ini bisa berdampak terhadap berdampak pada kesehatan dan keselamatan personel di dalam kendali organsisasi di lingkungan tempat kerja (K3) dan juga lingkungan sekitar organisasi (masyarakat). Identifikasi potensi bahaya dilakukan terhadap pekerjaan yang sifatnya rutin atau tidak rutin dalam kondisi normal, abnormal maupun emergensi dengan mempertimbangkan bahaya (pisik, kimia, biologi, psikologi) terhadap pekerja dan dampak pada lingkungan (air, udara, tanah). Identifikasi potensi bahaya sebaiknya mempertimbangkan hal berikut: 1. Kegiatan rutin dan non rutin ( keadaan gawat darurat, bencana alam, kegiatan pemeliharaan yg diluar jadwal, pembersihan, pengoperasian mesin,shut down/ start up, visit dari kontraktor/pelanggan, keadaan lain yg memang tidak rutin dilakukan oleh organisasi) 2. Semua kegiatan yang memungkinkan seluruh pekerja/orang mempunyai akses masuk di area kerja (termasuk kontraktor, tamu). 3. Perilaku manusia, kemampuan, dan juga faktor manusia. (sifat, kesalahan dari pihak manusia, perilaku, kebiasaan, stress dll). 4. Bahaya yang berasal dari luar tempat kerja yang dapat menimbulkan efek buruk ke kesehatan dan keselamatan pekerja di organisasi. 5. Hazard/bahaya yg timbul dari kegiatan yg berkaitan dengan pekerjaan atau aktivitas yg berada dibawah kendali dilingkungan kerja dan organisasi. 6. infrastruktur/sarana/prasarana, peralatan dan material di tempat kerja, yg disediakan oleh pihak organisasi
  • 4. Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001 Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002 4444 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara) ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI tinjauan harus dipelihara (lihat 4.2.4). Apabila pelanggan tidak memberikan pernyataan tertulis tentang persyaratan maka persyaratan pelanggan harus ditegaskan oleh organisasi sebelum diterima. Apabila persyaratan produk diubah, organisasi harus memastikan bahwa dokumen yang sesuai diubah dan personel yang sesuai dibuat peduli tentang persyaratan yang diubah. CATATAN Dalam beberapa hal, seperti penjualan melalui internet, tinjauan resmi tidak dapat dipraktekan bagi tiap pesanan. Sebagai pengganti, tinjauan dapat mencakup informasi produk yang sesuai seperti catalog atau bahan iklan. kemampuan manusia. Metodologi organisasi dalam melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus: a) ditetapkan dengan memperhatikan ruang lingkup, sifat dan waktu untuk memastikan metodenya proaktif; dan b) menyediakan identifikasi, prioritas dan dokumentasi risiko-risiko, dan penerapan pengendalian, sesuai keperluan. Untuk mengelola perubahan, organisasi harus mengidentifkasi bahaya-bahaya K3 dan risiko-risiko K3 terkait dengan perubahan di dalam organisasi, system manajemen K3, atau aktivitas-aktivitasnya, sebelum menerapkan perubahan tersebut. Organisasi harus memastikan hasil dari penilaian ini dipertimbangkan dalam menetapkan pengendalian. Saat menetapkan pengendalian, atau mempertimbangkan perubahan atas pengendalian yang ada saat ini, pertimbangan harus diberikan untuk menurunkan risiko berdasarkan hirarki berikut: a) eliminasi; b) substitusi; c) pengendalian teknik; d) rambu/peringatan dan/atau pengendalian administrasi; e) alat pelindung diri. Organisasi harus mendokumentasikan dan memelihara hasil identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan pengendaian selalu terbaru. Organisasi harus memastikan bahwa risiko-risiko K3 dan penetapan pengendalian dipertimbangkan saat membuat, menerapkan dan memelihara sistem manajemen K3 perusahaan CATATAN – Pedoman lebih lanjut dalam identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko dapat dilihat pada standar OHSAS 18002. atau pihak luar. 7. perubahan atau rencana perubahan pada organisasi, kegiatannya, dan bahan yg digunakan. 8. modifikasi dari SMK3, termasuk yg bersifat sementara, dan pengaruhnya terhadap kegiatan operasi, proses atau aktivitas. 9. Semua peraturan yg mengikat yg berkaitan dengan penilaian risiko dan pengendalian yg dibutuhkan. 10. Disain dari area kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan, termasuk kemampuan adaptasi dari pekerja/manusia 11. Pencemaran terhadap lingkungan (air, tanah, udara, limbah B3) 12. Penggunaan bahan baku dan sumber daya alam, 13. Penggunaan energy. Identifikasi potensi bahaya dan aspek penting lingkungan yang dilakukan oleh organisasi dikaitkan dengan peraturan perundangan yang relevan dengan risiko K3 dan aspek penting lingkungan. Organisasi melakukan penilaian dan menetapkan pengendalian dampak potensi bahaya dan aspek penting lingkungan. Penentuan untuk pengendalian bahaya dan risiko (mempertimbangkan hierarki dari pengendalian (eliminasi, subtitusi, isolasi, engineering control, penandaan / peringatan / administrative control, PPE). Identifikasi potensi bahaya dan aspek penting lingkungan yang dilakukan oleh organisasi dapat diintegrasikan menjadi satu. Identifikasi potensi bahaya dan aspek penting lingkungan dikaji secara berkala minimal satu kali dalam setahun. 5.2 Fokus pada pelanggan5.2 Fokus pada pelanggan5.2 Fokus pada pelanggan5.2 Fokus pada pelanggan Pimpinan puncak harus memastikan bahwa persyaratan pelanggan ditetapkan dan dipenuhi dengan sasaran untuk meningkatkan kepuasan pelanggan (lihat 7.2.1 dan 8.2.1). 7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan produkprodukprodukproduk Organisasi harus menetapkan: a) persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggan, termasuk persyaratan untuk penyerahan dan kegiatan pasca penyerahan, b) persyaratan yang tidak dinyatakan oleh pelanggan tetapi perlu untuk penggunaan yang dittapkan atau yang dimaksudkan, bila diketahui, c) persyaratan peraturan perundangan yang dapat diterapkan terhadap produk, dan d) persyaratan tambahan apa pun yang dianggap perlu oleh organisasi. 4.3.2 Persyaratan peraturan perundang4.3.2 Persyaratan peraturan perundang4.3.2 Persyaratan peraturan perundang4.3.2 Persyaratan peraturan perundang----undangan danundangan danundangan danundangan dan lainnylainnylainnylainnyaaaa Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk: a) mengidentifikasi dan memperoleh informasi tentang persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan persyaratan lainnya yang diikuti organisasi, yang terkait dengan aspek lingkungannya; dan b) menentukan bagaimana persyaratan tersebut berlaku terhadap aspek lingkungannya. Organisasi harus memastikan bahwa persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan persyaratan lainnya yang diikuti organisasi tersebut diperhitungkan dalam penetapan, penerapan dan pemeliharaan sistem manajemen lingkungannya. 4.3.2 Peraturan perundangan dan persyaratan lain.4.3.2 Peraturan perundangan dan persyaratan lain.4.3.2 Peraturan perundangan dan persyaratan lain.4.3.2 Peraturan perundangan dan persyaratan lain. Organisasi harus membuat, menerangkan dan memelihara suatu prosedur untuk mengidentifikasi dan mengakses peraturan perundangan dan persyaratan K3 lain yang diaplikasikan untuk K3. Organisasi harus memastikan bahwa peraturan perundangan dan persyaratan lain yang relevan di mana organisasi mendapatkannya harus dipertimbangkan dalam membuat, menerapkan dan memelihara system manajemen K3 organisasi. Organisasi harus selalu memutakhirkan informasi ini. Organisasi harus mengkomunikasikan peraturan perundangan dan persyaratan lain yang relevan kepada orang yang bekerja di dalam kendali organisasi dan pihak- pihak terkait lain. Panduan IdentiPanduan IdentiPanduan IdentiPanduan Identifikasi Peraturan Perundanganfikasi Peraturan Perundanganfikasi Peraturan Perundanganfikasi Peraturan Perundangan Organisai harus membuat prosedur untuk mengakses peraturan perundang-udangan dan persyaratan lain baik K3 maupun lingkungan yang relevan dengan kegiatan organisasi. Prosedur harus mencakup bagaimana organisasi: − Mengakses (mengidentifikasi dan memperoleh informasi); − Memelihara secara berkala (memutakhirkan informasi); − Menentukan relevansinya dengan potensi bahaya dan aspek penting lingkungan.
  • 5. Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001 Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002 5555 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara) ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI CATATAN Kegiatan pasca penyerahan termasuk, sebagai contoh, tindakan atas adanya jaminan, kewajiban dalam kontrak seperti jasa pemeliharaan dan jasa tambahan seperti daur ulang atau pembuangan akhir. 5.4.1 Sasaran mutu5.4.1 Sasaran mutu5.4.1 Sasaran mutu5.4.1 Sasaran mutu Pimpinan puncak harus memastikan bahwa sasaran mutu termasuk yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan produk [lihat 7.1 a)], ditetapkan pada fungsi dan tingkat sesuai dalam organisasi. Sasaran mutu harus terukur dan konsisten dengan kebijakan mutu. 5.4.2 Perencanaan sistem manajemen mutu5.4.2 Perencanaan sistem manajemen mutu5.4.2 Perencanaan sistem manajemen mutu5.4.2 Perencanaan sistem manajemen mutu Pimpinan puncak harus memastikan bahwa: a) perencanaan sistem manajemen mutu dilakukan untuk memenuhi persyaratan yang diberikan dalam 4.1, seperti juga sasaran mutu, dan b) apabila perubahan sistem manajemen mutu direncanakan dan diterapkan maka integritas sistem manajemen mutu dipelihara. penerapan diterapkan 8.5.1 Perbaikan berkesinambungan8.5.1 Perbaikan berkesinambungan8.5.1 Perbaikan berkesinambungan8.5.1 Perbaikan berkesinambungan Organisasi harus terus-menerus memperbaiki efektifitas sistem manajemen mutu melalui penggunaan kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisis data, tindakan korektif dan pencegahan dan tinjauan manajemen. 4.3.3 Tujuan, sasaran dan program4.3.3 Tujuan, sasaran dan program4.3.3 Tujuan, sasaran dan program4.3.3 Tujuan, sasaran dan program Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara tujuan dan sasaran lingkungan yang terdokumentasi, pada fungsi dan tingkatan yang sesuai dalam organisasi tersebut. Tujuan dan sasaran tersebut harus dapat diukur bila memungkinkan dan konsisten dengan kebijakan lingkungannya, termasuk komitmen pada pencegahan pencemaran, penaatan persyaratan peraturan perundang- undangan yang berlaku dan persyaratan lainnya yang diikuti organisasi, serta perbaikan berkelanjutan. Saat menetapkan dan mengkaji tujuan dan sasaran, organisasi harus memperhitungkan persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang diikuti organisasi serta mempertimbangkan aspek lingkungan penting, pilihan teknologi, keuangan, persyaratan operasional dan bisnis; serta pandangan pihak yang berkepentingan. Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara program untuk mencapai tujuan dan sasarannya. Program harus mencakup: a) pemberian tanggungjawab untuk mencapai tujuan dan sasaran pada fungsi dan tingkatan yang sesuai dalam organisasi tersebut; dan b) cara dan jangka waktu untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. 4.3.3 Tujuan dan program4.3.3 Tujuan dan program4.3.3 Tujuan dan program4.3.3 Tujuan dan program Organsasi harus membuat, menerapkan dan memelihara tujuan dan sasaran K3 yang tedokumentasi, pada setiap fungsi dan tingkat yang relevan di dalam organisasi. Tujuan-tujuan harus dapat diukur, bila memungkinkan, dan konsisten dengan kebijakan K3, termasuk komitmen untuk mencegah cidera dan sakit penyakit, memenuhi peraturan perundangan yang relevan dan persyaratan lain di mana organisasi mendapatkan dan untuk peningkatan berkelanjutan. Pada saat membuat dan meninjau tujuan-tujuan tersebut, organisasi harus mem-pertimbangkan peraturan perundangan dan persyaratan K3 lainnya di mana organisasi mendapatkan, dan risiko-risiko K3. Juga mempertimbangkan aspek teknologi, aspek keuangan, persyaratan operasional dan bisnis, dan pandangan dari pihak-pihak terkait. Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara suatu program untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Program minimum harus memasukkan: a. penunjukan penanggung jawab dan kewenangan untuk mencapai tujuan pada setiap fungsi dan tingkat organisasi; dan b. cara-cara dan jangka waktu untuk mencapai tujuan. Program manajemen K3 harus dikaji pada interval waktu yang teratur dan terencana, dan dirubah sesuai kebutuhan, untuk memastikan tujuan-tujuan tercapai. PanduanPanduanPanduanPanduan Tujuan, Sasaran dan ProgramTujuan, Sasaran dan ProgramTujuan, Sasaran dan ProgramTujuan, Sasaran dan Program Organisasi harus menetapkan tujuan, sasaran dan program sesuai dengan komitmen untuk perbaikan berkelanjutan. Penetapan TSP ini mempertimbangkan pilihan teknologi, keuangan, kelangsungan bisnis, hasil identifikasi potensi bahaya dan aspek lingkungan, analisa insiden, peraturan perundangan, pandangan pihak yang berkepentingan, serta metoda pengendalian risiko. TSP yang ditetapkan harus dapat menjelaskan bagaimana cara pencapaiannya, sumber daya yang diperlukan, personel yang bertanggung jawab dan waktu pencapaian TSP tersebut. TSP sebaiknya jelas arahnya (spesifik), dapat diukur, mudah dicapai, dapat dilaksanakan oleh personel yang bertanggung jawab, waktu pelaksanaannya tidak terlalu lama. 7 Realisasi produk7 Realisasi produk7 Realisasi produk7 Realisasi produk 5.5 Tanggung jawab, wewenang dan5.5 Tanggung jawab, wewenang dan5.5 Tanggung jawab, wewenang dan5.5 Tanggung jawab, wewenang dan komunikasikomunikasikomunikasikomunikasi 5.5.1 Tanggung jawab dan wewenang5.5.1 Tanggung jawab dan wewenang5.5.1 Tanggung jawab dan wewenang5.5.1 Tanggung jawab dan wewenang Pimpinan puncak harus memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang ditetapkan dan dikomunikasikan dalam organisasi. 5.5.2 Wakil manajemen5.5.2 Wakil manajemen5.5.2 Wakil manajemen5.5.2 Wakil manajemen Pimpinan puncak harus menunjuk seorang anggota manajemen organisasi yang di luar tanggung jawab lain, harus memiliki tanggung jawab dan wewenang yang meliputi: a) memastikan proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu ditetapkan, diterapkan dan dipelihara, b) melaporkan kepada pimpinan puncak tentang kinerja sistem manajemen mutunya dan kebutuhan apa pun untuk koreksi, dan c) memastikan promosi kepedulian tentang persyaratan pelanggan di seluruh organisasi. CATATAN Tanggung jawab wakil manajemen dapat 4.4 PENERAPAN & OPERASI4.4 PENERAPAN & OPERASI4.4 PENERAPAN & OPERASI4.4 PENERAPAN & OPERASI 4.4.1 Sumber daya, peran, tanggung jawab dan4.4.1 Sumber daya, peran, tanggung jawab dan4.4.1 Sumber daya, peran, tanggung jawab dan4.4.1 Sumber daya, peran, tanggung jawab dan kewenangankewenangankewenangankewenangan Manajemen harus memastikan ketersediaan sumberdaya yang diperlukan untuk menetapkan, menerapkan, memelihara dan meningkatkan sistem manajemen lingkungan. Sumberdaya termasuk sumberdaya manusia dan ketrampilan khusus, sarana operasional, teknologi dan sumberdaya keuangan. Peran, tanggungjawab dan kewenangan harus ditentukan, didokumentasikan dan dikomunikasikan guna memfasilitasi manajemen lingkungan yang efektif. Manajemen puncak organisasi harus menunjuk satu orang atau lebih wakil manajemen tertentu, yang tidak tergantung pada tanggungjawab lainnya, yang harus mempunyai peran, tanggungjawab dan kewenangan yang ditetapkan untuk: a) memastikan bahwa sistem manajemen lingkungan ditetapkan, diterapkan dan dipelihara sesuai dengan persyaratan standar ini; 4.4 Penerapan dan operasi4.4 Penerapan dan operasi4.4 Penerapan dan operasi4.4 Penerapan dan operasi 4.4.1 Sumberdaya, peran, tanggung jawab, akuntabilitas4.4.1 Sumberdaya, peran, tanggung jawab, akuntabilitas4.4.1 Sumberdaya, peran, tanggung jawab, akuntabilitas4.4.1 Sumberdaya, peran, tanggung jawab, akuntabilitas dan wewenangdan wewenangdan wewenangdan wewenang Manajemen puncak harus menjadi penanggung jawab tertinggi untuk sistem manajemen K3 Manajemen puncak harus memperlihatkan komitmennya dengan: a) memastikan ketersediaan sumberdaya yang esensial untuk membuat, menerapkan, memelihara dan meningkatkan system manajemen K3; CATATAN 1 Sumberdaya termasuk sumberdaya manusia dan ketrampilan khusus, infrastruktur, teknologi dan finansial. b) menetapkan peranperan, alokasi tanggung jawab dan akuntabilitas, dan delegasi wewenang, untuk memfasilitasi efektivitas sistem manajemen K3; peran, tanggung jawab, akuntabilitas dan wewenang harus didokumentasikan dan dikomunikasikan. Organisasi harus menunjuk seorang anggota manajemen puncak dengan tanggung jawab khusus K3, di luar tanggung jawabnya, dan menetapkan peranperan dan Panduan Sumber DayaPanduan Sumber DayaPanduan Sumber DayaPanduan Sumber Daya Organisasi harus membuat prosedur untuk memantau dan mengkomuni-kasikan setiap perubahan tanggung jawab dan tanggung gugat. Organisasi harus menetapkan uraian tugas & tanggung jawab personel (job responsibility) dari setiap level fungsi manajemen (MR, Manager, Supervisor, operator). Organisasi harus menetapkan satu atau lebih wakil manajemen untuk memastikan bahwa sistem manajemen K3LH ditetapkan, diterapkan dan dipelihara. Organisasi harus menyediakan prasaran yang diperlukan oleh personel untuk mengelola sistem manajemen. Organisasi harus melakukan pengukuran & pemantauan terhadap lingkungan kerja.
  • 6. Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001 Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002 6666 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara) ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI mencakup sebagai penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu. 6.1 Penyediaan sumber daya6.1 Penyediaan sumber daya6.1 Penyediaan sumber daya6.1 Penyediaan sumber daya Organisasi harus menetapkan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan: a) untuk menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu dan terus-menerus memperbaiki efektifitas-nya, dan b) untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan pelanggan. 6.3 Prasarana6.3 Prasarana6.3 Prasarana6.3 Prasarana Organisasi harus menetapkan, menyediakan dan memelihara prasarana yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian pada persyaratan produk. Prasarana mencakup, jika berlaku: a) gedung, ruang kerja dan sarana penting terkait, b) peralatan proses, (baik perangkat keras maupun perangkat lunak), dan c) jasa pendukung (seperti angkutan, komunikasi atau sistem informasi). 6.4 Lingkungan kerja6.4 Lingkungan kerja6.4 Lingkungan kerja6.4 Lingkungan kerja Organisasi harus menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian persyaratan produk. CATATAN Istilah “lingkungan kerja” berhubungan dengan kondisi dimana pekerjaan dilaksanakan termasuk faktor fisik, lingkungan dan faktor lainnya (seperti suara, suhu, kelembaban, pencahayaan atau cuaca). b) melapor kepada manajemen puncak mengenai kinerja sistem manajemen lingkungan untuk kajian, termasuk rekomendasi perbaikan. wewenang untuk: a) menjamin sistem manajemen K3 dibuat, diterapkan, dan dipelihara sesuai dengan standar OHSAS ini; b) melaporkan kinerja sistem manajemen K3 kepada manajemen puncak untuk dikaji dan sebagai dasar untuk peningkatan system manajemen K3. CATATAN 2 Anggota manajemen puncak yang ditunjuk (mis. Dalam organisasi besar, seorang anggota Direksi atau komite eksekutif) dapat mendelegasikan beberapa tugastugasnya kepada wakil manajemen bawahannya sementara tetap memegang akuntabilitasnya. Penunjukan anggota manajemen puncak harus tersedia kepada seluruh orang yang bekerja di dalam kendali organisasi. Semuanya dengan tanggung jawab manajemen harus memperlihatkan komitmennya untuk meningkatkan kinerja K3. Organisasi harus memastikan bahwa - yang berada di tempat kerja bertanggung jawab untuk aspekaspek K3 di dalam kendali mereka, termasuk kepatuhan pada persyaratan K3 organisasi yang relevan. 6.2.1 Umum6.2.1 Umum6.2.1 Umum6.2.1 Umum Personel yang melaksanakan pekerjaan yang mempengaruhi kesesuaian terhadap persyaratan produk harus memiliki kompetensi atas dasar pendidikan, pelatihan, ketrampilan dan pengalaman yang sesuai. CATATAN Kesesuaian terhadap persyaratan produk dapat dipengaruhi secara langsung maupun tidak langsung oleh personel yang melaksanakan tugas dalam sistem manajemen mutu. 6.2.2 Kompetensi, pelatihan, dan6.2.2 Kompetensi, pelatihan, dan6.2.2 Kompetensi, pelatihan, dan6.2.2 Kompetensi, pelatihan, dan kepeduliankepeduliankepeduliankepedulian Organisasi harus: a) menetapkan kompetensi yang diperlukan bagi personel yang melaksanakan pekerjaan yang mempengaruhi kesesuaian terhadap persyaratan produk, b) bila diperlukan, menyediakan pelatihan atau melakukan tindakan lain untuk mencapai kompetensi yang diperlukan, c) menilai efektifitas tindakan yang dilakukan, d) memastikan bahwa personelnya peduli akan kesesuaian dan pentingnya kegiatan mereka dan bagaimana sumbangan mereka bagi pencapaian sasaran mutu, dan 4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kesadaran4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kesadaran4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kesadaran4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kesadaran Organisasi harus memastikan setiap orang yang bertugas untuk atau atas nama organisasi yang berpotensi menyebabkan satu atau lebih dampak lingkungan penting yang diidentifikasi oleh organisasi, mempunyai kompetensi yang berasal dari pendidikan, pelatihan atau pengalaman yang memadai dan organisasi harus menyimpan rekaman yang terkait dengan kompetensi tersebut. Organisasi harus mengidentifikasi keperluan pelatihan yang terkait dengan aspek lingkungan dan sistem manajemen lingkungan. Organisasi harus memberikan pelatihan atau cara lain untuk memenuhi keperluan tersebut dan menyimpan rekaman yang terkait. Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk memastikan orang yang bekerja untuk atau atas nama organisasi memahami tentang: a) pentingnya kesesuaian dengan kebijakan lingkungan dan prosedur, serta dengan persyaratan sistem manajemen lingkungan; b) aspek lingkungan penting dan dampak yang nyata atau potensial terjadi yang terkait dengan pekerjaannya dan manfaat peningkatan kinerja perorangan terhadap lingkungan; 4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kepedulian4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kepedulian4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kepedulian4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kepedulian Organisasi harus memastikan bahwa setiap orang dalam pengendalilannya yang melakukan tugas-tugas yang mempunyai dampak pada K3 harus kompeten sesuai dengan tingkat pendidikan, pelatihan dan/ataupengalaman, dan menyimpan catatan- catatannya. Organisasi harus mengidentifikasi kebutuhan pelatihan sesuai dengan risikorisiko K3 terkait dan system manajemen K3. Organisasi harus menyediakan pelatihan atau mengambil tindakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, melakukan evaluasi efektivitas pelatihan atau tindakan yang diambil, dan menyimpan catatan- catatannya. Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk memastikan semua orang yang bekerja dalam pengendaliannya peduli akan: a) konsekuensi-konsekuensi K3, yang aktual atau potensial, kegiatan kerjanya, perilakunya, serta manfaat-manfaat K3 untuk peningkatan kinerja perorangan; b) peranan dan tanggung jawabnya dan pentingnya dalam mencapai kesesuaiannya dengan kebijakan dan prosedur-prosedur K3 dan dengan persyaratan sistem manajemen K3, termasuk persyaratan kesiapsiagaan Panduan Kompetensi & PelatihanPanduan Kompetensi & PelatihanPanduan Kompetensi & PelatihanPanduan Kompetensi & Pelatihan Organisasi harus membuat prosedur untuk mengidentifikasi standar kompetensi & pelatihan terkait dengan potensi bahaya/aspek lingkungan. Organisasi harus mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang diperlukan oleh personel yang bertanggung jawab terkait dengan potensi bahaya dan aspek lingkungan. Organisasi harus mengembangkan dan mengevaluasi program pelatihan sesuai dengan hasil penilaian identifikasi kebutuhan pelatihan. Progam pelatihan seperti: − Ahli K3, Operator forklift, Ahli K3 Kimia, Ahli K3 Listrik, Operator ketel uap, regu kebakaran, Dokter & Paramedis Hiperkes, Auditor Internal, Alat Pelindung Diri, P2K3, Proteksi Radiasi. − Awarenes ISO 14001, Identifikasi bahaya, SMK3, Emergensi respon, pengendalian dokumen, mapping bisnis proses, identifikasi aspek & potensi bahaya, dll. − Proses produksi, HRD Organisasi harus mendokumentasikan catatan pelatihan (matriks TNA, matriks kompetensi, materi, absensi, evaluasi program pelatihan).
  • 7. Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001 Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002 7777 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara) ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI e) memelihara rekaman yang sesuai tentang pendidikan, pelatihan, ketrampilan dan pengalaman (lihat 4.2.4). c) peran dan tanggungjawab mereka dalam mencapai pemenuhan persyaratan sistem manajemen lingkungan; dan d) akibat yang mungkin terjadi bila prosedur tidak dilaksanakan. dan tanggap darurat (lihat 4.4.7); c) konsekuensi potensial dari penyimpangan dari prosedur yang telah ditetapkan. Prosedur pelatihan harus mempertimbangkan tingkat perbedaan dari: a) tanggung jawab, kemampuan, bahasa dan ketrampilan; dan b) risiko 5.5.3 Komunikasi internal5.5.3 Komunikasi internal5.5.3 Komunikasi internal5.5.3 Komunikasi internal Pimpinan puncak harus memastikan bahwa proses komunikasi yang sesuai telah ditetapkan dalam organisasi dan bahwa terjadi komunikasi mengenai efektifitas sistem manajemen mutu. 7.2.3 Komunikasi pelanggan7.2.3 Komunikasi pelanggan7.2.3 Komunikasi pelanggan7.2.3 Komunikasi pelanggan Organisasi harus menetapkan dan menerapkan pengaturan yang efektif untuk komunikasi dengan pelanggan berkaitan dengan: a) informasi produk, b) pertanyaan, penanganan kontrak atau pesanan, termasuk perubahan, dan c) umpan balik pelanggan, termasuk keluhan pelanggan. 4.4.3 Komunikasi4.4.3 Komunikasi4.4.3 Komunikasi4.4.3 Komunikasi Berkaitan dengan aspek lingkungan dan sistem manajemen lingkungan, organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk: a) komunikasi internal antara tingkatan dan fungsi yang beragam di organisasi tersebut; b) menerima, mendokumentasikan dan menanggapi komunikasi yang terkait dari pihak eksternal yang berkepentingan. Organisasi harus memutuskan apakah akan melaksanakan komunikasi kepada pihak eksternal mengenai aspek lingkungannya dan harus mendokumentasikan keputusan tersebut. Bila keputusan organisasi adalah melaksanakan komunikasi eksternal tersebut, maka organisasi harus menetapkan dan menerapkan metode untuk komunikasi eksternal tersebut. 4.4.3 Komunikasi, partisipasi da4.4.3 Komunikasi, partisipasi da4.4.3 Komunikasi, partisipasi da4.4.3 Komunikasi, partisipasi dan konsultasin konsultasin konsultasin konsultasi 4.4.3.1 Komunikasi4.4.3.1 Komunikasi4.4.3.1 Komunikasi4.4.3.1 Komunikasi Sesuai dengan bahaya-bahaya K3 dan sistem manajemen K3, organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk: a) komunikasi internal antar berbagai tingkatan dan fungsi dalam organisasi b) komunikasi dengan para kontraktor dan tamu lainnya ke tempat kerja c) menerima, mendokumentasikan dan merespon komunikasi yang relevan dari pihakpihak eksternal terkait 4.4.3.2 Partisipasi dan konsultasi4.4.3.2 Partisipasi dan konsultasi4.4.3.2 Partisipasi dan konsultasi4.4.3.2 Partisipasi dan konsultasi Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk: a) partisipasi pekerja melalui: − keterlibatannya dan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan pengendalian; − keterlibatannya dalam penyelidikan insiden; − keterlibatannya dalam pengembangan dan peninjauan kebijakan dan tujuan K3; − konsultasi di mana ada perubahan yang berdampak pada K3; − diwakilkan dalam hal-hal terkait K3. b) Pekerja harus diinformasikan terkait pengaturan partisipasi, termasuk siapa yang menjadi wakil mereka dalam halhal terkait K3. Konsultasi dengan para kontraktor atas perubahanperubahan yang terjadi dan berdampak pada K3. Organisasi harus memastikan, sesuai keperluan, pihakpihak terkait yang relevan dikonsultasikan terkait hal-hal K3. Panduan KomunikasiPanduan KomunikasiPanduan KomunikasiPanduan Komunikasi Organisasi harus membuat prosedur komunikasi baik secara internal maupun eksternal terkait bagaimana informasi K3LH disampaikan ke seluruh tenaga kerja mapun di luar perusahaan yang memerlukannya. Komunikasi ditetapkan untuk menjalin manajemen, tenaga kerja, dan kontraktor untuk saling terlibat dalam pengendalian bahaya di tempat kerja. Informasi disampaikan melalui berbagai media seperti papan pengumuman, spanduk, pamflet, poster, foto, dll. Informasi K3LH dapat berupa: − Identifikasi bahaya atau aspek penting lingkungan; − Peraturan perundangan K3LH; − Hasil pemantauan & pengukuran lingkungan kerja; − Hasil audit; − Hasil kajian manajemen (P2K3/Safety meeting); 4.2 Persyaratan dokumentasi4.2 Persyaratan dokumentasi4.2 Persyaratan dokumentasi4.2 Persyaratan dokumentasi 4.2.1 Umum4.2.1 Umum4.2.1 Umum4.2.1 Umum Dokumentasi sistem manajemen mutu harus mencakup: a) pernyataan terdokumentasi dari kebijakan mutu dan sasaran mutu, b) pedoman mutu, c) prosedur dan rekaman terdokumentasi yang disyaratkan oleh Standar ini, dan d) dokumen, termasuk rekaman yang ditetapkan oleh organisasi perlu untuk memastikan efektifitas perencanaan, operasi dan kendali prosesnya. 4.4.4 Dokumentasi4.4.4 Dokumentasi4.4.4 Dokumentasi4.4.4 Dokumentasi Dokumentasi sistem manajemen lingkungan harus mencakup: a) kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan; b) penjelasan lingkup sistem manajemen lingkungan; c) penjelasan unsur-unsur utama sistem manajemen lingkungan dan keterkaitannya serta rujukan kepada dokumen terkait; d) dokumen, termasuk rekaman, yang disyaratkan oleh standar ini; e) dokumen, termasuk rekaman, yang ditentukan oleh organisasi sebagai dokumen penting untuk 4.4.4 Dokumentasi4.4.4 Dokumentasi4.4.4 Dokumentasi4.4.4 Dokumentasi Dokumentasi sistem manajemen K3 harus termasuk: a) kebijakan K3 dan sasaran-sasaran; b) penjelasan ruang lingkup sistem manajemen K3; c) penjelasan elemen-elemen inti system manajemen dan interaksinya, dan rujukannya ke dokumen- dokumen terkait; d) dokumen - dokumen, termasuk catatan -catatan, yang disyaratkan oleh Standar OHSAS ini; e) dokumen - dokumen, termasuk catatan-catatan, yang ditetapkan oleh organisasi yang dianggap penting untuk memastikan perencanaan, operasi dan Panduan DokumentasiPanduan DokumentasiPanduan DokumentasiPanduan Dokumentasi Dokumentasi dibuat sesuai dengan keperluan organisasi agar dapat digunakan, dikendalikan dan dipelihara secara efektif. Dokumentasi yang diperlukan dalam sistem manajemen adalah: 1. Peraturan perundangan yang relevan dengan kegiatan organisasi; 2. Persyaratan lain yang diacu oleh organisasi; 3. Kebijakan; 4. Manual K3LH;
  • 8. Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001 Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002 8888 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara) ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI CATATAN 1 Bila dijumpai istilah “prosedur terdokumentasi” dalam Standar ini, berarti bahwa prosedur itu ditetapkan, didokumen-tasikan, dan dipelihara. Satu dokumen mungkin memenuhi persyaratan dari satu atau lebih prosedur. Suatu persyaratan dari prosedur terdokumentasi mungkin dapat dicakup oleh lebih dari satu dokumen. CATATAN 2 Cakupan dokumentasi sistem manajemen mutu dapat berbeda antara sebuah organisasi dengan organisasi yang lain karena: a) besarnya organisasi dan jenis kegiatannya, b) kerumitan proses dan interaksinya, dan c) kompetensi personelnya. CATATAN 3 Dokumentasi dapat dalam bentuk atau jenis media apapun. memastikan perencanaan, operasi dan pengendalian proses secara efektif, yang terkait dengan aspek lingkungan penting. pengendalian proses yang berhubungan dengan pengendalian risiko-risiko K3 efektif. CATATAN Penting diperhatikan bahwa dokumentasi harus proporsional dilihat dari tingkat kompleksitas, Bahaya-bahaya dan risiko-risiko dan dibuat seminimum mungkin untuk efektivitas dan efisiensi. 5. Sasaran & Program K3LH; 6. Struktur organisasi; 7. Identifikasi potensial bahaya & aspek penting lingkungan; 8. Tugas & tanggung jawab personel; 9. Prosedur/instruksi; 10. Rekaman hasil kegiatan (pemantauan, pengukuran, inspeksi, kalibrasi, sertifikasi, pelatihan, pemeliharaan, inciden, kesiagaan darurat, hasil audit, hasil safety meeting, rapat P2K3, evaluasi penaatan, komunikasi dengan pihak terkait, daftra hadir, materi pelatihan, evaluasi pelatian, identifikasi kebutuhan pelatihan, laporan, job des, dll). 4.2.3 Pengendalian dokumen4.2.3 Pengendalian dokumen4.2.3 Pengendalian dokumen4.2.3 Pengendalian dokumen Dokumen yang disyaratkan oleh sistem manajemen mutu harus dikendalikan. Rekaman adalah jenis khusus dari dokumen dan harus dikendalikan menurut persyaratan dalam 4.2.4. Harus dibuat suatu prosedur terdokumentasi untuk menetapkan pengendalian yang diperlukan untuk: a) menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan, b) meninjau dan memutakhirkan seperlunya serta untuk menyetujui ulang dokumen, c) memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen diidentifikasi, d) memastikan bahwa versi yang sesuai dari dokumen yang berlaku tersedia di tempat penggunaan, e) memastikan dokumen selalu dapat dibaca dan mudah dikenali, f) memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar yang ditetapkan oleh organisasi perlu untuk perencanaan dan operasi dari sistem manajemen mutu, diidentifikasi dan distribusinya dikendalikan, dan g) mencegah penggunaan dokumen kadaluarsa yang tak disengaja dan memberi identifikasi sesuai dengan dokumen tersebut, apabila disimpan untuk maksud tertentu. 4.4.5 Pengendalian dokumen4.4.5 Pengendalian dokumen4.4.5 Pengendalian dokumen4.4.5 Pengendalian dokumen Dokumen yang diperlukan oleh sistem manajemen lingkungan dan standar ini harus dikendalikan. Rekaman adalah jenis dokumen khusus dan harus dikendalikan mengikuti persyaratan pada butir 4.5.4. Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk: a) menyetujui dokumen sebelum diterbitkan; b) meninjau dan memutakhirkan seperlunya serta menyetujui-ulang (reapprove) dokumen; c) memastikan agar perubahan dan status revisi dokumen terakhir dapat diidentifikasi; d) memastikan agar versi dokumen yang berlaku tersedia di tempat penggunaan; e) memastikan agar dokumen tetap terbaca dan dapat segera diidentifikasi secara mudah; f) memastikan agar dokumen yang berasal dari pihak eksternal yang ditetapkan oleh organisasi sebagai dokumen penting untuk perencanaan dan operasi sistem manajemen lingkungan, diidentifikasi dan penyebarannya dikendalikan; g) mencegah penggunaan dokumen kadaluwarsa dan menerapkan identifikasi yang cocok pada dokumen tersebut bila masih disimpan untuk maksud tertentu. 4.4.5 Pengendalian dokumen4.4.5 Pengendalian dokumen4.4.5 Pengendalian dokumen4.4.5 Pengendalian dokumen Dokumen-dokumen yang disyaratkan untuk system manajemen K3 dan Standar OHSAS ini harus terkendali. Catatan merupakan jenis khusus dokumen dan harus terkendali sesuai dengan persyaratan yang dinyatakan di 4.5.4. Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk: a) menyetujui kecukupan - sebelum diterbitkan; b) meninjau dokumen secara berkala, dirubah bila diperlukan dan disetujui kecukupannya; c) memastikan perubahan-perubahan dan status revisi saat ini dalam dokumen terindetifikasi; d) memastikan versi yang relevan dari dokumen yang diterapkan tersedia di tempat penggunaan; e) memastikan bahwa dokumen-dokumen dapat terbaca dan dengan cepat teridentifikasi; f) memastikan bahwa dokumen-dokumen yang berasal dari luar dan dianggap penting oleh organisasi untuk perencanaan dan operasi system manajemen K3 diidentifikasikan dan distribusinya terkendali; dan g) mencegah penggunaan dokumen kadaluarsa dan menetapkan identifikasi jika dipertahankan untuk tujuan tertentu. Panduan Pengendalian DokumenPanduan Pengendalian DokumenPanduan Pengendalian DokumenPanduan Pengendalian Dokumen Organisasi harus membuat prosedur untuk mengendalikan dokumen yang diperlukan dalam kegiatannya. Prosedur mencakup bagaimana organisasi membuat, menyetujui, meninjau ulang, memelihara dokumen tersebut. Prosedur yang harus dibuat: 1. Prosedur pengendalian dokumen 2. Prosedur identifikasi bahaya & aspek penting lingkungan, penilaian risiko dan pengendalian bahaya; 3. Prosedur identifikasi peraturan perundangan K3LH; 4. Prosedur pelatihan & cara mengevaluasinya; 5. Prosedur komunikasi; 6. Prosedur pengendalian operasi; 7. Prosedur kesiaagaan & tanggap darurat; 8. Prosedur penanganan bahan (kebocoran, tumpahan, kerusakan, kadaluarsa, dll); 9. Prosedur pengelolaan bahan berbahaya (penerimaan, pemindahan, penyimpanan, pembuangan); 10. Prosedur pelaporan kecelakaan & penyakit akibat kerja; 11. Prosedur penyelidikan kecelakaan & penyakit akibat kerja yang diaporkan; 12. Prosedur pemeliharaan alat, sarana produksi; 13. Prosedur penjaminan sarana produksi dapat digunakan dengan aman; 14. Prosedur kalibrasi alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan, ukur & uji mengenai K3; 15. Prosedur pamantauan & pengukuran; 16. Prosedur pengujian & inspeksi; 17. Prosedur pengendalian produk tidak sesuai; 18. Prosedur evaluai penaatan; 19. Prosedur tindakan pencegahan; 20. Prosedur tindakan perbaikan; 21. Prosedur pengendalian rekaman; 22. Prosedur audit internal; 7. Realisasi Produk7. Realisasi Produk7. Realisasi Produk7. Realisasi Produk 4.4.6 Pengendalian operasional4.4.6 Pengendalian operasional4.4.6 Pengendalian operasional4.4.6 Pengendalian operasional 4.4.6 Pengendalian operasional4.4.6 Pengendalian operasional4.4.6 Pengendalian operasional4.4.6 Pengendalian operasional Panduan pengendalian Operasional:Panduan pengendalian Operasional:Panduan pengendalian Operasional:Panduan pengendalian Operasional:
  • 9. Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001 Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002 9999 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara) ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI 7777....1111 PPPPeeeerrrreeeennnnccccaaaannnnaaaaaaaannnn RRRReeeeaaaalllliiiissssaaaassssiiii PPPPrrrroooodddduuuukkkk 7777....2222 PPPPrrrroooosssseeeessss yyyyaaaannnngggg BBBBeeeerrrrkkkkaaaaiiiittttaaaannnn ddddeeeennnnggggaaaannnn PPPPeeeellllaaaannnnggggggggaaaannnn 7777....3333 DDDDeeeessssaaaaiiiinnnn ddddaaaannnn PPPPeeeennnnggggeeeemmmmbbbbaaaannnnggggaaaannnn 7777....4444 PPPPeeeemmmmbbbbeeeelllliiiiaaaannnn 7777....5555 PPPPrrrroooodddduuuukkkkssssiiii ddddaaaannnn PPPPeeeennnnyyyyeeeeddddiiiiaaaaaaaannnn JJJJaaaassssaaaa 7777....6666 PPPPeeeennnnggggeeeennnnddddaaaalllliiiiaaaannnn SSSSaaaarrrraaaannnnaaaa PPPPeeeemmmmaaaannnnttttaaaauuuuaaaannnn ddddaaaannnn PPPPeeeennnngggguuuukkkkuuuurrrraaaannnn Organisasi harus mengidentifikasi dan merencanakan operasi yang terkait dengan aspek lingkungan penting yang telah diidentifikasi, sesuai dengan kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan agar operasi tersebut dilaksanakan pada kondisi tertentu, dengan: a) menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur terdokumen-tasi untuk mengendalikan situasi yang tidak sesuai dengan kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan apabila prosedur tersebut tidak ada; dan b) menetapkan kriteria operasi dalam prosedur; dan c) menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur yang terkait dengan aspek lingkungan penting yang telah diidentifikasi pada barang dan jasa yang digunakan oleh organisasi serta mengkomuni-kasikan prosedur dan persyaratan yang berlaku kepada pemasok, termasuk kontraktor. Organisasi harus mengidentifikasi operasio-perasi dan kegiatankegiatan yang berkaitan dengan bahaya-bahaya yang teridentifikasi di mana kendali pengukuran perlu dilakukan untuk mengendalian risikorisiko K3. Hal ini harus termasuk manajemen perubahan (lihat 4.3.3). Untuk operasioperasi dan kegiatan-kegiatan tersebut, organisasi harus menerapkan dan memelihara: a) kendali-kendali operasional, sesuai keperluan organisasi dan aktivitas-aktivitasnya; organisasi harus mengintegrasikan kendali-kendali operasionalnya ke dalam sistem manajemen K3 secara keseluruhan; b) pengendalian terkait pembelian material, peralatan dan jasa-jasa; c) pengendalian terkait para kontraktor dan tamu-tamu lain ke tempat kerja; d) mendokumentasikan prosedur-prosedur, mencakup situasi-situasi di mana ketiadaannya dapat menyebabkan penyimpangan-penyimpangan dari kebijakan dan tujuan-tujuan K3; e) kriteria - kriteria operasi yang telah ditetapkan di mana ketiadaannya dapat menyebabkan penyimpangan-penyimpangan dari kebijakan dan tujuan-tujuan K3. 8.3 Pengendalian produk yang tidak8.3 Pengendalian produk yang tidak8.3 Pengendalian produk yang tidak8.3 Pengendalian produk yang tidak sesuaisesuaisesuaisesuai Organisasi harus memastikan bahwa produk yang tidak sesuai dengan persyaratan produk diidentifikasi dan dikendalikan untuk mencegah penggunaan atau penyerahan yang tidak dikehendaki. Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk mendefinisikan pengendalian dan tanggung jawab terkait dan kewenangan untuk menangani produk yang tidak sesuai. Apabila memungkinkan untuk diterapkan, organisasi harus menangani produk yang tidak sesuai dengan satu atau lebih dari cara berikut: a) dengan melakukan tindakan untuk menghilangkan ketidaksesuaian yang terdeteksi; a) dengan membolehkan peng-gunaan, pelepasan atau penerimaan melalui konsesi oleh pihak yang berwenang dan apabila mungkin, oleh pelanggan; b) dengan melakukan tindakan untuk mencegah penggunaan atau aplikasi awal yang dimaksudkan; b) dengan mengambil tindakan yang sesuai terhadap pengaruh, atau pengaruh yang potensial, dari ketidaksesuaian ketika produk yang tidak sesuai dideteksi setelah penyerahan atau penggunaan telah dimulai. Apabila produk yang tidak sesuai dikoreksi maka harus dilakukan verifikasi ulang untuk memperagakan kesesuaian terhadap persyaratan tersebut. Rekaman ketidaksesuaian dan tindakan berikutnya, termasuk konsesi yang diperoleh, harus dipelihara (lihat 4.2.4). 4.4.7 Kesiagaan dan tanggap darurat4.4.7 Kesiagaan dan tanggap darurat4.4.7 Kesiagaan dan tanggap darurat4.4.7 Kesiagaan dan tanggap darurat Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi potensi situasi darurat dan kecelakaan, yang dapat menimbulkan dampak lingkungan serta bagaimana organisasi akan menanggapinya. Organisasi harus melakukan tindakan terhadap situasi darurat dan kecelakaan yang terjadi serta mencegah atau mengatasi dampak lingkungan negatif yang ditimbulkan. Organisasi harus meninjau prosedur kesiagaan dan tanggap darurat secara berkala dan apabila diperlukan organisasi menyempurnakan prosedur tersebut, khususnya setelah terjadinya kecelakaan atau situasi darurat. Organisasi juga harus menguji prosedur tersebut secara berkala apabila dapat dilaksanakan. 4.4.7 Kesiapsiagaan dan tanggap darurat4.4.7 Kesiapsiagaan dan tanggap darurat4.4.7 Kesiapsiagaan dan tanggap darurat4.4.7 Kesiapsiagaan dan tanggap darurat Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur: a) untuk mengidentifikasi potensi keadaan darurat; b) untuk menanggapi keadaan darurat. Organisasi harus menanggapi keaadaan darurat actual dan mencegah atau mengurangi akibat-akibat penyimpangan terkait dengan dampakdampak K3. Dalam perencanaan tanggap darurat organisasi harus mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan pihak-pihak terkait yang relevan, misal jasa keadaan darurat dan masyarakat sekitar. Organisasi harus pula secara berkala menguji prosedur untuk menanggapi keadaan darurat, jika dapat dilakukan, melibatkan pihak-pihak terkait yang relevan sesuai keperluan. Organisasi harus meninjau secara periodik dan, bila diperlukan, merubah prosedur kesiap-siagaan dan tanggap darurat, secara khusus, setelah pengujian periodik dan setelah terjadinya keadaan darurat (lihat 4.5.3). PandPandPandPanduan kesiagaan & Keadaan Daruratuan kesiagaan & Keadaan Daruratuan kesiagaan & Keadaan Daruratuan kesiagaan & Keadaan Darurat Organisasi harus membuat prosedur untuk mengidentifikasi bahaya dan kecelakaan, yang dampat menimbulkan kerugian harta benda, sakit, dan kerusakan lingkungan, cara penang-gulangan serta pemulihan kondisi darurat.
  • 10. Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001 Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002 10101010 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara) ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI 7.6 Peng7.6 Peng7.6 Peng7.6 Pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuranendalian peralatan pemantauan dan pengukuranendalian peralatan pemantauan dan pengukuranendalian peralatan pemantauan dan pengukuran Organisasi harus menetapkan pemantauan dan pengukuran yang dilakukan dan peralatan pemantau dan pengukur yang diperlukan untuk memberikan bukti kesesuaian produk terhadap persyaratan yang ditetapkan. Organisasi harus menetapkan proses untuk memastikan bahwa pemantauan dan pengukuran dapat dilakukan dan dilaksanakan dengan cara konsisten dengan persyaratan pemantauan dan pengukuran. Apabila diperlukan untuk memastikan keabsahan hasil, peralatan pengukuran harus: a) dikalibrasi atau diverifikasi atau keduanya pada selang waktu tertentu, atau sebelum digunakan terhadap standar pengukuran yang tertelusur ke standar pengukuran internasional atau nasional; apabila standar tersebut tidak ada, dasar yang digunakan untuk kalibrasi atau verifikasi harus direkam (lihat 4.2.4); b) disetel atau disetel ulang secukupnya; c) memiliki identifikasi guna menetapkan status kalibrasinya; d) dijaga keamanannya dari penyetelan yang dapat membuat hasil pengukurannya tidak sah; e) dilindungi dari kerusakan dan penurunan mutu selama penanganan, perawatan dan penyimpanan. Selain itu, organisasi harus menilai dan merekam keabsahan hasil pengukuran sebelumnya bila peralatan ditemukan tidak memenuhi persyaratan. Organisasi harus melakukan tindakan yang sesuai pada peralatan dan setiap produk yang terpengaruh. Rekaman hasil kalibrasi dan verifikasi harus dipelihara (lihat 4.2.4). Apabila digunakan dalam pemantauan dan pengukuran persyaratan tertentu maka kemampuan perangkat lunak computer untukmemenuhi maksud penggunaannya harus dikonfirmasi. Hal ini harus dilakukan sebelum penggunaan awal dan dikonfirmasi ulang sesuai kebutuhan. CATATAN Konfirmasi kemampuan perangkat lunak komputer untuk memenuhi maksud penggunaannya biasanya mencakup verifikasi dan manajemen konfigurasi untuk memelihara kesesuaian penggunaan-nya. 8 Pengukuran, analisis, dan perbaikan8 Pengukuran, analisis, dan perbaikan8 Pengukuran, analisis, dan perbaikan8 Pengukuran, analisis, dan perbaikan 8.1 Umum8.1 Umum8.1 Umum8.1 Umum Organisasi harus merencanakan dan menerapkan proses pemantauan, pengukuran, analisis dan perbaikan yang diperlukan untuk: a) memperagakan kesesuaian terhadap persyaratan produk, b) memastikan kesesuaian sistem manajemen mutu, dan c) terus-menerus memperbaiki efektifitas sistem manajemen mutu. Hal ini harus mencakup penetapan metode yang berlaku 4.5 Pemeriksaan4.5 Pemeriksaan4.5 Pemeriksaan4.5 Pemeriksaan 4.5.1 Pemantauan dan pengukuran4.5.1 Pemantauan dan pengukuran4.5.1 Pemantauan dan pengukuran4.5.1 Pemantauan dan pengukuran Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk secara berkala memantau dan mengukur karakteristik pokok operasinya yang dapat menimbulkan dampak lingkungan penting. Prosedur tersebut harus termasuk pendokumentasian informasi untuk memantau kinerja, pengendalian operasional yang berlaku dan pemenuhan tujuan dan sasaran lingkungan organisasi. Organisasi harus memastikan agar peralatan pemantauan dan pengukuran dikalibrasi atau diverifikasi, digunakan dan dipelihara serta organisasi harus menyimpan rekaman yang terkait. 4.5 Pemeriksaan4.5 Pemeriksaan4.5 Pemeriksaan4.5 Pemeriksaan 4.5.1 Pemantauan dan pengukuran kinerja4.5.1 Pemantauan dan pengukuran kinerja4.5.1 Pemantauan dan pengukuran kinerja4.5.1 Pemantauan dan pengukuran kinerja Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja K3 secara teratur. Prosedur ini harus dibuat untuk: a) pengukuran kualitatif dan kuantitatif, sesuai dengan keperluan organisasi; b) memantau perluasan yang memungkinkan tujuan K3 organisasi tercapai; c) memantau efektivitas pengendalian-pengendalian (untuk kesehatan juga keselamatan); d) mengukur kinerja secara proaktif untuk memantau kesesuaian dengan program manajemen K3, pengendalian dan kriteria operasional; e) mengkur kinerja secara reaktif untuk memantau kecelakaan, sakit penyakit, insiden (termasuk nyaris terjadi, dll.) dan bukti catatan lain penyimpangan kinerja K3; f) mencatat data dan hasil pemantauan dan mengukur kecukupan untuk melakukan analisis tindakan perbaikan dan pencegahan lanjutan. Jika peralatan pemantauan digunakan untuk mengukur dan memantau kinerja, organisasi harus membuat dan memelihara prosedur untuk kalibrasi dan pemeliharaan peralatan tersebut, sesuai keperluan. Catatan hasil kalibrasi dan pemeliharaan dan hasilhasil harus disimpan. PanduanPanduanPanduanPanduan PePePePemantauan, pengukuran,mantauan, pengukuran,mantauan, pengukuran,mantauan, pengukuran, Inspeksi danInspeksi danInspeksi danInspeksi dan PengujianPengujianPengujianPengujian Organisasi membuat prosedur pemantauan, pengukuran, inspeksi & pengujian terhadap peralatan yang digunakan. Alat pemantauan dan pengukuran yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk menentukan kesesuaian produk, dan alat pengukuran lingkungan kerja. Hampir semua perusahaan manufaktur menggunakan alat ukur, paling tidak alat ukur dimensi. Persyaratan ini dapat dipenuhi dengan membuat pengaturan tentang bagaimana mengkalibrasi atau memverifikasi alat ukur, frekwensi kalibrasi, membari penandaan alat ukur yang layak pakai, penggunaan, penyimpanan dan memelihara alat ukur agar terhindar dari kerusakan. Bila waktu mengkalibrasi ternyata penyimpangan hasil pengukuran terlalu jauh, organisasi harus melakukan evaluasi dengan suatu cara terhadap hasil aktifitas pengukuran yang sudah terlanjur dilakukan menggunakan alat yang tidak layak tersebut dan mengambil tindakan yang diperlukan, baik terhadap alat maupun terhadap produk yang terlanjur diukur oleh alat tersebut.
  • 11. Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001 Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002 11111111 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara) ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI termasuk teknik statistik dan cakupan penggunaannya. 8.2 Pemantauan dan8.2 Pemantauan dan8.2 Pemantauan dan8.2 Pemantauan dan pengukuranpengukuranpengukuranpengukuran 8.2.1 Kepuasan pelanggan8.2.1 Kepuasan pelanggan8.2.1 Kepuasan pelanggan8.2.1 Kepuasan pelanggan Sebagai salah satu pengukuran kinerja sistem manajemen mutu, organisasi harus memantau informasi berkaitan dengan persepsi pelanggan apakah organisasi telah memenuhi persyaratan pelanggan. Metode untuk memperoleh dan menggunakan informasi ini harus ditetapkan. CATATAN Pemantauan persepsi pelanggan dapat mencakup perolehan masukan dari sumber seperti survei kepuasan pelanggan, data pelanggan atas kualitas produk yang diserahkan, survei pendapat pengguna, analisis kehilangan usaha, bonus (compliment), klaim jaminan, dan laporan agen. 8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses Organisasi harus menerapkan metode pemantauan yang sesuai jika memungkinkan dilaksanakan dengan pengukuran proses sistem manajemen mutu. Metode ini harus memperagakan kemampuan proses untuk mencapai hasil yang direncanakan. Apabila hasil yang direncanakan tidak tercapai, harus dilakukan koreksi dan tindakan korektif, seperlunya. CATATAN Ketika menetapkan metode yang sesuai, organisasi dianjurkan untukmempertimbangkan jenis dan cakupan dari pemantauan atau pengukuran yang sesuai untuk setiap proses dalam hubungannya dengan dampak terhadap kesesuaian atas persyaratan produk dan efektifitas dari sistem manajemen mutu. 8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk Organisasi harus memantau dan mengukur karakteristik produk untuk melakukan verifikasi bahwa persyaratan produk tersebut terpenuhi. Hal ini harus dilakukan pada tahap yang sesuai dari proses realisasi produk menurut pengaturan yang sudah terencana (lihat 7.1). Bukti atas kesesuaian dengan kriteria keberterimaan harus dipelihara. Rekaman harus menunjukkan personel yang berwenang melepas produk untuk diserahkan kepada pelanggan (lihat 4.2.4). Pelepasan produk atau penyerahan jasa kepada pelanggan tidak boleh dilanjutkan sampai semua pengaturan yang direncanakan (lihat 7.1) diselesaikan secara memuaskan, kecuali jika disetujui oleh yang berwenang dan apabila memungkinkan disetujui oleh pelanggan. 8.4 Analisis data8.4 Analisis data8.4 Analisis data8.4 Analisis data Organisasi harus menetapkan, mengumpulkan, dan menganalisis data yang sesuai untuk memperagakan kesesuaian dan efektifitas sistem manajemen mutu serta mengevaluasi apakah koreksi berkesinambungan dari sistem manajemen mutu dapat dilakukan. Hal ini harus mencakup data yang dihasilkan dari
  • 12. Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001 Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002 12121212 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara) ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI pemantauan dan pengukuran serta sumber lain yang sesuai. Analisis data harus memberikan informasi yang berkaitan dengan: a) kepuasan pelanggan (lihat 8.2.1), b) kesesuaian pada persyaratan produk (lihat 8.2.4) c) karakteristik dan kecenderungan proses dan produk termasuk peluang untuk tindakan pencegahan (lihat 8.2.3 dan 8.2.4), dan d) pemasok (lihat 7.4). 8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses Organisasi harus menerapkan metode pemantauan yang sesuai jika memungkinkan dilaksanakan dengan pengukuran proses sistem manajemen mutu. Metode ini harus memperagakan kemampuan proses untuk mencapai hasil yang direncanakan. Apabila hasil yang direncanakan tidak tercapai, harus dilakukan koreksi dan tindakan korektif, seperlunya. CATATAN Ketika menetapkan metode yang sesuai, organisasi dianjurkan untuk mempertimbangkan jenis dan cakupan dari pemantauan atau pengukuran yang sesuai untuk setiap proses dalam hubungannya dengan dampak terhadap kesesuaian atas persyaratan produk dan efektifitas dari sistem manajemen mutu. 8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk Organisasi harus memantau dan mengukur karakteristik produk untuk melakukan verifikasi bahwa persyaratan produk tersebut terpenuhi. Hal ini harus dilakukan pada tahap yang sesuai dari proses realisasi produk menurut pengaturan yang sudah terencana (lihat 7.1). Bukti atas kesesuaian dengan kriteria keberterimaan harus dipelihara. Rekaman harus menunjukkan personel yang berwenang melepas produk untuk diserahkan kepada pelanggan (lihat 4.2.4). Pelepasan produk atau penyerahan jasa kepada pelanggan tidak boleh dilanjutkan sampai semua pengaturan yang direncanakan (lihat 7.1) diselesaikan secara memuaskan, kecuali jika disetujui oleh yang berwenang dan apabila memungkinkan disetujui oleh pelanggan. 4.5.2 Evaluasi Penaatan4.5.2 Evaluasi Penaatan4.5.2 Evaluasi Penaatan4.5.2 Evaluasi Penaatan Sesuai dengan komitmen terhadap penaatan, organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk secara berkala mengevaluasi penaatan terhadap persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Organisasi harus mengevaluasi penaatan terhadap ketentuan lain yang diikuti organisasi. Organisasi dapat menggabungkan evaluasi tersebut dengan evaluasi terhadap penaatan peraturan perundang- undangan, atau menetapkan prosedur yang terpisah. Organisasi harus menyimpan rekaman hasil evaluasi berkala tersebut. 4.5.2 Evaluasi kesesuaian4.5.2 Evaluasi kesesuaian4.5.2 Evaluasi kesesuaian4.5.2 Evaluasi kesesuaian 4.5.2.1 Konsisten dengan komitmen organisasi untuk kepatuhan (lihat 4.2c)], organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk secara periodik mengevaluasi kepatuhannya kepada peraturan perundangan yang relevan (lihat 4.3.2). Organisasi harus menyimpan catatan-catatan hasil dari evaluasi kesesuaian periodiknya. CATATAN Frekuensi evaluasi periodik bisa bervariasi sesuai dengan peraturan perundangannya. Organisasi harus mengevaluasi kepatuhannya dengan persyaratan lain di mana mendapatkannya (lihat 4.3.2). Organisasi dapat menggabungkan evaluasi ini dengan evaluasi kepatuhannya kepada peraturan perundangan sesuai dengan 4.5.2.1 atau membuat prosedur yang terpisah. Organisasi harus menyimpan catatan-catatan hasil dari evaluasi periodiknya. CATATAN Frekuensi evaluasi periodik bisa bervariasi sesuai dengan persyaratan lain di mana organisasi mendapatkannya. Panduan Evaluasi PenaatanPanduan Evaluasi PenaatanPanduan Evaluasi PenaatanPanduan Evaluasi Penaatan 1. Evaluasi lingkungan dilakukan dengan membandingkan hasil pemantauan dengan baku mutu yang terdapat dalam peraturan lingkungan yang relevan. 2. Evalluasi lkingkungan kerja juga harus dilakukan tidak hanya mengenai lingkungan fisik saja, namun termasuk juga pemenuhan secara administrasi. 3. Organisasi harus membuat prosedur untuk mengatur bagaimana menangani produk yang tidak sesuai: − Bagamina penandaan atau pemisahannya, − kepada siapa harus dilaporkan, siapa yang berwenang mengambil keputusan akhir − apakah aproduk harus diperbaiki atau disingkirkan atau digunakan dengan konsesi. NNNNAAAA NNNNAAAA 4.5.3 Penyelidikan insiden, ketidaksesuaian, tindakan4.5.3 Penyelidikan insiden, ketidaksesuaian, tindakan4.5.3 Penyelidikan insiden, ketidaksesuaian, tindakan4.5.3 Penyelidikan insiden, ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan pencegahanperbaikan dan pencegahanperbaikan dan pencegahanperbaikan dan pencegahan 4.5.3.1 Penyelidikan insiden4.5.3.1 Penyelidikan insiden4.5.3.1 Penyelidikan insiden4.5.3.1 Penyelidikan insiden Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk mencatat, menyelidiki dan menganalisis insiden-insiden untuk: a) menetapkan penyebab penyimpangan K3 dan factor- faktor lain yang dapat menyebabkan atau berkontribusi atas terjadinya insiden; b) mengidentifikasi kebutuhan untuk mengambil tindakan perbaikan; c) mengidentifikasi kesempatan melakukan tindakan PanduanPanduanPanduanPanduan PPPPeeeennnnyyyyeeeelllliiiiddddiiiikkkkaaaannnn IIIInnnnssssiiiiddddeeeennnn Organisasi harus membuat prosedur untuk menyelidiki, menganalisa setiap kejadian kecelakaan untuk menetapkan penyebab penyimpangan K3, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dalam pengambilan keputusan tindakan perbaikan.
  • 13. Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001 Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002 13131313 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara) ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI pencegahan; d) mengidentifikasi kesempatan untuk melakukan peningkatan berkelanjutan; e) mengkomunikasikan hasil-hasil dari penyelidikan. Penyelidikan ini harus dilakukan dalam waktu yang terukur. Setiap tindakan perbaikan yang diambil atau kesempatan untuk melakukan tindakan pencegahan harus terkait dan sesuai dengan 4.5.3.2. Hasil dari penyelidikan insiden harus didokumentasikan dan dipelihara. 8.4 Analisis data8.4 Analisis data8.4 Analisis data8.4 Analisis data Organisasi harus menetapkan, mengumpulkan, dan menganalisis data yang sesuai untuk memperagakan kesesuaian dan efektifitas sistem manajemen mutu serta mengevaluasi apakah koreksi berkesinambungan dari sistem manajemen mutu dapat dilakukan. Hal ini harus mencakup data yang dihasilkan dari pemantauan dan pengukuran serta sumber lain yang sesuai. Analisis data harus memberikan informasi yang berkaitan dengan: e) kepuasan pelanggan (lihat 8.2.1), f) kesesuaian pada persyaratan produk (lihat 8.2.4) g) karakteristik dan kecenderungan proses dan produk termasuk peluang untuk tindakan pencegahan (lihat 8.2.3 dan 8.2.4), dan h) pemasok (lihat 7.4). 8.5.2 Tindakan Perbaikan8.5.2 Tindakan Perbaikan8.5.2 Tindakan Perbaikan8.5.2 Tindakan Perbaikan Organisasi harus melakukan tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian untuk mencegah keterulangannya. Tindakan korektif harus sesuai dengan pengaruh ketidaksesuaian yang dihadapi. Harus ditetapkan prosedur terdokumentasi untuk menetapkan persyaratan bagi : a) peninjauan ketidaksesuaian (termasuk keluhan pelanggan), b) penetapan penyebab ketidaksesuaian, c) penilaian kebutuhan tindakan untuk memastikan bahwa ketidaksesuaian tidak terulang, d) penetapan dan penerapan tindakan yang diperlukan, e) rekaman hasil tindakan yang dilakukan (lihat 4.2.4), dan f) peninjauan efektifitas tindakan korektif yang dilakukan. 8.5.3 Tindakan pencegahan8.5.3 Tindakan pencegahan8.5.3 Tindakan pencegahan8.5.3 Tindakan pencegahan Organisasi harus menetapkan tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian potensial untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian. Tindakan pencegahan harus sesuai dengan pengaruh masalah potensial tersebut. Harus ditetapkan prosedur terdokumentasi untuk menetapkan persyaratan bagi: a) penetapan ketidaksesuaian potensial dan 4.5.34.5.34.5.34.5.3 Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakanKetidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakanKetidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakanKetidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakan pencegahanpencegahanpencegahanpencegahan Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk menangani ketidaksesuaian yang potensial maupun yang nyata terjadi serta melaksanakan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan. Prosedur tersebut harus menjelaskan persyaratan untuk: a) mengidentifikasi dan melaksanakan koreksi terhadap ketidaksesuaian dan melaksanakan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan yang timbul; b) menyelidiki ketidaksesuaian, menemukan penyebabnya dan melaksanakan tindakan untuk menghindari terulangnya ketidak sesuaian; c) mengevaluasi keperluan untuk melaksanakan tindakan pencegahan ketidaksesuaian dan menerapkan tindakan yang memadai untuk menghindari terjadinya ketidak sesuaian; d) merekam hasil tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang telah dilaksanakan; dan e) meninjau efektivitas tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang telah dilaksanakan. Tindakan yang dilaksanakan harus memadai terkait dengan besarnya masalah dan dampak lingkungan yang dihadapi. Organisasi harus memastikan agar dokumentasi sistem manajemen lingkungan disesuaikan. 4.5.3.2 Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakan4.5.3.2 Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakan4.5.3.2 Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakan4.5.3.2 Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakan pencegahanpencegahanpencegahanpencegahan Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk menangani ketidaksesuaian- ketidaksesuaian yang aktual dan potensial dan untuk melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan. Prosedur harus menetapkan persyaratan-persyaratan untuk: a) mengidentifikasi dan memperbaiki ketidaksesuan dan mengambil tindakan perbaikan untuk mengurangi dampak K3; b) menyelidiki ketidaksesuaian, menetapkan penyebab- penyebab dan mengambil tindakan-tindakan untuk mencegah terjadi lagi; c) evaluasi kebutuhan untuk melakukan tindakan pencegahan dan menerapkan tindakan yang dirancang untuk mencegah agar tidak terjadi; d) mencatat dan mengkomunikasikan hasil-hasil tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang dilakukan; e) meninjau efektivitas tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang dilakukan. Bila tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan menimbulkan adanya bahaya-bahaya baru atau yang berubah atau perlu adanya pengendalian baru atau diperbaiki, prosedur ini harus mensyaratkan bahwa tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan sudah melalui penilaian risiko sebelum diterapkan. Setiap tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang diambil untuk menghilangkan akar penyebab ketidaksesuaian yang aktual dan potensial harus sesuai dengan besarnya masalah dan seimbang dengan risikorisiko K3 yang dihadapi. Organisasi harus memastikan bahwa setiap perubahan yang timbul dari tindakan perbaikan dan pencegahan dibuatkan dalam dokumentasi sistem manajemen K3. PanduanPanduanPanduanPanduan Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan danKetidaksesuaian, tindakan perbaikan danKetidaksesuaian, tindakan perbaikan danKetidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindatindatindatindakan pencegahankan pencegahankan pencegahankan pencegahan Organisasi harus membuat prosedur untuk mengatur alur tindakan koreksi dan pencegahan, dimulai dari munculnya atau teridentifikasinya masalah / potensi masalah, bagaimana mencari penyebab masalah / potensi masalah sampai pada peninjauan efektifitas tindakan. Perhatikan bahwa tindakan koreksi berbeda dengan penanganan produk tidak sesuai yang dibahas pada klausul 8.3. Klausul 8.3 fokus pada bagaimana menangani produk tidak sesuai (pemisahan, perbaikan produk) sedangkan tindakan koreksi pada klausul 8.5.2 fokus pada bagaimana agar, misalnya, tingkat produk tidak sesuai yang berelebihan (tidak wajar) tidak terulang lagi di masa depan. Perhatikan pula bahwa dalam versi 2008, secara ekslisit peninjauan harus dilakukan atas ‘efektifitas’ dari tindakan koreksi, bukan lagi sekedar peninjauan ‘tindakan yang dilakukan’. Penanganan masalah yang efektif diperlukan agar suatu masalah yang sama tidak berulang, tidak menjadi masalah kronis yang menguras enerji dan sumber daya secara terus menerus.
  • 14. Panduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan ImplementasiPanduan Implementasi ISO 9ISO 9ISO 9ISO 9001001001001,,,, ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001ISO 14001 dan OHAS 18001 Berdasarkan lampipran A table A.1 OHSAS 18001:2002 14141414 |||| dikombinasikan berdasarkan lampiran A table A.1 OHSAS 18001:2007 oleh Widiatmoko, Ignatius (ISO Dept. PT. Titan Petrokimia Nusantara) ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008 ISOISOISOISO 11114001:20044001:20044001:20044001:2004 OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 1OHSAS 18001:20078001:20078001:20078001:2007 PANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASIPANDUAN IMPLEMENTASI penyebabnya, b) penilaian kebutuhan akan tindakan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian, c) penetapan dan penerapan tindakan yang diperlukan, d) rekaman hasil tindakan yang dilakukan (lihat 4.2.4), dan e) peninjauan efektifitas tindakan pencegahan yang dilakukan. 4.2.44.2.44.2.44.2.4 Pengendalian rekamanPengendalian rekamanPengendalian rekamanPengendalian rekaman Rekaman yang ditetapkan untuk memberikan bukti kesesuaian dengan persyaratan dan beroperasinya sistem manajemen mutu secara efektif harus dikendalikan. Organisasi harus menetapkan prosedur terdokumentasi untuk menentukan pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, masa simpan, dan pemusnahan rekaman. Rekaman harus tetap jelas dibaca, siap diidentifikasi, mudah dicari dan didapatkan kembali. 4.5.4 Pengendalian rekaman4.5.4 Pengendalian rekaman4.5.4 Pengendalian rekaman4.5.4 Pengendalian rekaman Organisasi harus menetapkan dan memelihara rekaman yang diperlukan untuk menunjukkan pemenuhan persyaratan sistem manajemen lingkungannya dan standar ini, serta hasil yang dicapai. Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk pengidentifikasian, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, penahanan, dan pembuangan rekaman. Rekaman harus tetap terbaca, teridentifikasi dan terlacak. 4.5.4 Pengendalian catatan4.5.4 Pengendalian catatan4.5.4 Pengendalian catatan4.5.4 Pengendalian catatan Organisasi harus membuat dan memelihara catatan sesuai keperluan untuk memperlihatkan kesesuaian dengan persyaratan sistem manajemen K3 organisasi dan Standar OHSAS ini, serta hasil-hasil yang dicapai. Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi, menyimpan, melindungi, mengambil, menahan dan membuang catatancatatan. Catatan harus dan tetap dapat dibaca, teridentifikasi dan dapat dilacak. Panduan RekamanPanduan RekamanPanduan RekamanPanduan Rekaman Organisasi harus membuat prosedur pengendalian rekaman yang mencakup peng-identifikasian, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, penyimpanan dan pembuangan rekaman. Rekaman meliputi: 1. Peraturan perundangan yang relevan dengan kegiatan organisasi; 2. Persyaratan lain yang diacu oleh organisasi; 3. Kebijakan; 4. Manual K3LH; 5. Sasaran & Program K3LH; 6. Struktur organisasi; 7. Identifikasi bahaya/aspek lingkungan; 8. Tugas & tanggungjawab personel; 9. Prosedur/instruksi; 10. Izin kerja; 11. Hasil kegiatan pelatihan; inspeksi; kalibrasi; pemeliharaan; pengukuran & pemantauan; sertifikasi, inciden, kesiagaant darurat, hasil audit, hasil safety meeting, rapat P2K3, evaluasi penaatan, komunikasi dengan pihak terkait, daftra hadir, materi pelatihan, evaluasi pelatian, identifikasi kebutuhan pelatihan, laporan’ dll. 8.2.2 Audit internal8.2.2 Audit internal8.2.2 Audit internal8.2.2 Audit internal Organisasi harus melakukan audit internal pada selang waktu terencana untuk menentukan apakah sistem manajemen mutu a) memenuhi pengaturan yang direncanakan (lihat 7.1), terhadap persyaratan standar ini dan persyaratan sistem manajemen mutu yang ditetapkan oleh organisasi, dan b) diterapkan dan dipelihara secara efektif. Program audit harus direncanakan dengan mempertimbangkan status serta pentingnya proses dan area yang diaudit, termasuk hasil audit sebelumnya. Kriteria, lingkup, frekuensi dan metode audit harus ditetapkan. Pemilihan auditor dan pelaksanaan audit harus memastikan objektifitas dan ketidakberpihakan proses audit. Auditor tidak boleh mengaudit pekerjaan mereka sendiri. Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk mendefiniskan tanggung jawab dan persyaratan untuk perencanaan dan pelaksanaan audit, penetapan rekaman dan pelaporan hasil. 4.5.5 Audit internal4.5.5 Audit internal4.5.5 Audit internal4.5.5 Audit internal Organisasi harus memastikan bahwa audit internal terhadap sistem manajemen lingkungan dilaksanakan pada jangka waktu yang direncanakan untuk: a) menentukan apakah sistem manajemen lingkungan: 1. memenuhi pengaturan yang direncanakan untuk manajemen lingkungan termasuk persyaratan standar ini; dan 2. telah diterapkan dan dipelihara secara memadai, serta b) menyediakan informasi hasil audit bagi manajemen. Program audit harus direncanakan, ditetapkan, diterapkan dan dipelihara oleh organisasi, dengan mempertim- bangkan tingkat kepentingan berbagai operasi dari sisi lingkungan serta hasil audit sebelumnya. Prosedur audit harus ditetapkan, diterapkan dan dipelihara, yang memuat: − tanggungjawab dan persyaratan untuk perencanaan dan pelaksanaan audit, pelaporan hasil dan penyimpanan rekaman yang terkait; − penentuan kriteria, lingkup, frekuensi dan metode 4.5.5 Audit internal4.5.5 Audit internal4.5.5 Audit internal4.5.5 Audit internal Organisasi harus membuat dan memelihara program dan prosedur untuk pelaksanaan audit sistem manajemen K3 secara berkala, agar dapat: 1. menentukan apakah sistem manajemen K3: a) sesuai dengan pengaturan yang direncanakan untuk manajemen K3, termasuk persyaratan Standar OHSAS ini, dan b) telah diterapkan dan dipelihara secara baik; dan c) efektif memenuhi kebijakan dan tujuan-tujuan organisasi; 2. memberikan informasi tentang hasil audit kepada pihak manajemen. a) Program audit harus direncanakan, dibuat, diterapkan dan dipelihara oleh organisasi, sesuai dengan hasil penilaian risiko dari aktivitas- aktivitas organisasi, dan hasil audit waktu yang lalu. b) Prosedur audit harus dibuat, diterapkan dan dipelihara yang menjelaskan: − tanggung jawab, kompetensi, dan persyaratan untuk merencanakan dan melaksanakan audit, Panduan AuditPanduan AuditPanduan AuditPanduan Audit Organisasi harus membuat prosedur audit yang mencakup tujuan, ruang lingkup, tim audit, program/ jadual audit, metodologi audit, laporan audit, proses verifikasi dan kaitan audit internal dengan tinjauan manajemen, tanggungjawab dan persyaratan untuk perencanaan dan pelaksanaan audit, pelaporan hasil dan penyimpanan rekaman yang terkait; penentuan kriteria, lingkup, frekuensi dan metode audit. Membuat program audit dan jadual Program menggambarkan ruang lingkup audit seperti departemen, klausa Standar, prosedur yang harus diperiksa; tim auditor dan auditee pada area yang diaudit, waktu pelaksanaan. Membuat daftar periksa (check list) sebagai panduan bagi tim auditor. Membuat laporan audit, memantau tindak lanjut hasil audit dan melaporkan dalam rapat tinjauan manajemen. Audit dilakukan secara berkala dan minimal satu kali dalam setahun. Pastikan bahwa auditor telah mempunyai kompetensi untuk melakukan audit.