Audit sistem manajemen mutu bertujuan untuk menilai kesesuaian dan efektivitas sistem mutu perusahaan dengan standar yang telah ditetapkan. Audit dilakukan secara berkala untuk memastikan perbaikan berkelanjutan dan memenuhi persyaratan pelanggan. Ruang lingkup audit mencakup proses, produk, sistem, dan kebijakan perusahaan untuk mengidentifikasi kelemahan dan memberikan rekomendasi perbaikan.
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
AUDIT SMK MUTU
1. iii
AUDIT SISTEM MANAJEMEN MUTU
Diajukan untuk memenuhi syarat tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu
Program Strata Satu Jurusan Manajemen
Institut Teknologi dan Bisnis
Ahmad Dahlan Jakarta
Disusun Oleh :
Eka Deny Saputra (2016024733)
Ilham Firmansyah Aji (201602)
Rian Yulianto (201602)
Wahyu Supriadi (201602)
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS AHMAD DAHLAN
JAKARTA
2019
2. iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin banyaknya perusahaan di Indonesia maka persaingan yang terjadi akan semakin tinggi.
Persaingan dalam merebut pasar mendorong perusahaan untuk memberikan yang lebih kepada pelanggannya
relatif dibandingkan dengan apa yang diberikan pesaing. Usaha dan operasional perusahaan terfokuskan
kepada keinginan, harapan dan kebutuhan pelanggan (customer focus). Sehingga, perusahaan perlu
membangun suatu sistem mutu untuk memastikan bahwa proses-proses yang berjalan di dalam perusahaan
dapat menjamin dihasilkan dan diserahkannya produk yang sesuai dengan spesifikasi pelanggan.
Sistem kepastian mutu merupakan sesuatu yang dinamis. Sistem ini harus mampu beradaptasi dan berubah
untuk mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan.
Sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk menghasilkan produk sesuai dengan standar mutu yang telah
ditetapkan untuk memenuhi persyaratan pelanggan, secara periodik dilakukan audit terhadap sistem kepastian
mutu yang diterapkan perusahaan.
Dengan demikian Audit sistem manajemen mutu sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan dalam
mengukur suatu kinerja perusahaan. Bagaimana suatu perusahaan dapat bersaing dengan melihat aspek
outcome. Hasil dari efesiensi dan efektivitas suatu perusahaan dapat diukur dengan input, output dan
outcome. Mutu atau kualitas juga merupakan tolak ukur suatu perusaahan. Dalam makalah ini akan
menjelaskan bagaimana Audit sistem manajemen mutu Terhadap Kepastian Mutu. Menjelaskan prinsip dan
strategi yang digunakan dalam audit manajemen terhadap kepastian mutu.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut :
1. Apa pengertian audit sistem manajemen mutu?
2. Apa manfaat audit sistem manajemen mutu?
3. Bagaimana ruang lingkup audit sistem manajemen mutu?
4. Bagaimana strategi pendekatan audit sistem manajemen mutu?
3. v
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka makalah ini mempunyai tujuan.Tujuan dari makalah ini
sebagai berikut :
1. Memahami pengertian audit sistem manajemen mutu
2. Memahami manfaat audit sistem manajemen mutu
3. Memahami ruang lingkup audit sistem manajemen mutu
4. Memahami strategi pendekatan audit sistem manajemen mutu
4. vi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PengertianAudit sistemmanajemen mutu
Auditmutudidefinisikansebagai prosessistematik,independendanterdokumentasiuntukmemperolehbukti
auditdan mengevaluasinyasecaraobjektif untukmenentukansampai sejauh manakriteriaauditdipenuhi(BSN,2002).
Auditsistemmanajemen mutubiasanyadilakukanuntukmenentukantingkatkesesuaianaktivitasorganisasi terhadap
standar SistemManajemenMutuyangtelahditentukansertaefektivitasdari penerapansystem tersebut.
Sedangkanmenurut The International StandardForTerminologyInQualityManajement,ISO8402, Audit
sistemmanajemen mutumerupakansuatupengujianyangsitematisdanindependentuntukmenentukanapakah
aktivitasmutudanhasil sesuai denganpengaturanyangdirencanakan,danapakahpengaturantersebutdapat
diimplementasikansecaraefektif dancocokuntukmencapai tujuan. Jadi dalamhal auditini,auditormenguji
kesesuaianterhadapstandardsystemmutuyangberlakudanmengedentifikasiperbaikanyangmungkindilakukan.
Auditsistemmanajemen mutuadalah“prosessistematis,mandiri,danterdokumentasi untukmemperolehbukti
objektif danmenilainyasecaraobjektif untukmenentukansejauhmanakriteriaaudityangtelahdipenuhi.”Auditini
dirancanguntukmenilai aktivitas,praktikataukebijakanperusahaanuntukmenentukanapakahperusahaanmemiliki
kemampuanuntukmemenuhi standarkualitasyangtelahditetapkandalamoperasinya.
Bilasistemmanajemenmutu diterapkanbersama,penggunastandarini dapatmemilihuntukmelaksanakanaudit
sistemmanajemenmutudanlingkungansecaraterpisahataubersamaan.Walaupunstandarini berlakuuntukaudit
sistemmanajemenmutudan/ataulingkungan,pengguna dapatmempertimbangkanuntukmengacuatau
menyesuaikanpanduandalamstandarini untukauditjenislainnya,termasukauditsistemmanajemenlainnya.
Standar ini hanyamemberikanpanduan;penggunadapatmemakainyauntukmengembangkanpersyaratanmereka
sendiri dalamhal-hal yangterkaitdenganaudit.
5. vii
Sebagai tambahan,panduandalamstandarini dapatbermanfaatbagi personel atau
organisasi lainyangberkepentingandenganpemantauankesesuaianterhadap
persyaratantertentu,sepertispesifikasi produkatau ketentuanperaturanperundang-
undangan
2.2 Manfaat Audit sistem manajemen mutu
Audit dirancang untuk salah satu atau lebih dari tujuan berikut :
1. Memeriksa kesesuaian atau ketidaksesuaian unsur-unsur sistem mutu
dengan standar yang telah ditentukan
2. Memeriksa keefektifan pencapaian tujuan mutu yang telah ditentukan
3. Memberi kesempatan teraudit memperbaiki sistem mutu;
4. Memenuhi syarat-syarat peraturan/perundangan.
Berikut ini alasan dalam mengaudit kepastian mutu :
1. Memfasilitasi evaluasi kinerja, sistem kontrol, dan prosedur penjaminan
mutu.
2. Meyakinkan bahwa institusi akuntabel terhadap mutu dan standar yang
telah ditentukan.
3. Meningkatkan kemampuan institusi untuk memprioritaskan lingkup
tertentu dan memfasilitasi pengambilan keputusan.
4. Memudahkan institusi untuk memberikan tanggapan lebih baik terhadap
persyaratan yang diminta audit mutu eksternal serta untuk menilai mutu.
5. Menyediakan sarana untuk identifikasi cara kerja yang baik untuk
disebarluaskan.
Audit sistem kepastian mutu memiliki peranan penting dalam memberikan
kepastian kualitas mutu kepada pelanggan dan proses yang berlangsung di dalam
perusahaan. Hasil audit kepastian mutu adalah laporan yang berisi temuan-temuan
6. vii
i
berupa deviasi atau penyimpangan dari standar yang telah ditentukan dan tindakan
korektif yang direkomendasikan kepada manajemen dan fungsi perusahaan yang
terkait.
` Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil audit sistem kepastian
kualitas dengan berbagai kepentingan dan tujuannya yaitu perusahaan, pelanggan,
pemerintah, asosiasi, dan lembaga sertifikasi.
Manfaat audit manajemen kepastian mutu sebagai berikut :
1. Menilai ketaatan terhadap prosedur pengendalian mutu dan standar
program mutu.
2. Menilai proses pengembalian keputusan untuk keabsahan.
3. Menilai karakteristik mutu suatu produk serta proses yang berkaitan dengan
spesifikasi dari pelanggan atau pendesain melalui pengendalian dari
inspkesi reguler.
4. Memperbaiki efektivitas dari program manajemen mutu.
5. Mengeksplorasi penyebab kerusakan, keluhan pelanggan dan masalah lain.
6. Memperoleh sertifikasi normal dari program manajemen mutu.
7. Mengarahkan dan memotivasi staff dan manajemen untuk menciptakan
kesadaran mutu.
8. Menunjukkan perhatian manajemen mutu terhadap pemasok untuk
memperoleh perlindungan atas tuntutan liabilitas produk.
9. Memperkenalkan formalitas dan konsistensi dalam program mutu.
10. Melakukan pelatihan dan memberikan pengetahun teknis.
Hasil audit dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Salah satu
manfaat audit yang paling sentral adalah sebagai dasar untuk mengambil
keputusan, melakukan perbaikan, meningkatkan efisiensi dan efektivitas fungsi
organisasi. Dengan informasi hasil penilaian auditor dan rekomendasi yang
disampaikan, akan memungkinkan pimpinan unit operasi melakukan tindakan
perbaikan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas maupun produktivitas usaha
secara lebih terarah.
7. ix
` Proses audit merupakan media pembelajaran dan pertumbuhan yang tidak
ternilai harganya bagi para pelaku audit itu sendiri. Karena melalui proses audit,
tejadi proses pemahaman secara mendalam tentang seluk beluk operasi organisasi
serta permasalahan yang dihadapinya, baik permasalahan skala organisasi maupun
permasalahan spesifik yang ada pada setiap fungsi dalam organisasi. Dengan
demikian seorang auditor secara disadari atau tidak telah mempelajari proses
manajemen organisasi secara komprehensif dan manajemen fungsional secara
intensif.
2.3 Ruang Lingkup Audit Manajemen
Tipe audit dapat dibedakan tergantung dari pada obyek dan tujuan audit :
1. Internal dan Eksternal
Audit internal yang terkadang disebut audit pihak pertama, dilaksanakan
oleh, atau atas nama organisasi itu sendiri untuk kaji ulang manajemen dan
tujuan internal lainnya, dan dapat menjadi dasar untuk “Pernyataan Diri
Kesesuaian Organisasi”. Dalam beberapa hal, khususnya untuk organisasi
skala kecil, independensi dapat diperagakan melalui kebebasan tanggung
jawab auditor dari kegiatan yang diaudit
Audit eksternal mencakup audit yang biasanya disebut dengan audit pihak
kedua dan pihak ketiga. Audit pihak kedua dilaksanakan oleh pihak yang
memiliki kepentingan terhadap organisasi, seperti pelanggan, atau personel
lain atas nama pelanggan. Audit pihak ketiga dilaksanakan oleh organisasi
eksternal yang melakukan audit secara independen, seperti organisasi yang
memberikan registrasi atau sertifikasi kesesuaian terhadap persyaratan
2. Sistem, Produk, Proses, Lokasi, dan Organisasional
Audit ini mensyaratkan keahlian teknologi auditor. Garis dasar (baseline)
dan regular. Baseline audit, biasanya lebih menyeluruh dan intensif. Regular
audit, dapat diperluas dengan audit khusus atau audit ad hoc dengan alasan
8. x
kerusakan yang banyak, perubahan-perubahan, dan ketersediaan sumber
daya.
3. Khusus dan komprehensif
Audit khusus (special audits), adalah terbatas. Audit komprehensif
(comprehensive audits), mencakup area - area lain seperti akuntansi, operasi,
dan pemasaran.
` Dalam Sistem Manajemen Mutu (SMM) ada beberapa alasan melakukan
audit berkesinambungan. Yaitu untuk melihat efektivitas sistem berdasar
sampling dan lokasi / bagian, walaupun alasan yang pokok memberi jaminan
dan mencegah timbulnya masalah-masalah dan meningkatkan efektivitas SMM
alasan melakukan audit antara lain (Iskandar Indranata, 2006) :
1. Meyakinkan organisasi akan efektivitas dan kesesuaian akan system itu
sendiri.
2. Meyakinkan organisasi dalam memilih pemasok baru, bahwa SMM
pemasok sesuai dengan apa yang diinginkan organisasi.
3. Meyakinkan organisasi bahwa pemasok yang ada masih memenuhi
persyaratan yang ditetapkan organisasi.
4. Memenuhi kesesuaian standar/undang-undang, bahwa organisasi harus terus
menerus mengimplementasikan dan memelihara SMM secara konsisten.
Prinsip Audit Manajemen Mutu
Audit mutu didasarkan pada sejumlah prinsip. Ketaatan dan kepatuhan
terhadap prinsip tersebut merupakan prasyarat untuk memberikan kesimpulan
audit yang sesuai dan cukup serta memungkinkan auditor bekerja secara
independen untuk mencapai kesamaan kesimpulan pada situasi serupa. Prinsip
Audit Mutu, secara garis besar terdiri dari dua prinsip yaitu prinsip-prinsip yang
terkait dengan auditor dan prinsip-prinsip yang terkait dengan kegiatan audit.
Prinsip-prinsip yang terkait dengan auditor, yaitu :
a. Kode Etik sebagai Dasar Profesionalisme. Kode Etik merupakan dasar
profesionalisme auditor dalam pelaksaan audit. Profesionalisme dari
9. xi
seorang auditor tercermin pada sikap dapat dipercaya, memiliki integritas,
dapat menjaga kerahasiaan dan berpendirian. Seorang auditor harus
mampu menunjukkan sikap berpendirian, yaitu sikap mampu memberikan
penilaian yang proporsional dan kontekstual.
b. Menyajikan hasil yang obyektif dan akurat,Seorang auditor berkewajiban
untuk melaporkan hasil temuan audit secara benar dan akurat. Temuan
audit, kesimpulan audit dan laporan audit mencerminkan pelaksanaan
kegiatan audit secara benar dan akurat. Hambatan signifikan yang
ditemukan selama audit dan perbedaan pendapat yang tidak terselesaikan
antara tim audit dan auditi harus dilaporkan.
c. Profesional, memiliki kompetensi sebagai auditor.
Prinsip Audit yang relevan dengan kegiatan audit, yaitu :
a. Independen - auditor (mandiri dan tidak berpihak) tidak melakukan audit
pada area yang bukan tanggungjawabnya.
b. Bukti Obyektif sebagai dasar membuat kesimpulan audit, dapat
diverifikasi dan sample audit yang diambil cukup mewakili
c. Terencana, audit harus terencana secara sistematik sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan organisasi.
d. Auditor harus berkualifikasi dan independen
e. Maksud dan tujuan dari audit harus diklarifikasi dan disetujui
f. Audit harus direncanakan dan dipersiapkan secara memadai
g. Orang yang bertanggung jawab atas aktifitas yang akan diaudit harus
secara baik dan diberitahukan sebelum dan sesudah audit
h. Rencana audit dan laporan akhir harus tertulis
i. Auditor harus menindaklanjuti tindakan perbaikan
j. Penilaian terhadap standar harus obyektif, faktual dan apabila mungkin
kuantitatif
k. Audit tidak mengganggu kegiatan operasional yang berjalan
l. Frekuensi, intensitas dan luas audit bervariasi dengan kebutuhan aktual
m. Kertas kerja dan dokumen audit harus disimpan dengan baik dan teratur
10. xii
n. Uji petik untuk mengumpulkan bukti harus tidak memihak dan dapat
dipercaya
Pengelolaan Program Audit
Program audit dapat mencakup satu audit atau lebih, tergantung pada ukuran, sifat
dan kompleksitas organisasi yang diaudit. Audit tersebut dapat memiliki beberapa
tujuan dan dapat juga mencakup audit gabungan atau audit kombinasi.
Program audit juga mencakup seluruh kegiatan yang diperlukan untuk
perencanaan dan pengorganisasian tipe dan jumlah audit, dan menyediakan
sumber daya untuk melaksanakan audit secara efektif dan efisien dalam jangka
waktu yang ditetapkan.
Suatu organisasi dapat menetapkan lebih dari satu program audit.
Manajemen puncak organisasi sebaiknya memberikan kewenangan untuk
mengelola program audit.
Personel yang diberi tanggung jawab untuk mengelola program audit sebaiknya:
a. menetapkan, menerapkan, memantau, meninjau dan meningkatkan program
audit
b. mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan dan menjamin ketersediaannya
TABEL
Kegiatan audit
Ada enam langkah spesifik dalam Proses Audit yang harus diikuti agar
pengauditan berjalan dengan sukses. Proses Audit yang akan dijabarkan adalah
Proses Audit yang biasa dilakukan oleh Auditor Eksternal. Berikut enam langkah
dalam Proses Audit secara umum:
Meminta Dokumen yang Dibutuhkan
Setelah mengonfirmasi bahwa Auditor akan mendatangi klien yang akan diaudit,
Auditor akan meminta dokumen-dokumen yang dibutuhkan terkait kebutuhan
Audit. Bahkan biasanya Auditor sudah mengirimkan daftar dokumen-dokumen
11. xii
i
yang dibutuhkan terlebih dahulu kepada klien di dalam Audit Checklist.
Dokumen-dokumen tersebut dapat mencakup salinan Laporan Audit sebelumnya,
rekening koran, nota keuangan, dan buku besar. Selain itu, Auditor juga dapat
meminta bagan organisasi klien bersama dengan daftar nama dewan dan komite
terkait.
Mempersiapkan Rencana Audit
Auditor akan memeriksa informasi yang terkandung dalam dokumen dan
merencanakan bagaimana Proses Audit akan dilakukan. Setiap Auditor pastinya
memiliki gaya pengauditan yang berbeda-beda dengan tetap mengindahkan Kode
Etik sebagai Auditor. Workshop risiko dapat dilakukan oleh tim Audit untuk
mengidentifikasi kemungkinan masalah yang akan muncul selama Proses Audit
dilaksanakan. Dan kemudian, Auditor akan menyusun rencana audit sesuai
workshop atau diskusi yang sudah dilakukan oleh tim Audit.
Menjadwalkan Rapat Terbuka
Auditor perlu mengundang Manajemen Senior, General Affair, atau Staf
Administrasi Utama dari pihak klien ke suatu Rapat Terbuka. Di dalam Rapat
Terbuka, Auditor akan mempresentasikan Ruang Lingkup Audit (Audit Scope),
lama waktu pelaksanaan audit, dan masalah lain yang perlu dibahas terkait
pelaksanaan Audit. Setiap Kepala Departemen dari pihak klien dapat diminta
tolong untuk mengomunikasikan kepada staf bawahannya tentang kemungkinan
adanya wawancara dengan Auditor
Mulai Melakukan Kerja Lapangan
Auditor mengambil informasi yang dikumpulkan dari Rapat Terbuka dan
menggunakannya untuk merealisasikan Rencana Audit. Kerja Lapangan
kemudian dilaksanakan dengan berkomunikasi kepada anggota staf dan meninjau
Prosedur dan Proses Audit. Auditor akan menguji kepatuhan klien terkait
pencatatan dan pelaporan keuangan yang sesuai dengan PSAK. Kontrol internal
dievaluasi untuk memastikan bahwa hal tersebut benar-benar dijalankan secara
reliabel dan memadai. Auditor dapat mendiskusikan suatu masalah saat masalah
tersebut muncul kepada klien untuk memberi klien tersebut kesempatan untuk
memberikan feedback.
Menyusun Laporan
Auditor menyiapkan Laporan Audit yang berisi rincian temuan-temuan audit
selama Proses Audit dilaksanakan. Laporan Audit akan merangkum segala
kesalahan matematis, temuan yang bersifat material dan tidak material,
12. xi
v
pembayaran yang diotorisasi tetapi tidak dibayar, dan temuan-temuan lainnya.
Auditor kemudian akan menulis komentar terkait temuan-temuan audit dan
merekomendasikan solusinya kepada klien.
Menyiapkan Rapat Penutupan
Auditor meminta tanggapan dan persetujuan dari klien terkait masalah dan temuan
dalam Laporan Audit pada Rapat Penutupan. Dan Auditor juga tidak lupa untuk
menjelaskan deskripsi rencana aksi manajemen untuk mengatasi masalah dan
temuan tersebut serta tanggal penyelesaian yang disepakati. Pada Rapat
Penutupan, semua pihak yang terlibat akan mendiskusikan Laporan Audit dan
tanggapan manajemen secara matang. Jika terdapat masalah lain, mereka akan
langsung menyelesaikan dan mencari solusinya pada Rapat Penutupan.
2.4 Strategi Pendekatan Audit Sistem Manajemen Mutu
Mengadopsi model PDSA (plan-do-study-act) yang dipopulerkan oleh deming,
audit sistem manajeman mutu dapat mengikuti langkah-langkah beriku:
1. Perencanaan audit
Ada tahap ini auditor melakukan identifikasi terhadap tujuan atau sasaran
organisasi. Perencanaan audit dapat mengidentifikasi 5W + 1H : siapa
(who), apa (what), dimana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how),
yang berkaitan dengan objek audit.
2. Pelaksanaan audit
Pelaksanaan audit diawali dengan suatu pertemuan pendahuluan auditor
dengan berbagai pihak yang berwenag untuk membahas tentang ruang
lungkup audit, tujuan, jadwal pelaksanaan, dan rancangan kertas kerja audit
(KKA). Proses audit diawali dengan mereview / memriksa proses, produk,
atau sistem. Setelah mereview proses, auditor mendokumentasikan
berbagai temuan auditnya dalam KKA, yang nantinya akan disajikan dalam
ringkasan umum yang akan dibahas pada pertemuan akhir dengan berbagai
pihak terkait. Dalam waktu yang singkat kemudian auditor menyajikan
laporan tertulis, yang mencatat temuan - temuan audit, kesimpulan audit,
dan rekomendasi yang diberikan.
3. Mempelajari hasil audit
13. xv
Hasil audit menyajikan informasi tentang kekuatan, kelemahan dan beerapa
bagian yang membutuhkan peningkatan dalam organisasi auditee. Sebagai
respon terhadap laporan audit, pihak-pihak yang terkait kemudian
mengembangkan rencana tindakan perbaikan berdasarkan rekomendasi
yang diberikan auditor. Hasil pengembangan tersebut dirumuskan dan
didokumentasikan dalam suatu rencana tindakan korektif yang akan
diambil.
4. Tindakan perbaikan
Pada tahap ini, organisasi didampingi oleh auditor, mengimplementasikan
rencana tindakan perbaikan yang telah ditetapkan.
Strategi meningkatkan nilai tambah. Berikut ini adalah beberapa strategi
yang dapat dijadikan panduan oleh auditor dalam audit kepastian mutu :
1. Perencanaan Audit
a. Memahami harapan auditee / budaya organisasi
b. Perhatian khusus pada beberapa permasalahan (hasil dari audit
sebelumnya).
c. Analisis resiko berdasarkan sector industry atau khusus terhadap
organisasi auditee.
d. Praevaluasi terhadap peraturan yang berhubungan.
e. Membentuk tim audit yang kompeten untuk mencapai tujuan audit.
f. Mengalokasikan waktu yang cukup.
2. Teknik Audit
a. Fokus pada beberapa proses dengan prosedur yang terbatas.
Mendokumentasikan prosedur, instruksi kerja, daftar pertanyaan, dan
sebagainya sangatlah penting untuk rencana organisasi dan proses
pengendalian.
b. Ingat dan pahami dengan baik prinsip-prinsip managemen kualitas.
c. Gunakan pendekatan PDAC (plan, do, check, act ) untuk mengevaluasi
efektivitas organisasi.
14. xv
i
3. Menghubungkan temuan dan pengaruhnya terhadap kemampuan
organisasi menyediakan produk sesuai dengan spesifikasinya Laporan dan
Tindak Lanjut sebagai berikut :
1. Melaporkan secara pantas temuan-temuan audit.
2. Pastikan bahwa beberapa aspek budaya ikut menjadi bahan
pertimbangan.
3. Memberi tekanan terhadap temuan positif sebagai sesuatu yang tepat.
4. Melihat bagaimana solusi yang diusulkan oleh organisasi sebagai
respon terhadap temuan negative berguna.
5. Laporan harus objektif dan berfokus pada audiens yang tepat.
Bukti Audit, Informasi Penguat, dan Prosedur Audit
Setelah Auditor mengembangkan tujuan audit spesifik untuk saldo akun
atau golongan transaksi yang material, selanjutnya ia akan mengembangkan
prosedur audit yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengumpulkan
bahan bukti kompeten yang cukup. Telah disebutkan bahwa materialitas dan
risiko, factor-faktor ekonomi, serta ukuran dan karakteristik populasi
mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kecukupan bukti audit. Sedangkan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kompetensi
bukti audit adalah relevansi, sumber, ketepatan waktu, dan objektivitas.
1. Keputusan Bukti Audit Keputusan utama yang dihadapi para auditor adalah
menentukan jenis dan jumlah bukti audit yang tepat untuk dikumpulkan agar
dapat memberikan keyakinan yangt memadai bahwa berbagai komponen dalam
laporan keuangan serta dalam keseluruhan laporan lainnya telah disajikan secara
wajar. Berbagai keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dapat dipilah
kedalam empat sub keputusan berikut ini; Prosedur-prosedur audit apakah yang
akan digunakan; Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur
tertentu; Item-item manakah yang akan dipilih dari populasi dan Kapankah
berbagai prosedur itu akan dilakukan.
2. Jenis-jenis Bukti Audit Dalam menentukan prosedur audit mana yang akan
digunakan, auditor dapat memilihnya dari delapan kategori bukti yang luas, yang
15. xv
ii
disebut tipe - tipe atau jenis - jenis bukti audit. Menurut Fachrudin (2007 : 7), ada
beberapa jenis bahan bukti yang dapat dipilih oleh auditor dalam rangka
mengevaluasi bukti audit, yaitu :
a. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik adalah suatu pemeriksaan langsung atas
aset yang berwujud, seperti : persediaan barang, uang kas, kertas berharga ; seperti
saham, wesel tagih, aset tetap berwujud ; seperti bangunan, mesin, kendaraan dan
peralatan kantor. Pemeriksaan fisik adalah untuk memeriksa kuantitas, deskripsi,
kondisi dan kualitas dari aset yang diperiksa. Dalam pemeriksaan fisik ini indera
yang digunakan dapat lebih dari satu indera dari panca indera yang kita miliki.
b. Konfirmasi Konfirmasi adalah jawaban atas permintaan auditor baik tertulis
maupun lisan mengenai keakuratan suatu informasi dari pihak ketiga yang
independen (sebaiknya tertulis). Jawaban tersebut seyogyanya langsung
disampaikan kepada auditor. Proses konfirmasi adalah sebagai berikut :
1. Informasi dikirimkan ke pihak ketiga yang independen.
2. Pihak ketiga memeriksa akurasi informasi tersebut
3. Pihak ketiga langsung mengirimkan hasil pemeriksaannya kepada auditor.
Konfirmasi terdiri atas 2 tipe :
1. Konfirmasi positif. Pada konfirmasi ini, pihak ketiga diminta untuk menjawab
baik informasi yang diterimanya akurat maupun tidak akurat.
2. Konfirmasi negatif. Pada konfirmasi ini, pihak ketiga diminta untuk menjawab
jika informasi yang diterimanya tidak akurat.
c. Prosedur Analiis Prosedur analitis menggunakan perbandingan - perbandingan
dan hubungan - hubungan untuk mengetahui apakah suatu angka atau data
merupakan angka atau data yang logis. Prosedur analitis pada garis besarnya dapat
dilakukan dengan lima cara :
1. Membandingkan data keuangan yang ada di laporan keuangan tahun yang
diaudit dengan tahun sebelumnya.
2. Membandingkan data keuangan yang ada di laporan keuangan perusahaan yang
diaudit dengan data perusahaan yang sejenis untuk tahun/periode yang sama.
3. Membandingkan data keuangan yang ada di laporan keuangan dengan
anggarannya.
16. xv
iii
4. Membandingkan data yang di laporan keuangan dengan data atau informasi
yang diketahui auditor atau hasil perhitungan auditor.
5. Membandingkan data keuangan yang ada di laporan keuangan dengan data non
– keuangan yang ada kaitannya (relationship)
d. Dokumen Menurut sumbernya, bukti dokumenter dapat dibagi menjadi 2
golongan, yaitu :
1. Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang independen yang
dikirimkan langsung kepada auditor, misalnya konfirmasi yang merupakan
penerimaan jawaban tertulis dari pihak yang independen di luar klien yang berisi
verifikasi ketelitian yang diminta oleh auditor.
2. Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang independen yang disimpan
dalam arsip klien, misalnya rekening koran bank, faktur dari penjual, order
pembelian dari pelanggan, dan lain - lain. Untuk menentukan tingkat kepercayaan
terhadap jenis bukti dokumenter ini, auditor harus mempertimbangkan apakah
dokumen tersebut dapat dengan mudah diubah atau dibuat oleh karyawan dalam
organisasi klien.
e. Tanya Jawab (wawancara, interview, Inquiries) Tanya jawab dapat
dilakukan secara lisan maupun tertulis. Tanya jawab dilakukan kepada personil
atau pihak perusahaan. Apa saja yang kurang jelas, boleh ditanyakan kepada pihak
perusahaan, misalnya mengenai metode pencatatan, proses produksi, proses
pembayaran gaji/upah dan sebagainya. Tetapi dalam tanya jawab ini harus hati –
hati, karena pihak perusahaan bukanlah pihak yang independen, sehingga
kemungkinan memperoleh jawaban yang bias tetap ada. Dalam tanya jawab
sebaiknya dilakukan dengan menggunakan alat komunikasi yang dimengerti oleh
pihak yang ditanya, sehingga informasi yang diperoleh lebih baik. Sebagian hasil
tanya jawab ini mungkin saja dapat diperkuat atau di cek kesesuaiannya dengan
bukti lain seperti observasi atau dokumen dapat dicek kesesuaiannya dengan tanya
jawab.
f. Observasi Observasi adalah penggunaan penglihatan dan indera lain untuk
menilai atau memeriksa kegiatan – kegiatan tertentu, misalnya jika di catatan
kepegawaian ada 15 personil di bagian akuntansi, auditor dapat berkunjung ke
17. xi
x
bagian akuntansi untuk melihat apakah ada 15 orang yang bekerja di bagian
akuntansi. Jika kurang dari 15 orang, perlu ditanyakan apakah ada personil yang
cuti atau sedang keluar kantor. Demikian juga, jika di catatan tidak ada barang
setengah jadi (work in proccess), auditor dapat berkunjung ke pabrik untuk
melihat bagaimana proses produksi di perusahaan, untuk memastikan tidak
adanya barang setengah jadi. Juga, misalnya menurut catatan dan informasi di
perusahaan mesin yang baru dibeli perusahaan, kapasitasnya dapat menghasilkan
1.000 unit produk per jam. Untuk memeriksa hal diatas, auditor dapat meminta
untuk melakukan observasi beroperasinya mesin tersebut.
g. Pengerjaan Kembali Pengerjaan kembali adalah mengulangi apa yang telah
dilakukan atas suatu data atau informasi. Misalnya suatu faktur penjualan, jumlah
rupiah di faktur tersebut Rp. 5 juta. Auditor akan menghitung kembali dengan
mengalikan kuantitas barang yang dijual dengan harga per unit dari barang
tersebut, kemudian menguranginya jika ada diskon dan sebagainya, sehingga
diperoleh angka Rp. 5 juta.
h. Bukti dari spesialis Spesialis adalah seorang yang memiliki keahlian atau
pengetahuan khusus dalam bidang selain akuntansi dan auditing, misalnya
pengacara, insinyur, geologist, ahli teknik dan lain – lain. Pada umumnya spesialis
yang digunakan auditor bukan orang yang mempunyai hubungan dengan klien.
Auditor harus membuat surat perjanjian kerja dengan spesialis, tetapi tidak boleh
menerima begitu saja hasil – hasil penemuan spesialis tersebut.
Penyelesaian Audit
Dalam menyelesaikan audit, auditor seringkali menghadapi kendala waktu yang k
etat, terutama ketika klien berusaha mendapatkan tanggal yang paling cepat untuk
penerbitan laporan audit.Meskipun waktu bukan merupakan mitra bagi auditor, na
mun auditor harus memanfaatkan waktu tersebut untuk membuat pertimbangan pr
ofesional yang baik dan menyatakan pendapat yang tepat dalam situasi bersangkut
an.
Untuk tujuan pembahasan, tanggung jawab auditor dalam meyelesaikan audit diba
gi menjadi empat kategori berikut:
(1) menelaah kewajiban kontijensi (bersyarat),
(2) menelaah peristiwa kemudian,
18. xx
(3) pengumpulan bahan bukti akhir, dan
(4) mengevaluasi hasil. Selain itu akan dibahas pula komunikasi dengan komite au
dit dan manajemen.
Setelah menjelaskan aktivitas-
aktivitas yang terlibat dalam penyelesaian audit, kemudian harus diberikan pertim
bangan pada tanggung jawab auditor setelah audit.Tanggung jawab ini berkaitan d
engan peristiwa yang terjadi sesudah tanggal laporan audit.
19. xx
i
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini mengambil suatu kesimpulan bahwa Audit
manajemen mutu bertujuan untuk mengindentifikasi kegiatan, program dan
aktivitas manajemen suatu organisasi yang masih memerlukan perbaikan. Dari
hasil identifikasi tersebut diberikan suatu rekomendasi kepada manajemen
yang nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk perbaikan dan pengelolaan
berbagai program dan aktivitas pada perusahaan tersebut. Berkaitan dengan tujuan
ini titik berat audit diarahkan terutama berbagai objek audit yang diperkirakan
dapat diperbaiki di masa yang akan datang, disamping juga mencegah
kemungkinan terjadinya berbagai kerugian.
Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen.
Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya mencakup
bagian tertentu dari program / aktivitas yang dilakukan. Periode audit juga
bevariasi, bisa untuk jangka waktu satu minggu, beberapa bulan, satu tahun
bahkan untuk beberapa tahun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
1.2 Saran
Kriteria merupakan standar (pedoman,norma) bagi setiap individu/kelompok
di dalam perusahaan dalam melakukan aktivitasnya. Penyebab merupakan
tindakan yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok di dalam perusahaan.
Penyebab dapat bersifat positif, atau sebaliknya bersifat negatif. Program/aktivitas
berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih rendah dari standar
yang telah ditetapkan merupakan akibat negatif dari perilaku individu dan
kelompok. Untuk itulah diperlukan audit sistem mutu demi perbaikan kinerja
organisasi.
20. xx
ii
DAFTAR PUSTAKA
Bayangkara, IBK. 2008. Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi. Jakarta:
Salemba Empat.
P. Siagian, Sondang (2001), Audit Manajemen. Jakarta, Bumi Aksara.
Tunggal, Amin Widjaja (2000), Audit Manajemen Kontemporer. Jakarta, Rineka
Cipta.
http://penulistinta92.blogspot.com/2013/12/auditkepastianmutuolehhasbullah.html
http://yustus09.blogspot.com/2012/05/audit-sistem-kepastian-mutu.html