Analisis kecelakaan dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan sehingga dapat mencegah kecelakaan serupa di masa depan. Laporan kecelakaan disusun untuk dinas tenaga kerja setempat dalam waktu 2x24 jam sejak kecelakaan. Dinas akan menyelidiki dan menganalisis kecelakaan untuk menentukan tindakan perbaikan.
1. Di sampaikan pada :
Diklat Calon Ahli K3 Umum Tingkat Propinsi Jawa Barat T.A 2008
Baltika Hotel Bandung, 19 Juni 2008
Oleh :
Ir. AMRI AK
Kepala Sub Direktorat Pengawasan Norma K3 Lingk. Kerja
Direktorat PNK3 – Ditjen BINWASNAKER
DEPNAKERTRANS R.I
2. 1. Kecelakaan kerja ialah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan
tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan
atau harta benda.
2. Penyakit akibat kerja ialah penyakit yang diidap oleh tenaga kerja dan
orang lain yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.
3. Kejadian berbahaya lain (near misses) ialah suatu kejadian yang
potensial yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja atau P.A.K.
kecuali kebakaran, peledakan dan bahaya pembuangan limbah.
4. Analisis kecelakaan : Serangkaian kegiatan untuk mengadakan
penyelidikan terhadap kejadian kecelakaan yang merupakan bagian
penting program pencegahan kecelakaan (kilas balik langkah dari
langkah sesudah terjadi kecelakaan kerja.
5. Analisa kecelakaan kerja ialah hasil pengkajian terhadap suatu
kecelakaan dan atau gabungan kecelakaan yang dilakukan untuk
menemukan sebab utama kecelakaan sehingga dapat diberikan syarat
–syarat perbaikan agar kejadian kecelakaan yang sejenis tidak terulang
kembali, sekaligus dapat ditetapkan subyek hukum yang bertanggung
jawab terhadap kecelakaan tersebut.
3. 1. Pengurus/pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan
yang terjadi di tempat kerja yang dipimpinnya baik yang
telah mengikutsertakan pekerjanya kedalam program
Jamsostek maupun yang belum.
2. Kecelakaan terdiri dari :
Kecelakaan kerja
Penyakit akibat kerja
Kebakaran atau Peledakan atau Bahaya Pembuangan
Limbah
Kejadian berbahaya lainnya
3. Melaporkan secara tertulis kepada Dinas Naker setempat
dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam sejak terjadi
kecelakaan dengan menggunakan formulir bentuk 3 KK2 A.
4. 1. Pasal 11 UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No. 3 Tahun 1992 ttg Jamsostek
3. PP No. 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan
Jamsostek
4. Keppres No. 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul
dalam Hubungan Kerja
5. Permen No. 5/Men/93 tentang Juknis Kepesertaan, Iuran,
Santunan dan Pelayanan.
6. Permen No. 4/Men/93 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja
7. Permen No. 03/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan &
Pemeriksaan Kecelakaan
8. SK Dirjen Binawas No. Kep. 84/BW/1998 tentang Cara
Pengisian Formulir Laporan & Analisis Statistik
Kecelakaan.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11. Memuat tentang kejadian kec dikaitkan dengan sektor industri yaitu :
Jumlah Kecelakaan
Jumlah Korban (Laki-laki atau Perempuan)
Umur Korban :
kurang dari 10 tahun
antara 11 s/d 20 tahun
antara 21 s/d 30 tahun
antara 31 s/d 40 tahun
antara 41 s/d 50 tahun
lebih dari 50 tahun
Akibat (Meninggal, Luka berat atau Luka ringan)
12. Keterangan Cidera/Bagian tubuh yang cidera
Kepala Mata
Telinga Badan
Lengan Tangan
Jari tangan Paha
Kaki Jari kaki
Organ tubuh bagian dalam
Sumber kecelakaan / Cidera (18) yaitu benda / keadaan yang
berhubungan langsung sebagai penyebab kecelakaan
Type/Corak Kecelakaan (10) yaitu cara kontak dari korban
dengan sumber cidera atau proses gerakan
13. Kondisi yang berbahaya (12)
Tindakan yang berbahaya
Jumlah jam orang yang hilang pada kecelakaan
Jumlah Kerugian material
Tingkatan Keparahan (Severity Rate-SR)
Tingkat Kekerapan (Frequency Rate-FR)
14. Dinas akan memerintahkan Peg. Pengawas untuk melakukan
pemeriksaan & Pengkajian Kec. Sesuai per-uu-an ketenagakerjaan
Menggunakan formulir lap pemeriksaan & pengkajian yaitu lamp II
untuk Kec. Kerja, lamp III untuk PAK, lamp IV untuk peledakan,
kebakaran & bahaya pembuangan limbah serta lamp V untuk bahaya
lainnya.
Kepala Dinas pada setiap bulannya menyusun analisis lap
kecelakaan dengan menggunakan formulir sesuai lamp VI dan
meneruskan ke Dinas Propinsi
Tujuan pengkajian serta analisis statistik kec. Adalah untuk
mengetahui angka FR & SR guna penetapan kebijakan lebih lanjut.
Dinas Propinsi akan membuat analisis dengan menggunakan lamp
VII dan mengirimkan ke pusat.
Pusat akan menyusun analisis laporan FR & SR kecelakaan tingkat
nasional.
15. Dilaksanakan dengan memenuhi kriteria sebagai berikut :
Siapa yang mendapat luka/kecelakaan
Kapan kecelakaan terjadi
Dimana kecelakaan terjadi
(on the job atau off the job)
Kenapa kecelakaan itu terjadi (kronologis)
Hasilnya
Tindakan perbaikan
16. Kecelakaan sebagai kegagalan sistem
KECELAKAAN MERUPAKAN GEJALA DISFUNGSI SISTEM
ANALISIS KASUS KECELAKAAN MENCARI SUMBER DISFUNGSI
ELEMENTER
KECELAKAAN KECIL DAN INSIDEN PERLU DIANALISIS APABILA
MEMPUNYAI POTENSI UNTUK MENIMBULKAN KECELAKAAN
BESAR
SETIAP KECELAKAAN MEMPUNYAI PENYEBAB BANYAK
PENYEBAB DASAR DAPAT MENUNJUKKAN DISFUNGSI
MANAJEMEN
KARENA ITU DALAM MENGANALISIS KASUS KECELAKAAN
HARUS DICARI PENYEBABNYA SAMPAI TUGAS DAN FUNGSI
MANAJEMEN YANG KURANG BERJALAN DAPAT DIPERBAIKI
17. 1. Menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi
2. Menentukan sebab yang sebenarnya
3. Mengukur resiko
4. Mengembangkan tindakan kontrol
5. Menentukan kecenderungan/trend
6. Menunjukan peran serta
18. 1. Tanggap terhadap keadaan darurat
Segera menuju tempat kejadian
Lokalisir tempat kejadian
Upayakan penyelamatan/bila perlu
2. Kumpulkan keterangan & informasi yang terkait
3. Analisa semua fakta yang penting
Kenali kerusakan dan cidera
Temukan faktor kerja maupun tindakan
Tentukan penyebab utama
19. 4. Kembangkan dan ambil tindakan perbaikan
Segera menuju tempat kejadian
Lokalisir tempat kejadian
Upayakan penyelamatan/bila perlu
5. Tinjauan ulang rekomendasi dan temuan
6. Lanjutkan tindakan yang efektif
7. Buat laporan segera
20. Tingkat Kekerapan Cidera :
Jumlah kecelakaan yang tercatat x 1.000.000
Jumlah jam kerja
Tingkat Keparahan Cidera :
Jumlah hari kerja yang hilang x 1.000.000
Jumlah jam kerja
21. Tingkat Kekerapan Kerusakan
Properti :
Jumlah kasus yang terjadi x 1.000.000
Jumlah jam kerja
Nilai kerugian x 1.000.000
Jumlah jam kerja
Tingkat Keparahan Kerusakan
Properti :
22. 1. Peraturan Perundang-Undangan
2. Standarisasi
3. Inspeksi
4. Riset Teknis
5. Riset Medis
6. Riset Psikologis
7. Riset Statistik
8. Pendidikan
9. Latihan
10. Persuasif
11. Asuransi