1. Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan pustaka, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan pasien yang mengalami serangan jantung mendadak.
2. Faktor risiko serangan jantung mendadak meliputi jenis kelamin, merokok, penyakit jantung, hipertensi, dan obesitas, sementara faktor pemicunya adalah aktivitas fisik dan iskemia.
3.
2. TINJAUAN PUSTAKA
• Kematian jantung mendadak
merupakan kejadian yang tdk
terduga atau proses kematian
yg cpt. Sekitar 93% SCD adlh
suatu kematian aritmik
• Serangan jantung mendadak
adalah hilangnya fungsi
jantung secara mendadak
pada org yg didiagnosis
mungkin atau tidak mengidap
penyakit jantung. Waktu dan
cara kematian yang tidak
3. ETIOLOGI
Faktor - Faktor Resiko :
Jenis Kelamin
Merokok
Penyakit Jantung Yang
Mendasari
Lain-lainya : Hypertensi,
hyperkolesteremia, DM, Ketidak
aktifan fisik, Obesitas dan
5. PATIFISIOLOGI
Patofisiologi cardiac arrest tergantung dari etiologi yang
mendasarinya. Namun, umumnya mekanisme
terjadinya kematian adalah sama. Sebagai akibat dari
henti jantung, peredaran darah akan berhenti.
Berhentinya peredaran darah mencegah aliran oksigen
untuk semua organ tubuh. Organ-organ tubuh akan
mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai
oksigen, termasuk otak. Hypoxia cerebral atau
ketiadaan oksigen ke otak, menyebabkan korban
kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas normal.
Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak
ditangani dalam 5 menit dan selanjutnya akan terjadi
kematian dalam 10 menit (Sudden cardiac death).
6. Manifestasi Klinis
• Organ2 tubuh akan mulai berhenti
1.
berfungsi akibat tidak adanya suplai
Oksigen
2. • Hypoksia Cerebral
• Kerusakan otak mgk bsa tjd jika tdk
3. ditangani dlm 5 mnt
4.
• Nafas dangkal dan Cepat, bahkan bisa tj Apneu
5.
• TD sangat rendah dgn tdk ada denyut arteri
6.
• Tidak ada denyut Jantung
7. Elektro-
kardiogra
m
Angio- Tes
gram Darah
Ejection
Pemeriksaan
Fraction Diagnostik Tes Obat
Testing
Electrical Tes
System Hormon
Imaging
Test
8. PENATALAKSANAAN
Pasien Yg Mendadak Kolaps ditangani
melalui 5 Tahap :
1. Respon Awal
2. Bantuan Hidup Dasar
3. Penanganan Bantuan Hidup lanjutan
4. Asuhan Pasca Resusitasi
5. Penatalaksanaan Jangka Panjang
10. LANGKAH – LANGKAH
– Berikan ventilasi dengan 2 kali tiupan efektif
– Lakukan tindakan Pijat jantung Luar pada pertengahan
Sternum dengan kedalaman 4-5 cm sebanyak 30 kompresi
setiap siklus (dilakukan dengan 1 atau 2 orang penolong) dan
dilakukan selama 4 siklus (kurang lebih 1 menit menjadi 100
kompresi) 2 kali ventilasi setiap siklusnya dan pastikan saat
memberikan ventilasi posisi kepala dalam keadaan Head Tilt-Chin
Lift.
– Cek kembali denyut nadi karotis
– Bila ada DC shock atau AED, bisa diberikan kejut jantung
sebanyak 200 Joule (pada VT/VF)
– Untuk Henti jantung, pertimbangkan pemberian model
Cardiac Tumb.
12. ASUHAN KEPERAWATAN
Analisa Data :
DATA ANALISA MASALAH KEPERAWATAN
DO : Cardiac Arrest Gangguan Perfusi Cerebral
-Warna Kulit pucat -Kemampuan pompa
-Kulit Dingin jantung menurun
-CRT >2 dtk -Curah jantung menurun
- Suplai O2 ke otak (-)
DO : Cardiac arrest Gangguan Perfusi Jaringan
Cianosis Kuku dan bibir -Kemampuan pompa
jantung menurun
-Curah jantung menurun
- Suplai O2 ke otak (-)
13. Analisa lanjutan..........
DATA ANALISA MASALAH KEPERAWATAN
DO : Cardiac Arrest Gangguan Pertukaran Gas
-Nilai GDA tdk normal -Kemampuan pompa
-Terlihat Distress jantung menurun
Pernafasan -Curah jantung menurun
-Suplai O2 ke ke seluruh
tubuh (-)
-Kebutuhan )2 di Paru2 tdk
terpenuhi
DO : Cardiac arrest Penurunan Curah Jantung
-TD (-) -Kemampuan pompa
-Nadi Perifer tdk teraba jantung menurun
-Curah jantung menurun
14. INTERVENSI
1. Penurunan Curah jantung b/d Kemampuan Pompa Jantung Menurun
No Intervensi Rasional
1. Lakukan Pijat Jantung Untuk Mengaktifkan kerja pompa jantung
2. Berikan oksigen tambahan Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan
dengan kanula nasal/masker miokard untuk melawan efek hipoksia/iskemia.
dan obat sesuai Banyak obat dapat digunakan untuk
indikasi (kolaborasi) meningkatkan volume sekuncup, memperbaiki
kontraktilitas.
3. Palpasi nadi perifer Penurunan curah jantung dapat menunjukkan
menurunnya nadi radial, dorsalis pedis dan
postibial. Nadi mungkin hilang atau tidak teratur
untuk dipalpasi.
4. Pantau Tekanan Darah Pada pasien Cardiac Arrest tekanan darah
menjadi rendah atau mungkin tidak ada.
5. Kaji kulit terhadap pucat dan Pucat menunjukkkan menurunnya perfusi
sianosis sekunder trhdp tdk adekuatnya curah jantung.
15. INTERVENSI
2. Gangguan perfusi serebral b.d penurunan suplai O2 ke otak
No Intervensi Rasional
1. Berikan vasodilator misalnya Obat diberikan untuk meningkatkan sirkulasi
nitrogliserin, nifedipin sesuai miokardia.
indikasi
2. Posisikan kaki lebih tinggi Mempercepat pengosongan vena superficial,
dari jantung mencegah distensi berlebihan dan
meningkatkan aliran balik vena
3. Pantau adanya pucat, Sirkulasi yang terhenti menyebabkan transport
sianosis dan kulit dingin atau O2 ke seluruh tubuh juga terhenti sehingga akral
lembab sebagai bagian yang paling jauh dengan jantung
menjadi pucat dan dingin.
4. Pantau pengisian kapiler Suplai darah kembali normal jika CRT < 2 detik
(CRT) dan menandakan suplai O2 kembali normal
16. INTERVENSI
3. Gangguan pertukaran gas b.d suplai O2 tidak adekuat
No Intervensi Rasional
1. Berikan O2 sesuai indikasi Meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar dan
dapat memperbaiki hipoksemia jaringan
2. Pantau GDA Pasien Nilai GDA yang normal menandakan pertukaran
gas semakin membaik
3. Pantau pernapasan klien Untuk evaluasi distress pernapasan