Dokumen tersebut membahas tentang penanganan pasien stroke dan transient ischemic attack, yang meliputi deteksi dini gejala, manajemen darurat untuk menstabilkan kondisi pasien, penanganan infeksi, dan komplikasi yang mungkin timbul. Dokumen juga membahas diagnosis stroke berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan pendukung serta prinsip-prinsip dasar pengobatan dan rehabilitasi pasien stroke.
2. Stroke dan transient ischemic attack
perlu mendapatkan penanganan segera.
St
Penangan pasien pertama kali sangat
menentukan terhadap manajemen
pasien selanjutnya.
Sabine et al 4 (2007) dokter umum di
Jerman sebagian besar setuju stroke dan
TIA = kasus emergensi, dan segera
dirujuk ke rumah sakit
3. Thomas et al 5 (2003) :
Dokter umum kesulitan dalam mendiagnosis dan
menangani TIA
Pasien monokuler blindness hanya 20-44 % kasus yang
didiagnosis benar, 2/3 dokter merefer ke dokter mata
Gejala hemisferal iskemik 46 hemisferal iskemik 46 –
78 % kasus 78 % kasus didiagnosis benar didiagnosis
benar, lebih sering direfer ke neurologis,
Pasien dengan serangan pertama memiliki ketepatan
diagnosis lebih tinggi dibanding serangan ulang,
Sebagian pasien stroke tidak dirujuk
4. Stroke adalah gangguan fungsional otak
fokal maupun global akut, lebih dari 24
jam, berasal dari gangguan aliran darah
otak dan bukan disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak
sepintas, tumor otak, stroke sekunder
karena trauma maupun infeksi (WHO
MONICA, 1986)
5.
6. Stroke dengan defisit neurologik yang terjadi tiba-
tiba dapat disebabkan oleh iskemia atau perdarahan
otak. Stroke iskemik disebabkan oleh oklusi fokal
pembuluh darah otak yang menyebabkan turunnya
suplai oksigen dan glukosa ke bagian otak yang
mengalami oklusi (Hacke, 2003).
Munculnya tanda dan gejala fokal atau global pada
stroke disebabkan oleh penurunan aliran darah otak.
Oklusi dapat berupa trombus, embolus, atau
tromboembolus, menyebabkan hipoksia sampai
anoksia pada salah satu daerah percabangan
pembuluh darah di otak tersebut. Stroke hemoragik
dapat berupa perdarahan intraserebral atau
perdarahan subrakhnoid (Bruno et al., 2000).
7. Infark Stroke infarct terjadi akibat
kurangnya aliran darah ke otak. Aliran
darah ke otak normalnya adalah 58
mL/100 gram jaringan otak per menit;
jika turun hingga 18 mL/100 gram
jaringan otak per menit, aktivitas listrik
neuron akan terhenti meskipun struktur
sel masih baik, sehingga gejala klinis
masih reversibel. Jika aliran darah ke
otak turun sampai
8. Adl gejala akibat ggn diarea yg terlokalisir
dan dpt teridentifikasi :
Gejala motorik: hemiparesis, hemiplegi,
dysphagia,ggn keseimbangan
Gangguan berbicara:Afasia, sulit
membaca/menulis/ menghitung
Gejala Sensorik: pada satu sisi tubuh/
seluruh tubuh
Gejala visual: ggn penglihatan/ pandangan
ganda
Gejala vestibular: vertigo
Gejala kognitif: ggn memori, ggn ADL
9. Kelumpuhan seluruh tubuh dan atau
gangguan sensorik
Light-headedness
Pingsan
Blackouts dengan gangguan kesadaran
Inkontinensia urin maupun feses
Bingung
Tinitus
15. Tergantung lokasi dan luas lesi:
Penurunan tingkat Kesadaran.
Kelemahan – kelumpuhan anggota gerak
satu sisi tubuh
Nyeri kepala.
Ggn bicara dan bahasa.
Ggn Penglihatan.
17. CT scan/ MRI
Transcranial dopler
ECG
Rontgen thorax
Pemeriksaan laboratorium : darah
lengkap,electrolit, PT/PTT, profil lipid,
HbA1c, fungsi hati, fungsi ginjal, AGD
Urin
18. Memberikan life support secara umum
Meminimalkan lesi stroke
Mencegah komplikasi akibat stroke
Melakukan rehabilitasi
Mencegah timbulnya serangan ulang
stroke
19.
20. Detection : deteksi dini ,cepat,tepat gejala
stroke
Dispatch: sistem transportasi secara cepat &
awal
Delivery:identifikasi, managemen &
transportasi
Door: triase secara tepat ke pusat yan stroke
Data: evaluasi & managemen saat di UGD
Descision: pemilihan terapi yang tepat
Drug
21. Manajemen cairan dan elektrolit
Mengatur posisi kepala lebih tinggi 15 –
30 0, sehingga akan memperbaiki venous
return
Mengatasi kejang
Mengatasi rasa nyeri
Menjaga suhu tubuh normal < 37,5°•
Menghilangkan rasa cemas
22. Pembebasan jalan nafas dengan suction
atau intubasi
Oksigenasi untuk mencegah hipoksia
Pengendalian sirkulasi darah agar tidak
terjadi penurunan perfusi ke jaringan
otak.
23. Penanganan awal :
• Langkah pertama : Pertahankan keadekuatan:
- A irway
- Breathing
- Circulation
• Gangguan jalan nafas dan pernafasan
sering timbul pada stroke
- intubasi jika perlu
25. Managemen hipertensi
Tujuan : mencegah perluasan perdarahan
Kontrol tekanan darah secara agresif dan
intensif pada fase akut (target tekanan
sistolik 140 mmHg) - kelola terapi
antihipertensi iv.
26. Managemen pengendalian Kenaikan Tekanan
Intrakranial :
Umum : Oksigenasi, cegah hiperkapnea
(hiperventilasi)
Naikkan posisi kepala 30⁰
Cegah batuk & ketegangan
Hindari fleksi kepala dan rotasi berlebihan
Spesifik : Kelola manitol dan diuretik
Balans cairan
Hipotermia, cegah hipertermi
Kelola neuroprotektan
27. Monitor GCS, gerak dan Kekuatan Otot, ukuran pupil ,
Reflek cahaya, Reflek kornea
Cegah terjadinya hipoglikemia/ hiperglikemia
Atasi hiperglikemi menggunakan insulin bila kadar
gula serum: > 140 – 180 mg
Hindari penggunaan cairan hipotonis dan cairan berisi
dextrose selama 24 jam pertama
Kelola cairan IV NS 0,9% 75-100 ml/jam untuk
mempertahankan euvolemia
Intake oral
Dipuasakan terlebih dahulu (resiko aspirasi ) hindari
menelan sampai dengan kemampuan menelan terkaji.
28. • Monitor adanya Atrial Fibrilasi
• Monitor skala nyeri
• Cegah intake melalui oral sampai
kemampuan menelan dikaji
• Cegah hiperthermi
29. Parameter vital
• Monitor setiap jam : tekanan darah
(MAP), nadi, pernafasan, tingkat
kesadaran – GCS !! , Kekuatan otot
• Monitor tanda-tanda peningkatan
tekanan intra kranial ( Nyeri kepala,
Muntah, Penurunan tingkat kesadaran,
Perbedaan ukuran pupil, melambatnya
reaksi terhadap cahaya)