Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada ketoasidosis diabetikum, mencakup definisi, faktor penyebab, patofisiologi, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan kolaboratif yang meliputi memperbaiki volume darah, mengganti metabolisme lemak menjadi karbohidrat, memperbaiki faktor penyebab, dan memperbaiki keseimbangan cairan serta elektrolit.
2. Definisi
Ketoasidosis Diabetikum
Merupakan gangguan metabolisme akut yang
terjadi pada hiperglikemi yang tidak terkontrol
akibat defisiensi insulin absolut atau relative
Dapat mengancam kehidupan oleh karena
terjadi dehidrasi berat akibat osmotik diuretik,
gangguan keseimbangan elektrolit dan
terjadinya shock/
Merupakan keadaan dekompensasi kekacauan
metabolic yang ditandai oleh trias gejala yaitu
hiperglikemia, asidosis dan ketosis
3. FAKTOR PENCETUS
1. Infeksi
Infeksi merupakan faktor pencetus yang paling sering. Pada keadaan infeksi
kebutuhan tubuh akan insulin tiba-tiba meningkat.
Infeksi yang biasa dijumpai adalah infeksi saluran kemih dan pneumonia. Jika
ada keluhan nyeri abdomen, perlu dipikirkan kemungkinan kolesistitis,
iskemia usus, apendisitis, divertikulitis, atau perforasi usus.
Bila pasien tidak menunjukkan respon yang baik terhadap pengobatan KAD,
maka perlu dicari infeksi yang tersembunyi (misalnya sinusitis, abses gigi, dan
abses perirektal).
2. Infark Miokard Akut (IMA)
Pada IMA terjadi peningkatan kadar hormon epinefrin yang cukup untuk
menstimulasi lipolisis, hiperglikemia, ketogenesis dan glikogenolisis.
3. Pengobatan insulin dihentikan
Akibatnya insulin berkurang sehingga terjadi hiperglikemia dan diuresis
osmotik yang mengakibatkan dehidrasi dan gangguan elektrolit.
4. Stres
Stres jasmani, kadang-kadang stres kejiwaan dapat menyebabkan KAD,
kemungkinan karena kenaikan kadar kortisol dan adrenalin.
5. Hipokalemia.
Akibat hipokalemia adalah penghambatan sekresi insulin dan turunnya
kepekaan insulin. Ini dapat terjadi pada penggunaan diuretik.
5. TANDA DAN GEJALA
Hiperglikemi : gula darah meningkat, glukosuria
Asidosis metabolic : ketonemia, ketosuria, pH
rendah, HCO3 ,pCO2, frek. Pernafasan ( kussmaul ) ,
nafas berbau keton
Diuresis osmotic : poliuri , polidipsi , dehidrasi ,
hipotensi , hemokonsentrasi , gangguan
keseimbangan elektrolit.
Mekanisme kompensasi : produksi urine meningkat ,
kadar Na+ , tekanan darah , N, P , konstriksi perifer
Dekompensasi : koma , vasodilatasi , kulit hangat ,
tanda – tanda syok
6. Pemeriksaan Diagnostik
Kadar glukosa darah: > 250 mg /dl tetapi tidak > 800 mg/dl
Elektrolit darah (tentukan corrected Na) dan osmolalitas serum.
Analisis gas darah, BUN dan kreatinin.
Darah lengkap (pada KAD sering dijumpai lekositosis),, urinalisis (dan kultur urine
bila ada indikasi).
Foto thorak .
Ketosis (Ketonemia dan Ketonuria)
Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
Pemeriksaan Osmolalitas = 2[Na+K] + [GDR/18] + [UREUM/6]
Hemoglobin glikosilat (HbA1c) : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal
yang mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir
Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH < 7,3 dan penurunan pada HCO3
250 mg/dl
7. Kriteria diagnosis
Kadar glukosa: > 250 mg/dl
PH: < 7,35
HCO3: rendah
Anion gap: tinggi
Keton serum: positif atau ketonuria
8. Manajemen kolaboratif
Memperbaikai volume darah sirkulasi
Mengganti keadaan metabolism lemak menjadi
katabolisme karbohidrat dengan pemberian insulin
Identifikasi dan memperbaiki factor-faktor pencetus KAD
Memperbaiki kesimbangan cairan dan elektrolit
9. Memperbaiki keseimbangan cairan dan
elektrolit Fase awal NaCl 0,9% 2 lt/jam
Bicnat dalam ketoasidosis diharapkan diberikan pada saat rehidrasi awal,
setelah guyur NaCl. Bicnat diberikan bila Ph dibawah 7,1
Kenudian 1 lt/jam selama 4 jam
Selamjutnya 500 cc/jam
Ini berlaku pada klien tanpa komplikasi gaga ginjal dan jantung
Saat NaClmasuk 1 liter, insulin mulai diberikan perdrip: dosis awal 10 unit/jam
dengan pemantauan gula darah perjam selama 12 jam
Seiring pemberian drip insulin, berikan juga drip KCl 50 meq/8 jam/kolf
Jika dalam waktu 12 jam gula darah sudah mencapai < 200 mg/dl, perlu
ditambah Dex 5%, periksa GD tiap 4 jam dan berikan insulin secara sliding
scale
Bila GD stabil, drip insulin distop, KCl di stop
Sliding scale dilanjutkan tiap 6 jam, minimal 24 jam
NaCl dan Dex 5 % maintenance, sampai intake peroral adekuat
10. Jadi dapt disimpulkan jalur infuse yang
digunakan:
Jalur I: drip insulin 10 unit dalam 100 cc NaCl 0,9%
(mikrodrip)
Jalur II: 500 cc NaCl 0,9 % + KCl 50 meq 8 jam/kolf
Jalur III: NaCl 0,9 %
Jalur IV: Dex 5%
11. Penatalaksanaan
Prinsip terapi KAD adalah dengan mengatasi dehidrasi, hiperglikemia, dan ketidakseimbangan
elektrolit, serta mengatasi penyakit penyerta yang ada.
Pengawasan ketat, KU jelek masuk HCU/ICU
Fase I/Gawat :
a) Rehidrasi
1) Berikan cairan isotonik NaCl 0,9% atau RL 2L loading dalam 2 jam pertama, lalu 80 tpm
selama 4 jam, lalu 30-50 tpm selama 18 jam (4-6L/24jam)
2) Atasi syok (cairan 20 ml/kg BB/jam)
3) Bila syok teratasi berikan cairan sesuai tingkat dehidrasi
4) Rehidrasi dilakukan bertahap untuk menghindari herniasi batang otak (24 – 48 jam).
5) Bila Gula darah < 200 mg/dl, ganti infus dengan D5%
6) Koreksi hipokalemia (kecepatan max 0,5mEq/kgBB/jam)
7) Monitor keseimbangan cairan
12. PENGKAJIAN
RIWAYAT KEPERAWATAN
Jika pasien sudah di curigai diabetes maka dengan segera
lakukan pengkajian berikut :
Riwayat DM tipe I/II
Penatalaksanaan sehari-hari :
diet , termasuk pelanggaran terhadap diet
pengobatan : insulin/obat oral hipoglikemik
monitoring glukosa
Kemungkinan factor-faktor pencetus ( infeksi , stressor
psikologis atau fisik )
Penurunan BB yang tidak diketahui penyebabnya
14. Intervensi
DX I
Identitas riwayat tentang durasi, intensitas gejala,
mis. : vomitus, urin >>>
Monitor tanda- tanda vital ; pola pernafasan (
pernafasan kussmaul ); Suhu, kelembaban kulit;
Nadi perifer, ‘capilary refill’
Ukur pemasukan dan pengeluaran cairan
Berikan cairan secara intravena
Ukur BB tiap hari untuk mengukur dehidrasi, jira
penurun lebih dari 5% dari BB ( penurunan 1 kg/
hari )
Beri baju tipis yang menyerap keringat, bila suhu
meningat
15. Intervensi DX II
Timbang BB → untuk mengetahui kebutuhan nutrisi,
sebagai data evaluasi untuk mengetahui klien
tersebut normo/ under/ over weight
Auskultasi bising usus
Berikan cairan yang mengandung zat- zat gizi dan
elektrolit segera setelah klien dapat mentoleransi
makanan peroral
Kerjasama ahli gizi
Kolaborasi pasang NGT bila perlu
Nutrisi parental bila kalori belum terpenuhi