SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN
KEJANG DEMAM
INSERVICE ICU
OKTOBER 2018
Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang
yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal lebih dari 38°C) yang
disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium
• Biasanya terjadi antara umur 6 bulan s/d 5
tahun
• Anak yg pernah mengalami kejang tanpa
demam kemudian kejang demam kembali
tidak termasuk dalam kejang demam
• Kejang disertai demam pada bayi < 1
bulan tidak termasuk kejang demam
• Anak < 6 bulan atau > 5 tahun yg
mengalami kejang didahului demam
pikirkan kemungkinan lain mis. infeksi
SSP, epilepsi yang kebetulan terjadi
bersama demam
Consensus statement on febrile seizure
kejang demam adalah:
kejadian kejang pada bayi atau anak,
biasanya terjadi antara umur 3 bulan
sampai 5 tahun, berhubungan dengan
demam tetapi tidak terbukti adanya infeksi
intrakranial atau penyebab tertentu
Klasifikasi
1. Kejang demam sederhana (KDS)/
Simple febrile seizure
2. Kejang demam kompleks (KDK)/
Complex febrile seizure
Kejang demam sederhana
Kejang demam yang berlangsung singkat,
kurang dari 15 menit, umum tonik dan
atau klonik, umumnya akan berhenti
sendiri, tanpa gerakan fokal atau berulang
dalam waktu 24 jam
Kejang demam kompleks
Kejang demam dengan ciri (salah satu di
bawah ini)
1. kejang lama > 15 menit
2. kejang fokal atau parsial satu sisi, atau
kejang umum didahului kejang parsial
3. berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24
jam
Fakta mengenai kejang demam
• Terjadi pada 2-4% dari populasi anak 6
bulan sampai 5 tahun
• 80% merupakan kejang demam
sederhana, 20% kejang demam kompleks
• 8% berlangsung lama (>15 menit)
• 16% berulang dalam waktu 24 jam
• Kejang pertama terbanyak antara 17-23
bulan
• Anak laki2 lebih sering mengalami kejang
demam
• Bila KDS yang pertama terjadi pada umur
< 12 bulan, risiko kejang demam kedua
50%, bila KDS pertama > 12 bulan risiko
menurun menjadi 30%
• Setelah kejang demam pertama, 2-4%
anak akan berkembang menjadi epilepsi
dan ini 4 kali risiko dibanding populasi
umum
Penyebab demam
• Infeksi saluran pernapasan atas
• Pneumonia
• Otitis media
• Gastroenteritis
• Infeksi saluran kemih
Manifestasi klinis
• Umumnya kejang berlangsung singkat
• Serangan kejang klonik atau tonik klonik
• Sering berhenti sendiri
• Setelah kejang berhenti  sadar tanpa
defisit neurologis
• Hemiparesis sementara
Pemeriksaan penunjang
• Laboratorium: laboratorium rutin tidak
dianjurkan, dapat dikerjakan untuk
mengevaluasi sumber infeksi atau
mencari penyebab seperti darah perifer,
elektrolit dan gula darah
• Foto X-ray kepala dan Computed
Tomography (CT) atau Magnetic
Resonance Imaging (MRI) tidak rutin dan
atas indikasi
• Pungsi lumbal:
dilakukan untuk menegakkan atau
menyingkirkan meningitis
Dianjurkan pada:
1. Bayi < 12 bulan  sangat dianjurkan
2. Bayi 12-18 bulan  dianjurkan
3. > 18 bulan  tidak rutin
• Elektroensefalografi (EEG)
dapat dilakukan pada kejang demam yang
tidak khas. Mis. KDK pada anak >6 tahun
atau kejang demam fokal
• Pencitraan
X-ray, CT, MRI tidak rutin dan atas
indikasi
Diagnosis banding
• Infeksi susunan syaraf pusat
• Sinkop
• Delirium
• Menggigil
• Pucat dan sianosis
Faktor risiko berulangnya kejang
demam
• Riwayat kejang demam dalam keluarga
• Usia < 15 bulan
• Temperatur yang rendah saat kejang
• Cepatnya kejang setelah demam
Seluruh faktor ada  80%
Bila tidak ada faktor di atas  10-15%
Faktor risiko terjadinya epilepsi
• Sebelum kejadian kejang demam pertama
sudah ada kelainan neurologis
• Riwayat kejang tanpa demam (epilesi)
pada orang tua atau saudara kandung
• Kejang lebih dari 15 menit atau kejang
fokal
1 faktor risiko  4-6%
2/3 faktor risiko  10-49 %
Tata laksana
1. Pengobatan fase akut
2. Mencari dan mengobati penyebab
3. Pengobatan profilaksis terhadap
berulangnya kejang demam
Pengobatan fase akut
a. Memberantas kejang
KEJANG
MASIH KEJANG
MASIH KEJANG
MASIH KEJANG
Berikan diazepam rektal: 5 mg untuk BB<10 kg
10 mg untuk BB> 10 kg
atau iv  tunggu 15 menit, berikan oksigen
Berikan diazepam rektal atau iv dosis sama,
tunggu 15 menit, beri oksigenasi adekuat, beri
cairan intravena (D5 1/4S, D5 1/2S atau RL)
Berikan fenitoin/difenilhidantoin loading iv
dosis 10-15 mg/kgBB/kali maks 200mg, tunggu
20 menit
KEJANG BERHENTI
Masuk ICU  anestesi umum
(midazolam iv 0,1-0,2 mg/kgBB
atau fenitoin drip 15 mg/kgBB/24
jam
Rumatan: fenitoin 5-8 mg/kgBB/hari
atau fenobarbital 4-5 mg/kgBB/hari
Pengobatan fase akut
b. Membebaskan jalan napas, oksigenasi
secukupnya
c. Menurunkan demam, dengan kompres
seluruh tubuh atau bila memungkinkan
dapat diberikan parasetamol 10
mg/kgBB/kali kombinasi diazepam oral 0,3
mg/kgBB
d. Memberikan cairan cukup bila kejang
berlangsung lama dengan cairan
intravena
Mencari dan mengobati penyebab
• Dengan penelusuran sebab kejang dan
faktor risiko terjadinya kejang dan
dilakukan pengobatan sesuai penyebab
Pengobatan pencegahan
berulangnya kejang
• Pemberian fenobarbital atau asam
valproat setiap hari efektif dalam
menurunkan risiko berulangnya kejang
• Dosis asam valproat 15-40 mg/kgBB/hari
dalam 2-3 dosis, fenobarbital 3-4
mg/kgBB/hari dalam 1-2 dosis
Pengobatan rumat diberikan pada
kejang demam dengan ciri sbb:
Kejang lama >15 menit
Adanya kelainan neurologis nyata sebelum atau
sesudah kejang, mis. Hemiparesis, cerebral
palsy, retardasi mental atau hidrosefalus
Kejang fokal
Pengobatan rumat dipertimbangkan bila:
•Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24
jam
•Kejang demam terjadi pada bayi kurang
dari 12 bulan
•Kejang demam > 4 kali dalam setahun
Pengobatan diberikan selama 1 tahun
bebas kejang, kemudian dihentikan secara
bertahap selama 1-2 bulan
ASUHAN
KEPERAWATAN
A.     Pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan kejang demam menurut
Greenberg (1980 : 122 – 128), Paula Krisanty (2008 : 223) :
1.Riwayat Kesehatan :
a. Saat terjadinya demam : keluhan sakit kepala, sering menangis,
muntah atau diare, nyeri batuk, sulit mengeluarkan dahak, sulit makan,
tidak tidur nyenyak. Tanyakan intake atau output cairan, suhu tubuh
meningkat, obat yang dikonsumsi
b.Adanya riwayat kejang demam pada pasien dan keluarga
c.Adanya riwayat infeksi seperti saluran pernafasan atis, OMA,
pneumonia, gastroenteriks, Faringiks, brontrope, umoria, morbilivarisela
dan campak.
d.Adanya riwayat trauma kepala
LANJUTAN
2. Pengkajian fisik:
a. Tanda-tanda vital
b. Status hidrasi
c. Aktivitas yang masih dapat dilakukan
d. Adanya peningkatan : suhu tubuh, nadi, dan pernafasan, kulit teraba
hangat
e. Ditemukan adanya anoreksia, mual, muntah dan penurunan berat
badan
f. Adanya kelemahan dan keletihan
g. Adanya kejang
h. Pada pemeriksaan laboratorium darah ditemukan adanya peningkatan
kalium, jumlah cairan cerebrospiral meningkat dan berwarna kuning.
LANJUTAN
3. Riwayat Psikososial atau Perkembangan
a. Tingkat perkembangan anak terganggu
b. Adanya kekerasan penggunaan obat – obatan seperti obat penurun panas
c. Akibat hospitalisasi
d. Penerimaan klien dan keluarga terhadap penyakit
e. Hubungan dengan teman sebaya.
4. Pengetahuan keluarga
a. Tingkatkan pengetahuan keluarga yang kurang
b. Keluarga kurang mengetahui tanda dan gejala kejang demam
c. Ketidakmampuan keluarga dalam mengontrol suhu tubuh
d. Keterbatasan menerima keadaan penyakitnya
5. Pemeriksaan Penunjang (yang dilakukan) :
a. Fungsi lumbal
b. Laboratorium : pemeriksaan darah rutin, kultur urin dan kultur darah
c. Bila perlu : CT-scan dan EEG
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Doengoes, dkk (1999 : 876), Angram (1999 : 629 – 630), carpenito (2000 :
132) dan Krisanty P., dkk (2008 : 224) diagnosa yang mungkin muncul pada pasien
dengan kejang demam :
1.Resiko cidera fisik b.d perubahan status kesadaran, serangan Kejang, aktivitas
kejang.
2.Defisit volume cairan bd kondisi demam.
3.Hipertermia bd efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus
4.Perfusi jaringan cerebral tidak efektif bd reduksi aliran darah ke otak
5.Kurang pengetahuan orang tua tentang kondisi, prognosis, penatalaksanaan dan
kebutuhan pengobatan bd kurangnya informasi
C. Intervensi Keperawatan
DX 1 : Resiko cidera fisik b.d perubahan status kesadaran, aktivitas kejang, Serangan Kejang
berulang,
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan resiko cidera
dapat di hindari, dengan kriteria hasil :
Mandiri
a.Identifikasi dan hindari factor pencetus kejang
b.Longgarkan pakaian
c.Jauhkan pasien dari alat yang dapat melukai.
d.Sediakan didamping tempat tidur tongue spatel dan gudel untuk mencegah lidah jatuh kebelakang
apabila pasien kejang.
e.Posisikan miring kesatu tempat
f.Setelah kejang observasi tanda tanda vital setiap 15 – 20 menit dan observasi keadaan pasien sampai
benar –benar pulih dari kejang.
g.Lakukan suction bila perlu.
h.Observasi adanya depresi pernafasan dan gangguan irama jantung.
Kolaborasi
a.Pemberian anticonvulsive i.v (Dilantin, Valium, Phenobarbital)
b.Pemberian oksigen tambahan.
c.Pemeriksaan ct scan.
Kasus asuhan kejang 1

More Related Content

What's hot

91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajarhomeworkping4
 
Critical Care / ICU assessment and Monitoring Sheet
Critical Care / ICU assessment and Monitoring SheetCritical Care / ICU assessment and Monitoring Sheet
Critical Care / ICU assessment and Monitoring SheetArcellia Farosyah Putri
 
Dengue guideline 082012, grade dhf, dengue, indonesia
Dengue guideline 082012, grade dhf, dengue, indonesiaDengue guideline 082012, grade dhf, dengue, indonesia
Dengue guideline 082012, grade dhf, dengue, indonesiaThrissy Guntoro
 
Laporan kasus malaria falciparum fix
Laporan kasus malaria falciparum fixLaporan kasus malaria falciparum fix
Laporan kasus malaria falciparum fixbeequeen_30
 
06 232 cme-penatalaksanaan kejang demam
06 232 cme-penatalaksanaan kejang demam06 232 cme-penatalaksanaan kejang demam
06 232 cme-penatalaksanaan kejang demamRovan Panjaitan
 
Prurigo hebra
Prurigo hebraPrurigo hebra
Prurigo hebraKindal
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Surya Amal
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 
perawakan-pendek
perawakan-pendekperawakan-pendek
perawakan-pendekREISA Class
 
Check list pemeriksaan neurologi 1
Check list pemeriksaan neurologi 1Check list pemeriksaan neurologi 1
Check list pemeriksaan neurologi 1cokordawahyu
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)Adam Muhammad
 

What's hot (20)

91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
Critical Care / ICU assessment and Monitoring Sheet
Critical Care / ICU assessment and Monitoring SheetCritical Care / ICU assessment and Monitoring Sheet
Critical Care / ICU assessment and Monitoring Sheet
 
Syok pada anak
Syok pada anak Syok pada anak
Syok pada anak
 
Preskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotikPreskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotik
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Dengue guideline 082012, grade dhf, dengue, indonesia
Dengue guideline 082012, grade dhf, dengue, indonesiaDengue guideline 082012, grade dhf, dengue, indonesia
Dengue guideline 082012, grade dhf, dengue, indonesia
 
Laporan kasus malaria falciparum fix
Laporan kasus malaria falciparum fixLaporan kasus malaria falciparum fix
Laporan kasus malaria falciparum fix
 
06 232 cme-penatalaksanaan kejang demam
06 232 cme-penatalaksanaan kejang demam06 232 cme-penatalaksanaan kejang demam
06 232 cme-penatalaksanaan kejang demam
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Distosia (terbaru)
Distosia (terbaru)Distosia (terbaru)
Distosia (terbaru)
 
Prurigo hebra
Prurigo hebraPrurigo hebra
Prurigo hebra
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Askep kejang demama AKPER PEMKAB MUNA
Askep kejang demama AKPER PEMKAB MUNA Askep kejang demama AKPER PEMKAB MUNA
Askep kejang demama AKPER PEMKAB MUNA
 
Px neurologi fix
Px neurologi fixPx neurologi fix
Px neurologi fix
 
perawakan-pendek
perawakan-pendekperawakan-pendek
perawakan-pendek
 
Check list pemeriksaan neurologi 1
Check list pemeriksaan neurologi 1Check list pemeriksaan neurologi 1
Check list pemeriksaan neurologi 1
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-pptkejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
 

Similar to Kasus asuhan kejang 1 (20)

Asuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demamAsuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demam
 
Kejang Demam.pptx
Kejang Demam.pptxKejang Demam.pptx
Kejang Demam.pptx
 
PPT KEJANG DEMAM.pptx
PPT KEJANG DEMAM.pptxPPT KEJANG DEMAM.pptx
PPT KEJANG DEMAM.pptx
 
Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA
Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA
Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep kejang
Askep kejangAskep kejang
Askep kejang
 
Anak
Anak Anak
Anak
 
Laporan_Kasus_kejang_demam.pptx
Laporan_Kasus_kejang_demam.pptxLaporan_Kasus_kejang_demam.pptx
Laporan_Kasus_kejang_demam.pptx
 
ASKEP kuliah kejang demam.ppt
ASKEP kuliah kejang demam.pptASKEP kuliah kejang demam.ppt
ASKEP kuliah kejang demam.ppt
 
Febrile seizure
Febrile seizureFebrile seizure
Febrile seizure
 
Pp kejang demam
Pp kejang demamPp kejang demam
Pp kejang demam
 
KDS.pptx
KDS.pptxKDS.pptx
KDS.pptx
 
Tata laksana kejang demam pada anak
Tata laksana kejang demam pada anakTata laksana kejang demam pada anak
Tata laksana kejang demam pada anak
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
KEJANG DEMAM pada anak karena proses intrakranial.pptx
KEJANG DEMAM pada anak karena proses intrakranial.pptxKEJANG DEMAM pada anak karena proses intrakranial.pptx
KEJANG DEMAM pada anak karena proses intrakranial.pptx
 
Kejang abyi
Kejang abyiKejang abyi
Kejang abyi
 
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
 
4 2-4 copy
4 2-4 copy4 2-4 copy
4 2-4 copy
 
Kejang demam.pediatri
Kejang demam.pediatriKejang demam.pediatri
Kejang demam.pediatri
 
MATERI KEJANG PADA ANAK.pptx
MATERI KEJANG PADA ANAK.pptxMATERI KEJANG PADA ANAK.pptx
MATERI KEJANG PADA ANAK.pptx
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
 

More from rikiab

Askep ketoasidosis-diabetikum-ppt
Askep ketoasidosis-diabetikum-pptAskep ketoasidosis-diabetikum-ppt
Askep ketoasidosis-diabetikum-pptrikiab
 
komunikasi efektif
komunikasi efektifkomunikasi efektif
komunikasi efektifrikiab
 
Bubble cpap
Bubble cpapBubble cpap
Bubble cpaprikiab
 
8. skills-stations-ekg
8. skills-stations-ekg8. skills-stations-ekg
8. skills-stations-ekgrikiab
 
13. spo pemberian dopamin new
13. spo pemberian dopamin new13. spo pemberian dopamin new
13. spo pemberian dopamin newrikiab
 
288620991 pemindahan-pasien-dari-icu-ke-ranap
288620991 pemindahan-pasien-dari-icu-ke-ranap288620991 pemindahan-pasien-dari-icu-ke-ranap
288620991 pemindahan-pasien-dari-icu-ke-ranaprikiab
 
Inservice training jantung
Inservice training jantungInservice training jantung
Inservice training jantungrikiab
 
Implementasi asuhan keperawatan jiwa
Implementasi asuhan keperawatan jiwaImplementasi asuhan keperawatan jiwa
Implementasi asuhan keperawatan jiwarikiab
 
Askep intranatal retensi plasenta
Askep intranatal retensi plasentaAskep intranatal retensi plasenta
Askep intranatal retensi plasentarikiab
 
askep mioma uteri
askep mioma uteriaskep mioma uteri
askep mioma uteririkiab
 
Askep iud (postnatal)
Askep iud (postnatal)Askep iud (postnatal)
Askep iud (postnatal)rikiab
 
Askep antenatal anemia
Askep antenatal anemiaAskep antenatal anemia
Askep antenatal anemiarikiab
 

More from rikiab (12)

Askep ketoasidosis-diabetikum-ppt
Askep ketoasidosis-diabetikum-pptAskep ketoasidosis-diabetikum-ppt
Askep ketoasidosis-diabetikum-ppt
 
komunikasi efektif
komunikasi efektifkomunikasi efektif
komunikasi efektif
 
Bubble cpap
Bubble cpapBubble cpap
Bubble cpap
 
8. skills-stations-ekg
8. skills-stations-ekg8. skills-stations-ekg
8. skills-stations-ekg
 
13. spo pemberian dopamin new
13. spo pemberian dopamin new13. spo pemberian dopamin new
13. spo pemberian dopamin new
 
288620991 pemindahan-pasien-dari-icu-ke-ranap
288620991 pemindahan-pasien-dari-icu-ke-ranap288620991 pemindahan-pasien-dari-icu-ke-ranap
288620991 pemindahan-pasien-dari-icu-ke-ranap
 
Inservice training jantung
Inservice training jantungInservice training jantung
Inservice training jantung
 
Implementasi asuhan keperawatan jiwa
Implementasi asuhan keperawatan jiwaImplementasi asuhan keperawatan jiwa
Implementasi asuhan keperawatan jiwa
 
Askep intranatal retensi plasenta
Askep intranatal retensi plasentaAskep intranatal retensi plasenta
Askep intranatal retensi plasenta
 
askep mioma uteri
askep mioma uteriaskep mioma uteri
askep mioma uteri
 
Askep iud (postnatal)
Askep iud (postnatal)Askep iud (postnatal)
Askep iud (postnatal)
 
Askep antenatal anemia
Askep antenatal anemiaAskep antenatal anemia
Askep antenatal anemia
 

Recently uploaded

1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 

Recently uploaded (20)

1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 

Kasus asuhan kejang 1

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KEJANG DEMAM INSERVICE ICU OKTOBER 2018
  • 2. Definisi Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 38°C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium
  • 3. • Biasanya terjadi antara umur 6 bulan s/d 5 tahun • Anak yg pernah mengalami kejang tanpa demam kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam • Kejang disertai demam pada bayi < 1 bulan tidak termasuk kejang demam
  • 4. • Anak < 6 bulan atau > 5 tahun yg mengalami kejang didahului demam pikirkan kemungkinan lain mis. infeksi SSP, epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam
  • 5. Consensus statement on febrile seizure kejang demam adalah: kejadian kejang pada bayi atau anak, biasanya terjadi antara umur 3 bulan sampai 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu
  • 6. Klasifikasi 1. Kejang demam sederhana (KDS)/ Simple febrile seizure 2. Kejang demam kompleks (KDK)/ Complex febrile seizure
  • 7. Kejang demam sederhana Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, umum tonik dan atau klonik, umumnya akan berhenti sendiri, tanpa gerakan fokal atau berulang dalam waktu 24 jam
  • 8. Kejang demam kompleks Kejang demam dengan ciri (salah satu di bawah ini) 1. kejang lama > 15 menit 2. kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial 3. berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
  • 9. Fakta mengenai kejang demam • Terjadi pada 2-4% dari populasi anak 6 bulan sampai 5 tahun • 80% merupakan kejang demam sederhana, 20% kejang demam kompleks • 8% berlangsung lama (>15 menit) • 16% berulang dalam waktu 24 jam • Kejang pertama terbanyak antara 17-23 bulan
  • 10. • Anak laki2 lebih sering mengalami kejang demam • Bila KDS yang pertama terjadi pada umur < 12 bulan, risiko kejang demam kedua 50%, bila KDS pertama > 12 bulan risiko menurun menjadi 30% • Setelah kejang demam pertama, 2-4% anak akan berkembang menjadi epilepsi dan ini 4 kali risiko dibanding populasi umum
  • 11. Penyebab demam • Infeksi saluran pernapasan atas • Pneumonia • Otitis media • Gastroenteritis • Infeksi saluran kemih
  • 12. Manifestasi klinis • Umumnya kejang berlangsung singkat • Serangan kejang klonik atau tonik klonik • Sering berhenti sendiri • Setelah kejang berhenti  sadar tanpa defisit neurologis • Hemiparesis sementara
  • 13. Pemeriksaan penunjang • Laboratorium: laboratorium rutin tidak dianjurkan, dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi atau mencari penyebab seperti darah perifer, elektrolit dan gula darah • Foto X-ray kepala dan Computed Tomography (CT) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) tidak rutin dan atas indikasi
  • 14. • Pungsi lumbal: dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan meningitis Dianjurkan pada: 1. Bayi < 12 bulan  sangat dianjurkan 2. Bayi 12-18 bulan  dianjurkan 3. > 18 bulan  tidak rutin
  • 15. • Elektroensefalografi (EEG) dapat dilakukan pada kejang demam yang tidak khas. Mis. KDK pada anak >6 tahun atau kejang demam fokal • Pencitraan X-ray, CT, MRI tidak rutin dan atas indikasi
  • 16. Diagnosis banding • Infeksi susunan syaraf pusat • Sinkop • Delirium • Menggigil • Pucat dan sianosis
  • 17. Faktor risiko berulangnya kejang demam • Riwayat kejang demam dalam keluarga • Usia < 15 bulan • Temperatur yang rendah saat kejang • Cepatnya kejang setelah demam Seluruh faktor ada  80% Bila tidak ada faktor di atas  10-15%
  • 18. Faktor risiko terjadinya epilepsi • Sebelum kejadian kejang demam pertama sudah ada kelainan neurologis • Riwayat kejang tanpa demam (epilesi) pada orang tua atau saudara kandung • Kejang lebih dari 15 menit atau kejang fokal 1 faktor risiko  4-6% 2/3 faktor risiko  10-49 %
  • 19. Tata laksana 1. Pengobatan fase akut 2. Mencari dan mengobati penyebab 3. Pengobatan profilaksis terhadap berulangnya kejang demam
  • 20. Pengobatan fase akut a. Memberantas kejang KEJANG MASIH KEJANG MASIH KEJANG MASIH KEJANG Berikan diazepam rektal: 5 mg untuk BB<10 kg 10 mg untuk BB> 10 kg atau iv  tunggu 15 menit, berikan oksigen Berikan diazepam rektal atau iv dosis sama, tunggu 15 menit, beri oksigenasi adekuat, beri cairan intravena (D5 1/4S, D5 1/2S atau RL) Berikan fenitoin/difenilhidantoin loading iv dosis 10-15 mg/kgBB/kali maks 200mg, tunggu 20 menit KEJANG BERHENTI Masuk ICU  anestesi umum (midazolam iv 0,1-0,2 mg/kgBB atau fenitoin drip 15 mg/kgBB/24 jam Rumatan: fenitoin 5-8 mg/kgBB/hari atau fenobarbital 4-5 mg/kgBB/hari
  • 21. Pengobatan fase akut b. Membebaskan jalan napas, oksigenasi secukupnya c. Menurunkan demam, dengan kompres seluruh tubuh atau bila memungkinkan dapat diberikan parasetamol 10 mg/kgBB/kali kombinasi diazepam oral 0,3 mg/kgBB d. Memberikan cairan cukup bila kejang berlangsung lama dengan cairan intravena
  • 22. Mencari dan mengobati penyebab • Dengan penelusuran sebab kejang dan faktor risiko terjadinya kejang dan dilakukan pengobatan sesuai penyebab
  • 23. Pengobatan pencegahan berulangnya kejang • Pemberian fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam menurunkan risiko berulangnya kejang • Dosis asam valproat 15-40 mg/kgBB/hari dalam 2-3 dosis, fenobarbital 3-4 mg/kgBB/hari dalam 1-2 dosis
  • 24. Pengobatan rumat diberikan pada kejang demam dengan ciri sbb: Kejang lama >15 menit Adanya kelainan neurologis nyata sebelum atau sesudah kejang, mis. Hemiparesis, cerebral palsy, retardasi mental atau hidrosefalus Kejang fokal
  • 25. Pengobatan rumat dipertimbangkan bila: •Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam •Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan •Kejang demam > 4 kali dalam setahun Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan secara bertahap selama 1-2 bulan
  • 27. A.     Pengkajian Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan kejang demam menurut Greenberg (1980 : 122 – 128), Paula Krisanty (2008 : 223) : 1.Riwayat Kesehatan : a. Saat terjadinya demam : keluhan sakit kepala, sering menangis, muntah atau diare, nyeri batuk, sulit mengeluarkan dahak, sulit makan, tidak tidur nyenyak. Tanyakan intake atau output cairan, suhu tubuh meningkat, obat yang dikonsumsi b.Adanya riwayat kejang demam pada pasien dan keluarga c.Adanya riwayat infeksi seperti saluran pernafasan atis, OMA, pneumonia, gastroenteriks, Faringiks, brontrope, umoria, morbilivarisela dan campak. d.Adanya riwayat trauma kepala
  • 28. LANJUTAN 2. Pengkajian fisik: a. Tanda-tanda vital b. Status hidrasi c. Aktivitas yang masih dapat dilakukan d. Adanya peningkatan : suhu tubuh, nadi, dan pernafasan, kulit teraba hangat e. Ditemukan adanya anoreksia, mual, muntah dan penurunan berat badan f. Adanya kelemahan dan keletihan g. Adanya kejang h. Pada pemeriksaan laboratorium darah ditemukan adanya peningkatan kalium, jumlah cairan cerebrospiral meningkat dan berwarna kuning.
  • 29. LANJUTAN 3. Riwayat Psikososial atau Perkembangan a. Tingkat perkembangan anak terganggu b. Adanya kekerasan penggunaan obat – obatan seperti obat penurun panas c. Akibat hospitalisasi d. Penerimaan klien dan keluarga terhadap penyakit e. Hubungan dengan teman sebaya. 4. Pengetahuan keluarga a. Tingkatkan pengetahuan keluarga yang kurang b. Keluarga kurang mengetahui tanda dan gejala kejang demam c. Ketidakmampuan keluarga dalam mengontrol suhu tubuh d. Keterbatasan menerima keadaan penyakitnya 5. Pemeriksaan Penunjang (yang dilakukan) : a. Fungsi lumbal b. Laboratorium : pemeriksaan darah rutin, kultur urin dan kultur darah c. Bila perlu : CT-scan dan EEG
  • 30. B. Diagnosa Keperawatan Menurut Doengoes, dkk (1999 : 876), Angram (1999 : 629 – 630), carpenito (2000 : 132) dan Krisanty P., dkk (2008 : 224) diagnosa yang mungkin muncul pada pasien dengan kejang demam : 1.Resiko cidera fisik b.d perubahan status kesadaran, serangan Kejang, aktivitas kejang. 2.Defisit volume cairan bd kondisi demam. 3.Hipertermia bd efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus 4.Perfusi jaringan cerebral tidak efektif bd reduksi aliran darah ke otak 5.Kurang pengetahuan orang tua tentang kondisi, prognosis, penatalaksanaan dan kebutuhan pengobatan bd kurangnya informasi
  • 31. C. Intervensi Keperawatan DX 1 : Resiko cidera fisik b.d perubahan status kesadaran, aktivitas kejang, Serangan Kejang berulang, Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan resiko cidera dapat di hindari, dengan kriteria hasil : Mandiri a.Identifikasi dan hindari factor pencetus kejang b.Longgarkan pakaian c.Jauhkan pasien dari alat yang dapat melukai. d.Sediakan didamping tempat tidur tongue spatel dan gudel untuk mencegah lidah jatuh kebelakang apabila pasien kejang. e.Posisikan miring kesatu tempat f.Setelah kejang observasi tanda tanda vital setiap 15 – 20 menit dan observasi keadaan pasien sampai benar –benar pulih dari kejang. g.Lakukan suction bila perlu. h.Observasi adanya depresi pernafasan dan gangguan irama jantung. Kolaborasi a.Pemberian anticonvulsive i.v (Dilantin, Valium, Phenobarbital) b.Pemberian oksigen tambahan. c.Pemeriksaan ct scan.