2. INFLASI
• Inflasi dapat di definisikan sebagai
suatu proses kenaikan harga-harga
yang berlaku dalam suatu
perekonomian.
• Secara sederhana inflasi diartikan
kenaikan harga-harga.
3. Tiga Komponen
Menurut Prathama Raharja dan Mandala
Manurung (2008), ada tiga komponen
yang harus dipenuhi agar dapat
dikatakan infelasi :
• Kenaikan harga
• Bersifat Umum
• Berlangsung Terus Menerus
4. Indikator Inflasi
Beberapa indicator ekonomi makro yang
digunakan untuk mengetahui laju inflasi
selama satu periode tertentu.
1) Indeks Harga Konsumsn (Consumer
Price Index )/IHK
2) Indeks Harga Perdagangan Besar
(Wholesale Price Index)
3) Indeks Harga Impilisit ( GDP Deflator )
10. Inflasi Merayap dan Hiperinflasi
• Inflasi merayap: proses kenaikan harga-
harga yang lambat jalannya yaitu tingkat
inflasi yang kenaikan hargna tidak
melebihi dua atau tiga persen setahun.
• Hiperinflasi : proses kenaikan harga-harga
yang sangat cepat, yang menyebabkan
harga menjadi dua kali lipat atau lebih
dalam watu yang singkat. Inflasi
sederhana atau moderate inflation: Inflasi
yang terjadi pada tingkat rendah 5% - 10%
setahun
11. EFEK BURUK INFLASI
• Inflasi yang tinggi menyebabkan kegiatan
produksi tidak mnguntungkan sehingga pemilik
modal lebih suka menggunakan untuk spekulasi
sehingga pengangguran akan semakin meningkat.
• Kenaikan harga juga akan berdampak buruk pada
kegiatan perdagangan.
• Kenaikan harga akan menyebabkan barang tidak
akan dapat bersaing di pasar internasional.
Sehingga ekspor berkurang dan impor meningkat
karena harga barang impo relatif lebih murah.
12. INFLASI DAN KEMAKMURAN
MASYARAKAT
1. Inflasi akan menurunkan pendapatan
riil orang- orang yang berpendapatan
tetap
2. Inflasi akan mengurangi nilai
kekayaan yang berbentuk uang
3. Memperburuk pembagian kekayaan
15. PENGANGGURAN
Menganggur tidak sama dengan tidak
bekerja atau tidak mau bekerja. Orang
yang tidak mau bekerja, tidak dapat
dikatakan sebagai pengangguran.
Orang tidak mau bekerja karena mungkin
sudah kaya, uang nya banyak, hasil bagi
dari depositonya mencapai 20 juta
perbulan.
16. PENGANGGURAN
Alasan lain orang tidak mau
bekerja karena mengurus anak
bagi ibu-ibu rumah tangga,
kawula muda yang masih harus
sekolah atau kuliah.
18. MASALAH PENGANGGURAN
Jenis Pengangguran Berdasarkan
Penggolongan :
i. Berdasarkan kepada
sumber/penyebab yang mewujudkan
pengangguran
ii. Berdasarkan kepada ciri
pengangguran yang wujud.
19. Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya
• Penganguran Normal atau Friksional :
Pengangguran yang dalam proses mencari
kerja, bukan disebabkan tidak dapat
memperoleh pekerjaaan.
• Pengangguran Siklikal : Pengangguran yang
penyebabnya adalah kemerosotan
permintaan agregat, sehingga banyak
perusahaan yang mengurangi tenaga kerja
atau menutup usahanya, sehingga
pengangguran bertambah
•
20. Pengangguran Berdasarkan pendekatan
Pemanfaatan Tenaga Kerja
a. Menganggur, yaitu mereka yang sama
sekali tidak bekerja atau sedang
mencari pekerjaan.
b. Setengah menganggur, yaitu mereka
yang bekerja, tetapi belum
dimanfaatkan secara penuh.
c. Bekerja penuh, yaitu orang-orang
yang bekerja penuh atau jam kerjanya
mencapai 35jam per minggu.
21.
22. Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya
• Pengangguran Struktural :
Pengangguran yang disebabkan
perubahan struktur kegiatan ekonomi
• Pengangguran Teknologi :
Penggangguran yang disebabkan oleh
penggunaan mesin dan kemajuan
teknologi lainnya
23. Jenis Pengangguran Berdasarkan Cirinya
Pengangguran Terbuka
pengangguran yang disebabkan oleh
pertambahan lowongan pekerjaan
yang lebih rendah dari pertambahan
tenaga kerja
Pengangguran Tersembunyi
Penggangguran yang disebabkan oleh
kelebihan tenaga kerja yang digunakan
daripada yang diperlukan
24. Jenis Pengangguran Berdasarkan Cirinya
Pengangguran Bermusim
Pengangguran yang disebabkan oleh
adanya bebeapa pekerjaan yang hanya
ada pada musim- musim tertentu saja
Setengah Menganggur Pengangguran
yang tidak bekerja sepanjang waktu
atau tidak ada jam tetap untuk
bekerja.
26. BEBERAPA TUJUAN KEBIJAKAN
PEMERINTAH
Tujuan bersifat sosial dan politik
• Meningkatkan kemakmuran
keluarga dan kestabilan keluarga
• Menghindari masalah kejahatan
• Mewujudkan kestabilan politik
27. MASALAH INFLASI DAN KEBIJAKAN
PEMERINTAH
Zero-inflation sulit untuk diwujudkan dalam
perekonomian. Oleh karena itu dalam
jangka panjang, yang perlu dilakukan adalh
bagaimana agar tingkat inflasi berada pada
tingkat yang sangat rendah. Peran bank
sentral sangat penting untuk tujuan
tersebut. Langkah- langkah pemerintah yang
dapat digolongkan sebagai kebijakan
Diskresioner baru akan dilaksanakan apabila
inflasi yang terjadi lebih serius daripada
inflasi merayap.
28. Kebijakan Fiskal Atau Kebijakan Moneter
Kebijakan fiskal dan moneter dijalankan oleh dua
pihak yang berbeda. Kebijakan fiskal dilaksanakan
oleh Kementerian Keuangan sedangkan kebijakan
moneter dilaksanakan oleh bank sentral. Apabila
tidak demikian, yaiu apabila langkah mereka
menimbulkan efek yang bertentangan yaitu salah
satu pihajk menjalankan langkah- langkahnya untuk
mengatasi inflasi dan pihak lainnya menjalankan
kebijakan mengatasi pengangguran, kebijakan yang
bertentangan itu tidak akan bisa mencapai
tujuannya. Untuk meningkatkan keefektifan
kebijakan pemerintah masing- masing institusi di
atas perlu menjalankan hal berikut:
29. Kebijakan Fiskal Atau Kebijakan Moneter
Untuk mengatasi pengangguran. Bank
sentral menurunkan suku bunga dan
Kementerian Keuangan menambah
pengeluaran pemerintah yang dapat diikuti
pula dengan pengurangan pajak. Langkah
tersebut menyebabkan kenaikan dalam
pengeluaran agregat sebagai akibatnya,
maka terjadi peningkatan investasi, kenaikan
pengeluaran pemerintah, dan kenaikan
pengeluaran rumah tangga.
30. Kebijakan Fiskal Atau Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter ini akan mengurangi
investasi dan pengeluaran rumah tangga
(konsumsi). Seterusnya Kementerian
perlu pula mengurangi pengeluaran dan
menaikkan pajak individu. Langkah
tersebut dapat mengurangi pengeluaran
pemerintah, mengurangi investasi, dan
mengurangi pengeluaran rumah tangga.