Dokumen tersebut membahas tentang inflasi dan pengangguran sebagai masalah ekonomi utama dan implikasinya terhadap bisnis. Inflasi adalah kenaikan harga secara umum yang berkelanjutan, sementara pengangguran terjadi ketika angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan mencari pekerjaan. Kedua fenomena ini dapat saling mempengaruhi dan mengurangi daya beli masyarakat serta keuntungan bisnis.
1. BAB VIII
INFLASI DAN PENGANGGURAN
Pendahuluan
Inflasi (inflation) dan pengagguran (unemployment) merupakan masalah serius
dalam perekonomian. Bahkan kedua masalah tersebut melanda tidak hanya pada
negara-negara berkembang, tapi juga negara-negara maju. Inflasi dan
pengangguran merupakan fenomena yang sangat serius yang dihadapi oleh setiap
negara. Kedua fenomena ini selalu dikaitkan dengan kegiatan bisnis karena
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan bisnis.
Setelah mempelajari materi ini, Mahasiswa mampu menggunakan indikator
inflasi dan pengangguran sebagai fenomena dalam menganalisis suatu bisnis.
8.1 Inflasi
Inflasi (inflation) merupakan suatu gejala dimana tingkat harga secara umum
mengalami kenaikan secara terus menerus sepanjang waktu. Lawan dari inflasi
adalah deflasi. Dari definisi tersebut, setidaknya ada tiga hal penting yang
ditekankan, yaitu:
1. Adanya kecenderungan harga-harga untuk meningkat, artinya bisa saja tingkat
harga yang terjadi pada waktu tertentu turun atau naik dibandingkan
sebelumnya, tetapi tetap menunjukkan adanya kecenderungan meningkat.
2. Kenaikan harga tersebut berlangsung secara terus menerus (sustained), artinya
bukan terjadi pada suatu waktu saja, tetapi bisa beberapa waktu lamanya.
3. Bahwa tingkat harga yang dimaksud adalah tingkat harga umum, artinya
kenaikan harga tersebut berlaku secara umum pada semua produk/jasa.
8.1.1 Jenis Inflasi
Berdasarkan faktor-faktor penyebabnya, inflasi dapat dibedakan ke dalam tiga
macam, yaitu:
1. Inflasi tarikan permintaan (demand-full inflation). Inflasi ini disebut juga
inflasi sisi permintaan (demand-side inflation) adalah inflasi yang terjadi
Bab 8. Inflasi dan Pengangguran 1
2. karena adanya kenaikan permintaan agregat (aggregate demand) yang terlalu
besar dibandingkan dengan penawaran agregat (aggregate supply).
2. Inflasi karena dorongan biaya (cost-push inflation) atau inflasi sisi penawaran
(supply-side inflation) adalah inflasi yang terjadi karena adanya kenaikan
biaya produksi yang tinggi dibandingkan produktivitas dan efisiensi, sehingga
perusahaan mengurangi suplai produk ke pasar.
3. Inflasi struktural (structural inflation) yaitu inflasi yang terjadi karena adanya
kendala (structural rigidities) yang menyebabkan penawaran di dalam
perekonomian menjadi kurang atau tidak responsif terhadap permintaan
meningkat.
Dilihat dari tingkat keparahannya, inflasi dapat dibagi ke dalam tiga macam
yaitu:
1. Inflasi sedang (moderate inflation) yaitu inflasi yang ditandai dengan
peningkatan harga-harga yang lambat, dan tidak menimbulkan distorsi pada
pendapatan dan harga relatif.
2. Inflasi ganas (galloping inflation) adalah inflasi yang mencapai dua atau tiga
digit, misalnya 20, 100 persen per tahun. Inflasi ini akan memberikan dampak
yang serius dalam perekonomian.
3. Hiperinflasi (hyperinflation) adalah tingkat inflasi yang sangat parah, dapat
mencapai ribuan persen per tahun dan merupakan jenis inflasi yang
mematikan.
8.1.2 Implikasi Inflasi terhadap Kegiatan Bisnis
Inflasi sebagai masalah dalam perekonomian memberikan dampak dalam
perekonomian, termasuk kegiatan bisnis. Dampak yang ditimbulkan oleh inflasi
terhadap perekonomian, yaitu:
1. Inflasi dapat mendorong terjadinya redistribusi pendapatan di antara anggota
masyarakat. Hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat
sebab redistribusi pendapatan yang terjadi menyebabkan pendapatan riil satu
orang meningkat, sebaliknya pendapatan orang lain menurun.
Bab 8. Inflasi dan Pengangguran 2
3. 2. Inflasi dapat menyebabkan penurunan dalam efisiensi ekonomi (economic
efficiency). Hal tersebut terjadi karena inflasi dapat mengalihkan dari sumber
daya yang produktif ke sumber daya yang tidak produktif.
3. Inflasi dapat menyebabkan perubahan-perubahan di dalam output dan
kesempatan kerja (employment) dengan cara memotivasi perusahaan untuk
memproduksi lebih atau kurang dari yang telah dilakukan. Hal tersebut
menyebabkan pendapatan masyarakat berkurang, sehingga daya beli mereka
pada suatu produk/jasa akan berkurang.
4. Inflasi dapat mencipatkan suatu lingkungan yang tidak stabil (unstable
environment) bagi keputusan ekonomi. Jika diperkirakan inflasi akan naik
dimasa datang, masyarakat memiliki kecenderungan untuk membeli produk
dalam jumlah banyak saat ini. Demikian juga halnya pihak perbankan atau
lembaga pembiayaan, jika diperkirakan inflasi akan naik dimasa datang, bank
akan memberlakukan kenaikan tingkat bunga atas pinjaman yang diberikan
untuk memproteksi pendapatan riil masyarakat yang menurun. Bunga
pinjaman yang tinggi menyebabkan investasi melambat karena pelaku bisnis
memperoleh kendala dalam pembiayaan akibat tingginya bunga pinjaman.
8.2 Pengangguran
Pengangguran (unemployment) merupakan kenyataan yang dihadapi hampir
semua negara, baik negara sedang berkembang (developing countries), maupun
negara-negara yang sudah maju (developed countries). Secara umum,
pengangguran didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang yang
tergolong dalam kategori angkatan kerja (labor force) tidak memiliki pekerjaan
dan secara aktif mencari pekerjaan.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek
psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
Bab 8. Inflasi dan Pengangguran 3
4. pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per
kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal
istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa
dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Pengagguran pada prinsipnya berarti hilangnya output (loss of output) dan
kesengsaraan bagi orang yang tidak bekerja dan merupakan suatu bentuk
pemborosan sumber daya ekonomi.
8.2.1 Jenis-jenis Pengangguran
Pengangguran sebagai suatu masalah yang dihadapi oleh perekonomian dapat
dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
1. Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang
disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara
pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
2. Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari
lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan
pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah
akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki
kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
3. Pengangguran musiman (seasonal unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi
kegiatan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus
menganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukang
jualan durian yang menanti musim durian.
4. Pengangguran siklikal (cyclical unemployment)
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas
naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah dari
Bab 8. Inflasi dan Pengangguran 4
5. pada penawaran kerja.Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah
angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek
psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan
politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan
pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti
Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih
banyak orang.
8.2.2 Implikasi Pengangguran terhadap Kegiatan Bisnis
Pengangguran juga salah satu masalah dalam perekonomian yang memiliki
dampak, baik terhadap perekonomian atau bisns maupun terhadap individu dan
masyarakat. Adapun akibat buruk pengangguran terhadap perekonomian sebagai
berikut:
1. Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimukan
kesejahteraannya. Pengangguran menyebabkan pendapatan nasional yang
sebenarnya (actual output) lebih rendah dari pendapatan nasional potensial
(potential output).
2. Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak (tax revenue) pemerintah
berkurang. Pengangguran yang diakibatkan oleh tingkat kegiatan ekonomi
Bab 8. Inflasi dan Pengangguran 5
6. yang rendah menyebabkan pendapatan yang diperoleh pemerintah menjadi
rendah.
3. Pengangguran tidak meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pengangguran
menimbulkan dua akibat buruk bagi sektor swasta, yaitu: pertama,
pengangguran menyebabkan turunnya investasi sehingga penggunaan
kapasitas mesin-mesin atau faktor produksi lainnya menurun. Hal ini tidak
mendorong perusahaan untuk menambah investasi di masa depan. Kedua,
pengangguran yang diakibatkan kelesuhan kegiatan perusahaan menyebabkan
keuntungan berkurang. Keuntungan yang rendah membatasi perusahaan untuk
melakukan investasi di masa depan.
4. Pengagguran menyebabkan kehilangan pekerjaan dan pendapatan, sehingga
daya beli masyarakat menurun. Daya beli akan mempengaruhi permintaan
akan barang/jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Dengan berkurangya
permintaan masyarakat maka mempengaruhi tingkat keuntungan perusahaan.
Di negara-negara maju para penganggur memperoleh tunjangan dari
pemerintah, sedangkan di negara-negara berkembang tidak memperoleh
tunjangan dari pemerintah. Oleh karena itu, kehidupan penganggur harus
dibiayai oleh tabungan masa lalu atau pinjaman/bantuan keluarga dan teman-
teman. Keadaan ini potensial bisa mengakibatkan pertengkaran dan kehidupan
keluarga yang tidak harmonis.
8.3 Penutup
8.3.1 Kesimpulan
Inflasi dan pengangguran merupakan masalah yang dihadapi oleh suatu
perekonomian. Kedua masalah ini dapat saling mempengaruhi perekonomian.
Inflasi merupakan suatu gejala meningkatnya harga barang dan jasa yang berlaku
secara umum dan dalam waktu yang relatif lama. Inflasi dapat mempengaruhi
daya beli (purchasing power) masyarakat. Apabila terjadi inflasi maka daya beli
masyarakat yang berpendapatan tetap. Turunnya daya beli masyarakat akan
menyebabkan keuntungan perusahaan juga menurun.
Bab 8. Inflasi dan Pengangguran 6
7. Pengangguran merupakan suatu kondisi dimana seseorang yang masuk
kategori angkatan kerja tetapi pada saat itu tidak bekerja. Pengangguran dapat
mengurangi daya beli masyarakat karena terjadinya pengangguran berarti
masyarakat kehilangan pendapatan. Turunnya daya beli masyarakat akan
menyebabkan keuntungan perusahaan juga menurun.
8.3.2 Tes Umpan Balik
1. Jelaskan dampak negatif yang ditimbulkan oleh inflasi dan pengangguran.
2. Jelaskan hubungan antara inflasi dan pengangguran.
3. Jelaskan pengaruh inflasi dan pengangguran terhadap aktivitas bisnis yang
dijalankan oleh suatu perusahaan.
Bab 8. Inflasi dan Pengangguran 7