1. Dokumen membahas tentang penentuan harga barang publik dan cara pemerintah menutup kerugian dalam penyediaan barang publik.
2. Pemerintah dapat mengenakan pajak, pungutan, atau menerapkan diskriminasi harga untuk menutup kerugian dalam menyediakan barang publik.
3. Teori kedua terbaik menyatakan bahwa pemerintah harus menyimpang dari penetapan harga berdasarkan biaya marginal jika ada distors
5. Diagram 1 H3 AE A B D E AC MC x3 X2 AR MR X1 H2 H1 Jumlah Barang Harga
6.
7.
8.
9.
10. Sistem diskriminasi harga adalah penegnaan harga yang berbeda anatara jumlah barang yang berbeda, seorang konsumen diharuskan membayar harga sebesar OH 2 untuk unit terakhir barang yang dibeli sedangkan untuk jumlah barang sebelumnya ia harus membayar jumlah yang lebih besar sehingga perusahan tersebut dapat mengambil surplus konsumen.
12. Bila perusahan Negara bertujuan mencapai efisiensi maksimum pada saat harga setinggi OH1 dan output sebesar OX 1 . Pada saat output sebesar X 3 konsumen bersedia membeli barang sebesar AX 3 per unit. Pereusahan menetapkan harga sebesar biaya rata-rata maka harga sebesar CX3 dan surplus konsumen AC Untuk produksi sebesar OX3 surplus konsumen pada area DAI. Bila perusahan dapat melakukan diskriminasi maka keuntungan perusahan pada area DBE- BFG. Pada perusahan yang menghasilkan barang lebih dari satu untuk menutup defisit dapat mengenakan harga ang lebih tinggi pada permintaan inelastis
14. Gambar 3 tsb diatas dapat menjelaskan adanya dua jenis barang dengan elastisitas yang berbeda , permintaan air minium (DM) sifatnya lebih elastis dari pada industri batik (DB) apabila harga air sebesar OC surplus konsumen batik sebesar ABC dan air minum sebesar ACI sehingga semakin elstis permintaan semakin besar surplus konsumenya.Pada harga OE surplus batik AEF dan surplus air minumnya sebesar AEG sehingga produsen dapat mengurangi surplus air minum sebesar CDGE dan batik CEFB dan pengurangan surplus industri batik lebih kecil dari pada air minum sehingga masyarakat lebih diuntungkan
15. TEORI SECOND- BEST Efisiensi yang optimal alam bidang produksi dan konsumsi terdapat persaingan sempurna dan pada bidang produksi menetapkan harga sesuai dengan penetapan harga marinal.dan kondisi ini juga akan berlaku pada bentuk pasar lainnya dimana AR=MC dan penetapan harga sama dengan biaya marginal ini yang disebut first best theory of pricing Apbila ada perusahan swasta yang menetapkan harga menyimpang first best theory maka perusahan negara harus juga menyimpang dari first best theory untuk melakukan koreksi terhadap penggunaan barang-barang yaang efisien dan ini yang disebut dengan teori second best.
16. Teori Kedua Terbaik (second Best choice) Output Dy1 Gambar 4 Gambar 4 MCx F E G Dx X1 X2 Harga H1 H2 O Barang X MCy B A D Dy Y1 Y2 Output Harga P1 P2 O Barang Y C
17. Dalam gambar 4 kurve permintaan X (DX) dan perintaan barang Y (DY) dengan asumsi bahwa a) struktur produksi barang tsb biaya konsant b) barang X diproduksi dimana barang X diproduksi oleh Perusahan negara dan barang y diproduksi oleh perusahan swasta dimana pada perusahan swasta terdapat distorsi karena harga ditetapkan tidak berdasarkan harga marginal akan tetapi berdasarkan penetapan harga di bawah biaya marginal ( H < MC) Apabila industri X mengikuti harga marginal harga sebesar OH1 dan output sebesar OX2 misalkan industri y menetapkan harga dibawah biaya marginal misalnya pada OP 2 jumlah produksinya adalah sebesar OY 1 sehingga harga barang y lebih rendahnya yang seharusnya (=OP 1 )sehingga permintaan barang sangat besar dan sumber-sumber ekonomi untuk menghasilkan barang Y terlalu besar dan ini menyebabkan pemborosan.
18. Pemerintah harus menurunkan harga barang X menjadi OH 2 sehingga terjadi realokasi antara kedua barang tersebut. Misalnya barang X merupakan substitusi barang Y . Penurunan barang X sehingga barang X meningkat menjadi OX 1 sehingga permintaan barang y bergeser kekiri menjadi (Dy 2 ) permintaan barang Y menjadi OY 2 . Kenaikan produksi X sebesar X 2 X 1 meninmbulkan tambahan biaya sebesar X 1 EFX 2 kemakmuran konsumen menjadi X 2 EGX 1 Bertambahnya barang X menyebabkan penurunan kemakmuran konsumen barang X sebesar segitiga EFG yaitu X 2 EFX 1 - X 2 EGX 1 Penurunan produksi barang Y menyebabkan terjadinya penghematan biaya sebesar Y 2 Y 1 BA menyebabkan penurunan kemakmuran sebesar Y2Y1DCsehinggga secara keseluruhan terjadi penghematan sumber ekonomi sebesar area ABDCdimana penurunan kemakmuran barang Y lebih besar dari penurunan kemakmuran barang X sebesar area EFG.
19. PENENTUAN KAPASITAS PRODUKSI DAN HARGA PEAK –LOAD. Dalam menentukan kapasitas produksi keputusan investasi yang diambil oleh swasta akan berbeda dengan kepusan yang diambil oleh Pemerintah.,dimana pihak swasta lebih menekankan efisiensi saedangkan pemerintah menekankan pada efisiensi sosial. Kesulitan dalam menentukan kapasitas perusahan meliputi : 1 . Kapisitas Produksi tidak sepenuhnya variabel akan tetapi kenaikannya seperti tangga seperti tangga dimana biaya marginal jangka pendek datar sampai output X0 ,setelah tercapai outpu bisa ditingkatkan dengan biaya marginal lebih tinggi dan tinggkat output X0X1,biaya marginalnya kembali lebih tinggi
20. 2. Kapasitas produksi hanya bisa ditingkatkan denganb kenaikan biaya marginal jangka pendek atau penurunan biaya marginal 3. Penggunaan kapasitas tidak merata dalam suatu priode dimana pada satu saat kapasitasnya naik sedangkan pada satu saat kapasitasnya turun karena permintaan menurun . Masalah utama adanya perbedaan antara input variabel dengan input tetap ..Suatu perusahan berproduksi dengan menggunakan berbagai input variabel yang jumlahnya tergantung dari tingkat produksi sedangkan input tetapnya tidak berubah. Yang disajikan pada gambar no 6
23. Tambahan output X dapat dihasilkan dengan biaya input variabel sebesar OB sehingga OB merupakan biaya marginal sampai mencapai kapasitas penuh pada output OX 0 Dari Gambar 6 tsb adanya tiga tingkat kapasitas penuh yaitu pada OX 0, OX 1 , dan OX 2, . Kapasitas OX0 dapat diubah dengan biaya konstan sebesar C per unit kapasitas sehingga kurve B+C merupakan biaya marginal jangka panjang, yaitu kurve biaya marginal dalam memproduksikan setiap unit output variabel dan iput tetap dapat ditambah terus menerus.
24. Kapasitas optimum sebesar OX 1 unit barang terjadi pada LRMC sama dengan D .Bila mesin hanya berkapasitas X 0 per thn maka harganya FX 0 , keuntunganya totalnya sebesar OEFX 0 dan biaya totalnya sebesar (B+C)EFG dan keuntungan sosial sebesar (B+C)EFG. Bila keuntungan sosialnya diperbesar dimana kapasitas menjadi OX 1 tambahan biaya per unit sebesar GX0 sedangkan tambahan keuntungan sebesar FX 0 , .pada tingkat output yang optimum keuntungan marginal sebesar HX1 sama besarnya dengan biaya marginal dengan keuntungan sosial sebesar FGH. Pada tingkat output sebesar OX 2
25. FEAK LOAD PRICING Perusahan listrik menghadapi perbedaan permintaan listrik yang berbeda pada malam hari dan siang hari, dan siang hari disebut priode off peak dan malam hari disebut peak .Kebijakan yang diperlukan dalam menghadapi permintaan di dua waktu tsb. Dari gambar 7 Waktu malam hari 12 jam dan waktu siang hari 12 jam sehingga WS +WM 12/24 + 12/24 = 1
26. Peak Load Pricing Gambar 7 LRMCy F Q X1 Output Harga (B+C) B O SRMC E X2 H1 D C
27. Asumsi adalah permintaan akan listrik pada setiap priode tidak tergantung pada harga listrik padea priode yang lain. Kurve Dm permintaan listrik siang hari D s permintaan listrik siang hari. Harga listrik pada malam hari FX 1 per unit output..Pada harga sebesar OB permintaan listrik disiang hari sebesar OX 2 unit setiap priode. Total keuntungan konsumen pada kapasitas mesin sebesar OX1 adalah Wm ( OCFX 1 ) + Ws (ODEX 2 )