SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
ILMU HADITS
Universitas Aisyah Pringsewu
Dalam suatu hadis harus memenuhi 3 unsur. Dimana unsur tersebut dapat
mempengaruhi tingkatan hadis, apakah hadis tersebut asli atau tidak. Unsur – unsur
tersebut yaitu:
MATAN
Yakni sabda Nabi atau isi dari hadits tersebut. Matan ini adalah inti dari apa yang dimaksud oleh hadis,
misalnya :
ْ
‫َن‬‫ع‬
ْ
‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬
ْ
‫َن‬‫ع‬
ْ
‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ا‬
ْ
َ‫ة‬َ‫م‬َ‫ل‬َ‫س‬
ْ
‫َن‬‫ع‬
ْ
‫ي‬ِ‫ب‬‫ا‬
ْ
َ‫ة‬َ‫ر‬‫ري‬ُ‫ه‬
َّْ‫ان‬
ْ
َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬
ْ
َّ‫ل‬َ‫ص‬
‫هللا‬
ْ
ِ‫ه‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
ْ
َ‫س‬َ‫و‬
ْ
َََّ‫ل‬
ْ
َ‫ل‬َ‫ق‬ : ‫ال‬‫و‬َ‫ل‬
‫ن‬َ‫ا‬
َّْ‫ق‬ُ‫ش‬َ‫أ‬
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬
‫ى‬ِ‫ت‬َّ‫م‬‫ا‬
ْ
َُ‫ه‬ُ‫ت‬‫ر‬َ‫م‬َ َ
‫ال‬
ْ
ِ‫ب‬
ِْ‫واك‬ِ‫الس‬
ْ
َ‫د‬‫َن‬‫ع‬
( ْ
ِ‫ة‬‫صال‬ِ‫ُال‬‫ك‬
‫رواه‬
‫الترمذى‬ )
Artinya: Dari Muhammad yang diterima dari abu Salamah yang di terimanya dari abu Hurairah,bahwa
Rosulullah SAW bersabda: Seandainya tidak akan memberatkan terhadap umatku, niscaya aku suruh
mereka bersiwak(menggosok gigi) setiapakan melakukan shalat (HR.Turmudz)
Matan berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari huruf ‫م‬- ‫ت‬- ‫ن‬Matan memiliki makna “punggung jalan”
atau bagian tanah yang keras dan menonjol ke atas. Apabila dirangkai menjadi kalimat matn al-hads maka
defenisinya adalah:
‫ألفاظ‬
‫الحديث‬
‫التى‬
‫تتقوم‬
‫بها‬
‫المعانى‬
“Kata-kata hadis yang dengannya terbentuk makna-makna”
Dapat juga diartikan sebagai ‫ما‬
‫ينتهى‬
‫إليه‬
‫السند‬
‫من‬
‫الكل‬ (Apa yang berhenti dari sanad berupa perkataan). Adapun
matan hadis itu terdiri dari dua elemen yaitu teks atau lafal dan makna (konsep), sehingga unsur-
unsur yang harus dipenuhi oleh suatu matan hadis yang sahih yaitu terhindar dari syadz
dan ’illat.
Contohnya:
‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬
ُ
‫ال‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫أل‬‫ا‬
ُِ‫ت‬‫ا‬َّ‫ي‬ِ‫الن‬ِ‫ب‬
،
‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬
ُِ‫ل‬‫ك‬ِ‫ل‬
ُ
‫ئ‬ ِ
‫ر‬ْ‫ام‬
‫ا‬َ‫م‬
‫ى‬ َ‫و‬َ‫ن‬
،
ُْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬
ُ
َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬
ُْ‫ت‬
ُ
‫ه‬‫ت‬َ‫ر‬ْ‫ج‬ِ‫ه‬
‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬‫د‬ِ‫ل‬
‫ا‬َ‫ه‬‫ب‬ْ‫ي‬ ِ
‫ص‬‫ي‬
،
ُْ‫و‬َ‫أ‬
ُ
‫ة‬َ‫أ‬َ‫ر‬ْ‫ام‬
ُ
ْ‫ن‬َ‫ي‬
‫ا‬َ‫ه‬‫ح‬ِ‫ك‬
،
ُ
‫ه‬‫ت‬َ‫ر‬ْ‫ج‬ِ‫ه‬َ‫ف‬
‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬
‫ا‬َ‫م‬
َُ‫ر‬َ‫ج‬‫ا‬َ‫ه‬ ...
“Amal-amal perbuatan itu hanya tergantung niatnya dan setipa orang akan mendapatkan apa yang dia
niatkan. Barangsiapa yang hijrah karena untuk mendapatkan dunia atau karena perempuan yang akan
dinikahinya maka hijrahnya (akan mendapatkan) sesuai dengan tujuan hijrahnya…
SANAD
Sandaran atau jalan yang menyampaikan kepada matan hadits. Sanad inilah orang yang
mengkabarkan hadis dari Rasulullah saw kepada orang yang berikutnya sampai kepada orang yang menulis
atau mengeluarkan hadis . Secara bahasa, sanad berasal dari kata ‫سند‬ yang berarti ‫انضمام‬
‫الشيئ‬
‫الى‬
‫الشيئ‬ (penggabungan sesuatu ke sesuatu yang lain), karena di dalamnya tersusun banyak nama yang
tergabung dalam satu rentetan jalan. Bisa juga berarti ‫المعتمد‬ (pegangan). Dinamakan demikian karena hadis
merupakan sesuatu yang menjadi sandaran dan pegangan.
Sementara termenologi, sanad adalah jalan yang dapat menghubungkan matan hadis sampai kepada Nabi
Muhammad saw sebagaimana juga telah dijelaskan diatas . Dengan kata lain, sanad adalah rentetan perawi-
perawi (beberapa orang) yang sampai kepada matan hadis.
Contohnya pada kitab Shohih Bukhari sebagai berikut :
‫ا‬َ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬
ُ
‫ن‬ْ‫ب‬‫ا‬
ُ
‫م‬َ‫ال‬َ‫س‬
،
ُ
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
‫ا‬َ‫ن‬َ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫خ‬َ‫أ‬
ُ
‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ن‬ْ‫ب‬
ُ
‫ل‬ْ‫ي‬َ‫ض‬‫ف‬
،
ُ
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
َُ‫ح‬
‫ا‬َ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬
‫ى‬َ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫ي‬
ُ
‫ن‬ْ‫ب‬
ُ
‫يد‬ِ‫ع‬َ‫س‬
،
ُْ‫َن‬‫ع‬
‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬
ُ
َ‫ة‬َ‫م‬َ‫ل‬َ‫س‬
،
ُ
َ‫ع‬
ُْ‫ن‬
‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬
ُ
َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬‫ه‬
،
ُ
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
ُ
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
ُ
‫ول‬‫س‬َ‫ر‬
ُ
ِ َّ
‫ّللا‬
‫صلى‬
‫هللا‬
‫عليه‬
‫وسلم‬ " ُْ‫ن‬َ‫م‬
ُ
َ‫م‬‫ا‬َ‫ص‬
َُ‫ان‬َ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬
‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬َ‫م‬‫ي‬ِ‫إ‬
ُ
ً‫ب‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ت‬ْ‫اح‬َ‫و‬
‫ا‬
َُ‫ر‬ِ‫ف‬‫غ‬
ُ
‫ه‬َ‫ل‬
‫ا‬َ‫م‬
ُ
َ‫م‬َّ‫د‬َ‫ق‬َ‫ت‬
ُْ‫ن‬ِ‫م‬
ُِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ذ‬ "
Dari hadis diatas sanadnya adalah orang – orang yang menyampaikan matan hadis sampai pada Imam
Bukhori, sehingga orang yang menyampaikan kepada imam bukhari adalah sanad pertama dan sanad
terakhir adalah Abu Hurairah. Sedangkan Imam Bukhari adalah orang yang mengeluarkan hadis atau yang
menulis hadis dalam kitabnya. Para ahli hadis memberi penilaian terhadap shohih atau tidaknya dapat
berdasarkan pada sanad tersebut. Jika terdapat salah satu sanad yang kurang memenuhi syarat maka dapat
mengurangi atau bahkan dapat meragukan kesohihan hadis.
Berikut adalah contoh sanad lainnya :
“Al-Humaidi ibn al-Zubair telah menceritakan kepada kami seraya berkata Sufyan telah mmenceritakan
kepada kami seraya berkata Yahya ibn Sa’id al-Ansari telah menceritakan kepada kami seraya berkata
Muhammad ibn Ibrahim al-Taimi telah memberitakan kepada saya bahwa dia mendengar ‘Alqamah ibn
Waqqas al-Laisi berkata “saya mendengar Umar ibn al-Khattab ra berkata di atas mimbar “Saya
mendengar Rasulullah saw. bersabda…
RAWI
Orang yang meriwayatkan hadis. Antara rawi dan sanad orang – orangnya sama, yaitu – itu saja. Misalnya
pada contoh sanad, yaitu sanad terakhir Abu Hurairah adalah perawi hadis yang pertama, begitu
seterusnya hingga kepada Imam Bukhari. Sedangkan Imam Bukhari sendiri adalah perawi hadis yang
terakhir.
‫ا‬َ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬
ُ
‫ِي‬‫د‬ْ‫ي‬َ‫م‬‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬
ُ
‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬
ُ
ِ َّ
‫ّللا‬
ُ
‫ن‬ْ‫ب‬
ُِ
‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ب‬‫الز‬
ُ
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
‫ا‬َ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬
ُ
َ‫ي‬ْ‫ف‬‫س‬
ُ
‫ان‬
ُ
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
‫ا‬َ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬
‫ى‬َ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫ي‬
ُ
‫ن‬ْ‫ب‬
ُ
‫يد‬ِ‫ع‬َ‫س‬
ُ
‫ي‬ ِ
‫ار‬َ‫ص‬ْ‫ن‬َ ْ
‫األ‬
ُ
َ‫ق‬
ُ
َ‫ل‬‫ا‬
‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫خ‬َ‫أ‬
ُ
‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ن‬ْ‫ب‬
ُ
َ‫م‬‫ي‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ر‬ْ‫ب‬ِ‫إ‬
ُ
‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ي‬َّ‫ت‬‫ال‬
ُ
‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬
َُ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬
ُ
َ‫ة‬َ‫م‬َ‫ق‬ْ‫ل‬َ‫ع‬
َُ‫ن‬ْ‫ب‬
ُ
‫اص‬َّ‫ق‬ َ‫و‬
َُّ‫ي‬ِ‫ث‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬‫ال‬
ُ
‫ول‬‫ق‬َ‫ي‬
ُ
‫ت‬ْ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬
َُ‫ر‬َ‫م‬‫ع‬
َُ‫ن‬ْ‫ب‬
ُ
ِ‫ب‬‫ا‬َّ‫ط‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬
َُ‫ي‬ ِ
‫ض‬َ‫ر‬
َُّ
‫ّللا‬
ُ
‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬
ُِ
‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬
ُ
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
ُ
‫ت‬ْ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬
ُ
َ‫ل‬‫و‬‫س‬َ‫ر‬
ُ
ِ َّ
‫ّللا‬
‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬
َُّ
‫ّللا‬
ُِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
ُ
َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬
ُ
‫ق‬َ‫ي‬
ُ
‫ول‬
Untuk menyeleksi hadis yang sekian banyaknya dan pada waktu Nabi Muhammad saw masih hidup tidak
banyak sahabat yang menulis hadis, dan penyampaian hadis Nabi SAW masih terbatas dari mulut ke mulut
berdasarkan hafalan dan ingatan saja sampai pada masa khalifah Umar bin Abdul Azis tahun 99 – 101 H.
Kata perawi atau al-rawi dalam bahasa Arab dari kata riwayat yang berarti memindahkan atau menukilkan,
yakni memindahkan suatu berita dari seseoarang kepada orang lain. Dalam istilah hadis, al-rawi adalah
orang yang meriwayatkan hadis dari seorang guru kepada orang lain yang tercantum dalam buku
hadis. Jadi, nama-nama yang terdapat dalam sanad disebut rawi, seperti:
Nama-nama dalam sanad di atas disebut rawi.
Sebenarnya antara rawi dan sanad merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan karena sanad
hadis pada setiap generasi terdiri dari beberapa perawi. Singkatnya sanad itu lebih menekankan pada
mata rantai/silsilah sedangkan rawi adalah orang yang terdapat dalam silsilah tersebut.
Maka untuk menjaga keaslian hadis diperlukan Perawi – Perawi hadis yang memenuhi syarat sebagai
berikut :
Perawi itu harus orang yang
adil
(muslim, baligh, berakal, tidak
pernah melakukan dosa besar dan
tidak sering melakukan dosakecil.)
Perawi itu harus
seorang yang
dabit
‫ا‬َ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬
ُ
‫ِي‬‫د‬ْ‫ي‬َ‫م‬‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬
ُ
‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬
ُ
ِ َّ
‫ّللا‬
ُ
‫ن‬ْ‫ب‬
ُِ
‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ب‬‫الز‬
ُ
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
‫ا‬َ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬
ُ
‫ان‬َ‫ي‬ْ‫ف‬‫س‬
ُ
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
‫ا‬َ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬
‫ى‬َ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫ي‬
ُ
‫ن‬ْ‫ب‬
ُ
‫يد‬ِ‫ع‬َ‫س‬
ُ
‫ي‬ ِ
‫ار‬َ‫ص‬ْ‫ن‬َ ْ
‫األ‬
ُ
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫خ‬َ‫أ‬
ُ
‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ن‬ْ‫ب‬
ُ
َ‫م‬‫ي‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ر‬ْ‫ب‬ِ‫إ‬
ُ
‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ي‬َّ‫ت‬‫ال‬
ُ
‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬
َُ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬
ُ
َ‫ة‬َ‫م‬َ‫ق‬ْ‫ل‬َ‫ع‬
َُ‫ن‬ْ‫ب‬
ُ
‫اص‬َّ‫ق‬ َ‫و‬
َُّ‫ي‬ِ‫ث‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬‫ال‬
ُ
‫ول‬‫ق‬َ‫ي‬
ُ
‫ت‬ْ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬
َُ‫ر‬َ‫م‬‫ع‬
َُ‫ن‬ْ‫ب‬
ُ
ِ‫ب‬‫ا‬َّ‫ط‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬
َُ‫ي‬ ِ
‫ض‬َ‫ر‬
َُّ
‫ّللا‬
ُ
َ‫ع‬
ُ
‫ه‬ْ‫ن‬
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬
ُِ
‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬
ُ
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
ُ
‫ت‬ْ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬
ُ
َ‫ل‬‫و‬‫س‬َ‫ر‬
ُ
ِ َّ
‫ّللا‬
‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬
َُّ
‫ّللا‬
ُِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
ُ
َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬
‫و‬‫ق‬َ‫ي‬
ُ
‫ل‬
Dhabith ini mempunyai dua pengertian yaitu :
• Dabit dalam arti bahwa perawi hadis harus kuat hafalan serta daya ingatnya dan bukan orang yang
pelupa.
• Dabit dalam arti bahwa perawi hadis itu dapat menjaga atau memelihara kitab hadis yang diterima dari
gurunya sebaik – baiknya, sehingga tidak mungkin ada orang mengadakan perubahan didalamnya.
Adapun para sahabat yang paling
banyak meriwayatkan hadis yaitu :
1. Abu Hurairah, beliau meriwayatkan hadis
sebanyak 5374 buah hadis
2. Abdullah bin Umar, beliau meriwayatkan
hadis sebanyak 2630 buah hadis
3. Anas bin Malik, beliau meriwayatkan
hadis sebanyak 2286 buah hadis
4. Aisyah Ummul Mukminin, beliau
meriwayatkan hadis sebanyak 2210
buah hadis
5. Abdullah bin Abbas, beliau meriwayatkan
hadis sebanyak 1660 buah hadis
6. Jabir bin Abdullah, beliau meriwayatkan
hadis sebanyak 1540 buah hadis
7. Abu Sa’id Al Khudri, beliau meriwayatkan
hadis sebanyak 1170 buah hadis
Para sahabat Nabi saw ini menjadi perawi hadis
pertama dan sanad terakhir dan mereka inilah yang
pada umumnya disebut sanad dalam hadis. Kemudian
yang disebut perawi hadis terakhir adalah mereka
yang membukukan hadis dalam kitab-kitabnya seperti,
Muwatha’nya Imam Malik, Al Kutub Al Sittah, setelah
itu sangat sulit untuk menemukan orang yang dapat
dikatagorikan sebagai perawi hadis, atau mungkin
tidak ada perawi yang muktabar.
Syarat-Syarat Seorang
Perawi
‘Adl dan Jarh
Memiliki
Pengetahuan
Bahasa Arab
Sanadnya harus
muttasil
(bersambung)
Kuat hafalannya
Tidak bertentangan
dengan perawi yang
lebih baik dan lebih
dapat dipercaya
Tidak berillat
1. Adl dan Jarh
Jarh dan Ta’dil sebenarnya berasal dari ilmu rijalul hadits. Mustafa Al-Saba’i memasukkan ilmu ini sebagai
salah satu ilmu yang paling berharga dalam “Ulum Al Hadits”. Mengingat ilmu ini sangat penting,
siapapun yang menggeluti hadits ia harus mempelajarinya. Karena ilmu ini menjadi penentu hadits,
apakah termasuk shohih atau tidak, layak dijadikan sumber hukum atau tidak. ‘Adl menurut pendapat
ulama ialah suatu tenaga jiwa (malakah) yang mendorong kita tetap berlaku taqwa dan memelihara
muru’ah. Orang yang seperti ini dinamakan adil. Muru’ah ialah membersihkan dari segala macam perangai
yang kurang baik seperti buang air besar ditengah jalan.
2. Memiliki Pengetahuan Bahasa Arab
Seorang rawi harus benar-benar memiliki pengetahuan bahasa arab yang mendalam, diantaranya, perawi
harus seorang ilmu nahwu, sharaf dan ilmu bahasa, mengerti konotasi lapadz dan maksudnya, memahami
perbedaan – perbedaan dan mampu menyampaikan hadits dengan tepat.
3. Sanadnya harus muttasil (bersambung)
Sanad yang muttasil artinya tiap-tiap perawi betul-betul mendengar dari gurunya. Guru benar-benar
mendengar dari gurunya, dan gurunya benar-benar mendengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam.
4. Kuat hafalannya
Adapun yang dimaksudkan dengan kuat ingatan/ kokoh ingatan ialah sempurna ingatannya sejak ia
menerima haditsnya itu dan dapat meriwayatkannya setiap saat.
5. Tidak bertentangan dengan perawi yang lebih baik dan lebih dapat dipercaya.
6. Tidak berillat, yakni tidak memiliki sifat yang membuat haditsnya tidak diterima.
[PENJELASAN] SYARAT PERAWI
MUKHARRIJ
Mukharrij secara bahasa adalah orang yang mengeluarkan. Kaitannya dengan
hadis, mukharrij adalah orang yang telah menukil atau mencatat hadis pada
kitabnya, seperti kitab al-Bukhari.
Memindahkan hadis dari seorang guru kepada orang lain lalu
membukukannya dalam kitab disebut mukharrij. Oleh sebab itu, semua
perawi hadis yang membukukan hadis yang diriwayatkannya disebut
mukharrij seperti para penyusun al-kutub al-tis’ah (kitab sembilan).
Contohnya : (HR.Bukhori dan HR.Muslim ).
Kitab – Kitab dan Ulama Ahli Hadits
1. Shahih Bukhari
Menurut Ibnu hajar Al-Asqalani, kitab hadis nomor wahid ini memuat sebanyak 7.397
hadis, termasuk yang ditulis ulang. Imam Bukhari menghafal sekitar 600 ribu hadis.
Ia menghafal hadis itu dari 90 ribu perawi. Hadis itu dibagi dalam bab-bab yang yang
terdiri dari akidah, hukum, etika makan dan minum, akhlak, perbuatan baik dan
tercela, tarik, serta sejarah hidup Nabi SAW.
2. Shahih Muslim
Menurut Ibnu hajar Al-Asqalani, kitab hadis nomor wahid ini memuat sebanyak 7.397
hadis, termasuk yang ditulis ulang. Imam Bukhari menghafal sekitar 600 ribu hadis.
Ia menghafal hadis itu dari 90 ribu perawi. Hadis itu dibagi dalam bab-bab yang yang
terdiri dari akidah, hukum, etika makan dan minum, akhlak, perbuatan baik dan
tercela, tarik, serta sejarah hidup Nabi SAW.
Kitab – Kitab dan Ulama Ahli Hadits
3. Sunan Abi Dawud
Kitab ini memuat 5.274 hadis, termasuk yang diulang. Sebanyak 4.800 hadis yang
tercantum dalam kitab itu adalah hadis hukum. ‘’Di antara imam yang kitabnya masuk
dalam Kutub as-Sittah, Abu Dawud merupakan imam yang paling fakih,’’ papar
Ensiklopedi Islam.
4. Sunan At-Tirmizi
Kitab ini juga dikenal dengan nama Jami’ At-Tirmizi. Karya Imam At-Tirmizi ini
mengandung 3.959 hadis, terdiri dari yang sahih, hasan, dan dhaif. Bahkan, menurut
Ibnu Qayyim al-Jaujiyah, di dalam kitab itu tercantum sebanyak 30 hadis palsu.
Namun, pendapat itu dibantah oleh ahli hadis dari Mesir, Abu Syuhbah.
Kitab – Kitab dan Ulama Ahli Hadits
5. Sunan An-Nasa’i
Kitab ini juga dikenal dengan nama Sunan Al-Mujtaba. An-Nasa’I menyusun kitab itu
setelah menyeleksi hadis-hadis yang tercantum dalam kitab yang juga ditulisnya
berjudul As-Sunan Al-Kubra yang masih mencampurkan antara hadis sahih, hasan,
dan dhaif. Sunan An-Nasa’I berisi 5.671 hadis, yang menurut Imam An-Nasa’I adalah
hadis-hadis sahih.
6. Sunan Ibnu Majah
Kitab ini berisi 4.341 hadis. Sebanyak 3.002 hadis di antaranya terdapat dalam Al-
Kutan Al-Khasah dan 1.339 hadis lainnya adalah hadis yang diriwaytkan Ibnu Majah.
Awalnya, para ulama tak memasukan kitab hadis ini kedalam jajaran Kutub As-Sittah,
karena di dalamnya masih bercampur antara hadis sahih, hasan dan dhaif. Ahli hadis
pertama yang memasukan kitab ini ke dalam jajaran enam hadis utama adalah Al-
Hafiz Abu Al-fadal Muhammad bin Tahir Al-Maqdisi (wafat 507 Hijiriah).
Pembagian Ilmu Hadits
• Secara garis besar ilmu hadits terbagi kedalam
dua bagian yaitu: Ilmu Hadits Riwayah dan Ilmu
Hadits Dirayah
1. Ilmu Hadits Riwayah
• Ilmu hadits riwayah adalah “Ilmu yang membahas tentang
proses periwayatan sesuatu yang disandarkan kepada nabi
Muhammad yang berupa perkataan, ketetapan dan sifat-sifat
Nabi”.
• Pokok bahasan ilmu hadits riwayah adalah ucapan, perbuatan
dan ketetapan Rasul dilihat dari segi periwayatannya.
• Tujuaan mempelajari ilmu hadits riwayah adalah memelihara
Sunnah dan menjaganya dari kesalahan periwayatan dalam
mengimformasikan segala sesuatu yang berasal dari Nabi
Saw. baik yang berupa perkataan, perbuatan dan
ketetapannya (M.Ajaj Al-khuthabi 1989 : 7 )
2. Ilmu Hadits Dirayah
• Ilmu hadits dirayah menurut Ibn Hajar al-Ashqalany adalah
“Kumpulan kaidah-kaidah dan permasalahanpermasalahan
yang berfungsi untuk mengetahui diterima atau tidaknya
suatu hadits, baik dilihat dari segi orang yang meriwayatkan
ataupun dari segi cara periwayatannya.”
• Menurut Ibn Akfani, ilmu hadits dirayah adalah “Ilmu yang
dapat mengetahui hakikat suatu riwayat dan syarat-
syaratnya, macam-macamnya serta hukum-hukumnya.
Dengan ilmu itu pula dapat diketahui keadaan para rawi dan
syarat-syaratnya serta segala hal yang berhubungan
dengannya.”
Ilmu Hadits Dirayah
• Pokok bahasan ilmu hadits dirayah adalah: pertama sanad
dilihat dari segi keadaan pribadi rawinya, mut.t.asil atau
munqathi-nya, ali atau nazil-nya, dan yang lainnya, kedua
matan dilihat dari segi shahih atau dhaifnya dan hal-hal lain
yang berhubungan matan suatu hadits.
• Dengan mempelajari ilmu hadits dirayah seseorang dapat
membedakan antara hadits yang diterima dengan hadits yang
ditolak. Seseorang tidak akan bisa membedakan antara hadits
yang diterima dan ditolak hanya dengan mempelajari ilmu
hadits riwayah tanpa disertai ilmu hadits dirayah
Terima Kasih

More Related Content

Similar to ILMU HADITS menjabarkan tentang hadits terkini

Pegertian dan klasifikasi Hadis Dha’if 1.pptx
Pegertian dan klasifikasi Hadis Dha’if 1.pptxPegertian dan klasifikasi Hadis Dha’if 1.pptx
Pegertian dan klasifikasi Hadis Dha’if 1.pptx
SawaunAmin
 
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
caturwibowo83
 
Terima Tolak Hadith
Terima Tolak HadithTerima Tolak Hadith
Terima Tolak Hadith
dr2200s
 

Similar to ILMU HADITS menjabarkan tentang hadits terkini (20)

5. sunnah sbg sumber
5. sunnah sbg sumber5. sunnah sbg sumber
5. sunnah sbg sumber
 
Istilah Ulumul Hadits
Istilah Ulumul HaditsIstilah Ulumul Hadits
Istilah Ulumul Hadits
 
Pengertian, Klasifikasi Hadis Dha’if.pptx
Pengertian, Klasifikasi Hadis Dha’if.pptxPengertian, Klasifikasi Hadis Dha’if.pptx
Pengertian, Klasifikasi Hadis Dha’if.pptx
 
Pegertian dan klasifikasi Hadis Dha’if 1.pptx
Pegertian dan klasifikasi Hadis Dha’if 1.pptxPegertian dan klasifikasi Hadis Dha’if 1.pptx
Pegertian dan klasifikasi Hadis Dha’if 1.pptx
 
hadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptxhadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptx
 
HADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptx
HADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptxHADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptx
HADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptx
 
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
 
Hadis dhaif
Hadis dhaifHadis dhaif
Hadis dhaif
 
Modul 10 kb 1
Modul 10 kb 1Modul 10 kb 1
Modul 10 kb 1
 
3. BELAJAR ILMU HADIS.pptx
3. BELAJAR ILMU HADIS.pptx3. BELAJAR ILMU HADIS.pptx
3. BELAJAR ILMU HADIS.pptx
 
Terminologi Hadis
Terminologi HadisTerminologi Hadis
Terminologi Hadis
 
Terima Tolak Hadith
Terima Tolak HadithTerima Tolak Hadith
Terima Tolak Hadith
 
Makalah Klompok Diskusi I Syahnur Ardanil Siagian dkk.SM V MD-D FDK UINSU 2019
Makalah Klompok Diskusi I Syahnur Ardanil Siagian dkk.SM V MD-D FDK UINSU 2019Makalah Klompok Diskusi I Syahnur Ardanil Siagian dkk.SM V MD-D FDK UINSU 2019
Makalah Klompok Diskusi I Syahnur Ardanil Siagian dkk.SM V MD-D FDK UINSU 2019
 
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'anQurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
 
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'anQurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
 
tawasul dan istighatsah
tawasul dan istighatsah tawasul dan istighatsah
tawasul dan istighatsah
 
Takhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir Bolano
Takhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir BolanoTakhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir Bolano
Takhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir Bolano
 
Isi ulumul hadist
Isi ulumul hadistIsi ulumul hadist
Isi ulumul hadist
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 

More from RioSeptora2

hakikatbahasamodul1-230413055806-f4dadc53.pptx
hakikatbahasamodul1-230413055806-f4dadc53.pptxhakikatbahasamodul1-230413055806-f4dadc53.pptx
hakikatbahasamodul1-230413055806-f4dadc53.pptx
RioSeptora2
 
pptperkembanganbahasa-141209200540-conversion-gate01 (1).pptx
pptperkembanganbahasa-141209200540-conversion-gate01 (1).pptxpptperkembanganbahasa-141209200540-conversion-gate01 (1).pptx
pptperkembanganbahasa-141209200540-conversion-gate01 (1).pptx
RioSeptora2
 
7. ASUHAN GIZI PADA PASIEN DEFISIENSI GIZI (KEKURANGAN VITAMIN A).pptx
7. ASUHAN GIZI PADA PASIEN DEFISIENSI GIZI (KEKURANGAN VITAMIN A).pptx7. ASUHAN GIZI PADA PASIEN DEFISIENSI GIZI (KEKURANGAN VITAMIN A).pptx
7. ASUHAN GIZI PADA PASIEN DEFISIENSI GIZI (KEKURANGAN VITAMIN A).pptx
RioSeptora2
 
konsepdasarsisteminformasimanajemensim-150521105505-lva1-app6891.pptx
konsepdasarsisteminformasimanajemensim-150521105505-lva1-app6891.pptxkonsepdasarsisteminformasimanajemensim-150521105505-lva1-app6891.pptx
konsepdasarsisteminformasimanajemensim-150521105505-lva1-app6891.pptx
RioSeptora2
 
PPT-5-TM-5-PSD-327-MBS-RATNAWATI-SUSANTO-IMPLEMENTASI-MANAGEMEN-PENDIDIK-DAN-...
PPT-5-TM-5-PSD-327-MBS-RATNAWATI-SUSANTO-IMPLEMENTASI-MANAGEMEN-PENDIDIK-DAN-...PPT-5-TM-5-PSD-327-MBS-RATNAWATI-SUSANTO-IMPLEMENTASI-MANAGEMEN-PENDIDIK-DAN-...
PPT-5-TM-5-PSD-327-MBS-RATNAWATI-SUSANTO-IMPLEMENTASI-MANAGEMEN-PENDIDIK-DAN-...
RioSeptora2
 

More from RioSeptora2 (8)

hakikatbahasamodul1-230413055806-f4dadc53.pptx
hakikatbahasamodul1-230413055806-f4dadc53.pptxhakikatbahasamodul1-230413055806-f4dadc53.pptx
hakikatbahasamodul1-230413055806-f4dadc53.pptx
 
pptperkembanganbahasa-141209200540-conversion-gate01 (1).pptx
pptperkembanganbahasa-141209200540-conversion-gate01 (1).pptxpptperkembanganbahasa-141209200540-conversion-gate01 (1).pptx
pptperkembanganbahasa-141209200540-conversion-gate01 (1).pptx
 
MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU SEKOLAH.pptx
MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU SEKOLAH.pptxMANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU SEKOLAH.pptx
MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU SEKOLAH.pptx
 
1. PENGANTAR MANAJEMEN ANALISIS DATA.pptx
1. PENGANTAR MANAJEMEN ANALISIS DATA.pptx1. PENGANTAR MANAJEMEN ANALISIS DATA.pptx
1. PENGANTAR MANAJEMEN ANALISIS DATA.pptx
 
7. ASUHAN GIZI PADA PASIEN DEFISIENSI GIZI (KEKURANGAN VITAMIN A).pptx
7. ASUHAN GIZI PADA PASIEN DEFISIENSI GIZI (KEKURANGAN VITAMIN A).pptx7. ASUHAN GIZI PADA PASIEN DEFISIENSI GIZI (KEKURANGAN VITAMIN A).pptx
7. ASUHAN GIZI PADA PASIEN DEFISIENSI GIZI (KEKURANGAN VITAMIN A).pptx
 
konsepdasarsisteminformasimanajemensim-150521105505-lva1-app6891.pptx
konsepdasarsisteminformasimanajemensim-150521105505-lva1-app6891.pptxkonsepdasarsisteminformasimanajemensim-150521105505-lva1-app6891.pptx
konsepdasarsisteminformasimanajemensim-150521105505-lva1-app6891.pptx
 
PPT-5-TM-5-PSD-327-MBS-RATNAWATI-SUSANTO-IMPLEMENTASI-MANAGEMEN-PENDIDIK-DAN-...
PPT-5-TM-5-PSD-327-MBS-RATNAWATI-SUSANTO-IMPLEMENTASI-MANAGEMEN-PENDIDIK-DAN-...PPT-5-TM-5-PSD-327-MBS-RATNAWATI-SUSANTO-IMPLEMENTASI-MANAGEMEN-PENDIDIK-DAN-...
PPT-5-TM-5-PSD-327-MBS-RATNAWATI-SUSANTO-IMPLEMENTASI-MANAGEMEN-PENDIDIK-DAN-...
 
EJAAN BAHASA INDONESIA.pptx
EJAAN BAHASA INDONESIA.pptxEJAAN BAHASA INDONESIA.pptx
EJAAN BAHASA INDONESIA.pptx
 

Recently uploaded

MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
randikaakbar11
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
AgusSuarno2
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
AvivThea
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
DoddiKELAS7A
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Khiyaroh1
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
iwidyastama85
 

Recently uploaded (20)

Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

ILMU HADITS menjabarkan tentang hadits terkini

  • 2. Dalam suatu hadis harus memenuhi 3 unsur. Dimana unsur tersebut dapat mempengaruhi tingkatan hadis, apakah hadis tersebut asli atau tidak. Unsur – unsur tersebut yaitu: MATAN Yakni sabda Nabi atau isi dari hadits tersebut. Matan ini adalah inti dari apa yang dimaksud oleh hadis, misalnya : ْ ‫َن‬‫ع‬ ْ ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ْ ‫َن‬‫ع‬ ْ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ا‬ ْ َ‫ة‬َ‫م‬َ‫ل‬َ‫س‬ ْ ‫َن‬‫ع‬ ْ ‫ي‬ِ‫ب‬‫ا‬ ْ َ‫ة‬َ‫ر‬‫ري‬ُ‫ه‬ َّْ‫ان‬ ْ َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ْ َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫هللا‬ ْ ِ‫ه‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ َ‫س‬َ‫و‬ ْ َََّ‫ل‬ ْ َ‫ل‬َ‫ق‬ : ‫ال‬‫و‬َ‫ل‬ ‫ن‬َ‫ا‬ َّْ‫ق‬ُ‫ش‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ى‬ِ‫ت‬َّ‫م‬‫ا‬ ْ َُ‫ه‬ُ‫ت‬‫ر‬َ‫م‬َ َ ‫ال‬ ْ ِ‫ب‬ ِْ‫واك‬ِ‫الس‬ ْ َ‫د‬‫َن‬‫ع‬ ( ْ ِ‫ة‬‫صال‬ِ‫ُال‬‫ك‬ ‫رواه‬ ‫الترمذى‬ ) Artinya: Dari Muhammad yang diterima dari abu Salamah yang di terimanya dari abu Hurairah,bahwa Rosulullah SAW bersabda: Seandainya tidak akan memberatkan terhadap umatku, niscaya aku suruh mereka bersiwak(menggosok gigi) setiapakan melakukan shalat (HR.Turmudz) Matan berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari huruf ‫م‬- ‫ت‬- ‫ن‬Matan memiliki makna “punggung jalan” atau bagian tanah yang keras dan menonjol ke atas. Apabila dirangkai menjadi kalimat matn al-hads maka defenisinya adalah: ‫ألفاظ‬ ‫الحديث‬ ‫التى‬ ‫تتقوم‬ ‫بها‬ ‫المعانى‬ “Kata-kata hadis yang dengannya terbentuk makna-makna” Dapat juga diartikan sebagai ‫ما‬ ‫ينتهى‬ ‫إليه‬ ‫السند‬ ‫من‬ ‫الكل‬ (Apa yang berhenti dari sanad berupa perkataan). Adapun matan hadis itu terdiri dari dua elemen yaitu teks atau lafal dan makna (konsep), sehingga unsur- unsur yang harus dipenuhi oleh suatu matan hadis yang sahih yaitu terhindar dari syadz dan ’illat.
  • 3. Contohnya: ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ُ ‫ال‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫أل‬‫ا‬ ُِ‫ت‬‫ا‬َّ‫ي‬ِ‫الن‬ِ‫ب‬ ، ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ُِ‫ل‬‫ك‬ِ‫ل‬ ُ ‫ئ‬ ِ ‫ر‬ْ‫ام‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ى‬ َ‫و‬َ‫ن‬ ، ُْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ ُ َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ ُْ‫ت‬ ُ ‫ه‬‫ت‬َ‫ر‬ْ‫ج‬ِ‫ه‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬‫د‬ِ‫ل‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ب‬ْ‫ي‬ ِ ‫ص‬‫ي‬ ، ُْ‫و‬َ‫أ‬ ُ ‫ة‬َ‫أ‬َ‫ر‬ْ‫ام‬ ُ ْ‫ن‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ح‬ِ‫ك‬ ، ُ ‫ه‬‫ت‬َ‫ر‬ْ‫ج‬ِ‫ه‬َ‫ف‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َُ‫ر‬َ‫ج‬‫ا‬َ‫ه‬ ... “Amal-amal perbuatan itu hanya tergantung niatnya dan setipa orang akan mendapatkan apa yang dia niatkan. Barangsiapa yang hijrah karena untuk mendapatkan dunia atau karena perempuan yang akan dinikahinya maka hijrahnya (akan mendapatkan) sesuai dengan tujuan hijrahnya… SANAD Sandaran atau jalan yang menyampaikan kepada matan hadits. Sanad inilah orang yang mengkabarkan hadis dari Rasulullah saw kepada orang yang berikutnya sampai kepada orang yang menulis atau mengeluarkan hadis . Secara bahasa, sanad berasal dari kata ‫سند‬ yang berarti ‫انضمام‬ ‫الشيئ‬ ‫الى‬ ‫الشيئ‬ (penggabungan sesuatu ke sesuatu yang lain), karena di dalamnya tersusun banyak nama yang tergabung dalam satu rentetan jalan. Bisa juga berarti ‫المعتمد‬ (pegangan). Dinamakan demikian karena hadis merupakan sesuatu yang menjadi sandaran dan pegangan. Sementara termenologi, sanad adalah jalan yang dapat menghubungkan matan hadis sampai kepada Nabi Muhammad saw sebagaimana juga telah dijelaskan diatas . Dengan kata lain, sanad adalah rentetan perawi- perawi (beberapa orang) yang sampai kepada matan hadis. Contohnya pada kitab Shohih Bukhari sebagai berikut : ‫ا‬َ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ ُ ‫ن‬ْ‫ب‬‫ا‬ ُ ‫م‬َ‫ال‬َ‫س‬ ، ُ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫خ‬َ‫أ‬ ُ ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ن‬ْ‫ب‬ ُ ‫ل‬ْ‫ي‬َ‫ض‬‫ف‬ ، ُ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َُ‫ح‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬ ‫ى‬َ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ ُ ‫ن‬ْ‫ب‬ ُ ‫يد‬ِ‫ع‬َ‫س‬ ، ُْ‫َن‬‫ع‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ُ َ‫ة‬َ‫م‬َ‫ل‬َ‫س‬ ، ُ َ‫ع‬ ُْ‫ن‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ُ َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬‫ه‬ ، ُ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ُ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ُ ‫ول‬‫س‬َ‫ر‬ ُ ِ َّ ‫ّللا‬ ‫صلى‬ ‫هللا‬ ‫عليه‬ ‫وسلم‬ " ُْ‫ن‬َ‫م‬ ُ َ‫م‬‫ا‬َ‫ص‬ َُ‫ان‬َ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬َ‫م‬‫ي‬ِ‫إ‬ ُ ً‫ب‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ت‬ْ‫اح‬َ‫و‬ ‫ا‬ َُ‫ر‬ِ‫ف‬‫غ‬ ُ ‫ه‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ َ‫م‬َّ‫د‬َ‫ق‬َ‫ت‬ ُْ‫ن‬ِ‫م‬ ُِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ذ‬ "
  • 4. Dari hadis diatas sanadnya adalah orang – orang yang menyampaikan matan hadis sampai pada Imam Bukhori, sehingga orang yang menyampaikan kepada imam bukhari adalah sanad pertama dan sanad terakhir adalah Abu Hurairah. Sedangkan Imam Bukhari adalah orang yang mengeluarkan hadis atau yang menulis hadis dalam kitabnya. Para ahli hadis memberi penilaian terhadap shohih atau tidaknya dapat berdasarkan pada sanad tersebut. Jika terdapat salah satu sanad yang kurang memenuhi syarat maka dapat mengurangi atau bahkan dapat meragukan kesohihan hadis. Berikut adalah contoh sanad lainnya : “Al-Humaidi ibn al-Zubair telah menceritakan kepada kami seraya berkata Sufyan telah mmenceritakan kepada kami seraya berkata Yahya ibn Sa’id al-Ansari telah menceritakan kepada kami seraya berkata Muhammad ibn Ibrahim al-Taimi telah memberitakan kepada saya bahwa dia mendengar ‘Alqamah ibn Waqqas al-Laisi berkata “saya mendengar Umar ibn al-Khattab ra berkata di atas mimbar “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda… RAWI Orang yang meriwayatkan hadis. Antara rawi dan sanad orang – orangnya sama, yaitu – itu saja. Misalnya pada contoh sanad, yaitu sanad terakhir Abu Hurairah adalah perawi hadis yang pertama, begitu seterusnya hingga kepada Imam Bukhari. Sedangkan Imam Bukhari sendiri adalah perawi hadis yang terakhir. ‫ا‬َ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ ُ ‫ِي‬‫د‬ْ‫ي‬َ‫م‬‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ُ ِ َّ ‫ّللا‬ ُ ‫ن‬ْ‫ب‬ ُِ ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ب‬‫الز‬ ُ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ ُ َ‫ي‬ْ‫ف‬‫س‬ ُ ‫ان‬ ُ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ ‫ى‬َ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ ُ ‫ن‬ْ‫ب‬ ُ ‫يد‬ِ‫ع‬َ‫س‬ ُ ‫ي‬ ِ ‫ار‬َ‫ص‬ْ‫ن‬َ ْ ‫األ‬ ُ َ‫ق‬ ُ َ‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫خ‬َ‫أ‬ ُ ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ن‬ْ‫ب‬ ُ َ‫م‬‫ي‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ر‬ْ‫ب‬ِ‫إ‬ ُ ‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ي‬َّ‫ت‬‫ال‬ ُ ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ َُ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬ ُ َ‫ة‬َ‫م‬َ‫ق‬ْ‫ل‬َ‫ع‬ َُ‫ن‬ْ‫ب‬ ُ ‫اص‬َّ‫ق‬ َ‫و‬ َُّ‫ي‬ِ‫ث‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬‫ال‬ ُ ‫ول‬‫ق‬َ‫ي‬ ُ ‫ت‬ْ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬ َُ‫ر‬َ‫م‬‫ع‬ َُ‫ن‬ْ‫ب‬ ُ ِ‫ب‬‫ا‬َّ‫ط‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ َُ‫ي‬ ِ ‫ض‬َ‫ر‬ َُّ ‫ّللا‬ ُ ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُِ ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ُ ‫ت‬ْ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬ ُ َ‫ل‬‫و‬‫س‬َ‫ر‬ ُ ِ َّ ‫ّللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ َُّ ‫ّللا‬ ُِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ُ ‫ق‬َ‫ي‬ ُ ‫ول‬
  • 5. Untuk menyeleksi hadis yang sekian banyaknya dan pada waktu Nabi Muhammad saw masih hidup tidak banyak sahabat yang menulis hadis, dan penyampaian hadis Nabi SAW masih terbatas dari mulut ke mulut berdasarkan hafalan dan ingatan saja sampai pada masa khalifah Umar bin Abdul Azis tahun 99 – 101 H. Kata perawi atau al-rawi dalam bahasa Arab dari kata riwayat yang berarti memindahkan atau menukilkan, yakni memindahkan suatu berita dari seseoarang kepada orang lain. Dalam istilah hadis, al-rawi adalah orang yang meriwayatkan hadis dari seorang guru kepada orang lain yang tercantum dalam buku hadis. Jadi, nama-nama yang terdapat dalam sanad disebut rawi, seperti: Nama-nama dalam sanad di atas disebut rawi. Sebenarnya antara rawi dan sanad merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan karena sanad hadis pada setiap generasi terdiri dari beberapa perawi. Singkatnya sanad itu lebih menekankan pada mata rantai/silsilah sedangkan rawi adalah orang yang terdapat dalam silsilah tersebut. Maka untuk menjaga keaslian hadis diperlukan Perawi – Perawi hadis yang memenuhi syarat sebagai berikut : Perawi itu harus orang yang adil (muslim, baligh, berakal, tidak pernah melakukan dosa besar dan tidak sering melakukan dosakecil.) Perawi itu harus seorang yang dabit ‫ا‬َ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ ُ ‫ِي‬‫د‬ْ‫ي‬َ‫م‬‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ُ ِ َّ ‫ّللا‬ ُ ‫ن‬ْ‫ب‬ ُِ ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ب‬‫الز‬ ُ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ ُ ‫ان‬َ‫ي‬ْ‫ف‬‫س‬ ُ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ ‫ى‬َ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ ُ ‫ن‬ْ‫ب‬ ُ ‫يد‬ِ‫ع‬َ‫س‬ ُ ‫ي‬ ِ ‫ار‬َ‫ص‬ْ‫ن‬َ ْ ‫األ‬ ُ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫خ‬َ‫أ‬ ُ ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ن‬ْ‫ب‬ ُ َ‫م‬‫ي‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ر‬ْ‫ب‬ِ‫إ‬ ُ ‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ي‬َّ‫ت‬‫ال‬ ُ ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ َُ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬ ُ َ‫ة‬َ‫م‬َ‫ق‬ْ‫ل‬َ‫ع‬ َُ‫ن‬ْ‫ب‬ ُ ‫اص‬َّ‫ق‬ َ‫و‬ َُّ‫ي‬ِ‫ث‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬‫ال‬ ُ ‫ول‬‫ق‬َ‫ي‬ ُ ‫ت‬ْ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬ َُ‫ر‬َ‫م‬‫ع‬ َُ‫ن‬ْ‫ب‬ ُ ِ‫ب‬‫ا‬َّ‫ط‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ َُ‫ي‬ ِ ‫ض‬َ‫ر‬ َُّ ‫ّللا‬ ُ َ‫ع‬ ُ ‫ه‬ْ‫ن‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُِ ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ُ ‫ت‬ْ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬ ُ َ‫ل‬‫و‬‫س‬َ‫ر‬ ُ ِ َّ ‫ّللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ َُّ ‫ّللا‬ ُِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ‫و‬‫ق‬َ‫ي‬ ُ ‫ل‬
  • 6. Dhabith ini mempunyai dua pengertian yaitu : • Dabit dalam arti bahwa perawi hadis harus kuat hafalan serta daya ingatnya dan bukan orang yang pelupa. • Dabit dalam arti bahwa perawi hadis itu dapat menjaga atau memelihara kitab hadis yang diterima dari gurunya sebaik – baiknya, sehingga tidak mungkin ada orang mengadakan perubahan didalamnya. Adapun para sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis yaitu : 1. Abu Hurairah, beliau meriwayatkan hadis sebanyak 5374 buah hadis 2. Abdullah bin Umar, beliau meriwayatkan hadis sebanyak 2630 buah hadis 3. Anas bin Malik, beliau meriwayatkan hadis sebanyak 2286 buah hadis 4. Aisyah Ummul Mukminin, beliau meriwayatkan hadis sebanyak 2210 buah hadis 5. Abdullah bin Abbas, beliau meriwayatkan hadis sebanyak 1660 buah hadis 6. Jabir bin Abdullah, beliau meriwayatkan hadis sebanyak 1540 buah hadis 7. Abu Sa’id Al Khudri, beliau meriwayatkan hadis sebanyak 1170 buah hadis Para sahabat Nabi saw ini menjadi perawi hadis pertama dan sanad terakhir dan mereka inilah yang pada umumnya disebut sanad dalam hadis. Kemudian yang disebut perawi hadis terakhir adalah mereka yang membukukan hadis dalam kitab-kitabnya seperti, Muwatha’nya Imam Malik, Al Kutub Al Sittah, setelah itu sangat sulit untuk menemukan orang yang dapat dikatagorikan sebagai perawi hadis, atau mungkin tidak ada perawi yang muktabar. Syarat-Syarat Seorang Perawi ‘Adl dan Jarh Memiliki Pengetahuan Bahasa Arab Sanadnya harus muttasil (bersambung) Kuat hafalannya Tidak bertentangan dengan perawi yang lebih baik dan lebih dapat dipercaya Tidak berillat
  • 7. 1. Adl dan Jarh Jarh dan Ta’dil sebenarnya berasal dari ilmu rijalul hadits. Mustafa Al-Saba’i memasukkan ilmu ini sebagai salah satu ilmu yang paling berharga dalam “Ulum Al Hadits”. Mengingat ilmu ini sangat penting, siapapun yang menggeluti hadits ia harus mempelajarinya. Karena ilmu ini menjadi penentu hadits, apakah termasuk shohih atau tidak, layak dijadikan sumber hukum atau tidak. ‘Adl menurut pendapat ulama ialah suatu tenaga jiwa (malakah) yang mendorong kita tetap berlaku taqwa dan memelihara muru’ah. Orang yang seperti ini dinamakan adil. Muru’ah ialah membersihkan dari segala macam perangai yang kurang baik seperti buang air besar ditengah jalan. 2. Memiliki Pengetahuan Bahasa Arab Seorang rawi harus benar-benar memiliki pengetahuan bahasa arab yang mendalam, diantaranya, perawi harus seorang ilmu nahwu, sharaf dan ilmu bahasa, mengerti konotasi lapadz dan maksudnya, memahami perbedaan – perbedaan dan mampu menyampaikan hadits dengan tepat. 3. Sanadnya harus muttasil (bersambung) Sanad yang muttasil artinya tiap-tiap perawi betul-betul mendengar dari gurunya. Guru benar-benar mendengar dari gurunya, dan gurunya benar-benar mendengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. 4. Kuat hafalannya Adapun yang dimaksudkan dengan kuat ingatan/ kokoh ingatan ialah sempurna ingatannya sejak ia menerima haditsnya itu dan dapat meriwayatkannya setiap saat. 5. Tidak bertentangan dengan perawi yang lebih baik dan lebih dapat dipercaya. 6. Tidak berillat, yakni tidak memiliki sifat yang membuat haditsnya tidak diterima. [PENJELASAN] SYARAT PERAWI
  • 8. MUKHARRIJ Mukharrij secara bahasa adalah orang yang mengeluarkan. Kaitannya dengan hadis, mukharrij adalah orang yang telah menukil atau mencatat hadis pada kitabnya, seperti kitab al-Bukhari. Memindahkan hadis dari seorang guru kepada orang lain lalu membukukannya dalam kitab disebut mukharrij. Oleh sebab itu, semua perawi hadis yang membukukan hadis yang diriwayatkannya disebut mukharrij seperti para penyusun al-kutub al-tis’ah (kitab sembilan). Contohnya : (HR.Bukhori dan HR.Muslim ).
  • 9. Kitab – Kitab dan Ulama Ahli Hadits 1. Shahih Bukhari Menurut Ibnu hajar Al-Asqalani, kitab hadis nomor wahid ini memuat sebanyak 7.397 hadis, termasuk yang ditulis ulang. Imam Bukhari menghafal sekitar 600 ribu hadis. Ia menghafal hadis itu dari 90 ribu perawi. Hadis itu dibagi dalam bab-bab yang yang terdiri dari akidah, hukum, etika makan dan minum, akhlak, perbuatan baik dan tercela, tarik, serta sejarah hidup Nabi SAW. 2. Shahih Muslim Menurut Ibnu hajar Al-Asqalani, kitab hadis nomor wahid ini memuat sebanyak 7.397 hadis, termasuk yang ditulis ulang. Imam Bukhari menghafal sekitar 600 ribu hadis. Ia menghafal hadis itu dari 90 ribu perawi. Hadis itu dibagi dalam bab-bab yang yang terdiri dari akidah, hukum, etika makan dan minum, akhlak, perbuatan baik dan tercela, tarik, serta sejarah hidup Nabi SAW.
  • 10. Kitab – Kitab dan Ulama Ahli Hadits 3. Sunan Abi Dawud Kitab ini memuat 5.274 hadis, termasuk yang diulang. Sebanyak 4.800 hadis yang tercantum dalam kitab itu adalah hadis hukum. ‘’Di antara imam yang kitabnya masuk dalam Kutub as-Sittah, Abu Dawud merupakan imam yang paling fakih,’’ papar Ensiklopedi Islam. 4. Sunan At-Tirmizi Kitab ini juga dikenal dengan nama Jami’ At-Tirmizi. Karya Imam At-Tirmizi ini mengandung 3.959 hadis, terdiri dari yang sahih, hasan, dan dhaif. Bahkan, menurut Ibnu Qayyim al-Jaujiyah, di dalam kitab itu tercantum sebanyak 30 hadis palsu. Namun, pendapat itu dibantah oleh ahli hadis dari Mesir, Abu Syuhbah.
  • 11. Kitab – Kitab dan Ulama Ahli Hadits 5. Sunan An-Nasa’i Kitab ini juga dikenal dengan nama Sunan Al-Mujtaba. An-Nasa’I menyusun kitab itu setelah menyeleksi hadis-hadis yang tercantum dalam kitab yang juga ditulisnya berjudul As-Sunan Al-Kubra yang masih mencampurkan antara hadis sahih, hasan, dan dhaif. Sunan An-Nasa’I berisi 5.671 hadis, yang menurut Imam An-Nasa’I adalah hadis-hadis sahih. 6. Sunan Ibnu Majah Kitab ini berisi 4.341 hadis. Sebanyak 3.002 hadis di antaranya terdapat dalam Al- Kutan Al-Khasah dan 1.339 hadis lainnya adalah hadis yang diriwaytkan Ibnu Majah. Awalnya, para ulama tak memasukan kitab hadis ini kedalam jajaran Kutub As-Sittah, karena di dalamnya masih bercampur antara hadis sahih, hasan dan dhaif. Ahli hadis pertama yang memasukan kitab ini ke dalam jajaran enam hadis utama adalah Al- Hafiz Abu Al-fadal Muhammad bin Tahir Al-Maqdisi (wafat 507 Hijiriah).
  • 12. Pembagian Ilmu Hadits • Secara garis besar ilmu hadits terbagi kedalam dua bagian yaitu: Ilmu Hadits Riwayah dan Ilmu Hadits Dirayah
  • 13. 1. Ilmu Hadits Riwayah • Ilmu hadits riwayah adalah “Ilmu yang membahas tentang proses periwayatan sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad yang berupa perkataan, ketetapan dan sifat-sifat Nabi”. • Pokok bahasan ilmu hadits riwayah adalah ucapan, perbuatan dan ketetapan Rasul dilihat dari segi periwayatannya. • Tujuaan mempelajari ilmu hadits riwayah adalah memelihara Sunnah dan menjaganya dari kesalahan periwayatan dalam mengimformasikan segala sesuatu yang berasal dari Nabi Saw. baik yang berupa perkataan, perbuatan dan ketetapannya (M.Ajaj Al-khuthabi 1989 : 7 )
  • 14. 2. Ilmu Hadits Dirayah • Ilmu hadits dirayah menurut Ibn Hajar al-Ashqalany adalah “Kumpulan kaidah-kaidah dan permasalahanpermasalahan yang berfungsi untuk mengetahui diterima atau tidaknya suatu hadits, baik dilihat dari segi orang yang meriwayatkan ataupun dari segi cara periwayatannya.” • Menurut Ibn Akfani, ilmu hadits dirayah adalah “Ilmu yang dapat mengetahui hakikat suatu riwayat dan syarat- syaratnya, macam-macamnya serta hukum-hukumnya. Dengan ilmu itu pula dapat diketahui keadaan para rawi dan syarat-syaratnya serta segala hal yang berhubungan dengannya.”
  • 15. Ilmu Hadits Dirayah • Pokok bahasan ilmu hadits dirayah adalah: pertama sanad dilihat dari segi keadaan pribadi rawinya, mut.t.asil atau munqathi-nya, ali atau nazil-nya, dan yang lainnya, kedua matan dilihat dari segi shahih atau dhaifnya dan hal-hal lain yang berhubungan matan suatu hadits. • Dengan mempelajari ilmu hadits dirayah seseorang dapat membedakan antara hadits yang diterima dengan hadits yang ditolak. Seseorang tidak akan bisa membedakan antara hadits yang diterima dan ditolak hanya dengan mempelajari ilmu hadits riwayah tanpa disertai ilmu hadits dirayah