Dokumen tersebut merangkum istilah-istilah penting dalam ilmu hadis seperti sanad, matan, rawi, musnad, musnid, muhaddis, hafiz, dan hakim. Juga dijelaskan definisi dan pengertian masing-masing istilah tersebut. Selain itu, dibahas pula mengenai generasi periwayatan hadis seperti sahabat, tabi'in, dan al-mutaqoddimun.
tahun ajaran 2013-2014 semester I
kelas XII IPA II | Madrasah Aliyah Negeri 1 Rantau
nama : Risma Amalia dan Muhammad Maulana abdillah
guru pembimbing : Bapak Hilal Najmi
tahun ajaran 2013-2014 semester I
kelas XII IPA II | Madrasah Aliyah Negeri 1 Rantau
nama : Risma Amalia dan Muhammad Maulana abdillah
guru pembimbing : Bapak Hilal Najmi
Qawaid Fiqh adalah satu Science oleh Ulama Islam bagi mengeluarkan Hukum Fiqh. Ianya adalah Garis Sempadan dan Ungkapan yang mendalam dan Boleh di Gunakan secara Umum oleh Pencinta Islam dan Pendakwah sebagai petunjuk umum.
HADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITSMuhammad Rizaki
Abstrak: The hadith, sunnah, khabar, and atsar are inseparable materials from the knowledge of the hadith, the word hadith, sunnah, khabar, and atsar have different resolutions in terms of etymology or language, the hadith is al-jadid (looking for new), sunnah means al-Tariqah (the path that is traversed) either praiseworthy or despicable, khabar means al-naba' (news or news) originating from the prophet, whereas atsar is interpreted as al-baqiy which means (relic or used) of the prophet Muhammad saw. The hadith, sunnah, khabar, and atsar resolutions have the same meaning that is relied on the prophet to see, from the words or actions or decrees, or the nature of the prophet or which is relied on the companions and tabiin. The hadith has a position as a source of Islamic law after the Qur'an was published in the Qur'an and the hadith and reviewed by ijma '. Besides that it has a function as bayan al-taqrir (elucidator of the Qur'an), bayan tasyri 'which gives legal certainty when there is no verse in the Qur'an that explains and bayan al-tafsir (interpreter of the Qur'an) ) which is divided into three (takhshis' am, nasakh commentary, and bayan mujmal).
Qawaid Fiqh adalah satu Science oleh Ulama Islam bagi mengeluarkan Hukum Fiqh. Ianya adalah Garis Sempadan dan Ungkapan yang mendalam dan Boleh di Gunakan secara Umum oleh Pencinta Islam dan Pendakwah sebagai petunjuk umum.
HADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITSMuhammad Rizaki
Abstrak: The hadith, sunnah, khabar, and atsar are inseparable materials from the knowledge of the hadith, the word hadith, sunnah, khabar, and atsar have different resolutions in terms of etymology or language, the hadith is al-jadid (looking for new), sunnah means al-Tariqah (the path that is traversed) either praiseworthy or despicable, khabar means al-naba' (news or news) originating from the prophet, whereas atsar is interpreted as al-baqiy which means (relic or used) of the prophet Muhammad saw. The hadith, sunnah, khabar, and atsar resolutions have the same meaning that is relied on the prophet to see, from the words or actions or decrees, or the nature of the prophet or which is relied on the companions and tabiin. The hadith has a position as a source of Islamic law after the Qur'an was published in the Qur'an and the hadith and reviewed by ijma '. Besides that it has a function as bayan al-taqrir (elucidator of the Qur'an), bayan tasyri 'which gives legal certainty when there is no verse in the Qur'an that explains and bayan al-tafsir (interpreter of the Qur'an) ) which is divided into three (takhshis' am, nasakh commentary, and bayan mujmal).
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
Moderasi agama memegang peranan vital dalam mempertahankan kerukunan antar umat beragama, menjaga stabilitas sosial, dan mempromosikan nilai-nilai toleransi serta kerjasama lintas agama. Dalam konteks Indonesia, negara dengan beragam kepercayaan dan keyakinan, moderasi agama menjadi fondasi utama bagi keberlangsungan kehidupan beragama yang damai dan harmonis. Moderasi agama merupakan konsep yang mengajarkan pendekatan yang seimbang dalam praktik keagamaan, dengan menekankan toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, serta penolakan terhadap ekstremisme dan intoleransi. Di Indonesia, moderasi agama tidak hanya menjadi prinsip panduan dalam praktik keagamaan, tetapi juga menjadi bagian dari identitas nasional yang memperkuat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Kehadiran Islam di Indonesia telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk karakter moderasi agama. Sejak masuknya Islam pada abad ke-13, agama ini telah meresap ke dalam budaya dan masyarakat Indonesia dengan pendekatan yang toleran dan inklusif. Selain itu, keberadaan agama-agama lain seperti Hindu, Buddha, dan Kristen juga turut membentuk lanskap keberagaman agama di Indonesia. Moderasi agama membantu masyarakat Indonesia untuk menjaga kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari. Melalui dialog antar agama, kegiatan lintas agama, dan kerjasama sosial, moderasi agama memfasilitasi pertukaran budaya dan pemahaman yang lebih dalam antar penganut agama. Hal ini mengurangi potensi konflik antar kelompok agama dan mendorong terbentuknya hubungan yang harmonis di antara mereka. Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam mempromosikan moderasi agama melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung kerukunan antar umat beragama. Salah satu contohnya adalah Pancasila, yang menekankan pada prinsip-prinsip seperti keadilan sosial, demokrasi, dan persatuan Indonesia dalam keberagaman. Selain itu, pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Dewan Gereja Indonesia (DGI) merupakan upaya konkret untuk mendorong dialog antaragama dan pencegahan ekstremisme agama. Meskipun moderasi agama memiliki dampak positif yang besar dalam masyarakat Indonesia, tetapi masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mewujudkannya sepenuhnya. Salah satunya adalah adanya kelompok-kelompok radikal yang mempromosikan ideologi ekstremisme agama. Kelompok-kelompok ini seringkali menimbulkan konflik dan ketegangan antar umat beragama, serta mengancam stabilitas sosial dan keamanan nasional. Selain itu, ketidaksetaraan dalam perlakuan terhadap umat beragama juga menjadi masalah serius dalam konteks moderasi agama. Diskriminasi dan intoleransi terhadap minoritas agama masih terjadi di beberapa daerah, memperumit upaya untuk mencapai kerukunan antar umat beragama secara menyeluruh. Untuk mengatasi tantangan tersebut, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya moderasi agama melalui pendidikan agama yang inklusif dan holistik.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
1. ISTILAH –ISTILAH DALAM ILMU
HADIST
DisusunOleh :
SERLY PALAKITAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI
JURUSAN PIAUD/I
2019
2. Pengertian Ilmu Hadis
Ilmu hadis adalah ilmu yang membahas kaidah-
kaidah untuk mengetahui kedudukan sanad, matan
dan rawi apakah diterima atau ditolak. Makna hadits
secara harfiah berarti perkataan atau percakapan
Rasulullah. Dengan demikian ilmu Al-Hadits adalah
ilmu-ilmu tentang perkataan atau percakapan
Rasulullah.
Menurut Tengku Muhammad Hasbiash-Shiddieqy,
ilmu hadits, yakni “segala sesuatu yang disandarkan
kepada Nabi dari perbuatan, perkataan, taqir, atau
sifat”. Hal ini sejalan dengan pengertian hadits yang
dikemukakan dalam buku Musthalahulhadits yang
berarti segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi,
baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir (persetujuan),
atau sifat.
3. Istilah–Istilah yang Berkaitan dengan
Generasi Periwayatan Hadis
1.Sahabat
Secara etimologi, kata “sahabat” berasal dari bahasa
Arab yang merupakan kata bentuk plural untuk
kata صاحب (sahib) yang mempunyai arti selalu
menyertai dan menemani
Secar terminologi sahabat adalah orang muslim yang
pernah menyaksikan Rasulullah saw. walau hanya untuk
sesaat.
Menurut istilah ilmu hadist yang disepakati oleh para
ulama hadits, sahabat ialah orang islam yang pernah
bertemu atau melihat Nabi Muhammad saw. Dan wafat
dalam keadaan beragama Islam.
4. 2. Mukhadhramin
adalah orang yang hidup pada masa Jahiliyah dan
masa Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam lalu masuk
Islam akan tetapi ia tidak sempat melihat beliau Nabi
Shallallahu Alaihi Wassalam.
3. Tabi’in
Tabi'in artinya pengikut, adalah orang Islam awal yang
masa hidupnya setelah para Sahabat Nabi shallallahu
'alaihiwassallam dan tidak mengalami masa hidup
bersama Nabi Muhammad shallallahu 'alaihiwassallam.
Tabi'in disebut juga sebagai murid Sahabat
Nabi shallallahu 'alaihiwassallam.
5. 4. Al-mutaqoddimun
Yaitu para ulama’ yang hidup pada abad ke-2 dan ke-3
Hijriah yang telah menghimpun hadits-hadits Nabi
SAW.
Diantara ulama’ Mutaqoddimun yang telah berhasil
menghimpun hadits-hadits Nabi SAW. di antaranya
adalah :
a. Imam Ahmad Ibn Hanbal (164 – 241H)
b. Imam Bukhori (194 – 256 H)
c. Imam Muslim (220 – 261 H)
d. Imam Al-Nasa’i (215 – 303 H)
e. Imam Abu Daud (202 – 276 H)
f. Imam Al-Tirmidzi (209 – 269 H)
g. Imam Ibn Majjah (202 – 279 H)
6. 5.Al-Mutaakhirun
Yaitu para ulama’ hadits yang hidup pada abad ke-4
Hijriah dan seterusnya.
Diantara tokoh-tokoh Muta’akhirun adalah :
a. Imam Al-Hakim (359 – 405 H)
b. Imam Al-Daral-Quthni (w – 385 H)
c. Imam Ibn Hibban (w – 354 H)
d. Imam al-Thabrani (w – 360H)
7. Istilah – IstilahDasar dalam Ilmu Hadis
1. Sanad: Kata sanad atau as-sanad menurut
bahasa, dari sanada, yasnudu yang berati
mu’tamad (sandaran/tempat bersandar, tempat
berpegang, yang dipercaya atau yang sah.
Secara temionologis, definisi sanad ialah :
para perawi yang menyampaikan kepada matan,
atau silsilah orang-orang yang mehubungkan
kepada matan hadits.
8. 2. Matan : Kata matan atau al-matan menurut
bahasa berarti mashalu bawairtafa’aminal-
aradhi(tanah yang meninggi)
Secara temonologis, istilah matan memiliki
beberapa definisi, yang mana maknanya sama
yaitu materi atau lafazh hadits itu sendiri
3. Rawi : Kata rawi atau arawi, berati orang yang
meriwayatkan atau yang memberitakan hadis.
Yang dimaksud dengan rawi ialah orang yang
merawikan/meriwayatkan, dan memindahkan
hadits
9. 4.Musnad :Menurut bahasa Musnad adalah bentuk isim
maf’ul dari kata kerja asnada, yang berarti sesuatu yang
disandarkan kepada yang lain.
terminologi, musnad Secara mengandung tiga
pengertian, yaitu :
ِم ُهَدنَس َلَصَتِا ِْيذَّال ُْثيِدَحالُهاَهَتْنُم ىَلِإ راويه ْن
“Hadis yang bersambung sanad-nya dari perawinya
(dalam contoh sanad di atas adalah Bukhari) sampai
kepada akhir sanadnya yang biasanya adalah Sahabat,
dan dalam contoh diatas adalah Anasr.a”.
ْسَأ اَم ِهْيِف عَمَج ِْيذَّال ُب اَتِكالْيَأ ُةَباَحَصال ُهَدن
رووه “Kitab yang menghimpun Hadis-hadis Nabi yang
diriwayatkan oleh shahabat, seperti Hadis - hadis yang
diriwayatkan oleh Abu Bakar r.a dan lainnya.
Contohnya, adalah kitab Musnad Imam Ahmad”.
مصدرا اإلسنا ويرادبه يطلق أن
“Sebagai mashdar (Mashdarmimi) mempunyai arti
samadengan sanad”.
10. 5. Musnid :
Kata musnid adalah isimfa’il dari asnada-
yusnidu, yang berarti “orang yang menyadarkan
sesuatu kepada yang lainnya”. Sedangkan
pengertiannya dalam istilah Ilmu Hadis adalah :
واءَس ِهِدَنَسِب َثْيِدَحال يِوْرَي ْنَم َوُهَأ ِهِب مْلِع ُهَدْنِع َان َََكَأُهَل ََ ْم
الرواية مجرد الِإ
“Musnid adalah setia perawi hadis yang
meriwayatkan Hadis dengan menyebutkan
sanadnya, apakah ia mempunyai pengetahuan
tentang sanad tersebut, atau tidak mempunyai
pengetahuan tentang sanad tersebut, tetapi
hanya sekadar meriwayatkan saja’’
11. 6.Muhaddis : Muhaddis itu adalah orang yang
banyak menghafal hadist serta mengetahui sifat-
sifat orang yang meriwayatkan tentang 'adil dan
kecacatannya. Atau merupakan gelar untuk
ulama yang meguasai hadits, baik dari sudut
ilmu riwayat maupun di rayah, mampu
membedakan hadits dha’if dari yang sahih,
meguasai hadits-hadits yang mukthalif dan
hallain yang berkaitan dengan ilmu hadis.
7.Hafiz : merupakan gelar untuk ulama yang
memiliki sifat-sifat seorang Muhaddis. Ulama
yang dapat gelar Al-Hafizh adalah yang dapat
menghafal dan menguasai 100.000 hadits, baik
matan maupun sanadnya, meskipun dengan
jalan sanad yang berbilang, juga mengetahui
hadits sahih dan ilmu haditsnya.
12. 8. Hujjah : merupakan gelar untuk ulama yang
dapat menghafal sekitar 300.000 hadits beserta
keadaan sanadnya. Diantara ulama yang
mendapat gelar ini Muhammad ibn Abdullah
ibnu Amir.
13. 9. Hakim : merupakan gelar untuk ulama
yang dapat meguasai seluruh hadits, baik
dari sudut matan dan sanadnyajarh dan
ta’dil-nya, maupun tariknya, ulama yang
dapat gelar seperti ini, ialah Ibnu Dinar,
Al-laits, dan Asy-syafi’i.
14. KESIMPULAN
para ulama dalam ilmu hadits, seperti dari
uraian di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu,
bahwa hadits adalah segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi SAW., baik itu berupa
perkataan, perbuatan, ketetapan maupun
persetujuannya.
Selain hal yang kami sebut di atas, ada hal lain
yang harus dipahami dalam mempelajari ilmu
hadist, yaitu istilah-istilah yang ditetapkan
erti; matan, sanad, rawidan lain sebagainya.
15. DAFTAR PUSTAKA
Al-Khatib, M.Ajaj. Hadits Nabi Sebelum Dibukukan.
Jakarta: PT Gema Insani Pers. 1999
M.HasbiAsh-Shiddiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu
Hadits, Jakarta: Bulan Bintang, 1989
Insansejati.com/ilmu-hadits/54-asbabul-wurud.html
ShalihAl-Utsaimin. Syeikh Muhammad,
2008. MusthalahulHadits. Jogjakarta: Media Hidayah.
As-Shalih, Dr. Subhi. 2002. Membahas Ilmu-ilmu Hadits.
Jakarta: Pustaka Firdaus.
An-Nawawi, Imam. 2001. Dasar-dasar Ilmu Hadits.
Jakarta: Pustaka Firdaus.
Ahmad, H. Muhammad. 1998. Ulumulhadits. Bandung:
Pustaka Setia.
Ismail, M. S. 1994. Pengantar Ilmu Hadis. Bandung:
Angkasa.