SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Hadis
Dha’if
SAWAUN, M.HUM
Kajian Istilah
 Hadis Dha'if adalah hadis mardud, yaitu hadis yang ditolak atau tidak dapat dijadikan hujjah
atau dalil dalam menetapkan sesuatu hukum.
 Kata al-dha'if, secara bahasa adalah lawan dari al-qawiy, yang berarti "lemah".
 Secara istilah,

ُّ
‫ُل‬‫ك‬
ُّ
‫يث‬ِ‫د‬َ‫ح‬
ُّ
‫م‬َ‫ل‬
ُّ
‫ع‬ِ‫م‬َ‫ت‬‫ج‬َ‫ي‬
ُِّ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬
ُُّ‫ات‬َ‫ف‬ ِ
‫ص‬
ُِّ‫د‬َ‫ح‬‫ال‬
ُِّ‫ث‬‫ي‬
،ِ‫يح‬ ِ‫ح‬َّ‫ص‬‫ال‬
َُّ
‫ل‬َ‫و‬
ُُّ‫ات‬َ‫ف‬ ِ
‫ص‬
ُِّ‫د‬َ‫ح‬‫ال‬
ُِّ‫ث‬‫ي‬
ُِّ‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬‫ال‬
.
 setiap hadis yang tidak terhimpun padanya sifat-sifat hadis shahih dan tidak pula sifat-sifat
hadis hasan.
 Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa kriteria hadis dha'if tersebut adalah:
1. Terputusnya hubungan antara satu perawi dengan perawi lain di dalam sanad hadis tersebut,
yang seharusnya bersambung.
2. Terdapatnya cacat pada diri salah seorang perawi atau matan dari hadis tersebut.
Pembagian Hadis Dha’if Berdasar
Terputusnya Sanad
Hadis Mu’allaq

‫أ‬
-
‫لغة‬
:
ُّ‫هوُّاسمُّمفعولُّمن‬
"
‫علق‬
"
‫ُّوجعلهُّمعلقا‬،‫ُّأيُّأناطهُّوربطهُّبه‬،‫الشيءُّبالشيء‬
.
 Secara etimologi kata mu'allaq adalah isim maf'ul dari kata 'allaqa, yang berarti "menggantungkan
sesuatu pada sesuatu yang lain sehingga ia menjadi tergantung".

‫ب‬
-
‫اصطالحا‬
:
‫ُّفأكثرُّعلىُّالتوالي‬‫ماُّحذفُّمنُّمبدأُّإسنادهُّراو‬
.
 Hadis yang dihapus dari awal sanad-nya seorang perawi atau lebih secara berturut-turut.
 Gugur sanadnya bisa terjadi karena:
1. Dihapuskan seluruh sanadnya, kecuali sahabat, seperti perkataan al-Bukhari: “qaala Rasulullah…”
2. Dihapuskan sanadnya selain shahabat, atau bisa juga shahabat dan tabi’in.
Contoh:
‫ماُّأخرجهُّالبخاريُّفيُّمقدمةُّبابُّماُّيذكرُّفيُّالفخذ‬
" :
‫وقالُّأبوُّموسى‬
:
‫غطىُّالنبيُّصلىُّهللا‬
ُّ‫عليه‬
‫وسلمُّركبتيهُّحينُّدخلُّعثمان‬
"
 Hadis di atas adalah ‫ة‬u'allaq, karena al-Bukhari menghapus seluruh sanadnya, kecuali shahabat,
yaitu Abu Musa al-Asy'ari.
 Pada dasarnya hadis mu’allaq tidak bisa dijadikan hujjah karena sanadnya terputus sehingga tidak
memenuhi kriteria keshahihan hadis. Namun, para ulama mengecualikan hadis mu’allaq yang
terdapat dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim, karena hadis mu’allaq pada kedua kitab tersebut
sebenarnya sanadnya muttashil, tetapi dihapus sanadnya untuk meringkas.
 Para Ulama secara khusus telah melakukan penelitian terhadap hadis-hadis mu'allaq yang terdapat
pada kitab Shahih al-Bukhari, dan mereka telah membuktikan bahwa keseluruhan sanadnya adalah
bersambung. Di antara karya yang terbaik dalam hal ini adalah kitab Tahqiq al-Ta'liq karya Ibn Hqjar
al-'Asqalani.
Hadis Mursal

‫أ‬
-
ُّ
‫لغة‬
:
‫هو‬
‫اسم‬
‫مفعول‬
‫من‬
"
‫أرسل‬
"
‫بمعنى‬
"
‫أطلق‬
"
،
‫فكان‬
‫ل‬ِ‫س‬‫المر‬
‫أطلق‬
‫اإلسناد‬
‫و‬
‫لم‬
‫يقيده‬
‫براو‬
‫معروف‬
.
 Secara bahasa kata mursal adalah isim maf'ul dari arsala, yang berarti athlaqa, yaitu
"melepaskan atau membebaskan". Dalam hal ini adalah melepaskan isnad dan tidak
menghubungkannya dengan seorang perawi yang dikenal.

‫ب‬
-
‫ا‬‫اصطالح‬
:
‫هو‬
‫ما‬
‫سقط‬
‫من‬
‫آخر‬
‫إسناده‬
ُّ
‫ن‬َ‫م‬
‫بعد‬
‫التابعي‬
.
 Hadis yang gugur dari akhir sanadnya, seorang perawi sesudah Tabi’in.
 Hadis mursal terjadi jika seorang Tabi’in, baik kecil atau besar, mengatakan "Rasulullah saw
berkata demikian, atau berbuat demikian," dan sebagainya, padahal ia jelas tidak bertemu
dengan Rasulullah. Jadi tabiin tersebut menghilangkan perawi shahabat.
 Contoh:

‫ما‬
‫أخرج‬
‫مسلم‬
‫في‬
،‫صحيحه‬
‫في‬
‫كتاب‬
‫البيوع‬
‫قال‬
:
"
‫حدثني‬
‫محمد‬
‫بن‬
،‫رافع‬
‫ثنا‬
‫ح‬
،‫جين‬
‫ثنا‬
،‫الليث‬
‫عن‬
،‫عقيل‬
‫عن‬
‫ابن‬
،‫شهاب‬
‫عن‬
‫سعيد‬
‫بن‬
‫المسيب‬
‫أن‬
‫رسول‬
‫هللا‬
‫صلى‬
‫هللا‬
‫عليه‬
‫وسلم‬
‫نهى‬
‫عن‬
‫بيع‬
‫المزابنة‬
"
.
 Said ibn al-Musayyab adalah seorang tabiin besar. Dia meriwayatkan hadis ini dari Nabi saw tanpa
menyebutkan perawi perantara antara dirinya dengan Nabi saw. Dalam hal ini Ibn al-Musayyab
telah menggugurkan akhir sanadnya, yaitu shahabat. Minimal yang telah digugurkannya adalah
seorang shahabat, dan boleh jadi yang digugurkannya selain shahabat adalagi seorang yang lain,
seperti seorang tbiin yang lain.
Hukum Hadis Mursal
1. Pendapat yang menyatakan hukum hadis mursal adalah dha'if dan mardud. Ini adalah pendapat mayoritas
ulama hadis, ulama ushul fiqh, dan para fuqaha. Argumentasi mereka adalah karena tidak diketahuinya
keadaan perawi yang digugurkan tersebut serta adanya kemungkinan bahwayang digugurkan itu adalah
seorang tabiin dan bukan shahabat.
2. Hukumnya adalah shahih dan karenanya dapat dijadikan hujjah. Pendapat ini berasal dari Abu Hanifah, Malik,
dan Ahmad ibn Hanbal. Akan tetapi, mereka mensyaratkan bahwa perawi yang rneng-irsal-kan tersebut
adalah tsiqat. Argumentasi kelompok ini adalah, bahwa seorarng tabiin yang tsiqat tidak akan mengatakan
"Rasulullah saw bersabda ...", kecuali ia telah mendengarnya sendiri dari seorang yang tsiqat.
3. Pendapat ketiga adalah pendapat Imam Syafi’i yang mengatakan bahwa hadis mursal dapat diterima, tetapi
dengan syarat:
a. Bahwa yang meng-irsal-kan itu adalah dari tabi'in besar.
b. Dan apabila ia menyebutkan orang yang diirsalkannya itu, maka yang disebutkannya adalah seorang yang
tsiqat.
c. Apabila ia beserta para ulama (huffaz) yang terpercaya, maka para ulama tersebut tidak berbeda
pendapat dengannya.
d. Ketiga syarat di atas harus ditambah dengan salah satu dari: 1) ia meriwayatkanhtersebut melalui jalur lain
secara musnad, 2) atau ia meriwayatkan dari jalur yang lain secara mursal dan yang di-irsal -kannya
adalah perawi yang menerima hadis dari para perawi yang bukan perawi hadis mursal yang pertama, 3)
Atau hadis tersebut sesuai dengan perkataan shahabat, 4) Atau, para ulama banyak yang berfatwa dengan
kandungan hadis tersebut.
MURSAL KHAFI

‫ُّبلفظُّيحتملُّالسماعُّوغير‬،‫ُّماُّلمُّيسمعُّمنه‬،‫ُّأوُّعاصره‬،‫أنُّيرويُّالراويُّعمنُّلقيه‬
ُّ‫هُّكـ‬
"
‫قال‬
."
 Yaitu hadis yang diriwayatkan oleh seorang perawi dari perawi yang pernah bertemu
dengannya atau yang semasanya , tetapi sebenarnya ia tidak pernah mendengarnnya, dengan
lafal yang mengandung pengertian al-sima’ (mendengar secara langsung) atau lainnya seperti
lafal ‘qaala’.
 Contoh:

ُّ‫ماُّرواهُّابنُّماجهُّمنُّطريق‬
ُّ‫ُّعنُّعقبة‬،‫عمرُّبنُّعبدُّالعزيز‬
‫بنُّعامرُّمرفوعا‬
" :
ُّ‫رحم‬
‫هللاُّحارسُّالحرس‬
“
 Dalam hadis di atas, sebenarnya ‘Umar tidak pernah bertemu dengan ‘Uqbah.
 Cara mengetahui hadis mursal:
1. Penetapan dari imam-imam hadis.
2. Pemberitahuan dari perawi sendiri bahwa ia tidak pernah bertemu atau mendengar
langsung hadis dari perawi yang ia sebut.
3. Ada jalur sanad lain yang menunjukkan bahwa adanya perawi lain antara dua orang
perawi tersebut.
 Hukum hadis mursal khafi sama dengan hadis munqathi’, yaitu dhaif.
 Kitab popular tentang hadis mursal khafi adalah
ُّ‫كتاب‬
"
‫التفصيلُّلمبهمُّالمراسيل‬
"
‫ُّللخطيبُّالبغدادي‬،
.
Hadis Mu’dhal

‫أ‬
-
ُّ
‫لغة‬
:
‫اسم‬
‫مفعول‬
‫من‬
"
‫أعضله‬
"
‫بمعنى‬
‫أعياه‬
.
 Secara etimologi, kata mu’dhal adaJah isim maful dari kata a’dhala yang berarti a'ya, yaitu
"menjadikan sesuatu menjadi problematik atau misterius".

‫ب‬
-
‫ا‬‫اصطالح‬
:
‫ما‬
‫سقط‬
‫من‬
‫إسناده‬
‫اثنان‬
‫فأكثر‬
‫على‬
‫التوالي‬
.
 Hadis yang gugur dari sanadnya dua orang perawi atau lebih secara berturut-turut.
 Maksud gugur dua orang perawi atau lebih dari sanadnya secara berturut-turut, bisa terjadi pada
awal, pertengahan, atau akhir sanad.
 Contoh:

"
‫ما‬
‫رواه‬
‫الحاكم‬
‫في‬
"
‫معرفة‬
‫علوم‬
‫الحديث‬
"
‫بسنده‬
‫إلى‬
‫القعنبي‬
‫عن‬
‫مالك‬
‫أنه‬
‫بلغه‬
‫أن‬
‫أب‬
‫ا‬
‫هريرة‬
‫قال‬
:
‫قال‬
‫رسول‬
‫هللا‬
‫صلى‬
‫هللا‬
‫عليه‬
‫وسلم‬
:
"
‫للمملوك‬
‫طعامه‬
‫وكسوته‬
،‫بالمعروف‬
‫ول‬
‫يكلف‬
‫من‬
‫العمل‬
‫إل‬
‫ما‬
‫يطيق‬
“
 Hadis di atas adalah mu'dhal, karena gugur dua orang perawinya secara berturut-turut, yaitu antara
Malik dan Abu Hurairah. Dan hal ini diketahui melalui periwayatan hadis tersebut di dalam kitab
lain selain al-Muwaththa’. Urutan perawi yang seharusnya adalah:

...
‫عن‬
‫مالك‬
‫عن‬
‫محمد‬
‫بن‬
‫عجالن‬
‫عن‬
‫أبيه‬
‫عن‬
‫أبي‬
‫هريرة‬
 Para Ulama sepakat menyatakan bahwa hukum hadis mu'dhal ini adalah dha'if., bahkan keadaannya lebih buruk
dari hadis mursal dan hadis munqathi', karena perawi yang gugur di dalam sanadnya lebih banyak.
 Di antara kitab yang memuat hadis-hadis mu’dhal, munqathi', serta mursal adalah: kitab al-Sunan karya Said ibn
Manshur, dan kitab-kitab hadis karya Ibn Abi al-Dunya.s
Hadis Munqathi’

‫أ‬
-
‫لغة‬
:
‫هو‬
‫اسم‬
‫فاعل‬
‫من‬
"
‫النقطاع‬
"
‫ضد‬
‫التصال‬
.
 Kata munqathi' adalah isim fa'il dari al-inqitha', yaitu lawan dari al-ittishal, yang berarti terputus.

‫ب‬
-
‫اصطالحا‬
:
‫ما‬
‫لم‬
‫يتصل‬
،‫إسناده‬
‫على‬
‫أي‬
‫وجه‬
‫كان‬
‫انقطاعه‬
.
 Hadis yang tidak bersambung sanadnya, dan keterputusan sanad tersebut bisa terjadi di mana saja.
 Dari definisi di atas, bisa dipahami bahwa pada dasarnya hadis mu’allaq, hadis mursal, dan hadis mu’dhal juga
masuk kategori hadis munqathi’. Namun demikian, kebanyakan ulama hadis, terutama muta’akhirin, seperti Ibn
Hajar al-Asqalani, menggunakan istilah munqathi' hanya terhadap hadis yang terputus sanadnya selain yang
terjadi pada hadis mu’allaq, mursal dan mu'dhal. Dengan demikian istilah munqathi' adalah umum dan meliputi
setiap hadis yang terputus sanadnya selain bentuk yang tiga di atas, yaitu yang terputus sanadnya tidak pada
awalnya, akhirnya, atau tidak pada duh orang perawi secara berturut-turut.
 Contoh:

‫ما‬
‫رواه‬
‫عبد‬
،‫الرزاق‬
‫عن‬
،‫الثوري‬
‫عن‬
‫أبي‬
،‫إسحاق‬
‫عن‬
‫زيد‬
‫بن‬
،‫يثيع‬
‫عن‬
‫حذيفة‬
‫مرفوعا‬
:
"
‫إن‬
‫وليتموها‬
‫أب‬
‫ا‬
‫بكر‬
‫فقوي‬
‫أمين‬
“
 Pada sanad hadis di atas terdapat satu orang perawi yang digugurkan di pertengahan sanad tersebut, yaitu
Syuraik. Syuraik seharusnya ada di antara Al-Tsauri dan Abu Ishaq, karena Al-Tsauri tidak mendengar hadis dari
Abu Ishaq secara langsung, namun dia mendengarnya melalui perantaraan Syuraik, dan Syuraik lah yang
mendengarnya dari Abu Ishaq. Hadis seperti di atas adalah munqathi' dan tidak dapat dinamakan mursal,
mu'allaq, dan mu'dhnl.
 Para ulama hadis sepakat menyatakan bahwa hadis munqathi' hukumnya adalah dha'if, karena tidak diketahuinya
keadaan perawi yang digugurkan.
Hadis Mudallas

‫أ‬
-
ُّ
‫لغة‬
:
‫المدلس‬
:
‫اسم‬
،‫مفعول‬
‫من‬
"
‫التدليس‬
"
‫والتدليس‬
‫في‬
‫اللغة‬
:
‫كتمان‬
‫عيب‬
‫ال‬
‫سلعة‬
‫عن‬
،‫المشتري‬
‫وأصل‬
‫التدليس‬
‫مشتق‬
‫من‬
"
‫الدلس‬
"
‫وهو‬
،‫الظلمة‬
‫أو‬
‫اختالط‬
‫الظالم‬
.
 Kata mudallas adalah isim maf'ul dari tadlis, yang secara etimologi berarti "menyembunyikan
cacat barang yang dijual dari si pembeli." Kata al-dalsu mengandung arti "gelap" atau
"berbaur dengan gelap."

‫ب‬
-
‫اصطالحا‬
:
‫إخفاء‬
‫عيب‬
‫في‬
،‫اإلسناد‬
‫وتحسين‬
‫لظاهره‬
.
 "Mengembunyikan cacat dalam sanad dan menampakkannya pada lahirnya seperti baik.“
 Tadlis dibagi 2:
1. Tadlis al-isnad, yaitu seorang perawi meriwagatkan hadis dari orang yang semasa dengannya
yang hadis tersebut tidak didengarnya dari orang itu, namun seolah-olah dia mendengarnga
dari orang itu dengan menggunakan perkataan "Berkata si fulan atau dari si Fulan, dan yang
seumpamanya. Boleh jadi dia menggugurkan gurunya, atau orang lain, yang dha'if atau
masih kecil, agar hadis tersebut dipandang baik.
2. Tadlis al-Syuyukh, yaitu: Seorang perawi memberi nama, gelar, nisbah atau sifat kepada
gurunya dengan suatu nama atau gelar yang tidak dikenal.
 Hukum Tadlis:
1. Tadlis al-isnad dicela oleh Ulama Hadis, bahkan di antara mereka ada yang menyatakan bahwa perbuatan
tadlis itu adalah dianggap sama seperti perbuatan bohong.
2. Adapun Tadlis al-syuyukh, hukumnya lebih ringan dari yang pertama, karena tidak ada perawi yang
digugurkan padanya. Akan tetapi, perbuatan tersebut tetap tercela, karena dapat mengacaukan
pemahaman orang yang mendengar terhadap perawi hadis dimaksud.
 Hukum Hadi Mudallas:
1. Perawi yang diketahui pernah melakukan tadlis, walaupun hanya sekali, maka dia adalah jarh (cacat), dan
karena itu hadisnya ditolak (mardud).
2. Bagi mereka yang menerima hadis mursal, maka mereka juga menerima hadis mudallas, sebab dalam
pandangan mereka tadlis sama dengan irsal. Di antara yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah
Ulama Zaidiyyah.
3. Pendapat ketiga berusaha memisahkan antara hadis yang terdapat tadlis padanya dan yang tidak. Hadis
yang terdapat tadlis padanya ditolak, dan hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang pernah melakukan
tadlis diterima hadisnya apabila pada hadis tersebut dia tidak melakukari tadlis dan syarat-syarat qabul
lainnya terpenuhi. Ini adalah pendapat mayoritas Ulama Hadis.
 Kitab-kitab yang menulis tentang Hadis Mudallas:
1. Al-Tabyin li Asma' al-Mudallasin, oleh Al-Khathib al-Baghdadi,
2. At-Tabyin li Asma' al-Mudallasin, oleh Burhan al-Din ibn al-Halabi,
3. Ta’rif Ahl at-Taqdis bi Maratib al-Maushufin bi al-Tadlis, oleh Ibn Hajar.
Hadis Mu’an’an dan Mu`annan
 Hadis Mu’an’an adalah ungkapan perawi dengan lafal ‘dari’(‫عن‬). Atau hadis
yang diriwayatkan dengan shighat ‘dari’ (‫عن‬).
 Contoh:

‫ماُّرواهُّابنُّماجهُّقال‬
" :
‫ُّثناُّمعاويةُّبنُّهش‬،‫حدثناُّعثمانُّبنُّأبيُّشيبة‬
ُّ،‫ام‬
ُّ‫ُّعن‬،‫ُّعنُّعروة‬،‫ُّعنُّعثمانُّبنُّعروة‬،‫ُّعنُّأسامةُّبنُّزيد‬،‫ثناُّسفيان‬
‫عائشة‬
.
‫قالت‬
:
‫قالُّرسولُّهللاُّصلىُّهللاُّعليهُّوسلم‬
" :
‫إنُّهللاُّومالئكت‬
ُّ‫ه‬
‫يصلونُّعلىُّميامنُّالصفوف‬
."
 Hadis Mu’annan adalah ungkapan perawi dengan lafal ‘sesungguhnya…’(‫أن‬).
Atau hadis yang diriwayatkan dengan shighat ‘sesungguhnya…’ (‫أن‬).
 Hukum hadis mu`annan sama seperti hadis munqathi’ sampai jelas
ketersambungan sanadnya.
Pembagian Hadis Dha’if Berdasarkan
Kecacatan Perawi
HADIS MATRUK

‫اصطالحا‬
:
‫هو‬
‫الحديث‬
‫الذي‬
‫في‬
‫إسناده‬
ُّ
‫راو‬
‫متهم‬
‫بالكذب‬
.
 Yaitu hadis yang terdapat dalam sanadnya perawi yang tertuduh dusta.
 Tertuduh dusta dalam hal ini jika memenuhi dua hal:
1. Hadis tersebut hanya diriwayatkan melalui jalur sanadnya, dan menyelisihi ketentuan-ketentuan
umum.
2. Kebohongannya biasanya dapat diketahui dari pembicaraanya sehari-hari, namun dalam
periwayatan hadis tidak tampak jelas.
 Contoh:

‫حديث‬
‫عمرو‬
‫بن‬
‫شمر‬
‫الجعفي‬
،‫الكوفي‬
‫عن‬
،‫جابر‬
‫عن‬
‫أبي‬
،‫الطفيل‬
‫عن‬
‫علي‬
‫وعمار‬
‫قال‬
:
‫كان‬
‫النبي‬
‫صلى‬
‫هللا‬
‫عليه‬
‫وسلم‬
‫يقنت‬
‫في‬
،‫الفجر‬
‫ويكبر‬
‫يوم‬
‫عرفة‬
‫من‬
‫صالة‬
،‫الغداة‬
‫ويقط‬
‫ع‬
‫صالة‬
‫العصر‬
‫آخر‬
‫أيام‬
‫التشريق‬
.
 Al-Nasa'i dan al-Daruquthni serta para Ulama Hadis yang lain mengatakan bahwa 'Amr ibn Syamr
tersebut hadisnya adalah matruk.
 Hadis matruk adalah hadis yang paling buruk setelah hadis maudhu’ (palsu).
HADIS MUNKAR
 Ada dua definisi tentang hadis munkar:
.1
‫هو‬
‫الحديث‬
‫الذي‬
‫في‬
‫إسناده‬
ُّ
‫راو‬
‫فحش‬
،‫غلطه‬
‫أو‬
‫كثرت‬
،‫غفلته‬
‫أو‬
‫ظهر‬
‫فسقه‬
.
Hadis yang terdapat pada sanad-nya seorang perawi yang sangat kelirunya, atau sering kali
lalai dan terlihat kefasikannya secara nyata.
.1
‫هو‬
‫ما‬
‫رواه‬
‫الضعيف‬
‫مخالفا‬
‫لما‬
‫رواه‬
‫الثقة‬
.
Hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang dha’if yang Hadis tersebut berlawanan dengan
yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqat.
 Pada definisi kedua di atas terdapat tambahan, yaitu bahwa hadis yang diriwayatkan perawi
yang dha'if tersebut bertentangan dengan apa yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqat.
 Terdapat persamaan dan perbedaan antara hadis munkar dengan hadis syadz.
 Persamaannya adalah: adanya persyaratan pertentangan (at-mukhalafah) dengan riwayat
perawi yang lain.
 perbedaannya adalah bahwa pada hadis Syadz pertentangan itu adalah antara riwayat
seorang perawi yang maqbul, yaitu yang Shahih atau hasan, dengan riwayat yang lebih tinggi
kualitas keshahihan atau ke-hasan-annya (aula); sementara pada Hadis Munkar pertentangan
terjadi antara riwayat perawi yang dha'if dengan riwayat perawi yang maqbul.
HADIS MU’ALLAL

‫ُّمعُّأنُّالظاهرُّالسالمةُّمن‬،‫عُّفيهُّعلىُّعلةُّتقدحُّفيُّصحته‬ِ‫ل‬‫هوُّالحديثُّالذيُّاط‬
‫ها‬
.
 Hadis yang apabila diteliti secara cermat terdapat padanya 'illat yang merusak keshahihan
hadis tersebut, meskipun tampak secara lahirnga tidak bercacat.

‫العلة‬
:
‫هيُّسببُّغامضُّخفيُّقادحُّفيُّصحةُّالحديث‬
.
 ‘Illat yaitu sebab yang terselubung dan tersimbunyi yang merusak keshahihan hadis.
 'Illat terkadang terdapat pada sanad, dan terkadang terdapat pada matan, atau kedua-duanya.
 Kitab-kitab popular yang membicarakan tentang 'illat hadis:
‫أ‬
-
‫ُّلبنُّالمديني‬،‫كتابُّالعلل‬
.
‫ب‬
-
‫ُّلبنُّأبيُّحاتم‬،‫عللُّالحديث‬
.
‫جـ‬
-
‫ُّألحمدُّبنُّحنبل‬،‫العللُّومعرفةُّالرجال‬
.
HADIS MUDRAJ

‫لغة‬
:
ُّ‫اسمُّمفعولُّمن‬
"
‫أدرجت‬
"
‫الشيءُّفيُّالشيء‬
:
‫ُّوضمنتهُّإياه‬،‫إذاُّأدخلتهُّفيه‬
.
‫اصطالحا‬
:
ُّ
ِ‫ي‬ُ‫غ‬ُّ‫ما‬
َُّ‫ر‬
‫ُّفيُّمتنهُّماُّليسُّمنهُّبالُّفصل‬َ‫ل‬ ِ‫دخ‬ُ‫أ‬ُّ‫ُّأو‬،‫سياقُّإسناده‬
.
 Secara Bahasa merupakan isim maf’ul dari adrajtu, yang berarti ‘aku memasukkan
sesuatu kepada sesuatu yang lain dan menggabungaknnya dengan sesuatu tersebut”
 Secara istilah adalah hadis yang dirubah susunan sanadnya, atau dimasukkan dalam
matannya sesuatu yang bukn bagian dari hadis tanpa adanya pemisah.
 Mudraj menjadi dua macarn:
1. Mudraj al-isnad, yaitu hadis yang dirubah susunan sanadnya.
2. Mudraj al-Matan, yaitu memasukkan sesuatu dari perkataan para perawi hadis ke
dalam matan hadis, sehingga diduga perkataan tersebut merupakan bagian dari sabda
Rasulullah saw.
 Kitab-kitab mengenai Hadis Mudraj

‫أ‬
-
"
‫الفصلُّللوصلُّالمدرجُّفيُّالنقل‬
"
‫للخطيبُّالبغدادي‬
.

‫ب‬
-
"
‫تقريبُّالمنهجُّبترتيبُّالمدرج‬
"
‫ُّوزيادةُّعليه‬،‫ُّوهوُّتلخيصُّلكتابُّالخطيب‬،‫لبنُّحجر‬
.
 Ada beberapa faktor yang mendorong para perawi di dalam melakukan idraj:
1. Untuk menjelaskan (bayan) hukum syara, yang terkandung di dalam hadis.
2. Merumuskan (istinbath) hukum syara' dari hadis sebelum sempurna
penyampaian redaksi Hadis.
3. Menjelaskan lafaz (kata-kata) asing yang terdapat di dalam matan hadis.
 Cara unhtk mengetahui Mudraj:
1. Dijumpainya matan hadis yang sama melalui periwayatan yang lain yang
memisahkan antara matan hadis yang sebenarnya dengan perkataan yang
ditambahkan oleh perawi.
2. Dinyatakan oleh para Ulama yang telah melakukan pengamatan dan
penelitian terhadap hadis dimaksud.
3. Pengakuan oleh perawi yang melakukan idraj itu sendiri.
4. Mustahilnya Rasulullah Saw mengatakan pernyataan yang ditambahkan
tersebut.
HADIS MAQLUB

‫ُّونحوه‬،‫ُّأوُّتأخير‬،‫ُّبتقديم‬،‫ُّأوُّمتنه‬،‫ُّفيُّسندُّالحديث‬،‫إبدالُّلفظُّبآخر‬
.
 Mengganti lafal dengan dengan lafal yang lain pada sanad hadis atau pada matannya
dengan cara mendahulukan atau mengakhirkannya.
 Maqlub terbagi kepada dua macam, yaitu:
1. Maqlub Sanad, yaitu penggantian yang terjadi pada sanad hadis. Bentuknya ada dua,
yaitu: pertama, adakalanya dengan menjadikan nama perawi menjadi nama ayahnya
atau sebaliknya, seperti "Ka'ab ibn Murrah" menjadi "Murrah ibn Ka’ab"; atau,
bentukyang kedua, yaitu mengganti nama seorang perawi dengan perawi lain yang
berada pada thabaqat yang sama, seperti mengganti hadis yang masyhur berasal dari
"Salim" menjadi berasal dari "Nafi’.”
2. Maqlub Matan, yaitu penggantian yang terjadi pada matan hadis. Bentukrya adalah
dengan mendahulukan sebagian dari matan hadis tersebut atas sebagian yang lain.
 Hadis Moqlubini hukumnya adalah Dha'if dan karenanya tertolak serta tidak dapat
dijadikan dalil dalam beramal dan untuk merumuskan sesuatu hukum.
 Kitab yang masyhur membahas hadis maqlub adalah

ُّ‫كتاب‬
"
‫ُّفيُّالمقلوبُّمنُّاألسماءُّواأللقاب‬،‫رافعُّالرتياب‬
"
‫للخطيبُّالبغدادي‬
HADIS MUDHTHARIB

‫ما‬
‫روي‬
‫على‬
‫أوجه‬
‫مختلفة‬
‫متساوية‬
‫في‬
‫القوة‬
.
 Hadis yang diriwayatkan dalam beberapa bentuk yang berlawanan yang
masing-masing sama-sama kuat.
 Hadis baru dapat disebut mudhthaib apabila terpenuhi dua syarat:
1. Terjadinya perbedaan riwayat tentang suatu hadis yang perbedaan
tersebut tidak dapat dikompromikan.
2. Masing-masing riwayat mempunyai kekuatan yang sama, sehingga tidak
mungkin dilakukan tarjih terhadap salah satu dari riwayat yang berbeda
tersebut.
 Al-Idhthirab dapat terjadi pada matan hadisdan sanad hadis.
 Karya yang membahas tentang hadis mudhtharib, adalah:

ُّ‫كتاب‬
"
‫المقتربُّفيُّبيانُّالمضطرب‬
"
‫للحافظُّابنُّحجر‬
.
HADIS MUSHAHHAF

‫ُّلفظاُّأوُّمعنى‬،‫تغييرُّالكلمةُّفيُّالحديثُّإلىُّغيرُّماُّرواهاُّالثقات‬
.
 Mengubah kalimat yang terdapat pada suatu hadis menjadi kalimat yang tidak
diriwayatkan oleh para perawi yang tsiqat, baik secara lafal, maupun maknanya.
 Tashif bisa terjadi pada sanad dan matan hadis.
 Jika dilihat dari sumbernya, dibagi menjadi 2:
1. Tashhif Bashar, yaitu keraguan yang terjadi pada penglihatan si pembaca (perawi) atas
tulisan, karena buruk atau rusaknya tulisan tersebut, atau karena tidak ada titiknya.
2. Tashhif al-Sama', yaitu perubahan yang terjadi karena rusaknya pendengaran atau
jauhnya tempat orang yang mendengar sehingga terjadi keraguan terhadap sebagian
kata-kata yang mempunyai wazan Sharaf yang sama.
 Ibn Hajar membagi hadis ini pada dua kategori: yaitu mushahhaf bila perubahan terjadi
pada titik hurufnya, sementara hurufnya tetap; dan muharraf, bila perubahan terjadi
pada harakat, sementara hurufnya tetap.
 Kitab tentang hadis mushahhaf:

‫أ‬
-
"
‫التصحيف‬
"
‫ُّللدارقطني‬،
.

‫ب‬
-
"
‫إصالحُّخطأُّالمحدثين‬
"
‫ُّللخطابي‬،
.

‫ج‬
-
"
‫تصحيفاتُّالمحدثين‬
"
‫ُّألبيُّأحمدُّالعسكري‬،
.
HADIS SYADZ

‫ماُّرواهُّالمقبولُّمخالفاُّلمنُّهوُّأولىُّمنه‬
.
 Hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang maqbul, namun bertentangan
dengan riwayat perawi yang lebih tsiqat atau lebih baik dari padanya.
 Hadis yang berlawanan dengan Hadis Syadz tersebut disebut dengan
Hadis Mahfuzh.
 Hukum Hadis Syadz adalah mardud, yaitu ditolak, sedangkan hadis
mahfudz yaitu sebagai lawan dari syadz tersebut, hukumnya adalah
maqbul, yaitu diterima.
HADIS
MAUDHU’
SAWAUN, M.HUM
Definisi

‫أ‬
-
‫لغة‬
:
ُّ‫ُّمن‬،‫هوُّاسمُّمفعول‬
"
‫وضعُّالشيء‬
"
ُّ‫أي‬
"
‫حطه‬
"
‫؛ُّسميُّبذلكُّلنحطاطُّرتبته‬
.

‫ب‬
-
‫اصطالحا‬
:
‫ُّالمنسوبُّإلىُّرسولُّهللاُّصلىُّهللاُّع‬،‫ُّالمصنوع‬،‫ُّالمختلق‬،‫هوُّالكذب‬
ُّ‫ليه‬
‫وسلم‬
.
 Menurut Bahasa merupakan isim maf’ul dari wadh’u al-syai’, yang berarti
menurunkannya. Disebut seperti itu karena memang menurunkan derajatnya.
 Secara istilah, yaitu kebohongan yang diciptakan dan diperbuat serta disandarkan
kepada Rasulullah saw.

-
‫أشهرُّالمصنفاتُّفيه‬
:

‫أ‬
-
‫كتابُّالموضوعات‬
:
‫ُّلكنهُّمتساهلُّفيُّالحكمُّعلىُّالحد‬،‫ُّوهوُّمنُّأقدمُّماُّصنفُّفيُّهذاُّالفن‬،‫لبنُّالجوزي‬
ُّ‫يث‬
‫ُّلذاُّانتقدهُّالعلماءُّوتعقبوه‬،‫بالوضع‬
.

‫ب‬
-
‫الآللئُّالمصنوعةُّفيُّاألحاديثُّالموضوعة‬
:
‫ُّوتعقيبُّع‬،‫ُّوهوُّاختصارُّلكتابُّابنُّالجوزي‬،‫للسيوطي‬
ُّ،‫ليه‬
‫وزياداتُّلمُّيذكرهاُّابنُّالجوزي‬
.

‫ج‬
-
‫تنزيهُّالشريعةُّالمرفوعةُّعنُّاألحاديثُّالشنيعةُّالموضوعة‬
:
‫ُّوهوُّتلخيصُّلسا‬،‫لبنُّعراقُّالكناني‬
ُّ،‫بقيه‬
‫وهوُّكتابُّحافلُّمهذبُّمفيد‬
.
Sejarah Kemunculan Hadis Maudhu’
 Sebagian para ahli berpendapat bahwa pemalsuan hadis telah terjadi sejak masa
Rasulullah saw masih hidup. Hal ini dibuktikan dengan adanya ancaman bagi orang
yang berdusta atas nama Nabi saw,
ْ
‫ن‬َ‫م‬
َْ‫ب‬َ‫ذ‬َ‫ك‬
ْ
‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
‫ًا‬‫د‬ِّ‫م‬َ‫ع‬َ‫ت‬ُ‫م‬
ْ
‫أ‬‫و‬َ‫ب‬َ‫ت‬َ‫ي‬‫ل‬َ‫ف‬
ْ
ُ‫ه‬َ‫د‬َ‫ع‬‫ق‬َ‫م‬
ْ
‫ن‬ِّ‫م‬
ِّْ
‫ار‬‫الن‬
 Shalah al-Din al-Adhabi berpendapat bahwa pemalsuan hadis yang sifatnya
semata-mata melakukan kebohongan terhadap Nabi saw, dan berhubungan
dengan masalah keduniawian telah terjadi pada zaman Nabi, dan hal itu dilakukan
oleh orang munafik.
 Kebanyakan ulama hadis berpendapat, bahwa pemalsuan hadis baru terjadi untuk
pertama kalinya adalah setelah tahun 40 H, pada masa kekhalifahan Ali ibn Abi
Thalib, yaitu setelah terjadinya perpecahan politik antara kelompok Ali di satu pihak
dan Muawiyah dengan pendukungnya di pihak lain, serta kelompok ketiga, yaitu
kelompok Khawarij, yang pada awalnya adalah pengikut AIi, namun ketika AIi
menerima tahkim, mereka keluar dari, bahkan berbalik menentang, kelompok Ali di
samping juga menentang Muawiyah.

Faktor-factor munculnya pemalsuan hadis
1. Motif politik
2. Usaha dari Musuh Islam (Kaum Zindiq)
3. Sikap fanatik buta terhadap bangsa, suku, bahasa, negeri, atau pemimpin
4. Pembuat cerita atau kisah-kisah
5. perbedaan pendapat dalam masalah Fiqh atau llmu Kalam.
6. Semangat gang berlebihan dalam beibadah tanpa didas ari ilmu peng
etahuan.
7. Mendekatkan dii kepada para penguasa.
Bentuk Pemalsuan Hadis
 Pertama, pemalsuan hadis yang dilakukan secara sengaja. Hadis tersebut disebut dengan hadis maud}u>'., misalnya 'Abdul
Kari>m ibn Abi> al-Auja>, Bayya>n Ibn Sam'a>n dan Muh}ammad Ibn Sa'i>d. Menurut Hamma>d ibn Zayd, orang-orang
tersebut telah membuat sekitar 14000 hadis atas nama Nabi saw.
 Kedua, pemalsuan hadis karena ketidaksengajaan. Ini terjadi karena:
1. Meriwayatkan hadis masyhu>r dengan memberikan sanad baru karena adanya kepentingan;
2. adanya kesalahan dalam periwayatan, seperti menambah sanad suatu hadis yang sebenarnya mauqu>f atau maqt}u>', agar
menjadi marfu>’;
3. orang-orang saleh yang tidak meluruskan kesalahannya dan tidak memberikan waktu dan perhatian untuk belajar hadis dan
hanya sibuk dengan ibadahnya saja sehingga melakukan kesalahan dalam meriwayatkan hadis;
4. Ulama melewatkan sejumlah hadis yang diriwayatkan oleh guru, kemudian agar sesuai dengan apa yang telah mereka pelajari
secara langsung dari guru mereka, mereka meriwayatkan semuanya. Jadi, mereka berpura-pura telah mempelajari hadis-hadis
tersebut;
5. Murid-murid yang mempelajari kitab-kitab dari guru-guru mereka tetapi mereka tidak menyalin apa yang mereka pelajari saat
itu.
6. Ulama yang berpergian untuk mencari hadis (rih}lah) kehilangan kitab mereka. Kemudian ketika mereka mengajari murid-
murid mereka dengan menggunakan salinan yang bukan milik mereka sendiri, tanpa berpikir kalau ada perbedaan di antara
dua salinan tersebut (milik ulama itu sendiri dan salinan yang dipinjam dari orang lain).
(Hasballah Haji Abdul Rahman, “Causes for the Fabrication of Hadith”, Islam and the Modern Age. Vol. 29 tahun 1998, hlm. 30-34).
Ciri-ciri matan hadis maudhu’
1. Terdapat kerancuan pada lafal hadis yang diriwayatkan, yang apabila lafaz
tersebut dibaca oleh seorang ahli bahasa ia akan segera mengetahui bahwa
Hadis tersebut adalah palsu dan bukan berasal dari Nabi saw.
2. Bertentangan dengan akal sehat.
3. Bertentangan dengan al-Qur’an, hadis mutawatir dan ijma’
4. Bertentangan dengan fakta sejarah.
5. Hadis yang isinya mendukung pemikiran perawi, sementara ia dikenal sebagai
orang yang fanatic buta.
6. Riwayat tentang peristiwa besar yang disaksikan oleh banyak orang, tetapi
hanya diriwayatkan olehseorang perawi.
7. Hadis yang menerangkan pahala yang sangat besar terhadap perbuatan kecil
dan yang sederhana, atau sebaliknya siksaan yang sangat hebat terhadap
tindakan salah yang kecil.
8. Bertentangan dengan ilmu pengetahuan.

More Related Content

Similar to Pengertian, Klasifikasi Hadis Dha’if.pptx

Pengenalan awalan kepada kajian hadis pt 3
Pengenalan awalan kepada kajian hadis  pt 3Pengenalan awalan kepada kajian hadis  pt 3
Pengenalan awalan kepada kajian hadis pt 3Amiruddin Ahmad
 
Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis, Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...
Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis,Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis,Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...
Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis, Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...Ningsih Wahyu
 
Qurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikan
Qurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikanQurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikan
Qurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikanTatik Suwartinah
 
Qurdist 10 semester 2 hadist segi kualitas
Qurdist 10 semester 2 hadist segi kualitasQurdist 10 semester 2 hadist segi kualitas
Qurdist 10 semester 2 hadist segi kualitasTatik Suwartinah
 
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'ifHadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'ifAzzahra Azzahra
 
8. hadits shahih syarat dan macam macam
8. hadits shahih syarat dan macam macam8. hadits shahih syarat dan macam macam
8. hadits shahih syarat dan macam macamFakhri Cool
 
Pembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi KualitasPembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi KualitasSuya Yahya
 
Pengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannyaPengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannyaAtiekah Pauzi
 
Klasifikasi hadis ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas sanad (1).ppt
Klasifikasi hadis ditinjau dari segi  kuantitas dan kualitas sanad (1).pptKlasifikasi hadis ditinjau dari segi  kuantitas dan kualitas sanad (1).ppt
Klasifikasi hadis ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas sanad (1).pptFaizakbar251
 
ILMU HADITS menjabarkan tentang hadits terkini
ILMU HADITS menjabarkan tentang hadits terkiniILMU HADITS menjabarkan tentang hadits terkini
ILMU HADITS menjabarkan tentang hadits terkiniRioSeptora2
 
HADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptx
HADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptxHADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptx
HADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptxFachrum1
 
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnyaRuang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnyasholihiyyah
 

Similar to Pengertian, Klasifikasi Hadis Dha’if.pptx (20)

Pengenalan awalan kepada kajian hadis pt 3
Pengenalan awalan kepada kajian hadis  pt 3Pengenalan awalan kepada kajian hadis  pt 3
Pengenalan awalan kepada kajian hadis pt 3
 
Hadits jenis
Hadits jenisHadits jenis
Hadits jenis
 
Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis, Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...
Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis,Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis,Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...
Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis, Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...
 
Qurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikan
Qurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikanQurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikan
Qurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikan
 
Qurdist 10 semester 2 hadist segi kualitas
Qurdist 10 semester 2 hadist segi kualitasQurdist 10 semester 2 hadist segi kualitas
Qurdist 10 semester 2 hadist segi kualitas
 
studi hadits
studi haditsstudi hadits
studi hadits
 
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'ifHadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
 
8. hadits shahih syarat dan macam macam
8. hadits shahih syarat dan macam macam8. hadits shahih syarat dan macam macam
8. hadits shahih syarat dan macam macam
 
Unsur – unsur hadits
Unsur – unsur hadits Unsur – unsur hadits
Unsur – unsur hadits
 
Pembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi KualitasPembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi Kualitas
 
Pengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannyaPengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannya
 
Klasifikasi hadis ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas sanad (1).ppt
Klasifikasi hadis ditinjau dari segi  kuantitas dan kualitas sanad (1).pptKlasifikasi hadis ditinjau dari segi  kuantitas dan kualitas sanad (1).ppt
Klasifikasi hadis ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas sanad (1).ppt
 
"139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith""139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith"
 
ILMU HADITS menjabarkan tentang hadits terkini
ILMU HADITS menjabarkan tentang hadits terkiniILMU HADITS menjabarkan tentang hadits terkini
ILMU HADITS menjabarkan tentang hadits terkini
 
5. sunnah sbg sumber
5. sunnah sbg sumber5. sunnah sbg sumber
5. sunnah sbg sumber
 
HADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptx
HADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptxHADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptx
HADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptx
 
"91 Faedah Hadith"
"91 Faedah Hadith""91 Faedah Hadith"
"91 Faedah Hadith"
 
Makalah marfu
Makalah marfuMakalah marfu
Makalah marfu
 
ilmu hadits.ppt
ilmu hadits.pptilmu hadits.ppt
ilmu hadits.ppt
 
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnyaRuang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
 

Recently uploaded

Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxPendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxArdianAlaziz
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Ustadz Habib
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfBuku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfsrengseng1c
 
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxBUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxWahyudinHioda
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.KennayaWjaya
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDKISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDAprihatiningrum Hidayati
 

Recently uploaded (13)

Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxPendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfBuku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
 
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxBUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDKISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
 

Pengertian, Klasifikasi Hadis Dha’if.pptx

  • 2. Kajian Istilah  Hadis Dha'if adalah hadis mardud, yaitu hadis yang ditolak atau tidak dapat dijadikan hujjah atau dalil dalam menetapkan sesuatu hukum.  Kata al-dha'if, secara bahasa adalah lawan dari al-qawiy, yang berarti "lemah".  Secara istilah,  ُّ ‫ُل‬‫ك‬ ُّ ‫يث‬ِ‫د‬َ‫ح‬ ُّ ‫م‬َ‫ل‬ ُّ ‫ع‬ِ‫م‬َ‫ت‬‫ج‬َ‫ي‬ ُِّ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ُُّ‫ات‬َ‫ف‬ ِ ‫ص‬ ُِّ‫د‬َ‫ح‬‫ال‬ ُِّ‫ث‬‫ي‬ ،ِ‫يح‬ ِ‫ح‬َّ‫ص‬‫ال‬ َُّ ‫ل‬َ‫و‬ ُُّ‫ات‬َ‫ف‬ ِ ‫ص‬ ُِّ‫د‬َ‫ح‬‫ال‬ ُِّ‫ث‬‫ي‬ ُِّ‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬‫ال‬ .  setiap hadis yang tidak terhimpun padanya sifat-sifat hadis shahih dan tidak pula sifat-sifat hadis hasan.  Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa kriteria hadis dha'if tersebut adalah: 1. Terputusnya hubungan antara satu perawi dengan perawi lain di dalam sanad hadis tersebut, yang seharusnya bersambung. 2. Terdapatnya cacat pada diri salah seorang perawi atau matan dari hadis tersebut.
  • 3. Pembagian Hadis Dha’if Berdasar Terputusnya Sanad
  • 4. Hadis Mu’allaq  ‫أ‬ - ‫لغة‬ : ُّ‫هوُّاسمُّمفعولُّمن‬ " ‫علق‬ " ‫ُّوجعلهُّمعلقا‬،‫ُّأيُّأناطهُّوربطهُّبه‬،‫الشيءُّبالشيء‬ .  Secara etimologi kata mu'allaq adalah isim maf'ul dari kata 'allaqa, yang berarti "menggantungkan sesuatu pada sesuatu yang lain sehingga ia menjadi tergantung".  ‫ب‬ - ‫اصطالحا‬ : ‫ُّفأكثرُّعلىُّالتوالي‬‫ماُّحذفُّمنُّمبدأُّإسنادهُّراو‬ .  Hadis yang dihapus dari awal sanad-nya seorang perawi atau lebih secara berturut-turut.  Gugur sanadnya bisa terjadi karena: 1. Dihapuskan seluruh sanadnya, kecuali sahabat, seperti perkataan al-Bukhari: “qaala Rasulullah…” 2. Dihapuskan sanadnya selain shahabat, atau bisa juga shahabat dan tabi’in. Contoh: ‫ماُّأخرجهُّالبخاريُّفيُّمقدمةُّبابُّماُّيذكرُّفيُّالفخذ‬ " : ‫وقالُّأبوُّموسى‬ : ‫غطىُّالنبيُّصلىُّهللا‬ ُّ‫عليه‬ ‫وسلمُّركبتيهُّحينُّدخلُّعثمان‬ "  Hadis di atas adalah ‫ة‬u'allaq, karena al-Bukhari menghapus seluruh sanadnya, kecuali shahabat, yaitu Abu Musa al-Asy'ari.  Pada dasarnya hadis mu’allaq tidak bisa dijadikan hujjah karena sanadnya terputus sehingga tidak memenuhi kriteria keshahihan hadis. Namun, para ulama mengecualikan hadis mu’allaq yang terdapat dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim, karena hadis mu’allaq pada kedua kitab tersebut sebenarnya sanadnya muttashil, tetapi dihapus sanadnya untuk meringkas.  Para Ulama secara khusus telah melakukan penelitian terhadap hadis-hadis mu'allaq yang terdapat pada kitab Shahih al-Bukhari, dan mereka telah membuktikan bahwa keseluruhan sanadnya adalah bersambung. Di antara karya yang terbaik dalam hal ini adalah kitab Tahqiq al-Ta'liq karya Ibn Hqjar al-'Asqalani.
  • 5. Hadis Mursal  ‫أ‬ - ُّ ‫لغة‬ : ‫هو‬ ‫اسم‬ ‫مفعول‬ ‫من‬ " ‫أرسل‬ " ‫بمعنى‬ " ‫أطلق‬ " ، ‫فكان‬ ‫ل‬ِ‫س‬‫المر‬ ‫أطلق‬ ‫اإلسناد‬ ‫و‬ ‫لم‬ ‫يقيده‬ ‫براو‬ ‫معروف‬ .  Secara bahasa kata mursal adalah isim maf'ul dari arsala, yang berarti athlaqa, yaitu "melepaskan atau membebaskan". Dalam hal ini adalah melepaskan isnad dan tidak menghubungkannya dengan seorang perawi yang dikenal.  ‫ب‬ - ‫ا‬‫اصطالح‬ : ‫هو‬ ‫ما‬ ‫سقط‬ ‫من‬ ‫آخر‬ ‫إسناده‬ ُّ ‫ن‬َ‫م‬ ‫بعد‬ ‫التابعي‬ .  Hadis yang gugur dari akhir sanadnya, seorang perawi sesudah Tabi’in.  Hadis mursal terjadi jika seorang Tabi’in, baik kecil atau besar, mengatakan "Rasulullah saw berkata demikian, atau berbuat demikian," dan sebagainya, padahal ia jelas tidak bertemu dengan Rasulullah. Jadi tabiin tersebut menghilangkan perawi shahabat.  Contoh:  ‫ما‬ ‫أخرج‬ ‫مسلم‬ ‫في‬ ،‫صحيحه‬ ‫في‬ ‫كتاب‬ ‫البيوع‬ ‫قال‬ : " ‫حدثني‬ ‫محمد‬ ‫بن‬ ،‫رافع‬ ‫ثنا‬ ‫ح‬ ،‫جين‬ ‫ثنا‬ ،‫الليث‬ ‫عن‬ ،‫عقيل‬ ‫عن‬ ‫ابن‬ ،‫شهاب‬ ‫عن‬ ‫سعيد‬ ‫بن‬ ‫المسيب‬ ‫أن‬ ‫رسول‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫هللا‬ ‫عليه‬ ‫وسلم‬ ‫نهى‬ ‫عن‬ ‫بيع‬ ‫المزابنة‬ " .  Said ibn al-Musayyab adalah seorang tabiin besar. Dia meriwayatkan hadis ini dari Nabi saw tanpa menyebutkan perawi perantara antara dirinya dengan Nabi saw. Dalam hal ini Ibn al-Musayyab telah menggugurkan akhir sanadnya, yaitu shahabat. Minimal yang telah digugurkannya adalah seorang shahabat, dan boleh jadi yang digugurkannya selain shahabat adalagi seorang yang lain, seperti seorang tbiin yang lain.
  • 6. Hukum Hadis Mursal 1. Pendapat yang menyatakan hukum hadis mursal adalah dha'if dan mardud. Ini adalah pendapat mayoritas ulama hadis, ulama ushul fiqh, dan para fuqaha. Argumentasi mereka adalah karena tidak diketahuinya keadaan perawi yang digugurkan tersebut serta adanya kemungkinan bahwayang digugurkan itu adalah seorang tabiin dan bukan shahabat. 2. Hukumnya adalah shahih dan karenanya dapat dijadikan hujjah. Pendapat ini berasal dari Abu Hanifah, Malik, dan Ahmad ibn Hanbal. Akan tetapi, mereka mensyaratkan bahwa perawi yang rneng-irsal-kan tersebut adalah tsiqat. Argumentasi kelompok ini adalah, bahwa seorarng tabiin yang tsiqat tidak akan mengatakan "Rasulullah saw bersabda ...", kecuali ia telah mendengarnya sendiri dari seorang yang tsiqat. 3. Pendapat ketiga adalah pendapat Imam Syafi’i yang mengatakan bahwa hadis mursal dapat diterima, tetapi dengan syarat: a. Bahwa yang meng-irsal-kan itu adalah dari tabi'in besar. b. Dan apabila ia menyebutkan orang yang diirsalkannya itu, maka yang disebutkannya adalah seorang yang tsiqat. c. Apabila ia beserta para ulama (huffaz) yang terpercaya, maka para ulama tersebut tidak berbeda pendapat dengannya. d. Ketiga syarat di atas harus ditambah dengan salah satu dari: 1) ia meriwayatkanhtersebut melalui jalur lain secara musnad, 2) atau ia meriwayatkan dari jalur yang lain secara mursal dan yang di-irsal -kannya adalah perawi yang menerima hadis dari para perawi yang bukan perawi hadis mursal yang pertama, 3) Atau hadis tersebut sesuai dengan perkataan shahabat, 4) Atau, para ulama banyak yang berfatwa dengan kandungan hadis tersebut.
  • 7. MURSAL KHAFI  ‫ُّبلفظُّيحتملُّالسماعُّوغير‬،‫ُّماُّلمُّيسمعُّمنه‬،‫ُّأوُّعاصره‬،‫أنُّيرويُّالراويُّعمنُّلقيه‬ ُّ‫هُّكـ‬ " ‫قال‬ ."  Yaitu hadis yang diriwayatkan oleh seorang perawi dari perawi yang pernah bertemu dengannya atau yang semasanya , tetapi sebenarnya ia tidak pernah mendengarnnya, dengan lafal yang mengandung pengertian al-sima’ (mendengar secara langsung) atau lainnya seperti lafal ‘qaala’.  Contoh:  ُّ‫ماُّرواهُّابنُّماجهُّمنُّطريق‬ ُّ‫ُّعنُّعقبة‬،‫عمرُّبنُّعبدُّالعزيز‬ ‫بنُّعامرُّمرفوعا‬ " : ُّ‫رحم‬ ‫هللاُّحارسُّالحرس‬ “  Dalam hadis di atas, sebenarnya ‘Umar tidak pernah bertemu dengan ‘Uqbah.  Cara mengetahui hadis mursal: 1. Penetapan dari imam-imam hadis. 2. Pemberitahuan dari perawi sendiri bahwa ia tidak pernah bertemu atau mendengar langsung hadis dari perawi yang ia sebut. 3. Ada jalur sanad lain yang menunjukkan bahwa adanya perawi lain antara dua orang perawi tersebut.  Hukum hadis mursal khafi sama dengan hadis munqathi’, yaitu dhaif.  Kitab popular tentang hadis mursal khafi adalah ُّ‫كتاب‬ " ‫التفصيلُّلمبهمُّالمراسيل‬ " ‫ُّللخطيبُّالبغدادي‬، .
  • 8. Hadis Mu’dhal  ‫أ‬ - ُّ ‫لغة‬ : ‫اسم‬ ‫مفعول‬ ‫من‬ " ‫أعضله‬ " ‫بمعنى‬ ‫أعياه‬ .  Secara etimologi, kata mu’dhal adaJah isim maful dari kata a’dhala yang berarti a'ya, yaitu "menjadikan sesuatu menjadi problematik atau misterius".  ‫ب‬ - ‫ا‬‫اصطالح‬ : ‫ما‬ ‫سقط‬ ‫من‬ ‫إسناده‬ ‫اثنان‬ ‫فأكثر‬ ‫على‬ ‫التوالي‬ .  Hadis yang gugur dari sanadnya dua orang perawi atau lebih secara berturut-turut.  Maksud gugur dua orang perawi atau lebih dari sanadnya secara berturut-turut, bisa terjadi pada awal, pertengahan, atau akhir sanad.  Contoh:  " ‫ما‬ ‫رواه‬ ‫الحاكم‬ ‫في‬ " ‫معرفة‬ ‫علوم‬ ‫الحديث‬ " ‫بسنده‬ ‫إلى‬ ‫القعنبي‬ ‫عن‬ ‫مالك‬ ‫أنه‬ ‫بلغه‬ ‫أن‬ ‫أب‬ ‫ا‬ ‫هريرة‬ ‫قال‬ : ‫قال‬ ‫رسول‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫هللا‬ ‫عليه‬ ‫وسلم‬ : " ‫للمملوك‬ ‫طعامه‬ ‫وكسوته‬ ،‫بالمعروف‬ ‫ول‬ ‫يكلف‬ ‫من‬ ‫العمل‬ ‫إل‬ ‫ما‬ ‫يطيق‬ “  Hadis di atas adalah mu'dhal, karena gugur dua orang perawinya secara berturut-turut, yaitu antara Malik dan Abu Hurairah. Dan hal ini diketahui melalui periwayatan hadis tersebut di dalam kitab lain selain al-Muwaththa’. Urutan perawi yang seharusnya adalah:  ... ‫عن‬ ‫مالك‬ ‫عن‬ ‫محمد‬ ‫بن‬ ‫عجالن‬ ‫عن‬ ‫أبيه‬ ‫عن‬ ‫أبي‬ ‫هريرة‬  Para Ulama sepakat menyatakan bahwa hukum hadis mu'dhal ini adalah dha'if., bahkan keadaannya lebih buruk dari hadis mursal dan hadis munqathi', karena perawi yang gugur di dalam sanadnya lebih banyak.  Di antara kitab yang memuat hadis-hadis mu’dhal, munqathi', serta mursal adalah: kitab al-Sunan karya Said ibn Manshur, dan kitab-kitab hadis karya Ibn Abi al-Dunya.s
  • 9. Hadis Munqathi’  ‫أ‬ - ‫لغة‬ : ‫هو‬ ‫اسم‬ ‫فاعل‬ ‫من‬ " ‫النقطاع‬ " ‫ضد‬ ‫التصال‬ .  Kata munqathi' adalah isim fa'il dari al-inqitha', yaitu lawan dari al-ittishal, yang berarti terputus.  ‫ب‬ - ‫اصطالحا‬ : ‫ما‬ ‫لم‬ ‫يتصل‬ ،‫إسناده‬ ‫على‬ ‫أي‬ ‫وجه‬ ‫كان‬ ‫انقطاعه‬ .  Hadis yang tidak bersambung sanadnya, dan keterputusan sanad tersebut bisa terjadi di mana saja.  Dari definisi di atas, bisa dipahami bahwa pada dasarnya hadis mu’allaq, hadis mursal, dan hadis mu’dhal juga masuk kategori hadis munqathi’. Namun demikian, kebanyakan ulama hadis, terutama muta’akhirin, seperti Ibn Hajar al-Asqalani, menggunakan istilah munqathi' hanya terhadap hadis yang terputus sanadnya selain yang terjadi pada hadis mu’allaq, mursal dan mu'dhal. Dengan demikian istilah munqathi' adalah umum dan meliputi setiap hadis yang terputus sanadnya selain bentuk yang tiga di atas, yaitu yang terputus sanadnya tidak pada awalnya, akhirnya, atau tidak pada duh orang perawi secara berturut-turut.  Contoh:  ‫ما‬ ‫رواه‬ ‫عبد‬ ،‫الرزاق‬ ‫عن‬ ،‫الثوري‬ ‫عن‬ ‫أبي‬ ،‫إسحاق‬ ‫عن‬ ‫زيد‬ ‫بن‬ ،‫يثيع‬ ‫عن‬ ‫حذيفة‬ ‫مرفوعا‬ : " ‫إن‬ ‫وليتموها‬ ‫أب‬ ‫ا‬ ‫بكر‬ ‫فقوي‬ ‫أمين‬ “  Pada sanad hadis di atas terdapat satu orang perawi yang digugurkan di pertengahan sanad tersebut, yaitu Syuraik. Syuraik seharusnya ada di antara Al-Tsauri dan Abu Ishaq, karena Al-Tsauri tidak mendengar hadis dari Abu Ishaq secara langsung, namun dia mendengarnya melalui perantaraan Syuraik, dan Syuraik lah yang mendengarnya dari Abu Ishaq. Hadis seperti di atas adalah munqathi' dan tidak dapat dinamakan mursal, mu'allaq, dan mu'dhnl.  Para ulama hadis sepakat menyatakan bahwa hadis munqathi' hukumnya adalah dha'if, karena tidak diketahuinya keadaan perawi yang digugurkan.
  • 10. Hadis Mudallas  ‫أ‬ - ُّ ‫لغة‬ : ‫المدلس‬ : ‫اسم‬ ،‫مفعول‬ ‫من‬ " ‫التدليس‬ " ‫والتدليس‬ ‫في‬ ‫اللغة‬ : ‫كتمان‬ ‫عيب‬ ‫ال‬ ‫سلعة‬ ‫عن‬ ،‫المشتري‬ ‫وأصل‬ ‫التدليس‬ ‫مشتق‬ ‫من‬ " ‫الدلس‬ " ‫وهو‬ ،‫الظلمة‬ ‫أو‬ ‫اختالط‬ ‫الظالم‬ .  Kata mudallas adalah isim maf'ul dari tadlis, yang secara etimologi berarti "menyembunyikan cacat barang yang dijual dari si pembeli." Kata al-dalsu mengandung arti "gelap" atau "berbaur dengan gelap."  ‫ب‬ - ‫اصطالحا‬ : ‫إخفاء‬ ‫عيب‬ ‫في‬ ،‫اإلسناد‬ ‫وتحسين‬ ‫لظاهره‬ .  "Mengembunyikan cacat dalam sanad dan menampakkannya pada lahirnya seperti baik.“  Tadlis dibagi 2: 1. Tadlis al-isnad, yaitu seorang perawi meriwagatkan hadis dari orang yang semasa dengannya yang hadis tersebut tidak didengarnya dari orang itu, namun seolah-olah dia mendengarnga dari orang itu dengan menggunakan perkataan "Berkata si fulan atau dari si Fulan, dan yang seumpamanya. Boleh jadi dia menggugurkan gurunya, atau orang lain, yang dha'if atau masih kecil, agar hadis tersebut dipandang baik. 2. Tadlis al-Syuyukh, yaitu: Seorang perawi memberi nama, gelar, nisbah atau sifat kepada gurunya dengan suatu nama atau gelar yang tidak dikenal.
  • 11.  Hukum Tadlis: 1. Tadlis al-isnad dicela oleh Ulama Hadis, bahkan di antara mereka ada yang menyatakan bahwa perbuatan tadlis itu adalah dianggap sama seperti perbuatan bohong. 2. Adapun Tadlis al-syuyukh, hukumnya lebih ringan dari yang pertama, karena tidak ada perawi yang digugurkan padanya. Akan tetapi, perbuatan tersebut tetap tercela, karena dapat mengacaukan pemahaman orang yang mendengar terhadap perawi hadis dimaksud.  Hukum Hadi Mudallas: 1. Perawi yang diketahui pernah melakukan tadlis, walaupun hanya sekali, maka dia adalah jarh (cacat), dan karena itu hadisnya ditolak (mardud). 2. Bagi mereka yang menerima hadis mursal, maka mereka juga menerima hadis mudallas, sebab dalam pandangan mereka tadlis sama dengan irsal. Di antara yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Ulama Zaidiyyah. 3. Pendapat ketiga berusaha memisahkan antara hadis yang terdapat tadlis padanya dan yang tidak. Hadis yang terdapat tadlis padanya ditolak, dan hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang pernah melakukan tadlis diterima hadisnya apabila pada hadis tersebut dia tidak melakukari tadlis dan syarat-syarat qabul lainnya terpenuhi. Ini adalah pendapat mayoritas Ulama Hadis.  Kitab-kitab yang menulis tentang Hadis Mudallas: 1. Al-Tabyin li Asma' al-Mudallasin, oleh Al-Khathib al-Baghdadi, 2. At-Tabyin li Asma' al-Mudallasin, oleh Burhan al-Din ibn al-Halabi, 3. Ta’rif Ahl at-Taqdis bi Maratib al-Maushufin bi al-Tadlis, oleh Ibn Hajar.
  • 12. Hadis Mu’an’an dan Mu`annan  Hadis Mu’an’an adalah ungkapan perawi dengan lafal ‘dari’(‫عن‬). Atau hadis yang diriwayatkan dengan shighat ‘dari’ (‫عن‬).  Contoh:  ‫ماُّرواهُّابنُّماجهُّقال‬ " : ‫ُّثناُّمعاويةُّبنُّهش‬،‫حدثناُّعثمانُّبنُّأبيُّشيبة‬ ُّ،‫ام‬ ُّ‫ُّعن‬،‫ُّعنُّعروة‬،‫ُّعنُّعثمانُّبنُّعروة‬،‫ُّعنُّأسامةُّبنُّزيد‬،‫ثناُّسفيان‬ ‫عائشة‬ . ‫قالت‬ : ‫قالُّرسولُّهللاُّصلىُّهللاُّعليهُّوسلم‬ " : ‫إنُّهللاُّومالئكت‬ ُّ‫ه‬ ‫يصلونُّعلىُّميامنُّالصفوف‬ ."  Hadis Mu’annan adalah ungkapan perawi dengan lafal ‘sesungguhnya…’(‫أن‬). Atau hadis yang diriwayatkan dengan shighat ‘sesungguhnya…’ (‫أن‬).  Hukum hadis mu`annan sama seperti hadis munqathi’ sampai jelas ketersambungan sanadnya.
  • 13. Pembagian Hadis Dha’if Berdasarkan Kecacatan Perawi
  • 14. HADIS MATRUK  ‫اصطالحا‬ : ‫هو‬ ‫الحديث‬ ‫الذي‬ ‫في‬ ‫إسناده‬ ُّ ‫راو‬ ‫متهم‬ ‫بالكذب‬ .  Yaitu hadis yang terdapat dalam sanadnya perawi yang tertuduh dusta.  Tertuduh dusta dalam hal ini jika memenuhi dua hal: 1. Hadis tersebut hanya diriwayatkan melalui jalur sanadnya, dan menyelisihi ketentuan-ketentuan umum. 2. Kebohongannya biasanya dapat diketahui dari pembicaraanya sehari-hari, namun dalam periwayatan hadis tidak tampak jelas.  Contoh:  ‫حديث‬ ‫عمرو‬ ‫بن‬ ‫شمر‬ ‫الجعفي‬ ،‫الكوفي‬ ‫عن‬ ،‫جابر‬ ‫عن‬ ‫أبي‬ ،‫الطفيل‬ ‫عن‬ ‫علي‬ ‫وعمار‬ ‫قال‬ : ‫كان‬ ‫النبي‬ ‫صلى‬ ‫هللا‬ ‫عليه‬ ‫وسلم‬ ‫يقنت‬ ‫في‬ ،‫الفجر‬ ‫ويكبر‬ ‫يوم‬ ‫عرفة‬ ‫من‬ ‫صالة‬ ،‫الغداة‬ ‫ويقط‬ ‫ع‬ ‫صالة‬ ‫العصر‬ ‫آخر‬ ‫أيام‬ ‫التشريق‬ .  Al-Nasa'i dan al-Daruquthni serta para Ulama Hadis yang lain mengatakan bahwa 'Amr ibn Syamr tersebut hadisnya adalah matruk.  Hadis matruk adalah hadis yang paling buruk setelah hadis maudhu’ (palsu).
  • 15. HADIS MUNKAR  Ada dua definisi tentang hadis munkar: .1 ‫هو‬ ‫الحديث‬ ‫الذي‬ ‫في‬ ‫إسناده‬ ُّ ‫راو‬ ‫فحش‬ ،‫غلطه‬ ‫أو‬ ‫كثرت‬ ،‫غفلته‬ ‫أو‬ ‫ظهر‬ ‫فسقه‬ . Hadis yang terdapat pada sanad-nya seorang perawi yang sangat kelirunya, atau sering kali lalai dan terlihat kefasikannya secara nyata. .1 ‫هو‬ ‫ما‬ ‫رواه‬ ‫الضعيف‬ ‫مخالفا‬ ‫لما‬ ‫رواه‬ ‫الثقة‬ . Hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang dha’if yang Hadis tersebut berlawanan dengan yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqat.  Pada definisi kedua di atas terdapat tambahan, yaitu bahwa hadis yang diriwayatkan perawi yang dha'if tersebut bertentangan dengan apa yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqat.  Terdapat persamaan dan perbedaan antara hadis munkar dengan hadis syadz.  Persamaannya adalah: adanya persyaratan pertentangan (at-mukhalafah) dengan riwayat perawi yang lain.  perbedaannya adalah bahwa pada hadis Syadz pertentangan itu adalah antara riwayat seorang perawi yang maqbul, yaitu yang Shahih atau hasan, dengan riwayat yang lebih tinggi kualitas keshahihan atau ke-hasan-annya (aula); sementara pada Hadis Munkar pertentangan terjadi antara riwayat perawi yang dha'if dengan riwayat perawi yang maqbul.
  • 16. HADIS MU’ALLAL  ‫ُّمعُّأنُّالظاهرُّالسالمةُّمن‬،‫عُّفيهُّعلىُّعلةُّتقدحُّفيُّصحته‬ِ‫ل‬‫هوُّالحديثُّالذيُّاط‬ ‫ها‬ .  Hadis yang apabila diteliti secara cermat terdapat padanya 'illat yang merusak keshahihan hadis tersebut, meskipun tampak secara lahirnga tidak bercacat.  ‫العلة‬ : ‫هيُّسببُّغامضُّخفيُّقادحُّفيُّصحةُّالحديث‬ .  ‘Illat yaitu sebab yang terselubung dan tersimbunyi yang merusak keshahihan hadis.  'Illat terkadang terdapat pada sanad, dan terkadang terdapat pada matan, atau kedua-duanya.  Kitab-kitab popular yang membicarakan tentang 'illat hadis: ‫أ‬ - ‫ُّلبنُّالمديني‬،‫كتابُّالعلل‬ . ‫ب‬ - ‫ُّلبنُّأبيُّحاتم‬،‫عللُّالحديث‬ . ‫جـ‬ - ‫ُّألحمدُّبنُّحنبل‬،‫العللُّومعرفةُّالرجال‬ .
  • 17. HADIS MUDRAJ  ‫لغة‬ : ُّ‫اسمُّمفعولُّمن‬ " ‫أدرجت‬ " ‫الشيءُّفيُّالشيء‬ : ‫ُّوضمنتهُّإياه‬،‫إذاُّأدخلتهُّفيه‬ . ‫اصطالحا‬ : ُّ ِ‫ي‬ُ‫غ‬ُّ‫ما‬ َُّ‫ر‬ ‫ُّفيُّمتنهُّماُّليسُّمنهُّبالُّفصل‬َ‫ل‬ ِ‫دخ‬ُ‫أ‬ُّ‫ُّأو‬،‫سياقُّإسناده‬ .  Secara Bahasa merupakan isim maf’ul dari adrajtu, yang berarti ‘aku memasukkan sesuatu kepada sesuatu yang lain dan menggabungaknnya dengan sesuatu tersebut”  Secara istilah adalah hadis yang dirubah susunan sanadnya, atau dimasukkan dalam matannya sesuatu yang bukn bagian dari hadis tanpa adanya pemisah.  Mudraj menjadi dua macarn: 1. Mudraj al-isnad, yaitu hadis yang dirubah susunan sanadnya. 2. Mudraj al-Matan, yaitu memasukkan sesuatu dari perkataan para perawi hadis ke dalam matan hadis, sehingga diduga perkataan tersebut merupakan bagian dari sabda Rasulullah saw.  Kitab-kitab mengenai Hadis Mudraj  ‫أ‬ - " ‫الفصلُّللوصلُّالمدرجُّفيُّالنقل‬ " ‫للخطيبُّالبغدادي‬ .  ‫ب‬ - " ‫تقريبُّالمنهجُّبترتيبُّالمدرج‬ " ‫ُّوزيادةُّعليه‬،‫ُّوهوُّتلخيصُّلكتابُّالخطيب‬،‫لبنُّحجر‬ .
  • 18.  Ada beberapa faktor yang mendorong para perawi di dalam melakukan idraj: 1. Untuk menjelaskan (bayan) hukum syara, yang terkandung di dalam hadis. 2. Merumuskan (istinbath) hukum syara' dari hadis sebelum sempurna penyampaian redaksi Hadis. 3. Menjelaskan lafaz (kata-kata) asing yang terdapat di dalam matan hadis.  Cara unhtk mengetahui Mudraj: 1. Dijumpainya matan hadis yang sama melalui periwayatan yang lain yang memisahkan antara matan hadis yang sebenarnya dengan perkataan yang ditambahkan oleh perawi. 2. Dinyatakan oleh para Ulama yang telah melakukan pengamatan dan penelitian terhadap hadis dimaksud. 3. Pengakuan oleh perawi yang melakukan idraj itu sendiri. 4. Mustahilnya Rasulullah Saw mengatakan pernyataan yang ditambahkan tersebut.
  • 19. HADIS MAQLUB  ‫ُّونحوه‬،‫ُّأوُّتأخير‬،‫ُّبتقديم‬،‫ُّأوُّمتنه‬،‫ُّفيُّسندُّالحديث‬،‫إبدالُّلفظُّبآخر‬ .  Mengganti lafal dengan dengan lafal yang lain pada sanad hadis atau pada matannya dengan cara mendahulukan atau mengakhirkannya.  Maqlub terbagi kepada dua macam, yaitu: 1. Maqlub Sanad, yaitu penggantian yang terjadi pada sanad hadis. Bentuknya ada dua, yaitu: pertama, adakalanya dengan menjadikan nama perawi menjadi nama ayahnya atau sebaliknya, seperti "Ka'ab ibn Murrah" menjadi "Murrah ibn Ka’ab"; atau, bentukyang kedua, yaitu mengganti nama seorang perawi dengan perawi lain yang berada pada thabaqat yang sama, seperti mengganti hadis yang masyhur berasal dari "Salim" menjadi berasal dari "Nafi’.” 2. Maqlub Matan, yaitu penggantian yang terjadi pada matan hadis. Bentukrya adalah dengan mendahulukan sebagian dari matan hadis tersebut atas sebagian yang lain.  Hadis Moqlubini hukumnya adalah Dha'if dan karenanya tertolak serta tidak dapat dijadikan dalil dalam beramal dan untuk merumuskan sesuatu hukum.  Kitab yang masyhur membahas hadis maqlub adalah  ُّ‫كتاب‬ " ‫ُّفيُّالمقلوبُّمنُّاألسماءُّواأللقاب‬،‫رافعُّالرتياب‬ " ‫للخطيبُّالبغدادي‬
  • 20. HADIS MUDHTHARIB  ‫ما‬ ‫روي‬ ‫على‬ ‫أوجه‬ ‫مختلفة‬ ‫متساوية‬ ‫في‬ ‫القوة‬ .  Hadis yang diriwayatkan dalam beberapa bentuk yang berlawanan yang masing-masing sama-sama kuat.  Hadis baru dapat disebut mudhthaib apabila terpenuhi dua syarat: 1. Terjadinya perbedaan riwayat tentang suatu hadis yang perbedaan tersebut tidak dapat dikompromikan. 2. Masing-masing riwayat mempunyai kekuatan yang sama, sehingga tidak mungkin dilakukan tarjih terhadap salah satu dari riwayat yang berbeda tersebut.  Al-Idhthirab dapat terjadi pada matan hadisdan sanad hadis.  Karya yang membahas tentang hadis mudhtharib, adalah:  ُّ‫كتاب‬ " ‫المقتربُّفيُّبيانُّالمضطرب‬ " ‫للحافظُّابنُّحجر‬ .
  • 21. HADIS MUSHAHHAF  ‫ُّلفظاُّأوُّمعنى‬،‫تغييرُّالكلمةُّفيُّالحديثُّإلىُّغيرُّماُّرواهاُّالثقات‬ .  Mengubah kalimat yang terdapat pada suatu hadis menjadi kalimat yang tidak diriwayatkan oleh para perawi yang tsiqat, baik secara lafal, maupun maknanya.  Tashif bisa terjadi pada sanad dan matan hadis.  Jika dilihat dari sumbernya, dibagi menjadi 2: 1. Tashhif Bashar, yaitu keraguan yang terjadi pada penglihatan si pembaca (perawi) atas tulisan, karena buruk atau rusaknya tulisan tersebut, atau karena tidak ada titiknya. 2. Tashhif al-Sama', yaitu perubahan yang terjadi karena rusaknya pendengaran atau jauhnya tempat orang yang mendengar sehingga terjadi keraguan terhadap sebagian kata-kata yang mempunyai wazan Sharaf yang sama.  Ibn Hajar membagi hadis ini pada dua kategori: yaitu mushahhaf bila perubahan terjadi pada titik hurufnya, sementara hurufnya tetap; dan muharraf, bila perubahan terjadi pada harakat, sementara hurufnya tetap.  Kitab tentang hadis mushahhaf:  ‫أ‬ - " ‫التصحيف‬ " ‫ُّللدارقطني‬، .  ‫ب‬ - " ‫إصالحُّخطأُّالمحدثين‬ " ‫ُّللخطابي‬، .  ‫ج‬ - " ‫تصحيفاتُّالمحدثين‬ " ‫ُّألبيُّأحمدُّالعسكري‬، .
  • 22. HADIS SYADZ  ‫ماُّرواهُّالمقبولُّمخالفاُّلمنُّهوُّأولىُّمنه‬ .  Hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang maqbul, namun bertentangan dengan riwayat perawi yang lebih tsiqat atau lebih baik dari padanya.  Hadis yang berlawanan dengan Hadis Syadz tersebut disebut dengan Hadis Mahfuzh.  Hukum Hadis Syadz adalah mardud, yaitu ditolak, sedangkan hadis mahfudz yaitu sebagai lawan dari syadz tersebut, hukumnya adalah maqbul, yaitu diterima.
  • 24. Definisi  ‫أ‬ - ‫لغة‬ : ُّ‫ُّمن‬،‫هوُّاسمُّمفعول‬ " ‫وضعُّالشيء‬ " ُّ‫أي‬ " ‫حطه‬ " ‫؛ُّسميُّبذلكُّلنحطاطُّرتبته‬ .  ‫ب‬ - ‫اصطالحا‬ : ‫ُّالمنسوبُّإلىُّرسولُّهللاُّصلىُّهللاُّع‬،‫ُّالمصنوع‬،‫ُّالمختلق‬،‫هوُّالكذب‬ ُّ‫ليه‬ ‫وسلم‬ .  Menurut Bahasa merupakan isim maf’ul dari wadh’u al-syai’, yang berarti menurunkannya. Disebut seperti itu karena memang menurunkan derajatnya.  Secara istilah, yaitu kebohongan yang diciptakan dan diperbuat serta disandarkan kepada Rasulullah saw.  - ‫أشهرُّالمصنفاتُّفيه‬ :  ‫أ‬ - ‫كتابُّالموضوعات‬ : ‫ُّلكنهُّمتساهلُّفيُّالحكمُّعلىُّالحد‬،‫ُّوهوُّمنُّأقدمُّماُّصنفُّفيُّهذاُّالفن‬،‫لبنُّالجوزي‬ ُّ‫يث‬ ‫ُّلذاُّانتقدهُّالعلماءُّوتعقبوه‬،‫بالوضع‬ .  ‫ب‬ - ‫الآللئُّالمصنوعةُّفيُّاألحاديثُّالموضوعة‬ : ‫ُّوتعقيبُّع‬،‫ُّوهوُّاختصارُّلكتابُّابنُّالجوزي‬،‫للسيوطي‬ ُّ،‫ليه‬ ‫وزياداتُّلمُّيذكرهاُّابنُّالجوزي‬ .  ‫ج‬ - ‫تنزيهُّالشريعةُّالمرفوعةُّعنُّاألحاديثُّالشنيعةُّالموضوعة‬ : ‫ُّوهوُّتلخيصُّلسا‬،‫لبنُّعراقُّالكناني‬ ُّ،‫بقيه‬ ‫وهوُّكتابُّحافلُّمهذبُّمفيد‬ .
  • 25. Sejarah Kemunculan Hadis Maudhu’  Sebagian para ahli berpendapat bahwa pemalsuan hadis telah terjadi sejak masa Rasulullah saw masih hidup. Hal ini dibuktikan dengan adanya ancaman bagi orang yang berdusta atas nama Nabi saw, ْ ‫ن‬َ‫م‬ َْ‫ب‬َ‫ذ‬َ‫ك‬ ْ ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ًا‬‫د‬ِّ‫م‬َ‫ع‬َ‫ت‬ُ‫م‬ ْ ‫أ‬‫و‬َ‫ب‬َ‫ت‬َ‫ي‬‫ل‬َ‫ف‬ ْ ُ‫ه‬َ‫د‬َ‫ع‬‫ق‬َ‫م‬ ْ ‫ن‬ِّ‫م‬ ِّْ ‫ار‬‫الن‬  Shalah al-Din al-Adhabi berpendapat bahwa pemalsuan hadis yang sifatnya semata-mata melakukan kebohongan terhadap Nabi saw, dan berhubungan dengan masalah keduniawian telah terjadi pada zaman Nabi, dan hal itu dilakukan oleh orang munafik.  Kebanyakan ulama hadis berpendapat, bahwa pemalsuan hadis baru terjadi untuk pertama kalinya adalah setelah tahun 40 H, pada masa kekhalifahan Ali ibn Abi Thalib, yaitu setelah terjadinya perpecahan politik antara kelompok Ali di satu pihak dan Muawiyah dengan pendukungnya di pihak lain, serta kelompok ketiga, yaitu kelompok Khawarij, yang pada awalnya adalah pengikut AIi, namun ketika AIi menerima tahkim, mereka keluar dari, bahkan berbalik menentang, kelompok Ali di samping juga menentang Muawiyah. 
  • 26. Faktor-factor munculnya pemalsuan hadis 1. Motif politik 2. Usaha dari Musuh Islam (Kaum Zindiq) 3. Sikap fanatik buta terhadap bangsa, suku, bahasa, negeri, atau pemimpin 4. Pembuat cerita atau kisah-kisah 5. perbedaan pendapat dalam masalah Fiqh atau llmu Kalam. 6. Semangat gang berlebihan dalam beibadah tanpa didas ari ilmu peng etahuan. 7. Mendekatkan dii kepada para penguasa.
  • 27. Bentuk Pemalsuan Hadis  Pertama, pemalsuan hadis yang dilakukan secara sengaja. Hadis tersebut disebut dengan hadis maud}u>'., misalnya 'Abdul Kari>m ibn Abi> al-Auja>, Bayya>n Ibn Sam'a>n dan Muh}ammad Ibn Sa'i>d. Menurut Hamma>d ibn Zayd, orang-orang tersebut telah membuat sekitar 14000 hadis atas nama Nabi saw.  Kedua, pemalsuan hadis karena ketidaksengajaan. Ini terjadi karena: 1. Meriwayatkan hadis masyhu>r dengan memberikan sanad baru karena adanya kepentingan; 2. adanya kesalahan dalam periwayatan, seperti menambah sanad suatu hadis yang sebenarnya mauqu>f atau maqt}u>', agar menjadi marfu>’; 3. orang-orang saleh yang tidak meluruskan kesalahannya dan tidak memberikan waktu dan perhatian untuk belajar hadis dan hanya sibuk dengan ibadahnya saja sehingga melakukan kesalahan dalam meriwayatkan hadis; 4. Ulama melewatkan sejumlah hadis yang diriwayatkan oleh guru, kemudian agar sesuai dengan apa yang telah mereka pelajari secara langsung dari guru mereka, mereka meriwayatkan semuanya. Jadi, mereka berpura-pura telah mempelajari hadis-hadis tersebut; 5. Murid-murid yang mempelajari kitab-kitab dari guru-guru mereka tetapi mereka tidak menyalin apa yang mereka pelajari saat itu. 6. Ulama yang berpergian untuk mencari hadis (rih}lah) kehilangan kitab mereka. Kemudian ketika mereka mengajari murid- murid mereka dengan menggunakan salinan yang bukan milik mereka sendiri, tanpa berpikir kalau ada perbedaan di antara dua salinan tersebut (milik ulama itu sendiri dan salinan yang dipinjam dari orang lain). (Hasballah Haji Abdul Rahman, “Causes for the Fabrication of Hadith”, Islam and the Modern Age. Vol. 29 tahun 1998, hlm. 30-34).
  • 28. Ciri-ciri matan hadis maudhu’ 1. Terdapat kerancuan pada lafal hadis yang diriwayatkan, yang apabila lafaz tersebut dibaca oleh seorang ahli bahasa ia akan segera mengetahui bahwa Hadis tersebut adalah palsu dan bukan berasal dari Nabi saw. 2. Bertentangan dengan akal sehat. 3. Bertentangan dengan al-Qur’an, hadis mutawatir dan ijma’ 4. Bertentangan dengan fakta sejarah. 5. Hadis yang isinya mendukung pemikiran perawi, sementara ia dikenal sebagai orang yang fanatic buta. 6. Riwayat tentang peristiwa besar yang disaksikan oleh banyak orang, tetapi hanya diriwayatkan olehseorang perawi. 7. Hadis yang menerangkan pahala yang sangat besar terhadap perbuatan kecil dan yang sederhana, atau sebaliknya siksaan yang sangat hebat terhadap tindakan salah yang kecil. 8. Bertentangan dengan ilmu pengetahuan.