SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
A. Latar Belakang 
Sanad hanyalah yang berlaku pada sederetan matarantai orang-orang, bukan dari sudut 
pribadi secara perorangan, sebab sebutan untuk perorangan yang menyampaikan hadist 
adalah perawi atau rawi. Dan juga yang dimaksud dengan Matan ialah Materi atau lafazh 
hadist itu sendiri, yang oleh penulisnya di tempatkan setelah menyebutkan sanad sebelum 
perawi atau mudawwin. 
B. Rumusan Masalah 
1. Apa pengetian tentang Sanad dan Matan ? 
2. Bagaimana hubungan antara Sanad dan Matan ? 
C. Tujuan Penulisan 
1. Untuk mengetahui tentang Sanad dan Matan 
2. Untuk mengetahui hubungan antara Sanad dan Matan.
BAB II 
PEMBAHASAN 
2 
A. Pengertian sanad dan matan 
1. Sanad 
a. Pengertian sanad 
Sanad menurut bahasa berarti sandaran, tempat kita bersandar. Maka hutang juga 
dinamai sanad, yang berarti dapat dipegang, dipercaya. Kaki bukit atau gunung juga disebut 
sanad. Jamaknya asnad dan sanadat. Kata “sanad” menurut bahasa adalah “sandaran”, atau 
sesuatu yang kita jadikan sandaran1. 
Menurut istilah para ahli hadist, sanad ialah jalan yang menyampaikan kita kepada 
matan hadist. Apabila seorang perawi berkata, “dikabarkan kepadaku oleh malik yang 
menerimanya dari nafi’, yang merimanya dari Abdullah ibn Umar, bahwa Rasulullah saw. 
Bersabda...” maka perkataan perawi itu dikabarkan kepadaku oleh malik...” hingga sampai 
kepada “bersabda Rasul”, dinamai sanad. Di sebut pula thariq bin wajh. Tetapi kadang-kadang 
sanad dimaksudkan isnad. Menurut istilah, terdapat perbedaan rumusan pengertian. 
Al-Badru bin Jama’ah dan Al-Thiby mengatakan bahwa sanad adalah: 
“berita tentang jalan matan”2 
Yang lain menyebutkan: 
“silsilah orang-orang yang (meriwayatkan hadist), yang menyampaikannya kepada 
matan hadist”.3 
Ada juga yang menyebutkan: 
1 Mahmud Al - Thahhan, op.cit., hlm. 15. 
2 Al- Suyuthi, jilid. I, op.cit. hlm. 41. 
3 Ajjaj Al - Khathib, op.cid, hlm. 32.
“silsilah orang perawi yang menukilkan hadist dari sumbernya yang pertama”. 
b. Pengertian Isnad, Musnid dan Musnad 
Yang berkaitan dengan istilah sanad, terdapat kata-kata seperti, al-isnad, al-musnid, 
dan al-musnad. Kata-kata ini secara terminologis mempunyai arti yang cukup luas, 
sebagaimana yang dikembangkan oleh para ulama. 
Isnad menurut ilmu bahasa, menyandarkan. Menurut istilah ialah menerangkan sanad 
hadist (jalan menerima hadist). Maka arti “saya isnadkan hadist” adalah saya senutkan sanad-nya, 
saya terangkan jalan datangnya, atau jalan sampainya kepada saya. 
Kata al-isnad berarti menyandarkan, mengasalkan (mengembalikan ke asal), dan 
mengangkat. Yang dimaksud disini adalah, menyandarkan hadist kepada orang yang 
mengatakannya (raf’u hadist ila qa’ilih atau ‘azwu hadistila qa’ilih). Menurut al-Thiby, 
sebenarnya kata al-isnad dan al-sanad digunakan oleh para ahli hadist dengan pengertian 
yang sama.4 
Orang yang menerangkan hadist dengan menyebut sanad-nya, dinamai musnid. 
Hadist yang disebut dengan diterangkan sanad-nya yang sampai kepada nabi saw, dinamai 
musnad. Juga dinamai dengan musnad sesuatu kitab hadist yang penulisnya mengumpulkan 
segala hadist yang diriwayatkan oleh seorang shahaby dalam satu bab yang diriwayatkan oleh 
shahaby lain dalam bab yang tersendiri pula, seperti musnad imam ahmad. 
Kata isnad tidak di-mutsannakan dan tidak dijamakkan. Dalam hal ini, apabila 
dimaksud dengan isnad, sanad sendiri di-tsaniyah-kan. Dikatakan isnadani dan dijamakkan. 
Tidak dikatakan hadist ini mempunyai asnad (beberapa sanad). Hanya dikatakan: mempunyai 
asanid. 
Kata al-musnad mempunyai beberapa arti. Bisa berarti hadist yang disandarkan atau 
diisnadkan oleh seseorang; bisa berarti nama suatu kitab yang menghimpun hadist-hadist 
3 
4 Al- Qasimi, op. cit.,hlm.202.
dengan sistem penyusunan berdasarkan nama-nama para sahabat para perawi hadis, seperti 
kitab musnad ahmad; bisa juga berarti nama bagi hadist yang mafu’ dan muttashil.5 
c. contoh aplikasi matarantai sanad 
Hadist riwayat Bukhari dari Anas, Nabi saw bersabda: 
Artinya: telah memberitakan kepadaku Muhammad bin al-Mutsanna, katanya: Abdull 
Wahhab al-Tsaqafiy telah mengabarkan kepadaku, katanya telah bercerita kepadaku Ayyub 
atas pemberitaan Abi Qatadah dari Anas dan Nabi saw sabdanya “siapa saja yang 
mengamalkan tiga perkara niscaya mendpatkan lezatnya iman, yaitu Allah dan Rasul-Nya 
lebih dicintai dari pada selainnya kedua:kecintaannya kepada seseorang tidak lain karena 
Allah semata dan ketiga keenggananya kembali kembali kepada kekufuran seperti 
keengganannya dicampakkan ke neraka. Hadist riwayat Bukhari. 
PENJELASAN: 
Hadist ini diterima oleh Bukhari melalui sanad-1, yaitu Muhammad bin al- 
Mutsanna, sanad ke-2 Abdul wahhab at-Tsaqafiy, sanad ke-3 Ayyub, sanad ke-4 Abi 
Qilabah dan seterusnya sampai sanad terakhir,yaitu Anas ra, seorang sahabat yang menerima 
langsung dari nabi saw. 
Dalam hal ini dapat juga dikatakan bahwa sabda Nabi tersebut disampaikan oleh Anas 
sebagai perawi pertama, kepada Ayyub, kemudian Abu Qilabah sebagai perawi ke-2 
menyampaikan kepada al-Tsaqafiy dan al-Tsaqafiy sebagai rawi ke-3 menyampaikan 
kepada Muhammad bin al-Mutsanna, sehingga sampai kepada al-Bukhari sebagai perawi 
terakhir. Dengan demikian Bukhari menjadi sanad pertama dan perawi terakhir bagi kita. 
d. Klasifikasi keshahihan matarantai sanad. 
Dengan melihat kenyataan gerakan pembukuan hadist yang terjadi seratus tahun 
setelah Nabi saw meninggal dunia, para ahli bersepakat untuk mengklasifikasikan merantai 
sanad yang dianggap sah dan dapat dipertanggung jawabkan kebenrannya sebagai berikut: 
5 Mahmud Al -Thahhan, op. cit, hlm. 16. Hadist Marfu’ dan hadist Muttashi adalah dua istilah untuk hadist yang 
disandarkan kepada Nabi SAW. Dan Sanadnya bersambung. 
4
1. Jika hadist diperoleh dari sahabat ‘Umar bin Khathab, maka keshahihan matarantai 
sanadnya dapat dilihat dari 2 (dua) jalur sanad, yaitu: 
a. Zuhri, dari Ubaidillah bin Abdullah, dari ibnu ‘Abbas, dari ‘Umar atau 
b. Zuhri, dari Ubaidillah bin Abdullah, dari Ibnu ‘Abbas, dari Ibnu ‘Umar, dari 
5 
‘Umar bin Khathob, dari Nabi saw. 
2. Jika hadist diperoleh dari sahabat Ali bin abi Thalib, maka keshahihan matarantai 
sanadnya dapat dilihat dari 4 (empat) jalur sanad, yaitu sebagai berikut; 
a. Dari Muhammad bin Sirin, dari ‘Ubaidah, dari Ali bin abi Thalib, dari Nabi saw. 
b. Dari Zuhri, dari Ali bin Husain, dari ayahnya(yaitu Ali), dari Nabi saw. 
c. Dari Ja’far bin Muhammad, dari Ayahnya, dari Ali, dari Nabi SAW. 
d. Dari Yahya bin Sa’id, dari Sufyan, dari Sulaiman, dari Al- haris bin Ma’id, dari 
Ali, dari Nabi SAW. 
3. Jika hadist diperoleh dari sahabat Aisyah binti abu bakar al-Shidiq, maka 
keshahihan matarantai sanadnya dapat dilihat dari 7 (tujuh) jalur sanad, yaitu sebagai 
berikut: 
a. Dari Hisyam bin ‘Urwah, dari ayahnya, dari ‘Aisyah, dari Nabi saw. 
b. Dari Aflah bin Namid, dari Qasim, dari Aisyah, dari Nabi SAW. 
c. Dari Sufyan Al-Tsauriy, dari Ibrahim, dari Aswad, dari Aisyah, dari Nabi SAW 
d. Dari Yahya bin Sa’ad, dari Ubaidillah bin Umar, dari Qasim bin Muhammad bin 
Abu Bakar, dari Aisyah, dari Nabi SAW. 
e. Dari Abdurrahman bin Qasim, dari Ayahnya, dari Aisyah, dari Nabi SAW. 
f. Dari Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah, dari Nabi SAW. 
g. Dari Ubaidillah bin Umar, dari Al- Ashim, dari Aisyah, dari Nabi SAW. 
4. Jika hadis diperoleh dari sahabat Sa’id bin abi waqqas, maka keshahihan matarantai 
sanadhnya dapat dilihat dari satu (satu) jalur sanad, yaitu: dari Ali bin Husain bin Ali, 
dari said bin mysayyab, dari sa’id bin Waqqas, dari Nabi saw. 
5. Jika hadist diperoleh dari sahabat Ibnu Mas’ud, maka keshahihan matarantai sanad 
hanya dapat dilihat dari 1 (satu) jalur sanad, yaitu; dari A’masy, dari ‘Alqomah, dari 
Ibnu Mas’ud, dari Nabi saw.6 
2. Matan 
a. Pengertian matan 
6 Muhamad Ma’shum Zein,MA, Ulumul hadist dan Mustholah Hadis t, hlm, 32-35.
Matan menurut bahasa: punggung jalan (muka jalan), tanah yang keras dan 
tinggi. Matan kitab ialah bagian kitab yang tidak bersifat komentar dan bukan tambahan 
penjelasan. Jamaknya, mutun. Kata Matan dalam ilmu hadist adalah penghujung sanad. 
kata “Matan” atau “al-Matn” menurut bahasa berati mairtafa’a min al-ardhi 
(tanah yang meninggi). Sedang menurut istilah adalah: 
6 
“suatu kalimat tempat berakhirnya sanad”.7 
Atau dengan redaksi lain;ialah 
“Lafaz-lafaz hadist yang di dalamnya mengandung makna- makna tertentu”. 
Ada juga redaksi yang lebih simpel lagi, yang menyebutkan bahwa matan adalah 
ujung sanad (gayah as-sanad). Dari semua pengertian di atas, menunjukkan bahwa yang 
dimaksud dengan matan, ialah materi atau lafaz hadist itu sendiri. 8 
b. Contoh aplikasi dari matan 
Misalnya perkataan Anas ra: 
“kami shalat bersama-sama rasulullah saw pada saat udara sangat panas, ketika salah 
seorang dari kami tidak sanggup menekankan dahinya di atas tanah, maka ia bentangkan 
pakaiannya lalu sujud di atasnya”. 
Begitu juga hadist Nabi saw tentang hukum bacaan basmallah dalam shalat dengan 
bentuk redaksi yang bervariasi sesuai dengan redaksi para mukharrijnya, yaitu; 
a. Hadist riwayat Imam Muslim, yaitu: 
 “Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca surat fatihahnya kitab”. Hadist 
riwayat Muslim. 
 “tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca ummil qur’an”. Hadist riwayat 
Muslim. 
7 Ibid. Bandingkan juga dengan pengertian yang diberikan Al -Qasimi,loc.cit, dan Al -Tirmisi, op.cit, hlm. 7. 
8 Ajjaj Al -Khathib, loc.cit hlm, 47.
 “tidak sah shalat seseorang yang tidak mengikuti bacaan ummil qur’an”. Hadist 
7 
riwayat Muslim. 
 “siapa saja yang shalat tidak membaca ummil qur’an, maka tidaklah ia shalat”. Hadist 
riwayat Muslim. 
b. Hadist riwayat Imam abu dawud, yaitu: 
“tidak sah shalat sesorang yang tidak membaca surat fatihahnya kitab lalu seterusnya”. Hadist 
riwayat Abu Dawud. 
c. Hadist riwayat Ibnu Majjah, yaitu; 
“tidak sah shalat seseorang yang dalam shalatnya tidak membaca fatihahnya kitab”. Hadist 
riwayat Ibnu Majah.9 
B. Hubungan antara sanad dan matan 
Tiap-tiap satu hadist atau riwayat, boleh kita bagi kepada dua urusan; 1). Urusan 
sanad , dan 2). Urusan matan. 
Hendaklah diketahui, bahwa antara sanad dan matan tidak mesti ada hubungannya, yakni: 
a. Kalau sanad sudah shah, tidak mesti matannya turut shah. Begitu juga; 
b. Kalau sanad Dla’if, tidak mesti matannya pun turut Dla’if. 
Tetapi di antara hadist-hadist dan riwayat-riwayat; 
a) Ada yang shah sanad dan matannya sekali. Yang begini, dikatakan; Shahihul-isnad 
Wal-Matan. 
9 Muhamad Ma’shum Zein, MA,. Ulumul Hadist dan Mustholah Hadist, hlm. 37.
8 
Contohnya seperti hadist; 
Hadist ini diriwayatkan oleh Bukhari dan lainnya dengan sanad Shahih. Matannya juga 
dikatakan shah, karena tidak bertentangan dengan keterangan yang lain. 
b) Ada yang shah sanadnya, tetapi matannya tanggap lemah. Yang demikian disebut: 
Shahihul-Isnad Dla’iful-Matan. 
Contohnya seperti hadist; 
Hadist ini diriwayatkan oleh muslim dengan sanad yang shahih, tetapi matannya 
teranggap Dla’if, karena bertentangan dengan ayat 15 dari surah Isra’.(lihat pasal Dla’if). 
c) Ada yang dla’if sanad dan matannya sekali; dinamakan dlo’iful-Isnad-Wal-Matan. 
Contohnya seperti hadist ; 
Hadist ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang lemah, karena di antara 
rawi-rawinya ada yang tidak dikenal. Matannya pun kita anggap lemah, karena tidak dapat 
bantuan dari sanad lain atau keterangan. (lihat dla’if). 
d) Ada dha’if sanadnya, tetapi matannya teranggap shah. Hadist yang begini, disebut; 
Dlaifus-Sanad, Shahihul-Matan. 
Contohnya seperti hadist; 
Hadist ini, sanadnya lemah, tetapi matannya setuju dengan aqal, karena walau 
bagaimanapun kita fikirkan dzat Allah, tidak akan dapat kita mengetahui hakekatnya yang 
sebenar-benarnya. 10 
10 Qadir Hassan, Ilmu Mustholah Hadist, hlm. 375-377.
BAB III 
KESIMPULAN 
Sanad ialah jalan yang menyampaikan kita kepada matan hadist. Apabila seorang perawi 
berkata, “dikabarkan kepadaku oleh malik yang menerimanya dari nafi’, yang merimanya 
dari Abdullah ibn Umar, bahwa Rasulullah saw. Bersabda...” maka perkataan perawi itu 
dikabarkan kepadaku oleh malik...” hingga sampai kepada “bersabda Rasul”, dinamai sanad. 
Di sebut pula thariq bin wajh. 
Matan adalah ujung sanad (gayah as-sanad). Dari semua pengertian di atas, menunjukkan 
bahwa yang dimaksud dengan matan, ialah materi atau lafaz hadist itu sendiri. 
9 
s
DAFTAR PUSTAKA 
Nasir Ridwan,Ulumul Hadist dan Mustholah Hadist, Jombang Jatim,. Darul Hikmah cet -1, 
April, 2008. 
Suparta Munzier, ilmu hadist, Jakarta,.PT Raja Grafindo Persada, cet-6, Mei, 2010 
Hassan Qadir Abdul, Ilmu Mustholah Hadist, Bandung, Diponegoro, cet-3, tahun 1987. 
10

More Related Content

What's hot

Materi kuliah pertemuan ke 3
Materi kuliah pertemuan ke 3Materi kuliah pertemuan ke 3
Materi kuliah pertemuan ke 3abdee tarmizi II
 
Latihan mudah ulum hadis
Latihan mudah ulum hadisLatihan mudah ulum hadis
Latihan mudah ulum hadisAmirah Husna
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaHolong Marina Ops
 
5.9.2012 hadis sohih, hasan, dhoif, hikmah complete
5.9.2012   hadis sohih, hasan, dhoif, hikmah complete5.9.2012   hadis sohih, hasan, dhoif, hikmah complete
5.9.2012 hadis sohih, hasan, dhoif, hikmah completeAngah Rahim
 
Power Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anPower Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anMythaChan
 
Pembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi KualitasPembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi KualitasSuya Yahya
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiFakhri Cool
 
Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya''
Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya'' Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya''
Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya'' Mulia Fathan
 
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhanGua Syed Al Yahya
 
Pengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannyaPengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannyaAtiekah Pauzi
 
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITSISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITSAzzahra Azzahra
 

What's hot (20)

Materi kuliah pertemuan ke 3
Materi kuliah pertemuan ke 3Materi kuliah pertemuan ke 3
Materi kuliah pertemuan ke 3
 
"139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith""139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith"
 
Hadis dhaif
Hadis dhaifHadis dhaif
Hadis dhaif
 
Latihan mudah ulum hadis
Latihan mudah ulum hadisLatihan mudah ulum hadis
Latihan mudah ulum hadis
 
Contoh hadis ahad
Contoh hadis ahadContoh hadis ahad
Contoh hadis ahad
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
 
Ulumul hadits 3
Ulumul hadits 3Ulumul hadits 3
Ulumul hadits 3
 
5.9.2012 hadis sohih, hasan, dhoif, hikmah complete
5.9.2012   hadis sohih, hasan, dhoif, hikmah complete5.9.2012   hadis sohih, hasan, dhoif, hikmah complete
5.9.2012 hadis sohih, hasan, dhoif, hikmah complete
 
Power Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anPower Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'an
 
Hadist atau Sunnah ppt
Hadist atau Sunnah pptHadist atau Sunnah ppt
Hadist atau Sunnah ppt
 
Makalah ulumul hadits
Makalah ulumul haditsMakalah ulumul hadits
Makalah ulumul hadits
 
Pembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi KualitasPembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi Kualitas
 
Hadits shahih & dhoif
Hadits shahih & dhoifHadits shahih & dhoif
Hadits shahih & dhoif
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
 
Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya''
Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya'' Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya''
Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya''
 
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
 
Ppt hadits
Ppt haditsPpt hadits
Ppt hadits
 
Ulumulhadits
UlumulhaditsUlumulhadits
Ulumulhadits
 
Pengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannyaPengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannya
 
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITSISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
 

Similar to Isi ulumul hadist

Makalah ilmu tentang para rawi fix
Makalah ilmu tentang para rawi   fixMakalah ilmu tentang para rawi   fix
Makalah ilmu tentang para rawi fixKinza_com
 
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...caturwibowo83
 
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaMakalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaRafi Mariska
 
HADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITS
HADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITSHADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITS
HADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITSMuhammad Rizaki
 
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir TerkenalPara Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir TerkenalRatih Aini
 
hadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptxhadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptxRaefanggaAngga
 
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihadPendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihadMarhamah Saleh
 
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, AtsarPengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, AtsarJimatul Arrobi
 
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnyaRuang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnyasholihiyyah
 
Mustolah hadis
Mustolah hadis Mustolah hadis
Mustolah hadis long71
 
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnyaRuang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnyasholihiyyah
 

Similar to Isi ulumul hadist (20)

Makalah ilmu tentang para rawi fix
Makalah ilmu tentang para rawi   fixMakalah ilmu tentang para rawi   fix
Makalah ilmu tentang para rawi fix
 
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
 
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaMakalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
 
Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan Diroyah
 
HADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITS
HADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITSHADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITS
HADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR SERTA KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITS
 
makalah hadist Dhaif serta pembagiannya
makalah hadist Dhaif serta pembagiannyamakalah hadist Dhaif serta pembagiannya
makalah hadist Dhaif serta pembagiannya
 
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir TerkenalPara Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
 
5. sunnah sbg sumber
5. sunnah sbg sumber5. sunnah sbg sumber
5. sunnah sbg sumber
 
hadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptxhadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptx
 
Qiraat Sab'ah
Qiraat Sab'ahQiraat Sab'ah
Qiraat Sab'ah
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihadPendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, AtsarPengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
 
Kodifikasi Hadits : Periode 3
Kodifikasi Hadits  : Periode 3Kodifikasi Hadits  : Periode 3
Kodifikasi Hadits : Periode 3
 
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnyaRuang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya
 
Istilah Ulumul Hadits
Istilah Ulumul HaditsIstilah Ulumul Hadits
Istilah Ulumul Hadits
 
Mustolah hadis
Mustolah hadis Mustolah hadis
Mustolah hadis
 
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnyaRuang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
 

Recently uploaded

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 

Isi ulumul hadist

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Sanad hanyalah yang berlaku pada sederetan matarantai orang-orang, bukan dari sudut pribadi secara perorangan, sebab sebutan untuk perorangan yang menyampaikan hadist adalah perawi atau rawi. Dan juga yang dimaksud dengan Matan ialah Materi atau lafazh hadist itu sendiri, yang oleh penulisnya di tempatkan setelah menyebutkan sanad sebelum perawi atau mudawwin. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengetian tentang Sanad dan Matan ? 2. Bagaimana hubungan antara Sanad dan Matan ? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui tentang Sanad dan Matan 2. Untuk mengetahui hubungan antara Sanad dan Matan.
  • 2. BAB II PEMBAHASAN 2 A. Pengertian sanad dan matan 1. Sanad a. Pengertian sanad Sanad menurut bahasa berarti sandaran, tempat kita bersandar. Maka hutang juga dinamai sanad, yang berarti dapat dipegang, dipercaya. Kaki bukit atau gunung juga disebut sanad. Jamaknya asnad dan sanadat. Kata “sanad” menurut bahasa adalah “sandaran”, atau sesuatu yang kita jadikan sandaran1. Menurut istilah para ahli hadist, sanad ialah jalan yang menyampaikan kita kepada matan hadist. Apabila seorang perawi berkata, “dikabarkan kepadaku oleh malik yang menerimanya dari nafi’, yang merimanya dari Abdullah ibn Umar, bahwa Rasulullah saw. Bersabda...” maka perkataan perawi itu dikabarkan kepadaku oleh malik...” hingga sampai kepada “bersabda Rasul”, dinamai sanad. Di sebut pula thariq bin wajh. Tetapi kadang-kadang sanad dimaksudkan isnad. Menurut istilah, terdapat perbedaan rumusan pengertian. Al-Badru bin Jama’ah dan Al-Thiby mengatakan bahwa sanad adalah: “berita tentang jalan matan”2 Yang lain menyebutkan: “silsilah orang-orang yang (meriwayatkan hadist), yang menyampaikannya kepada matan hadist”.3 Ada juga yang menyebutkan: 1 Mahmud Al - Thahhan, op.cit., hlm. 15. 2 Al- Suyuthi, jilid. I, op.cit. hlm. 41. 3 Ajjaj Al - Khathib, op.cid, hlm. 32.
  • 3. “silsilah orang perawi yang menukilkan hadist dari sumbernya yang pertama”. b. Pengertian Isnad, Musnid dan Musnad Yang berkaitan dengan istilah sanad, terdapat kata-kata seperti, al-isnad, al-musnid, dan al-musnad. Kata-kata ini secara terminologis mempunyai arti yang cukup luas, sebagaimana yang dikembangkan oleh para ulama. Isnad menurut ilmu bahasa, menyandarkan. Menurut istilah ialah menerangkan sanad hadist (jalan menerima hadist). Maka arti “saya isnadkan hadist” adalah saya senutkan sanad-nya, saya terangkan jalan datangnya, atau jalan sampainya kepada saya. Kata al-isnad berarti menyandarkan, mengasalkan (mengembalikan ke asal), dan mengangkat. Yang dimaksud disini adalah, menyandarkan hadist kepada orang yang mengatakannya (raf’u hadist ila qa’ilih atau ‘azwu hadistila qa’ilih). Menurut al-Thiby, sebenarnya kata al-isnad dan al-sanad digunakan oleh para ahli hadist dengan pengertian yang sama.4 Orang yang menerangkan hadist dengan menyebut sanad-nya, dinamai musnid. Hadist yang disebut dengan diterangkan sanad-nya yang sampai kepada nabi saw, dinamai musnad. Juga dinamai dengan musnad sesuatu kitab hadist yang penulisnya mengumpulkan segala hadist yang diriwayatkan oleh seorang shahaby dalam satu bab yang diriwayatkan oleh shahaby lain dalam bab yang tersendiri pula, seperti musnad imam ahmad. Kata isnad tidak di-mutsannakan dan tidak dijamakkan. Dalam hal ini, apabila dimaksud dengan isnad, sanad sendiri di-tsaniyah-kan. Dikatakan isnadani dan dijamakkan. Tidak dikatakan hadist ini mempunyai asnad (beberapa sanad). Hanya dikatakan: mempunyai asanid. Kata al-musnad mempunyai beberapa arti. Bisa berarti hadist yang disandarkan atau diisnadkan oleh seseorang; bisa berarti nama suatu kitab yang menghimpun hadist-hadist 3 4 Al- Qasimi, op. cit.,hlm.202.
  • 4. dengan sistem penyusunan berdasarkan nama-nama para sahabat para perawi hadis, seperti kitab musnad ahmad; bisa juga berarti nama bagi hadist yang mafu’ dan muttashil.5 c. contoh aplikasi matarantai sanad Hadist riwayat Bukhari dari Anas, Nabi saw bersabda: Artinya: telah memberitakan kepadaku Muhammad bin al-Mutsanna, katanya: Abdull Wahhab al-Tsaqafiy telah mengabarkan kepadaku, katanya telah bercerita kepadaku Ayyub atas pemberitaan Abi Qatadah dari Anas dan Nabi saw sabdanya “siapa saja yang mengamalkan tiga perkara niscaya mendpatkan lezatnya iman, yaitu Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari pada selainnya kedua:kecintaannya kepada seseorang tidak lain karena Allah semata dan ketiga keenggananya kembali kembali kepada kekufuran seperti keengganannya dicampakkan ke neraka. Hadist riwayat Bukhari. PENJELASAN: Hadist ini diterima oleh Bukhari melalui sanad-1, yaitu Muhammad bin al- Mutsanna, sanad ke-2 Abdul wahhab at-Tsaqafiy, sanad ke-3 Ayyub, sanad ke-4 Abi Qilabah dan seterusnya sampai sanad terakhir,yaitu Anas ra, seorang sahabat yang menerima langsung dari nabi saw. Dalam hal ini dapat juga dikatakan bahwa sabda Nabi tersebut disampaikan oleh Anas sebagai perawi pertama, kepada Ayyub, kemudian Abu Qilabah sebagai perawi ke-2 menyampaikan kepada al-Tsaqafiy dan al-Tsaqafiy sebagai rawi ke-3 menyampaikan kepada Muhammad bin al-Mutsanna, sehingga sampai kepada al-Bukhari sebagai perawi terakhir. Dengan demikian Bukhari menjadi sanad pertama dan perawi terakhir bagi kita. d. Klasifikasi keshahihan matarantai sanad. Dengan melihat kenyataan gerakan pembukuan hadist yang terjadi seratus tahun setelah Nabi saw meninggal dunia, para ahli bersepakat untuk mengklasifikasikan merantai sanad yang dianggap sah dan dapat dipertanggung jawabkan kebenrannya sebagai berikut: 5 Mahmud Al -Thahhan, op. cit, hlm. 16. Hadist Marfu’ dan hadist Muttashi adalah dua istilah untuk hadist yang disandarkan kepada Nabi SAW. Dan Sanadnya bersambung. 4
  • 5. 1. Jika hadist diperoleh dari sahabat ‘Umar bin Khathab, maka keshahihan matarantai sanadnya dapat dilihat dari 2 (dua) jalur sanad, yaitu: a. Zuhri, dari Ubaidillah bin Abdullah, dari ibnu ‘Abbas, dari ‘Umar atau b. Zuhri, dari Ubaidillah bin Abdullah, dari Ibnu ‘Abbas, dari Ibnu ‘Umar, dari 5 ‘Umar bin Khathob, dari Nabi saw. 2. Jika hadist diperoleh dari sahabat Ali bin abi Thalib, maka keshahihan matarantai sanadnya dapat dilihat dari 4 (empat) jalur sanad, yaitu sebagai berikut; a. Dari Muhammad bin Sirin, dari ‘Ubaidah, dari Ali bin abi Thalib, dari Nabi saw. b. Dari Zuhri, dari Ali bin Husain, dari ayahnya(yaitu Ali), dari Nabi saw. c. Dari Ja’far bin Muhammad, dari Ayahnya, dari Ali, dari Nabi SAW. d. Dari Yahya bin Sa’id, dari Sufyan, dari Sulaiman, dari Al- haris bin Ma’id, dari Ali, dari Nabi SAW. 3. Jika hadist diperoleh dari sahabat Aisyah binti abu bakar al-Shidiq, maka keshahihan matarantai sanadnya dapat dilihat dari 7 (tujuh) jalur sanad, yaitu sebagai berikut: a. Dari Hisyam bin ‘Urwah, dari ayahnya, dari ‘Aisyah, dari Nabi saw. b. Dari Aflah bin Namid, dari Qasim, dari Aisyah, dari Nabi SAW. c. Dari Sufyan Al-Tsauriy, dari Ibrahim, dari Aswad, dari Aisyah, dari Nabi SAW d. Dari Yahya bin Sa’ad, dari Ubaidillah bin Umar, dari Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar, dari Aisyah, dari Nabi SAW. e. Dari Abdurrahman bin Qasim, dari Ayahnya, dari Aisyah, dari Nabi SAW. f. Dari Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah, dari Nabi SAW. g. Dari Ubaidillah bin Umar, dari Al- Ashim, dari Aisyah, dari Nabi SAW. 4. Jika hadis diperoleh dari sahabat Sa’id bin abi waqqas, maka keshahihan matarantai sanadhnya dapat dilihat dari satu (satu) jalur sanad, yaitu: dari Ali bin Husain bin Ali, dari said bin mysayyab, dari sa’id bin Waqqas, dari Nabi saw. 5. Jika hadist diperoleh dari sahabat Ibnu Mas’ud, maka keshahihan matarantai sanad hanya dapat dilihat dari 1 (satu) jalur sanad, yaitu; dari A’masy, dari ‘Alqomah, dari Ibnu Mas’ud, dari Nabi saw.6 2. Matan a. Pengertian matan 6 Muhamad Ma’shum Zein,MA, Ulumul hadist dan Mustholah Hadis t, hlm, 32-35.
  • 6. Matan menurut bahasa: punggung jalan (muka jalan), tanah yang keras dan tinggi. Matan kitab ialah bagian kitab yang tidak bersifat komentar dan bukan tambahan penjelasan. Jamaknya, mutun. Kata Matan dalam ilmu hadist adalah penghujung sanad. kata “Matan” atau “al-Matn” menurut bahasa berati mairtafa’a min al-ardhi (tanah yang meninggi). Sedang menurut istilah adalah: 6 “suatu kalimat tempat berakhirnya sanad”.7 Atau dengan redaksi lain;ialah “Lafaz-lafaz hadist yang di dalamnya mengandung makna- makna tertentu”. Ada juga redaksi yang lebih simpel lagi, yang menyebutkan bahwa matan adalah ujung sanad (gayah as-sanad). Dari semua pengertian di atas, menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan matan, ialah materi atau lafaz hadist itu sendiri. 8 b. Contoh aplikasi dari matan Misalnya perkataan Anas ra: “kami shalat bersama-sama rasulullah saw pada saat udara sangat panas, ketika salah seorang dari kami tidak sanggup menekankan dahinya di atas tanah, maka ia bentangkan pakaiannya lalu sujud di atasnya”. Begitu juga hadist Nabi saw tentang hukum bacaan basmallah dalam shalat dengan bentuk redaksi yang bervariasi sesuai dengan redaksi para mukharrijnya, yaitu; a. Hadist riwayat Imam Muslim, yaitu:  “Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca surat fatihahnya kitab”. Hadist riwayat Muslim.  “tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca ummil qur’an”. Hadist riwayat Muslim. 7 Ibid. Bandingkan juga dengan pengertian yang diberikan Al -Qasimi,loc.cit, dan Al -Tirmisi, op.cit, hlm. 7. 8 Ajjaj Al -Khathib, loc.cit hlm, 47.
  • 7.  “tidak sah shalat seseorang yang tidak mengikuti bacaan ummil qur’an”. Hadist 7 riwayat Muslim.  “siapa saja yang shalat tidak membaca ummil qur’an, maka tidaklah ia shalat”. Hadist riwayat Muslim. b. Hadist riwayat Imam abu dawud, yaitu: “tidak sah shalat sesorang yang tidak membaca surat fatihahnya kitab lalu seterusnya”. Hadist riwayat Abu Dawud. c. Hadist riwayat Ibnu Majjah, yaitu; “tidak sah shalat seseorang yang dalam shalatnya tidak membaca fatihahnya kitab”. Hadist riwayat Ibnu Majah.9 B. Hubungan antara sanad dan matan Tiap-tiap satu hadist atau riwayat, boleh kita bagi kepada dua urusan; 1). Urusan sanad , dan 2). Urusan matan. Hendaklah diketahui, bahwa antara sanad dan matan tidak mesti ada hubungannya, yakni: a. Kalau sanad sudah shah, tidak mesti matannya turut shah. Begitu juga; b. Kalau sanad Dla’if, tidak mesti matannya pun turut Dla’if. Tetapi di antara hadist-hadist dan riwayat-riwayat; a) Ada yang shah sanad dan matannya sekali. Yang begini, dikatakan; Shahihul-isnad Wal-Matan. 9 Muhamad Ma’shum Zein, MA,. Ulumul Hadist dan Mustholah Hadist, hlm. 37.
  • 8. 8 Contohnya seperti hadist; Hadist ini diriwayatkan oleh Bukhari dan lainnya dengan sanad Shahih. Matannya juga dikatakan shah, karena tidak bertentangan dengan keterangan yang lain. b) Ada yang shah sanadnya, tetapi matannya tanggap lemah. Yang demikian disebut: Shahihul-Isnad Dla’iful-Matan. Contohnya seperti hadist; Hadist ini diriwayatkan oleh muslim dengan sanad yang shahih, tetapi matannya teranggap Dla’if, karena bertentangan dengan ayat 15 dari surah Isra’.(lihat pasal Dla’if). c) Ada yang dla’if sanad dan matannya sekali; dinamakan dlo’iful-Isnad-Wal-Matan. Contohnya seperti hadist ; Hadist ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang lemah, karena di antara rawi-rawinya ada yang tidak dikenal. Matannya pun kita anggap lemah, karena tidak dapat bantuan dari sanad lain atau keterangan. (lihat dla’if). d) Ada dha’if sanadnya, tetapi matannya teranggap shah. Hadist yang begini, disebut; Dlaifus-Sanad, Shahihul-Matan. Contohnya seperti hadist; Hadist ini, sanadnya lemah, tetapi matannya setuju dengan aqal, karena walau bagaimanapun kita fikirkan dzat Allah, tidak akan dapat kita mengetahui hakekatnya yang sebenar-benarnya. 10 10 Qadir Hassan, Ilmu Mustholah Hadist, hlm. 375-377.
  • 9. BAB III KESIMPULAN Sanad ialah jalan yang menyampaikan kita kepada matan hadist. Apabila seorang perawi berkata, “dikabarkan kepadaku oleh malik yang menerimanya dari nafi’, yang merimanya dari Abdullah ibn Umar, bahwa Rasulullah saw. Bersabda...” maka perkataan perawi itu dikabarkan kepadaku oleh malik...” hingga sampai kepada “bersabda Rasul”, dinamai sanad. Di sebut pula thariq bin wajh. Matan adalah ujung sanad (gayah as-sanad). Dari semua pengertian di atas, menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan matan, ialah materi atau lafaz hadist itu sendiri. 9 s
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Nasir Ridwan,Ulumul Hadist dan Mustholah Hadist, Jombang Jatim,. Darul Hikmah cet -1, April, 2008. Suparta Munzier, ilmu hadist, Jakarta,.PT Raja Grafindo Persada, cet-6, Mei, 2010 Hassan Qadir Abdul, Ilmu Mustholah Hadist, Bandung, Diponegoro, cet-3, tahun 1987. 10