HomeHot
Sanad Adalah Orang yang Meriwayatkan Hadis, Pahami Definisi Dan Fungsinya
Ayu Rifka SitoresmiAyu Rifka Sitoresmi
Diperbarui 28 Sep 2021, 16:40 WIB
Copy Link
16
Sanad Adalah Orang yang Meriwayatkan Hadis, Pahami Definisi Dan Fungsinya
Perbesar
Ilustrasi Al-Qur’an Credit: freepik.com
Liputan6.com, Jakarta Sanad adalah pegangan dalam teks hadis atau matan. Menurut bahasa, sanad adalah sandaran atau tempat bersandar. Sedangkan menurut istilah, sanad adalah jalan yang menyampaikan kepada jalan hadis.
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan dalam mengutip hadis-hadis Nabawi, yaitu segala hal yang disandarkan (idlafah) kepada Nabi SAW.
Advertisement
recommended by
STATE OF SURVIVAL
Fight In State Of Survival! Play For Free Now!PLAY NOW
Pentingnya posisi sanad dalam ilmu hadis menurut para ulama untuk mengetahui otensitas suatu sumber. Bagaimana asal riwayat sumber tersebut yang menyandarkan konteksnya kepada Nabi Muhammad SAW, haruslah dapat dipertanggungjawabkan.
Berikut ini ulasan mengenai definisi sanad beserta fungsi dan manfaatnya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (28/9/2021).HomeHot
Sanad Adalah Orang yang Meriwayatkan Hadis, Pahami Definisi Dan Fungsinya
Ayu Rifka SitoresmiAyu Rifka Sitoresmi
Diperbarui 28 Sep 2021, 16:40 WIB
Copy Link
16
Sanad Adalah Orang yang Meriwayatkan Hadis, Pahami Definisi Dan Fungsinya
Perbesar
Ilustrasi Al-Qur’an Credit: freepik.com
Liputan6.com, Jakarta Sanad adalah pegangan dalam teks hadis atau matan. Menurut bahasa, sanad adalah sandaran atau tempat bersandar. Sedangkan menurut istilah, sanad adalah jalan yang menyampaikan kepada jalan hadis.
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan dalam mengutip hadis-hadis Nabawi, yaitu segala hal yang disandarkan (idlafah) kepada Nabi SAW.
Advertisement
recommended by
STATE OF SURVIVAL
Fight In State Of Survival! Play For Free Now!PLAY NOW
Pentingnya posisi sanad dalam ilmu hadis menurut para ulama untuk mengetahui otensitas suatu sumber. Bagaimana asal riwayat sumber tersebut yang menyandarkan konteksnya kepada Nabi Muhammad SAW, haruslah dapat dipertanggungjawabkan.
Berikut ini ulasan mengenai definisi sanad beserta fungsi dan manfaatnya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (28/9/2021).HomeHot
Sanad Adalah Orang yang Meriwayatkan Hadis, Pahami
2. Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Ulumul Hadits & Quran
Kelompok 8
Nama NIM
Yusup 230 5050 0031
Nurul Fitroh 230 5050 0033
Catur Wibowo 230 5050 0021
PROGRAM STUDI ZAKAT DAN WAKAF
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2023
3. Latar Belakang
Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup manusia bagi orang-orang yang
bertaqwa sifatnya mujmal (global) atau masih ‘am(umum), maka untuk
menerapkannya secara praktis sangatlah membutuhkan penjelasan-
penjelasan yang lebih jelas terutama dari nabi Muhammad SAW yang
menerima wahyu. penjelasan-penjelasan dari nabi tersebut bisa berupa
ucapan atau perbuatan maupun pernyataan atau pengakuan, yang
dalam tradisi keilmuan islam disebut hadits. Dengan demikian, hadits
nabi merupakan sumber ajaran islam setelah AL-Qur’an
4. Latar Belakang
Dari sisi periwayatannya hadits memang berbeda dengan Al-Qur’an. Semua
periwayatan ayat-ayat Al-Qur’an dipastikan berlangsung secara mutawatir,
sedang hadits ada yang mutawatir dan ada juga yang ahad. Oleh karena itu,
Al-Quran bila dilihat dari segi periwayatannya mempunyai kedudukan
sebagai qot’i al-wurud, sedang hadits nabi dalam hal ini yang berkategori
ahad, berkedudukan sebagai dzoni al-wurud. Untuk mengetahui otentisitas
dan orisinalitas hadits semacam ini diperlukan penelitian matan maupun
sanad. Dari sini dapat dilihat bahwa selain rowi , matan dan sanad
merupakan tiga unsur terpenting dalam hadits nabi.
5. Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian dari sanad, dan
matan ?
2. Apa Contoh Sanad dan Matan
dalam hadist ?
3. Bagaimana Hadits Ditinjau Dari
Segi Kualitas Sanad dan Matan ?
6. Pengertian Sanad
Sanad secara bahasa berarti al-mu’tamad, yaitu yang diperpegangi (yang
kuat/yang bisa dijadikan pegangan.
Secara teminologis, definisi sanad ialah silsilah para perawi yang
meriwayatkan matan dari sumber yang pertama. Sanad hanya berlaku
pada rangkaian orang-orang, bukan dilihat dari sudut pribadi secara
perorangan. Sebutan untuk pribadi, yang menyampaikan hadis dilihat dari
sudut pandang orang-perorangannya, disebut dengan rawi. Al-Badru Ibn
Jama’ah dan ath - Thibi, sebagaimana disebutkan oleh as-Suyuthi,
mengemukakan definisi yang hampir sama, yaitu : “ Berita-berita tentang
jalan matan ” ( Al-Suyuthi )
Yang dimaksud dengan jalannya matan pada definisi di atas yakni
serangkaian orang-orang yang menyampaikan atau meriwayatkan matan
hadis, mulai dari rawi pertama sampai terakhir.
7. Contoh Sanad
Umar bin Khalid telah menceritakan hadits padaku (imam Bukhari), ia berkata :
Al- Laits menceritakan hadits padaku (Umar bin Khalid), dari Yazid, dari Abu
Al-Khair, dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa seorang lelaki
bertanya pada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam : “Manakah islam yang paling
baik?” Beliau menjawab : “Memberikan makanan, dan membaca salam pada
orang yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal.”(HR. Bukhari)
8. Dari contoh di atas yang
disebut sanad adalah :
1. Umar bin Khalid,
2. Al- Laits,
3. Yazid,
4. Abul Khair, dan
5. Abdullah bin ‘Amr.
Artinya Abdullah bin ‘Amr mendapatkan hadits dari
Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam. Lalu hadits itu
disampaikan kepada Abul Khair lalu kepada Yazid lalu
kepada Al-Laits lalu kepada Umar bin Khalid lalu
kepada penulis hadits yakni imam Al-Bukhari.
9. Sanad berfungsi untuk mengetahui derajat kesahihan suatu
hadits. Apabila ada cacat dalam sanadnya baik itu karena
kefasikannya, lemahnya hafalan, tertuduh dusta atau
selainnya maka hadits tersebut tidak dapat mencapai derajat
sahih. Selain sanad, ada beberapa istilah yang berkaitan
dengan sanad. Istilah-istilah itu adalah isnad, musnid, dan
musnad. Isnad adalah keterangan rangkaian urutan sanad.
Musnid adalah orang yang menerangkan sanad.
Fungsi Sanad
Sedangkan musnad adalah hadis yang berisi tentang
sanad sehingga sampai pada Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wassalam
10. Pengertian Matan
Kata matan atau al-matan, menurut bahasa berarti ma shaluba wa irtafa’a min
al-ardhi (tanah yang meninggi). Secara terminologis, istilah matan memiliki
beberapa definisi, yang pada dasarnya maknanya sama, yaitu materi atau
lafal hadis itu sendiri. Atau bisa disebut juga sebagai redaksi hadis,
penulisan matan ditempatkan setelah sanad dan sebelum rawi. Menurut
Ath- Thibi, mendefinisikan dengan : “Lafal-lafal hadis yang di dalamnya
mengandung makna-makna tertentu” (Ajjaj al-Khathib)
11. Contoh Matan
Telah menceritakan kepada kami Sulaiman Abu ar Rabi’ berkata, telah
menceritakan kepada kami Isma’il bin Ja’far berkata, telah menceritakan
kepada kami Nafi’ bin Malik bin Abu ‘Amir Abu Suhail dari bapaknya dari Abu
Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Tanda-tanda
munafik ada tiga; jika berbicara dusta, jika berjanji mengingkari dan jika diberi
amanat dia khianat.” (HR. Bukhari)
12. Hadits Ditinjau Dari Segi
Kualitas Sanad dan Matan:
1. Hadist Sahih
2. Hadist Hasan
3. Hadist Dhaif
4. Hadist Mauduw’ *
13. 1. Hadist Sahih
Hadits shahih ditinjau dari segi bahasa berarti hadits bersih, hadits asli berasal
dari Rasulullah SAW. Dalam batasan hadits shahih ini yang diberikan oleh
para ulama' yakni "Hadits shahih merupakan hadits yang susunan
lafadznya tidak cacat dan maknanya tidak menyalahi ayat al-qur'an,
tergolong hadits mutawatir atau ijimak serta perawinya adil dan dabit".
Definisi di atas dapat dikatakan bahwa hadits shahih adalah hadits yang
bersambung sanadnya dengan periwayat perawi yang adil dan dabit dari
perawi pertama sampai perawi terakhir yang tidak mengandung unsur
syaz dan `illat.
14. Contoh Hadist Sahih
"Telah menceritakan kepada kami 'Abdan telah mengabarkan kepada kami 'Abd Allah telah
mengabarkan kepada kami Yunus dari al-Zuhri telah mengabarkan kepada saya Abu
Salamah bin 'Abd al-Rahman bahwa Abu Hurayrah radliallah 'anh berkata: Telah
bersabda Rasulullah saw: "Tidak ada seorang anak pun yang terlahir kecuali dia
dilahirkan dalam keadaan fithrah. Maka kemudian kedua orang tuanyalah yang akan
menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang
ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada
cacat padanya". Kemudian Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata, (mengutip firman
Allah surat al-Rum: 30: ('Sebagai fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.(Itulah) agama yang lurus")
Pada sanad diatas menunjukan bahwa al-Bukhari merupakan perawi yang
meriwayatkan hadits dari `Abdan, dari `Abd Allah, dari Yunus, dari al-
Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurayrah, kemudian dari Rasulullah
SAW. Hadits tersebut telah memenuhi kriteria keshahihan hadits, sanad
(mata rantai) perawi hadits ini muttasil yakni bersambung dari awal
sampai akhir. Sementara itu, semua perawi yang menempati dalam hadits
tersebut merupakan orang-orang yang adil dan dabit. Dan tidak ditemukan
unsur syuzuz yakni unsur penyelisishan dengan periwayatan orang yang
lebih siqah.
15. Jenis Hadits Sahih:
a. Hadits shahih li dzatih
Hadits shahih li dzatih merupakan
hadits yang memenuhi semua
peryatan dalam kriteria keshahihan
dari suatu hadits.
Contoh: "Menceritakan kepada kami 'Ali ibn
'Ayyasy ia berkata, menceritakan kepada kami
Syu'aib Ibn Abi Hamzah dari Muhammad ibn
al-Munkadir dari Jabir Ibn 'Abd Allah,
bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, 'Barang
siapa yang mendengar azan kemudian ia
berdo'a dengan menbaca: Allahumma rabba
hazih al-da'wah al-tammah wa al-salah al-qa
'imah ati Muhammad al-wasilah wa al-fadilah
wab'as maqam mahmud allazi wa'adtah, niscaya
tertumpahlah syafaatku padanya”
b. Hadits Shahih li ghayrih
hadits shahih li ghayrih merupakan
hadits hasanlizatih yang periwayatannya
lebih dari satu jalur, baik itu hanya
semisal atau kuat, baik dengan maknanya
yang sama atau redaksinya yang sama.
Maka dalam hal ini, kedudukan hadits
tersebut menjadi lebih kuat dan
kualitasnya meningkat.
"Telah menceritakan kepada kami Zaid bin Ahzam
dan Abu Badr Abbad Ibn al-Walid keduanya
berkata, telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin 'Abbad al Hunai berkata, telah
menceritakan kepada kami Ali Ibn al Mubarak al-
Hunai dari Ayub al-Sikhtiyani dari Khalid bin
Duraik dari Ibnu Umar bahwa Nabi saw.bersabda
"Barangsiapa mencari ilmu untuk selain Allah,
atau dengannya ia ingin mencari selain (ridhla)
Allah, maka hendaklah ia menyiapkan tempat
duduknya di neraka."
16. 2. Hadist Hasan
Hadis hasan merupakan hadis yang bersambung sanadnya menggunakan
periwayatan perawi yang adil dan dabit, selamat dari unsur syuzuz serta
'illat. Dicermati dari definisinamun nilai kedabitannya kurang sempurna,
serta tadi yang membedakan hadits hasan dengan hadits ahih adalah
pada aspek kedabitan perawi.
Yang mana pada hadits hasan, dabit yang terkait menggunakan aspek tulisan
serta hafalannya kurang tepat, sedangkan hadis sahih kedabitan perawi
tepat. Adapun selamat dari unsur syuzuz serta 'illat
17. Contoh Hadist Hasan
"Telah menceritakan kepada kami 'Ali ibn Nashr bin 'Ali telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin 'Abbad al Huna'i telah menceritakan kepada
kami 'Ali ibn al-Mubarak dari Ayyub al-Sakhtiyani dari Khalid bin Duraik
dari Ibn Umar dari Nabi saw.labersabda: "Barangsiapa belajar ilmu untuk
selain Allah atau menginginkan selain Allah, maka hendaklah dia
menempati tempat duduknya (kelak) di neraka". Abu Isa berkata; 'Hadits
ini hasan"
Alasan utama hadis ini dari evaluasi hadits hasan adalah terletak pada
kualitas seseorang rawi yang bernama Muhammad bin 'Abbad al-Huna'i.
Sebagaimana telah dipaparkan, seluruh rawi pada skema sanad di atas
dinilai siqah oleh para kritikus hadis, kecuali nama Muhammad bin 'Abbad
al-Huna'i yang dinilai saduq.
18. 3. Hadist Daif
Secara umum hadits da'if diartikan yakni hadits yang tidak memenuhi syarat
hadits shahih dan hadits hasan. Secara khusus hadits da'if ialah hadits
yang mata rantainya terputus atau beberapa perawinya cacat,"
bertentangan dengan logika sehat, dalil-dalil tingkat yang lebih tinggi
yaitu riwayat-riwayat mutawatir, tujuan utama ajaran Islam dan berita
sejarah yang telah dikonfirmasi, atau editorial mereka. tidak
mendeskripsikan istilah kenabian atau matannya .
19. Contoh Hadist Daif (1)
Hadis daif karena terputusnya sanad di antaranya adalah hadis munqati",
misalnya hadits yang diriwayat oleh al Nasa'i dan Ibn Majah berikut:
"Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin 'Ubaid dia berkata; telah
menceritakan kepada kami Ibnu 'Ayyasy dari Mughirah dari al-Harits al-
'Ukli dari Ibn Nujay dia berkata; 'Ali ra, berkata: 'Aku mempunyai dua
kesempatan dari Rasulullah saw.untuk menemuinya, yaitu kesempatan di
malam hari dan kesempatan di siang hari. Apabila aku menemuinya di
waktu malam, beliau berdehem kepadaku."
Menurut Ibn Ma'in dan al-Daruqutni, hadis ini munqati', karena ada persoalan
pada seorang rawi yang bernama 'Abd Allah bin Nujay bin Salamah bin
Jisym. Ia dinilai siqah oleh al Nasa'i dan Ibn Hibban. Namun sejatinya ia
tidak mendengar langsung dari 'Ali bin Abi Talib, melainkan melewati
bapaknya.
20. Contoh Hadist Daif (2)
Sedangkan hadis da'if yang disebabkan cacat pada periwayat misalnya hadis
tentang shalat sunnah setelah Maghrib yang diriwayatkan oleh at-Tirmizi
berikut:
"Telah menceritakan kepada kami Ab Kuraib, yaitu Muhammad bin al-'Ala al-Hamdani, ia berkata; telah
menceritakan kepada kami Zayd bin al-Hubab katanya, telah menceritakan kepada kami Umar bin Abu
Khats'am dari Yahya bin Ab Katsir dari Abu Salamah dari Abu Hurayrah, katanya: "Rasulullah
saw. bersabda: "Barang siapa melaksanakan shalat enam rakaat setelah Maghrib, kemudian ia tidak
berbicara buruk di antara shalat tersebut, maka akan dihitung baginya sama (pahalanya) dengan ibadah
selama dua belas tahun". Ab Isa berkata: 'Hadis Abu Hurayrah ini gharib, kami tidak mengetahuinya
kecuali dari hadis Zayd bin al-Hubab dari Umar bin Khats'am'. Ia berkata:" Aku mendengar Muhammad
bin Isma'il (al-Bukhari) mengatakan bahwa Umar bin 'Abd Allah bin Abu Khats'am adalah seorang
munkar al-hadis, dan sangat lemah"
Sebagaimana dijelaskan sang at-Tirmizi, hadits ini da'if karena adanya perawi yang cacat,
yaitu Umar bin Abu Khats'am yang bernama lengkap Umar bin 'Abd Allah bin Abu
Khats'am. beliau meriwayatkan hadits hanya berasal Yahya bin Abi Katsir. Sedangkan
yang meriwayatkan darinya merupakan Zayd bin al-Habbab serta Musa bin Ismail al-
Wasiti. Imam al-Bukhri menganggapnya sebagai perawi yang sangat lemah. Ibnu Adi
menganggapnya sebagai pemalsu hadits.
21. Contoh Hadist Daif (3)
Contoh hadis da'if berikutnya adalah riwayat yang masyhur di tengah
masyarakat, yaitu sabda Nabi saw:
"Berpuasalah kalian agar kalian sehat".
Hadits ini ber asal Abu Hurairah. Al-Tabrani meriwayatkan dalam Mu'jam al-
Awsar dan Abu Nu'aim pada Tibb an-Nabawi dari jalan Muhammad bin
Sulaiman bin Abu Dawud dari Zuhayr bin Muhammad dari Suhail bin Abi
Salih dari ayahnya dari Abu Hurairah. Al-Tabrani menilai tidak terdapat
seorang pun yang mengeluarkan redaksi seperti ini kecuali Zuhayr ibn
Muhammad, beliau adalah seseorang perawi yang lemah waktu murid-
muridnya berasal dari orang-orang Syam
22. 3. Hadist Mauduw’
Hadits Mawdu' merupakan hadits yang di dalamnya terdapat perawi yang
terindikasi telah membohongi Rasulullah. atau hadits yang
mengatasnamakan Nabi muhammad Saw. sengaja atau tidak sengaja,
menggunakan niat baik atau jelek. dengan demikian hadits Mawdu'
merupakan hadits yang berdasarkan pada Rasulullah dengan dusta , serta
sebenarnya tidak terdapat hubungannya dengan hal tertsebut. Itu bahkan
bukan hadits. Para ulama hadits menyampaikan nama hadits mawd' untuk
mengingatkan para perawi yang menganggapnya sebagai hadits. Para
ulama setuju bahwa mebuat hadits mawd merupakan haram".
Abdul Qadir Hassan menyebutkan terdapat beberapa motivasi lahirnya hadis
mawdu'. diantaranya, dengan sengaja menghambat kepercayaan , sebagai
mencari nafkah, sebagai menaikkan wibawa serta kehormatan seperti yang
dilakukan oleh raja atau sultan, kelompok fanatik, menegur makruf nahi
munkar, kesalahan, rakyat.
23. Contoh Hadist Mauduw’ (1)
"Sekelompok pejuang datang menemui Rasulullah saw. Nabi bersabda kepada mereka, 'Kalian datang dari
sebaik baik tempat, yaitu dari jihad kecil menuju jihad besar. Ditanyakan kepadanya, Apakah jihad besar
itu?" Nabi menjawab, "Seorang hamba yang berjuang melawan hawa nafsunya"
Hadits ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam kitab al-Zuhd, dari 'Ali bin
Ahmad bin Abdan, dari Ahmad bin Ubayd. dari Tamam, dari Isa bin
Ibrahim, dari Yahya bin Ya'la, dari Lais bin Abi Sulaim, berasal Ata', dari
Jabir bin 'Abd Allah, dari Rasulullah. dari al-Baihaqi, tiga perawi dalam
sanadnya, yaitu Isa bin Ibrahim, Yahya bin Ya'la, serta Lais bin Abi Sulaim
adalah da'if. Bahkan perawi yang bernama Isa bin Ibrahim dianggap oleh
Abu Hatim dan al-Nasa'i menjadi seseorang matrk al-hadits, dan dianggap
menjadi perawi hadits munkar oleh al-Bukhari. menurut al-Zaila'i, teks
hadits pada atas sebenarnya merupakan kata-istilah mutiara yang
diucapkan oleh Ibrahim bin Abi Ablah, seorang tabi'in berasaldari Syam
menurutnya hadits yang benar yakni hadits riwayat yang maqtu' bukan
riwayat marfu'. Apalagi dari segi hadits ini pula lemah, sebab pada
dasarnya seluruh jihad itu akbar. perjuangan melawan musuh dewa pada
medan perang atau melawan hawa nafsu membutuhkan pengorbanan yang
sangat akbar atau besar.