SlideShare a Scribd company logo
1.
2.
3.
BAB 1
HADITS DARI SEGI UNSUR
Sanad
Matan
Rawi
1. Sanad Hadits
Secara Bahasa : dari sanada,
yasnudu yang berati mutamad
(sandaran/tempat bersandar,
tempat berpegang, yang
dipercaya atau yang sah).
Secara Istilah :
para ahli hadis memberikan defenisi yang
beragam,diantaranya :
‫ةقير‬
‫ط‬
‫ال‬
‫ةل‬
‫ص‬
‫ومال‬
‫ىال‬
‫ت‬‫ن‬
‫م‬
‫ال‬
Jalan yangmenyampaikan kepada matan hadits
yakni rangkaian para perawi yang
memindahkan matan dari sumber primernya.
Jalur ini adakalanya disebut sanad, adakalanya
karena periwayat bersandar kepadanya dalam
menisbatkan matan kepada sumbernya, dan
adakalanya karena hafidz bertumpu kepada
yang menyebutkan sanad dalam mengetahui
sahih atau dhaif suatu hadis.
‫ل‬
‫ل‬
‫م‬
‫ت‬
‫ن‬
‫ةلصومال‬
‫الجرال‬
‫ةلسلس‬
Silsilah orang-orang yang
menghubungkan kepada matan hadis
Silsilah orang-orang maksudnya
adalah susunan atau rangkaian
orang-orang yang menyampaikan
materi hadis tersebut, sejak yang
disebut pertama sampai kepada
Rasul SAW., yang perkataan dan
perbuatan, taqrir, dan lainnya
merupakan materi atau matan hadis
Al-Tahanawi mengemukakan definisi
sanad sebagaimana yang dikutip oleh
Nawir Yuslem adalah sebagai berikut :
‫ءامسأ‬
‫ي‬
‫أ‬ , ‫نتمال‬
‫ىال‬
‫ةلصوم‬
‫ال‬
‫قيرطال‬
‫ت‬
‫ب‬
‫ة‬
‫ر‬
‫م‬
‫هتا‬
‫و‬
‫ر‬
Sanad adalah : Jalan yang
menyampaikan kepada matan Hadis,
yaitu nama-nama perawinya secara
berurutan.
2. Matan Hadits
Secara Bahasa : mairtafa’a min al-ardi
(tanah yang meninggi)
Secara Istilah :
‫م‬
‫ال‬
‫كال‬
‫نم‬
‫دنسال‬
‫ال‬
‫ي‬
‫ه‬
‫ى‬
‫ن‬‫ت‬‫ه‬
‫ي‬
‫م‬‫ا‬
Artinya : Suatu kalimat tempat berakhirnya
sanad.
Adalagi redaksi yang lebih sederhana lagi,
yang menyebutkan bahwa matan adalah
ujung sanad (gayah as-sanad). Semua
pengertian diatas menunjukkan bahwa yang
dimaksud dengan matan ialah materi hadis
atau lafal hadis itu sendiri.
Contoh:
Maka Matannya:
‫ص‬
‫ال‬
‫ة‬
‫كل‬
‫ن‬
‫د‬
‫ع‬
‫س‬
‫و‬
‫ا‬
‫ك‬
‫ل‬
‫ا‬
‫ب‬
‫ل‬
‫م‬
‫ر‬
‫ه‬
‫ت‬
‫م‬
‫أ‬
‫أ‬
‫م‬
‫ي‬
‫ت‬
‫أ‬
‫ع‬
‫ى‬
‫ل‬
‫أ‬
‫ش‬
‫ق‬
‫أ‬
‫نأ‬
‫أ‬
‫ال‬
‫ل‬
‫و‬
3. Rawi Hadits
Secara Bahasa :
Kata rawi atau ar-rawi berarti orang yang
meriwayatkan atau memberikan hadis (Naqil Al-
Hadis).
Sebenarnya antara sanad dan rawi itu merupakan
dua istilah yang hampir sama. Sanad-sanad hadis
pada tiap-tiap tingkatannya juga disebut rawi, jika yang
dimaksud dengan rawi adalah orang yang
meriwayatkan dan memindahkan hadis. Akan tetapi
yang membedakan antara kedua istilah diatas, jika
dilihat lebih lanjut, adalah dalam dua hal, yaitu:
pertama, dalam hal pembukuan hadis. Orang-orang
yang menerima hadis-hadis, kemudian
menghimpunnya dalam satu kitab disebut dengan
rawi.
Contoh:
Maka Rawinya :
1. 3.
2. 4.
BAB 2
HADITS DARI SEGI BENTUK
Qouliyah
Fi’liyah
Taqririyah
Hammiyah
2. Hadits Qauliyah
Hadits qawli adalah segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad saw, baik
berupa perkataan, ucapan, ataupun sabda yang
memuat berbagai maksud syara’, peristiwa, dan
keadaan yang berkaitan dengan akidah, syariah,
akhlak, atau lainnya.
Contohnya, hadits yang diriwayatkan oleh ‘Ubadah
ibn al-Shamith bahwasanya Rasulullah saw
bersabda:
‫ب‬
ِ
‫ا‬
‫ا‬
‫تك‬
ِ
‫ل‬
ِ
‫ا‬
‫ة‬
ِ
‫ح‬
‫ا‬
ِ
‫ا‬
‫ت‬
‫ا‬
‫ب‬
‫ف‬
ِ
ِ
‫أر‬
‫ا‬
‫ق‬
ِ
‫ا‬
‫ي‬
‫م‬
ِ
‫ا‬
‫ل‬
‫ن‬
ِ
‫م‬
‫ا‬
‫ل‬
ِ
‫ا‬
‫ةل‬
‫ا‬
‫ص‬
‫ا‬
‫ل‬
Artinya: ”Tidak (sah/sempurna) shalat bagi orang
yang tidak membaca surat al-Fatihah”. (Shahih al-
Bukhari, III: 204, hadits 714)
2. Hadits Fi’liyah
Hadits fi’li ialah hadits yang
menyebutkan perbuatan Nabi
Muhammad saw yang sampai
kepada kita.
Misalnya hadits riwayat al-Bukhari dari Jabir
ibn ‘Abd Allah:
َ
َّ
‫لل‬
َ
‫ه‬
‫ا‬
‫ى‬
‫ه‬
‫ص‬
‫ل‬
َ
َّ
‫لل‬
َ
‫ه‬
‫ا‬
‫ل‬
َ
‫س‬
‫و‬
َ
‫ر‬
َ
‫ن‬
َ
‫ك‬
‫ا‬
َ
‫و‬
‫ي‬’ ‫ل‬
َ
‫ص‬
َ
‫ي‬
َ
‫م‬
َ
‫ه‬
‫ل‬
‫س‬
َ
‫ه‬
َ
‫ي‬ ˚ َ
‫ع‬
‫ل‬ َ
‫ت‬
‫ة‬
َ
‫ض‬
َ
‫ر‬
‫ي‬
َ
‫ف‬
َ
‫ل‬ ˚ ‫ا‬
‫د‬
َ
‫ار‬
َ
َ
‫أ‬
‫اذ‬
َ
َ
‫إف‬ ˚ ‫ه‬
َ
‫ج‬
‫ه‬
‫و‬
َ
َ
‫ت‬
‫ث‬
َ
‫ي‬ ˚ ‫ح‬
َ
‫ه‬
َ
َ
‫ت‬
َ
‫ح‬
‫ل‬
َ
‫ار‬
َ
‫ى‬
َ
‫ع‬
‫ل‬
‫ة‬
َ
‫ب‬
‫ل‬ ˚ ‫ق‬
َ
‫ل‬ ˚ ‫ا‬
‫ل‬
َ
َ
‫ق‬
‫ب‬ ˚ ‫ت‬
َ
‫س‬ ˚ ‫ف‬
‫ا‬
َ
‫ل‬
َ
‫ز‬
َ
َ
‫ن‬
Artinya: ”Rasulullah saw pernah shalat di
atas tunggangannya, ke mana pun
tunggangannya menghadap. Apabila ia mau
melaksanakan shalat fardhu, ia turun dari
tunggangannya, lalu menghadap ke kiblat ”.
(Shahih al-Bukhari, III: 204, hadits 714)
3. Hadits Taqririyah
Maksud hadits taqriri ialah Penetapan
(Taqririyyah) yaitu perkataan atau perbuatan
tertentu yang dilakukan oleh sahabat di hadapan
Nabi Muhammad atau sepengetahuan beliau,
namun beliau diam dan tidak menyanggahnya
dan tidak pula menampakkan persetujuannya
atau malahan menyokongnya. Hal semacam ini
dianggap sebagai penetapan dari Nabi
Muhammad walaupun beliau dalam hal ini hanya
bersifat pasif atau diam.
Sebagai contoh, pengakuan Nabi Muhammad terhadap ijtihad
para sahabat berkenaan dengan shalat Ashar di perkampungan
Bani Quraizhah, sebagaimana diriwayatkan dari ‘Abd Allah Ibn
˚
َ
˚
َ
َ
َ
‫ه‬
’
Umar:
˚ َ ˚
َ
َ
َ ˚ َ
َ
َ
‫ه‬
َ
َ˚ َ
َ
َ
َ ˚َ
َ
‫ف‬
َّ
‫ل‬
َ
‫إ‬
‫رصعال‬
‫دحأ‬
‫ن‬
َ
‫ل‬
‫ي‬
َ
‫ي‬
‫ص‬
َّ
‫ل‬
َ
َ ˚ َ
َ ˚ َ
َ
‫ه‬
‫ر‬
‫ص‬
‫ع‬
‫ال‬
‫م‬
‫ه‬
‫ض‬
‫ع‬
‫ب‬
‫ك‬
‫رد‬
‫أ‬
‫ف‬
‫ة‬
‫ظ‬
‫ي‬
‫ر‬
‫ق‬
‫ي‬
َ
‫ن‬
‫ب‬
‫ي‬
˚ َ ˚ َ
َ ˚ َ
َ ˚
َ
‫ه‬ ’
َ
َ
‫ي‬
’ َ
‫ل‬
‫ن‬
‫ب‬
َ
‫ل‬
‫ر‬
َ
َ
‫كذف‬
‫ك‬
َ
َ
‫لذ‬
‫م‬
‫ن‬
‫ا‬
َ
‫در‬
َ
‫ي‬
‫مل‬
‫يل‬
َ
‫ص‬
َ
‫ن‬
َ
‫و‬
‫ل‬
‫ب‬
‫م‬
‫ه‬
‫ض‬
‫ع‬
َ
‫ب‬
‫ل‬
َ
‫ا‬
‫ق‬
‫و‬
˚ َ
َ
َ
‫ه‬
َ
َ
َ
‫ا‬
‫ه‬
َ
‫ي‬
َ
‫ت‬
‫أ‬
‫ن‬
‫ى‬
َ
‫ه‬
‫ح‬
‫ت‬
َ
‫ي‬
َ
‫ص‬
‫ل‬
َ
‫ن‬
َّ
‫ل‬
‫مهضع‬
َ
‫ب‬
‫ل‬
َ
‫ف‬
‫ق‬
‫ا‬
‫ق‬
َ
‫ر‬
‫ي‬
َ
‫طال‬
‫ي‬
َ
‫ف‬
‫ه‬
‫ه‬
َ
َ
َ
‫˚ه‬ َ ˚ َ ’
َ
‫م‬
‫ل‬
‫ف‬
‫م‬
‫ل‬
‫س‬
َ
‫ه‬
َ
‫ي‬ ˚ ‫ل‬
‫ع‬
َّ
‫لال‬
‫ى‬
‫ل‬
‫ص‬ َ
‫ف‬
‫̊م‬ ‫ه‬
َ
‫ن‬ ˚ ‫م‬
َ
‫ا‬
‫د‬
َ
‫ح‬
َ
‫ا‬
‫و‬ ˚ ’ ‫ن‬
َ
‫ع‬
َ
‫ي‬
Artinya: “Janganlah salah seorang (di antara kamu)
mengerjakan shalat Ashar, kecuali (setelah sampai) di
perkampungan Bani Quraizhah. Lalu sebagian mereka
mendapati (waktu) ‘Ashar di perjalanan. Sebagian mereka
mengatakan, kita tidak boleh shalat sehingga sampai di
perkampungan, dan sebagian lainnya mengatakan, tetapi kami
shalat (dalam perjalanan), tidak ada di antara kami yang
membantah hal itu. Hal itu lalu dilaporkan kepada Nabi saw,
ternyata beliau tidak menyalahkan seorang pun dari mereka”.
(Shahih al-Bukhari, III: 499, hadits 894)
4. Hadits Hammiyah
Hadits hammi adalah hadits
yang menyebutkan keinginan Nabi
saw yang belum sempat beliau
realisasikan, seperti halnya
keinganan untuk berpuasa pada
tanggal 9 Asyura
sebagai diriwayatkan dari ‘Abd Allah ibn ‘Abbas:
َ
‫ر‬ َ
َّ
‫لل‬
َ
‫ه‬
‫ا‬
‫ى‬
‫ه‬
‫ص‬
‫ل‬
َ
َّ
‫لل‬
َ
‫ه‬
‫ا‬
‫ل‬
َ
‫وس‬
َ
‫م‬
َ
‫ص‬
‫ا‬
َ
‫ن‬ َ
‫ح‬
‫ي‬
َ
‫و‬ ‫ء‬
َ
‫ا‬
‫ر‬
َ
‫و‬
‫ش‬
َ
‫ا‬
‫ع‬
َ
‫م‬
َ
‫و‬ ˚
َ
‫ي‬
‫م‬
َ
‫ه‬
‫ل‬
‫س‬
َ
‫ه‬
َ
‫ي‬ ˚ َ
‫ع‬
‫ل‬ َ
‫ر‬ َ
‫ه‬
َ
‫م‬
َ
‫ا‬
َ
‫ي‬
‫ص‬
َ
َ
‫ب‬
‫ر‬
َ
‫م‬
َ
َ
‫أو‬
‫د‬
َ
‫وه‬
َ
َ
‫ل‬
‫ي‬ ˚ ‫ا‬
‫ه‬
َ
‫م‬
َ ’ ‫ظ‬
َ
‫ع‬
َ
‫ت‬
َ
‫م‬
َ
‫و‬ ˚
َ
‫ي‬
‫ه‬
َ
‫ه‬
‫نإ‬
َ
َّ
‫لل‬
َ
‫ه‬
‫ا‬
‫ل‬
َ
‫وس‬
َ
‫ي‬
‫ا‬
َ
‫ا‬
‫و‬
‫ل‬
َ
‫ا‬
‫ق‬
َ
َّ
‫لل‬
َ
‫ه‬
‫ا‬
‫ى‬
‫ه‬
‫ص‬
‫ل‬
َ
‫ر‬ َ
َّ
‫لل‬
َ
‫ه‬
‫ا‬
‫ل‬
َ
‫وس‬
َ
‫ل‬
َ
‫ق‬
‫ا‬
َ
‫ف‬
َ
‫ىر‬
َ
‫ص‬
‫ا‬ َ
‫ن‬
‫ه‬
‫ال‬
‫و‬
َ
‫و‬
‫ن‬
َ
‫ا‬
˚
‫ك‬
َ
‫ا‬
‫ذ‬
َ
َ
‫إ‬
‫ف‬
َ
‫م‬
َ
‫ه‬
‫ل‬
‫س‬
َ
‫ه‬
َ
‫ي‬ ˚ َ
‫ع‬
‫ل‬
َ
َّ
‫لل‬
َ
‫ر‬ َ
‫ي‬
َ
َّ
‫لل‬
َ
‫ه‬
‫ا‬
‫ء‬
َ
‫ش‬
‫ا‬
’
َ
‫ن‬ ˚ َ
‫إ‬
‫ل‬
َ
َ
‫ب‬
‫ق‬ ˚
‫م‬
َ
‫ل‬ ˚ ‫ا‬
‫م‬
َ
‫ا‬
‫ع‬
َ
‫ل‬ ˚ ‫ا‬
˚
َ
‫تأ‬
‫ه‬
َ
‫ي‬
‫م‬ ˚
َ
‫ف‬
‫ل‬
َ
‫ل‬
َ
‫ق‬
‫ا‬ َ
‫و‬ َ
َّ
‫لل‬
َ
‫ع‬
َ
‫س‬
َ
‫ا‬
‫ت‬
‫ه‬
‫ال‬
‫م‬
َ
‫̊و‬ َ
‫ي‬
‫ل‬ ˚ ‫ا‬
‫ن‬
‫ا‬
َ
‫م‬ ˚
‫ص‬
‫ه‬
‫ه‬
‫ه‬
‫م‬
َ
‫س‬
‫ل‬
َ
‫ه‬
َ
‫ي‬ ˚ َ
‫لع‬
َ
‫ا‬
‫ص‬
‫ل‬
‫ى‬
َ
‫ا‬
‫ل‬
َ
‫وس‬
َ
َ
‫و‬
‫ف‬
َ
‫ت‬
َ
‫ت‬
‫ى‬
‫ه‬
‫ح‬
َ
‫ل‬
َ
َ
‫ق‬
‫ب‬ ˚
‫م‬
َ
‫ال‬
‫م‬
َ
‫ع‬
‫ا‬
َ
‫ال‬
Artinya: “Sewaktu Rasulullah saw berpuasa pada har
‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa,
mereka berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya ia adalah
hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani”.
Rasulullah saw menjawab, ”Tahun yang akan datang, insya
Allah kita akan berpuasa pada hari kesembilan(nya)”. ‘Abd
Allah ibn ‘Abbas mengatakan, “Belum tiba tahun
mendatang itu, Rasulullah saw pun wafat”. (Shahih Muslim,
V: 479, hadits 1916)
1.
2.
3.
BAB 3HADITS DARI SEGI
PENYEBUTAN
Hadits/Sunnah (dari Rasul)
Atsar (dari Shohabat)
Khobar ( dari Tabi’in)
1. Hadits / Sunnah (dari Rasul)
Sunnah adalah segala perbuatan dan
perkataan Rasulullah, termasuk segala
sesuatu yang disetujui oleh Beliau. Hadits
sendiri berarti segala hikayat atau
pembicaraan yang digunakan dalam
meriwayatkan segala sesuatu tindak tanduk
Rasulullah, sehingga sunnah dapat berarti
sebuah contoh perbuatan atau hukum yang
diambil dari adanya suatu hadits.
2. Atsar (dari Shohabat)
Secara bahasa atsar berarti bekas
atau dampak sesuatu, atau sesuatu
yang diambil atau diikuti dari jejak-jejak
terdahulu. Seperti doa-doa atau wirid-
wirid yang diambil dari kebiasaan
Rasulullah yang kemudian dikenal
dengan al-ma’tsurat (dari kata atsar).
Secara istilah atsar didefinisikan
sebagai berikut:
‫م‬
َ
ََ
‫س‬
‫ل‬
َ
‫و‬
َ
‫ه‬ ¸‫̊ي‬ َ
‫ع‬
‫ل‬
َ ˚ ‫الل‬
‫ى‬
ََ
‫ص‬
‫ل‬
َ ¸‫ي‬’‫̧ب‬ ََ
‫نال‬
‫ر‬ ¸
‫̊ي‬ ‫غ‬
‫ن‬ ˚ ‫ع‬
َ
‫ء‬
َ
‫اج‬
َ
‫ام‬
َ
‫ر‬ ˚ َ
‫ث‬
َ
‫ألا‬
‫ن‬ ˚ ‫م‬
َ
‫و‬ ˚ َ
‫أ‬
‫ن‬
‫ي‬ ˚
‫ع‬
¸‫̧ب‬ ‫ا‬
ََ
‫تال‬ ¸‫ع‬¸ ‫ا‬‫ب‬
َ
‫ت‬
‫و‬ ˚ َ
‫أ‬
‫ن‬
‫ي‬ ˚‫ع‬
¸¸ ‫ا‬‫ب‬
ََ
‫تال‬
‫و‬ ¸ َ
‫أ‬
‫ة‬ ¸
َ
‫اح‬‫ب‬
َ
‫ص‬
ََ
‫ال‬
‫ن‬ ˚‫م‬
‫̊م‬ ‫̊ه‬ َ
‫ن‬
‫و‬ ˚ ˚‫د‬
Atsar adalah segala yang datang
selain dari Nabi saw, yaitu dari
3. Khobar (dari Tabi’in)
Khabar menurut bahasa adalah
semua berita yang disampaikan oleh
seseorang kepada orang lain. Menurut
ulama ahli hadis, Khabar sama artinya
dengan hadis. Keduanya dapat dipakai
untuk sesuatu yang marfu’, mauquf,
dan maqtu’, dan mencakup segala
sesuatu yang datang dari Nabi
Muhammad SAW, sahabat dan tabi’in.
Khabar menurut bahasa adalah semua
berita yang disampaikan oleh
seseorang kepada orang lain. Menurut
ulama ahli hadis, Khabar sama artinya
dengan hadis. Keduanya dapat dipakai
untuk sesuatu yang marfu’, mauquf,
dan maqtu’, dan mencakup segala
sesuatu yang datang dari Nabi
Muhammad SAW, sahabat dan tabi’in.
1.
2.
3.
BAB 4HADITS DARI SEGI
PENYANDARAN
Marfu’
Mauquf
Maqthu’
MARFU’
Al-Marfu' menurut bahasa merupakan isim maf'ul
dari kata
"yang
rafa'a (mengangkat), dan ia sendiri berarti
diangkat". Dinamakan marfu' karena
disandarkannya ia kepada yang memiliki kedudukan
tinggi, yaitu Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam.
Hadits Marfu' menurut istilah adalah "sabda, atau
perbuatan, atau taqrir (penetapan), atau sifat yang
disandarkan kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam,
baik yang bersifat jelas ataupun secara hukum (disebut
marfu' = marfu' hukman), baik yang menyandarkannya
itu shahabat atau bukan, baik sanadnya muttashil
(bersambung) atau munqathi' (terputus).
MACAM-MACAM
a. Marfu Qauly Hakiki
Ialah apa yang disandarkan oleh sahabat kepada Nabi
tentang sabdanya, bukan perbuatannya atau iqrarnya,
yang dikatakan dengan tegas bahwa nabi bersabda.
b. Marfu Qauly Hukmi
Ialah hadits marfu yang tidak tegas penyandaran sahabat
terhadap sabda Nabi, melainkan dengan perantaran
qarinah yang lain, bahwa apa yang disandarkan sahabat
itu berasal dari sabda nabi.
c. Marfu Fi’li Hakiki
Adalah apabila pemberitaan sahabat itu dengan tegas
menjelaskan perbuatan Rasulullah SAW.
d. Marfu Fi’li Hukmi
Ialah perbuatan sahabat yang dilakukan dihadapan
Rasulullah atau diwaktu Rasulullah masih hidup.
e. Marfu Taqririyah Hakiki
Ialah tindakan sahabat dihadapan Rasulullah dengan
tiada memperoleh reaksi, baik reaksi itu positif maupun
negatif dari beliau.
f. Marfu Taqririyah Hukmy
Ialah apabila pemberitaan sahabat diikuti dengan kalimat-
kalimat sunnatu Abi Qasim, Sunnatu Nabiyyina atau
minas Sunnati.
CONTOH:
yang marfu' tashrih:
1. Perkataan
shahabat,"Aku mendengar Rasulullah
seperti perkataan
shallallaahu 'alaihi
wasallam bersabda begini"; atau "Rasulullah shallallaahu
'alaihi wasallam menceritakan kepadaku begini"; atau
"Rasulullah
atau "Dari
shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda begini";
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam
bahwasannya bersabda begini"; atau yang semisal dengan itu.
2. Perkataan yang marfu' secara hukum : seperti perkataan
dari shahabat yang tidak mengambil dari cerita Israilliyaat
berkaitan dengan perkara yang terjadi di masa lampau seperti
awal penciptaan makhluk, berita tentang para nabi. Atau
berkaitan dengan masalah yang akan datang seperti tanda-
tanda hari kiamat dan keadaan di akhirat. Dan diantaranya
pula adalah perkataan shahabat : "Kami diperintahkan seperti
ini"; atau "kami dilarang untuk begini"; atau termasuk sunnah
adalah melakukan begini".
MAUQUF
Hadits Mauquf adalah hadis yang sanadnya terhenti pada
para sahabat nabi tanpa ada tanda-tanda baik secara
perkataan maupun perbuatan yang menunjukkan derajat
marfu'.
contoh: Al Bukhari dalam kitab Al-Fara'id (hukum waris)
menyampaikan bahwa Abu Bakar, Ibnu Abbas dan Ibnu Al-
Zubair mengatakan: "Kakek adalah (diperlakukan seperti)
ayah". Namun jika ekspresi yang digunakan sahabat
seperti "Kami diperintahkan..", "Kami dilarang untuk...",
"Kami terbiasa... jika sedang bersama rasulullah" maka
derajat hadis tersebut tidak lagi mauquf melainkan setara
dengan marfu'.
MACAM-MACAM HADITS MAUQUF
a) Hadits mauquf qauli (yang berupa perkataan)
‫هنع‬
‫هللا‬
‫يضر‬
‫بالط‬
‫ب‬
‫ن‬
‫لع‬‫ي‬
‫الق‬ : ‫؟‬
‫هلوسرو‬
‫هللا‬
‫ب‬
ّ
‫ذكي‬
‫نأ‬
‫فرعي‬‫و‬‫ن‬
‫امب‬
‫سانال‬
‫اوث‬
ّ
‫دح‬
Ali bin Abi Thalib ra. berkata, ”Berbicaralah kepada manusia
sesuai dengan apa yang mereka ketahui, apakah kalian ingin
mereka mendustakan Allah dan Rasul-Nya?”
b) Hadits mauquf fi‟li (yang berupa perbuatan) seperti
perkataan Imam Bukhari,
“Ibnu Abbas menjadi imam sedangkan dia (hanya)
bertayammum.”
c) Hadits mauquf taqriri (yang berupa
persetujuan) seperti perkataan tabi‟in
‫ي‬
ّ
‫ل‬
‫ع‬
‫ر‬
‫ك‬
‫ن‬
‫ي‬
‫م‬
‫ل‬
‫و‬
‫ة‬
‫ب‬
‫ا‬
‫ح‬
‫ص‬
‫ال‬
‫د‬
‫ح‬
‫أ‬
‫م‬
‫ا‬
‫م‬
‫أ‬
‫ا‬
‫ذ‬
‫ك‬
‫ت‬
‫ل‬
‫ع‬
‫ف‬
“Aku telah melakukan begini di hadapan salah
seorang sahabat dan dia tidak mengingkariku
CONTOH MAUQUF
Contohnya:
‫لوقي‬: ‫نم‬
‫ذخو‬
‫نت‬‫ت‬‫ظ‬‫اسمالر‬‫ء‬
‫ف‬
‫ال‬
‫تحنصأ‬
‫اذاو‬
‫ت‬
‫ن‬
‫ت‬
‫ظ‬
‫ر‬
‫ال‬
‫ص‬
‫ب‬
‫ا‬
‫ح‬
‫ف‬
‫ال‬
‫تيسمأ‬
‫اذا‬
‫ك‬
‫ت‬
‫و‬
‫م‬
‫ل‬
‫ك‬
‫ت‬
‫ا‬
‫ي‬
‫ح‬
‫ن‬
‫م‬
‫و‬
‫ك‬
‫ض‬
‫ر‬
‫م‬
‫ل‬
‫ك‬
‫ت‬
‫ح‬
ّ
‫ص‬ ( ‫ي‬
‫ر‬
‫اخبال‬
‫ه‬
‫ا‬
‫و‬
‫ر‬ )
“Konon Ibnu Umar r.a berkata: Bila kau berada di waktu
sore jangan menunggu datangnya pagi hari, dan bila kau
berada di waktu pagi jangan menunggu datangnya sore
hari. Ambillah dari waktu sehatmu persediaan untuk
waktu sakitmu dan dari waktu hidupmu untuk persediaan
matimu.” (HR. Bukhari)
Hadits di atas adalah hadits mauquf, sebab kalimat
tersebut adalah perkataan Ibnu Umar sendiri, tidak ada
petunjuk kalau itu sabda Rasulullah saw, yang ia
ucapkan setelah ia menceritakan bahwa rasulullah
memegang bahunya dengan bersabda:
MAQTU’
Hadits Maqtu' adalah hadis yang sanadnya
berujung pada para Tabi'in (penerus).
Contoh hadis
meriwayatkan
ini adalah: Imam
dalam pembukaan
Muslim
sahihnya
bahwa Ibnu Sirin mengatakan: "Pengetahuan
ini (hadis) adalah agama, maka berhati-hatilah
kamu darimana kamu mengambil agamamu".
CONTOH
 Contohnya ialah perkataan Haram bin Jubair,
seorang tabi’in besar, ujarnya:
‫يإل‬‫ه‬
‫أ‬‫ق‬‫ب‬‫ل‬
‫ه‬
ّ
‫بحأ‬
‫اذاو‬
‫ه‬
ّ
‫بحأ‬
‫ل‬
ّ
‫جوز‬
ّ
‫ع‬
‫ه‬
ّ
‫بر‬
‫فرع‬
‫اذا‬
‫نمؤمال‬
“Orang mukmin itu bila telah mengenal tuhanya
azza wajalla, niscaya ia mencintainya dan bila ia
mencintainya Allah menerimanya.”
BAB5
Haditsdarisegiredaksiada3
Nabawi,
Qudsyi,
Alqur’
an
NABAWI
Hadits (baru) dalam arti bahasa lawan dari kata qadim
(lama).
Dan, yang dimaksud hadis ialah setiap kata-kata yang
diucapkan
manusia,
dan dinukil serta disampaikan oleh
baik kata-kata itu diperoleh melalui
pendengarannya maupun wahyu; baik dalam keadaan
jaga maupun dalam keadaan tidur.
Dalam pengertian ini, Alquran dinamakan hadis.
"Hadis (kata-kata) siapakah yang lebih benar selain
dari pada Allah?" (An-Nisa: 87).
CONTOH
#Contoh hadits nabawi yang berupa perkataan (qauli) misalnya
perkataan Nabi SAW,
‫هح‬
‫ي‬
‫حص‬
‫ى‬
‫ف‬
‫ى‬
‫ر‬
‫ا‬
‫خ‬
‫ج‬
‫ب‬
‫ال‬
‫ه‬
‫ج‬
‫رخا‬ . .……… ‫ة‬
‫ي‬
‫نال‬
‫ب‬
‫ال‬
َّ
‫معال‬
‫ا‬
‫من‬
‫ا‬ @
#Contoh hadits berupa perbuatan (fi’li) ialah
‫و‬
‫ت‬
‫و‬
‫ض‬
‫أ‬
‫هجر‬
‫ف‬
‫لسغ‬
‫ب‬
‫ن‬
‫ج‬
‫وهو‬
‫ما‬
‫ن‬
‫ي‬
‫نا‬
‫دارا‬
‫اذ‬
‫ا‬
‫ب‬
‫ي‬
‫ن‬
‫ال‬
‫ناك‬
. ‫ل‬
‫ص‬
‫ال‬
‫ة‬
‫ل‬ @ ‫ش‬
‫ة‬
‫ئ‬
‫ع‬
‫ا‬
‫ثيدح‬
#Contoh hadits berupa ketetapan (taqriri) ialah
‫نم‬
‫لكاف‬
‫اطقاو‬
‫او‬
‫بض‬
‫ا‬
‫انمس‬
‫هللا‬
‫لوسر‬
‫ىال‬
‫تدها‬
‫هتالخ‬
‫نا‬ @ ‫ىلع‬
‫لكاام‬
‫امارح‬
‫ناك‬
‫ولو‬ , ‫هتدئام‬
‫ىلع‬
‫لكاو‬
‫و‬‫طقال‬
‫نمسال‬
‫سا‬
‫ب‬
‫ع‬
‫ب‬
‫ن‬
‫ا‬
‫ثبدح‬ . ‫هللا‬
‫لو‬
‫س‬
‫ر‬
‫ةدئام‬
#Contoh hadits berupa sifat (wasfi) ialah
‫…خال‬ ‫مسجال‬
‫نسح‬
‫و‬
‫بل‬
‫ال‬
‫ق‬
‫ص‬
‫ر‬
‫ب‬
‫ال‬
‫ط‬
‫و‬
‫ي‬
‫ل‬
‫ل‬
‫ي‬
‫س‬
‫ةعبر‬
‫هللا‬
‫لوسر‬
‫ناك‬
‫كالم‬
‫ب‬
‫ن‬
‫ا‬
‫سنا‬
‫ثي‬
‫دح‬
QUDSI
hadits quds (suci), yaitu Allah Ta’ala.
Yang mana hadits qudsi ini
disampaikan kepada kita oleh Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam.
disnisbatkan
yang
kepada Zat yang
Contoh hadits Qudsi adalah:
‫مهمصخ‬
‫انا‬
‫ال‬
‫ث‬
‫ه‬
‫ث‬
‫ىال‬
‫ع‬
‫ت‬
‫هللا‬
‫الق‬ , ‫الق‬
‫ن‬
‫ب‬
‫ي‬
‫ال‬
‫نع‬
‫ةريره‬
‫وبا‬
‫هاو‬
‫ر‬ . ‫…خال‬ ‫ال‬
‫ق‬
‫ي‬
‫ا‬
‫م‬
‫ه‬
‫موي‬
Hadis Qudsi persangkaan seorang hamba kepada
Tuhannya. “Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah
SAW berkata, Allah Taala berfirman; “Aku menurut
sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya bila
dia menyebut-Ku di dalam dirinya, maka Aku pun
menyebutnya di dalam diri-Ku. Dan, bila dia menyebut-
Ku di kalangan orang banyak, Aku pun menyebutnya di
kalangan orang banyak yang lebih baik dari itu.”
AL-QUR’AN
Al-Qur’ān ‫نآرقال‬adalahkitab suci agama islam.
Umat islam percaya bahwa Al-Qur'an merupakan
puncak dan penutup wahyu Allah yang
diperuntukkan bagi manusia, dan bagian dari
rukun iman yang disampaikan kepada Nabi
Muhummad Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
melalui perantaraan malaikat jibril.
Dan sebagai wahyu pertama yang diterima oleh
Rasulullah SAW adalah sebagaimana yang
terdapat dalam surat Al-'Alaq ayat 1-5.
1.
2.
BAB 6
HADITS DARI SEGI BENTUK
KWANTITAS
Mutawattir
Ahad
Masyhur
Aziz
Ghorib
Dari segi bahasa, mutawatir, berarti
sesuatu yang dating secara beriringan
tanpa diselangai antara satu sama lain.
Dari segi istilah yaitu Hadis yang
diriwayatkan oleh sejumlah rawi yang
tidak mungkin bersepakat untuk berdusta
dari sejumlah rawi yang semisal mereka
dan seterusnya sampai akhir sanad. Dan
sanadnya mereka adalah pancaindra.
MUTAWATTIR
Berdasarkandefinisinyaada4kriteriahadis
mutaw
atir
,yaitusebagaiberikut:
 a. Diriwayatkan Sejumlah Orang Banyak
 Syarat perawi mutawatir harus berjumlah
banyak. perbeda pendapat para ulama’ tentang
jumlah
 banyak pada para perawi hadis tersebut dan
tidak ada pembatasan yang tetap. Di antara
mereka berpendapat 4 orang, 5 orang, 10 orang,
40 orang, 70 orang bahkan ada yang
berpendapat 300 orang lebih.
 Namun, pendapat yang terpilih minimal 10
orang seperti pendapat Al-Ishthikhari.
b. Adanya Jumlah Banyak Pada Seluruh Tingkatan Sanad
Jumlah banyak orang pada setiap tingkatan
(thabaqat) sanad dari awal sampai akhir sanad. Jika jumlah
banyak tersebut hanya pada sebagian sanad saja maka
tidak dinamakan mutawatir , tatapi dinamakan ahad atau
wahid.
c. Mustahil Bersepakat Bohong
Di antara alas an pengingkar sunnah dalam
penolakan mutawatir adalah pencapaian jumlah banyak
tidak menjamin dihukumi mutawatir karena dimungkinkan
adanya kesepakatan berbohong. Hal ini karena mereka
menganalogikan dengan realita dunia modern dan
kejujurannya yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,
apalagi jika ditunggangi masalah politik dan lain-lain.
Demikian halnya belum dikatakan mutawatir karena
sekalipun sudah mencapai jumlah banyak tetapi masih
memungkinkan untuk berkosensus berbohong.
d. Sandaran Berita Itu Pada Pancaindra
Maksud sandaran pancaindra adalah berita itu didengar
dengan telinga atau dilihat dengan mata dan disentuh
dengan kulit, tidak disandarkan pada logika atau akal
seperti tentang sifat barunya alam, berdasarkan kaedah
logika; Setiap yang baru itu berubah (Kullu hadis in
mutghayyirun). Alam berubah (al-alamu mutaghayyirun).
Jika demikian, Alam adalah baru (al-alamu hadis un).
Baru artinya sesuatu yang diciptakan bukan wujud
dengan sendirinya. Jika berita hadis itu logis, maka tidak
mutawatir . Sandaran berita pada pancaindra misalnya
ungkapan periwayatan:
: Kami mendengar [dari Rasulullah bersabda begini]
: Kami sentuh atau kami melihat [Rasulullah melakukan
begini dan seterusnya].
P
embagianHadisMutawatir
a
.HadisMutaw
atirLafdhi
 adalah mutawatir dengan susunan redaksi yang persis
sama. Dengan demikian garis besar serta perincian
maknanya tentu sama pula, juga dipandang sebagai
hadis mutawatir lafdhi, hadis mutawatir dengan susunan
sedikit berbeda, karena sebagian digunakan kata-kata
muradifnya (kata-kata yang berbeda tetapi jelas sama
makna atau maksudnya). Sehingga garis besar dan
perincian makna hadis itu tetap sama.
 Contoh hadis mutawatir lafdhi yang artinya:
 “ Rasulullah SA W, bersabda: “Siapa yang sengaja
berdusta terhadapku, maka hendaklah dia menduduki
tempat duduknya dalam neraka” (Hadis Riwayat
Bukhari). “
b. Hadis Mutawatir Maknawi
 adalah hadis mutawatir dengan makna umum yang
sama, walaupun berbeda redaksinya dan berbeda
perincian maknanya. Dengan kata lain, hadis-hadis yang
banyak itu, kendati berbeda redaksi dan perincian
maknanya, menyatu kepada makna umum yang sama.
 Jumlah hadis-hadis yang termasuk hadis mutawatir
maknawi jauh lebih banyak dari hadis-hadis yang
termasuk hadis mutawatir lafdhi.
 Contoh hadis mutawatir maknawi yang artinya:
 “ Rasulullah SAW pada waktu berdoa tidak mengangkat
kedua tangannya begitu tinggi sehingga terlihat kedua
ketiaknya yang putih, kecuali pada waktu berdoa
memohon hujan (Hadis Riwayat Mutafaq' Alaihi). ”
c. Hadis Mutawatir ‘Amali
 adalah hadis mutawatir yang menyangkut perbuatan
Rasulullah SAW, yang disaksikan dan ditiru tanpa
perbedaan oleh orang banyak, untuk kemudian juga
dicontoh dan diperbuat tanpa perbedaan oleh orang
banyak pada generasi-generasi berikutnya.
 Contoh : Hadis-hadis Nabi tentang waktu shalat, tentang
jumlah rakaat shalat wajib, adanya shalat Id, adanya
shalat jenazah, dan sebagainya.
⚫ Segala macam amal ibadah yang dipraktekkan secara
sama oleh umat Islam atau disepakati oleh para ulama,
termasuk dalam kelompok hadis mutawatir ‘amali.
Seperti hadis mutawatir maknawi, jumlah hadis mutawatir
‘amali cukup banyak. Diantaranya, shalat janazah, shalat
‘ied, dan kadar zakat harta.
Hadits Ahad
 Ahad (baca: aahaad) menurut bahasa adalah kata jamak dari
waahid atau ahad . Bila waahid atau ahad berarti satu, maka
aahaad, sebagai jamaknya, berarti satu-satu.
 Hadits ahad menurut bahasa berarti hadits satu-satu.
Sebagaimana halnya dengan pengertian hadits mutawatir
 hadits ahad , menurut bahasa terasa belum jelas. Oleh karena
itu, ada batasan yang diberikan oleh ulama batasan hadits
ahad antara lain berbunyi: hadits ahad adalah hadits yang
para rawinya tidak mencapai jumlah rawi hadits mutawatir ,
baik rawinya itu satu, dua, tiga, empat, lima atau seterusnya,
tetapi jumlahnya tidak memberi pengertian bahwa hadist
dengan jumlah rawi tersebut masuk dalam kelompok hadist
mutawatir ,
 Hadis Ahad adalah hadis yang tidak mencapai derajat
mutawatir.
Pembagian Hadits Ahad
a. Hadits Masyhur (Hadist Mustafidah)
Masyhur menurut bahasa berarti yang sudah
tersebar atau yang sudah populer.
Mustafidah menurut bahasa juga berarti yang telah
tersebar atau tersiar. Jadi menurut bahasa hadits
masyhur dan hadits mustafidah sama-sama berarti
hadits yang sudah tersebar atau tersiar.
b. Hadits ‘Aziz
‘ Aziz menurut bahasa, berarti: yang mulai atau yang
kuat dan juga berarti jarang.
Hadits ‘aziz menurut bahasa berarti hadits yang mulia
atau hadits yang kuat atau hadits yang jarang, karena
memang hadits ‘aziz itu jarang adanya.
Para ulama memberikan batasan sebagai berikut:
hadits ‘aziz adalah hadits yang diriwayatkan oleh dua
orang rawi, kendati dua rawi itu pada satu tingkatan
saja, dan setelah itu diriwayatkan oleh banyak rawi.
Contohnya : “ Rasulullah SAW bersabda: “Kita adalah
orang-orang yang paling akhir (di dunia) dan yang
paling terdahulu di hari qiamat.” (Hadits Riwayat
Hudzaifah dan Abu Hurairah) “
c. Hadist Gharib
Gharib, menurut bahasa berarti jauh, terpisah, atau
menyendiri dari yang lain.
Hadits gharib menurut bahasa berarti hadist yang
terpisah atau menyendiri dari yang lain.
Para ulama memberikan batasan sebagai berikut:
hadits gharib adalah hadits yang diriwayatkan oleh
satu orang rawi (sendirian) pada tingkatan maupun
dalam sanad.
Dari segi istilah ialah Hadits yang berdiri sendiri
seorang perawi dimana saja tingkatan (thabaqah)
dari pada beberapa tingkatan sanad.
Contohnya
⚫“ Dari Umar bin Khattab, katanya: Aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda: “Amal itu hanya (dinilai)
menurut niat, dan setiap orang hanya (memperoleh)
apa yang diniatkannya.” (Hadist Riwayat Bukhari,
Muslim dan lain-lain) “
1.
2.
3.
BAB 7
HADITS DARI SEGI KWALITAS
Sholeh
Hasan
Dlo’if
Hadits Shoheh
⚫ Hadis sahih menurut bahasa berarti hadis yang
⚫ bersih dari cacat, hadis yng benar berasal dari Rasulullah
SAW. Batasan hadis sahih, yang diberikan oleh ulama,
antara lain:
⚫ Artinya :
“Hadits sahih adalah hadits yng susunan lafadnya tidak
cacat dan maknanya tidak menyalahi ayat (al-Quran),
hdis mutawatir, atau ijimak serta para rawinya adil dan
dabit.”
⚫ Keterangan lebih luas mengenai hadis sahih diuraikan
pada bab tersendiri.
Hadits Hasan
⚫ Menurut bahasa, hasan berarti bagus atau baik.
⚫ Menurut Imam Turmuzi hasis hasan adalah:
⚫ Artinya :
“yang kami sebut hadis hasan dalam kitab kami adalah hadis
yng sannadnya baik menurut kami, yaitu setiap hadis yang
diriwayatkan melalui sanad di dalamnya tidak terdapat rawi
yang dicurigai berdusta, matan hadisnya, tidak janggal
diriwayatkan melalui sanad yang lain pula yang sederajat.
Hadis yang demikian kami sebut hadis hasan.”
Hadits Dlo’if
⚫ Hadis daif menurut bahasa berarti hadis yang lemah,
yakni para ulama memiliki dugaan yang lemah (keci atau
rendah) tentang benarnya hadis itu berasal dari
Rasulullah SAW.
⚫ Para ulama memberi batasan bagi hadis daif :
⚫ Artinya :
“Hadits daif adalah hadis yang tidak menghimpun sifat-
sifat hadis sahih, dan juga tidak menghimpun sifat-sifat
hadis hasan.”
DAFTAR PUSTAKA
⚫ Al-khatib, M. Ajaj, “Usul al-hadis:’ulumuhu wa mustlahuhu”:Dar al-
fikr, 1409 H/1989 M
⚫ At-tohal Mahmud, “Taisir mustalah al-hadis” Beirut: Dar Al-qur’an Al-
karim, 1399 H/ 1979 M
⚫ Yuslem Nawir, “’Ulumul-Hadis”Jakarta, PT. Mutiara Sumber Widya
2001
⚫ Al-Nawawi, I. (2001). Dasar-Dasar Ilmu Hadis. Jakarta: Pustaka
Firdaus.
⚫ As-Shalih, S. (1997). Membahas Ilmu-Ilmu Hadits. Pustaka Firdaus:
Jakarta.
⚫ Ismail, M. S. (1994). Pengantar Ilmu Hadis. Bandung: Angkasa.
⚫ Khon, A. M. (2008). Ulumul Hadis. Jakarta: Amzah.
⚫ Mudzakir, M. (1998). Ulumul Hadis. Bandung: CV Pustaka Setia.
⚫ Rahman, F. (1974)
⚫ http://ahlulhadist.wordpress.com/2007/10/16/hadits-marfu'/
⚫ http://blog.re.or.id/pengertian-hadis.ht…
SEKIAN
TERIMAKASIH
PRESENT
ASIDARIKAMI.
.
.
.
.
.

More Related Content

Similar to 3. BELAJAR ILMU HADIS.pptx

ILMU HADITS menjabarkan tentang hadits terkini
ILMU HADITS menjabarkan tentang hadits terkiniILMU HADITS menjabarkan tentang hadits terkini
ILMU HADITS menjabarkan tentang hadits terkini
RioSeptora2
 
1-Pengantar-ULUMUL-HADIS.ppt
1-Pengantar-ULUMUL-HADIS.ppt1-Pengantar-ULUMUL-HADIS.ppt
1-Pengantar-ULUMUL-HADIS.ppt
rifsusanto86
 
pai-3-sumber-ajaran-islam.ppt
pai-3-sumber-ajaran-islam.pptpai-3-sumber-ajaran-islam.ppt
pai-3-sumber-ajaran-islam.ppt
BudiSetiawan960153
 
pai-3-sumber-ajaran-islam.ppt
pai-3-sumber-ajaran-islam.pptpai-3-sumber-ajaran-islam.ppt
pai-3-sumber-ajaran-islam.ppt
HamimTohari7
 
Hadis nabi, suatu pengantar
Hadis nabi, suatu pengantarHadis nabi, suatu pengantar
Hadis nabi, suatu pengantardanang fajar
 
06 MENGENAL ILMU HADITS panduan dasar ha
06 MENGENAL ILMU HADITS panduan dasar ha06 MENGENAL ILMU HADITS panduan dasar ha
06 MENGENAL ILMU HADITS panduan dasar ha
AgusSupriatna33
 
Kitab Risalah Ahlusunnah Waljamaah
Kitab Risalah Ahlusunnah WaljamaahKitab Risalah Ahlusunnah Waljamaah
Kitab Risalah Ahlusunnah Waljamaah
Roni Setyawan
 
Risalah aswaja
Risalah aswajaRisalah aswaja
Risalah aswaja
Mas Mito
 
Pengertian as sunnah menurut syari’at
Pengertian as sunnah menurut syari’atPengertian as sunnah menurut syari’at
Pengertian as sunnah menurut syari’at
Varli Arsol
 
lima sumber hukum islam muttafaq dan mukhtalaf.pptx
lima sumber hukum islam muttafaq dan mukhtalaf.pptxlima sumber hukum islam muttafaq dan mukhtalaf.pptx
lima sumber hukum islam muttafaq dan mukhtalaf.pptx
cerebrum22fk
 
SHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
SHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAHSHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
SHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
Badan Pembina Mahasiswa Wahidiyah Pusat
 
Hadist 2 b 22222
Hadist 2 b 22222Hadist 2 b 22222
Hadist 2 b 22222
Kkn iainsurakarta
 
SUNNAH SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM.docxmn
SUNNAH SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM.docxmnSUNNAH SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM.docxmn
SUNNAH SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM.docxmn
IlhamRahimullah
 
Hadits, Sunnah, Atsar, dan Khabar
Hadits, Sunnah, Atsar, dan KhabarHadits, Sunnah, Atsar, dan Khabar
Hadits, Sunnah, Atsar, dan Khabar
Nur Singgih
 
2458946.ppt
2458946.ppt2458946.ppt
2458946.ppt
ahmadasif16
 
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'anQurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
Tatik Suwartinah
 
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'anQurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
Tatik Suwartinah
 
Risalah aswajaskj
Risalah aswajaskjRisalah aswajaskj
Risalah aswajaskj
SusiZakiyah
 
risalah-aswaja.pdf
risalah-aswaja.pdfrisalah-aswaja.pdf
risalah-aswaja.pdf
baguswisnuputra
 

Similar to 3. BELAJAR ILMU HADIS.pptx (20)

ILMU HADITS menjabarkan tentang hadits terkini
ILMU HADITS menjabarkan tentang hadits terkiniILMU HADITS menjabarkan tentang hadits terkini
ILMU HADITS menjabarkan tentang hadits terkini
 
1-Pengantar-ULUMUL-HADIS.ppt
1-Pengantar-ULUMUL-HADIS.ppt1-Pengantar-ULUMUL-HADIS.ppt
1-Pengantar-ULUMUL-HADIS.ppt
 
pai-3-sumber-ajaran-islam.ppt
pai-3-sumber-ajaran-islam.pptpai-3-sumber-ajaran-islam.ppt
pai-3-sumber-ajaran-islam.ppt
 
pai-3-sumber-ajaran-islam.ppt
pai-3-sumber-ajaran-islam.pptpai-3-sumber-ajaran-islam.ppt
pai-3-sumber-ajaran-islam.ppt
 
Hadis nabi, suatu pengantar
Hadis nabi, suatu pengantarHadis nabi, suatu pengantar
Hadis nabi, suatu pengantar
 
06 MENGENAL ILMU HADITS panduan dasar ha
06 MENGENAL ILMU HADITS panduan dasar ha06 MENGENAL ILMU HADITS panduan dasar ha
06 MENGENAL ILMU HADITS panduan dasar ha
 
Tugas Hadits Husnul Arifin. SM I PMI-B FDK UINSU 2019
Tugas Hadits Husnul Arifin. SM I PMI-B FDK UINSU 2019Tugas Hadits Husnul Arifin. SM I PMI-B FDK UINSU 2019
Tugas Hadits Husnul Arifin. SM I PMI-B FDK UINSU 2019
 
Kitab Risalah Ahlusunnah Waljamaah
Kitab Risalah Ahlusunnah WaljamaahKitab Risalah Ahlusunnah Waljamaah
Kitab Risalah Ahlusunnah Waljamaah
 
Risalah aswaja
Risalah aswajaRisalah aswaja
Risalah aswaja
 
Pengertian as sunnah menurut syari’at
Pengertian as sunnah menurut syari’atPengertian as sunnah menurut syari’at
Pengertian as sunnah menurut syari’at
 
lima sumber hukum islam muttafaq dan mukhtalaf.pptx
lima sumber hukum islam muttafaq dan mukhtalaf.pptxlima sumber hukum islam muttafaq dan mukhtalaf.pptx
lima sumber hukum islam muttafaq dan mukhtalaf.pptx
 
SHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
SHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAHSHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
SHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
 
Hadist 2 b 22222
Hadist 2 b 22222Hadist 2 b 22222
Hadist 2 b 22222
 
SUNNAH SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM.docxmn
SUNNAH SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM.docxmnSUNNAH SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM.docxmn
SUNNAH SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM.docxmn
 
Hadits, Sunnah, Atsar, dan Khabar
Hadits, Sunnah, Atsar, dan KhabarHadits, Sunnah, Atsar, dan Khabar
Hadits, Sunnah, Atsar, dan Khabar
 
2458946.ppt
2458946.ppt2458946.ppt
2458946.ppt
 
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'anQurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
 
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'anQurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
Qurdist 10 semester 2 fungsi hadits terhadap al qur'an
 
Risalah aswajaskj
Risalah aswajaskjRisalah aswajaskj
Risalah aswajaskj
 
risalah-aswaja.pdf
risalah-aswaja.pdfrisalah-aswaja.pdf
risalah-aswaja.pdf
 

More from nimalfaiz1

PPT_Metode_Dakwah_1.pptx
PPT_Metode_Dakwah_1.pptxPPT_Metode_Dakwah_1.pptx
PPT_Metode_Dakwah_1.pptx
nimalfaiz1
 
Akhlak_dan_Ruang_Lingkupnya.pptx
Akhlak_dan_Ruang_Lingkupnya.pptxAkhlak_dan_Ruang_Lingkupnya.pptx
Akhlak_dan_Ruang_Lingkupnya.pptx
nimalfaiz1
 
materi 7, sukses dawah rosul.pptx
materi 7, sukses dawah rosul.pptxmateri 7, sukses dawah rosul.pptx
materi 7, sukses dawah rosul.pptx
nimalfaiz1
 
BAB_3_AKHLAK.ppt
BAB_3_AKHLAK.pptBAB_3_AKHLAK.ppt
BAB_3_AKHLAK.ppt
nimalfaiz1
 
sttrategi dawah.pptx
sttrategi dawah.pptxsttrategi dawah.pptx
sttrategi dawah.pptx
nimalfaiz1
 
4. GHANIMAH KHARAJ.pptx
4. GHANIMAH KHARAJ.pptx4. GHANIMAH KHARAJ.pptx
4. GHANIMAH KHARAJ.pptx
nimalfaiz1
 
kharajpptfix-141206095818-conversion-gate02.pptx
kharajpptfix-141206095818-conversion-gate02.pptxkharajpptfix-141206095818-conversion-gate02.pptx
kharajpptfix-141206095818-conversion-gate02.pptx
nimalfaiz1
 
jizyahghanimahdanfai-141118005516-conversion-gate02.pptx
jizyahghanimahdanfai-141118005516-conversion-gate02.pptxjizyahghanimahdanfai-141118005516-conversion-gate02.pptx
jizyahghanimahdanfai-141118005516-conversion-gate02.pptx
nimalfaiz1
 
ekonomi-islam-mia-meliana-151218033135.pptx
ekonomi-islam-mia-meliana-151218033135.pptxekonomi-islam-mia-meliana-151218033135.pptx
ekonomi-islam-mia-meliana-151218033135.pptx
nimalfaiz1
 
Ekonomi dan islam.pptx
Ekonomi dan islam.pptxEkonomi dan islam.pptx
Ekonomi dan islam.pptx
nimalfaiz1
 
Akhlaq_Dalam_Islam.pptx
Akhlaq_Dalam_Islam.pptxAkhlaq_Dalam_Islam.pptx
Akhlaq_Dalam_Islam.pptx
nimalfaiz1
 
PPT-ekonomi islam.pptx
PPT-ekonomi islam.pptxPPT-ekonomi islam.pptx
PPT-ekonomi islam.pptx
nimalfaiz1
 
Akidah_Akhlak.pptx
Akidah_Akhlak.pptxAkidah_Akhlak.pptx
Akidah_Akhlak.pptx
nimalfaiz1
 
taarud al adilah.pptx
taarud al adilah.pptxtaarud al adilah.pptx
taarud al adilah.pptx
nimalfaiz1
 
konsep-nasakh-mansukh.ppt
konsep-nasakh-mansukh.pptkonsep-nasakh-mansukh.ppt
konsep-nasakh-mansukh.ppt
nimalfaiz1
 
2_hiwalah.ppt
2_hiwalah.ppt2_hiwalah.ppt
2_hiwalah.ppt
nimalfaiz1
 
1_Wadiah.ppt
1_Wadiah.ppt1_Wadiah.ppt
1_Wadiah.ppt
nimalfaiz1
 
Bab9-AKAD IJARAH.ppt
Bab9-AKAD IJARAH.pptBab9-AKAD IJARAH.ppt
Bab9-AKAD IJARAH.ppt
nimalfaiz1
 
USHUL FIQH KEL.5(1).pptx
USHUL FIQH KEL.5(1).pptxUSHUL FIQH KEL.5(1).pptx
USHUL FIQH KEL.5(1).pptx
nimalfaiz1
 
Pembaharuan_Ushul_Fiqh_Melalui_Talil_al.pptx
Pembaharuan_Ushul_Fiqh_Melalui_Talil_al.pptxPembaharuan_Ushul_Fiqh_Melalui_Talil_al.pptx
Pembaharuan_Ushul_Fiqh_Melalui_Talil_al.pptx
nimalfaiz1
 

More from nimalfaiz1 (20)

PPT_Metode_Dakwah_1.pptx
PPT_Metode_Dakwah_1.pptxPPT_Metode_Dakwah_1.pptx
PPT_Metode_Dakwah_1.pptx
 
Akhlak_dan_Ruang_Lingkupnya.pptx
Akhlak_dan_Ruang_Lingkupnya.pptxAkhlak_dan_Ruang_Lingkupnya.pptx
Akhlak_dan_Ruang_Lingkupnya.pptx
 
materi 7, sukses dawah rosul.pptx
materi 7, sukses dawah rosul.pptxmateri 7, sukses dawah rosul.pptx
materi 7, sukses dawah rosul.pptx
 
BAB_3_AKHLAK.ppt
BAB_3_AKHLAK.pptBAB_3_AKHLAK.ppt
BAB_3_AKHLAK.ppt
 
sttrategi dawah.pptx
sttrategi dawah.pptxsttrategi dawah.pptx
sttrategi dawah.pptx
 
4. GHANIMAH KHARAJ.pptx
4. GHANIMAH KHARAJ.pptx4. GHANIMAH KHARAJ.pptx
4. GHANIMAH KHARAJ.pptx
 
kharajpptfix-141206095818-conversion-gate02.pptx
kharajpptfix-141206095818-conversion-gate02.pptxkharajpptfix-141206095818-conversion-gate02.pptx
kharajpptfix-141206095818-conversion-gate02.pptx
 
jizyahghanimahdanfai-141118005516-conversion-gate02.pptx
jizyahghanimahdanfai-141118005516-conversion-gate02.pptxjizyahghanimahdanfai-141118005516-conversion-gate02.pptx
jizyahghanimahdanfai-141118005516-conversion-gate02.pptx
 
ekonomi-islam-mia-meliana-151218033135.pptx
ekonomi-islam-mia-meliana-151218033135.pptxekonomi-islam-mia-meliana-151218033135.pptx
ekonomi-islam-mia-meliana-151218033135.pptx
 
Ekonomi dan islam.pptx
Ekonomi dan islam.pptxEkonomi dan islam.pptx
Ekonomi dan islam.pptx
 
Akhlaq_Dalam_Islam.pptx
Akhlaq_Dalam_Islam.pptxAkhlaq_Dalam_Islam.pptx
Akhlaq_Dalam_Islam.pptx
 
PPT-ekonomi islam.pptx
PPT-ekonomi islam.pptxPPT-ekonomi islam.pptx
PPT-ekonomi islam.pptx
 
Akidah_Akhlak.pptx
Akidah_Akhlak.pptxAkidah_Akhlak.pptx
Akidah_Akhlak.pptx
 
taarud al adilah.pptx
taarud al adilah.pptxtaarud al adilah.pptx
taarud al adilah.pptx
 
konsep-nasakh-mansukh.ppt
konsep-nasakh-mansukh.pptkonsep-nasakh-mansukh.ppt
konsep-nasakh-mansukh.ppt
 
2_hiwalah.ppt
2_hiwalah.ppt2_hiwalah.ppt
2_hiwalah.ppt
 
1_Wadiah.ppt
1_Wadiah.ppt1_Wadiah.ppt
1_Wadiah.ppt
 
Bab9-AKAD IJARAH.ppt
Bab9-AKAD IJARAH.pptBab9-AKAD IJARAH.ppt
Bab9-AKAD IJARAH.ppt
 
USHUL FIQH KEL.5(1).pptx
USHUL FIQH KEL.5(1).pptxUSHUL FIQH KEL.5(1).pptx
USHUL FIQH KEL.5(1).pptx
 
Pembaharuan_Ushul_Fiqh_Melalui_Talil_al.pptx
Pembaharuan_Ushul_Fiqh_Melalui_Talil_al.pptxPembaharuan_Ushul_Fiqh_Melalui_Talil_al.pptx
Pembaharuan_Ushul_Fiqh_Melalui_Talil_al.pptx
 

Recently uploaded

SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 

Recently uploaded (20)

SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 

3. BELAJAR ILMU HADIS.pptx

  • 1. 1. 2. 3. BAB 1 HADITS DARI SEGI UNSUR Sanad Matan Rawi
  • 2. 1. Sanad Hadits Secara Bahasa : dari sanada, yasnudu yang berati mutamad (sandaran/tempat bersandar, tempat berpegang, yang dipercaya atau yang sah).
  • 3. Secara Istilah : para ahli hadis memberikan defenisi yang beragam,diantaranya : ‫ةقير‬ ‫ط‬ ‫ال‬ ‫ةل‬ ‫ص‬ ‫ومال‬ ‫ىال‬ ‫ت‬‫ن‬ ‫م‬ ‫ال‬ Jalan yangmenyampaikan kepada matan hadits yakni rangkaian para perawi yang memindahkan matan dari sumber primernya. Jalur ini adakalanya disebut sanad, adakalanya karena periwayat bersandar kepadanya dalam menisbatkan matan kepada sumbernya, dan adakalanya karena hafidz bertumpu kepada yang menyebutkan sanad dalam mengetahui sahih atau dhaif suatu hadis.
  • 4. ‫ل‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫ةلصومال‬ ‫الجرال‬ ‫ةلسلس‬ Silsilah orang-orang yang menghubungkan kepada matan hadis Silsilah orang-orang maksudnya adalah susunan atau rangkaian orang-orang yang menyampaikan materi hadis tersebut, sejak yang disebut pertama sampai kepada Rasul SAW., yang perkataan dan perbuatan, taqrir, dan lainnya merupakan materi atau matan hadis
  • 5. Al-Tahanawi mengemukakan definisi sanad sebagaimana yang dikutip oleh Nawir Yuslem adalah sebagai berikut : ‫ءامسأ‬ ‫ي‬ ‫أ‬ , ‫نتمال‬ ‫ىال‬ ‫ةلصوم‬ ‫ال‬ ‫قيرطال‬ ‫ت‬ ‫ب‬ ‫ة‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫هتا‬ ‫و‬ ‫ر‬ Sanad adalah : Jalan yang menyampaikan kepada matan Hadis, yaitu nama-nama perawinya secara berurutan.
  • 6.
  • 7. 2. Matan Hadits Secara Bahasa : mairtafa’a min al-ardi (tanah yang meninggi) Secara Istilah : ‫م‬ ‫ال‬ ‫كال‬ ‫نم‬ ‫دنسال‬ ‫ال‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫ى‬ ‫ن‬‫ت‬‫ه‬ ‫ي‬ ‫م‬‫ا‬ Artinya : Suatu kalimat tempat berakhirnya sanad. Adalagi redaksi yang lebih sederhana lagi, yang menyebutkan bahwa matan adalah ujung sanad (gayah as-sanad). Semua pengertian diatas menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan matan ialah materi hadis atau lafal hadis itu sendiri.
  • 9. 3. Rawi Hadits Secara Bahasa : Kata rawi atau ar-rawi berarti orang yang meriwayatkan atau memberikan hadis (Naqil Al- Hadis). Sebenarnya antara sanad dan rawi itu merupakan dua istilah yang hampir sama. Sanad-sanad hadis pada tiap-tiap tingkatannya juga disebut rawi, jika yang dimaksud dengan rawi adalah orang yang meriwayatkan dan memindahkan hadis. Akan tetapi yang membedakan antara kedua istilah diatas, jika dilihat lebih lanjut, adalah dalam dua hal, yaitu: pertama, dalam hal pembukuan hadis. Orang-orang yang menerima hadis-hadis, kemudian menghimpunnya dalam satu kitab disebut dengan rawi.
  • 11. 1. 3. 2. 4. BAB 2 HADITS DARI SEGI BENTUK Qouliyah Fi’liyah Taqririyah Hammiyah
  • 12. 2. Hadits Qauliyah Hadits qawli adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw, baik berupa perkataan, ucapan, ataupun sabda yang memuat berbagai maksud syara’, peristiwa, dan keadaan yang berkaitan dengan akidah, syariah, akhlak, atau lainnya.
  • 13. Contohnya, hadits yang diriwayatkan oleh ‘Ubadah ibn al-Shamith bahwasanya Rasulullah saw bersabda: ‫ب‬ ِ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫تك‬ ِ ‫ل‬ ِ ‫ا‬ ‫ة‬ ِ ‫ح‬ ‫ا‬ ِ ‫ا‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫ب‬ ‫ف‬ ِ ِ ‫أر‬ ‫ا‬ ‫ق‬ ِ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫م‬ ِ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫ن‬ ِ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ِ ‫ا‬ ‫ةل‬ ‫ا‬ ‫ص‬ ‫ا‬ ‫ل‬ Artinya: ”Tidak (sah/sempurna) shalat bagi orang yang tidak membaca surat al-Fatihah”. (Shahih al- Bukhari, III: 204, hadits 714)
  • 14. 2. Hadits Fi’liyah Hadits fi’li ialah hadits yang menyebutkan perbuatan Nabi Muhammad saw yang sampai kepada kita.
  • 15. Misalnya hadits riwayat al-Bukhari dari Jabir ibn ‘Abd Allah: َ َّ ‫لل‬ َ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫ه‬ ‫ص‬ ‫ل‬ َ َّ ‫لل‬ َ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ل‬ َ ‫س‬ ‫و‬ َ ‫ر‬ َ ‫ن‬ َ ‫ك‬ ‫ا‬ َ ‫و‬ ‫ي‬’ ‫ل‬ َ ‫ص‬ َ ‫ي‬ َ ‫م‬ َ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫س‬ َ ‫ه‬ َ ‫ي‬ ˚ َ ‫ع‬ ‫ل‬ َ ‫ت‬ ‫ة‬ َ ‫ض‬ َ ‫ر‬ ‫ي‬ َ ‫ف‬ َ ‫ل‬ ˚ ‫ا‬ ‫د‬ َ ‫ار‬ َ َ ‫أ‬ ‫اذ‬ َ َ ‫إف‬ ˚ ‫ه‬ َ ‫ج‬ ‫ه‬ ‫و‬ َ َ ‫ت‬ ‫ث‬ َ ‫ي‬ ˚ ‫ح‬ َ ‫ه‬ َ َ ‫ت‬ َ ‫ح‬ ‫ل‬ َ ‫ار‬ َ ‫ى‬ َ ‫ع‬ ‫ل‬ ‫ة‬ َ ‫ب‬ ‫ل‬ ˚ ‫ق‬ َ ‫ل‬ ˚ ‫ا‬ ‫ل‬ َ َ ‫ق‬ ‫ب‬ ˚ ‫ت‬ َ ‫س‬ ˚ ‫ف‬ ‫ا‬ َ ‫ل‬ َ ‫ز‬ َ َ ‫ن‬ Artinya: ”Rasulullah saw pernah shalat di atas tunggangannya, ke mana pun tunggangannya menghadap. Apabila ia mau melaksanakan shalat fardhu, ia turun dari tunggangannya, lalu menghadap ke kiblat ”. (Shahih al-Bukhari, III: 204, hadits 714)
  • 16. 3. Hadits Taqririyah Maksud hadits taqriri ialah Penetapan (Taqririyyah) yaitu perkataan atau perbuatan tertentu yang dilakukan oleh sahabat di hadapan Nabi Muhammad atau sepengetahuan beliau, namun beliau diam dan tidak menyanggahnya dan tidak pula menampakkan persetujuannya atau malahan menyokongnya. Hal semacam ini dianggap sebagai penetapan dari Nabi Muhammad walaupun beliau dalam hal ini hanya bersifat pasif atau diam.
  • 17. Sebagai contoh, pengakuan Nabi Muhammad terhadap ijtihad para sahabat berkenaan dengan shalat Ashar di perkampungan Bani Quraizhah, sebagaimana diriwayatkan dari ‘Abd Allah Ibn ˚ َ ˚ َ َ َ ‫ه‬ ’ Umar: ˚ َ ˚ َ َ َ ˚ َ َ َ ‫ه‬ َ َ˚ َ َ َ َ ˚َ َ ‫ف‬ َّ ‫ل‬ َ ‫إ‬ ‫رصعال‬ ‫دحأ‬ ‫ن‬ َ ‫ل‬ ‫ي‬ َ ‫ي‬ ‫ص‬ َّ ‫ل‬ َ َ ˚ َ َ ˚ َ َ ‫ه‬ ‫ر‬ ‫ص‬ ‫ع‬ ‫ال‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ض‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ك‬ ‫رد‬ ‫أ‬ ‫ف‬ ‫ة‬ ‫ظ‬ ‫ي‬ ‫ر‬ ‫ق‬ ‫ي‬ َ ‫ن‬ ‫ب‬ ‫ي‬ ˚ َ ˚ َ َ ˚ َ َ ˚ َ ‫ه‬ ’ َ َ ‫ي‬ ’ َ ‫ل‬ ‫ن‬ ‫ب‬ َ ‫ل‬ ‫ر‬ َ َ ‫كذف‬ ‫ك‬ َ َ ‫لذ‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫ا‬ َ ‫در‬ َ ‫ي‬ ‫مل‬ ‫يل‬ َ ‫ص‬ َ ‫ن‬ َ ‫و‬ ‫ل‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ض‬ ‫ع‬ َ ‫ب‬ ‫ل‬ َ ‫ا‬ ‫ق‬ ‫و‬ ˚ َ َ َ ‫ه‬ َ َ َ ‫ا‬ ‫ه‬ َ ‫ي‬ َ ‫ت‬ ‫أ‬ ‫ن‬ ‫ى‬ َ ‫ه‬ ‫ح‬ ‫ت‬ َ ‫ي‬ َ ‫ص‬ ‫ل‬ َ ‫ن‬ َّ ‫ل‬ ‫مهضع‬ َ ‫ب‬ ‫ل‬ َ ‫ف‬ ‫ق‬ ‫ا‬ ‫ق‬ َ ‫ر‬ ‫ي‬ َ ‫طال‬ ‫ي‬ َ ‫ف‬ ‫ه‬ ‫ه‬ َ َ َ ‫˚ه‬ َ ˚ َ ’ َ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ف‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫س‬ َ ‫ه‬ َ ‫ي‬ ˚ ‫ل‬ ‫ع‬ َّ ‫لال‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫ص‬ َ ‫ف‬ ‫̊م‬ ‫ه‬ َ ‫ن‬ ˚ ‫م‬ َ ‫ا‬ ‫د‬ َ ‫ح‬ َ ‫ا‬ ‫و‬ ˚ ’ ‫ن‬ َ ‫ع‬ َ ‫ي‬ Artinya: “Janganlah salah seorang (di antara kamu) mengerjakan shalat Ashar, kecuali (setelah sampai) di perkampungan Bani Quraizhah. Lalu sebagian mereka mendapati (waktu) ‘Ashar di perjalanan. Sebagian mereka mengatakan, kita tidak boleh shalat sehingga sampai di perkampungan, dan sebagian lainnya mengatakan, tetapi kami shalat (dalam perjalanan), tidak ada di antara kami yang membantah hal itu. Hal itu lalu dilaporkan kepada Nabi saw, ternyata beliau tidak menyalahkan seorang pun dari mereka”. (Shahih al-Bukhari, III: 499, hadits 894)
  • 18. 4. Hadits Hammiyah Hadits hammi adalah hadits yang menyebutkan keinginan Nabi saw yang belum sempat beliau realisasikan, seperti halnya keinganan untuk berpuasa pada tanggal 9 Asyura
  • 19. sebagai diriwayatkan dari ‘Abd Allah ibn ‘Abbas: َ ‫ر‬ َ َّ ‫لل‬ َ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫ه‬ ‫ص‬ ‫ل‬ َ َّ ‫لل‬ َ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ل‬ َ ‫وس‬ َ ‫م‬ َ ‫ص‬ ‫ا‬ َ ‫ن‬ َ ‫ح‬ ‫ي‬ َ ‫و‬ ‫ء‬ َ ‫ا‬ ‫ر‬ َ ‫و‬ ‫ش‬ َ ‫ا‬ ‫ع‬ َ ‫م‬ َ ‫و‬ ˚ َ ‫ي‬ ‫م‬ َ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫س‬ َ ‫ه‬ َ ‫ي‬ ˚ َ ‫ع‬ ‫ل‬ َ ‫ر‬ َ ‫ه‬ َ ‫م‬ َ ‫ا‬ َ ‫ي‬ ‫ص‬ َ َ ‫ب‬ ‫ر‬ َ ‫م‬ َ َ ‫أو‬ ‫د‬ َ ‫وه‬ َ َ ‫ل‬ ‫ي‬ ˚ ‫ا‬ ‫ه‬ َ ‫م‬ َ ’ ‫ظ‬ َ ‫ع‬ َ ‫ت‬ َ ‫م‬ َ ‫و‬ ˚ َ ‫ي‬ ‫ه‬ َ ‫ه‬ ‫نإ‬ َ َّ ‫لل‬ َ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ل‬ َ ‫وس‬ َ ‫ي‬ ‫ا‬ َ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ل‬ َ ‫ا‬ ‫ق‬ َ َّ ‫لل‬ َ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫ه‬ ‫ص‬ ‫ل‬ َ ‫ر‬ َ َّ ‫لل‬ َ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ل‬ َ ‫وس‬ َ ‫ل‬ َ ‫ق‬ ‫ا‬ َ ‫ف‬ َ ‫ىر‬ َ ‫ص‬ ‫ا‬ َ ‫ن‬ ‫ه‬ ‫ال‬ ‫و‬ َ ‫و‬ ‫ن‬ َ ‫ا‬ ˚ ‫ك‬ َ ‫ا‬ ‫ذ‬ َ َ ‫إ‬ ‫ف‬ َ ‫م‬ َ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫س‬ َ ‫ه‬ َ ‫ي‬ ˚ َ ‫ع‬ ‫ل‬ َ َّ ‫لل‬ َ ‫ر‬ َ ‫ي‬ َ َّ ‫لل‬ َ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ء‬ َ ‫ش‬ ‫ا‬ ’ َ ‫ن‬ ˚ َ ‫إ‬ ‫ل‬ َ َ ‫ب‬ ‫ق‬ ˚ ‫م‬ َ ‫ل‬ ˚ ‫ا‬ ‫م‬ َ ‫ا‬ ‫ع‬ َ ‫ل‬ ˚ ‫ا‬ ˚ َ ‫تأ‬ ‫ه‬ َ ‫ي‬ ‫م‬ ˚ َ ‫ف‬ ‫ل‬ َ ‫ل‬ َ ‫ق‬ ‫ا‬ َ ‫و‬ َ َّ ‫لل‬ َ ‫ع‬ َ ‫س‬ َ ‫ا‬ ‫ت‬ ‫ه‬ ‫ال‬ ‫م‬ َ ‫̊و‬ َ ‫ي‬ ‫ل‬ ˚ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ا‬ َ ‫م‬ ˚ ‫ص‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫م‬ َ ‫س‬ ‫ل‬ َ ‫ه‬ َ ‫ي‬ ˚ َ ‫لع‬ َ ‫ا‬ ‫ص‬ ‫ل‬ ‫ى‬ َ ‫ا‬ ‫ل‬ َ ‫وس‬ َ َ ‫و‬ ‫ف‬ َ ‫ت‬ َ ‫ت‬ ‫ى‬ ‫ه‬ ‫ح‬ َ ‫ل‬ َ َ ‫ق‬ ‫ب‬ ˚ ‫م‬ َ ‫ال‬ ‫م‬ َ ‫ع‬ ‫ا‬ َ ‫ال‬ Artinya: “Sewaktu Rasulullah saw berpuasa pada har ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa, mereka berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya ia adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani”. Rasulullah saw menjawab, ”Tahun yang akan datang, insya Allah kita akan berpuasa pada hari kesembilan(nya)”. ‘Abd Allah ibn ‘Abbas mengatakan, “Belum tiba tahun mendatang itu, Rasulullah saw pun wafat”. (Shahih Muslim, V: 479, hadits 1916)
  • 20. 1. 2. 3. BAB 3HADITS DARI SEGI PENYEBUTAN Hadits/Sunnah (dari Rasul) Atsar (dari Shohabat) Khobar ( dari Tabi’in)
  • 21. 1. Hadits / Sunnah (dari Rasul) Sunnah adalah segala perbuatan dan perkataan Rasulullah, termasuk segala sesuatu yang disetujui oleh Beliau. Hadits sendiri berarti segala hikayat atau pembicaraan yang digunakan dalam meriwayatkan segala sesuatu tindak tanduk Rasulullah, sehingga sunnah dapat berarti sebuah contoh perbuatan atau hukum yang diambil dari adanya suatu hadits.
  • 22. 2. Atsar (dari Shohabat) Secara bahasa atsar berarti bekas atau dampak sesuatu, atau sesuatu yang diambil atau diikuti dari jejak-jejak terdahulu. Seperti doa-doa atau wirid- wirid yang diambil dari kebiasaan Rasulullah yang kemudian dikenal dengan al-ma’tsurat (dari kata atsar).
  • 23. Secara istilah atsar didefinisikan sebagai berikut: ‫م‬ َ ََ ‫س‬ ‫ل‬ َ ‫و‬ َ ‫ه‬ ¸‫̊ي‬ َ ‫ع‬ ‫ل‬ َ ˚ ‫الل‬ ‫ى‬ ََ ‫ص‬ ‫ل‬ َ ¸‫ي‬’‫̧ب‬ ََ ‫نال‬ ‫ر‬ ¸ ‫̊ي‬ ‫غ‬ ‫ن‬ ˚ ‫ع‬ َ ‫ء‬ َ ‫اج‬ َ ‫ام‬ َ ‫ر‬ ˚ َ ‫ث‬ َ ‫ألا‬ ‫ن‬ ˚ ‫م‬ َ ‫و‬ ˚ َ ‫أ‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ˚ ‫ع‬ ¸‫̧ب‬ ‫ا‬ ََ ‫تال‬ ¸‫ع‬¸ ‫ا‬‫ب‬ َ ‫ت‬ ‫و‬ ˚ َ ‫أ‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ˚‫ع‬ ¸¸ ‫ا‬‫ب‬ ََ ‫تال‬ ‫و‬ ¸ َ ‫أ‬ ‫ة‬ ¸ َ ‫اح‬‫ب‬ َ ‫ص‬ ََ ‫ال‬ ‫ن‬ ˚‫م‬ ‫̊م‬ ‫̊ه‬ َ ‫ن‬ ‫و‬ ˚ ˚‫د‬ Atsar adalah segala yang datang selain dari Nabi saw, yaitu dari
  • 24. 3. Khobar (dari Tabi’in) Khabar menurut bahasa adalah semua berita yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain. Menurut ulama ahli hadis, Khabar sama artinya dengan hadis. Keduanya dapat dipakai untuk sesuatu yang marfu’, mauquf, dan maqtu’, dan mencakup segala sesuatu yang datang dari Nabi Muhammad SAW, sahabat dan tabi’in.
  • 25. Khabar menurut bahasa adalah semua berita yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain. Menurut ulama ahli hadis, Khabar sama artinya dengan hadis. Keduanya dapat dipakai untuk sesuatu yang marfu’, mauquf, dan maqtu’, dan mencakup segala sesuatu yang datang dari Nabi Muhammad SAW, sahabat dan tabi’in.
  • 26. 1. 2. 3. BAB 4HADITS DARI SEGI PENYANDARAN Marfu’ Mauquf Maqthu’
  • 27. MARFU’ Al-Marfu' menurut bahasa merupakan isim maf'ul dari kata "yang rafa'a (mengangkat), dan ia sendiri berarti diangkat". Dinamakan marfu' karena disandarkannya ia kepada yang memiliki kedudukan tinggi, yaitu Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam. Hadits Marfu' menurut istilah adalah "sabda, atau perbuatan, atau taqrir (penetapan), atau sifat yang disandarkan kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam, baik yang bersifat jelas ataupun secara hukum (disebut marfu' = marfu' hukman), baik yang menyandarkannya itu shahabat atau bukan, baik sanadnya muttashil (bersambung) atau munqathi' (terputus).
  • 28. MACAM-MACAM a. Marfu Qauly Hakiki Ialah apa yang disandarkan oleh sahabat kepada Nabi tentang sabdanya, bukan perbuatannya atau iqrarnya, yang dikatakan dengan tegas bahwa nabi bersabda. b. Marfu Qauly Hukmi Ialah hadits marfu yang tidak tegas penyandaran sahabat terhadap sabda Nabi, melainkan dengan perantaran qarinah yang lain, bahwa apa yang disandarkan sahabat itu berasal dari sabda nabi. c. Marfu Fi’li Hakiki Adalah apabila pemberitaan sahabat itu dengan tegas menjelaskan perbuatan Rasulullah SAW.
  • 29. d. Marfu Fi’li Hukmi Ialah perbuatan sahabat yang dilakukan dihadapan Rasulullah atau diwaktu Rasulullah masih hidup. e. Marfu Taqririyah Hakiki Ialah tindakan sahabat dihadapan Rasulullah dengan tiada memperoleh reaksi, baik reaksi itu positif maupun negatif dari beliau. f. Marfu Taqririyah Hukmy Ialah apabila pemberitaan sahabat diikuti dengan kalimat- kalimat sunnatu Abi Qasim, Sunnatu Nabiyyina atau minas Sunnati.
  • 30. CONTOH: yang marfu' tashrih: 1. Perkataan shahabat,"Aku mendengar Rasulullah seperti perkataan shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda begini"; atau "Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam menceritakan kepadaku begini"; atau "Rasulullah atau "Dari shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda begini"; Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bahwasannya bersabda begini"; atau yang semisal dengan itu. 2. Perkataan yang marfu' secara hukum : seperti perkataan dari shahabat yang tidak mengambil dari cerita Israilliyaat berkaitan dengan perkara yang terjadi di masa lampau seperti awal penciptaan makhluk, berita tentang para nabi. Atau berkaitan dengan masalah yang akan datang seperti tanda- tanda hari kiamat dan keadaan di akhirat. Dan diantaranya pula adalah perkataan shahabat : "Kami diperintahkan seperti ini"; atau "kami dilarang untuk begini"; atau termasuk sunnah adalah melakukan begini".
  • 31. MAUQUF Hadits Mauquf adalah hadis yang sanadnya terhenti pada para sahabat nabi tanpa ada tanda-tanda baik secara perkataan maupun perbuatan yang menunjukkan derajat marfu'. contoh: Al Bukhari dalam kitab Al-Fara'id (hukum waris) menyampaikan bahwa Abu Bakar, Ibnu Abbas dan Ibnu Al- Zubair mengatakan: "Kakek adalah (diperlakukan seperti) ayah". Namun jika ekspresi yang digunakan sahabat seperti "Kami diperintahkan..", "Kami dilarang untuk...", "Kami terbiasa... jika sedang bersama rasulullah" maka derajat hadis tersebut tidak lagi mauquf melainkan setara dengan marfu'.
  • 32. MACAM-MACAM HADITS MAUQUF a) Hadits mauquf qauli (yang berupa perkataan) ‫هنع‬ ‫هللا‬ ‫يضر‬ ‫بالط‬ ‫ب‬ ‫ن‬ ‫لع‬‫ي‬ ‫الق‬ : ‫؟‬ ‫هلوسرو‬ ‫هللا‬ ‫ب‬ ّ ‫ذكي‬ ‫نأ‬ ‫فرعي‬‫و‬‫ن‬ ‫امب‬ ‫سانال‬ ‫اوث‬ ّ ‫دح‬ Ali bin Abi Thalib ra. berkata, ”Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan apa yang mereka ketahui, apakah kalian ingin mereka mendustakan Allah dan Rasul-Nya?” b) Hadits mauquf fi‟li (yang berupa perbuatan) seperti perkataan Imam Bukhari, “Ibnu Abbas menjadi imam sedangkan dia (hanya) bertayammum.”
  • 33. c) Hadits mauquf taqriri (yang berupa persetujuan) seperti perkataan tabi‟in ‫ي‬ ّ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ر‬ ‫ك‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫ة‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫ح‬ ‫ص‬ ‫ال‬ ‫د‬ ‫ح‬ ‫أ‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫أ‬ ‫ا‬ ‫ذ‬ ‫ك‬ ‫ت‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ف‬ “Aku telah melakukan begini di hadapan salah seorang sahabat dan dia tidak mengingkariku
  • 34. CONTOH MAUQUF Contohnya: ‫لوقي‬: ‫نم‬ ‫ذخو‬ ‫نت‬‫ت‬‫ظ‬‫اسمالر‬‫ء‬ ‫ف‬ ‫ال‬ ‫تحنصأ‬ ‫اذاو‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫ت‬ ‫ظ‬ ‫ر‬ ‫ال‬ ‫ص‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫ح‬ ‫ف‬ ‫ال‬ ‫تيسمأ‬ ‫اذا‬ ‫ك‬ ‫ت‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ح‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫ض‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ‫ت‬ ‫ح‬ ّ ‫ص‬ ( ‫ي‬ ‫ر‬ ‫اخبال‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ر‬ ) “Konon Ibnu Umar r.a berkata: Bila kau berada di waktu sore jangan menunggu datangnya pagi hari, dan bila kau berada di waktu pagi jangan menunggu datangnya sore hari. Ambillah dari waktu sehatmu persediaan untuk waktu sakitmu dan dari waktu hidupmu untuk persediaan matimu.” (HR. Bukhari) Hadits di atas adalah hadits mauquf, sebab kalimat tersebut adalah perkataan Ibnu Umar sendiri, tidak ada petunjuk kalau itu sabda Rasulullah saw, yang ia ucapkan setelah ia menceritakan bahwa rasulullah memegang bahunya dengan bersabda:
  • 35. MAQTU’ Hadits Maqtu' adalah hadis yang sanadnya berujung pada para Tabi'in (penerus). Contoh hadis meriwayatkan ini adalah: Imam dalam pembukaan Muslim sahihnya bahwa Ibnu Sirin mengatakan: "Pengetahuan ini (hadis) adalah agama, maka berhati-hatilah kamu darimana kamu mengambil agamamu".
  • 36. CONTOH  Contohnya ialah perkataan Haram bin Jubair, seorang tabi’in besar, ujarnya: ‫يإل‬‫ه‬ ‫أ‬‫ق‬‫ب‬‫ل‬ ‫ه‬ ّ ‫بحأ‬ ‫اذاو‬ ‫ه‬ ّ ‫بحأ‬ ‫ل‬ ّ ‫جوز‬ ّ ‫ع‬ ‫ه‬ ّ ‫بر‬ ‫فرع‬ ‫اذا‬ ‫نمؤمال‬ “Orang mukmin itu bila telah mengenal tuhanya azza wajalla, niscaya ia mencintainya dan bila ia mencintainya Allah menerimanya.”
  • 38. NABAWI Hadits (baru) dalam arti bahasa lawan dari kata qadim (lama). Dan, yang dimaksud hadis ialah setiap kata-kata yang diucapkan manusia, dan dinukil serta disampaikan oleh baik kata-kata itu diperoleh melalui pendengarannya maupun wahyu; baik dalam keadaan jaga maupun dalam keadaan tidur. Dalam pengertian ini, Alquran dinamakan hadis. "Hadis (kata-kata) siapakah yang lebih benar selain dari pada Allah?" (An-Nisa: 87).
  • 39. CONTOH #Contoh hadits nabawi yang berupa perkataan (qauli) misalnya perkataan Nabi SAW, ‫هح‬ ‫ي‬ ‫حص‬ ‫ى‬ ‫ف‬ ‫ى‬ ‫ر‬ ‫ا‬ ‫خ‬ ‫ج‬ ‫ب‬ ‫ال‬ ‫ه‬ ‫ج‬ ‫رخا‬ . .……… ‫ة‬ ‫ي‬ ‫نال‬ ‫ب‬ ‫ال‬ َّ ‫معال‬ ‫ا‬ ‫من‬ ‫ا‬ @ #Contoh hadits berupa perbuatan (fi’li) ialah ‫و‬ ‫ت‬ ‫و‬ ‫ض‬ ‫أ‬ ‫هجر‬ ‫ف‬ ‫لسغ‬ ‫ب‬ ‫ن‬ ‫ج‬ ‫وهو‬ ‫ما‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫نا‬ ‫دارا‬ ‫اذ‬ ‫ا‬ ‫ب‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ناك‬ . ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ال‬ ‫ة‬ ‫ل‬ @ ‫ش‬ ‫ة‬ ‫ئ‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫ثيدح‬ #Contoh hadits berupa ketetapan (taqriri) ialah ‫نم‬ ‫لكاف‬ ‫اطقاو‬ ‫او‬ ‫بض‬ ‫ا‬ ‫انمس‬ ‫هللا‬ ‫لوسر‬ ‫ىال‬ ‫تدها‬ ‫هتالخ‬ ‫نا‬ @ ‫ىلع‬ ‫لكاام‬ ‫امارح‬ ‫ناك‬ ‫ولو‬ , ‫هتدئام‬ ‫ىلع‬ ‫لكاو‬ ‫و‬‫طقال‬ ‫نمسال‬ ‫سا‬ ‫ب‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫ثبدح‬ . ‫هللا‬ ‫لو‬ ‫س‬ ‫ر‬ ‫ةدئام‬ #Contoh hadits berupa sifat (wasfi) ialah ‫…خال‬ ‫مسجال‬ ‫نسح‬ ‫و‬ ‫بل‬ ‫ال‬ ‫ق‬ ‫ص‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫ال‬ ‫ط‬ ‫و‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ي‬ ‫س‬ ‫ةعبر‬ ‫هللا‬ ‫لوسر‬ ‫ناك‬ ‫كالم‬ ‫ب‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫سنا‬ ‫ثي‬ ‫دح‬
  • 40. QUDSI hadits quds (suci), yaitu Allah Ta’ala. Yang mana hadits qudsi ini disampaikan kepada kita oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. disnisbatkan yang kepada Zat yang
  • 41. Contoh hadits Qudsi adalah: ‫مهمصخ‬ ‫انا‬ ‫ال‬ ‫ث‬ ‫ه‬ ‫ث‬ ‫ىال‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫هللا‬ ‫الق‬ , ‫الق‬ ‫ن‬ ‫ب‬ ‫ي‬ ‫ال‬ ‫نع‬ ‫ةريره‬ ‫وبا‬ ‫هاو‬ ‫ر‬ . ‫…خال‬ ‫ال‬ ‫ق‬ ‫ي‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫موي‬ Hadis Qudsi persangkaan seorang hamba kepada Tuhannya. “Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW berkata, Allah Taala berfirman; “Aku menurut sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya bila dia menyebut-Ku di dalam dirinya, maka Aku pun menyebutnya di dalam diri-Ku. Dan, bila dia menyebut- Ku di kalangan orang banyak, Aku pun menyebutnya di kalangan orang banyak yang lebih baik dari itu.”
  • 42. AL-QUR’AN Al-Qur’ān ‫نآرقال‬adalahkitab suci agama islam. Umat islam percaya bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, dan bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi Muhummad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, melalui perantaraan malaikat jibril. Dan sebagai wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah SAW adalah sebagaimana yang terdapat dalam surat Al-'Alaq ayat 1-5.
  • 43. 1. 2. BAB 6 HADITS DARI SEGI BENTUK KWANTITAS Mutawattir Ahad Masyhur Aziz Ghorib
  • 44. Dari segi bahasa, mutawatir, berarti sesuatu yang dating secara beriringan tanpa diselangai antara satu sama lain. Dari segi istilah yaitu Hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah rawi yang tidak mungkin bersepakat untuk berdusta dari sejumlah rawi yang semisal mereka dan seterusnya sampai akhir sanad. Dan sanadnya mereka adalah pancaindra. MUTAWATTIR
  • 45. Berdasarkandefinisinyaada4kriteriahadis mutaw atir ,yaitusebagaiberikut:  a. Diriwayatkan Sejumlah Orang Banyak  Syarat perawi mutawatir harus berjumlah banyak. perbeda pendapat para ulama’ tentang jumlah  banyak pada para perawi hadis tersebut dan tidak ada pembatasan yang tetap. Di antara mereka berpendapat 4 orang, 5 orang, 10 orang, 40 orang, 70 orang bahkan ada yang berpendapat 300 orang lebih.  Namun, pendapat yang terpilih minimal 10 orang seperti pendapat Al-Ishthikhari.
  • 46. b. Adanya Jumlah Banyak Pada Seluruh Tingkatan Sanad Jumlah banyak orang pada setiap tingkatan (thabaqat) sanad dari awal sampai akhir sanad. Jika jumlah banyak tersebut hanya pada sebagian sanad saja maka tidak dinamakan mutawatir , tatapi dinamakan ahad atau wahid. c. Mustahil Bersepakat Bohong Di antara alas an pengingkar sunnah dalam penolakan mutawatir adalah pencapaian jumlah banyak tidak menjamin dihukumi mutawatir karena dimungkinkan adanya kesepakatan berbohong. Hal ini karena mereka menganalogikan dengan realita dunia modern dan kejujurannya yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, apalagi jika ditunggangi masalah politik dan lain-lain. Demikian halnya belum dikatakan mutawatir karena sekalipun sudah mencapai jumlah banyak tetapi masih memungkinkan untuk berkosensus berbohong.
  • 47. d. Sandaran Berita Itu Pada Pancaindra Maksud sandaran pancaindra adalah berita itu didengar dengan telinga atau dilihat dengan mata dan disentuh dengan kulit, tidak disandarkan pada logika atau akal seperti tentang sifat barunya alam, berdasarkan kaedah logika; Setiap yang baru itu berubah (Kullu hadis in mutghayyirun). Alam berubah (al-alamu mutaghayyirun). Jika demikian, Alam adalah baru (al-alamu hadis un). Baru artinya sesuatu yang diciptakan bukan wujud dengan sendirinya. Jika berita hadis itu logis, maka tidak mutawatir . Sandaran berita pada pancaindra misalnya ungkapan periwayatan: : Kami mendengar [dari Rasulullah bersabda begini] : Kami sentuh atau kami melihat [Rasulullah melakukan begini dan seterusnya].
  • 48. P embagianHadisMutawatir a .HadisMutaw atirLafdhi  adalah mutawatir dengan susunan redaksi yang persis sama. Dengan demikian garis besar serta perincian maknanya tentu sama pula, juga dipandang sebagai hadis mutawatir lafdhi, hadis mutawatir dengan susunan sedikit berbeda, karena sebagian digunakan kata-kata muradifnya (kata-kata yang berbeda tetapi jelas sama makna atau maksudnya). Sehingga garis besar dan perincian makna hadis itu tetap sama.  Contoh hadis mutawatir lafdhi yang artinya:  “ Rasulullah SA W, bersabda: “Siapa yang sengaja berdusta terhadapku, maka hendaklah dia menduduki tempat duduknya dalam neraka” (Hadis Riwayat Bukhari). “
  • 49. b. Hadis Mutawatir Maknawi  adalah hadis mutawatir dengan makna umum yang sama, walaupun berbeda redaksinya dan berbeda perincian maknanya. Dengan kata lain, hadis-hadis yang banyak itu, kendati berbeda redaksi dan perincian maknanya, menyatu kepada makna umum yang sama.  Jumlah hadis-hadis yang termasuk hadis mutawatir maknawi jauh lebih banyak dari hadis-hadis yang termasuk hadis mutawatir lafdhi.  Contoh hadis mutawatir maknawi yang artinya:  “ Rasulullah SAW pada waktu berdoa tidak mengangkat kedua tangannya begitu tinggi sehingga terlihat kedua ketiaknya yang putih, kecuali pada waktu berdoa memohon hujan (Hadis Riwayat Mutafaq' Alaihi). ”
  • 50. c. Hadis Mutawatir ‘Amali  adalah hadis mutawatir yang menyangkut perbuatan Rasulullah SAW, yang disaksikan dan ditiru tanpa perbedaan oleh orang banyak, untuk kemudian juga dicontoh dan diperbuat tanpa perbedaan oleh orang banyak pada generasi-generasi berikutnya.  Contoh : Hadis-hadis Nabi tentang waktu shalat, tentang jumlah rakaat shalat wajib, adanya shalat Id, adanya shalat jenazah, dan sebagainya. ⚫ Segala macam amal ibadah yang dipraktekkan secara sama oleh umat Islam atau disepakati oleh para ulama, termasuk dalam kelompok hadis mutawatir ‘amali. Seperti hadis mutawatir maknawi, jumlah hadis mutawatir ‘amali cukup banyak. Diantaranya, shalat janazah, shalat ‘ied, dan kadar zakat harta.
  • 51. Hadits Ahad  Ahad (baca: aahaad) menurut bahasa adalah kata jamak dari waahid atau ahad . Bila waahid atau ahad berarti satu, maka aahaad, sebagai jamaknya, berarti satu-satu.  Hadits ahad menurut bahasa berarti hadits satu-satu. Sebagaimana halnya dengan pengertian hadits mutawatir  hadits ahad , menurut bahasa terasa belum jelas. Oleh karena itu, ada batasan yang diberikan oleh ulama batasan hadits ahad antara lain berbunyi: hadits ahad adalah hadits yang para rawinya tidak mencapai jumlah rawi hadits mutawatir , baik rawinya itu satu, dua, tiga, empat, lima atau seterusnya, tetapi jumlahnya tidak memberi pengertian bahwa hadist dengan jumlah rawi tersebut masuk dalam kelompok hadist mutawatir ,  Hadis Ahad adalah hadis yang tidak mencapai derajat mutawatir.
  • 52. Pembagian Hadits Ahad a. Hadits Masyhur (Hadist Mustafidah) Masyhur menurut bahasa berarti yang sudah tersebar atau yang sudah populer. Mustafidah menurut bahasa juga berarti yang telah tersebar atau tersiar. Jadi menurut bahasa hadits masyhur dan hadits mustafidah sama-sama berarti hadits yang sudah tersebar atau tersiar.
  • 53. b. Hadits ‘Aziz ‘ Aziz menurut bahasa, berarti: yang mulai atau yang kuat dan juga berarti jarang. Hadits ‘aziz menurut bahasa berarti hadits yang mulia atau hadits yang kuat atau hadits yang jarang, karena memang hadits ‘aziz itu jarang adanya. Para ulama memberikan batasan sebagai berikut: hadits ‘aziz adalah hadits yang diriwayatkan oleh dua orang rawi, kendati dua rawi itu pada satu tingkatan saja, dan setelah itu diriwayatkan oleh banyak rawi. Contohnya : “ Rasulullah SAW bersabda: “Kita adalah orang-orang yang paling akhir (di dunia) dan yang paling terdahulu di hari qiamat.” (Hadits Riwayat Hudzaifah dan Abu Hurairah) “
  • 54. c. Hadist Gharib Gharib, menurut bahasa berarti jauh, terpisah, atau menyendiri dari yang lain. Hadits gharib menurut bahasa berarti hadist yang terpisah atau menyendiri dari yang lain. Para ulama memberikan batasan sebagai berikut: hadits gharib adalah hadits yang diriwayatkan oleh satu orang rawi (sendirian) pada tingkatan maupun dalam sanad. Dari segi istilah ialah Hadits yang berdiri sendiri seorang perawi dimana saja tingkatan (thabaqah) dari pada beberapa tingkatan sanad.
  • 55. Contohnya ⚫“ Dari Umar bin Khattab, katanya: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Amal itu hanya (dinilai) menurut niat, dan setiap orang hanya (memperoleh) apa yang diniatkannya.” (Hadist Riwayat Bukhari, Muslim dan lain-lain) “
  • 56. 1. 2. 3. BAB 7 HADITS DARI SEGI KWALITAS Sholeh Hasan Dlo’if
  • 57. Hadits Shoheh ⚫ Hadis sahih menurut bahasa berarti hadis yang ⚫ bersih dari cacat, hadis yng benar berasal dari Rasulullah SAW. Batasan hadis sahih, yang diberikan oleh ulama, antara lain: ⚫ Artinya : “Hadits sahih adalah hadits yng susunan lafadnya tidak cacat dan maknanya tidak menyalahi ayat (al-Quran), hdis mutawatir, atau ijimak serta para rawinya adil dan dabit.” ⚫ Keterangan lebih luas mengenai hadis sahih diuraikan pada bab tersendiri.
  • 58. Hadits Hasan ⚫ Menurut bahasa, hasan berarti bagus atau baik. ⚫ Menurut Imam Turmuzi hasis hasan adalah: ⚫ Artinya : “yang kami sebut hadis hasan dalam kitab kami adalah hadis yng sannadnya baik menurut kami, yaitu setiap hadis yang diriwayatkan melalui sanad di dalamnya tidak terdapat rawi yang dicurigai berdusta, matan hadisnya, tidak janggal diriwayatkan melalui sanad yang lain pula yang sederajat. Hadis yang demikian kami sebut hadis hasan.”
  • 59. Hadits Dlo’if ⚫ Hadis daif menurut bahasa berarti hadis yang lemah, yakni para ulama memiliki dugaan yang lemah (keci atau rendah) tentang benarnya hadis itu berasal dari Rasulullah SAW. ⚫ Para ulama memberi batasan bagi hadis daif : ⚫ Artinya : “Hadits daif adalah hadis yang tidak menghimpun sifat- sifat hadis sahih, dan juga tidak menghimpun sifat-sifat hadis hasan.”
  • 60. DAFTAR PUSTAKA ⚫ Al-khatib, M. Ajaj, “Usul al-hadis:’ulumuhu wa mustlahuhu”:Dar al- fikr, 1409 H/1989 M ⚫ At-tohal Mahmud, “Taisir mustalah al-hadis” Beirut: Dar Al-qur’an Al- karim, 1399 H/ 1979 M ⚫ Yuslem Nawir, “’Ulumul-Hadis”Jakarta, PT. Mutiara Sumber Widya 2001 ⚫ Al-Nawawi, I. (2001). Dasar-Dasar Ilmu Hadis. Jakarta: Pustaka Firdaus. ⚫ As-Shalih, S. (1997). Membahas Ilmu-Ilmu Hadits. Pustaka Firdaus: Jakarta. ⚫ Ismail, M. S. (1994). Pengantar Ilmu Hadis. Bandung: Angkasa. ⚫ Khon, A. M. (2008). Ulumul Hadis. Jakarta: Amzah. ⚫ Mudzakir, M. (1998). Ulumul Hadis. Bandung: CV Pustaka Setia. ⚫ Rahman, F. (1974) ⚫ http://ahlulhadist.wordpress.com/2007/10/16/hadits-marfu'/ ⚫ http://blog.re.or.id/pengertian-hadis.ht…