Lanjutan dari slide sebelumnya, membahas ttg makna dari bacaan sholat yg kita baca, penjelasannya dilengkapi ayat-ayat al-quran dan sebagian hadits, semoga bermanfaat
Menerangkan Nama-nama surat Al-Fatihah, pendapat mengenai tempat diturunkannya Al-Fatihah.
Silahkan Jika Berkenan untuk Mendengarkan Pemaparan Lebih Dalam Lagi
(Pengajian Umum atau Seminar) Bisa Hubungi Penyusun Di :
0813 1116 3749 (WhatsApp)
Muhamad Yusuf (Mohon Juga Untuk Kritik & Saran)
Lanjutan dari slide sebelumnya, membahas ttg makna dari bacaan sholat yg kita baca, penjelasannya dilengkapi ayat-ayat al-quran dan sebagian hadits, semoga bermanfaat
Menerangkan Nama-nama surat Al-Fatihah, pendapat mengenai tempat diturunkannya Al-Fatihah.
Silahkan Jika Berkenan untuk Mendengarkan Pemaparan Lebih Dalam Lagi
(Pengajian Umum atau Seminar) Bisa Hubungi Penyusun Di :
0813 1116 3749 (WhatsApp)
Muhamad Yusuf (Mohon Juga Untuk Kritik & Saran)
"Kenapa Imam al-Tirmizi Men'sahih'kan Hadith Azan Di Telinga Bayi? : Satu Ana...Kaminorsabir Kamin
Tajuk: "Kenapa Imam al-Tirmizi Men'sahih'kan Hadith Azan Di Telinga Bayi? : Satu Analisis"
Penulis: Ahmad Saifuddin Yusuf (http://kembaramakna.blogspot.com/)
Disunting oleh: Muhammad Fathi `Ali al-Sakandary (http://ansarul-hadis.blogspot.com/)
Edisi: September 2011M / Syawal 1432H
Jumlah Halaman: 28 halaman termasuk kulit
Hak Cipta: Buku ini adalah waqaf penulis kepada seluruh umat Islam, tiada hak cipta mana-mana syarikat percetakan, dianjurkan untuk menyebarkannya dan mencetaknya dengan sebarang alat percetakan, dilarang plagiat sama sekali, dan dilarang meniagakannya tanpa izin bertulis daripada penulis terlebih dahulu.
>> http://ansarul-hadis.blogspot.com/
“Memohon datangnya manfaat (kebaikan) atau terhindarnya bahaya (keburukan) kepada Allah SWT dengan menyebut nama seorang Nabi atau Wali untuk memuliakan (ikram) keduanya.” (Al-Hafizh Al-‘Abdari, Al-Syarh Al-Qiyam, Hal.378)
"Kenapa Imam al-Tirmizi Men'sahih'kan Hadith Azan Di Telinga Bayi? : Satu Ana...Kaminorsabir Kamin
Tajuk: "Kenapa Imam al-Tirmizi Men'sahih'kan Hadith Azan Di Telinga Bayi? : Satu Analisis"
Penulis: Ahmad Saifuddin Yusuf (http://kembaramakna.blogspot.com/)
Disunting oleh: Muhammad Fathi `Ali al-Sakandary (http://ansarul-hadis.blogspot.com/)
Edisi: September 2011M / Syawal 1432H
Jumlah Halaman: 28 halaman termasuk kulit
Hak Cipta: Buku ini adalah waqaf penulis kepada seluruh umat Islam, tiada hak cipta mana-mana syarikat percetakan, dianjurkan untuk menyebarkannya dan mencetaknya dengan sebarang alat percetakan, dilarang plagiat sama sekali, dan dilarang meniagakannya tanpa izin bertulis daripada penulis terlebih dahulu.
>> http://ansarul-hadis.blogspot.com/
“Memohon datangnya manfaat (kebaikan) atau terhindarnya bahaya (keburukan) kepada Allah SWT dengan menyebut nama seorang Nabi atau Wali untuk memuliakan (ikram) keduanya.” (Al-Hafizh Al-‘Abdari, Al-Syarh Al-Qiyam, Hal.378)
Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)Hendri Syahrial
Bacaan Sholat Tahajud
Dalam Sholat Tahajud tidak ada bacaan khusus yang diwajibkan (setelah membaca al-Fatihah). Anda boleh membaca surat apa saja dalam al-Quran setelah Anda membaca al-Fatihah. Namun, jika kita ingin mencontoh teladan kita, yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beginilah gambaran Sholat Malam Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Anda dapat membayangkan panjangnya bacaan Sholat Tahajud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Anda dapat membayangkan lamanya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri ketika Sholat Tahajud dikarenakan panjangnya ayat dan surat yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam baca.
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam membaca surat al-Quran yang panjang ketika Sholat Tahajud
Syaikh al-Albani dalam buku “Shifatu Sholaatin Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, minat Takbiir ilat Tasliim Ka-annaka Taroohaa”, atau yang biasa kita kenal dengan buku “Sifat Sholat Nabi”, beliau Syaikh al-Albani menulis bahwa terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengeraskan bacaannya dan terkadang melirihkan. Terkadang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surah al-Quran yang pendek dan terkadang membaca surah yang panjang, dan bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membaca surah yang sangat panjang sehingga Abdullah bin Mas’ud mengatakan:
“Saya pernah Sholat Malam bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berdiri sangat lama, sampai-sampai saya bermaksud melakukan sesuatu yang tidak baik.” Ada yang bertanya, “Apa maksudmu melakukan yang tidak baik itu?” Abdullah bin Mas’ud menjawab, “Saya bermaksud duduk dan meninggalkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendirian.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Tajuk: Himpunan #2 Status Facebook : 139 Faedah Hadith
Penulis: Muhammad Fathi `Ali al-Sakandary (http://ansarul-hadis.blogspot.com/)
Edisi: Mei 2012M / Jamadil Akhir 1433H
Jumlah Halaman: 55 halaman termasuk kulit
Hak Cipta: Buku ini adalah waqaf penulis kepada seluruh umat Islam, tiada hak cipta mana-mana syarikat percetakan, dianjurkan untuk menyebarkannya dan mencetaknya dengan sebarang alat percetakan, dilarang plagiat sama sekali, dan dilarang meniagakannya tanpa izin bertulis daripada penulis terlebih dahulu.
>> http://ansarul-hadis.blogspot.com/
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Telaah Terhadap Hadīts Doa-doa Dalam Al-Ma'tsurat
1. Doa ke-1 : Membaca Ta`awudz
Doa pertama yang dicantumkan oleh Hasan al-Banna dalam al-Ma'tsurat al-
Shughra adalah bacaan ta`awudz dengan lafaz:
ِانَطْيهشال َنِم ِيمِلَعْال ِيعِمهسال ِ هاَّللِب ُذوُعَأِيم ِج هالر
"Aku berlindung kepada Allah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, dari godaan
syaitan yang terkutuk"
a. Hadits tentang Ta`awudz
Dalam takhrij yang penulis lakukan, hadits yang menyebutkan bacaan ta`awudz dengan
lafaz di atas ditemukan dalam konteks:
1) Bacaan iftitah ketika shalat
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam bab Mā ra'ā al-
'Istiftah, no.775;[1] Tirmidzi bab Mā yaqūl `inda iftitah al-shalah, no.242;[2] Imam Ahmad
bab Musnad Abī Sa`īd al-Khudrī, no.11473;[3] Ibnu Abi Syaibah bab Fī al-Ta`awudz kaifa ħuwa
qabla al-Qirā'ah, no.2457;[4]
2) Dibaca untuk menghilangkan kemarahan
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam bab al-Hadzr Min Al-
Ghadhab, no.6115;[5] Muslim bab Fadhl Man Yamlik Nafsahu `Inda al-
Ghadab, no.2610;[6] Abu Dawud bab Mā Yaqūl `Inda al-Ghadab, no.4780;[7] Tirmidzi bab Mā
Yaqūl `Inda al-Ghadab, no.3452;[8]
3) Dibaca untuk melindungkan diri dari bisikan syaitan yang mengajak kepada keburukan
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi bab Surah Al-Baqarah, no.2988;[9]
4) Dibaca ketika pagi dan sore hari
Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:
2922-َلاَق ، ُّي ِْريَبُّالزَدَمْحَأ وُبَأ َانَثهدَح : َلاَق ، َنَالْيَغ ُْنب ُدوُمْحَم َانَثهدَح
يِبَأ ُْنب ُعِفَان يِنَثهدَح:َلاَق ُافهفَخال ِءَالَعال وُبَأ َانَمْهَط ُْنب ُدِلَاخ َانَثهدَح :
ىهلَص ِيِبهنال ِنَع ، ٍارَسَي ِْنب ِلِقْعَم ْنَع ، ٍعِفَانْنَم : َلاَق ، َمهلَس َو ِهْيَلَع ُ هَّللا
ِانَطْيهشال َنِم ِيمِلَعال ِيعِمهسال ِ هاَّللِب ُذوُعَأ : ٍتاهرَم َثَالَثُحِبْصُي َين ِح َلاَق
َفْلَأ َِينعْبَس ِهِب ُ هَّللا َلهك َو ِرْشَحال ِة َورُس ِر ِآخ ْنِم ٍتاَيآ َثَالَث َأ َرَق َو ِيم ِج هالر
َونُّلَصُي ٍكَلَم، ًاديِهَش َاتَم ِم ْوَيال َكِلَذ يِف َاتَم ْنِإ َو ، َِيسْمُي ىهتَح ِهْيَلَع
.ِةَل ِزْنَمْال َكْلِتِب َانَك ِيسْمُي َين ِح اَهَلاَق ْنَم َو
3. "Menceritakan kepada kami Muhammad bin Ghailan, ia berkata, menceritakan kepada
kami Abu Ahmad Az-Zubairi, ia berkata, menceritakan kepada kami Khalid bin Thahman Abu
Al-`Ala'I Al-Khaffaf, ia berkata, menceritakan kepadaku Nafi`bin Abi Nafi`, dari Ma`qil bin
Yasar, dari Nabi SAW bersabda,"Barangsiapa yang pada waktu subuh membaca "A`ūdzu
billahis-Samī`I al-`alīm min al-Syaithāni al-Rajīm," tiga kali, dan membaca tiga ayat pada akhir
surat Al-Hasyr, maka Allah akan mengirim 70.000 malaikat yang akan terus mendoakannya
hingga waktu sore. Dan jika meninggal pada hari itu, maka kematiannya dianggap syahid. Dan
barangsiapa yang membacanya ketika sore hari, maka hal itu akan menjadi manzilah baginya."
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam bab yang tidak diberi judul, no.2988;[10] Imam Ahmad
bab Hadīts Ma`qīl bin Yasār, no.20306;[11] al-Darimi bab Fī al-Fadhl Ha Mim al-Dukhān,
no.3425;[12] al-Baihaqi dalam Syu`ab al-īmān, bab Takhshīs Suwarin minħā bi al-
Dzikr, no.2272.[13]
b. Analisis Kualitas Sanad
Dari keempat hadīts mengenai dibacakannya ta`awūdz di atas, yang akan dilakukan
analisis terhadap sanadnya hanyalah hadīts yang berkaitan dengan judul penelitian penulis,
yaitu hadīts tentang dibacakannya ta`awūdz pada waktu pagi dan sore hari.
Imam Tirmidzi berkata bahwa hadits ini hasan gharīb, dan kami tidak mengetahuinya
kecuali melalui jalur ini.[14] al-Hafiz Ibnu Hajar berkata bahwa semua
perawinya tsiqah, kecuali Khalid bin Thahman atau Abu al-`Ala'I al-Khaffaf.[15]
Imam Abu Hatim al-Rāzī mengatakan bahwa Yahya bin Ma'in men-dha`if-kannya. Akan
tetapi Abu Hatim sendiri berpendapat bahwa beliau adalah seorang yang terbebas dari
keburukan, dan derajatnya adalah shaduq/jujur.[16]
Di-dha`if-kan pula oleh al-Uqaili,[17] Ibnu al-Jauzī menyebutkan dari Yahya bin Ma`in
bahwa hafalan beliau mengalami kekacauan dan ketercampuran sebelum beliau meninggal,
padahal sebelumnya beliau adalah seorang yang tsiqah.[18]
Dengan melihat uraian dari para ulama di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hadits ini
berderajat dha`if karena Khalid bin Thahman atau Abu al-`Ala'I al-Khaffaf , serta karena tidak
ditemukan pula hadits lain yang menjadi penguatnya.
Akan tetapi, penulis melihat bahwa keutamaan yang disebutkan dalam hadits ini bukanlah
hal yang menjadi alasan Syaikh Hasan al-Banna dalam mencantumkan ta`awwudz dalam al-
Ma'tsurat al-Shughra. Akan tetapi alasan sebenarnya adalah sebagai doa perlindungan sekaligus
pembuka dalam membaca surat-surat dan ayat-ayat al-Qur'an yang disebutkan
setelah ta`awwudz. Dalam konteks ini, maka ta`awwudz dalam al-Ma'tsurat al-Shughra adalah
maqbul dan berasal dari riwayat-riwayat yang kuat, sehingga dapat diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an:
ِيم ِج هالر ِانَطْيهشال َنِم ِ هاَّللِب ْذِعَتْساَف َآن ْرُقْال َتْأَرَق اَذِإَف(98)
4. "Jika engkau akan membaca Al-Qur'an, maka berlindunglah kepada Allah dari godaan
syaitan yang terkutuk."[19]
c. Analisis Kualitas Matan
Dari segi matan, para ulama hadits tidak ditemukan ada yang memberikan komentar
terhadap matannya. Selain itu, tidak ditemukan juga hal-hal yang dapat merusak keshahihan
matan pada hadits ini. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa matan hadits ini shahih.
2. Doa ke-2 : Membaca Surat al-Fatihah
Doa selanjutnya yang dianjurkan untuk dibaca pada waktu pagi dan petang dalam al-
Ma'tsurat al-Shughra yaitu surat Al-Fatihah.
ِيم ِح هالر ِنَمْح هالر ِ هَّللا ِمْسِب(1)َينِمَلاَعْال ِبَر ِ ه َِّلل ُدْمَحْال(2)ِنَمْح هالر
ِيم ِح هالر(3)ِِينالد ِم ْوَي ِكِلاَم(4)ُينِعَتْسَن َهاكيِإ َو ُدُبْعَن َهاكيِإ(5)َطا َر َِاالصنِدْها
َيمِقَتْسُمْال(6)ََل َو ْمِهْيَلَعِبوُضْغَمْال ِْريَغ ْمِهْيَلَع َتْمَعْنَأ َِينذهلا َطا َر ِص
ينِالهضالَ(7
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang (1). Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam (2). Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang (3). Yang menguasai di Hari Pembalasan (4). Hanya kepada
Engkaulahkami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami memohon
pertolongan (5). Tunjukilah kami jalan yang lurus (6). (yaitu) Jalan orang-orang yang
telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat (7)."
a. Hadits tentang Al-Fatihah
Dalam hadits-hadits yang membahas mengenai surat Al-Fatihah, terdapat beberapa konteks
yang muncul, yaitu:
1) Al-Fatihah sebagai surat pembuka dalam setiap shalat wajib atau pun sunat;
Diriwayatkan oleh Bukhari bab Mā Yaqūlu Ba`da at-Takbīr, no.743;[20] Muslim bab Wujūbu
Qirā'ati al-Fātihah Fī Kulli Raka'atin, no.395;[21] Abu Dawud bab al-Jahru bi
Bismillah, no.782;[22] Tirmidzi bab Wa Min Sūrat Fātihah al-Kitāb, no.2953;[23] Nasa'i bab al-
Badā'atu bi Fātihati al-Kitāb, no.903;[24] Ibnu Majah bab Iftitāhu al-
Qirā'ata, no.812;[25] Ahmad bab Musnad Abī Hurairah, no.9932.[26]
2) Sebagai surat yang paling agung dalam Al-Qur'an;
Diriwayatkan oleh Bukhari bab Mā Jā'a Fī Fātihah al-Kitāb, no.4474;[27] Abu Dawud
bab Fātihah al-Kitāb, no.1458;[28] Tirmidzi bab Mā Jā'a Fī Fātihah al-
Kitāb, no.2875;[29] Nasa'i bab Ta'wīlu Qaulullah `Azza wa Jalla, no.913;[30]
5. 3) Al-Fatihah sebagai bacaan ruqyah;
Diriwayatkan oleh Bukhari bab Mā Yu`thā Fī al-Ruqyah, no.2276;[31] Abu Dawud bab Fī
Kasbi al-'Athibbā, no.3418;[32] Tirmidzi bab Mā Jā'a Fī Akhdzi al-Ajri `Alā al-
Ta`wīdz, no.2063;[33] Ibnu Majah bab Amru Ar-Rāqī, no.2156;[34]
4) Al-Fatihah sebagai bacaan pada waktu pagi dan sore;
Dalam hal ini tidak ditemukan satu hadits pun yang menganjurkan secara khusus untuk
membaca surat al-Fatihah pada waktu pagi dan petang, sebagaimana yang dianjurkan oleh Hasan
al-Banna dalam al-Ma'tsurat al-Shughra. Penulis berpendapat bahwa pencantuman surat al-
Fatihah sebagai bacaan dalam dzikir pagi petang al-Ma'tsurat al-Sugra dilatarbelakangi oleh
pertimbangan Hasan al-Banna terhadap keutamaan surat al-Fatihah sebagaimana yang telah
disebutkan dalam hadits-hadits yang berkaitan dengan keutamaan surat al-Fatihah sendiri.
3. Doa ke-3 : Membaca 4 Ayat Awal Surat Al-Baqarah
Doa yang ketiga yang dicantumkan dalam al-Ma'tsurat al-Shughra adalah membaca surat
Al-Baqarah ayat 1 sampai 4.
الرحيم الرحمن هللا بسم
الم(1)َكِلَذَِينقهتُمْلِل ًىدُه ِهيِف َْبيَر ََل ُابَتِكْال(2)َونُنِمْؤُي َِينذهلا
َونُقِفْنُي ْمُهَانْقَز َر اهمِم َو َة َالهصال َونُميِقُي َو ِبْيَغْالِب(3)اَمِب َونُنِمْؤُي َِينذهلا َو
َونُنِقوُي ْمُهِة َر ِخ ْاْلِب َو َكِلْبَق ْنِم َل ِزْنُأ اَم َو َْكيَلِإ َل ِزْنُأ(4)ًىدُه ىَلَع َكِئَلوُأ
َونُحِلْفُمْال ُمُه َكِئَلوُأ َو ْمِهِبَر ْنِم(5)
"Alif laam miin (1). Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa (2). (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang
mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada
mereka (3). dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan
kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan
adanya (kehidupan) akhirat (4). Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan
mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung (5)."
a. Hadits tentang Surat Al-Baqarah Ayat 1 sampai 4
Hadits yang menyebutkan mengenai anjuran dibacakannya surat Al-Baqarah ayat 1 sampai
4 hanya ditemukan dalam konteks pembahasan mengenai doa pagi dan petang, tidak ditemukan
adanya konteks lain selainnya. Salah hadits yang menyebutkan mengenai hal ini adalah sebagai
berikut:
8592-ٍدهمَحُم بن ُلْيَضُف َانَثهدَح، ِْسيَمُعْال وُبَأَانَثهدَح ،ٍْميَعُن وُبَأ َانَثهدَح ،
ْنِم ٍتاَيآ َرْشَع َأَرَق ْنَم":ِ هَّللا ُدْبَع َلاَق :ُلوُقَي ،هيِبْعهشال ُتْعِمَس :َلاَق
6. ىهتَح ِةَلْيهلال َكْلِت ٌانَطْيَش َْتيَبْال َكِلَذ ْلُخْدَي ْمَل ٍتْيَب يِف ِة َرَقَبْال ِة َورُس
َحِبْصُي،َاهَدْعَب ِْنيَتَيآ َو ،ِيِس ْرُكْال َةَيآ َو ،اَهِل هوَأ ْنِم ٍتاَيآ َعَب ْرَأ ،
."ُهَميِتا ََوخ َو
"Menceritakan kepada kami Fudhail bin Muhammad, menceritakan kepada Abu Nu'aim,
menceritakan kepada kami Abu Al-'Umais, ia berkata, Aku mendengar Asy-Sya'bi berkata,
bahwa Abdullah berkata,"Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dari surat Al-Baqarah di
dalam sebuah rumah (pada malam hari), maka rumah tersebut tidak akan dimasuki oleh syaitan
pada malam tersebut hingga waktu subuh. (Sepuluh ayat tersebut ialah) empat ayat di awalnya,
ayat kursi dan dua ayat sesudahnya, dan penutupnya (dua ayat terakhir surat Al-Baqarah)"[35].
b. Analisis Kualitas Sanad
Hadits di atas diriwayatkan oleh Imam Thabrani dalam kitab al-Mu'jam al-Kabir-nya,
no.8673;[36] Imam Darimi bab Fadhl Awwal Sūrat al-Baqarah, no.3425;[37] Baihaqi
dalam kitab Syu'abul Iman bab Takhshīshu Khawātimu Sūrata Al-Baqarah, no.2188[38].
Imam al-Hafiz al-Haitsami mengatakan bahwa rijal-rijal hadis yang ada dalam jalur
periwayatan al-Thabrani adalah rijal yang shahih, hanya saja al-Sya'bi tidak pernah
mendengarkan hadits secara langsung dari Abdullah bin Mas'ud.[39]
Hadits ini didiamkan oleh para ulama hadits, tidak ada yang mengeluarkan pernyataan
mendha'ifkannya, dan tidak ada pula yang menshahihkannya. Semuanya hanya menyebutkan
terputusnya riwayat antara al-Sya`bi dan Abdullah bin Mas`ūd. Dengan demikian, secara kaidah
maka hadits ini dhaif.
4. Doa ke-4 : Membaca Ayat Kursi dan Dua Ayat Sesudahnya
Doa keempat yang dicantumkan oleh Imam Hasan Al-Banna dalam Al-Ma'tsurat Al-
Shughra adalah ayat kursi dan dua ayat sesudahnya.
يِف اَم ُهَل ٌم َْون ََل َو ٌَةنِس ُهُذُخْأَت ََل ُمُّويَقْال ُّيَحْال َوُه هَلِإ َهَلِإ ََل ُ هَّللا
ِنْذِإِب هَلِإ ُهَدْنِع ُعَفْشَي ِيذهلا اَذ ْنَم ِض ْرَ ْاْل يِف اَم َو ِتا َاوَمهسالَْنيَب اَمُمَلْعَي ِه
َعِس َو َءَاش اَمِب هَلِإ ِهِمْلِع ْنِم ٍءْيَشِب َونُطي ِحُي ََل َو ْمُهَفَْلخ اَم َو ْمِهِيدْيَأ
ُّيِلَعْال َوُه َو اَمُهُظْف ِح ُهُدوُئَي ََل َو َض ْرَ ْاْل َو ِتا َاوَمهسال ُهُّيِس ْرُك
ُميِظَعْال(255)هيَبَت ْدَق ِِينالد يِف َها َرْكِإ ََلْرُفْكَي ْنَمَف َِيغْال َنِم ُدْش ُّالر َن
ُ هَّللا َو اَهَل َامَصِفْنا ََل ىَقْث ُوْال ِة َو ْرُعْالِب َكَسْمَتْسا ِدَقَف ِ هاَّللِب ْنِمْؤُي َو ِتوُغاهالطِب
ٌميِلَع ٌعيِمَس(256)ِورُّنال ىَلِإ ِتاَمُلُّالظ َنِم ْمُهُج ِرْخُي واُنَمآ َِينذهلا ُّيِل َو ُ هَّللا
7. ِتاَمُلُّالظ ىَلِإ ِورُّنال َنِم ْمُهَنوُج ِرْخُي ُوتُغاهالط ُمُهُؤاَيِل ْوَأ واُرَفَك َِينذهلا َو
َونُدِلَاخ اَهيِف ْمُه ِارهنال ُابَحْصَأ َكِئَلوُأ(257)
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal
lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di
sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di
belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa
yang dikehendaki-Nya. Kursi(Kekuasaan) Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah
tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung
(255). Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui (256). Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan
mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir,
pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya
kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya (257)".
a. Hadits Tentang Ayat Kursi dan Dua Ayat Sesudahnya
1) Ayat Kursi sebagai Ayat Al-Qur'an yang paling Agung;
Diriwayatkan oleh Imam Muslim bab Fadhl Sūrah al-Kahfi, no.258;[40] Abu Dawud
no.4003;[41] Darimi bab Fadhla Awwal Sūrah al-Baqarah, no.3423;[42]
2) Ayat kursi sebagai bacaan untuk perlindungan sebelum tidur;
Diriwayatkan oleh Bukhari bab Idzā Wakkala Rajulun, no.2311;[43] Nasa'i Sunan al-
Kubrā bab Mā Yakab al-`Ifrīt, no.10795; Ibnu Khuzaimah bab al-Rukhshah Fī Ta'khīr al-'Imām,
no.2424.[44] Baihaqi Kitab Syu`ab al-Īmān bab Dzakara Sūrata al-Baqarah, no.2170;[45]
3) Ayat kursi sebagai bacaan untuk perlindungan dari godaan syaitan pada waktu pagi dan
sore;
Diriwayatkan oleh Nasa'i Kitab Sunan al-Kubra bab Dzakara Mā Yajīru min al-
Jin, no.10797;[46] Darimi bab Fadhlu Awwalu Sūrah al-Baqarah, no.3381;[47] Thabrani
Kitab al-Mu'jam al-Kabīr, no.541;[48] al-Hakim bab Dzakara Manākib Abī Ayūb Al-
Anshārī, no.5932;[49] Imam al-Syāsyī bab Muhammad bin Ubay bin Ka`ab, no.1449.[50]
4) Ayat Kursi dan Dua Ayat Sesudahnya sebagai bacaan ketika pagi dan sore;
8. 8592-َنَثهدَح ،ٍْميَعُن وُبَأ َانَثهدَح ،ٍدهمَحُم بن ُلْيَضُف َانَثهدَح، ِْسيَمُعْال وُبَأ ا
ْنِم ٍتاَيآ َرْشَع َأَرَق ْنَم":ِ هَّللا ُدْبَع َلاَق :ُلوُقَي ،هيِبْعهشال ُتْعِمَس :َلاَق
ىهتَح ِةَلْيهلال َكْلِت ٌانَطْيَش َْتيَبْال َكِلَذ ْلُخْدَي ْمَل ٍتْيَب يِف ِة َرَقَبْال ِة َورُس
َو ،اَهِل هوَأ ْنِم ٍتاَيآ َعَب ْرَأ ،َحِبْصُي،َاهَدْعَب ِْنيَتَيآ َو ،ِيِس ْرُكْال َةَيآ
."ُهَميِتا ََوخ َو
"Menceritakan kepada kami Fudhail bin Muhammad, menceritakan kepada Abu Nu'aim,
menceritakan kepada kami Abu Al-'Umais, ia berkata, Aku mendengar Asy-Sya'bi berkata,
bahwa Abdullah berkata,"Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dari surat Al-Baqarah di
dalam sebuah rumah (pada malam hari), maka rumah tersebut tidak akan dimasuki oleh syaitan
pada malam tersebut hingga waktu subuh. (Sepuluh ayat tersebut ialah) empat ayat di awalnya,
ayat kursi dan dua ayat sesudahnya, dan penutupnya (dua ayat terakhir surat Al-Baqarah)".
b. Analisis Kualitas Sanad
Hadits yang akan penulis uraikan analisisnya yaitu hadits yang disebutkan di atas, yang
berkaitan dengan ayat kursi dan dua ayat sesudahnya sebagai bacaan ketika pagi dan sore hari.
Hadits di atas diriwayatkan oleh Imam al-Thabrani dalam kitab al-Mu'jam al-Kabir-nya,
no.8592;[51] Imam Darimi bab Fadhlu Awwalu Sūrata al-Baqarah, no.3382;[52] al-Baihaqi
dalam kitab Syu'abul Iman bab Takhshīshu Khawātimu Sūrata al-Baqarah, no.2188.[53]
Imam al-Hafiz al-Haitsami mengatakan bahwa rijal-rijal hadis yang ada dalam jalur
periwayatan At-Tabrani adalah rijal yang shahih, hanya saja Asy-Sya'bi tidak pernah
mendengarkan hadits secara langsung dari Abdullah bin Mas'ud.[54]
5. Doa ke-5 : Membaca Surat Al-Baqarah Ayat 284-286
ْوَأ ْمُكِسُفْنَأ يِف اَم ُوادْبُت ْنِإ َو ِض ْرَ ْاْل يِف اَم َو ِتا َاوَمهسال يِف اَم ِ ه َِّلل
ُ هَّللا ِهِب ْمُكْبِساَحُي ُهوُفْخُتِلُك ىَلَع ُ هَّللا َو ُءَاشَي ْنَم ُِبذَعُي َو ُءَاشَي ْنَمِل ُرِفْغَيَف
ٌِيردَق ٍءْيَش(284)ٌّلُك َونُنِمْؤُمْال َو ِهِبَر ْنِم ِهْيَلِإ َل ِزْنُأ اَمِب ُلوُس هالر َنَمآ
ْنِم ٍدَحَأ َْنيَب ُق ِرَفُن ََل ِهِلُسُر َو ِهِبُتُك َو ِهِتَكِئ َالَم َو ِ هاَّللِب َنَمآواُلاَق َو ِهِلُسُر
ُير ِصَمْال َْكيَلِإ َو َانهبَر ََكنا َرْفُغ َانْعَطَأ َو َانْعِمَس(285)هَلِإ اًسْفَن ُ هَّللا ُفِلَكُي ََل
ْوَأ َانِيسَن ْنِإ َانْذ ِاخَؤُت ََل َانهبَر ْتَبَسَتْكا اَم اَهْيَلَع َو ْتَبَسَك اَم اَهَل اَهَعْس ُو
ََل َو َانهبَر َانْأَطْخَأَانهبَر َانِلْبَقْنِم َِينذهلا ىَلَع ُهَتْلَمَح اَمَك ا ًرْصِإ َانْيَلَع ْلِمْحَت
َان ََل ْوَم َتْنَأ َانْمَح ْار َو َانَل ْرِفْغا َو اهنَع ُْفعا َو ِهِب َانَل َةَقاَط ََل اَم َانْلِمَحُت ََل َو
َين ِرِفاَكْال ِم ْوَقْال ىَلَع َان ْرُصْناَف(286)
9. "Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.
Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan,
niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka
Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-
Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (284). Rasul telah beriman kepada Al
Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang
beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan
rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara
seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan:
"Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan
kepada Engkaulah tempat kembali (285). Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka
berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami
tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri
ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka
tolonglah kami terhadap kaum yang kafir (286)."
a. Hadits tentang Surat Al-Baqarah ayat 284-286
1. Sebagai ayat yang berasal dari bawah Arsy, dan diberikan khusus kepada Nabi SAW;
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad bab Hadītsu Hudzaifah ibnu al-Yamān, no.23251;[55] al-
Hakim bab Akhbār Fī Fadhl Sūrah al-Baqarah, no.2067;[56] al-Thabrani Kitab Mu`jam al-
Ausath, no.7493;[57] al-Baihaqi Kitab Syu`ab al-Īmān bab Takhshīshu Āyata al-Kursī bi al-
Dzikri, no.2178.[58]
2. Bersama surat Al-Fatihah disebut sebagai dua cahaya yang diturunkan melalui pintu
langit yang khusus;
Diriwayatkan oleh Imam Muslim bab Fadhlu Al-Fātihah wa Khawātimu Sūrata al-
Baqarah, no.806;[59] al-Nasa'I bab Fadhlu Fātihata al-Kitāb, no.912;[60] al-Hakim bab Akhbār
Fī Fadhli Al-Qur'ān, no.2052;[61] al-Baihaqi Kitab Syu`ab al-Īmān bab Dzakara Fātihata Al-
Kitāb, no.2145;[62]
3. Sebagai bacaan pada waktu pagi dan sore hari;
Telah berlalu takhrijnya pada pembahasan surat Al-Baqarah ayat 1-4 dan pembahasan ayat
kursi dengan dua ayat sesudahnya, yaitu dengan terputusnya sanad antara al-Sya`bi dengan Ibnu
Mas`ud.
6 . Doa ke-6 : Membaca Surat Al-Ikhlash 3 kali
الرحيم الرحمن هللا بسم
ْلُق.ٌدَحَأ ُ هَّللا َوُه.ُدَمهصال ُ هَّللاٌدَحَأ ا ًوُفُكُهَل ْنُكَيْمَل َو .ْدَلوُي ْمَل َو ْدِلَي ْمَل
10. " Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa (1). Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu (2). Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan (3)."
a. Hadits tentang Surat Al-Ikhlash
1. Surat Al-Ikhlash setara dengan sepertiga Al-Qur'an;
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari bab Fadhlu Qul ħuwa Allahu
Ahad, no.5013.[63] Diriwayatkan pula oleh Abu Dawud dalam Bab Fi al-Surah al-
Shamad, no.1461.[64] al-Nasa'i dalam Bab al-Fadhlu fi Qira'ati Qul Huwallahu Ahad,
no.995.[65] Imam Ahmad dalam Bab Musnad Abi Sa'id al-Khudri, no.11306.[66]
2. Bersama surat al-Falaq dan an-Nas dijadikan sebagai bacaan untuk perlidungan sebelum
tidur;
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari bab Fadhl al-
Mu`awwidzāt, no.5017.[67] Diriwayatkan pula oleh Abu Dawud dalam Bab Ma Yaqulu 'Inda
An-Naum, no.5058;[68] Tirmidzi dalam Bab Ma Ja'a fi Man Yaqra' Al-Qur'an 'Inda al-
Naum, no.3402.[69] Ibnu Majah dalam Bab Ma Yad'u bihi Idza Awa Ila Firasyihi, no.3875.[70]
3. Sebagai surat yang menyebabkan kecintaan Allah SWT jika sering dibaca, khususnya di
dalam shalat;
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari bab Mā Jā'a Fī Du`ā'i An-Nabī
SAW, no.7375;[71] Muslim bab Fadhlu Qirā'atu Qul Ħuwallahu Ahad, no.813;[72]
4. Diwajibkan surga bagi yang membacanya;
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi bab Mā Jā'a Fī Sūrati al-Ikhlash, no. no.2897;[73] an-
Nasa'i bab al-Fadhlu Fī Sūrati Qul Ħuwallahu Ahad, no.994;[74] Imam Ahmad bab Musnad Abī
Hurairah, no.8011;[75]
5. Bersama surat Al-Falaq dan An-Nas, dianjurkan untuk dibaca tiga kali ketika pagi dan
sore hari;
5084-ىِنَرَبْخَ َاْلَق ٍْكيَدُف ىِبَأ ُْنبا َانَثهدَح ىهفَصُمْال ُْنب ُدهمَحُم َانَثهدَح
ْنَع ٍبْيَبُخ ِْنب ِ هَّللا ِدْبَع ِْنب ِذاَعُم ْنَع ِدا هرَبْال ٍديِسَأ ىِبَأ ْنَع ٍبْئِذ ىِبَأ ُْنبا
َش ٍةَمْلُظ َو ٍرَطَم ِةَلْيَل ىِف َانْج ََرخ َلاَق ُههنَأ ِهيِبَأِ هَّللا َلوُسَر ُبُلَْطن ٍةَدِيد-
وسلم عليه هللا صلى-َلاَقَف ُهَانْكَرْدَأَف َانَل َىِلَصُيِل«ْمُتْيهلَصَأ.»ْلُقَأ ْمَلَف
َلاَقَف اًئْيَش«ْلُق.»َلاَق همُث اًئْيَش ْلُقَأ ْمَلَف«ْلُق.»َلاَق همُث اًئْيَش ْلُقَأ ْمَلَف«
ْلُق.»اَي ُتْلُقَفَلاَق ُلوُقَأ اَم ِ هَّللا َلوُسَر«ِْنيَتَذِوَعُمْال َو )ٌدَحَأ ُ هَّللا َوُه ْلُق(
.ٍءْىَش ِلُك ْنِم َيكِفْكَت ٍتا هرَم َثَالَث ُحِبْصُت َين ِح َو ِىسْمُت َين ِح
11. "Menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-Mushaffa, menceritakan kepada kami Ibnu
Abi Fudaik, ia berkata, menceritakan kepadaku Ibnu Abi Dzi'bin, dari Abi Asīd Al-Barrad, dari
Mu`adz bin Abdillah bin Khubaib, dari ayahnya. Bahwa ayahnya berkata, suatu ketika kami
keluar bersama Rasulullah SAW pada malam hari yang pada saat itu terjadi hujan dan gelap
yang sangat pekat. Kami mendatangi Rasulullah SAW untuk agar beliau shalat bersama kami,
ketika kami datang, beliau bersabda,"Apakah kalian sudah shalat ? Maka sebelum aku sempat
berkata-kata, beliau bersabda,"Katakanlah!". Maka ketika aku belum berkata apapun, beliau
bersabda lagi,"Katakanlah!". Aku pun belum sempat berkata-kata, hingga beliau bersabda
lagi,"Katakanlah!". Maka aku berkata,"Ya Rasulullah! Apa yang harus aku katakan ? beliau
bersabda,"Qul Ħuwallahu Ahad dan al-mu`awwidzatain ketika sore dan ketika subuh tiga kali,
niscaya akan menjagamu dari segala sesuatu."
b. Analisis Kualitas Sanad
Hadits yang akan di analisis adalah hadits yang disebutkan pada point kelima di atas.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud bab Mā Yaqūlu Idzā Asbaha, no.5084, dihasankan oleh Al-
Albani [76]; Tirmidzi dalam sebuah bab, no.3575, beliau berkata bahwa hadits ini hasan shahih
gharīb melalui jalur ini[77]; Nasa'i bab Kitāb al-Isti`ādzah, no.5428 dihasankan pula oleh Al-
Albani;[78] Imam Ahmad bab Hadītsu Abdullah bin Khubaib, no.22664.[79]
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembacaan surat al-Ikhlas,
surat al-Falaq dan surat an-Nas masing-masing tiga kali pada waktu pagi dan sore hari
merupakan riwayat yang maqbul, serta dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari
sebagaimana yang dicantumkan oleh Syaikh Hasan al-Banna dalam al-Ma'tsurat al-Shughra.
7. Doa ke-7 : Membaca Surat Al-Falaq dan Surat An-Nas
الرحيم الرحمن هللا بسم
ِقَلَفْال ِبَرِب ُذوُعَأ ْلُق(1)َقَلَخ اَم َِرش ْنِم(2)ٍقِسَاغ َِرش ْنِم َو
َبَق َاوَذِإ(3)ِدَقُعْال يِف ِتاَثاهفهنال َِرش ْنِم َو(4)َدَسَح اَذِإ ٍدِساَح َِرشْنِم َو(5)
"Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh (1). dari
kejahatan makhluk-Nya (2). dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita (3) dan
dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul (4). dan dari
kejahatan pendengki bila ia dengki (5)."
الرحيم الرحمن هللا بسم
ِاسهنال ِب َرِب ُذوُعَأ ْلُق(1)ِاسهنال ِكِلَم(2)ِاسهنال ِهَلِإ(3)َِرش ْنِم
ِاسهنَخْال ِاس َوْس َوْال(4)ِاسهنال ُِوردُصيِف ُسِوْس َوُي ِيذهلا(5)ِةهن ِجْال َنِم
ِاسهنال َو(6)
12. "Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai)
manusia (1). Raja manusia (2). Sembahan manusia (3). Dari kejahatan (bisikan) syaitan
yang biasa bersembunyi (4). yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia
(5). dari (golongan) jin dan manusia (6)."
a. Hadits tentang Surat Al-Falaq dan Surat An-Nas
1. Bersama surat Al-Ikhlash dijadikan sebagai doa perlindungan sebelum tidur;
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari bab Fadhlu al-
Mu`awwidzāt, no.5017.[80] Diriwayatkan pula oleh Abu Dawud dalam Bab Ma Yaqulu 'Inda
An-Naum, no.5056;[81] Tirmidzi dalam Bab Ma Ja'a fi Man Yaqra'u Al-Qur'an 'Inda al-
Naum, no.3402.[82] Ibnu Majah dalam bab Ma Yad'u bihi Idza Awa Ila
Firasyihi, no.3875.[83] Imam Ahmad dalam Musnad Abdullah ibn `Abbas, no.24853.[84]
2. Bersama surat Al-Ikhlas dijadikan bacaan wirid setiap pagi dan sore hari masing-masing
3 kali;
Diriwayatkan oleh Abu Dawud bab Mā Yaqūlu Idzā Asbaha, no.5084, dihasankan oleh al-
Albani [85]; Tirmidzi dalam sebuah bab, no.3575, beliau berkata bahwa hadits ini hasan shahih
gharīb melalui jalur ini[86]; Nasa'i bab Kitāb al-Isti`ādzah, no.5428 dihasankan pula oleh al-
Albani;[87] Imam Ahmad bab Hadītsu Abdullah bin Khubaib, no.22664.[88]
Dengan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hadits shahih, dengan adanya jalur
periwayatan yang saling menguatkan antara yang satu dengan lainnya.
8. Doa ke-8 : Membaca Ashbahnā wa Asbaha Al-Mulku 3 kali
Doa ini terbagi ke dalam dua redaksi yang berbeda awalannya, sesuai dengan waktu
membacanya, yaitu pagi atau sore. Pada waktu pagi, dianjurkan membaca :
له شريك َل هلل والحمد هلل الملك وأصبح أصبحناهللا هَلإ إله َل
النشور وإليه
Sementara pada waktu sore hari dianjurkan membaca:
هو هَلإ إله َل له شريك َل هلل كله والحمد الملك وأمسى أمسينا
المصير وإليه
Masing-masing dari doa tersebut dianjurkan dibaca tiga kali dalam al-ma'tsurat, baik pada
waktu pagi ataupun sore hari.
a. Hadits tentang doa Ashbahnā wa Asbaha Al-Mulku
Penyebutan mengenai doa ini hanya ditemukan pada bahasan mengenai doa pagi dan
petang, tidak ditemukan adanya konteks lain selainnya.
Hadits yang meriwayatkan doa di atas adalah sebagai berikut:
13. 8685-أبي بن رَمُع نَع ، انة َوَع وُبَأ هثنادَح : الَق ، خالد هثنادَح
؛ مهلَس َيهوَلَع هللا ىهلَص يِبهنال نَع ، يرةَرُه أبي نَع ، يهِبَأ نَع ، ةَمَلَس
شريك َل هلل والحمد هلل الملك وأصبح أصبحنا : قال اصبح إذا كان ههنَأ
هللا هَلإ إله َل لهالملك وأمسى أمسينا : قال أمسى وإذا ، النشور وإليه
.المصير وإليه هو هَلإ إله َل له شريك َل هلل كله والحمد
"Menceritakan kepada kami Khālid, ia berkata, menceritakan kepada kami Abu `Awanah,
dari `Umar bin Abi Salamah, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, bahwa ketika
beliau berada pada waktu subuh, beliau membaca,"Ashbahnā wa Ashbaha Al-Mulku lillah wa
Alhamdulillāh lā Syarīka lahū lā ilāha illa ħuwa wa ilaihi An-nusyūr. Dan apabila berada pada
waktu sore hari, beliau membaca," Amsainā wa Amsā Al-Mulku lillah wa Alhamdulillāh lā
Syarīka lahū lā ilāha illallah wa ilaihi al-mashīr.[89]
b. Analisis Kualitas Sanad
Diriwayatkan oleh Imam Al-Bazzar dalam Musnadnya bab no.8685,[90] Al-Hafizh Al-
Haitsami berkata dalam Majma` Al-Zawā'id wa Manba` Al-
Fawā'id sanadnya jayid.[91] Diriwayatkan pula oleh Imam Al-Bukhari dalam Kitab Al-Adab Al-
Mufrad, no.604, didha`ifkan oleh Al-Albani.[92]
Dalam jalur periwayatan di atas para ulama hadits mempermasalahkan `Umar bin Abi
salamah. Ibnu Abi Hātim meriwayatkan dengan sanadnya bahwa Syu`bah mendha`ifkan `Umar
bin Abi Salamah.[93] Imam Ahmad menyatakan bahwa `Umar bin Abi Salamah insya Allah
Shalih.[94] Ibnu Al-Jauzī meriwayatkan bahwa Imam Al-Rāzī menyatakan `Umar bin Abi
Salamah tidak dapat digunakan haditsnya dalam berhujjah.[95] Imam an-Nasa'I menyatakan
bahwa ia tidak kuat haditsnya (laitsa bi al-Qawī).[96]
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani menyebutkan bahwa Yahya bin Ma`īn menyatakan
`Umar bin Abi Salamah tidak mengapa haditsnya (Laitsa bihī ba'sa). Akan tetapi dalam riwayat
yang lain Yahya bin Ma`īn mendha`īfkannya. Abu Hatim mengatakan,"Menurutku `Umar bin
Abi Salamah sebenarnya adalah shalih dan jujur, akan tetapi itu bukan berarti aku menganggap
haditsnya kuat, para ulama menulis hadits darinya, akan tetapi mereka tidak berhujjah
dengannya, karena haditsnya menyelisihi periwayatan ulama-ulama lainnya."[97]
Melihat uraian dari para ulama di atas, maka hadits ini dengan susunan sanad dan matan
seperti ini berderajat dha`if.
9. Doa ke-9 : Membaca Ashbahnā `Alā Fithrati Al- Islām 3 kali
Doa kesembilan dalam Al-Ma'tsurat adalah doa berikut:
14. ِِيند ىَلَع َو ، ِص َالْخِ ْاْل ِةَمِلَك ىَلَع َو ،ِم َالْسِ ْاْل ِة َرْطِف ىَلَع َانْحَبْصَأ
،اًمِلْسُم اًفيِنَح َيمِها َْربِإ َانيِبَأ ِةهلِم ىَلَع َو ،َمهلَس َو ِهْيَلَع ُهللا ىهلَص ٍدهمَحُم َانِيِبَن
َِينك ِرْشُمْال َنِم َانَك اَم َو
"Kami terjaga (di pagi hari) dalam fitrah islam, dan kalimat ikhlash dan dalam agama
nabi kami Muhammad SAW, dan dalam millah (ajaran) bapak kami Ibrahim yang hanif (lurus)
sedang dia bukan seorang yang musyrik."
a. Hadits tentang doa Ashbahnā `Alā Fithrati Al- Islām 3 kali
Dalam hasil penelusuran yang penulis lakukan, doa ini hanya muncul pada pembahasan
mengenai doa yang dilakukan pada waktu pagi dan sore hari, serta tidak ditemukan adanya
konteks lain selain hal tersebut. Adapun hadits yang menyebutkan doa ini, di antaranya adalah
sebagai berikut:
15759ْبَع ْنَع ،َةَمَلَس ْنَع ،َانَيْفُس ْنَع ،ٌعيِك َو َانَثهدَح.ِدْبَع ِْنبِهالل ِد
ُلوُقَي َانَك َمهلَس َو ِهْيَلَع ُهللا ىهلَص هيِبهنال هنَأ :ِهيِبَأ ْنَع ،ى َْزبَأ ِْنب ِنَمْح هالر
ِةَمِلَك ىَلَع َو ،ِم َالْسِ ْاْل ِة َرْطِف ىَلَع َانْحَبْصَأ " :ىَسْمَأ اَذِإ َو ،َحَبْصَأ اَذِإ
ُم َانِيِبَن ِِيند ىَلَع َو ، ِص َالْخِ ْاْلِةهلِم ىَلَع َو ،َمهلَس َو ِهْيَلَع ُهللا ىهلَص ٍدهمَح
.َِينك ِرْشُمْال َنِم َانَك اَم َو ،اًمِلْسُم اًفيِنَح َيمِها َْربِإ َانيِبَأ
"Menceritakan kepada kami Wakī`, dari Sufyān, dari Salamah, dari Abdillah bin
Abdirrahman bin Abzā, dari ayahnya, bahwa Nabi SAW jika berada ada waku pagi atau pun
sore, maka beliau membaca,"Ashbahnā `Alā Fithrati Al-Islām wa `Alā Kalimati Al-Ikhlāsh, wa
`Alā Dīni Nabiyinā Muhammadin SAW, wa `Ala Millati Abīnā Ibrāhīma Hanīfan wa Mā Kāna
mina Al-Musyrikīna."[98]
b. Analisis Kualitas Sanad
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad bab Musnad Abdurahman bin Abzā Al-
Khazā`ī, no.15760;[99] al-Darimi bab Mā Yaqūl Idzā Asbaha, no.2730;[100] an-Nasā'i bab Mā
Kāna An-Nabiyu SAW Yaqūlu Idzā Asbaha, no.9743;[101] al-Bazzār bab Musnad Abdullah bin
Mas`ūd, no.1911;[102] Ibnu Abi Syaibah bab Fi al-Rajul Mā Yaqūlu Idzā
Asbaha, no.26540.[103]
Al-Hafiz al-Haitsami berkata, hadits ini diriwayatkan melalui jalur Imam Ahmad dan At-
Thabrani, dan keduanya menggunakan perawi-perawi yang disebutkan dalam al-
Shahih.[104] Berdasarkan pernyataan Al-Hafiz Al-Haitsami ini, maka status sanad hadits ini
adalah shahih.
15. c. Analisis Kualitas Matan
Matan hadits ini menurut pengamatan penulis adalah shahih, Karena tidak ditemukan hal-
hal yang dapat merusak dan menyimpang di dalam matannya, baik dari segi lafaz/ teks
matan (mabnā Al-Matn), ataupun isi/kandungan matan (ma`nā al-Matn).
10. Doa ke-10 : Membaca Allaħumma Innī Ashbahtu 3 kali
Doa kesepuluh dalam Al-Ma'tsurat Al-Sughra adalah sebagai berikut:
على نعمتك فأتم ستر و عافية و نعمة فى منك أصبحت اللهمو
اْلخرة و الدنيا فى سترك و عافيتك.
"Ya Allah, aku terjaga oleh-Mu dalam kenikmatan, kesehatan, dan keterjagaan (atas
rahasian dosa-doasaku), maka sempurnakanlah bagiku kenikmatan dari-Mu, kesehatan dari-
Mu, dan penjagaan-Mu (atas rahasia dosa-dosaku), baik di dunia atau pun di akhirat."
a. Hadits tentang Membaca Allaħumma Innī Ashbahtu 3 kali
Hadits yang meriwayatkan doa di atas adalah sebagai berikut:
55.سنان ابن يزيد عن الملك عبد بن شبيب بن هللا عبيد حدثني
ال عبد بن إبراهيم حدثنا الحصين بن عمرو حدثناعن قتادة عن ملك
هللا رسول قال عنهقال هللا رضي عباس ابن عن الحسن أبي بن سعيد
أصبح إذا قال من وسلم عليه هللا صلىفي منك أصبحت إني اللهم (
الدنيا في وسترك وعافيتك نعمتك علي فأتمم وستر وعافية نعمة
هللا على حقا كان أمسى وإذا أصبح إذا مرات ثالث ) واْلخرة
أ عزوجل.نعمته عليه يتم ن
"Menceritakan kepada kepadaku `Ubaidullah bin Syubaib bin Abdul Malik, dari Yazid bin
Sinan, menceritakan kepada kami `Amru bin Al-Husain, menceritakan kepada kami Ibrahim bin
Abdul Malik, dari Qatadah, dari Sa`id bin Abi Al-Hasan, dari Ibnu Abbas, ia berkata,
Rasulullah SAW bersabda,"Barangsiapa yang ketika pagi berkata,"Ya Allah, aku terjaga oleh-
Mu dalam kenikmatan, kesehatan, dan keterjagaan (atas rahasian dosa-doasaku), maka
sempurnakanlah bagiku kenikmatan dari-Mu, kesehatan dari-Mu, dan penjagaan-Mu (atas
rahasia dosa-dosaku), baik di dunia atau pun di akhirat." tiga kali pada waktu pagi dan sore
hari, maka sungguh Allah Azza wa Jalla akan menyempurnakan nikmat-Nya pada orang
tersebut.[105]
b. Analisis kualitas sanad
Diriwayatkan oleh Ibnu Sinni bab Mā Yaqūlu Idzā Asbaha, no.55.[106] Selain itu, Imam
Ibnu Sinni hanya bersendiri dalam meriwayatkan hadits ini.
16. Dalam sanad hadits ini terdapat `Amr bin Al-Husain, Imam al-Daruquthni berkata ia
adalah Matruk (ditinggalkan haditsnya).[107] Disebutkan pula oleh al-Dzahabi Mīzānu al-I`tidāl
Fī Naqdi al-Rijāl.[108] Dengan demikian, hadits ini dha`if.
c. Analisis kualitas matan
Berdasarkan tinjauan matan, hadits ini tidak memiliki masalah, baik dari segi kandungan
maupun lafaznya. Ke-dhai`f-annya hanya disebabkan oleh perawinya.
[1]Sulaimān bin al-Asy`ats al-Azdī As-Sijistānī (selanjutnya disebut Abu Dāwud), Sunan Abī Dāwud, Dār
ar-Risālah al-`Ālimīyah, Beirut, 2009/1430 H, Juz 2, hlm. 82.
[2] Muhammad bin Isa al-Tirmidzi (selanjutnya disebut Tirmidzī), al-Jāmi` al-Kabīr, Juz 1, cet. Ke-1, Dār
al-Gharbi al-Islām, Beirut, 1996, hlm. 282.
[3] Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal (selanjutnya disebut Ahmad), Musnad Ahmad bin
Hanbal, Muassasah al-Risalah, Libanon, 2001, hlm. 51 (Maktabah Syamilah Software versi 3.28, tanpa keterangan
penerbit, tempat terbit, dan tahun terbit. Selanjutnya disebut Syamilah)
[4] Abdullah bin Muhammad bin Abu Syaibah (selanjutnya disebut Ibnu Abu Syaibah), al-Mushannaf fi Al-
Hadits wa al-'Atsar, Maktabah al-Rasyd, Riyadh, 1409 H, , hlm. (Syamilah)
[5] Muhammad bin Ismail al-Bukhāri (selanjutnya disebut Bukhāri), al-Jāmī` al-Shahīh, al-Mathba`atu al-
Salafiyah, Kairo, tt, Juz 4, hlm. 112.
[6] Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjāj al-Qusyairī (selanjutnya disebut Muslim), Shahih Muslim. Cetakan
Pertama, Dār al-Kutub al-`Ilmiyah, Beirut, 1991/1412 H, Juz 4, hlm.2015
[7] Abu Dāwud, op.cit., Juz 7, hlm.160.
[8] Tirmidzī, op.cit., Juz 5, hlm.447.
[9] Tirmidzī, op.cit., Juz 5, hlm.94.
[10] Tirmidzi, op.cit., Juz 5, hlm.94
[11] Ahmad, op.cit., hlm.241
[12] Abu Muhammad Abdullah bin Abdurrahman bin Al-Fadhl bin Ibrahim al-Dārimī (selanjutnya disebut
Dārimī), Sunan Ad-Dārimī, Dār al-Mughnī Lī An-Nasy wa At-Tauzī`, Riyadh, 1420 H, Juz 4, hlm. 2129.
[13] Ahmad bin al-Husain bin `Ali bin Mūsā al-Baihaqī (selanjutnya disebut Baihaqī), Syu'abu Al-Iman,
Maktabah Ar-Rasyd, Riyadh, 2003, hlm. 121 (Maktabah Syamilah versi 2.38).
[14] Tirmidzi, op.cit. no.2922
[15] Muhammad bin `Ali bin Hajar al-Asqalani, Raudhatu al-Muhadditsīn, Markaz Nūru al-'Islām,
Iskandariyah, tt. (Syamilah).
[16] Abdurrahman bin Abi Hatim al-Rāzī (selanjutnya disebut Ibnu Abi Hatim), al-Jarh wa al-Ta`dīl, Cet.
ke-1, Dār al-'Ihya' al-Turāts, Beirut, 1952, Jilid 3, hlm.337 (Syamilah).
[17] Muhammad bin `Amru bin Musa al-`Uqailī (selanjutnya disebut `Uqailī), Al-Dhu`afā, Cetakan ke-1, Dar
al-Maktabah al-`Ilmiyah, Beirut, 1984, Jilid 2, hlm.11 (Syamilah ).
[18] Abdurrahman bin `Ali bin Muhammad Ibnu al-Jauzi (selanjutnya disebut Ibnu al-Jauzi), al-Dhu`afā' wa
al-Matrūkīn, Dar Al-Kutub Al-`Ilmiyah, Beirut, 1404 H, Jilid1, hlm.247 (Syamilah).
[19] Surat Al-Nahl 16:98
[20] Bukhāri, op.cit. Juz 1, hlm.242
[21] Muslim, op.cit. Juz 1, hlm.296
[22] Abū Dāwud, op.cit., Juz 2, hlm. 87.
[23] Tirmidzi, op.cit., Juz 5, hlm. 67.
[24] Abu Abdurrahman Ahmad bin Syu`aib bin `Ali Al-Nasa'I (selanjutnya disebut Nasa'i), Sunan Al-
Nasa'I. Baitu al-Afkār al-Dauliyah, Riyadh, tt., hlm. 113.
17. [25] Muhammad bin Yāzīd al-Qazwainī bin Mājah,, Sunan Ibnu Mājah, Dār Ihyā' al-`Arabī, tt., Juz 1, hlm.
267.
[26] Ahmad, op.cit. hlm. 25.
[27] Bukhāri, op.cit., Juz 3, hlm. 189.
[28]Abū Dāwud, op.ci.t, Juz 2, hlm. 587.
[29] Tirmidzi, op.cit., Juz 5, hlm. 5.
[30] Nasa'I, op.cit., hlm. 115.
[31] Bukhāri, op.cit., Juz 2, hlm. 136.
[32] Abu Dāwud, op.cit., Juz 5, hlm. 292.
[33] Tirmidzi, op.cit., Juz 3, hlm.579
[34] Ibnu Mājah, op.cit., Juz 2, hlm.729
[35] Sulaiman bin Ahmad al-Thabrani, al-Mu'jam al-Kabir, Cet. Ke-2, Maktabah al-Ulum wa al-Hukm,
1983, hlm. 137 (Syamilah).
[36]Ibid.
[37] Abu Muhammad Abdullah bin Abdurrahman bin Al-Fadhl bin Ibrahim (selanjutnya
disebut Dārimī ), Sunan Ad-Dārimī, Dār Al-Mughnī Lī An-Nasy wa At-Tauzī`, Riyadh, 1420 H. Juz 4, hlm. 2129.
[38] Sulaiman bin Ahmad al-Thabrani, Syu`ab al-Iman, Cet. Ke-1, Maktabah al-Rasyd lī al-Nasyr wa al-
Tauzī`, Riyadh, 2003/1423 H (Syamilah)
[39] Ali bin Abu Bakr al-Haitsami, Majma' Az-Zawa'id wa Manba' Al-Fawa'id, Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah,
Beirut, 1988, no.17013 (Syamilah).
[40] Muslim, op.cit., Juz 1, hlm.556
[41] Abu Dāwud, op.cit., Juz 6, hlm.125
[42]Darimi, op.cit., Juz 4, hlm.2128
[43] Bukhāri, op.cit., Juz 2, hlm.149
[44] Muhammad bin Ishaq Ibnu Khuzaimah, Shahih Ibnu Khuzaimah. al-Maktab al-Islami, Beirut, 1970,
hlm. 91 (Syamilah versi 3.28).
[45] Sulaiman bin Ahmad al-Thabrani, Syu`ab al-Iman, Cet. Ke-1, Maktabah al-Rasyd lī al-Nasyr wa al-
Tauzī`, Riyadh, 2003/1423 H (Syamilah)
[46] Ahmad bin Syu`aib al-Nasa'i, Sunan An-Nasa'i al-Kubra. Cet. ke-1. Dar al-Kutub al-`Ilmiyah, Beirut,
1991, hlm. 238 (Syamilah).
[47] Abu Muhammad Abdullah bin Abdurrahman bin Al-Fadhl bin Ibrahim al- Dārimī,, Sunan al-
Dārimī. Dār al-Mughnī Lī al-Nasy wa al-Tauzī`. Riyadh, 1420 H. hlm.540 (Syamilah).
[48]Sulaiman bin Ahmad al-, al-Mu'jam al-Kabir. Maktabah al-Ulum wa Al-Hukm, 1983 (Syamilah).
[49] Muhammad bin Abdullah al-,al-Mustadrak `Alā Ash-Shahihaini. Cet. ke-1, Dār Al-Kutub Al-`Ilmiyah,
Beirut, 1990/1411 H, hlm.458 (Syamilah).
[50] Abu Sa`id al-Haitsam bin Kalīb al- Syāsyī, Musnad al-Syāsyī. Maktabah al-`Ulūm wa Al-Hukm,
Madinah, 1410 H, hlm.200 (Syamilah).
[51] Sulaiman bin Ahmad al-Thabrani, al-Mu'jam al-Kabir. Maktabah al-Ulum wa Al-Hukm, 1983, hlm.137
(Syamilah).
[52] Abu Muhammad Abdullah bin Abdurrahman bin Al-Fadhl bin Ibrahim al- Dārimī, Sunan al-
Dārimī, Cet. ke-1. Dar al-Kitab al-`Arabi, Beirut, 1407 H, hlm.541 (Syamilah).
[53] Ahmad bin Al-Husain bin Ali bin Musa al- Baihaqi, Syu`ab al-Iman, Cet. Ke-1, Maktabah al-Rasyd
lī al-Nasyr wa al-Tauzī`, Riyadh, 2003/1423 H, hlm.68 (Syamilah).
[54] Ali bin Abu Bakr al-Haitsami, Majma' al-Zawa'id wa Manba' al-Fawa'id, Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah,
Beirut, 1988, no.17013 (Syamilah).
[55] Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal. Muassasah al-Risalah,
Libanon, 2001, hlm.287 (Syamilah).
[56] Muhammad bin Abdullah al- Hakim, al-Mustadrak `Alā Ash-Shahihaini. Cet. ke-1, Dār Al-Kutub Al-
`Ilmiyah, Beirut, 1990/1411 H, hlm.750 (Syamilah).
[57] Sulaiman bin Ahmad al- Thabrani, al-Mu`jam al-Ausath, Dar Al-Haramain, Kairo, 1415 H, hlm.278 (Syamilah).
[58] Ahmad bin Al-Husain bin Ali bin Musa al-Baihaqi,, Syu`ab al-Iman, Cet. Ke-1, Maktabah al-Rasyd
lī al-Nasyr wa al-Tauzī`, Riyadh, 2003/1423 H, hlm.60 (Syamilah).
[59] Muslim, op.cit., Juz 1, hlm.554
18. [60] Abu Abdurrahman Ahmad bin Syu`aib bin `Ali al-Nasa'i, Sunan An-Nasa'i. Maktabah al-Mathbu'ats al-
Islamiyah, Halb, 1986, hlm.138 (Syamilah).
[61] al-Hakim, op.cit., hlm.745 (Syamilah)
[62] al-Baihaqi, op.cit., hlm. 32
[63] Bukhāri, op.cit., Juz 3, hlm. 343.
[64] Abu Dāwud, op.cit., Juz 2, hlm. 589.
[65] Abu Abdurrahman Ahmad bin Syu`aib bin `Ali al- Nasa'i, Sunan al-Nasa'i. Maktabah al-Mathbu'ats al-
Islamiyah, Halb, 1986, hlm.171 (Syamilah).
[66] Ahmad, op.cit. hlm.407 (Syamilah)
[67] Bukhāri, op.cit., Juz 3, hlm. 344.
[68] Sulaimān bin al-Asy`ats al-Azdī al-Sijistānī Abū Dāwud, Sunan Abu Dawud, Darul al-Kitab al-'Arabi,
Beirut, tt, hlm.473 (Syamilah).
[69] Tirmidzi, op.cit., Juz 5, hlm. 407.
[70] Ibnu Mājah, op.cit., Juz 2, hlm. 1275.
[71] Bukhāri, op.cit., Juz 4, hlm. 379.
[72] Muslim, op.cit., Juz 1, hlm. 557.
[73] Tirmidzi, op.cit., Juz 5, hlm.22
[74] Nasa'i, op.cit., hlm. 171 (Syamilah)
[75] Ahmad, op.cit., hlm. 386 (Syamilah)
[76] Abu Dawud, op.cit., hlm. 482 (Syamilah)
[77] Tirmidzi, op.cit., Juz 5, hlm. 535.
[78] Nasa'i, op.cit., hlm. 250 (Syamilah)
[79] Ahmad, op.cit., hlm. 335 (Syamilah)
[80] Bukhāri, op.cit., Juz 3, hlm. 344.
[81] Abu-Dāwud, op.cit., Juz 7, hlm. 395.
[82] Tirmidzi, op.cit., Juz 5, hlm. 407.
[83] Ibnu Mājah, op.cit., Juz 2, hlm. 1275.
[84] Ahmad, op.cit., hlm. 347 (Syamilah)
[85] Abu Dawud, op.cit., hlm. 482 (Syamilah)
[86] Tirmidzi, op.cit., Juz 5, hlm. 535.
[87] Nasa'i, op.cit., hlm. 250 (Syamilah)
[88] Ahmad, op.cit., hlm. 335 (Syamilah)
[89] Abu Bakr Ahmad bin `Amru bin Abdul Khāliqi al- Bazzār, Musnad al-Bazzar, Cet. ke-1, Maktabah al-`Ulum wa
Al-hukm, Madinah al-Munawwarah, 2009, hlm.240 (Syamilah).
[90] Ibid.
[91] al-Haitsami, Majma` Zawā'id…., op.cit., hlm. 69.
[92]Muhammad bin Ismail al-Bukhari, al-Adab al-Mufrad, Dār Al-Basyā'ir Al-Islamiyah, Beirut, 1989/1409
H, hlm. 211 (Syamilah).
[93] `Abdurrahman bin Abi Hātim al-Rāzi, al-Jarh wa al-Ta`dīl, Cet. ke-1. Dār Ihyā' Al-Turāts Al-`Arabi,
Beirut, 1952/1271 H, hlm.146 (Syamilah); Lihat pula Al-`Uqailī, Muhammad bin `Amru bin Mūsā, Ad-
Dhu`afā', Cet. ke-1, Dār Al-Maktabah Al-`Ilmiyah, Beirut, 1984/1404 H, hlm. 164 (Syamilah).
[94] Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal Asy-Syaibani, Al-`Ilal wa Ma`rifata Al-Rijāl, Al-
Maktab Al-Islamī, Beirut, 1988/1408 H, No. 909 (Syamilah).
[95] `Abdurrahman bin `Alī bin Muhammad bin Al-Jauzī Abu Al-Faraj, Ad-Dhu`afā' wa Al-Matsrūkin, Dār
Al-Kutub Al-`Ilmiyah, Beirut, 1406 H, No. 2467 (Syamilah).
[96] Ibid.
[97] Muhammad bin `Ali bin Hajar Al-Asqalani, Tahdzību al-Tahdzīb, Mathba`ah Dā'irah al-Ma`ārif, India,
1326 H, no.759 (Syamilah)
[98] Ahmad, op.cit., Juz 6, hlm.335
[99] Ibid.
[100] Darimi, op.cit., Juz 3, hlm.1760
[101] Nasa'i, op.cit., Juz 9, hlm.5
[102] al-Bazzar, op.cit., hlm.291
19. [103] Abdullah bin Muhammad Ibnu Abi Syaibah, al-Mushannaf fi al-Hadits wa al-'Atsar, Maktabah al-
Rasyd, Riyadh, 1409 H, hlm.324 (Syamilah).
[104] Al-Haitsami, op.cit., Juz 10, hlm.115
[105] Abu Bakar Ahmad bin Muhammad Ad-Dīnūrī Ibnu Sunni, Kitab `Amal Al-Yaumi wa Al-Laila,. Maktabah Dār Al-
Bayān, hlm.29
[106] Ibid
[107] `Ali bin `Amr bin Ahmad al-Dāruquthni,, al-Dhu`afā wa al-Matrūkīn, Cet. Ke-1, al-Maktab al-
Islami, Beirut, 1980/1400 H, hlm. 186.
[108] Muhammad bin Ahmad al-Dzahabī, Mīzānu Al-I`tidāl Fī Naqdi Ar-Rijāl. Cetakan Pertama. Dār Al-
Kutub Al-`Ilmiyyah, Beirut, 1995/1416 H, Juz 5, hlm. 306.
20. 11. Doa ke-11 : Membaca Allaħumma Mā Ashbaha bī 3 kali
Secara lengkap doa tersebut adalah sebagai berikut:
ََل َكَدْح َو َكْنِمَف َكِقَْلخ ْنِم ٍدَحَأِب ْوَأ ٍةَمْعِن ْنِم َيِب َحَبْصَأ اَم َّمُهالل
ُرْكُّشال َكَل َو ،ُدْمَحْال َكَلَف ،َكَل َيك َِرش.
"Ya Allah, nikmat apapun yang Aku peroleh, ataupun melalui salah satu mahluk-Mu, maka
sesungguhnya hal itu berasal dari-Mu. Engkau Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Mu, bagi-Mu
segala puji, dan bagi-Mu pula segala rasa syukur."
a. Hadits tentang doa Allaħumma Mā Ashbaha bī 3 kali
Penyebutan doa ini hanya ditemukan pada konteks bahasan mengenai doa yang di baca
pagi dan petang, tidak ditemukan adanya konteks lain selainnya. Salah satu hadits yang
menyebutkannya adalah sebagai berikut:
َص ُْنب ُدَمْحَأ َانَثَّدَحَانَثَّدَح ََلاَق ُليِعاَمْسِإ َو ََّانسَح ُْنب ىَيْحَي َانَثَّدَح ٍحِلا
َةَسَبْنَع ِْنب ِ ََّّللا ِدْبَع ْنَع ِنَمْح َّالر ِدْبَع ىِبَأ ِْنب َةَعيِبَر ْنَع ٍلَالِب ُْنب ُانَمْيَلُس
ِ ََّّللا َلوُس َر َّنَأ ِى ِاضَيَبْال ٍامَّنَغ ِْنب ِ ََّّللا ِدْبَع ْنَع-هللا صلىوسلم عليه-
َلاَق«ََل َكَدْح َو َكْنِمَف ٍةَمْعِن ْنِم ىِب َحَبْصَأ اَم َّمُهَّلال ُحِبْصُي َين ِح َلاَق ْنَم
َلْثِم َلاَق ْنَم َو ِهِم ْوَي َرْكُش َّىدَأ ْدَقَف .ُرْكُّشال َكَل َو ُدْمَحْال َكَلَف َكَل َيك َِرش
ْيَل َرْكُش َّىدَأ ْدَقَف ِىسْمُي َين ِح َكِلَذِهِتَل»
"Menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih, menceritakan kepada kami Yahya bin
Hasan dan Ismail, mereka berdua berkata, menceritakan kepada kami Sulaiman bin Hilal, dari
Rabi`ah bin Abi Abdirrahman, dari Abdillah bin Anbasah, dari Abdillah bin Ghannam Al-
Bayadhi, bahwa Nabi SAW bersabda,"Barangsiapa yang ketika pagi hari membaca,"Allaħumma
Mā Asbaha bī Min Ni`matin Fa Minka Wahdaka Lā Syarīkalaka Falaka Al-Hamdu wa Laka Asy-
Syukru," maka sesungguhnya ia telah menunaikan kesyukurannya pada hari tersebut, dan
barangsiapa yang membacanya ketika sore hari, maka sesungguhnya ia telah menunaikan
kesyukurannya pada malam tersebut." [1]
b. Analisis Kualitas Sanad Hadits
Diriwayatkan oleh Abu Dawud bab Mā Yaqūlu Idzā Asbaha, no.5073;[2] an-Nasa'i Sunan
al-Kubrā bab Tsawāb Man Qāla Hīna Yusbih wa Hīna Yumsī, no.9835;[3] Ibnu Hibban bab al-
Adzkār, no.861;[4] al-Baihaqi Syu`ab al-Īmān bab Ta`dīd Ni`ama Allah, no.4059.[5]
Dalam jalur periwayatan hadits di atas terdapat seorang perawi hadits yang
bernama Abdullah bin Anbasah. Ibnu Abi Hatim menyebutkan bahwa Abu Zur`ah pernah ditanya
21. mengenai Abdullah bin Anbasah, maka beliau menjawab,"Aku tidak mengetahuinya
meriwayatkan hadits yang lain selain dari hadits ini."[6]
Meskipun demikian, para ulama tidak ada yang berkomentar mengenainya secara lebih
detail. Dalam Mīzānu al-I`tidāl Fī Naqdi al-Rijāl Imam al-Dzahabi pun hanya menyebutkan
namanya tanpa komentar apapun. Demikian pula dengan Ibnu Hajar dalam Tahdzibu al-
Tahdzib. Akan tetapi, Ibnu Hibban menyebutkan namanya dalam Ats-Tsiqat.[7] Dengan keadaan
seperti ini, penulis mengambil pendapat Ibnu Hibban, yang men-tsiqah-kannya.
Adapun dengan Rabi`ah bin Abdurrahman, Ibnu Abi Hatim menyebutkan bahwa Abu
Bakar Al-Humaidi berkata bahwa Rabi`ah bin Abdurrahman adalah seorang hafiz. Di-tsiqah-kan
pula oleh Abu Hatim.[8]
Demikian pula dengan Sulaiman bin Bilal, Imam Ahmad berkata bahwa tidak ada masalah
dengan periwayatannya dan beliau adalah seorang yang tsiqah.[9]
Dengan uraian di atas, penulis berkesimpulan bahwa sanad hadits ini adalah hasan, karena
kehadiran Abdullah bin Anbasah dalam jalur periwayatannya.
c. Analisis kualitas Matan
Menurut tinjauan matan, hadits ini tidak memiliki masalah, baik dari segi kandungan
maupun lafaznya. Dengan demikian matan hadits ini shahih.
Dengan melihat hasil analisis terhadap sanad dan matannya, penulis berkesimpulan bahwa
hadits ini adalah hadits hasan.
12. Doa Ke-12 : Membaca Yā Rabbī Laka Al-Hamdu 3 Kali
Redaksi lengkap doa tersebut adalah sebagai berikut:
َكِناَطْلُس ِيمِظَعِل َو َكِهْج َو ِلالَجِل يِغَبْنَي اَمَك ُدْمَحْال َكَل ِب َر اَي
"Wahai Tuhanku, bagi-Mu segala puji, sebagaimana kemuliaan wajah-Mu dan kebesaran
kekuasaan-Mu."
a. Hadits mengenai Yā Rabbī Laka Al-Hamdu 3 Kali
Hadits yang menyebutkan mengenai doa ini adalah sebagai berikut:
3801-بشير بن صدقة حدثنا . الحزامي المنذر بن إبراهيم حدثنا
كان أنه يحدث الجمحي إبراهيم بن قدامة سمعت قال العمريين مولى
ثوبان وعليه . غالم وهو الخطاب بن عمر بن هللا عبد إلى يختلف
عليه هللا صلى هللا رسول أن عمر بن هللا عبد فحدثنا قال . معصفران
عب أن ( :حدثهم سلم وينبغي كما الحمد لك رب يا قال هللا عباد من دا
كيف يدريا فلم . بالملكين فعضلت . سلطانك ولعظيم وجهك لجالل
22. مقالة قال قد عبدك إن ربنا يا وقاَل السماء إلى فصعدا . يكتبانها
ماذا عبده قال بما أعلم وهو جل و عز هللا قال . نكتبها كيف َلندري
إنه رب يا قاَل ؟ عبدي قاللجالل ينبغي كما الحمد لك رب يا قال
عبدي قال كما اكتباها لهما جل و عز هللا فقال سلطانك وعظيم وجهك
.)بها فأجزيه يلقاني حتى .
"Menceritakan kepada kami Ibrahim bin Al-Mundziri Al-Hazami, menceritakan kepada
kami Shadaqah bin Basyir, hamba sahaya Al-`Umariyin, ia berkata, saya mendengar Qudamah
bin Ibrahim Al-Jumahi, ia mengatakan bahwa dahulu Abdullah bin Umar diperselisihkan, yaitu
ketika ia masih anak-anak. Dalam hal ini salah satu yang memperselisihkannya adalah Tsauban
Mu`ashfaran, Qudamah bin Ibrahim kemudian berkata, menceritakan kepada kami Abdullah bin
Umar, bahwa Nabi SAW menceritakan kepada mereka,"Bahwa seorang hamba di antara
hamba-hamba Allah membaca," Wahai Tuhanku, bagi-Mu segala puji, sebagaimana kemuliaan
wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu."[10]
b. Analisis Kualitas Sanad
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah bab Fadhlu Al-Hāmidīna, no.3801;[11] al-Baihaqi Syu`abu
al-Īmān bab Ta`dīdu Ni`ama Allahi `Azza wa Jalla, no.4077;[12] al-Thabrani al-Mu`jam al-
Kabīr bab Abdullah bin `Umar bin Al-Khattāb, no.13297.[13]
Al-Hafiz al-Mundziri berkata hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Imam Ahmad,
dengan melalui sanad yang muttashil dan rawi-rawi yang tsiqah, hanya saja tidak ditemukan
seorang pun yang berkomentar mengenai Shadaqah bin Basyīr, baik men-ta`dil-kan ataupun
men-jarh-nya.[14]
Demikian dalam kitab jarh-ta`dīl yang telah ditelusuri, tidak ditemukan adanya komentar
mengenai Shadaqah bin Basyīr, semuanya hanya menyebutkan namanya tanpa komentar apapun.
Dengan demikian, hadits ini dha`if, yaitu dengan majhūl hāl-nya (tidak diketahui keterangan
mengenai dirinya) Shadaqah bin Basyīr.
13. Doa ke-13 : Membaca Radhītu billāhi Rabban 3 kali
Doa tersebut selengkapnya adalah sebagai berikut:
ًّايِبَن ٍدَّمَحُمِب َو ، اًنِيد ِمَالْسِاإلِب َو ، ًّابَر ِ َّاَّللِب ُيت ِض َرَوًَلوُسَر
"Aku telah ridha Allah sebagai Rabbku, islam sebagai agamaku, dan dengan Muhammad
sebagai Nabi dan Rasulku"
a. Hadits tentang doa Radhītu billāhi Rabban
1. Mendapat ampunan dosa jika dibaca ketika mendengar suara Adzan
23. Diriwayatkan oleh Imam Muslim bab Istihbābu al-Qaulu Mitsla Qaula al-
Mu`addzin, no.386;[15] Abu Dawud bab Ma Yaqūlu Idzā Sami`a al-Mu'addzin;[16] Tirmidzi
bab Mā Yaqūlu Idzā Adz-Dzana Al-Mu'adzdzin, no.210;[17] an-Nasa'i al-Du`ā' `Inda al-
Adzān, no.679;[18] Ibnu Majah bab Mā Yaqūl Idzā Adz-Dzana al-
Mu'adzdzin, no.721;[19] Ahmad bab Musnad Abī Ishāk Sa`īd bin Abī Waqāsh, no.1565.[20]
2. Wajib masuk surga bagi yang membacanya
Diriwayatkan oleh Abu Dawud bab Fī Al- Istighfār, no.1531;[21]
3. Mendapat ridha Allah bagi yang membacanya 3 kali ketika pagi dan sore hari
Salah satu riwayat yang menyebutkan doa ini adalah sebagai berikut:
18967-ي ِاضَق ،ٍليِقَع يِبَأ ْنَع ،ُةَبْعُش َانَثَّدَح ، ٍرِامَع ُْنب ُد َوْسَأ َانَثَّدَح
ِد ِجْسَم يِف ٌلُجَر َّرَم :َلاَق ،ٍم َّالَس يِبَأ ْنَع ،َةَي َِاجن ِْنب ِقِباَس ْنَع ،ٍِطسا َو
َلاَق ،َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص ،ِيِبَّنال ُمِدَاخ اَذَه :واُلاَقَف ، َصْم ِح،ِهْيَلِإ ُتْمُقَف :
:ُتْلُقَف(1)ََل ،َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص ِهللا ِلوُسَر ْنِم ُهَتْعِمَس اًثِيدَح يِنِْثدَح
:َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص ِهللا ُلوُس َر َلاَق :َلاَق ،ُلاَج ِالر ُهَنْيَب َو ََكنْيَب ُهُل َاوَدَتَي
ٍمِلْسُم ٍدْبَع ْنِم اَم ":ٍتاَّرَم َث َالَث ِيسْمُي َين ِح َو ُحِبْصُي َين ِح ُلوُقَي
،ًّايِبَن َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص ٍدَّمَحُمِب َو ،اًنِيد ِم َالْسِ ْاإلِب َو ،ًّابَر ِهللاِب ُيت ِض َر
" ِةَماَيِقْال َم ْوَي ُهَي ِض ْرُي ْنَأ ِهللا ىَلَع اًّقَح َانَك ََّلِإ
"Menceritakan kepada kami Aswad bin `Amir, menceritakan kepada kami Syu`bah, dari
Abi `Aqil, dari Sabiq bin Najih, dari Abi Sallam, ia (Sabiq bin Najih) berkata, beberapa orang
laki-laki melewati Mesjid Himsh, mereka kemudian berkata,"Orang ini adalah pelayanan Nabi
SAW, Ia (Sabiq bin Najih) berkata : maka aku berdiri mendekat kepada mereka, dan berkata:
ceritakanlah kepadaku sebuah hadits yang telah Engkau langsung dari Rasulullah SAW, yang
tidak ada seorang pun yang menjadi perantaranya, ia berkata: Rasulullah SAW
bersabda,"Tidaklah seorang hamba Allah muslim ketika pagi dan sore hari membaca 3 kali
:"Aku telah ridha Allah sebagai Rabbku, islam sebagai agamaku, dan dengan Muhammad
sebagai Nabiku," kecuali Allah akan benar-benar meridhainya pada hari kiamat."[22]
b. Analisis Kualitas Sanad
Diriwayatkan oleh Tirmidzi bab Mā Jā'a Fī Ad-Du`ā Idzā Asbaha, no.3389;[23] Ibnu
Majah bab Mā Yad` ū bihī Idzā Asbaha, no.3870;[24] Imam Ahmad bab Hadītsu Khādimi An-
Nabiyi SAW, no.18967;[25] Ibnu Abi Syaibah bab Fī al-Rajul Mā Yaqūl Idzā Asbah,
no.26541.[26]
24. Imam Tirmidzi mengatakan hadits ini Hasan Gharib; Al-Hafiz Al Haitsami mengatakan
bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan al-Thabrani dengan jalur periwayatan
yang tsiqah.[27] Berdasarkan pernyataan al-Hafiz al-Haitsami ini, maka sanad hadits ini shahih.
c. Analisis kualitas matan
Menurut tinjauan matan, hadits ini tidak memiliki masalah, baik dari segi lafaz ataupun
kandungannya.
Berdasarkan hasil analisis sanad dan matan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hadits
ini adalah shahih.
14. Doa Ke-14 : Membaca Subhānallahi Wa Bihamdihī `Adada Khalqihī 3 Kali
Secara lengkap doa tersebut adalah sebagai berikut:
رضا و خلقه عدد بحمده و هللا سبحانومداد عرشه وزنة نفسه
كلماته
"Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya, sebanyak bilangan ciptaan-Nya, dan
sebanyak keridhaan-Nya, dan sebesar bobot Arsy-Nya, dan sebanyak tinta kalimat-Nya."
a. Hadits tentang doa Subhānallahi Wa Bihamdihī `Adada Khalqihī 3 kali
Salah satu riwayat yang menyebutkan doa ini adalah sebagai berikut:
(2726)واللفظ ( عمر أبي وابن الناقد وعمرو سعيد بن قتيبة حدثنا
آل مولى عبدالرحمن بن محمد عن سفيان حدثنا قالوا ) عمر أبي َلبن
هللا صلى النبي أن :جويرية عن عباس ابن عن كريب عن طلحةعليه
ثم مسجدها في وهي الصبح صلى حين بكرة عندها من خرج سلم و
التي الحال على زلت ما فقال جالسة وهي أضحى أن بعد رجع
قلت لقد سلم و عليه هللا صلى النبي قال نعم قالت ؟ عليها فارقتك
لوزنتهن اليوم منذ قلت بما وزنت لو مرات ثالث كلمات أربع بعدك
عدد وبحمده هللا سبحانعرشه وزنة نفسه ورضا خلقه.كلماته ومداد
"Menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa`īd, `Amru An-Nāqidi, dan Ibnu Abī `Amr
(redaksi ini menurut Ibnu Abi `Amr), mereka berkata, menceritakan kepada kami Sufyān, dari
Muhammad bin Abdurrahmān, yaitu hamba sahaya milik keluarga keluarga Thalhah, dari
Kuraib, dari Ibnu Abbās, dari Juwairiyah : bahwa Nabi SAW keluar dari sisinya pada suatu
pagi ketika ia shalat subuh, dan saat itu ia (Juwairiyah) berada di dalam tempat shalatnya.
Kemudian Beliau SAW kembali ke rumahnya setelah waktu dhuha, dan ia (Juwairiyah) masih
25. dalam keadaan duduk di tempat shalatnya. Maka beliau bersabda,"Apakah Engkau tetap duduk
disini sebagaimana aku tinggalkan tadi ? Aku menjawab,"Ya!". Nabi SAW
bersabda,"Sesungguhnya Aku telah membaca setelah tadi empat kata tiga kali, yang jika
seandainya ditimbang maka akan sama pahalanya (denganmu), yaitu," "Maha Suci Allah dan
segala puji bagi-Nya, sebanyak bilangan ciptaan-Nya, dan sebanyak keridhaan-Nya, dan
sebesar bobot Arsy-Nya, dan sebanyak tinta kalimat-Nya."[28]
b. Analisis Kualitas Sanad
Diriwayatkan oleh Imam Muslim bab al-Tasbīh Awwala an-Nahār, no.2726;[29] Abu
Dawud bab al-Tasbīh bi al-Hashā, no.1503[30]; an-Nasa'i Sunan al-Kubrā bab Dzakara Hadītsu
Ka`ab bin `Ujrah Fī al-Ma`qubāts;[31]
Kehadiran Imam Muslim dan Kitab Shahihnya dalam jalur periwayatan hadits ini membuat
penulis merasa tidak perlu lagi untuk menelitinya lebih lanjut baik dari segi sanad maupun
matan. Karena para ulama hadits menyatakan bahwa hadits-hadits yang bersumber dari kitab
Shahih Muslim merupakan hadits yang tidak diragukan lagi keshahihannya.
Ibnu Sholah menyatakan bahwa Kitab Shahih Bukhari dan Kitab Shahih Muslim adalah
kitab yang paling shahih sesudah Kitab Allah SWT, yaitu Al-Qur'an.[32]
Imam Muslim menyatakan bahwa tidak semua hadist shahih beliau masukan ke dalam
kitabnya, akan tetapi yang dimasukkan hanyalah hadist-hadits shahih yang para ulama telah
bersepakat atas keshahihannya.[33]
15. Doa Ke-15: Membaca Bismillahi Alladzī Lā Yadhurru Ma`a Ismihī 3 Kali
Secara lengkap doa tersebut berbunyi sebagai berikut:
ِاءَمَّسال ىِف ََل َو ِض ْرَألا ىِف ٌءْىَش ِهِمْسا َعَم ُّرُضَي ََل ِىذَّلا ِ ََّّللا ِمْسِب
َوُه َوُميِلَعْال ُعيِمَّسال
"Dengan menyebut nama Allah, yang dengan nama-Nya tidak ada yang dapat
membahayakan sedikitpun, baik di bumi atau pun di langit, dan Ia Maha Mendengar dan Maha
Mengetahui."
a. Hadits tentang Bismillahi Alladzī Lā Yadhurru Ma`a Ismihī 3 Kali
5090-َْنب َانَبَأ َعِمَس ْنَّمَع ٍدُود ْوَم وُبَأ َانَثَّدَح َةَمَلْسَم ُْنب ِ ََّّللا ُدْبَع َانَثَّدَح
َانَمْثُع ُتْعِمَس ُلوُقَي َانَمْثُع-َانَّفَع َْنبا ىِنْعَي-ِ ََّّللا َلوُسَر ُتْعِمَس ُلوُقَي
-وسلم عليه هللا صلى-ُلوُقَي«َّلا ِ ََّّللا ِمْسِب َلاَق ْنَمِهِمْسا َعَم ُّرُضَي ََل ِىذ
ْمَل ٍتا َّرَم َثَالَث ُميِلَعْال ُعيِمَّسال َوُه َو ِاءَمَّسال ىِف ََل َو ِض ْرَألا ىِف ٌءْىَش
26. ْمَل ٍتا َّرَم َثَالَث ُحِبْصُي َين ِح اَهَلاَق ْنَم َو َحِبْصُي ىَّتَح ٍءَالَب ُةَأْجَف ُهْب ِصُت
ِسْمُي ىَّتَح ٍءَالَب ُةَأْجَف ُهْب ِصُتَى.»
"Menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah, menceritakan kepada kami Abu
Maudūdin, dari orang orng yang mendengar Abān bin Utsman, bahwa Abān berkata, saya
mendengar Utsman-Yaitu Ibnu Affān- berkata, saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda,"Barangsiapa yang membaca,"Dengan menyebut nama Allah, yang dengan nama-Nya
tidak ada yang dapat membahayakan sedikitpun, baik di bumi atau pun di langit, dan Ia Maha
Mendengar dan Maha Mengetahui." 3 kali maka tidak akan ditimpa oleh musibah hingga pagi
hari. Dan barangsiapa yang membacanya ketika pagi hari 3 kali, maka tidak akan tertimpa
musibah hingga sore hari."[34]
b. Analisis sanad Kualitas Hadits
Diriwayatkan oleh Abu Dawud bab Mā Yaqūlu Idzā Asbaha, no.5088;[35] Tirmidzi bab
Mā Jā'a Fī al-Du`ā' Idzā Asbaha, no.3388;[36] Ibnu Majah bab Mā Yad`ū bihī al-Rajul Idzā
Asbaha, no.3869;[37] an-Nasa'i bab Mā Yaqūl Idzā Intaħā Ilā Qaumin, no.10178;[38] Imam
Ahmad bab Musnad Utsmān bin Affān, no.446;[39]
Imam Tirmidzi berkata hadits ini Hasan Shahih Gharib,[40] Mengenai jalur yang
disampaikan oleh Abu Dawud, dan Ibnu Abi Syibah, al-Hakim mengatakan bahwa sanadnya
shahih.[41] Dishahihkan pula oleh Ibnu Hibban.[42]
Dalam jalur periwayatan yang disampaikan oleh Imam Ahmad, Tirmidzi, an-Nasa'i, dan
Ibnu Majah, terdapat seorang perawi bernama Abdurrahman bin Abu Zinad, Ibnu Al-Jauzi
menyebutkan bahwa Imam Ahmad berkata ia adalah seorang mudhtharib al-Hadits, Imam Nasa'i
menyatakannya dha`if, Yahya bin Ma`in dan Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa haditsnya
tidak dapat dijadikan hujjah, akan tetapi ia ditsiqahkan oleh Imam Malik.[43]
Berdsarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sanad hadits ini shahih, yaitu jika
melalui jalur Abu Dawud, Ibnu Abi Syaibah. Dan benilai dha`if jika melwati jalur Imam Ahmad,
An-Nasa'i, Tirmidzi, dan Ibnu Majah.
c. Analisis kualitas matan
Menurut analisis matan, hadits ini tidak memiliki masalah pada matannya. Sehingga
derajatnya adalah shahih.
16. Doa Ke-16 : Membaca Allaħumma Innā Na`ūdzu bika Min An-Nusyrika bika 3 Kali
Secara lengkap doa tersebut berbunyi sebagai berikut :
ََل اَمِل َكُرِفْغَتْسَن َو ،ُهُمَلْعَن اًئْيَش َكِب َك ِرْشُن ْنَأ ْنِم َكِب ُذوُعَن اَّنِإ َّمُهالل
ُمَلْعَن
"Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik kepada-Mu
dengan sesuatu yang kami ketahui, dan kami memohon ampun kepada-Mu terhadap perbuatan
syirik yang kami tidak mengetahuinya."
27. a. Hadits tentang Membaca Allaħumma Innā Na`ūdzu bika Min An-Nusyrika bika 3 Kali
Salah satu jalur periwayatan hadits yang menyebutkan mengenai doa ini adalah sebagai
berikut:
19606-يِبَأ َْنبا يِنْعَي ِكِلَمْال ُدْبَع َانَثَّدَح ، ٍْريَمُن ُْنب ِهللا ُدْبَع َانَثَّدَح
وُبَأ َانَبَطَخ :َلاَق ٍلِهاَك يِنَب ْنِم ٍلُجَر ٍيِلَع يِبَأ ْنَع ،َّيِمَز ْعرْال َانَمْيَلُس
َ ْاأل ىَسوُمْنِم ىَفْخَأ ُهَّنِإَف ؛ َك ِْرالش اَذَه واُقَّتا ُاسَّنال اَهُّيَأ اَي :َلاَقَف ُّي ِرَعْش
: َاَلَقَف ِب ِارَضُمال ُْنب ُْسيَق َو ،ٍن ْزَح ُْنب ِهللا ُدْبَع ِهْيَلِإ َامَقَف . ِلْمَّنال ِبيِبَد
ْأَم َرَمُع َّنَيِتَْأنَل ْوَأ َتْلُق اَّمِم َّنَجُرْخَتَل ِهللا َو:َلاَق . ٍونُذْأَم ُْريَغ ْوَأ َانَل ٌونُذ
ٍم ْوَي َاتَذ َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص ِهللا ُلوُس َر َانَبَطَخ ،ُتْلُق اَّمِم ُجُرْخَأ ْلَب
. " ِلْمَّنال ِبيِبَد ْنِم ىَفْخَأ ُهَّنِإَف ؛ َك ِْرالش اَذَه واُقَّتا ُاسَّنال اَهُّيَأ " :َلاَقَف
:ُهَل َلاَقَفِلْمَّنال ِبيِبَد ْنِم ىَفْخَأ َوُه َو ،ِهيِقَّتَن َْفيَك َو َلوُقَي ْنَأ ُهللا َءَاش ْنَم
اًئْيَش َكِب َك ِرْشُن ْنَأ ْنِم َكِب ُذوُعَن اَّنِإ َّمُهالل " :واُلوُق :َلاَق ؟ ِهللا َلوُس َر اَي
" ُمَلْعَن ََل اَمِل َكُرِفْغَتْسَن َو ،ُهُمَلْعَن
"Menceritakan kepada kami Abdullah bin Numair, menceritakan kepada kami Abdul
Malik, yaitu Ibnu Abi Sulaiman Al-`Arzamī, dari Abi `Alī, yaitu seorang laki-laki yang berasal
dari Banī Kāħil, ia berkata, Abū Mūsā Al-Asy`ārī berkhutbah kepada kami, maka beliau
berkata,"Wahai sekalian manusia, takutlah kalian kepada syirik, karena ia lebih tersembunyi
dari pada tersembunyinya lubang semut. Maka Abdullah bin Hazn dan Qais bin Al-Mudhārib
berdiri, dan keduanya berkata,"Demi Allah, apa yang Engkau katakan berbeda (belum pernah
terdengar oleh kami), atau kami akan mendatangi Umar, baik kami diizinkan ataupun tidak. Abu
Musa berkata:"Akulah yang pertama mengatakannya (pada kalian). Suatu hari Rasulullah SAW
berkhutbah kepada kami, maka beliau bersabda,"Wahai manusia, takutlah kalian kepada syirik,
karena ia lebih tersembunyi dibandingkan dengan lubang semut." Maka sesorang berkata
kepada beliau,"bagaimanakah caranya agar kami dapat menghidarinya, sementara ia lebih
tersembunyi jika dibandingkan lubang semut ? bBeliau bersabda,"Katakanlah oleh kalian," "Ya
Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik kepada-Mu dengan
sesuatu yang kami ketahui, dan kami memohon ampun kepada-Mu terhadap perbuatan syirik
yang kami tidak mengetahuinya."[44]
b. Analisis Kualitas Sanad Hadits
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad bab Hadītsu Abī Mūsā al-Asy`arī, no.19606,[45] Ibnu
Abi Syaibah bab Fī al-Ta`awwudzi Mina al-Syirki, no.29547;[46] Thabrani Kitab al-Mu`jam al-
Kabīr bab Qath`atun Min al-Mafqūd, no.1567.[47]
Dalam sanad di atas, Ibnu Abi Hatim menyebutkan dari Yahya bin Ma`in bahwa Yahya
menyatakan Abdullah bin Numair adalah seorang yang tsiqah.[48]
28. Adapun mengenai Ibnu Abī Sulaimān al-`Azrāmī nama lengkapnya adalah Abdul Malik bin
Abī Sulaiman al-`Azramī, al-Hafiz Adz-Dzahabī menyatakan bahwa ia adalah seorang ahli
hadits tsiqah yang terkenal.[49]
Sedangkan mengenai Abu `Ali, Syaikh al-Bushīrī berkata bahwa ia disebutkan oleh Ibnu
Hibban dalam al-Tsiqāt, dan tidak ada seorang pun yang men-dha`if-kannya.[50]
Melihat uraian ini, maka penulis menyimpulkan bahwa sanad hadits ini adalah hasan, yaitu
dengan adanya Abu `Ali dalam sanadnya.
c. Analisis kualitas matan
Menurut pengamatan penulis, matan hadits ini tidak memiliki masalah yang dapat merusak
keshahihan matan, baik dari segi susunan lafaz matan yang berupa kata asing, kata yang berubah,
kata yang terbalik, ataupun sisipan dan tambahan, ataupun dari segi kandungan matan yang
berupa pertentangan matan dengan matan yang lain, dan makna matan yang sulit difahami.
Dengan demikian, matan hadits ini adalah shahih.
17. Doa Ke-17 : Membaca A`ūdzu bi Kalimāti Allahi al-Tāmmāti 3 Kali
Doa tersebut selengkapnya sebagai berikut :
َقَلَخ اَم َِرش ْنِم ِتاَّماَّتال ِ ََّّللا ِتاَمِلَكِب ُذوُعَأ
"Aku berlidung dengan kalimat Allah Yang Maha Sempurna dari kejahatan mahluk-Nya."
a. Hadits tentang Membaca A`ūdzu bi Kalimāti Allahi al-Tāmmāti 3 Kali
1. Dibaca sebagai perlindungan ketika turun hujan deras
Diriwayatkan oleh Imam Muslim bab Fī al-Ta`awwudz, no.2708;[51] Tirmidzi bab Mā
Jā'a Mā Yaqūlu Idzā Nazala Manzilan, no.3437.[52]
2. Sebagai perlindungan dari sengatan hewan berbisa
Abu Dawud bab Kaifa al-Raqī, no.3893;[53] Ibnu Majah bab Rukyatu al-Hayyatu wa al-
`Aqrab, no.3518.[54]
3. Dibaca 3 kali pada waktu sore, sebagai perlindungan dari sengatan hewan-hewan berbisa
pada malam hari
Adapun salah satu riwayat yang menyebutkan hal ini adalah sebagai berikut:
3604: َلاَق ، َونَُاره ُْنب ُدي ِزَي َانَرَبْخَأ : َلاَق ، ىَسوُم ُْنب ىَيْحَي َانَثَّدَح .
ْنَع ، ِهيِبَأ ْنَع ، ٍحِلاَص يِبَأ ِْنب ِلْيَهُس ْنَع ، ََّانسَح ُْنب ُمَاشِه َانَرَبْخَأ
َم : َلاَق َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ ََّّللا ىَّلَص ِيِبَّنال ِنَع ، َة َْريَرُه يِبَأِيسْمُي َين ِح َلاَق ْن