Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif 6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDIT SCORING
1. D. M. Gabrielle, Ph.D.
“Gabrielle”
D. M. Gabrielle, Ph.D.
“Gabrielle”
2. 1. Watak/karakter (Character).
– Kemauan untuk melunasi.
2. Kemampuan (Capacity).
– Manajemen
– Membayar.
3. Modal (Capital)
– Kesanggupan menyediakan modal sendiri.
4. Agunan (Collateral).
– Sumber dari usaha yang dibiayai
– Salah satu unsur jaminan.
5. Kondisi Ekonomi & Prospek Usaha (Condition).
– Faktor external
6. Batasan dan hambatan (Constraint)
Pokok Penilaian dalam Analisis Kredit (6C)
3. adalah keadaan watak dari nasabah, baik dalam kehidupan
pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian
terhadap karakter ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh
mana kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya
(willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah
ditetapkan.
TUJUAN ANALISIS CHARACTER (WATAK):
• Melihat tanggung jawab, kejujuran, keseriusan bisnis,
keinginan untuk membayar semua kewajiban dengan seluruh
kekayaan yang dimiliki, sehingga bank dapat meyakini itikad
baik peminjam dan dapat mengetahui risiko atas kredit yang
diberikan.
Analisis CHARACTER (Watak)1
4. • Sebagai alat untuk memperoleh gambaran tentang
karakter dari calon nasabah tersebut, dapat ditempuh
melalui upaya, antara lain:
a. Meneliti riwayat hidup calon nasabah;
b. Meneliti reputasi calon nasabah tersebut di lingkungan
usahanya;
c. Meminta bank to bank information (Sistem Informasi
Debitur);
d. Mencari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha
dimana calon nasabah berada;
e. Mencari informasi apakah calon nasabah suka berjudi;
f. Mencari informasi apakah calon nasabah memiliki hobi
berfoya-foya.
Analisis CHARACTER
5. RESIKO WATAK :
• Nasabah pindahan
• Informasi tidak benar/terbuka
• Cara berhubungan mendesak/iming
iming/janji/pemberian hadiah
• Kurang dikenal
• Kurang dipercaya pemasok/pelanggan/rekan
bisnis, info BI, catatan intern bank, pesaing,dsb
• Tingkah laku moral
• Istri lebih dari 1 (simpanan)
• Penarikan cek kosong,termasuk Daftar Hitam
• Catatan kriminal
• Manajemen tertutup, administrasi tidak tertib
• Ambisius, suka jalan pintas
• Tidak kooperatif dalam proses analisis
Analisis CHARACTER
6. 6
Analisis CAPACITY (Kemampuan)
• adalah kemampuan yang dimiliki calon
nasabah dalam menjalankan usahanya guna
memperoleh laba yang diharapkan.
• Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk
mengetahui sampai sejauh mana calon
nasabah mampu untuk mengembalikan atau
melunasi utang-utangnya secara tepat waktu
dari usaha yang diperolehnya.
2
7. Kemampuan sendiri perusahaan dalam
memikul beban pembiayaan yang
dibutuhkan.
Kemampuan menanggung beban resiko
(risk sharing).
Kesungguhan debitur dalam mengelola
usahanya.
Analisis CAPACITY
8. Pengukuran capacity tersebut dapat dilakukan melalui
berbagai pendekatan berikut ini:
a. Pendekatan historis, yaitu menilai past performance, apakah
menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu.
b. Pendekatan finansial, yaitu menilai latar belakang pendidikan para
pengurus
c. Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis apakah calon nasabah
mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha yang diwakilinya
untuk mengadakan perjanjian kredit dengan bank.
d. Pendekatan manajerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan
keterampilan nasabah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
dalam memimpin perusahaan.
e. Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan
calon nasabah mengelola faktor-faktor produksi seperti tenaga
kerja, sumber bahan baku, peralatan-peralatan, administrasi dan
keuangan, industrial relation sampai pada kemampuan merebut
pasar.
Analisis CAPACITY
9. MANAJEMEN PUNCAK :
• Kemampuan menetapkan visi, misi, tujuan dan strategi
perusahaan.
• Kemampuan merencanakan manajemen (rencana
kerja, penetapan standar operasional & anggaran).
• Kemampuan melaksanakan kegiatan manajemen
organisasi (penyusunan struktur, pendelegasian
wewenang).
• Kemampuan melakukan evaluasi dan pengawasan
Analisis CAPACITY
10. KEMAMPUAN MANAJEMEN PRODUKSI :
• Pabrik, mesin produksi kurang tepat guna.
• Lokasi pabrik jauh.
• Persediaan yang menumpuk.
• Ketergantungan terhadap supplier/bahan tertentu.
• Produk inferior.
• Banyak di sub kontrak.
Analisis CAPACITY
11. KEMAMPUAN MANAJ.PEMASARAN :
Kemampuan nasabah menjual produk :
• Angka keragaan masa lalu
• Angka proyeksi pemasaran
• Perencanaan, strategi pemasaran & marketing mix
(bauran pemasaran)
Resiko Kemampuan Manajemen Pemasaran:
• Lokasi kurang strategis, produk tidak diversifikasi,
promosi terlalu besar, ketergantungan konsumen
tertentu, segmen terbatas
Analisis CAPACITY
12. 12
MANAJEMEN PERSONALIA:
Menilai kekuatan perusahaan dilihat dari segi kualitas
dan kuantitas tenaga kerjanya
Menilai kemampuan perusahaan memelihara
hubungan yang baik antara pegawai dengan
perusahaan/pemilik.
Resiko Kemampuan Personalia :
“ one man show, tua/sakit-sakitan, tidak ada
regenerasi, tergantung seseorang, produktifitas
rendah, tumpang tindih tugas, SDM terbatas”.
Analisis CAPACITY
13. Analisis CAPITAL (Modal)
adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh
calon nasabah. Semakin besar modal sendiri dalam
perusahaan, tentu semakin tinggi kesungguhan calon
nasabah dalam menjalankan usahanya dan bank akan
merasa lebih yakin dalam memberikan kredit. Modal
sendiri juga diperlukan bank sebagai alat kesungguhan
dan tangung jawab nasabah dalam menjalankan
usahanya karena ikut menanngung resiko terhadap
gagalnya usaha.
Dalam praktik, kemampuan capital ini dimanifestasikan
dalam bentuk kewajiban untuk menyediakan self-
financing, yang sebaiknya jumlahnya lebih besar
daripada kredit yang dimintakan kepada bank.
3
14. Analisis CAPITAL
INDIKATOR UTAMA : D E R
DER adalah alat ukur ketergantungan debitur
terhadap pihak luar perusahaan.
Semakin tinggi DER, kemampuan perusahaan
menanggung beban pembiayaan semakin rendah,
semakin tinggi resiko yang dihadapi perusahaan.
Besarnya modal sendiri tidak mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam pembayaran
hutangnya.
15. KOMPONEN MODAL ;
1. Modal disetor
2. Laba ditahan
3. Tambahan modal
disetor
4. Modal sumbangan
5. Modal revaluasi
6. Hutang pada Persero
PRINSIP-PRINSIP DALAM
MENILAI MODAL SENDIRI:
1. Harus ada pemisahan Assets
secara jelas.
2. Pemisahan secara jelas atas
hutang.
3. Perhitungan nilai assets hrs
didasarkan pada prinsip
akuntansi.
4. Nilai Equity diperoleh dari
pengurangan total assets
dengan seluruh hutang.
5. Debitur yang memiliki beberapa
usaha agar dibuat neraca
konsolidasi.
Analisis CAPITAL
16. RESIKO CAPITAL :
1. Leverage Ratio tinggi
2. Profitabilitas rendah
3. Prive/deviden besar
4. Modal disetor belum notariil
5. Laba ditahan rendah
6. Pemilikan satu keluarga
7. Pemilikan modal tidak dikenal
8. Modal revaluasi
Analisis CAPITAL
17. Analisis COLLATERAL (Agunan)
• adalah barang-barang yang diserahkan nasabah
sebagai agunan terhadap kredit yang
diterimanya.
• Collateral tersebut harus dinilai oleh bank untuk
mengetahui sejauh mana resiko kewajiban
finansial nasabah kepada bank.
• Pada hakikatnya bentuk collateral tidak hanya
berbentuk kebendaan, tetapi juga collateral yang
tidak berwujud, seperti : jaminan
pribadi (borgtocht), letter of guarantee, letter of
comfort, rekomendasi dan avalis.
4
18. Analisis COLLATERAL
PERANAN AGUNAN KREDIT :
1. Memberikan hak dan kekuasaan kepada bank
untuk mendapatkan pelunasan dari hasil
penjualan barang agunan apabila debitur cidera
janji
2. Menjamin agar debitur berperan serta di dalam
transaksi untuk membiayai dan
mengembangkan usahanya.
3. Mendorong debitur untuk memenuhi perjanjian
kredit
19. SYARAT AGUNAN KREDIT :
A. ASPEK EKONOMIS
1. Dapat diperjual belikan secara umum dan
bebas
2. Nilainya lebih besar dibandingkan kreditnya
3. Dapat dipertukarkan
4. Nilainya stabil dan cenderung naik
5. Kondisi dan lokasi agunan strategis
6. Manfaat ekonominya lebih panjang
Analisis COLLATERAL
20. SYARAT AGUNAN KREDIT :
B. ASPEK YURIDIS
1. Benar-benar milik pihak yang bersedia
mengagunkan.
2. Tidak dalam sengketa.
3. Memiliki bukti kepemilikan yang sah dan masih
berlaku serta mempunyai kekuatan hukum.
4. Agunan dalam kondisi bebas.
Analisis COLLATERAL
21. JENIS AGUNAN KREDIT
(BERDASARKAN SUMBER PENDANAANNYA)
1. Agunan Pokok, meliputi seluruh assets
perusahaan baik yg dibiayai dengan kredit
maupun yg tdk langsung dibiayai dengan kredit.
2. Agunan Tambahan, merupakan harta milik
debitur pribadi.
Analisis COLLATERAL
22. JENIS AGUNAN KREDIT
(BERDASARKAN ASPEK YURIDIS)
1. Agunan Kebendaan, meliputi seluruh benda
bergerak dan tidak bergerak, berwujud dan tidak
berwujud
2. Agunan Penanggungan (borgtocht):
- Personal guarantee
- Corporate guarantee
- Bank guarantee
Analisis COLLATERAL
23. NILAI AGUNAN KREDIT
1. Nilai saat ini :
- Nilai Pasar Wajar (NPW)
- Nilai Likuiditas (NL)
2. Nilai akan datang/proyeksi :
- Proyeksi Nilai Pasar Wajar (PNPW)
- Proyeksi Nilai Likuidasi (PNL)
Analisis COLLATERAL
24. DASAR PERTIMBANGAN
PENETAPAN NILAI AGUNAN ( 5P )
1. PENILAIAN, dengan cara dan metode yang berlaku
2. PENGIKATAN, bukti pemilikan yang sah menurut
hukum
3. PENGUASAAN, dapat dikuasai atas nama pemohon,
sehingga apabila dilikuidasi proses tidak panjang dan
tidak butuh biaya besar.
4. PENGAMANAN, dapat ditutup dengan asuransi.
5. PEMANFAATAN, sbgai sumber pembayaran kembali
terhadap kredit.
Analisis COLLATERAL
25. BENTUK PENGIKATAN AGUNAN
1. HAK TANGGUNGAN
2. HIPOTIK atau CREDITVERBAND
3. GADAI (PAND)
4. FIDUSIA
5. CESSIE
6. PENANGGUNGAN HUTANG (BORGTOCHT)
Analisis COLLATERAL
26. 26
RESIKO AGUNAN
1. Bentuk pemilikan jaminan kurang kuat
2. Pengikatan barang agunan kurang sempurna
3. Harga barang agunan fluktuatif
4. Nilai barang agunan menurun
5. Barang agunan kurang marketable
6. Nilai agunan tidak mengcover nilai kredit
7. Agunan milik orang lain
Analisis COLLATERAL
27. yaitu situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi,
budaya yeng mempengaruhi keadaan
perekonomian pada suatu saat yang
kemungkinannya memengaruhi kelancaran
perusahaan calon debitur.
a. Keadaan konjungtur
b. Peraturan-peraturan pemerintah
c. Situasi, politik dan perekonomian dunia
d. Keadaan lain yang memengaruhi pemasaran
Analisis CONDITION (Kondisi)5
28. 1. Pemasok
2. Pembeli
3. Persaingan
4. Barang Substitusi
5. Potensi Calon Pesaing
6. Peraturan Pemerintah
7. Perdagangan Internasional
Analisis CONDITION
29. 29
Resiko CONDITION :
PEMASOK, juml supplier sedikit, tidak ada
bahan baku alternatif
PEMBELI, pasar sasaran terbatas,
bergaining power langganan tinggi
PERSAINGAN, pesaing banyak, pesaing
dominan,tdk ada asosiasi industri
BARANG SUBSTITUSI
KONDISI PUBLIK, publik kritis,
perlindungan konsumen berlebihan,dll
PERATURAN PEMERINTAH
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Analisis CONDITION
30. Analisis CONSTRAINT (Batasan)
• adalah batasan dan hambatan yang tidak
memungkinkan suatu bisnis untuk
dilaksanakan pada tempat tertentu,
• misalnya : pendirian suatu usaha pompa
bensin yang disekitarnya banyak bengkel las
atau pembakaran batu bata.
Dari keenam prinsip di atas, yang paling perlu
mendapatkan perhatian Analis adalah Character, dan
apabila prinsip ini tidak terpenuhi, prinsip lainnya tidak
berarti. Dengan perkataan lain, permohonannya harus
ditolak.
6