Dokumen tersebut membahas tentang logika penyusunan laporan arus kas. Terdapat empat poin utama yaitu bentuk dan bagian laporan arus kas, perbedaan antara metode langsung dan tidak langsung, serta ketiga bagian utama laporan arus kas yaitu aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahDeddi Nordiawan
Modul tentang Pedoman bagi Pemerintah Daerah untuk melaksanakan SAP berbasis akrual. Modul ini disusun berdasarkan Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan SAP Akrual di Pemerintah Daerah
Buku ini membantu rekan akuntan untuk dapat membuat laporan arus kas dengan tepat. Penulis memahami kesulitan yang dialami rekan-rekan, pada buku ini penulis menunjukkan short cut nya. Selain memahami buku ini juga dilengkapi dengan 5 contoh soal dan jawaban terkait laporan arus kas.
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahDeddi Nordiawan
Modul tentang Pedoman bagi Pemerintah Daerah untuk melaksanakan SAP berbasis akrual. Modul ini disusun berdasarkan Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan SAP Akrual di Pemerintah Daerah
Buku ini membantu rekan akuntan untuk dapat membuat laporan arus kas dengan tepat. Penulis memahami kesulitan yang dialami rekan-rekan, pada buku ini penulis menunjukkan short cut nya. Selain memahami buku ini juga dilengkapi dengan 5 contoh soal dan jawaban terkait laporan arus kas.
The Cash Flow Statement translates earnings in the Income Statement into cash inflows. Explained in detail above as a part of the topic “Financial accounting”, is brought to you by Welingkar’s Distance Learning Division.
For more such innovative content on management studies, join WeSchool PGDM-DLP Program: http://bit.ly/SlideshareFaccounting
Join us on Facebook: http://www.facebook.com/welearnindia
Follow us on Twitter: https://twitter.com/WeLearnIndia
Read our latest blog at: http://welearnindia.wordpress.com
Subscribe to our Slideshare Channel: http://www.slideshare.net/welingkarDLP
LAPORAN ARUS KAS Metode Langsung dan Metode Tidak LangsungRiki Ardoni
Secara penyajiannya, laporan arus kas dibagi menjadi dua metode yaitu;
1. Laporan arus kas metode langsung (direct cash flow);
2. Laporan arus kas metode tidak langsung (indirect cash flow).
Dalam membuat Laporan arus kas, yang dibutuhkan adalah seluruh catatan penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan. Untuk pengeluaran arus di dalamnya berisi semua beban atau kewajiban yang seharusnya dibayarkan perusahaan.
ANALISA LAPORAN KEUANGAN BAGI KOPERASI.pptxhesti34
Laporan keuangan merupakan salah satu alat untuk menunjukkan keberhasilan organisasi dalam melaksanakan kegiatannya. dalam hal tindaklanjut laporan keuangan ini, maka perlu dilakukan analisa lebih lanjut, untuk menentukan kebijakan yang sebaiknya di buat, agar keberlangsungan organisasi atau perusahaan dapat terus berjalan dengan baik.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
Program sarjana merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran ilmiah.
Program sarjana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan Mahasiswa menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional.
2. 1
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
Melalui
tulisan
ini
penulis
ingin
membantu
kesulitan
rekan
se
profesi
Akuntan
dalam
membuat
laporan
keuangan
arus
kas.
Titik
berat
yang
akan
diuraikan
dalam
tulisan
ini
adalah
logika
pengerjaan
laporan
arus
kas
itu
sendiri.
Sebab
logika
berpikir
tersebut
akan
membantu
rekan
dalam
menyelesaikan
kesulitan
yang
ada
sesulit
apapun
kesulitan
tersebut.
Dalam
menjelaskan
Logika
pengerjaan
laporan
arus
kas
penulis
membuat
empat
(4)
poin
asumsi
diantaranya:
1. Bentuk
dan
Bagian
Laporan
Arus
Kas
Secara
umum
bentuk
laporan
arus
kas
ada
dua
metode
langsung
(Direct)
dan
metode
tidak
langsung
(Indirect)
perbedaan
dari
kedua
bentuk
laporan
arus
kas
tersebut
hanya
di
bagian
aktivitas
operasi
dari
laporan
arus
kas
yang
bersangkutan.
Sementara
untuk
Aktivitas
Investasi
dan
Aktivitas
pendanaan
baik
metode
langsung
dan
metode
tidak
langsung
adalah
sama.
Contoh
Laporan
Arus
Kas
metode
langsung
dapat
dilihat
pada
table
1.1
Pada
Laporan
Arus
Kas
Tidak
Langsung,
perhitungan
dimulai
dari
pendapatan
bersih
(Net
Income)
atau
dari
bawah
ke
atas
dari
laporan
laba
rugi.
Sementara
pada
Laporan
arus
kas
metode
langsung
perhitungan
dimulai
dari
atas
ke
bawah
dimulai
dari
pendapatan
hingga
ke
bawah.
Pada
metode
langsung
akun-‐akun
beban
penyusutan,
beban
amortisasi,
beban
deplesi,
keuntungan
atau
kerugian
dari
penjualan
aset
atau
utang
dikeluarkan
dari
komponen
Aktivitas
Operasi.
Maka
akun
akun
tersebut
tidak
muncul
seperti
pada
ilustrasi
di
bawah
ini.
Laporan
Arus
Kas
(Metode
Langsung)
Aktivitas
Operasi
Penerimaan
Kas
Dari
16
Pengguna
Jasa
(Customer)
5.577.000
Pembayaran
Kas
Ke
17
Vendor
(2.837.000)
18
Operasi
Perusahaan
(500.000)
Kas
Diterima
Dari
Aktivitas
Operasi
2.240.000
Ilustrasi
1.1
Laporan
Arus
Kas
Metode
Langsung
Operating
Activities
Sementara
kebalikannya
metode
tidak
langsung
akun
akun
tersebut
dimasukkah
sebagai
penambah
atau
pengurang
aktivitas
operasi
yang
ada.
3. 2
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
PT
XXX
Laporan
Arus
Kas
(Metode
Tidak
Langsung)
Untuk
periode
yang
berakhir,
December
31,
2013
Aktivitas
Operasi
Pendapatan
Bersih
XXX
Kenaikan
Piutang
(XXX)
Kenaikan
Utang
Karyawan
XXX
Kerugian
dari
Penjualan
Tanah
XXX
Beban
Amortisasi
Paten
XXX
Beban
Depresiasi
Kendaraan
XXX
Beban
Depresiasi
Gedung
XXX
Kas
Diterima
Dari
Aktivitas
Operasi
XXX
Aktivitas
Investasi
8
Penjualan
Tanah
XXX
9
Pembelian
Tanah
(XXX)
11
Pembelian
Kendaraan
(XXX)
13
Pembelian
Gedung
(XXX)
Kas
Digunakan
Untuk
Aktivitas
Investasi
(XXX)
Aktivitas
Pendanaan
1
Pembayaran
Dividen
(XXX)
15
Penerbitan
Saham
Biasa
XXX
Kas
Digunakan
Untuk
Aktivitas
Pendanaan
(XXX)
Kas
(1
Januari
2013)
XXX
Kas
Digunakan
(XXX)
Kas
(31
December
2013)
XXX
Ilustrasi
1.2
Laporan
Arus
Kas
Metode
Tidak
Langsung
Dari
kedua
bentuk
laporan
keuangan
metode
langsung
dan
metode
tidak
langsung
terdapat
3
bagian
laporan
arus
kas
utama1
yaitu
terdiri
dari
♦ Aktivitas
Operasi
(Operating
Activities)
Komponen
yang
boleh
masuk
dalam
aktivitas
operasi
biasanya
adalah
komponen
neraca
baik
ASET
atau
KEWAJIBAN
yang
nilainya
tidak
lebih
dari
satu
tahun.
Contohnya
adalah
piutang,
hutang
usaha
jangka
pendek,
persediaan,
peralatan
yang
nilainya
ditaksir
bertahan
kurang
dari
setahun.
Prepaid.
♦ Aktivitas
Investasi
(Investing
Activities)
1
Ketiga
bagian
tersebut
tidak
perlu
harus
ada,
misalkan
perusahaan
tidak
memiliki
utang
masa
cukup
ditampilkan
4. 3
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
Komponen
yang
boleh
masuk
dalam
aktivitas
investasi
biasanya
adalah
komponen
neraca
bagian
ASET
yang
nilainya
lebih
dari
satu
tahun.
Contohnya
misalnya
pembelian
tanah,
gedung,
kendaraan,
paten
dll.
♦ Aktivitas
Pendanaan
(Financing
Activities)
Komponen
yang
boleh
masuk
dalam
aktivitas
pendanaan
biasanya
adalah
komponen
neraca
bagian
KEWAJIBAN
yang
nilainya
lebih
dari
satu
tahun.
Contohnya
misalnya
penerbitan
obligasi
yang
jatuh
temponya
lebih
dari
satu
tahun.
Atau
penerbitan
Saham
Biasa
atau
Saham
Preferen
perusahaan.
Transaksi
yang
sifatnya
NON
CASH
tidak
boleh
masuk
dalam
Laporan
Arus
Kas.
Transaksi
tersebut
contohnya
menukar
tanah
dengan
memberikan
3
buah
mobil.
Atau
menukar
tanah
dengan
memberikan
saham
biasa.
Lebih
jauh
akan
dijelaskan
pada
contoh
soal
di
uraian
selanjutnya.
5. 4
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
2. Rumus
pengerjaan
PT
GROMANG
SEJAHTERA
Neraca
Untuk
periode
yang
berakhir,
December
31,
2013
31
Desember
2013
31
Desember
2012
ASET
TOTAL
ASET
XXX
XXX
KEWAJIBAN
TOTAL
KEWAJIBAN
XXX
XXX
EKUITAS
TOTAL
EKUITAS
XXX
XXX
Untuk
menghafal
rumus
Arus
Kas
tidaklah
sulit
cukup
dengan
Pendapatan
+
Aset
Awal
2
Keuntungan
atas
penjualan
suatu
aset
memiliki
efek
mengurangi
(-‐)
pendapatan
bersih
yang
ada
di
laporan
arus
kas.
Sementara
kebalikannya
kerugian
atas
penjualan
aset
memiliki
efek
menambah
(+)
pendapatan
bersih
yang
ada
di
laporan
arus
kas.
PT
GROMANG
SEJAHTERA
Laba
Rugi
Per
December
31,
2013
Penjualan
XXX
Beban
Penjualan
XXX
Keuntungan
Kotor
XXX
Beban
Operasi
XXX
Keuntungan
Operasi
XXX
Keuntungan
dari
penjualan
Aset2
XXX
Keuntungan
dari
penjualan
Aset
XXX
Pendapatan
Bersih
XXX
+
-‐
+
-‐
+
-‐
+
-‐
-‐
+
-‐
+
A
-‐(B)
Pendapatan
Beban
6. 5
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
Dari
pendekatan
tersebut
dapat
dikembangkan
atau
diturunkan
lebih
jauh
menjadi
beberapa:
• Pendapatan
+
Aset
Awal
–
Aset
Akhir
+
Kewajiban
Akhir
–
Kewajiban
Awal
• Aset
Awal
–
Aset
Akhir
• Kewajiban
Akhir
–
Kewajiban
Awal
• -‐(Beban
+
Kewajiban
Awal
–
Kewajiban
Akhir
+
Aset
Akhir
–
Aset
Awal)
• -‐(Kewajiban
Awal
–
Kewajiban
Akhir)
• -‐(Aset
Akhir
–
Aset
Awal)
Uraian
rumus
diatas
dapat
dengan
mudah
dihapal
mengikuti
garis
yang
telah
penulis
tulis
pada
ilustrasi
diatas.
Contoh
Penerapannya:
Cash
Flow
Metode
Langsung
–
Bagian
Operasi
Cash
From
Customer
=
Penjualan
+
Piutang
Usaha
Awal
–
Piutang
Usaha
Akhir
Cash
Paid
to
Supplier
=
-‐(COGS+
Utang
Usaha
Awal
–
Utang
Usaha
Akhir
+
Persediaan
Akhir
–
Persediaan
Awal)
Apabila
diperhatikan
lebih
jeli
ternyata
persamaannya
mengikuti
garis
yang
penulis
maksud.
5
Latihan
dibawah
ini
akan
membawa
anda
kepada
pemahaman
logika
pengerjaan
laporan
arus
kas
yang
lebih
baik.
7. 6
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
3. Contoh
Soal
dan
Jawaban
SOAL
1
PT
CIBALAPULANG
Neraca
Untuk
periode
yang
berakhir,
December
31,
2013
31
Desember
2013
31
Desember
2012
ASET
Kas
90.000
100.000
Piutang
Usaha
123.000
100.000
Perlengkapan3
56.000
64.000
Paten
54.000
70.000
Kendaraan
100.000
50.000
Ak
Peny
Kendaraan
(80.000)
(40.000)
Gedung
200.000
100.000
Ak
Peny
Gedung
(50.000)
(25.000)
Tanah
2.000.000
1.500.000
TOTAL
ASET
2.493.000
1.919.000
KEWAJIBAN
Utang
Usaha
500.000
200.000
Utang
Karyawan
324.000
186.000
Utang
Pajak
700.000
56.000
TOTAL
KEWAJIBAN
1.524.000
442.000
EKUITAS
Saham
Biasa
700.000
200.000
Laba
Ditahan
269.000
1.277.000
TOTAL
EKUITAS
969.000
1.919.000
PT
CIBALAPULANG
Laba
Rugi
Per
December
31,
2013
Penjualan
5.600.000
Beban
Penjualan
4.000.000
Keuntungan
Kotor
1.600.000
Beban
Operasi
500.000
Keuntungan
Operasi
1.100.000
Keuntungan
dari
penjualan
Perlengkapan
45.000
Keuntungan
dari
penjualan
Tanah
400.000
3
Asumsi
Nilai
Perlengkapan
memiliki
umur
lebih
dari
setahun
8. 7
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
Pendapatan
Bersih
1.545.000
PT
CIBALAPULANG
Laporan
Arus
Kas
(Metode
Tidak
Langsung)
Untuk
periode
yang
berakhir,
December
31,
2013
Aktivitas
Operasi
1
Pendapatan
Bersih
1.545.000
2
Kenaikan
Piutang
(23.000)
3
Kenaikan
Utang
Usaha
300.000
4
Kenaikan
Utang
Karyawan
138.000
5
Kenaikan
Utang
Pajak
644.000
6
Keuntungan
dari
Penjualan
Perlengkapan
(45.000)
8
Keuntungan
dari
Penjualan
Tanah
(400.000)
10
Beban
Amortisasi
Paten
16.000
12
Beban
Depresiasi
Kendaraan
40.000
14
Beban
Depresiasi
Gedung
25.000
Kas
Diterima
Dari
Aktivitas
Operasi
2.240.000
Aktivitas
Investasi
6
Penjualan
Perlengkapan
65.000
7
Pembelian
Perlengkapan
(12.000)
8
Penjualan
Tanah
1.400.000
9
Pembelian
Tanah
(1.500.000)
11
Pembelian
Kendaraan
(50.000)
13
Pembelian
Gedung
(100.000)
Kas
Digunakan
Untuk
Aktivitas
Investasi
(197.000)
Aktivitas
Pendanaan
1
Pembayaran
Dividen
(2.553.000)
15
Penerbitan
Saham
Biasa
500.000
Kas
Digunakan
Untuk
Aktivitas
Pendanaan
(2.053.000)
Kas
(1
Januari
2013)
100.000
Kas
Digunakan
(10.000)
Kas
(31
December
2013)
90.000
Laporan
Arus
Kas
(Metode
Langsung)
Aktivitas
Operasi
Penerimaan
Kas
Dari
16
Pengguna
Jasa
(Customer)
5.577.000
Pembayaran
Kas
Ke
17
Vendor
(2.837.000)
18
Operasi
Perusahaan
(500.000)
Kas
Diterima
Dari
Aktivitas
Operasi
2.240.000
9. 8
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
Informasi
Tambahan
A. Perusahaan
menjual
perlengkapan
yang
memiliki
nilai
buku
Rp20.000
B. Perusahaan
menjual
Tanah
yang
memiliki
nilai
buku
Rp1.000.000
C. Perusahaan
mencatat
Beban
Karyawan,
Beban
Pajak,
Beban
Depresiasi
dan
Beban
Amortisasi
ke
dalam
komponen
Beban
Penjualan
1
Perhitungan
Net
Income
dan
Dividen
2
Kenaikan
Piutang
Laba
Ditahan
Awal
1.277.000
Piutang
Awal
100.000
+
Pendapatan
Bersih
1.545.000
-‐Piutang
Akhir
(123.000)
-‐Laba
Ditahan
Akhir
(269.000)
Kas
Keluar
(23.000)
Pembayaran
Dividen
2.553.000
3
Kenaikan
Utang
Usaha
4
Kenaikan
Utang
Karyawan
Utang
Usaha
Akhir
500.000
Utang
Karyawan
Akhir
324.000
-‐Utang
Usaha
Awal
(200.000)
-‐Utang
Karyawan
Awal
(186.000)
Kas
Masuk
300.000
Kas
Masuk
138.000
5
Kenaikan
Utang
Pajak
6
Penjualan
Perlengkapan
Utang
Pajak
Akhir
700.000
Cost
20.000
-‐Utang
Pajak
Awal
(56.000)
Keuntungan
dari
penjualan
perlengkapan
45.000
Kas
Masuk
644.000
Kas
Masuk
65.000
7
Pembelian
Perlengkapan
8
Penjualan
Tanah
Perlengkapan
Awal
64.000
Cost
1.000.000
-‐Perlengkapan
dijual
(20.000)
Keuntungan
dari
penjualan
Tanah
400.000
-‐Perlengkapan
Akhir
(56.000)
Kas
Masuk
600.000
Kas
Keluar
(12.000)
9
Pembelian
Tanah
10
Beban
Amortisasi
Paten
Tanah
Awal
1.500.000
Paten
Awal
70.000
-‐Tanah
dijual
(1.000.000)
-‐Paten
Akhir
(54.000)
-‐Tanah
Akhir
(2.000.000)
Kas
Keluar
16.000
Kas
Keluar
(1.500.000)
11
Pembelian
Kendaraan
12
Beban
Depre
Kendaraan
Kendaraan
Awal
50.000
Acc
Dep
Kend
Awal
(25.000)
-‐Kendaraan
Akhir
(100.000)
-‐Acc
Dep
Kend
Akhir
50.000
Kas
Keluar
(50.000)
Beban
Depre
Kendaraan
25.000
10. 9
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
13
Pembelian
Gedung
14
Beban
Depre
Gedung
Gedung
Awal
100.000
Accum
Dep
Ged
Awal
(25.000)
-‐Gedung
Akhir
(200.000)
-‐Accum
Dep
Ged
Akhir
50.000
Kas
Keluar
(100.000)
Beban
Depre
Gedung
25.000
15
Menerbitkan
Saham
17
Kas
dibayar
ke
Vendor
Saham
Biasa
Akhir
700.000
Beban
Penjualan
4.000.000
-‐Saham
Biasa
Awal
(200.000)
+Utang
Usaha
Awal
200.000
Kas
Masuk
500.000
-‐Utang
Usaha
Akhir
(500.000)
+Utang
Karyawan
Awal
186.000
16
Kas
Diterima
Dari
Customer
-‐Utang
Karyawan
Akhir
(324.000)
Penjualan
5.600.000
+Utang
Pajak
Awal
56.000
+Piutang
Usaha
Awal
100.000
-‐Utang
Pajak
Akhir
(700.000)
-‐Piutang
Usaha
Akhir
(123.000)
-‐Beban
Amortisasi
Paten
(16.000)
Kas
Masuk
5.577.000
-‐Beban
Depre
Kendaraan
(40.000)
-‐Beban
Depre
Gedung
(25.000)
18
Kas
dibayar
untuk
Operasi
Perusahaan
Kas
Keluar
2.837.000
Beban
Operasi
500.000
Kas
Keluar
(500.000)
Prepared
By
AA,
Copyright
by
Nyontoh,
2013
November
11. 10
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
SOAL
2
PT
CIKUPA
Neraca
Untuk
periode
yang
berakhir,
December
31,
2013
31
Desember
2013
31
Desember
2012
ASET
Kas
90.000
100.000
Piutang
Usaha
123.000
100.000
Perlengkapan
56.000
64.000
Paten
54.000
70.000
Kendaraan
100.000
50.000
Ak
Peny
Kendaraan
(80.000)
(40.000)
Gedung
200.000
100.000
Ak
Peny
Gedung
(50.000)
(25.000)
Tanah
2.000.000
1.500.000
TOTAL
ASET
2.493.000
1.919.000
KEWAJIBAN
Utang
Usaha
500.000
200.000
Utang
Karyawan
324.000
186.000
Utang
Pajak
700.000
56.000
TOTAL
KEWAJIBAN
1.524.000
442.000
EKUITAS
Saham
Biasa
700.000
200.000
Laba
Ditahan
269.000
1.277.000
TOTAL
EKUITAS
969.000
1.919.000
PT
CIKUPA
Laba
Rugi
Per
December
31,
2013
Penjualan
5.600.000
Beban
Penjualan
4.000.000
Keuntungan
Kotor
1.600.000
Beban
Operasi
500.000
Keuntungan
Operasi
1.100.000
Keuntungan
dari
penjualan
Kendaraan
200
Kerugian
dari
penjualan
Gedung
(3.456)
Pendapatan
Bersih
1.096.744
12. 11
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
PT
CIKUPA
Laporan
Arus
Kas
(Metode
Tidak
Langsung)
Untuk
periode
yang
berakhir,
December
31,
2013
Aktivitas
Operasi
1
Pendapatan
Bersih
1.096.744
2
Kenaikan
Piutang
(23.000)
3
Penurunan
Peralatan
8.000
4
Kenaikan
Utang
Usaha
300.000
5
Kenaikan
Utang
Karyawan
138.000
6
Kenaikan
Utang
Pajak
644.000
7
Kerugian
Dari
Penjualan
Gedung
3.456
10
Keuntungan
Dari
Penjualan
Kendaraan
(200)
13
Beban
Amortisasi
Paten
16.000
12
Beban
Depresiasi
Kendaraan
42.000
9
Beban
Depresiasi
Gedung
27.000
Kas
Diterima
Dari
Aktivitas
Operasi
2.240.000
Aktivitas
Investasi
7
Penjualan
Gedung
4.544
8
Pembelian
Gedung
(110.000)
10
Penjualan
Kendaraan
3.200
11
Pembelian
Kendaraan
(55.000)
14
Pembelian
Tanah
(500.000)
Kas
Digunakan
Untuk
Aktivitas
Investasi
(657.256)
Aktivitas
Pendanaan
1
Pembayaran
Dividen
(2.104.744)
15
Penerbitan
Saham
Biasa
500.000
Kas
Digunakan
Untuk
Aktivitas
Pendanaan
(1.604.744)
Kas
(1
Januari
2013)
100.000
Kas
Digunakan
(10.000)
Kas
(31
December
2013)
90.000
Laporan
Arus
Kas
(Metode
Langsung)
Aktivitas
Operasi
Penerimaan
Kas
Dari
16
Pengguna
Jasa
(Customer)
5.577.000
Pembayaran
Kas
Ke
17
Vendor
(2.825.000)
18
Operasi
Perusahaan
(500.000)
Kas
Diterima
Dari
Aktivitas
Operasi
2.252.000
Informasi
Tambahan
13. 12
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
A. Perusahaan
menjual
gedung
yang
memiliki
historical
cost
Rp10.000
dan
sudah
20%
terdepresiasi
penyusutan.
B. Perusahaan
menjual
kendaraan
dengan
nilai
buku
Rp5.000
dan
sudah
40%
terdepresiasi
penyusutan.
C. Perusahaan
mencatat
seluruh
aktivitas
operasinya
di
Beban
penjualan.
1
Perhitungan
Net
Income
dan
Dividen
2
Peningkatan
Piutang
Laba
Ditahan
Awal
1.277.000
Piutang
Usaha
Awal
100.000
+Pendapatan
Bersih
1.096.744
-‐Piutang
Usaha
Akhir
(123.000)
-‐Laba
Ditahan
Akhir
-‐269.000
Kas
Keluar
(23.000)
Pembayaran
Dividen
2.104.744
3
Penurunan
Peralatan
4
Peningkatan
Utang
Usaha
Peralatan
Awal
64.000
Utang
Usaha
Akhir
500.000
-‐Peralatan
Akhir
(56.000)
-‐Utang
Usaha
Awal
(200.000)
Kas
Masuk
8.000
Kas
Masuk
300.000
5
Peningkatan
Utang
Karyawan
6
Peningkatan
Utang
Pajak
Utang
Karyawan
Akhir
324.000
Utang
Pajak
Akhir
700.000
-‐Utang
Karyawan
Awal
(186.000)
-‐Utang
Pajak
Awal
(56.000)
Kas
Masuk
138.000
Kas
Masuk
644.000
7
Jual
Gedung,
Cost
10.000,
20%
Depreciated
8
Pembelian
Gedung
Cost
10.000
Gedung
Awal
100.000
-‐Acc
Depre
Gedung
(2.000)
-‐Gedung
Dijual
(10.000)
Nilai
Buku
8.000
-‐Gedung
Akhir
(200.000)
-‐Kerugian
penjualan
Gdng
(3.456)
Kas
Keluar
(110.000)
Kas
Masuk
4.544
9
Depresiasi
Peny
Gedung
10
Jual
Kendaraan,
Cost
5.000,
40%
Depreciated
Ak
Depre
Gedung
Awal
(25.000)
Cost
5.000
-‐Ak
Depre
Dijual
2.000
-‐Acc
Depre
Kendaraan
(2.000)
-‐Ak
Depre
Gedung
Akhir
50.000
Nilai
Buku
3.000
Depresiasi
Peny
Gedung
27.000
+Keuntungan
penj
Kend
200
Kas
Masuk
3.200
11
Beli
Kendaraan
12
Depresiasi
Peny
Kendaraan
Kendaraan
Awal
50.000
Accum
Depre
Kend
Awal
(40.000)
-‐Kendaraan
Dijual
(5.000)
-‐Accum
Depre
Kend
SOLD
2.000
-‐Kendaraan
Akhir
(100.000)
-‐Accum
Depre
Kend
Akhir
80.000
Kas
Keluar
(55.000
Depre
Peny
Kendaraan
42.000
13
Beban
Amortisasi
Paten
14
Pembelian
Tanah
Paten
Awal
70.000
Tanah
Awal
1.500.000
-‐Paten
Akhir
(54.000)
-‐Tanah
Akhir
(2.000.000)
14. 13
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
Amortisasi
Paten
16.000
Kas
Keluar
(500.000)
15
Menerbitkan
Saham
17
Kas
dibayar
ke
Vendor
Saham
Biasa
Akhir
700.000
Beban
Penjualan
4.000.000
-‐Saham
Biasa
Awal
(200.000)
+Utang
Usaha
Awal
200.000
Kas
Masuk
500.000
-‐Utang
Usaha
Akhir
(500.000)
+Utang
Karyawan
Awal
186.000
16
Kas
Diterima
Dari
Customer
-‐Utang
Karyawan
Akhir
(324.000)
Penjualan
5.600.000
+Utang
Pajak
Awal
56.000
+Piutang
Usaha
Awal
100.000
-‐Utang
Pajak
Akhir
(700.000)
-‐Piutang
Usaha
Akhir
(123.000)
+Peralatan
Akhir
(64.000)
Kas
Masuk
5.577.000
-‐Peralatan
Awal
56.000
-‐Beban
Amortisasi
Paten
(16.000)
18
Kas
dibayar
untuk
Operasi
Perusahaan
-‐Beban
Depre
Kendaraan
(42.000)
Beban
Operasi
500.000
-‐Beban
Depre
Gedung
(27.000)
Kas
Keluar
(500.000)
Kas
Keluar
2.825.000
Prepared
By
AA,
Copyright
by
Nyontoh,
2013
November
15. 14
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
SOAL
3
PT
CIKAMPEK
Neraca
Untuk
periode
yang
berakhir,
December
31,
2013
31
Desember
2013
31
Desember
2012
ASET
Kas
790.000
100.000
Piutang
Usaha
123.000
100.000
Perlengkapan
56.000
64.000
Paten
64.000
74.000
Kendaraan
100.000
50.000
Ak
Peny
Kendaraan
(80.000)
(40.000)
Gedung
200.000
100.000
Ak
Peny
Gedung
(50.000)
(25.000)
Tanah
2.000.000
1.500.000
TOTAL
ASET
3.203.000
1.923.000
KEWAJIBAN
Utang
Usaha
500.000
200.000
Utang
Karyawan
324.000
186.000
Utang
Pajak
700.000
56.000
Utang
Dividen
10.000
4.000
Utang
Obligasi
700.000
-‐
TOTAL
KEWAJIBAN
2.234.000
446.000
EKUITAS
Saham
Biasa
700.000
200.000
Laba
Ditahan
269.000
1.277.000
TOTAL
EKUITAS
969.000
1.477.000
PT
CIKAMPEK
Laba
Rugi
Per
December
31,
2013
Penjualan
35.600.000
Beban
Penjualan
14.000.000
Keuntungan
Kotor
21.600.000
Beban
Operasi
15.000.000
Keuntungan
Sebelum
Pajak
6.600.000
Beban
Pajak
4.000.000
Pendapatan
Bersih
2.600.000
16. 15
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
PT
CIKAMPEK
Laporan
Arus
Kas
(Metode
Tidak
Langsung)
Untuk
periode
yang
berakhir,
December
31,
2013
Aktivitas
Operasi
1
Pendapatan
Bersih
2.600.000
2
Peningkatan
Piutang
Usaha
(23.000)
3
Penurunan
Peralatan
8.000
4
Peningkatan
Utang
Usaha
300.000
5
Peningkatan
Utang
Karyawan
138.000
6
Peningkatan
Utang
Pajak
644.000
7
Beban
Amortisasi
Paten
10.000
8
Beban
Depresiasi
Kendaraan
40.000
9
Beban
Depresiasi
Gedung
25.000
Kas
Diterima
Dari
Aktivitas
Operasi
3.742.000
Aktivitas
Investasi
10
Pembelian
Kendaraan
(50.000)
11
Pembelian
Gedung
(100.000)
Kas
Digunakan
Untuk
Aktivitas
Investasi
(150.000)
Aktivitas
Pendanaan
1
Pembayaran
Dividen
(3.602.000)
12
Penerbitan
Saham
Biasa
500.000
13
Penerbitan
Obligasi
200.000
Kas
Digunakan
Untuk
Aktivitas
Pendanaan
(2.902.000)
Kas
(1
Januari
2013)
100.000
Kas
Diterima
690.000
Kas
(31
December
2013)
790.000
Laporan
Arus
Kas
(Metode
Langsung)
Aktivitas
Operasi
Penerimaan
Kas
Dari
15
Pengguna
Jasa
(Customer)
35.577.000
Pembayaran
Kas
Ke
18
Vendor
(8.500.000)
14
Operasi
Perusahaan
(14.917.000)
20
Usaha
(2.200.000)
16
Karyawan
(2.862.000)
17
Pajak
(3.356.000)
Kas
Diterima
Dari
Aktivitas
Operasi
3.742.000
17. 16
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
Informasi
Tambahan
A. Dalam
Beban
Penjualan
terdapat
beban
karyawan
sebesar
Rp3.000.000
dan
beban
usaha
Rp2.500.000
B. Untuk
membeli
Tanah
perusahaan
terpaksa
menerbitkan
Obligasi
kepada
penjualnya.
(Non
Cash
Transaction)
C. Dalam
Beban
Operasi
terdapat
komponen
Beban
Depresiasi
dan
Beban
Amortisasi
1
Perhitungan
Net
Income
dan
Dividen
2
Peningkatan
Piutang
Laba
Ditahan
Awal
1.277.000
Piutang
Awal
100.000
+Pendapatan
Bersih
2.600.000
-‐Piutang
Akhir
(123.000)
-‐Laba
Ditahan
Akhir
(269.000)
Kas
Keluar
(23.000)
-‐Utang
Dividen
Akhir
(10.000)
+Utang
Dividen
Awal
4.000
Pembayaran
Dividen
3.602.000
3
Penurunan
Peralatan
4
Peningkatan
Utng
Usaha
Peralatan
Awal
64.000
Utang
Usaha
Akhir
500.000
-‐Peralatan
Akhir
(56.000)
-‐Utang
Usaha
Awal
(200.000)
Kas
Masuk
8.000
Kas
Masuk
300.000
5
Peningkatan
Utang
Karyawan
6
Peningkatan
Utang
Pajak
Utang
Karyawan
Akhir
324.000
Utang
Pajak
Akhir
700.000
-‐Utang
Karyawan
Awal
(186.000)
-‐Utang
Pajak
Awal
(56.000)
Kas
Masuk
138.000
Kas
Masuk
644.000
7
Beban
Amortisasi
Paten
8
Beban
Penyusutan
Kendaraan
Paten
Awal
74.000
Akum
Peny
Kend
Awal
(40.000)
-‐Paten
Akhir
(64.000)
-‐Akum
Peny
Kend
Akhir
80.000
Beban
Amortisasi
Paten
10.000
Beban
Penyusutan
Kend
40.000
9
Beban
Penyusutan
Gedung
10
Pembelian
Kendaraan
Akum
Peny
Ged
Awal
(25.000)
Kendaraan
Awal
50.000
-‐Akum
Peny
Ged
Akhir
50.000
-‐Kendaraan
Akhir
(100.000)
Beban
Peny
Gedung
25.000
Kas
Keluar
(50.000)
11
Pembelian
Gedung
12
Penerbitan
Saham
Biasa
Gedung
Awal
100.000
Saham
Biasa
Akhir
700.000
-‐Gedung
Akhir
(200.000)
-‐Saham
Biasa
Awal
(200.000)
Kas
Keluar
(100.000)
Kas
Masuk
500.000
13
Penerbitan
Obligasi
14
Beli
Tanah
Dituker
Obligasi(Non
Cash
18. 17
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
Transaction)
Obligasi
Akhir
700.000
Tanah
Awal
1.500.000
-‐Obligasi
Awal
-‐
-‐Tanah
Akhir
(2.000.000)
+Tanah
Awal
1.500.000
Tanah
yang
dibeli
(500.000)
-‐Tanah
Akhir
(2.000.000)
Dibayar
dengan
Obligasi
500.000
Kas
Masuk
200.000
Cash
Diterima
-‐
15
Kas
Diterima
dari
Customer
16
Kas
Dibayar
untuk
Karyawan
Penjualan
35.600.000
Beban
Karyawan
3.000.000
+Piutang
Usaha
Awal
100.000
+Utang
Karyawan
Awal
186.000
-‐Piutang
Usaha
Akhir
(123.000)
-‐Utang
Karyawan
Akhir
(324.000)
Kas
Masuk
35.577.000
Kas
Keluar
2.862.000
17
Kas
Dibayar
untuk
Pajak
18
Kas
Dibayar
ke
Vendor
Beban
Pajak
4.000.000
Beban
Penjualan
14.000.000
+Utang
Pajak
Awal
56.000
-‐Beban
Usaha
(2.500.000)
-‐Utang
Pajak
Akhir
(700.000)
-‐Beban
Karyawan
(3.000.000)
Kas
Keluar
3.356.000
Kas
Keluar
8.500.000
19
Kas
Dibayar
untuk
Operasi
Perusahaan
20
Kas
Dibayar
untuk
Usaha
Beban
Operasi
15.000.000
Beban
Usaha
2.500.000
-‐Amortisasi
Paten
(10.000)
+Utang
Usaha
Awal
200.000
-‐Beban
Peny
Kendaraan
(40.000)
-‐Utang
Usaha
Akhir
(500.000)
-‐Beban
Peny
Gedung
(25.000)
Kas
Keluar
2.200.000
+Peralatan
Awal
56.000
-‐Peralatan
Akhir
(64.000)
Kas
Keluar
14.917.000
Prepared
By
AA,
Copyright
by
Nyontoh,
2013
November
19. 18
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
SOAL
4
PT
CIKARANG
Neraca
Untuk
periode
yang
berakhir,
December
31,
2013
31
Desember
2013
31
Desember
2012
ASET
Kas
17.400.000
4.700.000
Piutang
Usaha
123.000
100.000
Peralatan
200.000
50.000
Paten
950.000
150.000
Kendaraan
20.000.000
2.000.000
Akum
Peny
Kendaran
(5.000.000)
(1.000.000)
Gedung
40.000.000
4.000.000
Akum
Peny
Gedung
(8.000.000)
(2.000.000)
Tanah
20.550.000
1.500.000
TOTAL
ASET
86.223.000
9.500.000
KEWAJIBAN
Utang
Dividen
10.000
4.000
Utang
Obligasi
700.000
TOTAL
KEWAJIBAN
710.000
4.000
EKUITAS
Saham
Biasa
78.200.000
200.000
Laba
Ditahan
7.313.000
9.296.000
TOTAL
EKUITAS
85.513.000
9.496.000
PT
CIKARANG
Laba
Rugi
Per
December
31,
2013
Penjualan
70.000.000
Beban
Penjualan
14.000.000
Pendapatan
Kotor
56.000.000
Beban
Operasi
15.000.000
Pendapatan
Sebelum
Pajak
41.000.000
Beban
Pajak
4.000.000
Pendapatan
Operasional
37.000.000
Kerugian
Penjualan
Gedung
(500.000)
Keuntungan
Penjualan
Kendaraan
200.000
20. 19
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
Pendapatan
Bersih
36.700.000
PT
CIKARANG
Laporan
Arus
Kas
(Metode
Tidak
Langsung)
Untuk
periode
yang
berakhir,
December
31,
2013
Aktivitas
Operasi
1
Pendapatan
Bersih
36.700.000
2
Peningkatan
Piutang
(23.000)
3
Kerugian
Penjualan
Gedung
500.000
5
Beban
Penyusutan
Gedung
8.000.000
4
Keuntungan
Penjualan
Kendaraan
(200.000)
6
Beban
Penyusutan
Kendaraan
5.000.000
Kas
Diterima
Dari
Aktivitas
Operasi
49.977.000
Aktivitas
Investasi
3
Penjualan
Gedung
500.000
4
Penjualan
Kendaraan
200.000
Kas
Diterima
Dari
Aktivitas
Investasi
700.000
Aktivitas
Pendanaan
1
Pembayaran
Dividen
(38.677.000)
7
Penerbitan
Obligasi
700.000
8
Penerbitan
Saham
Biasa
-‐
Kas
Digunakan
Untuk
Aktivitas
Pendanaan
(37.977.000)
Kas
(1
Januari
2013)
4.700.000
Kas
Diterima
12.700.000
Kas
(31
December
2013)
17.400.000
Laporan
Arus
Kas
(Metode
Langsung)
Aktivitas
Operasi
Penerimaan
Kas
Dari
9
Pengguna
Jasa
(Customer)
69.977.000
Pembayaran
Kas
Ke
10
Vendor
(6.000.000)
11
Operasi
(10.000.000)
12
Pajak
(4.000.000)
Kas
Diterima
Dari
Aktivitas
Operasi
49.977.000
21. 20
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
Informasi
Tambahan
A. Selama
2013,
Perusahaan
melakukan
ekspansi
usaha
besar-‐besaran
dengan
menukar
Saham
Biasa
untuk
ditukar
dengan
Peralatan,
Paten,
Kendaraan,
Gedung
dan
Tanah.
B. Gedung
dengan
nilai
buku
Rp3.000.000
dan
sudah
didepresiasi
2/3
nya
dijual.
C. Kendaraan
dengan
nilai
buku
Rp1.000.000
dan
sudah
didepresiasi
seluruhnya
dijual.
D. Depresiasi
Gedung
terkandung
dalam
Beban
Penjualan,
Sementara
Depresiasi
Kendaraan
terkandung
dalam
Beban
Operasi.
1
Perhitungan
Net
Income
dan
Dividen
2
Peningkatan
Piutang
Laba
Ditahan
Awal
9.296.000
Piutang
Usaha
Awal
100.000
+Pendapatan
Bersih
36.700.000
-‐Piutang
Usaha
Akhir
(123.000)
-‐Laba
Ditahan
Akhir
(7.313.000)
Cash
Keluar
(23.000)
-‐Utang
Dividen
Akhir
(10.000)
+Utang
Dividen
Awal
4.000
Pembayaran
Dividen
38.677.000
3
Penjualan
Gedung
4
Penjualan
Kendaraan
Cost
3.000.000
Cost
1.000.000
-‐Akum
Peny
Gedung
(2.000.000)
-‐Akum
Pen
Kendaraan
(1.000.000)
Book
Value
1.000.000
Book
Value
-‐
-‐Kerugian
Penj
Gedung
(500.000)
+Keuntungan
Penj
Kend
200.000
Kas
Diterima
500.000
Kas
Diterima
200.000
5
Beban
Peny
Gedung
8
Penukaran
Saham
Biasa
(Non
Cash
Transaction)
Akum
Peny
Gedung
Awal
(2.000.000)
+Saham
Biasa
Akhir
78.200.000
-‐Akum
Pen
Gedung
SOLD
2.000.000
-‐Saham
Biasa
Awal
(200.000)
-‐Akum
Peny
Gedung
Akhir
8.000.000
+Peralatan
Awal
50.000
Beban
Peny
Gedung
8.000.000
-‐Peralatan
Akhir
(200.000)
+Paten
Awal
150.000
6
Beban
Peny
Kendaraan
-‐Paten
Akhir
(950.000)
Akum
Peny
Kend
Awal
(1.000.000)
+Kendaraan
Awal
2.000.000
-‐Akum
Peny
Kend
SOLD
1.000.000
-‐Kendaraan
been
SOLD
(1.000.000)
-‐Akum
Peny
Kendaraan
Akhir
5.000.000
-‐Kendaraan
Akhir
(20.000.000)
Beban
Peny
Kendaraan
5.000.000
+Gedung
Awal
4.000.000
-‐Gedung
been
SOLD
(3.000.000)
7
Penerbitan
Obligasi
-‐Gedung
Akhir
(40.000.000)
+Utang
Obligasi
Akhir
700.000
+Tanah
Awal
1.500.000
-‐Utang
Obligasi
Awal
-‐
-‐Tanah
Akhir
(20.550.000)
Kas
Diterima
700.000
Kas
Diterima
-‐
22. 21
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
9
Kas
Diterima
Dari
Customer
10
Kas
Dibayar
ke
Vendor
Penjualan
70.000.000
Beban
Penjualan
14.000.000
+Piutang
Usaha
Awal
100.000
-‐Beban
Peny
Gedung
(8.000.000)
-‐Piutang
Usaha
Akhir
(123.000)
Kas
Keluar
6.000.000
Kas
Diterima
69.977.000
11
Kas
Dibayar
untuk
Operasi
Perusahaan
12
Kas
Dibayar
ke
Pajak
Beban
Operasi
15.000.000
Beban
Pajak
4.000.000
-‐Beban
Penyusutan
Kendaraan
(5.000.000)
Kas
Keluar
4.000.000
Kas
Keluar
10.000.000
Prepared
By
AA,
Copyright
by
Nyontoh,
2013
November
23. 22
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
SOAL
5
PT
CIKAPUNDUNG
Neraca
Untuk
periode
yang
berakhir,
December
31,
2013
31
Desember
2013
31
Desember
2012
ASET
Kas
17.400.000
4.700.000
Piutang
Usaha
123.000
100.000
Peralatan
200.000
50.000
Paten
950.000
150.000
Kendaraan
20.000.000
2.000.000
Akum
Peny
Kendaran
(5.000.000)
(1.000.000)
Gedung
40.000.000
4.000.000
Akum
Peny
Gedung
(8.000.000)
(2.000.000)
Tanah
20.550.000
1.500.000
TOTAL
ASET
86.223.000
9.500.000
KEWAJIBAN
Utang
Dividen
10.000
4.000
Utang
Obligasi
700.000
TOTAL
KEWAJIBAN
710.000
4.000
EKUITAS
Saham
Biasa
78.200.000
200.000
Laba
Ditahan
7.313.000
9.296.000
TOTAL
EKUITAS
85.513.000
9.496.000
PT
CIKAPUNDUNG
Laba
Rugi
Per
December
31,
2013
Penjualan
70.000.000
Beban
Penjualan
14.000.000
Pendapatan
Kotor
56.000.000
Beban
Operasi
15.000.000
Pendapatan
Sebelum
Pajak
41.000.000
Beban
Pajak
4.000.000
Pendapatan
Operasional
37.000.000
Kerugian
Penjualan
Gedung
(500.000)
Keuntungan
Penjualan
Kendaraan
200.000
24. 23
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
Pendapatan
Bersih
36.700.000
PT
CIKAPUNDUNG
Laporan
Arus
Kas
(Metode
Tidak
Langsung)
Untuk
periode
yang
berakhir,
December
31,
2013
Aktivitas
Operasi
1
Pendapatan
Bersih
36.700.000
2
Peningkatan
Piutang
(23.000)
3
Kerugian
Penjualan
Gedung
500.000
13.2
Peningkatan
Peralatan
(150.000)
5
Beban
Penyusutan
Gedung
8.000.000
4
Keuntungan
Penjualan
Kendaraan
(200.000)
6
Beban
Penyusutan
Kendaraan
5.000.000
Kas
Diterima
Dari
Aktivitas
Operasi
49.827.000
Aktivitas
Investasi
3
Penjualan
Gedung
500.000
4
Penjualan
Kendaraan
200.000
13.3
Peningkatan
Paten
(800.000)
13.4
Peningkatan
Tanah
(19.050.000)
13.5
Peningkatan
Kendaraan
(19.000.000)
13.6
Peningkatan
Gedung
(39.000.000)
Kas
Diterima
Dari
Aktivitas
Investasi
(77.150.000)
Aktivitas
Pendanaan
1
Pembayaran
Dividen
(38.677.000)
7
Penerbitan
Obligasi
700.000
13.1
Penerbitan
Saham
Biasa
78.000.000
Kas
Digunakan
Untuk
Aktivitas
Pendanaan
40.023.000
Kas
(1
Januari
2013)
4.700.000
Kas
Diterima
12.700.000
Kas
(31
December
2013)
17.400.000
Laporan
Arus
Kas
(Metode
Langsung)
Aktivitas
Operasi
Penerimaan
Kas
Dari
9
Pengguna
Jasa
(Customer)
69.977.000
Pembayaran
Kas
Ke
10
Vendor
(6.000.000)
11
Operasi
(10.000.000)
12
Pajak
(4.000.000)
13.2
Vendor
Peralatan
(150.000)
Kas
Diterima
Dari
Aktivitas
Operasi
49.827.000
25. 24
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
Informasi
Tambahan
A. Selama
2013,
Perusahaan
melakukan
ekspansi
usaha
besar-‐besaran
dengan
menerbitkan
Saham
Biasa
untuk
ditukar
dengan
Peralatan,
Paten,
Kendaraan,
Gedung
dan
Tanah.
B. Gedung
dengan
nilai
buku
Rp3.000.000
dan
sudah
didepresiasi
2/3
nya
dijual.
C. Kendaraan
dengan
nilai
buku
Rp1.000.000
dan
sudah
didepresiasi
seluruhnya
dijual.
D. Depresiasi
Gedung
terkandung
dalam
Beban
Penjualan,
Sementara
Depresiasi
Kendaraan
terkandung
dalam
Beban
Operasi.
1
Perhitungan
Net
Income
dan
Dividen
2
Peningkatan
Piutang
Laba
Ditahan
Awal
9.296.000
Piutang
Usaha
Awal
100.000
+Pendapatan
Bersih
36.700.000
-‐Piutang
Usaha
Akhir
(123.000)
-‐Laba
Ditahan
Akhir
(7.313.000)
Cash
Keluar
(23.000)
-‐Utang
Dividen
Akhir
(10.000)
+Utang
Dividen
Awal
4.000
Pembayaran
Dividen
38.677.000
3
Penjualan
Gedung
4
Penjualan
Kendaraan
Cost
3.000.000
Cost
1.000.000
-‐Akum
Peny
Gedung
(2.000.000)
-‐Akum
Pen
Kendaraan
(1.000.000)
Book
Value
1.000.000
Book
Value
-‐
-‐Kerugian
Penj
Gedung
(500.000)
+Keuntungan
Penj
Kend
200.000
Kas
Diterima
500.000
Kas
Diterima
200.000
5
Beban
Peny
Gedung
8
Penukaran
Saham
Biasa
Akum
Peny
Gedung
Awal
(2.000.000)
+Saham
Biasa
Akhir
78.200.000
-‐Akum
Pen
Gedung
SOLD
2.000.000
-‐Saham
Biasa
Awal
(200.000)
-‐Akum
Peny
Gedung
Akhir
8.000.000
+Peralatan
Awal
50.000
Beban
Peny
Gedung
8.000.000
-‐Peralatan
Akhir
(200.000)
+Paten
Awal
150.000
6
Beban
Peny
Kendaraan
-‐Paten
Akhir
(950.000)
Akum
Peny
Kend
Awal
(1.000.000)
+Kendaraan
Awal
2.000.000
-‐Akum
Peny
Kend
SOLD
1.000.000
-‐Kendaraan
been
SOLD
(1.000.000)
-‐Akum
Peny
Kendaraan
Akhir
5.000.000
-‐Kendaraan
Akhir
(20.000.000)
Beban
Peny
Kendaraan
5.000.000
+Gedung
Awal
4.000.000
-‐Gedung
been
SOLD
(3.000.000)
7
Penerbitan
Obligasi
-‐Gedung
Akhir
(40.000.000)
+Utang
Obligasi
Akhir
700.000
+Tanah
Awal
1.500.000
-‐Utang
Obligasi
Awal
-‐
-‐Tanah
Akhir
(20.550.000)
Kas
Diterima
700.000
Kas
Diterima
-‐
9
Kas
Diterima
Dari
Customer
10
Kas
Dibayar
ke
Vendor
Penjualan
70.000.000
Beban
Penjualan
14.000.000
26. 25
Logika
Pengerjaan
Laporan
Arus
Kas
+Piutang
Usaha
Awal
100.000
-‐Beban
Peny
Gedung
(8.000.000)
-‐Piutang
Usaha
Akhir
(123.000)
Kas
Keluar
6.000.000
Kas
Diterima
69.977.000
11
Kas
Dibayar
untuk
Operasi
Perusahaan
12
Kas
Dibayar
ke
Pajak
Beban
Operasi
15.000.000
Beban
Pajak
4.000.000
-‐Beban
Penyusutan
Kendaraan
(5.000.000)
Kas
Keluar
4.000.000
Kas
Keluar
10.000.000
13.1
Penerbitan
Saham
13.2
Peningkatan
Peralatan
Saham
Biasa
Akhir
78.200.000
Peralatan
Awal
50.000
-‐Saham
Biasa
Awal
(200.000)
-‐Peralatan
Akhir
(200.000)
Kas
Masuk
78.000.000
Kas
Keluar
(150.000)
13.3
Peningkatan
Paten
13.4
Peningkatan
Tanah
Paten
Awal
150.000
Tanah
Awal
1.500.000
-‐Paten
Akhir
(950.000)
-‐Tanah
Akhir
(20.550.000)
Kas
Keluar
(800.000)
Kas
Keluar
(19.050.000)
13.5
Peningkatan
Kendaraan
13.6
Peningkatan
Gedung
Kendaraan
Awal
2.000.000
Gedung
Awal
4.000.000
-‐Kendaraan
Been
SOLD
(1.000.000)
-‐Gedung
Been
SOLD
(3.000.000)
-‐Kendaraan
Akhir
(20.000.000)
-‐Gedung
Akhir
(40.000.000)
Kas
Keluar
(19.000.000)
Gedung
Keluar
(39.000.000)
Prepared
By
AA,
Copyright
by
Nyontoh,
2013
November
4. Batasan
Tulisan
ini
belum
mempertimbangkan
perkembangan
Standar
Akuntansi
yang
berlaku
di
suatu
Negara.
Standar
Akuntansi
yang
berlaku
disuatu
negara
mungkin
saja
berbeda
dengan
standar
yang
berlaku
di
negara
lain.
Esensi
dari
tulisan
ini
adalah
untuk
memberikan
suatu
Logika
pengerjaan
laporan
arus
kas.
Sehingga
walaupun
peraturan
tidak
sama
namun
Logika
pengerjaan
laporan
arus
kas
dapat
dipahami
dan
dapat
menjawab
setiap
perbedaan
yang
ada.
Karena
keterbatasan
waktu
yang
penulis
miliki,
tulisan
ini
mungkin
masih
jauh
dari
harapan
kesempurnaan,
apabila
berkenan
untuk
memberi
kritik
dan
saran
agar
dapat
ditujukan
ke
aryo.adiwoso@gmail.com