2. Pendahulun
Analisis pembiayaan atau penilaian pembiayaan dilakukan
oleh account officer dari suatu lembaga keuangan yang
level jabatannya adalah level seksi atau bagian, atau
bahkan dapat pula berupa committee (tim) yang
ditugaskan untuk menganalisis permohonan pembiayaan.
Analisis pembiayaan dilakukan dengan tujuan pembiayaan
yang diberikan mencapai sasaran, dan aman. Artinya,
pembiayaan tersebut harus diterima pengembaliannya
secara tertib, teratur dan tepat waktu, sesuai dengan
perjanjian antara bank dan customer sebagai penerima dan
pemakai pembiayaan. Selain itu, dengan tujuan terarah,
artinya pembiayaan yang diberikan akan digunakan untuk
tujuan seperti yang dimaksud dalam permohonan
pembiayaan dan sesuai dengan peraturan dan kesepakatan
ketika disyaratkan dalam akad pembiayaan
3. Dasar Hukum
Di antara Ahli kitab ada orang yang jika kamu
memercayakan kepadanya harta yang banyak,
dikembalikannya kepadamu; dan di antara
mereka ada orang yang jika kamu
memercayakan kepadanya satu dinar, tidak
dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu
selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran
mereka mengatakan, ”Tidak ada dosa bagi kami
terhadap orang-orang ummi.” Mereka berkata
dusta terhadap Allah, padahal mereka
mengetahui. (QS. Ali ’Imran [3]: 75)
4. Pengertian
Yaitu teknik analisis yang dilakukan secara
cermat dan teliti dengan senantiasa
memerhatikan atau berpedoman pada ketentuan
yang berlaku; mencakup analisis kuantitatif dan
analisis kualitatif.
Prinsip dasar, analisis pembiayaan yang lazim,
dikenal dengan “Prinsip 6C”, yaitu Character,
Capacity, Capital, Collateral, Condition of
Economic, dan Contrains. “6 C’s financial
analysis” ini meneliti aspek-aspek yang terdapat
di dalam kegiatan usaha customer seperti aspek
manajemen, marketing, teknis, dan keuangan.
5. Tujuan Utama Analisis Pembiayaan
Memperoleh keyakinan apakah customer
punya kemauan dan kemampuan memenuhi
kewajibanya secara tertib, baik pembayaran
pokok pinjaman maupun bunga, sesuai
dengan kesepakatan dengan bank.
6. Tujuan Umum Analisis Pembiayaan
Menilai kelayakan usaha calon peminjam,
Menekan risiko akibat tidak terbayarnya
pembiayaan, dan
Menghitung kebutuhan pembiayaan yang
layak.
8. Prinsip 6 C’s Analysis
1. Character
Keadaan watak/sifat dari customer, baik
dalam kehidupan pribadi maupun dalam
lingkungan usaha.
2. Capital
jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki
oleh calon mudharib.
9. Prinsip 6 C’s Analysis
3. Capacity
Kemampuan yang dimiliki calon
mudharib dalam menjalankan usahanya
guna memeroleh laba yang diharapkan.
4. Collateral
Barang yang diserahkan mudharib
sebagai agunan terhadap pembiayaan
yang diterimanya
10. Prinsip 6 C’s Analysis
5. Condition of Economy
situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, dan
budaya yang memengaruhi keadaan
perekonomian yang kemungkinan pada suatu
saat memengaruhi kelancaran perusahaan calon
mudharib
6. Constraints
batasan dan hambatan yang tidak
memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksanakan
pada tempat tertentu.
11. Catatan
Dari keenam prinsip di atas yang paling
perlu mendapatkan perhatian Account
Officer adalah character, dan apabila prinsip
ini tidak terpenuhi, maka prinsip lainnya
tidak berarti, atau dengan kata lain,
permohonannya harus ditolak.
12. Caracter
nilai (value) yang perlu diamati:
Social Value
Theoritical Value
Esthetical Value
Economical Value
Religious value
Political Value
13. Capital
Dalam praktiknya, capital dimanifestasikan dalam bentuk
kewajiban untuk menyediakan self financial, yang
sebaiknya jumlahnya lebih besar dari kredit yang diminta
kepada bank.
Bentuk dari self financing ini tidak selalu harus berupa uang
tunai, bisa saja dalam bentuk barang modal seperti tanah,
bangunan, dan mesin-mesin.
Besar kecilnya capital ini dapat dilihat dari neraca
perusahaan, yaitu pada komponen “Owner Equity”, laba
yang ditahan, dan lain-lain. Untuk perorangan, dapat dilihat
dari daftar kekayaan yang bersangkutan setelah dikurangi
hutang-hutangnya.
15. Collateral
Penilaian terhadap collateral ini dapat
ditinjau dari 2 segi, yaitu:
Segi ekonomis, yaitu nilai ekonomis dari
barang-barang yang akan diagunkan.
Segi yuridis, yaitu apakah agunan
tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis
untuk dipakai sebagai agunan.
16. Condition of Economy
Keadaan konjungtur
Peraturan-peraturan pemerintah.
Situasi, politik dan perekonomian dunia.
Keadaan lain yang memengaruhi
pemasaran.
18. Peran Account Officer
Account officer merupakan point of contact
antara bank dan pihak customer, yang
harus memelihara hubungan dengan
customer, dan wajib memonitor seluruh
kegiatan customer secara terus-menerus.
19. Prosedur Analisis Pembiayaan
Berkas dan pencatatan.
Data pokok dan analisis pendahuluan, meliputi:
Realisasi pembelian, produksi, dan penjualan.
Rencana pembelian, produksi, dan penjualan.
Jaminan.
Laporan keuangan.
Data kualitatif dari calon debitur.
Penelitian data.
Penelitian atas realisasi usaha.
Penelitian atas rencana usaha.
Penelitian dan penilaian barang jaminan.
Laporan keuangan dan penelitiannya.
20. Aspek-aspek Analisis Pembiayaan
dan Perhitungan Pembiayaan
1. Aspek Yuridis
Di dalam aspek yuridis diberikan
beberapa batasan untuk memudahkan
pelaksanaan analisis, yaitu melalui
penelitian yang meliputi legalitas
pendirian perusahaan (badan usaha),
legalitas usaha, legalitas pengajuan
permohonan pembiayaan dan legalitas
barang-barang jaminan.
21. Aspek Yuridis
a. Legalitas Pendirian Perusahaan
Di dalam penelitian ini harus digambarkan
apakah pendirian perusahaan sudah sah
dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan oleh undangundang/peraturan pemerintah.
22. Yang perlu diteliti dalam analisis
legalitas pendirian badan usaha
Apakah customer telah memenuhi syarat
sebagai subyek hukum.
Keabsahan pendirian perusahaan, sesuai
dengan bentuk hukum perusahaan.
Apakah ada akta-akta perubahan dari
perusahaan berbadan hukum, seperti
perubahan kepemilikan, perubahan pengurus,
perubahan modal, dan sebagainya.
Simpulkan apakah perusahaan telah berbadan
hukum penuh atau masih in-opricting
23. Aspek Yuridis
b. Legalitas Usaha
Penelitian ini difokuskan kepada legalitas
kegiatan customer.
Semua izin yang ada harus diteliti kebenaran
dan masa berlakunya.
digambarkan pula apakah kegiatan yang
dijalankan dan atau direncanakan customer
secara yuridis sudah didukung oleh izin-izin
yang sesuai dan sah menurut ketentuan yang
berlaku.
24. Penelitian dalam hal legalitas usaha
Apakah customer telah memiliki izin
usaha dari instansi yang berwenang.
Apakah izin usaha customer sesuai
dengan kegiatan usahanya yang
tercantum dalam anggaran dasar
perusahan.
Apakah izin usaha customer masih
berlaku.
25. Aspek Yuridis
c.
Legalitas Pengajuan Permohonan
Pembiayaan
Yang harus digambarkan dalam
penelitian ini adalah apakah orang yang
mengajukan permohonan pembiayaan
berhak untuk bertindak atas nama
perusahaan, dilihat dari ketentuanketentuan anggaran dasar perusahaan
26. Aspek Yuridis
d.
Legalitas Barang Jaminan
Hal-hal yang harus dilakukan adalah:
Meneliti bukti-bukti kepemilikan barang yang
diajukan sebagai agunan/jaminan
Meneliti surat kuasa menjaminkan dari pemilik
barang agunan dalam hal barang tersebut bukan
milik customer/perusahaan sendiri.
Meneliti status kepemilikan atas agunan, baik
agunan utama atau tambahan harus dijelaskan
apakah secara yuridis dapat dilaksanakan
pengikatan secara notariil
27. Aspek Yuridis
e.
Kontrak Kerja Sebagai Dasar Permohonan Pembiayaan
Penelitian di sini meliputi apakah kontrak tersebut telah
memenuhi persyaratan yuridis, dalam arti kontrak tersebut
telah ditandatangani secara sah dan mengikat kedua belah
pihak, baik kontrak/surat perjanjian tersebut dibuat di
bawah tangan atau dibuat di hadapan notaris. Untuk
kontrak-kontrak yang sudah jatuh tempo, walaupun sudah
mengikat kedua belah pihak, jelas tidak dapat
dipertimbangkan karena batas waktunya telah terlampaui
28. Aspek-aspek Analisis Pembiayaan
dan Perhitungan Pembiayaan
2. Aspek Pemasaran
hal yang perlu diketahui adalah
kemampuan perusahaan memasarkan
barang produksi/jasa hasil usahanya, baik
yang sekarang maupun yang direncanakan
29. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
aspek pemasaran
Produk atau jasa yang akan dipasarkan.
Penentuan volume atau rencana pemasaran produk
Mengadakan penilaian tentang kebijakan dan strategi
pemasaran yang akan ditempuh oleh customer
Mengadakan penilaian terhadap manajemen pemasaran
perusahaan customer. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Keadaan pemasaran saat ini
Prospek pemasaran
Target pemasaran
Evaluasi pasar dan pemasaran hasil produksi
30. Kriteria Produk atau jasa yang akan
dipasarkan
Product life cycle dari barang atau jasa
tersebut.
Adanya barang subsitusi.
Adanya perusahaan yang memproduksi barang
yang sama (perusahaan pesaing).
Apakah barang yang dihasilkan merupakan
barang setengah jadi atau barang jadi.
Segmen pasar yang akan dituju untuk produk
tersebut.
31. Penentuan volume atau rencana
pemasaran produk
a. Market Test Approach
melakukan uji coba pemasaran secara
konkret ke pasar tertentu atau kepada
kelompok konsumen tertentu untuk
mengetahui apakah target pemasaran
untuk kelompok konsumen tertentu
dapat dicapai atau tidak
32. Sifat dari market test approach adalah:
Untuk customer yang produknya baru
masuk pasar.
Produk customer bukan merupakan
produk untuk kebutuhan sehari-hari.
Produk yang baru sama sekali.
33. Parameter yang digunakan adalah:
Jumlah konsumen yang merupakan
potential demand = 0.
Jumlah produk pesaing di pasar yang
merupakan market supply = s.
Unit yang dapat dijual di pasar = q.
Jumlah konsumen yang menyerap pasar
sasaran = p.
Rencana pemasaran oleh customer = z.
Penjualan per periode (bulanan, triwulan,
ssemesteran, tahunan, dan sebagainya)
34. Formula Market Test Approach
Rencana pemasaran customer feasible jika:
z<r–s
35. Contoh Kasus
PT Andria akan meluncurkan produk minuman
sehat bernama “STMJE” (susu telor madu jahe
enak) di Tangerang dengan sasaran para
pengemudi becak, angkot, dan ojek. Diperkirakan
konsumen berjumlah 10.000 orang (= 0).
Untuk tahap awal, pengujian dilakukan di sekitar
pasar Bintaro yang diperkirakan 50 orang
pengemudi becak, angkot, dan ojek beroperasi
(= p).
Menurut hasil survey, ternyata bisa laku 500
saset/hari (= q), sehingga rata-rata tingkat
konsumsi pengemudi becak, angkot, dan ojek di
pasar sasaran adalah 500/50 = 10 permen per
orang per hari.
36. Solusi
Kebutuhan konsumen di pasar sasaran (a) yaitu
500 permen/50 pengemudi = 10 saset per
pengemudi per hari. Penentuan volume pasar
dengan menggunakan rumus:
37. Solusi
Jika customer merupakan satu-satunya
produsen minuman “STMJE “, maka
tingkat pemasaran yang dianggap layak
atau wajar bagi customer adalah tidak
melebihi 2.000 permen/hari. Produksi
lebih besar dari 2.000 adalah tidak
feasible.
38. Penentuan volume atau rencana
pemasaran produk
b. Market Corrolary Approach
Dengan pendekatan ini, volume
pemasaran suatu barang atau jasa
ditentukan oleh perkembangan volume
pemasaran dari produk utamanya
(memunyai korelasi positif)
39. Parameter yang digunakan:
Jumlah produk utama yang dihasilkan
untuk periode tertentu (bulanan/tahunan)
(K).
Besar kebutuhan dari produk customer
untuk setiap produk akhir (n).
Umur pemakain alat jika ada (t).
40. Contoh Kasus
Kebutuhan ban untuk setiap truk pengangkut
yang dioperasikan oleh PT Bintaro Real Estate
adalah 10 ban (=n). Karena kondisi jalan yang
dilalui armada truk itu kurang mulus,
penggantian ban harus dilakukan setiap enam
bulan sekali (=t). Dengan demikian, untuk setiap
truk akan dibutuhkan 20 ban/tahun. Jika PT
Bintaro Real Estate memunyai armada truk
sejumlah 100 unit (=k),
41. Market Corrolary Approach
maka kebutuhan ban selama setahun
adalah:
= (n) x (t) x (k)
= 10 x (12/6) x 100
= 2000 ban/tahun
Produksi 2000 ban per tahun adalah
feasible, sedangkan target produksi
customer di atas 2000 ban per tahun
adalah tidak feasible
42. Penentuan volume atau rencana
pemasaran produk
c. Industrial Market Approach
Penilaian rencana atau volume pemasaran
suatu barang atau jasa dikaitkan dengan
perkembangan barang atau jasa yang
memunyai koefisien korelasi yang positif.
Digunakan untuk customer yang memroduksi
barang yang telah terbukti sangat tergantung
dari pertumbuhan ekonomi lainnya, seperti
kebutuhan terhadap kamar hotel memunyai
kaitan dengan jumlah wisatawan yang datang
43. Contoh Kasus
Suatu perusahaan perhotelan mengajukan
permohonan pembiayaan untuk
mendirikan hotel baru di Bandung dengan
kapasitas 125 kamar. Hotel yang telah
tersedia adalah 3.000 kamar, dikaitkan
dengan frekuensi penerbangan dari luar
negeri menuju Bandung dalam periode 1
tahun.
44. Penyelesaian
Rata-rata penerbangan per hari 60 flight,
(=k).
Rata-rata penumpang/flight: 125 orang
turis, (=n).
Rata-rata lama menginap: 4 hari (=h) ; 2
orang per kamar, (=I).
Yang tidak menginap: 20%, (=t).
46. Penyelesaian
Maka, dalam 1 hari akan tiba: 60 x 125 x (orang
turis) = 7.500 orang.
Rata-rata tidak menginap 20 % x 7.500/orang =
1.500 orang
Yang menginap (7500 + 1500) = 6.000 orang
1 kamar diisi 2 orang turis, sehingga kebutuhan
kamar adalah 6000/2 = 3.000 kamar.
Kamar yang telah tersedia = 2.000 kamar,
sehingga peluang pasar penyediaan kamar hotel
adalah 3.000 - 2.000 kamar = 1.000 kamar. Jadi,
permohonan customer untuk hotel baru kapasitas
500 kamar adalah feasible
47. Penentuan volume atau rencana
pemasaran produk
d.
Market Equilibrium Approach
Dengan pendekatan ini, penilaian volume
pemasaran suatu barang atau jasa melalui
pengukuran suatu keseimbangan antara volume
penawaran dan permintaan. Dalam hal ini,
volume penawaran barang atau jasa yang akan
diproduksi tidak boleh melampaui volume
permintaan terhadap barang dan jasa tersebut.
48. Sifat dari Market Equilibrium Approach:
Untuk barang yang diproduksi dalam
jumlah besar (mass production).
Memunyai skala nasional/regional.
Dikonsumsi oleh masyarakat luas (contoh:
pabrik semen, cat, biskuit).
49. Contoh Kasus
total kebutuhan semen nasional (d) 20 juta ton/tahun.
Produksi dalam negeri:
Indocement
8
juta ton/thn
Semen Cibinong
0.5
juta ton thn
Semen Padang
3
juta ton/thn
Semen Gresik
2
juta ton/thn
Semen Nusantara
0.2
juta ton/thn
Semen Tonasa
3
juta ton/thn
Lain-lain
1
juta ton/thn
Impor
3
juta ton/thn
Total
18.7 juta ton/thn
Peluang pasar (20-18.7) juta ton/thn = 1.3 juta ton/thn
(q).
Feasible apabila q < atau = d – s
50. Penentuan volume atau rencana
pemasaran produk
Market Factor Approach
Penentuan volume pemasaran dengan
pendekatan ini didasarkan atas adanya
perkembangan kebutuhan di pasar (oleh
karena adanya peraturan pemerintah
atau kebutuhan suatu produk pada
acara-acara tertentu, dan sebagainya)
51. Sifat Market Factor Approach
Regulation (kebutuhan produk untuk jasa,
sehubungan adanya peraturan pemerintah
atau pihak yang berwenang).
Kebutuhan produk atau jasa untuk acara
tertentu
52. Contoh
Investasi untuk memroduksi helm dan
safety belt dari kepolisian.
Keperluan pegawai sekolah.
Kebutuhan jasa angkutan
bis/KA/penerbangan untuk hari raya
53. Data yang diperlukan:
Populasi yang membutuhkan produk yang
bersangkutan = (x)
Kebutuhan tiap populasi akan produk
ybs./periode = (y)
Total permintaan produk = (x,y)
Produksi yang sudah ada = (z)
54. Contoh Kasus
di kota jakarta terdapat 25.000 buah kendaraan
bermotor roda empat. Dengan asumsi setiap
kendaraan minimal menggunakan 2 set safety
belt, maka dapat ditentukan tingkat pemasaran
yang layak atau wajar untuk produsen safety
belt. Kalau ada 4 buah produsen masing-masing
memasarkan 3000 unit/tahun, berarti 12.000
unit, maka masih ada peluang pasar 38.000 unit.
Kalau produksi customer < (x,y) – (z), berarti
feasible.
55. Penentuan volume atau rencana
pemasaran produk
F. Statistical Approach
Pendekatan ini menggunakan metode
statistik, yaitu regresi linier dan parabolik.
Digunakan untuk barang dan jasa yang
bersifat tradisonal yang dibutuhkan untuk
keperluan sehari-hari atau barang/jasa
yang telah dihasilkan pada waktu yang lalu
58.
Fungsi garis lurus Y = a + bx dapat diketahui
dengan menggunakan rumus:
a = rata-rata kelompok satu (K1) = 1977
b=
n = jarak waktu antara rata-rata K1 dengan K2.
Sehingga, persamaan fungsi garis lurus yang
dicari adalah Y = a + 47 (x)
59. Penyelesaian
Dengan rumus di atas, dapat dilakukan perkiraan
unit penjualan untuk tahun 2007 dan seterusnya
sebagai berikut:
Tahun
Unit Penjualan
2007
2008
2009
2330
2377
2424
60. Contoh Parabolik
PT Permata Hati
bergerak dalam
bidang usaha industri
barang elektonika
menyampaikan data
penjualan sebagai
berikut
Tahun
Unit Penjualan
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2.000
10.000
14.000
16.000
20.000
22.000
24.000
20.000
18.000
61. Contoh Parabolik
Penjualan customer
cenderung
mengalami
penurunan.
Untuk kondisi
demikian, perkiraan
unit penjualan PT
Permata Hati di
masa mendatang
dapat
menggunakan
metode parabolik
sebagai berikut:
Tahun
Unit (Y)
X
(XY)
(X2Y)
(X2)
(X4)
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2.000
10.000
14.000
16.000
20.000
22.000
24.000
20.000
18.000
-4
-3
-2
-1
0
+1
+2
+3
+4
-8.000
-30.000
-28.000
-16.000
0
22.000
48.000
60.000
72.000
32.000
90.000
56.000
16.000
0
22.000
96.000
180.000
288.000
16
9
4
1
0
1
4
9
16
256
81
16
1
0
1
16
81
256
Total
146.000
0
120.000
780.000
60
708
62. Contoh Parabolik
Perhitungan dengan fungsi parabolik dapat
dilakukan dengan beberapa rumus sebagai
berikut:
Y’ = a + bX + cX2
Y = n.a + cX2
XY = b X2
X2Y= aX2 + cX4
63.
Dengan menerapkan rumus tersebut,
maka dapat dihitung:
(I)
146000
= 10 a + 60 c x 30
(II)780000
= 60 a + 708 c x 5
(I)
= 300 a + 1.800 c
2920000
(II)2310000
580000
c
= 300 a + 3.540 c
= - 1.740 c
= - 333
64. Jika nilai c = - 333 dimasukkan ke dalam
persamaan (I), maka akan diperoleh hasil
a = 20406,9 dan b = 2000.
Dengan demikian, diperoleh fungsi
parabola sebagai berikut:
Y = 20406.9 + 2000 x – 333 X2
65.
Dengan memasukkan
parameter X ke dalam
fungsi parabola
tersebut, maka akan
diketahui trend
penjualan sejak tahun
1998 sampai tahun
2006 sebagai berikut:
Tahun
Unit Penjualan
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2.363.7
8.757.6
13.896.1
17.779.2
20.406.9
21.779.2
21.896.1
20.757.6
18.363.7
66.
Perkiraan penjualan
selama tiga tahun
mendatang dapat
diketahui dengan cara
sebagai berikut:
Tahun
2007
2008
2009
Unit Penjualan
14.714.4
9.809.7
3.649.5
67.
Penggunaan pendekatan-pendekatan
tersebut disesuaikan dengan sifat/jenis
usaha yang dibiayai. Pendekatanpendekatan tersebut disarankan. Namun,
apabila ada pendekatan lain, juga dapat
dipergunakan sepanjang account officer
dapat mengetahui volume permintaan dan
penawaran pasar.
68. Mengadakan penilaian tentang kebijakan dan strategi
pemasaran yang akan ditempuh oleh customer
Meliputi 6P:
Pricing Policy.
Program promosi, advertaising.
Product/service delivery, disrtibusi.
Program public Relation.
Power (political power) yang dipakai untuk
menopang pemasarannya.
Power (economical power) juga untuk
menopang pemasarannya.
69. Penilaian terhadap manajemen pemasaran
perusahaan customer
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Organisasi pemasaran: apakah telah memunyai
kualitas dan kuantitas yang memadai dengan
volume usaha yang ada.
Strategi pemasaran yang akan ditempuh.
Biaya yang dianggarkan untuk kegiatan promosi dan
pemenuhan permintaan: apakah cukup memadai.
Pengalaman para salesman/sales officer dalam
menangani masalah pemasaran.
Sarana pemasaran yang dimiliki.
70. Keadaan pemasaran saat ini
Penelitian ditekankan kepada:
a. Realisasi produksi dan penjualan
Meneliti realisasi produksi dan penjualan yang telah
dicapai (bagi perusahaan yang sudah berjalan).
Sementara, perusahaan baru diteliti dari proyeksi dan
dikaitkan dengan potensi pasar.
Melakukan analisis terhadap perkembangan dari satu
periode ke periode berikutnya
b. Sistem pemasaran yang digunakan
c. Berapa market share yang dapat dikuasai oleh
perusahaan.
71. Contoh Analisis terhadap perkembangan dari satu
periode ke periode berikutnya
Keterangan
Realisasi Produksi
Volume
Rupiah
Realisasi Penjualan
%
Volume
Rupiah
%
72. Prospek pemasaran
Meneliti pemasaran yang direncanakan customer meliputi
jumlah, cara, daerah, letter of intend dari calon-calon pembeli,
dan lain-lain.
Meneliti apakah terdapat kontrak jangka panjang/jangka
pendek dari pihak pembeli.
Meneliti kemungkinan perluasan pemasaran yang berhubungan
dengan kemungkinan perubahan kondisi ekonomi keuangan
dalam dan luar negeri.
Meneliti perkembangan pembangunan ekonomi dan
perkembangan keuangan di dalam negeri, perkembangan
teknologi, perkembangan harga, dan lain-lain.
Meneliti apakah ada ketentuan yang membatasi atau justru
membantu. Misalnya, untuk komoditi ekspor, apakah ada
kententuan quota atau pengenaan pajak yang memberatkan
atau meringankan, meneliti pengaruh peraturan/ketentuan
GATT untuk komoditas-komoditas ekspor.
73. Target Pemasaran
Meneliti apakah target pemasaran/omzet yang telah dibuat
akan dapat dicapai oleh customer
Meneliti mudharib dikaitkan dengan kemampuan mudharib
dalam menjalankan usahanya.
Marketability produk/jasa yang dihasilkan.
Mesin-mesin yang dipergunakan untuk menghasilkan
produk/jasa.
Man (tenaga kerja yang ada).
Material (bahan baku dan bahan pembantu) yang tersedia.
Metode produksi, mekanisme kerja usaha.
Makro ekonomi, situasi perekonomian yang ada.
Kondisi keuangan perusahaan, cash flow
Dalam meneliti target yang ditetapakan, juga sebaiknya
dikaitkan dengan realisisi pada periode sebelumnya
74. Evaluasi pasar dan pemasaran hasil
produksi
Internal, strategi pemasaran perusahaan dari 4P
(Marketing Mix)
Products (produk yang dihasilkan perusahaan).
Place (strategi distribusi produk).
Price (strategi harga penjualan produk).
Promotion (strategi promosi produk)
Eksternal
Perkembangan
Perkembangan
Perkembangan
Peraturan atau
kehidupan ekonomi secara umum.
keadaan politik negara.
suasana persaingan pasar.
keputusan pemerintah
75. Aspek Manajemen dan Organisasi
Setiap unit usaha memerlukan pimpinan/manajer
yang bertugas mengelola usaha
Pada perusahaan besar, perusahaan dipimpin
oleh sekelompok pimpinan yang disebut direksi.
Direksi terdiri dari presiden direktur atau direktur
utama dan beberapa direktur yang memiliki dasar
pengetahuan dan pengalaman dari berbagai
disiplin ilmu dan praktik yang berbeda-beda.
Pada perusahaan kecil, umumnya pemimpin
menjalankan berbagai fungsi, seperti sebagai
direktur utama, direktur, manajer pemasaran,
manajer SDM, manajer produksi, manajer
keuangan, dan lain-lain.
76. Hasil penelitian (Rivai, 2003)
Kegagalan usaha customer terbesar
disebabkan faktor manajemen:
Bencana alam
Trend industri yang tidak menguntungkan
Manajerial yang tidak kompeten
Lain-lain
Total
= 5%
= 20 %
= 60 %
= 15 %
100%
77. Model 7 S dari Mc. Kinsey
7S (staff, system, style, structure, skill,
strategy, shared value) akan saling
memengaruhi kinerja organisasi dalam
beradaptasi dengan lingkungan.
Elemen S tersebut saling berinteraksi
satu sama lain sehingga perubahan satu
elemen S tidak akan efektif jika tidak
diikuti dengan penyesuaian elemen S
lainnya.
78. Model 7 S McKinsey
Bagaimana organisasi merencanakan menghadapi pesaing
Keyakinan yang mengarahkan karyawan dalam
organisasi mengenai keberadaannya
STRATEGY
Sesuatu yang dikerjakan organisasi
dengan baik
SKILL
STAFF
Manusia dalam organisasi
SHARED VALUE
SYSTEM
Sistem teknis pengerjaan akuntansi, laporan
SDM dan melakukan pekerjaan
STYLE
“Cara melakukan sesuatu di sini” terutama
pada manajer senior
STRUCTURE
Garis-garis dan kotak-kotak pada bagan
organisasi termasuk komite, tim khusus
79. Pengertian Manajemen
Pertama, arti manajemen terkait dengan 4
fungsinya, yaitu planning, organizing, actuating,
dan controlling. Pengertian manajemen di sini
berarti pemimpin. Dalam praktik sehari-hari
disebut juga dengan “top manager” yang
diartikan pemimpin tertinggi dari suatu lembaga
atau perbankan. Di lingkungan perbankan,
pengertian manajemen dapat disamakan dengan
“direksi bank”.
Kedua, arti yang berkaitan kata “manage”;
apabila ditambah dengan awalan “me” (memanage), berarti mengelola atau mengurus.
80. Pengertian Manajemen
Ketiga, menurut pendekatan ekonomi,
bidang administrasi organisasi dan
sosiologi, manajemen dapat diartikan
sebagai:
Pendekatan ekonomi: manajemen ialah
salah satu faktor produksi bersama dengan
tanah, tenaga kerja, dan modal.
Pendekatan bidang administrasi dan
organisasi: manajemen ialah sistem otoritas.
Pendekatan sosiologi: manajemen adalah
suatu sistem kelas dan status perkembangan
dalam kompleksitas hubungan.
81. Proses Manajemen
4 kegiatan utama, yaitu:
Perencanaan; yaitu kegiatan untuk menciptakan apa yang akan
dikerjakan (deciding what to do), dengan menyusun kerangka kerja
atau perencanaan atas pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organoisasi.
Pengorganisasian; suatu langkah dalam menentukan bagaimana
melaksanakannya (deciding how to do it).
Pelaksanaan; yaitu bagaimana pelaksanaan dan pengarahannya (how
to execute it). Beberapa faktor yang ikut menunjang keberhasilannya
adalah:
Kepemimpinan.
Komunikasi.
Keterampilan.
Kejelasan tujuan yang akan dicapai dan pekerjaan yang akan dilakukan.
Pengawasan dan pengendalian; Dari hasil pelaksanaan tersebut, maka
perlu diadakan sistem pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan
kerja agar mencapai tujuan sebagaimana diharapkan.
82. Jenjang Manajemen
Manajer puncak, sering pula disebut top executive atau
top management, adalah sekumpulan kecil dari suatu
organisasi yang menduduki posisi puncak. Manajemen
puncak bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan
organisasi, baik ke dalam maupun ke luar.
Manajer menengah (middle management), yang
menjembatani antara pimpinan puncak/eksekutif dengan
bawahannya. Manajer menengah bertanggung jawab atas
bidang-bidang atau bagian-bagian yang dipimpinnya.
Manajer lini pertama (first-line management), jenjang
manajer terbawah ini adalah tenaga supervisi pada tingkat
bawah atau pimpinan dari subbagian dalam kelompok kerja
yang kecil dengan beberapa bawahan.
83. Aspek Manajerial dalam Fungsi Manajemen
Fungsi
Fungsi
Fungsi
Fungsi
perencanaan.
pengorganisasian.
pelaksanaan.
pengawasan dan pengendalian.
84. Bobot Fungsi Manajerial Pada Setiap
Jenjang Manajemen
Fungsi Manajerial
Tingkat Jenjang Manajemen
Manajer
Puncak
Perencanaan
Pengorganisasian
Pelaksanaan
Pengawasan dan
pengendalian
Jumlah
Manajer Madya
Manajer Lini
Satu
35%
20%
15%
30%
15%
25%
30%
20%
10%
10%
55%
25%
100%
100%
100%
85. Keterampilan Manajerial
Keterampilan teknik (technical skill); kemampuan untuk
menggunakan peralatan, metoda kerja, perhitungan teknis yang
diperlukan untuk pelaksanaan tugas pada bidang yang dipimpinnya
(keuangan, produksi, SDM, pemasaran) serta penggunaan sarana
pendukung lain (mesin, komputer, laboratorium) untuk kelancaran
tugasnya.
Keterampilan berkomunikasi dan hubungan antarmanusia (human
relation skill); pimpinan tidak dapat terlepas dari hubungan
antarmanusia, baik dengan bawahan, atasan, maupun pihak luar yang
berhubungan dengan bidang pekerjaan yang dipimpinnya.
Keterampilan membuat konsep (conceptual skill); kemampuan
mengemukakan ide dan menyusun konsep untuk pengembangan
organisasi atau bagian yang dipimpinnya sangat diperlukan agar setiap
tugas dan pekerjaan yang diberikan dapat dituangkan dalam suatu konsep
kerja yang jelas, sehingga mudah dipahami dan dapat dilaksanakan oleh
bawahan secara baik dan tepat.
Keterampilan menganalisis (diagnostic skill); seorang manajer harus
memunyai keterampilan dalam menganalisis hasil yang telah dicapai, baik
hasil kerja bawahan maupun hasil kerja bagian (subbagian) yang
dipimpinnya.
86. Bobot Keterampilan Manajerial Pada
Setiap Jenjang Manajemen
Keterampilan
Manajerial
Tingkat Jenjang Manajemen
Manajer
Puncak
Manajer Madya
Manajer Lini
Satu
Teknis
Komunikasi
Konsepsi
Analisis
8%
25%
42%
25%
25%
50%
20%
10%
43%
41%
8%
8%
Jumlah
100%
100%
100%
87. Pentingnya Penilaian Aspek Manajemen
dan Organisasi
Dalam konteks penilaian aspek
manajemen, yang perlu diperhatikan
adalah:
karakter,
kecakapan dan pengetahuan,
pengalaman,
kesungguhan dan keberanian, penampilan,
kemampuan membina karyawan, dan
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen.
88. Aspek Teknis
Lingkup aspek teknis dalam analisis
pembiayaan adalah menilai apakah barang
yang diproduksi customer dapat dibuat
dengan kualitas yang baik dan dengan
biaya produksi yang rendah, sehingga laku
dijual dan menguntungkan.
89. Ruang Lingkup Analisis Aspek Teknis
Tanah untuk tempat usaha.
Bangunan untuk pabrik, toko, gudang,
kantor, rumah makan, dan lain-lain.
Mesin.
Peralatan penunjang seperti komputer dan
kalkulator.
Cara memeroleh (proses).
Kebutuhan penunjang antara lain air,
listrik, bahan bakar.
90. Proses Analisis Aspek Teknis
Analisis dari aspek teknis harus
menggambarkan apakah rencana kerja
yang diajukan customer secara teknis
dapat terlaksana atau tidak.
91. Penilaian Aspek Teknis
Lokasi Usaha,
Sumber Daya Manusia
Pengalaman Usaha.
Kapasitas Perusahaan dan Mesin-mesin
serta Proses Produksi yang Sesuai.
Pemilihan Mesin dan PeralatanFasilitas
Pemeliharaan
Layout
Sarana dan Prasarana
Memperkirakan Kebutuhan Biaya
92. Aspek Keuangan
Evaluasi kondisi keuangan calon debitur
dapat dilakukan dengan melihat laporan
keuangan berupa neraca dan rugi laba
perusahaan, analisis rasio keuangan, dan
proyeksi arus kas calon debitur bank
Sebagai pihak pemberi pembiayaan, titik
berat analisisnya adalah kemampuan
perusahaan untuk mengembalikan pokok
pinjaman sekaligus bunganya secara
teratur dan tepat pada waktu.
93. Tujuan Evaluasi Keuangan
Kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan.
Struktur pendanaan operasi perusahaan.
Kemampuan mereka untuk melunasi
pinjaman yang jatuh tempo.
Efisiensi pengelolaan harta perusahaan
untuk masa lampau.
94. Penilaian Aspek Keuangan
dilakukan berdasarkan cash flow dan dapat pula
dilakukan dengan cara proyeksi discounted
cash flow, di mana kelayakan suatu proyek
digambarkan oleh:
Internal rate of return (IRR) yang harus lebih besar
daripada tingkat suku bunga yang berlaku bagi jenis
pembiayaan yang bersangkutan,
Net present value (NPV) yang harus positif, dan
Benefit cost rasio (BCR) yang harus lebih besar dari
satu.
95. Neraca, Laporan Rugi/Laba, dan Laporan
Sumber dan Penggunaan Dana
Neraca adalah laporan posisi keuangan
perusahaan pada suatu waktu tertentu yang
menunjukkan jumlah aktiva, hutang dan modal
dari perusahaan tersebut.
Laporan rugi adalah laporan hasil usaha suatu
perusahaan, yang menunjukkan jumlah
pendapatan dan biaya yang dikeluarkan pada
suatu periode tertentu.
Laporan sumber dan penggunaan dana
adalah laporan mengenai dari mana perusahaan
memeroleh dana untuk membiayai kegiatan
usahanya dan untuk apa dana tersebut
digunakan pada suatu periode tertentu.
96. Analisis Neraca
Bagaimana perkembangan setiap pos neraca,
apakah positif atau negatif.
Untuk pos-pos neraca yang mengalami
perubahan cukup besar perlu penjelasan lebih
lanjut.
Pos piutang harus diteliti mengenai umur piutang.
Pos stok harus diteliti melalui kaitannya dengan
penjualan, apakah cukup wajar/tidak, apakah
turn over-nya lambat atau adanya over stock
yang diakibatkan oleh adanya barang yang tidak
laku/rusak.
Pos aktiva tetap terutama yang mengalami
penyusutan apakah sudah disusut.
97. Analisis Neraca
Analisis Horizontal
Cara ini bertujuan untuk menganalisis perubahanperubahan yang terjadi dalam setiap pos neraca dari
suatu periode ke periode yang lain, seperti tahun
sekarang dibandingkan dengan tahun yang lalu.
Analisis Vertikal
Yaitu menganalisis persentase dari setiap pos dalam
neraca dengan jumlah pos tertentu dalam neraca, seperti
persentase setiap pos neraca atas dasar seluruh
aktiva/passiva.
Analisis Per Pos Neraca (Single Segment)
Adalah untuk mengecek secara terinci angka-angka yang
tercantum dalam neraca.
98. Analisis Laba-Rugi
Cara melakukan analisis Laba-Rugi sama
dengan analisis neraca, yaitu
analisis vertikal,
analisis horizontal, dan
analisis per unsur laba-rugi (segmen).
100. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana
Analisis sumber dan penggunaan dana
dimaksudkan untuk mengetahui dari mana
perusahaan memeroleh dana dan untuk apa dana
tersebut digunakan dalam suatu periode tertentu.
Bagi bank, analisis sumber dan penggunaan dana
ini sangat penting karena dengan ini bank dapat
mengetahui:
Kebijakan pembelanjaan yang diambil perusahaan pada
periode yang bersangkutan.
Perubahan pos-pos aktiva dan perubahan pos-pos
hutang dan modal dalam neraca yang menunjukkan
bertambah atau berkurangnya modal kerja.
101. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana
Merupakan Sumber Dana
1. Penjualan Aktiva Tetap
Merupakan Penggunaan Dana
1. Pembelian aktiva tetap
2. Bertambahnya hutang jangka panjang 2. Berkurangnya hutang jangka panjang
3. Bertambahnya modal sendiri
3. Berkurangnya modal sendiri
4. Penyusutan
Modal Kerja Bertambah Bertambah
Modal Kerja Berkurang
1. Bertambahnya pos-2 aktiva lancar
1. Berkurangnya pos-2 aktiva lancar
2. Berkurangnya pos-2 pasiva lancar
2. Berkurangnya pos-2 pasiva lancar
102. Analisis Rasio
Analisis rasio merupakan analisis mengenai
hubungan antara satu pos/grup rekening lain di
dalam laporan keuangan customer. Rasio
merupakan pernyataan sederhana dan hubungan
perbandingan antara dua komponen laporan
keuangan.
Tujuan Analisis Rasio
Analisis rasio merupakan analisis pelengkap
dalam analisis keuangan nasabah dan salah satu
dasar untuk mengambil keputusan, yaitu dalam
hubungannya dengan penelitian keadaan
keuangan customer.
104. Rasio Likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek
yang jatuh tempo. Perusahaan yang likuid
adalah yang dapat memenuhi seluruh kewajiban
jangka pendeknya yang telah jatuh tempo
Jenis:
Current Ratio
Quick Ratio
Cash Ratio
Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)
Penjualan Bersih terhadap Modal Kerja Bersih (Net
Sales to Working Capital)
105. Current Ratio
Ialah hubungan antara total aktiva lancar dan
total hutang jangka pendek. Rasio ini
menunjukkan berapa dari setiap rupiah aktiva
lancar dibiayai oleh hutang jangka pendek
atau berapa kemampuan aktiva lancar untuk
menutup hutang jangka pendek.
Rumus:
106. Quick Ratio
Ialah hubungan antara total aktiva lancar setelah
dikurangi persediaan atas hutang jangka pendek.
Rasio ini menunjukkan berapa rupiah dari aktiva
lancar yang segera dapat dicairkan untuk membayar
setiap rupiah hutang jangka pendek tanpa menunggu
pencairan persediaan. Quick ratio sama dengan 1
dapat dianggap baik.
Rumus:
107. Cash Ratio
Ialah hubungan antara uang kas dan bank
dengan total hutang jangka pendek. Rasio ini
menunjukkan berapa uang yang tersedia dan
segera dapat dipergunakan untuk membayar
hutang jangka pendek tanpa menunggu
pencairan piutang dan persediaan. Besarnya
cash ratio yang baik berbeda untuk setiap jenis
usaha.
Rumus:
108. Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)
Merupakan modal kerja atau aktiva lancar
perusahaan yang dananya bukan berasal dari
kewajiban lancar, tetapi berasal dari sumbersumber permanen, yaitu kewajiban jangka
panjang dan modal.
Rumus:
109. Penjualan Bersih terhadap Modal Kerja
Bersih (Net Sales to Working Capital)
Hubungan antara penjualan bersih dan modal
kerja bersih menunjukkan sejauh mana modal
kerja bersih mendukung penjualan yang
dilakukan selama periode tersebut.
Rumus:
110. Rasio Leverage/Solvabilitas
Rasio ini mengukur peranan dana dari
perusahaan dibandingkan dengan total
dana pemilik, dan dibandingkan dengan
total aktiva perusahaan.
Jenis Rasio:
Debt to Equity Ratio
Total Kewajiban terhadap Total Aktiva
Total Kewajiban Jangka Panjang Terhadap
Equity
111. Total Kewajiban terhadap Equity (Debt to
Equity Ratio)
Rasio ini, sering disebut debt equity ratio,
mengukur perbandingan antara sumber dana
perusahaan yang diperoleh dari pihak luar
dengan yang disediakan oleh pemilik.
Rumus:
112. Total Kewajiban terhadap Total Aktiva
Rasio ini, sering disebut debt to total assets
ratio, mengukur persentase dana yang
disediakan pembiayaan terhadap total aktiva
perusahaan
Rumus:
113. Total Kewajiban Jangka Panjang
Terhadap Equity
Rasio ini mengukur persentase kernampuan
equity perusahaan terhadap hutang jangka
panjang.
Rumus:
114. Rasio Profitabilitas
Dengan rasio profitabilitas dapat
diketahui kemampuan perusahaan untuk
memeroleh keuntungan. Penelitian ini
juga diarahkan kepada neraca-neraca
dan rugi/laba perusahaan.
Jenis:
Laba Kotor terhadap Penjualan Bersih
Laba Operasi terhadap Penjualan Bersih
Laba Bersih terhadap Penjualan Bersih
Return on Investment
Return on Equity
115. Laba Kotor terhadap Penjualan Bersih
Rasio ini, sering disebut gross profit margin,
menunjukkan persentase laba kotor dinyatakan
dari penjualan bersih. Laba kotor adalah
penjualan bersih dikurangi harga pokok
penjualan. Makin besar rasio ini, makin besar
hasil yang diperoleh untuk setiap rupiah
penjualan yang dihasilkan
Rumus :
116. Laba Operasi terhadap Penjualan Bersih
Rasio ini, sering disebut operating profit margin,
menunjukkan persentase laba operasi yang
dinyatakan dari penjualan bersih. Laba operasi
adalah laba kotor dikurangi dengan beban
operasi (di luar penyusutan dan amortisasi).
Rumus:
117. Laba Bersih terhadap Penjualan Bersih
Rasio ini, sering disebut dengan net profit
margin, menunjukkan persentase laba bersih
terhadap penjualan bersih. Laba bersih adalah
laba operasi bersih dikurangi (ditambah) beban
(pendapatan) di luar operasi, dan dikurangi
dengan pajak penghasilan badan untuk periode
tersebut.
Rumus:
118. Return on Investment
Rasio ini menunjukkan persentase laba bersih
yang dinyatakan dari total aktiva setelah
dikurangi aktiva tetap tak berwujud yang
dimiliki perusahaan.
Rumus:
119. Return on Equity
Rasio ini menunjukkan persentase laba bersih
yang dinyatakan dari total equity (modal
sendiri) pada tanggal neraca setelah dikurangi
aktiva tetap tak berwujud. Total Equity (modal
sendiri) adalah jumlah modal ditambah kenaikan
modal karena revaluasi aktiva tetap dan laba
ditahan.
Rumus:
120. Rasio Aktivitas
Rasio ini mengukur efektivitas
perusahaan dalam menggunakan
sumber-sumbernya
dengan menggunakan indikator-indikator
sebagai berikut:
Days Receivable
Days Inventory
Days Payable
Working Capital Turn Over
Total Assets Turn Over (Net Sales To Total
Assets
121. Days Receivable
Days receivable menunjukkan rata-rata umur
piutang. Hal ini mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam mengelola piutangpiutangnya seperti tercermin dalam jangka
waktu yang diperlukan untuk mengonversi
piutang dagang kembali menjadi kas.
Rumus:
122. Days Inventory
Rasio ini untuk mengukur efektivitas
pengelolaan persediaan yang menunjukkan
berapa hari persediaan barang dijual dan diganti
selama suatu periode.
Rumus:
123. Days Payable
Rasio ini digunakan untuk mengukur lama
perusahaan dapat membayar kewajibankewajibannya yang timbul karena pembelian
barang dalam suatu periode
Rumus:
124. Working Capital Turn Over
Rasio ini mengukur lamanya perputaran modal
kerja kembali menjadi kas.
Rumus:
125. Total Assets Turn Over (Net Sales To Total
Assets)
Menunjukkan perputaran total aset. Rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam meningkatkan penjualan
dengan menggunakan seluruh aktiva yang
dimilikinya.
Rumus:
126. Coverage
Rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar bunga
pinjaman dan kewajiban yang jatuh
tempo.
Pengukuran coverage dilakukan dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:
Interest Coverage
Debt Service Covered
127. Interest Coverage
Rasio ini mengukur kemampuan pendapatan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban bunga.
Jumlah pendapatan yang tersedia untuk
membayar bunga adalah laba bersih sebelum
pajak, ditambah dengan penyusutan dan
amortisasi serta beban bunga. Jumlah ini, bila
dibagi dengan jumlah bunga, akan
menggambarkan berapa kali beban bunga dapat
di-cover oleh pendapatan yang tersedia untuk
keperluan tersebut.
Rumus:
128. Debt Service Covered
Rasio ini memperlihatkan berapa besar
kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban yang berkenaan dengan pinjaman
yang diterimanya, baik berupa pembayaran
kembali pinjaman maupun bunganya, dari
pendapatan operasi yang diperolehnya setelah
dikurangi beban-beban lainnya.
Rumus:
129. Model Spread Sheet
Dalam membuat analisis keuangan, bank
menggunakan model spread sheet. Datadata keuangan yang berasal dari neraca
dan rugi/laba beberapa periode akan
dituangkan dalam bentuk spread sheet ini.
Tujuan spread sheet:
Memeroleh informasi keuangan customer.
Mempercepat analisis keuangan.
Mempercepat hasil proyeksi keuangan
130. Formulir spread sheet terdiri dari:
Neraca.
Rugi/Laba.
Cash generation.
Projection Section.
Dalam penyusunan spread sheet ini,
asumsi-asumsi yang digunakan atau
dimasukkan dalam projection section
harus diberikan penjelasan/alasan-alasan
yang wajar
131. Contoh:
Input untuk sales growth rate (%), didasarkan kepada
perkembangan penjualan sebelumnya, supply demand dan
prospek usaha dikaitkan dengan penurunan/kenaikan yang
telah diuraikan dalam aspek teknis dan aspek pemasaran.
Input untuk CGS/sales (%), didasarkan kepada
perkembangan CGS periode sebelumnya dan
perkembangan harga bahan baku di pasaran dan tenaga
kerja dan lain sebagainya.
Dari spread sheet ini akan diperoleh informasi:
Perbandingan Laporan Keuangan (Neraca dan Rugi/Laba).
Analisis Rugi/Laba.
Perubahan Modal.
Perubahan Aktiva Tetap.
Analisis Sumber dan Penggunaan Dana dari Cash generation.
Laporan Pendapatan Kas Dari Operasi Atau Non-Operasi.
132. Proyeksi Neraca, Rugi/Laba dan Rasio
Keuangan
Proyeksi neraca adalah perkiraan posisi
keuangan perusahaan pada periode waktu
tertentu di masa mendatang, yang
menunjukkan jumlah aktiva, hutang, dan
modal
Proyeksi rugi/laba adalah rencana atau
target keuntungan suatu perusahaan
dalam beberapa periode tertentu.
133. Analisis Cash Generation
Analisis cash generation ini diperlukan oleh
seorang account officer di dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang mendasar mengenai
situasi keuangan dari suatu perusahaan di masa
yang akan datang, antara lain:
Apakah usaha yang bersangkutan wajar dibiayai?
Bagaimana kemampuan perusahaan untuk penggantian
Fixed Assets?
Berapa besar kemampuan perusahaan mengcover Debt
Service?
Berapa besar kemampuan perusahaan membayar
devidend?
Bagaimana ekspansi yang sedang berjalan dikaitkan
dengan kemampuan cash Generation?
135. Perhitungan Gross Operating Funds
Generation
Termasuk dalam gross operating funds
generation adalah:
Net Income
Depreciation Expenes (biaya penyusutan), karena ini
merupakan biaya non tunai yang telah dikurangkan dari
pendapatan dalam income statement tetapi tidak
dibayarkan.
Other Non-Cash misalnya amortisasi. Seperti halnya
Depreciation harus ditambahkan kembali karena biaya
ini timbul dari pengurangan pendapatan dalam Income
Statement (tidak ada kaitannya dengan perubahan cash
out flow).
136. Perhitungan Operating Needs
Pos-pos operating needs terdiri dari:
Cash atau Marketable Securities
Account Receivable - Inventory
Other Current Assets
Prepaid Expense
Dalam perhitungan operating needs yang dicantumkan
dalam analisis cash generation adalah angka-angka
perubahan dari setiap pos tersebut di atas untuk beberapa
periode.
Angka-angka perubahan tersebut selanjutnya dijumlahkan
yang merupakan Total Operating Needs. Pada umumnya
angka-angka perubahan tersebut merupakan angka
kenaikan (increase). Namun apabila terjadi penurunan
(decrease), akan muncul sebagai angka negatif.
137. Perhitungan Operating Sources
Cara perhitungan operating sources sama
seperti perhitungan operating needs.
Namun dilakukan untuk kelompok current
liabilities. Pos-pos yang yang termasuk
dalam operating sources adalah:
Account Payable
Accruals
Taxes Payable
Other Current Liabilities
Catatan: current portion of long term
debt dikeluarkan dalam perhitungan
138. Perhitungan Non Operating Needs
Non-Operating Needs adalah:
Capital expenditure untuk pabrik dan peralatan.
Pembentukan long term investment.
Peningkatan dalam intangibles.
Pembayaran devidends.
Angsuran dari hutang jangka panjang dan hutang
jangka pendek.
Angsuran dari others long term debt.
catatan bahwa capital expenditures dan
dividends harus bersumber dari hasil rekonsiliasi
fixed assets dan net worth.
139. Perhitungan Non-Operating Sources
Termasuk dalam non-operating sources adalah:
Peningkatan dalam hutang bank jangka panjang dan
pendek.
Peningkatan dalam other long term liabilities.
Fresh capital atau peningkatan net worth lain.
catatan bahwa seperti rekening capital, hanya
peningkatannya dan perubahan yang mungkin
terjadi seperti di atas (devidend atau pengurang
net worth lainnya) yang dihasilkan dari
rekonsiliasi net worth yang merupakan
penjelasan cash generation.
140. Proyeksi Kas (Cash Budget/Cash
Flow/Rencana Pelunasan)
Cash budget/cash flow projection
adalah gambaran atas seluruh rencana
penerimaan dan pengeluaran uang kas
suatu perusahaan dalam beberapa
periode.
Cash budget/cash flow sangat penting
artinya, baik untuk analisis maupun
pengawasan pembiayaan.
141. Prinsip-prinsip Penyusunan Cash Flow
(Aliran Kas)
Dalam menyusun cash flow, ada beberapa
prinsip yang harus diketahui terlebih
dahulu, yaitu: cash flow disusun dengan
basis tunai (cash basis), dimana:
Pendapatan diakui pada saat uang tunai
diterima, bukan pada saat penjualan
dilakukan.
Biaya-biaya diakui pada saat uang tunai
dikeluarkan, bukan pada saat biaya timbul
142. Contoh Kasus
PT WAHID memiliki sistem penjualan dan pembelian yang
dilakukan secara tunai. Income statement per akhir tahun
adalah sebagai berikut:
Penjualan Bersih
: Rp 1.000
Harga Pokok Penjualan
: Rp 800 (-)
Laba Kotor
: Rp 200
Biaya Operasional
Gaji/Bonus
: Rp 50
Lain-lain
: Rp 40
Depresiasi
: Rp 20 (+)
: Rp 110 (-)
Laba Bersih Operasional
: Rp 90
Pajak Penghasilan 30 %
: Rp 30(-)
Laba Bersih Setelah Pajak
: Rp 60
143. Contoh Kasus
Dalam perhitungan cash flow, tidak
memperhitungkan biaya depresiasi
sebagai biaya karena depresiasi
merupakan biaya nonkas. Dengan
demikian, dari perhitungan rugi/laba di
atas, cash flow yang sebenarnya adalah
sebagai berikut:
Laba Bersih
: Rp 60
Depresiasi
: Rp 40 (+)
Cash flow
: Rp 100
144. Penggunaan Cash Budget/Cash Flow
untuk Alat Pengawasan
Rencana kerja customer dan proyeksi keuangan yang
dibuat pada waktu permohonan pembiayaan diajukan
seringkali tidak sesuai lagi dengan keadaan pada waktu
pembiayaan akan digunakan (setelah diputuskan). Hal
tersebut antara lain karena:
Rencana/permohonan pembiayaan customer belum tentu
disetujui sepenuhnya.
Adanya gap/perbedaan waktu antara permohonan
pembiayaan dan keputusan pembiayaan yang dapat
mengakibatkan perbedaan harga dan perubahan-perubahan
keadaan lain yang memerlukan penyesuaian-penyesuaian.
Akibat dari perbedaan tersebut tentu berpengaruh terhadap
cash budget/cash flow-nya.
Dengan demikian, agar cash budget/cash flow tersebut
benar-benar dapat berfungsi sebagaimana diharapkan,
maka perlu diadakan perubahan-perubahan/penyesuaianpenyesuaian.
145. Sensitivity Analysis
Pendekatan yang menggunakan beberapa
kemungkinan perkiraaan cash inflow (laba
setelah pajak ditambah penyusutan) suatu
proyek
dilakukan dengan cara:
Menyusun Beberapa Cash Budget/Cash Flow,
atas dasar:
Forecast yang pesimistik.
Forecast yang moderat (yang diharapkan).
Forecast yang optimistik.
Menggunakan Simulasi Komputer (Computer
Simulation), yaitu dengan menyimulasikan beberapa
kemungkinan besarnya penjualan dan ketidakpastian
lain, seperti kenaikan harga bahan baku dan
sebagainya.
146. Test Feasibility
Dalam menilai/me-review proporsal suatu
proyek, di samping menilai kelayakan
tujuan dan rencana proyek, juga paling
penting adalah mengevaluasi aspek
finansial feasibility/teknik capital
budgeting.
147. Payback Period
Payback period adalah jangka waktu
yang diperlukan untuk pengembalian
investasi berdasarkan estimasi cash
inflow-nya.
Rumus:
Cash inflow = Net Profit After Tax + Depreciation
148. Kriteria keputusan Payback Period
Kriteria keputusan dengan menggunakan
pendekatan payback period ini dilakukan
adalah apabila payback period kurang atau
sama dengan maksimum payback period
yang wajar/acceptable project diterima,
dan sebaliknya.
149. Net Present Value (NPV)
Berbeda dengan metode payback period,
metode NPV mempertimbangkan the time
value of money dalam perhitungannya.
Rumus:
NPV = Present value dari cash inflow - Initial Investment
(Project Cost)
150. Kriteria keputusan metode NPV
Kriteria keputusan digunakannya metode
NPV adalah apabila NPV lebih besar atau
apabila sama dengan nol, proyek dapat
diterima/laik. Sebaliknya, apabila negatif,
maka hal ini karena apabila NPV lebih
besar atau sama dengan nol, perusahaan
akan memeroleh return lebih besar atau
sama dengan cost proyek.
151. Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah suatu discount rate yang
menyeimbangkan present value dari cash inflow
dengan initial investment (project cost)
sehingga NPV = 0 (nol). IRR merupakan teknik
capital budgeting, teknik yang paling baik untuk
menilai suatu proyek secara matematik.
Rumus:
CF = Cash Flow Espected (Estimasi cash flow per periode)
II = Initial Investment
152. Kriteria IRR
Kriteria keputusan dengan metode ini
adalah apabila IRR lebih besar atau sama
dengan bunga pembiayaan, maka proyek
itu laik dibiayai dan sebaliknya.
153. Aspek Jaminan
Dasar Hukum:
Penyeru-penyeru itu berkata, "Kami
kehilangan piala raja, dan siapa yang
dapat mengembalikannya akan
memeroleh bahan makanan (seberat)
beban unta, dan aku menjamin
terhadapnya. (QS Yusuf [12]: 72)
154. Yang Perlu Diperhatikan dalam
Penilaian Jaminan
Bagaimana sifat jaminan tersebut, apakah
jaminan perorangan ataukah jaminan kebendaan.
Jika merupakan jaminan perorangan, apakah
merupakan jaminan peribadi (personal
guarantee) ataukah perusahaan (corporate
guarantee).
Jika merupakan jaminan kebendaan, apakah
bersifat berwujud atau tidak berwujud.
Jika merupakan benda berwujud, apakah barang
bergerak ataukah barang tetap.
Bagaimana menurut hukum pengikatan dari
jaminan tersebut, apakah dapat diikat oleh
lembaga-lembaga jaminan yang berlaku di
masyarakat dan sebagainya.
155. Pertimbangan Lain ketika Menilai Jaminan
Siapa pemilik barang yang dijaminkan
tersebut: apakah pemohon pembiayaan
atau bukan pemohon pembiayaan.
Di mana letak (lokasi, penyimpanan)
barang yang dijaminkan.
Apakah terhadap baying yang dijaminkan
dibebani dengan suatu hak lain ataukah
dalam keadaan sengketa dan sebagainya
156. Aspek Sosial Ekonomi dan Analisis
Dampak Lingkungan (AMDAL)
Yang perlu ditinjau dalam aspek ini adalah
pengaruh perusahaan terhadap sosial
ekonomi masyarakat setempat pada
khususnya dan Indonesia pada umumnya.
157. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Kemungkinan penyerapan tenaga kerja.
Apakah proyek tersebut dapat menumbuhkan
kehidupan ekonomi masyarakat setempat. Atau
sebaliknya, akan mematikan sektor-sektor
usaha masyarakat setempat yang sudah ada
saat ini.
Apakah proyek tersebut tidak bertentangan
dengan adat-istiadat dan agama masyarakat
setempat.
Khusus mengenai analisis dampak lingkungan,
harus diperhatikan peraturan/ketentuan
pemerintah yang berlaku. Apakah telah
memunyai izin AMDAL dari instansi yang
berwenang.
159. Analisis Risiko
Setiap pemberian pembiayaan selalu
dihadapkan pada suatu risiko.
Untuk itu, account officer harus
mengantisipasi segala risiko yang akan
timbul terhadap permohonan pembiayaan
yang diajukan oleh customer sebelum
pembiayaan tersebut diberikan.
160. Macam-macam Resiko Pembiayaan
Risiko Sifat Usaha, setiap jenis usaha memunyai sifat dan ciri-ciri
khusus yang berbeda dalam pelaksanaan kegiatan usahanya. Setiap
kegiatan tersebut juga mengandung tingkat risiko yang berbeda pula.
Dari sifat usaha ini, akan dapat diketahui tinggi/rendahnya tingkat risiko
usaha.
Risiko Geografis, yang timbul karena faktor alam, lingkungan, dan
lokasi usaha.
Risiko politik, yang dapat dianalisis, antara lain, dari kestabilan politik,
ekonomi, keamanan, sosial, dan budaya dari suatu daerah/negara.
Risiko Uncertainty, risiko ini timbul karena adanya faktor
ketidakpastian yang menimbulkan spekulasi.
Inflasi, untuk mengatasi risiko ini agar tidak terjadi kesalahan dalam
perencanaan pemberian pembiayaan, perlu diperhitungkan value of
money (nilai uang) yang diperhitungkan dalam cost of fund/money of
borrowing agar tidak mengalami kerugian karena penurunan daya beli
asetnya yang disalurkan dalam bidang pembiayaan..
Risiko Persaingan, yaitu persaingan antara perusahaan-perusahaan
sejenis yang menjadi objek pembiayaan maupun persaingan antara
lembaga pembiayaan sendiri yang membiayai proyek yang sama.
161. Critical Point
Critical point dari proyek yaitu
penelitian titik kritis yang akan
menjadikan hambatan keberhasilan
proyek.
162. Penilaian faktor-faktor produksi/usaha
suatu badan usaha:
Man: tenaga kerja/tenaga ahli/tenaga terlatih yang
tersedia.
Management:profesionalitas manajemen perusahaan
customer.
Marketing: potensi pasar yang ada.
Money: kemampuan permodalan usaha customer.
Material: tersedianya sumber-sumber bahan baku.
Machine: prasarana dan sarana produksi yang ada, apakah
cukup mampu untuk memenuhi pasar.
Method: teknologi, sistem prosedur kerja yang dimiliki
customer.
Mentality: karakter customer.
Macro Economy: kondisi perekonomian secara makro apa
memungkinkan
164. Pengertian
Yaitu suatu cara perhitungan untuk
menetapkan besarnya maksimal
pembiayaan yang dapat diberikan kepada
customer.
165. Fungsi Pembiayaan dan Hubungannya
dengan Perhitungan Pembiayaan
Fungsi pembiayaan bank dalam proyek yang
dibiayai adalah untuk membantu kekurangan
pembiayaan dalam suatu proyek yang diajukan
customer dan telah disetujui oleh lembaga
keuangan.
Tujuan perhitungan pembiayaan adalah:
Pembiayaan yang diberikan sesuai dengan keperluan
pembiayaan, sehingga tidak terjadi kelebihan ataupun
kekurangan di dalam melaksanakan rencana
kerja/proyek yang diajukan customer dan telah
disetujui bank.
Menetapkan besarnya keseimbangan antara
pembiayaan bank dan customer dalam suatu proyek
tertentu.
166. Dasar-dasar Perhitungan Kebutuhan
Pembiayaan Customer
Pembiayaan Modal Kerja, dilakukan dengan tiga cara:
Menghitung berapa jumlah kebutuhan modal kerja satu kali turn over
dikurangi dengan dana customer sendiri (self-financial).
Jumlah kebutuhan modal kerja satu kali turn over dikalikan dengan
maksimum persentase tertentu yang ditetapkan bank untuk setiap
jenis pembiayaan.
Menghitung kekurangan fasilitas/defisit kas terbesar dengan sarana
perhitungan cash flow dikalikan dengan maksimum persentase yang
ditetapkan bank (terutama untuk pembiayaan kepada kontraktor).
Perhitungan Contingent Liabilities (Non Cash Loan),
pada dasarnya sama dengan perhitungan pembiayaan modal
kerja. Hanya, dalam fasilitas non cash loan, lazimnya self
financial berupa setoran jaminan (torjam). Dalam menghitung
besar non cash loan, maka harus dikaitkan dengan jumlah
kebutuhan modal kerja secara keseluruhan dan fasilitas
pembiayaan modal kerja maupun fasilitas non cash loan yang
telah diterima. Hal ini untuk menghindari adanya over financial.
167. Contoh Perhitungan Contingent Liabilities (Non
Cash Loan)
Besarnya modal kerja yang dapat dibiayai bank Rp 5
milyar.
Fasilitas pembiayaan modal kerja yang telah diterima Rp
2,5 milyar.
Fasilitas bank garansi yang telah diterima Rp 1,5 milyar.
Maka jumlah tambahan non-cash loan yang dapat
dipertimbangkan adalah:
Kebutuhan modal kerja yang dapat dibiayai Rp 5 milyar.
Fasilitas yang telah diterima:
- Pembiayaan Modal Kerja
Rp 2,5 milyar
- Bank Garansi
Rp 1,5 milyar +
Rp 4 milyar
Maksimum tambahan non-cash loan yang dapat
dipertimbangkan: Rp 1 milyar.
168. Dasar-dasar Perhitungan Kebutuhan
Pembiayaan Customer
Pembiayaan Investasi, untuk
pembiayaan investasi, pada dasarnya
perhitungan pembiayaannya dapat
dilakukan dengan cara mengalikan besar
project cost yang telah dinilai AO
(account officer) dengan maksimum
persentase tertentu yang ditetapkan oleh
bank. Apabila ada penyimpangan dari
maksimum persentase yang dibiayai,
pembiayaan dapat diajukan secara case
by case.
169. Contoh Pembiayaan Investasi
Customer
A
B
C
- Jumlah kebutuhan pembiayaan
:
100
300
200
- Dana customer sendiri
:
40
30
40
(40%)
- Pembiayaan yang diperlukan :
- Maksimum pembiayaan yang dapat
diberikan atas dasar persentase yang
ditetapkan :
- Nilai jaminan yang diserahkan kepada
bank :
60
70%
120
(10%)
270
60%
450
(20%)
160
90%
128
170. Dari contoh di atas dapat disimpulkan
bahwa:
Customer A: Pembiayaan dapat
disetujui/diberikan, karena:
Jumlah pembiayaan yang diperlukan, berdasarkan
perhitungan (60=60%) tidak melebihi batas
maksimum (70%)
Persentase nilai jaminan cukup memadai yaitu:
171.
Customer B: Pembiayaan ditolak, karena
perhitungan pembiayaan = 270 (90%) lebih
besar dari maksimum persentase yang
ditetapkan (60%), meskipun nilai jaminan
cukup memadai yaitu:
172.
Customer C: Pembiayaan ditolak juga, karena
meskipun perhitungan pembiayaannya
memungkinkan sebab jumlah pembiayaan yang
diperlukan menurut perhitungan (80% lebih kecil
dari maksimum persentase yang ditetapkan, nilai
jaminan tidak mencukupi yaitu:
173. Sesuai dengan dasar perhitungan
pembiayaan di atas, maka
jumlah pembiayaan yang dapat diberikan adalah
melalui proses penilaian atas hal-hal sebagai
berikut:
Rencana kerja/proyek customer dan berapa keperluan
pembiayaannya.
Kemampuan dana customer sendiri untuk membiayai
rencana tersebut.
Jumlah pembiayaan yang diminta/diperlukan.
Sumber, cara dan jangka waktu perluasan pembiayaan.
Penilaian jaminan.
Setelah ditetapkan jumlah maksimum
pembiayaan yang dapat diberikan, maka disusun
cash flow projection untuk menetapkan rencanarencana penarikan dan rencana pelunasan
customer berikut jangka waktunya.
174. Pedoman Memorandum Pembiayaan
Memorandum pembiayaan adalah suatu
bentuk proposal yang berisi analisis dari
suatu usulan pembiayaan.
Penyusunan memorandum pembiayaan
merupakan salah satu syarat dalam
pengajuan pembiayaan.
175. Memorandum Pembiayaan Berisi :
Tujuan Pembiayaan
Latar Belakang Pembiayaan
Kondisi Usaha
Analisis Keuangan
Analisis Agunan
Analisis Risiko PembiayaanKesimpulan
dan Rekomendasi
177. Pendekatan dalam Analisis
Pembiayaan
Dalam setiap penyaluran pembiayaan,
perlu diyakini kemampuan dan
kesanggupan customer untuk melunasi
hutangnya sesuai dengan yang
disepakati/diperjanjikan. Karena itu,
diperlukan analisis lebih dahulu sebelum
pembiayaan diberikan.
178. Tipe Pendekatan dalam Analisis Pembiayaan
Character Approach, yaitu pemberian pembiayaan dengan
pendekatan character ini untuk orang-orang tertentu yang
character-nya tidak diragukan lagi.
Collateral Approach, yaitu analisis pembiayaan untuk customer
yang jaminannya sangat kuat dan likuid.
Repayment Approach , yaitu pemberian pembiayaan dengan
pendekatan pelunasan (repayment approach) yang bersifat self
liquidating (eenmalig) di mana sumber pelunasannya sudah jelas
dan dikuasasi oleh bank, yang pada intinya adalah mendasarkan
pada kemampuan pelunasan hutang dari customer.
Feasibility Approach, yaitu Pemberian pembiayaan dengan
pendekatan kelayakan proyek usaha calon mudharib (feasibility).
Agent of Development Approach, yaitu pendekatan yang
didasarkan pada fungsi bank sebagai agen pembangunan dari suatu
sistem perekonomian. Dengan demikian, bank akan melaksanakan
fungsinya sebagai sarana moneter (monetary device) dari penguasa
moneter.
Relationship Approach, yaitu Pemberian pembiayaan dengan
pendekatan untuk pricing customer, pemberian fasilitas kepada
customer seperti immediate financial, dan pemberian kurs khusus.
179. Financial Approval Package
Sarana berupa suatu paket analisis dan
persetujuan pembiayaan sebagai
penunjang tugas account officer untuk
memenuhi prosedur pembiayaan secara
efektif.
180. Format-format dalam Financial Approval Package
Laporan Informasi Customer
Tujuan:
Menata informasi kualitatif dari customer.
Menyediakan informasi yang jelas dan ringkas
tentang customer
Memodulasikan pengelolaan informasi customer.
Menyediakan cara yang standar.
181. Laporan Informasi Customer
Cabang:
Nama Customer:
Alamat Lengkap:
Tanggal:
No. Telpon:
No. Faksimil:
Bidang Usaha
Menjadi Customer sejak:
Giro
Pembiayaan
Status Customer: Aktif-Baik/Kurang Baik
PEMILIK/PENGURUS
Nama
Jabatan
ANAK PERUSAHAAN/AFILIASI
Nama Perusahaan
Alamat
Contact Person
Banker’s
Keterangan
Nomor
Tanggal
Keterangan
Nomor
Tanggl
Keterangan
Bidang Usaha
LEGALITAS PERUSAHAAN
Jenis Akta
Pendirian
Perubahan
Pendaftaran di Peng. Negeri
Pengesahan Kehakiman
Penempatan pada. Lembaran Negara
Legalitas Usaha:
Jenis Perizinan
NPWP
KETERANGAN DOMISILI
SIUP
TDP
WDP
UNDANG-UNDANG GANGGUAN
IMB
IZIN BAPEPAM
ANGKA PENGENAL EKSPOR
ANGKA PENGENAL IMPOR
182.
Laporan Kontak dan Kunjungan
Customer
Tujuan:
Membantu untuk mengadakan persiapan
kunjungan/kontrak customer.
Membuat dokumentasi atas hasil kunjungan/kontak
customer.
Merinci masalah-masalah yang memerlukan tindak
lanjut.
183. Laporan Kontak dan Kunjungan
Customer
Nama Customer:
Account Officer
Group Customer:
Tanggal Kunjungan
Alamat Customer:
Kantor:
Lokasi Usaha:
Point of Contact
Nama Yang Ditemui
Kantor Cabang:
Tujuan Kunjungan:
Hasil Kunjungan/Pembicaraan
Masalah Yang Harus Segera
Diselesaikan
Account Officer
Target Tanggal Penyelesaian
Account Officer Superviso/Branch Manager
184.
Analisis Keuangan atau Spread Sheet
Tujuan:
Memeroleh informasi keuangan customer.
Mempercepat analisis keuangan.
Mempercepat hasil proyeksi keuangan.
Model spread sheet yang tersedia dengan judul
Comparative Statement of Financial Condition terdiri
dari empat bagian yaitu:
Balance Sheet.
Income Statement.
Cash generation.
Projection Section.
185. Spread Sheet
Model ini akan menampilkan fungsi-fungsi
sebagai berikut:
Perbandingan laporan keuangan.
Perhitungan rasio keuangan.
Perhitungan equity secara otomatis dan
rekonsiliasi aktiva tetap.
Laporan perhitungan penciptaan kas (cash
generation).
Perhitungan optimal dari proyeksi satu tahun.
186. Konversi Rekening
Untuk dapat menggunakan model spread
sheet ini, rekening-rekening yang ada
pada neraca dan rugi/laba customer
terlebih dahulu dikonversikan ke dalam
spread sheet.
187. Name :
Currency :
Model
Spread
Sheet
Comparative
Statement
Of Financial
Condition
Location:
Amounts:
Date:
Number of Months:
2003
2004
2005
2006
Actual
Actual
Actual
Projection
Sales on Financial %
BALANCE SHEET
ASSETS:
Cash & Bank
Marketable Securities
AccountReceivable
Inventory
Other Current Assets
Prepaid Expenses
Current Assets
Net Fixed Assets
Invesments
Other Non Current Assets
Intangibles
Total Non Current Assets
Total Assets
LIABILITIES AND EQUITY:
AccountPayable
Accruals
Taxes Payables
Other Current Liabilities
Current Portion Long Term Debt
Current Liabilities
Long Term Debt
Other Liabilities, Long Term
Long Term Liabilities
Total Liabilities
Commont Stock
Surplus & Reserves
Retained Earning
Total Net Worth
Liabilituies & Net Worth
188. INCOME STATEMENT
RATIOS (Annualized)
Sales Growth Rate %
Net Income/Average Net Worth %
Net Income/Average Assets %
Interest/Average Bank Debt %
Sales/Average Assets
Current Ratio
Quick Asset Ratio
Days Receivable
Days Inventory
Days Paya ble
Leverage (Debt/Equity)
Long Term Leverage
RECONCILIATIONS
Net Worth
beginning Neet Worth
plus: net income
plus: fresh capital
total increase
less: dividends, others
increase/decrease in Net Worth
ending Net Worth
Fixed Assets
beginning fixed assets
less: depreciations
subtotal
ending fixed assets
capital expenditures
2004
2005
2006
Actual
Net Sales
Cost Of Good Sold
% of Sales
Selling, General Administration Expenses
% of Sales
Depreciation
Interest Expense
Other Income, Net
Earning before Taxes
% of Sales
Income Taxes
Extraordinary Items
Net Income
% of Sales
2003
Actual
Actual
Projection