SlideShare a Scribd company logo
1 of 188
ISLAMIC FINANCIAL MANAGEMENT
BAB 8
ANALYSIS PEMBIAYAAN
(Dalam Praktik)

Prof.Dr.H. Veitzhal Rivai, M.B.A.
Andria Permata Veitzhal. B.Acct., M.B.A.
Pendahulun




Analisis pembiayaan atau penilaian pembiayaan dilakukan
oleh account officer dari suatu lembaga keuangan yang
level jabatannya adalah level seksi atau bagian, atau
bahkan dapat pula berupa committee (tim) yang
ditugaskan untuk menganalisis permohonan pembiayaan.
Analisis pembiayaan dilakukan dengan tujuan pembiayaan
yang diberikan mencapai sasaran, dan aman. Artinya,
pembiayaan tersebut harus diterima pengembaliannya
secara tertib, teratur dan tepat waktu, sesuai dengan
perjanjian antara bank dan customer sebagai penerima dan
pemakai pembiayaan. Selain itu, dengan tujuan terarah,
artinya pembiayaan yang diberikan akan digunakan untuk
tujuan seperti yang dimaksud dalam permohonan
pembiayaan dan sesuai dengan peraturan dan kesepakatan
ketika disyaratkan dalam akad pembiayaan
Dasar Hukum
Di antara Ahli kitab ada orang yang jika kamu
memercayakan kepadanya harta yang banyak,
dikembalikannya kepadamu; dan di antara
mereka ada orang yang jika kamu
memercayakan kepadanya satu dinar, tidak
dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu
selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran
mereka mengatakan, ”Tidak ada dosa bagi kami
terhadap orang-orang ummi.” Mereka berkata
dusta terhadap Allah, padahal mereka
mengetahui. (QS. Ali ’Imran [3]: 75)
Pengertian




Yaitu teknik analisis yang dilakukan secara
cermat dan teliti dengan senantiasa
memerhatikan atau berpedoman pada ketentuan
yang berlaku; mencakup analisis kuantitatif dan
analisis kualitatif.
Prinsip dasar, analisis pembiayaan yang lazim,
dikenal dengan “Prinsip 6C”, yaitu Character,
Capacity, Capital, Collateral, Condition of
Economic, dan Contrains. “6 C’s financial
analysis” ini meneliti aspek-aspek yang terdapat
di dalam kegiatan usaha customer seperti aspek
manajemen, marketing, teknis, dan keuangan.
Tujuan Utama Analisis Pembiayaan
Memperoleh keyakinan apakah customer
punya kemauan dan kemampuan memenuhi
kewajibanya secara tertib, baik pembayaran
pokok pinjaman maupun bunga, sesuai
dengan kesepakatan dengan bank.
Tujuan Umum Analisis Pembiayaan
Menilai kelayakan usaha calon peminjam,
 Menekan risiko akibat tidak terbayarnya
pembiayaan, dan
 Menghitung kebutuhan pembiayaan yang
layak.

Prinsip 6 C’s Analysis
Prinsip 6 C’s Analysis
1. Character
Keadaan watak/sifat dari customer, baik
dalam kehidupan pribadi maupun dalam
lingkungan usaha.
2. Capital
jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki
oleh calon mudharib.
Prinsip 6 C’s Analysis
3. Capacity
Kemampuan yang dimiliki calon
mudharib dalam menjalankan usahanya
guna memeroleh laba yang diharapkan.
4. Collateral
Barang yang diserahkan mudharib
sebagai agunan terhadap pembiayaan
yang diterimanya
Prinsip 6 C’s Analysis
5. Condition of Economy
situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, dan
budaya yang memengaruhi keadaan
perekonomian yang kemungkinan pada suatu
saat memengaruhi kelancaran perusahaan calon
mudharib
6. Constraints
batasan dan hambatan yang tidak
memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksanakan
pada tempat tertentu.
Catatan
Dari keenam prinsip di atas yang paling
perlu mendapatkan perhatian Account
Officer adalah character, dan apabila prinsip
ini tidak terpenuhi, maka prinsip lainnya
tidak berarti, atau dengan kata lain,
permohonannya harus ditolak.
Caracter
nilai (value) yang perlu diamati:
Social Value
 Theoritical Value
 Esthetical Value
 Economical Value
 Religious value
 Political Value

Capital






Dalam praktiknya, capital dimanifestasikan dalam bentuk
kewajiban untuk menyediakan self financial, yang
sebaiknya jumlahnya lebih besar dari kredit yang diminta
kepada bank.
Bentuk dari self financing ini tidak selalu harus berupa uang
tunai, bisa saja dalam bentuk barang modal seperti tanah,
bangunan, dan mesin-mesin.
Besar kecilnya capital ini dapat dilihat dari neraca
perusahaan, yaitu pada komponen “Owner Equity”, laba
yang ditahan, dan lain-lain. Untuk perorangan, dapat dilihat
dari daftar kekayaan yang bersangkutan setelah dikurangi
hutang-hutangnya.
Capacity
Dilakukan melalui pendekatan:
 Pendekatan historis,
 Pendekatan finansial
 Pendekatan yuridis
 Pendekatan manajerial
 Pendekatan teknis
Collateral
Penilaian terhadap collateral ini dapat
ditinjau dari 2 segi, yaitu:
 Segi ekonomis, yaitu nilai ekonomis dari
barang-barang yang akan diagunkan.
 Segi yuridis, yaitu apakah agunan
tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis
untuk dipakai sebagai agunan.
Condition of Economy





Keadaan konjungtur
Peraturan-peraturan pemerintah.
Situasi, politik dan perekonomian dunia.
Keadaan lain yang memengaruhi
pemasaran.
Peran Account Officer dalam
Analisis Pembiayaan
Peran Account Officer


Account officer merupakan point of contact
antara bank dan pihak customer, yang
harus memelihara hubungan dengan
customer, dan wajib memonitor seluruh
kegiatan customer secara terus-menerus.
Prosedur Analisis Pembiayaan



Berkas dan pencatatan.
Data pokok dan analisis pendahuluan, meliputi:












Realisasi pembelian, produksi, dan penjualan.
Rencana pembelian, produksi, dan penjualan.
Jaminan.
Laporan keuangan.
Data kualitatif dari calon debitur.

Penelitian data.
Penelitian atas realisasi usaha.
Penelitian atas rencana usaha.
Penelitian dan penilaian barang jaminan.
Laporan keuangan dan penelitiannya.
Aspek-aspek Analisis Pembiayaan
dan Perhitungan Pembiayaan
1. Aspek Yuridis
Di dalam aspek yuridis diberikan
beberapa batasan untuk memudahkan
pelaksanaan analisis, yaitu melalui
penelitian yang meliputi legalitas
pendirian perusahaan (badan usaha),
legalitas usaha, legalitas pengajuan
permohonan pembiayaan dan legalitas
barang-barang jaminan.
Aspek Yuridis
a. Legalitas Pendirian Perusahaan
Di dalam penelitian ini harus digambarkan
apakah pendirian perusahaan sudah sah
dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan oleh undangundang/peraturan pemerintah.
Yang perlu diteliti dalam analisis
legalitas pendirian badan usaha






Apakah customer telah memenuhi syarat
sebagai subyek hukum.
Keabsahan pendirian perusahaan, sesuai
dengan bentuk hukum perusahaan.
Apakah ada akta-akta perubahan dari
perusahaan berbadan hukum, seperti
perubahan kepemilikan, perubahan pengurus,
perubahan modal, dan sebagainya.
Simpulkan apakah perusahaan telah berbadan
hukum penuh atau masih in-opricting
Aspek Yuridis
b. Legalitas Usaha

Penelitian ini difokuskan kepada legalitas
kegiatan customer.

Semua izin yang ada harus diteliti kebenaran
dan masa berlakunya.

digambarkan pula apakah kegiatan yang
dijalankan dan atau direncanakan customer
secara yuridis sudah didukung oleh izin-izin
yang sesuai dan sah menurut ketentuan yang
berlaku.
Penelitian dalam hal legalitas usaha






Apakah customer telah memiliki izin
usaha dari instansi yang berwenang.
Apakah izin usaha customer sesuai
dengan kegiatan usahanya yang
tercantum dalam anggaran dasar
perusahan.
Apakah izin usaha customer masih
berlaku.
Aspek Yuridis
c.

Legalitas Pengajuan Permohonan
Pembiayaan
Yang harus digambarkan dalam
penelitian ini adalah apakah orang yang
mengajukan permohonan pembiayaan
berhak untuk bertindak atas nama
perusahaan, dilihat dari ketentuanketentuan anggaran dasar perusahaan
Aspek Yuridis
d.

Legalitas Barang Jaminan
Hal-hal yang harus dilakukan adalah:





Meneliti bukti-bukti kepemilikan barang yang
diajukan sebagai agunan/jaminan
Meneliti surat kuasa menjaminkan dari pemilik
barang agunan dalam hal barang tersebut bukan
milik customer/perusahaan sendiri.
Meneliti status kepemilikan atas agunan, baik
agunan utama atau tambahan harus dijelaskan
apakah secara yuridis dapat dilaksanakan
pengikatan secara notariil
Aspek Yuridis
e.

Kontrak Kerja Sebagai Dasar Permohonan Pembiayaan
Penelitian di sini meliputi apakah kontrak tersebut telah
memenuhi persyaratan yuridis, dalam arti kontrak tersebut
telah ditandatangani secara sah dan mengikat kedua belah
pihak, baik kontrak/surat perjanjian tersebut dibuat di
bawah tangan atau dibuat di hadapan notaris. Untuk
kontrak-kontrak yang sudah jatuh tempo, walaupun sudah
mengikat kedua belah pihak, jelas tidak dapat
dipertimbangkan karena batas waktunya telah terlampaui
Aspek-aspek Analisis Pembiayaan
dan Perhitungan Pembiayaan
2. Aspek Pemasaran
hal yang perlu diketahui adalah
kemampuan perusahaan memasarkan
barang produksi/jasa hasil usahanya, baik
yang sekarang maupun yang direncanakan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
aspek pemasaran









Produk atau jasa yang akan dipasarkan.
Penentuan volume atau rencana pemasaran produk
Mengadakan penilaian tentang kebijakan dan strategi
pemasaran yang akan ditempuh oleh customer
Mengadakan penilaian terhadap manajemen pemasaran
perusahaan customer. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Keadaan pemasaran saat ini
Prospek pemasaran
Target pemasaran
Evaluasi pasar dan pemasaran hasil produksi
Kriteria Produk atau jasa yang akan
dipasarkan









Product life cycle dari barang atau jasa
tersebut.
Adanya barang subsitusi.
Adanya perusahaan yang memproduksi barang
yang sama (perusahaan pesaing).
Apakah barang yang dihasilkan merupakan
barang setengah jadi atau barang jadi.
Segmen pasar yang akan dituju untuk produk
tersebut.
Penentuan volume atau rencana
pemasaran produk
a. Market Test Approach
melakukan uji coba pemasaran secara
konkret ke pasar tertentu atau kepada
kelompok konsumen tertentu untuk
mengetahui apakah target pemasaran
untuk kelompok konsumen tertentu
dapat dicapai atau tidak
Sifat dari market test approach adalah:





Untuk customer yang produknya baru
masuk pasar.
Produk customer bukan merupakan
produk untuk kebutuhan sehari-hari.
Produk yang baru sama sekali.
Parameter yang digunakan adalah:







Jumlah konsumen yang merupakan
potential demand = 0.
Jumlah produk pesaing di pasar yang
merupakan market supply = s.
Unit yang dapat dijual di pasar = q.
Jumlah konsumen yang menyerap pasar
sasaran = p.
Rencana pemasaran oleh customer = z.
Penjualan per periode (bulanan, triwulan,
ssemesteran, tahunan, dan sebagainya)
Formula Market Test Approach

Rencana pemasaran customer feasible jika:
z<r–s
Contoh Kasus






PT Andria akan meluncurkan produk minuman
sehat bernama “STMJE” (susu telor madu jahe
enak) di Tangerang dengan sasaran para
pengemudi becak, angkot, dan ojek. Diperkirakan
konsumen berjumlah 10.000 orang (= 0).
Untuk tahap awal, pengujian dilakukan di sekitar
pasar Bintaro yang diperkirakan 50 orang
pengemudi becak, angkot, dan ojek beroperasi
(= p).
Menurut hasil survey, ternyata bisa laku 500
saset/hari (= q), sehingga rata-rata tingkat
konsumsi pengemudi becak, angkot, dan ojek di
pasar sasaran adalah 500/50 = 10 permen per
orang per hari.
Solusi


Kebutuhan konsumen di pasar sasaran (a) yaitu
500 permen/50 pengemudi = 10 saset per
pengemudi per hari. Penentuan volume pasar
dengan menggunakan rumus:
Solusi
Jika customer merupakan satu-satunya
produsen minuman “STMJE “, maka
tingkat pemasaran yang dianggap layak
atau wajar bagi customer adalah tidak
melebihi 2.000 permen/hari. Produksi
lebih besar dari 2.000 adalah tidak
feasible.
Penentuan volume atau rencana
pemasaran produk
b. Market Corrolary Approach
Dengan pendekatan ini, volume
pemasaran suatu barang atau jasa
ditentukan oleh perkembangan volume
pemasaran dari produk utamanya
(memunyai korelasi positif)
Parameter yang digunakan:
Jumlah produk utama yang dihasilkan
untuk periode tertentu (bulanan/tahunan)
(K).
 Besar kebutuhan dari produk customer
untuk setiap produk akhir (n).
 Umur pemakain alat jika ada (t).

Contoh Kasus
Kebutuhan ban untuk setiap truk pengangkut
yang dioperasikan oleh PT Bintaro Real Estate
adalah 10 ban (=n). Karena kondisi jalan yang
dilalui armada truk itu kurang mulus,
penggantian ban harus dilakukan setiap enam
bulan sekali (=t). Dengan demikian, untuk setiap
truk akan dibutuhkan 20 ban/tahun. Jika PT
Bintaro Real Estate memunyai armada truk
sejumlah 100 unit (=k),
Market Corrolary Approach




maka kebutuhan ban selama setahun
adalah:
= (n) x (t) x (k)
= 10 x (12/6) x 100
= 2000 ban/tahun
Produksi 2000 ban per tahun adalah
feasible, sedangkan target produksi
customer di atas 2000 ban per tahun
adalah tidak feasible
Penentuan volume atau rencana
pemasaran produk
c. Industrial Market Approach

Penilaian rencana atau volume pemasaran
suatu barang atau jasa dikaitkan dengan
perkembangan barang atau jasa yang
memunyai koefisien korelasi yang positif.

Digunakan untuk customer yang memroduksi
barang yang telah terbukti sangat tergantung
dari pertumbuhan ekonomi lainnya, seperti
kebutuhan terhadap kamar hotel memunyai
kaitan dengan jumlah wisatawan yang datang
Contoh Kasus


Suatu perusahaan perhotelan mengajukan
permohonan pembiayaan untuk
mendirikan hotel baru di Bandung dengan
kapasitas 125 kamar. Hotel yang telah
tersedia adalah 3.000 kamar, dikaitkan
dengan frekuensi penerbangan dari luar
negeri menuju Bandung dalam periode 1
tahun.
Penyelesaian
Rata-rata penerbangan per hari 60 flight,
(=k).
 Rata-rata penumpang/flight: 125 orang
turis, (=n).
 Rata-rata lama menginap: 4 hari (=h) ; 2
orang per kamar, (=I).
 Yang tidak menginap: 20%, (=t).

Formula
=
Penyelesaian






Maka, dalam 1 hari akan tiba: 60 x 125 x (orang
turis) = 7.500 orang.
Rata-rata tidak menginap 20 % x 7.500/orang =
1.500 orang
Yang menginap (7500 + 1500) = 6.000 orang
1 kamar diisi 2 orang turis, sehingga kebutuhan
kamar adalah 6000/2 = 3.000 kamar.
Kamar yang telah tersedia = 2.000 kamar,
sehingga peluang pasar penyediaan kamar hotel
adalah 3.000 - 2.000 kamar = 1.000 kamar. Jadi,
permohonan customer untuk hotel baru kapasitas
500 kamar adalah feasible
Penentuan volume atau rencana
pemasaran produk
d.

Market Equilibrium Approach
Dengan pendekatan ini, penilaian volume
pemasaran suatu barang atau jasa melalui
pengukuran suatu keseimbangan antara volume
penawaran dan permintaan. Dalam hal ini,
volume penawaran barang atau jasa yang akan
diproduksi tidak boleh melampaui volume
permintaan terhadap barang dan jasa tersebut.
Sifat dari Market Equilibrium Approach:
Untuk barang yang diproduksi dalam
jumlah besar (mass production).
 Memunyai skala nasional/regional.
 Dikonsumsi oleh masyarakat luas (contoh:
pabrik semen, cat, biskuit).

Contoh Kasus













total kebutuhan semen nasional (d) 20 juta ton/tahun.
Produksi dalam negeri:
Indocement
8
juta ton/thn
Semen Cibinong
0.5
juta ton thn
Semen Padang
3
juta ton/thn
Semen Gresik
2
juta ton/thn
Semen Nusantara
0.2
juta ton/thn
Semen Tonasa
3
juta ton/thn
Lain-lain
1
juta ton/thn
Impor
3
juta ton/thn
Total
18.7 juta ton/thn
Peluang pasar (20-18.7) juta ton/thn = 1.3 juta ton/thn
(q).
Feasible apabila q < atau = d – s
Penentuan volume atau rencana
pemasaran produk


Market Factor Approach
Penentuan volume pemasaran dengan
pendekatan ini didasarkan atas adanya
perkembangan kebutuhan di pasar (oleh
karena adanya peraturan pemerintah
atau kebutuhan suatu produk pada
acara-acara tertentu, dan sebagainya)
Sifat Market Factor Approach
Regulation (kebutuhan produk untuk jasa,
sehubungan adanya peraturan pemerintah
atau pihak yang berwenang).
 Kebutuhan produk atau jasa untuk acara
tertentu

Contoh
Investasi untuk memroduksi helm dan
safety belt dari kepolisian.
 Keperluan pegawai sekolah.
 Kebutuhan jasa angkutan
bis/KA/penerbangan untuk hari raya

Data yang diperlukan:
Populasi yang membutuhkan produk yang
bersangkutan = (x)
 Kebutuhan tiap populasi akan produk
ybs./periode = (y)
 Total permintaan produk = (x,y)
 Produksi yang sudah ada = (z)

Contoh Kasus




di kota jakarta terdapat 25.000 buah kendaraan
bermotor roda empat. Dengan asumsi setiap
kendaraan minimal menggunakan 2 set safety
belt, maka dapat ditentukan tingkat pemasaran
yang layak atau wajar untuk produsen safety
belt. Kalau ada 4 buah produsen masing-masing
memasarkan 3000 unit/tahun, berarti 12.000
unit, maka masih ada peluang pasar 38.000 unit.
Kalau produksi customer < (x,y) – (z), berarti
feasible.
Penentuan volume atau rencana
pemasaran produk
F. Statistical Approach




Pendekatan ini menggunakan metode
statistik, yaitu regresi linier dan parabolik.
Digunakan untuk barang dan jasa yang
bersifat tradisonal yang dibutuhkan untuk
keperluan sehari-hari atau barang/jasa
yang telah dihasilkan pada waktu yang lalu
Contoh Regresi Linier
Tahun

Penjualan

1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006

1950
2020
1980
1960
2000
2200
2240
2220
Tahun

Unit

1999
2000

1950
2020

2001
2002

1980
1960

2003
2004

2000
2200

2005
2006

2240
2220

Jumlah Kelompok

7910: 4

8660: 4

Rata-rata kelompok

= 1977 (a)

= 2165 (b)




Fungsi garis lurus Y = a + bx dapat diketahui
dengan menggunakan rumus:
a = rata-rata kelompok satu (K1) = 1977
b=
n = jarak waktu antara rata-rata K1 dengan K2.
Sehingga, persamaan fungsi garis lurus yang
dicari adalah Y = a + 47 (x)
Penyelesaian
Dengan rumus di atas, dapat dilakukan perkiraan
unit penjualan untuk tahun 2007 dan seterusnya
sebagai berikut:
Tahun

Unit Penjualan

2007
2008
2009

2330
2377
2424
Contoh Parabolik


PT Permata Hati
bergerak dalam
bidang usaha industri
barang elektonika
menyampaikan data
penjualan sebagai
berikut

Tahun

Unit Penjualan

1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006

2.000
10.000
14.000
16.000
20.000
22.000
24.000
20.000
18.000
Contoh Parabolik




Penjualan customer
cenderung
mengalami
penurunan.
Untuk kondisi
demikian, perkiraan
unit penjualan PT
Permata Hati di
masa mendatang
dapat
menggunakan
metode parabolik
sebagai berikut:

Tahun

Unit (Y)

X

(XY)

(X2Y)

(X2)

(X4)

1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006

2.000
10.000
14.000
16.000
20.000
22.000
24.000
20.000
18.000

-4
-3
-2
-1
0
+1
+2
+3
+4

-8.000
-30.000
-28.000
-16.000
0
22.000
48.000
60.000
72.000

32.000
90.000
56.000
16.000
0
22.000
96.000
180.000
288.000

16
9
4
1
0
1
4
9
16

256
81
16
1
0
1
16
81
256

Total

146.000

0

120.000

780.000

60

708
Contoh Parabolik


Perhitungan dengan fungsi parabolik dapat
dilakukan dengan beberapa rumus sebagai
berikut:
Y’ = a + bX + cX2
Y = n.a + cX2
XY = b X2
X2Y= aX2 + cX4


Dengan menerapkan rumus tersebut,
maka dapat dihitung:


(I)

146000

= 10 a + 60 c x 30

(II)780000


= 60 a + 708 c x 5

(I)

= 300 a + 1.800 c

2920000

(II)2310000
580000
c

= 300 a + 3.540 c
= - 1.740 c
= - 333
Jika nilai c = - 333 dimasukkan ke dalam
persamaan (I), maka akan diperoleh hasil
a = 20406,9 dan b = 2000.
 Dengan demikian, diperoleh fungsi
parabola sebagai berikut:
Y = 20406.9 + 2000 x – 333 X2



Dengan memasukkan
parameter X ke dalam
fungsi parabola
tersebut, maka akan
diketahui trend
penjualan sejak tahun
1998 sampai tahun
2006 sebagai berikut:

Tahun

Unit Penjualan

1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006

2.363.7
8.757.6
13.896.1
17.779.2
20.406.9
21.779.2
21.896.1
20.757.6
18.363.7


Perkiraan penjualan
selama tiga tahun
mendatang dapat
diketahui dengan cara
sebagai berikut:

Tahun
2007
2008
2009

Unit Penjualan
14.714.4
9.809.7
3.649.5


Penggunaan pendekatan-pendekatan
tersebut disesuaikan dengan sifat/jenis
usaha yang dibiayai. Pendekatanpendekatan tersebut disarankan. Namun,
apabila ada pendekatan lain, juga dapat
dipergunakan sepanjang account officer
dapat mengetahui volume permintaan dan
penawaran pasar.
Mengadakan penilaian tentang kebijakan dan strategi
pemasaran yang akan ditempuh oleh customer


Meliputi 6P:








Pricing Policy.
Program promosi, advertaising.
Product/service delivery, disrtibusi.
Program public Relation.
Power (political power) yang dipakai untuk
menopang pemasarannya.
Power (economical power) juga untuk
menopang pemasarannya.
Penilaian terhadap manajemen pemasaran
perusahaan customer


Hal-hal yang perlu diperhatikan:







Organisasi pemasaran: apakah telah memunyai
kualitas dan kuantitas yang memadai dengan
volume usaha yang ada.
Strategi pemasaran yang akan ditempuh.
Biaya yang dianggarkan untuk kegiatan promosi dan
pemenuhan permintaan: apakah cukup memadai.
Pengalaman para salesman/sales officer dalam
menangani masalah pemasaran.
Sarana pemasaran yang dimiliki.
Keadaan pemasaran saat ini
Penelitian ditekankan kepada:
a. Realisasi produksi dan penjualan




Meneliti realisasi produksi dan penjualan yang telah
dicapai (bagi perusahaan yang sudah berjalan).
Sementara, perusahaan baru diteliti dari proyeksi dan
dikaitkan dengan potensi pasar.
Melakukan analisis terhadap perkembangan dari satu
periode ke periode berikutnya

b. Sistem pemasaran yang digunakan
c. Berapa market share yang dapat dikuasai oleh
perusahaan.
Contoh Analisis terhadap perkembangan dari satu
periode ke periode berikutnya
Keterangan

Realisasi Produksi
Volume

Rupiah

Realisasi Penjualan
%

Volume

Rupiah

%
Prospek pemasaran









Meneliti pemasaran yang direncanakan customer meliputi
jumlah, cara, daerah, letter of intend dari calon-calon pembeli,
dan lain-lain.
Meneliti apakah terdapat kontrak jangka panjang/jangka
pendek dari pihak pembeli.
Meneliti kemungkinan perluasan pemasaran yang berhubungan
dengan kemungkinan perubahan kondisi ekonomi keuangan
dalam dan luar negeri.
Meneliti perkembangan pembangunan ekonomi dan
perkembangan keuangan di dalam negeri, perkembangan
teknologi, perkembangan harga, dan lain-lain.
Meneliti apakah ada ketentuan yang membatasi atau justru
membantu. Misalnya, untuk komoditi ekspor, apakah ada
kententuan quota atau pengenaan pajak yang memberatkan
atau meringankan, meneliti pengaruh peraturan/ketentuan
GATT untuk komoditas-komoditas ekspor.
Target Pemasaran


Meneliti apakah target pemasaran/omzet yang telah dibuat
akan dapat dicapai oleh customer











Meneliti mudharib dikaitkan dengan kemampuan mudharib
dalam menjalankan usahanya.
Marketability produk/jasa yang dihasilkan.
Mesin-mesin yang dipergunakan untuk menghasilkan
produk/jasa.
Man (tenaga kerja yang ada).
Material (bahan baku dan bahan pembantu) yang tersedia.
Metode produksi, mekanisme kerja usaha.
Makro ekonomi, situasi perekonomian yang ada.
Kondisi keuangan perusahaan, cash flow

Dalam meneliti target yang ditetapakan, juga sebaiknya
dikaitkan dengan realisisi pada periode sebelumnya
Evaluasi pasar dan pemasaran hasil
produksi


Internal, strategi pemasaran perusahaan dari 4P
(Marketing Mix)







Products (produk yang dihasilkan perusahaan).
Place (strategi distribusi produk).
Price (strategi harga penjualan produk).
Promotion (strategi promosi produk)

Eksternal





Perkembangan
Perkembangan
Perkembangan
Peraturan atau

kehidupan ekonomi secara umum.
keadaan politik negara.
suasana persaingan pasar.
keputusan pemerintah
Aspek Manajemen dan Organisasi





Setiap unit usaha memerlukan pimpinan/manajer
yang bertugas mengelola usaha
Pada perusahaan besar, perusahaan dipimpin
oleh sekelompok pimpinan yang disebut direksi.
Direksi terdiri dari presiden direktur atau direktur
utama dan beberapa direktur yang memiliki dasar
pengetahuan dan pengalaman dari berbagai
disiplin ilmu dan praktik yang berbeda-beda.
Pada perusahaan kecil, umumnya pemimpin
menjalankan berbagai fungsi, seperti sebagai
direktur utama, direktur, manajer pemasaran,
manajer SDM, manajer produksi, manajer
keuangan, dan lain-lain.
Hasil penelitian (Rivai, 2003)


Kegagalan usaha customer terbesar
disebabkan faktor manajemen:



Bencana alam
Trend industri yang tidak menguntungkan
Manajerial yang tidak kompeten
Lain-lain



Total





= 5%
= 20 %
= 60 %
= 15 %

100%
Model 7 S dari Mc. Kinsey




7S (staff, system, style, structure, skill,
strategy, shared value) akan saling
memengaruhi kinerja organisasi dalam
beradaptasi dengan lingkungan.
Elemen S tersebut saling berinteraksi
satu sama lain sehingga perubahan satu
elemen S tidak akan efektif jika tidak
diikuti dengan penyesuaian elemen S
lainnya.
Model 7 S McKinsey
Bagaimana organisasi merencanakan menghadapi pesaing

Keyakinan yang mengarahkan karyawan dalam
organisasi mengenai keberadaannya

STRATEGY

Sesuatu yang dikerjakan organisasi
dengan baik

SKILL

STAFF

Manusia dalam organisasi

SHARED VALUE

SYSTEM

Sistem teknis pengerjaan akuntansi, laporan
SDM dan melakukan pekerjaan

STYLE

“Cara melakukan sesuatu di sini” terutama
pada manajer senior

STRUCTURE

Garis-garis dan kotak-kotak pada bagan
organisasi termasuk komite, tim khusus
Pengertian Manajemen




Pertama, arti manajemen terkait dengan 4
fungsinya, yaitu planning, organizing, actuating,
dan controlling. Pengertian manajemen di sini
berarti pemimpin. Dalam praktik sehari-hari
disebut juga dengan “top manager” yang
diartikan pemimpin tertinggi dari suatu lembaga
atau perbankan. Di lingkungan perbankan,
pengertian manajemen dapat disamakan dengan
“direksi bank”.
Kedua, arti yang berkaitan kata “manage”;
apabila ditambah dengan awalan “me” (memanage), berarti mengelola atau mengurus.
Pengertian Manajemen


Ketiga, menurut pendekatan ekonomi,
bidang administrasi organisasi dan
sosiologi, manajemen dapat diartikan
sebagai:





Pendekatan ekonomi: manajemen ialah
salah satu faktor produksi bersama dengan
tanah, tenaga kerja, dan modal.
Pendekatan bidang administrasi dan
organisasi: manajemen ialah sistem otoritas.
Pendekatan sosiologi: manajemen adalah
suatu sistem kelas dan status perkembangan
dalam kompleksitas hubungan.
Proses Manajemen
4 kegiatan utama, yaitu:





Perencanaan; yaitu kegiatan untuk menciptakan apa yang akan
dikerjakan (deciding what to do), dengan menyusun kerangka kerja
atau perencanaan atas pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organoisasi.
Pengorganisasian; suatu langkah dalam menentukan bagaimana
melaksanakannya (deciding how to do it).
Pelaksanaan; yaitu bagaimana pelaksanaan dan pengarahannya (how
to execute it). Beberapa faktor yang ikut menunjang keberhasilannya
adalah:







Kepemimpinan.
Komunikasi.
Keterampilan.
Kejelasan tujuan yang akan dicapai dan pekerjaan yang akan dilakukan.

Pengawasan dan pengendalian; Dari hasil pelaksanaan tersebut, maka
perlu diadakan sistem pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan
kerja agar mencapai tujuan sebagaimana diharapkan.
Jenjang Manajemen






Manajer puncak, sering pula disebut top executive atau
top management, adalah sekumpulan kecil dari suatu
organisasi yang menduduki posisi puncak. Manajemen
puncak bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan
organisasi, baik ke dalam maupun ke luar.
Manajer menengah (middle management), yang
menjembatani antara pimpinan puncak/eksekutif dengan
bawahannya. Manajer menengah bertanggung jawab atas
bidang-bidang atau bagian-bagian yang dipimpinnya.
Manajer lini pertama (first-line management), jenjang
manajer terbawah ini adalah tenaga supervisi pada tingkat
bawah atau pimpinan dari subbagian dalam kelompok kerja
yang kecil dengan beberapa bawahan.
Aspek Manajerial dalam Fungsi Manajemen
Fungsi
 Fungsi
 Fungsi
 Fungsi


perencanaan.
pengorganisasian.
pelaksanaan.
pengawasan dan pengendalian.
Bobot Fungsi Manajerial Pada Setiap
Jenjang Manajemen
Fungsi Manajerial

Tingkat Jenjang Manajemen
Manajer
Puncak

Perencanaan
Pengorganisasian
Pelaksanaan
Pengawasan dan
pengendalian
Jumlah

Manajer Madya

Manajer Lini
Satu

35%
20%
15%
30%

15%
25%
30%
20%

10%
10%
55%
25%

100%

100%

100%
Keterampilan Manajerial








Keterampilan teknik (technical skill); kemampuan untuk
menggunakan peralatan, metoda kerja, perhitungan teknis yang
diperlukan untuk pelaksanaan tugas pada bidang yang dipimpinnya
(keuangan, produksi, SDM, pemasaran) serta penggunaan sarana
pendukung lain (mesin, komputer, laboratorium) untuk kelancaran
tugasnya.
Keterampilan berkomunikasi dan hubungan antarmanusia (human
relation skill); pimpinan tidak dapat terlepas dari hubungan
antarmanusia, baik dengan bawahan, atasan, maupun pihak luar yang
berhubungan dengan bidang pekerjaan yang dipimpinnya.
Keterampilan membuat konsep (conceptual skill); kemampuan
mengemukakan ide dan menyusun konsep untuk pengembangan
organisasi atau bagian yang dipimpinnya sangat diperlukan agar setiap
tugas dan pekerjaan yang diberikan dapat dituangkan dalam suatu konsep
kerja yang jelas, sehingga mudah dipahami dan dapat dilaksanakan oleh
bawahan secara baik dan tepat.
Keterampilan menganalisis (diagnostic skill); seorang manajer harus
memunyai keterampilan dalam menganalisis hasil yang telah dicapai, baik
hasil kerja bawahan maupun hasil kerja bagian (subbagian) yang
dipimpinnya.
Bobot Keterampilan Manajerial Pada
Setiap Jenjang Manajemen
Keterampilan
Manajerial

Tingkat Jenjang Manajemen
Manajer
Puncak

Manajer Madya

Manajer Lini
Satu

Teknis
Komunikasi
Konsepsi
Analisis

8%
25%
42%
25%

25%
50%
20%
10%

43%
41%
8%
8%

Jumlah

100%

100%

100%
Pentingnya Penilaian Aspek Manajemen
dan Organisasi


Dalam konteks penilaian aspek
manajemen, yang perlu diperhatikan
adalah:







karakter,
kecakapan dan pengetahuan,
pengalaman,
kesungguhan dan keberanian, penampilan,
kemampuan membina karyawan, dan
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen.
Aspek Teknis
Lingkup aspek teknis dalam analisis
pembiayaan adalah menilai apakah barang
yang diproduksi customer dapat dibuat
dengan kualitas yang baik dan dengan
biaya produksi yang rendah, sehingga laku
dijual dan menguntungkan.
Ruang Lingkup Analisis Aspek Teknis
Tanah untuk tempat usaha.
 Bangunan untuk pabrik, toko, gudang,
kantor, rumah makan, dan lain-lain.
 Mesin.
 Peralatan penunjang seperti komputer dan
kalkulator.
 Cara memeroleh (proses).
 Kebutuhan penunjang antara lain air,
listrik, bahan bakar.

Proses Analisis Aspek Teknis
Analisis dari aspek teknis harus
menggambarkan apakah rencana kerja
yang diajukan customer secara teknis
dapat terlaksana atau tidak.
Penilaian Aspek Teknis









Lokasi Usaha,
Sumber Daya Manusia
Pengalaman Usaha.
Kapasitas Perusahaan dan Mesin-mesin
serta Proses Produksi yang Sesuai.
Pemilihan Mesin dan PeralatanFasilitas
Pemeliharaan
Layout
Sarana dan Prasarana
Memperkirakan Kebutuhan Biaya
Aspek Keuangan




Evaluasi kondisi keuangan calon debitur
dapat dilakukan dengan melihat laporan
keuangan berupa neraca dan rugi laba
perusahaan, analisis rasio keuangan, dan
proyeksi arus kas calon debitur bank
Sebagai pihak pemberi pembiayaan, titik
berat analisisnya adalah kemampuan
perusahaan untuk mengembalikan pokok
pinjaman sekaligus bunganya secara
teratur dan tepat pada waktu.
Tujuan Evaluasi Keuangan
Kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan.
 Struktur pendanaan operasi perusahaan.
 Kemampuan mereka untuk melunasi
pinjaman yang jatuh tempo.
 Efisiensi pengelolaan harta perusahaan
untuk masa lampau.

Penilaian Aspek Keuangan


dilakukan berdasarkan cash flow dan dapat pula
dilakukan dengan cara proyeksi discounted
cash flow, di mana kelayakan suatu proyek
digambarkan oleh:





Internal rate of return (IRR) yang harus lebih besar
daripada tingkat suku bunga yang berlaku bagi jenis
pembiayaan yang bersangkutan,
Net present value (NPV) yang harus positif, dan
Benefit cost rasio (BCR) yang harus lebih besar dari
satu.
Neraca, Laporan Rugi/Laba, dan Laporan
Sumber dan Penggunaan Dana






Neraca adalah laporan posisi keuangan
perusahaan pada suatu waktu tertentu yang
menunjukkan jumlah aktiva, hutang dan modal
dari perusahaan tersebut.
Laporan rugi adalah laporan hasil usaha suatu
perusahaan, yang menunjukkan jumlah
pendapatan dan biaya yang dikeluarkan pada
suatu periode tertentu.
Laporan sumber dan penggunaan dana
adalah laporan mengenai dari mana perusahaan
memeroleh dana untuk membiayai kegiatan
usahanya dan untuk apa dana tersebut
digunakan pada suatu periode tertentu.
Analisis Neraca








Bagaimana perkembangan setiap pos neraca,
apakah positif atau negatif.
Untuk pos-pos neraca yang mengalami
perubahan cukup besar perlu penjelasan lebih
lanjut.
Pos piutang harus diteliti mengenai umur piutang.
Pos stok harus diteliti melalui kaitannya dengan
penjualan, apakah cukup wajar/tidak, apakah
turn over-nya lambat atau adanya over stock
yang diakibatkan oleh adanya barang yang tidak
laku/rusak.
Pos aktiva tetap terutama yang mengalami
penyusutan apakah sudah disusut.
Analisis Neraca






Analisis Horizontal
Cara ini bertujuan untuk menganalisis perubahanperubahan yang terjadi dalam setiap pos neraca dari
suatu periode ke periode yang lain, seperti tahun
sekarang dibandingkan dengan tahun yang lalu.
Analisis Vertikal
Yaitu menganalisis persentase dari setiap pos dalam
neraca dengan jumlah pos tertentu dalam neraca, seperti
persentase setiap pos neraca atas dasar seluruh
aktiva/passiva.
Analisis Per Pos Neraca (Single Segment)
Adalah untuk mengecek secara terinci angka-angka yang
tercantum dalam neraca.
Analisis Laba-Rugi


Cara melakukan analisis Laba-Rugi sama
dengan analisis neraca, yaitu




analisis vertikal,
analisis horizontal, dan
analisis per unsur laba-rugi (segmen).
Analisis Laba-Rugi









Hasil Penjualan
Cost of Good Sold
Selling, General and Administrasion
Expenses
Bunga (Interest Expenses)
Laba Operasi
Pendapatan dan Beban Lain-lain
Pajak/Tax
Deviden
Analisis Sumber dan Penggunaan Dana




Analisis sumber dan penggunaan dana
dimaksudkan untuk mengetahui dari mana
perusahaan memeroleh dana dan untuk apa dana
tersebut digunakan dalam suatu periode tertentu.
Bagi bank, analisis sumber dan penggunaan dana
ini sangat penting karena dengan ini bank dapat
mengetahui:




Kebijakan pembelanjaan yang diambil perusahaan pada
periode yang bersangkutan.
Perubahan pos-pos aktiva dan perubahan pos-pos
hutang dan modal dalam neraca yang menunjukkan
bertambah atau berkurangnya modal kerja.
Analisis Sumber dan Penggunaan Dana
Merupakan Sumber Dana
1. Penjualan Aktiva Tetap

Merupakan Penggunaan Dana
1. Pembelian aktiva tetap

2. Bertambahnya hutang jangka panjang 2. Berkurangnya hutang jangka panjang
3. Bertambahnya modal sendiri

3. Berkurangnya modal sendiri

4. Penyusutan
Modal Kerja Bertambah Bertambah

Modal Kerja Berkurang

1. Bertambahnya pos-2 aktiva lancar

1. Berkurangnya pos-2 aktiva lancar

2. Berkurangnya pos-2 pasiva lancar

2. Berkurangnya pos-2 pasiva lancar
Analisis Rasio




Analisis rasio merupakan analisis mengenai
hubungan antara satu pos/grup rekening lain di
dalam laporan keuangan customer. Rasio
merupakan pernyataan sederhana dan hubungan
perbandingan antara dua komponen laporan
keuangan.
Tujuan Analisis Rasio
Analisis rasio merupakan analisis pelengkap
dalam analisis keuangan nasabah dan salah satu
dasar untuk mengambil keputusan, yaitu dalam
hubungannya dengan penelitian keadaan
keuangan customer.
Jenis-jenis Rasio
 Rasio
 Rasio
 Rasio
 Rasio
 Rasio

Likuiditas,
Leverage/Solvabilitas,
Aktivitas,
Profitabilitas, dan
Coverage.
Rasio Likuiditas




Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek
yang jatuh tempo. Perusahaan yang likuid
adalah yang dapat memenuhi seluruh kewajiban
jangka pendeknya yang telah jatuh tempo
Jenis:






Current Ratio
Quick Ratio
Cash Ratio
Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)
Penjualan Bersih terhadap Modal Kerja Bersih (Net
Sales to Working Capital)
Current Ratio




Ialah hubungan antara total aktiva lancar dan
total hutang jangka pendek. Rasio ini
menunjukkan berapa dari setiap rupiah aktiva
lancar dibiayai oleh hutang jangka pendek
atau berapa kemampuan aktiva lancar untuk
menutup hutang jangka pendek.
Rumus:
Quick Ratio




Ialah hubungan antara total aktiva lancar setelah
dikurangi persediaan atas hutang jangka pendek.
Rasio ini menunjukkan berapa rupiah dari aktiva
lancar yang segera dapat dicairkan untuk membayar
setiap rupiah hutang jangka pendek tanpa menunggu
pencairan persediaan. Quick ratio sama dengan 1
dapat dianggap baik.
Rumus:
Cash Ratio




Ialah hubungan antara uang kas dan bank
dengan total hutang jangka pendek. Rasio ini
menunjukkan berapa uang yang tersedia dan
segera dapat dipergunakan untuk membayar
hutang jangka pendek tanpa menunggu
pencairan piutang dan persediaan. Besarnya
cash ratio yang baik berbeda untuk setiap jenis
usaha.
Rumus:
Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)




Merupakan modal kerja atau aktiva lancar
perusahaan yang dananya bukan berasal dari
kewajiban lancar, tetapi berasal dari sumbersumber permanen, yaitu kewajiban jangka
panjang dan modal.
Rumus:
Penjualan Bersih terhadap Modal Kerja
Bersih (Net Sales to Working Capital)




Hubungan antara penjualan bersih dan modal
kerja bersih menunjukkan sejauh mana modal
kerja bersih mendukung penjualan yang
dilakukan selama periode tersebut.
Rumus:
Rasio Leverage/Solvabilitas




Rasio ini mengukur peranan dana dari
perusahaan dibandingkan dengan total
dana pemilik, dan dibandingkan dengan
total aktiva perusahaan.
Jenis Rasio:






Debt to Equity Ratio
Total Kewajiban terhadap Total Aktiva
Total Kewajiban Jangka Panjang Terhadap
Equity
Total Kewajiban terhadap Equity (Debt to
Equity Ratio)




Rasio ini, sering disebut debt equity ratio,
mengukur perbandingan antara sumber dana
perusahaan yang diperoleh dari pihak luar
dengan yang disediakan oleh pemilik.
Rumus:
Total Kewajiban terhadap Total Aktiva




Rasio ini, sering disebut debt to total assets
ratio, mengukur persentase dana yang
disediakan pembiayaan terhadap total aktiva
perusahaan
Rumus:
Total Kewajiban Jangka Panjang
Terhadap Equity




Rasio ini mengukur persentase kernampuan
equity perusahaan terhadap hutang jangka
panjang.
Rumus:
Rasio Profitabilitas




Dengan rasio profitabilitas dapat
diketahui kemampuan perusahaan untuk
memeroleh keuntungan. Penelitian ini
juga diarahkan kepada neraca-neraca
dan rugi/laba perusahaan.
Jenis:






Laba Kotor terhadap Penjualan Bersih
Laba Operasi terhadap Penjualan Bersih
Laba Bersih terhadap Penjualan Bersih
Return on Investment
Return on Equity
Laba Kotor terhadap Penjualan Bersih




Rasio ini, sering disebut gross profit margin,
menunjukkan persentase laba kotor dinyatakan
dari penjualan bersih. Laba kotor adalah
penjualan bersih dikurangi harga pokok
penjualan. Makin besar rasio ini, makin besar
hasil yang diperoleh untuk setiap rupiah
penjualan yang dihasilkan
Rumus :
Laba Operasi terhadap Penjualan Bersih




Rasio ini, sering disebut operating profit margin,
menunjukkan persentase laba operasi yang
dinyatakan dari penjualan bersih. Laba operasi
adalah laba kotor dikurangi dengan beban
operasi (di luar penyusutan dan amortisasi).
Rumus:
Laba Bersih terhadap Penjualan Bersih




Rasio ini, sering disebut dengan net profit
margin, menunjukkan persentase laba bersih
terhadap penjualan bersih. Laba bersih adalah
laba operasi bersih dikurangi (ditambah) beban
(pendapatan) di luar operasi, dan dikurangi
dengan pajak penghasilan badan untuk periode
tersebut.
Rumus:
Return on Investment




Rasio ini menunjukkan persentase laba bersih
yang dinyatakan dari total aktiva setelah
dikurangi aktiva tetap tak berwujud yang
dimiliki perusahaan.
Rumus:
Return on Equity




Rasio ini menunjukkan persentase laba bersih
yang dinyatakan dari total equity (modal
sendiri) pada tanggal neraca setelah dikurangi
aktiva tetap tak berwujud. Total Equity (modal
sendiri) adalah jumlah modal ditambah kenaikan
modal karena revaluasi aktiva tetap dan laba
ditahan.
Rumus:
Rasio Aktivitas




Rasio ini mengukur efektivitas
perusahaan dalam menggunakan
sumber-sumbernya
dengan menggunakan indikator-indikator
sebagai berikut:






Days Receivable
Days Inventory
Days Payable
Working Capital Turn Over
Total Assets Turn Over (Net Sales To Total
Assets
Days Receivable




Days receivable menunjukkan rata-rata umur
piutang. Hal ini mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam mengelola piutangpiutangnya seperti tercermin dalam jangka
waktu yang diperlukan untuk mengonversi
piutang dagang kembali menjadi kas.
Rumus:
Days Inventory




Rasio ini untuk mengukur efektivitas
pengelolaan persediaan yang menunjukkan
berapa hari persediaan barang dijual dan diganti
selama suatu periode.
Rumus:
Days Payable




Rasio ini digunakan untuk mengukur lama
perusahaan dapat membayar kewajibankewajibannya yang timbul karena pembelian
barang dalam suatu periode
Rumus:
Working Capital Turn Over




Rasio ini mengukur lamanya perputaran modal
kerja kembali menjadi kas.
Rumus:
Total Assets Turn Over (Net Sales To Total
Assets)




Menunjukkan perputaran total aset. Rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam meningkatkan penjualan
dengan menggunakan seluruh aktiva yang
dimilikinya.
Rumus:
Coverage




Rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar bunga
pinjaman dan kewajiban yang jatuh
tempo.
Pengukuran coverage dilakukan dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:



Interest Coverage
Debt Service Covered
Interest Coverage




Rasio ini mengukur kemampuan pendapatan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban bunga.
Jumlah pendapatan yang tersedia untuk
membayar bunga adalah laba bersih sebelum
pajak, ditambah dengan penyusutan dan
amortisasi serta beban bunga. Jumlah ini, bila
dibagi dengan jumlah bunga, akan
menggambarkan berapa kali beban bunga dapat
di-cover oleh pendapatan yang tersedia untuk
keperluan tersebut.
Rumus:
Debt Service Covered




Rasio ini memperlihatkan berapa besar
kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban yang berkenaan dengan pinjaman
yang diterimanya, baik berupa pembayaran
kembali pinjaman maupun bunganya, dari
pendapatan operasi yang diperolehnya setelah
dikurangi beban-beban lainnya.
Rumus:
Model Spread Sheet
Dalam membuat analisis keuangan, bank
menggunakan model spread sheet. Datadata keuangan yang berasal dari neraca
dan rugi/laba beberapa periode akan
dituangkan dalam bentuk spread sheet ini.
 Tujuan spread sheet:






Memeroleh informasi keuangan customer.
Mempercepat analisis keuangan.
Mempercepat hasil proyeksi keuangan
Formulir spread sheet terdiri dari:






Neraca.
Rugi/Laba.
Cash generation.
Projection Section.
Dalam penyusunan spread sheet ini,
asumsi-asumsi yang digunakan atau
dimasukkan dalam projection section
harus diberikan penjelasan/alasan-alasan
yang wajar
Contoh:






Input untuk sales growth rate (%), didasarkan kepada
perkembangan penjualan sebelumnya, supply demand dan
prospek usaha dikaitkan dengan penurunan/kenaikan yang
telah diuraikan dalam aspek teknis dan aspek pemasaran.
Input untuk CGS/sales (%), didasarkan kepada
perkembangan CGS periode sebelumnya dan
perkembangan harga bahan baku di pasaran dan tenaga
kerja dan lain sebagainya.
Dari spread sheet ini akan diperoleh informasi:







Perbandingan Laporan Keuangan (Neraca dan Rugi/Laba).
Analisis Rugi/Laba.
Perubahan Modal.
Perubahan Aktiva Tetap.
Analisis Sumber dan Penggunaan Dana dari Cash generation.
Laporan Pendapatan Kas Dari Operasi Atau Non-Operasi.
Proyeksi Neraca, Rugi/Laba dan Rasio
Keuangan
Proyeksi neraca adalah perkiraan posisi
keuangan perusahaan pada periode waktu
tertentu di masa mendatang, yang
menunjukkan jumlah aktiva, hutang, dan
modal
 Proyeksi rugi/laba adalah rencana atau
target keuntungan suatu perusahaan
dalam beberapa periode tertentu.

Analisis Cash Generation


Analisis cash generation ini diperlukan oleh
seorang account officer di dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang mendasar mengenai
situasi keuangan dari suatu perusahaan di masa
yang akan datang, antara lain:






Apakah usaha yang bersangkutan wajar dibiayai?
Bagaimana kemampuan perusahaan untuk penggantian
Fixed Assets?
Berapa besar kemampuan perusahaan mengcover Debt
Service?
Berapa besar kemampuan perusahaan membayar
devidend?
Bagaimana ekspansi yang sedang berjalan dikaitkan
dengan kemampuan cash Generation?
Perhitungan Cash Generation







Perhitungan
Generation
Perhitungan
Perhitungan
Perhitungan
Perhitungan

Gross Operating Funds
Operating Needs
Operating Sources
Non Operating Needs
Non-Operating Sources
Perhitungan Gross Operating Funds
Generation


Termasuk dalam gross operating funds
generation adalah:





Net Income
Depreciation Expenes (biaya penyusutan), karena ini
merupakan biaya non tunai yang telah dikurangkan dari
pendapatan dalam income statement tetapi tidak
dibayarkan.
Other Non-Cash misalnya amortisasi. Seperti halnya
Depreciation harus ditambahkan kembali karena biaya
ini timbul dari pengurangan pendapatan dalam Income
Statement (tidak ada kaitannya dengan perubahan cash
out flow).
Perhitungan Operating Needs


Pos-pos operating needs terdiri dari:









Cash atau Marketable Securities
Account Receivable - Inventory
Other Current Assets
Prepaid Expense

Dalam perhitungan operating needs yang dicantumkan
dalam analisis cash generation adalah angka-angka
perubahan dari setiap pos tersebut di atas untuk beberapa
periode.
Angka-angka perubahan tersebut selanjutnya dijumlahkan
yang merupakan Total Operating Needs. Pada umumnya
angka-angka perubahan tersebut merupakan angka
kenaikan (increase). Namun apabila terjadi penurunan
(decrease), akan muncul sebagai angka negatif.
Perhitungan Operating Sources


Cara perhitungan operating sources sama
seperti perhitungan operating needs.
Namun dilakukan untuk kelompok current
liabilities. Pos-pos yang yang termasuk
dalam operating sources adalah:







Account Payable
Accruals
Taxes Payable
Other Current Liabilities

Catatan: current portion of long term
debt dikeluarkan dalam perhitungan
Perhitungan Non Operating Needs


Non-Operating Needs adalah:










Capital expenditure untuk pabrik dan peralatan.
Pembentukan long term investment.
Peningkatan dalam intangibles.
Pembayaran devidends.
Angsuran dari hutang jangka panjang dan hutang
jangka pendek.
Angsuran dari others long term debt.

catatan bahwa capital expenditures dan
dividends harus bersumber dari hasil rekonsiliasi
fixed assets dan net worth.
Perhitungan Non-Operating Sources


Termasuk dalam non-operating sources adalah:







Peningkatan dalam hutang bank jangka panjang dan
pendek.
Peningkatan dalam other long term liabilities.
Fresh capital atau peningkatan net worth lain.

catatan bahwa seperti rekening capital, hanya
peningkatannya dan perubahan yang mungkin
terjadi seperti di atas (devidend atau pengurang
net worth lainnya) yang dihasilkan dari
rekonsiliasi net worth yang merupakan
penjelasan cash generation.
Proyeksi Kas (Cash Budget/Cash
Flow/Rencana Pelunasan)
Cash budget/cash flow projection
adalah gambaran atas seluruh rencana
penerimaan dan pengeluaran uang kas
suatu perusahaan dalam beberapa
periode.
 Cash budget/cash flow sangat penting
artinya, baik untuk analisis maupun
pengawasan pembiayaan.

Prinsip-prinsip Penyusunan Cash Flow
(Aliran Kas)


Dalam menyusun cash flow, ada beberapa
prinsip yang harus diketahui terlebih
dahulu, yaitu: cash flow disusun dengan
basis tunai (cash basis), dimana:




Pendapatan diakui pada saat uang tunai
diterima, bukan pada saat penjualan
dilakukan.
Biaya-biaya diakui pada saat uang tunai
dikeluarkan, bukan pada saat biaya timbul
Contoh Kasus














PT WAHID memiliki sistem penjualan dan pembelian yang
dilakukan secara tunai. Income statement per akhir tahun
adalah sebagai berikut:
Penjualan Bersih
: Rp 1.000
Harga Pokok Penjualan
: Rp 800 (-)
Laba Kotor
: Rp 200
Biaya Operasional
Gaji/Bonus
: Rp 50
Lain-lain
: Rp 40
Depresiasi
: Rp 20 (+)
: Rp 110 (-)
Laba Bersih Operasional
: Rp 90
Pajak Penghasilan 30 %
: Rp 30(-)
Laba Bersih Setelah Pajak
: Rp 60
Contoh Kasus
Dalam perhitungan cash flow, tidak
memperhitungkan biaya depresiasi
sebagai biaya karena depresiasi
merupakan biaya nonkas. Dengan
demikian, dari perhitungan rugi/laba di
atas, cash flow yang sebenarnya adalah
sebagai berikut:
 Laba Bersih
: Rp 60
 Depresiasi
: Rp 40 (+)
 Cash flow
: Rp 100

Penggunaan Cash Budget/Cash Flow
untuk Alat Pengawasan


Rencana kerja customer dan proyeksi keuangan yang
dibuat pada waktu permohonan pembiayaan diajukan
seringkali tidak sesuai lagi dengan keadaan pada waktu
pembiayaan akan digunakan (setelah diputuskan). Hal
tersebut antara lain karena:





Rencana/permohonan pembiayaan customer belum tentu
disetujui sepenuhnya.
Adanya gap/perbedaan waktu antara permohonan
pembiayaan dan keputusan pembiayaan yang dapat
mengakibatkan perbedaan harga dan perubahan-perubahan
keadaan lain yang memerlukan penyesuaian-penyesuaian.
Akibat dari perbedaan tersebut tentu berpengaruh terhadap
cash budget/cash flow-nya.

Dengan demikian, agar cash budget/cash flow tersebut
benar-benar dapat berfungsi sebagaimana diharapkan,
maka perlu diadakan perubahan-perubahan/penyesuaianpenyesuaian.
Sensitivity Analysis




Pendekatan yang menggunakan beberapa
kemungkinan perkiraaan cash inflow (laba
setelah pajak ditambah penyusutan) suatu
proyek
dilakukan dengan cara:


Menyusun Beberapa Cash Budget/Cash Flow,
atas dasar:






Forecast yang pesimistik.
Forecast yang moderat (yang diharapkan).
Forecast yang optimistik.

Menggunakan Simulasi Komputer (Computer
Simulation), yaitu dengan menyimulasikan beberapa
kemungkinan besarnya penjualan dan ketidakpastian
lain, seperti kenaikan harga bahan baku dan
sebagainya.
Test Feasibility


Dalam menilai/me-review proporsal suatu
proyek, di samping menilai kelayakan
tujuan dan rencana proyek, juga paling
penting adalah mengevaluasi aspek
finansial feasibility/teknik capital
budgeting.
Payback Period




Payback period adalah jangka waktu
yang diperlukan untuk pengembalian
investasi berdasarkan estimasi cash
inflow-nya.
Rumus:
Cash inflow = Net Profit After Tax + Depreciation
Kriteria keputusan Payback Period


Kriteria keputusan dengan menggunakan
pendekatan payback period ini dilakukan
adalah apabila payback period kurang atau
sama dengan maksimum payback period
yang wajar/acceptable project diterima,
dan sebaliknya.
Net Present Value (NPV)
Berbeda dengan metode payback period,
metode NPV mempertimbangkan the time
value of money dalam perhitungannya.
 Rumus:


NPV = Present value dari cash inflow - Initial Investment
(Project Cost)
Kriteria keputusan metode NPV
Kriteria keputusan digunakannya metode
NPV adalah apabila NPV lebih besar atau
apabila sama dengan nol, proyek dapat
diterima/laik. Sebaliknya, apabila negatif,
maka hal ini karena apabila NPV lebih
besar atau sama dengan nol, perusahaan
akan memeroleh return lebih besar atau
sama dengan cost proyek.
Internal Rate of Return (IRR)




IRR adalah suatu discount rate yang
menyeimbangkan present value dari cash inflow
dengan initial investment (project cost)
sehingga NPV = 0 (nol). IRR merupakan teknik
capital budgeting, teknik yang paling baik untuk
menilai suatu proyek secara matematik.
Rumus:

CF = Cash Flow Espected (Estimasi cash flow per periode)
II = Initial Investment
Kriteria IRR


Kriteria keputusan dengan metode ini
adalah apabila IRR lebih besar atau sama
dengan bunga pembiayaan, maka proyek
itu laik dibiayai dan sebaliknya.
Aspek Jaminan


Dasar Hukum:
Penyeru-penyeru itu berkata, "Kami
kehilangan piala raja, dan siapa yang
dapat mengembalikannya akan
memeroleh bahan makanan (seberat)
beban unta, dan aku menjamin
terhadapnya. (QS Yusuf [12]: 72)
Yang Perlu Diperhatikan dalam
Penilaian Jaminan







Bagaimana sifat jaminan tersebut, apakah
jaminan perorangan ataukah jaminan kebendaan.
Jika merupakan jaminan perorangan, apakah
merupakan jaminan peribadi (personal
guarantee) ataukah perusahaan (corporate
guarantee).
Jika merupakan jaminan kebendaan, apakah
bersifat berwujud atau tidak berwujud.
Jika merupakan benda berwujud, apakah barang
bergerak ataukah barang tetap.
Bagaimana menurut hukum pengikatan dari
jaminan tersebut, apakah dapat diikat oleh
lembaga-lembaga jaminan yang berlaku di
masyarakat dan sebagainya.
Pertimbangan Lain ketika Menilai Jaminan
Siapa pemilik barang yang dijaminkan
tersebut: apakah pemohon pembiayaan
atau bukan pemohon pembiayaan.
 Di mana letak (lokasi, penyimpanan)
barang yang dijaminkan.
 Apakah terhadap baying yang dijaminkan
dibebani dengan suatu hak lain ataukah
dalam keadaan sengketa dan sebagainya

Aspek Sosial Ekonomi dan Analisis
Dampak Lingkungan (AMDAL)
Yang perlu ditinjau dalam aspek ini adalah
pengaruh perusahaan terhadap sosial
ekonomi masyarakat setempat pada
khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan







Kemungkinan penyerapan tenaga kerja.
Apakah proyek tersebut dapat menumbuhkan
kehidupan ekonomi masyarakat setempat. Atau
sebaliknya, akan mematikan sektor-sektor
usaha masyarakat setempat yang sudah ada
saat ini.
Apakah proyek tersebut tidak bertentangan
dengan adat-istiadat dan agama masyarakat
setempat.
Khusus mengenai analisis dampak lingkungan,
harus diperhatikan peraturan/ketentuan
pemerintah yang berlaku. Apakah telah
memunyai izin AMDAL dari instansi yang
berwenang.
Analisis Risiko dan
Critical Point
Analisis Risiko
Setiap pemberian pembiayaan selalu
dihadapkan pada suatu risiko.
 Untuk itu, account officer harus
mengantisipasi segala risiko yang akan
timbul terhadap permohonan pembiayaan
yang diajukan oleh customer sebelum
pembiayaan tersebut diberikan.

Macam-macam Resiko Pembiayaan









Risiko Sifat Usaha, setiap jenis usaha memunyai sifat dan ciri-ciri
khusus yang berbeda dalam pelaksanaan kegiatan usahanya. Setiap
kegiatan tersebut juga mengandung tingkat risiko yang berbeda pula.
Dari sifat usaha ini, akan dapat diketahui tinggi/rendahnya tingkat risiko
usaha.
Risiko Geografis, yang timbul karena faktor alam, lingkungan, dan
lokasi usaha.
Risiko politik, yang dapat dianalisis, antara lain, dari kestabilan politik,
ekonomi, keamanan, sosial, dan budaya dari suatu daerah/negara.
Risiko Uncertainty, risiko ini timbul karena adanya faktor
ketidakpastian yang menimbulkan spekulasi.
Inflasi, untuk mengatasi risiko ini agar tidak terjadi kesalahan dalam
perencanaan pemberian pembiayaan, perlu diperhitungkan value of
money (nilai uang) yang diperhitungkan dalam cost of fund/money of
borrowing agar tidak mengalami kerugian karena penurunan daya beli
asetnya yang disalurkan dalam bidang pembiayaan..
Risiko Persaingan, yaitu persaingan antara perusahaan-perusahaan
sejenis yang menjadi objek pembiayaan maupun persaingan antara
lembaga pembiayaan sendiri yang membiayai proyek yang sama.
Critical Point
Critical point dari proyek yaitu
penelitian titik kritis yang akan
menjadikan hambatan keberhasilan
proyek.
Penilaian faktor-faktor produksi/usaha
suatu badan usaha:










Man: tenaga kerja/tenaga ahli/tenaga terlatih yang
tersedia.
Management:profesionalitas manajemen perusahaan
customer.
Marketing: potensi pasar yang ada.
Money: kemampuan permodalan usaha customer.
Material: tersedianya sumber-sumber bahan baku.
Machine: prasarana dan sarana produksi yang ada, apakah
cukup mampu untuk memenuhi pasar.
Method: teknologi, sistem prosedur kerja yang dimiliki
customer.
Mentality: karakter customer.
Macro Economy: kondisi perekonomian secara makro apa
memungkinkan
Perhitungan Pembiayaan
Pengertian


Yaitu suatu cara perhitungan untuk
menetapkan besarnya maksimal
pembiayaan yang dapat diberikan kepada
customer.
Fungsi Pembiayaan dan Hubungannya
dengan Perhitungan Pembiayaan




Fungsi pembiayaan bank dalam proyek yang
dibiayai adalah untuk membantu kekurangan
pembiayaan dalam suatu proyek yang diajukan
customer dan telah disetujui oleh lembaga
keuangan.
Tujuan perhitungan pembiayaan adalah:




Pembiayaan yang diberikan sesuai dengan keperluan
pembiayaan, sehingga tidak terjadi kelebihan ataupun
kekurangan di dalam melaksanakan rencana
kerja/proyek yang diajukan customer dan telah
disetujui bank.
Menetapkan besarnya keseimbangan antara
pembiayaan bank dan customer dalam suatu proyek
tertentu.
Dasar-dasar Perhitungan Kebutuhan
Pembiayaan Customer


Pembiayaan Modal Kerja, dilakukan dengan tiga cara:







Menghitung berapa jumlah kebutuhan modal kerja satu kali turn over
dikurangi dengan dana customer sendiri (self-financial).
Jumlah kebutuhan modal kerja satu kali turn over dikalikan dengan
maksimum persentase tertentu yang ditetapkan bank untuk setiap
jenis pembiayaan.
Menghitung kekurangan fasilitas/defisit kas terbesar dengan sarana
perhitungan cash flow dikalikan dengan maksimum persentase yang
ditetapkan bank (terutama untuk pembiayaan kepada kontraktor).

Perhitungan Contingent Liabilities (Non Cash Loan),
pada dasarnya sama dengan perhitungan pembiayaan modal
kerja. Hanya, dalam fasilitas non cash loan, lazimnya self
financial berupa setoran jaminan (torjam). Dalam menghitung
besar non cash loan, maka harus dikaitkan dengan jumlah
kebutuhan modal kerja secara keseluruhan dan fasilitas
pembiayaan modal kerja maupun fasilitas non cash loan yang
telah diterima. Hal ini untuk menghindari adanya over financial.
Contoh Perhitungan Contingent Liabilities (Non
Cash Loan)









Besarnya modal kerja yang dapat dibiayai bank Rp 5
milyar.
Fasilitas pembiayaan modal kerja yang telah diterima Rp
2,5 milyar.
Fasilitas bank garansi yang telah diterima Rp 1,5 milyar.
Maka jumlah tambahan non-cash loan yang dapat
dipertimbangkan adalah:
Kebutuhan modal kerja yang dapat dibiayai Rp 5 milyar.
Fasilitas yang telah diterima:
- Pembiayaan Modal Kerja
Rp 2,5 milyar
- Bank Garansi
Rp 1,5 milyar +
Rp 4 milyar
Maksimum tambahan non-cash loan yang dapat
dipertimbangkan: Rp 1 milyar.
Dasar-dasar Perhitungan Kebutuhan
Pembiayaan Customer


Pembiayaan Investasi, untuk
pembiayaan investasi, pada dasarnya
perhitungan pembiayaannya dapat
dilakukan dengan cara mengalikan besar
project cost yang telah dinilai AO
(account officer) dengan maksimum
persentase tertentu yang ditetapkan oleh
bank. Apabila ada penyimpangan dari
maksimum persentase yang dibiayai,
pembiayaan dapat diajukan secara case
by case.
Contoh Pembiayaan Investasi
Customer
A

B

C

- Jumlah kebutuhan pembiayaan

:

100

300

200

- Dana customer sendiri

:

40

30

40

(40%)
- Pembiayaan yang diperlukan :
- Maksimum pembiayaan yang dapat
diberikan atas dasar persentase yang
ditetapkan :
- Nilai jaminan yang diserahkan kepada
bank :

60
70%

120

(10%)
270
60%

450

(20%)
160
90%

128
Dari contoh di atas dapat disimpulkan
bahwa:


Customer A: Pembiayaan dapat
disetujui/diberikan, karena:




Jumlah pembiayaan yang diperlukan, berdasarkan
perhitungan (60=60%) tidak melebihi batas
maksimum (70%)
Persentase nilai jaminan cukup memadai yaitu:


Customer B: Pembiayaan ditolak, karena
 perhitungan pembiayaan = 270 (90%) lebih
besar dari maksimum persentase yang
ditetapkan (60%), meskipun nilai jaminan
cukup memadai yaitu:


Customer C: Pembiayaan ditolak juga, karena
meskipun perhitungan pembiayaannya
memungkinkan sebab jumlah pembiayaan yang
diperlukan menurut perhitungan (80% lebih kecil
dari maksimum persentase yang ditetapkan, nilai
jaminan tidak mencukupi yaitu:
Sesuai dengan dasar perhitungan
pembiayaan di atas, maka


jumlah pembiayaan yang dapat diberikan adalah
melalui proses penilaian atas hal-hal sebagai
berikut:








Rencana kerja/proyek customer dan berapa keperluan
pembiayaannya.
Kemampuan dana customer sendiri untuk membiayai
rencana tersebut.
Jumlah pembiayaan yang diminta/diperlukan.
Sumber, cara dan jangka waktu perluasan pembiayaan.
Penilaian jaminan.

Setelah ditetapkan jumlah maksimum
pembiayaan yang dapat diberikan, maka disusun
cash flow projection untuk menetapkan rencanarencana penarikan dan rencana pelunasan
customer berikut jangka waktunya.
Pedoman Memorandum Pembiayaan
Memorandum pembiayaan adalah suatu
bentuk proposal yang berisi analisis dari
suatu usulan pembiayaan.
 Penyusunan memorandum pembiayaan
merupakan salah satu syarat dalam
pengajuan pembiayaan.

Memorandum Pembiayaan Berisi :







Tujuan Pembiayaan
Latar Belakang Pembiayaan
Kondisi Usaha
Analisis Keuangan
Analisis Agunan
Analisis Risiko PembiayaanKesimpulan
dan Rekomendasi
Pendekatan dalam Analisis
Pembiayaan
Pendekatan dalam Analisis
Pembiayaan


Dalam setiap penyaluran pembiayaan,
perlu diyakini kemampuan dan
kesanggupan customer untuk melunasi
hutangnya sesuai dengan yang
disepakati/diperjanjikan. Karena itu,
diperlukan analisis lebih dahulu sebelum
pembiayaan diberikan.
Tipe Pendekatan dalam Analisis Pembiayaan










Character Approach, yaitu pemberian pembiayaan dengan
pendekatan character ini untuk orang-orang tertentu yang
character-nya tidak diragukan lagi.
Collateral Approach, yaitu analisis pembiayaan untuk customer
yang jaminannya sangat kuat dan likuid.
Repayment Approach , yaitu pemberian pembiayaan dengan
pendekatan pelunasan (repayment approach) yang bersifat self
liquidating (eenmalig) di mana sumber pelunasannya sudah jelas
dan dikuasasi oleh bank, yang pada intinya adalah mendasarkan
pada kemampuan pelunasan hutang dari customer.
Feasibility Approach, yaitu Pemberian pembiayaan dengan
pendekatan kelayakan proyek usaha calon mudharib (feasibility).
Agent of Development Approach, yaitu pendekatan yang
didasarkan pada fungsi bank sebagai agen pembangunan dari suatu
sistem perekonomian. Dengan demikian, bank akan melaksanakan
fungsinya sebagai sarana moneter (monetary device) dari penguasa
moneter.
Relationship Approach, yaitu Pemberian pembiayaan dengan
pendekatan untuk pricing customer, pemberian fasilitas kepada
customer seperti immediate financial, dan pemberian kurs khusus.
Financial Approval Package
Sarana berupa suatu paket analisis dan
persetujuan pembiayaan sebagai
penunjang tugas account officer untuk
memenuhi prosedur pembiayaan secara
efektif.
Format-format dalam Financial Approval Package


Laporan Informasi Customer


Tujuan:






Menata informasi kualitatif dari customer.
Menyediakan informasi yang jelas dan ringkas
tentang customer
Memodulasikan pengelolaan informasi customer.
Menyediakan cara yang standar.
Laporan Informasi Customer
Cabang:
Nama Customer:
Alamat Lengkap:

Tanggal:
No. Telpon:
No. Faksimil:
Bidang Usaha

Menjadi Customer sejak:
Giro
Pembiayaan
Status Customer: Aktif-Baik/Kurang Baik
PEMILIK/PENGURUS

Nama

Jabatan

ANAK PERUSAHAAN/AFILIASI
Nama Perusahaan

Alamat

Contact Person

Banker’s

Keterangan

Nomor

Tanggal

Keterangan

Nomor

Tanggl

Keterangan

Bidang Usaha

LEGALITAS PERUSAHAAN

Jenis Akta
Pendirian
Perubahan
Pendaftaran di Peng. Negeri
Pengesahan Kehakiman
Penempatan pada. Lembaran Negara
Legalitas Usaha:
Jenis Perizinan
NPWP
KETERANGAN DOMISILI
SIUP
TDP
WDP
UNDANG-UNDANG GANGGUAN
IMB
IZIN BAPEPAM
ANGKA PENGENAL EKSPOR
ANGKA PENGENAL IMPOR


Laporan Kontak dan Kunjungan
Customer


Tujuan:






Membantu untuk mengadakan persiapan
kunjungan/kontrak customer.
Membuat dokumentasi atas hasil kunjungan/kontak
customer.
Merinci masalah-masalah yang memerlukan tindak
lanjut.
Laporan Kontak dan Kunjungan
Customer
Nama Customer:

Account Officer

Group Customer:

Tanggal Kunjungan

Alamat Customer:
Kantor:
Lokasi Usaha:

Point of Contact
Nama Yang Ditemui
Kantor Cabang:

Tujuan Kunjungan:
Hasil Kunjungan/Pembicaraan
Masalah Yang Harus Segera
Diselesaikan
Account Officer

Target Tanggal Penyelesaian
Account Officer Superviso/Branch Manager


Analisis Keuangan atau Spread Sheet


Tujuan:
Memeroleh informasi keuangan customer.
 Mempercepat analisis keuangan.
 Mempercepat hasil proyeksi keuangan.
Model spread sheet yang tersedia dengan judul
Comparative Statement of Financial Condition terdiri
dari empat bagian yaitu:









Balance Sheet.
Income Statement.
Cash generation.
Projection Section.
Spread Sheet


Model ini akan menampilkan fungsi-fungsi
sebagai berikut:








Perbandingan laporan keuangan.
Perhitungan rasio keuangan.
Perhitungan equity secara otomatis dan
rekonsiliasi aktiva tetap.
Laporan perhitungan penciptaan kas (cash
generation).
Perhitungan optimal dari proyeksi satu tahun.
Konversi Rekening
Untuk dapat menggunakan model spread
sheet ini, rekening-rekening yang ada
pada neraca dan rugi/laba customer
terlebih dahulu dikonversikan ke dalam
spread sheet.
Name :
Currency :

Model
Spread
Sheet
Comparative
Statement
Of Financial
Condition

Location:
Amounts:

Date:
Number of Months:

2003

2004

2005

2006

Actual

Actual

Actual

Projection

Sales on Financial %
BALANCE SHEET
ASSETS:
Cash & Bank
Marketable Securities
AccountReceivable
Inventory
Other Current Assets
Prepaid Expenses
Current Assets
Net Fixed Assets
Invesments
Other Non Current Assets
Intangibles
Total Non Current Assets
Total Assets
LIABILITIES AND EQUITY:
AccountPayable
Accruals
Taxes Payables
Other Current Liabilities
Current Portion Long Term Debt
Current Liabilities
Long Term Debt
Other Liabilities, Long Term
Long Term Liabilities
Total Liabilities
Commont Stock
Surplus & Reserves
Retained Earning
Total Net Worth
Liabilituies & Net Worth
INCOME STATEMENT

RATIOS (Annualized)
Sales Growth Rate %
Net Income/Average Net Worth %
Net Income/Average Assets %
Interest/Average Bank Debt %
Sales/Average Assets
Current Ratio
Quick Asset Ratio
Days Receivable
Days Inventory
Days Paya ble
Leverage (Debt/Equity)
Long Term Leverage
RECONCILIATIONS
Net Worth
beginning Neet Worth
plus: net income
plus: fresh capital
total increase
less: dividends, others
increase/decrease in Net Worth
ending Net Worth
Fixed Assets
beginning fixed assets
less: depreciations
subtotal
ending fixed assets
capital expenditures

2004

2005

2006

Actual
Net Sales
Cost Of Good Sold
% of Sales
Selling, General Administration Expenses
% of Sales
Depreciation
Interest Expense
Other Income, Net
Earning before Taxes
% of Sales
Income Taxes
Extraordinary Items
Net Income
% of Sales

2003

Actual

Actual

Projection

More Related Content

What's hot

Materi Credit Analysis _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Materi Credit Analysis  _Materi Training KREDIT PERBANKANMateri Credit Analysis  _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Materi Credit Analysis _Materi Training KREDIT PERBANKANKanaidi ken
 
Analisa kelayakan usaha
Analisa kelayakan usahaAnalisa kelayakan usaha
Analisa kelayakan usahaKang Dhafidz
 
Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)
Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)
Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)fitria mellysusanti
 
manajemen bisnis
manajemen bisnismanajemen bisnis
manajemen bisnisDea Daulika
 
kewirausahaan - bab-keuangan
kewirausahaan - bab-keuangankewirausahaan - bab-keuangan
kewirausahaan - bab-keuanganYasir Sultoni
 
Analisis perkreditan
Analisis perkreditanAnalisis perkreditan
Analisis perkreditanmasadib
 
Analisis kredit
Analisis kreditAnalisis kredit
Analisis kreditadelaa09
 
Analisis Kredit dan Kegagalan Usaha _ Materi Training "Business Analysis an...
Analisis Kredit dan Kegagalan Usaha  _ Materi Training  "Business Analysis an...Analisis Kredit dan Kegagalan Usaha  _ Materi Training  "Business Analysis an...
Analisis Kredit dan Kegagalan Usaha _ Materi Training "Business Analysis an...Kanaidi ken
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Manajemen pembiayaan bank syari'ah
Manajemen pembiayaan bank syari'ahManajemen pembiayaan bank syari'ah
Manajemen pembiayaan bank syari'ahier oezwah
 
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka Panjang
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka PanjangTeori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka Panjang
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka PanjangAnnisa V
 
Credit Analysis - Car Financing
Credit Analysis - Car FinancingCredit Analysis - Car Financing
Credit Analysis - Car Financingrkurniawancf
 
Presentasi aktiva dan pengukurannya
Presentasi aktiva dan pengukurannyaPresentasi aktiva dan pengukurannya
Presentasi aktiva dan pengukurannyaDanz Wadezig
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 

What's hot (20)

Materi Credit Analysis _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Materi Credit Analysis  _Materi Training KREDIT PERBANKANMateri Credit Analysis  _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Materi Credit Analysis _Materi Training KREDIT PERBANKAN
 
Analisa kelayakan usaha
Analisa kelayakan usahaAnalisa kelayakan usaha
Analisa kelayakan usaha
 
Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)
Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)
Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)
 
manajemen bisnis
manajemen bisnismanajemen bisnis
manajemen bisnis
 
Konsep aktiva
Konsep aktivaKonsep aktiva
Konsep aktiva
 
kewirausahaan - bab-keuangan
kewirausahaan - bab-keuangankewirausahaan - bab-keuangan
kewirausahaan - bab-keuangan
 
Makalah peluang usaha bisnis
Makalah peluang usaha bisnisMakalah peluang usaha bisnis
Makalah peluang usaha bisnis
 
Kelompok 1
Kelompok 1Kelompok 1
Kelompok 1
 
Analisis perkreditan
Analisis perkreditanAnalisis perkreditan
Analisis perkreditan
 
Analisis kredit
Analisis kreditAnalisis kredit
Analisis kredit
 
Analisis Kredit dan Kegagalan Usaha _ Materi Training "Business Analysis an...
Analisis Kredit dan Kegagalan Usaha  _ Materi Training  "Business Analysis an...Analisis Kredit dan Kegagalan Usaha  _ Materi Training  "Business Analysis an...
Analisis Kredit dan Kegagalan Usaha _ Materi Training "Business Analysis an...
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
 
8 langkah memulai usaha
8 langkah memulai usaha8 langkah memulai usaha
8 langkah memulai usaha
 
Manajemen pembiayaan bank syari'ah
Manajemen pembiayaan bank syari'ahManajemen pembiayaan bank syari'ah
Manajemen pembiayaan bank syari'ah
 
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka Panjang
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka PanjangTeori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka Panjang
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka Panjang
 
Credit Analysis - Car Financing
Credit Analysis - Car FinancingCredit Analysis - Car Financing
Credit Analysis - Car Financing
 
Alk analisis kredit
Alk analisis kreditAlk analisis kredit
Alk analisis kredit
 
Presentasi aktiva dan pengukurannya
Presentasi aktiva dan pengukurannyaPresentasi aktiva dan pengukurannya
Presentasi aktiva dan pengukurannya
 
1. las mantri
1. las mantri1. las mantri
1. las mantri
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
 

Viewers also liked

Viewers also liked (8)

Bab 12
Bab 12Bab 12
Bab 12
 
Bab 10
Bab 10Bab 10
Bab 10
 
Bab 7
Bab 7Bab 7
Bab 7
 
Bab 11
Bab 11Bab 11
Bab 11
 
Bab 9
Bab 9Bab 9
Bab 9
 
teori perkembangan managemen
teori perkembangan managementeori perkembangan managemen
teori perkembangan managemen
 
Analisis kredit
Analisis kreditAnalisis kredit
Analisis kredit
 
Konsep dan Teknik Perencanaan
Konsep dan Teknik PerencanaanKonsep dan Teknik Perencanaan
Konsep dan Teknik Perencanaan
 

Similar to ISLAMIC FINANCE

Penilaian dalam CREDIT Analysis _Training "CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEM...
Penilaian dalam CREDIT Analysis _Training "CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEM...Penilaian dalam CREDIT Analysis _Training "CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEM...
Penilaian dalam CREDIT Analysis _Training "CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEM...Kanaidi ken
 
Sistem pembiayaan keuangan syariah
Sistem pembiayaan keuangan syariahSistem pembiayaan keuangan syariah
Sistem pembiayaan keuangan syariahAkadusyifa .
 
PPT SKRIPSI.pptx
PPT SKRIPSI.pptxPPT SKRIPSI.pptx
PPT SKRIPSI.pptxrifqi80
 
Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...
Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...
Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...arielsuwarnapati2
 
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di IndonesiaManajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di IndonesiaSupardi56
 
PPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdf
PPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdfPPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdf
PPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdfWildaauliarahma
 
Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif 6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...
Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif  6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif  6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...
Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif 6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...Kanaidi ken
 
Analisis audit manajemen terhadap efektifitas penjualan dan penerimaan kas pa...
Analisis audit manajemen terhadap efektifitas penjualan dan penerimaan kas pa...Analisis audit manajemen terhadap efektifitas penjualan dan penerimaan kas pa...
Analisis audit manajemen terhadap efektifitas penjualan dan penerimaan kas pa...irlan_fery81
 
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...gitathiananda
 
Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengen...
Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengen...Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengen...
Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengen...radityawijaksono
 
Penerapan psak 102 untuk murabahah di pt. bank syariah mandiri cabang gorontalo
Penerapan psak 102 untuk murabahah di pt. bank syariah mandiri cabang gorontaloPenerapan psak 102 untuk murabahah di pt. bank syariah mandiri cabang gorontalo
Penerapan psak 102 untuk murabahah di pt. bank syariah mandiri cabang gorontaloSri Apriyanti Husain
 
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad Wahyu
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad WahyuManajemen Law Firm BAB 8 Muhammad Wahyu
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad WahyuMuhammadWahyu60
 
Chapter 3 analisa kelayakan
Chapter 3   analisa kelayakanChapter 3   analisa kelayakan
Chapter 3 analisa kelayakantellstptrisakti
 
ASPEK TEKNIS EKONOMI DAN HUKUM PERUSAHAAN.pptx
ASPEK TEKNIS EKONOMI DAN HUKUM PERUSAHAAN.pptxASPEK TEKNIS EKONOMI DAN HUKUM PERUSAHAAN.pptx
ASPEK TEKNIS EKONOMI DAN HUKUM PERUSAHAAN.pptxBagus Lutfi Novianto
 
Tugas resume materi uts m. keu
Tugas resume materi uts m. keuTugas resume materi uts m. keu
Tugas resume materi uts m. keuPermataShary
 
Tugas resume materi uts m. keu
Tugas resume materi uts m. keuTugas resume materi uts m. keu
Tugas resume materi uts m. keuPermataShary
 

Similar to ISLAMIC FINANCE (20)

2386153.ppt
2386153.ppt2386153.ppt
2386153.ppt
 
Penilaian dalam CREDIT Analysis _Training "CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEM...
Penilaian dalam CREDIT Analysis _Training "CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEM...Penilaian dalam CREDIT Analysis _Training "CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEM...
Penilaian dalam CREDIT Analysis _Training "CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEM...
 
Sistem pembiayaan keuangan syariah
Sistem pembiayaan keuangan syariahSistem pembiayaan keuangan syariah
Sistem pembiayaan keuangan syariah
 
17981045.ppt
17981045.ppt17981045.ppt
17981045.ppt
 
PPT SKRIPSI.pptx
PPT SKRIPSI.pptxPPT SKRIPSI.pptx
PPT SKRIPSI.pptx
 
Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...
Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...
Materi Presentasi Untuk Sertifikasi Level Managerial Perusahaan Pembiayaan Ar...
 
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di IndonesiaManajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
 
PPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdf
PPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdfPPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdf
PPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdf
 
Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif 6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...
Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif  6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif  6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...
Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif 6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...
 
Audit 2
Audit 2Audit 2
Audit 2
 
Analisis audit manajemen terhadap efektifitas penjualan dan penerimaan kas pa...
Analisis audit manajemen terhadap efektifitas penjualan dan penerimaan kas pa...Analisis audit manajemen terhadap efektifitas penjualan dan penerimaan kas pa...
Analisis audit manajemen terhadap efektifitas penjualan dan penerimaan kas pa...
 
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
 
Akuntansi
AkuntansiAkuntansi
Akuntansi
 
Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengen...
Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengen...Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengen...
Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengen...
 
Penerapan psak 102 untuk murabahah di pt. bank syariah mandiri cabang gorontalo
Penerapan psak 102 untuk murabahah di pt. bank syariah mandiri cabang gorontaloPenerapan psak 102 untuk murabahah di pt. bank syariah mandiri cabang gorontalo
Penerapan psak 102 untuk murabahah di pt. bank syariah mandiri cabang gorontalo
 
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad Wahyu
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad WahyuManajemen Law Firm BAB 8 Muhammad Wahyu
Manajemen Law Firm BAB 8 Muhammad Wahyu
 
Chapter 3 analisa kelayakan
Chapter 3   analisa kelayakanChapter 3   analisa kelayakan
Chapter 3 analisa kelayakan
 
ASPEK TEKNIS EKONOMI DAN HUKUM PERUSAHAAN.pptx
ASPEK TEKNIS EKONOMI DAN HUKUM PERUSAHAAN.pptxASPEK TEKNIS EKONOMI DAN HUKUM PERUSAHAAN.pptx
ASPEK TEKNIS EKONOMI DAN HUKUM PERUSAHAAN.pptx
 
Tugas resume materi uts m. keu
Tugas resume materi uts m. keuTugas resume materi uts m. keu
Tugas resume materi uts m. keu
 
Tugas resume materi uts m. keu
Tugas resume materi uts m. keuTugas resume materi uts m. keu
Tugas resume materi uts m. keu
 

More from Ridwan Munir

Uzlah menurut dr wahbah az
Uzlah menurut dr wahbah azUzlah menurut dr wahbah az
Uzlah menurut dr wahbah azRidwan Munir
 
Pengantar ekonomi mikro islami
Pengantar ekonomi mikro islamiPengantar ekonomi mikro islami
Pengantar ekonomi mikro islamiRidwan Munir
 
Ekonomi+islam+dan+perbankan+syariah
Ekonomi+islam+dan+perbankan+syariahEkonomi+islam+dan+perbankan+syariah
Ekonomi+islam+dan+perbankan+syariahRidwan Munir
 
Mikro ekonomi islam
Mikro ekonomi islamMikro ekonomi islam
Mikro ekonomi islamRidwan Munir
 
Manajemen keuangan syariah
Manajemen keuangan syariahManajemen keuangan syariah
Manajemen keuangan syariahRidwan Munir
 
Bab 3 sisi syariah dalam pembiayaan
Bab 3 sisi syariah dalam pembiayaanBab 3 sisi syariah dalam pembiayaan
Bab 3 sisi syariah dalam pembiayaanRidwan Munir
 
Bab 2 sejarah islamic manajemen
Bab 2 sejarah islamic manajemenBab 2 sejarah islamic manajemen
Bab 2 sejarah islamic manajemenRidwan Munir
 
bab1 sejarah pembiayaan
bab1 sejarah pembiayaanbab1 sejarah pembiayaan
bab1 sejarah pembiayaanRidwan Munir
 

More from Ridwan Munir (14)

Uzlah menurut dr wahbah az
Uzlah menurut dr wahbah azUzlah menurut dr wahbah az
Uzlah menurut dr wahbah az
 
Pengantar ekonomi mikro islami
Pengantar ekonomi mikro islamiPengantar ekonomi mikro islami
Pengantar ekonomi mikro islami
 
Ekonomi+islam+dan+perbankan+syariah
Ekonomi+islam+dan+perbankan+syariahEkonomi+islam+dan+perbankan+syariah
Ekonomi+islam+dan+perbankan+syariah
 
Mikro ekonomi islam
Mikro ekonomi islamMikro ekonomi islam
Mikro ekonomi islam
 
Manajemen risiko
Manajemen risikoManajemen risiko
Manajemen risiko
 
Manajemen keuangan syariah
Manajemen keuangan syariahManajemen keuangan syariah
Manajemen keuangan syariah
 
Manajemen syariah
Manajemen syariahManajemen syariah
Manajemen syariah
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
Bab 3
Bab 3 Bab 3
Bab 3
 
Bab 3 sisi syariah dalam pembiayaan
Bab 3 sisi syariah dalam pembiayaanBab 3 sisi syariah dalam pembiayaan
Bab 3 sisi syariah dalam pembiayaan
 
Bab 2 sejarah islamic manajemen
Bab 2 sejarah islamic manajemenBab 2 sejarah islamic manajemen
Bab 2 sejarah islamic manajemen
 
bab1 sejarah pembiayaan
bab1 sejarah pembiayaanbab1 sejarah pembiayaan
bab1 sejarah pembiayaan
 

Recently uploaded

PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 

Recently uploaded (17)

PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 

ISLAMIC FINANCE

  • 1. ISLAMIC FINANCIAL MANAGEMENT BAB 8 ANALYSIS PEMBIAYAAN (Dalam Praktik) Prof.Dr.H. Veitzhal Rivai, M.B.A. Andria Permata Veitzhal. B.Acct., M.B.A.
  • 2. Pendahulun   Analisis pembiayaan atau penilaian pembiayaan dilakukan oleh account officer dari suatu lembaga keuangan yang level jabatannya adalah level seksi atau bagian, atau bahkan dapat pula berupa committee (tim) yang ditugaskan untuk menganalisis permohonan pembiayaan. Analisis pembiayaan dilakukan dengan tujuan pembiayaan yang diberikan mencapai sasaran, dan aman. Artinya, pembiayaan tersebut harus diterima pengembaliannya secara tertib, teratur dan tepat waktu, sesuai dengan perjanjian antara bank dan customer sebagai penerima dan pemakai pembiayaan. Selain itu, dengan tujuan terarah, artinya pembiayaan yang diberikan akan digunakan untuk tujuan seperti yang dimaksud dalam permohonan pembiayaan dan sesuai dengan peraturan dan kesepakatan ketika disyaratkan dalam akad pembiayaan
  • 3. Dasar Hukum Di antara Ahli kitab ada orang yang jika kamu memercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu memercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan, ”Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi.” Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui. (QS. Ali ’Imran [3]: 75)
  • 4. Pengertian   Yaitu teknik analisis yang dilakukan secara cermat dan teliti dengan senantiasa memerhatikan atau berpedoman pada ketentuan yang berlaku; mencakup analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Prinsip dasar, analisis pembiayaan yang lazim, dikenal dengan “Prinsip 6C”, yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of Economic, dan Contrains. “6 C’s financial analysis” ini meneliti aspek-aspek yang terdapat di dalam kegiatan usaha customer seperti aspek manajemen, marketing, teknis, dan keuangan.
  • 5. Tujuan Utama Analisis Pembiayaan Memperoleh keyakinan apakah customer punya kemauan dan kemampuan memenuhi kewajibanya secara tertib, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunga, sesuai dengan kesepakatan dengan bank.
  • 6. Tujuan Umum Analisis Pembiayaan Menilai kelayakan usaha calon peminjam,  Menekan risiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan, dan  Menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak. 
  • 7. Prinsip 6 C’s Analysis
  • 8. Prinsip 6 C’s Analysis 1. Character Keadaan watak/sifat dari customer, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. 2. Capital jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon mudharib.
  • 9. Prinsip 6 C’s Analysis 3. Capacity Kemampuan yang dimiliki calon mudharib dalam menjalankan usahanya guna memeroleh laba yang diharapkan. 4. Collateral Barang yang diserahkan mudharib sebagai agunan terhadap pembiayaan yang diterimanya
  • 10. Prinsip 6 C’s Analysis 5. Condition of Economy situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, dan budaya yang memengaruhi keadaan perekonomian yang kemungkinan pada suatu saat memengaruhi kelancaran perusahaan calon mudharib 6. Constraints batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksanakan pada tempat tertentu.
  • 11. Catatan Dari keenam prinsip di atas yang paling perlu mendapatkan perhatian Account Officer adalah character, dan apabila prinsip ini tidak terpenuhi, maka prinsip lainnya tidak berarti, atau dengan kata lain, permohonannya harus ditolak.
  • 12. Caracter nilai (value) yang perlu diamati: Social Value  Theoritical Value  Esthetical Value  Economical Value  Religious value  Political Value 
  • 13. Capital    Dalam praktiknya, capital dimanifestasikan dalam bentuk kewajiban untuk menyediakan self financial, yang sebaiknya jumlahnya lebih besar dari kredit yang diminta kepada bank. Bentuk dari self financing ini tidak selalu harus berupa uang tunai, bisa saja dalam bentuk barang modal seperti tanah, bangunan, dan mesin-mesin. Besar kecilnya capital ini dapat dilihat dari neraca perusahaan, yaitu pada komponen “Owner Equity”, laba yang ditahan, dan lain-lain. Untuk perorangan, dapat dilihat dari daftar kekayaan yang bersangkutan setelah dikurangi hutang-hutangnya.
  • 14. Capacity Dilakukan melalui pendekatan:  Pendekatan historis,  Pendekatan finansial  Pendekatan yuridis  Pendekatan manajerial  Pendekatan teknis
  • 15. Collateral Penilaian terhadap collateral ini dapat ditinjau dari 2 segi, yaitu:  Segi ekonomis, yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan diagunkan.  Segi yuridis, yaitu apakah agunan tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis untuk dipakai sebagai agunan.
  • 16. Condition of Economy     Keadaan konjungtur Peraturan-peraturan pemerintah. Situasi, politik dan perekonomian dunia. Keadaan lain yang memengaruhi pemasaran.
  • 17. Peran Account Officer dalam Analisis Pembiayaan
  • 18. Peran Account Officer  Account officer merupakan point of contact antara bank dan pihak customer, yang harus memelihara hubungan dengan customer, dan wajib memonitor seluruh kegiatan customer secara terus-menerus.
  • 19. Prosedur Analisis Pembiayaan   Berkas dan pencatatan. Data pokok dan analisis pendahuluan, meliputi:           Realisasi pembelian, produksi, dan penjualan. Rencana pembelian, produksi, dan penjualan. Jaminan. Laporan keuangan. Data kualitatif dari calon debitur. Penelitian data. Penelitian atas realisasi usaha. Penelitian atas rencana usaha. Penelitian dan penilaian barang jaminan. Laporan keuangan dan penelitiannya.
  • 20. Aspek-aspek Analisis Pembiayaan dan Perhitungan Pembiayaan 1. Aspek Yuridis Di dalam aspek yuridis diberikan beberapa batasan untuk memudahkan pelaksanaan analisis, yaitu melalui penelitian yang meliputi legalitas pendirian perusahaan (badan usaha), legalitas usaha, legalitas pengajuan permohonan pembiayaan dan legalitas barang-barang jaminan.
  • 21. Aspek Yuridis a. Legalitas Pendirian Perusahaan Di dalam penelitian ini harus digambarkan apakah pendirian perusahaan sudah sah dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh undangundang/peraturan pemerintah.
  • 22. Yang perlu diteliti dalam analisis legalitas pendirian badan usaha     Apakah customer telah memenuhi syarat sebagai subyek hukum. Keabsahan pendirian perusahaan, sesuai dengan bentuk hukum perusahaan. Apakah ada akta-akta perubahan dari perusahaan berbadan hukum, seperti perubahan kepemilikan, perubahan pengurus, perubahan modal, dan sebagainya. Simpulkan apakah perusahaan telah berbadan hukum penuh atau masih in-opricting
  • 23. Aspek Yuridis b. Legalitas Usaha  Penelitian ini difokuskan kepada legalitas kegiatan customer.  Semua izin yang ada harus diteliti kebenaran dan masa berlakunya.  digambarkan pula apakah kegiatan yang dijalankan dan atau direncanakan customer secara yuridis sudah didukung oleh izin-izin yang sesuai dan sah menurut ketentuan yang berlaku.
  • 24. Penelitian dalam hal legalitas usaha    Apakah customer telah memiliki izin usaha dari instansi yang berwenang. Apakah izin usaha customer sesuai dengan kegiatan usahanya yang tercantum dalam anggaran dasar perusahan. Apakah izin usaha customer masih berlaku.
  • 25. Aspek Yuridis c. Legalitas Pengajuan Permohonan Pembiayaan Yang harus digambarkan dalam penelitian ini adalah apakah orang yang mengajukan permohonan pembiayaan berhak untuk bertindak atas nama perusahaan, dilihat dari ketentuanketentuan anggaran dasar perusahaan
  • 26. Aspek Yuridis d. Legalitas Barang Jaminan Hal-hal yang harus dilakukan adalah:    Meneliti bukti-bukti kepemilikan barang yang diajukan sebagai agunan/jaminan Meneliti surat kuasa menjaminkan dari pemilik barang agunan dalam hal barang tersebut bukan milik customer/perusahaan sendiri. Meneliti status kepemilikan atas agunan, baik agunan utama atau tambahan harus dijelaskan apakah secara yuridis dapat dilaksanakan pengikatan secara notariil
  • 27. Aspek Yuridis e. Kontrak Kerja Sebagai Dasar Permohonan Pembiayaan Penelitian di sini meliputi apakah kontrak tersebut telah memenuhi persyaratan yuridis, dalam arti kontrak tersebut telah ditandatangani secara sah dan mengikat kedua belah pihak, baik kontrak/surat perjanjian tersebut dibuat di bawah tangan atau dibuat di hadapan notaris. Untuk kontrak-kontrak yang sudah jatuh tempo, walaupun sudah mengikat kedua belah pihak, jelas tidak dapat dipertimbangkan karena batas waktunya telah terlampaui
  • 28. Aspek-aspek Analisis Pembiayaan dan Perhitungan Pembiayaan 2. Aspek Pemasaran hal yang perlu diketahui adalah kemampuan perusahaan memasarkan barang produksi/jasa hasil usahanya, baik yang sekarang maupun yang direncanakan
  • 29. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam aspek pemasaran         Produk atau jasa yang akan dipasarkan. Penentuan volume atau rencana pemasaran produk Mengadakan penilaian tentang kebijakan dan strategi pemasaran yang akan ditempuh oleh customer Mengadakan penilaian terhadap manajemen pemasaran perusahaan customer. Hal-hal yang perlu diperhatikan Keadaan pemasaran saat ini Prospek pemasaran Target pemasaran Evaluasi pasar dan pemasaran hasil produksi
  • 30. Kriteria Produk atau jasa yang akan dipasarkan      Product life cycle dari barang atau jasa tersebut. Adanya barang subsitusi. Adanya perusahaan yang memproduksi barang yang sama (perusahaan pesaing). Apakah barang yang dihasilkan merupakan barang setengah jadi atau barang jadi. Segmen pasar yang akan dituju untuk produk tersebut.
  • 31. Penentuan volume atau rencana pemasaran produk a. Market Test Approach melakukan uji coba pemasaran secara konkret ke pasar tertentu atau kepada kelompok konsumen tertentu untuk mengetahui apakah target pemasaran untuk kelompok konsumen tertentu dapat dicapai atau tidak
  • 32. Sifat dari market test approach adalah:    Untuk customer yang produknya baru masuk pasar. Produk customer bukan merupakan produk untuk kebutuhan sehari-hari. Produk yang baru sama sekali.
  • 33. Parameter yang digunakan adalah:       Jumlah konsumen yang merupakan potential demand = 0. Jumlah produk pesaing di pasar yang merupakan market supply = s. Unit yang dapat dijual di pasar = q. Jumlah konsumen yang menyerap pasar sasaran = p. Rencana pemasaran oleh customer = z. Penjualan per periode (bulanan, triwulan, ssemesteran, tahunan, dan sebagainya)
  • 34. Formula Market Test Approach Rencana pemasaran customer feasible jika: z<r–s
  • 35. Contoh Kasus    PT Andria akan meluncurkan produk minuman sehat bernama “STMJE” (susu telor madu jahe enak) di Tangerang dengan sasaran para pengemudi becak, angkot, dan ojek. Diperkirakan konsumen berjumlah 10.000 orang (= 0). Untuk tahap awal, pengujian dilakukan di sekitar pasar Bintaro yang diperkirakan 50 orang pengemudi becak, angkot, dan ojek beroperasi (= p). Menurut hasil survey, ternyata bisa laku 500 saset/hari (= q), sehingga rata-rata tingkat konsumsi pengemudi becak, angkot, dan ojek di pasar sasaran adalah 500/50 = 10 permen per orang per hari.
  • 36. Solusi  Kebutuhan konsumen di pasar sasaran (a) yaitu 500 permen/50 pengemudi = 10 saset per pengemudi per hari. Penentuan volume pasar dengan menggunakan rumus:
  • 37. Solusi Jika customer merupakan satu-satunya produsen minuman “STMJE “, maka tingkat pemasaran yang dianggap layak atau wajar bagi customer adalah tidak melebihi 2.000 permen/hari. Produksi lebih besar dari 2.000 adalah tidak feasible.
  • 38. Penentuan volume atau rencana pemasaran produk b. Market Corrolary Approach Dengan pendekatan ini, volume pemasaran suatu barang atau jasa ditentukan oleh perkembangan volume pemasaran dari produk utamanya (memunyai korelasi positif)
  • 39. Parameter yang digunakan: Jumlah produk utama yang dihasilkan untuk periode tertentu (bulanan/tahunan) (K).  Besar kebutuhan dari produk customer untuk setiap produk akhir (n).  Umur pemakain alat jika ada (t). 
  • 40. Contoh Kasus Kebutuhan ban untuk setiap truk pengangkut yang dioperasikan oleh PT Bintaro Real Estate adalah 10 ban (=n). Karena kondisi jalan yang dilalui armada truk itu kurang mulus, penggantian ban harus dilakukan setiap enam bulan sekali (=t). Dengan demikian, untuk setiap truk akan dibutuhkan 20 ban/tahun. Jika PT Bintaro Real Estate memunyai armada truk sejumlah 100 unit (=k),
  • 41. Market Corrolary Approach   maka kebutuhan ban selama setahun adalah: = (n) x (t) x (k) = 10 x (12/6) x 100 = 2000 ban/tahun Produksi 2000 ban per tahun adalah feasible, sedangkan target produksi customer di atas 2000 ban per tahun adalah tidak feasible
  • 42. Penentuan volume atau rencana pemasaran produk c. Industrial Market Approach  Penilaian rencana atau volume pemasaran suatu barang atau jasa dikaitkan dengan perkembangan barang atau jasa yang memunyai koefisien korelasi yang positif.  Digunakan untuk customer yang memroduksi barang yang telah terbukti sangat tergantung dari pertumbuhan ekonomi lainnya, seperti kebutuhan terhadap kamar hotel memunyai kaitan dengan jumlah wisatawan yang datang
  • 43. Contoh Kasus  Suatu perusahaan perhotelan mengajukan permohonan pembiayaan untuk mendirikan hotel baru di Bandung dengan kapasitas 125 kamar. Hotel yang telah tersedia adalah 3.000 kamar, dikaitkan dengan frekuensi penerbangan dari luar negeri menuju Bandung dalam periode 1 tahun.
  • 44. Penyelesaian Rata-rata penerbangan per hari 60 flight, (=k).  Rata-rata penumpang/flight: 125 orang turis, (=n).  Rata-rata lama menginap: 4 hari (=h) ; 2 orang per kamar, (=I).  Yang tidak menginap: 20%, (=t). 
  • 46. Penyelesaian      Maka, dalam 1 hari akan tiba: 60 x 125 x (orang turis) = 7.500 orang. Rata-rata tidak menginap 20 % x 7.500/orang = 1.500 orang Yang menginap (7500 + 1500) = 6.000 orang 1 kamar diisi 2 orang turis, sehingga kebutuhan kamar adalah 6000/2 = 3.000 kamar. Kamar yang telah tersedia = 2.000 kamar, sehingga peluang pasar penyediaan kamar hotel adalah 3.000 - 2.000 kamar = 1.000 kamar. Jadi, permohonan customer untuk hotel baru kapasitas 500 kamar adalah feasible
  • 47. Penentuan volume atau rencana pemasaran produk d. Market Equilibrium Approach Dengan pendekatan ini, penilaian volume pemasaran suatu barang atau jasa melalui pengukuran suatu keseimbangan antara volume penawaran dan permintaan. Dalam hal ini, volume penawaran barang atau jasa yang akan diproduksi tidak boleh melampaui volume permintaan terhadap barang dan jasa tersebut.
  • 48. Sifat dari Market Equilibrium Approach: Untuk barang yang diproduksi dalam jumlah besar (mass production).  Memunyai skala nasional/regional.  Dikonsumsi oleh masyarakat luas (contoh: pabrik semen, cat, biskuit). 
  • 49. Contoh Kasus             total kebutuhan semen nasional (d) 20 juta ton/tahun. Produksi dalam negeri: Indocement 8 juta ton/thn Semen Cibinong 0.5 juta ton thn Semen Padang 3 juta ton/thn Semen Gresik 2 juta ton/thn Semen Nusantara 0.2 juta ton/thn Semen Tonasa 3 juta ton/thn Lain-lain 1 juta ton/thn Impor 3 juta ton/thn Total 18.7 juta ton/thn Peluang pasar (20-18.7) juta ton/thn = 1.3 juta ton/thn (q). Feasible apabila q < atau = d – s
  • 50. Penentuan volume atau rencana pemasaran produk  Market Factor Approach Penentuan volume pemasaran dengan pendekatan ini didasarkan atas adanya perkembangan kebutuhan di pasar (oleh karena adanya peraturan pemerintah atau kebutuhan suatu produk pada acara-acara tertentu, dan sebagainya)
  • 51. Sifat Market Factor Approach Regulation (kebutuhan produk untuk jasa, sehubungan adanya peraturan pemerintah atau pihak yang berwenang).  Kebutuhan produk atau jasa untuk acara tertentu 
  • 52. Contoh Investasi untuk memroduksi helm dan safety belt dari kepolisian.  Keperluan pegawai sekolah.  Kebutuhan jasa angkutan bis/KA/penerbangan untuk hari raya 
  • 53. Data yang diperlukan: Populasi yang membutuhkan produk yang bersangkutan = (x)  Kebutuhan tiap populasi akan produk ybs./periode = (y)  Total permintaan produk = (x,y)  Produksi yang sudah ada = (z) 
  • 54. Contoh Kasus   di kota jakarta terdapat 25.000 buah kendaraan bermotor roda empat. Dengan asumsi setiap kendaraan minimal menggunakan 2 set safety belt, maka dapat ditentukan tingkat pemasaran yang layak atau wajar untuk produsen safety belt. Kalau ada 4 buah produsen masing-masing memasarkan 3000 unit/tahun, berarti 12.000 unit, maka masih ada peluang pasar 38.000 unit. Kalau produksi customer < (x,y) – (z), berarti feasible.
  • 55. Penentuan volume atau rencana pemasaran produk F. Statistical Approach   Pendekatan ini menggunakan metode statistik, yaitu regresi linier dan parabolik. Digunakan untuk barang dan jasa yang bersifat tradisonal yang dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari atau barang/jasa yang telah dihasilkan pada waktu yang lalu
  • 58.   Fungsi garis lurus Y = a + bx dapat diketahui dengan menggunakan rumus: a = rata-rata kelompok satu (K1) = 1977 b= n = jarak waktu antara rata-rata K1 dengan K2. Sehingga, persamaan fungsi garis lurus yang dicari adalah Y = a + 47 (x)
  • 59. Penyelesaian Dengan rumus di atas, dapat dilakukan perkiraan unit penjualan untuk tahun 2007 dan seterusnya sebagai berikut: Tahun Unit Penjualan 2007 2008 2009 2330 2377 2424
  • 60. Contoh Parabolik  PT Permata Hati bergerak dalam bidang usaha industri barang elektonika menyampaikan data penjualan sebagai berikut Tahun Unit Penjualan 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2.000 10.000 14.000 16.000 20.000 22.000 24.000 20.000 18.000
  • 61. Contoh Parabolik   Penjualan customer cenderung mengalami penurunan. Untuk kondisi demikian, perkiraan unit penjualan PT Permata Hati di masa mendatang dapat menggunakan metode parabolik sebagai berikut: Tahun Unit (Y) X (XY) (X2Y) (X2) (X4) 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2.000 10.000 14.000 16.000 20.000 22.000 24.000 20.000 18.000 -4 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4 -8.000 -30.000 -28.000 -16.000 0 22.000 48.000 60.000 72.000 32.000 90.000 56.000 16.000 0 22.000 96.000 180.000 288.000 16 9 4 1 0 1 4 9 16 256 81 16 1 0 1 16 81 256 Total 146.000 0 120.000 780.000 60 708
  • 62. Contoh Parabolik  Perhitungan dengan fungsi parabolik dapat dilakukan dengan beberapa rumus sebagai berikut: Y’ = a + bX + cX2 Y = n.a + cX2 XY = b X2 X2Y= aX2 + cX4
  • 63.  Dengan menerapkan rumus tersebut, maka dapat dihitung:  (I) 146000 = 10 a + 60 c x 30 (II)780000  = 60 a + 708 c x 5 (I) = 300 a + 1.800 c 2920000 (II)2310000 580000 c = 300 a + 3.540 c = - 1.740 c = - 333
  • 64. Jika nilai c = - 333 dimasukkan ke dalam persamaan (I), maka akan diperoleh hasil a = 20406,9 dan b = 2000.  Dengan demikian, diperoleh fungsi parabola sebagai berikut: Y = 20406.9 + 2000 x – 333 X2 
  • 65.  Dengan memasukkan parameter X ke dalam fungsi parabola tersebut, maka akan diketahui trend penjualan sejak tahun 1998 sampai tahun 2006 sebagai berikut: Tahun Unit Penjualan 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2.363.7 8.757.6 13.896.1 17.779.2 20.406.9 21.779.2 21.896.1 20.757.6 18.363.7
  • 66.  Perkiraan penjualan selama tiga tahun mendatang dapat diketahui dengan cara sebagai berikut: Tahun 2007 2008 2009 Unit Penjualan 14.714.4 9.809.7 3.649.5
  • 67.  Penggunaan pendekatan-pendekatan tersebut disesuaikan dengan sifat/jenis usaha yang dibiayai. Pendekatanpendekatan tersebut disarankan. Namun, apabila ada pendekatan lain, juga dapat dipergunakan sepanjang account officer dapat mengetahui volume permintaan dan penawaran pasar.
  • 68. Mengadakan penilaian tentang kebijakan dan strategi pemasaran yang akan ditempuh oleh customer  Meliputi 6P:       Pricing Policy. Program promosi, advertaising. Product/service delivery, disrtibusi. Program public Relation. Power (political power) yang dipakai untuk menopang pemasarannya. Power (economical power) juga untuk menopang pemasarannya.
  • 69. Penilaian terhadap manajemen pemasaran perusahaan customer  Hal-hal yang perlu diperhatikan:      Organisasi pemasaran: apakah telah memunyai kualitas dan kuantitas yang memadai dengan volume usaha yang ada. Strategi pemasaran yang akan ditempuh. Biaya yang dianggarkan untuk kegiatan promosi dan pemenuhan permintaan: apakah cukup memadai. Pengalaman para salesman/sales officer dalam menangani masalah pemasaran. Sarana pemasaran yang dimiliki.
  • 70. Keadaan pemasaran saat ini Penelitian ditekankan kepada: a. Realisasi produksi dan penjualan   Meneliti realisasi produksi dan penjualan yang telah dicapai (bagi perusahaan yang sudah berjalan). Sementara, perusahaan baru diteliti dari proyeksi dan dikaitkan dengan potensi pasar. Melakukan analisis terhadap perkembangan dari satu periode ke periode berikutnya b. Sistem pemasaran yang digunakan c. Berapa market share yang dapat dikuasai oleh perusahaan.
  • 71. Contoh Analisis terhadap perkembangan dari satu periode ke periode berikutnya Keterangan Realisasi Produksi Volume Rupiah Realisasi Penjualan % Volume Rupiah %
  • 72. Prospek pemasaran      Meneliti pemasaran yang direncanakan customer meliputi jumlah, cara, daerah, letter of intend dari calon-calon pembeli, dan lain-lain. Meneliti apakah terdapat kontrak jangka panjang/jangka pendek dari pihak pembeli. Meneliti kemungkinan perluasan pemasaran yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan kondisi ekonomi keuangan dalam dan luar negeri. Meneliti perkembangan pembangunan ekonomi dan perkembangan keuangan di dalam negeri, perkembangan teknologi, perkembangan harga, dan lain-lain. Meneliti apakah ada ketentuan yang membatasi atau justru membantu. Misalnya, untuk komoditi ekspor, apakah ada kententuan quota atau pengenaan pajak yang memberatkan atau meringankan, meneliti pengaruh peraturan/ketentuan GATT untuk komoditas-komoditas ekspor.
  • 73. Target Pemasaran  Meneliti apakah target pemasaran/omzet yang telah dibuat akan dapat dicapai oleh customer          Meneliti mudharib dikaitkan dengan kemampuan mudharib dalam menjalankan usahanya. Marketability produk/jasa yang dihasilkan. Mesin-mesin yang dipergunakan untuk menghasilkan produk/jasa. Man (tenaga kerja yang ada). Material (bahan baku dan bahan pembantu) yang tersedia. Metode produksi, mekanisme kerja usaha. Makro ekonomi, situasi perekonomian yang ada. Kondisi keuangan perusahaan, cash flow Dalam meneliti target yang ditetapakan, juga sebaiknya dikaitkan dengan realisisi pada periode sebelumnya
  • 74. Evaluasi pasar dan pemasaran hasil produksi  Internal, strategi pemasaran perusahaan dari 4P (Marketing Mix)      Products (produk yang dihasilkan perusahaan). Place (strategi distribusi produk). Price (strategi harga penjualan produk). Promotion (strategi promosi produk) Eksternal     Perkembangan Perkembangan Perkembangan Peraturan atau kehidupan ekonomi secara umum. keadaan politik negara. suasana persaingan pasar. keputusan pemerintah
  • 75. Aspek Manajemen dan Organisasi    Setiap unit usaha memerlukan pimpinan/manajer yang bertugas mengelola usaha Pada perusahaan besar, perusahaan dipimpin oleh sekelompok pimpinan yang disebut direksi. Direksi terdiri dari presiden direktur atau direktur utama dan beberapa direktur yang memiliki dasar pengetahuan dan pengalaman dari berbagai disiplin ilmu dan praktik yang berbeda-beda. Pada perusahaan kecil, umumnya pemimpin menjalankan berbagai fungsi, seperti sebagai direktur utama, direktur, manajer pemasaran, manajer SDM, manajer produksi, manajer keuangan, dan lain-lain.
  • 76. Hasil penelitian (Rivai, 2003)  Kegagalan usaha customer terbesar disebabkan faktor manajemen:  Bencana alam Trend industri yang tidak menguntungkan Manajerial yang tidak kompeten Lain-lain  Total    = 5% = 20 % = 60 % = 15 % 100%
  • 77. Model 7 S dari Mc. Kinsey   7S (staff, system, style, structure, skill, strategy, shared value) akan saling memengaruhi kinerja organisasi dalam beradaptasi dengan lingkungan. Elemen S tersebut saling berinteraksi satu sama lain sehingga perubahan satu elemen S tidak akan efektif jika tidak diikuti dengan penyesuaian elemen S lainnya.
  • 78. Model 7 S McKinsey Bagaimana organisasi merencanakan menghadapi pesaing Keyakinan yang mengarahkan karyawan dalam organisasi mengenai keberadaannya STRATEGY Sesuatu yang dikerjakan organisasi dengan baik SKILL STAFF Manusia dalam organisasi SHARED VALUE SYSTEM Sistem teknis pengerjaan akuntansi, laporan SDM dan melakukan pekerjaan STYLE “Cara melakukan sesuatu di sini” terutama pada manajer senior STRUCTURE Garis-garis dan kotak-kotak pada bagan organisasi termasuk komite, tim khusus
  • 79. Pengertian Manajemen   Pertama, arti manajemen terkait dengan 4 fungsinya, yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling. Pengertian manajemen di sini berarti pemimpin. Dalam praktik sehari-hari disebut juga dengan “top manager” yang diartikan pemimpin tertinggi dari suatu lembaga atau perbankan. Di lingkungan perbankan, pengertian manajemen dapat disamakan dengan “direksi bank”. Kedua, arti yang berkaitan kata “manage”; apabila ditambah dengan awalan “me” (memanage), berarti mengelola atau mengurus.
  • 80. Pengertian Manajemen  Ketiga, menurut pendekatan ekonomi, bidang administrasi organisasi dan sosiologi, manajemen dapat diartikan sebagai:    Pendekatan ekonomi: manajemen ialah salah satu faktor produksi bersama dengan tanah, tenaga kerja, dan modal. Pendekatan bidang administrasi dan organisasi: manajemen ialah sistem otoritas. Pendekatan sosiologi: manajemen adalah suatu sistem kelas dan status perkembangan dalam kompleksitas hubungan.
  • 81. Proses Manajemen 4 kegiatan utama, yaitu:    Perencanaan; yaitu kegiatan untuk menciptakan apa yang akan dikerjakan (deciding what to do), dengan menyusun kerangka kerja atau perencanaan atas pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan organoisasi. Pengorganisasian; suatu langkah dalam menentukan bagaimana melaksanakannya (deciding how to do it). Pelaksanaan; yaitu bagaimana pelaksanaan dan pengarahannya (how to execute it). Beberapa faktor yang ikut menunjang keberhasilannya adalah:      Kepemimpinan. Komunikasi. Keterampilan. Kejelasan tujuan yang akan dicapai dan pekerjaan yang akan dilakukan. Pengawasan dan pengendalian; Dari hasil pelaksanaan tersebut, maka perlu diadakan sistem pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan kerja agar mencapai tujuan sebagaimana diharapkan.
  • 82. Jenjang Manajemen    Manajer puncak, sering pula disebut top executive atau top management, adalah sekumpulan kecil dari suatu organisasi yang menduduki posisi puncak. Manajemen puncak bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan organisasi, baik ke dalam maupun ke luar. Manajer menengah (middle management), yang menjembatani antara pimpinan puncak/eksekutif dengan bawahannya. Manajer menengah bertanggung jawab atas bidang-bidang atau bagian-bagian yang dipimpinnya. Manajer lini pertama (first-line management), jenjang manajer terbawah ini adalah tenaga supervisi pada tingkat bawah atau pimpinan dari subbagian dalam kelompok kerja yang kecil dengan beberapa bawahan.
  • 83. Aspek Manajerial dalam Fungsi Manajemen Fungsi  Fungsi  Fungsi  Fungsi  perencanaan. pengorganisasian. pelaksanaan. pengawasan dan pengendalian.
  • 84. Bobot Fungsi Manajerial Pada Setiap Jenjang Manajemen Fungsi Manajerial Tingkat Jenjang Manajemen Manajer Puncak Perencanaan Pengorganisasian Pelaksanaan Pengawasan dan pengendalian Jumlah Manajer Madya Manajer Lini Satu 35% 20% 15% 30% 15% 25% 30% 20% 10% 10% 55% 25% 100% 100% 100%
  • 85. Keterampilan Manajerial     Keterampilan teknik (technical skill); kemampuan untuk menggunakan peralatan, metoda kerja, perhitungan teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas pada bidang yang dipimpinnya (keuangan, produksi, SDM, pemasaran) serta penggunaan sarana pendukung lain (mesin, komputer, laboratorium) untuk kelancaran tugasnya. Keterampilan berkomunikasi dan hubungan antarmanusia (human relation skill); pimpinan tidak dapat terlepas dari hubungan antarmanusia, baik dengan bawahan, atasan, maupun pihak luar yang berhubungan dengan bidang pekerjaan yang dipimpinnya. Keterampilan membuat konsep (conceptual skill); kemampuan mengemukakan ide dan menyusun konsep untuk pengembangan organisasi atau bagian yang dipimpinnya sangat diperlukan agar setiap tugas dan pekerjaan yang diberikan dapat dituangkan dalam suatu konsep kerja yang jelas, sehingga mudah dipahami dan dapat dilaksanakan oleh bawahan secara baik dan tepat. Keterampilan menganalisis (diagnostic skill); seorang manajer harus memunyai keterampilan dalam menganalisis hasil yang telah dicapai, baik hasil kerja bawahan maupun hasil kerja bagian (subbagian) yang dipimpinnya.
  • 86. Bobot Keterampilan Manajerial Pada Setiap Jenjang Manajemen Keterampilan Manajerial Tingkat Jenjang Manajemen Manajer Puncak Manajer Madya Manajer Lini Satu Teknis Komunikasi Konsepsi Analisis 8% 25% 42% 25% 25% 50% 20% 10% 43% 41% 8% 8% Jumlah 100% 100% 100%
  • 87. Pentingnya Penilaian Aspek Manajemen dan Organisasi  Dalam konteks penilaian aspek manajemen, yang perlu diperhatikan adalah:       karakter, kecakapan dan pengetahuan, pengalaman, kesungguhan dan keberanian, penampilan, kemampuan membina karyawan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen.
  • 88. Aspek Teknis Lingkup aspek teknis dalam analisis pembiayaan adalah menilai apakah barang yang diproduksi customer dapat dibuat dengan kualitas yang baik dan dengan biaya produksi yang rendah, sehingga laku dijual dan menguntungkan.
  • 89. Ruang Lingkup Analisis Aspek Teknis Tanah untuk tempat usaha.  Bangunan untuk pabrik, toko, gudang, kantor, rumah makan, dan lain-lain.  Mesin.  Peralatan penunjang seperti komputer dan kalkulator.  Cara memeroleh (proses).  Kebutuhan penunjang antara lain air, listrik, bahan bakar. 
  • 90. Proses Analisis Aspek Teknis Analisis dari aspek teknis harus menggambarkan apakah rencana kerja yang diajukan customer secara teknis dapat terlaksana atau tidak.
  • 91. Penilaian Aspek Teknis         Lokasi Usaha, Sumber Daya Manusia Pengalaman Usaha. Kapasitas Perusahaan dan Mesin-mesin serta Proses Produksi yang Sesuai. Pemilihan Mesin dan PeralatanFasilitas Pemeliharaan Layout Sarana dan Prasarana Memperkirakan Kebutuhan Biaya
  • 92. Aspek Keuangan   Evaluasi kondisi keuangan calon debitur dapat dilakukan dengan melihat laporan keuangan berupa neraca dan rugi laba perusahaan, analisis rasio keuangan, dan proyeksi arus kas calon debitur bank Sebagai pihak pemberi pembiayaan, titik berat analisisnya adalah kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pokok pinjaman sekaligus bunganya secara teratur dan tepat pada waktu.
  • 93. Tujuan Evaluasi Keuangan Kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan.  Struktur pendanaan operasi perusahaan.  Kemampuan mereka untuk melunasi pinjaman yang jatuh tempo.  Efisiensi pengelolaan harta perusahaan untuk masa lampau. 
  • 94. Penilaian Aspek Keuangan  dilakukan berdasarkan cash flow dan dapat pula dilakukan dengan cara proyeksi discounted cash flow, di mana kelayakan suatu proyek digambarkan oleh:    Internal rate of return (IRR) yang harus lebih besar daripada tingkat suku bunga yang berlaku bagi jenis pembiayaan yang bersangkutan, Net present value (NPV) yang harus positif, dan Benefit cost rasio (BCR) yang harus lebih besar dari satu.
  • 95. Neraca, Laporan Rugi/Laba, dan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana    Neraca adalah laporan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu yang menunjukkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari perusahaan tersebut. Laporan rugi adalah laporan hasil usaha suatu perusahaan, yang menunjukkan jumlah pendapatan dan biaya yang dikeluarkan pada suatu periode tertentu. Laporan sumber dan penggunaan dana adalah laporan mengenai dari mana perusahaan memeroleh dana untuk membiayai kegiatan usahanya dan untuk apa dana tersebut digunakan pada suatu periode tertentu.
  • 96. Analisis Neraca      Bagaimana perkembangan setiap pos neraca, apakah positif atau negatif. Untuk pos-pos neraca yang mengalami perubahan cukup besar perlu penjelasan lebih lanjut. Pos piutang harus diteliti mengenai umur piutang. Pos stok harus diteliti melalui kaitannya dengan penjualan, apakah cukup wajar/tidak, apakah turn over-nya lambat atau adanya over stock yang diakibatkan oleh adanya barang yang tidak laku/rusak. Pos aktiva tetap terutama yang mengalami penyusutan apakah sudah disusut.
  • 97. Analisis Neraca    Analisis Horizontal Cara ini bertujuan untuk menganalisis perubahanperubahan yang terjadi dalam setiap pos neraca dari suatu periode ke periode yang lain, seperti tahun sekarang dibandingkan dengan tahun yang lalu. Analisis Vertikal Yaitu menganalisis persentase dari setiap pos dalam neraca dengan jumlah pos tertentu dalam neraca, seperti persentase setiap pos neraca atas dasar seluruh aktiva/passiva. Analisis Per Pos Neraca (Single Segment) Adalah untuk mengecek secara terinci angka-angka yang tercantum dalam neraca.
  • 98. Analisis Laba-Rugi  Cara melakukan analisis Laba-Rugi sama dengan analisis neraca, yaitu    analisis vertikal, analisis horizontal, dan analisis per unsur laba-rugi (segmen).
  • 99. Analisis Laba-Rugi         Hasil Penjualan Cost of Good Sold Selling, General and Administrasion Expenses Bunga (Interest Expenses) Laba Operasi Pendapatan dan Beban Lain-lain Pajak/Tax Deviden
  • 100. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana   Analisis sumber dan penggunaan dana dimaksudkan untuk mengetahui dari mana perusahaan memeroleh dana dan untuk apa dana tersebut digunakan dalam suatu periode tertentu. Bagi bank, analisis sumber dan penggunaan dana ini sangat penting karena dengan ini bank dapat mengetahui:   Kebijakan pembelanjaan yang diambil perusahaan pada periode yang bersangkutan. Perubahan pos-pos aktiva dan perubahan pos-pos hutang dan modal dalam neraca yang menunjukkan bertambah atau berkurangnya modal kerja.
  • 101. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana Merupakan Sumber Dana 1. Penjualan Aktiva Tetap Merupakan Penggunaan Dana 1. Pembelian aktiva tetap 2. Bertambahnya hutang jangka panjang 2. Berkurangnya hutang jangka panjang 3. Bertambahnya modal sendiri 3. Berkurangnya modal sendiri 4. Penyusutan Modal Kerja Bertambah Bertambah Modal Kerja Berkurang 1. Bertambahnya pos-2 aktiva lancar 1. Berkurangnya pos-2 aktiva lancar 2. Berkurangnya pos-2 pasiva lancar 2. Berkurangnya pos-2 pasiva lancar
  • 102. Analisis Rasio   Analisis rasio merupakan analisis mengenai hubungan antara satu pos/grup rekening lain di dalam laporan keuangan customer. Rasio merupakan pernyataan sederhana dan hubungan perbandingan antara dua komponen laporan keuangan. Tujuan Analisis Rasio Analisis rasio merupakan analisis pelengkap dalam analisis keuangan nasabah dan salah satu dasar untuk mengambil keputusan, yaitu dalam hubungannya dengan penelitian keadaan keuangan customer.
  • 103. Jenis-jenis Rasio  Rasio  Rasio  Rasio  Rasio  Rasio Likuiditas, Leverage/Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Coverage.
  • 104. Rasio Likuiditas   Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo. Perusahaan yang likuid adalah yang dapat memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo Jenis:      Current Ratio Quick Ratio Cash Ratio Modal Kerja Bersih (Net Working Capital) Penjualan Bersih terhadap Modal Kerja Bersih (Net Sales to Working Capital)
  • 105. Current Ratio   Ialah hubungan antara total aktiva lancar dan total hutang jangka pendek. Rasio ini menunjukkan berapa dari setiap rupiah aktiva lancar dibiayai oleh hutang jangka pendek atau berapa kemampuan aktiva lancar untuk menutup hutang jangka pendek. Rumus:
  • 106. Quick Ratio   Ialah hubungan antara total aktiva lancar setelah dikurangi persediaan atas hutang jangka pendek. Rasio ini menunjukkan berapa rupiah dari aktiva lancar yang segera dapat dicairkan untuk membayar setiap rupiah hutang jangka pendek tanpa menunggu pencairan persediaan. Quick ratio sama dengan 1 dapat dianggap baik. Rumus:
  • 107. Cash Ratio   Ialah hubungan antara uang kas dan bank dengan total hutang jangka pendek. Rasio ini menunjukkan berapa uang yang tersedia dan segera dapat dipergunakan untuk membayar hutang jangka pendek tanpa menunggu pencairan piutang dan persediaan. Besarnya cash ratio yang baik berbeda untuk setiap jenis usaha. Rumus:
  • 108. Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)   Merupakan modal kerja atau aktiva lancar perusahaan yang dananya bukan berasal dari kewajiban lancar, tetapi berasal dari sumbersumber permanen, yaitu kewajiban jangka panjang dan modal. Rumus:
  • 109. Penjualan Bersih terhadap Modal Kerja Bersih (Net Sales to Working Capital)   Hubungan antara penjualan bersih dan modal kerja bersih menunjukkan sejauh mana modal kerja bersih mendukung penjualan yang dilakukan selama periode tersebut. Rumus:
  • 110. Rasio Leverage/Solvabilitas   Rasio ini mengukur peranan dana dari perusahaan dibandingkan dengan total dana pemilik, dan dibandingkan dengan total aktiva perusahaan. Jenis Rasio:     Debt to Equity Ratio Total Kewajiban terhadap Total Aktiva Total Kewajiban Jangka Panjang Terhadap Equity
  • 111. Total Kewajiban terhadap Equity (Debt to Equity Ratio)   Rasio ini, sering disebut debt equity ratio, mengukur perbandingan antara sumber dana perusahaan yang diperoleh dari pihak luar dengan yang disediakan oleh pemilik. Rumus:
  • 112. Total Kewajiban terhadap Total Aktiva   Rasio ini, sering disebut debt to total assets ratio, mengukur persentase dana yang disediakan pembiayaan terhadap total aktiva perusahaan Rumus:
  • 113. Total Kewajiban Jangka Panjang Terhadap Equity   Rasio ini mengukur persentase kernampuan equity perusahaan terhadap hutang jangka panjang. Rumus:
  • 114. Rasio Profitabilitas   Dengan rasio profitabilitas dapat diketahui kemampuan perusahaan untuk memeroleh keuntungan. Penelitian ini juga diarahkan kepada neraca-neraca dan rugi/laba perusahaan. Jenis:      Laba Kotor terhadap Penjualan Bersih Laba Operasi terhadap Penjualan Bersih Laba Bersih terhadap Penjualan Bersih Return on Investment Return on Equity
  • 115. Laba Kotor terhadap Penjualan Bersih   Rasio ini, sering disebut gross profit margin, menunjukkan persentase laba kotor dinyatakan dari penjualan bersih. Laba kotor adalah penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Makin besar rasio ini, makin besar hasil yang diperoleh untuk setiap rupiah penjualan yang dihasilkan Rumus :
  • 116. Laba Operasi terhadap Penjualan Bersih   Rasio ini, sering disebut operating profit margin, menunjukkan persentase laba operasi yang dinyatakan dari penjualan bersih. Laba operasi adalah laba kotor dikurangi dengan beban operasi (di luar penyusutan dan amortisasi). Rumus:
  • 117. Laba Bersih terhadap Penjualan Bersih   Rasio ini, sering disebut dengan net profit margin, menunjukkan persentase laba bersih terhadap penjualan bersih. Laba bersih adalah laba operasi bersih dikurangi (ditambah) beban (pendapatan) di luar operasi, dan dikurangi dengan pajak penghasilan badan untuk periode tersebut. Rumus:
  • 118. Return on Investment   Rasio ini menunjukkan persentase laba bersih yang dinyatakan dari total aktiva setelah dikurangi aktiva tetap tak berwujud yang dimiliki perusahaan. Rumus:
  • 119. Return on Equity   Rasio ini menunjukkan persentase laba bersih yang dinyatakan dari total equity (modal sendiri) pada tanggal neraca setelah dikurangi aktiva tetap tak berwujud. Total Equity (modal sendiri) adalah jumlah modal ditambah kenaikan modal karena revaluasi aktiva tetap dan laba ditahan. Rumus:
  • 120. Rasio Aktivitas   Rasio ini mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber-sumbernya dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut:      Days Receivable Days Inventory Days Payable Working Capital Turn Over Total Assets Turn Over (Net Sales To Total Assets
  • 121. Days Receivable   Days receivable menunjukkan rata-rata umur piutang. Hal ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola piutangpiutangnya seperti tercermin dalam jangka waktu yang diperlukan untuk mengonversi piutang dagang kembali menjadi kas. Rumus:
  • 122. Days Inventory   Rasio ini untuk mengukur efektivitas pengelolaan persediaan yang menunjukkan berapa hari persediaan barang dijual dan diganti selama suatu periode. Rumus:
  • 123. Days Payable   Rasio ini digunakan untuk mengukur lama perusahaan dapat membayar kewajibankewajibannya yang timbul karena pembelian barang dalam suatu periode Rumus:
  • 124. Working Capital Turn Over   Rasio ini mengukur lamanya perputaran modal kerja kembali menjadi kas. Rumus:
  • 125. Total Assets Turn Over (Net Sales To Total Assets)   Menunjukkan perputaran total aset. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam meningkatkan penjualan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Rumus:
  • 126. Coverage   Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar bunga pinjaman dan kewajiban yang jatuh tempo. Pengukuran coverage dilakukan dengan menggunakan indikator sebagai berikut:   Interest Coverage Debt Service Covered
  • 127. Interest Coverage   Rasio ini mengukur kemampuan pendapatan perusahaan untuk memenuhi kewajiban bunga. Jumlah pendapatan yang tersedia untuk membayar bunga adalah laba bersih sebelum pajak, ditambah dengan penyusutan dan amortisasi serta beban bunga. Jumlah ini, bila dibagi dengan jumlah bunga, akan menggambarkan berapa kali beban bunga dapat di-cover oleh pendapatan yang tersedia untuk keperluan tersebut. Rumus:
  • 128. Debt Service Covered   Rasio ini memperlihatkan berapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang berkenaan dengan pinjaman yang diterimanya, baik berupa pembayaran kembali pinjaman maupun bunganya, dari pendapatan operasi yang diperolehnya setelah dikurangi beban-beban lainnya. Rumus:
  • 129. Model Spread Sheet Dalam membuat analisis keuangan, bank menggunakan model spread sheet. Datadata keuangan yang berasal dari neraca dan rugi/laba beberapa periode akan dituangkan dalam bentuk spread sheet ini.  Tujuan spread sheet:     Memeroleh informasi keuangan customer. Mempercepat analisis keuangan. Mempercepat hasil proyeksi keuangan
  • 130. Formulir spread sheet terdiri dari:      Neraca. Rugi/Laba. Cash generation. Projection Section. Dalam penyusunan spread sheet ini, asumsi-asumsi yang digunakan atau dimasukkan dalam projection section harus diberikan penjelasan/alasan-alasan yang wajar
  • 131. Contoh:    Input untuk sales growth rate (%), didasarkan kepada perkembangan penjualan sebelumnya, supply demand dan prospek usaha dikaitkan dengan penurunan/kenaikan yang telah diuraikan dalam aspek teknis dan aspek pemasaran. Input untuk CGS/sales (%), didasarkan kepada perkembangan CGS periode sebelumnya dan perkembangan harga bahan baku di pasaran dan tenaga kerja dan lain sebagainya. Dari spread sheet ini akan diperoleh informasi:       Perbandingan Laporan Keuangan (Neraca dan Rugi/Laba). Analisis Rugi/Laba. Perubahan Modal. Perubahan Aktiva Tetap. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana dari Cash generation. Laporan Pendapatan Kas Dari Operasi Atau Non-Operasi.
  • 132. Proyeksi Neraca, Rugi/Laba dan Rasio Keuangan Proyeksi neraca adalah perkiraan posisi keuangan perusahaan pada periode waktu tertentu di masa mendatang, yang menunjukkan jumlah aktiva, hutang, dan modal  Proyeksi rugi/laba adalah rencana atau target keuntungan suatu perusahaan dalam beberapa periode tertentu. 
  • 133. Analisis Cash Generation  Analisis cash generation ini diperlukan oleh seorang account officer di dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mendasar mengenai situasi keuangan dari suatu perusahaan di masa yang akan datang, antara lain:      Apakah usaha yang bersangkutan wajar dibiayai? Bagaimana kemampuan perusahaan untuk penggantian Fixed Assets? Berapa besar kemampuan perusahaan mengcover Debt Service? Berapa besar kemampuan perusahaan membayar devidend? Bagaimana ekspansi yang sedang berjalan dikaitkan dengan kemampuan cash Generation?
  • 134. Perhitungan Cash Generation      Perhitungan Generation Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan Gross Operating Funds Operating Needs Operating Sources Non Operating Needs Non-Operating Sources
  • 135. Perhitungan Gross Operating Funds Generation  Termasuk dalam gross operating funds generation adalah:    Net Income Depreciation Expenes (biaya penyusutan), karena ini merupakan biaya non tunai yang telah dikurangkan dari pendapatan dalam income statement tetapi tidak dibayarkan. Other Non-Cash misalnya amortisasi. Seperti halnya Depreciation harus ditambahkan kembali karena biaya ini timbul dari pengurangan pendapatan dalam Income Statement (tidak ada kaitannya dengan perubahan cash out flow).
  • 136. Perhitungan Operating Needs  Pos-pos operating needs terdiri dari:       Cash atau Marketable Securities Account Receivable - Inventory Other Current Assets Prepaid Expense Dalam perhitungan operating needs yang dicantumkan dalam analisis cash generation adalah angka-angka perubahan dari setiap pos tersebut di atas untuk beberapa periode. Angka-angka perubahan tersebut selanjutnya dijumlahkan yang merupakan Total Operating Needs. Pada umumnya angka-angka perubahan tersebut merupakan angka kenaikan (increase). Namun apabila terjadi penurunan (decrease), akan muncul sebagai angka negatif.
  • 137. Perhitungan Operating Sources  Cara perhitungan operating sources sama seperti perhitungan operating needs. Namun dilakukan untuk kelompok current liabilities. Pos-pos yang yang termasuk dalam operating sources adalah:      Account Payable Accruals Taxes Payable Other Current Liabilities Catatan: current portion of long term debt dikeluarkan dalam perhitungan
  • 138. Perhitungan Non Operating Needs  Non-Operating Needs adalah:        Capital expenditure untuk pabrik dan peralatan. Pembentukan long term investment. Peningkatan dalam intangibles. Pembayaran devidends. Angsuran dari hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek. Angsuran dari others long term debt. catatan bahwa capital expenditures dan dividends harus bersumber dari hasil rekonsiliasi fixed assets dan net worth.
  • 139. Perhitungan Non-Operating Sources  Termasuk dalam non-operating sources adalah:     Peningkatan dalam hutang bank jangka panjang dan pendek. Peningkatan dalam other long term liabilities. Fresh capital atau peningkatan net worth lain. catatan bahwa seperti rekening capital, hanya peningkatannya dan perubahan yang mungkin terjadi seperti di atas (devidend atau pengurang net worth lainnya) yang dihasilkan dari rekonsiliasi net worth yang merupakan penjelasan cash generation.
  • 140. Proyeksi Kas (Cash Budget/Cash Flow/Rencana Pelunasan) Cash budget/cash flow projection adalah gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan pengeluaran uang kas suatu perusahaan dalam beberapa periode.  Cash budget/cash flow sangat penting artinya, baik untuk analisis maupun pengawasan pembiayaan. 
  • 141. Prinsip-prinsip Penyusunan Cash Flow (Aliran Kas)  Dalam menyusun cash flow, ada beberapa prinsip yang harus diketahui terlebih dahulu, yaitu: cash flow disusun dengan basis tunai (cash basis), dimana:   Pendapatan diakui pada saat uang tunai diterima, bukan pada saat penjualan dilakukan. Biaya-biaya diakui pada saat uang tunai dikeluarkan, bukan pada saat biaya timbul
  • 142. Contoh Kasus             PT WAHID memiliki sistem penjualan dan pembelian yang dilakukan secara tunai. Income statement per akhir tahun adalah sebagai berikut: Penjualan Bersih : Rp 1.000 Harga Pokok Penjualan : Rp 800 (-) Laba Kotor : Rp 200 Biaya Operasional Gaji/Bonus : Rp 50 Lain-lain : Rp 40 Depresiasi : Rp 20 (+) : Rp 110 (-) Laba Bersih Operasional : Rp 90 Pajak Penghasilan 30 % : Rp 30(-) Laba Bersih Setelah Pajak : Rp 60
  • 143. Contoh Kasus Dalam perhitungan cash flow, tidak memperhitungkan biaya depresiasi sebagai biaya karena depresiasi merupakan biaya nonkas. Dengan demikian, dari perhitungan rugi/laba di atas, cash flow yang sebenarnya adalah sebagai berikut:  Laba Bersih : Rp 60  Depresiasi : Rp 40 (+)  Cash flow : Rp 100 
  • 144. Penggunaan Cash Budget/Cash Flow untuk Alat Pengawasan  Rencana kerja customer dan proyeksi keuangan yang dibuat pada waktu permohonan pembiayaan diajukan seringkali tidak sesuai lagi dengan keadaan pada waktu pembiayaan akan digunakan (setelah diputuskan). Hal tersebut antara lain karena:    Rencana/permohonan pembiayaan customer belum tentu disetujui sepenuhnya. Adanya gap/perbedaan waktu antara permohonan pembiayaan dan keputusan pembiayaan yang dapat mengakibatkan perbedaan harga dan perubahan-perubahan keadaan lain yang memerlukan penyesuaian-penyesuaian. Akibat dari perbedaan tersebut tentu berpengaruh terhadap cash budget/cash flow-nya. Dengan demikian, agar cash budget/cash flow tersebut benar-benar dapat berfungsi sebagaimana diharapkan, maka perlu diadakan perubahan-perubahan/penyesuaianpenyesuaian.
  • 145. Sensitivity Analysis   Pendekatan yang menggunakan beberapa kemungkinan perkiraaan cash inflow (laba setelah pajak ditambah penyusutan) suatu proyek dilakukan dengan cara:  Menyusun Beberapa Cash Budget/Cash Flow, atas dasar:     Forecast yang pesimistik. Forecast yang moderat (yang diharapkan). Forecast yang optimistik. Menggunakan Simulasi Komputer (Computer Simulation), yaitu dengan menyimulasikan beberapa kemungkinan besarnya penjualan dan ketidakpastian lain, seperti kenaikan harga bahan baku dan sebagainya.
  • 146. Test Feasibility  Dalam menilai/me-review proporsal suatu proyek, di samping menilai kelayakan tujuan dan rencana proyek, juga paling penting adalah mengevaluasi aspek finansial feasibility/teknik capital budgeting.
  • 147. Payback Period   Payback period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi berdasarkan estimasi cash inflow-nya. Rumus: Cash inflow = Net Profit After Tax + Depreciation
  • 148. Kriteria keputusan Payback Period  Kriteria keputusan dengan menggunakan pendekatan payback period ini dilakukan adalah apabila payback period kurang atau sama dengan maksimum payback period yang wajar/acceptable project diterima, dan sebaliknya.
  • 149. Net Present Value (NPV) Berbeda dengan metode payback period, metode NPV mempertimbangkan the time value of money dalam perhitungannya.  Rumus:  NPV = Present value dari cash inflow - Initial Investment (Project Cost)
  • 150. Kriteria keputusan metode NPV Kriteria keputusan digunakannya metode NPV adalah apabila NPV lebih besar atau apabila sama dengan nol, proyek dapat diterima/laik. Sebaliknya, apabila negatif, maka hal ini karena apabila NPV lebih besar atau sama dengan nol, perusahaan akan memeroleh return lebih besar atau sama dengan cost proyek.
  • 151. Internal Rate of Return (IRR)   IRR adalah suatu discount rate yang menyeimbangkan present value dari cash inflow dengan initial investment (project cost) sehingga NPV = 0 (nol). IRR merupakan teknik capital budgeting, teknik yang paling baik untuk menilai suatu proyek secara matematik. Rumus: CF = Cash Flow Espected (Estimasi cash flow per periode) II = Initial Investment
  • 152. Kriteria IRR  Kriteria keputusan dengan metode ini adalah apabila IRR lebih besar atau sama dengan bunga pembiayaan, maka proyek itu laik dibiayai dan sebaliknya.
  • 153. Aspek Jaminan  Dasar Hukum: Penyeru-penyeru itu berkata, "Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memeroleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya. (QS Yusuf [12]: 72)
  • 154. Yang Perlu Diperhatikan dalam Penilaian Jaminan      Bagaimana sifat jaminan tersebut, apakah jaminan perorangan ataukah jaminan kebendaan. Jika merupakan jaminan perorangan, apakah merupakan jaminan peribadi (personal guarantee) ataukah perusahaan (corporate guarantee). Jika merupakan jaminan kebendaan, apakah bersifat berwujud atau tidak berwujud. Jika merupakan benda berwujud, apakah barang bergerak ataukah barang tetap. Bagaimana menurut hukum pengikatan dari jaminan tersebut, apakah dapat diikat oleh lembaga-lembaga jaminan yang berlaku di masyarakat dan sebagainya.
  • 155. Pertimbangan Lain ketika Menilai Jaminan Siapa pemilik barang yang dijaminkan tersebut: apakah pemohon pembiayaan atau bukan pemohon pembiayaan.  Di mana letak (lokasi, penyimpanan) barang yang dijaminkan.  Apakah terhadap baying yang dijaminkan dibebani dengan suatu hak lain ataukah dalam keadaan sengketa dan sebagainya 
  • 156. Aspek Sosial Ekonomi dan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) Yang perlu ditinjau dalam aspek ini adalah pengaruh perusahaan terhadap sosial ekonomi masyarakat setempat pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
  • 157. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan     Kemungkinan penyerapan tenaga kerja. Apakah proyek tersebut dapat menumbuhkan kehidupan ekonomi masyarakat setempat. Atau sebaliknya, akan mematikan sektor-sektor usaha masyarakat setempat yang sudah ada saat ini. Apakah proyek tersebut tidak bertentangan dengan adat-istiadat dan agama masyarakat setempat. Khusus mengenai analisis dampak lingkungan, harus diperhatikan peraturan/ketentuan pemerintah yang berlaku. Apakah telah memunyai izin AMDAL dari instansi yang berwenang.
  • 159. Analisis Risiko Setiap pemberian pembiayaan selalu dihadapkan pada suatu risiko.  Untuk itu, account officer harus mengantisipasi segala risiko yang akan timbul terhadap permohonan pembiayaan yang diajukan oleh customer sebelum pembiayaan tersebut diberikan. 
  • 160. Macam-macam Resiko Pembiayaan       Risiko Sifat Usaha, setiap jenis usaha memunyai sifat dan ciri-ciri khusus yang berbeda dalam pelaksanaan kegiatan usahanya. Setiap kegiatan tersebut juga mengandung tingkat risiko yang berbeda pula. Dari sifat usaha ini, akan dapat diketahui tinggi/rendahnya tingkat risiko usaha. Risiko Geografis, yang timbul karena faktor alam, lingkungan, dan lokasi usaha. Risiko politik, yang dapat dianalisis, antara lain, dari kestabilan politik, ekonomi, keamanan, sosial, dan budaya dari suatu daerah/negara. Risiko Uncertainty, risiko ini timbul karena adanya faktor ketidakpastian yang menimbulkan spekulasi. Inflasi, untuk mengatasi risiko ini agar tidak terjadi kesalahan dalam perencanaan pemberian pembiayaan, perlu diperhitungkan value of money (nilai uang) yang diperhitungkan dalam cost of fund/money of borrowing agar tidak mengalami kerugian karena penurunan daya beli asetnya yang disalurkan dalam bidang pembiayaan.. Risiko Persaingan, yaitu persaingan antara perusahaan-perusahaan sejenis yang menjadi objek pembiayaan maupun persaingan antara lembaga pembiayaan sendiri yang membiayai proyek yang sama.
  • 161. Critical Point Critical point dari proyek yaitu penelitian titik kritis yang akan menjadikan hambatan keberhasilan proyek.
  • 162. Penilaian faktor-faktor produksi/usaha suatu badan usaha:          Man: tenaga kerja/tenaga ahli/tenaga terlatih yang tersedia. Management:profesionalitas manajemen perusahaan customer. Marketing: potensi pasar yang ada. Money: kemampuan permodalan usaha customer. Material: tersedianya sumber-sumber bahan baku. Machine: prasarana dan sarana produksi yang ada, apakah cukup mampu untuk memenuhi pasar. Method: teknologi, sistem prosedur kerja yang dimiliki customer. Mentality: karakter customer. Macro Economy: kondisi perekonomian secara makro apa memungkinkan
  • 164. Pengertian  Yaitu suatu cara perhitungan untuk menetapkan besarnya maksimal pembiayaan yang dapat diberikan kepada customer.
  • 165. Fungsi Pembiayaan dan Hubungannya dengan Perhitungan Pembiayaan   Fungsi pembiayaan bank dalam proyek yang dibiayai adalah untuk membantu kekurangan pembiayaan dalam suatu proyek yang diajukan customer dan telah disetujui oleh lembaga keuangan. Tujuan perhitungan pembiayaan adalah:   Pembiayaan yang diberikan sesuai dengan keperluan pembiayaan, sehingga tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan di dalam melaksanakan rencana kerja/proyek yang diajukan customer dan telah disetujui bank. Menetapkan besarnya keseimbangan antara pembiayaan bank dan customer dalam suatu proyek tertentu.
  • 166. Dasar-dasar Perhitungan Kebutuhan Pembiayaan Customer  Pembiayaan Modal Kerja, dilakukan dengan tiga cara:     Menghitung berapa jumlah kebutuhan modal kerja satu kali turn over dikurangi dengan dana customer sendiri (self-financial). Jumlah kebutuhan modal kerja satu kali turn over dikalikan dengan maksimum persentase tertentu yang ditetapkan bank untuk setiap jenis pembiayaan. Menghitung kekurangan fasilitas/defisit kas terbesar dengan sarana perhitungan cash flow dikalikan dengan maksimum persentase yang ditetapkan bank (terutama untuk pembiayaan kepada kontraktor). Perhitungan Contingent Liabilities (Non Cash Loan), pada dasarnya sama dengan perhitungan pembiayaan modal kerja. Hanya, dalam fasilitas non cash loan, lazimnya self financial berupa setoran jaminan (torjam). Dalam menghitung besar non cash loan, maka harus dikaitkan dengan jumlah kebutuhan modal kerja secara keseluruhan dan fasilitas pembiayaan modal kerja maupun fasilitas non cash loan yang telah diterima. Hal ini untuk menghindari adanya over financial.
  • 167. Contoh Perhitungan Contingent Liabilities (Non Cash Loan)        Besarnya modal kerja yang dapat dibiayai bank Rp 5 milyar. Fasilitas pembiayaan modal kerja yang telah diterima Rp 2,5 milyar. Fasilitas bank garansi yang telah diterima Rp 1,5 milyar. Maka jumlah tambahan non-cash loan yang dapat dipertimbangkan adalah: Kebutuhan modal kerja yang dapat dibiayai Rp 5 milyar. Fasilitas yang telah diterima: - Pembiayaan Modal Kerja Rp 2,5 milyar - Bank Garansi Rp 1,5 milyar + Rp 4 milyar Maksimum tambahan non-cash loan yang dapat dipertimbangkan: Rp 1 milyar.
  • 168. Dasar-dasar Perhitungan Kebutuhan Pembiayaan Customer  Pembiayaan Investasi, untuk pembiayaan investasi, pada dasarnya perhitungan pembiayaannya dapat dilakukan dengan cara mengalikan besar project cost yang telah dinilai AO (account officer) dengan maksimum persentase tertentu yang ditetapkan oleh bank. Apabila ada penyimpangan dari maksimum persentase yang dibiayai, pembiayaan dapat diajukan secara case by case.
  • 169. Contoh Pembiayaan Investasi Customer A B C - Jumlah kebutuhan pembiayaan : 100 300 200 - Dana customer sendiri : 40 30 40 (40%) - Pembiayaan yang diperlukan : - Maksimum pembiayaan yang dapat diberikan atas dasar persentase yang ditetapkan : - Nilai jaminan yang diserahkan kepada bank : 60 70% 120 (10%) 270 60% 450 (20%) 160 90% 128
  • 170. Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa:  Customer A: Pembiayaan dapat disetujui/diberikan, karena:   Jumlah pembiayaan yang diperlukan, berdasarkan perhitungan (60=60%) tidak melebihi batas maksimum (70%) Persentase nilai jaminan cukup memadai yaitu:
  • 171.  Customer B: Pembiayaan ditolak, karena  perhitungan pembiayaan = 270 (90%) lebih besar dari maksimum persentase yang ditetapkan (60%), meskipun nilai jaminan cukup memadai yaitu:
  • 172.  Customer C: Pembiayaan ditolak juga, karena meskipun perhitungan pembiayaannya memungkinkan sebab jumlah pembiayaan yang diperlukan menurut perhitungan (80% lebih kecil dari maksimum persentase yang ditetapkan, nilai jaminan tidak mencukupi yaitu:
  • 173. Sesuai dengan dasar perhitungan pembiayaan di atas, maka  jumlah pembiayaan yang dapat diberikan adalah melalui proses penilaian atas hal-hal sebagai berikut:       Rencana kerja/proyek customer dan berapa keperluan pembiayaannya. Kemampuan dana customer sendiri untuk membiayai rencana tersebut. Jumlah pembiayaan yang diminta/diperlukan. Sumber, cara dan jangka waktu perluasan pembiayaan. Penilaian jaminan. Setelah ditetapkan jumlah maksimum pembiayaan yang dapat diberikan, maka disusun cash flow projection untuk menetapkan rencanarencana penarikan dan rencana pelunasan customer berikut jangka waktunya.
  • 174. Pedoman Memorandum Pembiayaan Memorandum pembiayaan adalah suatu bentuk proposal yang berisi analisis dari suatu usulan pembiayaan.  Penyusunan memorandum pembiayaan merupakan salah satu syarat dalam pengajuan pembiayaan. 
  • 175. Memorandum Pembiayaan Berisi :       Tujuan Pembiayaan Latar Belakang Pembiayaan Kondisi Usaha Analisis Keuangan Analisis Agunan Analisis Risiko PembiayaanKesimpulan dan Rekomendasi
  • 177. Pendekatan dalam Analisis Pembiayaan  Dalam setiap penyaluran pembiayaan, perlu diyakini kemampuan dan kesanggupan customer untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang disepakati/diperjanjikan. Karena itu, diperlukan analisis lebih dahulu sebelum pembiayaan diberikan.
  • 178. Tipe Pendekatan dalam Analisis Pembiayaan       Character Approach, yaitu pemberian pembiayaan dengan pendekatan character ini untuk orang-orang tertentu yang character-nya tidak diragukan lagi. Collateral Approach, yaitu analisis pembiayaan untuk customer yang jaminannya sangat kuat dan likuid. Repayment Approach , yaitu pemberian pembiayaan dengan pendekatan pelunasan (repayment approach) yang bersifat self liquidating (eenmalig) di mana sumber pelunasannya sudah jelas dan dikuasasi oleh bank, yang pada intinya adalah mendasarkan pada kemampuan pelunasan hutang dari customer. Feasibility Approach, yaitu Pemberian pembiayaan dengan pendekatan kelayakan proyek usaha calon mudharib (feasibility). Agent of Development Approach, yaitu pendekatan yang didasarkan pada fungsi bank sebagai agen pembangunan dari suatu sistem perekonomian. Dengan demikian, bank akan melaksanakan fungsinya sebagai sarana moneter (monetary device) dari penguasa moneter. Relationship Approach, yaitu Pemberian pembiayaan dengan pendekatan untuk pricing customer, pemberian fasilitas kepada customer seperti immediate financial, dan pemberian kurs khusus.
  • 179. Financial Approval Package Sarana berupa suatu paket analisis dan persetujuan pembiayaan sebagai penunjang tugas account officer untuk memenuhi prosedur pembiayaan secara efektif.
  • 180. Format-format dalam Financial Approval Package  Laporan Informasi Customer  Tujuan:     Menata informasi kualitatif dari customer. Menyediakan informasi yang jelas dan ringkas tentang customer Memodulasikan pengelolaan informasi customer. Menyediakan cara yang standar.
  • 181. Laporan Informasi Customer Cabang: Nama Customer: Alamat Lengkap: Tanggal: No. Telpon: No. Faksimil: Bidang Usaha Menjadi Customer sejak: Giro Pembiayaan Status Customer: Aktif-Baik/Kurang Baik PEMILIK/PENGURUS Nama Jabatan ANAK PERUSAHAAN/AFILIASI Nama Perusahaan Alamat Contact Person Banker’s Keterangan Nomor Tanggal Keterangan Nomor Tanggl Keterangan Bidang Usaha LEGALITAS PERUSAHAAN Jenis Akta Pendirian Perubahan Pendaftaran di Peng. Negeri Pengesahan Kehakiman Penempatan pada. Lembaran Negara Legalitas Usaha: Jenis Perizinan NPWP KETERANGAN DOMISILI SIUP TDP WDP UNDANG-UNDANG GANGGUAN IMB IZIN BAPEPAM ANGKA PENGENAL EKSPOR ANGKA PENGENAL IMPOR
  • 182.  Laporan Kontak dan Kunjungan Customer  Tujuan:    Membantu untuk mengadakan persiapan kunjungan/kontrak customer. Membuat dokumentasi atas hasil kunjungan/kontak customer. Merinci masalah-masalah yang memerlukan tindak lanjut.
  • 183. Laporan Kontak dan Kunjungan Customer Nama Customer: Account Officer Group Customer: Tanggal Kunjungan Alamat Customer: Kantor: Lokasi Usaha: Point of Contact Nama Yang Ditemui Kantor Cabang: Tujuan Kunjungan: Hasil Kunjungan/Pembicaraan Masalah Yang Harus Segera Diselesaikan Account Officer Target Tanggal Penyelesaian Account Officer Superviso/Branch Manager
  • 184.  Analisis Keuangan atau Spread Sheet  Tujuan: Memeroleh informasi keuangan customer.  Mempercepat analisis keuangan.  Mempercepat hasil proyeksi keuangan. Model spread sheet yang tersedia dengan judul Comparative Statement of Financial Condition terdiri dari empat bagian yaitu:       Balance Sheet. Income Statement. Cash generation. Projection Section.
  • 185. Spread Sheet  Model ini akan menampilkan fungsi-fungsi sebagai berikut:      Perbandingan laporan keuangan. Perhitungan rasio keuangan. Perhitungan equity secara otomatis dan rekonsiliasi aktiva tetap. Laporan perhitungan penciptaan kas (cash generation). Perhitungan optimal dari proyeksi satu tahun.
  • 186. Konversi Rekening Untuk dapat menggunakan model spread sheet ini, rekening-rekening yang ada pada neraca dan rugi/laba customer terlebih dahulu dikonversikan ke dalam spread sheet.
  • 187. Name : Currency : Model Spread Sheet Comparative Statement Of Financial Condition Location: Amounts: Date: Number of Months: 2003 2004 2005 2006 Actual Actual Actual Projection Sales on Financial % BALANCE SHEET ASSETS: Cash & Bank Marketable Securities AccountReceivable Inventory Other Current Assets Prepaid Expenses Current Assets Net Fixed Assets Invesments Other Non Current Assets Intangibles Total Non Current Assets Total Assets LIABILITIES AND EQUITY: AccountPayable Accruals Taxes Payables Other Current Liabilities Current Portion Long Term Debt Current Liabilities Long Term Debt Other Liabilities, Long Term Long Term Liabilities Total Liabilities Commont Stock Surplus & Reserves Retained Earning Total Net Worth Liabilituies & Net Worth
  • 188. INCOME STATEMENT RATIOS (Annualized) Sales Growth Rate % Net Income/Average Net Worth % Net Income/Average Assets % Interest/Average Bank Debt % Sales/Average Assets Current Ratio Quick Asset Ratio Days Receivable Days Inventory Days Paya ble Leverage (Debt/Equity) Long Term Leverage RECONCILIATIONS Net Worth beginning Neet Worth plus: net income plus: fresh capital total increase less: dividends, others increase/decrease in Net Worth ending Net Worth Fixed Assets beginning fixed assets less: depreciations subtotal ending fixed assets capital expenditures 2004 2005 2006 Actual Net Sales Cost Of Good Sold % of Sales Selling, General Administration Expenses % of Sales Depreciation Interest Expense Other Income, Net Earning before Taxes % of Sales Income Taxes Extraordinary Items Net Income % of Sales 2003 Actual Actual Projection