Dokumen tersebut membahas tentang tanggung jawab hukum (legal liability) bagi seorang auditor dalam menjalankan tugas auditnya. Istilah-istilah yang relevan dijelaskan seperti kegagalan bisnis, kegagalan audit, risiko audit, konsep prudent person, tanggung jawab atas bawahan, serta berbagai jenis kelalaian dan kecurangan seperti kelalaian biasa, kelalaian besar, kecurangan konstruktif, dan kecurangan. Langkah-langkah
1. Nama : Athadhia Ramadhan Rizal
NPM : 2106753536
Kelas : Vokasi Akuntansi B
Mata Kuliah : Pengantar Audit dan Assurans
Dosen : Dr. Muhammad Razikun, CPA
Legal Liability
Sebagai seorang manusia, kita memiliki tugasnya masing-masing. Setiap tugas yang
diberikan selalu disertakan dengan tanggung jawab agar kita memiliki kewajiban untuk
menunaikan tugas tersebut. Tugas tersebut juga dimiliki oleh setiap orang yang memiliki
pekerjaan. Mereka semua diberikan tanggung jawab dalam menjalankan tugas mereka kepada
para atasan maupun seluruh orang yang memiliki kepetingan di dalamnya.
Dalam menjalankan tugas, seorang auditor juga memiliki kewajiban untuk menjalankan
tugasnya beserta dengan hukum yang membatasinya. Bagi seorang auditor, kewajiban hukum
atau legal liability adalah bertanggung jawab atas setiap aspek tugasnya sehinnga jika memang
terjadi kesalahan yang diakibatkan oleh kelalaian pihak auditor, maka akutan publik dapat
dimintai pertanggungjawaban secara hukum sebagai bentuk kewajiban hukum seorang auditor.
Menurut Loebbeckke dan Arens, terdapat beberapa beberapa istilah yang mejelaskan
definisi permsalahan yang umum terjadi seperti berikut:
1. Business Failure (kegagalan bisnis)
Kegagalan bisnis merupakan kegagalan yang terjadi jika perusahaan tidak mampu
membayar kembali utangnya atau tidak mampu memenuhi harapan para investornya
karena kondisi ekonomi atau bisnis.
2. Audit Failure (kegagalan audit)
Kegagalan audit merupakan kegagalan yang terjadi jika auditor mengeluarkan pendapat
audit yang salah karena gagal dalam memenuhi persyaratan-persyaratan standar auditing
yang berlaku umum.
3. Audit Risk (risiko audit)
Risiko audit merupakan risiko dimana auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan
disajikan dengan wajar tanpa pengecualian, sedangkan dalam kenyataannya laporan
tersebut disajikan salah secara material.
Selain beberapa istilah tersebut, terdapat juga beberapa konsep legal yang mempengaruhi
kewajiban seorang auditor, antara lain:
1. The Prudent Person Concept
Merupakan konsep hukum bahwa seseorang harus melaksanakan keahlian dan
kehati-hatiannya secara memadai dalam melaksanakan kewajibannya terhadap orang lain.
2. Liability for the Act of Others
Para partner KAP memiliki tanggung jawab atas pekerjaan bawahan atau KAP lain yang
mengerjakan sebagian pekerjaan audit.
3. Lack of Privileged
Akuntan publik tidak mempunyai hak untuk menahan informasi apabila diminta oleh
pengadilan, dengan menyatakan informasi tersebut rahasia.
Berikutnya adalah beberapa istilah yang berkaitan dengan kelalaian dan kecurangan dalam jasa
akuntan publik:
2. Nama : Athadhia Ramadhan Rizal
NPM : 2106753536
Kelas : Vokasi Akuntansi B
Mata Kuliah : Pengantar Audit dan Assurans
Dosen : Dr. Muhammad Razikun, CPA
1. Ordinary Negligence (kelalaian biasa)
Sebuah situasi dan kondisi yang tanpa sengaja terjadi karena tidak menerapkan
kehati-haitan professional.
2. Gross Negligence (kelalaian besar)
Auditor dengan secara sadar melakukan tindakan yang membahayakan atau terlalu
sembrono.
3. Constructive Fraud (kecurangan konstruktif)
Merupakan kecerobohan ekstrim yang dilakukan auditor meskipun tidak ada maksud
untuk menipu atau merugikan . Terjadi ketika auditor mengeluarkan opini sedangkan
audit yang dilakukan belum tuntas.
4. Fraud (kecurangan)
Auditor dengan sengaja dan secara sadar berbuat kecurangan dalam melaksanakan audit
laporan keuangan atau memberikan opini atas laporan keuangan.
Untuk mengatasi permsalahan yang terjadi diatas, berikut adalah bagaimana langkah dalam
mengatasi persoalan legal yang dapat mengurangi ancaman litigasi:
1. Mengembangkan model perlindugan hukum dari potensi tuntutan legal yang tidak
objektif (nonmeritorious litigation).
2. Meningkatkan kulitas audit agar dapat menginkatkan kulitas pelayangan kepada
pengguna laporan audit.
3. Mengedukasi pengguna laporan keuangan tentang ketebatasan praktik audit.
Jika permsalahan itu belum terjadi, maka sebaiknya auditor dapat meminimalkan potensi
tuntuntan legal melalui berbagai upaya seperti:
1. Hanya berhubungan dengan klien yang meiliki integritas
2. Menjaga independensi
3. Memahami bisnis klien dengan baik
4. Menjaga kualitas pelaksanaan audit
5. Mendokumentasikan pekerjaan dengan tepat
6. Mempraktikkan skeptisme professional secara sehat (healthy professional
skepticism)