SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum kita tahu bahwa Fungsi Bank pemerintah adalah untuk
memberikan pelayanan kepada pemerintah, dunia usaha dan perorangan. Kegiatan
yang penting adalah membiayai proyek pembangunan yang bertujuan
menggairahkan industri baru maupun yang sedang berkembang, dalam wujud
menyediakan dana atau pemberian kredit.
Pemberian kredit ini megandung suatu tingkat resiko (degree of risk)
tertentu. Untuk menghindari maupun untuk memperkecil resiko kredit yang
mungkin terjadi, maka permohonan kredit harus dinilai oleh bank atas dasar syarat
bank teknis.
Analisis kredit mengandung pengertian penilaian kredit dalam segala
aspek, baik keuangan maupun non-keuangan. Analisis kredit adalah suatu proses
yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang
diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada
pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak
(feasible). Dari pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa Analisis kredit adalah
suatu proses analisis kredit dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan
rasio-rasio keuangan untuk menentukan kebutuhan kredit yang wajar. tujuan
analisis kredit untuk melihat / menilai suatu usaha atas dasar kelayakan usaha,
menilai risiko usaha dan bagaimana mengelolanya, dan memberikan kredit atas
dasar kelayakan usaha.
Pada dasarnya analisis kredit digunakan untuk meneliti atau menilai
pemohon kredit secara mendalam tentang keadaan usaha atau proyek pemohon
kredit agar pelaksanaan kredit yang akan dilakukan dapat berjalan dengan lancar
sehingga tidak menimbulkan kredit macet, dilakukan dengan beberapa cara
namun dalam pembahasan ini akan di bahas likuiditas dan solvabilitas,
Likuiditas (lquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek. Risiko likuiditas jangka pendek
perusahaan dipengaruhi oleh kapan arus kas masuk dan arus kas keluar terjadi
serta prospek arus kas untuk kinerja masa depan. Analisis likuiditas diarahkan
pada aktivitas operasi peusahaan, kemampuan untuk menghasilkan keuntungan
dari penjualan produk dan jasa, serta persyaratan dan ukuran modal kerja. Bagian
pertama bab ini menjelaskan beberapa alat analisis laporan keuangan yang
digunakan untuk menilai risiko likuiditas. Bab ini dimulai dengan pembahasan
pentingnya likuiditas dan kaitannya dengan modal kerja. Selnajutnya, kita akan
membahas dan menginterpretasikan rasio modal kerja dan siklus operasi
perusahaan yang berguna untuk menilai likuiditas. Analisis “bagaimana jika”
(what-if) terhadap perubahan pada kondisi atau strategi perusahaan akan
mengakhiri materi ini.
Solvabilitas (solvency) mengacu pada kelangsungan hidup jangka panjang
perusahaan dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
Seluruh aktifitas usaha perusahaan-pendanaan, investasi, dan operas akan
mempengaruhi solvabilitas perusahaan. Salah satu komponen analisis solvabilitas
yang paling penting adalah komposisi struktur modal dalam suatu perusahaan.
Struktur modal (capital structure) mengacu pada sumber pendanaan perusahaan
dan atribut ekonominya. Bagian daua bab ini menjelaskan tentang struktur modal
dan pentingnya struktur modal dalam analisi solvabilitas. Karena solvabilitas
bergantung pada keberhasilan aktivitas operasi, kita juga memperhatikan laba dan
kemampuan laba untuk memenuhi pengeluaran pemasaran yang penting dan
diutuhkan. Berbagai alat analisis solvabilitas akan dijelaskan, termasuk ukuran-
ukuran leverage, penyesuaian analitis akuntansi, analisis struktur modal, dan
ukuran cakupan laba (earnngs coverage). Bagian ini akan memperlihatkan
penggunaan alat analisis dengan menggunakan data laporan keuangan. Kita juga
akan membahas tentang hubungan antara risiko dan pengembalian yang berasal
dari struktur modal suatu perusahaan dan implikasinya untuk analisis laporan
keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis Kredit
Penilaian atau analisis kredit adalah semacam studi kelayakan (feasibility
Study) atas perusahaan pemohon kredit.
Penilaian kredit adalah Suatu kegiatan pemeriksaan, penelitian, dan analisa
terhadap kelengkapan, keabsahan, dan kelayakan berkas/surat/data permohonan
kredit calon debitur hingga dikeluarkannya suatu keputusan apakah kredit tersebut
diterima atau ditolak.
Analisa kredit adalah pekerjaan yang meliputi:
1. Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik
keuangan maupun non keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat/tidak
dapat dipertimbangkan suatu permohonan kredit.
2. Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian dan
kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan pertimbangan
untuk pengambilan keputusan pimpinan dari permohonan kredit nasabah.
Dari Pengertian tersebut dapat disimpulkan, pengertian penilaian atau
analisis kredit adalah Suatu kegiatan analisa/penilaian berkas/data dan juga
berbagai aspek yang mendukung yang diajukan oleh pemohon kredit, sebagai
dasar pertimbangan pengambilan keputusan apakah permohonan kredit tersebut
diterima atau ditolak.
B. Pertimbangan Analisa Kredit
Dalam pelaksanaan penilaian kredit, bank harus selalu mempertimbangkan
berbagai hal yang terkait, agar kredit yang akan dipinjamkan dapat memiliki
manfaat dan tidak merugikan bank maupun debitur di masa depan. Bank harus
selalu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Keamanan kredit (safety), artinya harus benar-benar diyakini bahwa kredit
tersebut dapat dilunasi kembali.
2. Terarahnya tujuan penggunaan kredit (suitability), yaitu bahwa kredit akan
digunakan untuk tujuan yang sejalan dengan kepentingan
masyarakat/sekurang-kurangnya tidak bertentangan dengan peraturan yang
berlaku.
3. Menguntungkan (profitable), baik bagi bank berupa penghasilan bunga
maupun bagi nasabah, yaitu berupa keuntungan dan makin berkembangnya
usaha.
C. Fungsi Analisa Kredit
Kegiatan analisa kredit memiliki arti penting bagi bank, karena bank akan
memiliki jaminan yang memadai selama kredit diberikan. Fungsi analisa kredit
adalah:
1. Sebagai dasar bagi bank dalam menentukan tingkat suku bunga kredit dan
jaminan yang disyaratkan untuk dipenuhi nasabah,
2. Sarana untuk pengendalian resiko yang akan dihadapi bank,
3. Syarat kredit dan sarana untuk struktur, jumlah kredit, jangka waktu kredit,
sifat kredit, tujuan kredit, dan sebagainya,
4. Sebagai bahan pertimbangan pimpinan/direksi bank dalam proses
pengambilan keputusan,
5. Sebagai alat informasi yang diperlukan untuk evaluasi kredit.
D. Aspek Penilaian Analisis Kredit
Dalam menilai atau menganalisis suatu permohonan kredit perlu dibahas
berbagai aspek yang menyangkut keadaan usaha pemohon kredit. Pembahasan ini
pada dasarnya adalah untuk meneliti apakah pemohon memenuhi Prinsip 5C atau
tidak yang kemudian menjadi pertimbangan bank untuk menentukan kelayakan
pemohon kredit memperoleh kredit atau tidak, dengan perkataan lain apakah
permohonan kredit tersebut feasible dalam arti andaikata kredit diberikan, maka
usahanya akan berkembang baik dan mampu mengembalikan kredit, baik pokok
maupun bunga dalam jangka waktu yang wajar atau sebaliknya.
Pemberian kredit mengandung tingkat resiko (degree of risk) tertentu.
Untuk menghindari maupun untuk memperkecil resiko kredit yang mungkin
terjadi, maka permohonan kredit harus dinilai oleh bank atas dasar syarat-syarat
bank teknis yang terkenal dengan 5 C:
1. Character.
Character adalah keadaan watak dari nasabah, baik dalam kehidupan
pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian terhadap
karakter ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana kemauan nasabah untuk
memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah
ditetapkan.
2. Capital
Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon nasabah.
Semakin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi
kesungguhan calon nasabah dalam menjalankan usahanya dan bank akan merasa
lebih yakin dalam memberikan kredit. Modal sendiri juga diperlukan bank sebagai
alat kesungguhan dan tangung jawab nasabah dalam menjalankan usahanya
karena ikut menanngung resiko terhadap gagalnya usaha. Dalam praktik,
kemampuan capital ini dimanifestasikan dalam bentuk kewajiban untuk
menyediakan self-financing, yang sebaiknya jumlahnya lebih besar daripada
kredit yang dimintakan kepada bank.
3. Capacity
Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon nasabah dalam
menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari
penilaian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana calon nasabah mampu
untuk mengembalikan atau melunasi utang-utangnya secara tepat waktu dari
usaha yang diperolehnya. Pengukuran capacity tersebut dapat dilakukan melalui
berbagai pendekatan berikut ini:
a. Pendekatan historis, yaitu menilai past performance, apakah
menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu.
b. Pendekatan finansial, yaitu menilai latar belakang pendidikan para
pengurus.
c. Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis apakah calon nasabah
mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha yang diwakilinya
untuk mengadakan perjanjian kredit dengan bank.
d. Pendekatan manajerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan
keterampilan nasabah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam
memimpin perusahaan.
e. Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan calon
nasabah mengelola faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, sumber
bahan baku, peralatan-peralatan , administrasi dan keuangan, industrial
relation sampai pada kemampuan merebut pasar.
4. Collateral
Collateral adalah barang-barang yang diserahkan nasabah sebagai agunan
terhadap kredit yang diterimanya. Collateral tersebut harus dinilai oleh bank untuk
mengetahui sejauh mana resiko kewajiban finansial nasabah kepada bank. Pada
hakikatnya bentuk collateral tidak hanya berbentuk kebendaan tetapi juga
collateral yang tidak berwujud seperti jaminan pribadi (borgtocht), letter of
guarantee, letter of comfort, rekomendasi dan avalis.
5. Condition of Economy
Condition of Economy, yaitu situasi dan kondisi politik , sosial, ekonomi ,
budaya yeng mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang
kemungkinannya memengaruhi kelancaran perusahaan calon debitur. Untuk
mendapat gambaran mengenai hal tersebut, perlu diadakan penelitian mengenai
hal-hal antara lain :
a. Keadaan konjungtur.
b. Peraturan-peraturan pemerintah.
c. Situasi, politik dan perekonomian dunia.
d. Keadaan lain yang memengaruhi pemasaran.
E. Likuiditas
Likuiditas (liquidity) mengacu pada kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Secara konvensional, jangka pendek
dianggap periode hingga satu tahun meskipun jangka waktu ini dikaitkan siklus
operasinormal suatu perusahaan (periode waktu yang mencakup siklus pembelian-
prodeuksi-penjualan-penagihan).
Pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan memperhitungkan dampak yang
berasal dari kietidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Likuiditas dinyatakan dalam perbedaan tingkatan. Kurangnya
likuiditas menghalangi perushaan untuk memperoleh keuntungan dari diskon atau
kesempatan mendapatkan keuntungan. Ketidakmampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban lancarnya merupakan masalah likuiditas yang lebih ekstrem.
Masalah ini dapat mengarah pada penjualan investasi dan aset lainnya yang
dipaksakan, dan kemungkinan yang paling parah mengarah pada insovabilitas dan
kebangkrutan.
Bagi pemegang saham perusahaan, kurangnya likuiditas dapat
meramalkan hilangnya kendali pemilik atau kerugian investasi modal. Saat
pemilik perusahaan memiliki kewajiban tak terbatas (pada perusahaan perorangan
atau persekutuan), kurangnya likuiditas membahayak aset pribadi mereka. Bagi
kreditor perusahaan, kurangnya likuiditas dapat menyebabkan penundaan
pembayaran bunga dan pokok pinjaman atau bahkan tidak dapat di tagih sama
sekali. Pelanggan serta pemasok prodak dan jasa perusahaan juga merasakan
masalah likuiditas jangka pendek. Implikasinya antara lain mencakup
ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kontrak serta merusak hubungan
dengan pelanggan dan pemasok penting.
Berbagai skenario ini memperlihatkan penyebab ukuran likuiditas sangat
penting dalam analisis suatu perusahaan. Jika suatu perusahaan gagal memenuhi
kewajiban lancarnya, maka kelangsungan usahanya dipertanyakan. Ilihat dari sisi
ini, semua ukuran analisis menjadi kurang penting dibandingkan likuiditas.
Meskipun ukuran akuntansi mengasumsikan kelangsungan hidup perusahaan,
analisis perlu selalu menilai keabsahan asumsi ini dengan menggunakan ukuran
likuiditas dan solvabilitas.
Modal kerja merupakan likuiditas yang banyak digunakan. Modal kerja
(working capital) adalah selisih aset lancar setelah dikurangi kewajiban lancar.
Modal kerja merupakan ukuran aset lancar yang penting yang mencerminkan
pengaman bagi kreditor. Modal kerja juga penting untuk mengukur cadangan
likuiditas yang tersedia untuk memenuhi kontijensi dan ketikapastian yang terkait
dengan keseimbangan antara arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan.
Aset Lancar dan Kewajiban Lancar
Aset Lancar (current assets) adalah kas dan aset lain yang secara wajar
dapat (1) direalisasikan sebagai kasatau (2) djual atau digunakan selama satu
tahun (atau dalam siklus operasi normal perusahaan jika lebh dar satu tahun).
Akun neracabiasanya memasukkan kas, efek (surat berharga atau sekurtas) yang
jatuh tempo dalam satu tahun fiskal kedepan, piutang, persediaan, dan beban
dbayar dmuka sebagaiaset lancar. Kewajiban lancar (curent liabilities) merupakan
kewajiban yang diharapkan akan dlunasi dalam waktu yang relatif pendek,
biasanya satu tahun. Kewajiban lancar biasanya mencakup utang usaha, wasel
bayar, pinjaman bank jangka pendek, utang pajak, beban yang masih harus
dibayar, dan bagian lancar utang jangka panjang (bagan yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun).
Analisis harus menilai apakah seluruh kewajiban lancar dyang
kemungkinan besar akhirnya mengakibatkan pembayaran telah disajikan sebagai
kewajiban lancar. Jika tidak dimasukkan, maka akan mengurangi manfaat analisis
modal kerja. Berikut tiga masalah umum yang perlu diperhatikan :
1. kewajiban kontijen yang terkait dengan jaminan atas utang. Kita perlu
menilai kemungkinan bahwa kontijensi ini menjadi saat menghitung
modal kerja.
2. Pembayaran minimum sewa di masa depan yang terkait dengan perjanjian
sewa guna usaha operasi yang tidak dapat dibatlkan,
3. Kontrak atas konstruksi atau akuisisi aset jangka panjang sering kali
mewajibkan pembayaran berkelanjutan dalam jumlah besar. Kewajiban
embayar ini disajikan pada catatan kaki sebagai “komitmen” dan bukan
sebagai kewajiban dalam neraca. Saat menghitung modal kerja, analisis
seharusnya memperhitungkan komiymen itu.
Harus disadari pula bahwa aset pajak tangguhan lancar (debt) bukan
merupakan aset lancar, sama halnya seperti kewajiban pajak tangguhan lancar
(kredit) yang bukan merupakan kewajiban lancar. Aset pajak tangguhan lancar
tidak selalu mencerminkan taksiran arus kas masuk dalam bentuk pengembalian
pajak. Aset ini biasanya dgunakan untuk mengurangi beban pajak penghasilan
masa depan, kecuali pada kasus kerugian yang dibawakedepan (loss carry back).
Begitu juga kewajiban pajak tangguhan lancar yang tidak selalu mencerminkan
arus kas keluar. Misalnya, perbedaan temporer yang bersifat berulang (seperti
penyusutan) yang tidak harus menghasilkan pembayaran pajak karena perbedaan
ni akan salng hapus (offset) dengan perbedaan awal yang sama atau lebih besar.
Ukuran Likuiditas Modal Kerja
Perjanjian pnjaman dan obligasi sering kali mencakup persyaratan untuk
mempertahankan tingkat modal kerja minimum. Analisis keuangan menilai
besaran modal kerja untuk keputusan atau rekomendasi investasi. Badan
pemerintah menghitung total modalkerja perusahaan untuk membuat peraturan
dan kebijakan. Selain itu laporan keuangan yang dterbitkan membedakan antara
aset dan kewajiban lancar dengan tak lancar sebagai jawaban atas kebutuhan ini.
Ukuran Likuiditas dengan Rasio Lancar
Ilustrasi sebelumnya menekankan perlunya mempertimbangkan modal kerja
relatif. Selisih modal kerja sebesar $200.000 memberikan kesimpulan berbeda
bagi perusahaan dengan aset lancar sebesar $300.000, dan perusahaan dengan aset
lancar sebesar $1.200.000. ukuran relatif yang digunaklan secara umum dalam
praktik adalah rasio lancar. Rasio Lancar (current ratio) adalah :
Rasio Lancar = Aktiva lancar
Kewajiban lancar
Relevansi Rasio Lancar
Alasan digunakannya rasio lancar secara luas sebagai ukuran likuiditas mencakup
kemampuannya untuk mengatur :
 Kemampuan memenuhi kewajiban lancar. Makin tinggi jumlah
(kelipatan) aset lancar terhadap kewaiban lancar, makin besar keyakinan
bahwa kewajiban lancar tersebut akan dibayar;
 Penyangga kerugian. Makin besar penyangga, makin kecil risikonya.
Rasio lancar menunjukkan tingkat keamanan yang tersedia untuk menutup
penurunan nilai aset lancar non-kas pada saat aset tersebut dilepas atau
dilikuidasi;
 Cadangan dana lancar. Rasio lancar merupakan ukuran tingkat
keamanan terhadap ketidakpastian dan kejutan atas arus kas perusahaan.
Ketidakpastian dan kejutan, seperti pemogokan dan kerugian luar biasa,
dapat membahayakan arus kas secara sementara dan tidak terduga.
Keterbatasan Rasio Lancar
Langkah pertama pada evaluasi kritis rasio lancar sebagai alat analisis solvabilitas
jangka pendek dan jangka panjang adalah memeriksa pembilang dan
penyebutannya. Jika likuiditas merupakan kemampuan yang memadai untuk
memenuhi arus kas keluar dengan arus kas masuk, ternasuk caadangan untuk
penurunan arus masuk atau peningkatan arus kelur yang tak terduga, maka wajar
jika kita bertanya : Apakah rasio lancar mencakup faktor-faktor likuiditas yang
penting itu? Lebih spesifik lagi, Apakah rasio lancar :
 Mengukur dan memprediksi pola arus kas masuk dan arus kas keluar
masa depan?
 Mengukur kecukupan arus kas masuk terhadap arus kas keluar masa
depan?
Jawaban atas kedua pertanyaan diatas adalah tidak. Rasio lancar merupakan
ukuran statis atas sumber daya yang tersedia pada suatu waktu untuk memenuhi
kewajiban lancar. Cadangan sumber daya kas lancar tidak memiliki hubungan
logis dan sebab-akibat dengan arus kas masuk masa depan. Padahal, arus kas
masuk masa depan merupakan indikatir likuiditas yang terbaik. Arus kas masuk
ini bergantung pada faktor-faktor yang tidak dicakup dalam rasio, seperti
penjualan, pengeluaran kas, keuntungan, dan perubahan kondisi usaha. Untuk
memperjelas keterbatasan-keterbatasan ini, kita sperlu melihat lebih dekat setiap
komponen dari rasiolancar.
Pembilang rasio lancar
Berikut akan dbahas setiap komponen aset lancar dan implikasinya pada analisis
yang menggunakan rasio lancar.
Kas dan setara kas. Kas yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelola dengan
baik ditujukan sebagai cadangan pencegah terjadinya ketidakseimbangan kas pada
jangka pendek. Misalnya, penjualan dapat turun lebih cepat daripada pengeluaran
kas untuk pembelian dan beban saat terjadi penurunan usaha sehingga
membutuhkan ketersediaan kas yang lebih. Karena kas merupakan aset yang tidak
menghasilkan dan setara kas biasanya berupa efek dengan pengembalian yang
rendah, tujuan perusahaan adalah meminimalkan investasi pada aset ini.
Hubungan antara saldo kas dengan tingkat aktivitas usaha saat ini sangat kecil dan
biasanya tidak mengungkapkan implikasi prediksi. Tambahan lagi, beberapa
perusahaan mengandalkan pengganti kas dalam bentuk ketersediaan batas kredit
yang masih bisa digunakan dan tidak dicakup dalam perhitungan rasio lancar.
Efek yang dapat diperjualbelikan. Kelebihan kas dari cadangan pencegahan
seringkali diinvestasikan pada efek dengn pengembalian yang lebih tinggi
dibandingkan tingkat pengembalian setara kas. Investasi ini layaknya dapat
dianggap tersediauntuk melunasi kewajiban lancar. Karena efek dilaporkan pada
nilai wajar (lihat Bab 4), estimasi nilai bersih yang dapat direalisasi tidak
dibutuhkan lagi. Analisis harus menyadari bahwa makin jauh perbedaan tanggal
neraca, makin besar kemungkinan adanya perubahan nilai wajar investasi yang
tdak tercatat.
Piutang Usaha. Penentu utama akan piutang adalah penjualan. Hubungan
antarapiutang dengan penjualan diatur oleh kebijakan kredit dan metode
penagihan. Perubahan piutang terkait dengan perubahan penjulan meskipun tidak
selalu harus proporsional. Analisis piutang sebagai sumber kas harus mengakui
adanya sifat perubahan pada aset ini, kecuali pada kasus likuidasi. Penagihan satu
piutang diikuti oleh pemberiankredit baru. Karena itu, tingkat piutang bukan
merupakan pengukur arus kas masuk bersih masa depan.
Persediaan. Seperti halnya piutang, penentu utama persediaan adalah penjualan
atau taksiran penjualan, bukan tingkat kewajiban lancar. Karena penjualan
merupakan fungsi dari permintaan dan penawaran, metode manajemen dan
penawaran, metode manajemen persediaan (seperti kuantitas pesanan ekonomis
(economic order quantities), tingkat aman persediaan, dan tingkat pemesanan
kembal) menyebabkan pertambahan persediaan berubah tidak proporsional
terhadap permintaan, melainkan dengan jumlah yang lebih kecil. Hubungan
persediaan dan penjualan menekankan pengamatan bahwa penjualan memulai
proses konversi persediaan menjadi kas. Penentu arus kas masuk masa depan dari
penjualan persediaan bergantung dari margin laba yang dapat direalisasikan
karena persediaan disajikan berdasarkan nilai pasar atau biaya historis, mana yang
lebih rendah. Rasio lancar tidak mengakui tingkat penjualan atau margin laba,
tetapi keduanya merupakan penentu penting atas arus kas masuk masa depan.
Beban Dibayar di Muka. Beban yang dibayar dimuka merupakan pengeluaran
untuk manfaat masa depan. Karena manfaat ini biasanya diterima dalam waktu
satu tahun atau sepanjang siklus operasi perusahaan, beban ini tidak mengubah
pengeluaran dana lancar. Beban dibayar di muka bisanya berjumlah relatif kecil
dibandingkan aset lancarlainnya. Namun, analisis harus memperhatikan
kecenderungan perusahaan dengan posisi lancar yang tidak baik untuk
memasukkan beban tangguhan dan pos lain dengan likuiditas meragukan sebagai
beban dibayar di muka. Pos tersebut harus dikeluarkan dalam perhitungan modal
kerja dan rasio lancar.
Penyebut Rasio Lancar
Kewajiban lancar merupakan fokus dari rasio lancar. Kewajiban ini merupakan
sumber ka, sama halnya seperti piutang dan persediaan yang menggunakan kas.
Kewajiban lancar terutama ditentukan oleh penjualan, dan kemampuan
perusahaan untuk memenuhinya saat jatuh tempo merupakan objek ukuran modal
kerja. Misalnya, karena pembelian yang menimbulkan utang usaha merupakan
fungsi penjualan, jumlah hutang akan mengikuti penjualan. Sepanjang penjualan
tetap konstan atau meningkat, pembayaran kewajiban lancar merupakan aktivitas
pendanaan kembali. Pada kasus ini, komponen rasio lancar hanya memberikan
sedikit pengakuan, jika ada, atas aktiivitas tersebut atau dampaknya terhadap arus
kas masa depan. Kewajiban lancar yang digunakan dalam perhitungan rasio lancar
juga tidak mencakup pengeluaran masa depan seperti komitmen tertentu
berdasarkan kontrak konstruksi, pinjaman, sewa guna usaha, dan pensiun.
Menggunakan Rasio Lancar dalam Analisis
Dari pembahasan rasio lancar, setidaknya dapat diambil tiga kesimpulan:
1. Sebagian besar likuiditas bergantung pada arus kas prospektf dan sebagian
kecil bergantung pada tingkat kas dan setara kas,
2. Tidak ada hubungan langsung antara saldo akun modal kerja dan pola arus
kas masa depan,
3. Kebijakan manajer mengenai piutang dan persediaan utamanya ditujukan
bagi penggunnaan aset secara efisien dan menguntungkan, kemudian
tujuan kedua adalah likuiditas.
Kesimpulan ini bukan pertanda baik bag penggubaab rasio lancar sebagai alat
analisis dan kita mungkin bertanya tentang penyebab rasio ni masih digunkan
secara luas. Alasan penggunaan rasio lancar antara lain muda dipahami, mudah
dihitung, dan datanya tersedia. Penggunaan rasio ini juga berasal dari
kecenderungan kreditor (terutama bankir) memandang situasi kredit sebagai
kondisi upaya terakhir. Mereka akan bertanya-tanya : Apa yang akan terjadi jika
arus kas masuk terhenti seluruhnya? Apakah aset lancar dapat memenuhi
pelunasan kewajiban lancar? Analisis ekstrem ini tidak selalu beruna dalam
melihat likuiditas dan solvabilitas harus mengakui keunggulan relatif proyeksi
arus kas dan laporan keuangan proforma dibandingkan dengan rasio lancar.
Analisi ini membutuhkan informasi yang tidak siap tersedia dalam laporan
keungan, termasuk estimasi permintaan produk (Bab 9). Kedua, jika analisis
menggunakan rasio lancar sebagai ukuran statis kemampuan aset lancar untuk
memenuhi kewajiban lancar , kita harus mengakui bahwa ini adalah konsep
likuiditas yang berbeda dibandingkan dengan pembahasan sebelumnya. Dalam
pembahasan kita, likuiditas merupakan kesiapan dan kecepatan konvers aset
lancar menjadi kas dan perpanjangan konversi ini menghasilkan pengurangan nilai
aset.
Kita tidak bermaksud menolak rasio lancar sebagai alat analisis. Namun
penting untuk diketahui penggunaannya secararelevan. Ditambah lagi, tidak ada
“penyesuaian” untuk mengatasi kelemahan rasio ini. Sebagai akibatnya, dalam
kondisi apakah kita dapat menerapkan rasio lancar? Penggunaan rasio lancar yang
relevan adalah hanya untuk mengukur kemampuan aset lancar untuk melunasi
kewajiban lancar. Sebagai tambahan, kita dapat mempertimbangkan aset lancar,
jika ada, sebagai cadangan likuid yang tersedia untuk memenuhi
ketidakseimbangan pada arus dan kontijensi lain. Kedua aplikasi ini diterapkan
dengan pertimbangan bahwa rasio mengasumsikan likuidasi perusahaan. Hal ini
berbeda dengan situasi kelangsungan usaha biasa dimana aset lancar memiliki
sifat perputaran (seperti piutang baru akan menggantikan piutang yang telah
tertagih) dan kewajiban lancar memiliki sifat pendanaan berulang (seperti
melunasi utang dengan utang).
Jika rasio lancar diterapkan dengan cara seperti di atas, terdapat dua unsur
yang harus dievaluasi dan diukur sebelum rasio lancar dapat berguna untuk
menjadi dasar analisis:
1. Kualitas dari baik aset lancar maupun kewajiban lancar,
2. Tingkat perputaran baik aset lancar maupun kewajiban lancar-yaitu waktu
yang diperlukan untuk mengubah piutang dan persediaan menjadi kas serta
untuk membayar kewajiban lancar.
Beberapa penyesuaian, rasio, dan alat analisis lainnya tersedia untuk melakukan
evaluas ini dan meningkatkan penggunaan rasio lancar. Berikutnya, bagian ini
akan menguraikan aplikasi relevan rasio lancar dalam praktik.
Analisis Komparatif
Analisis tren rasio lancar sering kali berguna. Namun, perubahan rasio lancar
harus diinterpretasikan sepanjang waktu secara cermat. Perubahan rasio ini tidak
selalu menunjukkan perubahan pada likuiditas atau kinerja operasi. Misalnya,
selama resesi, suatu perusahaan mungkin terus membayar kewajiban lancar,
sementara persediaan dan piutangnya menumpuk sehingga menghasilkan
peningkatan rasio lancar. Sebaliknya, pad perode yang menguntungkan, kenaikan
utang pajak dapat menurunkan rasio lancar. Pengembangan perusahaan yang
sering kali mengiringi keberhasilan operasi akan menimbulkan persyaratan modal
kerja yang lebih besar. “Pengurangan kemakmuran” dalam likuiditas ini
menurunkan rasio lancar dan merupakan hasil pengembangan yang tidak diikuti
oleh peningkatan dalam modal kerja (ilustrasi 10.2 pg 247)
Manajemen Rasio
Analisis harus meperhatikan “manajemen” rasio lancar, atau dikenal pula dengan
istilah window dressing (mempercantik laporan keuangan). Mendekati akhir
periode, manajemen biasnya mempercepat penagihan utang, mengurangi
persediaan di bawah tingkat normal, dan menunda pembelian normal. Kemudian,
arus masuk dari aktivitas ini digunakan untuk membayar kewajiban lancar.
Dampak aktivitas ini untuk meningkatkan rasio lancar. (Ilustrasi 10.3 pg 248)
Analisis seharusnya menilai lebih dari sekadar ukuran tahunan dan
penggunaan rasiolancar dari laporan interim. Analisis interim mempersulit
manajemen untuk melakukan windowdressing dan memungkinkan untuk
menaksir dampak musiman terhadap rasio. Misalnya, rasiolancar yang kuat pada
bulan Desember dapat menyesatkan jika perusahaan mengalami tekanan kredit
pada musim puncaknya di bulan juli.
Analisis Aturan Umum
Aturan umum yang biasa dipakai adalah jika rasio lancar 2:1 atau lebih baik lagi,
maka perusahaan cukup baik secara keuangan, sementara rasio di bawah 2:1
menunjukkan peningkatan risiko likuiditas. Aturan 2:1 menunjukkan bahwa
tersedia $2 aset lancar untuk setiap $1 kewajiban lancar, atau jika di pandangdari
sudut lain, nilai aset lancar pada saat likuidasi dapat turun hampiir sebesar 50%
dan masih dapat melunasi kewajiban lancar. Rasio lancar yang jauh lebih tinggi
dari 2:1 –walaupun menunjukkan penutupan likuiditas lancar yang lebih unggul-
dapat diperlihatkan penggunaan sumber daya yang tidak efisien dan penurunan
tinggi pengembalian. Evaluasi rasio lancar berdasarkan aturan lain akan diragukan
karena dua alasan berikut :
1. Kualitas rasio lancar dan komposisi kewajiban lancar lebih penting dalam
mengevaluas rasio lancar (misalnya, dua perusahaan dengan rasio lancar
yang sama dapat menyajikan rasio yang jauh berbeda tergantung dari
keragaman kualitas komponen modal kerja).
2. Persyaratan modal kerja bervariasi bergantung pada kondisi industr dan
jangka waktu sklus perdagangan bersih perusahaan.
Analisis Siklus Perdagangan Bersih
Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan dipengaruhi oleh investasi dalam
perediaan dan hubungan antara perjanjian kredit dari pemasok dengan kredit yang
dberikan pada pelanggan. Pertimbangan in menentukan siklus perdagangan bersih
(net trade cycle) perusahaan. (Perhitungan siklus perdagangan bersih perusahaan
dijelaskan pada ilustrasi 10.4 pg 249)
Perhatikan bahwa pembilang dan penyebut pada ilustrasi 10.4 disesuaikan
berdasarkan basis yang konsisten. Misalnya, piutang yang disajikan dalam dolar
penjualan dibagi dengan penjualan pe hari, persediaan yang disajikan pada harga
perolehan dibagi dengan harga pokok penjualan per hari, dan utang yang disajikan
dalam dolar pembelian dibagi dengan pembelian per hari. Karena itu, meskipun
ukuran hari dinyatakan dengan basis yang berbeda, estimasi siklus perdagangan
bersh dilakukan berdasarkan basis yang konsisten. Analisis ini memperlihatkan
bahwa penjualan Technology Resources tertahan pada piutang selama 40 hari,
memperthanakan 56 har barang tersedia sebagai persediaan, dan hanya menerima
30 hari penudaan pembayaran pembelian dari pemasoknya. Makin panjang siklus
perdagangan bersih, makin besar kebutuhan modal kerja. Pengurangan jumlah
hari untuk menagih piutang atau harga pokok penjualan pada persediaan akan
menurunkan kebutuhan modal kerja. Kenaikan jumlah hari pembelian saat
menerima kredt dari pemasok menurukan kebutuhan modal kerja. Kebutuhan
modal kerja ditentukan oleh kondisi dan praktik industri. Perbandingan rasio
lancar dalam industri dan analisis kebutuhan modal kerja dengan menggunakan
ukuran siklus perdagangan bersih, berguna dalam kecukupan modal kerja suatu
perusahaan.
Ukuran Likuiditas dengan Rasio Berbasis Kas
Kas dan setara kas merupakan aset lancar yang paling likuid. Pada bab ini, kita
akan membahas ukuran likuiditas dengan rasio berbasis kas.
Rasio Kas terhadap Aset Lancar
Rasio aset “serupa kas” terhadapaset lancar merupakan satu ukran tingkat
likuiditas aset lancar. Ukuran ini, yang dikenal dengan nama rasio kas terhadap
aset lancar (cash to current assets ratio). Rasio ini dihitung sebagai berikut :
Kas + Setara Kas + Efek yang dapat diperjualbelikan
Aktiva lancar
Makin tingg rasio ini, makin likuid aset lancar.
Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar
Rasio lain yang mengukur kecukupan kas adalah rasio kas terhadap kewajiban
lancar (cash to current liabilities ratio). Rasio ini dihitung sebagai berikut :
Kas + Setara Kas + Efek yang dapat diperjualbelikan
Kewajiban lancar
Rasio ini mengukur ketersediaan kas untuk membayar kewajiban lancar. Ukuran
ini merupakan uji yang paling sederhana dengan mengbaikan sifat pendanaan aset
lancar dan kewajiban lancar. Rasio ini melengkapi rasio kas terhadap aset lancar
untuk mengukur ketersediaan kas dariperspektif yang berbeda. Terlalu sederhana
untuk menganggap rasio ini sebagai pengembangan dari rasio cepat (quick ratio)
untuk menguji likuiditas jangka pendek (lihat analisis berikutnya pada bab ini),
kecuali pada kasus ekstrem. Namun, pentingnya kas sebagai bentuk akhir
likuiditas seharusnya tidak dipandang rendah. Catatan kegagalan usaha
memberikan banyak contoh perusahaan yang tidak sanggup membayar utangnya
meskipun memiliki aset non-kas yang cukup besar (lancar dan tidak lancar) dan
tidak mampu membayar utang atau menjalankan operasinya.
ANALISI LIKUIDITAS BERDASARKAN AKTVITAS OPERASI
Ukuran likuiditas berdasarkan aktivitas operasi penting bagi analisis kredit.
Bagian ini mempertimbangkan tiga ukuran aktivitas operasi berdasarkan piutang,
persediaan kewajiban lancar.
Ukuran Likuiditas Piutang Usaha
Bagi sebagian besar perusahaan yang melakukan penjualan kredit, piutang usaha
dan wesel tgih merupakan bagian penting dari modal kerja. Dalam menilai
likuiditas termasuk modal lancar dan rasio lancar, penting untuk mengukur
kualitas dan likuiditas piutang. Baik kualitas maupun likuiditas piutang
dipengaruhi oleh tingkat perputarannya. Kualitas mengacu pada kemungkinan
tertagihnya piutangtanpa menimbulkan kerugian. Ukuran kemungkinan ini
merupakan bagian piutang yang tertagih dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan perusahaan. Pengalaman menunjukkan bahwa makin lama piutang
dapat ditagih. Tingkat perputaran merupakan indikator utama piutang. Indikator
ini terutama berguna saat membandingkan dengan taksiran tingkat perputaran
yang dihitung menggunakan perjanjian kredit yang diperkenankan. Likuiditas
mengacu pada kecepatan konversi piutang menjadi kas. Tingkat perputaran
piutang adalah ukuran dari kecepatan ini.
Perputaran Piutang Usaha
Rasio perputaran piutang usaha (accounts receivable tornover) dihitung
sebagai berikut :
Penjualan kredit bersih
Rata-rata piutang usaha
Wesel tagih dan penjualan normal harus disertakan saat menghitung perputaran
piutang usaha. Rasio ini dihitung dengan hanya memasukkan penjualan kredit
karena penjualan kas tidak memimbulkan piutang. Karena laporan keuangan jarng
mengungkapkan penjualan kas dan kredit secara terpisah, rasio ini sering kali
harus dihitung dengan menggunakan angka penjualan bersih (yaitu dengan
mengasumsikan bahwa penjualan kas tidak siknifikan). Jika penjualan kas
signifikan, maka rasio ini kurang berguna. Namun, jika proporsi penjualan kas
terhadap total penjualan relatif stabil, maka perbandingan rasio perputaran piutang
antartahun menjadi dapat diandalkan. Cara langsung untuk menentukan rata-rata
piutang adalah menambah saldo awal dan saldo akhir piutang pada periode
tersebut dan membaginya denagn dua. Penggunaan data bulanan atau kuartalan
menghasilkan estimasi yang lebih akurat. Makin tingi fluktuasi penjualan, makin
besar kemungkinan dstorsi rasio ini. Rasio perputaran piutang menunjukkan rata-
rata seberapa sering, secara rata-rata, piutang berubah, yanitu diterima dan ditagih
sepanjang tahun.
Jumlah Hari untuk Menagih Piutang
Meskipun rasio perputaran piutangusaha mengukur kecepatan penagihan dan
beguna untuk tujuan perbandingan,rasio ini tidak dapat dibandingkan secara
langsung dengan syarat pelunasan yang diberikan perusahaan kepada
pelanggannya. Perbandingan ini dibuat dengan mengubah rasio perputaran
menjadi jumlah hari utuk menagih piutang. Jumlah hari penagihan piutang
(days sales in receivables) mengukur jumlah hari yang dibutuhkan, secara rata-
rata, untuk menagih piutang berdasarkan saldo akhir tahun piutang. Angka ini
dihitung dengan membagi piutang dengan penjualan harian rata-rata sebagai
berikut :
Jumlah hari untuk menagih piutang = piutang + Penjualan
360
Dengan menggunakan data Consumer Electronics, perhitungannya adalah :
Piutang
Rata−rata penjualan harian
=
$250.000
[
$1.200 .000
360
]
=
$250.000
$3.333
= 75 hari
Interpretasi Ukuran Likuiditas Piutang
Tingkat perputaran piutang usaha dan periode penagihan akan berguna jika
dibandingkan dengan rata-rata industri atau perjanjian kredit yang diberikan
perusahaan. Jika periode penagihan dibandingkan dengan perjanjian penjualan
yang diberikan perusahaan, kita dapat menilai banyaknya pelanggan
yangmelunasi piutang tepat waktu. Misalnya jika perjanjian kredit biasa adalah 40
hari, maka periode penagihan rata-rata selama 75 hari mencerminkan satu atau
lebih kondisi berikut ini :
 Upaya penagihan yang buruk
 Penundaan pembayaran dari pelanggan
 Pelanggan dalam kesulitan keuangan
Kondisi pertama membutuhkan tindakan koreksi manajerial, sementara kondisi
yang lain mencerminkan kualitas danlikuiditas piutang serta membutuhkan
tindakan manajerial yanglebih hati-hati dan bijaksana. Langkah awal adalah
menentukan apakah piutang merupakan perncerminan aktivitas spenjualan
perusahaan. Misalnya, piutang bisa dijual pada entitas bertujuan khusus (special
purpose entities-SPE); jika SPE dibenuk secara layak, maka piutang dapat
dipindahkan dari catatan perusahaan. Karena itu penjualan piutang sementara
dapat mendistorsi perhitungan rasio. Perusahaan biasanya terus melakukan
penagihan piutang untuk SPE. Pada kasus ini, jumlah piutangharus disajikan
dalam catatan kaki. Angka ini harus ditambahkan pada saldo piutang dalam
neraca untuk menghitung total piutangbelum tertagih. Lalu, rasio perputaran
dihitung berdasarkan total piutang yang belum tertagih.
Kerumitan lainnya terkait dengan apakah rasio perputaran piutang dihitung
berdasarkan piutang kotor atau bersih. Jika digunakan piutang bersih, hasil
perhitungannya akan dipengaruhi oleh tingkat konservatisme perusahaan dalam
mengestimasi piutang tak tertagih. Perhitungan rasio perputaran berdasarkan
piutang kotor umumnya lebih disukai untuk menghindari masalah ini.
Analisis tren tertentu juga berguna bagi pemahaman kita. Tren periode
penagihan antarwaktu penting untuk menilai kualitas dan lkuiditas piutang. Tren
lain yang perlu diamati adalah hubungan antara cadangan piutang tak tertagih
dengan poutabf kotor, seperti dihitung sebagai berikut :
Cadangan piutang tak tertagih
Piutang kotor
Penngkatan rasio ini menunjukkan penurunan penagihan piutang sepanjang
waktu. Sebaliknya, penurunan rasio ini menunjukkan perbaikan penagihan atau
perlunya mengevaluasi kembali kecukupan cadangan piutang tak tertagih. Secara
keseluruhan, ukuran likuiditas piutang penting artinya bagi analisis. Ukuran ini
juga penting sebagai ukuran penggunaan aset, topik yang dibahas pada Bab 8.
F. Solvabilitas
Dasar-Dasar Solvabilitas
Aalisis solvabilitas perusahaan berbeda dengan analisis likuidits. Pada analisis
likuiditas, jangka waktu biasanya pendek untuk peramalanarus kas yang lebih
akurat. Peramalan jangka panjang kurang diandalkan sehingga analisis solvabilitas
menggunakan ukuran analitis yang kurang akurat,tetapi lebih menyeluruh.
Analisis solvabilitas melibatkan beberapa elemen kunci. Analisis struktur
modal adalah salah satunya. Struktur modal mengacu pada sumber pendanaan
perusahaan. Perusahaan pendanaan dapat dperoleh dari modal ekuitas yang relatif
permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek sementara yang leboh
berisiko. Saat memperoleh pendanaan, perusahaan akan menginvestasikannya
pada berbagai aset. Aset mencerminkan sumber keamanan sekunder bagi pemberi
pinjaman dan diperoleh dari pinjaman yang dijamin oleh aset tertentu hingga aset
yang tersedia sebagai pengaman umum bagi kreditor tanoa jaminan. Hal ini dan
faktor lainnya menghasilkan perbedaan risiko yang terkait dengan berbagai aset
dan sumber pendanaan.
Elemen kunci solvabilitas jangka panjang lainnya adalh laba (earnings)
atau kemampuan menghasilkan laba (earning power) yang menunjukkan
kemampuan berulang untuk menghasilkan kas dari operasio. Ukuran berbasis laba
samgat penting dan merupakan ndikator andal atas kekurangan keuangan. Laba
merupakan sumber kas yang paling diinginkan dan dapat diandalkan untuk
pembayaran bunga dan pokok utang jangka panjang. Sebagai ukuran arus kas
masuk dari operasi, laba penting untuk melunasi bunga jangka panjang dan beban
tetap lainnya. Arus laba yang stabl merupakan ukuran penting atas kemampuan
perusahaan untuk meminjam saat kekurangan kas. Hal itu juga merupakan ukuran
kemampuan perusahaan untuk bengkit dari kondisi kesulitan keuangan.
Pemberi pinjaman melindungi dari mereka dari kemungkinan gagal bayar
perusahaan dan tekanan keuangan dengan persyaratan utang pada perjanjian
pinjaman. Persyaratan utang ini menetapkan kondisi gagal bayar – sering kali
berdasarkan ukuran akuntansi – pada tingkat yang memberikan kesempatan pada
pemberi pinjaman kesempatan untuk menagih pinjaman sebelum terjadinya
kesulitan keuangan yang parah. Persyaratan utang biasanya dirancang untuk : (1)
menekankan ukuran kekuatan keuangan utama seperti rasio lancar dan rasio utang
terhadapekuitas, (2) mengurangi penerbitan utang tambahan, dan (3) memastikan
tidak adanya pengeluaran sumber daya perusahan melalui dividen yang berlebihan
atau akuisisi. Persyaratan utang tidak dapat melindungi pemberi pinjaman
terhadap kerugian operasi yang merupakan sumber kesulitan keuangan.
Persyaratan utang dan pasal-pasal perlindungan juga tidak dapat menggantikan
kewaspadaan ikita serta pengawasan atas hasil operasi dan kondisi keuangan
perusahaan. Jumlah pendanaan utang negara dan yang swasta yang makin besar
telah mengarah pada beberapa pendekatan standar untuk melakukan analisis dan
evaluasi. Meskipun bab ini menjelaskan berbagai pendekatan tersebut, Apendiks
10A membahas analisis efek utang oleh badan pemeringkat dan Apendiks 10B
menguraikan penggunaan rasio sebagai prediksi atas kesulitan keungan.
Pentingnya Struktur Model
Struktur model merupakan pendanaan ekuitas dan utang pada suatu perusahaan
yangsering dihitung berdasarkan besaran relatif berbagai sumber pendanaan.
Stabilitas keuangan perusahaan dan risiko gagal melunasi utang begantung pada
sumber pendanaan serta jenis dan jumlah berbagai aset yang dimiliki perusahaan.
Karakteristik Utang dan Ekuitas
Kepentingan untuk menganalisis struktur modal berasal dari berbaai perspektif,
salah satunya adalah perbedaan anara utang dan ekuitas. Ekuitas (equity)
mengacu pada risiko modal suatu perusahaan. Karakteristik modal ekuitas
mencakup pengembaliannya yang tidak pasti dan tidak tentu serta tidak adanya
polapembayaran kembali. Modal ekuitas memberikan kontribusi pada stabilitas
dan solvabilitas perusahaan. Modal ini biasanya memiliki sifat permanen, tangguh
di saat-saat sulit, dan tidak memiliki persyaratan divivden wajib. Perusahaan dapat
menginvestasikan pendanaan ekuitas pada aset jangka panjang dan menggunakan
modal ini pada usaha yang beresiko tanpa menghadapi ancaman penarikan modal.
Berbeda dengan modal ekuits, baik modal utang (debt) jangka pendek
maupun jangka panjang harus dibayar kembali. Makin
panjangperiodepembayaran kebali utang dan makin plonggarnya ketentuan
pembayaran kembali, maka makin mudah bagi suatu perusahaan untuk meunasi
modal utang. Namun, utang tetao harus dbayar kembali padawktu tertentu tanoa
nenerhatikan kondisi keuangan perusahaan, begtu pula halnya dengan bunga
berkala untuk sebagian besar utang. Kegagalan membayar pokok utang dan
bungan biasanya menyebabkan proses hukum di mana pemegang saham mungkin
kehilangan kendali atas perusahaan dan sebagian atau seluruh investasi meeka.
Makin besar proporsi utang pada struktur modal pada suatu perusahaan, makin
tinggi beban tetap dan komitmen pembaaran kembali yang ditimbulkan.
Kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar bungan dan pokok pinjaman
saat jatuh tempo dan kemungkinan kreditor mengalami kerugian juga turut
meningkat.
Bagi investor saham biasa, utang mencerminkan risiko kerugian investasi
dengan diimbangi oleh potensi keuntungan dari leverage keuangan. Leverage
keuangan (financial leverage) merupakan penggunaan utang untuk meningkatkan
laba.Leverage memperbesar keberhasilan (laba) dan kegagalan (rugi) manajerial.
Utang yang terlalu besar menghambat inisiatif dan fleksibilitas manajemen untuk
mengejar kesempatan yang menguntungkan. Kreditor lebih menyukai peningkatan
modal ekuitas sebagai pelindung atas kerugian pada saat-saat sulit. Menurunkan
modalekuitas sebagai proporsi pendanaan perusahan akan risiko kredt. Tugas
analisis ini adalah mengukur tingkat risiko yang berasal dari struktur modal suatu
perusahaan. Sisa bagian ini akan melihat motivasi modal utang dan mengukur
dampaknya.
Motovasi Memperoleh Modal Utang
Darui sudut pandang pemegang saham, utang adalah sumber pendanaan eksternal
yang lebih disukai karena dua alasan :
1. Bungan atas sebagian besar utang jumlahnya tetap, dan jika bunga lebih
kecil daripada pengembalian atas aset operasi bersih,selisih pengembalian
tersebut akan menjadi keuntungan bagi investor ekuitas,
2. Bunga merupakan beban yang dapat mengurangi pajak, sedangkan dividen
tidak.
Kedua faktor umumnya menggunakan baik pendanaan utang maupun ekuitas.
Kreditor biasany tidak mau memberikan dana tanpa perlindungan dari pendanaan
ekuitas. Leverage keuangan mengacu pad jumlah pendanaan utang dalamstruktur
modal suatu perusahaan. Perusahaan dengan leverage keuangan disebut
memperdagangkan ekuitas (trading in the equity). Hal ini menunjukkan
perusahaan menggunakan modal ekuitas sebagai dasar pinjaman untuk
mendapatkan kelebihan pengembalian.
Tampilan 10.2 menggambarkan perdagangan ekuitas. Tampilan in
menghitung pengembalian yang diperoleh dua perusahaan, yaitu Risky, Inc.
(perusahaan berisiko) dan Safety Inc. (perusahaan aman). Kedua perusahaan ini
memiliki aset operasi bersih dan laba operasi induk. Risky, Inc. memperoleh 40%
pendanaandari utang, sementara Safety, Inc. adalah perusahaan tanpa utang atau
unlevered. Pada tahun 1, ketika saat rata0rata pengembalian atas aset operasi
bersih lebih besar 12%, pengembalian atas ekuitas pemegang saham Risky, Inc.
adalah 16%. Pengembalian untuk pemegang sham yang lebih tinggi ini berasal
dari kelebihan selisih pengembalian atas aset operasi bersih di atas biaya utang
setelah pajak (12% dibandingkan 6%, angka terakhir dihitung dari 10% [1 -
0,40]). Pengembalian ekuitas Safety, Inc. selalu sama dengan pengembalian atas
aset karena tidk ada utang. Pada tahun 2, tingkat pengembalian atas aset Risky,
Inc. sama dengan biaya utang setelah pajak sehingga dampak leverage
ternetralisasi. Pada tahun 3, leverage menjadi pedang bermata dua. Khususnya,
jika pengembalian lebih rendah dari biaya utang setelah pajak, pengembalian
ekuitas Risky, Inc. lebih rendah dari pengembalian ekuitas Safety, Inc. yang bebas
utang. Kesimpulan dari contoh ini adalah: (1) perusahaan yang memiliki utang
dapat berhasil memperdagangkan ekuitas ketika tingkat pengembalian aset
melebihi biaya utang setelah pajak,(2) perusahaan yang memiliki uangtidak
berhasil memperdagangkan ekuitas ketika tingkat pengembalian aset operasi
bersih lebih rendah dari biaya utang setelah pajak, dan (3) dampak leverage akan
diperbesar pada tahun baik dan tahun buruk.
Dampak Leverage Lainnya
Selain keuntungan dari kelebihan pengembalian untuk leverage keuangan dan
bunga yang dapat mengurangi pajak, posisi utang jangka oanjang dapat
memberikan keuntungan lain bagi pemegang ekuitas, misalnya, perusahaan yang
sedang tumbuh dapat menghindari dilusi laba per saham melalui pernerbitan
utang. Selain itu, jika tingkat bung mengalami peningkat, perusahaan dengan
utang yang membayar tingkat bunga tetapa akan lebih menguntungkan
dibandingkan pesaing yang tidak memiliki utang. Namun, hal sebaliknya juga
berlaku. Akhirnya, pada periode inflasi, kewajiban moneter (sebagian besar modal
utang) menghasilkan keuntungan tingkat harkga (price level gains).
Penyesuaian untuk Analisis Struktur Modal
Ukuran dan pengungkapan akun kewajiban (utang) dan ekuitas pada laporan
keuangan diatur oleh penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Pembahasan prnsip yang mengatur ukuran dan pengungkapan akun kewajiban dan
ekuitas telah dibahas di Bab 3. Analisis harus mengingat prinsip ini saat
mengnalisis struktur modal dan implikasinya pada solvailitas.
Penyesuaian pada Nilai Buku Kewajiban
Hubungan antara kewajiban dan modal ekuitas, dua sumber utama pendanaan
perusahaan, merupakan faktor penting dlam menilai solvabilitas jangka panjang.
Pemahaman hubungan ini berguna bagi analisis. Terdapat kewajiban yang tidak
sepenuhnya disajikan dalam neraca dan terdapat pos yang terkait dengan
pendanaan di mana klasifikasi akuntansi sebagai utang atau ekuitas tidak dapat
diterima begitu saja dalam analisis. Identifikasi dan klasifikasi pos ini bergantung
pada pemahaman mendalam mengenai substabsi ekonominya dan kondisi yang
terkait.pembahasan pada bagian ini melengkapi pertimbangan analitis penting
oada Bab 3.
Pajak Penghasilan Tangguhan (Deferred Income Tax.). Satu pertanyaan
penting adalah apakah pajak tangguhan dianggap sebagai kewajiban, sebagai
ekuitas, atau bagian dari utang dan ekuitas. Jawabannya bergantung pada sifat
tangguhan, pengalaman akun tersebut diamsa lalu (seperti pola pertumbuhannya),
dan kemungkinan pembalikan kemungkinan di masa depan. Untuk mencapai
keputusan, harus di akui pada situasi normal, pajak tangguhan akan ‘dibaik’ dan
menjadi terutang saat ukuran perusahaan turun. Jika pembalikan pada masa depan
memiliki kemungkinan sangat kecil, sperti yang mungkin terjadi dengan
perbedaan waktu dari penyusutan yang di percepat, pajak tangguhan harus
dianggap sebagai pendanaan jangka panjang dan diperlakukan seperti ekuitas.
Namun, jika kemungkinan pelunasan pajak tangguhan di masa depan tinggi, maka
pajak tangguhan (atau sebagian jumlahnya) harus dianggap sebagai kewajiban
jangka panjang.
Sewa Guna Usaha Operas (Operating Lease). Praktik akuntansi saat ini
mewajibkan sebagian besar pendanaan sewa guna usaha jangka panjang yang
tidak dapat di batalkan didisajikan sebagai utang. Namun perusahaan memiliki
peluang tertentu untuk mengubah sewa sedemikian rupa sehingga menghindari
pelaporan sebagai utang. Sewa guna usaha operasi sebaiknya diakui d neraca
untuk tujuan analisis, sehingga mengngatkan baik aset tetap maupun kewajiban
seperti dibahas dalam Bab 3.
Pendanaan di Luar Neraca (Off-Balance-Sheet Financing). Untuk menentukan
utang suatu perusahaan, analisis harus memperhatikan bahwa beberapa manajer
cederung menyatakan utang terlalu rendah yang sering kali dengan cara-cara baru
yang cukup rumit. Beberapa cara untuk melakukan ini telah di bahas pada Bab 3,
termasuk penjualan piutang, perjanjian pendanaan di luar neraca menggunakan
etentitas bertujuan khusus (special purpose entities-SPE), dan investasi metode
ekuitas. Membaca catatan atas laporan keuangan dan manajemen, sering kali
dapat memberikan petunjuk tentang adanya kewajiban yang tidak dicatat.
Kewajiban Kontinjen (Contingent Liabilities). Kontinjensi seperti jaminan dan
garansi produk mencerminkan kewajiban untuk memberikan jasa atau produk di
masa depan yang dikelompokkan sebagai kewajiban. Umumnya, cadangan yang
menimbulkan beban terhadap laba juga dianggap kewajiban. Analisis harus
membuat penilaian mengeni kemungkinan komitmen atau kontinjensi menjadi
kewajiban aktual dan memperlakukan pos ini dengan seharusnya. Misalnya,
jaminan atas utang anak perusahaan atau pihak lain yang mungkin menjadi
kewajiban harus diperlakukan seperti kewajiban.
Hak Minoritas (Minority Interest). Hak minoritas pada laporan keuangan
konsolidasi mencerminkan nilai buku kepemilikan pemegang saham minoritas
anak perusahaan pada kelompok konsolidasi. Akun ini bukan kewajiban seperti
utang karena tidak ada kewajiban untuk membayar dividen dan pembayaran
kembali pokok. Ukuran struktur modal akan terpusat pada aspek pembayaran
wajib dari kewajiban. Dari sudut pandang ini, hak minoritas lebih mirip dengan
klaim pihak luar terhadap bagian ekuitas atau suatu pengurangan yang
mencerminkan bagian kepemilikan mereka atas aset.
Utang yang Dapat Dikonversi (Convertible Debt). Utang yang dapat dikonversi
biasanya disajikan di antara kewajiban lainnya (atau sebagai pos yang terpisah
dari daftar utang maupun ekuitas). Jika perjanjian konversi menunjukkan bahwa
utang ini akan dikonversi menjadi saham biasa, maka utang ini dapat
dikelompokkan sebagai ekuitas untuk tujuan analisis struktur modal.
Saham Preferen (Preferred Stock). Sebagian besar saham preferen tidak
mengharuskan pembayaran dividen atau pembayaran kembali pokoknya.
Karakteristik ini serupa dengan karakteristik ekuitas. Namun seperti yang telah di
bahas pada Bab 3, saham preferen dengan persyaratan kewajiban ditarikkembali
akan mirip dengn utang dan harus dianggap sebagai utang dalam analistik.
KOMPOSISI STRUKTUR MODAL DAN SOLVABILITAS
Rsisiko fundamental struktur mdal dengan utang adalkah risikotidak cukupnya kas
pada saat-saat sulit. Utang melibatkan komitmen untuk membayar beban tetap
dalam bentuk bunga dan pembayaran kembali pokok pinjaman. Meskipun
pembayaran beberapa beban tetap tertentu dapat di ditunda pada saat kekurangan
kas, beban tetap yang terkait dengan utang tidak dapay diunda tanpa dampak yang
merugikan pemegang saham dan kreditor perusahaan. Bagian ini membahas
beberpa ukuran yang biasa digunakan untuk mengestimasi tingkat leverage
keuangan dan mengevaluasi risiko insolvabilitas.
Laporan Ukuran Sama dalam Analisis Solvabilitas
Suatu ukuran umum risiko keuangan perusahaan adalah komposisi struktur modal.
Analisis komposisi (composition analysis) dilakukan dengan membuat common
size statement atas bagian kewajiban dan ekuitas pada neraca. Tampilan 10.3
menggambarkan analisis common size atas Tannessee Teletech, Inc. Salah satu
keuntungan analisis common size atas struktur modal adalah ini mengungkapkan
besaran relatif sumber pedanaan suatu perusahaan. Terlihat bahwa pendanaan
utama Tannesse Teletech berasal dari saham biasa (35,6%) dan saham preferen
(17,8%) serta utang (41,2%) dan sedikit laba ditahan oleh puerusahaan (4,5%).
Analisis common size juga mengarah pada perbandingan langsung
antarperusahaan yang berlainan. Variasi analisis common size lainnya adalah
melakukan analisis menggunakan rasio. Variasi lain terpusat hanya pada
pendanaan jangka panjang, dan tidak memasukkan kewajiban lancar.
Ukuran Struktur Modal untuk Analisis Solvabilitas
Rasio struktur modal (capital struktur ratio) merupakan alat analisis solvabilitas
lainnya. Ukuran rasio struktur modal mengaitkan komponen struktur modal satu
sama lain atau dengan totalnya. Bagian ini menjelaskan arti dan perhitungan
semua ukuran dan rasio sebelum menerapkannya.
Total Utang terhadap Total Modal
Rasio komprehensif tersedia untuk mengukur hubungan antara total utang [Utang
lancar+ Utang jangka panjang + Kewajiban lainnya yang ditentukan oleh analisis
seperti pajak tangguhan dan saham preferen yang dapat ditarik kembali] dengan
total modal [total utang + Ekuitas pemegang saham (termasuk saham preferen)].
Rasio total utang terhadap total modal (total debt to total capital ratio) atau
disebut juga rasio total utang (total debt ratio) dihitung sebagai berikut :
Total utang
Total modal
Ingat bahwa roral modal secara definisi sama dengan total aset. Rasio total utang
terhadap total modal untuk Campbell Soup pada tahun 11 (laporan keuangan
terdapat di Apendiks A) dihitung sebagai berikut :
$1.278(𝑎)
+ $772,6(𝑏)
+ $305,0(𝑐)
$1.793,4(𝑑) + $2.355,6(e)
=
$2.355,6
$4.149,0
= 0,57
(a) Kewajiban lancar
(b) Utang jangka panjang
(c) Kewajiban lain
(d) Total ekuitas pemegang saham
(e) Total utang (pembilang)
Ukuran ini umumnya disajikan dalam bentuk rasio, seperti 0,57, atau dikatakan
bahwa struktur modal Campbell Soup 50% berdiri atas utang.
Total Utang terhadap Modal Ekuitas
Ukuran lain dari hubungan utang terhadap sumber modal adalah rasio total utang
(seperti dijelaskan di atas) terhadap modal ekuitas. Rasio total utang terhadap
modal ekuitas (total debt to eqity capital ratio) dihitung sebagai berikut :
Total utang
Ekuitas pemegang saham
Rasio total utang terhadap ekuitas Campbell Soup tahun 11 adalah :
$2.355,6
$1,793,4
= 1,31
Rasio ini menunjukkan bahwa utang Campbell Soup adalah 1,31 kali lebih besar
dari modal ekuitasnya, atau dapat dinyatakan bahwa pendanaan kredit Campbell
Soup adalah 1,31 untuk setiap $1 pendanaan ekuitas.
BAB III
PENUTUP
Analisis kredit mengandung pengertian penilaian kredit dalam segala
aspek, baik keuangan maupun non-keuangan. Analisis kredit adalah suatu proses
yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang
diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada
pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak
(feasible). Dari pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa Analisis kredit adalah
suatu proses analisis kredit dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan
rasio-rasio keuangan untuk menentukan kebutuhan kredit yang wajar. tujuan
analisis kredit untuk melihat / menilai suatu usaha atas dasar kelayakan usaha,
menilai risiko usaha dan bagaimana mengelolanya, dan memberikan kredit atas
dasar kelayakan usaha.
Pada dasarnya analisis kredit digunakan untuk meneliti atau menilai
pemohon kredit secara mendalam tentang keadaan usaha atau proyek pemohon
kredit agar pelaksanaan kredit yang akan dilakukan dapat berjalan dengan lancar
sehingga tidak menimbulkan kredit macet, dilakukan dengan beberapa cara
namun dalam pembahasan ini akan di bahas likuiditas dan solvabilitas,
Likuiditas (lquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek. Risiko likuiditas jangka pendek
perusahaan dipengaruhi oleh kapan arus kas masuk dan arus kas keluar terjadi
serta prospek arus kas untuk kinerja masa depan. Analisis likuiditas diarahkan
pada aktivitas operasi peusahaan, kemampuan untuk menghasilkan keuntungan
dari penjualan produk dan jasa, serta persyaratan dan ukuran modal kerja. Bagian
pertama bab ini menjelaskan beberapa alat analisis laporan keuangan yang
digunakan untuk menilai risiko likuiditas. Bab ini dimulai dengan pembahasan
pentingnya likuiditas dan kaitannya dengan modal kerja. Selnajutnya, kita akan
membahas dan menginterpretasikan rasio modal kerja dan siklus operasi
perusahaan yang berguna untuk menilai likuiditas. Analisis “bagaimana jika”
(what-if) terhadap perubahan pada kondisi atau strategi perusahaan akan
mengakhiri materi ini.
Solvabilitas (solvency) mengacu pada kelangsungan hidup jangka panjang
perusahaan dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
Seluruh aktifitas usaha perusahaan-pendanaan, investasi, dan operas akan
mempengaruhi solvabilitas perusahaan. Salah satu komponen analisis solvabilitas
yang paling penting adalah komposisi struktur modal dalam suatu perusahaan.
Struktur modal (capital structure) mengacu pada sumber pendanaan perusahaan
dan atribut ekonominya. Bagian daua bab ini menjelaskan tentang struktur modal
dan pentingnya struktur modal dalam analisi solvabilitas. Karena solvabilitas
bergantung pada keberhasilan aktivitas operasi, kita juga memperhatikan laba dan
kemampuan laba untuk memenuhi pengeluaran pemasaran yang penting dan
diutuhkan. Berbagai alat analisis solvabilitas akan dijelaskan, termasuk ukuran-
ukuran leverage, penyesuaian analitis akuntansi, analisis struktur modal, dan
ukuran cakupan laba (earnngs coverage). Bagian ini akan memperlihatkan
penggunaan alat analisis dengan menggunakan data laporan keuangan. Kita juga
akan membahas tentang hubungan antara risiko dan pengembalian yang berasal
dari struktur modal suatu perusahaan dan implikasinya untuk analisis laporan
keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Horne, James C. Van, dan Wachowicz, John M. 2005. Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan Buku 1 Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.
http://milasari0.blogspot.com/2012/06/analisa-kredit.html
Kasmir. Analisis Laporan keuangan, Edisi 1. Jakarta: Rajawali Pers. 2010.
Keown, Arhur J., Martin, John D. Petty, J. William, dan JR, David F. Scott. 2010.
Manajemen Keuangan (Prinsip dan Penerapan) Edisi Kesepuluh Jilid 2.
Jakarta: PT. Indeks.
Mardiyanto, Handono. 2009. Inti Sari Manajemen Keuangan (Teori, Soal dan
Jawaban). Jakarta: Grasindo.
Subramanyam dan John J Wild. Analisis Laporan keuangan (Financial Statement
Analysis). Jakarta: Salemba Empat. 2011.

More Related Content

What's hot

Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Fajar Sandy
 
1 Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan Kontinjensi.pptx
1 Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan Kontinjensi.pptx1 Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan Kontinjensi.pptx
1 Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan Kontinjensi.pptx
SyahrulFujiana
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifneeaem
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiFransisco Laben
 
Pengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaanPengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaan
Dina Nurmariyani
 
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku IResume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
9elevenStarUnila
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...yufendriansyah auriga
 
4 analisis aktivitas pendanaan
4 analisis aktivitas pendanaan4 analisis aktivitas pendanaan
4 analisis aktivitas pendanaan
reidjen raden
 
Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)
Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)
Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)Jiantari Marthen
 
Presentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutangPresentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutang
politeknik negeri semarang
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Nony Saraswati Gendis
 
Pengukuran kinerja
Pengukuran kinerjaPengukuran kinerja
Pengukuran kinerjaUlfa Defrana
 
Pembiayaan dengan lease jadi
Pembiayaan dengan lease jadiPembiayaan dengan lease jadi
Pembiayaan dengan lease jadi
Kartika Lukitasari
 
Analisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariahAnalisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariahImba Alfiani
 
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitasLaporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitasrizky nurul chasanah
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Rose Meea
 
ruang lingkup akuntansi manajemen
ruang lingkup akuntansi manajemenruang lingkup akuntansi manajemen
ruang lingkup akuntansi manajemen
luk nun
 
Materi Credit Analysis _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Materi Credit Analysis  _Materi Training KREDIT PERBANKANMateri Credit Analysis  _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Materi Credit Analysis _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Kanaidi ken
 
Imbalan kerja
Imbalan kerjaImbalan kerja
Imbalan kerja
Sri Apriyanti Husain
 

What's hot (20)

Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
 
1 Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan Kontinjensi.pptx
1 Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan Kontinjensi.pptx1 Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan Kontinjensi.pptx
1 Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan Kontinjensi.pptx
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
Pengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaanPengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaan
 
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku IResume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
 
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
 
4 analisis aktivitas pendanaan
4 analisis aktivitas pendanaan4 analisis aktivitas pendanaan
4 analisis aktivitas pendanaan
 
Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)
Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)
Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)
 
Presentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutangPresentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutang
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Pengukuran kinerja
Pengukuran kinerjaPengukuran kinerja
Pengukuran kinerja
 
Pembiayaan dengan lease jadi
Pembiayaan dengan lease jadiPembiayaan dengan lease jadi
Pembiayaan dengan lease jadi
 
Analisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariahAnalisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariah
 
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitasLaporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
 
ruang lingkup akuntansi manajemen
ruang lingkup akuntansi manajemenruang lingkup akuntansi manajemen
ruang lingkup akuntansi manajemen
 
Materi Credit Analysis _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Materi Credit Analysis  _Materi Training KREDIT PERBANKANMateri Credit Analysis  _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Materi Credit Analysis _Materi Training KREDIT PERBANKAN
 
Imbalan kerja
Imbalan kerjaImbalan kerja
Imbalan kerja
 

Viewers also liked

Pasar Uang dan Pasar Modal Syariah
Pasar Uang dan Pasar Modal SyariahPasar Uang dan Pasar Modal Syariah
Pasar Uang dan Pasar Modal Syariah
Syafril Djaelani,SE, MM
 
Perbankan Syariah
Perbankan SyariahPerbankan Syariah
Perbankan Syariah
Syafril Djaelani,SE, MM
 
Liquidity management
Liquidity managementLiquidity management
Liquidity management
Syafril Djaelani,SE, MM
 
Pengantar akuntansi
Pengantar akuntansiPengantar akuntansi
Pengantar akuntansi
Syafril Djaelani,SE, MM
 
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN  PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN  PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...
geraldoyakub
 
Pengaruh Arus Kas Operasi dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan...
Pengaruh Arus Kas Operasi dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan...Pengaruh Arus Kas Operasi dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan...
Pengaruh Arus Kas Operasi dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan...
Jejen Jaenudin
 
Aspek Llngkungan-2017
Aspek Llngkungan-2017Aspek Llngkungan-2017
Aspek Llngkungan-2017
Syafril Djaelani,SE, MM
 
analisa-laporan-keuangan
analisa-laporan-keuangananalisa-laporan-keuangan
analisa-laporan-keuangan
Syafril Djaelani,SE, MM
 

Viewers also liked (8)

Pasar Uang dan Pasar Modal Syariah
Pasar Uang dan Pasar Modal SyariahPasar Uang dan Pasar Modal Syariah
Pasar Uang dan Pasar Modal Syariah
 
Perbankan Syariah
Perbankan SyariahPerbankan Syariah
Perbankan Syariah
 
Liquidity management
Liquidity managementLiquidity management
Liquidity management
 
Pengantar akuntansi
Pengantar akuntansiPengantar akuntansi
Pengantar akuntansi
 
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN  PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN  PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...
 
Pengaruh Arus Kas Operasi dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan...
Pengaruh Arus Kas Operasi dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan...Pengaruh Arus Kas Operasi dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan...
Pengaruh Arus Kas Operasi dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan...
 
Aspek Llngkungan-2017
Aspek Llngkungan-2017Aspek Llngkungan-2017
Aspek Llngkungan-2017
 
analisa-laporan-keuangan
analisa-laporan-keuangananalisa-laporan-keuangan
analisa-laporan-keuangan
 

Similar to Analisis kredit alk (credit analysis)

Analisis kredit
Analisis kreditAnalisis kredit
Analisis kreditadelaa09
 
Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)
Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)
Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)fitria mellysusanti
 
Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)
Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)
Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)fitria mellysusanti
 
Analisis Kredit dan Kegagalan Usaha _ Materi Training "Business Analysis an...
Analisis Kredit dan Kegagalan Usaha  _ Materi Training  "Business Analysis an...Analisis Kredit dan Kegagalan Usaha  _ Materi Training  "Business Analysis an...
Analisis Kredit dan Kegagalan Usaha _ Materi Training "Business Analysis an...
Kanaidi ken
 
PPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdf
PPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdfPPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdf
PPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdf
Wildaauliarahma
 
PPT SKRIPSI.pptx
PPT SKRIPSI.pptxPPT SKRIPSI.pptx
PPT SKRIPSI.pptx
rifqi80
 
Prinsip CREDIT Management & Analysis _Materi Training CREDIT SCORING
Prinsip CREDIT Management & Analysis _Materi Training CREDIT SCORINGPrinsip CREDIT Management & Analysis _Materi Training CREDIT SCORING
Prinsip CREDIT Management & Analysis _Materi Training CREDIT SCORING
Kanaidi ken
 
Kredit Macet
Kredit MacetKredit Macet
Kredit Macet
Ismi Islamia
 
Pelatihan "CREDIT ANALYSIS" bagi para karyawan PT Asuransi ASEI Indonesia & B...
Pelatihan "CREDIT ANALYSIS" bagi para karyawan PT Asuransi ASEI Indonesia & B...Pelatihan "CREDIT ANALYSIS" bagi para karyawan PT Asuransi ASEI Indonesia & B...
Pelatihan "CREDIT ANALYSIS" bagi para karyawan PT Asuransi ASEI Indonesia & B...
Kanaidi ken
 
Penilaian dalam CREDIT Analysis _Training "CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEM...
Penilaian dalam CREDIT Analysis _Training "CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEM...Penilaian dalam CREDIT Analysis _Training "CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEM...
Penilaian dalam CREDIT Analysis _Training "CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEM...
Kanaidi ken
 
Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif 6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...
Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif  6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif  6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...
Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif 6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...
Kanaidi ken
 
KREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNANKREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNAN
Propaningtyas Windardini
 
Proses Pemberian Pembiayaan pada Bank Syariah
Proses Pemberian Pembiayaan pada Bank SyariahProses Pemberian Pembiayaan pada Bank Syariah
Proses Pemberian Pembiayaan pada Bank Syariah
hadiisyam
 
Point penilain bank dalan pemberian kredit
Point penilain bank dalan pemberian kreditPoint penilain bank dalan pemberian kredit
Point penilain bank dalan pemberian kreditkhabibahdika1234
 
Kredit Macet
Kredit MacetKredit Macet
Kredit Macet
Wulan Haryaningrum
 
Kesehatan dan rahasia bank
Kesehatan dan rahasia bankKesehatan dan rahasia bank
Kesehatan dan rahasia bank
Rosita Dewi
 
Risiko merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia
Risiko merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusiaRisiko merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia
Risiko merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia
Ahnaf Ma'ruf Mahendra
 

Similar to Analisis kredit alk (credit analysis) (20)

Analisis kredit
Analisis kreditAnalisis kredit
Analisis kredit
 
Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)
Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)
Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)
 
Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)
Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)
Fitria melly s.alk bab 9 (analisis kredit)
 
Analisis Kredit dan Kegagalan Usaha _ Materi Training "Business Analysis an...
Analisis Kredit dan Kegagalan Usaha  _ Materi Training  "Business Analysis an...Analisis Kredit dan Kegagalan Usaha  _ Materi Training  "Business Analysis an...
Analisis Kredit dan Kegagalan Usaha _ Materi Training "Business Analysis an...
 
PPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdf
PPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdfPPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdf
PPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdf
 
PPT SKRIPSI.pptx
PPT SKRIPSI.pptxPPT SKRIPSI.pptx
PPT SKRIPSI.pptx
 
17981045.ppt
17981045.ppt17981045.ppt
17981045.ppt
 
Prinsip CREDIT Management & Analysis _Materi Training CREDIT SCORING
Prinsip CREDIT Management & Analysis _Materi Training CREDIT SCORINGPrinsip CREDIT Management & Analysis _Materi Training CREDIT SCORING
Prinsip CREDIT Management & Analysis _Materi Training CREDIT SCORING
 
Kredit Macet
Kredit MacetKredit Macet
Kredit Macet
 
Pelatihan "CREDIT ANALYSIS" bagi para karyawan PT Asuransi ASEI Indonesia & B...
Pelatihan "CREDIT ANALYSIS" bagi para karyawan PT Asuransi ASEI Indonesia & B...Pelatihan "CREDIT ANALYSIS" bagi para karyawan PT Asuransi ASEI Indonesia & B...
Pelatihan "CREDIT ANALYSIS" bagi para karyawan PT Asuransi ASEI Indonesia & B...
 
Penilaian dalam CREDIT Analysis _Training "CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEM...
Penilaian dalam CREDIT Analysis _Training "CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEM...Penilaian dalam CREDIT Analysis _Training "CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEM...
Penilaian dalam CREDIT Analysis _Training "CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEM...
 
Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif 6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...
Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif  6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif  6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...
Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif 6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...
 
KREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNANKREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNAN
 
Analisis kredit
Analisis kreditAnalisis kredit
Analisis kredit
 
Bab 8
Bab 8Bab 8
Bab 8
 
Proses Pemberian Pembiayaan pada Bank Syariah
Proses Pemberian Pembiayaan pada Bank SyariahProses Pemberian Pembiayaan pada Bank Syariah
Proses Pemberian Pembiayaan pada Bank Syariah
 
Point penilain bank dalan pemberian kredit
Point penilain bank dalan pemberian kreditPoint penilain bank dalan pemberian kredit
Point penilain bank dalan pemberian kredit
 
Kredit Macet
Kredit MacetKredit Macet
Kredit Macet
 
Kesehatan dan rahasia bank
Kesehatan dan rahasia bankKesehatan dan rahasia bank
Kesehatan dan rahasia bank
 
Risiko merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia
Risiko merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusiaRisiko merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia
Risiko merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia
 

More from Eka Wahyuliana

digital marketing.pptx
digital marketing.pptxdigital marketing.pptx
digital marketing.pptx
Eka Wahyuliana
 
MANAJEMEN BISNIS.pptx
MANAJEMEN BISNIS.pptxMANAJEMEN BISNIS.pptx
MANAJEMEN BISNIS.pptx
Eka Wahyuliana
 
Manajemen konflik.pptx
Manajemen konflik.pptxManajemen konflik.pptx
Manajemen konflik.pptx
Eka Wahyuliana
 
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
Eka Wahyuliana
 
Review materi financial distress
Review materi financial distressReview materi financial distress
Review materi financial distress
Eka Wahyuliana
 
Critical review jurnal manajemen pemasaran
Critical review jurnal manajemen pemasaranCritical review jurnal manajemen pemasaran
Critical review jurnal manajemen pemasaran
Eka Wahyuliana
 
teori dan gambaran umum perencanaan dan pengembangan karir
teori dan gambaran umum perencanaan dan pengembangan karirteori dan gambaran umum perencanaan dan pengembangan karir
teori dan gambaran umum perencanaan dan pengembangan karir
Eka Wahyuliana
 
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Eka Wahyuliana
 
Budgeting for planning and control (english title)
Budgeting for planning and control (english title)Budgeting for planning and control (english title)
Budgeting for planning and control (english title)
Eka Wahyuliana
 
Contoh critical review jurnal asing
Contoh critical review jurnal asingContoh critical review jurnal asing
Contoh critical review jurnal asing
Eka Wahyuliana
 
Makalah Teori biaya (cost theory)
Makalah Teori biaya (cost theory)Makalah Teori biaya (cost theory)
Makalah Teori biaya (cost theory)
Eka Wahyuliana
 
The new strategy mindset
The new strategy mindsetThe new strategy mindset
The new strategy mindset
Eka Wahyuliana
 
Ppt teori antrian
Ppt teori antrianPpt teori antrian
Ppt teori antrian
Eka Wahyuliana
 
Cultural shock and Reverse Culture Shock
Cultural shock and Reverse Culture ShockCultural shock and Reverse Culture Shock
Cultural shock and Reverse Culture Shock
Eka Wahyuliana
 
Analisis aktivitas investasi (topik khusus)
Analisis aktivitas investasi (topik khusus)Analisis aktivitas investasi (topik khusus)
Analisis aktivitas investasi (topik khusus)
Eka Wahyuliana
 
Ppt teori biaya
Ppt teori biayaPpt teori biaya
Ppt teori biaya
Eka Wahyuliana
 
Kritik darurat ketimpangan ekonomi
Kritik darurat ketimpangan ekonomiKritik darurat ketimpangan ekonomi
Kritik darurat ketimpangan ekonomi
Eka Wahyuliana
 
Inventory (persediaan)
Inventory (persediaan)Inventory (persediaan)
Inventory (persediaan)
Eka Wahyuliana
 
Ppt risk n return (financial management)
Ppt risk n return (financial management)Ppt risk n return (financial management)
Ppt risk n return (financial management)
Eka Wahyuliana
 

More from Eka Wahyuliana (19)

digital marketing.pptx
digital marketing.pptxdigital marketing.pptx
digital marketing.pptx
 
MANAJEMEN BISNIS.pptx
MANAJEMEN BISNIS.pptxMANAJEMEN BISNIS.pptx
MANAJEMEN BISNIS.pptx
 
Manajemen konflik.pptx
Manajemen konflik.pptxManajemen konflik.pptx
Manajemen konflik.pptx
 
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
 
Review materi financial distress
Review materi financial distressReview materi financial distress
Review materi financial distress
 
Critical review jurnal manajemen pemasaran
Critical review jurnal manajemen pemasaranCritical review jurnal manajemen pemasaran
Critical review jurnal manajemen pemasaran
 
teori dan gambaran umum perencanaan dan pengembangan karir
teori dan gambaran umum perencanaan dan pengembangan karirteori dan gambaran umum perencanaan dan pengembangan karir
teori dan gambaran umum perencanaan dan pengembangan karir
 
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
 
Budgeting for planning and control (english title)
Budgeting for planning and control (english title)Budgeting for planning and control (english title)
Budgeting for planning and control (english title)
 
Contoh critical review jurnal asing
Contoh critical review jurnal asingContoh critical review jurnal asing
Contoh critical review jurnal asing
 
Makalah Teori biaya (cost theory)
Makalah Teori biaya (cost theory)Makalah Teori biaya (cost theory)
Makalah Teori biaya (cost theory)
 
The new strategy mindset
The new strategy mindsetThe new strategy mindset
The new strategy mindset
 
Ppt teori antrian
Ppt teori antrianPpt teori antrian
Ppt teori antrian
 
Cultural shock and Reverse Culture Shock
Cultural shock and Reverse Culture ShockCultural shock and Reverse Culture Shock
Cultural shock and Reverse Culture Shock
 
Analisis aktivitas investasi (topik khusus)
Analisis aktivitas investasi (topik khusus)Analisis aktivitas investasi (topik khusus)
Analisis aktivitas investasi (topik khusus)
 
Ppt teori biaya
Ppt teori biayaPpt teori biaya
Ppt teori biaya
 
Kritik darurat ketimpangan ekonomi
Kritik darurat ketimpangan ekonomiKritik darurat ketimpangan ekonomi
Kritik darurat ketimpangan ekonomi
 
Inventory (persediaan)
Inventory (persediaan)Inventory (persediaan)
Inventory (persediaan)
 
Ppt risk n return (financial management)
Ppt risk n return (financial management)Ppt risk n return (financial management)
Ppt risk n return (financial management)
 

Recently uploaded

Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
MohammadAthianManan
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
IGNATIUSOKIDEWABRATA
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
mariapasaribu13
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
JefryColter
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
LidyaManuelia1
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
tikasianturi1410
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
adjhe17ks1
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
MarkusPiyusmanZebua
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
bidakara2016
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
AchmadHasanHafidzi
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
EnforceA Real Solution
 

Recently uploaded (17)

Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
 

Analisis kredit alk (credit analysis)

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum kita tahu bahwa Fungsi Bank pemerintah adalah untuk memberikan pelayanan kepada pemerintah, dunia usaha dan perorangan. Kegiatan yang penting adalah membiayai proyek pembangunan yang bertujuan menggairahkan industri baru maupun yang sedang berkembang, dalam wujud menyediakan dana atau pemberian kredit. Pemberian kredit ini megandung suatu tingkat resiko (degree of risk) tertentu. Untuk menghindari maupun untuk memperkecil resiko kredit yang mungkin terjadi, maka permohonan kredit harus dinilai oleh bank atas dasar syarat bank teknis. Analisis kredit mengandung pengertian penilaian kredit dalam segala aspek, baik keuangan maupun non-keuangan. Analisis kredit adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak (feasible). Dari pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa Analisis kredit adalah suatu proses analisis kredit dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan rasio-rasio keuangan untuk menentukan kebutuhan kredit yang wajar. tujuan analisis kredit untuk melihat / menilai suatu usaha atas dasar kelayakan usaha, menilai risiko usaha dan bagaimana mengelolanya, dan memberikan kredit atas dasar kelayakan usaha. Pada dasarnya analisis kredit digunakan untuk meneliti atau menilai pemohon kredit secara mendalam tentang keadaan usaha atau proyek pemohon kredit agar pelaksanaan kredit yang akan dilakukan dapat berjalan dengan lancar sehingga tidak menimbulkan kredit macet, dilakukan dengan beberapa cara namun dalam pembahasan ini akan di bahas likuiditas dan solvabilitas,
  • 2. Likuiditas (lquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek. Risiko likuiditas jangka pendek perusahaan dipengaruhi oleh kapan arus kas masuk dan arus kas keluar terjadi serta prospek arus kas untuk kinerja masa depan. Analisis likuiditas diarahkan pada aktivitas operasi peusahaan, kemampuan untuk menghasilkan keuntungan dari penjualan produk dan jasa, serta persyaratan dan ukuran modal kerja. Bagian pertama bab ini menjelaskan beberapa alat analisis laporan keuangan yang digunakan untuk menilai risiko likuiditas. Bab ini dimulai dengan pembahasan pentingnya likuiditas dan kaitannya dengan modal kerja. Selnajutnya, kita akan membahas dan menginterpretasikan rasio modal kerja dan siklus operasi perusahaan yang berguna untuk menilai likuiditas. Analisis “bagaimana jika” (what-if) terhadap perubahan pada kondisi atau strategi perusahaan akan mengakhiri materi ini. Solvabilitas (solvency) mengacu pada kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Seluruh aktifitas usaha perusahaan-pendanaan, investasi, dan operas akan mempengaruhi solvabilitas perusahaan. Salah satu komponen analisis solvabilitas yang paling penting adalah komposisi struktur modal dalam suatu perusahaan. Struktur modal (capital structure) mengacu pada sumber pendanaan perusahaan dan atribut ekonominya. Bagian daua bab ini menjelaskan tentang struktur modal dan pentingnya struktur modal dalam analisi solvabilitas. Karena solvabilitas bergantung pada keberhasilan aktivitas operasi, kita juga memperhatikan laba dan kemampuan laba untuk memenuhi pengeluaran pemasaran yang penting dan diutuhkan. Berbagai alat analisis solvabilitas akan dijelaskan, termasuk ukuran- ukuran leverage, penyesuaian analitis akuntansi, analisis struktur modal, dan ukuran cakupan laba (earnngs coverage). Bagian ini akan memperlihatkan penggunaan alat analisis dengan menggunakan data laporan keuangan. Kita juga akan membahas tentang hubungan antara risiko dan pengembalian yang berasal dari struktur modal suatu perusahaan dan implikasinya untuk analisis laporan keuangan.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Analisis Kredit Penilaian atau analisis kredit adalah semacam studi kelayakan (feasibility Study) atas perusahaan pemohon kredit. Penilaian kredit adalah Suatu kegiatan pemeriksaan, penelitian, dan analisa terhadap kelengkapan, keabsahan, dan kelayakan berkas/surat/data permohonan kredit calon debitur hingga dikeluarkannya suatu keputusan apakah kredit tersebut diterima atau ditolak. Analisa kredit adalah pekerjaan yang meliputi: 1. Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik keuangan maupun non keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat/tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan kredit. 2. Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian dan kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan pimpinan dari permohonan kredit nasabah. Dari Pengertian tersebut dapat disimpulkan, pengertian penilaian atau analisis kredit adalah Suatu kegiatan analisa/penilaian berkas/data dan juga berbagai aspek yang mendukung yang diajukan oleh pemohon kredit, sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan apakah permohonan kredit tersebut diterima atau ditolak. B. Pertimbangan Analisa Kredit Dalam pelaksanaan penilaian kredit, bank harus selalu mempertimbangkan berbagai hal yang terkait, agar kredit yang akan dipinjamkan dapat memiliki manfaat dan tidak merugikan bank maupun debitur di masa depan. Bank harus selalu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
  • 4. 1. Keamanan kredit (safety), artinya harus benar-benar diyakini bahwa kredit tersebut dapat dilunasi kembali. 2. Terarahnya tujuan penggunaan kredit (suitability), yaitu bahwa kredit akan digunakan untuk tujuan yang sejalan dengan kepentingan masyarakat/sekurang-kurangnya tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku. 3. Menguntungkan (profitable), baik bagi bank berupa penghasilan bunga maupun bagi nasabah, yaitu berupa keuntungan dan makin berkembangnya usaha. C. Fungsi Analisa Kredit Kegiatan analisa kredit memiliki arti penting bagi bank, karena bank akan memiliki jaminan yang memadai selama kredit diberikan. Fungsi analisa kredit adalah: 1. Sebagai dasar bagi bank dalam menentukan tingkat suku bunga kredit dan jaminan yang disyaratkan untuk dipenuhi nasabah, 2. Sarana untuk pengendalian resiko yang akan dihadapi bank, 3. Syarat kredit dan sarana untuk struktur, jumlah kredit, jangka waktu kredit, sifat kredit, tujuan kredit, dan sebagainya, 4. Sebagai bahan pertimbangan pimpinan/direksi bank dalam proses pengambilan keputusan, 5. Sebagai alat informasi yang diperlukan untuk evaluasi kredit. D. Aspek Penilaian Analisis Kredit Dalam menilai atau menganalisis suatu permohonan kredit perlu dibahas berbagai aspek yang menyangkut keadaan usaha pemohon kredit. Pembahasan ini pada dasarnya adalah untuk meneliti apakah pemohon memenuhi Prinsip 5C atau tidak yang kemudian menjadi pertimbangan bank untuk menentukan kelayakan pemohon kredit memperoleh kredit atau tidak, dengan perkataan lain apakah permohonan kredit tersebut feasible dalam arti andaikata kredit diberikan, maka
  • 5. usahanya akan berkembang baik dan mampu mengembalikan kredit, baik pokok maupun bunga dalam jangka waktu yang wajar atau sebaliknya. Pemberian kredit mengandung tingkat resiko (degree of risk) tertentu. Untuk menghindari maupun untuk memperkecil resiko kredit yang mungkin terjadi, maka permohonan kredit harus dinilai oleh bank atas dasar syarat-syarat bank teknis yang terkenal dengan 5 C: 1. Character. Character adalah keadaan watak dari nasabah, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian terhadap karakter ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. 2. Capital Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon nasabah. Semakin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi kesungguhan calon nasabah dalam menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih yakin dalam memberikan kredit. Modal sendiri juga diperlukan bank sebagai alat kesungguhan dan tangung jawab nasabah dalam menjalankan usahanya karena ikut menanngung resiko terhadap gagalnya usaha. Dalam praktik, kemampuan capital ini dimanifestasikan dalam bentuk kewajiban untuk menyediakan self-financing, yang sebaiknya jumlahnya lebih besar daripada kredit yang dimintakan kepada bank. 3. Capacity Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon nasabah dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana calon nasabah mampu untuk mengembalikan atau melunasi utang-utangnya secara tepat waktu dari
  • 6. usaha yang diperolehnya. Pengukuran capacity tersebut dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan berikut ini: a. Pendekatan historis, yaitu menilai past performance, apakah menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu. b. Pendekatan finansial, yaitu menilai latar belakang pendidikan para pengurus. c. Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis apakah calon nasabah mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan perjanjian kredit dengan bank. d. Pendekatan manajerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan keterampilan nasabah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam memimpin perusahaan. e. Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan calon nasabah mengelola faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatan-peralatan , administrasi dan keuangan, industrial relation sampai pada kemampuan merebut pasar. 4. Collateral Collateral adalah barang-barang yang diserahkan nasabah sebagai agunan terhadap kredit yang diterimanya. Collateral tersebut harus dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauh mana resiko kewajiban finansial nasabah kepada bank. Pada hakikatnya bentuk collateral tidak hanya berbentuk kebendaan tetapi juga collateral yang tidak berwujud seperti jaminan pribadi (borgtocht), letter of guarantee, letter of comfort, rekomendasi dan avalis. 5. Condition of Economy Condition of Economy, yaitu situasi dan kondisi politik , sosial, ekonomi , budaya yeng mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinannya memengaruhi kelancaran perusahaan calon debitur. Untuk mendapat gambaran mengenai hal tersebut, perlu diadakan penelitian mengenai hal-hal antara lain :
  • 7. a. Keadaan konjungtur. b. Peraturan-peraturan pemerintah. c. Situasi, politik dan perekonomian dunia. d. Keadaan lain yang memengaruhi pemasaran. E. Likuiditas Likuiditas (liquidity) mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Secara konvensional, jangka pendek dianggap periode hingga satu tahun meskipun jangka waktu ini dikaitkan siklus operasinormal suatu perusahaan (periode waktu yang mencakup siklus pembelian- prodeuksi-penjualan-penagihan). Pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan memperhitungkan dampak yang berasal dari kietidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas dinyatakan dalam perbedaan tingkatan. Kurangnya likuiditas menghalangi perushaan untuk memperoleh keuntungan dari diskon atau kesempatan mendapatkan keuntungan. Ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancarnya merupakan masalah likuiditas yang lebih ekstrem. Masalah ini dapat mengarah pada penjualan investasi dan aset lainnya yang dipaksakan, dan kemungkinan yang paling parah mengarah pada insovabilitas dan kebangkrutan. Bagi pemegang saham perusahaan, kurangnya likuiditas dapat meramalkan hilangnya kendali pemilik atau kerugian investasi modal. Saat pemilik perusahaan memiliki kewajiban tak terbatas (pada perusahaan perorangan atau persekutuan), kurangnya likuiditas membahayak aset pribadi mereka. Bagi kreditor perusahaan, kurangnya likuiditas dapat menyebabkan penundaan pembayaran bunga dan pokok pinjaman atau bahkan tidak dapat di tagih sama sekali. Pelanggan serta pemasok prodak dan jasa perusahaan juga merasakan masalah likuiditas jangka pendek. Implikasinya antara lain mencakup
  • 8. ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kontrak serta merusak hubungan dengan pelanggan dan pemasok penting. Berbagai skenario ini memperlihatkan penyebab ukuran likuiditas sangat penting dalam analisis suatu perusahaan. Jika suatu perusahaan gagal memenuhi kewajiban lancarnya, maka kelangsungan usahanya dipertanyakan. Ilihat dari sisi ini, semua ukuran analisis menjadi kurang penting dibandingkan likuiditas. Meskipun ukuran akuntansi mengasumsikan kelangsungan hidup perusahaan, analisis perlu selalu menilai keabsahan asumsi ini dengan menggunakan ukuran likuiditas dan solvabilitas. Modal kerja merupakan likuiditas yang banyak digunakan. Modal kerja (working capital) adalah selisih aset lancar setelah dikurangi kewajiban lancar. Modal kerja merupakan ukuran aset lancar yang penting yang mencerminkan pengaman bagi kreditor. Modal kerja juga penting untuk mengukur cadangan likuiditas yang tersedia untuk memenuhi kontijensi dan ketikapastian yang terkait dengan keseimbangan antara arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan. Aset Lancar dan Kewajiban Lancar Aset Lancar (current assets) adalah kas dan aset lain yang secara wajar dapat (1) direalisasikan sebagai kasatau (2) djual atau digunakan selama satu tahun (atau dalam siklus operasi normal perusahaan jika lebh dar satu tahun). Akun neracabiasanya memasukkan kas, efek (surat berharga atau sekurtas) yang jatuh tempo dalam satu tahun fiskal kedepan, piutang, persediaan, dan beban dbayar dmuka sebagaiaset lancar. Kewajiban lancar (curent liabilities) merupakan kewajiban yang diharapkan akan dlunasi dalam waktu yang relatif pendek, biasanya satu tahun. Kewajiban lancar biasanya mencakup utang usaha, wasel bayar, pinjaman bank jangka pendek, utang pajak, beban yang masih harus dibayar, dan bagian lancar utang jangka panjang (bagan yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun). Analisis harus menilai apakah seluruh kewajiban lancar dyang kemungkinan besar akhirnya mengakibatkan pembayaran telah disajikan sebagai
  • 9. kewajiban lancar. Jika tidak dimasukkan, maka akan mengurangi manfaat analisis modal kerja. Berikut tiga masalah umum yang perlu diperhatikan : 1. kewajiban kontijen yang terkait dengan jaminan atas utang. Kita perlu menilai kemungkinan bahwa kontijensi ini menjadi saat menghitung modal kerja. 2. Pembayaran minimum sewa di masa depan yang terkait dengan perjanjian sewa guna usaha operasi yang tidak dapat dibatlkan, 3. Kontrak atas konstruksi atau akuisisi aset jangka panjang sering kali mewajibkan pembayaran berkelanjutan dalam jumlah besar. Kewajiban embayar ini disajikan pada catatan kaki sebagai “komitmen” dan bukan sebagai kewajiban dalam neraca. Saat menghitung modal kerja, analisis seharusnya memperhitungkan komiymen itu. Harus disadari pula bahwa aset pajak tangguhan lancar (debt) bukan merupakan aset lancar, sama halnya seperti kewajiban pajak tangguhan lancar (kredit) yang bukan merupakan kewajiban lancar. Aset pajak tangguhan lancar tidak selalu mencerminkan taksiran arus kas masuk dalam bentuk pengembalian pajak. Aset ini biasanya dgunakan untuk mengurangi beban pajak penghasilan masa depan, kecuali pada kasus kerugian yang dibawakedepan (loss carry back). Begitu juga kewajiban pajak tangguhan lancar yang tidak selalu mencerminkan arus kas keluar. Misalnya, perbedaan temporer yang bersifat berulang (seperti penyusutan) yang tidak harus menghasilkan pembayaran pajak karena perbedaan ni akan salng hapus (offset) dengan perbedaan awal yang sama atau lebih besar. Ukuran Likuiditas Modal Kerja Perjanjian pnjaman dan obligasi sering kali mencakup persyaratan untuk mempertahankan tingkat modal kerja minimum. Analisis keuangan menilai besaran modal kerja untuk keputusan atau rekomendasi investasi. Badan pemerintah menghitung total modalkerja perusahaan untuk membuat peraturan dan kebijakan. Selain itu laporan keuangan yang dterbitkan membedakan antara aset dan kewajiban lancar dengan tak lancar sebagai jawaban atas kebutuhan ini. Ukuran Likuiditas dengan Rasio Lancar
  • 10. Ilustrasi sebelumnya menekankan perlunya mempertimbangkan modal kerja relatif. Selisih modal kerja sebesar $200.000 memberikan kesimpulan berbeda bagi perusahaan dengan aset lancar sebesar $300.000, dan perusahaan dengan aset lancar sebesar $1.200.000. ukuran relatif yang digunaklan secara umum dalam praktik adalah rasio lancar. Rasio Lancar (current ratio) adalah : Rasio Lancar = Aktiva lancar Kewajiban lancar Relevansi Rasio Lancar Alasan digunakannya rasio lancar secara luas sebagai ukuran likuiditas mencakup kemampuannya untuk mengatur :  Kemampuan memenuhi kewajiban lancar. Makin tinggi jumlah (kelipatan) aset lancar terhadap kewaiban lancar, makin besar keyakinan bahwa kewajiban lancar tersebut akan dibayar;  Penyangga kerugian. Makin besar penyangga, makin kecil risikonya. Rasio lancar menunjukkan tingkat keamanan yang tersedia untuk menutup penurunan nilai aset lancar non-kas pada saat aset tersebut dilepas atau dilikuidasi;  Cadangan dana lancar. Rasio lancar merupakan ukuran tingkat keamanan terhadap ketidakpastian dan kejutan atas arus kas perusahaan. Ketidakpastian dan kejutan, seperti pemogokan dan kerugian luar biasa, dapat membahayakan arus kas secara sementara dan tidak terduga. Keterbatasan Rasio Lancar Langkah pertama pada evaluasi kritis rasio lancar sebagai alat analisis solvabilitas jangka pendek dan jangka panjang adalah memeriksa pembilang dan penyebutannya. Jika likuiditas merupakan kemampuan yang memadai untuk memenuhi arus kas keluar dengan arus kas masuk, ternasuk caadangan untuk penurunan arus masuk atau peningkatan arus kelur yang tak terduga, maka wajar jika kita bertanya : Apakah rasio lancar mencakup faktor-faktor likuiditas yang penting itu? Lebih spesifik lagi, Apakah rasio lancar :
  • 11.  Mengukur dan memprediksi pola arus kas masuk dan arus kas keluar masa depan?  Mengukur kecukupan arus kas masuk terhadap arus kas keluar masa depan? Jawaban atas kedua pertanyaan diatas adalah tidak. Rasio lancar merupakan ukuran statis atas sumber daya yang tersedia pada suatu waktu untuk memenuhi kewajiban lancar. Cadangan sumber daya kas lancar tidak memiliki hubungan logis dan sebab-akibat dengan arus kas masuk masa depan. Padahal, arus kas masuk masa depan merupakan indikatir likuiditas yang terbaik. Arus kas masuk ini bergantung pada faktor-faktor yang tidak dicakup dalam rasio, seperti penjualan, pengeluaran kas, keuntungan, dan perubahan kondisi usaha. Untuk memperjelas keterbatasan-keterbatasan ini, kita sperlu melihat lebih dekat setiap komponen dari rasiolancar. Pembilang rasio lancar Berikut akan dbahas setiap komponen aset lancar dan implikasinya pada analisis yang menggunakan rasio lancar. Kas dan setara kas. Kas yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelola dengan baik ditujukan sebagai cadangan pencegah terjadinya ketidakseimbangan kas pada jangka pendek. Misalnya, penjualan dapat turun lebih cepat daripada pengeluaran kas untuk pembelian dan beban saat terjadi penurunan usaha sehingga membutuhkan ketersediaan kas yang lebih. Karena kas merupakan aset yang tidak menghasilkan dan setara kas biasanya berupa efek dengan pengembalian yang rendah, tujuan perusahaan adalah meminimalkan investasi pada aset ini. Hubungan antara saldo kas dengan tingkat aktivitas usaha saat ini sangat kecil dan biasanya tidak mengungkapkan implikasi prediksi. Tambahan lagi, beberapa perusahaan mengandalkan pengganti kas dalam bentuk ketersediaan batas kredit yang masih bisa digunakan dan tidak dicakup dalam perhitungan rasio lancar.
  • 12. Efek yang dapat diperjualbelikan. Kelebihan kas dari cadangan pencegahan seringkali diinvestasikan pada efek dengn pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan tingkat pengembalian setara kas. Investasi ini layaknya dapat dianggap tersediauntuk melunasi kewajiban lancar. Karena efek dilaporkan pada nilai wajar (lihat Bab 4), estimasi nilai bersih yang dapat direalisasi tidak dibutuhkan lagi. Analisis harus menyadari bahwa makin jauh perbedaan tanggal neraca, makin besar kemungkinan adanya perubahan nilai wajar investasi yang tdak tercatat. Piutang Usaha. Penentu utama akan piutang adalah penjualan. Hubungan antarapiutang dengan penjualan diatur oleh kebijakan kredit dan metode penagihan. Perubahan piutang terkait dengan perubahan penjulan meskipun tidak selalu harus proporsional. Analisis piutang sebagai sumber kas harus mengakui adanya sifat perubahan pada aset ini, kecuali pada kasus likuidasi. Penagihan satu piutang diikuti oleh pemberiankredit baru. Karena itu, tingkat piutang bukan merupakan pengukur arus kas masuk bersih masa depan. Persediaan. Seperti halnya piutang, penentu utama persediaan adalah penjualan atau taksiran penjualan, bukan tingkat kewajiban lancar. Karena penjualan merupakan fungsi dari permintaan dan penawaran, metode manajemen dan penawaran, metode manajemen persediaan (seperti kuantitas pesanan ekonomis (economic order quantities), tingkat aman persediaan, dan tingkat pemesanan kembal) menyebabkan pertambahan persediaan berubah tidak proporsional terhadap permintaan, melainkan dengan jumlah yang lebih kecil. Hubungan persediaan dan penjualan menekankan pengamatan bahwa penjualan memulai proses konversi persediaan menjadi kas. Penentu arus kas masuk masa depan dari penjualan persediaan bergantung dari margin laba yang dapat direalisasikan karena persediaan disajikan berdasarkan nilai pasar atau biaya historis, mana yang lebih rendah. Rasio lancar tidak mengakui tingkat penjualan atau margin laba, tetapi keduanya merupakan penentu penting atas arus kas masuk masa depan.
  • 13. Beban Dibayar di Muka. Beban yang dibayar dimuka merupakan pengeluaran untuk manfaat masa depan. Karena manfaat ini biasanya diterima dalam waktu satu tahun atau sepanjang siklus operasi perusahaan, beban ini tidak mengubah pengeluaran dana lancar. Beban dibayar di muka bisanya berjumlah relatif kecil dibandingkan aset lancarlainnya. Namun, analisis harus memperhatikan kecenderungan perusahaan dengan posisi lancar yang tidak baik untuk memasukkan beban tangguhan dan pos lain dengan likuiditas meragukan sebagai beban dibayar di muka. Pos tersebut harus dikeluarkan dalam perhitungan modal kerja dan rasio lancar. Penyebut Rasio Lancar Kewajiban lancar merupakan fokus dari rasio lancar. Kewajiban ini merupakan sumber ka, sama halnya seperti piutang dan persediaan yang menggunakan kas. Kewajiban lancar terutama ditentukan oleh penjualan, dan kemampuan perusahaan untuk memenuhinya saat jatuh tempo merupakan objek ukuran modal kerja. Misalnya, karena pembelian yang menimbulkan utang usaha merupakan fungsi penjualan, jumlah hutang akan mengikuti penjualan. Sepanjang penjualan tetap konstan atau meningkat, pembayaran kewajiban lancar merupakan aktivitas pendanaan kembali. Pada kasus ini, komponen rasio lancar hanya memberikan sedikit pengakuan, jika ada, atas aktiivitas tersebut atau dampaknya terhadap arus kas masa depan. Kewajiban lancar yang digunakan dalam perhitungan rasio lancar juga tidak mencakup pengeluaran masa depan seperti komitmen tertentu berdasarkan kontrak konstruksi, pinjaman, sewa guna usaha, dan pensiun. Menggunakan Rasio Lancar dalam Analisis Dari pembahasan rasio lancar, setidaknya dapat diambil tiga kesimpulan: 1. Sebagian besar likuiditas bergantung pada arus kas prospektf dan sebagian kecil bergantung pada tingkat kas dan setara kas, 2. Tidak ada hubungan langsung antara saldo akun modal kerja dan pola arus kas masa depan,
  • 14. 3. Kebijakan manajer mengenai piutang dan persediaan utamanya ditujukan bagi penggunnaan aset secara efisien dan menguntungkan, kemudian tujuan kedua adalah likuiditas. Kesimpulan ini bukan pertanda baik bag penggubaab rasio lancar sebagai alat analisis dan kita mungkin bertanya tentang penyebab rasio ni masih digunkan secara luas. Alasan penggunaan rasio lancar antara lain muda dipahami, mudah dihitung, dan datanya tersedia. Penggunaan rasio ini juga berasal dari kecenderungan kreditor (terutama bankir) memandang situasi kredit sebagai kondisi upaya terakhir. Mereka akan bertanya-tanya : Apa yang akan terjadi jika arus kas masuk terhenti seluruhnya? Apakah aset lancar dapat memenuhi pelunasan kewajiban lancar? Analisis ekstrem ini tidak selalu beruna dalam melihat likuiditas dan solvabilitas harus mengakui keunggulan relatif proyeksi arus kas dan laporan keuangan proforma dibandingkan dengan rasio lancar. Analisi ini membutuhkan informasi yang tidak siap tersedia dalam laporan keungan, termasuk estimasi permintaan produk (Bab 9). Kedua, jika analisis menggunakan rasio lancar sebagai ukuran statis kemampuan aset lancar untuk memenuhi kewajiban lancar , kita harus mengakui bahwa ini adalah konsep likuiditas yang berbeda dibandingkan dengan pembahasan sebelumnya. Dalam pembahasan kita, likuiditas merupakan kesiapan dan kecepatan konvers aset lancar menjadi kas dan perpanjangan konversi ini menghasilkan pengurangan nilai aset. Kita tidak bermaksud menolak rasio lancar sebagai alat analisis. Namun penting untuk diketahui penggunaannya secararelevan. Ditambah lagi, tidak ada “penyesuaian” untuk mengatasi kelemahan rasio ini. Sebagai akibatnya, dalam kondisi apakah kita dapat menerapkan rasio lancar? Penggunaan rasio lancar yang relevan adalah hanya untuk mengukur kemampuan aset lancar untuk melunasi kewajiban lancar. Sebagai tambahan, kita dapat mempertimbangkan aset lancar, jika ada, sebagai cadangan likuid yang tersedia untuk memenuhi ketidakseimbangan pada arus dan kontijensi lain. Kedua aplikasi ini diterapkan dengan pertimbangan bahwa rasio mengasumsikan likuidasi perusahaan. Hal ini berbeda dengan situasi kelangsungan usaha biasa dimana aset lancar memiliki
  • 15. sifat perputaran (seperti piutang baru akan menggantikan piutang yang telah tertagih) dan kewajiban lancar memiliki sifat pendanaan berulang (seperti melunasi utang dengan utang). Jika rasio lancar diterapkan dengan cara seperti di atas, terdapat dua unsur yang harus dievaluasi dan diukur sebelum rasio lancar dapat berguna untuk menjadi dasar analisis: 1. Kualitas dari baik aset lancar maupun kewajiban lancar, 2. Tingkat perputaran baik aset lancar maupun kewajiban lancar-yaitu waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang dan persediaan menjadi kas serta untuk membayar kewajiban lancar. Beberapa penyesuaian, rasio, dan alat analisis lainnya tersedia untuk melakukan evaluas ini dan meningkatkan penggunaan rasio lancar. Berikutnya, bagian ini akan menguraikan aplikasi relevan rasio lancar dalam praktik. Analisis Komparatif Analisis tren rasio lancar sering kali berguna. Namun, perubahan rasio lancar harus diinterpretasikan sepanjang waktu secara cermat. Perubahan rasio ini tidak selalu menunjukkan perubahan pada likuiditas atau kinerja operasi. Misalnya, selama resesi, suatu perusahaan mungkin terus membayar kewajiban lancar, sementara persediaan dan piutangnya menumpuk sehingga menghasilkan peningkatan rasio lancar. Sebaliknya, pad perode yang menguntungkan, kenaikan utang pajak dapat menurunkan rasio lancar. Pengembangan perusahaan yang sering kali mengiringi keberhasilan operasi akan menimbulkan persyaratan modal kerja yang lebih besar. “Pengurangan kemakmuran” dalam likuiditas ini menurunkan rasio lancar dan merupakan hasil pengembangan yang tidak diikuti oleh peningkatan dalam modal kerja (ilustrasi 10.2 pg 247) Manajemen Rasio Analisis harus meperhatikan “manajemen” rasio lancar, atau dikenal pula dengan istilah window dressing (mempercantik laporan keuangan). Mendekati akhir periode, manajemen biasnya mempercepat penagihan utang, mengurangi persediaan di bawah tingkat normal, dan menunda pembelian normal. Kemudian,
  • 16. arus masuk dari aktivitas ini digunakan untuk membayar kewajiban lancar. Dampak aktivitas ini untuk meningkatkan rasio lancar. (Ilustrasi 10.3 pg 248) Analisis seharusnya menilai lebih dari sekadar ukuran tahunan dan penggunaan rasiolancar dari laporan interim. Analisis interim mempersulit manajemen untuk melakukan windowdressing dan memungkinkan untuk menaksir dampak musiman terhadap rasio. Misalnya, rasiolancar yang kuat pada bulan Desember dapat menyesatkan jika perusahaan mengalami tekanan kredit pada musim puncaknya di bulan juli. Analisis Aturan Umum Aturan umum yang biasa dipakai adalah jika rasio lancar 2:1 atau lebih baik lagi, maka perusahaan cukup baik secara keuangan, sementara rasio di bawah 2:1 menunjukkan peningkatan risiko likuiditas. Aturan 2:1 menunjukkan bahwa tersedia $2 aset lancar untuk setiap $1 kewajiban lancar, atau jika di pandangdari sudut lain, nilai aset lancar pada saat likuidasi dapat turun hampiir sebesar 50% dan masih dapat melunasi kewajiban lancar. Rasio lancar yang jauh lebih tinggi dari 2:1 –walaupun menunjukkan penutupan likuiditas lancar yang lebih unggul- dapat diperlihatkan penggunaan sumber daya yang tidak efisien dan penurunan tinggi pengembalian. Evaluasi rasio lancar berdasarkan aturan lain akan diragukan karena dua alasan berikut : 1. Kualitas rasio lancar dan komposisi kewajiban lancar lebih penting dalam mengevaluas rasio lancar (misalnya, dua perusahaan dengan rasio lancar yang sama dapat menyajikan rasio yang jauh berbeda tergantung dari keragaman kualitas komponen modal kerja). 2. Persyaratan modal kerja bervariasi bergantung pada kondisi industr dan jangka waktu sklus perdagangan bersih perusahaan. Analisis Siklus Perdagangan Bersih Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan dipengaruhi oleh investasi dalam perediaan dan hubungan antara perjanjian kredit dari pemasok dengan kredit yang dberikan pada pelanggan. Pertimbangan in menentukan siklus perdagangan bersih
  • 17. (net trade cycle) perusahaan. (Perhitungan siklus perdagangan bersih perusahaan dijelaskan pada ilustrasi 10.4 pg 249) Perhatikan bahwa pembilang dan penyebut pada ilustrasi 10.4 disesuaikan berdasarkan basis yang konsisten. Misalnya, piutang yang disajikan dalam dolar penjualan dibagi dengan penjualan pe hari, persediaan yang disajikan pada harga perolehan dibagi dengan harga pokok penjualan per hari, dan utang yang disajikan dalam dolar pembelian dibagi dengan pembelian per hari. Karena itu, meskipun ukuran hari dinyatakan dengan basis yang berbeda, estimasi siklus perdagangan bersh dilakukan berdasarkan basis yang konsisten. Analisis ini memperlihatkan bahwa penjualan Technology Resources tertahan pada piutang selama 40 hari, memperthanakan 56 har barang tersedia sebagai persediaan, dan hanya menerima 30 hari penudaan pembayaran pembelian dari pemasoknya. Makin panjang siklus perdagangan bersih, makin besar kebutuhan modal kerja. Pengurangan jumlah hari untuk menagih piutang atau harga pokok penjualan pada persediaan akan menurunkan kebutuhan modal kerja. Kenaikan jumlah hari pembelian saat menerima kredt dari pemasok menurukan kebutuhan modal kerja. Kebutuhan modal kerja ditentukan oleh kondisi dan praktik industri. Perbandingan rasio lancar dalam industri dan analisis kebutuhan modal kerja dengan menggunakan ukuran siklus perdagangan bersih, berguna dalam kecukupan modal kerja suatu perusahaan. Ukuran Likuiditas dengan Rasio Berbasis Kas Kas dan setara kas merupakan aset lancar yang paling likuid. Pada bab ini, kita akan membahas ukuran likuiditas dengan rasio berbasis kas. Rasio Kas terhadap Aset Lancar Rasio aset “serupa kas” terhadapaset lancar merupakan satu ukran tingkat likuiditas aset lancar. Ukuran ini, yang dikenal dengan nama rasio kas terhadap aset lancar (cash to current assets ratio). Rasio ini dihitung sebagai berikut :
  • 18. Kas + Setara Kas + Efek yang dapat diperjualbelikan Aktiva lancar Makin tingg rasio ini, makin likuid aset lancar. Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar Rasio lain yang mengukur kecukupan kas adalah rasio kas terhadap kewajiban lancar (cash to current liabilities ratio). Rasio ini dihitung sebagai berikut : Kas + Setara Kas + Efek yang dapat diperjualbelikan Kewajiban lancar Rasio ini mengukur ketersediaan kas untuk membayar kewajiban lancar. Ukuran ini merupakan uji yang paling sederhana dengan mengbaikan sifat pendanaan aset lancar dan kewajiban lancar. Rasio ini melengkapi rasio kas terhadap aset lancar untuk mengukur ketersediaan kas dariperspektif yang berbeda. Terlalu sederhana untuk menganggap rasio ini sebagai pengembangan dari rasio cepat (quick ratio) untuk menguji likuiditas jangka pendek (lihat analisis berikutnya pada bab ini), kecuali pada kasus ekstrem. Namun, pentingnya kas sebagai bentuk akhir likuiditas seharusnya tidak dipandang rendah. Catatan kegagalan usaha memberikan banyak contoh perusahaan yang tidak sanggup membayar utangnya meskipun memiliki aset non-kas yang cukup besar (lancar dan tidak lancar) dan tidak mampu membayar utang atau menjalankan operasinya. ANALISI LIKUIDITAS BERDASARKAN AKTVITAS OPERASI Ukuran likuiditas berdasarkan aktivitas operasi penting bagi analisis kredit. Bagian ini mempertimbangkan tiga ukuran aktivitas operasi berdasarkan piutang, persediaan kewajiban lancar. Ukuran Likuiditas Piutang Usaha Bagi sebagian besar perusahaan yang melakukan penjualan kredit, piutang usaha dan wesel tgih merupakan bagian penting dari modal kerja. Dalam menilai likuiditas termasuk modal lancar dan rasio lancar, penting untuk mengukur
  • 19. kualitas dan likuiditas piutang. Baik kualitas maupun likuiditas piutang dipengaruhi oleh tingkat perputarannya. Kualitas mengacu pada kemungkinan tertagihnya piutangtanpa menimbulkan kerugian. Ukuran kemungkinan ini merupakan bagian piutang yang tertagih dalam jangka waktu yang telah ditetapkan perusahaan. Pengalaman menunjukkan bahwa makin lama piutang dapat ditagih. Tingkat perputaran merupakan indikator utama piutang. Indikator ini terutama berguna saat membandingkan dengan taksiran tingkat perputaran yang dihitung menggunakan perjanjian kredit yang diperkenankan. Likuiditas mengacu pada kecepatan konversi piutang menjadi kas. Tingkat perputaran piutang adalah ukuran dari kecepatan ini. Perputaran Piutang Usaha Rasio perputaran piutang usaha (accounts receivable tornover) dihitung sebagai berikut : Penjualan kredit bersih Rata-rata piutang usaha Wesel tagih dan penjualan normal harus disertakan saat menghitung perputaran piutang usaha. Rasio ini dihitung dengan hanya memasukkan penjualan kredit karena penjualan kas tidak memimbulkan piutang. Karena laporan keuangan jarng mengungkapkan penjualan kas dan kredit secara terpisah, rasio ini sering kali harus dihitung dengan menggunakan angka penjualan bersih (yaitu dengan mengasumsikan bahwa penjualan kas tidak siknifikan). Jika penjualan kas signifikan, maka rasio ini kurang berguna. Namun, jika proporsi penjualan kas terhadap total penjualan relatif stabil, maka perbandingan rasio perputaran piutang antartahun menjadi dapat diandalkan. Cara langsung untuk menentukan rata-rata piutang adalah menambah saldo awal dan saldo akhir piutang pada periode tersebut dan membaginya denagn dua. Penggunaan data bulanan atau kuartalan menghasilkan estimasi yang lebih akurat. Makin tingi fluktuasi penjualan, makin besar kemungkinan dstorsi rasio ini. Rasio perputaran piutang menunjukkan rata- rata seberapa sering, secara rata-rata, piutang berubah, yanitu diterima dan ditagih sepanjang tahun.
  • 20. Jumlah Hari untuk Menagih Piutang Meskipun rasio perputaran piutangusaha mengukur kecepatan penagihan dan beguna untuk tujuan perbandingan,rasio ini tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan syarat pelunasan yang diberikan perusahaan kepada pelanggannya. Perbandingan ini dibuat dengan mengubah rasio perputaran menjadi jumlah hari utuk menagih piutang. Jumlah hari penagihan piutang (days sales in receivables) mengukur jumlah hari yang dibutuhkan, secara rata- rata, untuk menagih piutang berdasarkan saldo akhir tahun piutang. Angka ini dihitung dengan membagi piutang dengan penjualan harian rata-rata sebagai berikut : Jumlah hari untuk menagih piutang = piutang + Penjualan 360 Dengan menggunakan data Consumer Electronics, perhitungannya adalah : Piutang Rata−rata penjualan harian = $250.000 [ $1.200 .000 360 ] = $250.000 $3.333 = 75 hari Interpretasi Ukuran Likuiditas Piutang Tingkat perputaran piutang usaha dan periode penagihan akan berguna jika dibandingkan dengan rata-rata industri atau perjanjian kredit yang diberikan perusahaan. Jika periode penagihan dibandingkan dengan perjanjian penjualan yang diberikan perusahaan, kita dapat menilai banyaknya pelanggan yangmelunasi piutang tepat waktu. Misalnya jika perjanjian kredit biasa adalah 40 hari, maka periode penagihan rata-rata selama 75 hari mencerminkan satu atau lebih kondisi berikut ini :  Upaya penagihan yang buruk  Penundaan pembayaran dari pelanggan  Pelanggan dalam kesulitan keuangan
  • 21. Kondisi pertama membutuhkan tindakan koreksi manajerial, sementara kondisi yang lain mencerminkan kualitas danlikuiditas piutang serta membutuhkan tindakan manajerial yanglebih hati-hati dan bijaksana. Langkah awal adalah menentukan apakah piutang merupakan perncerminan aktivitas spenjualan perusahaan. Misalnya, piutang bisa dijual pada entitas bertujuan khusus (special purpose entities-SPE); jika SPE dibenuk secara layak, maka piutang dapat dipindahkan dari catatan perusahaan. Karena itu penjualan piutang sementara dapat mendistorsi perhitungan rasio. Perusahaan biasanya terus melakukan penagihan piutang untuk SPE. Pada kasus ini, jumlah piutangharus disajikan dalam catatan kaki. Angka ini harus ditambahkan pada saldo piutang dalam neraca untuk menghitung total piutangbelum tertagih. Lalu, rasio perputaran dihitung berdasarkan total piutang yang belum tertagih. Kerumitan lainnya terkait dengan apakah rasio perputaran piutang dihitung berdasarkan piutang kotor atau bersih. Jika digunakan piutang bersih, hasil perhitungannya akan dipengaruhi oleh tingkat konservatisme perusahaan dalam mengestimasi piutang tak tertagih. Perhitungan rasio perputaran berdasarkan piutang kotor umumnya lebih disukai untuk menghindari masalah ini. Analisis tren tertentu juga berguna bagi pemahaman kita. Tren periode penagihan antarwaktu penting untuk menilai kualitas dan lkuiditas piutang. Tren lain yang perlu diamati adalah hubungan antara cadangan piutang tak tertagih dengan poutabf kotor, seperti dihitung sebagai berikut : Cadangan piutang tak tertagih Piutang kotor Penngkatan rasio ini menunjukkan penurunan penagihan piutang sepanjang waktu. Sebaliknya, penurunan rasio ini menunjukkan perbaikan penagihan atau perlunya mengevaluasi kembali kecukupan cadangan piutang tak tertagih. Secara keseluruhan, ukuran likuiditas piutang penting artinya bagi analisis. Ukuran ini juga penting sebagai ukuran penggunaan aset, topik yang dibahas pada Bab 8.
  • 22. F. Solvabilitas Dasar-Dasar Solvabilitas Aalisis solvabilitas perusahaan berbeda dengan analisis likuidits. Pada analisis likuiditas, jangka waktu biasanya pendek untuk peramalanarus kas yang lebih akurat. Peramalan jangka panjang kurang diandalkan sehingga analisis solvabilitas menggunakan ukuran analitis yang kurang akurat,tetapi lebih menyeluruh. Analisis solvabilitas melibatkan beberapa elemen kunci. Analisis struktur modal adalah salah satunya. Struktur modal mengacu pada sumber pendanaan perusahaan. Perusahaan pendanaan dapat dperoleh dari modal ekuitas yang relatif permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek sementara yang leboh berisiko. Saat memperoleh pendanaan, perusahaan akan menginvestasikannya pada berbagai aset. Aset mencerminkan sumber keamanan sekunder bagi pemberi pinjaman dan diperoleh dari pinjaman yang dijamin oleh aset tertentu hingga aset yang tersedia sebagai pengaman umum bagi kreditor tanoa jaminan. Hal ini dan faktor lainnya menghasilkan perbedaan risiko yang terkait dengan berbagai aset dan sumber pendanaan. Elemen kunci solvabilitas jangka panjang lainnya adalh laba (earnings) atau kemampuan menghasilkan laba (earning power) yang menunjukkan kemampuan berulang untuk menghasilkan kas dari operasio. Ukuran berbasis laba samgat penting dan merupakan ndikator andal atas kekurangan keuangan. Laba merupakan sumber kas yang paling diinginkan dan dapat diandalkan untuk pembayaran bunga dan pokok utang jangka panjang. Sebagai ukuran arus kas masuk dari operasi, laba penting untuk melunasi bunga jangka panjang dan beban tetap lainnya. Arus laba yang stabl merupakan ukuran penting atas kemampuan perusahaan untuk meminjam saat kekurangan kas. Hal itu juga merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk bengkit dari kondisi kesulitan keuangan. Pemberi pinjaman melindungi dari mereka dari kemungkinan gagal bayar perusahaan dan tekanan keuangan dengan persyaratan utang pada perjanjian pinjaman. Persyaratan utang ini menetapkan kondisi gagal bayar – sering kali berdasarkan ukuran akuntansi – pada tingkat yang memberikan kesempatan pada
  • 23. pemberi pinjaman kesempatan untuk menagih pinjaman sebelum terjadinya kesulitan keuangan yang parah. Persyaratan utang biasanya dirancang untuk : (1) menekankan ukuran kekuatan keuangan utama seperti rasio lancar dan rasio utang terhadapekuitas, (2) mengurangi penerbitan utang tambahan, dan (3) memastikan tidak adanya pengeluaran sumber daya perusahan melalui dividen yang berlebihan atau akuisisi. Persyaratan utang tidak dapat melindungi pemberi pinjaman terhadap kerugian operasi yang merupakan sumber kesulitan keuangan. Persyaratan utang dan pasal-pasal perlindungan juga tidak dapat menggantikan kewaspadaan ikita serta pengawasan atas hasil operasi dan kondisi keuangan perusahaan. Jumlah pendanaan utang negara dan yang swasta yang makin besar telah mengarah pada beberapa pendekatan standar untuk melakukan analisis dan evaluasi. Meskipun bab ini menjelaskan berbagai pendekatan tersebut, Apendiks 10A membahas analisis efek utang oleh badan pemeringkat dan Apendiks 10B menguraikan penggunaan rasio sebagai prediksi atas kesulitan keungan. Pentingnya Struktur Model Struktur model merupakan pendanaan ekuitas dan utang pada suatu perusahaan yangsering dihitung berdasarkan besaran relatif berbagai sumber pendanaan. Stabilitas keuangan perusahaan dan risiko gagal melunasi utang begantung pada sumber pendanaan serta jenis dan jumlah berbagai aset yang dimiliki perusahaan. Karakteristik Utang dan Ekuitas Kepentingan untuk menganalisis struktur modal berasal dari berbaai perspektif, salah satunya adalah perbedaan anara utang dan ekuitas. Ekuitas (equity) mengacu pada risiko modal suatu perusahaan. Karakteristik modal ekuitas mencakup pengembaliannya yang tidak pasti dan tidak tentu serta tidak adanya polapembayaran kembali. Modal ekuitas memberikan kontribusi pada stabilitas dan solvabilitas perusahaan. Modal ini biasanya memiliki sifat permanen, tangguh di saat-saat sulit, dan tidak memiliki persyaratan divivden wajib. Perusahaan dapat menginvestasikan pendanaan ekuitas pada aset jangka panjang dan menggunakan modal ini pada usaha yang beresiko tanpa menghadapi ancaman penarikan modal.
  • 24. Berbeda dengan modal ekuits, baik modal utang (debt) jangka pendek maupun jangka panjang harus dibayar kembali. Makin panjangperiodepembayaran kebali utang dan makin plonggarnya ketentuan pembayaran kembali, maka makin mudah bagi suatu perusahaan untuk meunasi modal utang. Namun, utang tetao harus dbayar kembali padawktu tertentu tanoa nenerhatikan kondisi keuangan perusahaan, begtu pula halnya dengan bunga berkala untuk sebagian besar utang. Kegagalan membayar pokok utang dan bungan biasanya menyebabkan proses hukum di mana pemegang saham mungkin kehilangan kendali atas perusahaan dan sebagian atau seluruh investasi meeka. Makin besar proporsi utang pada struktur modal pada suatu perusahaan, makin tinggi beban tetap dan komitmen pembaaran kembali yang ditimbulkan. Kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar bungan dan pokok pinjaman saat jatuh tempo dan kemungkinan kreditor mengalami kerugian juga turut meningkat. Bagi investor saham biasa, utang mencerminkan risiko kerugian investasi dengan diimbangi oleh potensi keuntungan dari leverage keuangan. Leverage keuangan (financial leverage) merupakan penggunaan utang untuk meningkatkan laba.Leverage memperbesar keberhasilan (laba) dan kegagalan (rugi) manajerial. Utang yang terlalu besar menghambat inisiatif dan fleksibilitas manajemen untuk mengejar kesempatan yang menguntungkan. Kreditor lebih menyukai peningkatan modal ekuitas sebagai pelindung atas kerugian pada saat-saat sulit. Menurunkan modalekuitas sebagai proporsi pendanaan perusahan akan risiko kredt. Tugas analisis ini adalah mengukur tingkat risiko yang berasal dari struktur modal suatu perusahaan. Sisa bagian ini akan melihat motivasi modal utang dan mengukur dampaknya. Motovasi Memperoleh Modal Utang Darui sudut pandang pemegang saham, utang adalah sumber pendanaan eksternal yang lebih disukai karena dua alasan :
  • 25. 1. Bungan atas sebagian besar utang jumlahnya tetap, dan jika bunga lebih kecil daripada pengembalian atas aset operasi bersih,selisih pengembalian tersebut akan menjadi keuntungan bagi investor ekuitas, 2. Bunga merupakan beban yang dapat mengurangi pajak, sedangkan dividen tidak. Kedua faktor umumnya menggunakan baik pendanaan utang maupun ekuitas. Kreditor biasany tidak mau memberikan dana tanpa perlindungan dari pendanaan ekuitas. Leverage keuangan mengacu pad jumlah pendanaan utang dalamstruktur modal suatu perusahaan. Perusahaan dengan leverage keuangan disebut memperdagangkan ekuitas (trading in the equity). Hal ini menunjukkan perusahaan menggunakan modal ekuitas sebagai dasar pinjaman untuk mendapatkan kelebihan pengembalian. Tampilan 10.2 menggambarkan perdagangan ekuitas. Tampilan in menghitung pengembalian yang diperoleh dua perusahaan, yaitu Risky, Inc. (perusahaan berisiko) dan Safety Inc. (perusahaan aman). Kedua perusahaan ini memiliki aset operasi bersih dan laba operasi induk. Risky, Inc. memperoleh 40% pendanaandari utang, sementara Safety, Inc. adalah perusahaan tanpa utang atau unlevered. Pada tahun 1, ketika saat rata0rata pengembalian atas aset operasi bersih lebih besar 12%, pengembalian atas ekuitas pemegang saham Risky, Inc. adalah 16%. Pengembalian untuk pemegang sham yang lebih tinggi ini berasal dari kelebihan selisih pengembalian atas aset operasi bersih di atas biaya utang setelah pajak (12% dibandingkan 6%, angka terakhir dihitung dari 10% [1 - 0,40]). Pengembalian ekuitas Safety, Inc. selalu sama dengan pengembalian atas aset karena tidk ada utang. Pada tahun 2, tingkat pengembalian atas aset Risky, Inc. sama dengan biaya utang setelah pajak sehingga dampak leverage ternetralisasi. Pada tahun 3, leverage menjadi pedang bermata dua. Khususnya, jika pengembalian lebih rendah dari biaya utang setelah pajak, pengembalian ekuitas Risky, Inc. lebih rendah dari pengembalian ekuitas Safety, Inc. yang bebas utang. Kesimpulan dari contoh ini adalah: (1) perusahaan yang memiliki utang
  • 26. dapat berhasil memperdagangkan ekuitas ketika tingkat pengembalian aset melebihi biaya utang setelah pajak,(2) perusahaan yang memiliki uangtidak berhasil memperdagangkan ekuitas ketika tingkat pengembalian aset operasi bersih lebih rendah dari biaya utang setelah pajak, dan (3) dampak leverage akan diperbesar pada tahun baik dan tahun buruk. Dampak Leverage Lainnya Selain keuntungan dari kelebihan pengembalian untuk leverage keuangan dan bunga yang dapat mengurangi pajak, posisi utang jangka oanjang dapat memberikan keuntungan lain bagi pemegang ekuitas, misalnya, perusahaan yang sedang tumbuh dapat menghindari dilusi laba per saham melalui pernerbitan utang. Selain itu, jika tingkat bung mengalami peningkat, perusahaan dengan utang yang membayar tingkat bunga tetapa akan lebih menguntungkan dibandingkan pesaing yang tidak memiliki utang. Namun, hal sebaliknya juga berlaku. Akhirnya, pada periode inflasi, kewajiban moneter (sebagian besar modal utang) menghasilkan keuntungan tingkat harkga (price level gains). Penyesuaian untuk Analisis Struktur Modal Ukuran dan pengungkapan akun kewajiban (utang) dan ekuitas pada laporan keuangan diatur oleh penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pembahasan prnsip yang mengatur ukuran dan pengungkapan akun kewajiban dan ekuitas telah dibahas di Bab 3. Analisis harus mengingat prinsip ini saat mengnalisis struktur modal dan implikasinya pada solvailitas. Penyesuaian pada Nilai Buku Kewajiban Hubungan antara kewajiban dan modal ekuitas, dua sumber utama pendanaan perusahaan, merupakan faktor penting dlam menilai solvabilitas jangka panjang. Pemahaman hubungan ini berguna bagi analisis. Terdapat kewajiban yang tidak sepenuhnya disajikan dalam neraca dan terdapat pos yang terkait dengan pendanaan di mana klasifikasi akuntansi sebagai utang atau ekuitas tidak dapat diterima begitu saja dalam analisis. Identifikasi dan klasifikasi pos ini bergantung
  • 27. pada pemahaman mendalam mengenai substabsi ekonominya dan kondisi yang terkait.pembahasan pada bagian ini melengkapi pertimbangan analitis penting oada Bab 3. Pajak Penghasilan Tangguhan (Deferred Income Tax.). Satu pertanyaan penting adalah apakah pajak tangguhan dianggap sebagai kewajiban, sebagai ekuitas, atau bagian dari utang dan ekuitas. Jawabannya bergantung pada sifat tangguhan, pengalaman akun tersebut diamsa lalu (seperti pola pertumbuhannya), dan kemungkinan pembalikan kemungkinan di masa depan. Untuk mencapai keputusan, harus di akui pada situasi normal, pajak tangguhan akan ‘dibaik’ dan menjadi terutang saat ukuran perusahaan turun. Jika pembalikan pada masa depan memiliki kemungkinan sangat kecil, sperti yang mungkin terjadi dengan perbedaan waktu dari penyusutan yang di percepat, pajak tangguhan harus dianggap sebagai pendanaan jangka panjang dan diperlakukan seperti ekuitas. Namun, jika kemungkinan pelunasan pajak tangguhan di masa depan tinggi, maka pajak tangguhan (atau sebagian jumlahnya) harus dianggap sebagai kewajiban jangka panjang. Sewa Guna Usaha Operas (Operating Lease). Praktik akuntansi saat ini mewajibkan sebagian besar pendanaan sewa guna usaha jangka panjang yang tidak dapat di batalkan didisajikan sebagai utang. Namun perusahaan memiliki peluang tertentu untuk mengubah sewa sedemikian rupa sehingga menghindari pelaporan sebagai utang. Sewa guna usaha operasi sebaiknya diakui d neraca untuk tujuan analisis, sehingga mengngatkan baik aset tetap maupun kewajiban seperti dibahas dalam Bab 3. Pendanaan di Luar Neraca (Off-Balance-Sheet Financing). Untuk menentukan utang suatu perusahaan, analisis harus memperhatikan bahwa beberapa manajer cederung menyatakan utang terlalu rendah yang sering kali dengan cara-cara baru yang cukup rumit. Beberapa cara untuk melakukan ini telah di bahas pada Bab 3, termasuk penjualan piutang, perjanjian pendanaan di luar neraca menggunakan
  • 28. etentitas bertujuan khusus (special purpose entities-SPE), dan investasi metode ekuitas. Membaca catatan atas laporan keuangan dan manajemen, sering kali dapat memberikan petunjuk tentang adanya kewajiban yang tidak dicatat. Kewajiban Kontinjen (Contingent Liabilities). Kontinjensi seperti jaminan dan garansi produk mencerminkan kewajiban untuk memberikan jasa atau produk di masa depan yang dikelompokkan sebagai kewajiban. Umumnya, cadangan yang menimbulkan beban terhadap laba juga dianggap kewajiban. Analisis harus membuat penilaian mengeni kemungkinan komitmen atau kontinjensi menjadi kewajiban aktual dan memperlakukan pos ini dengan seharusnya. Misalnya, jaminan atas utang anak perusahaan atau pihak lain yang mungkin menjadi kewajiban harus diperlakukan seperti kewajiban. Hak Minoritas (Minority Interest). Hak minoritas pada laporan keuangan konsolidasi mencerminkan nilai buku kepemilikan pemegang saham minoritas anak perusahaan pada kelompok konsolidasi. Akun ini bukan kewajiban seperti utang karena tidak ada kewajiban untuk membayar dividen dan pembayaran kembali pokok. Ukuran struktur modal akan terpusat pada aspek pembayaran wajib dari kewajiban. Dari sudut pandang ini, hak minoritas lebih mirip dengan klaim pihak luar terhadap bagian ekuitas atau suatu pengurangan yang mencerminkan bagian kepemilikan mereka atas aset. Utang yang Dapat Dikonversi (Convertible Debt). Utang yang dapat dikonversi biasanya disajikan di antara kewajiban lainnya (atau sebagai pos yang terpisah dari daftar utang maupun ekuitas). Jika perjanjian konversi menunjukkan bahwa utang ini akan dikonversi menjadi saham biasa, maka utang ini dapat dikelompokkan sebagai ekuitas untuk tujuan analisis struktur modal. Saham Preferen (Preferred Stock). Sebagian besar saham preferen tidak mengharuskan pembayaran dividen atau pembayaran kembali pokoknya. Karakteristik ini serupa dengan karakteristik ekuitas. Namun seperti yang telah di bahas pada Bab 3, saham preferen dengan persyaratan kewajiban ditarikkembali akan mirip dengn utang dan harus dianggap sebagai utang dalam analistik.
  • 29. KOMPOSISI STRUKTUR MODAL DAN SOLVABILITAS Rsisiko fundamental struktur mdal dengan utang adalkah risikotidak cukupnya kas pada saat-saat sulit. Utang melibatkan komitmen untuk membayar beban tetap dalam bentuk bunga dan pembayaran kembali pokok pinjaman. Meskipun pembayaran beberapa beban tetap tertentu dapat di ditunda pada saat kekurangan kas, beban tetap yang terkait dengan utang tidak dapay diunda tanpa dampak yang merugikan pemegang saham dan kreditor perusahaan. Bagian ini membahas beberpa ukuran yang biasa digunakan untuk mengestimasi tingkat leverage keuangan dan mengevaluasi risiko insolvabilitas. Laporan Ukuran Sama dalam Analisis Solvabilitas Suatu ukuran umum risiko keuangan perusahaan adalah komposisi struktur modal. Analisis komposisi (composition analysis) dilakukan dengan membuat common size statement atas bagian kewajiban dan ekuitas pada neraca. Tampilan 10.3 menggambarkan analisis common size atas Tannessee Teletech, Inc. Salah satu keuntungan analisis common size atas struktur modal adalah ini mengungkapkan besaran relatif sumber pedanaan suatu perusahaan. Terlihat bahwa pendanaan utama Tannesse Teletech berasal dari saham biasa (35,6%) dan saham preferen (17,8%) serta utang (41,2%) dan sedikit laba ditahan oleh puerusahaan (4,5%). Analisis common size juga mengarah pada perbandingan langsung antarperusahaan yang berlainan. Variasi analisis common size lainnya adalah melakukan analisis menggunakan rasio. Variasi lain terpusat hanya pada pendanaan jangka panjang, dan tidak memasukkan kewajiban lancar. Ukuran Struktur Modal untuk Analisis Solvabilitas Rasio struktur modal (capital struktur ratio) merupakan alat analisis solvabilitas lainnya. Ukuran rasio struktur modal mengaitkan komponen struktur modal satu sama lain atau dengan totalnya. Bagian ini menjelaskan arti dan perhitungan semua ukuran dan rasio sebelum menerapkannya.
  • 30. Total Utang terhadap Total Modal Rasio komprehensif tersedia untuk mengukur hubungan antara total utang [Utang lancar+ Utang jangka panjang + Kewajiban lainnya yang ditentukan oleh analisis seperti pajak tangguhan dan saham preferen yang dapat ditarik kembali] dengan total modal [total utang + Ekuitas pemegang saham (termasuk saham preferen)]. Rasio total utang terhadap total modal (total debt to total capital ratio) atau disebut juga rasio total utang (total debt ratio) dihitung sebagai berikut : Total utang Total modal Ingat bahwa roral modal secara definisi sama dengan total aset. Rasio total utang terhadap total modal untuk Campbell Soup pada tahun 11 (laporan keuangan terdapat di Apendiks A) dihitung sebagai berikut : $1.278(𝑎) + $772,6(𝑏) + $305,0(𝑐) $1.793,4(𝑑) + $2.355,6(e) = $2.355,6 $4.149,0 = 0,57 (a) Kewajiban lancar (b) Utang jangka panjang (c) Kewajiban lain (d) Total ekuitas pemegang saham (e) Total utang (pembilang) Ukuran ini umumnya disajikan dalam bentuk rasio, seperti 0,57, atau dikatakan bahwa struktur modal Campbell Soup 50% berdiri atas utang. Total Utang terhadap Modal Ekuitas Ukuran lain dari hubungan utang terhadap sumber modal adalah rasio total utang (seperti dijelaskan di atas) terhadap modal ekuitas. Rasio total utang terhadap modal ekuitas (total debt to eqity capital ratio) dihitung sebagai berikut : Total utang Ekuitas pemegang saham
  • 31. Rasio total utang terhadap ekuitas Campbell Soup tahun 11 adalah : $2.355,6 $1,793,4 = 1,31 Rasio ini menunjukkan bahwa utang Campbell Soup adalah 1,31 kali lebih besar dari modal ekuitasnya, atau dapat dinyatakan bahwa pendanaan kredit Campbell Soup adalah 1,31 untuk setiap $1 pendanaan ekuitas.
  • 32. BAB III PENUTUP Analisis kredit mengandung pengertian penilaian kredit dalam segala aspek, baik keuangan maupun non-keuangan. Analisis kredit adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak (feasible). Dari pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa Analisis kredit adalah suatu proses analisis kredit dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan rasio-rasio keuangan untuk menentukan kebutuhan kredit yang wajar. tujuan analisis kredit untuk melihat / menilai suatu usaha atas dasar kelayakan usaha, menilai risiko usaha dan bagaimana mengelolanya, dan memberikan kredit atas dasar kelayakan usaha. Pada dasarnya analisis kredit digunakan untuk meneliti atau menilai pemohon kredit secara mendalam tentang keadaan usaha atau proyek pemohon kredit agar pelaksanaan kredit yang akan dilakukan dapat berjalan dengan lancar sehingga tidak menimbulkan kredit macet, dilakukan dengan beberapa cara namun dalam pembahasan ini akan di bahas likuiditas dan solvabilitas, Likuiditas (lquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek. Risiko likuiditas jangka pendek perusahaan dipengaruhi oleh kapan arus kas masuk dan arus kas keluar terjadi serta prospek arus kas untuk kinerja masa depan. Analisis likuiditas diarahkan pada aktivitas operasi peusahaan, kemampuan untuk menghasilkan keuntungan dari penjualan produk dan jasa, serta persyaratan dan ukuran modal kerja. Bagian pertama bab ini menjelaskan beberapa alat analisis laporan keuangan yang digunakan untuk menilai risiko likuiditas. Bab ini dimulai dengan pembahasan pentingnya likuiditas dan kaitannya dengan modal kerja. Selnajutnya, kita akan membahas dan menginterpretasikan rasio modal kerja dan siklus operasi
  • 33. perusahaan yang berguna untuk menilai likuiditas. Analisis “bagaimana jika” (what-if) terhadap perubahan pada kondisi atau strategi perusahaan akan mengakhiri materi ini. Solvabilitas (solvency) mengacu pada kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Seluruh aktifitas usaha perusahaan-pendanaan, investasi, dan operas akan mempengaruhi solvabilitas perusahaan. Salah satu komponen analisis solvabilitas yang paling penting adalah komposisi struktur modal dalam suatu perusahaan. Struktur modal (capital structure) mengacu pada sumber pendanaan perusahaan dan atribut ekonominya. Bagian daua bab ini menjelaskan tentang struktur modal dan pentingnya struktur modal dalam analisi solvabilitas. Karena solvabilitas bergantung pada keberhasilan aktivitas operasi, kita juga memperhatikan laba dan kemampuan laba untuk memenuhi pengeluaran pemasaran yang penting dan diutuhkan. Berbagai alat analisis solvabilitas akan dijelaskan, termasuk ukuran- ukuran leverage, penyesuaian analitis akuntansi, analisis struktur modal, dan ukuran cakupan laba (earnngs coverage). Bagian ini akan memperlihatkan penggunaan alat analisis dengan menggunakan data laporan keuangan. Kita juga akan membahas tentang hubungan antara risiko dan pengembalian yang berasal dari struktur modal suatu perusahaan dan implikasinya untuk analisis laporan keuangan.
  • 34. DAFTAR PUSTAKA Horne, James C. Van, dan Wachowicz, John M. 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Buku 1 Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat. http://milasari0.blogspot.com/2012/06/analisa-kredit.html Kasmir. Analisis Laporan keuangan, Edisi 1. Jakarta: Rajawali Pers. 2010. Keown, Arhur J., Martin, John D. Petty, J. William, dan JR, David F. Scott. 2010. Manajemen Keuangan (Prinsip dan Penerapan) Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta: PT. Indeks. Mardiyanto, Handono. 2009. Inti Sari Manajemen Keuangan (Teori, Soal dan Jawaban). Jakarta: Grasindo. Subramanyam dan John J Wild. Analisis Laporan keuangan (Financial Statement Analysis). Jakarta: Salemba Empat. 2011.