Dokumen tersebut membahas tentang representasi hukum alam pada perilaku berbahasa manusia, khususnya pada tingkat fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana.
1. HUKUM ALAM
PERILAKU
MANUSIA
Perilaku Berbahasa
Ghenol
2. HUKUM ALAM = KOMUNIKASI
PESAN
• Kaum Atomis dan Newtonian: Perilaku atom
selalu mencari jalan terpendek dalam
menempati void (kehampaan).
• Perilaku berbahasa manusia juga menempuh
cara sama: penutur pesan mengirim pesan
kepada pendengar mencari cara
terpendek/termudah.
Wants to work less, but to get more
3. NEWTONS ‘LAW MOTION
• Realita dibentuk oleh ruang dan waktu (hukum
Gerak Newton)
‘a body at rest remains at rest and a body in motion
continues to move at constraint speed along a
straight line, unless in either case, the body is
acted upon by an outside force’
Atom yang bergerak mencari dan menempati void
berusaha mencari jalan lurus dan terpendek (jika
tidak ada kekuatan yang menghalangi) dan
peristiwa itu akan berlangsung dalam waktu yang
terpendek pula.
4. KOMUNIKASI PESAN
Penutur Pesan Pendengar
ENCODER MESSAGE
DECODER
THE PRINCIPLE OF
THE PRINCIPLE OF
MAXIMUM
MAXIMUM EASE OF
PERCEPTUAL
ARTICULATION
SEPARATION
5. REPRESENTASI HUKUM ALAM PADA
BAHASA
FONOLOGI
MORFOLOGI
SINTAKSIS
WACANA
TINDAK TUTUR METAFORIS
7. Asimilasi
Proses pengubahan bunyi menurut sifat-
sifat alami bunyi-bunyi lain yang ada di
sekitarnya.
Proses ini terjadi karena adanya upaya
penutur untuk menyederhana gerak alat
tutur yang diperlukan untuk melahirkan
tindak tutur tertentu.
Asimilasi ini bersifat universal dan terjadi
semua bahasa manusia.
8. Asimilasi Progresif
Terjadi jika fonem pertama sangat dominan
sehingga fonem berikutnya terpengaruh
dan menyesuaikan dengan fonem pertama
Contoh: Bahasa Inggris Nonstandar
‘seven’ seven sevm en m
Alviolar bilabial
+nasal +nasal
9. Asimilasi Regresif
Proses pengubahan bunyi pertama karena
terpengaruh dan menyesuaikan dengan
fonem berikutnya.
Contoh:
Penggunaan prefiks meN- dalam bahasa
Indonesia
10. Lenisi
Terjadi karena adanya proses pelemahan
bunyi
Realisasi dari the priciple of maximum ease
of articulation
Contoh: perubahan dari stop menjadi
fricative
moder mother
Voice alviolar stopDental fricative
B. Ind: sebab, abjad, lembab
11. Apocope
Proses pengurangan jumlah suku kata
sebagai akibat dari adanya vokal akhir
suatu kata.
Apocope terjadi karena realisasi ‘work
less but get more’
Contoh:
Bahasa Inggris Kuno : nama, sonu, mona,
sticca
B. Inggris sekarang: name, soon, moon, stick
12. Syncope
Prosespengurangan jumlah suku kata
karena hilangnya vokal atau suku kata
tengah suatu kata.
Apocope terjadi karena realisasi ‘the
maximum ease of articulation’
Contoh:
Bahasa Inggris: epscop uskup (Ind.)
B. Indonesia: matahari mentari
13. REPRESENTASI PADA TATARAN
MORFOLOGIS
Blending Clipping
Penggabungan dua kata Pembentukan kata
yang mengandung dua dengan cara memotong
makna terpisah bentuk aslinya, tetapi
Gasolin + alkohol =
maknanya tetap
gasohol Laboratorium = lab
Paket November =
Aeroplane = plane
pakno
Pengawasan melekat = Cafetaria = cafe
waskat Perpusatakaan = perpus
Paket Januari = pakjan
15. Kalimat Performatif
Kalimat yang tidak menyatakan fakta,
tetapi mengandung suatu “truth value”
Subjek: O1
Predikat: mengatakan, menuntut,
menyatakan, menasihati, menanyakan,
dsb.
Objek: O2
Berupa kalimat afirmatif dan non-negatif
Kala: ‘present tense’
16. Contoh:
I name this ship Queen Elizabeth.
BANDINGKAN:
Prices slumped
(Menurut J.L. Austin: kalimat konstantif
menyampaikan fakta, menyatakan apa adanya)
Menurut Haji Robert Ross: kalimat konstantif itu
sebenarnya juga kalimat performatif
mengandung lima kriteria di atas: yang tampak
hanya struktur dari struktur dalam.
17. Perhatikan Kasus
Prices slumped.
I tell you that prices slumped.
Subjek (O1): penuturnya sendiri
Objek (O2): pembacanya
Berdasarkan ‘the principle of maximum
ease of articulation’ kalimat matrix “I tell
you ...” tidak perlu diucapkan yang
diucapkan: Prices slumped.
18. Contoh Kalimat Matrix
Iwish you a Happy New
Konstantif Performatif
Year
Happy New Year I wish you a Happy
Happy Birthday Birthday
God Bless You I tell you God may Bless
Congratulation you
I say to you
congratulation
19. Kalimat Imperatif
Dalam kalimat imperatif, subjek kalimat sering
tidak dimunculkan.
Dalam tatabahasa tradisional, dijelaskan
bahwa subjek kalimat imperatif itu adalah
orang kedua, bukan orang pertama atau
ketiga
Namun, secara sintaksis, tatabahasa
tradisional tidak mampu menjelaskan bahwa
subjek kalimat imperatif orang kedua.
20. Cara Uji Kalimat Imperatif
Tag Question (I)
Wake up!
Wake up, won’t I? *
Kalimat bertanda (*)
Wake up, won’t we?*
tidak benar
Wake up, won’t she?* Yang benar:
Wake up, won’t he?*
Wake up, won’t you?
Wake up, won’t it?* You will wake up,
Wake up, won’t they?* won’t you?
Wake up, won’t you?
Bukti bahwa kalimat
imperatif, subjek
O2
21. Cara Uji Kalimat Imperatif
Uji Kalimat Performatif (II)
I ask you, you wake up. Kalimat bertanda (*)
I ask you, I wake up.* tidak gramatikal
I ask you, we wake up.* Yang benar:
I ask you, he wake up.* I ask you, you wake up.
I ask you, she wake up.*
I ask you, it wake up.* Bukti bahwa kalimat
I ask you, they wake up.* imperatif, subjek O2
22. Jika kita mendapat pertanyaan:
PROBLEMATIKA FILSAFATI
“bagaimana subjek kalimat imperatif bisa
lesap?”
Jawaban kita: menggunakan mekanisme
transformasi, yakni deletion.
Jika kita mendapat pertanyaan: “mengapa
subjek kalimat imperatif bisa lesap?”
Jawaban tidak dapat dicari dalam ranah
sintaksis dan semantik.
Jawaban kita: secara filsafati, yakni
kecenderungan manusia menempuh jalan
terpendek dalam menyampaikan pesan.
23. Elipsis kalimat
Pelesapan
unsur
Biasanyaterjadi pada kalimat majemuk
Pelesapan predikat pada klausa kedua, ketiga, dst.
Minarni pernah menjadi juara All England dan
Susi Susanti juga pernah menjadi juara All
England.
Minarni pernah menjadi juara All England dan
Susi Susanti juga.
(Pengubahan kalimat itu menggunakan “equi-
deletion”)
24. REPRESENTASI PADA TATARAN
WACANA
Wacana deskriptif
Penggunaan pengalaman citraan
inderawi
Pengalaman Robertson ketika
menyaksikan penyembelihan ikan paus
raksasa pada 8 November 1926 di
Stormness Whaling Station Georgia
Selatan USA, kemudian ia harus
menceritakannya kepada audien.
25. Ukuran: panjang (27,18m), tinggi (3,18m),
keliling tubuh (13,90m),Paus Raksasa
Deskripsi Ikan panjang tl rahang
(6,95m), lebar ekor (5,90m), panjang sirip
(3,00m).
Berat: lemak (25.651kg), daging (56.444kg),
tulang (22.280kg), lidah (3.155kg), paru (1.226
kg), jantung (631kg), ginjal (547kg), lambung
(416kg), usus (1.600kg), hati (935kg), darah
(8.000kg), tulang rahang (2.177kg), tengkorak
(4.508kg), tulang belakang (10.230kg), tulang
rusuk (3.863kg), ekor (1.253kg), sirip (960kg).
Minyak: dari lemak (13.604L), dari daging
26. Deskripsi Robertson
Panjang dan besar tubuh ikan raksasa itu sama panjang
dan besar serangkaian 3 gerbong kereta api
penumpang. Demikian lebar tulang rahang ikan itu
sehingga cukup luas untuk memberi jalan masuk seekor
gajah India yang besar untuk masuk tanpa menyentuh
rahang atas dan bawah. Setiap sirip perut ikan itu selebar
dua meja pingpong digabung menjadi satu. Lebar
ekornya sama dengan lebar rentangan sayap sebuah
pesawat terbang. Lemaknya cukup untuk membuat lilin
bagi gereja di Roma yang tidak akan pernah habis
menyala selama seratus tahun. Daging ikan itu cukup
untuk membuat hamburger yang dapat
mengenyangkan setiap orang Boston selama seminggu.
Untuk mengangkut lidah ikan paus itu diperlukan sebuah
27. Tampaknya paradoks: metafora merupakan
Metafora
bentuk tindak bahasa tak langsung, ‘bagaimana
dapat memperpendek komunikasi pesan’
Metafora memiliki dua makna: makna leksikon
yang terdapat pada lambang (signifier) dan
makna yang dimaksud (signified).
Dalam menggunakan metafora, penutur tidak
langsung menyatakan makna yang dimaksud,
tetapi ‘mampir’ dulu pada makna signifier.
28. Pembuktian Kasus
Tampaknya bertentangan dengan “the
principle of maximum ease of
articulation”, tetapi jika tidak digunakan
jalan yang ditempuh pesan lebih
panjang.
Contoh:
Percuma Kau mendekati Pariyem. Dia itu
gunung es .
29. Pembuktian Kasus
Gunung es itu dingin.
Gunung es itu memendam kekuatan
yang luar biasa.
Gunung es itu tidak mudah goyah.
Gunung es itu dapat menghancurkan
benda yang menubruknya.
Dst.
30. Pembuktian Kasus
Pariyem itu dingin (hatinya).
Pariyem itu memendam kekuatan
(pendirian) yang luar biasa.
Pariyem itu tidak mudah goyah
(imannya).
Pariyem itu dapat menghancurkan (hati)
orang yang mempermainkannya.
Dst.
31. Tanpa Metafora
Percuma Kau mendekati Pariyem. Dia itu
dingin (hatinya). Dia itu memendam
kekuatan mengendalikan diri yang luar
biasa sehingga tidak mudah goyah
(imannya). Ia bahkan dapat
menghancurkan harapan siapa saja
yang berusaha mempermainkannya.Dst.