SlideShare a Scribd company logo
PENGENALAN PENDEKATAN
LINGUISTIK KOGNITIF 〔認知
言語学〕
Ryan Alief Utama
18020104059
Linguistik kognitif mengacu pada cabang linguistik
yang menafsirkan bahasa dalam hal konsep, kadang
universal, kadang khusus, bagi lidah tertentu, yang
mendasari bentuk. Hal demikian terkait erat dengan
semantik tetapi berbeda dari psikolinguistik, yang
mengacu pada temuan empiris dari psikologi kognitif
untuk menjelaskan proses mental yang mendasari
akuisisi, penyimpanan, produksi dan pemahaman
berbicara dan menulis.
Linguistik kognitif ditandai dengan kepatuhan
terhadap tiga posisi sentral. Pertama, menyangkal
bahwa ada fakultas linguistik otonom dalam pikiran;
kedua, memahami tata bahasa dalam hal
konseptualisasi, dan, ketiga, mengklaim bahwa
ASAL-USUL
George Lakoff dan Rowan W. Langacker dikenal sebagai tokoh
pencetus aliran linguistik kognitif (LK) di samping tokoh yang lainnya.
Semula kedua tokoh ini merupakan pengikut setia aliran Tata Bahasa
Generatif (TBG) atau aliran Chomsky, tetapi karena merasa tidak puas
terhadap sebagian teori yang dikemukakan oleh sang guru, terutama
ketika memasuki garapan semantik, akhirnya memisahkan diri
membentuk aliran baru.
Perseteruan antara guru (Chomsky) dan murid (Lakoff) pada saat itu
masih dimenangkan oleh sang guru. Lakoff dan kelompoknya saat itu
masih belum siap dan dianggap kalah dalam adu argumen dengan
gurunya. Bahkan dianggapnya terlalu bersemangat untuk menggarap
makna dalam kajian bahasa yang merambah sampai pada bidang
pragmatik. Semantik Generatif yang dicetuskan Lakoff juga akhirnya
tidak begitu berkembang seolah-olah terkubur begitu saja, karena
pada saat itu Chomsky dan para pengikutnya masih sedang berjaya.
Selama ini pengkajian bahasa terfokus pada bentuk (form) saja yang
jumlahnya sangat terbatas, tetapi digunakan untuk menyampaikan
makna yang tak terhingga jumlahnya
Setiap fenomena bahasa terjadi karena ada penyebab atau
pemotivasinya, sehingga untuk mengamatinya dilakukan dengan cara
menggunakan berbagai pengetahuan yang telah dimiliki seseorang
sebagai hasil dari pengalaman hidupnya. Yoshimura (1995:26)
menegaskan maksud kognitif yang digunakan dalam aliran ini, yaitu
seluruh kegiatan pikiran manusia dalam memahami dan memaknai
setiap pengalaman barunya secara subjektif dalam mengatur
berbagai informasi yang diperoleh dengan tepat.
Tahun 1980 Lakoff bersama Mark Johnson menerbitkan buku yang
berjudul Metaphor: We live by. Pada buku ini tanda-tanda ke arah
linguistik kognitifnya sudah mulai terlihat. Akhirnya, pada tahun
1987 ia menerbitkan buku yang berjudul Women, Fire, and
Dangerous Things. Bersamaan dengan itu pada tahun yang sama
Langacker juga menerbitkan buku yang berjudul Foundations of
Cognitive Grammar. Nishimura & Noya (2013: 4) mengatakan bahwa
tahun tersebut dapat dikatakan sebagai tahun kelahiran linguistik
PERBEDAAN LK DAN TBG
INTINYA…
SKEMA
Skema adalah konsep abstrak yang mengabaikan setiap fitur detail
konkret. Sama dengan hanya mengekstrak kata-kata yang memiliki
kesamaan dengan berbagai hal yang sejenis. Ini adalah struktur
pengetahuan yang harus dikenali. Misalnya, “bola” memiliki berbagai
kutub. Dari bola yang digunakan dalam baseball, tenis, sepak bola,
bola parade, dll. Hingga bola yang sedikit berbeda dari bola biasa
yang digunakan dalam rugby, bowling, dll. Kita mengenalinya sebagai
bola. Namun, meskipun Anda melihat balon, bola lampu, dan bulan,
yang juga bulat, mereka tidak dikenali sebagai bola. Dari sudut
pandang apa kita menganggap benda bulat yang disebutkan di atas
sebagai bola? Perbedaan mendasar antara bola dan non-bola,
meskipun kedua bola tersebut sama, bergantung pada digunakan
atau tidaknya bola tersebut dalam permainan bola. Kita tidak
mengingat detail masing-masing bola, melainkan konsep abstrak dan
komprehensif yang dimiliki oleh bola-bola ini (di sini, “benda bulat
yang digunakan dalam permainan bola”). Struktur pengetahuan yang
KATEGORISASI
Skema adalah konsep yang secara kasar menangkap hal-hal yang
serupa, tetapi tindakan kognitif yang mengelompokkan berbagai hal
bersama-sama oleh fitur tertentu disebut kategorisasi. Skema dan
kategorisasi tidak dapat dipisahkan karena mereka secara efisien
mengkategorikan dan mengatur banyak hal di sekitar kita dalam
pikiran kita. Skema menguraikan karakteristik anggota yang
membentuk kategori, tetapi prototipe memainkan peran penting
dalam pengenalan tersebut. Prototipe dianggap kasus paling khas
dan sentral dalam grup. Kita meletakkan prototipe ini di tengah grup
dan memikirkan anggota grup dalam lingkaran di sekitarnya.
Misalnya, dalam kategori “burung”, burung pipit dan burung pipit ada
di tengah kelompok sebagai prototipe, dan setelah itu burung gagak
dan merpati. Dikelilingi oleh burung berukuran sedang dan besar
seperti elang dan elang, dan burung tepi sungai seperti bebek,
bangau, verikan dan bangau, serta pulau atipikal yang tidak bisa
terbang seperti kiwi, burung unta, penguin, dan ayam terletak di
dekat perimeter.
BINGKAI
Bingkai adalah suatu struktur pengetahuan yang merupakan
prasyarat untuk memahami suatu konsep. Misalnya, perhatikan
contoh “garam”. Yang dimaksud dengan “garam” adalah produk
berwarna putih asin yang mengandung natrium klorida sebagai
komponen utamanya. Namun, kita berbagi informasi bahwa “garam”
dibuat dengan mengeringkan air laut dan menambang garam batu
dan digunakan dalam banyak makanan sebagai himne. Pengetahuan
yang menyertai “garam” semacam itu adalah bingkai. Bingkai ini
tergantung pada budayanya. Di Jepang, bingkai garam akan disertai
dengan informasi seperti digunakan untuk menyucikan benda-benda
dalam ritual Shinto, gulat sumo, pemakaman, dan lain sebagainya.
Bingkai juga disebut pengetahuan ensiklopedis karena mirip dengan
penjelasan ensiklopedis.
SKENARIO / SKRIP
Pola tindakan yang dikembangkan sepanjang sumbu waktu dalam
struktur pengetahuan yang termasuk dalam bingkai skrip disebut
skrip (skenario). Misalnya, saat mempertimbangkan untuk melihat
bunga Sakura 花見 di kota besar, itu tidak hanya berarti “senang
melihat bunga sakura”, tetapi juga “seseorang pergi lebih awal untuk
mendapatkan tempat, meletakkan lembaran alas, mengamankan
tempat, dan kemudian peserta duduk menikmati bunga Sakura. Jika
Anda orang Jepang, Anda bisa membayangkan rangkaian adegan
seperti berkumpul, membawakan minuman dan makanan, bernyanyi
dan membuat keributan, akhirnya mengumpulkan sampah, melipat
alas, dan pulang. Struktur pengetahuan tentang rangkaian
AZAS-AZAS LINGUISTIK KOGNITIF
1. Linguistik kognitif memandang bahwa bahasa berkaitan erat dengan mekanisme kognitif manusia.
Oleh karena itu, sebagian besar teorinya berazaskan pada berbagai konsep psikologi, seperti
psikologi persepsi, psokologi kognitif, dan psikologi gestalt.
2. Psikologi gestalt: totalitas adalah bukan merupakan penjumlahan belaka dari setiap elemen yang
ada, melainkan merupakan satu kesatuan yang utuh dengan ciri dan karakter totalitasnya.
3. Teori gestal dikenal ada dua macam, yaitu gestalt secara ruang (lokal) dan gestalt secara waktu
(temporal). Bentuk wujud suatu benda atau tempat merupakan gestalt secara ruang, sedangkan
alunan lagu, melodi, atau kalimat merupakan gestalt temporal.
4. Kalimat menurut gestalt, bukan hanya sekedar penggabungan atau penjumlahan sederetan kata-
kata saja, melainkan merupakan totalitas dari setiap kata yang memiliki ciri dan fungsi yang
terorganisir, sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh.
5. Teori ingatan menurut Gestalt, berlangsung melalui hukum asosiasi dan reproduksi. Jika suatu
stimulus muncul satu atau beberapa kali dalam bentuk elemen-elemen dari gestalt (totalitas) dalam
kesadaran manusia, kemudian salah satu di antaranya muncul kembali, maka cenderung untuk
memunculkan totalitasnya dalam kesadaran tersebut.
6. Suatu kata dalam kalimat akan lebih jelas maknanya, daripada kata tersebut berdiri sendiri. Dalam
mempelajari huruf Kanji bahasa Jepang, akan lebih mudah jika diingat dalam bentuk kata atau
kalimat daripada mengingat huruf satu persatu, karena kata atau kalimat tersebut merupakan suatu
gestalt.
2.1 FIGURE (FIGURE) DAN GROUND
(LATAR)
Salah satu asumsi dalam aliran gestalt, yaitu tentang
organisasi persepsi yang dikenal dengan hukum
kesadaran. Ditegaskan bahwa dalam menafsirkan suatu
stimulus ada kecenderungan untuk mengambil sesuatu
yang paling mudah dan paling memungkinkan. Di
antaranya, melalui konsep figure (gambar) dan ground
(latar).
Gambar di atas bisa ditafsirkan dua macam, yaitu gambar
trofi dan gambar dua sosok wajah yang berhadapan. Jika
kita memandang bagian yang hitam sebagai pusat
perhatian kita, maka akan nampak gambar sebuah trofi.
Gambar trofi ini dijadikan
sebagai figur, sedangkan bagian yang putih sebagai
latar-nya. Sebaliknya jika fokus kita tujukan pada bagian
yang putih, maka yang nampak adalah gambar dua wajah
yang sedang berhadapan. Gambar dua wajah tersebut
dijadikan sebagai figur, sedangkan bagian yang hitamnya
merupakan latar-nya. Kita tidak mungkin melihat kedua-
duanya baik sebagai figur ataupun sebagai latar secara
2.2 PROFIL DAN BASIS
Perbedaan antara “basis” dalam psikologi kognitif hanyalah tindakan persepsi yang
terlihat, tetapi Langacker menggunakan terminologinya sendiri untuk membuatnya
lebih mudah diterapkan pada aktivitas bahasa. Idenya adalah “profil dan basis”, yang
selanjutnya mengkonseptualisasikan hubungan visual antara “profil dan basis”. Profil
tersebut sesuai dengan sosok yang terpapar (bagian besar dari keunggulan), dan
basis dapat dianggap sebagai titik acuan(tersembunyi).
Misalnya, menurut Anda garis di sebelah kanan itu seperti apa? Mungkin
kebanyakan orang akan merasakan “garis diagonal”. Namun, garis ini mungkin
merupakan bagian dari garis yang membentuk segitiga (Gambar 31). Jika demikian,
adalah mungkin untuk berpikir bahwa “garis diagonal” yang kita lihat sebelumnya
bukanlah sebuah garis tunggal tetapi sebuah “sisi miring” yang membentuk sebuah
segitiga. Demikian pula, ini bisa menjadi “sisi panjang” persegi panjang, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 32. Langacker menerapkan konsep “figur dan tanah”
pada linguistik, memikirkan tentang apa arti bagian yang menonjol (profil) dengan
bagian yang tersembunyi (basis).
Hubungan profil dan basis ini dapat menjelaskan kalimat yang menerima
interpretasi semantik yang berbeda tergantung pada situasi dan konteksnya.
Misalnya, ucapan “Sekarang jam 9” dapat menjadi keharusan untuk “tidur”, “saatnya
berangkat”, atau “terlambat ke sekolah” tergantung pada situasi di mana kata itu
2.3 PROYEKTOR DAN LANDMARK
Langacker menunjukkan bahwa ada beberapa profil yang terfokus dan menonjol
untuk kecepatan yang bertindak sebagai elemen latar belakang. Saat itu, yang
paling menonjol disebut proyektor, dan yang tidak disebut landmark (titik acuan).
Proyektor dan landmark tipikal memiliki hubungan subjek-objek. Pada ilustrasi
di sebelah kanan dapat dikatakan bahwa “bapak sedang minum kopi”, tetapi
berdasarkan predikat “minum”, “bapak” dan “kopi” dikenali sebagai profil, dan
“bapak (subjek)” adalah proyektor. “Kopi (objek)” berfungsi sebagai Landmark
Saat menggambar peta rumah Anda dan menjelaskannya kepada teman-teman
Anda, biasanya menggunakan titik referensi seperti “di sudut toko serba ada”
atau “di depan apartemen dua lantai”. Dalam hal ini, “toko serba ada” atau
“apartemen” berfungsi sebagai titik acuan (landmark).
Poin referensi diamati selama aktivitas bahasa. Misalnya, jika Anda mengatakan
“Lihat orang itu” di kerumunan, Anda tidak tahu siapa Anda, tetapi jika Anda
mengatakan “Lihat orang yang memakai topi merah itu”, Anda dapat dengan
mudah membidiknya. Anda dapat menjangkau manusia. Di sini, topi merah
berfungsi sebagai titik acuan (landmark) untuk mengidentifikasi manusia
(lintasan).
2.4 GESTALT
Tindakan mental mempersepsikan suatu objek dalam bidang visual sebagai satu kesatuan
disebut sistematisasi, dan kesatuan (struktur) yang dibentuk oleh sistematisasi disebut
gestalt. Elemen individu yang membentuk Gestalt dikonseptualisasikan secara keseluruhan,
dan “agregat” atau “jumlah” elemen individu bukan hanya sebuah gestalt.
Pernahkah Anda menulis “Henohenomoheji” saat kecil? Ini adalah lakon gambar wajah
seseorang dengan 7 karakter hiragana. Fungsi kognitif sistematisasi kitalah yang
memungkinkan permainan ini.
Setiap elemen hanya tujuh karakter hiragana, tetapi jika Anda mengganti ketujuh karakter
tersebut seperti yang ditunjukkan pada gambar di sebelah kanan, maka akan
dikonseptualisasikan sebagai “wajah manusia”. Ini Gestalt. Saat Gestalt terbentuk, karakter
yang sebelumnya hanya hiragana akan berfungsi sebagai komponen Gestalt. “He” adalah
pelindung rambut dan mulut, “no” adalah mata, “mo” adalah hidung, dan “ji” adalah kontur
dan telinga dari wajah. Dengan kata lain, “Henohenomoheji” telah terlahir kembali dari
kumpulan hiragana menjadi konsep baru wajah manusia melalui sistematisasi.Dengan cara
ini, karena sistematisasi adalah tindakan kognitif manusia, maka dimungkinkan untuk
menciptakan berbagai konsep.
Seperti yang bisa Anda lihat dari contoh “Henohenomoheji”, elemen yang membentuk
Gestalt bukan hanya konstituen (karakter di sini), tetapi bertindak sebagai elemen yang
mendukung konsep Gestalt. Dari sini dapat dikatakan bahwa keseluruhan (gestalt) lebih dari
LINGUISTIK KOGNITIF DALAM
MAJAS METAFORA, METONIMI
DAN
SINEDOKE BAHASA JEPANG
Gaya bahasa, semula merupakan objek kajian
retorika banyak sekali ragamnya. Tetapi para ahli
linguistik seperti Momiyama, Honda, Kashino dan yang
lainnya berpendapat bahwa dalam mendeskripsikan
perluasan makna bisa diwakili dengan tiga macam gaya
bahasa, yakni metafora, metonimi, dan sinekdoke.
Namun, banyak sekali batasan tentang ketiga gaya
bahasa tersebut, bagaimana batasan metafora yang
sebenarnya. Bahkan masih sulit untuk membedakan
yang mana metonimi dan yang mana sinekdoke.
1. Metafora (隠喩’in-yu’) yaitu gaya bahasa yang
digunakan untuk mengumpamakan sesuatu hal
(misalnya A) dengan hal yang lain (misalnya B), karena
adanya kemiripan atau kesamaannya.
2. Metonimi ( 換 喩 ’kan-yu’) yaitu gaya bahasa yang
digunakan untuk mengumpamakan suatu hal (A)
dengan hal lain (B), karena berdekatannya atau adanya
keterkaian baik secara ruang maupun secara waktu.
3. Sinekdoke ( 提 喩 ’teiyu’) yaitu gaya bahasa yang
digunakan untuk mengumpamakan sesuatu hal yang
umum (A) dengan hal yang lebih khusus (B), atau
sebaliknya hal yang khusus (B) diumpamakan dengan
hal yang umum (A).
Dari batasan di atas, perlu dibuat garis pembatas yang
jelas agar tidak menimbulkan kekaburan dalam
memahaminya. Misalnya, bagaimana kategori kemiripan
atau kesamaan dalam metafora tersebut. Apakah sama
dari wujud fisiknya atau yang lainnya, lalu bagaimana
sifat yang lainnya yang dianggap tidak sama.
Dalam bahasa Indonesia ada ungkapan: ‘Renterir adalah
lindah darat’, ini merupakan salah satu contoh dari
metafora. Namun batasan kesamaan dalam bidang apa
antara kata renterir (seorang manusia) dengan kata
lintah (binatang).
Hal ini perlu diperjelas dan dipertegas. Contoh lainnya,
‘Ia datang ke kampus naik Suzuki’, dan ‘Tadi malam
saya nonton pertandingan antara Inggris dan Itali’
METAFORA
Metafora merupakan salah satu gaya bahasa yang bisa
digunakan dalam menjelaskan hubungan antarmakna
dalam suatu kata atau frase. Lakoff dan Johnson (1996)
menggambarkan bahwa metafora bisa dinyatakan dalam
bentuk “…(A)…. is…(B)…”, dan dalam bahasa Jepang bisa
diekspresikan dalam bentuk “…(A)… WA…(B)… DE ARU”,
sedangkan dalam bahasa Indonesia bisa dipadankan
dengan “…(A)…adalah …(B)…” . Tentunya hal ini bukan
merupakan suatu ungkapan yang menyatakan pasti, bahwa
A adalah 100% B. Melainkan hanya perumpamaan saja,
sebagai pembeda dengan gaya bahasa simile (直喩
‘chokuyu’) yang biasanya digunakan kata seperti, bagaikan
a. Ia seorang rentenir.
b. Ia seorang lintah darat.
c. 君は僕の太陽だ。
<Kau adalah mata hari ku.>
Kemudian, untuk menjelaskan kesamaan atau kemiripan
dalam metafora, Lakoff dan Johnson (1996) seperti pada
ungkapan “time is money” <Waktu adalah uang>,
menunjukkan bahwa kata time <waktu> bisa diganti dengan
kata money <uang> pada beberapa contoh berikut:
a. You’re wasting my time.
b. This gadget will save you hours.
c. I don’t have the time to give you.
METONIMI
Bentuk hubungan yang ada dalam metonimi yaitu,
adanya kedekatan atau keterkaitan. Maksud
berdekatan atau berkaitan ada dua macam yaitu secara
ruang dan secara waktu. Konsep ini dikemukakan oleh
Momiyama (1998) dalam mencari pembatas yang jelas
antara metonimi dengan sinekdoke dari beberapa
pendapat yang sudah muncul sebelumnya. Seto Ken-
ichi (1997) menggolongkan metonimi ke dalam 9 jenis
bentuk, Sato Nobuo (1998) menggolongkannya
menjadi 8 bentuk, dan Yamanashi (1998)
menggolongkannya ke dalam 8 bentuk yang berbeda.
Tetapi, semuanya bisa dimasukkan ke dalam kategori
berdekatan baik secara ruang dan waktu.
Beberapa contoh berikut bisa dijelaskan dengan kedua
konsep berdekatan tadi.
なべが煮える。
<Panci mendidih.>
彼女は本棚を整理した。
<Ia membereskan rak buku.> (Seto Ken-ichi, 1997:165)
Dua contoh di atas, merupakan contoh metonimi
bentuk: wadah (tempat) digunakan untuk menyatakan
isi (benda). Seperti kita ketahui, bahwa yang mendidih
bukanlah panci melainkan air di dalam panci tersebut.
(1)A: 山田教授の講義はどうだった?
<Gimana dengan ceramahnya Prof. Yamada?>
B: あくびが出た。
<Menguap melulu.>
(2)彼は来月、またリングに上がる。
<Dia bulan depan akan naik ring lagi.>
Kedua contoh tersebut sering dikategorikan ke dalam bentuk:
sebab (cara) digunakan untuk menyatakan akibat (tujuan), atau
sebaliknya. Pada contoh (1) kalimat yang dikemukakan B
merupakan akibat dari perkuliahan yang tidak menarik, sehingga
membuatnya ngantuk dan menguap. Pada contoh (2), naik ring
merupakan suatu cara, sedangkan yang menjadi tujuannya adalah
bertanding tinju. Kedua hal dalam kedua contoh tadi, merupakan
peristiwa yang berdekatan secara waktu.
(1) 電話が鳴る。
<telepon berdering.>
(2) 時計が止まっている。
<Jam berhenti.>
(3) ペンがかすれる。
<Balpoin menipis (habis).>
Contoh metonimi di atas, dikategorikan ke dalam bentuk: bagian
digunakan untuk menyatakan keseluruhan, atau sebaliknya. Pada
contoh (1) yang berdering adalah hanya speker (bel) pesawat
telepon, sedangkan pada contoh (2) yang berhenti bukan jamnya,
melainkan hanya jarumnya saja. Pada contoh (3) hubungan antara
tinta dan balpoinnya apakah bagian dan keseluruhan, atau isi dan
tempat, menjadi masalah karena tidak jelas. Oleh karena itu,
lebih tepat digolongkan ke dalam hubungan berdekatan secara
ruang.
SINOKDOKE
Bentuk hubungan dalam gaya bahasa sinekdoke, hanya satu macam,
yaitu sesuatu yang umum digunakan untuk menyatakan sesuatu yang
lebih khusus, atau sebaliknya. Misalnya, kata telor yang lebih umum
(di dalamnya mencakup telor burung, telor bebek, telor penyu, telor
buaya dll.), digunakan untuk menyatakan telor ayam secara khusus.
Contoh lainnya dalam bahasa Jepang, kata hana <bunga> secara
umum digunakan untuk menyatakan bunga Sakura yang lebih khusus
lagi, seperti pada kata hana-mi. Atau kata nasi yang khusus
(makanan) digunakan untuk menyatakan nafkah penghidupan. Hal ini
semua merupakan contoh dari sinekdoki, dan masih banyak lagi
contoh yang lainnya. Kata Inggris dan Itali pada contoh di atas, juga
merupakan bentuk sinekdoke, sebab Inggris dan Itali yang bermakna
luas, yaitu suatu negara, digunakan untuk menunjukkan makna tim
sepak bola yang lebih sempit lagi.
Kashino, dkk. (1998:57-60) menjelaskan hubungan antarmakna
pada kata 「肩」 ‘kata’ <bahu>, 「茶」‘cha’ <teh>, dan 「酒」
‘’sake’ <sake(minuman)> sebagai polisemi, berdasarkan pada
metafora, metonimi dan sinekdoke, sebagian di antaranya dapat
dilihat pada contoh berikut.
(20) 後ろから肩をたたかれた。
<Bahu saya ditepuk dari belakang.>9
(21) 洋服の肩がほつれる。
<Bahu baju ini longgar.>
(22) その山の肩に、有名な山小屋がある。
<Di bahu gunung itu ada pondokan terkenal.>
(24) この畑にはたくさんの種類の茶がある。
<Di kebun ini banyak terdapat berbagai jenis teh>
(25) 静岡の実家で茶を生産している。
<Di rumah di shizuoka diproduksi teh>
(26) 食事の後の茶がおいしい。
<Teh (yang dihidangkan) setelah makan enak sekali.>
(27) さて一息ついた、お茶にしよう。
<Baik, kita ambil teh sejenak!>
Makna dasar kata 「茶’cha’」 seperti pada contoh (24), yaitu <teh sebagai
tumbuhan mulai dari akar sampai daunnya>, pada contoh (25) berkembang
menjadi <daun teh yang telah dikeringkan sebagai bahan minuman>, pada contoh
(26) menjadi <air teh yang siap untuk diminum>, dan pada contoh (27) menjadi
<istirahat>. Bentuk hubungan antara makna pada contoh (24) dengan (25),
kemudian (26) dan (27), merupakan [bahan-produk], yaitu <teh secara
keseluruhan merupakan bahan>, sedangkan <daun teh yang dikeringkan>
merupakan <produknya>, kemudian <daun teh yang kering> tersebut menjadi
bahan untuk membuat <air teh>. Bentuk hubungan antara bahan dan produk
merupakan bentuk hubungan yang berdekatan secara waktu. Makna pada contoh
(26) dan (27), merupakan bentuk hubungan [cara dan tujuan], yaitu untuk tujuan
<beristirahat> dilakukan dengan cara <minum teh>, ini pun bisa dikatakan
berdekatan secara waktu.
KESIMPULAN
Demikian beberapa sumbangan pemikiran dari aliran
linguistik kognitif (ninchi gengogaku) dalam
mendeskripsikan bahasa, yaitu dengan menggunakan
gaya bahasa dalam hubungan antarmakna dalam
polisemi. Ketiga jenis gaya bahasa (metafora, metonimi,
sinekdoke) tersebut telah menyusup ke dalam
kehidupan berbahasa kita semua. Sumber data
mengacu pada bahasa yang digunakan secara nyata
(jitsuei) sebagai satuan dari parole.
PERTANYAAN
1. Irvine san, tadi disebutkan bahwa linguistik kognitif lahir karena adanya
pertentangan aliran chomsky dan lakoff. Apakah kedua aliran ini saling
mengalahkan atau saling menggantikan?
Tidak, kedua aliran ini tidak saling menggantikan. Tetapi saling melengkapi
satu sama lain
2. Annisa san, apa yang dimaksud dengan language performance atau
penampilan berbahasa?
Penggunaan bahasa yang sebenarnya dalam situasi konkret. Kemampuan
untuk menghasilkan dan memahami kalimat dalam suatu bahasa.
3. Elvira san, Coba jelaskan lagi mengenai struktur pengetahuan “bingkai”?
Bingkai adalah suatu struktur pengetahuan yang merupakan prasyarat untuk
memahami suatu konsep. Budaya/latar belakang/Pengetahuan seseorang
dalam memahami suatu bahasa

More Related Content

Similar to Linguistik kognitif

Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaerPsikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
AjengIlla
 
Sejarah perkembangan psikolinguistik
Sejarah perkembangan psikolinguistikSejarah perkembangan psikolinguistik
Sejarah perkembangan psikolinguistik
kholid harras
 
New microsoft office word document
New microsoft office word documentNew microsoft office word document
New microsoft office word document
Fajar Pambudi
 
Discourse Analysis
Discourse AnalysisDiscourse Analysis
Discourse Analysisjuniato
 
Discourse Analysis
Discourse AnalysisDiscourse Analysis
Discourse Analysis
juniato
 
Paper 1 Discourse Analysis
Paper 1 Discourse AnalysisPaper 1 Discourse Analysis
Paper 1 Discourse Analysisjuniato
 
Materi M4KB4 - Semantik dan Pragmatik
Materi M4KB4 - Semantik dan PragmatikMateri M4KB4 - Semantik dan Pragmatik
Materi M4KB4 - Semantik dan Pragmatik
PPGHybrid1
 
Transmission position makalah
Transmission position makalahTransmission position makalah
Transmission position makalahlavanter simamora
 
Makalah Discourse analysis
 Makalah Discourse analysis Makalah Discourse analysis
Makalah Discourse analysis
Merdina Ziraluo
 
Bind9 glosarium
Bind9 glosariumBind9 glosarium
Bind9 glosarium
SMPK Stella Maris
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologiKisi Maen
 
PUM1 - 10Kepribadian
PUM1 - 10KepribadianPUM1 - 10Kepribadian
PUM1 - 10Kepribadianmfrids
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Yudha Fadillah
 
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAUAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
META GUNAWAN
 
Semantik_pptx.pptx
Semantik_pptx.pptxSemantik_pptx.pptx
Semantik_pptx.pptx
INDAHWATIHUTABARAT17
 
Struktur filsafat
Struktur filsafatStruktur filsafat
Struktur filsafat
Ade Kurniawan
 
semantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiasemantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesia
NUR DIANA
 
Psikolinguistik ppt
Psikolinguistik  pptPsikolinguistik  ppt
Psikolinguistik ppt
STAIN Pekalongan
 
Semiotika komunikasi by_indiwan_seto_wahyu_(z-lib.org)
Semiotika komunikasi by_indiwan_seto_wahyu_(z-lib.org)Semiotika komunikasi by_indiwan_seto_wahyu_(z-lib.org)
Semiotika komunikasi by_indiwan_seto_wahyu_(z-lib.org)
Handiawan Susanto
 

Similar to Linguistik kognitif (20)

Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaerPsikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
 
Sejarah perkembangan psikolinguistik
Sejarah perkembangan psikolinguistikSejarah perkembangan psikolinguistik
Sejarah perkembangan psikolinguistik
 
New microsoft office word document
New microsoft office word documentNew microsoft office word document
New microsoft office word document
 
Discourse Analysis
Discourse AnalysisDiscourse Analysis
Discourse Analysis
 
Discourse Analysis
Discourse AnalysisDiscourse Analysis
Discourse Analysis
 
Paper 1 Discourse Analysis
Paper 1 Discourse AnalysisPaper 1 Discourse Analysis
Paper 1 Discourse Analysis
 
Materi M4KB4 - Semantik dan Pragmatik
Materi M4KB4 - Semantik dan PragmatikMateri M4KB4 - Semantik dan Pragmatik
Materi M4KB4 - Semantik dan Pragmatik
 
Transmission position makalah
Transmission position makalahTransmission position makalah
Transmission position makalah
 
Makalah Discourse analysis
 Makalah Discourse analysis Makalah Discourse analysis
Makalah Discourse analysis
 
Bind9 glosarium
Bind9 glosariumBind9 glosarium
Bind9 glosarium
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
PUM1 - 10Kepribadian
PUM1 - 10KepribadianPUM1 - 10Kepribadian
PUM1 - 10Kepribadian
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
 
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAUAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
 
Semantik_pptx.pptx
Semantik_pptx.pptxSemantik_pptx.pptx
Semantik_pptx.pptx
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
 
Struktur filsafat
Struktur filsafatStruktur filsafat
Struktur filsafat
 
semantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiasemantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesia
 
Psikolinguistik ppt
Psikolinguistik  pptPsikolinguistik  ppt
Psikolinguistik ppt
 
Semiotika komunikasi by_indiwan_seto_wahyu_(z-lib.org)
Semiotika komunikasi by_indiwan_seto_wahyu_(z-lib.org)Semiotika komunikasi by_indiwan_seto_wahyu_(z-lib.org)
Semiotika komunikasi by_indiwan_seto_wahyu_(z-lib.org)
 

Recently uploaded

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 

Linguistik kognitif

  • 1. PENGENALAN PENDEKATAN LINGUISTIK KOGNITIF 〔認知 言語学〕 Ryan Alief Utama 18020104059
  • 2. Linguistik kognitif mengacu pada cabang linguistik yang menafsirkan bahasa dalam hal konsep, kadang universal, kadang khusus, bagi lidah tertentu, yang mendasari bentuk. Hal demikian terkait erat dengan semantik tetapi berbeda dari psikolinguistik, yang mengacu pada temuan empiris dari psikologi kognitif untuk menjelaskan proses mental yang mendasari akuisisi, penyimpanan, produksi dan pemahaman berbicara dan menulis. Linguistik kognitif ditandai dengan kepatuhan terhadap tiga posisi sentral. Pertama, menyangkal bahwa ada fakultas linguistik otonom dalam pikiran; kedua, memahami tata bahasa dalam hal konseptualisasi, dan, ketiga, mengklaim bahwa
  • 3. ASAL-USUL George Lakoff dan Rowan W. Langacker dikenal sebagai tokoh pencetus aliran linguistik kognitif (LK) di samping tokoh yang lainnya. Semula kedua tokoh ini merupakan pengikut setia aliran Tata Bahasa Generatif (TBG) atau aliran Chomsky, tetapi karena merasa tidak puas terhadap sebagian teori yang dikemukakan oleh sang guru, terutama ketika memasuki garapan semantik, akhirnya memisahkan diri membentuk aliran baru. Perseteruan antara guru (Chomsky) dan murid (Lakoff) pada saat itu masih dimenangkan oleh sang guru. Lakoff dan kelompoknya saat itu masih belum siap dan dianggap kalah dalam adu argumen dengan gurunya. Bahkan dianggapnya terlalu bersemangat untuk menggarap makna dalam kajian bahasa yang merambah sampai pada bidang pragmatik. Semantik Generatif yang dicetuskan Lakoff juga akhirnya tidak begitu berkembang seolah-olah terkubur begitu saja, karena pada saat itu Chomsky dan para pengikutnya masih sedang berjaya.
  • 4. Selama ini pengkajian bahasa terfokus pada bentuk (form) saja yang jumlahnya sangat terbatas, tetapi digunakan untuk menyampaikan makna yang tak terhingga jumlahnya Setiap fenomena bahasa terjadi karena ada penyebab atau pemotivasinya, sehingga untuk mengamatinya dilakukan dengan cara menggunakan berbagai pengetahuan yang telah dimiliki seseorang sebagai hasil dari pengalaman hidupnya. Yoshimura (1995:26) menegaskan maksud kognitif yang digunakan dalam aliran ini, yaitu seluruh kegiatan pikiran manusia dalam memahami dan memaknai setiap pengalaman barunya secara subjektif dalam mengatur berbagai informasi yang diperoleh dengan tepat. Tahun 1980 Lakoff bersama Mark Johnson menerbitkan buku yang berjudul Metaphor: We live by. Pada buku ini tanda-tanda ke arah linguistik kognitifnya sudah mulai terlihat. Akhirnya, pada tahun 1987 ia menerbitkan buku yang berjudul Women, Fire, and Dangerous Things. Bersamaan dengan itu pada tahun yang sama Langacker juga menerbitkan buku yang berjudul Foundations of Cognitive Grammar. Nishimura & Noya (2013: 4) mengatakan bahwa tahun tersebut dapat dikatakan sebagai tahun kelahiran linguistik
  • 7. SKEMA Skema adalah konsep abstrak yang mengabaikan setiap fitur detail konkret. Sama dengan hanya mengekstrak kata-kata yang memiliki kesamaan dengan berbagai hal yang sejenis. Ini adalah struktur pengetahuan yang harus dikenali. Misalnya, “bola” memiliki berbagai kutub. Dari bola yang digunakan dalam baseball, tenis, sepak bola, bola parade, dll. Hingga bola yang sedikit berbeda dari bola biasa yang digunakan dalam rugby, bowling, dll. Kita mengenalinya sebagai bola. Namun, meskipun Anda melihat balon, bola lampu, dan bulan, yang juga bulat, mereka tidak dikenali sebagai bola. Dari sudut pandang apa kita menganggap benda bulat yang disebutkan di atas sebagai bola? Perbedaan mendasar antara bola dan non-bola, meskipun kedua bola tersebut sama, bergantung pada digunakan atau tidaknya bola tersebut dalam permainan bola. Kita tidak mengingat detail masing-masing bola, melainkan konsep abstrak dan komprehensif yang dimiliki oleh bola-bola ini (di sini, “benda bulat yang digunakan dalam permainan bola”). Struktur pengetahuan yang
  • 8. KATEGORISASI Skema adalah konsep yang secara kasar menangkap hal-hal yang serupa, tetapi tindakan kognitif yang mengelompokkan berbagai hal bersama-sama oleh fitur tertentu disebut kategorisasi. Skema dan kategorisasi tidak dapat dipisahkan karena mereka secara efisien mengkategorikan dan mengatur banyak hal di sekitar kita dalam pikiran kita. Skema menguraikan karakteristik anggota yang membentuk kategori, tetapi prototipe memainkan peran penting dalam pengenalan tersebut. Prototipe dianggap kasus paling khas dan sentral dalam grup. Kita meletakkan prototipe ini di tengah grup dan memikirkan anggota grup dalam lingkaran di sekitarnya. Misalnya, dalam kategori “burung”, burung pipit dan burung pipit ada di tengah kelompok sebagai prototipe, dan setelah itu burung gagak dan merpati. Dikelilingi oleh burung berukuran sedang dan besar seperti elang dan elang, dan burung tepi sungai seperti bebek, bangau, verikan dan bangau, serta pulau atipikal yang tidak bisa terbang seperti kiwi, burung unta, penguin, dan ayam terletak di dekat perimeter.
  • 9. BINGKAI Bingkai adalah suatu struktur pengetahuan yang merupakan prasyarat untuk memahami suatu konsep. Misalnya, perhatikan contoh “garam”. Yang dimaksud dengan “garam” adalah produk berwarna putih asin yang mengandung natrium klorida sebagai komponen utamanya. Namun, kita berbagi informasi bahwa “garam” dibuat dengan mengeringkan air laut dan menambang garam batu dan digunakan dalam banyak makanan sebagai himne. Pengetahuan yang menyertai “garam” semacam itu adalah bingkai. Bingkai ini tergantung pada budayanya. Di Jepang, bingkai garam akan disertai dengan informasi seperti digunakan untuk menyucikan benda-benda dalam ritual Shinto, gulat sumo, pemakaman, dan lain sebagainya. Bingkai juga disebut pengetahuan ensiklopedis karena mirip dengan penjelasan ensiklopedis.
  • 10. SKENARIO / SKRIP Pola tindakan yang dikembangkan sepanjang sumbu waktu dalam struktur pengetahuan yang termasuk dalam bingkai skrip disebut skrip (skenario). Misalnya, saat mempertimbangkan untuk melihat bunga Sakura 花見 di kota besar, itu tidak hanya berarti “senang melihat bunga sakura”, tetapi juga “seseorang pergi lebih awal untuk mendapatkan tempat, meletakkan lembaran alas, mengamankan tempat, dan kemudian peserta duduk menikmati bunga Sakura. Jika Anda orang Jepang, Anda bisa membayangkan rangkaian adegan seperti berkumpul, membawakan minuman dan makanan, bernyanyi dan membuat keributan, akhirnya mengumpulkan sampah, melipat alas, dan pulang. Struktur pengetahuan tentang rangkaian
  • 11. AZAS-AZAS LINGUISTIK KOGNITIF 1. Linguistik kognitif memandang bahwa bahasa berkaitan erat dengan mekanisme kognitif manusia. Oleh karena itu, sebagian besar teorinya berazaskan pada berbagai konsep psikologi, seperti psikologi persepsi, psokologi kognitif, dan psikologi gestalt. 2. Psikologi gestalt: totalitas adalah bukan merupakan penjumlahan belaka dari setiap elemen yang ada, melainkan merupakan satu kesatuan yang utuh dengan ciri dan karakter totalitasnya. 3. Teori gestal dikenal ada dua macam, yaitu gestalt secara ruang (lokal) dan gestalt secara waktu (temporal). Bentuk wujud suatu benda atau tempat merupakan gestalt secara ruang, sedangkan alunan lagu, melodi, atau kalimat merupakan gestalt temporal. 4. Kalimat menurut gestalt, bukan hanya sekedar penggabungan atau penjumlahan sederetan kata- kata saja, melainkan merupakan totalitas dari setiap kata yang memiliki ciri dan fungsi yang terorganisir, sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh. 5. Teori ingatan menurut Gestalt, berlangsung melalui hukum asosiasi dan reproduksi. Jika suatu stimulus muncul satu atau beberapa kali dalam bentuk elemen-elemen dari gestalt (totalitas) dalam kesadaran manusia, kemudian salah satu di antaranya muncul kembali, maka cenderung untuk memunculkan totalitasnya dalam kesadaran tersebut. 6. Suatu kata dalam kalimat akan lebih jelas maknanya, daripada kata tersebut berdiri sendiri. Dalam mempelajari huruf Kanji bahasa Jepang, akan lebih mudah jika diingat dalam bentuk kata atau kalimat daripada mengingat huruf satu persatu, karena kata atau kalimat tersebut merupakan suatu gestalt.
  • 12. 2.1 FIGURE (FIGURE) DAN GROUND (LATAR) Salah satu asumsi dalam aliran gestalt, yaitu tentang organisasi persepsi yang dikenal dengan hukum kesadaran. Ditegaskan bahwa dalam menafsirkan suatu stimulus ada kecenderungan untuk mengambil sesuatu yang paling mudah dan paling memungkinkan. Di antaranya, melalui konsep figure (gambar) dan ground (latar). Gambar di atas bisa ditafsirkan dua macam, yaitu gambar trofi dan gambar dua sosok wajah yang berhadapan. Jika kita memandang bagian yang hitam sebagai pusat perhatian kita, maka akan nampak gambar sebuah trofi. Gambar trofi ini dijadikan sebagai figur, sedangkan bagian yang putih sebagai latar-nya. Sebaliknya jika fokus kita tujukan pada bagian yang putih, maka yang nampak adalah gambar dua wajah yang sedang berhadapan. Gambar dua wajah tersebut dijadikan sebagai figur, sedangkan bagian yang hitamnya merupakan latar-nya. Kita tidak mungkin melihat kedua- duanya baik sebagai figur ataupun sebagai latar secara
  • 13. 2.2 PROFIL DAN BASIS Perbedaan antara “basis” dalam psikologi kognitif hanyalah tindakan persepsi yang terlihat, tetapi Langacker menggunakan terminologinya sendiri untuk membuatnya lebih mudah diterapkan pada aktivitas bahasa. Idenya adalah “profil dan basis”, yang selanjutnya mengkonseptualisasikan hubungan visual antara “profil dan basis”. Profil tersebut sesuai dengan sosok yang terpapar (bagian besar dari keunggulan), dan basis dapat dianggap sebagai titik acuan(tersembunyi). Misalnya, menurut Anda garis di sebelah kanan itu seperti apa? Mungkin kebanyakan orang akan merasakan “garis diagonal”. Namun, garis ini mungkin merupakan bagian dari garis yang membentuk segitiga (Gambar 31). Jika demikian, adalah mungkin untuk berpikir bahwa “garis diagonal” yang kita lihat sebelumnya bukanlah sebuah garis tunggal tetapi sebuah “sisi miring” yang membentuk sebuah segitiga. Demikian pula, ini bisa menjadi “sisi panjang” persegi panjang, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 32. Langacker menerapkan konsep “figur dan tanah” pada linguistik, memikirkan tentang apa arti bagian yang menonjol (profil) dengan bagian yang tersembunyi (basis). Hubungan profil dan basis ini dapat menjelaskan kalimat yang menerima interpretasi semantik yang berbeda tergantung pada situasi dan konteksnya. Misalnya, ucapan “Sekarang jam 9” dapat menjadi keharusan untuk “tidur”, “saatnya berangkat”, atau “terlambat ke sekolah” tergantung pada situasi di mana kata itu
  • 14. 2.3 PROYEKTOR DAN LANDMARK Langacker menunjukkan bahwa ada beberapa profil yang terfokus dan menonjol untuk kecepatan yang bertindak sebagai elemen latar belakang. Saat itu, yang paling menonjol disebut proyektor, dan yang tidak disebut landmark (titik acuan). Proyektor dan landmark tipikal memiliki hubungan subjek-objek. Pada ilustrasi di sebelah kanan dapat dikatakan bahwa “bapak sedang minum kopi”, tetapi berdasarkan predikat “minum”, “bapak” dan “kopi” dikenali sebagai profil, dan “bapak (subjek)” adalah proyektor. “Kopi (objek)” berfungsi sebagai Landmark Saat menggambar peta rumah Anda dan menjelaskannya kepada teman-teman Anda, biasanya menggunakan titik referensi seperti “di sudut toko serba ada” atau “di depan apartemen dua lantai”. Dalam hal ini, “toko serba ada” atau “apartemen” berfungsi sebagai titik acuan (landmark). Poin referensi diamati selama aktivitas bahasa. Misalnya, jika Anda mengatakan “Lihat orang itu” di kerumunan, Anda tidak tahu siapa Anda, tetapi jika Anda mengatakan “Lihat orang yang memakai topi merah itu”, Anda dapat dengan mudah membidiknya. Anda dapat menjangkau manusia. Di sini, topi merah berfungsi sebagai titik acuan (landmark) untuk mengidentifikasi manusia (lintasan).
  • 15. 2.4 GESTALT Tindakan mental mempersepsikan suatu objek dalam bidang visual sebagai satu kesatuan disebut sistematisasi, dan kesatuan (struktur) yang dibentuk oleh sistematisasi disebut gestalt. Elemen individu yang membentuk Gestalt dikonseptualisasikan secara keseluruhan, dan “agregat” atau “jumlah” elemen individu bukan hanya sebuah gestalt. Pernahkah Anda menulis “Henohenomoheji” saat kecil? Ini adalah lakon gambar wajah seseorang dengan 7 karakter hiragana. Fungsi kognitif sistematisasi kitalah yang memungkinkan permainan ini. Setiap elemen hanya tujuh karakter hiragana, tetapi jika Anda mengganti ketujuh karakter tersebut seperti yang ditunjukkan pada gambar di sebelah kanan, maka akan dikonseptualisasikan sebagai “wajah manusia”. Ini Gestalt. Saat Gestalt terbentuk, karakter yang sebelumnya hanya hiragana akan berfungsi sebagai komponen Gestalt. “He” adalah pelindung rambut dan mulut, “no” adalah mata, “mo” adalah hidung, dan “ji” adalah kontur dan telinga dari wajah. Dengan kata lain, “Henohenomoheji” telah terlahir kembali dari kumpulan hiragana menjadi konsep baru wajah manusia melalui sistematisasi.Dengan cara ini, karena sistematisasi adalah tindakan kognitif manusia, maka dimungkinkan untuk menciptakan berbagai konsep. Seperti yang bisa Anda lihat dari contoh “Henohenomoheji”, elemen yang membentuk Gestalt bukan hanya konstituen (karakter di sini), tetapi bertindak sebagai elemen yang mendukung konsep Gestalt. Dari sini dapat dikatakan bahwa keseluruhan (gestalt) lebih dari
  • 16. LINGUISTIK KOGNITIF DALAM MAJAS METAFORA, METONIMI DAN SINEDOKE BAHASA JEPANG
  • 17. Gaya bahasa, semula merupakan objek kajian retorika banyak sekali ragamnya. Tetapi para ahli linguistik seperti Momiyama, Honda, Kashino dan yang lainnya berpendapat bahwa dalam mendeskripsikan perluasan makna bisa diwakili dengan tiga macam gaya bahasa, yakni metafora, metonimi, dan sinekdoke. Namun, banyak sekali batasan tentang ketiga gaya bahasa tersebut, bagaimana batasan metafora yang sebenarnya. Bahkan masih sulit untuk membedakan yang mana metonimi dan yang mana sinekdoke.
  • 18. 1. Metafora (隠喩’in-yu’) yaitu gaya bahasa yang digunakan untuk mengumpamakan sesuatu hal (misalnya A) dengan hal yang lain (misalnya B), karena adanya kemiripan atau kesamaannya. 2. Metonimi ( 換 喩 ’kan-yu’) yaitu gaya bahasa yang digunakan untuk mengumpamakan suatu hal (A) dengan hal lain (B), karena berdekatannya atau adanya keterkaian baik secara ruang maupun secara waktu. 3. Sinekdoke ( 提 喩 ’teiyu’) yaitu gaya bahasa yang digunakan untuk mengumpamakan sesuatu hal yang umum (A) dengan hal yang lebih khusus (B), atau sebaliknya hal yang khusus (B) diumpamakan dengan hal yang umum (A).
  • 19. Dari batasan di atas, perlu dibuat garis pembatas yang jelas agar tidak menimbulkan kekaburan dalam memahaminya. Misalnya, bagaimana kategori kemiripan atau kesamaan dalam metafora tersebut. Apakah sama dari wujud fisiknya atau yang lainnya, lalu bagaimana sifat yang lainnya yang dianggap tidak sama. Dalam bahasa Indonesia ada ungkapan: ‘Renterir adalah lindah darat’, ini merupakan salah satu contoh dari metafora. Namun batasan kesamaan dalam bidang apa antara kata renterir (seorang manusia) dengan kata lintah (binatang). Hal ini perlu diperjelas dan dipertegas. Contoh lainnya, ‘Ia datang ke kampus naik Suzuki’, dan ‘Tadi malam saya nonton pertandingan antara Inggris dan Itali’
  • 20. METAFORA Metafora merupakan salah satu gaya bahasa yang bisa digunakan dalam menjelaskan hubungan antarmakna dalam suatu kata atau frase. Lakoff dan Johnson (1996) menggambarkan bahwa metafora bisa dinyatakan dalam bentuk “…(A)…. is…(B)…”, dan dalam bahasa Jepang bisa diekspresikan dalam bentuk “…(A)… WA…(B)… DE ARU”, sedangkan dalam bahasa Indonesia bisa dipadankan dengan “…(A)…adalah …(B)…” . Tentunya hal ini bukan merupakan suatu ungkapan yang menyatakan pasti, bahwa A adalah 100% B. Melainkan hanya perumpamaan saja, sebagai pembeda dengan gaya bahasa simile (直喩 ‘chokuyu’) yang biasanya digunakan kata seperti, bagaikan
  • 21. a. Ia seorang rentenir. b. Ia seorang lintah darat. c. 君は僕の太陽だ。 <Kau adalah mata hari ku.> Kemudian, untuk menjelaskan kesamaan atau kemiripan dalam metafora, Lakoff dan Johnson (1996) seperti pada ungkapan “time is money” <Waktu adalah uang>, menunjukkan bahwa kata time <waktu> bisa diganti dengan kata money <uang> pada beberapa contoh berikut: a. You’re wasting my time. b. This gadget will save you hours. c. I don’t have the time to give you.
  • 22. METONIMI Bentuk hubungan yang ada dalam metonimi yaitu, adanya kedekatan atau keterkaitan. Maksud berdekatan atau berkaitan ada dua macam yaitu secara ruang dan secara waktu. Konsep ini dikemukakan oleh Momiyama (1998) dalam mencari pembatas yang jelas antara metonimi dengan sinekdoke dari beberapa pendapat yang sudah muncul sebelumnya. Seto Ken- ichi (1997) menggolongkan metonimi ke dalam 9 jenis bentuk, Sato Nobuo (1998) menggolongkannya menjadi 8 bentuk, dan Yamanashi (1998) menggolongkannya ke dalam 8 bentuk yang berbeda. Tetapi, semuanya bisa dimasukkan ke dalam kategori berdekatan baik secara ruang dan waktu.
  • 23. Beberapa contoh berikut bisa dijelaskan dengan kedua konsep berdekatan tadi. なべが煮える。 <Panci mendidih.> 彼女は本棚を整理した。 <Ia membereskan rak buku.> (Seto Ken-ichi, 1997:165) Dua contoh di atas, merupakan contoh metonimi bentuk: wadah (tempat) digunakan untuk menyatakan isi (benda). Seperti kita ketahui, bahwa yang mendidih bukanlah panci melainkan air di dalam panci tersebut.
  • 24. (1)A: 山田教授の講義はどうだった? <Gimana dengan ceramahnya Prof. Yamada?> B: あくびが出た。 <Menguap melulu.> (2)彼は来月、またリングに上がる。 <Dia bulan depan akan naik ring lagi.> Kedua contoh tersebut sering dikategorikan ke dalam bentuk: sebab (cara) digunakan untuk menyatakan akibat (tujuan), atau sebaliknya. Pada contoh (1) kalimat yang dikemukakan B merupakan akibat dari perkuliahan yang tidak menarik, sehingga membuatnya ngantuk dan menguap. Pada contoh (2), naik ring merupakan suatu cara, sedangkan yang menjadi tujuannya adalah bertanding tinju. Kedua hal dalam kedua contoh tadi, merupakan peristiwa yang berdekatan secara waktu.
  • 25. (1) 電話が鳴る。 <telepon berdering.> (2) 時計が止まっている。 <Jam berhenti.> (3) ペンがかすれる。 <Balpoin menipis (habis).> Contoh metonimi di atas, dikategorikan ke dalam bentuk: bagian digunakan untuk menyatakan keseluruhan, atau sebaliknya. Pada contoh (1) yang berdering adalah hanya speker (bel) pesawat telepon, sedangkan pada contoh (2) yang berhenti bukan jamnya, melainkan hanya jarumnya saja. Pada contoh (3) hubungan antara tinta dan balpoinnya apakah bagian dan keseluruhan, atau isi dan tempat, menjadi masalah karena tidak jelas. Oleh karena itu, lebih tepat digolongkan ke dalam hubungan berdekatan secara ruang.
  • 26. SINOKDOKE Bentuk hubungan dalam gaya bahasa sinekdoke, hanya satu macam, yaitu sesuatu yang umum digunakan untuk menyatakan sesuatu yang lebih khusus, atau sebaliknya. Misalnya, kata telor yang lebih umum (di dalamnya mencakup telor burung, telor bebek, telor penyu, telor buaya dll.), digunakan untuk menyatakan telor ayam secara khusus. Contoh lainnya dalam bahasa Jepang, kata hana <bunga> secara umum digunakan untuk menyatakan bunga Sakura yang lebih khusus lagi, seperti pada kata hana-mi. Atau kata nasi yang khusus (makanan) digunakan untuk menyatakan nafkah penghidupan. Hal ini semua merupakan contoh dari sinekdoki, dan masih banyak lagi contoh yang lainnya. Kata Inggris dan Itali pada contoh di atas, juga merupakan bentuk sinekdoke, sebab Inggris dan Itali yang bermakna luas, yaitu suatu negara, digunakan untuk menunjukkan makna tim sepak bola yang lebih sempit lagi.
  • 27. Kashino, dkk. (1998:57-60) menjelaskan hubungan antarmakna pada kata 「肩」 ‘kata’ <bahu>, 「茶」‘cha’ <teh>, dan 「酒」 ‘’sake’ <sake(minuman)> sebagai polisemi, berdasarkan pada metafora, metonimi dan sinekdoke, sebagian di antaranya dapat dilihat pada contoh berikut. (20) 後ろから肩をたたかれた。 <Bahu saya ditepuk dari belakang.>9 (21) 洋服の肩がほつれる。 <Bahu baju ini longgar.> (22) その山の肩に、有名な山小屋がある。 <Di bahu gunung itu ada pondokan terkenal.>
  • 28. (24) この畑にはたくさんの種類の茶がある。 <Di kebun ini banyak terdapat berbagai jenis teh> (25) 静岡の実家で茶を生産している。 <Di rumah di shizuoka diproduksi teh> (26) 食事の後の茶がおいしい。 <Teh (yang dihidangkan) setelah makan enak sekali.> (27) さて一息ついた、お茶にしよう。 <Baik, kita ambil teh sejenak!> Makna dasar kata 「茶’cha’」 seperti pada contoh (24), yaitu <teh sebagai tumbuhan mulai dari akar sampai daunnya>, pada contoh (25) berkembang menjadi <daun teh yang telah dikeringkan sebagai bahan minuman>, pada contoh (26) menjadi <air teh yang siap untuk diminum>, dan pada contoh (27) menjadi <istirahat>. Bentuk hubungan antara makna pada contoh (24) dengan (25), kemudian (26) dan (27), merupakan [bahan-produk], yaitu <teh secara keseluruhan merupakan bahan>, sedangkan <daun teh yang dikeringkan> merupakan <produknya>, kemudian <daun teh yang kering> tersebut menjadi bahan untuk membuat <air teh>. Bentuk hubungan antara bahan dan produk merupakan bentuk hubungan yang berdekatan secara waktu. Makna pada contoh (26) dan (27), merupakan bentuk hubungan [cara dan tujuan], yaitu untuk tujuan <beristirahat> dilakukan dengan cara <minum teh>, ini pun bisa dikatakan berdekatan secara waktu.
  • 29. KESIMPULAN Demikian beberapa sumbangan pemikiran dari aliran linguistik kognitif (ninchi gengogaku) dalam mendeskripsikan bahasa, yaitu dengan menggunakan gaya bahasa dalam hubungan antarmakna dalam polisemi. Ketiga jenis gaya bahasa (metafora, metonimi, sinekdoke) tersebut telah menyusup ke dalam kehidupan berbahasa kita semua. Sumber data mengacu pada bahasa yang digunakan secara nyata (jitsuei) sebagai satuan dari parole.
  • 30. PERTANYAAN 1. Irvine san, tadi disebutkan bahwa linguistik kognitif lahir karena adanya pertentangan aliran chomsky dan lakoff. Apakah kedua aliran ini saling mengalahkan atau saling menggantikan? Tidak, kedua aliran ini tidak saling menggantikan. Tetapi saling melengkapi satu sama lain 2. Annisa san, apa yang dimaksud dengan language performance atau penampilan berbahasa? Penggunaan bahasa yang sebenarnya dalam situasi konkret. Kemampuan untuk menghasilkan dan memahami kalimat dalam suatu bahasa. 3. Elvira san, Coba jelaskan lagi mengenai struktur pengetahuan “bingkai”? Bingkai adalah suatu struktur pengetahuan yang merupakan prasyarat untuk memahami suatu konsep. Budaya/latar belakang/Pengetahuan seseorang dalam memahami suatu bahasa