Linguistik kognitif menekankan tiga aspek utama: (1) menolak adanya fakultas bahasa yang otonom, (2) memahami tata bahasa melalui konseptualisasi, dan (3) mengklaim bahwa pengetahuan umum mempengaruhi pemahaman bahasa. Aliran ini berfokus pada bagaimana pengetahuan kognitif manusia mempengaruhi pemahaman dan penggunaan bahasa.
Makalah ini membahas tentang linguistik kognitif dengan menjelaskan beberapa konsep dasar seperti teori kognisi, representasi mental, dan azas-azas linguistik kognitif seperti konsep figure dan ground. Makalah ini juga menjelaskan model pengkajian kosakata dalam linguistik kognitif dengan menggunakan gaya bahasa seperti metafora dan metonimi.
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistikkholid harras
Psikolinguistik mempelajari hubungan antara bahasa, pikiran, dan perilaku manusia. Ia membahas proses penyandian dan pemahaman bahasa, serta bagaimana kemampuan berbahasa diperoleh dan digunakan. Ruang lingkupnya meliputi pemerolehan bahasa, hubungan antara pengetahuan dan penggunaan bahasa, serta proses produksi dan pemahaman tuturan. Psikolinguistik berfokus pada kompetensi, akuisisi
1. Beberapa teori menyatakan hubungan antara bahasa, pemikiran, dan budaya. Teori Wilhelm Von Humboldt menekankan bahwa struktur bahasa menentukan cara berpikir seseorang. Teori Sapir-Whorf menyatakan bahwa bahasa menentukan pandangan dunia seseorang.
2. Ada pula teori yang menyatakan pemikiran menentukan bahasa, seperti teori Jean Piaget dan Vygotsky yang menyatakan bahwa pikiran
Makalah ini membahas konsep dasar psikolinguistik dengan menjelaskan sejarah, definisi, kodrat bahasa, komponen-komponen bahasa, dan pragmatik. Psikolinguistik merupakan ilmu yang mempelajari proses mental manusia dalam penggunaan bahasa dan tumbuh dari gabungan antara psikologi dan linguistik. Bahasa memiliki ketergantungan struktur, kreativitas, dan sifat arbitrer yang membedakannya dari bah
Aliran linguistik Praha memperkenalkan pendekatan fungsional dalam kajian bahasa berdasarkan gagasan Ferdinand de Saussure, terutama di bidang fonologi. Tokoh-tokohnya seperti Mathesius dan Trubetzkoy memperkenalkan konsep tema dan rema serta fungsi kulminatif, deliminatif, dan distingtif pada bunyi bahasa.
Makalah ini membahas tentang linguistik kognitif dengan menjelaskan beberapa konsep dasar seperti teori kognisi, representasi mental, dan azas-azas linguistik kognitif seperti konsep figure dan ground. Makalah ini juga menjelaskan model pengkajian kosakata dalam linguistik kognitif dengan menggunakan gaya bahasa seperti metafora dan metonimi.
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistikkholid harras
Psikolinguistik mempelajari hubungan antara bahasa, pikiran, dan perilaku manusia. Ia membahas proses penyandian dan pemahaman bahasa, serta bagaimana kemampuan berbahasa diperoleh dan digunakan. Ruang lingkupnya meliputi pemerolehan bahasa, hubungan antara pengetahuan dan penggunaan bahasa, serta proses produksi dan pemahaman tuturan. Psikolinguistik berfokus pada kompetensi, akuisisi
1. Beberapa teori menyatakan hubungan antara bahasa, pemikiran, dan budaya. Teori Wilhelm Von Humboldt menekankan bahwa struktur bahasa menentukan cara berpikir seseorang. Teori Sapir-Whorf menyatakan bahwa bahasa menentukan pandangan dunia seseorang.
2. Ada pula teori yang menyatakan pemikiran menentukan bahasa, seperti teori Jean Piaget dan Vygotsky yang menyatakan bahwa pikiran
Makalah ini membahas konsep dasar psikolinguistik dengan menjelaskan sejarah, definisi, kodrat bahasa, komponen-komponen bahasa, dan pragmatik. Psikolinguistik merupakan ilmu yang mempelajari proses mental manusia dalam penggunaan bahasa dan tumbuh dari gabungan antara psikologi dan linguistik. Bahasa memiliki ketergantungan struktur, kreativitas, dan sifat arbitrer yang membedakannya dari bah
Aliran linguistik Praha memperkenalkan pendekatan fungsional dalam kajian bahasa berdasarkan gagasan Ferdinand de Saussure, terutama di bidang fonologi. Tokoh-tokohnya seperti Mathesius dan Trubetzkoy memperkenalkan konsep tema dan rema serta fungsi kulminatif, deliminatif, dan distingtif pada bunyi bahasa.
Dokumen tersebut merangkum perkembangan psikolinguistik dari berbagai pakar mulai dari Wilhelm Von Humboldt hingga psikolinguistik generasi ketiga. Beberapa pokok bahasan utama adalah kontribusi para pakar terhadap hubungan antara bahasa dan psikologi, serta pergeseran orientasi psikolinguistik dari behaviorisme menjadi linguistik."
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian semantik dan jenis-jenisnya. Semantik adalah ilmu yang mempelajari makna dalam bahasa, terutama hubungan antara tanda bahasa dengan makna. Terdapat beberapa jenis semantik seperti semantik leksikal yang mempelajari makna kata, semantik gramatikal yang mempelajari makna dalam tataran gramatika, dan semantik kontekstual yang mempelajari perubahan makna
Kajian wacana mencakup berbagai aspek komunikasi manusia, termasuk antropologi, sosial, dan pragmatis. Ada pola-pola, aturan, dan prinsip-prinsip yang saling terkait dalam membangun komunikasi sehingga tujuan dan maksudnya dapat tercapai. Kajian wacana menjelaskan berbagai kemungkinan kesalahan interpretasi dalam komunikasi dan bagaimana wacana merupakan proses yang membentuk dan dibentuk oleh
Modul ini membahas lingkup kajian makna secara semantik dan pragmatik, relasi makna antara kata, serta makna kata, frasa, dan kalimat. Topik utama meliputi perbedaan antara semantik dan pragmatik, objek kajian semantik seperti makna kata dan relasi antarkata, serta makna frasa dan kalimat."
Teks tersebut membahas pengertian dan pendekatan dalam analisis wacana, termasuk pendekatan positivis, fenomenologi, dan post-strukturalisme. Analisis wacana digunakan untuk memahami makna yang tersirat dalam teks, tidak hanya arti harfiahnya."
Terdapat 9 kalimat dalam dokumen tersebut. Berikut ringkasannya dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut merupakan glosarium yang menjelaskan istilah-istilah yang terkait dengan bahasa dan teks, seperti audiensi, bahasa tubuh, biografi, dokumenter, editorial, dan berbagai jenis teks seperti rekon, laporan, eksplanasi, eksposisi, diskusi, prosedur, dan narasi beserta strukturnya. Glos
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar teori semantik. Semantik adalah ilmu yang mempelajari makna dalam bahasa. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian semantik menurut para ahli, sejarah perkembangan studi semantik, hubungannya dengan ilmu lain seperti sosiologi dan antropologi, serta batasannya dalam mempelajari makna.
Dokumen tersebut merangkum perkembangan psikolinguistik dari berbagai pakar mulai dari Wilhelm Von Humboldt hingga psikolinguistik generasi ketiga. Beberapa pokok bahasan utama adalah kontribusi para pakar terhadap hubungan antara bahasa dan psikologi, serta pergeseran orientasi psikolinguistik dari behaviorisme menjadi linguistik."
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian semantik dan jenis-jenisnya. Semantik adalah ilmu yang mempelajari makna dalam bahasa, terutama hubungan antara tanda bahasa dengan makna. Terdapat beberapa jenis semantik seperti semantik leksikal yang mempelajari makna kata, semantik gramatikal yang mempelajari makna dalam tataran gramatika, dan semantik kontekstual yang mempelajari perubahan makna
Kajian wacana mencakup berbagai aspek komunikasi manusia, termasuk antropologi, sosial, dan pragmatis. Ada pola-pola, aturan, dan prinsip-prinsip yang saling terkait dalam membangun komunikasi sehingga tujuan dan maksudnya dapat tercapai. Kajian wacana menjelaskan berbagai kemungkinan kesalahan interpretasi dalam komunikasi dan bagaimana wacana merupakan proses yang membentuk dan dibentuk oleh
Modul ini membahas lingkup kajian makna secara semantik dan pragmatik, relasi makna antara kata, serta makna kata, frasa, dan kalimat. Topik utama meliputi perbedaan antara semantik dan pragmatik, objek kajian semantik seperti makna kata dan relasi antarkata, serta makna frasa dan kalimat."
Teks tersebut membahas pengertian dan pendekatan dalam analisis wacana, termasuk pendekatan positivis, fenomenologi, dan post-strukturalisme. Analisis wacana digunakan untuk memahami makna yang tersirat dalam teks, tidak hanya arti harfiahnya."
Terdapat 9 kalimat dalam dokumen tersebut. Berikut ringkasannya dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut merupakan glosarium yang menjelaskan istilah-istilah yang terkait dengan bahasa dan teks, seperti audiensi, bahasa tubuh, biografi, dokumenter, editorial, dan berbagai jenis teks seperti rekon, laporan, eksplanasi, eksposisi, diskusi, prosedur, dan narasi beserta strukturnya. Glos
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar teori semantik. Semantik adalah ilmu yang mempelajari makna dalam bahasa. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian semantik menurut para ahli, sejarah perkembangan studi semantik, hubungannya dengan ilmu lain seperti sosiologi dan antropologi, serta batasannya dalam mempelajari makna.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
2. Linguistik kognitif mengacu pada cabang linguistik
yang menafsirkan bahasa dalam hal konsep, kadang
universal, kadang khusus, bagi lidah tertentu, yang
mendasari bentuk. Hal demikian terkait erat dengan
semantik tetapi berbeda dari psikolinguistik, yang
mengacu pada temuan empiris dari psikologi kognitif
untuk menjelaskan proses mental yang mendasari
akuisisi, penyimpanan, produksi dan pemahaman
berbicara dan menulis.
Linguistik kognitif ditandai dengan kepatuhan
terhadap tiga posisi sentral. Pertama, menyangkal
bahwa ada fakultas linguistik otonom dalam pikiran;
kedua, memahami tata bahasa dalam hal
konseptualisasi, dan, ketiga, mengklaim bahwa
3. ASAL-USUL
George Lakoff dan Rowan W. Langacker dikenal sebagai tokoh
pencetus aliran linguistik kognitif (LK) di samping tokoh yang lainnya.
Semula kedua tokoh ini merupakan pengikut setia aliran Tata Bahasa
Generatif (TBG) atau aliran Chomsky, tetapi karena merasa tidak puas
terhadap sebagian teori yang dikemukakan oleh sang guru, terutama
ketika memasuki garapan semantik, akhirnya memisahkan diri
membentuk aliran baru.
Perseteruan antara guru (Chomsky) dan murid (Lakoff) pada saat itu
masih dimenangkan oleh sang guru. Lakoff dan kelompoknya saat itu
masih belum siap dan dianggap kalah dalam adu argumen dengan
gurunya. Bahkan dianggapnya terlalu bersemangat untuk menggarap
makna dalam kajian bahasa yang merambah sampai pada bidang
pragmatik. Semantik Generatif yang dicetuskan Lakoff juga akhirnya
tidak begitu berkembang seolah-olah terkubur begitu saja, karena
pada saat itu Chomsky dan para pengikutnya masih sedang berjaya.
4. Selama ini pengkajian bahasa terfokus pada bentuk (form) saja yang
jumlahnya sangat terbatas, tetapi digunakan untuk menyampaikan
makna yang tak terhingga jumlahnya
Setiap fenomena bahasa terjadi karena ada penyebab atau
pemotivasinya, sehingga untuk mengamatinya dilakukan dengan cara
menggunakan berbagai pengetahuan yang telah dimiliki seseorang
sebagai hasil dari pengalaman hidupnya. Yoshimura (1995:26)
menegaskan maksud kognitif yang digunakan dalam aliran ini, yaitu
seluruh kegiatan pikiran manusia dalam memahami dan memaknai
setiap pengalaman barunya secara subjektif dalam mengatur
berbagai informasi yang diperoleh dengan tepat.
Tahun 1980 Lakoff bersama Mark Johnson menerbitkan buku yang
berjudul Metaphor: We live by. Pada buku ini tanda-tanda ke arah
linguistik kognitifnya sudah mulai terlihat. Akhirnya, pada tahun
1987 ia menerbitkan buku yang berjudul Women, Fire, and
Dangerous Things. Bersamaan dengan itu pada tahun yang sama
Langacker juga menerbitkan buku yang berjudul Foundations of
Cognitive Grammar. Nishimura & Noya (2013: 4) mengatakan bahwa
tahun tersebut dapat dikatakan sebagai tahun kelahiran linguistik
7. SKEMA
Skema adalah konsep abstrak yang mengabaikan setiap fitur detail
konkret. Sama dengan hanya mengekstrak kata-kata yang memiliki
kesamaan dengan berbagai hal yang sejenis. Ini adalah struktur
pengetahuan yang harus dikenali. Misalnya, “bola” memiliki berbagai
kutub. Dari bola yang digunakan dalam baseball, tenis, sepak bola,
bola parade, dll. Hingga bola yang sedikit berbeda dari bola biasa
yang digunakan dalam rugby, bowling, dll. Kita mengenalinya sebagai
bola. Namun, meskipun Anda melihat balon, bola lampu, dan bulan,
yang juga bulat, mereka tidak dikenali sebagai bola. Dari sudut
pandang apa kita menganggap benda bulat yang disebutkan di atas
sebagai bola? Perbedaan mendasar antara bola dan non-bola,
meskipun kedua bola tersebut sama, bergantung pada digunakan
atau tidaknya bola tersebut dalam permainan bola. Kita tidak
mengingat detail masing-masing bola, melainkan konsep abstrak dan
komprehensif yang dimiliki oleh bola-bola ini (di sini, “benda bulat
yang digunakan dalam permainan bola”). Struktur pengetahuan yang
8. KATEGORISASI
Skema adalah konsep yang secara kasar menangkap hal-hal yang
serupa, tetapi tindakan kognitif yang mengelompokkan berbagai hal
bersama-sama oleh fitur tertentu disebut kategorisasi. Skema dan
kategorisasi tidak dapat dipisahkan karena mereka secara efisien
mengkategorikan dan mengatur banyak hal di sekitar kita dalam
pikiran kita. Skema menguraikan karakteristik anggota yang
membentuk kategori, tetapi prototipe memainkan peran penting
dalam pengenalan tersebut. Prototipe dianggap kasus paling khas
dan sentral dalam grup. Kita meletakkan prototipe ini di tengah grup
dan memikirkan anggota grup dalam lingkaran di sekitarnya.
Misalnya, dalam kategori “burung”, burung pipit dan burung pipit ada
di tengah kelompok sebagai prototipe, dan setelah itu burung gagak
dan merpati. Dikelilingi oleh burung berukuran sedang dan besar
seperti elang dan elang, dan burung tepi sungai seperti bebek,
bangau, verikan dan bangau, serta pulau atipikal yang tidak bisa
terbang seperti kiwi, burung unta, penguin, dan ayam terletak di
dekat perimeter.
9. BINGKAI
Bingkai adalah suatu struktur pengetahuan yang merupakan
prasyarat untuk memahami suatu konsep. Misalnya, perhatikan
contoh “garam”. Yang dimaksud dengan “garam” adalah produk
berwarna putih asin yang mengandung natrium klorida sebagai
komponen utamanya. Namun, kita berbagi informasi bahwa “garam”
dibuat dengan mengeringkan air laut dan menambang garam batu
dan digunakan dalam banyak makanan sebagai himne. Pengetahuan
yang menyertai “garam” semacam itu adalah bingkai. Bingkai ini
tergantung pada budayanya. Di Jepang, bingkai garam akan disertai
dengan informasi seperti digunakan untuk menyucikan benda-benda
dalam ritual Shinto, gulat sumo, pemakaman, dan lain sebagainya.
Bingkai juga disebut pengetahuan ensiklopedis karena mirip dengan
penjelasan ensiklopedis.
10. SKENARIO / SKRIP
Pola tindakan yang dikembangkan sepanjang sumbu waktu dalam
struktur pengetahuan yang termasuk dalam bingkai skrip disebut
skrip (skenario). Misalnya, saat mempertimbangkan untuk melihat
bunga Sakura 花見 di kota besar, itu tidak hanya berarti “senang
melihat bunga sakura”, tetapi juga “seseorang pergi lebih awal untuk
mendapatkan tempat, meletakkan lembaran alas, mengamankan
tempat, dan kemudian peserta duduk menikmati bunga Sakura. Jika
Anda orang Jepang, Anda bisa membayangkan rangkaian adegan
seperti berkumpul, membawakan minuman dan makanan, bernyanyi
dan membuat keributan, akhirnya mengumpulkan sampah, melipat
alas, dan pulang. Struktur pengetahuan tentang rangkaian
11. AZAS-AZAS LINGUISTIK KOGNITIF
1. Linguistik kognitif memandang bahwa bahasa berkaitan erat dengan mekanisme kognitif manusia.
Oleh karena itu, sebagian besar teorinya berazaskan pada berbagai konsep psikologi, seperti
psikologi persepsi, psokologi kognitif, dan psikologi gestalt.
2. Psikologi gestalt: totalitas adalah bukan merupakan penjumlahan belaka dari setiap elemen yang
ada, melainkan merupakan satu kesatuan yang utuh dengan ciri dan karakter totalitasnya.
3. Teori gestal dikenal ada dua macam, yaitu gestalt secara ruang (lokal) dan gestalt secara waktu
(temporal). Bentuk wujud suatu benda atau tempat merupakan gestalt secara ruang, sedangkan
alunan lagu, melodi, atau kalimat merupakan gestalt temporal.
4. Kalimat menurut gestalt, bukan hanya sekedar penggabungan atau penjumlahan sederetan kata-
kata saja, melainkan merupakan totalitas dari setiap kata yang memiliki ciri dan fungsi yang
terorganisir, sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh.
5. Teori ingatan menurut Gestalt, berlangsung melalui hukum asosiasi dan reproduksi. Jika suatu
stimulus muncul satu atau beberapa kali dalam bentuk elemen-elemen dari gestalt (totalitas) dalam
kesadaran manusia, kemudian salah satu di antaranya muncul kembali, maka cenderung untuk
memunculkan totalitasnya dalam kesadaran tersebut.
6. Suatu kata dalam kalimat akan lebih jelas maknanya, daripada kata tersebut berdiri sendiri. Dalam
mempelajari huruf Kanji bahasa Jepang, akan lebih mudah jika diingat dalam bentuk kata atau
kalimat daripada mengingat huruf satu persatu, karena kata atau kalimat tersebut merupakan suatu
gestalt.
12. 2.1 FIGURE (FIGURE) DAN GROUND
(LATAR)
Salah satu asumsi dalam aliran gestalt, yaitu tentang
organisasi persepsi yang dikenal dengan hukum
kesadaran. Ditegaskan bahwa dalam menafsirkan suatu
stimulus ada kecenderungan untuk mengambil sesuatu
yang paling mudah dan paling memungkinkan. Di
antaranya, melalui konsep figure (gambar) dan ground
(latar).
Gambar di atas bisa ditafsirkan dua macam, yaitu gambar
trofi dan gambar dua sosok wajah yang berhadapan. Jika
kita memandang bagian yang hitam sebagai pusat
perhatian kita, maka akan nampak gambar sebuah trofi.
Gambar trofi ini dijadikan
sebagai figur, sedangkan bagian yang putih sebagai
latar-nya. Sebaliknya jika fokus kita tujukan pada bagian
yang putih, maka yang nampak adalah gambar dua wajah
yang sedang berhadapan. Gambar dua wajah tersebut
dijadikan sebagai figur, sedangkan bagian yang hitamnya
merupakan latar-nya. Kita tidak mungkin melihat kedua-
duanya baik sebagai figur ataupun sebagai latar secara
13. 2.2 PROFIL DAN BASIS
Perbedaan antara “basis” dalam psikologi kognitif hanyalah tindakan persepsi yang
terlihat, tetapi Langacker menggunakan terminologinya sendiri untuk membuatnya
lebih mudah diterapkan pada aktivitas bahasa. Idenya adalah “profil dan basis”, yang
selanjutnya mengkonseptualisasikan hubungan visual antara “profil dan basis”. Profil
tersebut sesuai dengan sosok yang terpapar (bagian besar dari keunggulan), dan
basis dapat dianggap sebagai titik acuan(tersembunyi).
Misalnya, menurut Anda garis di sebelah kanan itu seperti apa? Mungkin
kebanyakan orang akan merasakan “garis diagonal”. Namun, garis ini mungkin
merupakan bagian dari garis yang membentuk segitiga (Gambar 31). Jika demikian,
adalah mungkin untuk berpikir bahwa “garis diagonal” yang kita lihat sebelumnya
bukanlah sebuah garis tunggal tetapi sebuah “sisi miring” yang membentuk sebuah
segitiga. Demikian pula, ini bisa menjadi “sisi panjang” persegi panjang, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 32. Langacker menerapkan konsep “figur dan tanah”
pada linguistik, memikirkan tentang apa arti bagian yang menonjol (profil) dengan
bagian yang tersembunyi (basis).
Hubungan profil dan basis ini dapat menjelaskan kalimat yang menerima
interpretasi semantik yang berbeda tergantung pada situasi dan konteksnya.
Misalnya, ucapan “Sekarang jam 9” dapat menjadi keharusan untuk “tidur”, “saatnya
berangkat”, atau “terlambat ke sekolah” tergantung pada situasi di mana kata itu
14. 2.3 PROYEKTOR DAN LANDMARK
Langacker menunjukkan bahwa ada beberapa profil yang terfokus dan menonjol
untuk kecepatan yang bertindak sebagai elemen latar belakang. Saat itu, yang
paling menonjol disebut proyektor, dan yang tidak disebut landmark (titik acuan).
Proyektor dan landmark tipikal memiliki hubungan subjek-objek. Pada ilustrasi
di sebelah kanan dapat dikatakan bahwa “bapak sedang minum kopi”, tetapi
berdasarkan predikat “minum”, “bapak” dan “kopi” dikenali sebagai profil, dan
“bapak (subjek)” adalah proyektor. “Kopi (objek)” berfungsi sebagai Landmark
Saat menggambar peta rumah Anda dan menjelaskannya kepada teman-teman
Anda, biasanya menggunakan titik referensi seperti “di sudut toko serba ada”
atau “di depan apartemen dua lantai”. Dalam hal ini, “toko serba ada” atau
“apartemen” berfungsi sebagai titik acuan (landmark).
Poin referensi diamati selama aktivitas bahasa. Misalnya, jika Anda mengatakan
“Lihat orang itu” di kerumunan, Anda tidak tahu siapa Anda, tetapi jika Anda
mengatakan “Lihat orang yang memakai topi merah itu”, Anda dapat dengan
mudah membidiknya. Anda dapat menjangkau manusia. Di sini, topi merah
berfungsi sebagai titik acuan (landmark) untuk mengidentifikasi manusia
(lintasan).
15. 2.4 GESTALT
Tindakan mental mempersepsikan suatu objek dalam bidang visual sebagai satu kesatuan
disebut sistematisasi, dan kesatuan (struktur) yang dibentuk oleh sistematisasi disebut
gestalt. Elemen individu yang membentuk Gestalt dikonseptualisasikan secara keseluruhan,
dan “agregat” atau “jumlah” elemen individu bukan hanya sebuah gestalt.
Pernahkah Anda menulis “Henohenomoheji” saat kecil? Ini adalah lakon gambar wajah
seseorang dengan 7 karakter hiragana. Fungsi kognitif sistematisasi kitalah yang
memungkinkan permainan ini.
Setiap elemen hanya tujuh karakter hiragana, tetapi jika Anda mengganti ketujuh karakter
tersebut seperti yang ditunjukkan pada gambar di sebelah kanan, maka akan
dikonseptualisasikan sebagai “wajah manusia”. Ini Gestalt. Saat Gestalt terbentuk, karakter
yang sebelumnya hanya hiragana akan berfungsi sebagai komponen Gestalt. “He” adalah
pelindung rambut dan mulut, “no” adalah mata, “mo” adalah hidung, dan “ji” adalah kontur
dan telinga dari wajah. Dengan kata lain, “Henohenomoheji” telah terlahir kembali dari
kumpulan hiragana menjadi konsep baru wajah manusia melalui sistematisasi.Dengan cara
ini, karena sistematisasi adalah tindakan kognitif manusia, maka dimungkinkan untuk
menciptakan berbagai konsep.
Seperti yang bisa Anda lihat dari contoh “Henohenomoheji”, elemen yang membentuk
Gestalt bukan hanya konstituen (karakter di sini), tetapi bertindak sebagai elemen yang
mendukung konsep Gestalt. Dari sini dapat dikatakan bahwa keseluruhan (gestalt) lebih dari
17. Gaya bahasa, semula merupakan objek kajian
retorika banyak sekali ragamnya. Tetapi para ahli
linguistik seperti Momiyama, Honda, Kashino dan yang
lainnya berpendapat bahwa dalam mendeskripsikan
perluasan makna bisa diwakili dengan tiga macam gaya
bahasa, yakni metafora, metonimi, dan sinekdoke.
Namun, banyak sekali batasan tentang ketiga gaya
bahasa tersebut, bagaimana batasan metafora yang
sebenarnya. Bahkan masih sulit untuk membedakan
yang mana metonimi dan yang mana sinekdoke.
18. 1. Metafora (隠喩’in-yu’) yaitu gaya bahasa yang
digunakan untuk mengumpamakan sesuatu hal
(misalnya A) dengan hal yang lain (misalnya B), karena
adanya kemiripan atau kesamaannya.
2. Metonimi ( 換 喩 ’kan-yu’) yaitu gaya bahasa yang
digunakan untuk mengumpamakan suatu hal (A)
dengan hal lain (B), karena berdekatannya atau adanya
keterkaian baik secara ruang maupun secara waktu.
3. Sinekdoke ( 提 喩 ’teiyu’) yaitu gaya bahasa yang
digunakan untuk mengumpamakan sesuatu hal yang
umum (A) dengan hal yang lebih khusus (B), atau
sebaliknya hal yang khusus (B) diumpamakan dengan
hal yang umum (A).
19. Dari batasan di atas, perlu dibuat garis pembatas yang
jelas agar tidak menimbulkan kekaburan dalam
memahaminya. Misalnya, bagaimana kategori kemiripan
atau kesamaan dalam metafora tersebut. Apakah sama
dari wujud fisiknya atau yang lainnya, lalu bagaimana
sifat yang lainnya yang dianggap tidak sama.
Dalam bahasa Indonesia ada ungkapan: ‘Renterir adalah
lindah darat’, ini merupakan salah satu contoh dari
metafora. Namun batasan kesamaan dalam bidang apa
antara kata renterir (seorang manusia) dengan kata
lintah (binatang).
Hal ini perlu diperjelas dan dipertegas. Contoh lainnya,
‘Ia datang ke kampus naik Suzuki’, dan ‘Tadi malam
saya nonton pertandingan antara Inggris dan Itali’
20. METAFORA
Metafora merupakan salah satu gaya bahasa yang bisa
digunakan dalam menjelaskan hubungan antarmakna
dalam suatu kata atau frase. Lakoff dan Johnson (1996)
menggambarkan bahwa metafora bisa dinyatakan dalam
bentuk “…(A)…. is…(B)…”, dan dalam bahasa Jepang bisa
diekspresikan dalam bentuk “…(A)… WA…(B)… DE ARU”,
sedangkan dalam bahasa Indonesia bisa dipadankan
dengan “…(A)…adalah …(B)…” . Tentunya hal ini bukan
merupakan suatu ungkapan yang menyatakan pasti, bahwa
A adalah 100% B. Melainkan hanya perumpamaan saja,
sebagai pembeda dengan gaya bahasa simile (直喩
‘chokuyu’) yang biasanya digunakan kata seperti, bagaikan
21. a. Ia seorang rentenir.
b. Ia seorang lintah darat.
c. 君は僕の太陽だ。
<Kau adalah mata hari ku.>
Kemudian, untuk menjelaskan kesamaan atau kemiripan
dalam metafora, Lakoff dan Johnson (1996) seperti pada
ungkapan “time is money” <Waktu adalah uang>,
menunjukkan bahwa kata time <waktu> bisa diganti dengan
kata money <uang> pada beberapa contoh berikut:
a. You’re wasting my time.
b. This gadget will save you hours.
c. I don’t have the time to give you.
22. METONIMI
Bentuk hubungan yang ada dalam metonimi yaitu,
adanya kedekatan atau keterkaitan. Maksud
berdekatan atau berkaitan ada dua macam yaitu secara
ruang dan secara waktu. Konsep ini dikemukakan oleh
Momiyama (1998) dalam mencari pembatas yang jelas
antara metonimi dengan sinekdoke dari beberapa
pendapat yang sudah muncul sebelumnya. Seto Ken-
ichi (1997) menggolongkan metonimi ke dalam 9 jenis
bentuk, Sato Nobuo (1998) menggolongkannya
menjadi 8 bentuk, dan Yamanashi (1998)
menggolongkannya ke dalam 8 bentuk yang berbeda.
Tetapi, semuanya bisa dimasukkan ke dalam kategori
berdekatan baik secara ruang dan waktu.
23. Beberapa contoh berikut bisa dijelaskan dengan kedua
konsep berdekatan tadi.
なべが煮える。
<Panci mendidih.>
彼女は本棚を整理した。
<Ia membereskan rak buku.> (Seto Ken-ichi, 1997:165)
Dua contoh di atas, merupakan contoh metonimi
bentuk: wadah (tempat) digunakan untuk menyatakan
isi (benda). Seperti kita ketahui, bahwa yang mendidih
bukanlah panci melainkan air di dalam panci tersebut.
24. (1)A: 山田教授の講義はどうだった?
<Gimana dengan ceramahnya Prof. Yamada?>
B: あくびが出た。
<Menguap melulu.>
(2)彼は来月、またリングに上がる。
<Dia bulan depan akan naik ring lagi.>
Kedua contoh tersebut sering dikategorikan ke dalam bentuk:
sebab (cara) digunakan untuk menyatakan akibat (tujuan), atau
sebaliknya. Pada contoh (1) kalimat yang dikemukakan B
merupakan akibat dari perkuliahan yang tidak menarik, sehingga
membuatnya ngantuk dan menguap. Pada contoh (2), naik ring
merupakan suatu cara, sedangkan yang menjadi tujuannya adalah
bertanding tinju. Kedua hal dalam kedua contoh tadi, merupakan
peristiwa yang berdekatan secara waktu.
25. (1) 電話が鳴る。
<telepon berdering.>
(2) 時計が止まっている。
<Jam berhenti.>
(3) ペンがかすれる。
<Balpoin menipis (habis).>
Contoh metonimi di atas, dikategorikan ke dalam bentuk: bagian
digunakan untuk menyatakan keseluruhan, atau sebaliknya. Pada
contoh (1) yang berdering adalah hanya speker (bel) pesawat
telepon, sedangkan pada contoh (2) yang berhenti bukan jamnya,
melainkan hanya jarumnya saja. Pada contoh (3) hubungan antara
tinta dan balpoinnya apakah bagian dan keseluruhan, atau isi dan
tempat, menjadi masalah karena tidak jelas. Oleh karena itu,
lebih tepat digolongkan ke dalam hubungan berdekatan secara
ruang.
26. SINOKDOKE
Bentuk hubungan dalam gaya bahasa sinekdoke, hanya satu macam,
yaitu sesuatu yang umum digunakan untuk menyatakan sesuatu yang
lebih khusus, atau sebaliknya. Misalnya, kata telor yang lebih umum
(di dalamnya mencakup telor burung, telor bebek, telor penyu, telor
buaya dll.), digunakan untuk menyatakan telor ayam secara khusus.
Contoh lainnya dalam bahasa Jepang, kata hana <bunga> secara
umum digunakan untuk menyatakan bunga Sakura yang lebih khusus
lagi, seperti pada kata hana-mi. Atau kata nasi yang khusus
(makanan) digunakan untuk menyatakan nafkah penghidupan. Hal ini
semua merupakan contoh dari sinekdoki, dan masih banyak lagi
contoh yang lainnya. Kata Inggris dan Itali pada contoh di atas, juga
merupakan bentuk sinekdoke, sebab Inggris dan Itali yang bermakna
luas, yaitu suatu negara, digunakan untuk menunjukkan makna tim
sepak bola yang lebih sempit lagi.
27. Kashino, dkk. (1998:57-60) menjelaskan hubungan antarmakna
pada kata 「肩」 ‘kata’ <bahu>, 「茶」‘cha’ <teh>, dan 「酒」
‘’sake’ <sake(minuman)> sebagai polisemi, berdasarkan pada
metafora, metonimi dan sinekdoke, sebagian di antaranya dapat
dilihat pada contoh berikut.
(20) 後ろから肩をたたかれた。
<Bahu saya ditepuk dari belakang.>9
(21) 洋服の肩がほつれる。
<Bahu baju ini longgar.>
(22) その山の肩に、有名な山小屋がある。
<Di bahu gunung itu ada pondokan terkenal.>
28. (24) この畑にはたくさんの種類の茶がある。
<Di kebun ini banyak terdapat berbagai jenis teh>
(25) 静岡の実家で茶を生産している。
<Di rumah di shizuoka diproduksi teh>
(26) 食事の後の茶がおいしい。
<Teh (yang dihidangkan) setelah makan enak sekali.>
(27) さて一息ついた、お茶にしよう。
<Baik, kita ambil teh sejenak!>
Makna dasar kata 「茶’cha’」 seperti pada contoh (24), yaitu <teh sebagai
tumbuhan mulai dari akar sampai daunnya>, pada contoh (25) berkembang
menjadi <daun teh yang telah dikeringkan sebagai bahan minuman>, pada contoh
(26) menjadi <air teh yang siap untuk diminum>, dan pada contoh (27) menjadi
<istirahat>. Bentuk hubungan antara makna pada contoh (24) dengan (25),
kemudian (26) dan (27), merupakan [bahan-produk], yaitu <teh secara
keseluruhan merupakan bahan>, sedangkan <daun teh yang dikeringkan>
merupakan <produknya>, kemudian <daun teh yang kering> tersebut menjadi
bahan untuk membuat <air teh>. Bentuk hubungan antara bahan dan produk
merupakan bentuk hubungan yang berdekatan secara waktu. Makna pada contoh
(26) dan (27), merupakan bentuk hubungan [cara dan tujuan], yaitu untuk tujuan
<beristirahat> dilakukan dengan cara <minum teh>, ini pun bisa dikatakan
berdekatan secara waktu.
29. KESIMPULAN
Demikian beberapa sumbangan pemikiran dari aliran
linguistik kognitif (ninchi gengogaku) dalam
mendeskripsikan bahasa, yaitu dengan menggunakan
gaya bahasa dalam hubungan antarmakna dalam
polisemi. Ketiga jenis gaya bahasa (metafora, metonimi,
sinekdoke) tersebut telah menyusup ke dalam
kehidupan berbahasa kita semua. Sumber data
mengacu pada bahasa yang digunakan secara nyata
(jitsuei) sebagai satuan dari parole.
30. PERTANYAAN
1. Irvine san, tadi disebutkan bahwa linguistik kognitif lahir karena adanya
pertentangan aliran chomsky dan lakoff. Apakah kedua aliran ini saling
mengalahkan atau saling menggantikan?
Tidak, kedua aliran ini tidak saling menggantikan. Tetapi saling melengkapi
satu sama lain
2. Annisa san, apa yang dimaksud dengan language performance atau
penampilan berbahasa?
Penggunaan bahasa yang sebenarnya dalam situasi konkret. Kemampuan
untuk menghasilkan dan memahami kalimat dalam suatu bahasa.
3. Elvira san, Coba jelaskan lagi mengenai struktur pengetahuan “bingkai”?
Bingkai adalah suatu struktur pengetahuan yang merupakan prasyarat untuk
memahami suatu konsep. Budaya/latar belakang/Pengetahuan seseorang
dalam memahami suatu bahasa