SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
1
MACAM-MACAM MAJAS (GAYA BAHASA)
1. Klimaks
Adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin lama
semakin meningkat.
Contoh : Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman
harapan.
2. Antiklimaks
Adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin lma semakin menurun.
Contoh : Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal
namanya
3. Paralelisme
Adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris atau kalimat. Contoh
: Jika kamu minta, aku akan datang.
Jika kamu undang aku akan hadir.
4. Antitesis
Adalah gaya bahasa yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan maknanya.
Contoh : Kaya miskin, tua muda, besar kecil, smuanya mempunyai kewajiban terhadap
keamanan bangsa.
5. Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting
untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai
6. Epizeuksis
Adalah repetisi yang bersifat langsung, artinya kata yang dipentingkan diulang beberapa kali
berturut-turut.
Contoh : Kita harus bekerja, bekerja, dan bekerja untuk mengajar semua ketinggalan kita.
7. Tautotes
Ada;aj repetisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah konstruksi.
Contoh : kau menunding aku, aku menunding kau, kau dan aku menjadi seteru
8. Anafora
Adalah repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap garis.
Contoh : Apatah tak bersalin rupa, apatah boga sepanjang masa
9. Epistrofora
Adalah repetisi yang berwujud perulangan kata atau frasa pada akhir kalimat berurutan Contoh
: Bumi yang kau diami, laut yang kaulayari adalah puisi,
Udara yang kau hirupi, ari yang kau teguki adalah puisi
10. Simploke
Adalah repetisi pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut.
Contoh : Kau bilang aku ini egois, aku bilang terserah aku. Kau bilang aku ini judes, aku bilang
terserah aku.
11. Mesodiplosis
Adalah repetisi di tengah-tengah baris-baris atau beberapa kalimat berurutan.
Contoh : Para pembesar jangan mencuri bensin. Para gadis jangan mencari perawannya sendiri.
12. Epanalepsis
Adalah pengulangan yang berwujud kata terakhir dari baris, klausa atau kalimat, mengulang
kata pertama.
Contoh : Kita gunakan pikiran dan perasaan kita.
13. Anadiplosis
Adalah kata atau frasa terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frasa pertama
dari klausa berikutnya.
Contoh : Dalam baju ada aku, dalam aku ada hati. Dalam hati : ah tak apa jua yang ada.
2
14. Aliterasi
Adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama.
Contoh : Keras-keras kena air lembut juga
15. Asonansi
Adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama.
Contoh : Ini luka penuh luka siapa yang punya
16. Anastrof atau Inversi
Adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya predikat kalimat mendahului subejeknya
karena lebih diutamakan.
Contoh : Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat peranginya.
17. Apofasis atau Preterisio
Adalah gaya bahasa dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya
menyangkal.
Contoh : Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan
ratusan juta rupiah uang negara
18. Apostrof
Adalah gaya bahasa yang berbentuk pengalihan amanat dari para hadirin kepada sesuatu yang
tidak hadir.
Contoh : Hai kamu semua yang telah menumpahkan darahmu untuk tanah air bercinta ini
berilah agar kami dapat mengenyam keadilan dan kemerdekaan seperti yang pernah kau
perjuangkan
19. Asindeton
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan kata
penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan.
Contoh : Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan orang
melepaskan nyawa.
20. Polisindeton
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut dengan menggunakan kata
penghubung.
Contoh : Kemanakah burung-burung yang gelisah dan tak berumah dan tak menyerah pada
gelap dan dingin yang merontokkan bulu-bulunya?
21. Kiasmus
Adalah gaya bahasa yang terdiri dari dua bagian, yang bersifat berimbang, dan dipertentangkan
satu sama lain, tetapi susunan frasa dan klausanya itu terbalik bila dibandingkan dengan frasa
atau klausa lainnya.
Contoh : Semua kesabaran kami sudah hilang, lenyap sudah ketekunan kami untuk melanjutkan
usaha itu.
22. Elipsis
Adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah
dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca.
Contoh : Risalah derita yang menimpa ini.
23. Eufimisme
Adalah gaya bahasa penghalus untuk menjaga kesopanan atau menghindari timbulnya kesan
yang tidak menyenangkan.
Contoh : Anak ibu lamban menerima pelajaran
24. Litotes
Adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri
Contoh : Mampirlah ke gubukku!
25. Histeron Proteron
adalah gaya bahasa yang merupakan kebailikan dari sesuatu yang logis atau kebalikan dari
sesuatu yang wajar.
3
Contoh : Bila ia sudah berhasil mendaki karang terjal itu, sampailah ia di tepi pantai yang luas
dengan pasir putihnya
26. Pleonasme
Adalah gaya bahasa yang memberikan keterangan dengan kata-kata yang maknanya sudah
tercakup dalam kata yang diterangkan atau mendahului.
Contoh : Darah merah membasahi baju dan tubuhnya
27. Tautologi
Adalah gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau mempergunakan kata-
kata yang diterangkan atau mendahului.
Contoh : Kejadian itu tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan
28. Parifrasis
Adalah gaya bahasa yang menggantikan sebuah kata dengan frase atau serangkaian kata yang
sama artinya.
Contoh : Kedua orang itu bersama calon pembunuhnya segera meninggalkan tempat itu
29. Prolepsis atau Antisipasi
Adalah gaya bahasa dimana orang mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau sebuah kata
sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi.
Contoh : Keua orang tua itu bersama calon pembunuhnya segera meninggalkan tempat itu.
30. Erotesis atau Pertanyaan Retoris
Adalah pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk mencapai
efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak menghendaki
adanya suatu jawaban.
Contoh : inikah yang kau namai bekerja?
31. Silepsis dan Zeugma
Adalah gaya dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan
sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan
sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan
dengan kata pertama.
Contoh : ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.
32. Koreksio atau Epanortosis
Adalah gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya.
Contoh : Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.
33. Hiperbola
Adalah gaya bahasa yang memberikan pernyataan yang berlebih-lebihan.
Contoh : Kita berjuang sampai titik darah penghabisan
34. Paradoks
Adalah gaya bahasa yang mengemukakan hal yang seolah-olah bertentangan, namun
sebenarnya tidak karena objek yang dikemukakan berbeda.
Contoh : Dia besar tetapi nyalinya kecil.
35. Oksimoron
adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang
berlawanan dalam frasa yang sama.
Contoh : Keramah-tamahan yang bengis
36. Asosiasi atau Simile
Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan
keadaan yang dilukiskannya.
Contoh : Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam
4
37. Metafora
Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda tertentu dengan benda lain yang
mempunyai sifat sama.
Contoh : Jantung hatinya hilang tiada berita
38. Alegori
adalah gaya bahasa yang membandingkan kehidupan manusia dengan alam.
Contoh : Iman adalah kemudi dalam mengarungi zaman.
39. Parabel
Adalah gaya bahasa parabel yang terkandung dalam seluruh karangan dengan secara halus
tersimpul dalam karangan itu pedoman hidup, falsafah hidup yang harus ditimba di dalamnya.
Contoh : Cerita Ramayana melukiskan maksud bahwa yang benar tetap benar
40. Personifikasi
Adalah gaya bahasa yang mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup.
Contoh : Hujan itu menari-nari di atas genting
41. Alusi
Adalah gaya bahasa yang menghubungkan sesuatu dengan orang, tempat atau peristiwa.
Contoh : Pkartini kecil itu turut memperjuangkan haknya
42. Eponim
Adalah gaya dimana seseorang namanya begitu sering dihubungakan dengan sifat tertentu,
sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan suatu sifat tertentu sehingga nama itu dipakai
untuk menyatakan sifat itu.
Contoh : Hellen dari Troya untuk menyatakan kecantikan.
43. Epitet
Adalah gaya bahasa yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seseorang atau
sesuatu hal.
Contoh : Lonceng pagi untuk ayam jantan.
44. Sinekdoke
- Pars Pro Tato
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagianhal untuk menyatakan keseluruhan.
Contoh : Saya belum melihat batang hidungnya
- Totem Pro Parte
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan seluruh hal untuk menyatakan sebagian. Contoh :
Thailand memboyong piala kemerdekaan setelah menggulung PSSi Harimau
45. Metonimia
Adalah gaya bahasa yang menggunakan nama ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai
pengganti nama diri. Contoh : Ia menggunakan Jupiter jika pergi ke sekolah
46. Antonomasia
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang
sebagai pengganti nama diri. Contoh : Yang Mulia tak dapat menghadiri pertemuan ini.
47. Hipalase
Adalah gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan.
Contoh : ia masih menuntut almarhum maskawin dari Kiki puterinya (maksudnya menuntut
maskawin dari almarhum)
48. Ironi
Adalah gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan.
Contoh : Manis sekali kopi ini, gula mahal ya?
49. Sinisme
adalah gaya bahasa sindiran yang lebih kasar dari ironi atau sindiran tajam
Contoh : Harum bener baumu pagi ini
5
50. Sarkasme
Adalah gaya bahasa yang paling kasar, bahkan kadang-kadang merupakan kutukan.
Contoh : Mampuspun aku tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli, diberi nasihat masuk
ketelinga
51. Satire
Adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu.
Contoh : Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya!
52. Inuendo
Adalah gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh : Ia menjadi kaya raya karena mengadakan kemoersialisasi jabatannya
53. Antifrasis
Adalah gaya bahsa ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna sebaliknya,
yang bisa saja dianggap sebagai ironi sendiri, atau kata-kata yang dipakai untuk menangkal
kejahatan, roh jahat, dan sebagainya.
Contoh : Engkau memang orang yang mulia dan terhormat
54. Pun atau Paronomasia
Adalah kiasan dengan menggunakan kemiripan bunyi.
Contoh : Tanggal satu gigi saya tinggal satu
55. Simbolik
Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain
sebagai simbol atau perlambang.
Contoh : Keduanya hanya cinta monyet.
56. Tropen
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kiasan dengan kata atau istilah lain terhadap pekerjaan
yang dilakukan seseorang.
Contoh : Untuk menghilangkan keruwetan pikirannya, ia menyelam diri di antara botol
minuman.
57. Alusio
Adalah gaya bahasa yang menggunakan pribahasa atau ungkapan.
Contoh : Apakah peristiwa Turang Jaya itu akan terulang lagi?
58. Interupsi
adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di dalam
kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat.
Contoh : Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.
59. Eksklmasio
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi.
Contoh : Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.
60. Enumerasio
Adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap
peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas.
Contoh : Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur
perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini
bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang aromonis.
Itulah keindahan sejati.
61. Kontradiksio Interminis
Adalah gaya bahasa yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telah
dikemukakan sebelumnya.
Contoh : semuanya telah diundang, kecuali Sinta.
6
62. Anakronisme
Adalah gaya bahasa yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian uraian dalam karya sastra
dalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu.
Contoh : dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (saat itu jam
belum ada)
63. Okupasi
Adalah gaya bahasa yang menyatakan bantahan atau keberatan terhadap sesuatu yang oleh
orang banyak dianggap benar.
Contoh : Minuman keras dapat merusak dapat merusak jaringan sistem syaraf, tetapi banyak
anak yang mengkonsumsinya.
64. Resentia
Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu yang tidak mengatakan tegas pada bagian
tertentu dari kalimat yang dihilangkan.
Contoh : “Apakah ibu mau….?”
FONOLOGI
Pengertian: ilmu bahasa yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada umumnya.
Fonologi terdiri dari dua bagian ilmu, yaitu:
1) Fonetik, yaitu ilmu yang mempelajari atau menganalisis bunyi ujar serta mempelajari
bagaimana alat ujar itu dapat menghasilkan bunyi.
Fonetik berhubungan dengan alat ucap manusia baik secara anatomis maupun fisiologis.
Alat ucap apabila digerakkan akan menimbulkan bunyi karena alat ucap tersebut berfungsi
sebagai artikulator atau titik artikulasi yang bekerja sama dengan udara yang dikeluarkan paru-
paru.
2) Fonemik, yaitu ilmu yang mempelajari bunyi ujar dalam fungsinya sebagai pembeda arti.
Fonem
Bunyi bahasa yang berbeda atau mirip dinamakan Fonem. Dengan kata lain, fonem dapat
dikatakan sebagai satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan kontras makna.
7
Aturan Penulisan Fonem
-fonem ditulis diantara dua garis miring (/.../), misalnya /p/ dan /b/.
-semua fonem ditulis dengan huruf kecil.
Dalam Bahasa Indonesia ada 28 fonem yang terdiri atas:
1)6 buah fonem vokal, yaitu:
Vokal Kata Fonem
/a/ anak /anak/
kota /kota/
/i/ ingin /iᶯin/
kecil /kᵊcil/
/u/ ukir /ukir/
unggas /uᶯngas/
/o/ obat /obat/
orang /oraᶯ/
/e/ ekor /ekor/
sore /sore/
/ᵊ/ emas /ᵊmas/
tante /tantᵊ/
Berdasarkar parameter depan-belakang lidah, dua vokal (i,e0 merupakan vokal depan, dua
merupakan vokal tengah (a, ᵊ), dan dua yang lain merupakan vokal belakang (u,o).
2) 22 buah fonem konsonal, yaitu:
/b/, /p/, /d/, /t/, /g/, /k/, /f/, /z/, /s/, /sy/, /kh/, /h/, /j/, /c/, /m/, /n/, /ny/, /ng/, /r/, /l/, /w/, dan /y/.
Konsonan dihasilkan apabila bunyi ujaran udara yang keluar dari paru-paru mendapat
rintangan atau halangan dari alat ucap lainnya.
Jenis Konsonan
1. Bilabial, bila bunyi ujar yang dihasilkan dengan mempertemukan kedua bibir; seperti b, p, m.
2. Laringal, bila bunyi ujar yang terjadi karena pita suara terbuka agak lebar. Contoh : h.
3. Velar, apabila bunyi ujar yang dihasilkan oleh lidah bagian belakang (artikulator) dan langit-
langit lembut (titik artikulasi), seperti k, g, ng, kh, q.
4. Labio dental, bila bunyi ujar yang dihasilkan dengan mempertemukan gigi atas (titik
artikulasi) dengan bibir bawah (artikulator); seperti f, v, w.
5. Alpico interdental/dental, bila bunyi ujar yang dihasilkan oleh ujung lidah (artikulator)
dengan daerah lengkung gigi (titik artikulator), seperti t, d, n.
6. Spiral, bila bunyi ujar yang dihasilkan dari udara yang keluar dari paru-paru yang mendapat
halangan getaran lidah. Contoh : s, z, sy.
7. Uvular, bila bunyi getar lain yang dihasilkan oleh anak tekak sebagai artikulator dengan lidah
bagian belakang sebagai titik artikulasinya. Contoh : r – tidak jelas.
8. Apikal, bila bunyi getar yang dihasilkan dengan mendekatkan lidah ke langit-langit lembut
atau lengkung kaki gigi dengan sistem getar menimbulkan bunyi ujar. Contoh : r – jelas.
Diftong dan Monoftong
Diftong (vokal rangkap) yaitu dua vokal yang diucapkan dalam satu kesatuan waktu.
Misalnya: ai, au, oi.
Contoh: lantai, pulau, ramai, lerai, kacau, tembakau.
Monoftong adalah diftong yang diubah menjadi satu bunyi tunggal.
Misalnya:
pantai  pante
pulau  pulo
8
Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok penutur bahasa mengucapkan bunyi-bunyi bahasa,
secara umum fonem vokal dalam bahasa Indonesia dilafalkan menjadi delapan bunyi ujaran,
walaupun penulisannya hanya lima. Delapan bunyi ujaran itu
adalah (a, i, u, e, ə, ε, o, ).
Lafal dan fonem merupakan unsur segmental di dalam bahasa Indonesia. Selain unsur ini, ada
pula unsur lain yang fungsinya berkaitan dengan unsur suprasegmental, yaitu tekanan, intonasi,
dan jeda.
Tekanan adalah panjang-pendek, tinggi-rendah, atau keras lembutnya pengucapan.
Ada tiga jenis tekanan yang dapat digunakan, yaitu:
1)Tekanan dinamik (keras lembutnya pengucapan)
a) Tekanan dinamik silabis
Tekanan dinamik yang terdapat dalam salah satu kata.
b) Tekanan dinamik emfasis
Tekanan keras atas sepatah kata yang dipentingkan dalam kalimat atau dalam pembicaraan.
2)Tekanan tempo/waktu (cepat lambatnya pengucapan)
3)Tekanan nada (tinggi rendahnya pengucapan)
Intonasi ialah tinggi rendahnya nada dalam pelafalan kalimat.
Intonasi lazim dinyatakan dengan angka (1,2,3,4). Angka 1 melambangkan titinada paling rendah,
sedangkan angka 4 melambangkan titinada paling tinggi.
Jeda adalah penghentian atau kesenyapan yang secara tertulis ditandai oleh spasi, garis miring (/),
tanda koma (,), tanda titik koma(;), tanda titik dua(:), tanda hubung (-), tanda pisah (–), atau tanda
pagar (#)
Jenis-Jenis Puisi Lama Dan Pengertian Lengkap
1. Mantra
Mantra adalah sejenis puisi tua yang keberadaannya dianggap memiliki kekuatan gaib sebagaimana
doa. Pada mulanya mantra bukan bagian dari karya sastra, melainkan bagian dari adat atau
kepercayaan. Tetapi, setelah mengalami penelitian mantra memiliki ciri umum sebuah karya sastra.
Contoh mantra:
Sihir lontar pinang lontar
Terletak di ujung bumi
Setan buta jembalang tua
Aku sapa tidak berbunyi
Assalamu’alaikum putry satulung besar
Yang beralun beriling simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Aku membasuh mukamu
2. Pantun
Pantun adalah puisi lama yang mempunyai tiga ciri. Pertama, terdiri atas empat baris yang berpola
ab-ab. Kedua setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. Ketiga, dua baris pertama sebagai sampiran
dan dua baris berikutnya sebagai isi. Kata “pantun” berasal dari kata patutun dalam bahasa
Minangkabau yang berarti penuntun. Sejak kemunculannya, pantun biasa digunakan oleh
masyarakat Indonesia sebagai alat untuk memlihara bahasa dan mengakrabkan pergaulan
antarsesama.
9
Contoh pantun:
Burung merpati burung dara
Terbang menuju angkasa luas
Hati siapa takkan gembira
Karena aku telah naik kelas.
Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang.
3. Karmina
Karmina adalah jenis pantun pendek yang hanya terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan
sampiran, sementara baris kedua merupakan isi. Dalam budaya Betawi, karmina sangat dikenal
sebagai pantun pendek yang sering digunakan dan disajikan dalam acara-acara penting, seperti
lamaran, pernikahan, pesta budaya, dll.
Contoh karmina:
Satu dua tiga empat
Kakek tua pakai tongkat
Burung perkutut terbang melayang
Abang kentut tidak bilang-bilang
4. Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang mempunyai tiga ciri. Pertama, setiap bait terdiri dari dua baris
dengan rima yang sama (a-a atau b-b atau c-c). Kedua, jumlah suku kata dalam baris antara 10-14
suku kata. Ketiga, hubungan antar baris satu dan dua membentuk kalimat majemuk yang
mempunyai hubungan sebab- akibat.
Contoh gurindam:
Barang siapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama
Tahu pekerjaan tidak baik, tetapi dikerjakan
Bukannya manusia, itulah setan.
5. Syair
Syair adalah jenis puisi lama yang berirama yang berasal dari daerah arab dan mempunyai empat
ciri. Pertama, setiap bait terdiri dari empat baris dan bersajak a-a-a-a. Kedua, setiap baris
mempunyai makna yang paling berkaitan dengan baris-baris sebelumnya. Ketiga, kebanyakan syair
,menceritakan kisah yang mengandung nasihat/ petuah. Keempat, setiap baris terdiri dari 8-12 suku
kata.
Contoh syair:
Pada zaman dahulu kala
Tersebutlah sebuah cerita
Sebuah kerajaan yang aman sentosa
Dipimpin sang raja nan bijaksana
Paras elok amat sempurna
Petak majelis bijak laksana
Memberi hati bimbang gulana
Kasih kepadanya mulia dan hina.
6. Seloka
10
Seloka adalah jenis puisi melayu klasik yang mempunyai bentuk mirip pantun dan mengandung
senda gurau, kejenakaan, sindirian, bahkan ejekan. Kata “seloka” diambil dari bahasa Sansekerta,
yang berarti bahasa terkait yang bentuk maupun peranannya mirip seperti pantun. Seloka biasanya
ditulis dalam empat baris, tetapi ada juga yan ditulis lebih dari empat baris.
Contoh seloka :
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk termangu malam siang
Hingga setampak tiada renggang
Tulang sendi habis terguncang
Warna merah menghias buku
Indah nian kian kupandang
Anak kecil menangis sendu
Seharian ia tak makan
7. Talibun
Talibun adalah jenis pantun panjnag yang terdiri dari lebih dari empat baris yang kesemuanya
berjumlah genap, antara lain enam, delapan, sepuluh, dua belas baris, dan seterusnya. Tetapi, dari
banyaknya talibun yang ditemui, biasanya terdiri dari enam atau delapan baris, dua belas, dan
seterusnya, meskipun talibun dengan jumlah baris seperti itu tetap ada.
Apabila talibum terdiri dari enam baris maka tiga baris pertama dikategorikan sebagai sampiran,
sementara tiga baris kedua dikategorikan sebagai isi. Apabila talibun terdiri dari delapan belas baris
maka empat baris pertama dikategorikan sebagai sampiran semetara empat baris kedua
dikategorikan sebagai isi.
Contoh taliban:
Penakik pisau seraut
Ambil alah batang lintabung
Selodang ambilkan niru
Yang setetes jadikan laut
Alam terkembang jadikan gunung
Jenis jenis Puisi Modern Berdasarkan Isinya
1. Ode
Ode adalah puisi yang mengungkapkan sanjungan atau pujaan kepada orang-orang yang berjasa.
Ode ini biasa ditulis dalam nada agung dan tema serius, sehingga karakteristik bahasanya terlihat
lebih berbeda daripada puisi-puisi baru jenis lain. Kata “ode” berasal dari bahasa Yunani yang
berarti “nyanyian”. Maka, tidak heran bila ode banyak dialntunkan oleh masyarakt pecinta puisi
sambil diiringi tari-tarian dan nyanyi-nyanyian dalam paduan suara.
Contoh:
Guruku....
Engkau pahlawanku
Pahlawan tanpa tanda jasa
Engkau menemaniku
Saatku di sekolah
Saatku belum mengenalmu
Engkau mengajariku
Mulai dari taman kanak-kanak
Engkau kusampai kuliah
Guruku ....
Takkan kulupakan semua jasamu
11
Yang telah bersusah payah mengajariku
Hingga aku bisa
Terima kasih guruku
Thank you guruku
(ditulis oleh penyair tanpa nama)
2. Epigram
Epigram adalah puisi yang berisi tentang ajaran hidup atau tuntunan ke arah kebenaran. Kata
“epigram” berasal dari bahasa Yunani, epigramma yang berarti pedoman, teladan, nasihat, atau
ajakan untuk melakukan hal-hal yang benar. Dilihat dari strukturnya, epigram termasuk dalam
kategori puisi yang ditulis dalam bentuk sederhana, singkat, lansung tertuju pada tujuan, serta
menggunakan kosakata yang berlebihan.
Contoh :
Hari ini tak ada tempat untuk berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang berada di garis depan,
Yang menunggu sejanak sekalipun pasti tergilas
3. Remance
Romance adalah puisi yang berisi tentang kisah-kisah percintaan, romance pada umumnya lahir
dari pengalaman pengarang tentang kisah percintaan yang pernah dialaminya. Atau, romance juga
bisa lahir dari pengamatan pengarang terhadap orang-orang sekitar yang tengah menjalin hubungan
cinta dengan kekasihnya.
Contoh :
Mencintaimu
Mungkin aku bukanlah cinta yang paling sempurna
Hanya sebatas hati yang ingin mencurahkan rasa padamu
Karena mencintaimu adalah keindahan dilangit hatiku
Dan, mencintaimu adalah kesempurnaan kebahagiaan hatiku.
Aku mencintaimu
Seperti bunga mencintai keharumannya
Seperti hujan mencintai tetes airnya
Seperti bulan mencintai malamnya
Seperti matahari yang mencintai cahayanya
Jantung ini tidak akan berdetak selamanya
Tapi jika Tuhan mengijinkan
Selama jantungku berdetak
Ijinkan mencintaimu dalam ketulusan
Aku mencintaimu
Bukan karena aku inin memiliki apa yang ada di dalam dirimu
Hanya ingin melihatmu tersenyum
Melukis rasa bahagia di setiap titian hidupmu
Aku mencintaimu
Bukan karena aku kagum pada dirimu
Hanya ini membuatmu sempurna
Meski aku tak pernah bisa sempurna
Aku mencintaimu
Bukan kemarin atau saat ini
Tapi percayalah,
Kemarin, kini, dan nanti
Adalah saat-saat di mana aku kan terus mencintaimu.
12
(ditulis penyair tanpa nama)
4. Elegi
Elegi adalah puisi baru yang berisi tentang ratap tangis atau kesedihan. Objek yang digambarkan di
salam elegi biasanya berupa pengalaman-pengalaman pahit atas hal yang pernah dialami, atau bisa
juga berupa penyesalan atau sesuatu yang pernah dilakukan di masa lalu.
Contoh:
Dalam rintihan hati
Aku selalu menyebut nama-Mu
Renungi dosa yang tak terampuni
Khilaf-khilaf kian perih
Sembahyangku bersujud kepada-Mu
Merangkai doa yang kian banyak
Menepis rasa sesal di hati
Oh Tuhan...
Hanya kepada-Mu aku memohon
Ampunilah dosa dan lhilafku
(ditulis oleh Dhea Permata Resky dengan judul “Doa dan Khilaf)
5. Satire
Satire adalah puisi baru yang berisi sindiran atau kritik kepada penguasa atau orang yang memiliki
kedudukan (jabatan). Satire berasal dari bahasa Latin, satura yang berarti sindiran atau kecaman.
Tokoh sastrawan yang sering menulis satire adalah W.S. Rendra.
Contoh:
Aku bertanya...
Tetapi pertanyaan-pertanyaanku
Membentur jidat penyair-penyair salon,
Yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
Sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya,
Dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
Termangu-mangu dalam kaki dewi kesenian
(W.S. Rendra dengan judul “Aku Bertanya)
6. Himne
Himne adalah puisi yang berisi pujian-pujian untuk Tuhan atau pujian-pujian untuk tanah air
tercinta serta pahlawan yang telah ikut berjuang membela kemerdekaan. Kata “himne” berasal dari
bahasa Yunani, hymnos yang berarti pujian atau pujaan.
Contoh :
Aku kecil namun aku tak bisa dianggap kecil
Aku lemah namun aku tak bisa menyerah
Selama nyawa masih melekat di dalam raga
Dan suara detak jantung msih terasa
Ku akan terus berlari mengejar sang surya
Walaupun aku miskin bukan berarti aku tak punya
Dengan semangat empat lima
Dengan suara lantang mendeka
Ku terus kobarkan sang saka
Demi bangsaku tercinta
(ditulis oleh Fia Afridah dengan judul “Bangsaku”)
7. Balada
Balada adalah puisi yang menceritakan tentang kisah dari sebuah karangan pribadi, mitos, atau
legenda yang diyakini kebenarannya di masyarakat. Balada terkadang ditulis menyerupai dialog
oleh pengarang dengan tujuan untuk menghidupkan cerita yang ada di dalamnya.
Contoh:
13
Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi
Bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya dipucuk-pucuk para
Mengepit kuat-kuat lutut menunggang perampok yang diburu
Surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang
Segenap warga desa mengepun hutan itu
Dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo
Mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang
Berpancaran bunga api, anak panah dibahu kiri
Satu demi satu yang maju terhadap darahnya
Penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka
Nyawamu barang pasar, hai orang-orang bebal!
Tombakmu pucuk daun dan metiku jauh orang pap
Majulah Joko Pandan! Di mana ia?
Majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa
Anak parah empat arah dan musuh tiga silang
Atmo Karpo tegak, luka tujuh liang
Joko Pandan! Di mana ia?
Hanya padanya seorang kukandung dosa
Bedah perutnya tapi maish setan ia
Menggertak kuda, di tiap ayun menunggung kepala
Joko Pandan! Di manakah ia!
Hanya padanya seorang kukandung dosa.
Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan
Segala menyibak bagi derapnya kuda hitam
Ridla dada bagi derunya dendam yang tiba
Pada langkah pertama keduanya sama baja
Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo
Panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak ansoka
Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka
Pesta bulan, sorak sorai, anggur darah.
Joko Pandan mengak, menjilat darah di pedang
Ia telah terbunuh bapaknya.
(ditulis oleh W.S. Rendra dengan judul “Balada Terbunuhnya Atmo Karpo)
Jenis jenis Puisi Modern Berdasarkan Persajakannya
1. Distikon (Distichon)
Distikon atau Distichon adalah sajak yang terdiri dari dua baris kalimat dalam setiap baitnya.
Distokon bersajak a-a
contoh:
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)
2. Tarzina (Terzina)
Tarzina atau sajak tiga seuntai, artinya setiap baitnya terdiri atas tiga buah kalimat. Tarzina dapat
bersajak a-a-a; a-a-b; a-b-c; atau a-b-b.
Contoh:
Kadang-kadang au benci
Bahkan sampai aku maki
......diriku sendir
seperti aku
14
menjadi seteru
...... diriku sendiri
Waktu itu
Aku .....
seperti seorang lain dari diriku
Aku tak puas
sebab itu aku menjadi buas
menjadi buas dan panas
(Or. Mandank)
3. Kuatrin (Quatrain)
Kuatrin atau Quatrain adalah sajak empat seuntai yang setiap baitnya terdiri atas empat buah
kalimat. Kuatrin bersajak a-b-a-b, a-a-a-a, atau a-a-b-b
MENDATANG-DATANG JUA
Mendatang-datang jua
Kenangan lama lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)
4. Kuint (Quint)
Kuint adalah sajak atau puisi yang terdiri atas
lima baris kalimat dalam setiap baitnya. Kuint berjasak a-a-a-a-a.
Contoh:
HANYA KEPADA TUHAN
Satu-satu perasaan
Yang saya rasakan
Hanya dapat saya katakan
kepada Tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya rasakan
Hanya dapat saya kisahkan
kepada Tuan
Yang pernah di resh gelisahkan
satu-satu desiran
yang saya dengarkan
Hanya dapat saya syarikan
kepada Tuan
Yang pernah mendengarkan desiran
Satu-satu kenyataan
Yang saya didustakan
Hanya dapat saya nyatakan
kepada Tuan
yang enggan merasakan
(Or. Madank)
15
5. Sektet (Sextet)
Sektet adala sajak atau puisi enam seuntai, artinya terdiri atas enam bauh kalimat dalam setiap
baitnya. Sektet mempunyai persajakan yang tidak beraturan. Dalam sektet, pengarangnya bebas
menyatakan perasaannya tanpa menghiraukan persajakan atau rima bunyi.
Contoh:
MERINDUKAN BAGIA
Jika hari'lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Alam seperti dalam samadhi
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terbatas
Menangis hari diiris sedih
(Ipih)
6. Septina
Septina adalah sajak tujuh seuntai yang setiap baitnya terdiri atas tujuh buah kalimat. Sama halnya
dengan sektet, persajakan septina tidak berurutan.
API UNGGUN
Diam tenang kami memandang
Api unggun menyala riang
Menjilat meloncat menari riang
Berkilat-kilat bersinar terang
Nyala api nampak curai
Hanya satu cita dicapai
Alam nan tinggi, sunyi, sepi
(Intojo).
7. Stanza
Stanza adalah sajak delapan seuntai yang setiap baitnya terdiri atas delapan buah kalimat. Stanza
disebut juga oktava. Persajakan stanza atau oktava tidak berurutan.
Contoh:
PERTANYAAN ANAK KECIL
Hai kayu-kayu dan daun-daun!
Mengapakah kamu bersenang-senang?
Tertawa-tawa bersuka-sukaan?
Oleh angin dan tenang, serang?
Adakah angin tertawa dengan kami?
Bercerita bagus menyenangkan kami?
Aku tidak mengerti kesukaan kamu!
Mengapa kamu tertawa-tawa
Hai kumbang bernyanyi-nyanyi!
Apakah yang kamu nyanyi-nyanyikan?
Bunga-bungaan kau penuhkan bunyi!
Apakah yang kamu bunyi-bunyikan?
Bungakah itu atau madukah?
Apakah? Mengapakah? Bagaimanakah?
Mengapakan kamu tertawa-tawa?
(Mr. Dajoh)
8. Soneta
Perkataan Soneta berasal dari kata Sonetto dalam bahasa Italia yang berbentuk dari kata latin Sono
yang berarti 'bunyi' atau 'suara', Adapun syarat-syarat soneta (bentuknya yang asli) adalah sebagai
berikut.
16
a. Jumlah baris ada 14 buah
b. Keempat belas baris terdiri atas 2 buah kuatrain dan 2 buah terzina. Jadi pembagian bait itu: 2X4
dan 2X3
c. Kedua buah kuatrain merupakan kesatuan yang disebut stanza atau octav
d. Kedua buah Terzina merupakan kesatuan, disebut Sextet.
e. Octav berisi lukisan alam; jadi sifatnya objektif
f. Sextet berisi curahan, jawaban, atau kesimpulan sesuatu yang dilukiskan dalam Octav; jadi
sifatnya subjektif.
g. Peralihan dari Octav ke Sextet disebut Volta.
h. Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 dan 14 suku kata.
i. Rumusan dan sajak a-b-b-a, a-b-b-a, c-d-c, d-c-d.
Tetapi seiring berjalannya waktu dan perkembangan dunia kesusastraan yang berubah sesuai
dengan jamannya, para pujangga tidak mengikuti syarat-syarat di atas. Pembagian atas bait-bait,
rumusan sajak serta hubungan isinya pun mengalami perubahan. Yang tetap dipatuhinya hanyalah
jumlah baris yang 14 buah itu saja. Bahkan acapkali jumlah yang 14 baris dirasa tidak cukup oleh
pengarang untuk mencurahkan angan-angannya. Itulah sebabnya lalu ditambah beberapa baris
menurut kehendak pengarang. Tambahan itu disebut Cauda yang berarti ekor. Karena itu, kini kita
temukan beberapa kemungkinan strukutur dan bagan. Soneta Shakespeare, misalnya mempunyai
bagan sendiri mengenai soneta-soneta gubahannya, yakni:
a. Pembagian baitnya : 3 X 4 dan 1 X 2
b. Sajaknya : a-b-a-b, c-d-c-d, e-f-e-f, g-g
Demikian pula pujangga lain, termasuk pujangga soneta Indonesia mempunyai cara pembagian bait
serta rumus-rumus sajaknya sendiri.
Contoh:
GEMBALA
Perasaan siapa ta'kan nyala (a)
Melihat anak berlagu dendang (b)
Seorang saja ditengah padang (b)
Tiada berbaju buka kepala (a)
Beginilah nasib anak gembala (a)
Berteduh di bawah kayu nan ridang (b)
Semenjak pagi meninggalkan kandang (b)
Pulang ke rumah di senja kala (a)
Jauh sedikit sesayup sampai (a)
Terdengar olehku bunyi serunai (a)
Melagukan alam nan molek permai (a)
Wahai gembala di segara hijua (c)
Mendengarkan puputmu menurutkan kebau (c)
Maulah aku menurutkan dikau (c)
(Muhammad Yamin, SH).
Sejarah Kongres Bahasa Indonesia
 Kongres Bahasa Indonesia I di Solo, Jawa Tengah, Oktober 1938
 Kongres Bahasa Indonesia II di Medan, Sumatera Utara, 28 Oktober - 1 November 1954
 Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta, November 1978
 Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta, 21 s.d. 26 November 1983.
 Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta, 27 Oktober s.d. 3 November 1988
 Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta, 28 Oktober – 2 November 1993 [1][2]
 Kongres Bahasa Indonesia VII, Jakarta, 26-30 Oktober 1998[3]
 Kongres Bahasa Indonesia VIII, Jakarta, 14-17 Oktober 2003[4][5]
17
 Kongres Bahasa Indonesia IX, Jakarta, 28 Oktober-1 November 2008 [6]
 Kongres Bahasa Indonesia X, Jakarta, 28 Oktober-31 Oktober 2013
HIKAYAT
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra karya prosa lama yang isinya berupa cerita, kisah, dongeng
maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kephalawanan seseorang, lengkap dengan
keanehan, kekuatan/ kesaktian, dan mukjizat sang tokoh utama
Macam-macam Hikayat berdasarkan isinya, diklasifikasikan menjadi 6 (enam) :
1. Cerita Rakyat
2. Epos India
3. Cerita dari Jawa
4. Cerita-cerita Islam
5. Sejarah dan Biografi
6. Cerita berbingkat
Macam-macam Hikayat berdasarkan asalnya, diklasifikasikan menjadi 4 (empat) :
1. Melayu Asli
Hikayat Hang Tuah (bercampur unsur islam)
Hikayat Si Miskin (bercampur unsur isl;am)
Hikayat Indera Bangsawan
Hikayat Malim Deman
2. Pengaruh Jawa
Hikayat Panji Semirang
Hikayat Cekel Weneng Pati
Hikayat Indera Jaya (dari cerita Anglingdarma)
3. Pengaruh Hindu (India)
Hikayat Sri Rama (dari cerita Ramayana)
Hikayat Perang Pandhawa (dari cerita Mahabarata)
Hikayat Sang Boma (dari cerita Mahabarata)
Hikayat Bayan Budiman
4. Pengaruh Arab-Persia
Hikayat Amir Hamzah (Pahlawan Islam)
Hikayat Bachtiar
Hikayat Seribu Satu Malam
Ciri-ciri Hikayat :
1. Anonim : Pengarangnya tidak dikenal
2. Istana Sentris : Menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana/ kerajaan
3. Bersifat Statis : Tetap, tidak banyak perubahan
4. Bersifat Komunal : Menjadi milik masyarakat
5. Menggunakan bahasa klise : Menggunakan bahasa yang diulang-ulang
6. Bersifat Tradisional : Meneruskan budaya/ tradisi/ kebiasaan yang dianggap baik
7. Bersifat Didaktis : Didaktis moral maupun didaktis religius (Mendidik)
8. Menceritakan Kisah Universal Manusia : Peperangan antara yang baik dengan yang buruk, dan
dimenangkan oleh yang baik
9. Magis : Pengarang membawa pembaca ke dunia khayal imajinasi yang serba indah
ANGKATAN SASTRA INDONESIA
Maksud kata “angkatan” adalah suatu usaha pengelompokan sastra dalam suatu masa tertentu.
Pengelompokan berdasarkan ciri khas karya sastra yang dilahirkan pada masa itu juga berdasarkan keadaan
masyarakat pada saat itu.
Sastra Indonesia dibagi menjadi 4 angkatan, yaitu:
18
Angkatan ‘20-an | Angkatan Balai Pustaka (1920 – 1932)
Disebut angkatan ‘20-an sebab angkatan ini lahir pada tahun ’20-an. Roman yang pertama kali terbit pada
tahun 1920 berjudul Azab dan Sengsara karya Merary Siregar.
Disebut angkatan Balai Pustaka karena penerbit yang paling banyak menerbitkan buku-buku sastra pada
masa itu adalah Penerbit Balai Pustaka. Selain itu, Balai Pustaka juga banyak menerbitkan buku-buku sastra
daerah yang tersebar di Indonesia.
Selain disebut Angkatan BP, angkatan ’20-an juga disebut Angkatan Sitti Nurbaya karena roman yang
paling digemari dan laris oleh masyarakat ini adalah roman Sitti Nurbaya, karya Marah Rusli.
Balai Pustaka didirikan pada tahun 1917. Pemimpinnya adalah Dr. A. Rinkes dibantu oleh Dr. Hidding dan
Dr. Drewes. Alasan utama pemerintah kolonial Belanda mendirikan BP adalah menjaga kelangsungan
pemerintahan mereka sebab pada masa itu mulai banyak tersebar bacaan Eropa yang berisi tentang
perjuangan bangsa Eropa dalam melawan pejajah. Itulah sebabnya buku-buku yang dianggap merugikan
bagi pemerintah kolonial Belanda dibuang dan digantikan dengan buku-buku yang memihak Belanda.
Lahirnya BP menguntungkan bangsa Indonesia, diantaranya:
 Minat baca bangsa Indonesia semakin meningkat.
 Buku bacaan berbahasa Indonesia bertambah banyak.
 Pengetahuan rakyat semakin meningkat.
 Banyak cerita rakyat atau cerita lama yang diterbitkan sehingga cerita tersebut dapat
dinikmati secara luas.
 Para sastrawan Indonesia mendapat tempat untuk menerbitkan karya-karyanya.
 Rakyat Indonesia banyak mengetahui karya bangsa asing karena banyak yang
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh BP.
 Nama-nama sastrawan besar semakin banyak dikenali dalam masyarakat luas.
 Bahasa Indonesia semakin tersebar luas karena buku-buku yang diterbitkan oleh BP banyak
yang berbahasa Indonesia.
Beberapa pengarang yang terkenal pada masa BP:
 Marah Rusli
 Abdul Muis
 Merary Siregar
 Amir Hamzah
 M. Kasim
 Moh. Yamin
 Nur Sutan Iskandar
 Rustam Efendi
 Nursinah
 Abas Datak Pamoengtjak
 Adinegoro / Djamaloedin
 Abdul Ager
 Tulis Sutan Sati
 H. M. Zaenuddin
 Sutan Takdir Alisyahbanana
 Sanusi Pane
Beberapa karya sastra angkatan BP:
 Azab dan Sengsara
 Sitti Nurbaya
 Muda Teruna
 Cerita Si Jamin dan Si Johan
 Tanah Air
 Indonesia Tumpah Darahku
 Bebasari
 Percikan Perenunggan
 Darah Muda
 Asmara Djaja
19
 Karang dalam Gelombang Percintaan
 Pertemuan
 Salah Pilih
 Cinta yang Membawa Maut
 Jeumpa Aceh
 Tak Disangka
 Tak Putus Dirundung Malang
 Salah Asuhan
 Pancaran Cinta
 Puspa Mega
 Madah Kelana
 Airlangga
 Kertajaya
 Sandyakala Ning Majapahit
Angkatan ’30-an | Angkatan Pujangga Baru (PB) (1933 – 1942)
Nama Angkatan Pujangga Baru diambil dari pujangga sastra yang terbit pada tahun 1933, yang berjudul
Poedjangga Baroe. Pada saat itu, peran majalah Poedjangga Baroe sangat besar dalam memperkenalkan
para pengarang maupun karya sastra pada masyarakat Indonesia. Karya sastra yang banyak dipublikasikan
adalah berbentuk sajak atau puisi, cerpen, novel, roman, ataupun drama pendek yang diterbitkan secara
bertahap. Majalah Poedjangga Baroe dipimpin oleh Empat Serangkai: Sutan Takdir Alisyahbana, Amir
Hamzah, Sanusi Pane, dan Armin Pane.
Karya sastra yang lahir pada angkatan ini berbeda dengan karya sastra angkatan sebelumnya, sebab para
pengarang pada masa ini memunyai pandangan tertentu tentang kesenian, kebudayaan, serta tentang
sastrawan. Karya sastra mereka mulai memancarkan jiwa yang dinamis, individualistis, dan tidak terikat
dengan tradisi. Itulah sebabnya para angkatan sastrawan ini bersemboyan “Seni untuk masyarakat” atau
“Seni haruslah berorientasi untuk kepentingan masyarakat”.
Beberapa pengarang yang produktif pada masa itu antara lain:
 Sutan Takdir Alisyahbana
 Sanusi Pane
 Armin Pane
 Amir Hamzah
 Asmara Hadi
 Imam Supardi
 Tatengkeng
 A. O. H. Kertahadimadja
 Or. Mandam
 Sutan Syahrir
 Selasik
 I Gusti Nyoman Panjitisna
 Hamka
 Adinegoro
Beberapa karya sastra angkatan PB:
 Layar Terkembang
 Anak Perawan di Sarang Penyamun
 Tebaran Mega
 Puisi Lama
 Belenggu
 Jiwa Berjiwa
 Nyanyi Sunyi
 Buah Rindu
 Setangi Timur
 Sastra Melayu Lama dengan Tokoh-Tokohnya
 Rindu Dendam
 Puspa Aneka
 Tuba Dibalas dengan Susu
20
 Hulu Balang Raja
 Katak Hendaknya di Lembung
 Kalau Tak Untung
 Pencuri Anak Perawan
 Sukreni Gadis Bali
 Si Cebol Merindukan Bulan
 Ken Arok dan Ken Dedes
 Di Bawah Lindungan Ka’bah
 Tenggelamnya Kapalnya Van der Wijk
 Andang Taruna
 Cincin Stempel
 Tebusan Darah
Angkatan ‘45
Angkatan ’45 disebut juga angkatan Chairil Anwar karena perjuangannya sangat besar pada angkatan ’45.
Dia pula yang dianggap sebagai pelopor angkatan ’45. Angkatan ’45 disebut juga angkatan kemerdekaan
sebab dilahirkan pada saat diproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Ada beberapa sebutan untuk angkatan
’45:
 Angkatan Pembebasan
 Angkatan Sesudah Perang
 Angkatan Sesudah Pujangga Baru
 Angkatan Gelanggang
 Angkatan Perang
Karya yang lahir pada angkatan ini sangat berbeda dari angkatan sebelumnya. Ciri-ciri angkatan ’45:
Bebas
Tidak terpungkung dengan aturan sastra tertentu dan tidak terikat dengan adat istiadat.
Individualistis
Karya-karya yang lahir merupakan isi perasaan pikiran serta sikap pribadi penulis atau pengarangnya.
Universal
Karya sastra yang berasal dari Indonesia yang membawa kebudayaannya di tengah kebudayaan dunia.
Realistik
Mengungkapkan sesuatu yang telah biasa dilihat atau ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
Futuristik
Banyak karya yang berorientasi ke masa depan.
Sikap hidup dan sikap dalam mengarang para pengarang dan sastrawan angkatan ’45 sangat tegas. Mereka
mengumumkan sikap hidup tersebut melalui Majalah Siasat dalam rubrik Gelanggang. Sikap tersebut diberi
nama “Surat Kepercayaan Gelanggang”.
Selain Chairil Anwar, masih banyak pengarang lainnya, diantaranya:
 Idrus
 Rivai Avin
 H. B. Jassin
 Mochtar Lubis
 Usmar Ismail
 Rosihan Anwar
 Achidat K. Mihardja
Beberapa karya sastra angkatan ’45:
 Deru Campur Debu
21
 Surat Kertas Hijau
 Bunga Rumah Makan
 Sedih dan Gembira
 Surat Singkat Tentang Essai
 Kesusastraan Undonesian Modern dalam Kritik dan Essai
 Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
 Atheis
 Chairil Anwar Pelopor Angkatan ‘45
Angkatan ‘66
Nama angkatan ’66 dikemukakan oleh H. B. Jassin oleh bukunya yang berjudul Angkatan ’66. Nama itu
disberikan H. B. Jassin untuk menamakan suatu kelompok sastra setelah angkatan ’45. Karya sastra yang
lahir pada angkatan ’66 banyak berbau protes terhadap keadaan yang kacau pada masa itu.
Menurut H. B. Jassin, pelopor angkatan ’66 antara lain:
 Taufik Ismail
 W. S. Rendra
 Gunawan Muhammad
 Supandi Joko Darmono
 Satya Graha Hurip
 Bokor Huta Suhud
 Bambang Sularto
 Bastari Asmin
 Djamil Suherman
 Arif Budiman
 Hartojo Andang Jaya
 Isma Sawitri
 Jussach Ananda
 Suwardi Idris
 Mansyur Samin
Beberapa karya sastra angkatan ’66:
 Tirani
 Pahlawan Tak Dikenal
 Balada Orang-Orang Tercinta
 Malam Jahana
 Kapai-Kapai
 Perjalanan Pengantin
 Pagar Kawat Berduri
 Pelabuhan Hati

More Related Content

What's hot

Macam-Macam Majas atau Gaya Bahasa dalam Bahasa Indonesia
Macam-Macam Majas atau Gaya Bahasa dalam Bahasa IndonesiaMacam-Macam Majas atau Gaya Bahasa dalam Bahasa Indonesia
Macam-Macam Majas atau Gaya Bahasa dalam Bahasa IndonesiaTessa Anestiana
 
Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Hildadp
 
Partikel Kata Bahasa Indonesia
Partikel Kata Bahasa IndonesiaPartikel Kata Bahasa Indonesia
Partikel Kata Bahasa IndonesiaArham Ramlan
 
PPT Materi Teks Eksposisi Kelas X oleh juprianto S.Pd..pptx
PPT Materi Teks Eksposisi Kelas X oleh juprianto S.Pd..pptxPPT Materi Teks Eksposisi Kelas X oleh juprianto S.Pd..pptx
PPT Materi Teks Eksposisi Kelas X oleh juprianto S.Pd..pptxJupriRokanChannel
 
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIASISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIARirin Aprilia
 
JENIS-JENIS KALIMAT
JENIS-JENIS KALIMATJENIS-JENIS KALIMAT
JENIS-JENIS KALIMATMagdaNae
 
Jaringan Darah (Blood Tissue)
Jaringan Darah (Blood Tissue)Jaringan Darah (Blood Tissue)
Jaringan Darah (Blood Tissue)Nur Aini
 
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa IndonesiaEjaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa IndonesiaUNIB
 
7. KOHESI GRAMATIKAL Subtitusi Dan Elipsis_Kelompok 7 ANAS KHOLIK, ANDHIA, WA...
7. KOHESI GRAMATIKAL Subtitusi Dan Elipsis_Kelompok 7 ANAS KHOLIK, ANDHIA, WA...7. KOHESI GRAMATIKAL Subtitusi Dan Elipsis_Kelompok 7 ANAS KHOLIK, ANDHIA, WA...
7. KOHESI GRAMATIKAL Subtitusi Dan Elipsis_Kelompok 7 ANAS KHOLIK, ANDHIA, WA...AndhiarizqiMulyawan1
 
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan MajasMakalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan MajasNasruddin Asnah
 
BAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
BAHASA INDONESIA - Tata KalimatBAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
BAHASA INDONESIA - Tata KalimatDiana Amelia Bagti
 

What's hot (20)

Macam-Macam Majas atau Gaya Bahasa dalam Bahasa Indonesia
Macam-Macam Majas atau Gaya Bahasa dalam Bahasa IndonesiaMacam-Macam Majas atau Gaya Bahasa dalam Bahasa Indonesia
Macam-Macam Majas atau Gaya Bahasa dalam Bahasa Indonesia
 
B.indonesia kata ulang
B.indonesia   kata ulangB.indonesia   kata ulang
B.indonesia kata ulang
 
Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Proses morfologi 3
Proses morfologi 3
 
Partikel Kata Bahasa Indonesia
Partikel Kata Bahasa IndonesiaPartikel Kata Bahasa Indonesia
Partikel Kata Bahasa Indonesia
 
PPT Materi Teks Eksposisi Kelas X oleh juprianto S.Pd..pptx
PPT Materi Teks Eksposisi Kelas X oleh juprianto S.Pd..pptxPPT Materi Teks Eksposisi Kelas X oleh juprianto S.Pd..pptx
PPT Materi Teks Eksposisi Kelas X oleh juprianto S.Pd..pptx
 
Makalah kalimat
Makalah   kalimatMakalah   kalimat
Makalah kalimat
 
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIASISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
 
Kata Serapan
Kata SerapanKata Serapan
Kata Serapan
 
Kata ulang
Kata ulangKata ulang
Kata ulang
 
JENIS-JENIS KALIMAT
JENIS-JENIS KALIMATJENIS-JENIS KALIMAT
JENIS-JENIS KALIMAT
 
KATA ULANG
KATA ULANGKATA ULANG
KATA ULANG
 
Kalimat efektif
Kalimat efektif Kalimat efektif
Kalimat efektif
 
KALIMAT
KALIMATKALIMAT
KALIMAT
 
Jaringan Darah (Blood Tissue)
Jaringan Darah (Blood Tissue)Jaringan Darah (Blood Tissue)
Jaringan Darah (Blood Tissue)
 
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa IndonesiaEjaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
 
7. KOHESI GRAMATIKAL Subtitusi Dan Elipsis_Kelompok 7 ANAS KHOLIK, ANDHIA, WA...
7. KOHESI GRAMATIKAL Subtitusi Dan Elipsis_Kelompok 7 ANAS KHOLIK, ANDHIA, WA...7. KOHESI GRAMATIKAL Subtitusi Dan Elipsis_Kelompok 7 ANAS KHOLIK, ANDHIA, WA...
7. KOHESI GRAMATIKAL Subtitusi Dan Elipsis_Kelompok 7 ANAS KHOLIK, ANDHIA, WA...
 
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan MajasMakalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
 
Kohesi leksikal 1
Kohesi leksikal 1Kohesi leksikal 1
Kohesi leksikal 1
 
BAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
BAHASA INDONESIA - Tata KalimatBAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
BAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
 
KALIMAT EFEKTIF
KALIMAT EFEKTIFKALIMAT EFEKTIF
KALIMAT EFEKTIF
 

Similar to Ringkasan teori sastra

Similar to Ringkasan teori sastra (20)

63 macam majas
63 macam majas63 macam majas
63 macam majas
 
Gaya Bahasa Indonesia
Gaya Bahasa IndonesiaGaya Bahasa Indonesia
Gaya Bahasa Indonesia
 
Majas
MajasMajas
Majas
 
Majas
MajasMajas
Majas
 
Macam macam majas
Macam macam majasMacam macam majas
Macam macam majas
 
3.a Ungkapan dan Idiom.pptx
3.a Ungkapan dan Idiom.pptx3.a Ungkapan dan Idiom.pptx
3.a Ungkapan dan Idiom.pptx
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasa
 
Majas
MajasMajas
Majas
 
Puisi lama
Puisi lamaPuisi lama
Puisi lama
 
bahasa indonesia
bahasa indonesiabahasa indonesia
bahasa indonesia
 
Majas
MajasMajas
Majas
 
resensi
resensiresensi
resensi
 
Pengertian, Unsur, Karakter, dan Ciri-Ciri Hikayat DOCX
 Pengertian, Unsur, Karakter, dan Ciri-Ciri Hikayat DOCX Pengertian, Unsur, Karakter, dan Ciri-Ciri Hikayat DOCX
Pengertian, Unsur, Karakter, dan Ciri-Ciri Hikayat DOCX
 
Materi wacana
Materi wacanaMateri wacana
Materi wacana
 
Majas-Roni Mustofa, S.Pd..pptx
Majas-Roni Mustofa, S.Pd..pptxMajas-Roni Mustofa, S.Pd..pptx
Majas-Roni Mustofa, S.Pd..pptx
 
majas-140209074333-phpbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbapp02.pdf
majas-140209074333-phpbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbapp02.pdfmajas-140209074333-phpbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbapp02.pdf
majas-140209074333-phpbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbapp02.pdf
 
Majas
MajasMajas
Majas
 
2 Gaya Bahasa
2 Gaya Bahasa2 Gaya Bahasa
2 Gaya Bahasa
 
Syair
SyairSyair
Syair
 
Bahasa indonesia kelompok 1 majas
Bahasa indonesia kelompok 1 majasBahasa indonesia kelompok 1 majas
Bahasa indonesia kelompok 1 majas
 

More from Khoirun Nif'an

Juknis lomba cerpen smk pim 2020 (intern)
Juknis lomba cerpen smk pim 2020 (intern)Juknis lomba cerpen smk pim 2020 (intern)
Juknis lomba cerpen smk pim 2020 (intern)Khoirun Nif'an
 
Periodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesiaPeriodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesiaKhoirun Nif'an
 
Keselarasan kurikulum dengan asesmen AKM
Keselarasan kurikulum dengan asesmen AKMKeselarasan kurikulum dengan asesmen AKM
Keselarasan kurikulum dengan asesmen AKMKhoirun Nif'an
 
Akm sebagai indikator learning progress ( Asesmen Kompetensi Minimum)
Akm  sebagai indikator learning progress ( Asesmen Kompetensi Minimum)Akm  sebagai indikator learning progress ( Asesmen Kompetensi Minimum)
Akm sebagai indikator learning progress ( Asesmen Kompetensi Minimum)Khoirun Nif'an
 
Presentasi penyusunan butir soal
Presentasi  penyusunan butir soalPresentasi  penyusunan butir soal
Presentasi penyusunan butir soalKhoirun Nif'an
 
Soal try out Bahasa dan Sastra Indonesia
Soal try out Bahasa dan Sastra IndonesiaSoal try out Bahasa dan Sastra Indonesia
Soal try out Bahasa dan Sastra IndonesiaKhoirun Nif'an
 
Latihan analisis brosur
Latihan analisis brosurLatihan analisis brosur
Latihan analisis brosurKhoirun Nif'an
 
Soal Ujian Nasional (UN) Bahasa Indonesia
Soal Ujian Nasional (UN) Bahasa IndonesiaSoal Ujian Nasional (UN) Bahasa Indonesia
Soal Ujian Nasional (UN) Bahasa IndonesiaKhoirun Nif'an
 
Kebijakan Badan Bahasa
Kebijakan Badan BahasaKebijakan Badan Bahasa
Kebijakan Badan BahasaKhoirun Nif'an
 
Juknis kaligrafi revisi
Juknis kaligrafi revisiJuknis kaligrafi revisi
Juknis kaligrafi revisiKhoirun Nif'an
 
Juknis baca puisi islami
Juknis baca puisi islamiJuknis baca puisi islami
Juknis baca puisi islamiKhoirun Nif'an
 
latihan kalimat efektif dan ejaan
latihan kalimat efektif dan ejaanlatihan kalimat efektif dan ejaan
latihan kalimat efektif dan ejaanKhoirun Nif'an
 
Kesantunan Berbahasa Brown & Levinson
Kesantunan Berbahasa Brown & LevinsonKesantunan Berbahasa Brown & Levinson
Kesantunan Berbahasa Brown & LevinsonKhoirun Nif'an
 
Doa memulai dan mengakhiri TPA TPQ
Doa memulai dan mengakhiri TPA TPQDoa memulai dan mengakhiri TPA TPQ
Doa memulai dan mengakhiri TPA TPQKhoirun Nif'an
 
New historicism aliran sastra
New historicism aliran sastraNew historicism aliran sastra
New historicism aliran sastraKhoirun Nif'an
 
Laporan prakerin pt berlina tbk.
Laporan prakerin pt berlina tbk.Laporan prakerin pt berlina tbk.
Laporan prakerin pt berlina tbk.Khoirun Nif'an
 
Slide Drama Malin kundang
Slide Drama Malin kundangSlide Drama Malin kundang
Slide Drama Malin kundangKhoirun Nif'an
 
Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013
Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013
Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013Khoirun Nif'an
 
Negosiasi, pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester 2 kurikulum 2013
Negosiasi, pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester 2 kurikulum 2013Negosiasi, pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester 2 kurikulum 2013
Negosiasi, pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester 2 kurikulum 2013Khoirun Nif'an
 
Laporan kunjungan industri
Laporan kunjungan industriLaporan kunjungan industri
Laporan kunjungan industriKhoirun Nif'an
 

More from Khoirun Nif'an (20)

Juknis lomba cerpen smk pim 2020 (intern)
Juknis lomba cerpen smk pim 2020 (intern)Juknis lomba cerpen smk pim 2020 (intern)
Juknis lomba cerpen smk pim 2020 (intern)
 
Periodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesiaPeriodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesia
 
Keselarasan kurikulum dengan asesmen AKM
Keselarasan kurikulum dengan asesmen AKMKeselarasan kurikulum dengan asesmen AKM
Keselarasan kurikulum dengan asesmen AKM
 
Akm sebagai indikator learning progress ( Asesmen Kompetensi Minimum)
Akm  sebagai indikator learning progress ( Asesmen Kompetensi Minimum)Akm  sebagai indikator learning progress ( Asesmen Kompetensi Minimum)
Akm sebagai indikator learning progress ( Asesmen Kompetensi Minimum)
 
Presentasi penyusunan butir soal
Presentasi  penyusunan butir soalPresentasi  penyusunan butir soal
Presentasi penyusunan butir soal
 
Soal try out Bahasa dan Sastra Indonesia
Soal try out Bahasa dan Sastra IndonesiaSoal try out Bahasa dan Sastra Indonesia
Soal try out Bahasa dan Sastra Indonesia
 
Latihan analisis brosur
Latihan analisis brosurLatihan analisis brosur
Latihan analisis brosur
 
Soal Ujian Nasional (UN) Bahasa Indonesia
Soal Ujian Nasional (UN) Bahasa IndonesiaSoal Ujian Nasional (UN) Bahasa Indonesia
Soal Ujian Nasional (UN) Bahasa Indonesia
 
Kebijakan Badan Bahasa
Kebijakan Badan BahasaKebijakan Badan Bahasa
Kebijakan Badan Bahasa
 
Juknis kaligrafi revisi
Juknis kaligrafi revisiJuknis kaligrafi revisi
Juknis kaligrafi revisi
 
Juknis baca puisi islami
Juknis baca puisi islamiJuknis baca puisi islami
Juknis baca puisi islami
 
latihan kalimat efektif dan ejaan
latihan kalimat efektif dan ejaanlatihan kalimat efektif dan ejaan
latihan kalimat efektif dan ejaan
 
Kesantunan Berbahasa Brown & Levinson
Kesantunan Berbahasa Brown & LevinsonKesantunan Berbahasa Brown & Levinson
Kesantunan Berbahasa Brown & Levinson
 
Doa memulai dan mengakhiri TPA TPQ
Doa memulai dan mengakhiri TPA TPQDoa memulai dan mengakhiri TPA TPQ
Doa memulai dan mengakhiri TPA TPQ
 
New historicism aliran sastra
New historicism aliran sastraNew historicism aliran sastra
New historicism aliran sastra
 
Laporan prakerin pt berlina tbk.
Laporan prakerin pt berlina tbk.Laporan prakerin pt berlina tbk.
Laporan prakerin pt berlina tbk.
 
Slide Drama Malin kundang
Slide Drama Malin kundangSlide Drama Malin kundang
Slide Drama Malin kundang
 
Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013
Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013
Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013
 
Negosiasi, pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester 2 kurikulum 2013
Negosiasi, pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester 2 kurikulum 2013Negosiasi, pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester 2 kurikulum 2013
Negosiasi, pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester 2 kurikulum 2013
 
Laporan kunjungan industri
Laporan kunjungan industriLaporan kunjungan industri
Laporan kunjungan industri
 

Recently uploaded

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

Ringkasan teori sastra

  • 1. 1 MACAM-MACAM MAJAS (GAYA BAHASA) 1. Klimaks Adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin lama semakin meningkat. Contoh : Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan. 2. Antiklimaks Adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin lma semakin menurun. Contoh : Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal namanya 3. Paralelisme Adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris atau kalimat. Contoh : Jika kamu minta, aku akan datang. Jika kamu undang aku akan hadir. 4. Antitesis Adalah gaya bahasa yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan maknanya. Contoh : Kaya miskin, tua muda, besar kecil, smuanya mempunyai kewajiban terhadap keamanan bangsa. 5. Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai 6. Epizeuksis Adalah repetisi yang bersifat langsung, artinya kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut. Contoh : Kita harus bekerja, bekerja, dan bekerja untuk mengajar semua ketinggalan kita. 7. Tautotes Ada;aj repetisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah konstruksi. Contoh : kau menunding aku, aku menunding kau, kau dan aku menjadi seteru 8. Anafora Adalah repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap garis. Contoh : Apatah tak bersalin rupa, apatah boga sepanjang masa 9. Epistrofora Adalah repetisi yang berwujud perulangan kata atau frasa pada akhir kalimat berurutan Contoh : Bumi yang kau diami, laut yang kaulayari adalah puisi, Udara yang kau hirupi, ari yang kau teguki adalah puisi 10. Simploke Adalah repetisi pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut. Contoh : Kau bilang aku ini egois, aku bilang terserah aku. Kau bilang aku ini judes, aku bilang terserah aku. 11. Mesodiplosis Adalah repetisi di tengah-tengah baris-baris atau beberapa kalimat berurutan. Contoh : Para pembesar jangan mencuri bensin. Para gadis jangan mencari perawannya sendiri. 12. Epanalepsis Adalah pengulangan yang berwujud kata terakhir dari baris, klausa atau kalimat, mengulang kata pertama. Contoh : Kita gunakan pikiran dan perasaan kita. 13. Anadiplosis Adalah kata atau frasa terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frasa pertama dari klausa berikutnya. Contoh : Dalam baju ada aku, dalam aku ada hati. Dalam hati : ah tak apa jua yang ada.
  • 2. 2 14. Aliterasi Adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama. Contoh : Keras-keras kena air lembut juga 15. Asonansi Adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama. Contoh : Ini luka penuh luka siapa yang punya 16. Anastrof atau Inversi Adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya predikat kalimat mendahului subejeknya karena lebih diutamakan. Contoh : Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat peranginya. 17. Apofasis atau Preterisio Adalah gaya bahasa dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal. Contoh : Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara 18. Apostrof Adalah gaya bahasa yang berbentuk pengalihan amanat dari para hadirin kepada sesuatu yang tidak hadir. Contoh : Hai kamu semua yang telah menumpahkan darahmu untuk tanah air bercinta ini berilah agar kami dapat mengenyam keadilan dan kemerdekaan seperti yang pernah kau perjuangkan 19. Asindeton Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan. Contoh : Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan orang melepaskan nyawa. 20. Polisindeton Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut dengan menggunakan kata penghubung. Contoh : Kemanakah burung-burung yang gelisah dan tak berumah dan tak menyerah pada gelap dan dingin yang merontokkan bulu-bulunya? 21. Kiasmus Adalah gaya bahasa yang terdiri dari dua bagian, yang bersifat berimbang, dan dipertentangkan satu sama lain, tetapi susunan frasa dan klausanya itu terbalik bila dibandingkan dengan frasa atau klausa lainnya. Contoh : Semua kesabaran kami sudah hilang, lenyap sudah ketekunan kami untuk melanjutkan usaha itu. 22. Elipsis Adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca. Contoh : Risalah derita yang menimpa ini. 23. Eufimisme Adalah gaya bahasa penghalus untuk menjaga kesopanan atau menghindari timbulnya kesan yang tidak menyenangkan. Contoh : Anak ibu lamban menerima pelajaran 24. Litotes Adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri Contoh : Mampirlah ke gubukku! 25. Histeron Proteron adalah gaya bahasa yang merupakan kebailikan dari sesuatu yang logis atau kebalikan dari sesuatu yang wajar.
  • 3. 3 Contoh : Bila ia sudah berhasil mendaki karang terjal itu, sampailah ia di tepi pantai yang luas dengan pasir putihnya 26. Pleonasme Adalah gaya bahasa yang memberikan keterangan dengan kata-kata yang maknanya sudah tercakup dalam kata yang diterangkan atau mendahului. Contoh : Darah merah membasahi baju dan tubuhnya 27. Tautologi Adalah gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau mempergunakan kata- kata yang diterangkan atau mendahului. Contoh : Kejadian itu tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan 28. Parifrasis Adalah gaya bahasa yang menggantikan sebuah kata dengan frase atau serangkaian kata yang sama artinya. Contoh : Kedua orang itu bersama calon pembunuhnya segera meninggalkan tempat itu 29. Prolepsis atau Antisipasi Adalah gaya bahasa dimana orang mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau sebuah kata sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi. Contoh : Keua orang tua itu bersama calon pembunuhnya segera meninggalkan tempat itu. 30. Erotesis atau Pertanyaan Retoris Adalah pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban. Contoh : inikah yang kau namai bekerja? 31. Silepsis dan Zeugma Adalah gaya dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama. Contoh : ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami. 32. Koreksio atau Epanortosis Adalah gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya. Contoh : Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan. 33. Hiperbola Adalah gaya bahasa yang memberikan pernyataan yang berlebih-lebihan. Contoh : Kita berjuang sampai titik darah penghabisan 34. Paradoks Adalah gaya bahasa yang mengemukakan hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya tidak karena objek yang dikemukakan berbeda. Contoh : Dia besar tetapi nyalinya kecil. 35. Oksimoron adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama. Contoh : Keramah-tamahan yang bengis 36. Asosiasi atau Simile Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya. Contoh : Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam
  • 4. 4 37. Metafora Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda tertentu dengan benda lain yang mempunyai sifat sama. Contoh : Jantung hatinya hilang tiada berita 38. Alegori adalah gaya bahasa yang membandingkan kehidupan manusia dengan alam. Contoh : Iman adalah kemudi dalam mengarungi zaman. 39. Parabel Adalah gaya bahasa parabel yang terkandung dalam seluruh karangan dengan secara halus tersimpul dalam karangan itu pedoman hidup, falsafah hidup yang harus ditimba di dalamnya. Contoh : Cerita Ramayana melukiskan maksud bahwa yang benar tetap benar 40. Personifikasi Adalah gaya bahasa yang mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup. Contoh : Hujan itu menari-nari di atas genting 41. Alusi Adalah gaya bahasa yang menghubungkan sesuatu dengan orang, tempat atau peristiwa. Contoh : Pkartini kecil itu turut memperjuangkan haknya 42. Eponim Adalah gaya dimana seseorang namanya begitu sering dihubungakan dengan sifat tertentu, sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan suatu sifat tertentu sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu. Contoh : Hellen dari Troya untuk menyatakan kecantikan. 43. Epitet Adalah gaya bahasa yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seseorang atau sesuatu hal. Contoh : Lonceng pagi untuk ayam jantan. 44. Sinekdoke - Pars Pro Tato Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagianhal untuk menyatakan keseluruhan. Contoh : Saya belum melihat batang hidungnya - Totem Pro Parte Adalah gaya bahasa yang menyebutkan seluruh hal untuk menyatakan sebagian. Contoh : Thailand memboyong piala kemerdekaan setelah menggulung PSSi Harimau 45. Metonimia Adalah gaya bahasa yang menggunakan nama ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri. Contoh : Ia menggunakan Jupiter jika pergi ke sekolah 46. Antonomasia Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri. Contoh : Yang Mulia tak dapat menghadiri pertemuan ini. 47. Hipalase Adalah gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan. Contoh : ia masih menuntut almarhum maskawin dari Kiki puterinya (maksudnya menuntut maskawin dari almarhum) 48. Ironi Adalah gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan. Contoh : Manis sekali kopi ini, gula mahal ya? 49. Sinisme adalah gaya bahasa sindiran yang lebih kasar dari ironi atau sindiran tajam Contoh : Harum bener baumu pagi ini
  • 5. 5 50. Sarkasme Adalah gaya bahasa yang paling kasar, bahkan kadang-kadang merupakan kutukan. Contoh : Mampuspun aku tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli, diberi nasihat masuk ketelinga 51. Satire Adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu. Contoh : Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya! 52. Inuendo Adalah gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Contoh : Ia menjadi kaya raya karena mengadakan kemoersialisasi jabatannya 53. Antifrasis Adalah gaya bahsa ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna sebaliknya, yang bisa saja dianggap sebagai ironi sendiri, atau kata-kata yang dipakai untuk menangkal kejahatan, roh jahat, dan sebagainya. Contoh : Engkau memang orang yang mulia dan terhormat 54. Pun atau Paronomasia Adalah kiasan dengan menggunakan kemiripan bunyi. Contoh : Tanggal satu gigi saya tinggal satu 55. Simbolik Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atau perlambang. Contoh : Keduanya hanya cinta monyet. 56. Tropen Adalah gaya bahasa yang menggunakan kiasan dengan kata atau istilah lain terhadap pekerjaan yang dilakukan seseorang. Contoh : Untuk menghilangkan keruwetan pikirannya, ia menyelam diri di antara botol minuman. 57. Alusio Adalah gaya bahasa yang menggunakan pribahasa atau ungkapan. Contoh : Apakah peristiwa Turang Jaya itu akan terulang lagi? 58. Interupsi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat. Contoh : Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain. 59. Eksklmasio Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi. Contoh : Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil. 60. Enumerasio Adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas. Contoh : Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang aromonis. Itulah keindahan sejati. 61. Kontradiksio Interminis Adalah gaya bahasa yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telah dikemukakan sebelumnya. Contoh : semuanya telah diundang, kecuali Sinta.
  • 6. 6 62. Anakronisme Adalah gaya bahasa yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian uraian dalam karya sastra dalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu. Contoh : dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (saat itu jam belum ada) 63. Okupasi Adalah gaya bahasa yang menyatakan bantahan atau keberatan terhadap sesuatu yang oleh orang banyak dianggap benar. Contoh : Minuman keras dapat merusak dapat merusak jaringan sistem syaraf, tetapi banyak anak yang mengkonsumsinya. 64. Resentia Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu yang tidak mengatakan tegas pada bagian tertentu dari kalimat yang dihilangkan. Contoh : “Apakah ibu mau….?” FONOLOGI Pengertian: ilmu bahasa yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada umumnya. Fonologi terdiri dari dua bagian ilmu, yaitu: 1) Fonetik, yaitu ilmu yang mempelajari atau menganalisis bunyi ujar serta mempelajari bagaimana alat ujar itu dapat menghasilkan bunyi. Fonetik berhubungan dengan alat ucap manusia baik secara anatomis maupun fisiologis. Alat ucap apabila digerakkan akan menimbulkan bunyi karena alat ucap tersebut berfungsi sebagai artikulator atau titik artikulasi yang bekerja sama dengan udara yang dikeluarkan paru- paru. 2) Fonemik, yaitu ilmu yang mempelajari bunyi ujar dalam fungsinya sebagai pembeda arti. Fonem Bunyi bahasa yang berbeda atau mirip dinamakan Fonem. Dengan kata lain, fonem dapat dikatakan sebagai satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan kontras makna.
  • 7. 7 Aturan Penulisan Fonem -fonem ditulis diantara dua garis miring (/.../), misalnya /p/ dan /b/. -semua fonem ditulis dengan huruf kecil. Dalam Bahasa Indonesia ada 28 fonem yang terdiri atas: 1)6 buah fonem vokal, yaitu: Vokal Kata Fonem /a/ anak /anak/ kota /kota/ /i/ ingin /iᶯin/ kecil /kᵊcil/ /u/ ukir /ukir/ unggas /uᶯngas/ /o/ obat /obat/ orang /oraᶯ/ /e/ ekor /ekor/ sore /sore/ /ᵊ/ emas /ᵊmas/ tante /tantᵊ/ Berdasarkar parameter depan-belakang lidah, dua vokal (i,e0 merupakan vokal depan, dua merupakan vokal tengah (a, ᵊ), dan dua yang lain merupakan vokal belakang (u,o). 2) 22 buah fonem konsonal, yaitu: /b/, /p/, /d/, /t/, /g/, /k/, /f/, /z/, /s/, /sy/, /kh/, /h/, /j/, /c/, /m/, /n/, /ny/, /ng/, /r/, /l/, /w/, dan /y/. Konsonan dihasilkan apabila bunyi ujaran udara yang keluar dari paru-paru mendapat rintangan atau halangan dari alat ucap lainnya. Jenis Konsonan 1. Bilabial, bila bunyi ujar yang dihasilkan dengan mempertemukan kedua bibir; seperti b, p, m. 2. Laringal, bila bunyi ujar yang terjadi karena pita suara terbuka agak lebar. Contoh : h. 3. Velar, apabila bunyi ujar yang dihasilkan oleh lidah bagian belakang (artikulator) dan langit- langit lembut (titik artikulasi), seperti k, g, ng, kh, q. 4. Labio dental, bila bunyi ujar yang dihasilkan dengan mempertemukan gigi atas (titik artikulasi) dengan bibir bawah (artikulator); seperti f, v, w. 5. Alpico interdental/dental, bila bunyi ujar yang dihasilkan oleh ujung lidah (artikulator) dengan daerah lengkung gigi (titik artikulator), seperti t, d, n. 6. Spiral, bila bunyi ujar yang dihasilkan dari udara yang keluar dari paru-paru yang mendapat halangan getaran lidah. Contoh : s, z, sy. 7. Uvular, bila bunyi getar lain yang dihasilkan oleh anak tekak sebagai artikulator dengan lidah bagian belakang sebagai titik artikulasinya. Contoh : r – tidak jelas. 8. Apikal, bila bunyi getar yang dihasilkan dengan mendekatkan lidah ke langit-langit lembut atau lengkung kaki gigi dengan sistem getar menimbulkan bunyi ujar. Contoh : r – jelas. Diftong dan Monoftong Diftong (vokal rangkap) yaitu dua vokal yang diucapkan dalam satu kesatuan waktu. Misalnya: ai, au, oi. Contoh: lantai, pulau, ramai, lerai, kacau, tembakau. Monoftong adalah diftong yang diubah menjadi satu bunyi tunggal. Misalnya: pantai  pante pulau  pulo
  • 8. 8 Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok penutur bahasa mengucapkan bunyi-bunyi bahasa, secara umum fonem vokal dalam bahasa Indonesia dilafalkan menjadi delapan bunyi ujaran, walaupun penulisannya hanya lima. Delapan bunyi ujaran itu adalah (a, i, u, e, ə, ε, o, ). Lafal dan fonem merupakan unsur segmental di dalam bahasa Indonesia. Selain unsur ini, ada pula unsur lain yang fungsinya berkaitan dengan unsur suprasegmental, yaitu tekanan, intonasi, dan jeda. Tekanan adalah panjang-pendek, tinggi-rendah, atau keras lembutnya pengucapan. Ada tiga jenis tekanan yang dapat digunakan, yaitu: 1)Tekanan dinamik (keras lembutnya pengucapan) a) Tekanan dinamik silabis Tekanan dinamik yang terdapat dalam salah satu kata. b) Tekanan dinamik emfasis Tekanan keras atas sepatah kata yang dipentingkan dalam kalimat atau dalam pembicaraan. 2)Tekanan tempo/waktu (cepat lambatnya pengucapan) 3)Tekanan nada (tinggi rendahnya pengucapan) Intonasi ialah tinggi rendahnya nada dalam pelafalan kalimat. Intonasi lazim dinyatakan dengan angka (1,2,3,4). Angka 1 melambangkan titinada paling rendah, sedangkan angka 4 melambangkan titinada paling tinggi. Jeda adalah penghentian atau kesenyapan yang secara tertulis ditandai oleh spasi, garis miring (/), tanda koma (,), tanda titik koma(;), tanda titik dua(:), tanda hubung (-), tanda pisah (–), atau tanda pagar (#) Jenis-Jenis Puisi Lama Dan Pengertian Lengkap 1. Mantra Mantra adalah sejenis puisi tua yang keberadaannya dianggap memiliki kekuatan gaib sebagaimana doa. Pada mulanya mantra bukan bagian dari karya sastra, melainkan bagian dari adat atau kepercayaan. Tetapi, setelah mengalami penelitian mantra memiliki ciri umum sebuah karya sastra. Contoh mantra: Sihir lontar pinang lontar Terletak di ujung bumi Setan buta jembalang tua Aku sapa tidak berbunyi Assalamu’alaikum putry satulung besar Yang beralun beriling simayang Mari kecil, kemari Aku menyanggul rambutmu Aku membawa sadap gading Aku membasuh mukamu 2. Pantun Pantun adalah puisi lama yang mempunyai tiga ciri. Pertama, terdiri atas empat baris yang berpola ab-ab. Kedua setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. Ketiga, dua baris pertama sebagai sampiran dan dua baris berikutnya sebagai isi. Kata “pantun” berasal dari kata patutun dalam bahasa Minangkabau yang berarti penuntun. Sejak kemunculannya, pantun biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai alat untuk memlihara bahasa dan mengakrabkan pergaulan antarsesama.
  • 9. 9 Contoh pantun: Burung merpati burung dara Terbang menuju angkasa luas Hati siapa takkan gembira Karena aku telah naik kelas. Asam kandis asam gelugur Ketiga asam si riang-riang Menangis mayat di pintu kubur Teringat badan tidak sembahyang. 3. Karmina Karmina adalah jenis pantun pendek yang hanya terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran, sementara baris kedua merupakan isi. Dalam budaya Betawi, karmina sangat dikenal sebagai pantun pendek yang sering digunakan dan disajikan dalam acara-acara penting, seperti lamaran, pernikahan, pesta budaya, dll. Contoh karmina: Satu dua tiga empat Kakek tua pakai tongkat Burung perkutut terbang melayang Abang kentut tidak bilang-bilang 4. Gurindam Gurindam adalah puisi lama yang mempunyai tiga ciri. Pertama, setiap bait terdiri dari dua baris dengan rima yang sama (a-a atau b-b atau c-c). Kedua, jumlah suku kata dalam baris antara 10-14 suku kata. Ketiga, hubungan antar baris satu dan dua membentuk kalimat majemuk yang mempunyai hubungan sebab- akibat. Contoh gurindam: Barang siapa tiada memegang agama Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama Tahu pekerjaan tidak baik, tetapi dikerjakan Bukannya manusia, itulah setan. 5. Syair Syair adalah jenis puisi lama yang berirama yang berasal dari daerah arab dan mempunyai empat ciri. Pertama, setiap bait terdiri dari empat baris dan bersajak a-a-a-a. Kedua, setiap baris mempunyai makna yang paling berkaitan dengan baris-baris sebelumnya. Ketiga, kebanyakan syair ,menceritakan kisah yang mengandung nasihat/ petuah. Keempat, setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. Contoh syair: Pada zaman dahulu kala Tersebutlah sebuah cerita Sebuah kerajaan yang aman sentosa Dipimpin sang raja nan bijaksana Paras elok amat sempurna Petak majelis bijak laksana Memberi hati bimbang gulana Kasih kepadanya mulia dan hina. 6. Seloka
  • 10. 10 Seloka adalah jenis puisi melayu klasik yang mempunyai bentuk mirip pantun dan mengandung senda gurau, kejenakaan, sindirian, bahkan ejekan. Kata “seloka” diambil dari bahasa Sansekerta, yang berarti bahasa terkait yang bentuk maupun peranannya mirip seperti pantun. Seloka biasanya ditulis dalam empat baris, tetapi ada juga yan ditulis lebih dari empat baris. Contoh seloka : Sudah bertemu kasih sayang Duduk termangu malam siang Hingga setampak tiada renggang Tulang sendi habis terguncang Warna merah menghias buku Indah nian kian kupandang Anak kecil menangis sendu Seharian ia tak makan 7. Talibun Talibun adalah jenis pantun panjnag yang terdiri dari lebih dari empat baris yang kesemuanya berjumlah genap, antara lain enam, delapan, sepuluh, dua belas baris, dan seterusnya. Tetapi, dari banyaknya talibun yang ditemui, biasanya terdiri dari enam atau delapan baris, dua belas, dan seterusnya, meskipun talibun dengan jumlah baris seperti itu tetap ada. Apabila talibum terdiri dari enam baris maka tiga baris pertama dikategorikan sebagai sampiran, sementara tiga baris kedua dikategorikan sebagai isi. Apabila talibun terdiri dari delapan belas baris maka empat baris pertama dikategorikan sebagai sampiran semetara empat baris kedua dikategorikan sebagai isi. Contoh taliban: Penakik pisau seraut Ambil alah batang lintabung Selodang ambilkan niru Yang setetes jadikan laut Alam terkembang jadikan gunung Jenis jenis Puisi Modern Berdasarkan Isinya 1. Ode Ode adalah puisi yang mengungkapkan sanjungan atau pujaan kepada orang-orang yang berjasa. Ode ini biasa ditulis dalam nada agung dan tema serius, sehingga karakteristik bahasanya terlihat lebih berbeda daripada puisi-puisi baru jenis lain. Kata “ode” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “nyanyian”. Maka, tidak heran bila ode banyak dialntunkan oleh masyarakt pecinta puisi sambil diiringi tari-tarian dan nyanyi-nyanyian dalam paduan suara. Contoh: Guruku.... Engkau pahlawanku Pahlawan tanpa tanda jasa Engkau menemaniku Saatku di sekolah Saatku belum mengenalmu Engkau mengajariku Mulai dari taman kanak-kanak Engkau kusampai kuliah Guruku .... Takkan kulupakan semua jasamu
  • 11. 11 Yang telah bersusah payah mengajariku Hingga aku bisa Terima kasih guruku Thank you guruku (ditulis oleh penyair tanpa nama) 2. Epigram Epigram adalah puisi yang berisi tentang ajaran hidup atau tuntunan ke arah kebenaran. Kata “epigram” berasal dari bahasa Yunani, epigramma yang berarti pedoman, teladan, nasihat, atau ajakan untuk melakukan hal-hal yang benar. Dilihat dari strukturnya, epigram termasuk dalam kategori puisi yang ditulis dalam bentuk sederhana, singkat, lansung tertuju pada tujuan, serta menggunakan kosakata yang berlebihan. Contoh : Hari ini tak ada tempat untuk berdiri Sikap lamban berarti mati Siapa yang bergerak, merekalah yang berada di garis depan, Yang menunggu sejanak sekalipun pasti tergilas 3. Remance Romance adalah puisi yang berisi tentang kisah-kisah percintaan, romance pada umumnya lahir dari pengalaman pengarang tentang kisah percintaan yang pernah dialaminya. Atau, romance juga bisa lahir dari pengamatan pengarang terhadap orang-orang sekitar yang tengah menjalin hubungan cinta dengan kekasihnya. Contoh : Mencintaimu Mungkin aku bukanlah cinta yang paling sempurna Hanya sebatas hati yang ingin mencurahkan rasa padamu Karena mencintaimu adalah keindahan dilangit hatiku Dan, mencintaimu adalah kesempurnaan kebahagiaan hatiku. Aku mencintaimu Seperti bunga mencintai keharumannya Seperti hujan mencintai tetes airnya Seperti bulan mencintai malamnya Seperti matahari yang mencintai cahayanya Jantung ini tidak akan berdetak selamanya Tapi jika Tuhan mengijinkan Selama jantungku berdetak Ijinkan mencintaimu dalam ketulusan Aku mencintaimu Bukan karena aku inin memiliki apa yang ada di dalam dirimu Hanya ingin melihatmu tersenyum Melukis rasa bahagia di setiap titian hidupmu Aku mencintaimu Bukan karena aku kagum pada dirimu Hanya ini membuatmu sempurna Meski aku tak pernah bisa sempurna Aku mencintaimu Bukan kemarin atau saat ini Tapi percayalah, Kemarin, kini, dan nanti Adalah saat-saat di mana aku kan terus mencintaimu.
  • 12. 12 (ditulis penyair tanpa nama) 4. Elegi Elegi adalah puisi baru yang berisi tentang ratap tangis atau kesedihan. Objek yang digambarkan di salam elegi biasanya berupa pengalaman-pengalaman pahit atas hal yang pernah dialami, atau bisa juga berupa penyesalan atau sesuatu yang pernah dilakukan di masa lalu. Contoh: Dalam rintihan hati Aku selalu menyebut nama-Mu Renungi dosa yang tak terampuni Khilaf-khilaf kian perih Sembahyangku bersujud kepada-Mu Merangkai doa yang kian banyak Menepis rasa sesal di hati Oh Tuhan... Hanya kepada-Mu aku memohon Ampunilah dosa dan lhilafku (ditulis oleh Dhea Permata Resky dengan judul “Doa dan Khilaf) 5. Satire Satire adalah puisi baru yang berisi sindiran atau kritik kepada penguasa atau orang yang memiliki kedudukan (jabatan). Satire berasal dari bahasa Latin, satura yang berarti sindiran atau kecaman. Tokoh sastrawan yang sering menulis satire adalah W.S. Rendra. Contoh: Aku bertanya... Tetapi pertanyaan-pertanyaanku Membentur jidat penyair-penyair salon, Yang bersajak tentang anggur dan rembulan, Sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya, Dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan, Termangu-mangu dalam kaki dewi kesenian (W.S. Rendra dengan judul “Aku Bertanya) 6. Himne Himne adalah puisi yang berisi pujian-pujian untuk Tuhan atau pujian-pujian untuk tanah air tercinta serta pahlawan yang telah ikut berjuang membela kemerdekaan. Kata “himne” berasal dari bahasa Yunani, hymnos yang berarti pujian atau pujaan. Contoh : Aku kecil namun aku tak bisa dianggap kecil Aku lemah namun aku tak bisa menyerah Selama nyawa masih melekat di dalam raga Dan suara detak jantung msih terasa Ku akan terus berlari mengejar sang surya Walaupun aku miskin bukan berarti aku tak punya Dengan semangat empat lima Dengan suara lantang mendeka Ku terus kobarkan sang saka Demi bangsaku tercinta (ditulis oleh Fia Afridah dengan judul “Bangsaku”) 7. Balada Balada adalah puisi yang menceritakan tentang kisah dari sebuah karangan pribadi, mitos, atau legenda yang diyakini kebenarannya di masyarakat. Balada terkadang ditulis menyerupai dialog oleh pengarang dengan tujuan untuk menghidupkan cerita yang ada di dalamnya. Contoh:
  • 13. 13 Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi Bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya dipucuk-pucuk para Mengepit kuat-kuat lutut menunggang perampok yang diburu Surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang Segenap warga desa mengepun hutan itu Dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo Mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang Berpancaran bunga api, anak panah dibahu kiri Satu demi satu yang maju terhadap darahnya Penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka Nyawamu barang pasar, hai orang-orang bebal! Tombakmu pucuk daun dan metiku jauh orang pap Majulah Joko Pandan! Di mana ia? Majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa Anak parah empat arah dan musuh tiga silang Atmo Karpo tegak, luka tujuh liang Joko Pandan! Di mana ia? Hanya padanya seorang kukandung dosa Bedah perutnya tapi maish setan ia Menggertak kuda, di tiap ayun menunggung kepala Joko Pandan! Di manakah ia! Hanya padanya seorang kukandung dosa. Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan Segala menyibak bagi derapnya kuda hitam Ridla dada bagi derunya dendam yang tiba Pada langkah pertama keduanya sama baja Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo Panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak ansoka Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka Pesta bulan, sorak sorai, anggur darah. Joko Pandan mengak, menjilat darah di pedang Ia telah terbunuh bapaknya. (ditulis oleh W.S. Rendra dengan judul “Balada Terbunuhnya Atmo Karpo) Jenis jenis Puisi Modern Berdasarkan Persajakannya 1. Distikon (Distichon) Distikon atau Distichon adalah sajak yang terdiri dari dua baris kalimat dalam setiap baitnya. Distokon bersajak a-a contoh: Berkali kita gagal Ulangi lagi dan cari akal Berkali kita jatuh Kembali berdiri jangan mengeluh (Or. Mandank) 2. Tarzina (Terzina) Tarzina atau sajak tiga seuntai, artinya setiap baitnya terdiri atas tiga buah kalimat. Tarzina dapat bersajak a-a-a; a-a-b; a-b-c; atau a-b-b. Contoh: Kadang-kadang au benci Bahkan sampai aku maki ......diriku sendir seperti aku
  • 14. 14 menjadi seteru ...... diriku sendiri Waktu itu Aku ..... seperti seorang lain dari diriku Aku tak puas sebab itu aku menjadi buas menjadi buas dan panas (Or. Mandank) 3. Kuatrin (Quatrain) Kuatrin atau Quatrain adalah sajak empat seuntai yang setiap baitnya terdiri atas empat buah kalimat. Kuatrin bersajak a-b-a-b, a-a-a-a, atau a-a-b-b MENDATANG-DATANG JUA Mendatang-datang jua Kenangan lama lampau Menghilang muncul jua Yang dulu sinau silau Membayang rupa jua adi kanda lama lalu Membuat hati jua Layu lipu rindu-sendu (A.M. Daeng Myala) 4. Kuint (Quint) Kuint adalah sajak atau puisi yang terdiri atas lima baris kalimat dalam setiap baitnya. Kuint berjasak a-a-a-a-a. Contoh: HANYA KEPADA TUHAN Satu-satu perasaan Yang saya rasakan Hanya dapat saya katakan kepada Tuan Yang pernah merasakan Satu-satu kegelisahan Yang saya rasakan Hanya dapat saya kisahkan kepada Tuan Yang pernah di resh gelisahkan satu-satu desiran yang saya dengarkan Hanya dapat saya syarikan kepada Tuan Yang pernah mendengarkan desiran Satu-satu kenyataan Yang saya didustakan Hanya dapat saya nyatakan kepada Tuan yang enggan merasakan (Or. Madank)
  • 15. 15 5. Sektet (Sextet) Sektet adala sajak atau puisi enam seuntai, artinya terdiri atas enam bauh kalimat dalam setiap baitnya. Sektet mempunyai persajakan yang tidak beraturan. Dalam sektet, pengarangnya bebas menyatakan perasaannya tanpa menghiraukan persajakan atau rima bunyi. Contoh: MERINDUKAN BAGIA Jika hari'lah tengah malam Angin berhenti dari bernafas Alam seperti dalam samadhi Sukma jiwaku rasa tenggelam Dalam laut tidak terbatas Menangis hari diiris sedih (Ipih) 6. Septina Septina adalah sajak tujuh seuntai yang setiap baitnya terdiri atas tujuh buah kalimat. Sama halnya dengan sektet, persajakan septina tidak berurutan. API UNGGUN Diam tenang kami memandang Api unggun menyala riang Menjilat meloncat menari riang Berkilat-kilat bersinar terang Nyala api nampak curai Hanya satu cita dicapai Alam nan tinggi, sunyi, sepi (Intojo). 7. Stanza Stanza adalah sajak delapan seuntai yang setiap baitnya terdiri atas delapan buah kalimat. Stanza disebut juga oktava. Persajakan stanza atau oktava tidak berurutan. Contoh: PERTANYAAN ANAK KECIL Hai kayu-kayu dan daun-daun! Mengapakah kamu bersenang-senang? Tertawa-tawa bersuka-sukaan? Oleh angin dan tenang, serang? Adakah angin tertawa dengan kami? Bercerita bagus menyenangkan kami? Aku tidak mengerti kesukaan kamu! Mengapa kamu tertawa-tawa Hai kumbang bernyanyi-nyanyi! Apakah yang kamu nyanyi-nyanyikan? Bunga-bungaan kau penuhkan bunyi! Apakah yang kamu bunyi-bunyikan? Bungakah itu atau madukah? Apakah? Mengapakah? Bagaimanakah? Mengapakan kamu tertawa-tawa? (Mr. Dajoh) 8. Soneta Perkataan Soneta berasal dari kata Sonetto dalam bahasa Italia yang berbentuk dari kata latin Sono yang berarti 'bunyi' atau 'suara', Adapun syarat-syarat soneta (bentuknya yang asli) adalah sebagai berikut.
  • 16. 16 a. Jumlah baris ada 14 buah b. Keempat belas baris terdiri atas 2 buah kuatrain dan 2 buah terzina. Jadi pembagian bait itu: 2X4 dan 2X3 c. Kedua buah kuatrain merupakan kesatuan yang disebut stanza atau octav d. Kedua buah Terzina merupakan kesatuan, disebut Sextet. e. Octav berisi lukisan alam; jadi sifatnya objektif f. Sextet berisi curahan, jawaban, atau kesimpulan sesuatu yang dilukiskan dalam Octav; jadi sifatnya subjektif. g. Peralihan dari Octav ke Sextet disebut Volta. h. Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 dan 14 suku kata. i. Rumusan dan sajak a-b-b-a, a-b-b-a, c-d-c, d-c-d. Tetapi seiring berjalannya waktu dan perkembangan dunia kesusastraan yang berubah sesuai dengan jamannya, para pujangga tidak mengikuti syarat-syarat di atas. Pembagian atas bait-bait, rumusan sajak serta hubungan isinya pun mengalami perubahan. Yang tetap dipatuhinya hanyalah jumlah baris yang 14 buah itu saja. Bahkan acapkali jumlah yang 14 baris dirasa tidak cukup oleh pengarang untuk mencurahkan angan-angannya. Itulah sebabnya lalu ditambah beberapa baris menurut kehendak pengarang. Tambahan itu disebut Cauda yang berarti ekor. Karena itu, kini kita temukan beberapa kemungkinan strukutur dan bagan. Soneta Shakespeare, misalnya mempunyai bagan sendiri mengenai soneta-soneta gubahannya, yakni: a. Pembagian baitnya : 3 X 4 dan 1 X 2 b. Sajaknya : a-b-a-b, c-d-c-d, e-f-e-f, g-g Demikian pula pujangga lain, termasuk pujangga soneta Indonesia mempunyai cara pembagian bait serta rumus-rumus sajaknya sendiri. Contoh: GEMBALA Perasaan siapa ta'kan nyala (a) Melihat anak berlagu dendang (b) Seorang saja ditengah padang (b) Tiada berbaju buka kepala (a) Beginilah nasib anak gembala (a) Berteduh di bawah kayu nan ridang (b) Semenjak pagi meninggalkan kandang (b) Pulang ke rumah di senja kala (a) Jauh sedikit sesayup sampai (a) Terdengar olehku bunyi serunai (a) Melagukan alam nan molek permai (a) Wahai gembala di segara hijua (c) Mendengarkan puputmu menurutkan kebau (c) Maulah aku menurutkan dikau (c) (Muhammad Yamin, SH). Sejarah Kongres Bahasa Indonesia  Kongres Bahasa Indonesia I di Solo, Jawa Tengah, Oktober 1938  Kongres Bahasa Indonesia II di Medan, Sumatera Utara, 28 Oktober - 1 November 1954  Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta, November 1978  Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta, 21 s.d. 26 November 1983.  Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta, 27 Oktober s.d. 3 November 1988  Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta, 28 Oktober – 2 November 1993 [1][2]  Kongres Bahasa Indonesia VII, Jakarta, 26-30 Oktober 1998[3]  Kongres Bahasa Indonesia VIII, Jakarta, 14-17 Oktober 2003[4][5]
  • 17. 17  Kongres Bahasa Indonesia IX, Jakarta, 28 Oktober-1 November 2008 [6]  Kongres Bahasa Indonesia X, Jakarta, 28 Oktober-31 Oktober 2013 HIKAYAT Hikayat adalah salah satu bentuk sastra karya prosa lama yang isinya berupa cerita, kisah, dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kephalawanan seseorang, lengkap dengan keanehan, kekuatan/ kesaktian, dan mukjizat sang tokoh utama Macam-macam Hikayat berdasarkan isinya, diklasifikasikan menjadi 6 (enam) : 1. Cerita Rakyat 2. Epos India 3. Cerita dari Jawa 4. Cerita-cerita Islam 5. Sejarah dan Biografi 6. Cerita berbingkat Macam-macam Hikayat berdasarkan asalnya, diklasifikasikan menjadi 4 (empat) : 1. Melayu Asli Hikayat Hang Tuah (bercampur unsur islam) Hikayat Si Miskin (bercampur unsur isl;am) Hikayat Indera Bangsawan Hikayat Malim Deman 2. Pengaruh Jawa Hikayat Panji Semirang Hikayat Cekel Weneng Pati Hikayat Indera Jaya (dari cerita Anglingdarma) 3. Pengaruh Hindu (India) Hikayat Sri Rama (dari cerita Ramayana) Hikayat Perang Pandhawa (dari cerita Mahabarata) Hikayat Sang Boma (dari cerita Mahabarata) Hikayat Bayan Budiman 4. Pengaruh Arab-Persia Hikayat Amir Hamzah (Pahlawan Islam) Hikayat Bachtiar Hikayat Seribu Satu Malam Ciri-ciri Hikayat : 1. Anonim : Pengarangnya tidak dikenal 2. Istana Sentris : Menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana/ kerajaan 3. Bersifat Statis : Tetap, tidak banyak perubahan 4. Bersifat Komunal : Menjadi milik masyarakat 5. Menggunakan bahasa klise : Menggunakan bahasa yang diulang-ulang 6. Bersifat Tradisional : Meneruskan budaya/ tradisi/ kebiasaan yang dianggap baik 7. Bersifat Didaktis : Didaktis moral maupun didaktis religius (Mendidik) 8. Menceritakan Kisah Universal Manusia : Peperangan antara yang baik dengan yang buruk, dan dimenangkan oleh yang baik 9. Magis : Pengarang membawa pembaca ke dunia khayal imajinasi yang serba indah ANGKATAN SASTRA INDONESIA Maksud kata “angkatan” adalah suatu usaha pengelompokan sastra dalam suatu masa tertentu. Pengelompokan berdasarkan ciri khas karya sastra yang dilahirkan pada masa itu juga berdasarkan keadaan masyarakat pada saat itu. Sastra Indonesia dibagi menjadi 4 angkatan, yaitu:
  • 18. 18 Angkatan ‘20-an | Angkatan Balai Pustaka (1920 – 1932) Disebut angkatan ‘20-an sebab angkatan ini lahir pada tahun ’20-an. Roman yang pertama kali terbit pada tahun 1920 berjudul Azab dan Sengsara karya Merary Siregar. Disebut angkatan Balai Pustaka karena penerbit yang paling banyak menerbitkan buku-buku sastra pada masa itu adalah Penerbit Balai Pustaka. Selain itu, Balai Pustaka juga banyak menerbitkan buku-buku sastra daerah yang tersebar di Indonesia. Selain disebut Angkatan BP, angkatan ’20-an juga disebut Angkatan Sitti Nurbaya karena roman yang paling digemari dan laris oleh masyarakat ini adalah roman Sitti Nurbaya, karya Marah Rusli. Balai Pustaka didirikan pada tahun 1917. Pemimpinnya adalah Dr. A. Rinkes dibantu oleh Dr. Hidding dan Dr. Drewes. Alasan utama pemerintah kolonial Belanda mendirikan BP adalah menjaga kelangsungan pemerintahan mereka sebab pada masa itu mulai banyak tersebar bacaan Eropa yang berisi tentang perjuangan bangsa Eropa dalam melawan pejajah. Itulah sebabnya buku-buku yang dianggap merugikan bagi pemerintah kolonial Belanda dibuang dan digantikan dengan buku-buku yang memihak Belanda. Lahirnya BP menguntungkan bangsa Indonesia, diantaranya:  Minat baca bangsa Indonesia semakin meningkat.  Buku bacaan berbahasa Indonesia bertambah banyak.  Pengetahuan rakyat semakin meningkat.  Banyak cerita rakyat atau cerita lama yang diterbitkan sehingga cerita tersebut dapat dinikmati secara luas.  Para sastrawan Indonesia mendapat tempat untuk menerbitkan karya-karyanya.  Rakyat Indonesia banyak mengetahui karya bangsa asing karena banyak yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh BP.  Nama-nama sastrawan besar semakin banyak dikenali dalam masyarakat luas.  Bahasa Indonesia semakin tersebar luas karena buku-buku yang diterbitkan oleh BP banyak yang berbahasa Indonesia. Beberapa pengarang yang terkenal pada masa BP:  Marah Rusli  Abdul Muis  Merary Siregar  Amir Hamzah  M. Kasim  Moh. Yamin  Nur Sutan Iskandar  Rustam Efendi  Nursinah  Abas Datak Pamoengtjak  Adinegoro / Djamaloedin  Abdul Ager  Tulis Sutan Sati  H. M. Zaenuddin  Sutan Takdir Alisyahbanana  Sanusi Pane Beberapa karya sastra angkatan BP:  Azab dan Sengsara  Sitti Nurbaya  Muda Teruna  Cerita Si Jamin dan Si Johan  Tanah Air  Indonesia Tumpah Darahku  Bebasari  Percikan Perenunggan  Darah Muda  Asmara Djaja
  • 19. 19  Karang dalam Gelombang Percintaan  Pertemuan  Salah Pilih  Cinta yang Membawa Maut  Jeumpa Aceh  Tak Disangka  Tak Putus Dirundung Malang  Salah Asuhan  Pancaran Cinta  Puspa Mega  Madah Kelana  Airlangga  Kertajaya  Sandyakala Ning Majapahit Angkatan ’30-an | Angkatan Pujangga Baru (PB) (1933 – 1942) Nama Angkatan Pujangga Baru diambil dari pujangga sastra yang terbit pada tahun 1933, yang berjudul Poedjangga Baroe. Pada saat itu, peran majalah Poedjangga Baroe sangat besar dalam memperkenalkan para pengarang maupun karya sastra pada masyarakat Indonesia. Karya sastra yang banyak dipublikasikan adalah berbentuk sajak atau puisi, cerpen, novel, roman, ataupun drama pendek yang diterbitkan secara bertahap. Majalah Poedjangga Baroe dipimpin oleh Empat Serangkai: Sutan Takdir Alisyahbana, Amir Hamzah, Sanusi Pane, dan Armin Pane. Karya sastra yang lahir pada angkatan ini berbeda dengan karya sastra angkatan sebelumnya, sebab para pengarang pada masa ini memunyai pandangan tertentu tentang kesenian, kebudayaan, serta tentang sastrawan. Karya sastra mereka mulai memancarkan jiwa yang dinamis, individualistis, dan tidak terikat dengan tradisi. Itulah sebabnya para angkatan sastrawan ini bersemboyan “Seni untuk masyarakat” atau “Seni haruslah berorientasi untuk kepentingan masyarakat”. Beberapa pengarang yang produktif pada masa itu antara lain:  Sutan Takdir Alisyahbana  Sanusi Pane  Armin Pane  Amir Hamzah  Asmara Hadi  Imam Supardi  Tatengkeng  A. O. H. Kertahadimadja  Or. Mandam  Sutan Syahrir  Selasik  I Gusti Nyoman Panjitisna  Hamka  Adinegoro Beberapa karya sastra angkatan PB:  Layar Terkembang  Anak Perawan di Sarang Penyamun  Tebaran Mega  Puisi Lama  Belenggu  Jiwa Berjiwa  Nyanyi Sunyi  Buah Rindu  Setangi Timur  Sastra Melayu Lama dengan Tokoh-Tokohnya  Rindu Dendam  Puspa Aneka  Tuba Dibalas dengan Susu
  • 20. 20  Hulu Balang Raja  Katak Hendaknya di Lembung  Kalau Tak Untung  Pencuri Anak Perawan  Sukreni Gadis Bali  Si Cebol Merindukan Bulan  Ken Arok dan Ken Dedes  Di Bawah Lindungan Ka’bah  Tenggelamnya Kapalnya Van der Wijk  Andang Taruna  Cincin Stempel  Tebusan Darah Angkatan ‘45 Angkatan ’45 disebut juga angkatan Chairil Anwar karena perjuangannya sangat besar pada angkatan ’45. Dia pula yang dianggap sebagai pelopor angkatan ’45. Angkatan ’45 disebut juga angkatan kemerdekaan sebab dilahirkan pada saat diproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Ada beberapa sebutan untuk angkatan ’45:  Angkatan Pembebasan  Angkatan Sesudah Perang  Angkatan Sesudah Pujangga Baru  Angkatan Gelanggang  Angkatan Perang Karya yang lahir pada angkatan ini sangat berbeda dari angkatan sebelumnya. Ciri-ciri angkatan ’45: Bebas Tidak terpungkung dengan aturan sastra tertentu dan tidak terikat dengan adat istiadat. Individualistis Karya-karya yang lahir merupakan isi perasaan pikiran serta sikap pribadi penulis atau pengarangnya. Universal Karya sastra yang berasal dari Indonesia yang membawa kebudayaannya di tengah kebudayaan dunia. Realistik Mengungkapkan sesuatu yang telah biasa dilihat atau ditemukan dalam kehidupan sehari-hari Futuristik Banyak karya yang berorientasi ke masa depan. Sikap hidup dan sikap dalam mengarang para pengarang dan sastrawan angkatan ’45 sangat tegas. Mereka mengumumkan sikap hidup tersebut melalui Majalah Siasat dalam rubrik Gelanggang. Sikap tersebut diberi nama “Surat Kepercayaan Gelanggang”. Selain Chairil Anwar, masih banyak pengarang lainnya, diantaranya:  Idrus  Rivai Avin  H. B. Jassin  Mochtar Lubis  Usmar Ismail  Rosihan Anwar  Achidat K. Mihardja Beberapa karya sastra angkatan ’45:  Deru Campur Debu
  • 21. 21  Surat Kertas Hijau  Bunga Rumah Makan  Sedih dan Gembira  Surat Singkat Tentang Essai  Kesusastraan Undonesian Modern dalam Kritik dan Essai  Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma  Atheis  Chairil Anwar Pelopor Angkatan ‘45 Angkatan ‘66 Nama angkatan ’66 dikemukakan oleh H. B. Jassin oleh bukunya yang berjudul Angkatan ’66. Nama itu disberikan H. B. Jassin untuk menamakan suatu kelompok sastra setelah angkatan ’45. Karya sastra yang lahir pada angkatan ’66 banyak berbau protes terhadap keadaan yang kacau pada masa itu. Menurut H. B. Jassin, pelopor angkatan ’66 antara lain:  Taufik Ismail  W. S. Rendra  Gunawan Muhammad  Supandi Joko Darmono  Satya Graha Hurip  Bokor Huta Suhud  Bambang Sularto  Bastari Asmin  Djamil Suherman  Arif Budiman  Hartojo Andang Jaya  Isma Sawitri  Jussach Ananda  Suwardi Idris  Mansyur Samin Beberapa karya sastra angkatan ’66:  Tirani  Pahlawan Tak Dikenal  Balada Orang-Orang Tercinta  Malam Jahana  Kapai-Kapai  Perjalanan Pengantin  Pagar Kawat Berduri  Pelabuhan Hati