Penggunaan tanda baca dalam penulisan kalimat, paragraf terkadang dilupakan atau tidak tepat dalam penggunaannya. Dalam Power point ini saya menuliskan aturan penggunaan tanda baca sesuai dengan aturan dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia. Semoga dapat membantu mengingatkan kembali akan penggunaan tanda baca dengan benar.
Penggunaan tanda baca dalam penulisan kalimat, paragraf terkadang dilupakan atau tidak tepat dalam penggunaannya. Dalam Power point ini saya menuliskan aturan penggunaan tanda baca sesuai dengan aturan dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia. Semoga dapat membantu mengingatkan kembali akan penggunaan tanda baca dengan benar.
Materi Bahasa Inggris Kelas 8 Semester Genap Kurikulum 2013 dalam bentuk power point presentation yang dapat digunakan oleh guru dalam mengajar di kelas
Nih, juga termasuk materi esensial tuk UN SMP. Ingin tambah info atau memantapkan konsep? Meski, gak cemua majas. Yok, gak ada ruginya "disambangi". Khususon tuk anak'qiu kelas IX SMP 2 Pasirian....tersayang.
Materi Bahasa Inggris Kelas 8 Semester Genap Kurikulum 2013 dalam bentuk power point presentation yang dapat digunakan oleh guru dalam mengajar di kelas
Nih, juga termasuk materi esensial tuk UN SMP. Ingin tambah info atau memantapkan konsep? Meski, gak cemua majas. Yok, gak ada ruginya "disambangi". Khususon tuk anak'qiu kelas IX SMP 2 Pasirian....tersayang.
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan BerbahasaDewi Puspitasari
Karya Tulis yang berisi tentang Bab Kebahasaan tentang bentuk, jenis, pola, unsur, sifat dari huruf, kata, kelompok kata, kalimat, alinea, sampai wacana. Dan juga Bab Kesusastraan tentang bentuk, jenis, pola, unsur kesusastraan dari tahun lampau atau terdahulu seperti balai pustaka dll sampai sekarang yang akan lebih diulas dalam Periodeisasi karya sastra juga beserta pengarangnya. dan tidak lupa Bab Keterampilan Berbahasa beserta jenis-jenisnya diulas selengkap dan serapih mungkin di karya tulis sederhana ini
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
B.indonesia kata ulang
1.
2.
3. Dwipurwa (kata ulang sebagian): Reduplikasi atas
suku kata awal. Vokal dari suku kata awal
mengalami pelemahan dan bergeser ke posisi
tengah menjadi e pepet. Contoh: tetangga, leluhur,
leluasa.
Dwilingga (kata ulang utuh atau penuh):
Reduplikasi atas seluruh bentuk dasar (bisa kata
dasar maupun kata berimbuhan). Contoh: rumah-rumah,
kejadian-kejadian.
4. Dwilingga salin suara (berubah bunyi): Reduplikasi
atas seluruh bentuk dasar yang salah satunya
mengalami perubahan suara pada suatu fonem
atau lebih. Contoh: gerak-gerik, sayur-mayur.
Kata ulang berimbuhan: Reduplikasi dengan
mendapat imbuhan, baik pada lingga pertama
maupun pada lingga kedua. Contoh: bermain-main,
tarik-menarik.
Kata ulang semu: Kata yang sebenarnya merupakan
kata dasar dan bukan hasil pengulangan atau
reduplikasi. Contoh: laba-laba, ubur-ubur, undur-undur,
kupu-kupu, empek-empek.
5.
6.
7. Perulangan kata bilangan
1. Perulangan kata satu menjadi satu-satu
memberi makna "satu demi satu".
Misalnya: Peserta ujian masuk ruangan
itu satu-satu.
2. Perulangan kata satu dengan
tambahan akhiran -nya memberi makna
"hanya satu itu".
Misalnya: Ini anak saya satu-satunya.
3. Perulangan kata dua-dua, tiga-tiga,
dst. memberi pengertian "sekaligus dua,
tiga, dst.".
Misalnya: Jangan masuk dua-dua karena
pintu itu tidak lebar.
4. Bentuk perulangan berpuluh-puluh,
beratus-ratus, beribu-ribu, dst.
menyatakan makna "kelipatan sepuluh,
seratus, seribu, dst..
Misalnya: Beribu-ribu orang yang mati
dalam peperangan itu.
5. Bentuk perulangan kata bilangan
dengan awalan ber-, saat ini sering
diganti dengan bentukan dengan
akhiran -an. Misalnya: berpuluh-puluh
menjadi puluhan.
8. Menentukan bentuk dasar/komponen pokok kata ulang.
Untuk menentukan bentuk dasar/komponen pokok kata ulang kadang
tidaklah mudah. Namun, kita dapat mengikuti pedoman sbb.
1. Pada umumnya pengulangan tidak mengubah kelas/jenis kata. Jadi,
bila kata ulang tersebut termasuk jenis kata benda, maka bentuk
dasarnya juga kata benda. dsb.
Misal: anak-anak (KB), komponen pokoknya anak (KB)
menari-nari (KK), komponen pokoknya menari (KK)
2. Bentuk dasar yang menjadi komponen pokok kata
ulang selalu berupa bentuk dasar yang terdapat
dalam pemakaian bahasa Indonesia.
Misal: mengamat-amati komponen
pokoknya mengamati (bukan mengamat atau amati)
tari-tarian komponen pokoknya tarian
9. CONTOH PEMAKAIAN KATA ULANG DALAM KALIMAT
1. Negara-negara itu telah berperan serta dalam menegakkan hak
azasi manusia.
2. Mereka-merekalah yang akan mewarisi masa depan bangsa ini.
3. Pada saat Idul Fitri, kami bersalam-salaman untuk bermaaf-maafan.
4. Ketiga-ketiganya telah berhasil masuk final.
5. Bentuklah kelompok dua-dua !
6. Mengapa engkau bolak-balik saja dari tadi ?
7. Ayo, berteriaklah kuat-kuat untuk melawan suara ombak itu !
8. Benarkah orang yang suka tidur-tiduran itu pemalas ?
9. Ayah membelikan mobil-mobilan untuk adik, tapi ia
ingin robot-robotan.
10. Berapa banyakkah buah-buahan yang kau
makan dalam seminggu ?
10. “Gunakan Masa mudamu dengan sebaik
mungkin, Berhentilah menunda dalam
keraguan. Bergeraklah wahai pemuda –
pemudi INDONESIA, Masa depan negeri
ini berada ditangan kita. Jika bukan kita
Siapa lagi? ”
“SIAPA YANG BERSUNGGUH – SUNGGUH
PASTI AKAN BERHASIL !”