Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Psikolinguistik pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta. Dokumen ini juga membahas teori-teori linguistik tradisional dan modern serta tokoh-tokohnya seperti Ferdinand de Saussure, Leonard Bloomfield, dan John Rupert Firth.
Pandangan kesantunan dalam kajian pragmatik diuraikan oleh beberapa ahli. Diantaranya adalah Leech, Robin Lakoff, Bowl dan Levinson. Prinsip kesantunan memiliki beberapa maksim, yaitu maksim kebijaksanaan (tact maxim), maksim penerimaan (approbation maxim), maksim kerendah hatian (modesty maxim), dan maksim kesimpatian (sympathy maxim). Prinsip kesopanan ini berhubungan dengan dua peserta percakapan, yakni diri sendiri (self) dan orang lain (other). Diri sendiri adalah penutur, dan orang lain adalah lawan tutur (Dewa Putu Wijana, 1996).
Maksim merupakan kaidah kebahasaan di dalam interaksi lingual; kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya. Selain itu maksim juga disebut sebagai bentuk pragmatik berdasarkan prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan. Maksim-maksim tersebut menganjurkan agar kita mengungkapkan keyakinan-keyakinan dengan sopan dan menghindari ujaran yang tidak sopan
Pandangan kesantunan dalam kajian pragmatik diuraikan oleh beberapa ahli. Diantaranya adalah Leech, Robin Lakoff, Bowl dan Levinson. Prinsip kesantunan memiliki beberapa maksim, yaitu maksim kebijaksanaan (tact maxim), maksim penerimaan (approbation maxim), maksim kerendah hatian (modesty maxim), dan maksim kesimpatian (sympathy maxim). Prinsip kesopanan ini berhubungan dengan dua peserta percakapan, yakni diri sendiri (self) dan orang lain (other). Diri sendiri adalah penutur, dan orang lain adalah lawan tutur (Dewa Putu Wijana, 1996).
Maksim merupakan kaidah kebahasaan di dalam interaksi lingual; kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya. Selain itu maksim juga disebut sebagai bentuk pragmatik berdasarkan prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan. Maksim-maksim tersebut menganjurkan agar kita mengungkapkan keyakinan-keyakinan dengan sopan dan menghindari ujaran yang tidak sopan
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori Linguistik
1. MATA KULIAH PSIKOLINGUISTIK
(Kelompok 2)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
Dosen Pengampu
Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd.
2. TEORI-TEORI LINGUISTIK
Haqsir Venny S 2115154372
Dede Lestari 2115152874
Dwiki Darmawan 2115153617
Pamela Irianti 2115153911
Saidah 2115152757
Kelas 3PB2
5. 1. LINGUSTIK ZAMAN YUNANI (ABAD KE 5SM-2SM)
1.Pertentangan antara
fisis dan nomos
2. Pertentangan
Analogi dan Anomali
Tokoh-tokohnya yaitu:
1. Kaum Sophis (abad ke 5 SM)
2. Plato (429-347 SM)
3. Aristoteles (384-322 SM)
4. Kaum Stoik (abad ke-4 SM)
5. Kaum Alexandrian
• Fisis: Bahasa mempunyai asal-usul,
sumber dalam prinsip-prinsipnya abadi
• Konvensional : Makna-makna
diperoleh dari kebiasaan/tradisi
• Analogi : Bahasa bersifat teratur
• Anomali : Bahasa bersifat tidak teratur
6. 2. Zaman Romawi
Zaman Romawi merupakan
kelanjutan dari zaman
Yunani. Tokoh Zaman
Romawi yang terkenal
antara lain , Varro (116-27
SM) dengan karyanya, De
Lingua Latina dan Priscia
dengan karyanya
Institutiones Grammaticae
7. 3. Zaman Pertengahan
Studi bahasa pada zaman
pertengahan mendapat
perhatian penuh terutama
oleh para filsuf skolastik.
Tokoh yang berperan besar
pada zaman itu adalah:
a. Kaum Medistae
b. Petrus Hispanus
8. 4. Zaman Renaisans
Zaman Renaisans dianggap sebagai
zaman pembukaan abad pemikiran
abad modern. Dalam sejarah studi
bahasa ada dua hal pada zaman
renaisans ini yang menonjol yang
perlu dicatat, yaitu:
1) Sarjana-sarjana pada waktu itu
menguasai bahasa latin. Ibrani,
dan Arab.
2) Bahasa Eropa lainnya juga
mendapat perhatian dalam
bentuk pembahasaan,
penyusunan tata bahasa dan
perbandingan.
9. 5. Menjelang Lahirnya Linguistik Modern
Diawali dengan pernyataan Sir William tentang adanya
hubungan kekerabatan antara bahasa Sanskerta
dengan bahasa-bahasa Yunani, Latin, dan bahasa
Jerman lainnya telah membuka babak baru sejarah
linguistik, yakni dengan berkembangnya studi
linguistik bandingan atau linguistik historis komparatif,
serta studi mengenai hakikat bahasa secara linguistik
terlepas dari masalah filsafat Yunani Kuno.
11. Ferdinan De Saussure (1858-1913), seorang
linguistik Swiss yang sering disebut sebagai
“Bapak Strukturalisme” sekaligus “Bapak
Linguitik Modern” karena padangan-
pandagannya yang baru mengenai studi bahas
yang diterbitkan dalam bukunya Course De
Linguistique yang diterbitkan oleh muridnya.
Ferdinand De Saussure mengndung paham
psikologi kognitif, behavioristik, dan pragmatik.
TEORI FERDINAND DE SAUSSURE
12. PANDANGAN-PANDANGAN FERDINAND DE SAUSSURE
1. Telaah
Sinkronik dan
Diakronik 2. Perbedaan
Langue dan
Parole
3. Perbedaan
Signifiant dan
Signifie’
4. Hubungan
Sintagmatif
dan Hubungan
Asosiatif
13. 1. Telaah Sinkronik dan Diakronik dalam Studi Bahasa
Sinkronik:
mempelajari
bahas pada
waktu
tertentu
Diakronik :
mempelajari
bahasa dari
waktu ke
waktu
14. De Saussure menjelaskan bahwa prilaku bertutur atau
tindak tutur (Speech Act) sebagai suatu rangkaian hubungan
antara dua orang atau lebih, seperti antara A dan B. Prilaku
bertutur itu terdiri dari dua bagian kegiatan:
1) Bagian Luar
Bagian ini dibatasi oleh mulut dan telinga.
1) Bagian Dalam
Bagian ini di batasi oleh jiwa atau akal yang terdapat dalam
otak pembicara atau pendengar.
De Saussure menjelaskan ada empat proses dalam tindak
tutur/komunikasi bahasa yaitu:
Fenomena
Psikologis
Fenomena
Fisiologis
Proses
Fisik
Proses
Psikologis
15. 2. Perbedaan Parole dan Langue
Parole: bahasa
yang konkret
yang keluar
dari mulut
seseorang
pembicara
Langue:
Bahasa
tertentu,
sebagai sistem
tertentu
16. Alasan De Saussare Mengkaji Langue Bukan Parole:
Langue Parole
1. Langue bersifat sosial
dalam pengertian sinkronik
dan berada dalam otak.
1. Parole bersifat individual
dalam pengertian idiosinkronik
2. Langue bersifat abstrak dan
tersembunyi dalam otak.
2. Parole bergantung pada
kemauan penutur dan bersifat
intelektual.
3. Langue pasif 3. Parole aktif
17. 3. Perbedaan Signifiant dan Signifie’ sebagai Pembentuk
Signe Linguistique
Ciri dari
signe’
linguistique
1. Tanda
linguistik
bersifat
arbitrer
2. Signifiant
dapat diukur
dalam satu
dimensi
3. Signe’
linguistique
mempunyai
pergandaan
yang tidak
dapat
dihitung
18. 4. Hubungan Sintagmatik dan Hubungan
Asosiatif atau Paradigma
Hubungan sintagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang
terdapat dalam suatu tuturan, yang tersusun secara berutan
sifatnya linear.
Tataran
Fonologi
Tataran
Morfologi
Tataran
Sintaksis
19. 1. TATARAN FONOLOGI
Urutan fonem-fonem pada suatu kata tidak dapat diubah tanpa
menimbulkan perbedaan makna. Misalnya pada kata (kita)
terdapat hubungan fonem-fonem dengan urutan k-i-t-a, apabila
urutannya diubah maka maknanya akan berubah, atau tidak
bermakna sama sekali. Contoh :
• K-i-t-a s-a-p-u
• K-i-a-t u-s-a-p
• K-a-t-i s-u-p-a
• K-a-i-t a-s-u-p
• I-k-at
20. 2. TATARAN MORFOLOGI
Urutan morfem-morfem pada suatu kata juga tidak dapat
diubah tanpa menyebabkan perbedaan makna, mungkin tidak
bermakna sama sekali. Morfem adalah kesatuan bentuk bahasa
terkecil yang mengandung arti dan makna. Misalnya:
• Setiga tidak sama dengan tigasegi
• Tertua tidak dapat diubah menjadi tauter
21. 3. TATARAN SINTAKSIS
Urutan kata-kata dalam kalimat kadang-kadang dapat
diubah tanpa mengubah arti.
Misalnya:
Hari ini barangkali dia sakit.
Dia sakit barangkali Hari ini.
Barangkali dia sakit hari ini.
Tetapi kalimat berikut:
Nita melihat Ika ≠ Ika melihat Nita
Ini bir baru≠ Ini baru bir
22. HUBUNGAN ASOSIATIF ATAU PARADIGMATIK
Hubungan asosiatif atau paradigmatik adalah hubungan antara
unsur-unsur yang terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.
Hubungan paradigmatik dapat diperoleh dengan cara subtitusi.
Tataran
Fonologi
Tataran
Morfologi
Tataran
Sintaksis
23. HUBUNGAN ASOSIATIF ATAU PARADIGMATIK
Tataran
Fonologi
• R ata
• K ata
• B ata
• M ata
Tataran
Morfologi
• Me rawat
• Di rawat
• Pe rawat
• Te rawat
Tataran
Sintaksis
• Ali
membaca koran
• Dia
memakai baju
• Mereka makan
kue
24. Leonard Bloomfield (1887-1949) seorang
tokoh linguistik Amerika, sebelum
mengikuti aliran behaviorisme dari
Watson dan Weiss, adalah seorang
penganut paham mentalisme yang sejalan
dengan teori psikologi Wundt. Kemudian
beliau menentang mentalisme dan
mengikuti aliran perilaku atau
behaviorisme. Disebut aliran Bloomfield
karena bermula dari gagasan Bloomfield.
Disebut aliran taksonomi karena aliran ini
menganalisis dan mengklasifikasikan
unsur-unsur bahasa berdasarkan
hubungan hierarkinya.
Teori Leonard Bloomfield
25. Menurut Bloomfield bahasa merupakan sekumpulan ujaran yang
muncul dalam suatu masyarakat tutur (speech community). Ujaran inilah yang
harus dikaji untuk mengetahui bagian-bagiannya. Lalu, bagi Bloomfield bahasa
alah sekumpulan data yang mungkin muncul dalam suatu masyarakat. Data ini
merupakan ujaran-ujaran yang terdiri dari potongan-potongan perilaku (taniat)
yang disusun secara linear.
26. Keterangan:
1) Jill melihat Apel (S = stimulus)
2) Otak jill bekerja mulai dari melihat apael hingga berkata kepada Jack
3) Perilaku atau kegiatan Jill sewaktu berkata kepada Jack (r = respons)
4) Bunyi – bunyi atau suara yang dikeluarkan Jill aktu berbicara kepada Jack (...)
5) Perilaku atau kegiatan Jack sewaktu mndengarkan bunyi-bunyi atau suara yang
dikeluarkan jill (S = stimulus)
6) Otak Jack bekerja mulai dari mendengar bunyi suara Jill sampai bertindak.
7) Jack bertindak memanjat pohon, memetik apel, dan memberikan kepada Jill.
S R ....................... s R
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
27. Menurut Bloomfield bahasa itu terdiri dari sejumlah isyarat atau
tanda berupa unsur-unsur fokal (bunyi) yang dinamai bentuk-bentuk
linguistik. Setiap bentuk adalah sebuah kesatuan isyarat yang
dibentuk oleh fonem-fonem.
Bentuk bebas (free form), yakni
bentuk yang dapat diujarkan
sendirian seperti bentuk Amat,
jalan, dan kaki dalam kalimat
“Amat jalan kaki”.
Bentuk terikat (bound farm),
yakni bentuk linguistik yang
tidak dapat di ujarkan sendirian
seperti bentuk pe- pada kata
pemukul; dan bentuk –an
seperti pada kata pukulan.
28. Dalam teori linguistik Bloomfield ada beberapa istilah yang perlu dikenal,
yaitu sebagai berikut:
Fonem adalah satuan bunyi terkecil dan distingtif dalam leksikon suatu
bahasa,
contoh :
[ i ] dari kata /samping/ mempunyai jumlah huruf tujuh (7) dan
mempunyai jumlah fonem lima. Kata samping merupakan bunyi
distingtif dengan kata /simpang/. Dari kata diatas sangat terlihat
perbedaan arti dari kedua kata tersebut [a] dan[ i ].
Morfem adalah satuan atau unit terkecil yang mempunyai makna dari
bentuk leksikon.
Contoh : Lilis meminjam buku terdapat empat morfem : Erni, me-
pinjam,dan buku.
29. Frase adalah unit yang tidak minimum yang terdiri dari dua bentuk bebas
atau lebih
Contoh : Tante saya telah makan di warung.
Kata diatas memiliki tiga frase,yaitu tante saya, telah makan, diwarung.
Kata adalah bentuk bebas yang minimum yang terdiri dari satu bentuk
bebas dan ditambah bentuk-bentuk yang tidak bebas.
Contoh : Baca, membaca, bacaan, pembaca.
Baca merupa kan satu kata, sadangkan mem-, an-, dan pe-, adalah bukan
kata melainkan imbuhan. Akan tetapi mem-, an-,dan pe-, baca adalah
morfem.
Kalimat merupakan satu ujaran yang maksimum.
Contoh : Ibu memasak di dapur, Ani membaca buku, mereka menonton TV.
30. TEORI JOHN RUPERT FIRTH
(17 Juni 1890 di Keighley, Yorkshire - 14
Desember 1960 di Lindfield, West Sussex)
Umumnya dikenal sebagai JR Firth , adalah
seorang ahli bahasa Inggris dan tokoh terkemuka
dalam Linguistik Inggris selama tahun 1950-an.
Ia adalah Profesor Bahasa Inggris di Universitas
Punjab dari tahun 1919 hingga 1928. Dia
kemudian bekerja di Departemen Fonetik di
University College London sebelum pindah
ke School of Oriental and African Studies, di
mana ia menjadi Profesor Linguistik Umum,
posisi yang dipegangnya hingga pensiun pada
tahun 1956.
34. Arti atau makna pada tiap kalimat terdiri
dari lima dimensi.
Hubungan tiap fonem dengan kontek fonetiknya
Hubungan kata – kata satu sama lain dalam kalimat.
Hubungan morfem pada satu kata dengan morfem yang
sama pada kata lain, dan hubungannya dengan kata itu.
Jenis kalimat dan bagaimana kalimat itu digolongkan.
Hubungan kalimat dengan konteks situasi.
35. 2 KOLOKASI UNTUK MENERANGKAN ARTI/MAKNA
ARTI GRAMATIKAL
Peranan dari unsur tata
bahasa di dalam konteks
grammatikal dari yang
mendahului dan mengikuti
unsur tersebut.
ARTI FONOLOGI
peranan atau hubungan
dari unsur fonologi di
dalam konteks fonologi
dari struktur suku– suku
kata dan unsur lain yang
bersamaan secara
paradigmatik yang dapat
berperan dalam konteks
yang serupa.
36. analisis prosodi
atau fonologi
prosodi
Unit-unit fonematik yang terdiri
dari konsonan-konsonan
segmental dan unsur-unsur
vokal yang merupakan maujud
yang dapat saling menggantikan
dalam bermacam-macam posisi
pada suku kata yang berlainan.
Prosodi-prosodi yang terdiri dari
fitur-fitur atau milik-milik
struktur yang lebih panjang dari
suatu segmen, baik berupa
perpanjangan fonetik, maupun
sebagai pembatasan struktur
secara fonologi, seperti kata
atau suku kata.
37. Jadi yang termasuk ke dalam fitur-fitur prosodi satu kata
adalah :
a. Jumlah suku kata
b. Hakikat suku katanya : terbuka atau tertutup
c. Kualitas suku-suku kata
d. Urutan suku-suku kata
e. Tempat, hakikat, dan kuantitas bunyi-bunyi penting
f. Kualitas “gelap” atau ”terang”dari suku-suku kata
g. Ciri-ciri hakiki lagu suku kata dan juga potongan kalimat tempat
kata itu terdapat
h. Semua sifat yang menyangkut struktur suku kata, urutan suku
kata, dan keharmonisan suku kata dalam kata, potongan kalimat
dan keseluruhan kalimat
38. Maksud dari percakapan di atas adalah kata tahu dalam
bahasa Indonesia memiliki beberapa arti dan makna. Kata
tahu maksudnya belum jelas, karena tahu bisa diartikan
mengerti, memahami, atau makanan. Setelah kita masukkan
dalam konteksnya kata tahu ternyata memiliki arti makanan
yang menganduk protein. “Ada itu tahu mu goreng di dalam.”
Tetapi kalau kita masukkan dalam konteks yang lain, maka
bisa berarti mengetahui, diketahui.
Jadi makna atau arti belum bisa diteliti kalau belum
dimasukkan dalam konteksnya. Arti itu bisa kita mengerti
karena adanya makna.
Contoh :
Ani : “Ada itu tahu mu goreng di dalam, karena saya tadi makan di luar.”
Nia : “Yang mana Kak?”
Ani : “Itu yang dekat meja, sebelah kanan, di wadah putih.”
Nia : “Oh iya kak.Saya sudah lihat.”
39. Avram Noam Chomsky
lahir di Philadelphia,
Pennsylvania, Amerika
Serikat, pada tanggal 7
Desember 1928.
40. Pemerolehan bahasa itu ‘nature’.
Karena anak sudah dibekali dengan
Piranti Pemerolehan Bahasa (Language
Acquisition Device)
Dardjowidjojo, S. (Psikolinguistik; Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia, 2005) 235-236.
41. Setiap manusia memiliki apa yang
dinamakan ‘faculties of the mind’
Sri Utari Subiakto-Nababan, Psikolinguistik Suatu Pengantar, (Jakarta: Gramedia 1992), hlm. 7.
43. Adanya 3 Komponen bahasa generatif :
Lihat Michael Zakariya, al-alsuniyah al-Taulīdīah wa al-Taḥwīlīah wa Qawāid al-lughah al-‘Arab al- Jumlah al-baṣīṭah,(Beirut: al-Muassasah al-
Jamī’ah li al-Dirāsat wa al-Nashr wa al-Tauzi’,1986), hlm. 15-16.
Komponen Sintaksis Komponen SemantikKomponen Fonologis
45. Hipotesis Natural dan Kaidah Universal Pengetahuan
alami
Abdul Azis, Psikolinguistik., hlm. 80.
46. bukan prilaku yang
diperoleh dengan cara
belajar, berlatih fisik dan
praktek, tetapi bahasa
adalah fitrah dan bawaan
akal.
Douglas Brown, Prinsip Pembelajaran., hlm. 44.
47. Abdul Chaer, Psikolinguistik., hlm. 34, 78.
Dilihat dari segi daya kreativitas, tata
bahasa adalah sebuah alat perancang
yang khusus menerangkan dengan jelas
pembentukan kalimat-kalimat
gramatikal (yang jumlahnya tidak
terbatas) dan menjelaskan struktur
setiap kalimat.
48. DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ahmadi, Anas dan Jauhar, Mohammad. 2015. Dasar-
Dasar Psikolinguistik. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.