SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Anggota Kelompok :
1. Adinda Namira Putri
2. Dessy Triana Ramadhani
3. Dinia Tausiyah Difrentiana
Jenis danPembentukan Kata
Materinya adalah...
Pembentukan
Kata
Contoh kata : Makan, Minum, Mandi, dll.
Pembentukkan Kata
.
Morfologi
Di Luar
Proses
Morfologi
Proses Morfologis
Afiksasi Reduplikasi Komposisi
PEMBENTUKAN KATA
Proses morfologi disebut cara pembentukan
kata-kata dengan menghubungkan morfem
yang satu dengan morfem yang lain. Morfem
adalah fonem-fonem atau urutan fonem-fonem.
Fonem yaitu tiap bunyi.[2]
PROSES MORFOLOGI
Pembentukan kata disebut juga morfologi.
Sedangkan morfologi adalah subsistem yang berupa
proses yang mengolah leksem atau huruf menjadi
kata.[1]
• Ex : me-, di-, ber-, ke-, ter-, pe-, per-.
Prefiks
• Ex: -el-, -er-, -em-, -in-,
Infiks
• Ex: -an, -kan, -i.
Sufik
• Ex: kopi-ngopi, soto-nyoto, kebut-ngebut, sate-nyate.
Simulfiks
• Ex : ke-an (keadaan), per-an (persahabatan).
Konfiks
• Ex : suwe (lama) menjadi suwi (lama sekali).
Superfiks
• Ex : suwe (lama) menjadi suwi (lama sekali).
Interfiks
• Ex : ktb dapat diberi transfiks a-a, i-a, a-i, dsb.
Menjadi katab (menulis), kitab (buku), kaatib (penulis).
Transfiks
• Ex : memperkatakan, mempercayakan.
Kombinasi Afiiks
Afiksasi
Prefiks (Men-)
1) prefiks meN- berubah menjadi me- jika
diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem
awal /l/, /r/, /m/, /n/, /ng/, /w/, dan /y/.
contoh:
meN- + lihat → melihat
meN- + rasa → merasa
Part 2 ^_^~
2) prefiks meN- berubah menjadi mem- jika diimbuhkan
pada bentuk dasar yang berfonem awal /b/, /p/, /f/.
Contoh:
meN- + bantu → membantu
meN- + pakai → memakai
meN- + fitnah → memfitnah
3. prefiks meN- berubah menjadi men- jika diimbuhkan pada
bentuk dasar yang berfonem awal /d/,/t/, /c/, /j/, /sy/,/z/
contoh:
meN- + dengar → mendengar
meN- + tulis → menulis
meN- + cuci → mencuci
meN- + jual → menjual
meN- + syarat +-kan → mensyaratkan
meN- + ziarah+-I → menziarahi
4) prefiks meN- berubah menjadi meny- jika diimbuhkan
pada bentuk dasar yang berfonem awal /s/.
contoh:
meN- + sewa → menyewa
5) prefiks meN- berubah menjadi meng- jika diimbuhkan
pada bentuk dasar yang berfonem awal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/,
/g/, /h/,dan /k/.
contoh:
meN- + ajar → mengajar
meN- + edit → mengedit
6) prefiks meN– berubah menjadi menge- jika diimbuhkan
pada bentuk dasar yang bersuku satu.
Contoh:
meN- + pel → mengepel
meN- + bor → mengebor
Prefiks pen-
b. prefiks peN-
prefiks peN-memiliki alomorf pe-,pem-, pen-, peny-, peng-, dan penge-.
Alomorf tersebut merupakan variasi dari prefiks peN-.
1) prefiks peN- berubah menjadi pe- jika diimbuhkan pada bentuk dasar
yang berfonem awal /l/, /r/, /m/, /n/, /ng/, /w/, dan /y/.
contoh:
peN- + panjat → pemanjat
peN- + rasa → perasa
2) prefiks peN- berubah menjadi pem- jika diimbuhkan
pada bentuk dasar yang berfonem awal /b/, /p/, /f/.
Contoh:
peN- + bantu → pembantu
peN- + pakai → pemakai
3) prefiks peN- berubah menjadi pen- jika diimbuhkan
pada bentuk dasar yang berfonem awal /d/,/t/, /c/, /j/,
/sy/,/z/
contoh:
peN- + dengar → pendengar
peN- + tulis → penulis
4) prefiks peN- berubah menjadi peny- jika diimbuhkan pada
bentuk dasar yang berfonem awal /s/.
contoh:
peN- + sewa → penyewa
5) prefiks peN- berubah menjadi peng- jika diimbuhkan
pada bentuk dasar yang berfonem awal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/,
/g/, /h/,dan /k/.
contoh:
peN- + ajar → pengajar
peN- + edit → pengedit
6) prefiks peN- berubah menjadi penge- jika
diimbuhkan pada bentuk dasar yang bersuku
satu.
Contoh:
peN- + pel → pengepel
peN- + bor → pengebor
Prefiks (ber-)
Prefiks ber- memiliki alomorf be- dan bel- .
Prefiks ber- berubah menjadi be- jika diimbuhkan pada
bentuk dasar yang berfonem awal /r/ dan suku pertama
ditutup dengan /er/.
Contoh:
ber- + runding → berunding ber- + rebutan → berebutan
Prefiks (per-)
1. Prefiks per- memiliki alomorf pe- dan pel-
Prefiks per- berubah menjadi pe- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang
berfonem awal /r/
Contoh:
Per- + redam → peredam
2. Prefiks per- berubah menjadi pel- jika diimbuhkan pada bentuk dasar ajar.
Contoh:
Per- + ajar → pelajar
3. prefiks ter- memiliki alomorf te-
Prefiks ter- berubah menjadi te- jiak diimbuhkan pada bertuk dasar yang
berfonem awal /r/ atau suku pertama ditutup dengan /er/
Contoh:
Prefiks (di-,ke-, se-)
Prefiks di-, ke-, se- tidak memiliki kaidah morfofonemik, oleh
karena itu prefiks tersebut tidak mempunyai alomorf
sebagaimana awalan lainnya. Awalan itu juga ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh:
di- + jemput → dijemput
di- + kasih → dikasih
di- + sayang → disayang
INFIKS
Contoh :
-el- + tunjuk → telunjuk
-er- + gigi → gerigi
-em- + guruh → gemuruh
-in- + kerja → kinerja
Bentuk terikat yang diimbuhkan pada bentuk dasar.
Pengimbuhannya ditempatkan ditengah atau diantara bentuk
dasar. Infiks dalam bahasa Indonesia antara lain: -el-, -em-, -er-, -
in-.
SUFIKS
Contoh:
-an + pikir → pikiran
-an + marah → satuan
-kan + tambah → tambahkan
bentuk terikat yang diimbuhkan pada akhir bentuk
dasar. Berupa –an, -kan, -i.
GABUNGAN AWALAN-
AKHIRAN(KONFLIK/SIMULFIKS)
 Penggabungan awalan-akhiran dalam bahasa indonesia dapat
dilakukan dengan dua cara. Penggabungan/pengimbuhan yang
dilakukan dengan bersamaan pada bentuk dasar, gabungan
awal itu dinamakan konfiks. Artinya bentuk dasar yang
diimbuhkan awalan-akhiran secara bersamaan itu tidak
mempunyai tataran kata sebelumnya.
Contoh:
Per-an + tani → pertanian
 pengimbuhan awalan-akhiran dalam bahasa Indonesia yang
mempunyai tataran kata sebelumnya, pengimbuhan ini
dinamakan simulfiks. Artinya pengimbuhan awalan-akhiran itu
dilakukan secara bertahap, sehingga mempunyai tataran
sebelum bentuk kompleks itu terwujud.
Contoh:
ber- + sama → bersama + -an → bersamaan
peN- + tani → petani + -an → pertanian
di- + marah → dimarah + -I → dimarahi
Reduplikasi
Reduplika
si
Morfemis
Reduplika
si
Sintaktis
bentuk kata yang tidak mengalami perubahan makna,
karena pengulangannya bersifat fonologis yang
artinya bukan atau tidak ada pengulangan leksem.
Contohnya: dada, pipi, paru-paru, dan lain
sebagainya.
Contoh : beres menjadi kata
beres-beres.
REDUPLIKASI DASAR meN dan
peN
 Ketika kata dasar diawali dengan meN- adalah
reduplikasi N tetap pada menggandakan dasar
dimana konsonan awal telah luluh. Simbol R
mewakili penuh dasar reduplikasi tersebut.
Contoh:
 meN- + bagi-R →
membagi-bagi
 meN- + amat-R+-i →
mengamat-amati
Bagian Reduplikasi
• Yaitu pengulangan suku pertama pada
leksem dengan pelemahan vokal.
• Contohnya: tetangga, lelaki, sesama.
Dwipurwa
• Yaitu pengulangan leksem.
• Contohnya: pagi-pagi.Dwilingga
• Pengulangan leksem dengan variasi
fonem. Contohnya: mondar-mandir,
pontang-panting
Dwilingga salin
swara
• pengulangan bagian belakang leksem.
• Contohnya: pertama-tama, sekali-kali
• .
Dwiwasana
• merupakan pengulangan onomatope tiga
kali dengan variasi fonem.
• Conthnya: cas-cis-cus, dag-dig-dug, dar-
der-dor
Trilingga
Ciri-ciri perbedaan kompositum atau paduan leksem
1. Ketaktersisipan yaitu diantara komponen-komponen
kompositum tidak dapat disisipi apapun. Contoh: buta
warna, tuna susila.
2. Ketakterluasan yaitu komponen kompositum itu
masing-masing tidak dapat diafiksasikan atau
dimodifikasikan perluasan bagi kompositum hanya
mungkin untuk semua komponennya sekaligus. Contoh:
kereta api menjadi perkeretaapian.
3. Ketakterbalikkan yaitu komponen kompositum tidak
dapat dipertukarkan. Contoh: pulang pergi, bumi hangus.
KOMPOSISI
• Yaitu proses penggabungan dua leksem
atau lebih yang membentuk kata.
Deskripsi tersebut jelas menempatkan
majemuk sebagai satuan yang berbeda
dari frase (gabungan kata, bukan
gabungan leksem).
LUAR PROSES MORFOLOGIS
Abreviasi
• Yaitu proses penanggalan satu atau beberapa
bagian leksem atau kombinasi leksem
sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus
kata istilah lain ini untuk abreviasi ialah
pemendekan, sedang hasil prosesnya disebut
kependekan.
• Contohnya : ABRI (Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia).
Singkatan
Akronim
Kotraksi
Lambang
Huruf
Jenis-jenis kependekan:
1. Singkatan
yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf
atau gabungan huruf baik yang dieja huruf demi huruf . Contoh :
KKN (Kuliah Kerja Nyata), DKI (Daerah Khusus Ibukota).
Penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah
satu bagian dari leksem. Contoh : Prof (Profesor).
2. Akronim
yaitu proses pemendekan yang mengabungkan huruf atau suku kata
atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata
yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik indonesia. Contoh :
FKIP /efkip/dan bukan/ef/, /ka/, /i/, /pe/
3. Kontrasi
yaitu proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau
gabungan leksem. Contoh : tak dari kata tidak, takkan dari kata tidak
akan.
4. Lambang huruf
yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih
DERIVASI BALIK
Yaitu proses pembentukan kata bahasawan membentuknya
berdasarkan pola-pola yang ada tanpa mengenal unsur-unsurnya.
Akibatnya terjadi bentuk yang secara historis tidak diramalkan.
Contoh: kata mungkir dalam dipungkiri yang dipakai orang karaena
mengira bentuk itu merupakan padanan pasif dari memungkiri
(padahal kata pungkir tidak ada, yang ada adalah kata mungkir).
Terjadinya pungkir menjadi mungkir didasarkan pada pola peluluhan
fonem dalam pasang menjadi memasang menjadi dipasang.
Proses Morfologi Pembentukan Kata

More Related Content

What's hot

PPT KUTIPAN BAHASA INDONESIA
PPT KUTIPAN BAHASA INDONESIAPPT KUTIPAN BAHASA INDONESIA
PPT KUTIPAN BAHASA INDONESIAHanifa Zulfitri
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaRiska Yuliatiningsih
 
01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx
01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx
01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx10MThoriqShihab
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaWaQhyoe Arryee
 
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi AlvianTemplate Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi AlvianAlvian Alvian
 
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isiKata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isiNuri Andhika Pratama
 
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIArief Kurniatama
 
Makalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragrafMakalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragrafPutri Sanuria
 
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi hurufBahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi hurufSMAN 01 GIRI
 
Bab tentang tema, topik dan judul
Bab tentang tema, topik dan judulBab tentang tema, topik dan judul
Bab tentang tema, topik dan judulIbnu Khoiry
 
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Contoh Resume Buku Tugas 1  Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi Contoh Resume Buku Tugas 1  Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi Muhammad Yasir Abdad
 
Presentasi kata berimbuhan....
Presentasi kata berimbuhan....Presentasi kata berimbuhan....
Presentasi kata berimbuhan....ellda28
 
Bahasa Indonesia : Artikel
Bahasa Indonesia : ArtikelBahasa Indonesia : Artikel
Bahasa Indonesia : ArtikelNesha Mutiara
 
Contoh laporan observasi lapangan
Contoh laporan observasi lapanganContoh laporan observasi lapangan
Contoh laporan observasi lapanganAburafika
 

What's hot (20)

Pembinaan dan pengembangan bi
Pembinaan dan pengembangan biPembinaan dan pengembangan bi
Pembinaan dan pengembangan bi
 
PPT KUTIPAN BAHASA INDONESIA
PPT KUTIPAN BAHASA INDONESIAPPT KUTIPAN BAHASA INDONESIA
PPT KUTIPAN BAHASA INDONESIA
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
 
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbakuPpt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx
01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx
01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesia
 
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi AlvianTemplate Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
 
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isiKata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
 
Berbagai jenis teks
Berbagai jenis teks Berbagai jenis teks
Berbagai jenis teks
 
Ejaan yang disempurnakan(eyd)eea
Ejaan yang disempurnakan(eyd)eeaEjaan yang disempurnakan(eyd)eea
Ejaan yang disempurnakan(eyd)eea
 
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
 
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa IndonesiaMakalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
 
Tugas paper
Tugas paperTugas paper
Tugas paper
 
Makalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragrafMakalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragraf
 
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi hurufBahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
 
Bab tentang tema, topik dan judul
Bab tentang tema, topik dan judulBab tentang tema, topik dan judul
Bab tentang tema, topik dan judul
 
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Contoh Resume Buku Tugas 1  Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi Contoh Resume Buku Tugas 1  Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
 
Presentasi kata berimbuhan....
Presentasi kata berimbuhan....Presentasi kata berimbuhan....
Presentasi kata berimbuhan....
 
Bahasa Indonesia : Artikel
Bahasa Indonesia : ArtikelBahasa Indonesia : Artikel
Bahasa Indonesia : Artikel
 
Contoh laporan observasi lapangan
Contoh laporan observasi lapanganContoh laporan observasi lapangan
Contoh laporan observasi lapangan
 

Similar to Proses Morfologi Pembentukan Kata

Similar to Proses Morfologi Pembentukan Kata (20)

Kata dan Pembentukan
Kata dan Pembentukan Kata dan Pembentukan
Kata dan Pembentukan
 
5 Proses Morfologis (Pembentukan Kata).pptx
5 Proses Morfologis (Pembentukan Kata).pptx5 Proses Morfologis (Pembentukan Kata).pptx
5 Proses Morfologis (Pembentukan Kata).pptx
 
Proses Morfologis (Pembentukan Kata).pptx
Proses Morfologis (Pembentukan Kata).pptxProses Morfologis (Pembentukan Kata).pptx
Proses Morfologis (Pembentukan Kata).pptx
 
KATA DAN PEMBENTUKANNYA
KATA DAN PEMBENTUKANNYAKATA DAN PEMBENTUKANNYA
KATA DAN PEMBENTUKANNYA
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Makalah morfologi
Makalah morfologiMakalah morfologi
Makalah morfologi
 
MORFOLOGI
MORFOLOGIMORFOLOGI
MORFOLOGI
 
Kajian kebahasaan (kel 6)
Kajian kebahasaan (kel 6)Kajian kebahasaan (kel 6)
Kajian kebahasaan (kel 6)
 
Kajian kebahasaan (kel 6)
Kajian kebahasaan (kel 6)Kajian kebahasaan (kel 6)
Kajian kebahasaan (kel 6)
 
Reduplikasi
ReduplikasiReduplikasi
Reduplikasi
 
Morfolog ipps
Morfolog ippsMorfolog ipps
Morfolog ipps
 
Morfologi pembentukan verba referensi
Morfologi pembentukan verba  referensiMorfologi pembentukan verba  referensi
Morfologi pembentukan verba referensi
 
Proses Pembentukan kata.pptx
Proses Pembentukan kata.pptxProses Pembentukan kata.pptx
Proses Pembentukan kata.pptx
 
Tata bahasa indonesia dasar
Tata bahasa indonesia dasarTata bahasa indonesia dasar
Tata bahasa indonesia dasar
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Struktur morfologi bahasa indonesia
Struktur morfologi bahasa indonesiaStruktur morfologi bahasa indonesia
Struktur morfologi bahasa indonesia
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')
Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')
Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')
 
BAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIABAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIA
 
Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)
Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)
Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)
 

Recently uploaded

Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

Proses Morfologi Pembentukan Kata

  • 1. Anggota Kelompok : 1. Adinda Namira Putri 2. Dessy Triana Ramadhani 3. Dinia Tausiyah Difrentiana Jenis danPembentukan Kata
  • 3. Contoh kata : Makan, Minum, Mandi, dll.
  • 4.
  • 7. PEMBENTUKAN KATA Proses morfologi disebut cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. Morfem adalah fonem-fonem atau urutan fonem-fonem. Fonem yaitu tiap bunyi.[2] PROSES MORFOLOGI Pembentukan kata disebut juga morfologi. Sedangkan morfologi adalah subsistem yang berupa proses yang mengolah leksem atau huruf menjadi kata.[1]
  • 8. • Ex : me-, di-, ber-, ke-, ter-, pe-, per-. Prefiks • Ex: -el-, -er-, -em-, -in-, Infiks • Ex: -an, -kan, -i. Sufik • Ex: kopi-ngopi, soto-nyoto, kebut-ngebut, sate-nyate. Simulfiks • Ex : ke-an (keadaan), per-an (persahabatan). Konfiks • Ex : suwe (lama) menjadi suwi (lama sekali). Superfiks • Ex : suwe (lama) menjadi suwi (lama sekali). Interfiks • Ex : ktb dapat diberi transfiks a-a, i-a, a-i, dsb. Menjadi katab (menulis), kitab (buku), kaatib (penulis). Transfiks • Ex : memperkatakan, mempercayakan. Kombinasi Afiiks Afiksasi
  • 9. Prefiks (Men-) 1) prefiks meN- berubah menjadi me- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /l/, /r/, /m/, /n/, /ng/, /w/, dan /y/. contoh: meN- + lihat → melihat meN- + rasa → merasa
  • 10. Part 2 ^_^~ 2) prefiks meN- berubah menjadi mem- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /b/, /p/, /f/. Contoh: meN- + bantu → membantu meN- + pakai → memakai meN- + fitnah → memfitnah
  • 11. 3. prefiks meN- berubah menjadi men- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /d/,/t/, /c/, /j/, /sy/,/z/ contoh: meN- + dengar → mendengar meN- + tulis → menulis meN- + cuci → mencuci meN- + jual → menjual meN- + syarat +-kan → mensyaratkan meN- + ziarah+-I → menziarahi
  • 12. 4) prefiks meN- berubah menjadi meny- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /s/. contoh: meN- + sewa → menyewa 5) prefiks meN- berubah menjadi meng- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /g/, /h/,dan /k/. contoh: meN- + ajar → mengajar meN- + edit → mengedit
  • 13. 6) prefiks meN– berubah menjadi menge- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang bersuku satu. Contoh: meN- + pel → mengepel meN- + bor → mengebor
  • 14. Prefiks pen- b. prefiks peN- prefiks peN-memiliki alomorf pe-,pem-, pen-, peny-, peng-, dan penge-. Alomorf tersebut merupakan variasi dari prefiks peN-. 1) prefiks peN- berubah menjadi pe- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /l/, /r/, /m/, /n/, /ng/, /w/, dan /y/. contoh: peN- + panjat → pemanjat peN- + rasa → perasa
  • 15. 2) prefiks peN- berubah menjadi pem- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /b/, /p/, /f/. Contoh: peN- + bantu → pembantu peN- + pakai → pemakai 3) prefiks peN- berubah menjadi pen- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /d/,/t/, /c/, /j/, /sy/,/z/ contoh: peN- + dengar → pendengar peN- + tulis → penulis
  • 16. 4) prefiks peN- berubah menjadi peny- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /s/. contoh: peN- + sewa → penyewa 5) prefiks peN- berubah menjadi peng- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /g/, /h/,dan /k/. contoh: peN- + ajar → pengajar peN- + edit → pengedit
  • 17. 6) prefiks peN- berubah menjadi penge- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang bersuku satu. Contoh: peN- + pel → pengepel peN- + bor → pengebor
  • 18. Prefiks (ber-) Prefiks ber- memiliki alomorf be- dan bel- . Prefiks ber- berubah menjadi be- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /r/ dan suku pertama ditutup dengan /er/. Contoh: ber- + runding → berunding ber- + rebutan → berebutan
  • 19. Prefiks (per-) 1. Prefiks per- memiliki alomorf pe- dan pel- Prefiks per- berubah menjadi pe- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /r/ Contoh: Per- + redam → peredam 2. Prefiks per- berubah menjadi pel- jika diimbuhkan pada bentuk dasar ajar. Contoh: Per- + ajar → pelajar 3. prefiks ter- memiliki alomorf te- Prefiks ter- berubah menjadi te- jiak diimbuhkan pada bertuk dasar yang berfonem awal /r/ atau suku pertama ditutup dengan /er/ Contoh:
  • 20. Prefiks (di-,ke-, se-) Prefiks di-, ke-, se- tidak memiliki kaidah morfofonemik, oleh karena itu prefiks tersebut tidak mempunyai alomorf sebagaimana awalan lainnya. Awalan itu juga ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Contoh: di- + jemput → dijemput di- + kasih → dikasih di- + sayang → disayang
  • 21. INFIKS Contoh : -el- + tunjuk → telunjuk -er- + gigi → gerigi -em- + guruh → gemuruh -in- + kerja → kinerja Bentuk terikat yang diimbuhkan pada bentuk dasar. Pengimbuhannya ditempatkan ditengah atau diantara bentuk dasar. Infiks dalam bahasa Indonesia antara lain: -el-, -em-, -er-, - in-.
  • 22. SUFIKS Contoh: -an + pikir → pikiran -an + marah → satuan -kan + tambah → tambahkan bentuk terikat yang diimbuhkan pada akhir bentuk dasar. Berupa –an, -kan, -i.
  • 23. GABUNGAN AWALAN- AKHIRAN(KONFLIK/SIMULFIKS)  Penggabungan awalan-akhiran dalam bahasa indonesia dapat dilakukan dengan dua cara. Penggabungan/pengimbuhan yang dilakukan dengan bersamaan pada bentuk dasar, gabungan awal itu dinamakan konfiks. Artinya bentuk dasar yang diimbuhkan awalan-akhiran secara bersamaan itu tidak mempunyai tataran kata sebelumnya. Contoh: Per-an + tani → pertanian  pengimbuhan awalan-akhiran dalam bahasa Indonesia yang mempunyai tataran kata sebelumnya, pengimbuhan ini dinamakan simulfiks. Artinya pengimbuhan awalan-akhiran itu dilakukan secara bertahap, sehingga mempunyai tataran sebelum bentuk kompleks itu terwujud. Contoh: ber- + sama → bersama + -an → bersamaan peN- + tani → petani + -an → pertanian di- + marah → dimarah + -I → dimarahi
  • 24. Reduplikasi Reduplika si Morfemis Reduplika si Sintaktis bentuk kata yang tidak mengalami perubahan makna, karena pengulangannya bersifat fonologis yang artinya bukan atau tidak ada pengulangan leksem. Contohnya: dada, pipi, paru-paru, dan lain sebagainya. Contoh : beres menjadi kata beres-beres.
  • 25. REDUPLIKASI DASAR meN dan peN  Ketika kata dasar diawali dengan meN- adalah reduplikasi N tetap pada menggandakan dasar dimana konsonan awal telah luluh. Simbol R mewakili penuh dasar reduplikasi tersebut. Contoh:  meN- + bagi-R → membagi-bagi  meN- + amat-R+-i → mengamat-amati
  • 26. Bagian Reduplikasi • Yaitu pengulangan suku pertama pada leksem dengan pelemahan vokal. • Contohnya: tetangga, lelaki, sesama. Dwipurwa • Yaitu pengulangan leksem. • Contohnya: pagi-pagi.Dwilingga • Pengulangan leksem dengan variasi fonem. Contohnya: mondar-mandir, pontang-panting Dwilingga salin swara • pengulangan bagian belakang leksem. • Contohnya: pertama-tama, sekali-kali • . Dwiwasana • merupakan pengulangan onomatope tiga kali dengan variasi fonem. • Conthnya: cas-cis-cus, dag-dig-dug, dar- der-dor Trilingga
  • 27. Ciri-ciri perbedaan kompositum atau paduan leksem 1. Ketaktersisipan yaitu diantara komponen-komponen kompositum tidak dapat disisipi apapun. Contoh: buta warna, tuna susila. 2. Ketakterluasan yaitu komponen kompositum itu masing-masing tidak dapat diafiksasikan atau dimodifikasikan perluasan bagi kompositum hanya mungkin untuk semua komponennya sekaligus. Contoh: kereta api menjadi perkeretaapian. 3. Ketakterbalikkan yaitu komponen kompositum tidak dapat dipertukarkan. Contoh: pulang pergi, bumi hangus. KOMPOSISI • Yaitu proses penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata. Deskripsi tersebut jelas menempatkan majemuk sebagai satuan yang berbeda dari frase (gabungan kata, bukan gabungan leksem).
  • 29. Abreviasi • Yaitu proses penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus kata istilah lain ini untuk abreviasi ialah pemendekan, sedang hasil prosesnya disebut kependekan. • Contohnya : ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Singkatan Akronim Kotraksi Lambang Huruf
  • 30. Jenis-jenis kependekan: 1. Singkatan yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf baik yang dieja huruf demi huruf . Contoh : KKN (Kuliah Kerja Nyata), DKI (Daerah Khusus Ibukota). Penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem. Contoh : Prof (Profesor). 2. Akronim yaitu proses pemendekan yang mengabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik indonesia. Contoh : FKIP /efkip/dan bukan/ef/, /ka/, /i/, /pe/ 3. Kontrasi yaitu proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau gabungan leksem. Contoh : tak dari kata tidak, takkan dari kata tidak akan. 4. Lambang huruf yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih
  • 31. DERIVASI BALIK Yaitu proses pembentukan kata bahasawan membentuknya berdasarkan pola-pola yang ada tanpa mengenal unsur-unsurnya. Akibatnya terjadi bentuk yang secara historis tidak diramalkan. Contoh: kata mungkir dalam dipungkiri yang dipakai orang karaena mengira bentuk itu merupakan padanan pasif dari memungkiri (padahal kata pungkir tidak ada, yang ada adalah kata mungkir). Terjadinya pungkir menjadi mungkir didasarkan pada pola peluluhan fonem dalam pasang menjadi memasang menjadi dipasang.