SlideShare a Scribd company logo
DELAPAN JENIS AFIKS
“Analisis Afiks Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris”
Deny Arnos Kwary
Penelitian ini mencoba mendeskripsikan jenis afiks secara komprehensif melalui
analisis afiks dalam tiga bahasa, yaitu: bahasa Arab, bahasa Inggris, dan bahasa
Indonesia. Data jenis afiks diambil dari beberapa buku linguistik umum dan
morfologi. Data ini kemudian dilengkapi dengan analisis kata berafiks yang ada
dalam kamus setiap bahasa tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pembagian
jenis afiks yang lebih lengkap, yaitu delapan jenis afiks. Kedelapan jenis afiks
ini adalah: prefiks, sufiks, infiks, konfiks, interfiks, simulfiks, superfiks, dan
transfiks. Dari delapan jenis afiks ini, bahasa Indonesia memiliki jumlah afiks
terbanyak, yaitu lima jenis afiks. Sedangkan bahasa Inggris dan bahasa Arab
masing-masing memiliki empat jenis afiks.
Kata kunci: morfologi, afiks, prefiks, sufiks, infiks, konfiks, interfiks,
simulfiks, superfiks, dan transfiks.
I. Pendahuluan
Afiks adalah morfem terikat yang dilekatkan pada morfem dasar atau akar
(Fromkin dan Rodman, 1998:519). Pembahasan mengenai afiks dapat ditemukan
dalam setiap buku linguistik umum dan morfologi. Namun demikian, pembahasan
pada buku-buku tersebut masih bersifat kurang menyeluruh dan berbeda-beda. Hal ini
dapat disebabkan oleh terbatasnya jenis afiks dari bahasa yang dianalisis atau belum
adanya analisis yang lebih mendalam mengenai afiks.
Analisis afiks dalam artikel ini akan dibatasi pada tiga bahasa, yaitu: bahasa
Arab, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Penulis memilih bahasa Arab karena
bahasa ini memiliki afiks yang unik yang disebut transfiks (Bauer 1988: 24). Bahasa
2
Indonesia dipilih karena jumlah afiksnya yang cukup banyak. Sedangkan bahasa
Inggris dipilih karena jumlah afiksnya yang dianggap hanya dua (prefiks dan sufiks)
serta adanya kerancuan klasifikasi infiks (Katamba, 1994: 44-45). Dalam hal ini,
penulis berusaha mencari jenis afiks yang lain dan menjelaskan lebih lengkap
mengenai fenomena infiks tersebut.
Dalam menganalisis jenis afiks dari ketiga bahasa ini, penulis menggunakan
metode kualitatif. Dalam hal ini, penulis mendeskripsikan jenis-jenis afiks yang ada
dalam ketiga bahasa yang diteliti. Dalam mengumpulkan data, pertama-tama penulis
mencatat jenis-jenis afiks dan definisinya dari buku linguistik umum dan morfologi.
Selanjutnya penulis mencari contoh-contoh kata yang berafiks di setiap kamus besar
dari ketiga bahasa ini. Penulis juga berusaha mencari kata yang nampaknya berafiks
tetapi jenis afiksnya belum pernah diidentifikasi.
II. Tinjauan Kepustakaan
Para ahli linguistik membagi afiks dalam jenis yang berbeda-beda. Matthews
(1997:11) menyebutkan lima jenis afiks, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, sirkumfiks, dan
superfiks. Secara umum, Katamba (1993:44) menyebutkan tiga jenis afiks, yaitu:
prefiks, sufiks, dan infiks. Khusus untuk bahasa Inggris, Katamba (1993:89)
mengelompokkan afiks berdasarkan perilaku fonologisnya, yaitu afiks non-netral dan
afiks netral. Fromkin dan Rodman (1998:71-73) menyebutkan empat jenis afiks,
yaitu: prefiks, sufiks, infiks, dan sirkumfiks. Alwi dll (1988:31) menyebutkan ada
empat jenis afiks dalam bahasa Indonesia, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks.
3
Pengelompokan afiks yang cukup menyeluruh disebutkan oleh Kridalaksana
dll (1985) dan Bauer (1988). Kridalaksana dll (1985:19-21) menyebutkan enam jenis
afiks, yaitu: prefiks, infiks, sufiks, simulfiks, konfiks, dan superfiks. Bauer (1988: 19-
29) membedakan tujuh jenis afiks yang terdiri atas enam afiks segmental, yaitu:
sufiks, prefiks, sirkumfiks, infiks, interfiks, dan transfiks; dan satu afiks
suprasegmental, yang diistilahkan superfiks atau simulfiks.
Penulis mengumpulkan contoh-contoh kata berafiks dari dua kelompok
sumber. Pertama dari buku-buku morfologi dan linguistik umum. Kedua dari kamus
umum setiap bahasa tersebut. Untuk bahasa Arab penulis menggunakan kamus Al-
‘Ashri (Ali dan Muhdar, 1996), untuk bahasa Indonesia digunakan Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi ketiga (Alwi ed, 2001), dan untuk bahasa Inggris digunakan
kamus Webster’s New World College Dictionary Fourth Edition (Agnes ed, 2001).
Ketiga kamus ini dipilih karena isinya yang memuat jumlah lema yang cukup banyak
dan penggunaannya yang dianggap cukup meluas. Khusus kamus bahasa Inggris di
atas, penulis memilihnya karena dalam kamus tersebut ada informasi proses
pembentukan kata dari lema tertentu.
III. Analisis Data
Dari tiga bahasa yang dianalisis di sini, penulis menemukan sembilan jenis
afiks, yaitu: prefiks, infiks, sufiks, sirkumfiks (konfiks), trifiks, interfiks, simulfiks,
superfiks, dan transfiks. Penjelasan dan contoh setiap afiks dari ketiga bahasa ini
adalah sebagai berikut:
4
1. Prefiks
Prefiks disebut juga awalan. Prefiks adalah afiks yang ditempatkan di bagian
muka suatu kata dasar (Alwi dll, 1998: 31). Istilah ini berasal dari bahasa Latin
praefixus yang berarti melekat (fixus, figere) sebelum sesuatu (prae). Ketiga
bahasa yang dianalisis di sini semuanya memiliki prefiks.
Contoh:
Bahasa Arab: s-g-l ‘sibuk’ + a-  asyghal ‘menyibukkan.’
Bahasa Inggris: tangible ‘kasat mata’ + in-  intangible ‘tidak kasat mata’
Bahasa Indonesia: ajar + meng-  mengajar
2. Sufiks
Sufiks atau akhiran adalah afiks yang digunakan di bagian belakang kata (Alwi
dll, 1998:31). Istilah ini juga berasal dari bahasa Latin suffixus yang berarti
melekat (fixus, figere) di bawah (sub1
) . Ketiga bahasa yang dianalisis di sini
semuanya memiliki sufiks.
Contoh:
Bahasa Arab: b-sy-r ‘manuasia’ + -i  basyari ‘manusiawi’
Bahasa Inggris: amaze ‘kagum’ + -ment  amazement ‘kekaguman’
Bahasa Indonesia: beli + -kan  belikan
1
Dalam bahasa Latin, sub- menjadi suc- sebelum c; suf- sebelum f; sug- sebelum g; sum- sebelum
m; sup- sebelum p; sur- sebelum r; dan sering juga, sus- sebelum c, p, atau t. Dalam konteks di
atas, sub menjadi suf karena pengaruh bunyi f.
5
3. Infiks
Infiks atau sisipan adalah afiks yang diselipkan di tengah kata dasar (Alwi dll,
1998:32). Dalam bahasa Latinnya adalah infixus yang berarti melekat (fixus,
figere) di dalam (in). Bahasa Arab tidak memiliki infiks. Bahasa Indonesia
memiliki beberapa infiks, salah satunya adalah infiks –em- dalam kata gemetar
(dari kata getar). Dalam bahasa Inggris, beberapa ahli bahasa menyebutkan
adanya infiks dalam situasi tertentu. Yule (1994) menyebutkan infiks bloody
untuk ungkapan emosi, contohnya Hallebloodyluyah! (dari kata Halleluyah).
Katamba (1994: 44-45) menyebutkan bahwa infiks hanya ada dalam bahasa
Inggris kontemporer yang mungkin tidak digunakan dalam kondisi yang sopan,
contoh: in-fuckin-stantiate. Menurut pendapat penulis, satu kata (yang mungkin
memiliki lebih dari satu morfem2
) tidak seharusnya dimasukkan dalam kategori
afiks, karena afiks adalah morfem terikat. Oleh sebab itu, menurut penulis, bahasa
Inggris tidak memiliki infiks.
4. Konfiks
Konfiks disebut juga ambifiks atau sirkumfix. Secara etimologis dari bahasa
Latin, ketiga istilah ini memiliki kesamaan arti. Kon- berasal dari kata confero
yang berarti secara bersamaan (bring together), ambi- berasal dari kata ambo
2
Kata bloody terdiri atas dua morfem: blood dan –y. Kata funkin’ juga memiliki dua morfem: fuck dan
-ing.
6
yang berarti kedua-duanya (both), dan sirkum- berasal dari kata circumdo yang
berarti ditaruh disekeliling (put around) (Gummere dan Horn, 1955). Menurut
Alwi dll (1198:32) konfiks adalah gabungan prefiks dan sufiks yang membentuk
suatu kesatuan dan secara serentak diimbuhkan. Bahasa Arab dan bahasa Inggris
memiliki kata yang dibentuk dengan prefiks dan sufiks.
Contoh:
Bahasa Arab: dh-r-b ‘memukul’+ ma- dan -un  madharabun ‘tempat
memukul’
Bahasa Inggris: accept ‘menerima’ + un- dan -able  unacceptable ‘tidak
berterima’
Akan tetapi, contoh tersebut hanya merupakan kombinasi afiks, bukan konfiks
karena tidak secara serentak diimbuhkan. Dalam bahasa Arab, ada kata madharab
dan dalam bahasa Inggris ada kata acceptable. Konfiks dapat ditemukan dalam
bahasa Indonesia, contohnya kata kelaparan (dari kata lapar). Konfiks ke-…-an
diimbuhkan secara serentak (tidak ada kata kelapar atau laparan). Kridalaksana
dll (1985:20) menyebutkan ada empat konfiks dalam bahasa Indonesia, yaitu: ke-
…-an, peN-…-an, per-…-an, dan ber-…-an.
5. Interfiks
Bauer(1988: 23-24) menyebut interfiks sebagai afiks yang muncul di antara dua
elemen yang membentuk kata majemuk. Kata interfiks berasal dari bahasa Latin
inter yang berarti berada di antara, dan fixus yang berarti melekat. Dengan
7
demikian, dapat dibedakan dengan infiks yang berarti melekat di dalam. Contoh
interfiks dapat dilihat dalam bahasa Arab. Interfiks -ul- muncul di antara kata birr
dan walad, sehingga menjadi birr-ul-walad ‘bakti anak’. Penulis tidak
menemukan interfiks dalam bahasa Indonesia. Untuk bahasa Inggris, penulis
berpendapat bahwa bahasa Inggris dapat dianggap memiliki interfiks karena
pengaruh bahasa Latin. Contohnya interfiks -o- dalam kata morphology. Morph
dan logy memiliki lema tersendiri dalam kamus Webster’s New World. Gabungan
kedua kata ini memerlukan interfiks -o- sehingga gabungannya bukan morphlogy
melainkan morphology3
. Istilah morfologi dalam bahasa Indonesia tidak dapat
dianggap memiliki interfiks -o- karena hanya kata morf yang ada dalam lema
KBBI, tidak ada lema logi.
6. Simulfiks
Definisi simulfiks dapat dilihat dari asal katanya dalam bahasa Latin simulatus
‘bersamaan, membentuk’ dan fixus ‘melekat’. Menurut Kridalaksana dll (1985:
20), simulfiks adalah afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri segmental yang
dileburkan pada bentuk dasar. Dalam bahasa Indonesia, simulfiks
dimanifestasikan dengan nasalisasi dari fonem pertama suatu bentuk dasar.
Simulfiks masih dianggap hanya terdapat dalam bahasa Indonesia tidak baku,
contoh: kopi  ngopi. Bahasa Arab dan bahasa Inggris tidak memiliki simulfiks.
3
Bedakan dengan kata archeology yang dibentuk dari kata archeo dan logy, sehingga tidak ada
interfiks -o-.
8
7. Superfiks
Superfiks atau suprafiks adalah afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri
suprasegmental atau afiks yang berhubungan dengan morfem suprasegmental
(Kridalaksana dll, 1985: 21). Bauer (1988:29) menyamakan istilah superfiks
dengan simulfiks. Dari asal kata bahasa Latin, supra berarti di atas (above) atau di
luar (beyond), sedangkan simulatus berarti bersamaan. Dari contoh suprafiks
dalam bahasa Inggris, ‘discount (n)  dis’count (v), dapat kita lihat bahwa
suprafiks berada pada tataran suprasegmental sehingga istilah suprafiks lebih
tepat dari pada simulfiks. Bahasa Arab dan bahasa Indonesia tidak memiliki
suprafiks.
8. Transfiks
Transfiks adalah afiks yang muncul dikeseluruhan dasar (throughout the base).
Dalam bahasa Latin trans berarti disepanjang (across) atau di atas (over). Bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris tidak memiliki transfiks. Afiks yang termasuk
transfiks dapat ditemukan dalam bahasa Arab. Contohnya transfiks a-a-a:
f-r-h ‘senang’ + a-a-a  farraha ‘menyenangkan’
m-d-d ‘memanjangkan’ + a-a-a  maddada ‘memanjang-manjangkan’
k-f-r ‘mengkafiri’ + a-a-a  kaffara ‘menisbatkan kekafiran’
9
IV. Kesimpulan
Dari pembahasan jenis afiks di atas, penulis menyimpulkan bahwa dalam
bahasa Inggris, ada empat afiks, yaitu: prefiks, sufiks, interfiks, dan superfiks; dalam
bahasa Indonesia ada lima afiks, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, konfiks, dan simulfiks;
dan dalam bahasa Arab ada empat afiks, yaitu: prefiks, sufiks, interfiks dan transfiks.
PUSTAKA ACUAN
Agnes, Michael (Ed). 2001 (1999). Webster’s New World College Dictionary (Edisi
ke-4). Cleveland: IDG Books Worldwide, Inc.
Ali, Attabik dan Ahmad Zuhdi Muhdar. 1996. Kamus Al-‘Ashri. Yogyakarta:
Yayasan Ali Maksum.
Alwi, Hasan dll. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi ke-3). Jakarta:
Balai Pustaka.
Alwi, Hasan (Ed). 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi ke-3). Jakarta: Balai
Pustaka.
Bauer, Laurie. 1988. Introducing Linguistic Morphology. Edinburgh: Edinburgh
University Press.
Fromkin, Victoria dan Robert Rodman. 1998. An Introduction to Language (Edisi
ke-6). Orlando: Harcourt Brace College Publishers.
Gummere, John Flagg dan Annabel Horn. 1955. Using Latin. Chicago: Scott,
Foresman and Company.
10
Katamba, Francis. 1994 (1993). Modern Linguistics: Morphology. London: The
Macmillan Press Ltd.
Kridalaksana, Harimurti dll. 1985. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia:
Sintaksis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Matthews, Peter. 1997. The Concise Oxford Dictionary of Linguistics. Oxford:
Oxford University Press.
Yule, George. 1994. The Study of Language. Cambridge University Press.

More Related Content

What's hot

Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
penipenny
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
Romza Baher
 
Presentasi kata berimbuhan....
Presentasi kata berimbuhan....Presentasi kata berimbuhan....
Presentasi kata berimbuhan....
ellda28
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Morfologi
MorfologiMorfologi
Kata terbitan
Kata terbitanKata terbitan
Kata terbitan
Aidar-heedaryah hala
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
Roslan Suzie
 
Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)
Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)
Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)Dudi Supriatna
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
Rezqan Farid
 
KLAUSA
KLAUSAKLAUSA
KLAUSA
Nida Rahma
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
Devi Seftiana
 
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan BerbahasaMakalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Dewi Puspitasari
 
Morfologi klp 8
Morfologi klp 8Morfologi klp 8
Morfologi klp 8
Dina Nofirna (UNP)
 
BAHASA MELAYU STPM PENGGAL 2 ( MORFOLOGI : KATA TUGAS )
BAHASA MELAYU STPM PENGGAL 2 ( MORFOLOGI : KATA TUGAS )BAHASA MELAYU STPM PENGGAL 2 ( MORFOLOGI : KATA TUGAS )
BAHASA MELAYU STPM PENGGAL 2 ( MORFOLOGI : KATA TUGAS )
NOOR IZWANA NADIA
 
Beberapa konsep tentang morfologi
Beberapa konsep tentang morfologiBeberapa konsep tentang morfologi
Beberapa konsep tentang morfologi
nelson fredoline
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
Annes Ninok
 

What's hot (20)

Tatabahasa
TatabahasaTatabahasa
Tatabahasa
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
2 sistem ejaan
2 sistem ejaan2 sistem ejaan
2 sistem ejaan
 
Presentasi kata berimbuhan....
Presentasi kata berimbuhan....Presentasi kata berimbuhan....
Presentasi kata berimbuhan....
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Kata terbitan
Kata terbitanKata terbitan
Kata terbitan
 
3. tatabahasa
3. tatabahasa3. tatabahasa
3. tatabahasa
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)
Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)
Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
KLAUSA
KLAUSAKLAUSA
KLAUSA
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan BerbahasaMakalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
 
Morfologi klp 8
Morfologi klp 8Morfologi klp 8
Morfologi klp 8
 
BAHASA MELAYU STPM PENGGAL 2 ( MORFOLOGI : KATA TUGAS )
BAHASA MELAYU STPM PENGGAL 2 ( MORFOLOGI : KATA TUGAS )BAHASA MELAYU STPM PENGGAL 2 ( MORFOLOGI : KATA TUGAS )
BAHASA MELAYU STPM PENGGAL 2 ( MORFOLOGI : KATA TUGAS )
 
Beberapa konsep tentang morfologi
Beberapa konsep tentang morfologiBeberapa konsep tentang morfologi
Beberapa konsep tentang morfologi
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 

Viewers also liked

Tata bahasa indonesia (penggolongan kata)
Tata bahasa indonesia (penggolongan kata)Tata bahasa indonesia (penggolongan kata)
Tata bahasa indonesia (penggolongan kata)
Nanik Rahmawati
 
Nomina & Pronomina Materi Sintaksis
Nomina & Pronomina Materi SintaksisNomina & Pronomina Materi Sintaksis
Nomina & Pronomina Materi Sintaksis
Azizoel Metiadini
 
Bahasa Indonesia tentang jenis kata
 Bahasa Indonesia tentang jenis kata  Bahasa Indonesia tentang jenis kata
Bahasa Indonesia tentang jenis kata
Puji Winarni
 
Konjungsi kalimat
Konjungsi kalimatKonjungsi kalimat
Konjungsi kalimatCrist Rian
 
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektifPresentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
zazinul ummah
 
Ejaan yang disempurnakan (pembentukkan istilah)
Ejaan yang disempurnakan (pembentukkan istilah)Ejaan yang disempurnakan (pembentukkan istilah)
Ejaan yang disempurnakan (pembentukkan istilah)
Lia Oktapiani
 
Relasi dan fungsi
Relasi dan fungsiRelasi dan fungsi
Relasi dan fungsi
endah kurnia
 
Morfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys keraf
Morfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys kerafMorfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys keraf
Morfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys keraf
NaFis NaFis
 
konjungsi antar kalimat
konjungsi antar kalimatkonjungsi antar kalimat
konjungsi antar kalimat
Yuliawanti Ginaris
 

Viewers also liked (11)

Tata bahasa indonesia (penggolongan kata)
Tata bahasa indonesia (penggolongan kata)Tata bahasa indonesia (penggolongan kata)
Tata bahasa indonesia (penggolongan kata)
 
Nomina & Pronomina Materi Sintaksis
Nomina & Pronomina Materi SintaksisNomina & Pronomina Materi Sintaksis
Nomina & Pronomina Materi Sintaksis
 
Bahasa Indonesia tentang jenis kata
 Bahasa Indonesia tentang jenis kata  Bahasa Indonesia tentang jenis kata
Bahasa Indonesia tentang jenis kata
 
Konjungsi kalimat
Konjungsi kalimatKonjungsi kalimat
Konjungsi kalimat
 
Kelas kata dalam bahasa indonesia
Kelas kata dalam bahasa indonesiaKelas kata dalam bahasa indonesia
Kelas kata dalam bahasa indonesia
 
Pengertian morfem tugas
Pengertian morfem tugasPengertian morfem tugas
Pengertian morfem tugas
 
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektifPresentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
 
Ejaan yang disempurnakan (pembentukkan istilah)
Ejaan yang disempurnakan (pembentukkan istilah)Ejaan yang disempurnakan (pembentukkan istilah)
Ejaan yang disempurnakan (pembentukkan istilah)
 
Relasi dan fungsi
Relasi dan fungsiRelasi dan fungsi
Relasi dan fungsi
 
Morfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys keraf
Morfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys kerafMorfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys keraf
Morfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys keraf
 
konjungsi antar kalimat
konjungsi antar kalimatkonjungsi antar kalimat
konjungsi antar kalimat
 

Similar to Afiksasi

Tugasan individu
Tugasan individuTugasan individu
Tugasan individutinie eva
 
Ilmu Al lughoh morfology.pptx
Ilmu Al lughoh morfology.pptxIlmu Al lughoh morfology.pptx
Ilmu Al lughoh morfology.pptx
supardi64
 
Bahasa
BahasaBahasa
BahasaJ-M
 
multiakronim dalam bahasa arab
multiakronim dalam bahasa arabmultiakronim dalam bahasa arab
multiakronim dalam bahasa arabErfan Gazali
 
ppt kel 3.pptx
ppt kel 3.pptxppt kel 3.pptx
ppt kel 3.pptx
LittleQueen9
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
Ninuk Krismanti
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologyTina Lestary
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologyTina Lestary
 
An-Naht (Akronim)
An-Naht (Akronim)An-Naht (Akronim)
An-Naht (Akronim)Fakhri Cool
 
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docxENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ssuserc83cb6
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
penipenny
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologypenipenny
 
BAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIABAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIA
ZURYATI1
 
Psikolinguistik
PsikolinguistikPsikolinguistik
Psikolinguistik
Yuri Indah Marminingtias
 
13416756 fonetik-dan-fonologi-vokal
13416756 fonetik-dan-fonologi-vokal13416756 fonetik-dan-fonologi-vokal
13416756 fonetik-dan-fonologi-vokalsk.kangkong
 
Fonem dan Grafem.docx
Fonem dan Grafem.docxFonem dan Grafem.docx
Fonem dan Grafem.docx
Zukét Printing
 
Fonem dan Grafem.pdf
Fonem dan Grafem.pdfFonem dan Grafem.pdf
Fonem dan Grafem.pdf
Zukét Printing
 
Linguistik umum
Linguistik umumLinguistik umum
Linguistik umum
annisanj22
 
Perbedaan makna kata-kata_bahasa
Perbedaan makna kata-kata_bahasaPerbedaan makna kata-kata_bahasa
Perbedaan makna kata-kata_bahasadingin
 

Similar to Afiksasi (20)

Linguistik
LinguistikLinguistik
Linguistik
 
Tugasan individu
Tugasan individuTugasan individu
Tugasan individu
 
Ilmu Al lughoh morfology.pptx
Ilmu Al lughoh morfology.pptxIlmu Al lughoh morfology.pptx
Ilmu Al lughoh morfology.pptx
 
Bahasa
BahasaBahasa
Bahasa
 
multiakronim dalam bahasa arab
multiakronim dalam bahasa arabmultiakronim dalam bahasa arab
multiakronim dalam bahasa arab
 
ppt kel 3.pptx
ppt kel 3.pptxppt kel 3.pptx
ppt kel 3.pptx
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
An-Naht (Akronim)
An-Naht (Akronim)An-Naht (Akronim)
An-Naht (Akronim)
 
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docxENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
BAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIABAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIA
 
Psikolinguistik
PsikolinguistikPsikolinguistik
Psikolinguistik
 
13416756 fonetik-dan-fonologi-vokal
13416756 fonetik-dan-fonologi-vokal13416756 fonetik-dan-fonologi-vokal
13416756 fonetik-dan-fonologi-vokal
 
Fonem dan Grafem.docx
Fonem dan Grafem.docxFonem dan Grafem.docx
Fonem dan Grafem.docx
 
Fonem dan Grafem.pdf
Fonem dan Grafem.pdfFonem dan Grafem.pdf
Fonem dan Grafem.pdf
 
Linguistik umum
Linguistik umumLinguistik umum
Linguistik umum
 
Perbedaan makna kata-kata_bahasa
Perbedaan makna kata-kata_bahasaPerbedaan makna kata-kata_bahasa
Perbedaan makna kata-kata_bahasa
 

More from Samsul Ziljian

Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-filePedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
Samsul Ziljian
 
Petunjuk teknis-kb-file
Petunjuk teknis-kb-filePetunjuk teknis-kb-file
Petunjuk teknis-kb-file
Samsul Ziljian
 
Prosem kb b 3 4 tahun k13 semester 1,2
Prosem kb b 3 4 tahun k13 semester 1,2Prosem kb b 3 4 tahun k13 semester 1,2
Prosem kb b 3 4 tahun k13 semester 1,2
Samsul Ziljian
 
program kasek
program kasekprogram kasek
program kasek
Samsul Ziljian
 
Pedoman pengisian blangko ijazah 2013
Pedoman pengisian blangko ijazah 2013Pedoman pengisian blangko ijazah 2013
Pedoman pengisian blangko ijazah 2013
Samsul Ziljian
 
Kelender pendidikan tahun pelajaran 2013 2014
Kelender pendidikan tahun pelajaran 2013 2014Kelender pendidikan tahun pelajaran 2013 2014
Kelender pendidikan tahun pelajaran 2013 2014
Samsul Ziljian
 
Form registration
Form registrationForm registration
Form registration
Samsul Ziljian
 
Tugas pokok dan fungsi
Tugas pokok dan fungsiTugas pokok dan fungsi
Tugas pokok dan fungsi
Samsul Ziljian
 
Soal uas (1)
Soal uas (1)Soal uas (1)
Soal uas (1)
Samsul Ziljian
 
Presentasi chapter iv 1 by samsul bahri
Presentasi chapter iv 1 by samsul bahriPresentasi chapter iv 1 by samsul bahri
Presentasi chapter iv 1 by samsul bahriSamsul Ziljian
 
Bhs inggris 2
Bhs inggris 2Bhs inggris 2
Bhs inggris 2
Samsul Ziljian
 

More from Samsul Ziljian (11)

Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-filePedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
 
Petunjuk teknis-kb-file
Petunjuk teknis-kb-filePetunjuk teknis-kb-file
Petunjuk teknis-kb-file
 
Prosem kb b 3 4 tahun k13 semester 1,2
Prosem kb b 3 4 tahun k13 semester 1,2Prosem kb b 3 4 tahun k13 semester 1,2
Prosem kb b 3 4 tahun k13 semester 1,2
 
program kasek
program kasekprogram kasek
program kasek
 
Pedoman pengisian blangko ijazah 2013
Pedoman pengisian blangko ijazah 2013Pedoman pengisian blangko ijazah 2013
Pedoman pengisian blangko ijazah 2013
 
Kelender pendidikan tahun pelajaran 2013 2014
Kelender pendidikan tahun pelajaran 2013 2014Kelender pendidikan tahun pelajaran 2013 2014
Kelender pendidikan tahun pelajaran 2013 2014
 
Form registration
Form registrationForm registration
Form registration
 
Tugas pokok dan fungsi
Tugas pokok dan fungsiTugas pokok dan fungsi
Tugas pokok dan fungsi
 
Soal uas (1)
Soal uas (1)Soal uas (1)
Soal uas (1)
 
Presentasi chapter iv 1 by samsul bahri
Presentasi chapter iv 1 by samsul bahriPresentasi chapter iv 1 by samsul bahri
Presentasi chapter iv 1 by samsul bahri
 
Bhs inggris 2
Bhs inggris 2Bhs inggris 2
Bhs inggris 2
 

Afiksasi

  • 1. DELAPAN JENIS AFIKS “Analisis Afiks Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris” Deny Arnos Kwary Penelitian ini mencoba mendeskripsikan jenis afiks secara komprehensif melalui analisis afiks dalam tiga bahasa, yaitu: bahasa Arab, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia. Data jenis afiks diambil dari beberapa buku linguistik umum dan morfologi. Data ini kemudian dilengkapi dengan analisis kata berafiks yang ada dalam kamus setiap bahasa tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pembagian jenis afiks yang lebih lengkap, yaitu delapan jenis afiks. Kedelapan jenis afiks ini adalah: prefiks, sufiks, infiks, konfiks, interfiks, simulfiks, superfiks, dan transfiks. Dari delapan jenis afiks ini, bahasa Indonesia memiliki jumlah afiks terbanyak, yaitu lima jenis afiks. Sedangkan bahasa Inggris dan bahasa Arab masing-masing memiliki empat jenis afiks. Kata kunci: morfologi, afiks, prefiks, sufiks, infiks, konfiks, interfiks, simulfiks, superfiks, dan transfiks. I. Pendahuluan Afiks adalah morfem terikat yang dilekatkan pada morfem dasar atau akar (Fromkin dan Rodman, 1998:519). Pembahasan mengenai afiks dapat ditemukan dalam setiap buku linguistik umum dan morfologi. Namun demikian, pembahasan pada buku-buku tersebut masih bersifat kurang menyeluruh dan berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan oleh terbatasnya jenis afiks dari bahasa yang dianalisis atau belum adanya analisis yang lebih mendalam mengenai afiks. Analisis afiks dalam artikel ini akan dibatasi pada tiga bahasa, yaitu: bahasa Arab, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Penulis memilih bahasa Arab karena bahasa ini memiliki afiks yang unik yang disebut transfiks (Bauer 1988: 24). Bahasa
  • 2. 2 Indonesia dipilih karena jumlah afiksnya yang cukup banyak. Sedangkan bahasa Inggris dipilih karena jumlah afiksnya yang dianggap hanya dua (prefiks dan sufiks) serta adanya kerancuan klasifikasi infiks (Katamba, 1994: 44-45). Dalam hal ini, penulis berusaha mencari jenis afiks yang lain dan menjelaskan lebih lengkap mengenai fenomena infiks tersebut. Dalam menganalisis jenis afiks dari ketiga bahasa ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Dalam hal ini, penulis mendeskripsikan jenis-jenis afiks yang ada dalam ketiga bahasa yang diteliti. Dalam mengumpulkan data, pertama-tama penulis mencatat jenis-jenis afiks dan definisinya dari buku linguistik umum dan morfologi. Selanjutnya penulis mencari contoh-contoh kata yang berafiks di setiap kamus besar dari ketiga bahasa ini. Penulis juga berusaha mencari kata yang nampaknya berafiks tetapi jenis afiksnya belum pernah diidentifikasi. II. Tinjauan Kepustakaan Para ahli linguistik membagi afiks dalam jenis yang berbeda-beda. Matthews (1997:11) menyebutkan lima jenis afiks, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, sirkumfiks, dan superfiks. Secara umum, Katamba (1993:44) menyebutkan tiga jenis afiks, yaitu: prefiks, sufiks, dan infiks. Khusus untuk bahasa Inggris, Katamba (1993:89) mengelompokkan afiks berdasarkan perilaku fonologisnya, yaitu afiks non-netral dan afiks netral. Fromkin dan Rodman (1998:71-73) menyebutkan empat jenis afiks, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, dan sirkumfiks. Alwi dll (1988:31) menyebutkan ada empat jenis afiks dalam bahasa Indonesia, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks.
  • 3. 3 Pengelompokan afiks yang cukup menyeluruh disebutkan oleh Kridalaksana dll (1985) dan Bauer (1988). Kridalaksana dll (1985:19-21) menyebutkan enam jenis afiks, yaitu: prefiks, infiks, sufiks, simulfiks, konfiks, dan superfiks. Bauer (1988: 19- 29) membedakan tujuh jenis afiks yang terdiri atas enam afiks segmental, yaitu: sufiks, prefiks, sirkumfiks, infiks, interfiks, dan transfiks; dan satu afiks suprasegmental, yang diistilahkan superfiks atau simulfiks. Penulis mengumpulkan contoh-contoh kata berafiks dari dua kelompok sumber. Pertama dari buku-buku morfologi dan linguistik umum. Kedua dari kamus umum setiap bahasa tersebut. Untuk bahasa Arab penulis menggunakan kamus Al- ‘Ashri (Ali dan Muhdar, 1996), untuk bahasa Indonesia digunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga (Alwi ed, 2001), dan untuk bahasa Inggris digunakan kamus Webster’s New World College Dictionary Fourth Edition (Agnes ed, 2001). Ketiga kamus ini dipilih karena isinya yang memuat jumlah lema yang cukup banyak dan penggunaannya yang dianggap cukup meluas. Khusus kamus bahasa Inggris di atas, penulis memilihnya karena dalam kamus tersebut ada informasi proses pembentukan kata dari lema tertentu. III. Analisis Data Dari tiga bahasa yang dianalisis di sini, penulis menemukan sembilan jenis afiks, yaitu: prefiks, infiks, sufiks, sirkumfiks (konfiks), trifiks, interfiks, simulfiks, superfiks, dan transfiks. Penjelasan dan contoh setiap afiks dari ketiga bahasa ini adalah sebagai berikut:
  • 4. 4 1. Prefiks Prefiks disebut juga awalan. Prefiks adalah afiks yang ditempatkan di bagian muka suatu kata dasar (Alwi dll, 1998: 31). Istilah ini berasal dari bahasa Latin praefixus yang berarti melekat (fixus, figere) sebelum sesuatu (prae). Ketiga bahasa yang dianalisis di sini semuanya memiliki prefiks. Contoh: Bahasa Arab: s-g-l ‘sibuk’ + a-  asyghal ‘menyibukkan.’ Bahasa Inggris: tangible ‘kasat mata’ + in-  intangible ‘tidak kasat mata’ Bahasa Indonesia: ajar + meng-  mengajar 2. Sufiks Sufiks atau akhiran adalah afiks yang digunakan di bagian belakang kata (Alwi dll, 1998:31). Istilah ini juga berasal dari bahasa Latin suffixus yang berarti melekat (fixus, figere) di bawah (sub1 ) . Ketiga bahasa yang dianalisis di sini semuanya memiliki sufiks. Contoh: Bahasa Arab: b-sy-r ‘manuasia’ + -i  basyari ‘manusiawi’ Bahasa Inggris: amaze ‘kagum’ + -ment  amazement ‘kekaguman’ Bahasa Indonesia: beli + -kan  belikan 1 Dalam bahasa Latin, sub- menjadi suc- sebelum c; suf- sebelum f; sug- sebelum g; sum- sebelum m; sup- sebelum p; sur- sebelum r; dan sering juga, sus- sebelum c, p, atau t. Dalam konteks di atas, sub menjadi suf karena pengaruh bunyi f.
  • 5. 5 3. Infiks Infiks atau sisipan adalah afiks yang diselipkan di tengah kata dasar (Alwi dll, 1998:32). Dalam bahasa Latinnya adalah infixus yang berarti melekat (fixus, figere) di dalam (in). Bahasa Arab tidak memiliki infiks. Bahasa Indonesia memiliki beberapa infiks, salah satunya adalah infiks –em- dalam kata gemetar (dari kata getar). Dalam bahasa Inggris, beberapa ahli bahasa menyebutkan adanya infiks dalam situasi tertentu. Yule (1994) menyebutkan infiks bloody untuk ungkapan emosi, contohnya Hallebloodyluyah! (dari kata Halleluyah). Katamba (1994: 44-45) menyebutkan bahwa infiks hanya ada dalam bahasa Inggris kontemporer yang mungkin tidak digunakan dalam kondisi yang sopan, contoh: in-fuckin-stantiate. Menurut pendapat penulis, satu kata (yang mungkin memiliki lebih dari satu morfem2 ) tidak seharusnya dimasukkan dalam kategori afiks, karena afiks adalah morfem terikat. Oleh sebab itu, menurut penulis, bahasa Inggris tidak memiliki infiks. 4. Konfiks Konfiks disebut juga ambifiks atau sirkumfix. Secara etimologis dari bahasa Latin, ketiga istilah ini memiliki kesamaan arti. Kon- berasal dari kata confero yang berarti secara bersamaan (bring together), ambi- berasal dari kata ambo 2 Kata bloody terdiri atas dua morfem: blood dan –y. Kata funkin’ juga memiliki dua morfem: fuck dan -ing.
  • 6. 6 yang berarti kedua-duanya (both), dan sirkum- berasal dari kata circumdo yang berarti ditaruh disekeliling (put around) (Gummere dan Horn, 1955). Menurut Alwi dll (1198:32) konfiks adalah gabungan prefiks dan sufiks yang membentuk suatu kesatuan dan secara serentak diimbuhkan. Bahasa Arab dan bahasa Inggris memiliki kata yang dibentuk dengan prefiks dan sufiks. Contoh: Bahasa Arab: dh-r-b ‘memukul’+ ma- dan -un  madharabun ‘tempat memukul’ Bahasa Inggris: accept ‘menerima’ + un- dan -able  unacceptable ‘tidak berterima’ Akan tetapi, contoh tersebut hanya merupakan kombinasi afiks, bukan konfiks karena tidak secara serentak diimbuhkan. Dalam bahasa Arab, ada kata madharab dan dalam bahasa Inggris ada kata acceptable. Konfiks dapat ditemukan dalam bahasa Indonesia, contohnya kata kelaparan (dari kata lapar). Konfiks ke-…-an diimbuhkan secara serentak (tidak ada kata kelapar atau laparan). Kridalaksana dll (1985:20) menyebutkan ada empat konfiks dalam bahasa Indonesia, yaitu: ke- …-an, peN-…-an, per-…-an, dan ber-…-an. 5. Interfiks Bauer(1988: 23-24) menyebut interfiks sebagai afiks yang muncul di antara dua elemen yang membentuk kata majemuk. Kata interfiks berasal dari bahasa Latin inter yang berarti berada di antara, dan fixus yang berarti melekat. Dengan
  • 7. 7 demikian, dapat dibedakan dengan infiks yang berarti melekat di dalam. Contoh interfiks dapat dilihat dalam bahasa Arab. Interfiks -ul- muncul di antara kata birr dan walad, sehingga menjadi birr-ul-walad ‘bakti anak’. Penulis tidak menemukan interfiks dalam bahasa Indonesia. Untuk bahasa Inggris, penulis berpendapat bahwa bahasa Inggris dapat dianggap memiliki interfiks karena pengaruh bahasa Latin. Contohnya interfiks -o- dalam kata morphology. Morph dan logy memiliki lema tersendiri dalam kamus Webster’s New World. Gabungan kedua kata ini memerlukan interfiks -o- sehingga gabungannya bukan morphlogy melainkan morphology3 . Istilah morfologi dalam bahasa Indonesia tidak dapat dianggap memiliki interfiks -o- karena hanya kata morf yang ada dalam lema KBBI, tidak ada lema logi. 6. Simulfiks Definisi simulfiks dapat dilihat dari asal katanya dalam bahasa Latin simulatus ‘bersamaan, membentuk’ dan fixus ‘melekat’. Menurut Kridalaksana dll (1985: 20), simulfiks adalah afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri segmental yang dileburkan pada bentuk dasar. Dalam bahasa Indonesia, simulfiks dimanifestasikan dengan nasalisasi dari fonem pertama suatu bentuk dasar. Simulfiks masih dianggap hanya terdapat dalam bahasa Indonesia tidak baku, contoh: kopi  ngopi. Bahasa Arab dan bahasa Inggris tidak memiliki simulfiks. 3 Bedakan dengan kata archeology yang dibentuk dari kata archeo dan logy, sehingga tidak ada interfiks -o-.
  • 8. 8 7. Superfiks Superfiks atau suprafiks adalah afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri suprasegmental atau afiks yang berhubungan dengan morfem suprasegmental (Kridalaksana dll, 1985: 21). Bauer (1988:29) menyamakan istilah superfiks dengan simulfiks. Dari asal kata bahasa Latin, supra berarti di atas (above) atau di luar (beyond), sedangkan simulatus berarti bersamaan. Dari contoh suprafiks dalam bahasa Inggris, ‘discount (n)  dis’count (v), dapat kita lihat bahwa suprafiks berada pada tataran suprasegmental sehingga istilah suprafiks lebih tepat dari pada simulfiks. Bahasa Arab dan bahasa Indonesia tidak memiliki suprafiks. 8. Transfiks Transfiks adalah afiks yang muncul dikeseluruhan dasar (throughout the base). Dalam bahasa Latin trans berarti disepanjang (across) atau di atas (over). Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris tidak memiliki transfiks. Afiks yang termasuk transfiks dapat ditemukan dalam bahasa Arab. Contohnya transfiks a-a-a: f-r-h ‘senang’ + a-a-a  farraha ‘menyenangkan’ m-d-d ‘memanjangkan’ + a-a-a  maddada ‘memanjang-manjangkan’ k-f-r ‘mengkafiri’ + a-a-a  kaffara ‘menisbatkan kekafiran’
  • 9. 9 IV. Kesimpulan Dari pembahasan jenis afiks di atas, penulis menyimpulkan bahwa dalam bahasa Inggris, ada empat afiks, yaitu: prefiks, sufiks, interfiks, dan superfiks; dalam bahasa Indonesia ada lima afiks, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, konfiks, dan simulfiks; dan dalam bahasa Arab ada empat afiks, yaitu: prefiks, sufiks, interfiks dan transfiks. PUSTAKA ACUAN Agnes, Michael (Ed). 2001 (1999). Webster’s New World College Dictionary (Edisi ke-4). Cleveland: IDG Books Worldwide, Inc. Ali, Attabik dan Ahmad Zuhdi Muhdar. 1996. Kamus Al-‘Ashri. Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum. Alwi, Hasan dll. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi ke-3). Jakarta: Balai Pustaka. Alwi, Hasan (Ed). 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi ke-3). Jakarta: Balai Pustaka. Bauer, Laurie. 1988. Introducing Linguistic Morphology. Edinburgh: Edinburgh University Press. Fromkin, Victoria dan Robert Rodman. 1998. An Introduction to Language (Edisi ke-6). Orlando: Harcourt Brace College Publishers. Gummere, John Flagg dan Annabel Horn. 1955. Using Latin. Chicago: Scott, Foresman and Company.
  • 10. 10 Katamba, Francis. 1994 (1993). Modern Linguistics: Morphology. London: The Macmillan Press Ltd. Kridalaksana, Harimurti dll. 1985. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia: Sintaksis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Matthews, Peter. 1997. The Concise Oxford Dictionary of Linguistics. Oxford: Oxford University Press. Yule, George. 1994. The Study of Language. Cambridge University Press.